Makalah Budidaya Ikan Koi

26
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Indonesia merupakan negara yang perairan yang mempunyai berbagai macam jenis ikan yang beranekaragam, beberapa diantaranya mempunyai nilai jual yang cukup tinggi. Salah satunya adalah ikan koi (Cyprinus carpio) merupakan salah satu ikan hias potensial yang dibudidayakan di Indonesia. Ikan koi memiliki ciri khas warna yang menarik serta variasi jenis yang beranekaragam. Secara garis besar ikan koi diklasifikasikan dalam 13 kategori yaitu Kohaku, Sanke, Showa, Bekko, Utsurimono, Asagi, Shusui, Tancho, Hikari, Koromo, Ogon, Kinginrin, dan Kawarimono. Ikan koi termasuk jenis ikan hias air tawar bernilai ekonomis tinggi, baik di pasaran nasional maupun internasional, sehingga banyak para penggemar ikan di Indonesia yang tertarik untuk memelihara ikan ini. Melihat prospek pasar yang cukup tinggi dan menjanjikan maka usaha ikan koi tampaknya akan mendapatkan keuntungan yang cukup tinggi. Namun untuk menghasilkan keuntungan yang cukup tinggi ini dibutuhkan bibit ikan yang unggul. Oleh karena itu diperlukan adanya pengetahuan, keterampilan, softskill dan wawasan yang tinggi tentang pemeliharaan dan pembiakan ikan koi. ii

description

Makalah Budidaya Ikan Koi

Transcript of Makalah Budidaya Ikan Koi

Page 1: Makalah Budidaya Ikan Koi

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang

Indonesia merupakan negara yang perairan yang mempunyai berbagai macam

jenis ikan yang beranekaragam, beberapa diantaranya mempunyai nilai jual yang

cukup tinggi. Salah satunya adalah ikan koi (Cyprinus carpio) merupakan salah

satu ikan hias potensial yang dibudidayakan di Indonesia. Ikan koi memiliki ciri

khas warna yang menarik serta variasi jenis yang beranekaragam. Secara garis

besar ikan koi diklasifikasikan dalam 13 kategori yaitu Kohaku, Sanke, Showa,

Bekko, Utsurimono, Asagi, Shusui, Tancho, Hikari, Koromo, Ogon, Kinginrin,

dan Kawarimono. Ikan koi termasuk jenis ikan hias air tawar bernilai ekonomis

tinggi, baik di pasaran nasional maupun internasional, sehingga banyak para

penggemar ikan di Indonesia yang tertarik untuk memelihara ikan ini.

Melihat prospek pasar yang cukup tinggi dan menjanjikan maka usaha ikan koi

tampaknya akan mendapatkan keuntungan yang cukup tinggi. Namun untuk

menghasilkan keuntungan yang cukup tinggi ini dibutuhkan bibit ikan yang

unggul. Oleh karena itu diperlukan adanya pengetahuan, keterampilan, softskill

dan wawasan yang tinggi tentang pemeliharaan dan pembiakan ikan koi.

1.2. Rumusan Masalah

Dari latar belakang di atas yang menjadi rumusan malah dalam makalah ini

adalah bagaimana tahapan cara budidaya ikan Koi dan seberapa besar nilai

ekonomi yang dibutuhkan.

1.3. Tujuan

1. Meningkatkan pengetahuan tentang budidaya ikan koi mulai dari

pembenihan hingga pemasaran dan analisis ekonomi yang dibutuhkan.

2. Dapat memecahkan masalah dalam budidaya ikan koi.

ii

Page 2: Makalah Budidaya Ikan Koi

BAB II

PELAKSANAAN PEMBUDIDAYAAN

2.1. Morfologi Ikan Koi

Koi memiliki berbagai corak warna yang lebih indahdan mempunyai badan

yang berbentuk seperti torpedo dengan perangkat gerak berupa sirip. Ada-pun

sirip-sirip yang melengkapi bentuk morfologi koi adalah sebuah  sirip punggung,

sepasang sirip dada, sepasang sirip perut, sebuah sirip anus, dan sebuali sirip ekor.

Sirip-sirip tersebut sangat penting bagi inereka untuk berpindah tempat. Ibarat

manu-sia, ikan pun mempunyai kaki dan tangan. Sirip dada   bisa   diibaratkan 

sebagai  tangan, sedangkan sirip perut sebagai kaki.  Hanya  bedanya dengan

manusia, tangan dan kaki tidak baka) tumbuh lagi ketika patah (Jika tidak

disambung), sirip-sirip pada ikan koi umumnya akan tumbuh Jika patah atau di-

potong.

Untuk bisa berfungsi sebagai

alat bergerak, sirip ini terdiri atas

jari-jari keras, jari-jari lunak, dan

selaput sirip. Yang dimaksud

dengan jari-jari keras adalah jari-jari

sirip yang kaku dan patah jika di-

bengkokkan. Sebaliknya jari-jari

lunak akan lentur dan tidak patah

jika dibengkokkan, dan letaknya selalu di belakang jari-jari keras. Selaput sirip

merupakan "sayap" yang memungkinkan koi mempunyai tenaga dorong yang

lebih kuat apabila bere-nang. Selaput inilah yang sering dibabat habis para-sit dan

penyakit sehingga sirip koi tampak seperti sisir/sikat. Sirip dada dan sirip ekor

hanya mempunyai jari-jari lunak. Sirip punggung mempunyai 3 jari-jari keras dan

20 jari-jari lunak, sirip perut hanya terdiri dari jari-jari lunak, sebanyak 9 buah,

sirip anus mempunyai 3 jari-jari keras dan 5 jari-jari lunak.

Selain sirip sebagai sarana penggerak, koi juga mempunyai indera penciuman.

Indera pencium ini berupa sepasang sungut (kumis) pada sebelah atas mulutnya,

ii

Page 3: Makalah Budidaya Ikan Koi

yang berguna untuk mencium makanan pada dasar kolam yang berlumpur.

Dengan indera penciumnya ini, mereka mampu mendapatkan makanan dengan

memisahkannya dari lumpur yang menutupi makanan tersebut. Kumis. ini pula

yang membedakannya dengan ikan maskoki, yang cikal bakalnya sangat mirip

dengan mereka.

Pada sisi badannya, dari pertengahan kepala hingga batang ekor, terdapat

gurat sisi (Linea lateralis) yang berguna untuk merasakan getaran suara. Garis ini

terbentuk dari urat-urat yang ada di sebelah dalam sisik yang membayang hingga

ke sebelah luar.

Badan koi tertutup selaput yang terdiri dari dua lapisan. Lapisan pertama

terletak di luar, dikenal sebagai lapisan epidermis, sedang lapisan dalam di-sebut

endodermis. Epidermis terdiri dari sel-sel getah dan yang menghasilkan lendir

(mucus) pada permukaan badan ikan. Cairan ini melindungi per-mukaan badan

atau menahan parasit yang menye-rang koi. Berbeda dengan lapisan epidermis,

lapisan endodermis terdiri atas serat-serat yang penuh dengan sel. Pangkal sisik

dan urat-urat darah terdapat pada daerah ini. Di dalam lapisan ini juga terdapat sel

warna yang sangat diperlukan sekali oleh koi. Sel warna ini mempunyai corak

yang sangat kompleks yang dengan cara kontraksi memproduksi larutan dengan 4

macam sel warna yang berbeda. Adapun keempat  sel  yang diproduksinya adaJah

melano-phore (hitam), xanthophore (kuning), erythrophore (merah), dan

guanophore (putih). Organ perasa dan sistem syaraf mempunyai hubungan yang

erat dengan  penyusutan   dan  penyerapan sel-sel  warna.

Sisik koi mempunyai pertumbuhan yang unik. Pada sisik akan tergambar garis-

garis yang bisa di-jadikan patokan untuk mengira-ngira umur koi.

2.2. Teknik Budidaya

Indonesia merupakan negara yang perairan yang mempunyai berbagai macam

jenis ikan yang beranekaragam, beberapa diantaranya mempunyai nilai jual yang

cukup tinggi. Salah satunya adalah ikan koi (Cyprinus carpio) merupakan salah

satu ikan hias potensial yang dibudidayakan di Indonesia. Ikan koi memiliki ciri

khas warna yang menarik serta variasi jenis yang beranekaragam. Secara garis

besar ikan koi diklasifikasikan dalam 13 kategori yaitu Kohaku, Sanke, Showa,

ii

Page 4: Makalah Budidaya Ikan Koi

Bekko, Utsurimono, Asagi, Shusui, Tancho, Hikari, Koromo, Ogon, Kinginrin,

dan Kawarimono.

2.2.1. Pemilihan Lokasi & Konstruksi Wadah

Ikan koi secara alami hidup di air deras sehingga membutuhkan air jernih

dan berkadar oksigen tinggi. Pemeliharaan ikan koi yang terbaik adalah di kolam

sehingga mudah mendapatkan makanan alami dan sinar matahari untuk

merangsang pewarnaan tubuh. Kolam sebagian dinaungai karena sinar matahari

yang terlalu banyak menyebabkan suhu air kolam meningkat dan air kolam

menjadi keruh akibat blooming fitoplankton.

Koi berukuran kecil dapat ditempatkan di akuarium, walaupun ini tidak dapat

menjadi habitat permanen. Bila dipelihara dalam kelompok, koi akan belajar

untuk tidak mengganggu ikan yang berukuran sama, tetapi memakan ikan yang

lebih kecil. Koi suka menggali dasar kolam sehingga menyebabkan akar tanaman

rusak. 

2.2.2. Kualitas Air

Air merupakan media hidup dan mempengaruhi kualitas tampilan ikan koi

sehingga perlu mendapat perhatian. Kualitas air untuk mendukung perkembangan

koi secara optimum adalah sebagai berikut:

suhu air berkisar 24-26oC,

pH 7,2-7,4 (agak basa), 

oksigen minimal 3-5 ppm, 

CO2 max 10 ppm, 

nitrit max 0,2. 

Air yang digunakan harus terdeklorinisasi atau sudah disaring dan diendapkan

24 jam. Air yang digunakan untuk pemijahan dan penetasan telur sebaiknya

memiliki kandungan oksigen dan suhu yang stabil. Untuk menjamin tersedianya

oksigen dapat digunakan aerator, sedangkan suhu pada bak pemijahan diusahakan

sama dengan suhu air kolam dengan tingkat perbedaan (fluktuasi) kurang dari

5oC.

ii

Page 5: Makalah Budidaya Ikan Koi

2.2.3. Pakan 

Koi adalah bottom feeder (pemakan di dasar) dan omnivora (pemakan

segala). Meski demikian ia biasa makan apa saja yang bisa dimakan, seperti pucuk

daun, atau berburu cacing di dasar sungai. Maka inilah guna dari sungut yang ada

pada mulut ikan. Pakan buatan untuk pembesaran koi dapat diberikan dalam

bentuk butiran (pellet). Sumber protein utama adalah formulasi kombinasi antara

bahan nabati (misalnya tepung kedelai, tepung jagung, tepung gandum, tepung

daun, dll) dan bahan hewani (seperti; tepung ikan, tepung kepala udang, tepung

cumi,kekerangan dll) serta multivitamin dan mineral seperti Ca, Mg, Zn, Fe, Co

sebagai pelengkap pakan. 

Kualitas pakan sangat menentukan tampilan warna sebagai daya tarik ikan

koi sendiri, sehingga banyak upaya telah dilakukan dengan menggunakan bahan

pakan yang mengandung zat pigmen seperti karotin (warna jingga), rutin (kuning)

dan astasantin (merah). Zat-zat tersebut terkandung pada tubuh hewan dan

tumbuhan tertentu seperti wortel mengandung zat karotin; sedangkan ganggang,

chlorella, kubis, cabai hijau mengandung rutin; spirulina, kepiting, udang

mengandung astasantin. Para pembudidaya saat ini tidak perlu lagi menyiapkan

pakan sendiri karena sudah tersedia di pasaran pakan koi yang sudah di formulasi

sesuai dengan kebutuhan nutrisi dan zat untuk pembentukan warna ikan koi.

  

Pakan alami atau pakan

Hidup misalnya cacing darah, cacing tanah, daphnia, cacing tubifex cocok

diberikan pada benih koi (hingga bobot 50 g/ekor) karena lebih mudah dicerna

oleh benih sesuai dengan kondisi sistem pencernaan, selain itu koi juga dapat

memakan phitoplankton dalam kolam. 

Jumlah pakan diberikan berdasarkan jumlah ikan (bobot biomassa) dalam

kolam dengan kisaran kebutuhan 3-5 % per-hari, dengan frekuensi pemberian 2-3

kali per-hari hal ini juga disesuaikan dengan kondisi ikan dan media air

pemeliharaannya. 

Menurut pengalaman dan penelitian bertahun – tahun, ditemukanlan bahan

– bahan aktif yang dapat ditambahkan untuk membuat warna koi lebih cemerlang.

Koi yang dipelihara di kolam Lumpur ternyata memiliki kualitas warna yang lebih

ii

Page 6: Makalah Budidaya Ikan Koi

cemerlang dibandingkan dengan yang dipelihara di kolam tembok. Ternyata ikan

loi tersebut banyak menyantap ganggang yang memang  tumbuh di Lumpur.

Ganggang yang dimakan koi mengandung banyak zat karoten. Maka kalau anda

ingin menambah warna ikan lebih cemerlang beri makan “krill”, paprika, dan

daun marigold, semuanya dapat anda campurkan dalam makanannya. Banyak

makanan sumber karoten ini sudah dalam bentuk extract sehingga mudah

dicampurkan dengan pellet atau roti.

2.2.4. Pembenihan

Kolam pemijahan tidak mungkin menjadi satu dengan kolam taman.

Kolam pemijahan harus mempunyai pintu pemasukan dan pintu pengeluaran air

tersendiri.Selain itu, seluruh kolam harus diplester dan bisa dikeringkan dengan

sempurna.

Luas kolam pemijahan bervariasi. Untuk kolam sempit dapat

menggunakan kolam seluas 3-6 m2 dengan kedalaman 0,5 m. Lokasi kolam

cukup mendapatkan sinar matahari, tidak terlalu ribut, terlindung dari jangkauan

anak-anak dan binatang peliharaan lain.

Jika mungkin, sediakan juga kolam penetasan telur dan perawatan benih.

Kolam penetasan, bentuknya bisa persegi panjang atau bulat. Kalau kolam bulat,

diameternya antara 1,5-2 m.

Satu kolam lagi jika ada, yaitu kolam untuk menumbuhkan pakan alami

yang dipakai untuk lmensuplai pakan benih jika kuning telurnya telah habis.

Kedalaman kolam sekitar 30 cm. Luas kolam antara 6-10 m2, cukup memadai.

Bagi yang memiliki uang cukup, dinding kolam bisa dilapis vinil yaitu bahan

yang biasa untuk membuat bak fiberglass. Dengan lapisan vinil, kolam-kolam

tersebut lebih terjamin kebersihannya dan efek dari semen bisa dihilangkan.

Induk yang baik adalah yang memiliki pola warna bervariasi yang cerah

simetris dengan bentuk tubuh seperti terpedo dengan berat badan minimal 1 kg.

Kebanyakan pembudidaya memilih untuk membeli koi berkualitas baik untuk

calon induk dengan ukuran 5-8 cm yang harganya murah untuk dibesarkan

menjadi induk.

ii

Page 7: Makalah Budidaya Ikan Koi

Secara alami, carp memijah pada musim semi dan menjadi matang gonad

dengan menaikkan suhu air. Induk jantan dan betina ditempatkan dalam wadah

terpisah (untuk menghindari bertelur yang tidak diinginkan) dan tidak diberi

pakan selama beberapa hari.

Koi dapat memijah secara alami dan buatan yaitu dengan rangsangan

hormon yang disuntikkan pada tubuh induk betina untuk mempercepat proses

pembuahan. Penyuntikan Pituitary Gland (PG, nama dagang ovaprim) dengan

dosis 0,2 mg/kg bobot ikan untuk satu kali penyuntikan.

Ovulasi akan terjadi 10 jam setelah penyuntikan. Sistem pemijahan tanpa

pengurutan/stripping ini disebut pemijahan semi alami yang lebih aman karena

tanpa melukai ikan. Bila ikan sulit melakukan pemijahan alami sehingga perlu

bantuan proses pembuahan buatan, maka dilakukan pengurutan telur dan sperma

(stripping) yang merupakan pilihan terakhir.

Induk betina dalam sekali pemijahan dapat menghasilkan 75.000 telur/kg

berat badan. Perbandingan jumlah induk dalam proses pemijahan adalah 2 betina

dan 1 jantan. Biasanya telur yang dikelurkan oleh induk betina menempel pada

substrat (injuk) yang segera dibuahi oleh sperma jantan. Setelah telur dibuahi

sebaiknya dipisahkan dari induk, dengan memindahkan induk dari wadah

pemijahan atau sebaliknya telur yang diangkat dan dipindahkan kedalam wadah

penetasan.

2.2.5. Pendederan

Telur yang sudah dibuahi akan menetas setelah 24-48 jam tergantung

suhu. Selama penetasan, kepadatan telur adalah 1 kg per 5 liter air. Larva yang

baru menetas belum memerlukan pakan selama 3-4 hari, karena masih

mempunyai kantong kuning telur. 

Menjelang kuning telur habis, perlu diberikan pakan alami berupa naupli

artemia atau pakan alami lainnya yang seukuran. Kemudian secara bertahap dapat

diberikan pakan buatan berupa butiran kering(pellet). Dalam 5 hari sesudahnya 1

juta larva memerlukan 7 kg artemia, atau sekitar 0,5-2 kg per hari. Pada tahap ini

larva ditebar pada kepadatan 20-40 larva/liter. Untuk menghasilkan 1 juta

fingerling memerlukan sekitar 25kg telur artemia. Sintasan selama 9 hari adalah

ii

Page 8: Makalah Budidaya Ikan Koi

50-80%. Ikan yang seberat 10 mg dapat dijual seharga US$ 0,25 atau sekitar Rp.

2.500,-. 

Larva yang berbobot 0,25 g diberikan pakan buatan (butiran) kering dan

dapat didederkan ke kolam hingga ukuran fingerling (2 gram). Pendederan terbagi

atas 2 tahap yaitu pendederan I selama 2 bulan pemeliharaan hingga larva

mencapai ukuran fingerling (2-3 cm). Pendederan II dilakukan dalam kolam yang

diolah untuk menumbuhkan pakan alami dan dilakukan seleksi dan penjarangan

(mengurangi kepadatan). Penjarangan bertujuan untuk memberi ruang gerak yang

cukup bagi ikan koi. Seleksi bertujuan untuk mendapatkan ikan Koi berkualitas

baik. 

Waktu yang diperlukan dari telur hingga mencapai ukuran fingerling (2

gram) adalah 6-8 minggu dengan nilai sintasan (SR) 55%. Sedangkan untuk

mencapai ukuran 5-8 cm diperlukan waktu 4 bulan. Kualitas ikan koi (pola dan

warna) bergantung dari tetuanya. Dari hasil seleksi ukuran fingerling, yang afkir

mencapai 25-50%. Dari 1 juta telur dapat dihasilkan 225.000-338.000 ekor

fingerling berkualitas baik (22–33 %).

2.2.6. Pewarnaan

Kualitas koi ditentukan oleh pola warna, kesesuaian jenis koi dan

kejelasan warna. Pola warna yang simetris dengan batasan jelas antar warna

menunjukkan kualitas yang baik. 

Genotip menentukan jumlah dan jenis sel pigmen serta kromatofora.

Kromatofora menghasilkan warna juga dipengaruhi otak ikan. Ikan pada wadah

gelap cenderung berwarna gelap, begitu pula sebaliknya. Warna dapat berubah

bila ikan mengalami tekanan (stres). Biasanya ikan yang tumbuh lambat

mempunyai warna yang lebih baik daripada ikan yang tumbuh cepat karena

pigmen bisa diubah dan digunakan untuk pertumbuhan tubuh. Seumur hidupnya,

ikan koi dapat menyimpan dan menggunakan pigmen. Koi muda yang berwarna

pucat apabila diberikan pakan berpigmen selama 6 minggu sebelum dipasarkan

akan berwarna menarik. Intensitas warna tergantung dari jumlah pigmen dalam

kromatofora. Pigmen dapat muncul dengan adanya karotenoid dalam pakan. 

ii

Page 9: Makalah Budidaya Ikan Koi

2.2.7. Pra Panen

Koi tumbuh sekitar 2 cm per bulan dan pada usia 60 tahun dapat mencapai

panjang hingga 1 m. Bila ikan Koi telah mencapai ukuran pasar yaitu 20 cm dapat

dipanen dan dilakukan seleksi akhir, dengan memisah-misahkan jenis, ukuran dan

pola warna tubuhnya. Dari hasil seleksi ini, Koi yang terpilih dibesarkan di dalam

bak atau kolam semen sambil menunggu harga pasar yang baik. 

Dalam penampungan akhir ini, ikan dapat diperbaiki bentuknya, jika

terlalu gemuk dibuat langsing atau yang terlalu kurus dibuat lebih gemuk.

Pemeliharaan berikutnya diusahakan tidak terlalu padat, akan lebih baik jika

dalam bak dilengkapi aerator sehingga kesegaran air terjamin dan dengan

pemberian pakan yang baik dapat meningkatkan kualitas warna tubuh ikan Koi.

Persyaratan Eksport

Eksportir harus memiliki syarat izin dari Dinas Perdagangan yang

dibuktikan dengan dokumen IKIS ( Izin Instalasi Karantina Ikan Sementara ),

Hasil Uji PCR (Polymerase Chain Reaction), untuk deteksi penyakit ikan dan

dokumen bea cukai di bandara.

Standar ikan yang akan diekspor antara lain kondisi sehat dengan ciri

diantaranya bentuk tubuh ideal dan proporsional, Sirip sempurna seperti tidak ada

bengkok, tidak cacat, rusak, robek atau patah. Kondisi sisiknya utuh tidak ada

yang lepas, mengkilap dan berkilau bila terkena sinar. Ikan Koi diperiksa di

laboratorium oleh Badan Karantina untuk di cek apakah benar – benar sehat dan

tidak berpenyakit. Bila ikan dinyatakan sehat, Badan Karantina akan

mengeluarkan  Surat Keterangan Layak Ekspor.

Badan Karantina kemudian mengemas ikan hias dalam plastik, Styrofoam,

dan Hard Carton. Dalam satu kantong plastik ukuran 20 liter diisi air dan oksgen

dengan perbandingan 2:3 untuk 20 ekor ikan Koi ukuran 8 cm. Pengiriman ikan

Koi ini dilakukan dengan menggunakan jalur udara.

Kapasitas ekspor PT. Vivaria Indonesia saat ini lebih dari 300 ekor untuk

sekali pengiriman. Biaya pengiriman untuk satu kali pengiriman tergantung

Negara yang dituju, misalnya ke Negara China sebesar Rp 3 juta. Biaya tersebut

ditanggung eksportir. Sedangkan system pembayaran oleh buyer menggunakan

L/C (Letter of Credit – sebuah cara pembayaran international yang

ii

Page 10: Makalah Budidaya Ikan Koi

memungkinkan ekspotir menerima pembayaran tanpa menunggu berita dari luar

negeri setelah barang dikirim kepada pemesan) dengan tanggung jawab penjual

(produsen) hanya sampai di atas kapal yang tertambat di pelabuhan dalam negeri

atau Free On board (FOB).

ii

Page 11: Makalah Budidaya Ikan Koi

BAB III

ANALISIS EKONOMI

3.1. Analisa Usaha Budi Daya Ikan Koi

Pembenihan dan pembesaran fingerling periode 3 bulan.

1. InvestasI

a. Sarana

Kolam 3 unit (2 X 1 X 1)  =   3.000.000

1 pasang induk (1 betina, 3 jantan)            =   5.000.000

1 unit pompa air                   =   650.000

1 set perikanan                                     =     1.350.000

Total                            =   10.000.000

b. Modal Kerja

pakan                              =   500.000

Obat-obatan                        =   300.000

Listrik 3 bulan                        =   600.000

Tenaga kerja (1 X 3 X 200.000)                         =     600.000

Total                            =   2.000.000

c. Jumlah Investasi : 1a + 1b  = 10.000.000 + 2.000.000 = 12.000.000

2. Biaya Tetap

a. Penyusutan

Kolam 3/120 X 3.000.000                  =  750.000

Pompa air 3/60 X 650.000                =   32.500

Alat-alat perikanan 3/24   X   1.350.000                 =     168.750

Total                             =   276.250

b. Biaya Bank

2.5 x 3 x 12.000.000                    =   900.000

c. Jumlah Biaya Tetap : (2b + 2a) =   276.250 + 900.000 = 1.176.250

ii

Page 12: Makalah Budidaya Ikan Koi

d. Total Biaya Produksi : (1b + 2c) = 2.000.000 + 1.176.250 = 3.176.250

e. Hasil Penjualan

•  Perkiraan hasil sekali bertelur sepasang induk = 10.000 ekor

•  Perkiraan hidup anak koi = 60/100 x 10.000 ekor = 6.000 ekor

• Kemungkinan hisup anak koi (burayak) sampai umur 3 bulan dengan survey

rate (SR) 70%: = 70/100 x 6.000 ekor = 4.200 ekor

• Kualitas A 10%  = 420 ekor

   Harga per ekor @Rp.5.000

   Total : 5.000 x 420     = Rp. 2.100.000

•  Kualitas B 30%         = 1260 ekor

   Harga per ekor @ Rp. 2000

   Total : 2.000 x 1260     = Rp. 2.520.000

• Kualitas C 60%        = 2520 ekor

   Harga per ekor @ Rp. 500

   Total : 500 x 2520     = Rp. 1.260.000

Total Hasil Penjualan    = Rp. 5.880.000

f. Keuntungan 

penerimaan (total hasil penjualan) – Total biaya produksi (2f-2d)

5.880.000 – 3.176.250     = 2.703.750

g. Cash Flow

keuntungan + Biaya Penyusutan (2f+2a)

= 2.703.750 + 276.250 = 2.980.000

h. Pay back period

Jumlah Investasi /keuntungan x 3 bulan (1c/1x3)

= 12.000.000 / 2.703.750 x 3  =  13.31% atau 4 periode setahun

Keterangan:

Susut kolam 10 tahun (120 bulan)

Penyusutan pompa air 5 tahun (60 bulan)

Penyusutan alat-alat perikanan 2 tahun (24 bulan)

ii

Page 13: Makalah Budidaya Ikan Koi

BAB IV

PENUTUP

4.1. Kesimpulan

Koi terbaik adalah yang memiliki intensitas, keseimbangan dan kejernihan

warna terbaik. Membeli koi kecil sebaiknya dipilih yang memiliki kepala terbesar,

biasanya akan tumbuh menjadi ikan dengan tubuh besar. Bentuk yang paling baik

adalah seperti “torpedo”. Nilai koi tergantung dari ukuran, bentuk serta

keseimbangan pola dan intensitas warna kulit.

Ikan koi termasuk jenis ikan yang mudah dipelihara. Makanannya tidak selalu

harus spesial karena termasuk binatang pemakan tumbuh-tumbuhan dan hewan

( omnivira).Koi akan mendapat makanan tambahan dan doping khusus untuk

menguatkan warna tubuhnya dalam masa karantina. Selain itu, sayur-sayuran

seperti kangkung atau buah-buahan, misalnya jeruk, bisa diberikan pada koi.

Umur ikan koi bisa bertahan sampai puluhan tahun. Untuk memiliki ikan yang

berasal dari perairan Eurasia and the middle east. Ini para penggemar dan calon

penggemar dapat menyesuaikan diri antara keinginan dan kondisi saku. Tak

selamanya harus mengeluarkan biaya yang mahal karena harganya yang

bervariasi, tergantung dari ukuran dan jenis. Beberapa penjual mematok harga

mulai dari Rp 50 ribu hingga mencapai Rp 8 Juta. Hebatnya, harga koi juara

kontes dapat menembus ratusan juta rupiah. Adapun pemanfaatn nilai tambah

yang lain tidak begitu seefektif nilai tambah dalam potensi ikan hias.

4.2. Saran

Dengan melihat potensi yang cukup baik dan perawatan yang tidak terlalu

sulit, maka usaha seperti ini cukup baik di Indonesia. Harga yang di capai pun saat

tiba atau musimnya ikan koi ini trend membuat harga melonjak tinggi.

ii

Page 14: Makalah Budidaya Ikan Koi

DAFTAR PUSTAKA

(http://budidayanews.blogspot.com/2011/02/cara-budidaya-ikan-koi.html)

www.google/permasalah pada budidaya ikan koi.com

www.koiherves virus.com

Huseini.Martani. PENYAKIT PADA IKAN KOI. Jakarta. 2007

http://www.belajarkreatif.net/2013/09/analisis-bisnis-usaha-budi-daya-ikan-

koi.html

ii

Page 15: Makalah Budidaya Ikan Koi

KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha

Penyayang, segala puji hanya baginya. Semoga sholawat beserta salam senantiasa

tercurahkan kepada junjungan kita, Nabi besar Muhammad SAW beserta keluarga

dan para sahabatnya, dan juga kepada para pengikutnya yang setia hingga akhir

zaman.

Puji syukur Alhamdulilah kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha

Esa yang telah melimpahkan segala rahmat, hidayah, inayah-Nya. Sehingga

penulisan makalah ini dapat diselesaikan dengan baik dan lancar.

Makalah dengan judul ”Budidaya Ikan Koi”. Penulis berharap makalah ini

dapat memberikan manfaat bagi para siswa yang membacanya. Penulis menyadari

bahwa dalam penulisan makalah ini masih jauh dari sempurna, karena masih

banyak kekurangan dan kesalahan. Maka penulis menerima kritik dan saran yang

bersifat membangun untuk meyempurnakan makalah ini.

Dengan makalah ini, penulis mengharapkan semoga makalah ini dapat

bermanfaat dan berguna bagi penulis serta pembaca pada umumnya.

Banjarsari, Mei 2015

Penulis

ii

Page 16: Makalah Budidaya Ikan Koi

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................... i

DAFTAR ISI................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN............................................................................... 1

1.1...............................................................................................................

Latar Belakang ..................................................................................... 1

1.2............................................................................................................... Ru

musan Masalah ................................................................................... 1

1.3............................................................................................................... Tuj

uan......................................................................................................... 1

BAB II PELAKSANAAN PEMBUDIDAYAAN ........................................ 2

1.1............................................................................................................... Mor

fologi Ikan Koi...................................................................................... 2

1.2............................................................................................................... Tek

nik Budidaya ........................................................................................ 3

1.2.1. Pemilihan Lokasi & Kontruksi Wadah .................................... 4

1.2.2. Kualitas Air .............................................................................. 4

1.2.3. Pakan ........................................................................................ 5

1.2.4. Pembenihan .............................................................................. 6

1.2.5. Pendederan ............................................................................... 7

1.2.6. Pewarnaan ................................................................................ 8

1.2.7. Pra Panen ................................................................................. 9

BAB III ANALISIS EKONOMI................................................................... 11

1.1............................................................................................................... Ana

lisa Usaha Budidaya Ikan Koi.............................................................. 11

BAB IV PENUTUP ........................................................................................ 13

4.1. Kesimpulan ........................................................................................ 13

4.2. Saran .................................................................................................. 13

ii

Page 17: Makalah Budidaya Ikan Koi

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 14

ii