ANALISIS EFISIENSI FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI … · produksi ikan Koi di daerah tersebut...

87
ANALISIS EFISIENSI FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI IKAN KOI DI KECAMATAN CISAAT KABUPATEN SUKABUMI KARTIKA JAYAMURTI DEPARTEMEN EKONOMI SUMBERDAYA DAN LINGKUNGAN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2014

Transcript of ANALISIS EFISIENSI FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI … · produksi ikan Koi di daerah tersebut...

Page 1: ANALISIS EFISIENSI FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI … · produksi ikan Koi di daerah tersebut masih mengalami fluktuasi dan produksi ikan Koi dengan kualitas yang tinggi masih

ANALISIS EFISIENSI FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

PRODUKSI IKAN KOI DI KECAMATAN CISAAT

KABUPATEN SUKABUMI

KARTIKA JAYAMURTI

DEPARTEMEN EKONOMI SUMBERDAYA DAN LINGKUNGAN

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2014

Page 2: ANALISIS EFISIENSI FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI … · produksi ikan Koi di daerah tersebut masih mengalami fluktuasi dan produksi ikan Koi dengan kualitas yang tinggi masih
Page 3: ANALISIS EFISIENSI FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI … · produksi ikan Koi di daerah tersebut masih mengalami fluktuasi dan produksi ikan Koi dengan kualitas yang tinggi masih

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN

SUMBER INFORMASI

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul “Analisis

Efisiensi Faktor yang Mempengaruhi Produksi Ikan Koi di Kecamatan

Cisaat Kabupaten Sukabumi” adalah karya saya dengan arahan dari komisi

pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun. Sumber informasi

yang berasal atau dikutip dari karya diterbitkan maupun tidak diterbitkan

dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam bentuk

Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi.

Bogor, Oktober 2014

Kartika Jayamurti

NIM H44100022

Page 4: ANALISIS EFISIENSI FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI … · produksi ikan Koi di daerah tersebut masih mengalami fluktuasi dan produksi ikan Koi dengan kualitas yang tinggi masih
Page 5: ANALISIS EFISIENSI FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI … · produksi ikan Koi di daerah tersebut masih mengalami fluktuasi dan produksi ikan Koi dengan kualitas yang tinggi masih

RINGKASAN

KARTIKA JAYAMURTI. Analisis Efisiensi Faktor yang Mempengaruhi

Produksi Ikan Koi di Kecamatan Cisaat. Dibimbing oleh ACENG

HIDAYAT dan ASTI ISTIQOMAH.

Ikan Koi (Cyprinus carpio) merupakan komoditas unggulan ikan

hias air tawar yang banyak diminati masyarakat. Ikan Koi selain dipelihara

oleh penghobiis, mempunyai daya tarik dan dapat memberikan keuntungan

yang dapat membangkitkan keinginan masyarakat dalam memelihara dan

membudidayakannya. Kecamatan Cisaat merupakan salah satu sentra

produksi ikan Koi yang berada di bagian utara Kabupaten Sukabumi

Provinsi Jawa Barat, Indonesia. Usaha budidaya ikan Koi di Kecamatan

Cisaat beromset setiap bulannya minimal mencapai Rp. 20 juta. Namun

produksi ikan Koi di daerah tersebut masih mengalami fluktuasi dan

produksi ikan Koi dengan kualitas yang tinggi masih rendah, sehingga perlu

dilakukan penelitian tentang faktor-faktor yang mempengaruhi produksi

ikan Koi di Kecamatan Cisaat. Tujuan dari penelitian ini adalah (1)

Mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi produksi ikan Koi di

Kecamatan Cisaat; (2) Menganalisis tingkat efisiensi penggunaan faktor-

faktor produksi ikan Koi di Kecamatan Cisaat; dan (3) Mengidentifikasi

motif transaksi konsumen dalam pembelian ikan Koi. Model fungsi

produksi dianalisis dengan menggunakan analisis regresi linear berganda,

analisis efisiensi produksi yaitu secara teknis dan ekonomis, dan motif

transaksi pembelian ikan Koi dianalisis dengan menggunakan analisis

deskriptif. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa faktor-faktor yang

berpengaruh nyata terhadap produksi ikan Koi adalah benih, pupuk

kandang, dan obat-obatan. Penggunaan faktor produksi tersebut telah

tercapai efisiensi secara teknis, tetapi belum efisiensi secara ekonomi. Motif

transaksi konsumen yang paling utama dalam memilih ikan Koi yaitu

ketertarikan terhadap postur tubuh dan warna yang indah dengan tujuan

pembeliannya adalah hobi.

Kata Kunci: analisis regresi linear berganda, efisiensi, ikan Koi, motif

transaksi, dan produksi

Page 6: ANALISIS EFISIENSI FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI … · produksi ikan Koi di daerah tersebut masih mengalami fluktuasi dan produksi ikan Koi dengan kualitas yang tinggi masih

ABSTRACT

KARTIKA JAYAMURTI. Analysis of Factors Efficiency Which Affect

Production of Koi Fish in Cisaat. Supervised by ACENG HIDAYAT and

ASTI ISTIQOMAH.

Koi fish (Cyprinus carpio) is a leading commodity of freshwater fish

that attracted many people. Koi fish is not only kept by hobiis but also it’s

interested and profitable commodity. Cisaat is one of producer of Koi fish

that located in Northern Sukabumi, West Java, Indonesia. The turnover of

Koi fish business in Cisaat can reach IDR 20 million per month. However,

productions are still fluctuative and high quality products are still difficult

to achieved, so the research study about the factors that influence Koi fish’s

production is necessary to do. The purposes of this study are (1) to identify

the factors that influence Koi fish’s production in Cisaat; (2) to analyze the

efficiency level of the use of production factors of Koi fish in Cisaat; and (3)

to identify consumer’s transaction motive to purchase koi fish in Cisaat. The

production function model is analyzed by using multiple linear regeression

analysis, production efficiency analysis are technically and economically,

and consumer’s transaction motive to purchase Koi fish is analyzed by

using descriptive analysis. The result of the research study showed that

seed, manure, and medicines significantly affected Koi fish’s production.

The use of these production factors has been achieved the efficiency

technically but not economically yet. The main transaction motive to

purchase Koi fish is because of its beauty on it’s body shape and colors with

purchasing purpose is hobby.

Keys words: efficiency, Koi fish, multiple linear regression analysis,

production, and transaction motive

Page 7: ANALISIS EFISIENSI FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI … · produksi ikan Koi di daerah tersebut masih mengalami fluktuasi dan produksi ikan Koi dengan kualitas yang tinggi masih

ANALISIS EFISIENSI FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

PRODUKSI IKAN KOI DI KECAMATAN CISAAT

KABUPATEN SUKABUMI

KARTIKA JAYAMURTI

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Ekonomi

pada

Departemen Ekonomi Sumberdaya dan Lingkungan

DEPARTEMEN EKONOMI SUMBERDAYA DAN LINGKUNGAN

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2014

Page 8: ANALISIS EFISIENSI FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI … · produksi ikan Koi di daerah tersebut masih mengalami fluktuasi dan produksi ikan Koi dengan kualitas yang tinggi masih
Page 9: ANALISIS EFISIENSI FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI … · produksi ikan Koi di daerah tersebut masih mengalami fluktuasi dan produksi ikan Koi dengan kualitas yang tinggi masih

Judul Skripsi : Analisis Efisiensi Faktor yang Mempengaruhi Produksi Ikan

Koi di Kecamatan Cisaat Kabupaten Sukabumi

Nama : Kartika Jayamurti

NIM : H44100022

Disetujui oleh

Dr Ir Aceng Hidayat, MT

Pembimbing I

Asti Istiqomah, SP, M Si

Pembimbing II

Diketahui oleh

Dr Ir Aceng Hidayat, MT

Ketua Departemen

Tanggal Lulus:

Page 10: ANALISIS EFISIENSI FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI … · produksi ikan Koi di daerah tersebut masih mengalami fluktuasi dan produksi ikan Koi dengan kualitas yang tinggi masih
Page 11: ANALISIS EFISIENSI FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI … · produksi ikan Koi di daerah tersebut masih mengalami fluktuasi dan produksi ikan Koi dengan kualitas yang tinggi masih

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa

ta’ala atas segala karunia-Nya sehingga skripsi ini berhasil diselesaikan.

Tema yang dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan April

2014 ini ialah ekonomi pertanian, dengan judul Analisis Efisiensi Faktor

yang Mempengaruhi Produksi Ikan Koi di Kecamataan Cisaat Kabupaten

Sukabumi.

Penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak.

Sebagai bentuk rasa syukur kepada Allah SWT, penulis ingin

menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan kepada Bapak Ir.

Yanu Rianto, Ibu Maisuri Jaya, Abang Riyan Cahyo Jayamurti, Adik-adik

Fathan Baskara Jayamurti dan Muhammad Wildan Shabir Jayamurti atas

kasih sayang, semangat, dan doa yang selalu dilimpahkan kepada penulis;

Bapak Dr. Ir. Aceng Hidayat, MT dan Ibu Asti Istiqomah, SP, M.Si selaku

dosen pembimbing skripsi atas segala bimbingan, arahan, kesabaran, dan

ilmu yang telah diberikan selama penyusunan skripsi; Bapak Dr. Ir. Ahyar

Ismail, M.Agr selaku dosen pembimbing akademik atas segala perhatian

dan arahan yang diberikan selama penulis menuntut ilmu di Departemen

Ekonomi Sumberdaya dan Lingkungan; Bapak Adi Hadianto, SP, M.Si dan

Ibu Dessy Rachmatwatie, S.Pt, M.Si selaku dosen penguji yang telah

memberikan saran dan masukan dalam penyusunan skripsi ini; Seluruh

dosen dan staff Departemen Ekonomi Sumberdaya dan Lingkungan atas

segala bantuannya; para responden di Kecamatan Cisaat yang membantu

dalam pengumpulan data; sahabat sebimbingan Dhea, Sheila, Fibri, Mutty,

Bintang, Nabila, dan Fauzan atas semangat dan kerjasamanya dalam

penyelesaian skripsi ini; sahabat ESL 47 Frisca, Maulani, Lina, Shara,

Yaris, Javid, Donna, Melin, Andreas, Nana, Miranti, Dwi, Gita, dan lainnya

serta anggota REESA periode 2011/2012 atas segala kebersamaan dan

motivasi yang diberikan kepada penulis; keluarga besar IMMAM Rita,

Melly, Adilla, Novade, Amalia, Ninid, Iqbal, Hariz, Irfan, Zikri, Apro,

Lutfia, Feby, dan lainnya atas segala bantuan, motivasi dan kekeluargannya

selama menjalani proses penyelesaian skrispsi; para sahabat Bella, Deti,

Ega, Maya, dan Galuh Sitaresmi atas segala motivasinya; dan Abdillah El

Zakir, S.Pt atas segala doa, semangat dan bantuan dalam penyelesaian

skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan

pengembangan ilmu pengetahuan.

Bogor, Oktober 2014

Kartika Jayamurti

Page 12: ANALISIS EFISIENSI FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI … · produksi ikan Koi di daerah tersebut masih mengalami fluktuasi dan produksi ikan Koi dengan kualitas yang tinggi masih
Page 13: ANALISIS EFISIENSI FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI … · produksi ikan Koi di daerah tersebut masih mengalami fluktuasi dan produksi ikan Koi dengan kualitas yang tinggi masih

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI .................................................................................................. i

DAFTAR TABEL .......................................................................................... ii

DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... iii

BAB I. PENDAHULUAN .............................................................................. 1

1.1 Latar Belakang.............................................................................. 1

1.2 Perumusan Masalah ...................................................................... 4

1.3 Tujuan Penelitian ......................................................................... 6

1.4 Manfaat Penelitian ........................................................................ 7

1.5 Ruang Lingkup Penelitian ............................................................ 7

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ................................................................... 8

2.1 Ikan Koi ........................................................................................ 8

2.1.1 Jenis-jenis Ikan Koi ............................................................ 8

2.1.2 Tahapan Perencanaan Produksi Ikan Hias ......................... 9

2.1.3 Teknik Budidaya Ikan Koi ................................................. 10

2.2 Teori Fungsi produksi................................................................... 13

2.2.1 Definisi Produksi ................................................................ 13

2.2.2 Fungsi Produksi .................................................................. 14

2.3 Regresi Berganda.......................................................................... 14

2.4 Teori Efisiensi .............................................................................. 15

2.5 Motif Ekonomi ............................................................................. 15

2.6 Keputusan Pembelian Konsumen ................................................. 16

2.7 Penelitian Terdahulu ..................................................................... 17

BAB III. KERANGKA PEMIKIRAN .......................................................... 19

BAB IV. METODE PENELITIAN ............................................................... 21

4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian ........................................................ 21

4.2 Jenis dan Sumber Data ................................................................. 21

4.3 Metode Pengambilan Contoh ....................................................... 21

4.4 Metode Pengelolaan dan Analisis Data ........................................ 21

4.4.1 Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi produksi ikan

koi di Kecamatan Cisaat .................................................... 22

Page 14: ANALISIS EFISIENSI FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI … · produksi ikan Koi di daerah tersebut masih mengalami fluktuasi dan produksi ikan Koi dengan kualitas yang tinggi masih

4.4.1.1 Pengujian Hipotesis Regresi Berganda ................. 23

4.4.2 Estimasi tingkat efisiensi faktor-faktor yang

mempegaruhi produksi ikan di Kecamatan Cisaat ............ 25

4.4.2.1 Efisiensi Teknis ..................................................... 26

4.4.2.2 Efisiensi Ekonomis ................................................ 26

4.4.3 Identifikasi motif transaksi konsumen dalam pembelian

ikan koi .............................................................................. 27

BAB V. GAMBARAN UMUM ..................................................................... 28

5.1 Kondisi Umum Kecamatan Cisaat ............................................... 28

5.1.1 Aspek Geografis ................................................................ 28

5.1.2 Aspek Demografis dan Sosial Ekonomi ............................ 29

5.2 Karakteristik Responden .............................................................. 29

5.2.1 Karakteristik Petani ............................................................ 29

5.2.1.1 Jenis Kelamin Petani ............................................. 29

5.2.1.2 Usia Petani ............................................................. 30

5.2.1.3 Tingkat Pendidikan Petani ..................................... 30

5.2.1.4 Status Budidaya Petani .......................................... 31

5.2.1.5 Pengalaman Budidaya Petani ................................ 31

5.2.1.6 Kelompok Pembudidaya Ikan ............................... 32

5.2.2 Karakteristik Konsumen .................................................... 32

5.2.2.1 Jenis Kelamin Konsumen ...................................... 32

5.2.2.2 Usia Konsumen ..................................................... 33

5.2.2.3 Pendidikan Terakhir Konsumen ............................ 33

5.2.2.4 Pekerjaan Konsumen ............................................. 34

5.2.2.5 Pendapatan Rata-Rata Konsumen ......................... 34

5.3 Kegiatan Budidaya Ikan Koi di Kecamatan Cisaat ...................... 34

5.3.1 Pengolahan Lahan .............................................................. 34

5.3.2 Pembenihan Ikan ................................................................ 35

5.3.3 Penanaman Benih .............................................................. 35

5.3.4 Panen .................................................................................. 35

Page 15: ANALISIS EFISIENSI FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI … · produksi ikan Koi di daerah tersebut masih mengalami fluktuasi dan produksi ikan Koi dengan kualitas yang tinggi masih

BAB VI. HASIL DAN PEMBAHASAN ....................................................... 36

6.1 Analisis Faktor-Faktor yang mempengaruhi Produksi Ikan Koi

di Kecamatan Cisaat .................................................................... 36

6.2 Analisis Tingkat Efisiensi Penggunaan Faktor-Faktor Produksi

Ikan Koi di Kecamatan Cisaat ..................................................... 41

6.2.1 Efisiensi Teknis .................................................................. 41

6.2.2 Efisiensi Ekonomi .............................................................. 42

6.3 Identifikasi Motif Transaksi Konsumen dalam Pembelian Ikan

Koi ............................................................................................... 44

6.3.1 Pengenalan Masalah Kebutuhan ........................................ 45

6.3.2 Pencarian Informasi ........................................................... 45

6.3.3 Evaluasi Alternatif ............................................................. 46

6.3.4 Keputusan Pembelian ......................................................... 47

6.3.5 Perilaku Pasca Pembelian .................................................. 48

BAB VII. KESIMPULAN DAN SARAN ..................................................... 49

7.1 Simpulan ...................................................................................... 49

7.2 Saran ............................................................................................ 49

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 51

LAMPIRAN .................................................................................................... 53

RIWAYAT HIDUP ......................................................................................... 67

Page 16: ANALISIS EFISIENSI FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI … · produksi ikan Koi di daerah tersebut masih mengalami fluktuasi dan produksi ikan Koi dengan kualitas yang tinggi masih

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Produksi Ikan Koi di Kecamatan Cisaat Tahun 2009-2012 ............ 3

Tabel 2 Penelitian Terdahulu ........................................................................ 17

Tabel 3 Matriks Tujuan Penelitian, Kebutuhan, dan Data Analisis ............. 22

Tabel 4 Jumlah Penduduk di Kecamatan Cisaat Tahun 2013 ...................... 29

Tabel 5 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin di

Kecamatan Cisaat ............................................................................ 30

Tabel 6 Karekteristik Responden Berdasarkan Usia di Kecamatan Cisaat .. 30

Tabel 7 Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan di

Kecamatan Cisaat ............................................................................ 31

Tabel 8 Karakteristik Responden Berdasarkan Status Budidaya ................. 31

Tabel 9 Karakteristik Responden Berdasarkan Pengalaman Budidaya di

Kecamatan Cisaat ............................................................................ 32

Tabel 10 Karakteristik Responden Berdasarkan Pokdakan di Kecamatan

Cisaat ............................................................................................... 32

Tabel 11 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ..................... 33

Tabel 12 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia .................................... 33

Tabel 13 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir ........... 33

Tabel 14 Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan ............................ 34

Tabel 15 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendapatan Rata-Rata ........ 34

Tabel 16 Nilai Koefisien Regresi Produksi Ikan Koi di Kecamataan Cisaat . 38

Tabel 17 Nilai Elastisitas Faktor-Faktor Produksi Ikan Koi di Kecamatan

Cisaat ............................................................................................... 41

Tabel 18 Rasio NPM/BKM Faktor-Faktor Produksi Ikan Koi di Kecamatan

Cisaat ............................................................................................... 42

Tabel 19 Kombinasi Optimal Penggunaan Faktor-Faktor Produksi Ikan Koi

di Kecamatan Cisaat ........................................................................ 43

Tabel 20 Motif-Motif Transaksi Pembelian dalam Ikan Koi ......................... 44

Page 17: ANALISIS EFISIENSI FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI … · produksi ikan Koi di daerah tersebut masih mengalami fluktuasi dan produksi ikan Koi dengan kualitas yang tinggi masih

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Ikan Koi Kohaku, Sanke, dan Showa ............................................. 9

Gambar 2 Model Generik Pemecahan Masalah Konsumen ........................... 16

Gambar 3 Kerangka Pemikiran Operasional .................................................. 20

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Data Produksi Petani Budidaya Ikan Koi di Kecamatan Cisaat

Tahun 2012 .................................................................................. 55

Lampiran 2 Output Analisis Linear Berganda dengan Menggunakan SPSS

17.0 .............................................................................................. 56

Lampiran 3 Perhitungan Rasio NPM dan BKM Produksi Ikan Koi di

Kecamatan Cisaat per 15000 m2 ................................................. 58

Lampiran 4 Dokumentasi Daerah Penelitian .................................................. 59

Lampiran 5 Kuesioner Penelitian .................................................................... 60

Page 18: ANALISIS EFISIENSI FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI … · produksi ikan Koi di daerah tersebut masih mengalami fluktuasi dan produksi ikan Koi dengan kualitas yang tinggi masih
Page 19: ANALISIS EFISIENSI FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI … · produksi ikan Koi di daerah tersebut masih mengalami fluktuasi dan produksi ikan Koi dengan kualitas yang tinggi masih

1

I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia sebagai negara yang dikelilingi lautan, mempunyai ragam jenis

ikan hias yang indah dan cukup unik. Ikan hias di Indonesia mendapat julukan

Home for Hundred of Exotic Ornamental Fish Species karena keragamannya

belum dimiliki oleh negara eksportir lainnya. Kekayaan hayati Indonesia sudah

banyak dikenal dalam bisnis ikan hias dunia. Produk Indonesia memiliki banyak

spesies, baik ikan hias air tawar maupun ikan hias air laut. Dari 1.100 spesies ikan

hias air tawar yang ada di dunia, 400 spesies di antaranya berasal dari Indonesia

(Kottelat et al 1993 dalam Kementerian Kelautan dan Perikanan 2013).

Perkembangan perdagangan ikan hias Indonesia di dunia mengalami

peningkatan pada kurun waktu lima tahun terakhir yaitu sebesar US $13,39 juta

pada tahun 2005 dan meningkat menjadi US $ 19,77 juta pada tahun 2010.

Peningkatan tersebut memposisikan Indonesia menjadi negara pengekspor ikan

hias terbesar kelima tahun 2010 setelah Singapura, Spanyol, Jepang, dan Malaysia

(Kementerian Kelautan dan Perikanan 2013). Dalam kurun waktu empat tahun

(2006-2010) menurut data United Nation Commodity Trade Satistic Database,

negara utama tujuan ekspor ikan hias Indonesia yaitu Singapura, Jepang, Amerika

Serikat, Malaysia, dan Hongkong.

Dari seluruh ikan hias yang beredar di pasar dunia, banyak jenis ikan hias

yang sudah dapat dibudidayakan di Indonesia. Hal itu disebabkan iklim Indonesia

sangat cocok dalam budidaya ikan tersebut. Usaha budidaya ikan hias di

Indonesia mengalami perkembangan yang cukup pesat dari tahun ke tahun dan

memiliki prospek yang menjanjikan secara ekonomi. Hal ini dapat dilihat dari

meningkatnya nilai perdagangan produk ikan hias, dengan capaian pada tahun

2011 adalah 565 miliar rupiah dari target sebesar 350 miliar rupiah (161,43%) dan

mengalami peningkatan pada tahun 2012 sebesar 1,4 triliun rupiah dari target

sebesar satu triliun rupiah, sementara capaian pada tahun 2013 adalah 1,7 triliun

rupiah dari target 1,5 triliun rupiah1. Selama tiga tahun terakhir ini kinerja

1KKP Mendorong Diversifikasi Ikan Hias Ke Timur Tengah [internet]

http://www.p2hp.kkp.go.id/berita-kkp-mendorong-diversifikasi-ekspor-ikan-hiaske-

timur-tengah-.html (diunduh 7 April 2014)

Page 20: ANALISIS EFISIENSI FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI … · produksi ikan Koi di daerah tersebut masih mengalami fluktuasi dan produksi ikan Koi dengan kualitas yang tinggi masih

2

pencapaian target produksi ikan hias sangat bagus, namun terdapat hambatan dan

kendala dalam kerangka pencapaian produksi ikan tersebut salah satunya adalah

masih terbatasnya induk unggul ikan hias, khususnya ikan Koi sehingga kualitas

ikan Koi kurang baik2.

Ikan Koi (Cyprinus carpio) merupakan komoditas unggulan ikan hias air

tawar yang banyak diminati masyarakat. Mulyadi (1990) menyatakan bahwa ikan

hias merupakan salah satu organisme budidaya yang penting sebagai komoditas

perdagangan, baik di dalam maupun di luar negeri. Selain dipelihara sebagai hobi,

ikan Koi mempunyai daya tarik dan dapat memberikan keuntungan yang dapat

menarik keinginan masyarakat dalam memelihara dan membudidayakannya.

Selain itu dapat juga digunakan sebagai lahan bisnis karena harganya yang relatif

tinggi. Ikan Koi banyak digemari karena memiliki berbagai macam pola warna,

bentuk, dan tekstur tubuh yang indah sehingga menjadikan ikan hias ini menarik

para pecinta ikan hias baik dalam dan luar negeri. Ikan Koi merupakan hewan

yang hidup di daerah beriklim sedang dan hidup di perairan tawar. Ikan Koi bisa

hidup pada temperatur 8°C - 30°C. Oleh karena itu, ikan Koi bisa dipelihara di

seluruh wilayah Indonesia, mulai dari pantai hingga daerah pegunungan (Susanto

2007).

Kecamatan Cisaat yang berada di bagian utara Kabupaten Sukabumi

merupakan salah satu daerah sentra produksi ikan Koi di Indonesia. Dalam usaha

budidaya ikan Koi dibutuhkan sumberdaya air dengan kualitas baik sehingga

dapat memberikan hasil yang baik pula. Potensi yang dimiliki oleh Kecamatan

Cisaat dalam bidang perikanan tergolong sangat baik. Hal ini karena letaknya

yang dekat dengan kaki Gunung Gede, sehingga dapat memberikan dampak

positif dalam pemanfaatan air bersih. Hal ini berimplikasi pada meningkatnya

sektor perikanan air tawar di daerah tersebut. Produk ikan dari Kecamatan Cisaat

kebanyakan merupakan produk ikan asli lokal atau non pabrik dan kualitas ikan

Koinya sudah teruji dengan dimenangkannya kontes ikan Koi se-Indonesia oleh

ikan Koi yang berasal dari Kecamatan Cisaat. Produksi ikan Koi di Kecamatan

Cisaat pada tahun 2009 sampai tahun 2012 dapat dilihat pada Tabel 1.

284,56 Persen Capaian Target Produksi Budidaya Ikan Hias [internet]

www.djpb.kkp.go.id/berita.php?id=595 (diunduh 7 April 2014)

Page 21: ANALISIS EFISIENSI FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI … · produksi ikan Koi di daerah tersebut masih mengalami fluktuasi dan produksi ikan Koi dengan kualitas yang tinggi masih

3

Tabel 1 Produksi Ikan Koi di Kecamatan Cisaat Tahun 2009-2012

Tahun Produksi (ekor) Total Produksi

(ekor) Pembenihan Pembesaran

2009 100.670 60.625 161.295

2010 112.500 80.150 192.650

2011 120.500 90.140 210.640

2012 128.566 104.000 232.266 Sumber: Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Sukabumi 2012

Berdasarkan Tabel 1, dapat dilihat bahwa produksi ikan Koi di

Kecamatan Cisaat semakin meningkat dari tahun 2009 sampai tahun 2012. Hal ini

disebakan kualitas serta daya dukung lingkungan di Kecamatan Cisaat sudah

cukup memadai, sehingga daerah tersebut memiliki potensi dalam budidaya ikan

Koi. Budidaya ikan Koi merupakan salah satu mata pencaharian bagi masyarakat

di daerah setempat. Usaha tersebut sudah menjadi usaha turun-menurun oleh

masyarakat.

Di Kecamatan Cisaat terdapat gabungan kelompok tani yang dinamakan

dengan Kelompok Pembudidaya Ikan (Pokdakan), petani membentuk komunitas

tapi pangsa pasar dan pemasarannya oleh masing-masing petani. Fungsi Pokdakan

ini adalah sebagai penyalur informasi untuk kelompok tani lainnya,

mekanismenya adalah ketika salah satu Pokdakan mendapat informasi dari Unit

Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) atau instansi lainnya, Pokdakan akan

menyebarluaskan informasi tersebut ke Pokdakan-Pokdakan lainnya sehingga

informasi yang didapat akan menyebar secara rata. UPTD tersebut mendapatkan

informasi melalui Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Sukabumi.

Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Sukabumi bertugas

membagikan hibah atau bantuan ke tiap kelompok dan memberikan

penyuluhan/pembinaan kepada Pokdakan dengan berkumpul di sekretariat

masing-masing Pokdakan. Bantuan tidak hanya berupa uang tapi juga berupa

indukan atau benih dan sarana prasarana, namun Dinas Perikanan hanya mengatur

bantuan berupa indukan, benih, dan sarana prasarana. Pengairan tidak dikenakan

biaya apapun karena untuk budidaya ikan digunakan air sungai yang berasal dari

gunung atau dengan sumur bor. Dalam usaha budidaya ikan Koi dibutuhkan

modal yang besar untuk mendukung keberlangsungan kegiatan pembenihan dan

pembesaran ikan Koi. Modal tersebut digunakan untuk membeli pakan, obat-

Page 22: ANALISIS EFISIENSI FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI … · produksi ikan Koi di daerah tersebut masih mengalami fluktuasi dan produksi ikan Koi dengan kualitas yang tinggi masih

4

obatan, pupuk, dan lainnya. Kebanyakan orang memilih untuk bergerak sampai

pembenihan saja agar perputaran uang cepat.

Di samping memiliki harga yang relatif mahal di pasaran, maraknya

kontes ikan Koi baik di dalam maupun luar negeri ikut memberikan andil dalam

meramaikan bisnis Koi. Hal itu menyebabkan usaha budidaya ikan Koi cukup

memberikan jaminan keuntungan yang besar bagi pembudidaya ikan Koi. Modal

yang digunakan untuk pembesaran ikan Koi cukup besar sehingga menimbulkan

resiko yang besar pula. Maka dalam memproduksi ikan Koi dibutuhkan ketekunan

sehingga hasil yang didapatkan efektif dan efisien.

Para pengusaha budidaya ikan Koi terdorong untuk membuat usaha di

bidang ini karena usaha budidaya ikan Koi cukup memberikan keuntungan,

penduduk di Kecamatan Cisaat banyak membudidayakan ikan Koi dan

diharapkan nantinya usaha budidaya ikan Koi dapat memberikan kontribusi

berupa tambahan pendapatan bagi masyarakat yang ikut berpartisipasi dalam

proses produksi ikan Koi. Hal itu didukung oleh keinginan masyarakat yang

semakin meningkat untuk membeli ikan Koi sebagai salah satu kegemaran

dikalangan tertentu. Salah satu tujuan masyarakat membeli ikan Koi yaitu sebagai

lahan bisnis yang dapat memberikan keuntungan yang didasarkan pada hobi.

Maka dari itu perlu juga diketahui motif-motif yang mendasari konsumen dalam

pembelian ikan Koi supaya ikan yang di produksi oleh para petani sesuai dengan

kebutuhan konsumen. Maka penelitian ini perlu dilakukan untuk mengetahui

faktor-faktor yang mempengaruhi produksi ikan Koi di Kecamatan dan

penggunaan optimal dari setiap faktor produksi agar produksi ikan Koi di

Kecamatan Cisaat menjadi efisien dan sesuai dengan kebutuhan konsumen.

2.1 Perumusan Masalah

Kecamatan Cisaat merupakan wilayah perniagaan dan Industri Rumah

Tangga Kecil dan Menengah. Kecamatan Cisaat memiliki potensi pengembangan

perikanan, mulai dari ikan hias seperti ikan Koi. Produksi ikan Koi memberikan

keuntungan bagi masyarakat sekitar misalnya membuka lapangan pekerjaan yang

baru. Jika dibandingkan dengan budidaya ikan jenis lain seperti lele, mas, dan nila

ternyata keuntungan budidaya ikan Koi jauh lebih besar, karena peminat ikan ini

rata-rata dari kalangan menengah atas.

Page 23: ANALISIS EFISIENSI FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI … · produksi ikan Koi di daerah tersebut masih mengalami fluktuasi dan produksi ikan Koi dengan kualitas yang tinggi masih

5

Ikan Koi memiliki ukuran yang bermacam-macam. Ikan Koi yang

berukuran 25-30 cm keatas memiliki harga yang relatif tinggi. Sehingga biasanya

digunakan masyarakat di Kecamatan Cisaat sebagai tabungan untuk mengatasi

masalah keuangan mendadak, tentunya jenis ikan yang dijual merupakan ikan Koi

dengan kualitas yang terbaik. Salah satu faktor yang mempengaruhi produksi ikan

Koi di Kecamatan Cisaat adalah faktor lingkungan. Kecamatan Cisaat memiliki

kualitas lingkungan yang cukup memadai selain karena lahan yang luas, letaknya

yang strategis dekat dengan Gunung Gede menyebabkan melimpahnya air bersih

di daerah tersebut. Sehingga dalam produksinya masyarakat tidak perlu khawatir

dengan keberadaan air bersih. Selain itu terdapat faktor lain yang diduga

mempengaruhi produksi ikan Koi yaitu tenaga kerja. Adanya tenaga kerja yang

cukup dalam kegiatan produksi ikan Koi akan memberikan dampak yang baik

karena dalam pemeliharaan, pemberian pakan, serta pembersihan kolam yang

dilakukan secara teratur akan menghasilkan kualitas ikan Koi yang baik.

Usaha budidaya ikan Koi di Sukabumi beromset setiap bulannya minimal

mencapai Rp 20 juta dan mampu meningkatkan ekonomi keluarga serta

kesejaterahan warga sekitar. Usaha budidaya ikan Koi berbeda dengan usaha

budidaya ikan air tawar pada umumnya, karena usaha ini harus bermodalkan

kepercayaan dan kerjasama untuk menghasilkan benih Koi yang berkualitas. Jenis

ikan Koi sangat bervariasi, biasanya setiap petani bekerja sama dalam hal

pembenihan karena untuk bibit ikan Koi kualitas unggulan ukuran diatas dua

kilogram harganya bisa mencapai Rp 6 juta per ekor. Setiap usaha pasti ada

pasang surut atau resikonya. Indukan ikan Koi di Kecamatan Cisaat masih

mengalami keterbatasan, karena tidak setiap petani memiliki indukan yang

berkualitas unggul. Biasanya para petani melakukan sistem pinjam meminjam

indukan untuk melakukan pembenihan ikan Koi. Hasil yang didapatkan setiap

ikan yang bertelur rata-rata berjumlah 20 ribu – 30 ribu butir. Kemudian dari

jumlah tersebut hanya bisa menghasilkan Koi kualitas kontes paling banyak

berjumlah lima ekor per periode3.

3Bisnis Koi Dongkrak Ekonomi Keluarga

[Internet]http://bogor.antaranews.com/berita/4711/bisnis-Koi-dongkrak-ekonomi-keluarga

(diunduh 22 April 2014)

Page 24: ANALISIS EFISIENSI FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI … · produksi ikan Koi di daerah tersebut masih mengalami fluktuasi dan produksi ikan Koi dengan kualitas yang tinggi masih

6

Berdasarkan uraian di atas dapat kita ketahui bahwa produksi ikan Koi

dengan kualitas yang tinggi jumlahnya masih rendah yang menyebabkan harga

jual juga rendah. Oleh karena itu perlu dikaji mengenai faktor - faktor

mempengaruhi produksi ikan Koi di Kecamatan Cisaat serta apa saja motif

transaksi konsumen dalam pembelian ikan Koi sehingga dapat diketahui ikan Koi

yang sesuai dengan keinginan konsumen. Maka permasalahan yang akan diteliti

adalah sebagai berikut:

1. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi produksi ikan Koi di

Kecamatan Cisaat?

2. Apakah faktor-faktor produksi ikan Koi di Kecamatan Cisaat sudah

efisien?

3. Apa motif transaksi konsumen dalam pembelian ikan Koi?

Berdasarkan pertanyaan penelitian diatas, maka terdapat beberapa

hipotesa atau kemungkinan jawaban dari pertanyaan penelitian tersebut yaitu,

faktor-faktor yang mempengaruhi produksi ikan Koi yaitu berupa luas lahan,

tenaga kerja, dan pakan, serta kemungkinan ada faktor-faktor yang belum efisien

karena diketahui bahwa kualitas ikan Koi yang dihasilkan di Kecamatan Cisaat

masih rendah. Hal-hal yang melatarbelakangi motif transaksi konsumen dalam

pembelian ikan Koi yaitu sebagai hobi, karena ikan Koi memberikan dampak

positif dan biasanya digunakan untuk kontes yang sering dilakukan baik dalam

tingkat nasional maupun tingkat internasional. Menurut kepercayaan masyarakat,

ikan Koidapat membawa rezeki, selain itu sebagai hiasan di rumah-rumah.

2.2 Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah di atas, sebagai referensi untuk para

petani dalam penggunaan faktor-faktor produksi yang efisien sehingga

mendapatkan hasil yang maksimum, maka tujuan dari penelitian adalah:

1. Mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi produksi ikan Koi di

Kecamatan Cisaat.

2. Menganalisistingkat efisiensi penggunaan faktor-faktor produksi ikan

Koi di Kecamatan Cisaat.

3. Mengidentifikasi motif transaksi konsumen dalam pembelian ikan Koi.

Page 25: ANALISIS EFISIENSI FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI … · produksi ikan Koi di daerah tersebut masih mengalami fluktuasi dan produksi ikan Koi dengan kualitas yang tinggi masih

7

2.3 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat serta menjadi sarana dalam

mengaplikasikan ilmu pengetahuan selama menuntut ilmu di Departemen

Ekonomi Sumberdaya dan Lingkungan, Fakultas Ekonomi dan Manajemen,

Institut Pertanian Bogor. Bagi akademisi, hasil dari penelitian ini diharapkan

dapat menjadi bahan masukan atau referensi untuk melakukan penelitian

selanjutnya. Bagi pengelola, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi

manfaat serta bahan masukan atau pertimbangan dalam menentukan kebijakan

pengelolaan produksi ikan Koi di Kecamatan Cisaat.

2.4 Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini merupakan suatu kajian yang membahas tentang faktor-

faktor yang mempengaruhi produksi ikan Koi. Lokasi penelitian ini adalah di

Kecamatan Cisaat, Kabupaten Sukabumi. Responden dalam penelitian adalah

petani ikan Koi dan konsumen yang membeli ikan Koi. Faktor-faktor yang

mempengaruhi produksi ikan Koi dihitung menggunakan regresi linear berganda

sedangkan tingkat efisensi faktor produksi dihitung mengggunakan analisis

efisiensi dan perilaku konsumen dalam pembelian ikan Koi menggunakan analisis

deskriptif.

Page 26: ANALISIS EFISIENSI FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI … · produksi ikan Koi di daerah tersebut masih mengalami fluktuasi dan produksi ikan Koi dengan kualitas yang tinggi masih

8

II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Ikan Koi

Ikan Koi pertama kali dikenal pada Dinasti Chin tahun 265 dan 316

sebelum masehi. Koi dengan keindahan warna dan tingkah laku mulai

dikembangkan di Jepang 200 tahun yang lalu di pegunungan Niigata oleh petani

Yamakoshi. Pemuliaan dilakukan bertahun-tahun menghasilkan garis keturunan

yang menjadi standart penilainan Koi. Nishikigoi adalah nama jelang untuk Koi

(Alex 2011). Koi merupakan ikan yang sudah lama dijadikan sebagai ikan

peliharaan. Oleh karena itu, ikan ini sangat populer di kalangan hobiis hampir

diseluruh dunia. Harga jualnya sangat bervariasi, mulai dari yang murah hingga

yang mahal (Lesmana dan Daelani 2009). Ikan Koi merupakan ikan air tawar

yang bernilai ekonomis penting dan sudah tersebar di Indonesia.

Klasifikasi ikan Koi oleh Anonim (2011) sebagai berikut:

Kingdom : Animalia

Phylum : Chordata

Class : Actinopterygii

Order : Cyproniformes

Family : Cyprinidae

Genus : Cyprinus

Species : Cyprinus carpio

2.1.1 Jenis-Jenis Ikan Koi

Ikan Koi memiliki jenis yang bervariasi tergantung warna dan coraknya,

selain itu juga terdiri dari berbagai kualitas. Jenis ikan Koi yang mempunyai

penampilan sempurna masuk dalam kualitas A, berikutnya kualitas B, C, dan yang

paling rendah masuk kelas kropyokan. Harganya juga tergantung kualitas, Koi

yang masuk kualitas A biasanya sangat mahal bahkan mencapai puluhan juta.

Jenis Koi yang paling banyak diminati menurut Effendy (1993) adalah :

Page 27: ANALISIS EFISIENSI FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI … · produksi ikan Koi di daerah tersebut masih mengalami fluktuasi dan produksi ikan Koi dengan kualitas yang tinggi masih

9

Gambar 1 Ikan Koi Kohaku, Sanke, dan Showa

1. Kohaku, merupakan jenis ikan Koi yang mempunyai corak warna merah

di atas warna putih.

2. Sanke, merupakan jenis ikan Koi yang mempunyai corak merah dan

hitam di atas warna putih. Corak hitam tidak terdapat di kepala.

3. Showa, merupakan jenis ikan Koi hitam dengan corak warna merah dan

putih.

2.1.2 Tahapan Perencanaan Produksi Ikan Hias

Beberapa hal yang harus menjadi perhatian dalam perencanaan produksi

ikan hias menurut Lesmana dan Daelani (2009) yaitu:

1. Penentuan lokasi

Berdasarkan aspek teknis ekonomi, lahan untuk pembenihan ikan hias

harus dekat dengan sumber air, dekat dengan pusat sarana produksi

maupun daerah pemasaran, tersedia jalan dan listrik, tenaga kerja tersedia

cukup dengan tingkat upah yang relatif murah, harga atau sewa lahan

relatif murah dan lokasi tidak termasuk dalam daerah pengembangan

perumahan atau kawasan industri.

2. Penentuan jenis ikan

Jenis dan varietas ikan hias yang beredar dan diperdagangkan di pasar

lokal maupun untuk ekspor sangat beragam. Jenis ikan yang akan

diproduksi sebaiknya dipilih yang memiliki nilai jual cukup baik,

persyaratan hidupnya sesuai dengan kondisi lahan yang tersedia dan

berpotensi bisa memasuki ekspor.

3. Standar produksi dan skala usaha

Standar produksi usaha pembenihan dapat juga berpatokan pada ukuran

dan umur ikan. Sedangkan skala usaha sering dilihat dari besarnya modal

Page 28: ANALISIS EFISIENSI FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI … · produksi ikan Koi di daerah tersebut masih mengalami fluktuasi dan produksi ikan Koi dengan kualitas yang tinggi masih

10

yang ditanamkan, kelengkapan sarana dan prasarana, sumber daya

manusia, serta jumlah produksi yang dihasilkan.

4. Pengadaan tenaga kerja

Tenaga kerja disesuaikan dengan besaran skala usaha yang akan

dijalankan. Terdapat tenaga kerja tetap dan tenaga kerja tidak tetap.

2.1.3 Teknik Budidaya Ikan Koi

Memelihara Koi merupakan hobi yang sangat menyenangkan karena

keindahan ikan Koi mampu menyejukkan pandangan dan menentramkan pikiran.

Bagi peminat Koi harus memahami dan mempertimbangkan sebelum memulai

memelihara ikan Koi. Teknik budidaya ikan Koi yang harus diperhatikan adalah

sebagai berikut:

a. Pemilihan lokasi dan kontruksi wadah

Ikan Koi secara alami hidup dalam air deras sehingga membutuhkan air

jernih dan berkadar okesigen tinggi. Pemeliharaan ikan Koi yang terbaik

adalah di kolam sehingga mudah mendapatkan makanan alami dan sinar

matahari untuk merangsang pewarnaan tubuh. Koi berukuran kecil dapat

ditempatkan di akuarium, walaupun ini tidak dapat menjadi habitat

permanen. Bila dipelihara dalam kelompok, Koi akan belajar untuk tidak

mengganggu ikan yang berukuran sama, tetapi memakan ikan yang lebih

kecil. Koi suka menggali dasar kolam sehingga menyebabkan akar

tanaman rusak.

b. Kualitas air

Air merupakan media hidup dan mempengaruhi kualitas tampilan ikan

Koi sehingga perlu mendapat perhatian. Kualitas air untuk mendukung

perkembangan Koi secara optimum adalah sebagai berikut:

1. Suhu air berkisar 240-26

0 C

2. pH 7,2-7,4 (agak basa)

3. Oksigen minimal 3-5 ppm

4. CO2 maximal 10 ppm

5. Nitrit maximal 0,2

Air yang digunakan harus sudah disaring dan diendapkan 24 jam. Air

yang digunakan untuk peminjahan dan penetasan telur sebaiknya

Page 29: ANALISIS EFISIENSI FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI … · produksi ikan Koi di daerah tersebut masih mengalami fluktuasi dan produksi ikan Koi dengan kualitas yang tinggi masih

11

memiliki kandungan oksigen dan suhu yang stabil. Untuk menjamin

tersedianya oksigen dapat digunakan aerator, sedangkan suhu pada bak

peminjahan diusahakan sama dengan suhu air kolam dengan tingkat

perbedaan (fluktuasi) kurang 50 C.

c. Pakan

Koi adalah bottom feeder (pemakan di dasar) dan omnivira (pemakan

segala). Pakan buatan untuk pembesaran Koi dapat diberikan dalam

bentuk butiran (pellet). Sumber protein utama adalah formulasi

kombinasi antara bahan nabati (misalnya: tepung kedelai, tepung jagung,

tepung gandum, tepung daun, dan lainnya) dan bahan hewani (seperti:

tepung ikan, tepung kepala udang, tepung cumi, kekerangan, dan lain-

lain) serta multivitamin dan mineral seperti Ca, Mg, Zn, Fe, Co sebagai

pelengkap pakan. Kualitas pakan sangat menentukan tampilan warna

sebagai daya tarik ikan Koi sendiri, sehingga banyak upaya telah

dilakukan dengan menggunakan bahan pakan yang mengandung zat

pigmen seperti karotin (warna zingga), rutin (kuning), dan astasantin

(merah). Pakan alami atau pakan hidup misalnya cacing darah, cacing

tanah, daphnia, cacing tubifex cocok di berikan pada benih Koi (hingga

bobot 50 g/ekor) karena lebih mudah dicerna oleh benih sesuai dengan

kondisi sistem pencernaan, selain itu juga dapat memakan phitoplankton

(makhluk hidup uniselular yang mengandung klorofil pada selnya) dalam

kolam. Jumlah pakan diberikan berdasarkan jumlah ikan (bobot

biomassa) dalam kolam dengan kisaran kebutuhan 3-5% per-hari, dengan

frekuensi pemberian 2-3 kali per-hari ini juga disesuaikan dengan kondisi

ikan dan media pemeliharannya.

d. Pembenihan

Induk yang baik adalah yang memiliki pola warna bervariasi yang cerah

simetris dengan bentuk tubuh seperti terpedo dengan berat badan

minimal 1 kg. Kebanyakan pembudidaya memilih untuk membeli Koi

berkualitas baik untuk calon induk dengan ukuran 5-8 cm yang harganya

murah untuk dibesarkan menjadi induk. Koi dapat memijah secara alami

dan buatan yaitu dengan rangsangan hormon yang di suntikkan

Page 30: ANALISIS EFISIENSI FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI … · produksi ikan Koi di daerah tersebut masih mengalami fluktuasi dan produksi ikan Koi dengan kualitas yang tinggi masih

12

padatubuh induk betina untuk mempercepat proses pembuahan.

Penyuntikan Pituitary Gland (PG, nama dagang, ovarimp) dengan dosis

0,2 mg/kg bobot ikan untuk satu kali penyuntikan. Ovulasi akan terjadi

10 jam setelah penyuntikan.

e. Pendederan

Telur yang sudah dibuahi akan menetas setelah 24-48 jam tergantung

suhu. Selama penetasan, kepadatan telur adalah 1 kg per 5 liter air. Larva

yang baru menetas belum memerlukan pakan. Menjelang kuning telur

habis, perlu diberikan pakan alami berupa naupli artemia atau pakan

alami lainnya yang seukuran. Kemudian secara bertahap dapat diberikan

pakan buatan berupa butiran kering (pellet). Dalam 5 hari sesudahnya 1

juta larva memerlukan 7 kg artemia, atau sekitar 0,5-2 kg per hari. Pada

tahap ini larva ditebar pada kepadatan 20-40 larva/ liter. Untuk

menghasilkan 1 juta fingerling memerlukan sekitar 25 kg telur artemia.

Sintasan selama 9 hari adalah 50-80%. Ikan yang seberat 10 mg dapat

dijual seharga US$ 0,25 atau sekitar Rp. 2.500,-. Pendederan II dilakukan

dalam kolam yang diolah untuk menumbuhkan pakan alami dan

dilakukan selekasi dan penjarangan (mengurangi kepadatan).

Penjarangan bertujuan untuk memberi ruang gerak yang cukup bagi ikan

Koi. Seleksi bertujuan untuk mendapatkan ikan Koi berkualitas baik.

f. Pewarnaan

Kualitas Koi ditentukan oleh pola warna, kesesuaian jenis Koi dan

kejelasan warna. Pola warna yang simetris dengan batasan jelas antar

warna menunjukkan kualitas ikan yang baik. Ikan pada wadah gelap

cenderung berwarna gelap, begitu pula sebaliknya. Warna dapat berubah

bila ikan mengalami tekanan (stres). Biasanya ikan yang tumbuh lambat

mempunyai warna lebih baik daripada ikan tumbuh cepat karena pigmen

bisa diubah dan digunakan untuk pertumbuhan tubuh. Intensitas warna

tergantung dari jumlah pigmen. Pigmen dapat muncul dengan adanya

karatenoid dalam pakan.

Page 31: ANALISIS EFISIENSI FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI … · produksi ikan Koi di daerah tersebut masih mengalami fluktuasi dan produksi ikan Koi dengan kualitas yang tinggi masih

13

g. Panen

Koi tumbuh sekitar 2 cm per bulan dan pada usia 60 tahun dapat

mencapai panjang hingga 1 m. Bila ikan Koi telah mencapai ukuran

pasar yaitu 20 cm dapat dipanen dan dilakukan seleksi akhir, dengan

memisah-misahkan jenis, ukuran, dan pola warna tubuhnya. Dari hasil

seleksi ini, ikan Koi yang terpilih dibesarkan di dalam bak atau kolam

semen sambil menunggu harga pasar yang baik. Dalam penampungan

akhir ini, ikan dapat diperbaiki bentuknya, jika terlalau gemuk dibuat

langsung atau sebaliknya. Pemeliharaan selanjutnya diusahakan tidak

terlalu padat, akan lebih baik jika dalam bak dilengkapi aerator sehingga

kesegaran air terjamin dan dengan pemberian pakan yang baik dapat

meningkatkan kualitas warna tubuh ikan Koi (Alex 2011).

2.2 Teori Fungsi Produksi

Fungsi produksi untuk setiap komoditi adalah suatu persamaan, Tabel,

atau grafik yang menunjukkan jumlah (maksimum) komoditi yang dapat

diproduksi per unit waktu bagi setiap kombinasi input alternatif, apabila

menggunakan teknik produksi terbaik yang tersedia (Salvatore 2006).

2.2.1 Definisi Produksi

Secara umum, produksi dapat diartikan sebagai kegiatan optimalisasi dari

faktor-faktor produksi seperti, tenaga kerja dan modal oleh perusahaan untuk

menghasilkan produk berupa barang dan jasa. Secara teknis, kegiatan produksi

dilakukan dengan mengkombinasikan beberapa input untuk menghasilkan

sejumlah output. Dalam pengertian ekonomi, produksi didefenisikan sebagai

usaha manusia untuk menciptakan atau menambah daya dan nilai guna dari suatu

barang atau benda untuk memenuhi kebutuhan manusia (Sukirno 2011).

Soekartawi (2002), mengemukakan bahwa yang dimaksud dengan faktor

produksi adalah semua korbanan yang diberikan pada tanaman agar tanaman

tersebut mampu tumbuh dan menghasilkan dengan baik. Faktor produksi memang

sangat menentukan besar kecilnya produksi yang diperoleh. Faktor produksi

lahan, modal untuk membeli bibit, pupuk, obat-obatan dan tenaga kerja dan aspek

manajemen adalah faktor produksi yang terpenting. Hubungan antara faktor

produksi (input) dan produksi (output) disebut dengan fungsi produksi.

Page 32: ANALISIS EFISIENSI FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI … · produksi ikan Koi di daerah tersebut masih mengalami fluktuasi dan produksi ikan Koi dengan kualitas yang tinggi masih

14

Berdasarkan pada kepentingan produsen, tujuan produksi adalah untuk

menghasilkan barang yang dapat memberikan laba. Tujuan tersebut dapat

tercapai, jika barang atau jasa yang diproduksi sesuai dengan kebutuhan

masyarakat. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa sasaran kegiatan produksi

adalah melayani kebutuhan masyarakat atau untuk memenuhi kebutuhan

masyarakat secara umum (Sukirno 2011).

2.2.2 Fungsi Produksi

Kegiatan produksi melibatkan dua variabel yang mempunyai hubungan

fungsional atau saling mempengaruhi, yaitu:

1. Berapa output yang harus diproduksi

2. Berapa input yang akan dipergunakan

Fungsi produksi merupakan suatu fungsi atau persamaan yang

menyatakan hubungan antara tingkat output dengan tingkat penggunaan input-

input. Hubungan antara input dan output dapat diformulasikan oleh sebuah fungsi

produksi, yang dalam bentuk matematis dalam Nicholson (2001) dapat ditulis:

.............................................................................................. (1)

Keterangan:

Y = output yang dihasilkan selama suatu periode tertentu

K = kapital

T = tenaga kerja

M = material

Dalam produksi pertanian, hasil fisik dihasilkan oleh bekerjanya

beberapa faktor produksi sekaligus, misalanya lahan, modal, dan tenaga kerja.

Untuk dapat menggambarkan fungsi produksi ini secara jelas dan menganalisis

peranan masing-masing faktor produksi maka dari sejumlah faktor-faktor

produksi itu salah satu faktor produksi dianggap variabel (berubah-ubah),

sedangkan faktor-faktor produksi lainnya dianggap konstan.

2.3 Regresi Berganda

Model regresi berganda adalah sebuah model regresi yang menggunakan

lebih dari dua variabel. Model ini digunakan untuk mengetahui arah hubungan

antara variabel dependen dengan variabel independen berhubungan positif atau

negatif untuk memprediksi nilai variabel dependen apabila nilai variabel

Page 33: ANALISIS EFISIENSI FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI … · produksi ikan Koi di daerah tersebut masih mengalami fluktuasi dan produksi ikan Koi dengan kualitas yang tinggi masih

15

independen mengalami kenaikan atau penurunan. Persamaan model regresi linear

berganda secara umum adalah sebagai berikut:

............................................... (2)

Konstanta atau parameter β0 yang disebut intersep adalah nilai variabel respons

ketika variabel perdiktor bernilai 0 (nol). Kemudian β1, β2, β3,...,βk adalah

parameter-parameter model regresi untuk variabel X1, X2, X3,...,Xk (Juanda 2009).

2.4 Teori Efisiensi

Efisiensi menurut Soekartawi (2002) diartikan sebagai upaya penggunaan

input atas faktor produksi yang sekecil-kecilnya untuk mendapatkan hasil

produksi yang sebesar-besarnya. Sedangakan menurut Doll dan Orazem (1976)

efisiensi ekonomi mengacu pada kombinasi input untuk memaksimalkan tujuan

individu atau sosial. Efisiensi akan tercapai apabila didalam suatu kegiatan

produksi dapat menghasilkan keuntungan maksimum. Konsep efisiensi dikenal

dengan efisiensi teknis (technical efficiency), efisiensi harga (price efficiency), dan

efisiensi ekonomi (economic efficiency) (Daniel 2002).

Efisiensi teknis akan tercapai bila petani mampu mengalokasikan faktor

produksi sedemikian rupa sehingga hasil yang tinggi dapat dicapai. Bila petani

mendapatkan keuntungan yang besar dari usaha taninya, misalnya karena

pengaruh harga, maka petani tersebut dapat dikatakan mengalokasikan faktor

produksinya secara efisiensi harga. Apabila petani meningkatkan hasilnya dengan

menekan harga faktor produksi, dan menjual hasilnya dengan harga yang tinggi

maka petani tersebut telah melakukan efisiensi teknis dan efisiensi harga yang

bersamaan. Situasi yang demikian sering disebut dengan istilah efisiensi ekonomi.

Dengan perkataan lain, petani melakukan efisiensi ekonomi sekaligus juga

melakukan efisiensi teknis dan harga.

2.5 Motif Ekonomi

Motif adalah dorongan yang menggerakan seseorang bertingkah laku

dikarenakan adanya kebutuhan-kebutuhan yang ingin dipenuhi oleh manusia

(Bogisubasti 2011). Motif juga dapat dikatakan sebagai daya penggerak dari

dalam dan di dalam subjek untuk melakukan aktivitas-aktivitas transaksi demi

mencapai tujuan tertentu. Motif yang mendorong orang untuk melakukan kegiatan

Page 34: ANALISIS EFISIENSI FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI … · produksi ikan Koi di daerah tersebut masih mengalami fluktuasi dan produksi ikan Koi dengan kualitas yang tinggi masih

16

produksi disebut motif ekonomi4. Motif ekonomi adalah alasan ataupun tujuan

sehingga seseorang itu melakukan tindakan ekonomi. Motif ekonomi terbagi

dalam dua aspek:

a. Motif intrinsik, yaitu sebagai suatu keinginan untuk melakukan tindakan

ekonomi atas kemauan sendiri.

b. Motif ekstrinsik, yaitu sebagai suatu keinginan untuk melakukan

tindakan ekonomi atas dorongan orang lain.

2.6 Keputusan Pembelian Konsumen

Proses pengambilan keputusan yang rumit sering melibatkan beberapa

keputusan. Suatu keputusan (decision) melibatkan pilihan diantara dua atau lebih

alternatif tidakan atau perilaku. Keputusan selalu mensyaratkan pilihan di antara

beberapa perilaku yang berbeda. Dalam melakukan pengambilan keputusan

konsumen sebagai suatu pemecahan masalah kita mengasumsikan bahwa

konsumen memiliki sasaran (konsekuensi yang diinginkan atau nilai dalam rantai

arti akhir) yang ingin dicapai atau dipuaskan. Jadi, pengambilan keputusan

konsumen adalah proses pemecahan masalah yang diarahkan pada sasaran.

Pemecahan masalah konsumen sebenarnya ialah suatu aliran tindakan

timbal balik yang berkesinambungan di antara faktor lingkungan, proses kognitif

dan efektif, serta tindak perilaku. Periset dapat membagi aliran ini ke dalam

bebarapa tahap dan subproses yang berbeda untuk menyederhanakan masalah

(problem solving) generik yang menjelaskan lima tahapan atau proses dasar

(Setiadi 2010).

Gambar 2 Model Generik Pemecahan Masalah Konsumen

4MotifEkonomi.[internet]http:books.google.co.id/books?id=IB6H8Y186cC&pg=PA187dq=motif+

ekonomi&hl=en&output=html_text&sa=Xei=kJNU7mol4PtrQePmYc4AQ&redir_esc=y [diunduh

15 April 2014]

(1) Pemahaman adanya masalah (2) Pencarian alternatif

pemecahan

(3) Evaluasi alternatif (4) Pembelian

(5) Penggunaan pasca pembelian dan evaluasi ulang alternatif yang dipilih

Page 35: ANALISIS EFISIENSI FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI … · produksi ikan Koi di daerah tersebut masih mengalami fluktuasi dan produksi ikan Koi dengan kualitas yang tinggi masih

17

Keterangan:

1. Perbedaan yang dirasakan antara status hubungan yang ideal dan yang

sebenarnya .

2. Mencari informasi yang relevan dari lingkungan luar untuk memecahkan

masalah, atau mengaktifkan pengetahuan dari ingatan.

3. Mengevaluasi atau menilai alternatif yang ada dalam konteks kepercayaan

utama tentang konsekuensi yang relevan dan mengkombinasikan ilmu

pengetahuan tersebut untuk membuat keputusan.

4. Memilih alternatif yang dipilih.

5. Menggunakan alternatif yang dipilih dan mengevaluasinya sekali lagi

berdasarkan kinerja yang dihasilkan.

2.7 Penelitian Terdahulu

Penelitian mengenai analisis efisiensi faktor produksi telah dilakukan

oleh beberapa peneliti- peneliti sebelumnya. Terdapat perbedaan antara penelitian

ini dengan penelitian terdahulu. Perbedaan tersebut terletak pada komoditas yang

diteliti, lokasi, dan bahasan penelitian. Penelitian yang akan dilakukan saat ini

adalah menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi produksi ikan Koi di

Kecamatan Cisaat, mengestimasi tingkat efisiensi faktor-faktor produksi di

Kecamatan Cisaat dan mengidentifikasi motif transaksi konsumen dalam

pembelian ikan Koi. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis

regresi linear berganda, analisis efisiensi, dan analisis deskriptif. Penelitian

sebelumnya terkait dengan penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2 Penelitian Terdahulu

Peneliti Judul

Penelitian

Metode

Analisis

Hasil Penelitian

Finanda

(2011)

Analisis

Efisiensi

Produksi dan

Pendapatan

Usaha

Pembesaran

Lele Dumbo di

CV Jumbo

Lestari

Metode

fungsi

produksi

Cobb

Douglas,

analisis

efisiensi

produksi,

dan Rasio

Biaya (R/C

Rasio)

Padat penebaran memiliki pengaruh

yang paling besar terhadap pembesaran

lele dumbo yaitu sebesar 0,211. Untuk

mencapai kondisi efisien secara

ekonomis penggunaan padat penebaran

harus dikurangi. Nilai rasio

penerimanaan di CV Jumbo Bintang

Lestari adalah 1,12, nilai tersebut dapat

diartikan setiap satu rupiah biaya total

yang dikeluarkan untuk kegiatan usaha

akan memberikan penerimaan sebesar

Page 36: ANALISIS EFISIENSI FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI … · produksi ikan Koi di daerah tersebut masih mengalami fluktuasi dan produksi ikan Koi dengan kualitas yang tinggi masih

18

Peneliti Judul

Penelitian

Metode

Analisis

Hasil Penelitian

Rp 1,12. Nilai tersebut cukup rendah,

namun masih memberikan keuntungan

sehingga layak dikembangkan.

Santana

(2011)

Preferensi

Hobiis

terhadap

Atribut Ikan

Arwana Super

Red di Kota

Bogor

Analisis

Deskriptif

dan Analisis

Konjoin

Penelitian karakteristik dari hobiis ikan

arwana cukup bervariatif. Proses

keputusan pembelian, motivasi yang

mendorong hobiis adalah ikan arwana

super red dipercaya dapat membawa

keberuntungan. Berdasarkan hasil

analisis konjoin, dapat terlihat bahwa

sebagian besar hobiis mementingkan

warna dari ikan arwana super red.

Ardhya

(2013)

Analisis

Faktor-Faktor

yang

Mempengaruhi

Produksi dan

Pendapatan

Usaha

Budidaya Ikan

Mas Koki di

Tulungagung

Analisis

Fungsi

Cobb

Douglas

dan Analisis

RC Rasio

Faktor-faktor yang berpengaruh

terhadap survival rate atau nilai jumlah

ikan yang bertahan hidup ikan mas

koki di Pokdakan Tugu Minas Asri

adalah padat tebar, obat-obatan dan

pakan pelet. Analisis pendapatan yang

diperoleh dari kegiatan usaha budidaya

ikan hias mas koki dinyatakan layak

dan menguntungkan untuk diusahakan.

Hapsari

(2013)

Analisis

Efisiensi

Faktor yang

Mempengaruhi

Produksi

Ayam Ras

Pedaging Pola

Kemitraan dan

Mandiri di

Kecamatan

Gunung Sindur

Kabupaten

Bogor

Fungsi

Produksi

Cobb

Douglass

dan analisis

efisiensi

produksi

Faktor-faktor yang berpengaruh nyata

terhadap produksi ayam ras pedaging

pada kedua tipe peternak adalah pakan

dan pemanas dan usaha peternak ayam

ras pedaging yang dilakukan oleh

kedua tipe peternak belum mencapai

efisien secara ekonomi.

Page 37: ANALISIS EFISIENSI FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI … · produksi ikan Koi di daerah tersebut masih mengalami fluktuasi dan produksi ikan Koi dengan kualitas yang tinggi masih

19

III KERANGKA PEMIKIRAN

Kabupaten Sukabumi merupakan salah satu daerah sentra produksi ikan

Koi di Indonesia. Daerah tersebut sangat strategis karena letaknya yang dekat

dengan pegunungan sehingga kualitas airnya cukup memadai dalam

pengembangan perikanan, khususnya ikan air tawar. Adanya kegiatan budidaya

ikan Koi menimbulkan permintaan dan penawaran terhadap ikan Koi.

Pada kegiatan tersebut biasanya konsumen memanfaatkan ikan Koi

sebagai bisnis, sehingga menghasilkam keuntungan yang besar. Selain itu

digunakan sebagai hobi dengan memelihara bermacam-macam ikan Koi dengan

kualitas yang baik yaitu dilihat dari ukuran, tekstur tubuh serta warna. Sedangkan

dari sisi produsen biasanya banyak peminat dalam kegiatan tersebut, karena ikan

Koi memiliki harga yang relatif tinggi sehingga dapat digunakan sebagai tabungan

oleh petani ikan Koi dengan syarat kualitas ikan Koi yang memadai. Selain itu,

ikan Koi digunakan sebagai ajang kontes bagi penggemar ikan Koi. Kontes ikan

Koi sudah menyebar baik ditingkat nasional maupun internasional.

Berdasarkan ilustrasi diatas, menyebabkan produksi ikan Koi semakin

meningkat. Para petani membudidayakan ikan Koi dimulai dari pembenihan dan

dilanjutkan dengan pembesaran. Dalam pembenihan biasanya dilakukan selama

satu sampai dua bulan sampai muncul pola yang ada ditubuh ikan Koi. Setelah

polanya muncul dilakukan pembesaran selama tiga bulan sampai dengan ukuran

5cm – 20 cm, sehingga akan terlihat ikan Koi dengan tekstur dan warna yang

indah. Kemudian dilakukan penjualan di pasar-pasar ikan yang ada di kecamatan

Cisaat. Maka dalam penelitian ini perlu dianalisis faktor-faktor apa yang

mempengaruhi produksi ikan Koi di Kecamatan Cisaat yang akan di analisis

dengan menggunakan regresi linear berganda. Kemudian menganalisis tingkat

efisiensi penggunaan faktor-faktor tersebut dengan menggunakan analisis efisiensi

serta mengidentifikasi motif transaksi ekonomi konsumen dalam pembelian ikan

Koi yang akan di analisis dengan analisis deskriptif. Kemudian hasil dari

penelitian ini akan digunakan sebagai referensi untuk para petani dalam

penggunaan faktor-faktor produksi yang efisien sehingga memberikan hasil yang

optimal.

Page 38: ANALISIS EFISIENSI FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI … · produksi ikan Koi di daerah tersebut masih mengalami fluktuasi dan produksi ikan Koi dengan kualitas yang tinggi masih

20

Gambar 3 Kerangka Pemikiran Operasional

Permintaan

Kabupaten Sukabumi

Salah satu sentra

produksi ikan Koi

Penawaran

Bisnis

Hobi

Mitos

Minat

Tabungan

Petani

Produksi

Ikan Koi

Mengidentifikasi

faktor-faktor yang

mempengaruhi

produksi ikan Koi di

Kecamatan Cisaat

Menganalisis tingkat

efisiensi penggunaan

faktor-faktor

produksi ikan Koi di

Kecamatan Cisaat

Mengidentifikasi

motif transaksi

konsumen dalam

pembelian ikan Koi

Regresi Linear

Berganda

Analisis

Efisiensi

Analisis

Deskriptif

Sebagai referensi untuk para petani dalam

penggunaan faktor-faktor produksi yang

efisien sehingga memberikan hasil optimal

Page 39: ANALISIS EFISIENSI FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI … · produksi ikan Koi di daerah tersebut masih mengalami fluktuasi dan produksi ikan Koi dengan kualitas yang tinggi masih

21

IV METODE PENELITIAN

4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Kecamataan Cisaat Kabupaten Sukabumi.

Pemilihan lokasi dilakukan secarapurposive (sengaja) karena lokasi penelitian

merupakan salah satu sentra produksi ikan Koi di Indonesia. Proses pengumpulan

data baik primer maupun sekunder dilakukan selama 2 bulan yaitu bulan April –

Mei 2014.

4.2 Jenis dan Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data

sekunder. Data primer diperoleh dengan cara melakukan wawancara dan

pengamatan langsung kepada petani dengan menggunakan kuesioner yang telah

disiapkan sebelumnya. Data sekunder diperoleh dari literatur, beberapa buku,

jurnal, skripai, tesis, situs internet, dan instansi terkait, yaitu Balai Riset Budidaya

Ikan Hias Air Tawar di Jawa Barat.

4.3 Metode Pengambilan Contoh

Pengambilan contoh dilakukan dengan teknik purposive sampling.

Penentuan sampel dilakukan secara sengaja dengan responden yaitu petani ikan

Koi yang berada di Kecamataan Cisaat dan konsumen ikan Koi yang berada di

Sukabumi maupun di luar Sukabumi. Jumlah responden yang digunakan dalam

penelitian ini sebanyak 60 orang, masing-masing 30 responden dari produsen dan

30 responden dari konsumen, penentuan responden tersebut berdasarakan

pendapat Bailey bahwa untuk penelitian yang akan menggunakan data statistik,

ukuran sampel yang paling minimum adalah 30 (Hasan 2002).

4.4 Metode Pengelolaan dan Analisis Data

Penelitian ini dilakukan dengan metode analisis kualitatif dan kuantitatif

kemudian dilakukan pengelolaan dan analisis data. Analisis kualitatif digunakan

untuk menganalisis motif transaksi ekonomi dalam pembelian ikan Koi yang akan

dikemukan secara deskriptif dalam bentuk uraian. Analisis kuantitatif digunakan

untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi produksi ikan Koi di

Kecamatan Cisaat dan menganalisis tingkat efisiensi faktor-faktor produksi

Page 40: ANALISIS EFISIENSI FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI … · produksi ikan Koi di daerah tersebut masih mengalami fluktuasi dan produksi ikan Koi dengan kualitas yang tinggi masih

22

tersebut. Pengolahan data secara kuantitatif menggunakan alat bantu Microsoft

Excel 2007 dan Software SPSS17.0. Tahap analisis data akan dimulai dari transfer

data, pengeditan dan pengolahan data.

Tabel 3 Matriks Tujuan Penelitian, Kebutuhan, dan Analisis Data

No. Tujuan

Penelitian

Parameter Data yang

diperlukan

Metode

Analisis

Alat

Analisis

1

Mengidentifikasi

faktor-faktor yang

mempengaruhi

produksi ikan Koi

di Kecamatan

Cisaat

Benih,

tenaga

kerja,

pakan, dan

obat-obatan

Karakteristik

petani ikan

Koi

(produsen)

Fungsi

Produksi

Linear

Berganda

Software

SPSS

Microsoft

Word

Microsoft

Exel

2 Mengestimasi

tingkat efisiensi

penggunaan

faktor-faktor

produksi ikan Koi

Nilai

elastisitas

dan rasio

antara

NPM/BKM

Karakteristik

petani ikan

Koi

(produsen)

Analisis

Efisiensi

Microsoft

Word

Microsoft

Exel

3 Mengidentifikasi

motif transaksi

konsumen dalam

pembelian ikan

Koi

Alasan

dalam

pembelian

ikan Koi

- Hobi

- Bisnis

- Mitos

- Media

terapi

Karakteristik

pembeli

(konsumen)

Analisis

Deskriptif

Microsoft

Word

Microsoft

Exel

4.4.1 Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Produksi Ikan Koi

Metode yang akan digunakan dalam menganalisis faktor-faktor yang

mempengaruhi produksi ikan Koi adalah analisis regresi liner berganda. Regresi

linear berganda adalah regresi dimana variabel terikatnya (Y)

dihubungkan/dijelaskan lebih dari satu variabel, mungkin dua, tiga, dan

seterusnya variabel bebas (X1, X2,X3,...,Xn) namun masih menunjukkan diagram

hubungan yang linear. Penambahan variabel bebas ini diharapkan dapat lebih

menjelaskan karakteristik hubungan yang ada walaupun masih saja ada variabel

yang terabaikan.

Bentuk umum persamaan regresi linear berganda dapat dituliskan sebagai

berikut:

.............................(3)

Page 41: ANALISIS EFISIENSI FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI … · produksi ikan Koi di daerah tersebut masih mengalami fluktuasi dan produksi ikan Koi dengan kualitas yang tinggi masih

23

Keterangan:

Y = produksi ikan Koi

a, β1, β2, β3,β4,β5 = koefisien regresi

X1 = benih

X2 = pakan dedak

X3 = pupuk kandang

X4 = obat-obatan

X5 = tenaga kerja

ε = kesalahan pengganggu (distrubance terma), artinya nilai-

nilai variabel lain tidak dimasukkan dalam persamaan.

Nilai ini biasanya tidak dihiraukan dalam perhitungan.

Nilai duga dari Y (prediksi Y) dapat dilakukan dengan mengganti variabel X-

variabel X-nya dengan nilai-nilai tertentu (Hasan 2001).

4.4.1.1 Pengujian Hipotesis Regresi Berganda

Pengujian hipotesis terhadap hasil model regresi berganda didasarkan

pada metode Ordinary Least Square (OLS) yang akan diuji dengan cara sebagai

berikut:

1. Uji Secara Ekonomi

Dalam uji ekonomi digunakan untuk memeriksa apakah tanda dan

besaran parameter estimasi sesuai dengan yang diharapkan menurut teori ekonomi

dan pengalaman empiris. Apabila tanda dan besaran parameter yang ada di model

sesuai dengan teori ekonomi, maka model tersebut dapat dikatakan bagus.

2. Uji Kesesuaian Model

Uji kesesuaian model dilihat dari seberapa besar nilai koefisien

determinasi yang disesuaikan(adjusted R2)yang ada pada hasil regresi.Adjusted R

2

yaitu R2 yang sudah disesuaikan dengan derajat bebas dari masing-masing jumlah

kuadrat yang tercakup di dalam perhitungan adjusted R2.Rumus koefisien

determinasi yang disesuaikan ditulis sebagai berikut:

.....................................................................(4)

Berdasarkan rumus diatas dapat dijelaskan bahwa:

Page 42: ANALISIS EFISIENSI FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI … · produksi ikan Koi di daerah tersebut masih mengalami fluktuasi dan produksi ikan Koi dengan kualitas yang tinggi masih

24

1. Jika k>1, maka adjusted R2<R

2 artinya apabila banyaknya variabel bebas

ditambah, adjusted R2 dan R

2 akan sama-sama meningkat tetapi peningkatan

adjusted R2 lebih kecil daripada R

2.

2. Adjusted R2 dapat bernilai positif atau negatif, walaupun R

2 selalu non

negatif. Jika adjusted R2 negatif nilainya dianggap 0 (adjusted R

2=0)

3. Uji Statistik F

Uji statistik F dilakukan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh

variabel independen secara bersama-sama terhadap variabel dependen (Juanda

2009). Hipotesis dalam pengujian ini yaitu:

H0 : β1=β2=...βi=0

H1 : Minimal terdapat satu β≠0, i=1,2,3,...k

.......................................................................................... (5)

Keterangan:

R2 = Koefisien Determinasi

k = Jumlah variabel independen

n = Jumlah pengamatan

Nilai Fhitung yang didapat akan dibandingkan dengan Fα(db1,db2), dengan

derajat bebas db1=n-k dan db2=n-k-1, dengan tingkat nyata α. Jika Fhitung>Fα(db1,db2)

maka tolak H0, artinya seluruh variabel independen dalam satu model secara

bersama-sama mampu menjelaskan variabel dependen.

4. Uji Statistik t

Uji statistik t atau hipotesis parsial adalah uji untuk mengetahui pengaruh

masing-masing variabel independen terhadap pengaruh variabel dependen (Juanda

2009). Hipotesis dalam pengujian ini yaitu:

H0 : βi=0

H1 : βi≠0 (uji dua arah)

...................................................................................................... (6)

Keterangan:

bi = Koefisien regresi ke-i

Sbi = Standart deviasi koefisien regresi ke-i

βi = Parameter ke-i yang dihipotesiskan

Page 43: ANALISIS EFISIENSI FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI … · produksi ikan Koi di daerah tersebut masih mengalami fluktuasi dan produksi ikan Koi dengan kualitas yang tinggi masih

25

Nilai thitung yang diperolah akan dibandingkan dengan nilai t(α/2,n-k). Jika

thitung > t(α/2,n-k) maka terima H1, artinya variabel independen berpengaruh nyata

terhadap variabel dependen. Jika thitung < t(α/2,n-k) maka terima H0, artinya variabel

independen tidak berpengaruh nyata terhadap variabel dependen.

5. Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas atau kolinear berganda yaitu uji yang dilakukan

untuk mengetahui apakah terdapat hubungan yang kuat antar variabel independen.

Masalah tersebut dapat diketahui melalui hasil regresi dengan melihat nilai

Variance Inflation Factor (VIF). Jika nilai VIF lebih besar dari 10, maka terdapat

masalah multikolinearitas. Sebaliknya apabila nilai VIF lebih kecil dari 10, maka

tidak terdapat masalah multikolinearitas.

6. Uji Heteroskedatisitas

Uji Heteroskedatisitas yaitu uji yang dilakukan untuk mengetahui apakah

ada penyimpangan terhadap faktor pengganggu. Salah satu cara untuk mengetahui

adanya masakah heteroskedatisitas yaitu dengan melihat nilai uji Glejser (uji G)

pada hasil regresi. Jika nilai dari uji G lebih besar dari alfa dengan taraf nyata

yang telah ditentukan, maka tidak terdapat masalah heteroskedatisitas.

7. Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah residualnya

terdistribusi secara normal atau tidak. Uji ini dapat dilakukan dengan cara uji

Kolmogorov-Smirnov. Penerapan uji ini yaitu jika hasil signifikansi dari hasil

regresi bernilai dibawah taraf nyata 20 persen maka data yang akan diuji

mempenyai perbedaan yang signifikan dengan data normal, atau dengan kata lain

model tersebut tidak terdistribusi secara normal.

4.4.2 Estimasi Tingkat Efisiensi Penggunaan Faktor-Faktor Produksi

Ikan Koi

Metode yang akan digunakan dalam analisis tingkat efisiensi penggunaan

faktor-faktor produksi ikan Koi adalah analisis efisiensi.Efisiensi merupakan

upaya penggunaan input yang minimum untuk mendapatkan output tertentu

(Soekartawi 2002). Efesiensi produksi pada penelitian ini dilihat melalui efisiensi

teknis dan efisiensi ekonomis. Efisiensi teknis akan tercapai apabila petani

Page 44: ANALISIS EFISIENSI FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI … · produksi ikan Koi di daerah tersebut masih mengalami fluktuasi dan produksi ikan Koi dengan kualitas yang tinggi masih

26

mampu mengalokasikan faktor produksi sedemikian rupa sehingga produksi

tinggi tercapai.

4.4.2.1 Efisiensi Teknis

Efisiensi teknis adalah besaran yang menunjukkan tingkat produksi sebenarnya,

apakah produksi berada dalam skala optimum atau tidak. Efisiensi teknis dari

setiap faktor produksi dapat diketahui dari nilai elastisitas produksinya. Elastisitas

produksi dari model regresi digunakan untuk mengukur tingkat kepekaan atau

untuk mengetahui presentase perubahan Y (peningkatan atau penurunan) apabila

terjadi presentase perubahanX. Secara matematis dalam Doll dan Orazem (1976)

dituliskan sebagai berikut:

......................................................................(7)

Keterangan:

Epi = efisiensi teknis

ΔY = perubahan output (produksi)

ΔXi = perubahan input (i = benih, pakan dedak, pupuk kandang, obat-obatan

dan tenaga kerja)

Y = output

Xi = input (benih, pakan dedak, pupuk kandang, obat-obatan dan tenaga

kerja)

PM = produk marjinal

PR = produk rata-rata

Kaidah pencapaian kondisi efisiensi teknis berdasarkan nilai elastisitas

produksi (Ep) adalah sebagai berikut:

Epi> 1 belum tercapai efisiensi teknis

0 <Epi<1 tercapai efisiensi teknis

Epi<0 tidak tercapai efisiensi teknis

4.4.2.2 Efisiensi Ekonomi

Efisiensi ekonomi adalah besaran yang menunjukkan perbandingan

antara keuntungan yang sebenarnya dengan keuntungan maksimum. Keuntungan

maksimum dapat diketahui apabila turunan pertama dari keuntungannya sama

dengan nol. Efisiensi ekonomi tercapai apabila pada saat ini Nilai Produk Marjinal

(NPM) sama dengan Biaya Korbanan Marjinal (BKM) (Doll dan Orazem 1976).

Page 45: ANALISIS EFISIENSI FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI … · produksi ikan Koi di daerah tersebut masih mengalami fluktuasi dan produksi ikan Koi dengan kualitas yang tinggi masih

27

.................................................................................................(8)

; kondisi disaat π maksimum

PY - Px = 0

PY = PX

........................................................................................................(9)

Untuk efisiensi dari penggunaan tiap-tiap faktor produksi, kondisi

tersebut tercapai dengan syarat sebagai berikut:

....................................................................(10)

Apabila kondisi tersebut dipenuhi, artinya faktor produksi X yang

digunakan telah mencapai tingkat efisiensi. Namun kenyataannya kondisi seperti

ini sulit dicapai.

Jika artinya penggunaan faktor produksi X belum efisien sehingga

diperlukan penambahan faktor produksi agar tercapai kondisi

efisiensinya.

Jika artinya penggunaan faktor produksi X telah melampaui

tingkat efisiensi sehingga diperlukan pengurangan faktor

produksi X agar tercapai kondisi efisiennya.

4.4.3 Identifikasi Motif Transaksi Konsumen Dalam Pembelian Ikan Koi

Metode yang akan digunakan dalam identifikasi motif transaksi

konsumen dalam pembelian ikan Koi adalah analisis deskriptif. Analisis deskriptif

merupakan bentuk analisis data penelitian untuk menguji generalisasi hasil

penelitian yang didasarkan atas sampel data yang terkumpul (Hasan 2004). Hasil

yang akan dianalisis dengan menggunakan analisis deskriptif adalah karateristik

konsumen (pembeli) dan alasan – alasan mereka dalam pembelian ikan Koi

melalui wawancara dari sumber-sumber yang terkait. Kemudian akan dibuat suatu

rangkuman dan diperoleh kesimpulan dari hasil penelitian.

Page 46: ANALISIS EFISIENSI FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI … · produksi ikan Koi di daerah tersebut masih mengalami fluktuasi dan produksi ikan Koi dengan kualitas yang tinggi masih

28

V GAMBARAN UMUM

5.1 Kondisi Umum Kecamatan Cisaat

Kondisi umum Kecamatan Cisaat yang dijelaskan dalam penelitian ini

meliputi aspek geografis dan aspek demografis serta sosial ekonomi masyarakat.

Bagian ini juga akan menjelaskan tentang karakterisik responden sebagai petani

dan konsumen yang terkait dalam penelitian.

5.1.1. Aspek Geografis

Kecamatan Cisaat berada di sebelah utara pusat pemerintahan / ibu kota

kabupaten setelah adanya perpindahan pusat pemerintahan dan ibu kota

Kabupaten Sukabumi ke Pelabuhan Ratu. Jarak dari pusat pemerintahan

kecamatan ke pusat pemerintahan adalah sebagai berikut:

1. Ke pusat pemerintahan Kabupaten sebesar 66 km;

2. Ke pusat pemerintahan Propinsi sebesar 96 km;

3. Ke pusat pemerintahan Negara sebesar 115 km;

4. Ke Bakorawill II Bogor sebesar 54 km.

Batas wilayah Kecamatan Cisaat adalah sebelah utara berbatasan dengan

wilayah Kadudampit, sebelah selatan berbatasan dengan wilayah Gunung keruh,

sebelah barat berbatasan dengan wilayah Kecamatan Caringin dan Kecamatan

Cantalayan, dan sebelah timur berbatasan dengan wilayah Kota Sukabumi.

Kecamatan Cisaat memiliki luas wilayah 2.165,075 ha yang terbagi

kedalam 13 desa yaitu Desa Cisaat, Desa Sukamanah, Desa Cibatu, Desa Nagrak,

Desa Sukamantri, Desa Sukasari, Desa Gunungjaya, Desa Babakan, Desa

Selajambe, Desa Cibolangkaler, Desa Padaasih, Desa Sukaresmi, dan Desa

Kutasirna. Kondisi tanah yang berasa di wilayah Kecamatan Cisaat keadaannya

datar dan berbukit dengan ketinggian dari permukaan laut antara 500 m dpl

sampai 600 m dpl dan suhu udara / temperatur berkisar antara 20° C sampai 28° C

serta rata-rata curah hujan 2.000 mm s/d 3.000 mm per tahun. Dengan keadaan

seperti itulah maka kondisi tanah di wilayah Kecamatan Cisaat pada umumnya

cukup subur dan gembur serta sangat cocok digunakan lahan pertanian tanaman

basah dan perikanan.

Page 47: ANALISIS EFISIENSI FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI … · produksi ikan Koi di daerah tersebut masih mengalami fluktuasi dan produksi ikan Koi dengan kualitas yang tinggi masih

29

5.1.2 Aspek Demografis dan Sosial Ekonomi

Dilihat dari aspek demografis, penyebaran penduduk Kecamatan Cisaat

dapat dikatakan merata di 13 desa dengan jumlah yang hampir seimbang. Jumlah

penduduk di Kecamatan Cisaat tahun 2013 adalah 111.400 orang. Berdasarkan

mata pencahariannya, penduduk Kecamatan Cisaat sebagian besar adalah petani

dan buruh tani, dapat kita lihat pada Tabel 4 dibawah ini:

Tabel 4 Jumlah Penduduk di Kecamatan Cisaat Tahun 2013

No Mata Pencaharian Jumlah (orang)

1. Petani / Buruh Tani 30.635

2. Pedagang 18.938

3. Pegawai swasta 35.403

4. Pegawai negeri sipil 5.570

5. TNI / POLRI 89

6. Pensiunan 4.456

7. Pelajar / Mahasiswa 10.758

8. Tidak Bekerja 5.551 Sumber: Laporan Tahunan Kecamatan Cisaat, 2013

5.2 Karakteristik Responden

Karakteristik umum responden berdasarkan data hasil wawancara

terhadap 68 orang terdiri dari dua kategori yaitu petani ikan Koi dan konsumen

ikan Koi.

5.2.1 Karakteristik Petani

Penelitian dilakukan di Kecamatan Cisaat yang merupakan salah satu

sentra produksi ikan Koi di Jawa Barat. Responden dalam penelitian ini sebanyak

38 orang pembudidaya ikan Koi. Karakteristik responden penting karena

berpengaruh dalam setiap kegiatan budidaya. Beberapa karakteristik petani

meliputi jenis kelamin, usia, tingkat pendidikan, status budidaya, pengalaman

budidaya, dan kelompok pembudidaya ikan.

5.2.1.1 Jenis Kelamin Petani

Responden petani dalam penelitian ini berjumlah 38 orang. Berdasarkan

Tabel 5, menunjukkan bahwa jumlah responden laki-laki sebanyak 38 orang atau

100 persen, sedangkan responden perempuan tidak ada atau 0 persen. Responden

dalam penelitian ini didominasi oleh laki-laki sebagai kepala keluraga yang

bekerja untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dalam berumah tangga. Berikut ini

Page 48: ANALISIS EFISIENSI FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI … · produksi ikan Koi di daerah tersebut masih mengalami fluktuasi dan produksi ikan Koi dengan kualitas yang tinggi masih

30

merupakan Tabel yang menjelaskan karakteristik responden berdasarkan jenis

kelamin di Kecamatan Cisaat.

Tabel 5 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin di Kecamatan

Cisaat

Jenis Kelamin Jumlah (orang) Persentase (%)

Laki-laki 38 100

Perempuan 0 0

Total 38 100

5.2.1.2 Usia Petani

Tingkat usia responden melalui hasil wawancara sangat bervariasi.

Berdasarkan Tabel 6, menunjukkan bahwa usia termuda respoden yaitu berkisar

antara 20 sampai 30 tahun, sedangkan usia tertua berkisar antara 51 sampai 60

tahun. Usia petani di Kecamatan Cisaat sebagian besar berusia 31 sampai 40

tahun. Usia tersebut termasuk usia produktif untuk melakukan suatu usaha.

Responden dalam penelitian ini hampir semua telah menikah dan mempunyai

tanggungan. Berikut merupakan Tabel yang menjelaskan karakteristik responden

berdasarkan usia di Kecamatan Cisaat.

Tabel 6 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia di Kecamatan Cisaat

Usia (tahun) Jumlah (orang) Persentase (%)

20-30 7 18,42

31-40 18 47,37

41-50 10 26,32

51-60 3 7,89

Total 38 100

5.2.1.3 Tingkat Pendidikan Petani

Tingkat pendidikan dalam penelitian ini dilihat dari pendidikan terakhir

para petani. Berdasarkan Tabel 7, menunjukkan bahwa tingkat pendidikan petani

di Kecamataan Cisaat tergolong cukup tinggi karena sebagian besar responden

telah menempuh pendidikan sampai ketingkat Sekolah Menengah Atas (SMA)

sebanyak 23 orang atau 60,53 persen. Tingkat pendidikan berpengaruh dalam

kegiatan usahatani, misalnya pada saat penggunaan teknologi yang semakin maju.

Berikut ini merupakan Tabel yang menjelaskan karakteristik responden

berdasarkan tingkat pendidikan di Kecamatan Cisaat.

Page 49: ANALISIS EFISIENSI FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI … · produksi ikan Koi di daerah tersebut masih mengalami fluktuasi dan produksi ikan Koi dengan kualitas yang tinggi masih

31

Tabel 7 Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan di Kecamatan

Cisaat

Pendidikan Jumlah (orang) Persentase (%)

SD 7 18,42

SMP 6 15,79

SMA 23 60,53

Perguruan Tinggi 2 5,26

Total 38 100

5.2.1.4 Status Budidaya Petani

Status budidaya petani di Kecamatan Cisaat terdiri dari pekerjaan utama

dan pekerjaan sampingan. Berdasarkan Tabel 8, diketahui bahwa sebagian besar

pekerjaan petani sebagai pembudidaya ikan Koi yaitu pekerjaan sampingan

sebesar 20 orang atau 52,63 persen. Pekerjaan utama petani sebagian besar yaitu

pembudidaya ikan konsumsi, petani melakukan tumpang sari dalam kegiatan

budidaya tersebut. Berikut ini merupakan Tabel yang menjelaskan karakteristik

responden berdasarkan status budidaya ikan Koi di Kecamatan Cisaat.

Tabel 8 Karakteristik Responden Berdasarkan Status Budidaya

Status Budidaya Jumlah (orang) Persentase (%)

Utama 18 47,37

Sampingan 20 52,63

Total 38 100

5.2.1.5 Pengalaman Budidaya Petani

Pengalaman budidaya dalam usaha budidaya berpengaruh dalam

pengambilan keputusan-keputusan dalam menghadapi permasalahan yang muncul

di lapangan. Petani yang lebih berpengalaman akan lebih cekatan dalam

mengambil sebuah keputusan. Berdasarkan Tabel 9, diketahui bahwa sebagian

besar pengalaman petani dalam budidaya ikan Koi yaitu 10 sampai 20 tahun yaitu

sebanyak 14 orang atau 36,84 persen. Hal ini menunjukkan sebagian besar petani

sudah cukup berpengalaman dalam budidaya ikan Koi. Berikut ini merupakan

Tabel yang menjelaskan karakteristik responden berdasarkan pengamalan

budidaya di Kecamatan Cisaat.

Page 50: ANALISIS EFISIENSI FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI … · produksi ikan Koi di daerah tersebut masih mengalami fluktuasi dan produksi ikan Koi dengan kualitas yang tinggi masih

32

Tabel 9 Karakteristik Responden Berdasarkan Pengalaman Budidaya di

Kecamatan Cisaat

Pengalaman Budidaya Jumlah (orang) Persentase (%)

< 10 11 28,95

10-20 14 36,84

21-30 13 34,21

Total 38 100

5.2.1.6 Kelompok Pembudidaya Ikan (Pokdakan) Petani

Terdapat beberapa kelompok pembudidaya ikan (Pokdakan) di

Kecamatan Cisaat. Dalam penelitian ini, responden yang diambil terdiri dari

petani yang ikut dalam pokdakan dan petani yang tidak ikut dalam pokdakan atau

petani mandiri. Berdasarkan Tabel 10, menunjukkan bahwa sebagian besar petani

ikut dalam pokdakan yaitu sebanyak 30 orang atau 78,95 persen. Berikut ini

merupakan Tabel yang menjelaskan karakteristik responden berdasarkan

pokdakan di Kecamatan Cisaat.

Tabel 10 Karakteristik Responden Berdasarkan Pokdakan di Kecamatan Cisat

Nama Pokdakan Jumlah (orang) Persentase (%)

Gosanke 7 18,42

Muda Berkarya 8 21,05

PBC 8 21,05

Al Mubarokah 3 7,89

SMS 2 5,26

Mina Raja 1 2,63

Bina Sejaterah 1 2,63

Petani Mandiri 8 21,05

Total 38 100

5.2.2 Karakteristik Konsumen

Responden dalam penelitian ini adalah konsumen yang merupakan

penghobiis ikan Koi. Responden diambil sebanyak 30 orang yang diambil secara

sengaja berdasarkan hasil informasi dari penghobiis sebelumnya mengingat

sesama penghobiss saling mengenal satu sama lain. Beberapa karakteristik

konsumen meliputi jenis kelamin, usia, pendidikan terakhir, pekerjaan, dan

pendapatan rata-rata.

5.2.2.1 Jenis Kelamin Konsumen

Jenis Kelamin Konsumen dalam penelitian yaitu laki-laki dan

perempuan. Berdasarkan Tabel 11, menunjukkan bahwa jumlah responden laki-

laki sebanyak 29 orang atau 96,67 persen, sedangkan responden perempuan

Page 51: ANALISIS EFISIENSI FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI … · produksi ikan Koi di daerah tersebut masih mengalami fluktuasi dan produksi ikan Koi dengan kualitas yang tinggi masih

33

sebanyak 1 orang atau 3,33 persen. Responden dalam penelitian ini didominasi

oleh laki-laki. Berikut ini merupakan Tabel yang menjelaskan karakteristik

responden berdasarkan jenis kelamin.

Tabel 11 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis Kelamin Jumlah (orang) Persentase (%)

Laki-laki 29 96,67

Perempuan 1 3,33

Total 30 100

5.2.2.2 Usia Konsumen

Tingkat usia responden melalui hasil wawancara sangat bervariasi.

Berdasarkan Tabel 12, menunjukkan bahwa usia termuda respoden yaitu berkisar

antara 20 sampai 29 tahun, sedangkan usia tertua lebih besar dari 49 tahun. Usia

konsumen ikan Koi besar berusia 40 sampai 49 tahun. Responden dalam

penelitian ini hampir semua telah menikah dan mempunyai tanggungan. Berikut

merupakan Tabel yang menjelaskan karakteristik responden berdasarkan usia.

Tabel 12 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia

Usia (tahun) Jumlah (orang) Persentase (%)

20-29 5 16,67

30-39 8 26,67

40-49 14 46,67

>49 3 10,00

Total 30 100

5.2.2.3 Pendidikan Terakhir Konsumen

Tingkat pendidikan dalam penelitian ini dilihat dari pendidikan terakhir

konsumen. Berdasarkan Tabel 13, menunjukkan bahwa tingkat pendidikan

konsumen tergolong cukup tinggi karena sebagian besar responden telah

menempuh pendidikan sampai ketingkat Sekolah Menengah Atas (SMA)

sebanyak 14 orang atau 46,67 persen. Sedangkan pendidikan tertinggi pada

konsumen yaitu pasca sarjana. Berikut ini merupakan Tabel yang menjelaskan

karakteristik responden berdasarkan tingkat pendidikan terakhir.

Tabel 13 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir

Pendidikan Jumlah (orang) Persentase (%)

SMP 4 13,33

SMA 14 46,67

Sarjana 9 30,00

Pasca Sarjana 3 10,00

Total 30 100

Page 52: ANALISIS EFISIENSI FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI … · produksi ikan Koi di daerah tersebut masih mengalami fluktuasi dan produksi ikan Koi dengan kualitas yang tinggi masih

34

5.2.2.4 Pekerjaan Konsumen

Pekerjaan konsumen dalam penelitian ini sangat bervariasi. Berdasarkan

Tabel 14, dapat diketahui sebagian besar pekerjaan konsumen yaitu wiraswasta

(pedagang, pengusaha, dan lainnya) sebanyak 22 orang atau 73,33 persen. Berikut

ini merupakan Tabel yang menjelaskan karakteristik responden berdasarkan

pekerjaan.

Tabel 14 Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan

Pekerjaan Jumlah (orang) Persentase (%)

Wiraswasta 22 73,33

Pegawai Swasta 3 10,00

Pegawai Negeri 4 13,33

Ibu Rumah Tangga 1 3,33

Total 30 100

5.2.2.5 Pendapatan Rata-Rata Konsumen

Jumlah pendapatan konsumen sangat bervariasi sesuai dengan

pekerjaannya masing-masing. Berdasarkan Tabel 15, diketahui bahwa pendapatan

tertinggi konsumen yaitu lebih besar dari Rp. 10.000.000,- yaitu sebanyak 9 orang

atau 30 persen, sedangkan pendapatan tertingga konsumen yaitu lebih kecil dari

Rp. 3.000.000,- sebanyak 6 orang atau 20 persen. Berikut ini merupakan Tabel

yang menjelaskan karakteristik responden berdasarkan pendapatan rata-rata.

Tabel 15 Sebaran Responden Berdasarkan Pendapatan Rata-Rata

Pendapatan (Rp)/bulan Jumlah (orang) Persentase (%)

<3.000.000 6 20

3.000.000-5.000.000 6 20

5.000.001-10.000.000 9 30

>10.000.000 9 30

Total 30 100

5.3 Kegiatan Budidaya Ikan Koi di Kecamatan Cisaat

Kegiatan budidaya ikan Koi yang dilakukan oleh petani di Kecamatan

Cisaat sebagian besar dimulai dengan tahapan pembenihan ikan sampai

pembesaran sekitar usia 3 sampai 4 bulan. Tahapannya adalah sebagai berikut:

5.3.1 Pengelolaan Lahan

Kegiatan awal dalam budidaya ikan Koi yaitu pengelolaan lahan yang

dilakukan selama 4 sampai 5 hari. Tahap awal yang dikerjakan yaitu pengeringan

kolam selama 3 hari untuk menetralkan kembali kadar tanah dan kuman yang

menempel di dinding akan mati. Kemudian dilakukan pemupukan di lahan yang

Page 53: ANALISIS EFISIENSI FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI … · produksi ikan Koi di daerah tersebut masih mengalami fluktuasi dan produksi ikan Koi dengan kualitas yang tinggi masih

35

telah dikeringkan. Pupuk yang digunakan yaitu pupuk kandang dan pupuk urea

yang dicampur secara merata. Setelah dipupuk secara merata, dikeringkan lagi

selama 2 hari. Lalu diisi dengan air sampai penuh dan dibiarkan selama 1 hari

untuk menetralkan suhu air. Kualitas air yang baik sangat mendukung untuk

perkembangan ikan Koi secara optimal.

5.3.2 Pembenihan Ikan

Pembenihan ikan dilakukan selama 40 sampai 50 hari yaitu dimulai dari

penetesan induk. Induk yang baik adalah yang memiliki pola warna yang

bervariasi, cerah, simetris, dan kesehatan yang baik. Induk jantan dan betina

ditempatkan dalam wadah yang berbeda dan tidak diberi pakan selama beberapa

hari. Telur yang menetas menghasilkan larva. Kemudian larva diletakkan diatas

ijuk didalam kolam dan dibiarkan 15 hari. Setelah 15 hari, larva tersebut

dipindahkan ke dalam kolam selama 30 hari. Setelah berukuran jari atau 4 sampai

5 cm dilakukan penjarangan untuk memilih ikan yang kualitas baik.

5.3.3 Penanaman Benih

Penanaman benih dilakukan selama 30 menit. Para petani melakukan

kegiatan tumpang sari dalam kegiatan budidaya ikan Koi ini. Biasanya ikan Koi di

tumpang sari dengan ikan Komet, ikan Baster, ikan Nila dan lainnya sesuai

dengan kebutuhan masing-masing petani. Setelah dilakukan penanaman, ikan Koi

tidak diberi pakan selama 2 sampai 3 hari karena ikan Koi akan melakukan

pemulihan dan adaptasi. Setelah 3 hari, ikan Koi diberikan pakan dedak dan pakan

pelet sesuai dengan jumlah ikan yang ditanam. Pemberikan pakan tersebut

dilakukan rutin setiap hari oleh petani.

5.3.4 Panen

Panen ikan dilakukan setelah ikan berumur 3 sampai 4 bulan atau

berukuran 5 sampai 15 cm. Sebelum ikan dijual secara keseluruhan akan

dilakukan penjarangan terlebih dahulu. Penjarangan dilakukan agar diperoleh ikan

Koi yang berkualitas baik atau kurang baik. Ikan Koi yang berkualitas baik

biasanya akan ditanam kembali oleh para petani sampai berukuran sesuai dengan

keinginan petani serta menunggu harga pasar yang baik. Sedangkan ikan Koi yang

kualitas kurang baik akan dijual langsung oleh petani kepada tengkulak dan

pedagang.

Page 54: ANALISIS EFISIENSI FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI … · produksi ikan Koi di daerah tersebut masih mengalami fluktuasi dan produksi ikan Koi dengan kualitas yang tinggi masih

36

VI HASIL DAN PEMBAHASAN

6.1 Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Produksi Ikan Koi di

Kecamatan Cisaat

Model analisis yang digunakan untuk mengetahui faktor-faktor yang

mempengaruhi produksi ikan Koi di Kecamatan Cisaat adalah model analisis

regresi berganda yang didasarkan pada metode Ordinary Least Square (OLS).

Data yang digunakan dalam menentukan model tersebut yaitu data primer melalui

wawancara terhadap 38 orang petani ikan Koi. Data tersebut diolah dengan

menggunakan software SPSS 17.0. Faktor-faktor produksi yang diestimasi ke

dalam model meliputi benih (X1), pakan dedak (X2), pupuk kandang (X3), obat-

obatan (X4), dan tenaga kerja (X5). Model yang diduga merupakan hubungan

antara fakor-faktor produksi yang digunakan dengan output yang dihasilkan. Hasil

pendugaan model fungsi produksi yang diperoleh setelah dilakukan analisis

dengan menggunakan metode OLS adalah sebagai berikut:

............................................................................................(11)

Keterangan :

Y = produksi ikan Koi (ekor)

X1 = benih (ekor)

X2 = pakan dedak (kilogram)

X3 = pupuk kandang (kilogram)

X4 = obat-obatan (kilogram)

X5 = tenaga kerja (HOK)

Berdasarkan uji secara ekonomi, hasil dari pendugaan model tersebut

menunjukkan bahwa masing-masing variabel independen sesuai dengan hipotesis.

Apabila dalam model bertanda positif (+), artinya setiap penambahan penggunaan

input sebesar satu persen akan meningkat produksi ikan Koi sebesar masing-

masing koefisien independen di model. Sedangkan apabila model bertanda negatif

(-), artinya setiap penambahan penggunaan input sebesar satu persen akan

menurunkan produksi ikan Koi sebesar masing-masing koefisien independen di

model. Berdasarkan hasil olah data dengan menggunakan SPSS yang terdapat di

Page 55: ANALISIS EFISIENSI FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI … · produksi ikan Koi di daerah tersebut masih mengalami fluktuasi dan produksi ikan Koi dengan kualitas yang tinggi masih

37

Lampiran 2, diperoleh koefisien determinasi disesuaikan (Adjusted R2) sebesar

0,410. Angka tersebut menunjukkan bahwa 41 persen keragaman produksi ikan

Koi dijelaskan oleh variabel independen yang ada dalam model yaitu benih, pakan

dedak, pupuk kandang, obat-obatan dan tenaga kerja, sedangkan sisanya sebesar

59 persen dijelaskan oleh variabel lain di luar model.

Hasil pendugaan diperoleh nilai uji F yang terdapat di Lampiran 2

sebesar 6,150. Nilai tersebut signifikan pada taraf 5 persen, artinya secara

bersama-sama variabel independen dalam produksi mempunyai pengaruh nyata

terhadap produksi ikan Koi. Bedasarkan hasil uji t yang terdapat pada Lampiran

2, diketahui bahwa variabel-variabel yang berpengaruh nyata pada taraf 25 persen

adalah benih, pupuk kandang, dan obat-obatan. Sedangkan variabel yang tidak

berpengaruh nyata terhadap produksi ikan Koi adalah pakan dedak, dan tenaga

kerja.

Setelah melakukan pedugaan dan pengujian terhadap model fungsi

produksi, selanjutnya dilakukan pemeriksaan terhadap asumsi OLS untuk melihat

masalah multikolineritas, heteroskedasitas, dan normalitas. Pengujian adanya

multikolinearitas atau tidak, dilihat dari nilai Variant Inflation Factor (VIF).

Apabila VIF lebih kecil dari 10, maka tidak terjadi multikolinearitas. Hasil dari

VIF yang terdapat di Lampiran 2, menunjukkan bahwa masing- masing variabel

bernilai lebih kecil dari 10, maka dalam model fungsi produksi ikan Koi tidak

terdapat masalah multikolinearitas.

Pengujian adanya heteroskedastisitas atau tidak, dilihat dari nilai Uji

Glejser (G), apabila nilai dari uji G lebih besar dari taraf 5 persen maka tidak ada

heteroskedastisitas. Hasil dari uji G yang terdapat pada Lampiran 2, sebesar 2,018

sehingga dapat disimpulkan bahwa dalam model fungsi produksi ikan Koi tidak

terdapat masalah heteroskedastisitas.

Pengujian normalitas dilakukan dengan menggunakan Tabel Kolmograv-

Smirnov test dan grafik P-Plot. Hasil dari Tabel Kolmograv-Smirnov test yang

terdapat pada Lampiran 2 yaitu sebesar 0,529. Nilai dari Kolmograv-Smirnov test

lebih besar dari taraf nyata 20 persen maka dapat disimpulkan bahwa model

tersebut baik dan terdistribusi normal. Kemudian dapat dilihat pada grafik yang

terdapat pada Lampiran 2. Berdasarkan grafik P-Plot diketahui bahwa terlihat

Page 56: ANALISIS EFISIENSI FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI … · produksi ikan Koi di daerah tersebut masih mengalami fluktuasi dan produksi ikan Koi dengan kualitas yang tinggi masih

38

titik-titik yang menyebar di sekitas garis peluang normal dan mengikuti garis

tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa residual model regresi tersebut

terdistibusi secara normal.

Besar pengaruh faktor-faktor produksi dalam fungsi produksi regresi

linear berganda, dapat dilihat dari nilai koefisien yang merupakan nilai elastisitas

dari masing-masing produksinya. Nilai dari regresi tersebut dapat dilihat pada

tabel dibawah ini.

Tabel 16 Nilai Koefisien Regresi Produksi Ikan Koi di Kecamatan Cisaat

Faktor Produksi Koefisien Regresi Signifikan

(Constant) - 0,857 0,846

Benih (X1) 0,612 0,000 *

Pakan Dedak (X2) - 0,061 0,602

Pupuk Kandang (X3) 0,204 0,124 **

Obat-obatan (X4) - 0,157 0,243 ***

Tenaga kerja (X5) 0,462 0,521

Keterangan:

* = nyata pada taraf 1 persen

** = nyata pada taraf 15 persen

*** = nyata pada taraf 25 persen

1. Benih

Benih merupakan faktor produksi yang paling utama dalam usaha

budidaya ikan Koi. Benih berdasarkan Tabel 16 berpengaruh positif terhadap

peningkatan produksi ikan Koi. Variabel benih berpengaruh nyata terhadap

produksi ikan Koi dengan taraf nyata 1 persen. Nilai elastisitas produksi untuk

variabel benih adalah 0,612 artinya setiap penambahan jumlah benih sebesar satu

persen akan meningkatkan produksi ikan Koi sebesar 0,612 persen dengan asumsi

cateris paribus.

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, jumlah benih yang ditanam

setiap petani di Kecamatan Cisaat berbeda-beda tergantung luas lahan yang ada

dan adanya asumsi bahwa semakin banyak benih yang ditanam maka akan

meningkatkan produksi ikan Koi. Sebagian besar petani melakukan kegiatan

tumpang sari dengan ikan konsumsi dan ikan hias lainnya. Hal ini disebabkan

karena ikan Koi dapat hidup secara bersamaan dengan ikan yang lain. Ikan Koi

dapat menyesuaikan diri di kolam dengan tidak memakan ikan yang lain. Tetapi

setelah ikan Koi berukuran besar maka ikan Koi akan dipisah-pisah. Hal ini

Page 57: ANALISIS EFISIENSI FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI … · produksi ikan Koi di daerah tersebut masih mengalami fluktuasi dan produksi ikan Koi dengan kualitas yang tinggi masih

39

bertujuan agar pemeliharaan dan perawatannya lebih fokus sehingga mendapatkan

hasil yang lebih berkualitas sampai dengan ukuran yang maksimal.

2. Pupuk Kandang

Pupuk kandang merupakan salah satu variabel yang penting dalam

produksi ikan Koi di Kecamatan Cisaat. Pupuk kandang berdasarkan Tabel 16

berpengaruh positif terhadap peningkatan produksi ikan Koi. Variabel pupuk

kandang berpengaruh nyata terhadap nilai produksi ikan Koi pada taraf nyata 15

persen. Nilai elastisitas produksi untuk variabel pakan adalah 0,204, artinya setiap

penambahan jumlah penggunaan pupuk kandang sebesar satu persen akan

meningkatkan produksi ikan Koi sebesar 0,204 persen dengan asumsi cateris

paribus.

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, jumlah pupuk yang

digunakan petani di Kecamatan Cisaat berbeda-beda sesuai dengan luas lahan

yang ada. Pupuk kandang berguna sebagai penyubur lahan sebelum ditanam ikan

Koi. Selain itu pupuk kandang juga berguna sebagai tambahan nutrisi dari unsur-

unsur yang ada di dalam tanah sehingga ikan mendapatakan nutrisi alami. Pupuk

kandang diletakkan sewaktu kolam ikan masih dalam keadaan kering, kemudian

dicampurkan kedalam kolam yang telah dipersiapkan sebelumnya, lalu

dikeringkan kembali selama dua sampai tiga hari. Setelah itu air dimasukkan

kedapan kolam tersebut dan siap untuk ditanam benih ikan Koi.

3. Obat-Obatan

Obatan-obatan berguna untuk menyembuhkan dan mencegah segala

macam penyakit pada ikan Koi. Obat-obatan berdasarkan Tabel 16 berpengaruh

negatif terhadap peningkatan produksi ikan Koi. Variabel obat-obatan

berpengaruh nyata terhadap produksi ikan Koi pada taraf nyata 25 persen. Nilai

elastisitas produksi untuk variabel obat-obatan adalah -0,157, artinya setiap

penambahan jumlah penggunaan obat-obatan sebesar satu persen akan

menurunkan produksi ikan Koi sebesar 0,610 persen dengan asumsi cateris

paribus.

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan tidak semua petani

menggunakan obat-obatan. Tanpa obat-obatan ikan Koi masih dapat tetap hidup.

Obat-obatan yang diberikan sesuai dengan kendala yang mereka hadapi, tetapi

Page 58: ANALISIS EFISIENSI FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI … · produksi ikan Koi di daerah tersebut masih mengalami fluktuasi dan produksi ikan Koi dengan kualitas yang tinggi masih

40

sebagian besar petani menggunakan obat-obatan tersebut untuk pencegahan

terhadap ikan. Penggunaan obat-obatan yang berlebihan dapat menurunkan

jumlah produksi ikan disebabkan oleh dosis yang kurang tepat sehingga ikan

banyak yang mati. Salah satu jenis obat-obatan yang digunakan yaitu garam yang

berguna untuk menekan pertumbuhan parasit yang merugikan ikan sehingga ikan

menjadi lebih sehat. Garam yang digunakan ialah garam yang tidak mengandung

yodium.

4. Pakan Dedak

Pakan dedak merupakan salah satu pakan yang diberikan petani untuk

kelangsungan hidup ikan Koi. Pakan dedak berdasarkan Tabel 16 berpengaruh

negatif terhadap produksi ikan Koi. Variabel pakan dedak tidak berpengaruh nyata

terhadap produksi ikan Koi. Nilai elastisitas produksi untuk variabel pakan dedak

adalah -0,061, artinya setiap penambahan jumlah pakan dedak sebesar satu persen

akan menurunkan produksi ikan Koi sebesar 0,061 persen dengan asumsi cateris

paribus.

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, pakan dedak tidak

berpengaruh nyata disebabkan ikan Koi dapat hidup tanpa pakan, karena ikan Koi

dapat menyerap zat yang larut dalam air di kolam. Adanya pakan dedak,

sebenarnya membantu dalam pembersaran ikan Koi tetapi tidak terlalu

berpengaruh jumlahnya. Pakan dedak penting dalam proses produksi untuk

mencegah apabila kolam sudah tidak subur lagi. Pakan dedak yang diberikan

untuk ikan Koi apabila terlalu berlebihan akan menimbulkan dampak negatif

seperti pencemaran air. Pencemaran air akan menyebabkan kolam menjadi cepat

keruh sehingga ikan Koi sulit untuk melakukan proses pernafasan. Hal ini yang

menyebabkan koefisien pada model berpengaruh negatif.

5. Tenaga Kerja

Tenaga kerja yang digunakan oleh petani di Kecamatan Cisaat

menggunakan tenaga kerja yang berasal dari keluarga dan tenaga kerja bukan

keluarga. Tenaga kerja berdasarkan Tabel 16 berpengaruh positif terhadap

peningkatan produksi ikan Koi. Variabel tenaga kerja tidak berpengaruh nyata

terhadap nilai produksi ikan Koi. Nilai elastisitas variabel tenaga kerja adalah

Page 59: ANALISIS EFISIENSI FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI … · produksi ikan Koi di daerah tersebut masih mengalami fluktuasi dan produksi ikan Koi dengan kualitas yang tinggi masih

41

0,462, artinya setiap penambahan tenaga kerja sebesar satu persen akan

meningkatkan produksi ikan Koi sebesar 0,462 persen.

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, tidak semua petani

menggunakan tambahan tenaga kerja, sebagian besar mereka melakukannya

sendiri. Tenaga kerja dihitung berdasarkan hari orang kerja (HOK). Sedangkan

jumlah tenaga kerja yang bisa digunakan berjumlah tiga sampai empat orang dan

sebagian besar yang digunakan adalah anggota keluarga. Tenaga kerja yang

biasanya digunakan yaitu untuk tahap awal dan tahap akhir seperti pembersihan

kolam, penjarangan, dan pemanenan. Selain itu biasanya petani mengerjakan

sendiri seperti pemberian pakan dan pembersihan gulma-gulma disekitar kolam.

Tenaga kerja tidak berpengaruh nyata dalam produksi ikan Koi bukan berarti

tenaga kerja tidak penting. Tenaga kerja penting karena tanpa tenaga kerja

budidaya ikan Koi tidak dapat dilakukan.

6.2 Analisis Tingkat Efisiensi Penggunaan Faktor-Faktor Produksi Ikan

Koi di Kecamataan Cisaat

Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis efisiensi

secara teknis dan analisis efisiensi secara ekonomis. Kedua analisis efisiensi ini

saling berpengaruh satu sama lain untuk menunjukkan kombinasi faktor-faktor

produksi. Selain itu untuk mengetahui tingkat produksi ikan Koi yang optimal

sehingga menghasilkan keuntungan yang maksimal pada saat budidaya ikan Koi.

6.2.1 Efisiensi Teknis

Efisiensi teknis dapat diketahui berdasarkan nilai elastisitas produksi dari

setiap variabel-variabel independen dalam model fungsi produksi ikan Koi. Nilai

elastisitas produksi pada fungsi produksi linear berganda dapat dilihat dari regresi

masing-masing variabel independen yang telah diubah ke dalam bentuk hasil

logaritma natural (ln) pada saat mengolah data. Nilai elastisitas faktor-faktor

produksi yang berpengaruh dalam produksi ikan Koi dapat dilihat di Tabel

berikut:

Tabel 17 Nilai Elastisitas Faktor-Faktor Produksi Ikan Koi di Kecamatan Cisaat

Faktor Produksi Elastisitas Produksi

Benih 0.612

Pupuk Kandang 0,204

Obat-obatan 0,157

Page 60: ANALISIS EFISIENSI FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI … · produksi ikan Koi di daerah tersebut masih mengalami fluktuasi dan produksi ikan Koi dengan kualitas yang tinggi masih

42

Efisiensi teknis terjadi apabila elastisitas produksi bernilai lebih besar

dari nol dan lebih kecil dari satu. Berdasarkan Tabel 17 dapat diketahui bahwa

faktor-faktor produksi ikan Koi yang pengaruh nyata terhadap produksi ikan Koi

yaitu benih, pupuk kandang, dan obat-obatan secara berurutan bernilai 0,612,

0,204, dan 0,157 maka dapat disimpulkan faktor-faktor produksi tersebut

mencapai efisiensi secara teknis. Apabila suatu faktor produksi mencapai efisiensi

secara teknis, maka faktor produksi tersebut belum efisiensi secara ekonomi,

tetapi apabila suatu faktor produksi mencapai efisiensi secara ekonomi maka

sudah pasti faktor produksi tersebut mencapai efisiensi secara teknis.

5.2.2 Efisiensi Ekonomi

Efisiensi ekonomi dari penggunaan faktor-faktor produksi ikan Koi

dilihat dari hasil perbandingan antara Nilai Produk Marjinal (NPM) dan Biaya

Korbanan Marjinal (BKM). Efisiensi ekonomi akan tercapai apabila nilai

perbandingan antara NPM dan BKM per periode produksi sama dengan satu

untuk semua faktor produksi yang digunakan. Kondisi demikian dapat dikatakan

bahwa penggunaan faktor-faktor produksi ikan Koi dalam keadaan optimal. Nilai

perbandingan antara NPM dan BKM dapat dilihat di Tabel berikut:

Tabel 18 Rasio NPM/BKM Faktor-Faktor Produksi Ikan Koi di Kecamatan

Cisaat

Faktor Produksi NPM/BKM

Benih 0,319

Pupuk Kandang 6,339

Obat-obatan 1,550

Berdasarkan Tabel 18 dapat diketahui bahwa penggunaan faktor-faktor

produksi ikan Koi yaitu benih telah melampaui tingkat efisiensi karena rasio

antara NPM dan BKM bernilai kurang dari satu yaitu 0,319 sedangkan pupuk

kandang dan obat-obatan belum mencapai tingkat efisiensi karena rasio antara

NPM dan BKM bernilai lebih dari satu secara berurutan yaitu 6,339 dan 1,550.

Untuk mencapai kondisi efisien secara ekonomi, diperlukan perhitungan

penggunaan faktor-faktor produksi secara optimal yang dapat dilihat pada tabel

19.

Page 61: ANALISIS EFISIENSI FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI … · produksi ikan Koi di daerah tersebut masih mengalami fluktuasi dan produksi ikan Koi dengan kualitas yang tinggi masih

43

Tabel 19 Kombinasi Optimal Penggunaan Faktor-Faktor Produksi Ikan Koi di

Kecamatan Cisaat

Faktor Produksi Rata-Rata

Input

(per15000m2)

NPM/BKM Penggunaan

Optimal

(per 15000m2)

Benih (ekor) 25.171,000 0,319 8.031,000

Pupuk Kandang (kg) 251,710 6,339 1.595,472

Obat-obatan (kg) 8,390 1,550 13,006

Kondisi efisiensi ekonomi penggunaan faktor-faktor produksi pada usaha

budidaya ikan Koi di Kecamatan Cisaat dapat dicapai apabila penggunaan benih

dikurangi dari 25.171 ekor menjadi 8.031 ekor per 15000 m2. Pengurangan benih

perlu dilakukan karena berdasarkan hasil dilapangan semakin banyak benih yang

ditanam maka resiko kematian ikan Koi juga semakin meningkat karena

menyebabkan kolam semakin padat. Maka apabila penanaman ikan Koi dilakukan

secara berlebihan akan menyebabkan produksi ikan Koi menurun. Oleh sebab itu

sebaiknya petani lebih fokus menanam benih ikan Koi secukupnya tetapi dengan

syarat kualitas yang benih yang bagus sehingga hasil yang didapatkan juga bagus

serta memperlama waktu penjualan.

Pupuk kandang penggunaannya ditingkatkan dari 251,710 kg menjadi

1.595,472 kg per 1500 m2. Peningkatan pupuk kandang perlu dilakukan karena

berdasarkan hasil dilapangan pupuk kandang bagus untuk mengembalikan tingkat

kesuburan dan menjaga struktur tanah supaya kolam tersebut mengandung zat

organik untuk pakan alami ikan Koi. Selain itu juga berguna untuk meningkatkan

keasaman tanah karena pupuk kandang tidak terikat dengan lumpur didasar

kolam. Maka dengan demikian penggunaan pupuk kandang dapat efisiensi secara

ekonomis.

Obat-obatan penggunaannya ditingkatkan dari 8,390 kg menjadi 13,006

kg. Obat-obatan dalam penelitiannya ini yaitu berupa garam yang berguna untuk

mencegah tumbuhnya parasit didalam kolam dan masuknya bakteri kedalam

tubuh ikan. Bakteri-bakteri pada ikan Koi sangat mengganggu dalam kegiatan

produksi yang menyebabkan ikan tidak dapat bertahan lama untuk hidup. Oleh

sebab itu untuk melancarkan kegiatan produksi ikan Koi ada baiknya melakukan

pencengahan terlebih dahulu agar ikan Koi dapat lebih lama bertahan hidup serta

penggunaan obat-obatan dapat efisiensi secara ekonomi.

Page 62: ANALISIS EFISIENSI FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI … · produksi ikan Koi di daerah tersebut masih mengalami fluktuasi dan produksi ikan Koi dengan kualitas yang tinggi masih

44

6.3 Identifikasi Motif Transaksi Konsumen dalam Pembelian Ikan Koi

Motif transaksi diperlukan untuk mengetahui informasi-informasi apa

yang melatarbelakangi konsumen dalam pembelian ikan Koi. Hal ini dapat

dijadikan suatu masukan untuk para petani dalam memproduksi ikan Koi. Untuk

mengetahui motif-motif tersebut dilakukan beberapa tahap yaitu pengenalan

masalah kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi alternatif, keputusan pembelian,

dan perilaku pasca pembelian (Setiadi 2010). Dalam penelitian ini diambil 30

responden untuk mengetahui motif yang melatarbelakangi dalam pembelian ikan

Koi oleh para konsumen atau penghobiis. Motif-motif transaksi konsumen

pembelian ikan Koi dapat dijelaskan pada Tabel 20 berikut.

Tabel 20 Motif-Motif Transaksi Pembelian dalam Ikan Koi

No. Tahapan Pembelian Jumlah

(orang)

Presentase

(%)

1. Motivasi Pembelian

Ikan Koi memiliki harga yang terjangkau 6 16,67

Ikan Koi memiliki postur tubuh dan warna

yang indah

17 56,67

Ikan Koi membawa keburuntungan 4 13,33

Ikan Koi sebagai bisnis yang unik 4 13,33

Total 30 100

2. Sumber Informasi

Keluarga 8 26,67

Teman 15 50,00

Media Massa 4 13,33

Pedagang 3 10,00

Total 30 100

3. Pertimbangan Pembelian

Keindahan postur tubuh dan warna 26 86,66

Ukuran ikan Koi 2 6,67

Harga beli 2 6,67

Total 30 100

4. Tujuan Pembelian

Hobi 20 66,66

Adanya mitos 2 6,67

Lahan bisnis yang menguntungkan 8 26,67

Total 30 100

5. Kepuasan Pembelian

Puas 30 100

Tidak Puas 0 0

Total 30 100

Page 63: ANALISIS EFISIENSI FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI … · produksi ikan Koi di daerah tersebut masih mengalami fluktuasi dan produksi ikan Koi dengan kualitas yang tinggi masih

45

Berdasarkan tabel diatas dapat dijelaskan tahapan-tahapan dalam

pembelian ikan Koi yaitu:

6.3.1 Pengenalan Masalah Kebutuhan

Proses membeli diawali pada saat pembeli menyadari adanya masalah

kebutuhan. Pembeli menyadari terdapat perbedaan antara kondisi sesungguhnya

dengan kondisi yang diinginkan. Ketika perbedaan itu melebihi suatu tingkat

tertentu, maka kenali kebutuhan yang akan menimbulkan dorongan yang

memotivasi konsumen untuk memuaskannya (Engel el. al. 1995). Kebutuhan

konsumen dalam penelitian yang telah dilakukan yaitu mengenai pembelian ikan

Koi. Berdasarkan Tabel 20 diketahui bahwa sebanyak 17 orang atau 56,67 persen

konsumen memilih ikan Koi sebagai ikan hias yang dipilih karena memiliki

postur tubuh dan warna yang indah. Sebanyak 6 orang atau 16,67 persen

konsumen memilih ikan Koi dengan alasan memiliki harga yang terjangkau.

Sebanyak 4 orang atau 13,33 persen konsumen memilih ikan Koi dengan alasan

membawa keberuntungan sesuai dengan mitos yang mereka percayai. Sebanyak 4

orang atau 13,33 persen konsumen memilih ikan Koi dengan alasan sebagai bisnis

yang unik.

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, konsumen tidak terfokus

pada tinggi rendahnya harga ikan Koi, karena sebagian besar konsumen memilih

ikan Koi sebagai ikan Hias disebabkan karena postur tubuh dan warna yang indah.

Semakin tinggi kualitas ikan Koi akan meningkatkan permintaan konsumen untuk

membeli ikan Koi. Para petani diharapkan mampu menghasilkan ikan Koi dengan

kualitas yang tinggi sehingga dalam budidaya ikan Koi ini dapat memberikan

keuntungan yang tinggi. Salah satu caranya dengan mencari indukan yang bagus

sehingga hasil yang didapatkan juga bagus.

6.3.2 Pencarian Informasi

Setelah melalui tahap pengenalan kebutuhan, maka konsumen akan

terdorong untuk mencari informasi lebih banyak mengenai ikan Koi. Dalam

mencari informasi dibedakan menjadi dua tingkat yaitu pertama, keadaan tingkat

pencarian informasi yang sedang-sedang saja yang disebut perhatian meningkat

dan kedua, proses pencarian informasi secara aktif dimana ia mencari bahan-

bahan bacaan, menelepon teman-temannya, dan melakukan kegiatan-kegiatan

Page 64: ANALISIS EFISIENSI FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI … · produksi ikan Koi di daerah tersebut masih mengalami fluktuasi dan produksi ikan Koi dengan kualitas yang tinggi masih

46

mencari untuk mempelajari yang lain. Berdasarkan Tabel 20 diketahui bahwa

sebagian besar konsumen memperoleh informasi mengenai ikan Koi melalui

teman yaitu sebanyak 15 orang atau 50 persen. Konsumen yang memperoleh

informasi mengenai ikan Koi melalui keluarga sebanyak 8 orang atau 26,67

persen. Konsumen memperoleh informasi mengenai ikan Koi melalui media

massa sebanyak 4 orang atau 13,33 persen. Konsumen yang memperoleh

informasi mengenai ikan Koi melalui pedagang sebanyak 3 orang atau 10 persen.

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, sebagian besar konsumen

mendapatkan informasi dari teman. Hal ini disebabkan konsumen yang membeli

juga ikan Koi sebagian besar dari daerah Sukabumi juga. Apabila penyebaran

informasi dapat dikembangkan maka akan memberikan dampak yang positif bagi

para petani, misalnya dengan electronic marketing. Beberapa contoh dari

electronic marketing yaitu Facebook, Twitter, Kaskus, dan media-media sosial

lainnya dari para petani ikan Koi. Apalagi dizaman yang serba canggih pada saat

ini, dengan internet semua informasi dapat kita akses. Kemudian dibuat suatu

forum khusus untuk penjualan ikan Koi dengan beragaram jenis, sehingga para

konsumen lebih mudah dalam mengenal ikan Koi. Bagi pemerintah ada baiknya

dengan membuat suatu blog tentang ikan Koi sehingga konsumen dari daerah

manapun mampu mengakses tentang perkembangan ikan Koi.

6.3.3 Evaluasi Alternatif

Setelah melalui tahap pencarian informasi, maka proses selanjutnya yaitu

tahap evaluasi. Kebanyakan model yang digunakan dari proses evaluasi konsumen

sekarang bersifat kognitif, yaitu mereka memandang konsumen sebagai

pembentuk penilaian terhadap produk terutama berdasarkan pada pertimbangan

sadar dan rasional. Evaluasi alternatif merupakan proses penentuan alternatif

pilihan-pilihan dalam pembelian. Berdasarkan Tabel 20 dapat diketahui bahwa

sebagian besar hal utama yang konsumen pertimbangkan dalam pembelian ikan

Koi yaitu karena keindahan postur tubuh dan warna sebanyak 26 orang atau 86,67

persen. Ukuran dan harga ikan Koi juga termasuk dalam pertimbangan konsumen

masing-masing sebanyak sebanyak 2 orang atau 6,67 persen.

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, pertimbangan pembelian

hampir sama dengan motif awal pembelian ikan Koi. Dalam hal ini, pertimbangan

Page 65: ANALISIS EFISIENSI FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI … · produksi ikan Koi di daerah tersebut masih mengalami fluktuasi dan produksi ikan Koi dengan kualitas yang tinggi masih

47

pembelian untuk menekankan dari segi mana yang biasanya konsumen pilih lagi

dalam pembelian ikan Koi. Ternyata sama dengan motif diawal, pembelian ikan

Koi sebagian besar dilihat dari keindahan postur tubuh dan warna. Sehingga

petani diharapkan mampu menjaga kualitas dalam mengembangkan budidaya ikan

Koi. Petani juga diharapkan mampu menjual harga ikan Koi yang tinggi supaya

keuntungan yang didapat juga tinggi tetapi dengan syarat kualitas ikan Koi yang

tinggi pula.

6.3.4 Keputusan Pembelian

Setelah melalui tahap evaluasi, maka akan dilanjutkan dengan keputusan

pembelian konsumen. Dalam hal ini konsumen membentuk tujuan pembelian ikan

Koi. Tujuan konsumen dalam pembelian ikan Koi dapat dilihat pada Tabel 20,

yaitu sebagian besar dikarenakan hobi yaitu sebanyak 20 orang atau 69,99 persen,

adanya mitos sebanyak 2 orang atau 6,67 persen, dan lahan bisnis yang

menguntungkan sebanyak 8 orang atau 26,67 persen.

Para penghobiis sangat antusias dalam pemeliharaan ikan Koi,

dikarenakan ikan Koi dapat dijadikan salah satu alat refreshing bagi mereka.

Apalagi dengan mendengar gemercik-gemercik air dikolam, hal tersebut mampu

membuat tubuh lebih rilex setelah bekerja seharian di luar rumah. Berdasarkan

hasil wawancara yang telah dilakukan, jenis-jenis ikan Koi yang konsumen beli

yaitu sebagian besar ikan Koi yang berjenis Kohaku. Jenis Kohaku sudah sering

beredar dipasaran, sehingga konsumen lebih memilih ikan Koi jenis tersebut

dikarenakan mudah didapatkan. Sedangkan ukuran ikan Koi yang biasanya

konsumen beli yaitu sebagian besar ukuran yang besar yaitu diatas 15 cm.

Konsumen lebih memilih ukuran ikan Koi yang besar karena ikan tersebut akan

dipelihara, serta biasanya konsumen membelinya melalui pelelangan pada saat

diadakan kontes ikan Koi. Hal tersebut dapat dijadikan acuan petani dalam

menjual ikan Koi, karena semakin besar ukuran ikan Koi dengan kualitas yang

baik maka akan meningkatkan harga penjualan. Jangan terlalu cepat dalam

penjualan, ada baiknya dipelihara sampai ukuran yang biasanya konsumen beli.

Berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan, harga ikan Koi yang

konsumen beli yaitu sebagian besar dengan selang harga lebih dari Rp.100.00,00

sampai Rp.1.000.000,00 dengan rata-ratajumlah pembelian sebanyak 10 ekor.

Page 66: ANALISIS EFISIENSI FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI … · produksi ikan Koi di daerah tersebut masih mengalami fluktuasi dan produksi ikan Koi dengan kualitas yang tinggi masih

48

Konsumen memutuskan jumlah ikan Koi yang dibeli tergantung pada kualitas

ikan Koi yang ada pada saat pembelian. Frekuensi pembelian ikan Koi yaitu

sebagian besar konsumen membeli ikan Koi dalam waktu satu bulan sekali.

Biasanya pada saat diadakan kontes, karena satu sampai dua bulan sekali sering

diadakan kontes ikan Koi di daerah-daerah tertentu.

6.3.5 Perilaku Pasca Pembelian

Sesudah pembelian terhadap suatu produk yang dilakukan konsumen

akan mengalami beberapa tingkat kepuasan atau ketidakpuasan. Konsumen

tersebut juga akan terlibat dalam tindakan-tindakan sesudah pembelian. Tingkat

kepuasan konsumen dapat dilihat pada Tabel 20, yaitu bahwa seluruh konsumen

puas dengan memelihara ikan Koi. Hal ini membuktikan bahwa dengan

memelihara ikan Koi konsumen mendapatkan efek positif sehingga mereka

merasakan kepuasan dengan segala jenis, ukuran, dan jumlah ikan Koi yang

konsumen beli. Kegiatan yang biasanya konsumen lakukan setelah pembelian

ikan Koi yaitu dipelihara, dijual kembali, dan mengikuti kontes.

Berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan kita dapat

mengetahui hal apa saja yang menjadi motif para konsumen dalam pembelian

ikan Koi sehingga dapat dijadikan suatu masukan untuk para petani sehingga

konsumen dan petani sama-sama dapat mendapatkan keuntungan dengan

berbisnis ikan Koi.

Page 67: ANALISIS EFISIENSI FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI … · produksi ikan Koi di daerah tersebut masih mengalami fluktuasi dan produksi ikan Koi dengan kualitas yang tinggi masih

49

VII SIMPULAN DAN SARAN

7.1 Simpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan dari penelitian ini dapat diambil

beberapa simpulan sebagai berikut:

1. Faktor-faktor yang berpengaruh nyata terhadap produksi ikan Koi di

Kecamatan Cisaat adalah benih, pupuk kandang, dan obat-obatan.

2. Penggunaan faktor-faktor produksi ikan Koi di Kecamatan Cisaat telah

tercapai efisiensi secara teknis, tetapi faktor-faktor produksi seperti benih

telah melampaui tingkat efisiensi secara ekonomi, sedangkan pupuk

kandang dan obat-obatan belum tercapai efisiensi secara ekonomi.

3. Motif yang mendasari konsumen dalam pembelian ikan Koi yaitu karena

ikan Koi memiliki postur tubuh dan warna yang indah. Informasi

mengenai ikan Koi yang konsumen dapat sebagian dari teman. Tujuan

konsumen dalam pembelian ikan Koi yaitu sebagai hobi. Konsumen

sangat antusias dalam pembelian ikan Koi terlihat dari tingkat kepuasan

yang menyatakan 100 persen puas.

7.2 Saran

Berdasarkan simpulan, maka saran yang dapat diberikan adalah sebagai

berikut:

1. Untuk mencapai efisiensi secara ekonomi diperlukan pengurangan

masing-masing faktor produksi seperti benih sedangkan pada pupuk

kandang dan obat-obatan perlu adanya peningkatan jumlah input yang

petani gunakan sehingga faktor-faktor produksi secara keseluruhan dapat

mencapai efisiensi secara ekonomi.

2. Petani diharapkan dapat memproduksi ikan Koi yang lebih berkualitas

dengan memilih indukan yang lebih baik dikarenakan sebagian besar

konsumen memilih ikan Koi dengan alasan postur tubuh dan warna yang

indah dengan ukuran diatas 15 cm, terutama ikan Koi berjenis Kohaku.

3. Petani diharapkan dapat memperpanjang waktu ikan Koi sebelum

menjualnya karena semakin besar ikan Koi akan semakin meningkatkan

harga sehingga petani lebih banyak memperoleh keuntungan. Kemudian

Page 68: ANALISIS EFISIENSI FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI … · produksi ikan Koi di daerah tersebut masih mengalami fluktuasi dan produksi ikan Koi dengan kualitas yang tinggi masih

50

dilakukan peningkatan penyebaran informasi tentang ikan Koi untuk

penjualan ikan Koi melalui internet contohnya facebook, twitter, blog dan

media massa lainnya karena konsumen cenderung lebih memilih

memperoleh informasi yang lebih praktis di era teknologi yang semakin

canggih.

Page 69: ANALISIS EFISIENSI FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI … · produksi ikan Koi di daerah tersebut masih mengalami fluktuasi dan produksi ikan Koi dengan kualitas yang tinggi masih

51

DAFTAR PUSTAKA

Alex. 2011. Budidaya Ikan Koi. Yogyakarta (ID): Pustaka Baru Press.

Anonim. 2011. Koi Taxonomy. [Internet]. http://www.coloradoKoi.com

/Koi_taxonomy.htm. Diakses: 23 Maret 2014.

Ardhya R.E. 2013. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Produksi dan

Pendapatan Usaha Budidaya Ikan Mas Koki. [Skripsi]. Bogor (ID): Institut

Pertanian Bogor.

Bogisubasti 2011. Pengertian Motif Ekonomi | Ilmu Ekonomi. [Internet].

http://id.shvoong.com/social-sciences/economics/2125804-pengertian-

motif-ekonomi-ilmu-ekonomi/. Diakses: 15 Maret 2014.

Daniel M. 2002. Pengantar Ekonomi Pertanian. Medan (ID): Bumi Aksara.

Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Sukabumi. 2012. dalam Dany

Oktavianda. 2013. Analisis Pemasaran Ikan Koi (Cyprinus carpio) di

Kecamatan Cisaat, Sukabumi. [Skripsi]. Bandung (ID): Universitas

Padjadjaran.

Doll JP dan Orazem Frank. 1976. Productions Economics Theory with

Applications. Second Edition: USA.

Effendy H. 1993. Mengenal Beberapa Jenis Koi. Yogyakarta (ID): Kanisius.

Engel JF, Blackwell RD, Miniard PW. 1995. Perilaku Konsumen Jilid I. Edisi

VII. Jakarta (ID): Binarupa Aksara.

Finanda IT. 2011. Analisis Efisiensi Produksi dan Pendapatan Usaha Pembesaran

Lele Dumbo. [Skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

Firdaus M. 2004. Ekonometrika Suatu Pendekatan Aplikatif. Jakarta (ID): Bumi

Aksara.

Gujarati DN. 2006. Dasar-dasar Ekonometrika. Jilid 2. Edisi Ketiga. Jakarta (ID):

Penerbit Erlangga.

Hasan I. 2001. Pokok-Pokok Materi Statistik-1 (Statistik Deskriptif). Jakarta (ID):

PT. Bumi Aksara.

----------. 2002. Pokok-Pokok Materi Metodologi Penelitian dan Aplikasinya.

Jakarta (ID): Penerbit Ghalia Indonesia.

----------. 2004. Analisis Data Penelitian dengan Statistik. Jakarta (ID): Penerbit

Bumi Aksara.

Page 70: ANALISIS EFISIENSI FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI … · produksi ikan Koi di daerah tersebut masih mengalami fluktuasi dan produksi ikan Koi dengan kualitas yang tinggi masih

52

Hapsari HW. 2013. Analisis Efisiensi Faktor yang Mempengaruhi Produksi Ayam

Ras Pedaging Pola Kemitraan dan Mandiri di Kecamatan Gunung Sindur

Kabupaten Bogor. [Skirpsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

Juanda B. 2009. Ekonometrika Pemodelan dan Pendugaan. Bogor (ID): IPB Press.

Kementrian Kelautan dan Perikanan [KKP]. 2013. ProfilIkan Hias Indonesia.

Direktorat Produksi. Direktorat Jendral Perikanan Budi daya. Jakarta (ID).

Lesmana DS dan Daelanmi D. Ikan Hias Air Tawar Populer. Jakarta (ID):

Penebar Swadaya.

Mulyadi I. 1990. Mengenal Ikan Hias. Bogor (ID): Makalah Dalam Latihan

Keterampilan Akuarium dan Ikan Hias.

Nicholson W. 2001. Teori Ekonomi Mikro. Jakarta (ID): PT. Raja Grafindo

Persada

Salvatore D. 2006. Mikroekonomi. Edisi Keempat. Jakarta (ID). Penerbit

Erlangga.

Santana B. 2011. Analisis Preferensi Hobiis terhadap Atribut Ikan Arwana Super

Red di Kota Bogor. [Skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

Setiadi N.J. 2010. Perilaku Konsumen. Jakarta (ID): Kencana Prenada Media

Group.

Soekartawi. 2002. Ekonomi Produksi dengan Pokok Bahasan Analisis Fungsi

Cobb-Douglas. Jakarta (ID). PT. Raja Grafindo Persada.

Sukirno S. 2011. Mikroekonomi Teori Pengantar. Edisi Ketiga. Jakarta (ID). PT

Raja Grafindo Persada.

Susanto H. 2007. Koi. Jakarta (ID): Penebar Swadaya.

Page 71: ANALISIS EFISIENSI FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI … · produksi ikan Koi di daerah tersebut masih mengalami fluktuasi dan produksi ikan Koi dengan kualitas yang tinggi masih

LAMPIRAN

Page 72: ANALISIS EFISIENSI FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI … · produksi ikan Koi di daerah tersebut masih mengalami fluktuasi dan produksi ikan Koi dengan kualitas yang tinggi masih
Page 73: ANALISIS EFISIENSI FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI … · produksi ikan Koi di daerah tersebut masih mengalami fluktuasi dan produksi ikan Koi dengan kualitas yang tinggi masih

53

Lampiran 1 Data Produksi Petani Budidaya Ikan Koi di Kecamatan Cisaat Tahun 2014

No

Responden

Produksi

(ekor)

Luas

Lahan

(m2)

Benih

(ekor)

Pakan

Dedak

(kg)

Pupuk

Kandang

(kg)

Obat

(kg)

Tenaga

Kerja

(HOK)

1 3000 2400 63000 25 125 0 90

2 600 4300 5000 360 0 5 109

3 5000 5300 24000 1000 175 50 155

4 10000 1100 100000 0 300 15 94

5 20000 3200 30000 810 750 0 105

6 12000 6000 40000 0 75 0 90

7 5000 8000 25000 250 300 0 100

8 10000 3000 15000 200 750 20 150

9 250 1400 300 300 175 0 103

10 1000 7800 25000 210 525 14 103

11 5000 4000 50000 0 100 5 90

12 20000 3000 50000 500 625 10 130

13 30000 15000 75000 100 750 25 97

14 150 1000 200 200 250 10 97

15 2000 2200 25000 200 1000 0 100

16 200 10100 10000 200 500 20 104

17 4000 2800 10000 375 1500 0 93

18 5000 1900 15000 200 500 0 101

19 100 500 25000 150 100 5 90

20 350 3700 500 100 300 0 109

21 150 4700 4000 300 500 20 99

22 1500 6600 55000 600 500 10 93

23 7000 8700 50000 425 150 0 92

24 9000 9600 12000 200 600 0 129

25 1500 4900 35000 50 0 5 96

26 1000 2800 2000 450 200 5 100

27 5000 1800 30000 200 100 5 96

28 4500 12500 50000 500 200 0 95

29 1500 1000 5000 60 500 50 95

30 1000 11900 40000 50 250 25 272

31 2400 12100 15000 1000 200 100 94

32 200 3800 6000 400 100 20 94

33 4000 5700 15000 400 250 30 97

34 500 4300 500 60 250 30 92

35 5000 6000 30000 30 50 50 90

36 2000 3200 30000 150 100 10 93

37 1500 2000 25000 150 100 10 92

38 1500 3000 20000 100 350 5 94

Rata-rata 4813.158 5034.210 26644.736 271.263 347.421 14.894 105.868

Page 74: ANALISIS EFISIENSI FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI … · produksi ikan Koi di daerah tersebut masih mengalami fluktuasi dan produksi ikan Koi dengan kualitas yang tinggi masih

54

Lampiran 2 Output Analisis Linear Berganda dengan Menggunakan SPSS 17.0

1. Nilai Keragaman Produksi Ikan Koi

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate Durbin-Watson

1 .700a .490 .410 1.14725 1.743

a. Predictors: (Constant), tenagakerja, benih, pupukkandang, obat, pakandedak

b. Dependent Variable: produksi

2. Uji F

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 40.471 5 8.094 6.150 .000a

Residual 42.118 32 1.316

Total 82.588 37

a. Predictors: (Constant), tenagakerja, benih, pupukkandang, obat, pakandedak

b. Dependent Variable: produksi

3. Uji t dan Uji Multikolinearitas

Coefficientsa

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) -.857 4.363 -.196 .846

benih .612 .126 .632 4.858 .000 .941 1.063

pakandedak -.061 .117 -.070 -.526 .602 .899 1.113

pupukkandang .204 .129 .204 1.580 .124 .955 1.047

obat -.157 .132 -.153 -1.189 .243 .964 1.037

tenagakerja .462 .942 .064 .491 .627 .930 1.075

a. Dependent Variable: produksi

Page 75: ANALISIS EFISIENSI FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI … · produksi ikan Koi di daerah tersebut masih mengalami fluktuasi dan produksi ikan Koi dengan kualitas yang tinggi masih

55

4. Uji Heteroskedatisitas (Uji G)

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 3.953 5 .791 2.018 .103a

Residual 12.538 32 .392

Total 16.491 37

a. Predictors: (Constant), tenagakerja, benih, pupukkandang, obat, pakandedak

b. Dependent Variable: VAR00007

5. Uji Normalitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized

Residual

N 38

Normal Parametersa,,b

Mean .0000000

Std. Deviation 1.06691675

Most Extreme Differences Absolute .131

Positive .074

Negative -.131

Kolmogorov-Smirnov Z .809

Asymp. Sig. (2-tailed) .529

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

Page 76: ANALISIS EFISIENSI FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI … · produksi ikan Koi di daerah tersebut masih mengalami fluktuasi dan produksi ikan Koi dengan kualitas yang tinggi masih

56

Lampiran 3 Perhitungan Rasio NPM dan BKM Produksi Ikan Koi di

Kecamatan Cisaat per 15000m2

No Benih (ekor) Satuan

Py 276299,780 (rp/ekor)

Y rata-rata 10068,000 (ekor)

Koefisien input 0,612 -

Penggunaan input rata-rata

dilokasi 25171 (ekor)

Rumus NPM (βi*Y*Py)/Xi

Nilai NPM input 67635,499 (rp/ekor)

BKM input 211973,684 (rp/ekor)

NPM/BKM 0,319

No Pupuk Kandang (kg) Satuan

Py 276299,780 (rp/kg)

Y rata-rata 10068,000 (kg)

Koefisien input 0,204 -

Penggunaan input rata-rata

dilokasi 251,710 (kg)

Rumus NPM (βi*Y*Py)/Xi

Nilai NPM input 2254511,925 (rp/kg)

BKM input 355684,210 (rp/kg)

NPM/BKM 6,338

No Obat-Obatan (gram) Satuan

Py 276299,780 (rp/kg)

Y rata-rata 10068,000 (kg)

Koefisien input 0,157 -

Penggunaan input rata-rata

dilokasi 8390,350 (gram)

Rumus NPM (βi*Y*Py)/Xi

Nilai NPM input 52052,701 (rp/kg)

BKM input 33578,947 (rp/kg)

NPM/BKM 1,550

Page 77: ANALISIS EFISIENSI FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI … · produksi ikan Koi di daerah tersebut masih mengalami fluktuasi dan produksi ikan Koi dengan kualitas yang tinggi masih

57

Lampiran 4 Dokumentasi Daerah Penelitian

Tugu Ikan Koi di Kecamatan Cisaat Keadaan kolam pada saat panen

Hasil Penjarangan ikan Koi Salah satu kolam ikan Koi

Beberapa Indukan Ikan Koi Ikan Koi yang dijual

Page 78: ANALISIS EFISIENSI FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI … · produksi ikan Koi di daerah tersebut masih mengalami fluktuasi dan produksi ikan Koi dengan kualitas yang tinggi masih

58

Lampiran 5 Kuesioner Penelitian

DEPARTEMEN EKONOMI SUMBERDAYA DAN LINGKUNGAN

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Jl. Kamper Wing 5 Level 5 Kampus IPB Dramaga, Bogor 16680

KUESIONER PENELITIAN UNTUK PETANI IKAN KOI

Tanggal wawancara : Nama Pokdakan :

No. Responden :

Nama :

Alamat :

No. Hp :

*) Coret yang tidak perlu

I. Deskripsi Responden

1. Jenis Kelamin : L/P*

2. Umur : ............... tahun

3. Pendidikan Terakhir : ..............................................................................

4. Pekerjaan Utama : ..............................................................................

5. Pekerjaan Sampingan : ..............................................................................

Besarnya pendapatan Rp........................................................................................

Besarnya keuntungan Rp........................................................................................

6. Jumlah Tanggungan : ..............................................................................

7. Luas lahan yang diusahakan : ..............................................................................

8. Jumlah kolam : ............................., Luasnya ................................

Kuisioner ini digunakan untuk penelitian Analisis Efisiensi Faktor yang

Mempengaruhi Produksi Ikan Koi di Kecamatan Cisaat Kabupaten

Sukabumi oleh Kartika Jayamurti, mahasiswa Departemen Ekonomi

Sumberdaya dan Lingkungan, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut

Pertanian Bogor. Saya Mohon kesediaan Bapak/Ibu/Saudara/i untuk mengisi

kuesioner ini dengan teliti dan lengkap sehingga dapat dijadikan data yang

objektif. Saya akan menjaga kerahasiaan pendapat Bapak/Ibu/Saudara/i. Atas

perhatian anda, saya ucapkan terimakasih.

Page 79: ANALISIS EFISIENSI FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI … · produksi ikan Koi di daerah tersebut masih mengalami fluktuasi dan produksi ikan Koi dengan kualitas yang tinggi masih

59

9. Status penguasaan lahan :

a. pemilik c. penyewa

b. penggarap d. lainnya..................................................

10. Jenis ikan yang dibudidaya :

a. Ikan Konsumsi

No Jenis Ikan Jumlah Waktu (hari)

b. Ikan Non-Konsumsi

No Jenis Ikan Jumlah Waktu (hari)

11. Sumber modal usahatani :

a. sendiri c. koperasi

b. pinjam kebank d. lainnya..................................................

12. Pengalaman budidaya : ...................tahun

13. Apakah saudara/i tergabung dalam Pokdakan?

Jika,

a. Iya, sebutkan................................................., tergabung sejak tahun....................,

Peranan dalam Pokdakan sebagai...........................................................................

b. Tidak

Page 80: ANALISIS EFISIENSI FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI … · produksi ikan Koi di daerah tersebut masih mengalami fluktuasi dan produksi ikan Koi dengan kualitas yang tinggi masih

60

II. Kegiatan Produksi Usahatani

1. Penggunaan Input Usahatani

Jenis

Input

Satuan Jumlah

Fisik

Harga

per

Satuan

(Rp)

Nilai

total

(Rp)

Frekuensi Ket.

a. Benih

ikan

koi

b. Pakan

c. Obat-

obatan

d. Pupuk

2. Penggunaan Tenaga Kerja dalam Usahatani

No. Kegiatan Jumlah

(orang)

Status

Pekerjaan*

Waktu

Penyelesaian

(hari)

Upah

(HOK/Hari/

Bulan**)

1 Pengelolaan

lahan

2 Penanaman

3 Penjarangan

4 Pengairan

5 Pemberian

pakan

6 Pembersihan

kolam

7 Panen

Page 81: ANALISIS EFISIENSI FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI … · produksi ikan Koi di daerah tersebut masih mengalami fluktuasi dan produksi ikan Koi dengan kualitas yang tinggi masih

61

8

*) Isikan (1) atau (2): (1) Anggota Keluarga (2) Non Anggota Keluarga

**) Dipilih salah satu

3. Peralatan yang digunakan dalam Usahatani

No Jenis Alat Jumlah

(unit)

Harga

Pembelian

(Rp)

Waktu

Pembelian

(Tahun)

Estimasi

Umur

Ekonomis

(Tahun)

Biaya

Penyusutan

(Rp)

1 Serokan

2 Ember

3 Jaring ikan

4 Plastik ikan

5 Aerator

6 Bambu

4. Pengeluaran Lainnya

No Jenis Pengeluaran Jumlah (Rp)

1 Pajak

2 Sewa Lahan/Kolam

3 Biaya Pengairan

4 Bunga Pinjaman

Page 82: ANALISIS EFISIENSI FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI … · produksi ikan Koi di daerah tersebut masih mengalami fluktuasi dan produksi ikan Koi dengan kualitas yang tinggi masih

62

5. Jenis Produksi Ikan Koi

No Kualitas Ikan Ukuran yang

dijual

Jumlah Ikan

(ekor)

Harga Jual

1 Tinggi

2 Sedang

3 Rendah

6. Tahapan Budidaya :

...............................................................................................................................

...............................................................................................................................

...............................................................................................................................

...............................................................................................................................

...............................................................................................................................

7. Permasalahan yang dihadapi selama ini:

a. Masalah pengadaan input (ketersediaan, harga, cara mendapatkan, dll):

..............................................................................................................................

b. Masalah teknis budidaya usahatani (air, hama/penyakit,bencana alam):

..............................................................................................................................

c. Masalah pasca panen:

..............................................................................................................................

d. Masalah pemasaran (harga, kesulitan, pemasaran, daya tawar, dll):

..............................................................................................................................

e. Masalah pemodalan:

..............................................................................................................................

Page 83: ANALISIS EFISIENSI FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI … · produksi ikan Koi di daerah tersebut masih mengalami fluktuasi dan produksi ikan Koi dengan kualitas yang tinggi masih

63

8. Apakah saudara pernah mendapatkan bantuan dari pemerintah?

a. Iya b. Tidak

Jika iya, dari...............................................dalam bentuk...................................

Sejumlah.............................................................................................................

9. Pemanfaatan batuan,

a. Jika uang, digunakan untuk ..........................................................................

b. Jika barang, digunakan untuk .......................................................................

Seberapa efektif dalam pengembangannya?.................................................

10. Bagaimana harapan saudara kepada pemerintah terkait dengan pengembangan

budidaya ikan koi?

.............................................................................................................................

.............................................................................................................................

.............................................................................................................................

Page 84: ANALISIS EFISIENSI FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI … · produksi ikan Koi di daerah tersebut masih mengalami fluktuasi dan produksi ikan Koi dengan kualitas yang tinggi masih

64

DEPARTEMEN EKONOMI SUMBERDAYA DAN LINGKUNGAN

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Jl. Kamper Wing 5 Level 5 Kampus IPB Dramaga, Bogor 16680

KUESIONER PENELITIAN UNTUK KONSUMEN IKAN KOI

Tanggal wawancara :

No. Responden :

I. Deskripsi Responden

1. Nama :

2. Alamat :

3. No Hp :

4. Jenis Kelamin : L / P

5. Status : Menikah / Belum Menikah

6. Umur : ............... tahun

7. Pendidikan Terakhir :

a. SMP b. SMA c.Diploma d. Sarjana

e. Pasca Sarjana f. Lainnya,.................................................................................

8. Pekerjaan :

a. Wiraswasta b. Pegawai Swasta c. Pegawai Negeri d. Dokter

e. Pelajar/mahasiswa f. Lainnya,................................................................................

9. Jumlah Tanggungan : ..............................................................................

10. Rata-rata Pendapatan anda perbulan adalah:

a. < Rp. 3.000.000 c. > Rp. 5.000.000 – Rp. 10.000.000

b. > Rp. 3.000.000 - Rp. 5.000.000 d. > Rp. 10.000.000

Kuisioner ini digunakan untuk penelitian Analisis EfisiensiFaktor yang

Mempengaruhi Produksi Ikan Koi di Kecamatan Cisaat Kabupaten

Sukabumi oleh Kartika Jayamurti, mahasiswa Departemen Ekonomi

Sumberdaya dan Lingkungan, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut

Pertanian Bogor. Saya Mohon kesediaan Bapak/Ibu/Saudara/i untuk mengisi

kuesioner ini dengan teliti dan lengkap sehingga dapat dijadikan data yang

objektif. Saya akan menjaga kerahasiaan pendapat Bapak/Ibu/Saudara/i. Atas

perhatian anda, saya sampaikan terimakasih.

Page 85: ANALISIS EFISIENSI FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI … · produksi ikan Koi di daerah tersebut masih mengalami fluktuasi dan produksi ikan Koi dengan kualitas yang tinggi masih

65

11. Rata-rata pengeluaran anda perbulan adalah Rp..................................................

II. Motif transkasi konsumen dalam pembelian ikan koi

Petunjuk: Beri tanda (X) pada jawaban yang anda pilih

1. Apa alasan utama Anda memilih ikan koi sebagai salah satu ikan hias yang

dibeli ?

a. Ikan Koi memiliki harga yang terjangkau

b. Ikan Koi mempunyai tekstur tubuh dan warna yang indah

c. Ikan Koi membawa keberuntungan

d. Lainnya, yaitu ...............................................................................................

2. Dimana lokasi/tempat pembelian ikan koi yang biasanya Anda datangi?

Jawab:..................................................................................................................

Alasannya............................................................................................................

3. Darimana Anda mengetahui informasi tentang ikan koi?

a. Keluarga c. Media Massa

b. Teman d. Lainnya, yaitu ....................................................

4. Hal apa yang Andaperhatikan dalam pembelian ikan koi?

a. Postur tubuh & warna c. Harga

b. Ukuran d. Lainnya, yaitu ....................................................

5. Apa tujuan Anda dari pembelian ikan koi?

a. Hobi c. Lahan bisnis yang menguntungkan

b. Adanya mitos d. Lainnya, yaitu ....................................................

6. Jenis ikan koi yang bagaimana yang biasanya Anda beli?

a. Kohaku c. Showa

b. Sanke d. Lainnya, yaitu ....................................................

7. Ikan koi ukuran bagaimana yang biasanya Anda beli?

a. Benih c. Besar

b. Anakan d. Lainnya, yaitu ....................................................

8. Berapa harga ikan koi yang biasanya Anda beli?

Jawab: Rp............................................................................................................

9. Berapa jumlah ikan koi yang biasanya Anda beli?

Jawab: ......................ekor

Page 86: ANALISIS EFISIENSI FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI … · produksi ikan Koi di daerah tersebut masih mengalami fluktuasi dan produksi ikan Koi dengan kualitas yang tinggi masih

66

10. Berapa bulan sekali anda membeli ikan koi?

a. 1 bulan c. 3 bulan

b. 2 bulan d. Lainnya, yaitu.....................................................

11. Apabila harga ikan koi meningkat, apakah anda tetap memilih membeli ikan

koi?

a. Ya b. Tidak

Alasan:................................................................................................................

12. Apa yang anda lakukan setelah membeli ikan koi?

a. Dipelihara c. Mengikuti kontest

b. Dijual kembali d. Lainnya, yaitu.....................................................

13. Apakah anda puas dengan memelihara ikan koi?

a. Ya b. Tidak

Alasan:................................................................................................................

Page 87: ANALISIS EFISIENSI FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI … · produksi ikan Koi di daerah tersebut masih mengalami fluktuasi dan produksi ikan Koi dengan kualitas yang tinggi masih

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Martebing, Sumatera Utara 16 Januari 1993 yang

merupakan anak kedua dari empat bersaudara dari pasangan Bapak Ir. Yanu

Rianto dan Ibu Maisuri Jaya.

Pada tahun 1998 penulis lulus dari taman kanak-kanak di TK F.Tandean

Tebing Tinggi, pada tahun 2004 penulis lulus dari sekolah dasar di SD F. Tandean

Tebing Tinggi, kemudian pada tahun 2007 penulis lulus dari Sekolah Menengah

Pertama di SMP Negeri 1 Tebing Tinggi, dan pada tahun 2010 penulis lulus dari

Sekolah Menengah Atas di SMA Negeri 1 Tebing Tinggi. Pada tahun 2010

penulis diterima di Institut Pertanian Bogor melalui jalur USMI (Undangan

Seleksi Masuk IPB) sebagai salah satu mahasiswi Departemen Ekonomi

Sumberdaya dan Lingkungan, Fakultas Ekonomi dan Manajemen.

Selama masa perkuliahan, penulis aktif dalam beberapa kegiatan

organisasi sebagai penunjang soft skills diantaranya Pasukan Pengibar Bendera

IPB pada tahun 2010, Himpunan Profesi REESA (Resources and Environmental

Economics Student Assosiation) pada divisi Badan Pengurus Harian sebagai

sekretaris pada tahun 2011, IMMAM (Ikatan Mahasiswa Muslim Asal Medan)

sebagai staff informasi dan komunikasi pada tahun 2011, dan Coast Perkusi FEM

pada tahun 2011. Penulis juga aktif mengikuti kepanitian-kepanitian kegiatan intra

dan extra kampus.