ANALISIS EFISIENSI FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI … · produksi ikan Koi di daerah tersebut...
Transcript of ANALISIS EFISIENSI FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI … · produksi ikan Koi di daerah tersebut...
ANALISIS EFISIENSI FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
PRODUKSI IKAN KOI DI KECAMATAN CISAAT
KABUPATEN SUKABUMI
KARTIKA JAYAMURTI
DEPARTEMEN EKONOMI SUMBERDAYA DAN LINGKUNGAN
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul “Analisis
Efisiensi Faktor yang Mempengaruhi Produksi Ikan Koi di Kecamatan
Cisaat Kabupaten Sukabumi” adalah karya saya dengan arahan dari komisi
pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun. Sumber informasi
yang berasal atau dikutip dari karya diterbitkan maupun tidak diterbitkan
dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam bentuk
Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi.
Bogor, Oktober 2014
Kartika Jayamurti
NIM H44100022
RINGKASAN
KARTIKA JAYAMURTI. Analisis Efisiensi Faktor yang Mempengaruhi
Produksi Ikan Koi di Kecamatan Cisaat. Dibimbing oleh ACENG
HIDAYAT dan ASTI ISTIQOMAH.
Ikan Koi (Cyprinus carpio) merupakan komoditas unggulan ikan
hias air tawar yang banyak diminati masyarakat. Ikan Koi selain dipelihara
oleh penghobiis, mempunyai daya tarik dan dapat memberikan keuntungan
yang dapat membangkitkan keinginan masyarakat dalam memelihara dan
membudidayakannya. Kecamatan Cisaat merupakan salah satu sentra
produksi ikan Koi yang berada di bagian utara Kabupaten Sukabumi
Provinsi Jawa Barat, Indonesia. Usaha budidaya ikan Koi di Kecamatan
Cisaat beromset setiap bulannya minimal mencapai Rp. 20 juta. Namun
produksi ikan Koi di daerah tersebut masih mengalami fluktuasi dan
produksi ikan Koi dengan kualitas yang tinggi masih rendah, sehingga perlu
dilakukan penelitian tentang faktor-faktor yang mempengaruhi produksi
ikan Koi di Kecamatan Cisaat. Tujuan dari penelitian ini adalah (1)
Mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi produksi ikan Koi di
Kecamatan Cisaat; (2) Menganalisis tingkat efisiensi penggunaan faktor-
faktor produksi ikan Koi di Kecamatan Cisaat; dan (3) Mengidentifikasi
motif transaksi konsumen dalam pembelian ikan Koi. Model fungsi
produksi dianalisis dengan menggunakan analisis regresi linear berganda,
analisis efisiensi produksi yaitu secara teknis dan ekonomis, dan motif
transaksi pembelian ikan Koi dianalisis dengan menggunakan analisis
deskriptif. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa faktor-faktor yang
berpengaruh nyata terhadap produksi ikan Koi adalah benih, pupuk
kandang, dan obat-obatan. Penggunaan faktor produksi tersebut telah
tercapai efisiensi secara teknis, tetapi belum efisiensi secara ekonomi. Motif
transaksi konsumen yang paling utama dalam memilih ikan Koi yaitu
ketertarikan terhadap postur tubuh dan warna yang indah dengan tujuan
pembeliannya adalah hobi.
Kata Kunci: analisis regresi linear berganda, efisiensi, ikan Koi, motif
transaksi, dan produksi
ABSTRACT
KARTIKA JAYAMURTI. Analysis of Factors Efficiency Which Affect
Production of Koi Fish in Cisaat. Supervised by ACENG HIDAYAT and
ASTI ISTIQOMAH.
Koi fish (Cyprinus carpio) is a leading commodity of freshwater fish
that attracted many people. Koi fish is not only kept by hobiis but also it’s
interested and profitable commodity. Cisaat is one of producer of Koi fish
that located in Northern Sukabumi, West Java, Indonesia. The turnover of
Koi fish business in Cisaat can reach IDR 20 million per month. However,
productions are still fluctuative and high quality products are still difficult
to achieved, so the research study about the factors that influence Koi fish’s
production is necessary to do. The purposes of this study are (1) to identify
the factors that influence Koi fish’s production in Cisaat; (2) to analyze the
efficiency level of the use of production factors of Koi fish in Cisaat; and (3)
to identify consumer’s transaction motive to purchase koi fish in Cisaat. The
production function model is analyzed by using multiple linear regeression
analysis, production efficiency analysis are technically and economically,
and consumer’s transaction motive to purchase Koi fish is analyzed by
using descriptive analysis. The result of the research study showed that
seed, manure, and medicines significantly affected Koi fish’s production.
The use of these production factors has been achieved the efficiency
technically but not economically yet. The main transaction motive to
purchase Koi fish is because of its beauty on it’s body shape and colors with
purchasing purpose is hobby.
Keys words: efficiency, Koi fish, multiple linear regression analysis,
production, and transaction motive
ANALISIS EFISIENSI FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
PRODUKSI IKAN KOI DI KECAMATAN CISAAT
KABUPATEN SUKABUMI
KARTIKA JAYAMURTI
Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Ekonomi
pada
Departemen Ekonomi Sumberdaya dan Lingkungan
DEPARTEMEN EKONOMI SUMBERDAYA DAN LINGKUNGAN
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014
Judul Skripsi : Analisis Efisiensi Faktor yang Mempengaruhi Produksi Ikan
Koi di Kecamatan Cisaat Kabupaten Sukabumi
Nama : Kartika Jayamurti
NIM : H44100022
Disetujui oleh
Dr Ir Aceng Hidayat, MT
Pembimbing I
Asti Istiqomah, SP, M Si
Pembimbing II
Diketahui oleh
Dr Ir Aceng Hidayat, MT
Ketua Departemen
Tanggal Lulus:
PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa
ta’ala atas segala karunia-Nya sehingga skripsi ini berhasil diselesaikan.
Tema yang dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan April
2014 ini ialah ekonomi pertanian, dengan judul Analisis Efisiensi Faktor
yang Mempengaruhi Produksi Ikan Koi di Kecamataan Cisaat Kabupaten
Sukabumi.
Penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak.
Sebagai bentuk rasa syukur kepada Allah SWT, penulis ingin
menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan kepada Bapak Ir.
Yanu Rianto, Ibu Maisuri Jaya, Abang Riyan Cahyo Jayamurti, Adik-adik
Fathan Baskara Jayamurti dan Muhammad Wildan Shabir Jayamurti atas
kasih sayang, semangat, dan doa yang selalu dilimpahkan kepada penulis;
Bapak Dr. Ir. Aceng Hidayat, MT dan Ibu Asti Istiqomah, SP, M.Si selaku
dosen pembimbing skripsi atas segala bimbingan, arahan, kesabaran, dan
ilmu yang telah diberikan selama penyusunan skripsi; Bapak Dr. Ir. Ahyar
Ismail, M.Agr selaku dosen pembimbing akademik atas segala perhatian
dan arahan yang diberikan selama penulis menuntut ilmu di Departemen
Ekonomi Sumberdaya dan Lingkungan; Bapak Adi Hadianto, SP, M.Si dan
Ibu Dessy Rachmatwatie, S.Pt, M.Si selaku dosen penguji yang telah
memberikan saran dan masukan dalam penyusunan skripsi ini; Seluruh
dosen dan staff Departemen Ekonomi Sumberdaya dan Lingkungan atas
segala bantuannya; para responden di Kecamatan Cisaat yang membantu
dalam pengumpulan data; sahabat sebimbingan Dhea, Sheila, Fibri, Mutty,
Bintang, Nabila, dan Fauzan atas semangat dan kerjasamanya dalam
penyelesaian skripsi ini; sahabat ESL 47 Frisca, Maulani, Lina, Shara,
Yaris, Javid, Donna, Melin, Andreas, Nana, Miranti, Dwi, Gita, dan lainnya
serta anggota REESA periode 2011/2012 atas segala kebersamaan dan
motivasi yang diberikan kepada penulis; keluarga besar IMMAM Rita,
Melly, Adilla, Novade, Amalia, Ninid, Iqbal, Hariz, Irfan, Zikri, Apro,
Lutfia, Feby, dan lainnya atas segala bantuan, motivasi dan kekeluargannya
selama menjalani proses penyelesaian skrispsi; para sahabat Bella, Deti,
Ega, Maya, dan Galuh Sitaresmi atas segala motivasinya; dan Abdillah El
Zakir, S.Pt atas segala doa, semangat dan bantuan dalam penyelesaian
skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan
pengembangan ilmu pengetahuan.
Bogor, Oktober 2014
Kartika Jayamurti
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI .................................................................................................. i
DAFTAR TABEL .......................................................................................... ii
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... iii
BAB I. PENDAHULUAN .............................................................................. 1
1.1 Latar Belakang.............................................................................. 1
1.2 Perumusan Masalah ...................................................................... 4
1.3 Tujuan Penelitian ......................................................................... 6
1.4 Manfaat Penelitian ........................................................................ 7
1.5 Ruang Lingkup Penelitian ............................................................ 7
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ................................................................... 8
2.1 Ikan Koi ........................................................................................ 8
2.1.1 Jenis-jenis Ikan Koi ............................................................ 8
2.1.2 Tahapan Perencanaan Produksi Ikan Hias ......................... 9
2.1.3 Teknik Budidaya Ikan Koi ................................................. 10
2.2 Teori Fungsi produksi................................................................... 13
2.2.1 Definisi Produksi ................................................................ 13
2.2.2 Fungsi Produksi .................................................................. 14
2.3 Regresi Berganda.......................................................................... 14
2.4 Teori Efisiensi .............................................................................. 15
2.5 Motif Ekonomi ............................................................................. 15
2.6 Keputusan Pembelian Konsumen ................................................. 16
2.7 Penelitian Terdahulu ..................................................................... 17
BAB III. KERANGKA PEMIKIRAN .......................................................... 19
BAB IV. METODE PENELITIAN ............................................................... 21
4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian ........................................................ 21
4.2 Jenis dan Sumber Data ................................................................. 21
4.3 Metode Pengambilan Contoh ....................................................... 21
4.4 Metode Pengelolaan dan Analisis Data ........................................ 21
4.4.1 Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi produksi ikan
koi di Kecamatan Cisaat .................................................... 22
4.4.1.1 Pengujian Hipotesis Regresi Berganda ................. 23
4.4.2 Estimasi tingkat efisiensi faktor-faktor yang
mempegaruhi produksi ikan di Kecamatan Cisaat ............ 25
4.4.2.1 Efisiensi Teknis ..................................................... 26
4.4.2.2 Efisiensi Ekonomis ................................................ 26
4.4.3 Identifikasi motif transaksi konsumen dalam pembelian
ikan koi .............................................................................. 27
BAB V. GAMBARAN UMUM ..................................................................... 28
5.1 Kondisi Umum Kecamatan Cisaat ............................................... 28
5.1.1 Aspek Geografis ................................................................ 28
5.1.2 Aspek Demografis dan Sosial Ekonomi ............................ 29
5.2 Karakteristik Responden .............................................................. 29
5.2.1 Karakteristik Petani ............................................................ 29
5.2.1.1 Jenis Kelamin Petani ............................................. 29
5.2.1.2 Usia Petani ............................................................. 30
5.2.1.3 Tingkat Pendidikan Petani ..................................... 30
5.2.1.4 Status Budidaya Petani .......................................... 31
5.2.1.5 Pengalaman Budidaya Petani ................................ 31
5.2.1.6 Kelompok Pembudidaya Ikan ............................... 32
5.2.2 Karakteristik Konsumen .................................................... 32
5.2.2.1 Jenis Kelamin Konsumen ...................................... 32
5.2.2.2 Usia Konsumen ..................................................... 33
5.2.2.3 Pendidikan Terakhir Konsumen ............................ 33
5.2.2.4 Pekerjaan Konsumen ............................................. 34
5.2.2.5 Pendapatan Rata-Rata Konsumen ......................... 34
5.3 Kegiatan Budidaya Ikan Koi di Kecamatan Cisaat ...................... 34
5.3.1 Pengolahan Lahan .............................................................. 34
5.3.2 Pembenihan Ikan ................................................................ 35
5.3.3 Penanaman Benih .............................................................. 35
5.3.4 Panen .................................................................................. 35
BAB VI. HASIL DAN PEMBAHASAN ....................................................... 36
6.1 Analisis Faktor-Faktor yang mempengaruhi Produksi Ikan Koi
di Kecamatan Cisaat .................................................................... 36
6.2 Analisis Tingkat Efisiensi Penggunaan Faktor-Faktor Produksi
Ikan Koi di Kecamatan Cisaat ..................................................... 41
6.2.1 Efisiensi Teknis .................................................................. 41
6.2.2 Efisiensi Ekonomi .............................................................. 42
6.3 Identifikasi Motif Transaksi Konsumen dalam Pembelian Ikan
Koi ............................................................................................... 44
6.3.1 Pengenalan Masalah Kebutuhan ........................................ 45
6.3.2 Pencarian Informasi ........................................................... 45
6.3.3 Evaluasi Alternatif ............................................................. 46
6.3.4 Keputusan Pembelian ......................................................... 47
6.3.5 Perilaku Pasca Pembelian .................................................. 48
BAB VII. KESIMPULAN DAN SARAN ..................................................... 49
7.1 Simpulan ...................................................................................... 49
7.2 Saran ............................................................................................ 49
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 51
LAMPIRAN .................................................................................................... 53
RIWAYAT HIDUP ......................................................................................... 67
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Produksi Ikan Koi di Kecamatan Cisaat Tahun 2009-2012 ............ 3
Tabel 2 Penelitian Terdahulu ........................................................................ 17
Tabel 3 Matriks Tujuan Penelitian, Kebutuhan, dan Data Analisis ............. 22
Tabel 4 Jumlah Penduduk di Kecamatan Cisaat Tahun 2013 ...................... 29
Tabel 5 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin di
Kecamatan Cisaat ............................................................................ 30
Tabel 6 Karekteristik Responden Berdasarkan Usia di Kecamatan Cisaat .. 30
Tabel 7 Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan di
Kecamatan Cisaat ............................................................................ 31
Tabel 8 Karakteristik Responden Berdasarkan Status Budidaya ................. 31
Tabel 9 Karakteristik Responden Berdasarkan Pengalaman Budidaya di
Kecamatan Cisaat ............................................................................ 32
Tabel 10 Karakteristik Responden Berdasarkan Pokdakan di Kecamatan
Cisaat ............................................................................................... 32
Tabel 11 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ..................... 33
Tabel 12 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia .................................... 33
Tabel 13 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir ........... 33
Tabel 14 Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan ............................ 34
Tabel 15 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendapatan Rata-Rata ........ 34
Tabel 16 Nilai Koefisien Regresi Produksi Ikan Koi di Kecamataan Cisaat . 38
Tabel 17 Nilai Elastisitas Faktor-Faktor Produksi Ikan Koi di Kecamatan
Cisaat ............................................................................................... 41
Tabel 18 Rasio NPM/BKM Faktor-Faktor Produksi Ikan Koi di Kecamatan
Cisaat ............................................................................................... 42
Tabel 19 Kombinasi Optimal Penggunaan Faktor-Faktor Produksi Ikan Koi
di Kecamatan Cisaat ........................................................................ 43
Tabel 20 Motif-Motif Transaksi Pembelian dalam Ikan Koi ......................... 44
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Ikan Koi Kohaku, Sanke, dan Showa ............................................. 9
Gambar 2 Model Generik Pemecahan Masalah Konsumen ........................... 16
Gambar 3 Kerangka Pemikiran Operasional .................................................. 20
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Data Produksi Petani Budidaya Ikan Koi di Kecamatan Cisaat
Tahun 2012 .................................................................................. 55
Lampiran 2 Output Analisis Linear Berganda dengan Menggunakan SPSS
17.0 .............................................................................................. 56
Lampiran 3 Perhitungan Rasio NPM dan BKM Produksi Ikan Koi di
Kecamatan Cisaat per 15000 m2 ................................................. 58
Lampiran 4 Dokumentasi Daerah Penelitian .................................................. 59
Lampiran 5 Kuesioner Penelitian .................................................................... 60
1
I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia sebagai negara yang dikelilingi lautan, mempunyai ragam jenis
ikan hias yang indah dan cukup unik. Ikan hias di Indonesia mendapat julukan
Home for Hundred of Exotic Ornamental Fish Species karena keragamannya
belum dimiliki oleh negara eksportir lainnya. Kekayaan hayati Indonesia sudah
banyak dikenal dalam bisnis ikan hias dunia. Produk Indonesia memiliki banyak
spesies, baik ikan hias air tawar maupun ikan hias air laut. Dari 1.100 spesies ikan
hias air tawar yang ada di dunia, 400 spesies di antaranya berasal dari Indonesia
(Kottelat et al 1993 dalam Kementerian Kelautan dan Perikanan 2013).
Perkembangan perdagangan ikan hias Indonesia di dunia mengalami
peningkatan pada kurun waktu lima tahun terakhir yaitu sebesar US $13,39 juta
pada tahun 2005 dan meningkat menjadi US $ 19,77 juta pada tahun 2010.
Peningkatan tersebut memposisikan Indonesia menjadi negara pengekspor ikan
hias terbesar kelima tahun 2010 setelah Singapura, Spanyol, Jepang, dan Malaysia
(Kementerian Kelautan dan Perikanan 2013). Dalam kurun waktu empat tahun
(2006-2010) menurut data United Nation Commodity Trade Satistic Database,
negara utama tujuan ekspor ikan hias Indonesia yaitu Singapura, Jepang, Amerika
Serikat, Malaysia, dan Hongkong.
Dari seluruh ikan hias yang beredar di pasar dunia, banyak jenis ikan hias
yang sudah dapat dibudidayakan di Indonesia. Hal itu disebabkan iklim Indonesia
sangat cocok dalam budidaya ikan tersebut. Usaha budidaya ikan hias di
Indonesia mengalami perkembangan yang cukup pesat dari tahun ke tahun dan
memiliki prospek yang menjanjikan secara ekonomi. Hal ini dapat dilihat dari
meningkatnya nilai perdagangan produk ikan hias, dengan capaian pada tahun
2011 adalah 565 miliar rupiah dari target sebesar 350 miliar rupiah (161,43%) dan
mengalami peningkatan pada tahun 2012 sebesar 1,4 triliun rupiah dari target
sebesar satu triliun rupiah, sementara capaian pada tahun 2013 adalah 1,7 triliun
rupiah dari target 1,5 triliun rupiah1. Selama tiga tahun terakhir ini kinerja
1KKP Mendorong Diversifikasi Ikan Hias Ke Timur Tengah [internet]
http://www.p2hp.kkp.go.id/berita-kkp-mendorong-diversifikasi-ekspor-ikan-hiaske-
timur-tengah-.html (diunduh 7 April 2014)
2
pencapaian target produksi ikan hias sangat bagus, namun terdapat hambatan dan
kendala dalam kerangka pencapaian produksi ikan tersebut salah satunya adalah
masih terbatasnya induk unggul ikan hias, khususnya ikan Koi sehingga kualitas
ikan Koi kurang baik2.
Ikan Koi (Cyprinus carpio) merupakan komoditas unggulan ikan hias air
tawar yang banyak diminati masyarakat. Mulyadi (1990) menyatakan bahwa ikan
hias merupakan salah satu organisme budidaya yang penting sebagai komoditas
perdagangan, baik di dalam maupun di luar negeri. Selain dipelihara sebagai hobi,
ikan Koi mempunyai daya tarik dan dapat memberikan keuntungan yang dapat
menarik keinginan masyarakat dalam memelihara dan membudidayakannya.
Selain itu dapat juga digunakan sebagai lahan bisnis karena harganya yang relatif
tinggi. Ikan Koi banyak digemari karena memiliki berbagai macam pola warna,
bentuk, dan tekstur tubuh yang indah sehingga menjadikan ikan hias ini menarik
para pecinta ikan hias baik dalam dan luar negeri. Ikan Koi merupakan hewan
yang hidup di daerah beriklim sedang dan hidup di perairan tawar. Ikan Koi bisa
hidup pada temperatur 8°C - 30°C. Oleh karena itu, ikan Koi bisa dipelihara di
seluruh wilayah Indonesia, mulai dari pantai hingga daerah pegunungan (Susanto
2007).
Kecamatan Cisaat yang berada di bagian utara Kabupaten Sukabumi
merupakan salah satu daerah sentra produksi ikan Koi di Indonesia. Dalam usaha
budidaya ikan Koi dibutuhkan sumberdaya air dengan kualitas baik sehingga
dapat memberikan hasil yang baik pula. Potensi yang dimiliki oleh Kecamatan
Cisaat dalam bidang perikanan tergolong sangat baik. Hal ini karena letaknya
yang dekat dengan kaki Gunung Gede, sehingga dapat memberikan dampak
positif dalam pemanfaatan air bersih. Hal ini berimplikasi pada meningkatnya
sektor perikanan air tawar di daerah tersebut. Produk ikan dari Kecamatan Cisaat
kebanyakan merupakan produk ikan asli lokal atau non pabrik dan kualitas ikan
Koinya sudah teruji dengan dimenangkannya kontes ikan Koi se-Indonesia oleh
ikan Koi yang berasal dari Kecamatan Cisaat. Produksi ikan Koi di Kecamatan
Cisaat pada tahun 2009 sampai tahun 2012 dapat dilihat pada Tabel 1.
284,56 Persen Capaian Target Produksi Budidaya Ikan Hias [internet]
www.djpb.kkp.go.id/berita.php?id=595 (diunduh 7 April 2014)
3
Tabel 1 Produksi Ikan Koi di Kecamatan Cisaat Tahun 2009-2012
Tahun Produksi (ekor) Total Produksi
(ekor) Pembenihan Pembesaran
2009 100.670 60.625 161.295
2010 112.500 80.150 192.650
2011 120.500 90.140 210.640
2012 128.566 104.000 232.266 Sumber: Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Sukabumi 2012
Berdasarkan Tabel 1, dapat dilihat bahwa produksi ikan Koi di
Kecamatan Cisaat semakin meningkat dari tahun 2009 sampai tahun 2012. Hal ini
disebakan kualitas serta daya dukung lingkungan di Kecamatan Cisaat sudah
cukup memadai, sehingga daerah tersebut memiliki potensi dalam budidaya ikan
Koi. Budidaya ikan Koi merupakan salah satu mata pencaharian bagi masyarakat
di daerah setempat. Usaha tersebut sudah menjadi usaha turun-menurun oleh
masyarakat.
Di Kecamatan Cisaat terdapat gabungan kelompok tani yang dinamakan
dengan Kelompok Pembudidaya Ikan (Pokdakan), petani membentuk komunitas
tapi pangsa pasar dan pemasarannya oleh masing-masing petani. Fungsi Pokdakan
ini adalah sebagai penyalur informasi untuk kelompok tani lainnya,
mekanismenya adalah ketika salah satu Pokdakan mendapat informasi dari Unit
Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) atau instansi lainnya, Pokdakan akan
menyebarluaskan informasi tersebut ke Pokdakan-Pokdakan lainnya sehingga
informasi yang didapat akan menyebar secara rata. UPTD tersebut mendapatkan
informasi melalui Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Sukabumi.
Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Sukabumi bertugas
membagikan hibah atau bantuan ke tiap kelompok dan memberikan
penyuluhan/pembinaan kepada Pokdakan dengan berkumpul di sekretariat
masing-masing Pokdakan. Bantuan tidak hanya berupa uang tapi juga berupa
indukan atau benih dan sarana prasarana, namun Dinas Perikanan hanya mengatur
bantuan berupa indukan, benih, dan sarana prasarana. Pengairan tidak dikenakan
biaya apapun karena untuk budidaya ikan digunakan air sungai yang berasal dari
gunung atau dengan sumur bor. Dalam usaha budidaya ikan Koi dibutuhkan
modal yang besar untuk mendukung keberlangsungan kegiatan pembenihan dan
pembesaran ikan Koi. Modal tersebut digunakan untuk membeli pakan, obat-
4
obatan, pupuk, dan lainnya. Kebanyakan orang memilih untuk bergerak sampai
pembenihan saja agar perputaran uang cepat.
Di samping memiliki harga yang relatif mahal di pasaran, maraknya
kontes ikan Koi baik di dalam maupun luar negeri ikut memberikan andil dalam
meramaikan bisnis Koi. Hal itu menyebabkan usaha budidaya ikan Koi cukup
memberikan jaminan keuntungan yang besar bagi pembudidaya ikan Koi. Modal
yang digunakan untuk pembesaran ikan Koi cukup besar sehingga menimbulkan
resiko yang besar pula. Maka dalam memproduksi ikan Koi dibutuhkan ketekunan
sehingga hasil yang didapatkan efektif dan efisien.
Para pengusaha budidaya ikan Koi terdorong untuk membuat usaha di
bidang ini karena usaha budidaya ikan Koi cukup memberikan keuntungan,
penduduk di Kecamatan Cisaat banyak membudidayakan ikan Koi dan
diharapkan nantinya usaha budidaya ikan Koi dapat memberikan kontribusi
berupa tambahan pendapatan bagi masyarakat yang ikut berpartisipasi dalam
proses produksi ikan Koi. Hal itu didukung oleh keinginan masyarakat yang
semakin meningkat untuk membeli ikan Koi sebagai salah satu kegemaran
dikalangan tertentu. Salah satu tujuan masyarakat membeli ikan Koi yaitu sebagai
lahan bisnis yang dapat memberikan keuntungan yang didasarkan pada hobi.
Maka dari itu perlu juga diketahui motif-motif yang mendasari konsumen dalam
pembelian ikan Koi supaya ikan yang di produksi oleh para petani sesuai dengan
kebutuhan konsumen. Maka penelitian ini perlu dilakukan untuk mengetahui
faktor-faktor yang mempengaruhi produksi ikan Koi di Kecamatan dan
penggunaan optimal dari setiap faktor produksi agar produksi ikan Koi di
Kecamatan Cisaat menjadi efisien dan sesuai dengan kebutuhan konsumen.
2.1 Perumusan Masalah
Kecamatan Cisaat merupakan wilayah perniagaan dan Industri Rumah
Tangga Kecil dan Menengah. Kecamatan Cisaat memiliki potensi pengembangan
perikanan, mulai dari ikan hias seperti ikan Koi. Produksi ikan Koi memberikan
keuntungan bagi masyarakat sekitar misalnya membuka lapangan pekerjaan yang
baru. Jika dibandingkan dengan budidaya ikan jenis lain seperti lele, mas, dan nila
ternyata keuntungan budidaya ikan Koi jauh lebih besar, karena peminat ikan ini
rata-rata dari kalangan menengah atas.
5
Ikan Koi memiliki ukuran yang bermacam-macam. Ikan Koi yang
berukuran 25-30 cm keatas memiliki harga yang relatif tinggi. Sehingga biasanya
digunakan masyarakat di Kecamatan Cisaat sebagai tabungan untuk mengatasi
masalah keuangan mendadak, tentunya jenis ikan yang dijual merupakan ikan Koi
dengan kualitas yang terbaik. Salah satu faktor yang mempengaruhi produksi ikan
Koi di Kecamatan Cisaat adalah faktor lingkungan. Kecamatan Cisaat memiliki
kualitas lingkungan yang cukup memadai selain karena lahan yang luas, letaknya
yang strategis dekat dengan Gunung Gede menyebabkan melimpahnya air bersih
di daerah tersebut. Sehingga dalam produksinya masyarakat tidak perlu khawatir
dengan keberadaan air bersih. Selain itu terdapat faktor lain yang diduga
mempengaruhi produksi ikan Koi yaitu tenaga kerja. Adanya tenaga kerja yang
cukup dalam kegiatan produksi ikan Koi akan memberikan dampak yang baik
karena dalam pemeliharaan, pemberian pakan, serta pembersihan kolam yang
dilakukan secara teratur akan menghasilkan kualitas ikan Koi yang baik.
Usaha budidaya ikan Koi di Sukabumi beromset setiap bulannya minimal
mencapai Rp 20 juta dan mampu meningkatkan ekonomi keluarga serta
kesejaterahan warga sekitar. Usaha budidaya ikan Koi berbeda dengan usaha
budidaya ikan air tawar pada umumnya, karena usaha ini harus bermodalkan
kepercayaan dan kerjasama untuk menghasilkan benih Koi yang berkualitas. Jenis
ikan Koi sangat bervariasi, biasanya setiap petani bekerja sama dalam hal
pembenihan karena untuk bibit ikan Koi kualitas unggulan ukuran diatas dua
kilogram harganya bisa mencapai Rp 6 juta per ekor. Setiap usaha pasti ada
pasang surut atau resikonya. Indukan ikan Koi di Kecamatan Cisaat masih
mengalami keterbatasan, karena tidak setiap petani memiliki indukan yang
berkualitas unggul. Biasanya para petani melakukan sistem pinjam meminjam
indukan untuk melakukan pembenihan ikan Koi. Hasil yang didapatkan setiap
ikan yang bertelur rata-rata berjumlah 20 ribu – 30 ribu butir. Kemudian dari
jumlah tersebut hanya bisa menghasilkan Koi kualitas kontes paling banyak
berjumlah lima ekor per periode3.
3Bisnis Koi Dongkrak Ekonomi Keluarga
[Internet]http://bogor.antaranews.com/berita/4711/bisnis-Koi-dongkrak-ekonomi-keluarga
(diunduh 22 April 2014)
6
Berdasarkan uraian di atas dapat kita ketahui bahwa produksi ikan Koi
dengan kualitas yang tinggi jumlahnya masih rendah yang menyebabkan harga
jual juga rendah. Oleh karena itu perlu dikaji mengenai faktor - faktor
mempengaruhi produksi ikan Koi di Kecamatan Cisaat serta apa saja motif
transaksi konsumen dalam pembelian ikan Koi sehingga dapat diketahui ikan Koi
yang sesuai dengan keinginan konsumen. Maka permasalahan yang akan diteliti
adalah sebagai berikut:
1. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi produksi ikan Koi di
Kecamatan Cisaat?
2. Apakah faktor-faktor produksi ikan Koi di Kecamatan Cisaat sudah
efisien?
3. Apa motif transaksi konsumen dalam pembelian ikan Koi?
Berdasarkan pertanyaan penelitian diatas, maka terdapat beberapa
hipotesa atau kemungkinan jawaban dari pertanyaan penelitian tersebut yaitu,
faktor-faktor yang mempengaruhi produksi ikan Koi yaitu berupa luas lahan,
tenaga kerja, dan pakan, serta kemungkinan ada faktor-faktor yang belum efisien
karena diketahui bahwa kualitas ikan Koi yang dihasilkan di Kecamatan Cisaat
masih rendah. Hal-hal yang melatarbelakangi motif transaksi konsumen dalam
pembelian ikan Koi yaitu sebagai hobi, karena ikan Koi memberikan dampak
positif dan biasanya digunakan untuk kontes yang sering dilakukan baik dalam
tingkat nasional maupun tingkat internasional. Menurut kepercayaan masyarakat,
ikan Koidapat membawa rezeki, selain itu sebagai hiasan di rumah-rumah.
2.2 Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah di atas, sebagai referensi untuk para
petani dalam penggunaan faktor-faktor produksi yang efisien sehingga
mendapatkan hasil yang maksimum, maka tujuan dari penelitian adalah:
1. Mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi produksi ikan Koi di
Kecamatan Cisaat.
2. Menganalisistingkat efisiensi penggunaan faktor-faktor produksi ikan
Koi di Kecamatan Cisaat.
3. Mengidentifikasi motif transaksi konsumen dalam pembelian ikan Koi.
7
2.3 Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat serta menjadi sarana dalam
mengaplikasikan ilmu pengetahuan selama menuntut ilmu di Departemen
Ekonomi Sumberdaya dan Lingkungan, Fakultas Ekonomi dan Manajemen,
Institut Pertanian Bogor. Bagi akademisi, hasil dari penelitian ini diharapkan
dapat menjadi bahan masukan atau referensi untuk melakukan penelitian
selanjutnya. Bagi pengelola, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi
manfaat serta bahan masukan atau pertimbangan dalam menentukan kebijakan
pengelolaan produksi ikan Koi di Kecamatan Cisaat.
2.4 Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini merupakan suatu kajian yang membahas tentang faktor-
faktor yang mempengaruhi produksi ikan Koi. Lokasi penelitian ini adalah di
Kecamatan Cisaat, Kabupaten Sukabumi. Responden dalam penelitian adalah
petani ikan Koi dan konsumen yang membeli ikan Koi. Faktor-faktor yang
mempengaruhi produksi ikan Koi dihitung menggunakan regresi linear berganda
sedangkan tingkat efisensi faktor produksi dihitung mengggunakan analisis
efisiensi dan perilaku konsumen dalam pembelian ikan Koi menggunakan analisis
deskriptif.
8
II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Ikan Koi
Ikan Koi pertama kali dikenal pada Dinasti Chin tahun 265 dan 316
sebelum masehi. Koi dengan keindahan warna dan tingkah laku mulai
dikembangkan di Jepang 200 tahun yang lalu di pegunungan Niigata oleh petani
Yamakoshi. Pemuliaan dilakukan bertahun-tahun menghasilkan garis keturunan
yang menjadi standart penilainan Koi. Nishikigoi adalah nama jelang untuk Koi
(Alex 2011). Koi merupakan ikan yang sudah lama dijadikan sebagai ikan
peliharaan. Oleh karena itu, ikan ini sangat populer di kalangan hobiis hampir
diseluruh dunia. Harga jualnya sangat bervariasi, mulai dari yang murah hingga
yang mahal (Lesmana dan Daelani 2009). Ikan Koi merupakan ikan air tawar
yang bernilai ekonomis penting dan sudah tersebar di Indonesia.
Klasifikasi ikan Koi oleh Anonim (2011) sebagai berikut:
Kingdom : Animalia
Phylum : Chordata
Class : Actinopterygii
Order : Cyproniformes
Family : Cyprinidae
Genus : Cyprinus
Species : Cyprinus carpio
2.1.1 Jenis-Jenis Ikan Koi
Ikan Koi memiliki jenis yang bervariasi tergantung warna dan coraknya,
selain itu juga terdiri dari berbagai kualitas. Jenis ikan Koi yang mempunyai
penampilan sempurna masuk dalam kualitas A, berikutnya kualitas B, C, dan yang
paling rendah masuk kelas kropyokan. Harganya juga tergantung kualitas, Koi
yang masuk kualitas A biasanya sangat mahal bahkan mencapai puluhan juta.
Jenis Koi yang paling banyak diminati menurut Effendy (1993) adalah :
9
Gambar 1 Ikan Koi Kohaku, Sanke, dan Showa
1. Kohaku, merupakan jenis ikan Koi yang mempunyai corak warna merah
di atas warna putih.
2. Sanke, merupakan jenis ikan Koi yang mempunyai corak merah dan
hitam di atas warna putih. Corak hitam tidak terdapat di kepala.
3. Showa, merupakan jenis ikan Koi hitam dengan corak warna merah dan
putih.
2.1.2 Tahapan Perencanaan Produksi Ikan Hias
Beberapa hal yang harus menjadi perhatian dalam perencanaan produksi
ikan hias menurut Lesmana dan Daelani (2009) yaitu:
1. Penentuan lokasi
Berdasarkan aspek teknis ekonomi, lahan untuk pembenihan ikan hias
harus dekat dengan sumber air, dekat dengan pusat sarana produksi
maupun daerah pemasaran, tersedia jalan dan listrik, tenaga kerja tersedia
cukup dengan tingkat upah yang relatif murah, harga atau sewa lahan
relatif murah dan lokasi tidak termasuk dalam daerah pengembangan
perumahan atau kawasan industri.
2. Penentuan jenis ikan
Jenis dan varietas ikan hias yang beredar dan diperdagangkan di pasar
lokal maupun untuk ekspor sangat beragam. Jenis ikan yang akan
diproduksi sebaiknya dipilih yang memiliki nilai jual cukup baik,
persyaratan hidupnya sesuai dengan kondisi lahan yang tersedia dan
berpotensi bisa memasuki ekspor.
3. Standar produksi dan skala usaha
Standar produksi usaha pembenihan dapat juga berpatokan pada ukuran
dan umur ikan. Sedangkan skala usaha sering dilihat dari besarnya modal
10
yang ditanamkan, kelengkapan sarana dan prasarana, sumber daya
manusia, serta jumlah produksi yang dihasilkan.
4. Pengadaan tenaga kerja
Tenaga kerja disesuaikan dengan besaran skala usaha yang akan
dijalankan. Terdapat tenaga kerja tetap dan tenaga kerja tidak tetap.
2.1.3 Teknik Budidaya Ikan Koi
Memelihara Koi merupakan hobi yang sangat menyenangkan karena
keindahan ikan Koi mampu menyejukkan pandangan dan menentramkan pikiran.
Bagi peminat Koi harus memahami dan mempertimbangkan sebelum memulai
memelihara ikan Koi. Teknik budidaya ikan Koi yang harus diperhatikan adalah
sebagai berikut:
a. Pemilihan lokasi dan kontruksi wadah
Ikan Koi secara alami hidup dalam air deras sehingga membutuhkan air
jernih dan berkadar okesigen tinggi. Pemeliharaan ikan Koi yang terbaik
adalah di kolam sehingga mudah mendapatkan makanan alami dan sinar
matahari untuk merangsang pewarnaan tubuh. Koi berukuran kecil dapat
ditempatkan di akuarium, walaupun ini tidak dapat menjadi habitat
permanen. Bila dipelihara dalam kelompok, Koi akan belajar untuk tidak
mengganggu ikan yang berukuran sama, tetapi memakan ikan yang lebih
kecil. Koi suka menggali dasar kolam sehingga menyebabkan akar
tanaman rusak.
b. Kualitas air
Air merupakan media hidup dan mempengaruhi kualitas tampilan ikan
Koi sehingga perlu mendapat perhatian. Kualitas air untuk mendukung
perkembangan Koi secara optimum adalah sebagai berikut:
1. Suhu air berkisar 240-26
0 C
2. pH 7,2-7,4 (agak basa)
3. Oksigen minimal 3-5 ppm
4. CO2 maximal 10 ppm
5. Nitrit maximal 0,2
Air yang digunakan harus sudah disaring dan diendapkan 24 jam. Air
yang digunakan untuk peminjahan dan penetasan telur sebaiknya
11
memiliki kandungan oksigen dan suhu yang stabil. Untuk menjamin
tersedianya oksigen dapat digunakan aerator, sedangkan suhu pada bak
peminjahan diusahakan sama dengan suhu air kolam dengan tingkat
perbedaan (fluktuasi) kurang 50 C.
c. Pakan
Koi adalah bottom feeder (pemakan di dasar) dan omnivira (pemakan
segala). Pakan buatan untuk pembesaran Koi dapat diberikan dalam
bentuk butiran (pellet). Sumber protein utama adalah formulasi
kombinasi antara bahan nabati (misalnya: tepung kedelai, tepung jagung,
tepung gandum, tepung daun, dan lainnya) dan bahan hewani (seperti:
tepung ikan, tepung kepala udang, tepung cumi, kekerangan, dan lain-
lain) serta multivitamin dan mineral seperti Ca, Mg, Zn, Fe, Co sebagai
pelengkap pakan. Kualitas pakan sangat menentukan tampilan warna
sebagai daya tarik ikan Koi sendiri, sehingga banyak upaya telah
dilakukan dengan menggunakan bahan pakan yang mengandung zat
pigmen seperti karotin (warna zingga), rutin (kuning), dan astasantin
(merah). Pakan alami atau pakan hidup misalnya cacing darah, cacing
tanah, daphnia, cacing tubifex cocok di berikan pada benih Koi (hingga
bobot 50 g/ekor) karena lebih mudah dicerna oleh benih sesuai dengan
kondisi sistem pencernaan, selain itu juga dapat memakan phitoplankton
(makhluk hidup uniselular yang mengandung klorofil pada selnya) dalam
kolam. Jumlah pakan diberikan berdasarkan jumlah ikan (bobot
biomassa) dalam kolam dengan kisaran kebutuhan 3-5% per-hari, dengan
frekuensi pemberian 2-3 kali per-hari ini juga disesuaikan dengan kondisi
ikan dan media pemeliharannya.
d. Pembenihan
Induk yang baik adalah yang memiliki pola warna bervariasi yang cerah
simetris dengan bentuk tubuh seperti terpedo dengan berat badan
minimal 1 kg. Kebanyakan pembudidaya memilih untuk membeli Koi
berkualitas baik untuk calon induk dengan ukuran 5-8 cm yang harganya
murah untuk dibesarkan menjadi induk. Koi dapat memijah secara alami
dan buatan yaitu dengan rangsangan hormon yang di suntikkan
12
padatubuh induk betina untuk mempercepat proses pembuahan.
Penyuntikan Pituitary Gland (PG, nama dagang, ovarimp) dengan dosis
0,2 mg/kg bobot ikan untuk satu kali penyuntikan. Ovulasi akan terjadi
10 jam setelah penyuntikan.
e. Pendederan
Telur yang sudah dibuahi akan menetas setelah 24-48 jam tergantung
suhu. Selama penetasan, kepadatan telur adalah 1 kg per 5 liter air. Larva
yang baru menetas belum memerlukan pakan. Menjelang kuning telur
habis, perlu diberikan pakan alami berupa naupli artemia atau pakan
alami lainnya yang seukuran. Kemudian secara bertahap dapat diberikan
pakan buatan berupa butiran kering (pellet). Dalam 5 hari sesudahnya 1
juta larva memerlukan 7 kg artemia, atau sekitar 0,5-2 kg per hari. Pada
tahap ini larva ditebar pada kepadatan 20-40 larva/ liter. Untuk
menghasilkan 1 juta fingerling memerlukan sekitar 25 kg telur artemia.
Sintasan selama 9 hari adalah 50-80%. Ikan yang seberat 10 mg dapat
dijual seharga US$ 0,25 atau sekitar Rp. 2.500,-. Pendederan II dilakukan
dalam kolam yang diolah untuk menumbuhkan pakan alami dan
dilakukan selekasi dan penjarangan (mengurangi kepadatan).
Penjarangan bertujuan untuk memberi ruang gerak yang cukup bagi ikan
Koi. Seleksi bertujuan untuk mendapatkan ikan Koi berkualitas baik.
f. Pewarnaan
Kualitas Koi ditentukan oleh pola warna, kesesuaian jenis Koi dan
kejelasan warna. Pola warna yang simetris dengan batasan jelas antar
warna menunjukkan kualitas ikan yang baik. Ikan pada wadah gelap
cenderung berwarna gelap, begitu pula sebaliknya. Warna dapat berubah
bila ikan mengalami tekanan (stres). Biasanya ikan yang tumbuh lambat
mempunyai warna lebih baik daripada ikan tumbuh cepat karena pigmen
bisa diubah dan digunakan untuk pertumbuhan tubuh. Intensitas warna
tergantung dari jumlah pigmen. Pigmen dapat muncul dengan adanya
karatenoid dalam pakan.
13
g. Panen
Koi tumbuh sekitar 2 cm per bulan dan pada usia 60 tahun dapat
mencapai panjang hingga 1 m. Bila ikan Koi telah mencapai ukuran
pasar yaitu 20 cm dapat dipanen dan dilakukan seleksi akhir, dengan
memisah-misahkan jenis, ukuran, dan pola warna tubuhnya. Dari hasil
seleksi ini, ikan Koi yang terpilih dibesarkan di dalam bak atau kolam
semen sambil menunggu harga pasar yang baik. Dalam penampungan
akhir ini, ikan dapat diperbaiki bentuknya, jika terlalau gemuk dibuat
langsung atau sebaliknya. Pemeliharaan selanjutnya diusahakan tidak
terlalu padat, akan lebih baik jika dalam bak dilengkapi aerator sehingga
kesegaran air terjamin dan dengan pemberian pakan yang baik dapat
meningkatkan kualitas warna tubuh ikan Koi (Alex 2011).
2.2 Teori Fungsi Produksi
Fungsi produksi untuk setiap komoditi adalah suatu persamaan, Tabel,
atau grafik yang menunjukkan jumlah (maksimum) komoditi yang dapat
diproduksi per unit waktu bagi setiap kombinasi input alternatif, apabila
menggunakan teknik produksi terbaik yang tersedia (Salvatore 2006).
2.2.1 Definisi Produksi
Secara umum, produksi dapat diartikan sebagai kegiatan optimalisasi dari
faktor-faktor produksi seperti, tenaga kerja dan modal oleh perusahaan untuk
menghasilkan produk berupa barang dan jasa. Secara teknis, kegiatan produksi
dilakukan dengan mengkombinasikan beberapa input untuk menghasilkan
sejumlah output. Dalam pengertian ekonomi, produksi didefenisikan sebagai
usaha manusia untuk menciptakan atau menambah daya dan nilai guna dari suatu
barang atau benda untuk memenuhi kebutuhan manusia (Sukirno 2011).
Soekartawi (2002), mengemukakan bahwa yang dimaksud dengan faktor
produksi adalah semua korbanan yang diberikan pada tanaman agar tanaman
tersebut mampu tumbuh dan menghasilkan dengan baik. Faktor produksi memang
sangat menentukan besar kecilnya produksi yang diperoleh. Faktor produksi
lahan, modal untuk membeli bibit, pupuk, obat-obatan dan tenaga kerja dan aspek
manajemen adalah faktor produksi yang terpenting. Hubungan antara faktor
produksi (input) dan produksi (output) disebut dengan fungsi produksi.
14
Berdasarkan pada kepentingan produsen, tujuan produksi adalah untuk
menghasilkan barang yang dapat memberikan laba. Tujuan tersebut dapat
tercapai, jika barang atau jasa yang diproduksi sesuai dengan kebutuhan
masyarakat. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa sasaran kegiatan produksi
adalah melayani kebutuhan masyarakat atau untuk memenuhi kebutuhan
masyarakat secara umum (Sukirno 2011).
2.2.2 Fungsi Produksi
Kegiatan produksi melibatkan dua variabel yang mempunyai hubungan
fungsional atau saling mempengaruhi, yaitu:
1. Berapa output yang harus diproduksi
2. Berapa input yang akan dipergunakan
Fungsi produksi merupakan suatu fungsi atau persamaan yang
menyatakan hubungan antara tingkat output dengan tingkat penggunaan input-
input. Hubungan antara input dan output dapat diformulasikan oleh sebuah fungsi
produksi, yang dalam bentuk matematis dalam Nicholson (2001) dapat ditulis:
.............................................................................................. (1)
Keterangan:
Y = output yang dihasilkan selama suatu periode tertentu
K = kapital
T = tenaga kerja
M = material
Dalam produksi pertanian, hasil fisik dihasilkan oleh bekerjanya
beberapa faktor produksi sekaligus, misalanya lahan, modal, dan tenaga kerja.
Untuk dapat menggambarkan fungsi produksi ini secara jelas dan menganalisis
peranan masing-masing faktor produksi maka dari sejumlah faktor-faktor
produksi itu salah satu faktor produksi dianggap variabel (berubah-ubah),
sedangkan faktor-faktor produksi lainnya dianggap konstan.
2.3 Regresi Berganda
Model regresi berganda adalah sebuah model regresi yang menggunakan
lebih dari dua variabel. Model ini digunakan untuk mengetahui arah hubungan
antara variabel dependen dengan variabel independen berhubungan positif atau
negatif untuk memprediksi nilai variabel dependen apabila nilai variabel
15
independen mengalami kenaikan atau penurunan. Persamaan model regresi linear
berganda secara umum adalah sebagai berikut:
............................................... (2)
Konstanta atau parameter β0 yang disebut intersep adalah nilai variabel respons
ketika variabel perdiktor bernilai 0 (nol). Kemudian β1, β2, β3,...,βk adalah
parameter-parameter model regresi untuk variabel X1, X2, X3,...,Xk (Juanda 2009).
2.4 Teori Efisiensi
Efisiensi menurut Soekartawi (2002) diartikan sebagai upaya penggunaan
input atas faktor produksi yang sekecil-kecilnya untuk mendapatkan hasil
produksi yang sebesar-besarnya. Sedangakan menurut Doll dan Orazem (1976)
efisiensi ekonomi mengacu pada kombinasi input untuk memaksimalkan tujuan
individu atau sosial. Efisiensi akan tercapai apabila didalam suatu kegiatan
produksi dapat menghasilkan keuntungan maksimum. Konsep efisiensi dikenal
dengan efisiensi teknis (technical efficiency), efisiensi harga (price efficiency), dan
efisiensi ekonomi (economic efficiency) (Daniel 2002).
Efisiensi teknis akan tercapai bila petani mampu mengalokasikan faktor
produksi sedemikian rupa sehingga hasil yang tinggi dapat dicapai. Bila petani
mendapatkan keuntungan yang besar dari usaha taninya, misalnya karena
pengaruh harga, maka petani tersebut dapat dikatakan mengalokasikan faktor
produksinya secara efisiensi harga. Apabila petani meningkatkan hasilnya dengan
menekan harga faktor produksi, dan menjual hasilnya dengan harga yang tinggi
maka petani tersebut telah melakukan efisiensi teknis dan efisiensi harga yang
bersamaan. Situasi yang demikian sering disebut dengan istilah efisiensi ekonomi.
Dengan perkataan lain, petani melakukan efisiensi ekonomi sekaligus juga
melakukan efisiensi teknis dan harga.
2.5 Motif Ekonomi
Motif adalah dorongan yang menggerakan seseorang bertingkah laku
dikarenakan adanya kebutuhan-kebutuhan yang ingin dipenuhi oleh manusia
(Bogisubasti 2011). Motif juga dapat dikatakan sebagai daya penggerak dari
dalam dan di dalam subjek untuk melakukan aktivitas-aktivitas transaksi demi
mencapai tujuan tertentu. Motif yang mendorong orang untuk melakukan kegiatan
16
produksi disebut motif ekonomi4. Motif ekonomi adalah alasan ataupun tujuan
sehingga seseorang itu melakukan tindakan ekonomi. Motif ekonomi terbagi
dalam dua aspek:
a. Motif intrinsik, yaitu sebagai suatu keinginan untuk melakukan tindakan
ekonomi atas kemauan sendiri.
b. Motif ekstrinsik, yaitu sebagai suatu keinginan untuk melakukan
tindakan ekonomi atas dorongan orang lain.
2.6 Keputusan Pembelian Konsumen
Proses pengambilan keputusan yang rumit sering melibatkan beberapa
keputusan. Suatu keputusan (decision) melibatkan pilihan diantara dua atau lebih
alternatif tidakan atau perilaku. Keputusan selalu mensyaratkan pilihan di antara
beberapa perilaku yang berbeda. Dalam melakukan pengambilan keputusan
konsumen sebagai suatu pemecahan masalah kita mengasumsikan bahwa
konsumen memiliki sasaran (konsekuensi yang diinginkan atau nilai dalam rantai
arti akhir) yang ingin dicapai atau dipuaskan. Jadi, pengambilan keputusan
konsumen adalah proses pemecahan masalah yang diarahkan pada sasaran.
Pemecahan masalah konsumen sebenarnya ialah suatu aliran tindakan
timbal balik yang berkesinambungan di antara faktor lingkungan, proses kognitif
dan efektif, serta tindak perilaku. Periset dapat membagi aliran ini ke dalam
bebarapa tahap dan subproses yang berbeda untuk menyederhanakan masalah
(problem solving) generik yang menjelaskan lima tahapan atau proses dasar
(Setiadi 2010).
Gambar 2 Model Generik Pemecahan Masalah Konsumen
4MotifEkonomi.[internet]http:books.google.co.id/books?id=IB6H8Y186cC&pg=PA187dq=motif+
ekonomi&hl=en&output=html_text&sa=Xei=kJNU7mol4PtrQePmYc4AQ&redir_esc=y [diunduh
15 April 2014]
(1) Pemahaman adanya masalah (2) Pencarian alternatif
pemecahan
(3) Evaluasi alternatif (4) Pembelian
(5) Penggunaan pasca pembelian dan evaluasi ulang alternatif yang dipilih
17
Keterangan:
1. Perbedaan yang dirasakan antara status hubungan yang ideal dan yang
sebenarnya .
2. Mencari informasi yang relevan dari lingkungan luar untuk memecahkan
masalah, atau mengaktifkan pengetahuan dari ingatan.
3. Mengevaluasi atau menilai alternatif yang ada dalam konteks kepercayaan
utama tentang konsekuensi yang relevan dan mengkombinasikan ilmu
pengetahuan tersebut untuk membuat keputusan.
4. Memilih alternatif yang dipilih.
5. Menggunakan alternatif yang dipilih dan mengevaluasinya sekali lagi
berdasarkan kinerja yang dihasilkan.
2.7 Penelitian Terdahulu
Penelitian mengenai analisis efisiensi faktor produksi telah dilakukan
oleh beberapa peneliti- peneliti sebelumnya. Terdapat perbedaan antara penelitian
ini dengan penelitian terdahulu. Perbedaan tersebut terletak pada komoditas yang
diteliti, lokasi, dan bahasan penelitian. Penelitian yang akan dilakukan saat ini
adalah menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi produksi ikan Koi di
Kecamatan Cisaat, mengestimasi tingkat efisiensi faktor-faktor produksi di
Kecamatan Cisaat dan mengidentifikasi motif transaksi konsumen dalam
pembelian ikan Koi. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis
regresi linear berganda, analisis efisiensi, dan analisis deskriptif. Penelitian
sebelumnya terkait dengan penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2 Penelitian Terdahulu
Peneliti Judul
Penelitian
Metode
Analisis
Hasil Penelitian
Finanda
(2011)
Analisis
Efisiensi
Produksi dan
Pendapatan
Usaha
Pembesaran
Lele Dumbo di
CV Jumbo
Lestari
Metode
fungsi
produksi
Cobb
Douglas,
analisis
efisiensi
produksi,
dan Rasio
Biaya (R/C
Rasio)
Padat penebaran memiliki pengaruh
yang paling besar terhadap pembesaran
lele dumbo yaitu sebesar 0,211. Untuk
mencapai kondisi efisien secara
ekonomis penggunaan padat penebaran
harus dikurangi. Nilai rasio
penerimanaan di CV Jumbo Bintang
Lestari adalah 1,12, nilai tersebut dapat
diartikan setiap satu rupiah biaya total
yang dikeluarkan untuk kegiatan usaha
akan memberikan penerimaan sebesar
18
Peneliti Judul
Penelitian
Metode
Analisis
Hasil Penelitian
Rp 1,12. Nilai tersebut cukup rendah,
namun masih memberikan keuntungan
sehingga layak dikembangkan.
Santana
(2011)
Preferensi
Hobiis
terhadap
Atribut Ikan
Arwana Super
Red di Kota
Bogor
Analisis
Deskriptif
dan Analisis
Konjoin
Penelitian karakteristik dari hobiis ikan
arwana cukup bervariatif. Proses
keputusan pembelian, motivasi yang
mendorong hobiis adalah ikan arwana
super red dipercaya dapat membawa
keberuntungan. Berdasarkan hasil
analisis konjoin, dapat terlihat bahwa
sebagian besar hobiis mementingkan
warna dari ikan arwana super red.
Ardhya
(2013)
Analisis
Faktor-Faktor
yang
Mempengaruhi
Produksi dan
Pendapatan
Usaha
Budidaya Ikan
Mas Koki di
Tulungagung
Analisis
Fungsi
Cobb
Douglas
dan Analisis
RC Rasio
Faktor-faktor yang berpengaruh
terhadap survival rate atau nilai jumlah
ikan yang bertahan hidup ikan mas
koki di Pokdakan Tugu Minas Asri
adalah padat tebar, obat-obatan dan
pakan pelet. Analisis pendapatan yang
diperoleh dari kegiatan usaha budidaya
ikan hias mas koki dinyatakan layak
dan menguntungkan untuk diusahakan.
Hapsari
(2013)
Analisis
Efisiensi
Faktor yang
Mempengaruhi
Produksi
Ayam Ras
Pedaging Pola
Kemitraan dan
Mandiri di
Kecamatan
Gunung Sindur
Kabupaten
Bogor
Fungsi
Produksi
Cobb
Douglass
dan analisis
efisiensi
produksi
Faktor-faktor yang berpengaruh nyata
terhadap produksi ayam ras pedaging
pada kedua tipe peternak adalah pakan
dan pemanas dan usaha peternak ayam
ras pedaging yang dilakukan oleh
kedua tipe peternak belum mencapai
efisien secara ekonomi.
19
III KERANGKA PEMIKIRAN
Kabupaten Sukabumi merupakan salah satu daerah sentra produksi ikan
Koi di Indonesia. Daerah tersebut sangat strategis karena letaknya yang dekat
dengan pegunungan sehingga kualitas airnya cukup memadai dalam
pengembangan perikanan, khususnya ikan air tawar. Adanya kegiatan budidaya
ikan Koi menimbulkan permintaan dan penawaran terhadap ikan Koi.
Pada kegiatan tersebut biasanya konsumen memanfaatkan ikan Koi
sebagai bisnis, sehingga menghasilkam keuntungan yang besar. Selain itu
digunakan sebagai hobi dengan memelihara bermacam-macam ikan Koi dengan
kualitas yang baik yaitu dilihat dari ukuran, tekstur tubuh serta warna. Sedangkan
dari sisi produsen biasanya banyak peminat dalam kegiatan tersebut, karena ikan
Koi memiliki harga yang relatif tinggi sehingga dapat digunakan sebagai tabungan
oleh petani ikan Koi dengan syarat kualitas ikan Koi yang memadai. Selain itu,
ikan Koi digunakan sebagai ajang kontes bagi penggemar ikan Koi. Kontes ikan
Koi sudah menyebar baik ditingkat nasional maupun internasional.
Berdasarkan ilustrasi diatas, menyebabkan produksi ikan Koi semakin
meningkat. Para petani membudidayakan ikan Koi dimulai dari pembenihan dan
dilanjutkan dengan pembesaran. Dalam pembenihan biasanya dilakukan selama
satu sampai dua bulan sampai muncul pola yang ada ditubuh ikan Koi. Setelah
polanya muncul dilakukan pembesaran selama tiga bulan sampai dengan ukuran
5cm – 20 cm, sehingga akan terlihat ikan Koi dengan tekstur dan warna yang
indah. Kemudian dilakukan penjualan di pasar-pasar ikan yang ada di kecamatan
Cisaat. Maka dalam penelitian ini perlu dianalisis faktor-faktor apa yang
mempengaruhi produksi ikan Koi di Kecamatan Cisaat yang akan di analisis
dengan menggunakan regresi linear berganda. Kemudian menganalisis tingkat
efisiensi penggunaan faktor-faktor tersebut dengan menggunakan analisis efisiensi
serta mengidentifikasi motif transaksi ekonomi konsumen dalam pembelian ikan
Koi yang akan di analisis dengan analisis deskriptif. Kemudian hasil dari
penelitian ini akan digunakan sebagai referensi untuk para petani dalam
penggunaan faktor-faktor produksi yang efisien sehingga memberikan hasil yang
optimal.
20
Gambar 3 Kerangka Pemikiran Operasional
Permintaan
Kabupaten Sukabumi
Salah satu sentra
produksi ikan Koi
Penawaran
Bisnis
Hobi
Mitos
Minat
Tabungan
Petani
Produksi
Ikan Koi
Mengidentifikasi
faktor-faktor yang
mempengaruhi
produksi ikan Koi di
Kecamatan Cisaat
Menganalisis tingkat
efisiensi penggunaan
faktor-faktor
produksi ikan Koi di
Kecamatan Cisaat
Mengidentifikasi
motif transaksi
konsumen dalam
pembelian ikan Koi
Regresi Linear
Berganda
Analisis
Efisiensi
Analisis
Deskriptif
Sebagai referensi untuk para petani dalam
penggunaan faktor-faktor produksi yang
efisien sehingga memberikan hasil optimal
21
IV METODE PENELITIAN
4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Kecamataan Cisaat Kabupaten Sukabumi.
Pemilihan lokasi dilakukan secarapurposive (sengaja) karena lokasi penelitian
merupakan salah satu sentra produksi ikan Koi di Indonesia. Proses pengumpulan
data baik primer maupun sekunder dilakukan selama 2 bulan yaitu bulan April –
Mei 2014.
4.2 Jenis dan Sumber Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data
sekunder. Data primer diperoleh dengan cara melakukan wawancara dan
pengamatan langsung kepada petani dengan menggunakan kuesioner yang telah
disiapkan sebelumnya. Data sekunder diperoleh dari literatur, beberapa buku,
jurnal, skripai, tesis, situs internet, dan instansi terkait, yaitu Balai Riset Budidaya
Ikan Hias Air Tawar di Jawa Barat.
4.3 Metode Pengambilan Contoh
Pengambilan contoh dilakukan dengan teknik purposive sampling.
Penentuan sampel dilakukan secara sengaja dengan responden yaitu petani ikan
Koi yang berada di Kecamataan Cisaat dan konsumen ikan Koi yang berada di
Sukabumi maupun di luar Sukabumi. Jumlah responden yang digunakan dalam
penelitian ini sebanyak 60 orang, masing-masing 30 responden dari produsen dan
30 responden dari konsumen, penentuan responden tersebut berdasarakan
pendapat Bailey bahwa untuk penelitian yang akan menggunakan data statistik,
ukuran sampel yang paling minimum adalah 30 (Hasan 2002).
4.4 Metode Pengelolaan dan Analisis Data
Penelitian ini dilakukan dengan metode analisis kualitatif dan kuantitatif
kemudian dilakukan pengelolaan dan analisis data. Analisis kualitatif digunakan
untuk menganalisis motif transaksi ekonomi dalam pembelian ikan Koi yang akan
dikemukan secara deskriptif dalam bentuk uraian. Analisis kuantitatif digunakan
untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi produksi ikan Koi di
Kecamatan Cisaat dan menganalisis tingkat efisiensi faktor-faktor produksi
22
tersebut. Pengolahan data secara kuantitatif menggunakan alat bantu Microsoft
Excel 2007 dan Software SPSS17.0. Tahap analisis data akan dimulai dari transfer
data, pengeditan dan pengolahan data.
Tabel 3 Matriks Tujuan Penelitian, Kebutuhan, dan Analisis Data
No. Tujuan
Penelitian
Parameter Data yang
diperlukan
Metode
Analisis
Alat
Analisis
1
Mengidentifikasi
faktor-faktor yang
mempengaruhi
produksi ikan Koi
di Kecamatan
Cisaat
Benih,
tenaga
kerja,
pakan, dan
obat-obatan
Karakteristik
petani ikan
Koi
(produsen)
Fungsi
Produksi
Linear
Berganda
Software
SPSS
Microsoft
Word
Microsoft
Exel
2 Mengestimasi
tingkat efisiensi
penggunaan
faktor-faktor
produksi ikan Koi
Nilai
elastisitas
dan rasio
antara
NPM/BKM
Karakteristik
petani ikan
Koi
(produsen)
Analisis
Efisiensi
Microsoft
Word
Microsoft
Exel
3 Mengidentifikasi
motif transaksi
konsumen dalam
pembelian ikan
Koi
Alasan
dalam
pembelian
ikan Koi
- Hobi
- Bisnis
- Mitos
- Media
terapi
Karakteristik
pembeli
(konsumen)
Analisis
Deskriptif
Microsoft
Word
Microsoft
Exel
4.4.1 Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Produksi Ikan Koi
Metode yang akan digunakan dalam menganalisis faktor-faktor yang
mempengaruhi produksi ikan Koi adalah analisis regresi liner berganda. Regresi
linear berganda adalah regresi dimana variabel terikatnya (Y)
dihubungkan/dijelaskan lebih dari satu variabel, mungkin dua, tiga, dan
seterusnya variabel bebas (X1, X2,X3,...,Xn) namun masih menunjukkan diagram
hubungan yang linear. Penambahan variabel bebas ini diharapkan dapat lebih
menjelaskan karakteristik hubungan yang ada walaupun masih saja ada variabel
yang terabaikan.
Bentuk umum persamaan regresi linear berganda dapat dituliskan sebagai
berikut:
.............................(3)
23
Keterangan:
Y = produksi ikan Koi
a, β1, β2, β3,β4,β5 = koefisien regresi
X1 = benih
X2 = pakan dedak
X3 = pupuk kandang
X4 = obat-obatan
X5 = tenaga kerja
ε = kesalahan pengganggu (distrubance terma), artinya nilai-
nilai variabel lain tidak dimasukkan dalam persamaan.
Nilai ini biasanya tidak dihiraukan dalam perhitungan.
Nilai duga dari Y (prediksi Y) dapat dilakukan dengan mengganti variabel X-
variabel X-nya dengan nilai-nilai tertentu (Hasan 2001).
4.4.1.1 Pengujian Hipotesis Regresi Berganda
Pengujian hipotesis terhadap hasil model regresi berganda didasarkan
pada metode Ordinary Least Square (OLS) yang akan diuji dengan cara sebagai
berikut:
1. Uji Secara Ekonomi
Dalam uji ekonomi digunakan untuk memeriksa apakah tanda dan
besaran parameter estimasi sesuai dengan yang diharapkan menurut teori ekonomi
dan pengalaman empiris. Apabila tanda dan besaran parameter yang ada di model
sesuai dengan teori ekonomi, maka model tersebut dapat dikatakan bagus.
2. Uji Kesesuaian Model
Uji kesesuaian model dilihat dari seberapa besar nilai koefisien
determinasi yang disesuaikan(adjusted R2)yang ada pada hasil regresi.Adjusted R
2
yaitu R2 yang sudah disesuaikan dengan derajat bebas dari masing-masing jumlah
kuadrat yang tercakup di dalam perhitungan adjusted R2.Rumus koefisien
determinasi yang disesuaikan ditulis sebagai berikut:
.....................................................................(4)
Berdasarkan rumus diatas dapat dijelaskan bahwa:
24
1. Jika k>1, maka adjusted R2<R
2 artinya apabila banyaknya variabel bebas
ditambah, adjusted R2 dan R
2 akan sama-sama meningkat tetapi peningkatan
adjusted R2 lebih kecil daripada R
2.
2. Adjusted R2 dapat bernilai positif atau negatif, walaupun R
2 selalu non
negatif. Jika adjusted R2 negatif nilainya dianggap 0 (adjusted R
2=0)
3. Uji Statistik F
Uji statistik F dilakukan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh
variabel independen secara bersama-sama terhadap variabel dependen (Juanda
2009). Hipotesis dalam pengujian ini yaitu:
H0 : β1=β2=...βi=0
H1 : Minimal terdapat satu β≠0, i=1,2,3,...k
.......................................................................................... (5)
Keterangan:
R2 = Koefisien Determinasi
k = Jumlah variabel independen
n = Jumlah pengamatan
Nilai Fhitung yang didapat akan dibandingkan dengan Fα(db1,db2), dengan
derajat bebas db1=n-k dan db2=n-k-1, dengan tingkat nyata α. Jika Fhitung>Fα(db1,db2)
maka tolak H0, artinya seluruh variabel independen dalam satu model secara
bersama-sama mampu menjelaskan variabel dependen.
4. Uji Statistik t
Uji statistik t atau hipotesis parsial adalah uji untuk mengetahui pengaruh
masing-masing variabel independen terhadap pengaruh variabel dependen (Juanda
2009). Hipotesis dalam pengujian ini yaitu:
H0 : βi=0
H1 : βi≠0 (uji dua arah)
...................................................................................................... (6)
Keterangan:
bi = Koefisien regresi ke-i
Sbi = Standart deviasi koefisien regresi ke-i
βi = Parameter ke-i yang dihipotesiskan
25
Nilai thitung yang diperolah akan dibandingkan dengan nilai t(α/2,n-k). Jika
thitung > t(α/2,n-k) maka terima H1, artinya variabel independen berpengaruh nyata
terhadap variabel dependen. Jika thitung < t(α/2,n-k) maka terima H0, artinya variabel
independen tidak berpengaruh nyata terhadap variabel dependen.
5. Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas atau kolinear berganda yaitu uji yang dilakukan
untuk mengetahui apakah terdapat hubungan yang kuat antar variabel independen.
Masalah tersebut dapat diketahui melalui hasil regresi dengan melihat nilai
Variance Inflation Factor (VIF). Jika nilai VIF lebih besar dari 10, maka terdapat
masalah multikolinearitas. Sebaliknya apabila nilai VIF lebih kecil dari 10, maka
tidak terdapat masalah multikolinearitas.
6. Uji Heteroskedatisitas
Uji Heteroskedatisitas yaitu uji yang dilakukan untuk mengetahui apakah
ada penyimpangan terhadap faktor pengganggu. Salah satu cara untuk mengetahui
adanya masakah heteroskedatisitas yaitu dengan melihat nilai uji Glejser (uji G)
pada hasil regresi. Jika nilai dari uji G lebih besar dari alfa dengan taraf nyata
yang telah ditentukan, maka tidak terdapat masalah heteroskedatisitas.
7. Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah residualnya
terdistribusi secara normal atau tidak. Uji ini dapat dilakukan dengan cara uji
Kolmogorov-Smirnov. Penerapan uji ini yaitu jika hasil signifikansi dari hasil
regresi bernilai dibawah taraf nyata 20 persen maka data yang akan diuji
mempenyai perbedaan yang signifikan dengan data normal, atau dengan kata lain
model tersebut tidak terdistribusi secara normal.
4.4.2 Estimasi Tingkat Efisiensi Penggunaan Faktor-Faktor Produksi
Ikan Koi
Metode yang akan digunakan dalam analisis tingkat efisiensi penggunaan
faktor-faktor produksi ikan Koi adalah analisis efisiensi.Efisiensi merupakan
upaya penggunaan input yang minimum untuk mendapatkan output tertentu
(Soekartawi 2002). Efesiensi produksi pada penelitian ini dilihat melalui efisiensi
teknis dan efisiensi ekonomis. Efisiensi teknis akan tercapai apabila petani
26
mampu mengalokasikan faktor produksi sedemikian rupa sehingga produksi
tinggi tercapai.
4.4.2.1 Efisiensi Teknis
Efisiensi teknis adalah besaran yang menunjukkan tingkat produksi sebenarnya,
apakah produksi berada dalam skala optimum atau tidak. Efisiensi teknis dari
setiap faktor produksi dapat diketahui dari nilai elastisitas produksinya. Elastisitas
produksi dari model regresi digunakan untuk mengukur tingkat kepekaan atau
untuk mengetahui presentase perubahan Y (peningkatan atau penurunan) apabila
terjadi presentase perubahanX. Secara matematis dalam Doll dan Orazem (1976)
dituliskan sebagai berikut:
......................................................................(7)
Keterangan:
Epi = efisiensi teknis
ΔY = perubahan output (produksi)
ΔXi = perubahan input (i = benih, pakan dedak, pupuk kandang, obat-obatan
dan tenaga kerja)
Y = output
Xi = input (benih, pakan dedak, pupuk kandang, obat-obatan dan tenaga
kerja)
PM = produk marjinal
PR = produk rata-rata
Kaidah pencapaian kondisi efisiensi teknis berdasarkan nilai elastisitas
produksi (Ep) adalah sebagai berikut:
Epi> 1 belum tercapai efisiensi teknis
0 <Epi<1 tercapai efisiensi teknis
Epi<0 tidak tercapai efisiensi teknis
4.4.2.2 Efisiensi Ekonomi
Efisiensi ekonomi adalah besaran yang menunjukkan perbandingan
antara keuntungan yang sebenarnya dengan keuntungan maksimum. Keuntungan
maksimum dapat diketahui apabila turunan pertama dari keuntungannya sama
dengan nol. Efisiensi ekonomi tercapai apabila pada saat ini Nilai Produk Marjinal
(NPM) sama dengan Biaya Korbanan Marjinal (BKM) (Doll dan Orazem 1976).
27
.................................................................................................(8)
; kondisi disaat π maksimum
PY - Px = 0
PY = PX
........................................................................................................(9)
Untuk efisiensi dari penggunaan tiap-tiap faktor produksi, kondisi
tersebut tercapai dengan syarat sebagai berikut:
....................................................................(10)
Apabila kondisi tersebut dipenuhi, artinya faktor produksi X yang
digunakan telah mencapai tingkat efisiensi. Namun kenyataannya kondisi seperti
ini sulit dicapai.
Jika artinya penggunaan faktor produksi X belum efisien sehingga
diperlukan penambahan faktor produksi agar tercapai kondisi
efisiensinya.
Jika artinya penggunaan faktor produksi X telah melampaui
tingkat efisiensi sehingga diperlukan pengurangan faktor
produksi X agar tercapai kondisi efisiennya.
4.4.3 Identifikasi Motif Transaksi Konsumen Dalam Pembelian Ikan Koi
Metode yang akan digunakan dalam identifikasi motif transaksi
konsumen dalam pembelian ikan Koi adalah analisis deskriptif. Analisis deskriptif
merupakan bentuk analisis data penelitian untuk menguji generalisasi hasil
penelitian yang didasarkan atas sampel data yang terkumpul (Hasan 2004). Hasil
yang akan dianalisis dengan menggunakan analisis deskriptif adalah karateristik
konsumen (pembeli) dan alasan – alasan mereka dalam pembelian ikan Koi
melalui wawancara dari sumber-sumber yang terkait. Kemudian akan dibuat suatu
rangkuman dan diperoleh kesimpulan dari hasil penelitian.
28
V GAMBARAN UMUM
5.1 Kondisi Umum Kecamatan Cisaat
Kondisi umum Kecamatan Cisaat yang dijelaskan dalam penelitian ini
meliputi aspek geografis dan aspek demografis serta sosial ekonomi masyarakat.
Bagian ini juga akan menjelaskan tentang karakterisik responden sebagai petani
dan konsumen yang terkait dalam penelitian.
5.1.1. Aspek Geografis
Kecamatan Cisaat berada di sebelah utara pusat pemerintahan / ibu kota
kabupaten setelah adanya perpindahan pusat pemerintahan dan ibu kota
Kabupaten Sukabumi ke Pelabuhan Ratu. Jarak dari pusat pemerintahan
kecamatan ke pusat pemerintahan adalah sebagai berikut:
1. Ke pusat pemerintahan Kabupaten sebesar 66 km;
2. Ke pusat pemerintahan Propinsi sebesar 96 km;
3. Ke pusat pemerintahan Negara sebesar 115 km;
4. Ke Bakorawill II Bogor sebesar 54 km.
Batas wilayah Kecamatan Cisaat adalah sebelah utara berbatasan dengan
wilayah Kadudampit, sebelah selatan berbatasan dengan wilayah Gunung keruh,
sebelah barat berbatasan dengan wilayah Kecamatan Caringin dan Kecamatan
Cantalayan, dan sebelah timur berbatasan dengan wilayah Kota Sukabumi.
Kecamatan Cisaat memiliki luas wilayah 2.165,075 ha yang terbagi
kedalam 13 desa yaitu Desa Cisaat, Desa Sukamanah, Desa Cibatu, Desa Nagrak,
Desa Sukamantri, Desa Sukasari, Desa Gunungjaya, Desa Babakan, Desa
Selajambe, Desa Cibolangkaler, Desa Padaasih, Desa Sukaresmi, dan Desa
Kutasirna. Kondisi tanah yang berasa di wilayah Kecamatan Cisaat keadaannya
datar dan berbukit dengan ketinggian dari permukaan laut antara 500 m dpl
sampai 600 m dpl dan suhu udara / temperatur berkisar antara 20° C sampai 28° C
serta rata-rata curah hujan 2.000 mm s/d 3.000 mm per tahun. Dengan keadaan
seperti itulah maka kondisi tanah di wilayah Kecamatan Cisaat pada umumnya
cukup subur dan gembur serta sangat cocok digunakan lahan pertanian tanaman
basah dan perikanan.
29
5.1.2 Aspek Demografis dan Sosial Ekonomi
Dilihat dari aspek demografis, penyebaran penduduk Kecamatan Cisaat
dapat dikatakan merata di 13 desa dengan jumlah yang hampir seimbang. Jumlah
penduduk di Kecamatan Cisaat tahun 2013 adalah 111.400 orang. Berdasarkan
mata pencahariannya, penduduk Kecamatan Cisaat sebagian besar adalah petani
dan buruh tani, dapat kita lihat pada Tabel 4 dibawah ini:
Tabel 4 Jumlah Penduduk di Kecamatan Cisaat Tahun 2013
No Mata Pencaharian Jumlah (orang)
1. Petani / Buruh Tani 30.635
2. Pedagang 18.938
3. Pegawai swasta 35.403
4. Pegawai negeri sipil 5.570
5. TNI / POLRI 89
6. Pensiunan 4.456
7. Pelajar / Mahasiswa 10.758
8. Tidak Bekerja 5.551 Sumber: Laporan Tahunan Kecamatan Cisaat, 2013
5.2 Karakteristik Responden
Karakteristik umum responden berdasarkan data hasil wawancara
terhadap 68 orang terdiri dari dua kategori yaitu petani ikan Koi dan konsumen
ikan Koi.
5.2.1 Karakteristik Petani
Penelitian dilakukan di Kecamatan Cisaat yang merupakan salah satu
sentra produksi ikan Koi di Jawa Barat. Responden dalam penelitian ini sebanyak
38 orang pembudidaya ikan Koi. Karakteristik responden penting karena
berpengaruh dalam setiap kegiatan budidaya. Beberapa karakteristik petani
meliputi jenis kelamin, usia, tingkat pendidikan, status budidaya, pengalaman
budidaya, dan kelompok pembudidaya ikan.
5.2.1.1 Jenis Kelamin Petani
Responden petani dalam penelitian ini berjumlah 38 orang. Berdasarkan
Tabel 5, menunjukkan bahwa jumlah responden laki-laki sebanyak 38 orang atau
100 persen, sedangkan responden perempuan tidak ada atau 0 persen. Responden
dalam penelitian ini didominasi oleh laki-laki sebagai kepala keluraga yang
bekerja untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dalam berumah tangga. Berikut ini
30
merupakan Tabel yang menjelaskan karakteristik responden berdasarkan jenis
kelamin di Kecamatan Cisaat.
Tabel 5 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin di Kecamatan
Cisaat
Jenis Kelamin Jumlah (orang) Persentase (%)
Laki-laki 38 100
Perempuan 0 0
Total 38 100
5.2.1.2 Usia Petani
Tingkat usia responden melalui hasil wawancara sangat bervariasi.
Berdasarkan Tabel 6, menunjukkan bahwa usia termuda respoden yaitu berkisar
antara 20 sampai 30 tahun, sedangkan usia tertua berkisar antara 51 sampai 60
tahun. Usia petani di Kecamatan Cisaat sebagian besar berusia 31 sampai 40
tahun. Usia tersebut termasuk usia produktif untuk melakukan suatu usaha.
Responden dalam penelitian ini hampir semua telah menikah dan mempunyai
tanggungan. Berikut merupakan Tabel yang menjelaskan karakteristik responden
berdasarkan usia di Kecamatan Cisaat.
Tabel 6 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia di Kecamatan Cisaat
Usia (tahun) Jumlah (orang) Persentase (%)
20-30 7 18,42
31-40 18 47,37
41-50 10 26,32
51-60 3 7,89
Total 38 100
5.2.1.3 Tingkat Pendidikan Petani
Tingkat pendidikan dalam penelitian ini dilihat dari pendidikan terakhir
para petani. Berdasarkan Tabel 7, menunjukkan bahwa tingkat pendidikan petani
di Kecamataan Cisaat tergolong cukup tinggi karena sebagian besar responden
telah menempuh pendidikan sampai ketingkat Sekolah Menengah Atas (SMA)
sebanyak 23 orang atau 60,53 persen. Tingkat pendidikan berpengaruh dalam
kegiatan usahatani, misalnya pada saat penggunaan teknologi yang semakin maju.
Berikut ini merupakan Tabel yang menjelaskan karakteristik responden
berdasarkan tingkat pendidikan di Kecamatan Cisaat.
31
Tabel 7 Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan di Kecamatan
Cisaat
Pendidikan Jumlah (orang) Persentase (%)
SD 7 18,42
SMP 6 15,79
SMA 23 60,53
Perguruan Tinggi 2 5,26
Total 38 100
5.2.1.4 Status Budidaya Petani
Status budidaya petani di Kecamatan Cisaat terdiri dari pekerjaan utama
dan pekerjaan sampingan. Berdasarkan Tabel 8, diketahui bahwa sebagian besar
pekerjaan petani sebagai pembudidaya ikan Koi yaitu pekerjaan sampingan
sebesar 20 orang atau 52,63 persen. Pekerjaan utama petani sebagian besar yaitu
pembudidaya ikan konsumsi, petani melakukan tumpang sari dalam kegiatan
budidaya tersebut. Berikut ini merupakan Tabel yang menjelaskan karakteristik
responden berdasarkan status budidaya ikan Koi di Kecamatan Cisaat.
Tabel 8 Karakteristik Responden Berdasarkan Status Budidaya
Status Budidaya Jumlah (orang) Persentase (%)
Utama 18 47,37
Sampingan 20 52,63
Total 38 100
5.2.1.5 Pengalaman Budidaya Petani
Pengalaman budidaya dalam usaha budidaya berpengaruh dalam
pengambilan keputusan-keputusan dalam menghadapi permasalahan yang muncul
di lapangan. Petani yang lebih berpengalaman akan lebih cekatan dalam
mengambil sebuah keputusan. Berdasarkan Tabel 9, diketahui bahwa sebagian
besar pengalaman petani dalam budidaya ikan Koi yaitu 10 sampai 20 tahun yaitu
sebanyak 14 orang atau 36,84 persen. Hal ini menunjukkan sebagian besar petani
sudah cukup berpengalaman dalam budidaya ikan Koi. Berikut ini merupakan
Tabel yang menjelaskan karakteristik responden berdasarkan pengamalan
budidaya di Kecamatan Cisaat.
32
Tabel 9 Karakteristik Responden Berdasarkan Pengalaman Budidaya di
Kecamatan Cisaat
Pengalaman Budidaya Jumlah (orang) Persentase (%)
< 10 11 28,95
10-20 14 36,84
21-30 13 34,21
Total 38 100
5.2.1.6 Kelompok Pembudidaya Ikan (Pokdakan) Petani
Terdapat beberapa kelompok pembudidaya ikan (Pokdakan) di
Kecamatan Cisaat. Dalam penelitian ini, responden yang diambil terdiri dari
petani yang ikut dalam pokdakan dan petani yang tidak ikut dalam pokdakan atau
petani mandiri. Berdasarkan Tabel 10, menunjukkan bahwa sebagian besar petani
ikut dalam pokdakan yaitu sebanyak 30 orang atau 78,95 persen. Berikut ini
merupakan Tabel yang menjelaskan karakteristik responden berdasarkan
pokdakan di Kecamatan Cisaat.
Tabel 10 Karakteristik Responden Berdasarkan Pokdakan di Kecamatan Cisat
Nama Pokdakan Jumlah (orang) Persentase (%)
Gosanke 7 18,42
Muda Berkarya 8 21,05
PBC 8 21,05
Al Mubarokah 3 7,89
SMS 2 5,26
Mina Raja 1 2,63
Bina Sejaterah 1 2,63
Petani Mandiri 8 21,05
Total 38 100
5.2.2 Karakteristik Konsumen
Responden dalam penelitian ini adalah konsumen yang merupakan
penghobiis ikan Koi. Responden diambil sebanyak 30 orang yang diambil secara
sengaja berdasarkan hasil informasi dari penghobiis sebelumnya mengingat
sesama penghobiss saling mengenal satu sama lain. Beberapa karakteristik
konsumen meliputi jenis kelamin, usia, pendidikan terakhir, pekerjaan, dan
pendapatan rata-rata.
5.2.2.1 Jenis Kelamin Konsumen
Jenis Kelamin Konsumen dalam penelitian yaitu laki-laki dan
perempuan. Berdasarkan Tabel 11, menunjukkan bahwa jumlah responden laki-
laki sebanyak 29 orang atau 96,67 persen, sedangkan responden perempuan
33
sebanyak 1 orang atau 3,33 persen. Responden dalam penelitian ini didominasi
oleh laki-laki. Berikut ini merupakan Tabel yang menjelaskan karakteristik
responden berdasarkan jenis kelamin.
Tabel 11 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis Kelamin Jumlah (orang) Persentase (%)
Laki-laki 29 96,67
Perempuan 1 3,33
Total 30 100
5.2.2.2 Usia Konsumen
Tingkat usia responden melalui hasil wawancara sangat bervariasi.
Berdasarkan Tabel 12, menunjukkan bahwa usia termuda respoden yaitu berkisar
antara 20 sampai 29 tahun, sedangkan usia tertua lebih besar dari 49 tahun. Usia
konsumen ikan Koi besar berusia 40 sampai 49 tahun. Responden dalam
penelitian ini hampir semua telah menikah dan mempunyai tanggungan. Berikut
merupakan Tabel yang menjelaskan karakteristik responden berdasarkan usia.
Tabel 12 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia
Usia (tahun) Jumlah (orang) Persentase (%)
20-29 5 16,67
30-39 8 26,67
40-49 14 46,67
>49 3 10,00
Total 30 100
5.2.2.3 Pendidikan Terakhir Konsumen
Tingkat pendidikan dalam penelitian ini dilihat dari pendidikan terakhir
konsumen. Berdasarkan Tabel 13, menunjukkan bahwa tingkat pendidikan
konsumen tergolong cukup tinggi karena sebagian besar responden telah
menempuh pendidikan sampai ketingkat Sekolah Menengah Atas (SMA)
sebanyak 14 orang atau 46,67 persen. Sedangkan pendidikan tertinggi pada
konsumen yaitu pasca sarjana. Berikut ini merupakan Tabel yang menjelaskan
karakteristik responden berdasarkan tingkat pendidikan terakhir.
Tabel 13 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir
Pendidikan Jumlah (orang) Persentase (%)
SMP 4 13,33
SMA 14 46,67
Sarjana 9 30,00
Pasca Sarjana 3 10,00
Total 30 100
34
5.2.2.4 Pekerjaan Konsumen
Pekerjaan konsumen dalam penelitian ini sangat bervariasi. Berdasarkan
Tabel 14, dapat diketahui sebagian besar pekerjaan konsumen yaitu wiraswasta
(pedagang, pengusaha, dan lainnya) sebanyak 22 orang atau 73,33 persen. Berikut
ini merupakan Tabel yang menjelaskan karakteristik responden berdasarkan
pekerjaan.
Tabel 14 Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan
Pekerjaan Jumlah (orang) Persentase (%)
Wiraswasta 22 73,33
Pegawai Swasta 3 10,00
Pegawai Negeri 4 13,33
Ibu Rumah Tangga 1 3,33
Total 30 100
5.2.2.5 Pendapatan Rata-Rata Konsumen
Jumlah pendapatan konsumen sangat bervariasi sesuai dengan
pekerjaannya masing-masing. Berdasarkan Tabel 15, diketahui bahwa pendapatan
tertinggi konsumen yaitu lebih besar dari Rp. 10.000.000,- yaitu sebanyak 9 orang
atau 30 persen, sedangkan pendapatan tertingga konsumen yaitu lebih kecil dari
Rp. 3.000.000,- sebanyak 6 orang atau 20 persen. Berikut ini merupakan Tabel
yang menjelaskan karakteristik responden berdasarkan pendapatan rata-rata.
Tabel 15 Sebaran Responden Berdasarkan Pendapatan Rata-Rata
Pendapatan (Rp)/bulan Jumlah (orang) Persentase (%)
<3.000.000 6 20
3.000.000-5.000.000 6 20
5.000.001-10.000.000 9 30
>10.000.000 9 30
Total 30 100
5.3 Kegiatan Budidaya Ikan Koi di Kecamatan Cisaat
Kegiatan budidaya ikan Koi yang dilakukan oleh petani di Kecamatan
Cisaat sebagian besar dimulai dengan tahapan pembenihan ikan sampai
pembesaran sekitar usia 3 sampai 4 bulan. Tahapannya adalah sebagai berikut:
5.3.1 Pengelolaan Lahan
Kegiatan awal dalam budidaya ikan Koi yaitu pengelolaan lahan yang
dilakukan selama 4 sampai 5 hari. Tahap awal yang dikerjakan yaitu pengeringan
kolam selama 3 hari untuk menetralkan kembali kadar tanah dan kuman yang
menempel di dinding akan mati. Kemudian dilakukan pemupukan di lahan yang
35
telah dikeringkan. Pupuk yang digunakan yaitu pupuk kandang dan pupuk urea
yang dicampur secara merata. Setelah dipupuk secara merata, dikeringkan lagi
selama 2 hari. Lalu diisi dengan air sampai penuh dan dibiarkan selama 1 hari
untuk menetralkan suhu air. Kualitas air yang baik sangat mendukung untuk
perkembangan ikan Koi secara optimal.
5.3.2 Pembenihan Ikan
Pembenihan ikan dilakukan selama 40 sampai 50 hari yaitu dimulai dari
penetesan induk. Induk yang baik adalah yang memiliki pola warna yang
bervariasi, cerah, simetris, dan kesehatan yang baik. Induk jantan dan betina
ditempatkan dalam wadah yang berbeda dan tidak diberi pakan selama beberapa
hari. Telur yang menetas menghasilkan larva. Kemudian larva diletakkan diatas
ijuk didalam kolam dan dibiarkan 15 hari. Setelah 15 hari, larva tersebut
dipindahkan ke dalam kolam selama 30 hari. Setelah berukuran jari atau 4 sampai
5 cm dilakukan penjarangan untuk memilih ikan yang kualitas baik.
5.3.3 Penanaman Benih
Penanaman benih dilakukan selama 30 menit. Para petani melakukan
kegiatan tumpang sari dalam kegiatan budidaya ikan Koi ini. Biasanya ikan Koi di
tumpang sari dengan ikan Komet, ikan Baster, ikan Nila dan lainnya sesuai
dengan kebutuhan masing-masing petani. Setelah dilakukan penanaman, ikan Koi
tidak diberi pakan selama 2 sampai 3 hari karena ikan Koi akan melakukan
pemulihan dan adaptasi. Setelah 3 hari, ikan Koi diberikan pakan dedak dan pakan
pelet sesuai dengan jumlah ikan yang ditanam. Pemberikan pakan tersebut
dilakukan rutin setiap hari oleh petani.
5.3.4 Panen
Panen ikan dilakukan setelah ikan berumur 3 sampai 4 bulan atau
berukuran 5 sampai 15 cm. Sebelum ikan dijual secara keseluruhan akan
dilakukan penjarangan terlebih dahulu. Penjarangan dilakukan agar diperoleh ikan
Koi yang berkualitas baik atau kurang baik. Ikan Koi yang berkualitas baik
biasanya akan ditanam kembali oleh para petani sampai berukuran sesuai dengan
keinginan petani serta menunggu harga pasar yang baik. Sedangkan ikan Koi yang
kualitas kurang baik akan dijual langsung oleh petani kepada tengkulak dan
pedagang.
36
VI HASIL DAN PEMBAHASAN
6.1 Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Produksi Ikan Koi di
Kecamatan Cisaat
Model analisis yang digunakan untuk mengetahui faktor-faktor yang
mempengaruhi produksi ikan Koi di Kecamatan Cisaat adalah model analisis
regresi berganda yang didasarkan pada metode Ordinary Least Square (OLS).
Data yang digunakan dalam menentukan model tersebut yaitu data primer melalui
wawancara terhadap 38 orang petani ikan Koi. Data tersebut diolah dengan
menggunakan software SPSS 17.0. Faktor-faktor produksi yang diestimasi ke
dalam model meliputi benih (X1), pakan dedak (X2), pupuk kandang (X3), obat-
obatan (X4), dan tenaga kerja (X5). Model yang diduga merupakan hubungan
antara fakor-faktor produksi yang digunakan dengan output yang dihasilkan. Hasil
pendugaan model fungsi produksi yang diperoleh setelah dilakukan analisis
dengan menggunakan metode OLS adalah sebagai berikut:
............................................................................................(11)
Keterangan :
Y = produksi ikan Koi (ekor)
X1 = benih (ekor)
X2 = pakan dedak (kilogram)
X3 = pupuk kandang (kilogram)
X4 = obat-obatan (kilogram)
X5 = tenaga kerja (HOK)
Berdasarkan uji secara ekonomi, hasil dari pendugaan model tersebut
menunjukkan bahwa masing-masing variabel independen sesuai dengan hipotesis.
Apabila dalam model bertanda positif (+), artinya setiap penambahan penggunaan
input sebesar satu persen akan meningkat produksi ikan Koi sebesar masing-
masing koefisien independen di model. Sedangkan apabila model bertanda negatif
(-), artinya setiap penambahan penggunaan input sebesar satu persen akan
menurunkan produksi ikan Koi sebesar masing-masing koefisien independen di
model. Berdasarkan hasil olah data dengan menggunakan SPSS yang terdapat di
37
Lampiran 2, diperoleh koefisien determinasi disesuaikan (Adjusted R2) sebesar
0,410. Angka tersebut menunjukkan bahwa 41 persen keragaman produksi ikan
Koi dijelaskan oleh variabel independen yang ada dalam model yaitu benih, pakan
dedak, pupuk kandang, obat-obatan dan tenaga kerja, sedangkan sisanya sebesar
59 persen dijelaskan oleh variabel lain di luar model.
Hasil pendugaan diperoleh nilai uji F yang terdapat di Lampiran 2
sebesar 6,150. Nilai tersebut signifikan pada taraf 5 persen, artinya secara
bersama-sama variabel independen dalam produksi mempunyai pengaruh nyata
terhadap produksi ikan Koi. Bedasarkan hasil uji t yang terdapat pada Lampiran
2, diketahui bahwa variabel-variabel yang berpengaruh nyata pada taraf 25 persen
adalah benih, pupuk kandang, dan obat-obatan. Sedangkan variabel yang tidak
berpengaruh nyata terhadap produksi ikan Koi adalah pakan dedak, dan tenaga
kerja.
Setelah melakukan pedugaan dan pengujian terhadap model fungsi
produksi, selanjutnya dilakukan pemeriksaan terhadap asumsi OLS untuk melihat
masalah multikolineritas, heteroskedasitas, dan normalitas. Pengujian adanya
multikolinearitas atau tidak, dilihat dari nilai Variant Inflation Factor (VIF).
Apabila VIF lebih kecil dari 10, maka tidak terjadi multikolinearitas. Hasil dari
VIF yang terdapat di Lampiran 2, menunjukkan bahwa masing- masing variabel
bernilai lebih kecil dari 10, maka dalam model fungsi produksi ikan Koi tidak
terdapat masalah multikolinearitas.
Pengujian adanya heteroskedastisitas atau tidak, dilihat dari nilai Uji
Glejser (G), apabila nilai dari uji G lebih besar dari taraf 5 persen maka tidak ada
heteroskedastisitas. Hasil dari uji G yang terdapat pada Lampiran 2, sebesar 2,018
sehingga dapat disimpulkan bahwa dalam model fungsi produksi ikan Koi tidak
terdapat masalah heteroskedastisitas.
Pengujian normalitas dilakukan dengan menggunakan Tabel Kolmograv-
Smirnov test dan grafik P-Plot. Hasil dari Tabel Kolmograv-Smirnov test yang
terdapat pada Lampiran 2 yaitu sebesar 0,529. Nilai dari Kolmograv-Smirnov test
lebih besar dari taraf nyata 20 persen maka dapat disimpulkan bahwa model
tersebut baik dan terdistribusi normal. Kemudian dapat dilihat pada grafik yang
terdapat pada Lampiran 2. Berdasarkan grafik P-Plot diketahui bahwa terlihat
38
titik-titik yang menyebar di sekitas garis peluang normal dan mengikuti garis
tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa residual model regresi tersebut
terdistibusi secara normal.
Besar pengaruh faktor-faktor produksi dalam fungsi produksi regresi
linear berganda, dapat dilihat dari nilai koefisien yang merupakan nilai elastisitas
dari masing-masing produksinya. Nilai dari regresi tersebut dapat dilihat pada
tabel dibawah ini.
Tabel 16 Nilai Koefisien Regresi Produksi Ikan Koi di Kecamatan Cisaat
Faktor Produksi Koefisien Regresi Signifikan
(Constant) - 0,857 0,846
Benih (X1) 0,612 0,000 *
Pakan Dedak (X2) - 0,061 0,602
Pupuk Kandang (X3) 0,204 0,124 **
Obat-obatan (X4) - 0,157 0,243 ***
Tenaga kerja (X5) 0,462 0,521
Keterangan:
* = nyata pada taraf 1 persen
** = nyata pada taraf 15 persen
*** = nyata pada taraf 25 persen
1. Benih
Benih merupakan faktor produksi yang paling utama dalam usaha
budidaya ikan Koi. Benih berdasarkan Tabel 16 berpengaruh positif terhadap
peningkatan produksi ikan Koi. Variabel benih berpengaruh nyata terhadap
produksi ikan Koi dengan taraf nyata 1 persen. Nilai elastisitas produksi untuk
variabel benih adalah 0,612 artinya setiap penambahan jumlah benih sebesar satu
persen akan meningkatkan produksi ikan Koi sebesar 0,612 persen dengan asumsi
cateris paribus.
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, jumlah benih yang ditanam
setiap petani di Kecamatan Cisaat berbeda-beda tergantung luas lahan yang ada
dan adanya asumsi bahwa semakin banyak benih yang ditanam maka akan
meningkatkan produksi ikan Koi. Sebagian besar petani melakukan kegiatan
tumpang sari dengan ikan konsumsi dan ikan hias lainnya. Hal ini disebabkan
karena ikan Koi dapat hidup secara bersamaan dengan ikan yang lain. Ikan Koi
dapat menyesuaikan diri di kolam dengan tidak memakan ikan yang lain. Tetapi
setelah ikan Koi berukuran besar maka ikan Koi akan dipisah-pisah. Hal ini
39
bertujuan agar pemeliharaan dan perawatannya lebih fokus sehingga mendapatkan
hasil yang lebih berkualitas sampai dengan ukuran yang maksimal.
2. Pupuk Kandang
Pupuk kandang merupakan salah satu variabel yang penting dalam
produksi ikan Koi di Kecamatan Cisaat. Pupuk kandang berdasarkan Tabel 16
berpengaruh positif terhadap peningkatan produksi ikan Koi. Variabel pupuk
kandang berpengaruh nyata terhadap nilai produksi ikan Koi pada taraf nyata 15
persen. Nilai elastisitas produksi untuk variabel pakan adalah 0,204, artinya setiap
penambahan jumlah penggunaan pupuk kandang sebesar satu persen akan
meningkatkan produksi ikan Koi sebesar 0,204 persen dengan asumsi cateris
paribus.
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, jumlah pupuk yang
digunakan petani di Kecamatan Cisaat berbeda-beda sesuai dengan luas lahan
yang ada. Pupuk kandang berguna sebagai penyubur lahan sebelum ditanam ikan
Koi. Selain itu pupuk kandang juga berguna sebagai tambahan nutrisi dari unsur-
unsur yang ada di dalam tanah sehingga ikan mendapatakan nutrisi alami. Pupuk
kandang diletakkan sewaktu kolam ikan masih dalam keadaan kering, kemudian
dicampurkan kedalam kolam yang telah dipersiapkan sebelumnya, lalu
dikeringkan kembali selama dua sampai tiga hari. Setelah itu air dimasukkan
kedapan kolam tersebut dan siap untuk ditanam benih ikan Koi.
3. Obat-Obatan
Obatan-obatan berguna untuk menyembuhkan dan mencegah segala
macam penyakit pada ikan Koi. Obat-obatan berdasarkan Tabel 16 berpengaruh
negatif terhadap peningkatan produksi ikan Koi. Variabel obat-obatan
berpengaruh nyata terhadap produksi ikan Koi pada taraf nyata 25 persen. Nilai
elastisitas produksi untuk variabel obat-obatan adalah -0,157, artinya setiap
penambahan jumlah penggunaan obat-obatan sebesar satu persen akan
menurunkan produksi ikan Koi sebesar 0,610 persen dengan asumsi cateris
paribus.
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan tidak semua petani
menggunakan obat-obatan. Tanpa obat-obatan ikan Koi masih dapat tetap hidup.
Obat-obatan yang diberikan sesuai dengan kendala yang mereka hadapi, tetapi
40
sebagian besar petani menggunakan obat-obatan tersebut untuk pencegahan
terhadap ikan. Penggunaan obat-obatan yang berlebihan dapat menurunkan
jumlah produksi ikan disebabkan oleh dosis yang kurang tepat sehingga ikan
banyak yang mati. Salah satu jenis obat-obatan yang digunakan yaitu garam yang
berguna untuk menekan pertumbuhan parasit yang merugikan ikan sehingga ikan
menjadi lebih sehat. Garam yang digunakan ialah garam yang tidak mengandung
yodium.
4. Pakan Dedak
Pakan dedak merupakan salah satu pakan yang diberikan petani untuk
kelangsungan hidup ikan Koi. Pakan dedak berdasarkan Tabel 16 berpengaruh
negatif terhadap produksi ikan Koi. Variabel pakan dedak tidak berpengaruh nyata
terhadap produksi ikan Koi. Nilai elastisitas produksi untuk variabel pakan dedak
adalah -0,061, artinya setiap penambahan jumlah pakan dedak sebesar satu persen
akan menurunkan produksi ikan Koi sebesar 0,061 persen dengan asumsi cateris
paribus.
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, pakan dedak tidak
berpengaruh nyata disebabkan ikan Koi dapat hidup tanpa pakan, karena ikan Koi
dapat menyerap zat yang larut dalam air di kolam. Adanya pakan dedak,
sebenarnya membantu dalam pembersaran ikan Koi tetapi tidak terlalu
berpengaruh jumlahnya. Pakan dedak penting dalam proses produksi untuk
mencegah apabila kolam sudah tidak subur lagi. Pakan dedak yang diberikan
untuk ikan Koi apabila terlalu berlebihan akan menimbulkan dampak negatif
seperti pencemaran air. Pencemaran air akan menyebabkan kolam menjadi cepat
keruh sehingga ikan Koi sulit untuk melakukan proses pernafasan. Hal ini yang
menyebabkan koefisien pada model berpengaruh negatif.
5. Tenaga Kerja
Tenaga kerja yang digunakan oleh petani di Kecamatan Cisaat
menggunakan tenaga kerja yang berasal dari keluarga dan tenaga kerja bukan
keluarga. Tenaga kerja berdasarkan Tabel 16 berpengaruh positif terhadap
peningkatan produksi ikan Koi. Variabel tenaga kerja tidak berpengaruh nyata
terhadap nilai produksi ikan Koi. Nilai elastisitas variabel tenaga kerja adalah
41
0,462, artinya setiap penambahan tenaga kerja sebesar satu persen akan
meningkatkan produksi ikan Koi sebesar 0,462 persen.
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, tidak semua petani
menggunakan tambahan tenaga kerja, sebagian besar mereka melakukannya
sendiri. Tenaga kerja dihitung berdasarkan hari orang kerja (HOK). Sedangkan
jumlah tenaga kerja yang bisa digunakan berjumlah tiga sampai empat orang dan
sebagian besar yang digunakan adalah anggota keluarga. Tenaga kerja yang
biasanya digunakan yaitu untuk tahap awal dan tahap akhir seperti pembersihan
kolam, penjarangan, dan pemanenan. Selain itu biasanya petani mengerjakan
sendiri seperti pemberian pakan dan pembersihan gulma-gulma disekitar kolam.
Tenaga kerja tidak berpengaruh nyata dalam produksi ikan Koi bukan berarti
tenaga kerja tidak penting. Tenaga kerja penting karena tanpa tenaga kerja
budidaya ikan Koi tidak dapat dilakukan.
6.2 Analisis Tingkat Efisiensi Penggunaan Faktor-Faktor Produksi Ikan
Koi di Kecamataan Cisaat
Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis efisiensi
secara teknis dan analisis efisiensi secara ekonomis. Kedua analisis efisiensi ini
saling berpengaruh satu sama lain untuk menunjukkan kombinasi faktor-faktor
produksi. Selain itu untuk mengetahui tingkat produksi ikan Koi yang optimal
sehingga menghasilkan keuntungan yang maksimal pada saat budidaya ikan Koi.
6.2.1 Efisiensi Teknis
Efisiensi teknis dapat diketahui berdasarkan nilai elastisitas produksi dari
setiap variabel-variabel independen dalam model fungsi produksi ikan Koi. Nilai
elastisitas produksi pada fungsi produksi linear berganda dapat dilihat dari regresi
masing-masing variabel independen yang telah diubah ke dalam bentuk hasil
logaritma natural (ln) pada saat mengolah data. Nilai elastisitas faktor-faktor
produksi yang berpengaruh dalam produksi ikan Koi dapat dilihat di Tabel
berikut:
Tabel 17 Nilai Elastisitas Faktor-Faktor Produksi Ikan Koi di Kecamatan Cisaat
Faktor Produksi Elastisitas Produksi
Benih 0.612
Pupuk Kandang 0,204
Obat-obatan 0,157
42
Efisiensi teknis terjadi apabila elastisitas produksi bernilai lebih besar
dari nol dan lebih kecil dari satu. Berdasarkan Tabel 17 dapat diketahui bahwa
faktor-faktor produksi ikan Koi yang pengaruh nyata terhadap produksi ikan Koi
yaitu benih, pupuk kandang, dan obat-obatan secara berurutan bernilai 0,612,
0,204, dan 0,157 maka dapat disimpulkan faktor-faktor produksi tersebut
mencapai efisiensi secara teknis. Apabila suatu faktor produksi mencapai efisiensi
secara teknis, maka faktor produksi tersebut belum efisiensi secara ekonomi,
tetapi apabila suatu faktor produksi mencapai efisiensi secara ekonomi maka
sudah pasti faktor produksi tersebut mencapai efisiensi secara teknis.
5.2.2 Efisiensi Ekonomi
Efisiensi ekonomi dari penggunaan faktor-faktor produksi ikan Koi
dilihat dari hasil perbandingan antara Nilai Produk Marjinal (NPM) dan Biaya
Korbanan Marjinal (BKM). Efisiensi ekonomi akan tercapai apabila nilai
perbandingan antara NPM dan BKM per periode produksi sama dengan satu
untuk semua faktor produksi yang digunakan. Kondisi demikian dapat dikatakan
bahwa penggunaan faktor-faktor produksi ikan Koi dalam keadaan optimal. Nilai
perbandingan antara NPM dan BKM dapat dilihat di Tabel berikut:
Tabel 18 Rasio NPM/BKM Faktor-Faktor Produksi Ikan Koi di Kecamatan
Cisaat
Faktor Produksi NPM/BKM
Benih 0,319
Pupuk Kandang 6,339
Obat-obatan 1,550
Berdasarkan Tabel 18 dapat diketahui bahwa penggunaan faktor-faktor
produksi ikan Koi yaitu benih telah melampaui tingkat efisiensi karena rasio
antara NPM dan BKM bernilai kurang dari satu yaitu 0,319 sedangkan pupuk
kandang dan obat-obatan belum mencapai tingkat efisiensi karena rasio antara
NPM dan BKM bernilai lebih dari satu secara berurutan yaitu 6,339 dan 1,550.
Untuk mencapai kondisi efisien secara ekonomi, diperlukan perhitungan
penggunaan faktor-faktor produksi secara optimal yang dapat dilihat pada tabel
19.
43
Tabel 19 Kombinasi Optimal Penggunaan Faktor-Faktor Produksi Ikan Koi di
Kecamatan Cisaat
Faktor Produksi Rata-Rata
Input
(per15000m2)
NPM/BKM Penggunaan
Optimal
(per 15000m2)
Benih (ekor) 25.171,000 0,319 8.031,000
Pupuk Kandang (kg) 251,710 6,339 1.595,472
Obat-obatan (kg) 8,390 1,550 13,006
Kondisi efisiensi ekonomi penggunaan faktor-faktor produksi pada usaha
budidaya ikan Koi di Kecamatan Cisaat dapat dicapai apabila penggunaan benih
dikurangi dari 25.171 ekor menjadi 8.031 ekor per 15000 m2. Pengurangan benih
perlu dilakukan karena berdasarkan hasil dilapangan semakin banyak benih yang
ditanam maka resiko kematian ikan Koi juga semakin meningkat karena
menyebabkan kolam semakin padat. Maka apabila penanaman ikan Koi dilakukan
secara berlebihan akan menyebabkan produksi ikan Koi menurun. Oleh sebab itu
sebaiknya petani lebih fokus menanam benih ikan Koi secukupnya tetapi dengan
syarat kualitas yang benih yang bagus sehingga hasil yang didapatkan juga bagus
serta memperlama waktu penjualan.
Pupuk kandang penggunaannya ditingkatkan dari 251,710 kg menjadi
1.595,472 kg per 1500 m2. Peningkatan pupuk kandang perlu dilakukan karena
berdasarkan hasil dilapangan pupuk kandang bagus untuk mengembalikan tingkat
kesuburan dan menjaga struktur tanah supaya kolam tersebut mengandung zat
organik untuk pakan alami ikan Koi. Selain itu juga berguna untuk meningkatkan
keasaman tanah karena pupuk kandang tidak terikat dengan lumpur didasar
kolam. Maka dengan demikian penggunaan pupuk kandang dapat efisiensi secara
ekonomis.
Obat-obatan penggunaannya ditingkatkan dari 8,390 kg menjadi 13,006
kg. Obat-obatan dalam penelitiannya ini yaitu berupa garam yang berguna untuk
mencegah tumbuhnya parasit didalam kolam dan masuknya bakteri kedalam
tubuh ikan. Bakteri-bakteri pada ikan Koi sangat mengganggu dalam kegiatan
produksi yang menyebabkan ikan tidak dapat bertahan lama untuk hidup. Oleh
sebab itu untuk melancarkan kegiatan produksi ikan Koi ada baiknya melakukan
pencengahan terlebih dahulu agar ikan Koi dapat lebih lama bertahan hidup serta
penggunaan obat-obatan dapat efisiensi secara ekonomi.
44
6.3 Identifikasi Motif Transaksi Konsumen dalam Pembelian Ikan Koi
Motif transaksi diperlukan untuk mengetahui informasi-informasi apa
yang melatarbelakangi konsumen dalam pembelian ikan Koi. Hal ini dapat
dijadikan suatu masukan untuk para petani dalam memproduksi ikan Koi. Untuk
mengetahui motif-motif tersebut dilakukan beberapa tahap yaitu pengenalan
masalah kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi alternatif, keputusan pembelian,
dan perilaku pasca pembelian (Setiadi 2010). Dalam penelitian ini diambil 30
responden untuk mengetahui motif yang melatarbelakangi dalam pembelian ikan
Koi oleh para konsumen atau penghobiis. Motif-motif transaksi konsumen
pembelian ikan Koi dapat dijelaskan pada Tabel 20 berikut.
Tabel 20 Motif-Motif Transaksi Pembelian dalam Ikan Koi
No. Tahapan Pembelian Jumlah
(orang)
Presentase
(%)
1. Motivasi Pembelian
Ikan Koi memiliki harga yang terjangkau 6 16,67
Ikan Koi memiliki postur tubuh dan warna
yang indah
17 56,67
Ikan Koi membawa keburuntungan 4 13,33
Ikan Koi sebagai bisnis yang unik 4 13,33
Total 30 100
2. Sumber Informasi
Keluarga 8 26,67
Teman 15 50,00
Media Massa 4 13,33
Pedagang 3 10,00
Total 30 100
3. Pertimbangan Pembelian
Keindahan postur tubuh dan warna 26 86,66
Ukuran ikan Koi 2 6,67
Harga beli 2 6,67
Total 30 100
4. Tujuan Pembelian
Hobi 20 66,66
Adanya mitos 2 6,67
Lahan bisnis yang menguntungkan 8 26,67
Total 30 100
5. Kepuasan Pembelian
Puas 30 100
Tidak Puas 0 0
Total 30 100
45
Berdasarkan tabel diatas dapat dijelaskan tahapan-tahapan dalam
pembelian ikan Koi yaitu:
6.3.1 Pengenalan Masalah Kebutuhan
Proses membeli diawali pada saat pembeli menyadari adanya masalah
kebutuhan. Pembeli menyadari terdapat perbedaan antara kondisi sesungguhnya
dengan kondisi yang diinginkan. Ketika perbedaan itu melebihi suatu tingkat
tertentu, maka kenali kebutuhan yang akan menimbulkan dorongan yang
memotivasi konsumen untuk memuaskannya (Engel el. al. 1995). Kebutuhan
konsumen dalam penelitian yang telah dilakukan yaitu mengenai pembelian ikan
Koi. Berdasarkan Tabel 20 diketahui bahwa sebanyak 17 orang atau 56,67 persen
konsumen memilih ikan Koi sebagai ikan hias yang dipilih karena memiliki
postur tubuh dan warna yang indah. Sebanyak 6 orang atau 16,67 persen
konsumen memilih ikan Koi dengan alasan memiliki harga yang terjangkau.
Sebanyak 4 orang atau 13,33 persen konsumen memilih ikan Koi dengan alasan
membawa keberuntungan sesuai dengan mitos yang mereka percayai. Sebanyak 4
orang atau 13,33 persen konsumen memilih ikan Koi dengan alasan sebagai bisnis
yang unik.
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, konsumen tidak terfokus
pada tinggi rendahnya harga ikan Koi, karena sebagian besar konsumen memilih
ikan Koi sebagai ikan Hias disebabkan karena postur tubuh dan warna yang indah.
Semakin tinggi kualitas ikan Koi akan meningkatkan permintaan konsumen untuk
membeli ikan Koi. Para petani diharapkan mampu menghasilkan ikan Koi dengan
kualitas yang tinggi sehingga dalam budidaya ikan Koi ini dapat memberikan
keuntungan yang tinggi. Salah satu caranya dengan mencari indukan yang bagus
sehingga hasil yang didapatkan juga bagus.
6.3.2 Pencarian Informasi
Setelah melalui tahap pengenalan kebutuhan, maka konsumen akan
terdorong untuk mencari informasi lebih banyak mengenai ikan Koi. Dalam
mencari informasi dibedakan menjadi dua tingkat yaitu pertama, keadaan tingkat
pencarian informasi yang sedang-sedang saja yang disebut perhatian meningkat
dan kedua, proses pencarian informasi secara aktif dimana ia mencari bahan-
bahan bacaan, menelepon teman-temannya, dan melakukan kegiatan-kegiatan
46
mencari untuk mempelajari yang lain. Berdasarkan Tabel 20 diketahui bahwa
sebagian besar konsumen memperoleh informasi mengenai ikan Koi melalui
teman yaitu sebanyak 15 orang atau 50 persen. Konsumen yang memperoleh
informasi mengenai ikan Koi melalui keluarga sebanyak 8 orang atau 26,67
persen. Konsumen memperoleh informasi mengenai ikan Koi melalui media
massa sebanyak 4 orang atau 13,33 persen. Konsumen yang memperoleh
informasi mengenai ikan Koi melalui pedagang sebanyak 3 orang atau 10 persen.
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, sebagian besar konsumen
mendapatkan informasi dari teman. Hal ini disebabkan konsumen yang membeli
juga ikan Koi sebagian besar dari daerah Sukabumi juga. Apabila penyebaran
informasi dapat dikembangkan maka akan memberikan dampak yang positif bagi
para petani, misalnya dengan electronic marketing. Beberapa contoh dari
electronic marketing yaitu Facebook, Twitter, Kaskus, dan media-media sosial
lainnya dari para petani ikan Koi. Apalagi dizaman yang serba canggih pada saat
ini, dengan internet semua informasi dapat kita akses. Kemudian dibuat suatu
forum khusus untuk penjualan ikan Koi dengan beragaram jenis, sehingga para
konsumen lebih mudah dalam mengenal ikan Koi. Bagi pemerintah ada baiknya
dengan membuat suatu blog tentang ikan Koi sehingga konsumen dari daerah
manapun mampu mengakses tentang perkembangan ikan Koi.
6.3.3 Evaluasi Alternatif
Setelah melalui tahap pencarian informasi, maka proses selanjutnya yaitu
tahap evaluasi. Kebanyakan model yang digunakan dari proses evaluasi konsumen
sekarang bersifat kognitif, yaitu mereka memandang konsumen sebagai
pembentuk penilaian terhadap produk terutama berdasarkan pada pertimbangan
sadar dan rasional. Evaluasi alternatif merupakan proses penentuan alternatif
pilihan-pilihan dalam pembelian. Berdasarkan Tabel 20 dapat diketahui bahwa
sebagian besar hal utama yang konsumen pertimbangkan dalam pembelian ikan
Koi yaitu karena keindahan postur tubuh dan warna sebanyak 26 orang atau 86,67
persen. Ukuran dan harga ikan Koi juga termasuk dalam pertimbangan konsumen
masing-masing sebanyak sebanyak 2 orang atau 6,67 persen.
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, pertimbangan pembelian
hampir sama dengan motif awal pembelian ikan Koi. Dalam hal ini, pertimbangan
47
pembelian untuk menekankan dari segi mana yang biasanya konsumen pilih lagi
dalam pembelian ikan Koi. Ternyata sama dengan motif diawal, pembelian ikan
Koi sebagian besar dilihat dari keindahan postur tubuh dan warna. Sehingga
petani diharapkan mampu menjaga kualitas dalam mengembangkan budidaya ikan
Koi. Petani juga diharapkan mampu menjual harga ikan Koi yang tinggi supaya
keuntungan yang didapat juga tinggi tetapi dengan syarat kualitas ikan Koi yang
tinggi pula.
6.3.4 Keputusan Pembelian
Setelah melalui tahap evaluasi, maka akan dilanjutkan dengan keputusan
pembelian konsumen. Dalam hal ini konsumen membentuk tujuan pembelian ikan
Koi. Tujuan konsumen dalam pembelian ikan Koi dapat dilihat pada Tabel 20,
yaitu sebagian besar dikarenakan hobi yaitu sebanyak 20 orang atau 69,99 persen,
adanya mitos sebanyak 2 orang atau 6,67 persen, dan lahan bisnis yang
menguntungkan sebanyak 8 orang atau 26,67 persen.
Para penghobiis sangat antusias dalam pemeliharaan ikan Koi,
dikarenakan ikan Koi dapat dijadikan salah satu alat refreshing bagi mereka.
Apalagi dengan mendengar gemercik-gemercik air dikolam, hal tersebut mampu
membuat tubuh lebih rilex setelah bekerja seharian di luar rumah. Berdasarkan
hasil wawancara yang telah dilakukan, jenis-jenis ikan Koi yang konsumen beli
yaitu sebagian besar ikan Koi yang berjenis Kohaku. Jenis Kohaku sudah sering
beredar dipasaran, sehingga konsumen lebih memilih ikan Koi jenis tersebut
dikarenakan mudah didapatkan. Sedangkan ukuran ikan Koi yang biasanya
konsumen beli yaitu sebagian besar ukuran yang besar yaitu diatas 15 cm.
Konsumen lebih memilih ukuran ikan Koi yang besar karena ikan tersebut akan
dipelihara, serta biasanya konsumen membelinya melalui pelelangan pada saat
diadakan kontes ikan Koi. Hal tersebut dapat dijadikan acuan petani dalam
menjual ikan Koi, karena semakin besar ukuran ikan Koi dengan kualitas yang
baik maka akan meningkatkan harga penjualan. Jangan terlalu cepat dalam
penjualan, ada baiknya dipelihara sampai ukuran yang biasanya konsumen beli.
Berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan, harga ikan Koi yang
konsumen beli yaitu sebagian besar dengan selang harga lebih dari Rp.100.00,00
sampai Rp.1.000.000,00 dengan rata-ratajumlah pembelian sebanyak 10 ekor.
48
Konsumen memutuskan jumlah ikan Koi yang dibeli tergantung pada kualitas
ikan Koi yang ada pada saat pembelian. Frekuensi pembelian ikan Koi yaitu
sebagian besar konsumen membeli ikan Koi dalam waktu satu bulan sekali.
Biasanya pada saat diadakan kontes, karena satu sampai dua bulan sekali sering
diadakan kontes ikan Koi di daerah-daerah tertentu.
6.3.5 Perilaku Pasca Pembelian
Sesudah pembelian terhadap suatu produk yang dilakukan konsumen
akan mengalami beberapa tingkat kepuasan atau ketidakpuasan. Konsumen
tersebut juga akan terlibat dalam tindakan-tindakan sesudah pembelian. Tingkat
kepuasan konsumen dapat dilihat pada Tabel 20, yaitu bahwa seluruh konsumen
puas dengan memelihara ikan Koi. Hal ini membuktikan bahwa dengan
memelihara ikan Koi konsumen mendapatkan efek positif sehingga mereka
merasakan kepuasan dengan segala jenis, ukuran, dan jumlah ikan Koi yang
konsumen beli. Kegiatan yang biasanya konsumen lakukan setelah pembelian
ikan Koi yaitu dipelihara, dijual kembali, dan mengikuti kontes.
Berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan kita dapat
mengetahui hal apa saja yang menjadi motif para konsumen dalam pembelian
ikan Koi sehingga dapat dijadikan suatu masukan untuk para petani sehingga
konsumen dan petani sama-sama dapat mendapatkan keuntungan dengan
berbisnis ikan Koi.
49
VII SIMPULAN DAN SARAN
7.1 Simpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan dari penelitian ini dapat diambil
beberapa simpulan sebagai berikut:
1. Faktor-faktor yang berpengaruh nyata terhadap produksi ikan Koi di
Kecamatan Cisaat adalah benih, pupuk kandang, dan obat-obatan.
2. Penggunaan faktor-faktor produksi ikan Koi di Kecamatan Cisaat telah
tercapai efisiensi secara teknis, tetapi faktor-faktor produksi seperti benih
telah melampaui tingkat efisiensi secara ekonomi, sedangkan pupuk
kandang dan obat-obatan belum tercapai efisiensi secara ekonomi.
3. Motif yang mendasari konsumen dalam pembelian ikan Koi yaitu karena
ikan Koi memiliki postur tubuh dan warna yang indah. Informasi
mengenai ikan Koi yang konsumen dapat sebagian dari teman. Tujuan
konsumen dalam pembelian ikan Koi yaitu sebagai hobi. Konsumen
sangat antusias dalam pembelian ikan Koi terlihat dari tingkat kepuasan
yang menyatakan 100 persen puas.
7.2 Saran
Berdasarkan simpulan, maka saran yang dapat diberikan adalah sebagai
berikut:
1. Untuk mencapai efisiensi secara ekonomi diperlukan pengurangan
masing-masing faktor produksi seperti benih sedangkan pada pupuk
kandang dan obat-obatan perlu adanya peningkatan jumlah input yang
petani gunakan sehingga faktor-faktor produksi secara keseluruhan dapat
mencapai efisiensi secara ekonomi.
2. Petani diharapkan dapat memproduksi ikan Koi yang lebih berkualitas
dengan memilih indukan yang lebih baik dikarenakan sebagian besar
konsumen memilih ikan Koi dengan alasan postur tubuh dan warna yang
indah dengan ukuran diatas 15 cm, terutama ikan Koi berjenis Kohaku.
3. Petani diharapkan dapat memperpanjang waktu ikan Koi sebelum
menjualnya karena semakin besar ikan Koi akan semakin meningkatkan
harga sehingga petani lebih banyak memperoleh keuntungan. Kemudian
50
dilakukan peningkatan penyebaran informasi tentang ikan Koi untuk
penjualan ikan Koi melalui internet contohnya facebook, twitter, blog dan
media massa lainnya karena konsumen cenderung lebih memilih
memperoleh informasi yang lebih praktis di era teknologi yang semakin
canggih.
51
DAFTAR PUSTAKA
Alex. 2011. Budidaya Ikan Koi. Yogyakarta (ID): Pustaka Baru Press.
Anonim. 2011. Koi Taxonomy. [Internet]. http://www.coloradoKoi.com
/Koi_taxonomy.htm. Diakses: 23 Maret 2014.
Ardhya R.E. 2013. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Produksi dan
Pendapatan Usaha Budidaya Ikan Mas Koki. [Skripsi]. Bogor (ID): Institut
Pertanian Bogor.
Bogisubasti 2011. Pengertian Motif Ekonomi | Ilmu Ekonomi. [Internet].
http://id.shvoong.com/social-sciences/economics/2125804-pengertian-
motif-ekonomi-ilmu-ekonomi/. Diakses: 15 Maret 2014.
Daniel M. 2002. Pengantar Ekonomi Pertanian. Medan (ID): Bumi Aksara.
Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Sukabumi. 2012. dalam Dany
Oktavianda. 2013. Analisis Pemasaran Ikan Koi (Cyprinus carpio) di
Kecamatan Cisaat, Sukabumi. [Skripsi]. Bandung (ID): Universitas
Padjadjaran.
Doll JP dan Orazem Frank. 1976. Productions Economics Theory with
Applications. Second Edition: USA.
Effendy H. 1993. Mengenal Beberapa Jenis Koi. Yogyakarta (ID): Kanisius.
Engel JF, Blackwell RD, Miniard PW. 1995. Perilaku Konsumen Jilid I. Edisi
VII. Jakarta (ID): Binarupa Aksara.
Finanda IT. 2011. Analisis Efisiensi Produksi dan Pendapatan Usaha Pembesaran
Lele Dumbo. [Skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.
Firdaus M. 2004. Ekonometrika Suatu Pendekatan Aplikatif. Jakarta (ID): Bumi
Aksara.
Gujarati DN. 2006. Dasar-dasar Ekonometrika. Jilid 2. Edisi Ketiga. Jakarta (ID):
Penerbit Erlangga.
Hasan I. 2001. Pokok-Pokok Materi Statistik-1 (Statistik Deskriptif). Jakarta (ID):
PT. Bumi Aksara.
----------. 2002. Pokok-Pokok Materi Metodologi Penelitian dan Aplikasinya.
Jakarta (ID): Penerbit Ghalia Indonesia.
----------. 2004. Analisis Data Penelitian dengan Statistik. Jakarta (ID): Penerbit
Bumi Aksara.
52
Hapsari HW. 2013. Analisis Efisiensi Faktor yang Mempengaruhi Produksi Ayam
Ras Pedaging Pola Kemitraan dan Mandiri di Kecamatan Gunung Sindur
Kabupaten Bogor. [Skirpsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.
Juanda B. 2009. Ekonometrika Pemodelan dan Pendugaan. Bogor (ID): IPB Press.
Kementrian Kelautan dan Perikanan [KKP]. 2013. ProfilIkan Hias Indonesia.
Direktorat Produksi. Direktorat Jendral Perikanan Budi daya. Jakarta (ID).
Lesmana DS dan Daelanmi D. Ikan Hias Air Tawar Populer. Jakarta (ID):
Penebar Swadaya.
Mulyadi I. 1990. Mengenal Ikan Hias. Bogor (ID): Makalah Dalam Latihan
Keterampilan Akuarium dan Ikan Hias.
Nicholson W. 2001. Teori Ekonomi Mikro. Jakarta (ID): PT. Raja Grafindo
Persada
Salvatore D. 2006. Mikroekonomi. Edisi Keempat. Jakarta (ID). Penerbit
Erlangga.
Santana B. 2011. Analisis Preferensi Hobiis terhadap Atribut Ikan Arwana Super
Red di Kota Bogor. [Skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.
Setiadi N.J. 2010. Perilaku Konsumen. Jakarta (ID): Kencana Prenada Media
Group.
Soekartawi. 2002. Ekonomi Produksi dengan Pokok Bahasan Analisis Fungsi
Cobb-Douglas. Jakarta (ID). PT. Raja Grafindo Persada.
Sukirno S. 2011. Mikroekonomi Teori Pengantar. Edisi Ketiga. Jakarta (ID). PT
Raja Grafindo Persada.
Susanto H. 2007. Koi. Jakarta (ID): Penebar Swadaya.
LAMPIRAN
53
Lampiran 1 Data Produksi Petani Budidaya Ikan Koi di Kecamatan Cisaat Tahun 2014
No
Responden
Produksi
(ekor)
Luas
Lahan
(m2)
Benih
(ekor)
Pakan
Dedak
(kg)
Pupuk
Kandang
(kg)
Obat
(kg)
Tenaga
Kerja
(HOK)
1 3000 2400 63000 25 125 0 90
2 600 4300 5000 360 0 5 109
3 5000 5300 24000 1000 175 50 155
4 10000 1100 100000 0 300 15 94
5 20000 3200 30000 810 750 0 105
6 12000 6000 40000 0 75 0 90
7 5000 8000 25000 250 300 0 100
8 10000 3000 15000 200 750 20 150
9 250 1400 300 300 175 0 103
10 1000 7800 25000 210 525 14 103
11 5000 4000 50000 0 100 5 90
12 20000 3000 50000 500 625 10 130
13 30000 15000 75000 100 750 25 97
14 150 1000 200 200 250 10 97
15 2000 2200 25000 200 1000 0 100
16 200 10100 10000 200 500 20 104
17 4000 2800 10000 375 1500 0 93
18 5000 1900 15000 200 500 0 101
19 100 500 25000 150 100 5 90
20 350 3700 500 100 300 0 109
21 150 4700 4000 300 500 20 99
22 1500 6600 55000 600 500 10 93
23 7000 8700 50000 425 150 0 92
24 9000 9600 12000 200 600 0 129
25 1500 4900 35000 50 0 5 96
26 1000 2800 2000 450 200 5 100
27 5000 1800 30000 200 100 5 96
28 4500 12500 50000 500 200 0 95
29 1500 1000 5000 60 500 50 95
30 1000 11900 40000 50 250 25 272
31 2400 12100 15000 1000 200 100 94
32 200 3800 6000 400 100 20 94
33 4000 5700 15000 400 250 30 97
34 500 4300 500 60 250 30 92
35 5000 6000 30000 30 50 50 90
36 2000 3200 30000 150 100 10 93
37 1500 2000 25000 150 100 10 92
38 1500 3000 20000 100 350 5 94
Rata-rata 4813.158 5034.210 26644.736 271.263 347.421 14.894 105.868
54
Lampiran 2 Output Analisis Linear Berganda dengan Menggunakan SPSS 17.0
1. Nilai Keragaman Produksi Ikan Koi
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate Durbin-Watson
1 .700a .490 .410 1.14725 1.743
a. Predictors: (Constant), tenagakerja, benih, pupukkandang, obat, pakandedak
b. Dependent Variable: produksi
2. Uji F
ANOVAb
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 40.471 5 8.094 6.150 .000a
Residual 42.118 32 1.316
Total 82.588 37
a. Predictors: (Constant), tenagakerja, benih, pupukkandang, obat, pakandedak
b. Dependent Variable: produksi
3. Uji t dan Uji Multikolinearitas
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.
Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) -.857 4.363 -.196 .846
benih .612 .126 .632 4.858 .000 .941 1.063
pakandedak -.061 .117 -.070 -.526 .602 .899 1.113
pupukkandang .204 .129 .204 1.580 .124 .955 1.047
obat -.157 .132 -.153 -1.189 .243 .964 1.037
tenagakerja .462 .942 .064 .491 .627 .930 1.075
a. Dependent Variable: produksi
55
4. Uji Heteroskedatisitas (Uji G)
ANOVAb
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 3.953 5 .791 2.018 .103a
Residual 12.538 32 .392
Total 16.491 37
a. Predictors: (Constant), tenagakerja, benih, pupukkandang, obat, pakandedak
b. Dependent Variable: VAR00007
5. Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 38
Normal Parametersa,,b
Mean .0000000
Std. Deviation 1.06691675
Most Extreme Differences Absolute .131
Positive .074
Negative -.131
Kolmogorov-Smirnov Z .809
Asymp. Sig. (2-tailed) .529
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
56
Lampiran 3 Perhitungan Rasio NPM dan BKM Produksi Ikan Koi di
Kecamatan Cisaat per 15000m2
No Benih (ekor) Satuan
Py 276299,780 (rp/ekor)
Y rata-rata 10068,000 (ekor)
Koefisien input 0,612 -
Penggunaan input rata-rata
dilokasi 25171 (ekor)
Rumus NPM (βi*Y*Py)/Xi
Nilai NPM input 67635,499 (rp/ekor)
BKM input 211973,684 (rp/ekor)
NPM/BKM 0,319
No Pupuk Kandang (kg) Satuan
Py 276299,780 (rp/kg)
Y rata-rata 10068,000 (kg)
Koefisien input 0,204 -
Penggunaan input rata-rata
dilokasi 251,710 (kg)
Rumus NPM (βi*Y*Py)/Xi
Nilai NPM input 2254511,925 (rp/kg)
BKM input 355684,210 (rp/kg)
NPM/BKM 6,338
No Obat-Obatan (gram) Satuan
Py 276299,780 (rp/kg)
Y rata-rata 10068,000 (kg)
Koefisien input 0,157 -
Penggunaan input rata-rata
dilokasi 8390,350 (gram)
Rumus NPM (βi*Y*Py)/Xi
Nilai NPM input 52052,701 (rp/kg)
BKM input 33578,947 (rp/kg)
NPM/BKM 1,550
57
Lampiran 4 Dokumentasi Daerah Penelitian
Tugu Ikan Koi di Kecamatan Cisaat Keadaan kolam pada saat panen
Hasil Penjarangan ikan Koi Salah satu kolam ikan Koi
Beberapa Indukan Ikan Koi Ikan Koi yang dijual
58
Lampiran 5 Kuesioner Penelitian
DEPARTEMEN EKONOMI SUMBERDAYA DAN LINGKUNGAN
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
Jl. Kamper Wing 5 Level 5 Kampus IPB Dramaga, Bogor 16680
KUESIONER PENELITIAN UNTUK PETANI IKAN KOI
Tanggal wawancara : Nama Pokdakan :
No. Responden :
Nama :
Alamat :
No. Hp :
*) Coret yang tidak perlu
I. Deskripsi Responden
1. Jenis Kelamin : L/P*
2. Umur : ............... tahun
3. Pendidikan Terakhir : ..............................................................................
4. Pekerjaan Utama : ..............................................................................
5. Pekerjaan Sampingan : ..............................................................................
Besarnya pendapatan Rp........................................................................................
Besarnya keuntungan Rp........................................................................................
6. Jumlah Tanggungan : ..............................................................................
7. Luas lahan yang diusahakan : ..............................................................................
8. Jumlah kolam : ............................., Luasnya ................................
Kuisioner ini digunakan untuk penelitian Analisis Efisiensi Faktor yang
Mempengaruhi Produksi Ikan Koi di Kecamatan Cisaat Kabupaten
Sukabumi oleh Kartika Jayamurti, mahasiswa Departemen Ekonomi
Sumberdaya dan Lingkungan, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut
Pertanian Bogor. Saya Mohon kesediaan Bapak/Ibu/Saudara/i untuk mengisi
kuesioner ini dengan teliti dan lengkap sehingga dapat dijadikan data yang
objektif. Saya akan menjaga kerahasiaan pendapat Bapak/Ibu/Saudara/i. Atas
perhatian anda, saya ucapkan terimakasih.
59
9. Status penguasaan lahan :
a. pemilik c. penyewa
b. penggarap d. lainnya..................................................
10. Jenis ikan yang dibudidaya :
a. Ikan Konsumsi
No Jenis Ikan Jumlah Waktu (hari)
b. Ikan Non-Konsumsi
No Jenis Ikan Jumlah Waktu (hari)
11. Sumber modal usahatani :
a. sendiri c. koperasi
b. pinjam kebank d. lainnya..................................................
12. Pengalaman budidaya : ...................tahun
13. Apakah saudara/i tergabung dalam Pokdakan?
Jika,
a. Iya, sebutkan................................................., tergabung sejak tahun....................,
Peranan dalam Pokdakan sebagai...........................................................................
b. Tidak
60
II. Kegiatan Produksi Usahatani
1. Penggunaan Input Usahatani
Jenis
Input
Satuan Jumlah
Fisik
Harga
per
Satuan
(Rp)
Nilai
total
(Rp)
Frekuensi Ket.
a. Benih
ikan
koi
b. Pakan
c. Obat-
obatan
d. Pupuk
2. Penggunaan Tenaga Kerja dalam Usahatani
No. Kegiatan Jumlah
(orang)
Status
Pekerjaan*
Waktu
Penyelesaian
(hari)
Upah
(HOK/Hari/
Bulan**)
1 Pengelolaan
lahan
2 Penanaman
3 Penjarangan
4 Pengairan
5 Pemberian
pakan
6 Pembersihan
kolam
7 Panen
61
8
*) Isikan (1) atau (2): (1) Anggota Keluarga (2) Non Anggota Keluarga
**) Dipilih salah satu
3. Peralatan yang digunakan dalam Usahatani
No Jenis Alat Jumlah
(unit)
Harga
Pembelian
(Rp)
Waktu
Pembelian
(Tahun)
Estimasi
Umur
Ekonomis
(Tahun)
Biaya
Penyusutan
(Rp)
1 Serokan
2 Ember
3 Jaring ikan
4 Plastik ikan
5 Aerator
6 Bambu
4. Pengeluaran Lainnya
No Jenis Pengeluaran Jumlah (Rp)
1 Pajak
2 Sewa Lahan/Kolam
3 Biaya Pengairan
4 Bunga Pinjaman
62
5. Jenis Produksi Ikan Koi
No Kualitas Ikan Ukuran yang
dijual
Jumlah Ikan
(ekor)
Harga Jual
1 Tinggi
2 Sedang
3 Rendah
6. Tahapan Budidaya :
...............................................................................................................................
...............................................................................................................................
...............................................................................................................................
...............................................................................................................................
...............................................................................................................................
7. Permasalahan yang dihadapi selama ini:
a. Masalah pengadaan input (ketersediaan, harga, cara mendapatkan, dll):
..............................................................................................................................
b. Masalah teknis budidaya usahatani (air, hama/penyakit,bencana alam):
..............................................................................................................................
c. Masalah pasca panen:
..............................................................................................................................
d. Masalah pemasaran (harga, kesulitan, pemasaran, daya tawar, dll):
..............................................................................................................................
e. Masalah pemodalan:
..............................................................................................................................
63
8. Apakah saudara pernah mendapatkan bantuan dari pemerintah?
a. Iya b. Tidak
Jika iya, dari...............................................dalam bentuk...................................
Sejumlah.............................................................................................................
9. Pemanfaatan batuan,
a. Jika uang, digunakan untuk ..........................................................................
b. Jika barang, digunakan untuk .......................................................................
Seberapa efektif dalam pengembangannya?.................................................
10. Bagaimana harapan saudara kepada pemerintah terkait dengan pengembangan
budidaya ikan koi?
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
64
DEPARTEMEN EKONOMI SUMBERDAYA DAN LINGKUNGAN
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
Jl. Kamper Wing 5 Level 5 Kampus IPB Dramaga, Bogor 16680
KUESIONER PENELITIAN UNTUK KONSUMEN IKAN KOI
Tanggal wawancara :
No. Responden :
I. Deskripsi Responden
1. Nama :
2. Alamat :
3. No Hp :
4. Jenis Kelamin : L / P
5. Status : Menikah / Belum Menikah
6. Umur : ............... tahun
7. Pendidikan Terakhir :
a. SMP b. SMA c.Diploma d. Sarjana
e. Pasca Sarjana f. Lainnya,.................................................................................
8. Pekerjaan :
a. Wiraswasta b. Pegawai Swasta c. Pegawai Negeri d. Dokter
e. Pelajar/mahasiswa f. Lainnya,................................................................................
9. Jumlah Tanggungan : ..............................................................................
10. Rata-rata Pendapatan anda perbulan adalah:
a. < Rp. 3.000.000 c. > Rp. 5.000.000 – Rp. 10.000.000
b. > Rp. 3.000.000 - Rp. 5.000.000 d. > Rp. 10.000.000
Kuisioner ini digunakan untuk penelitian Analisis EfisiensiFaktor yang
Mempengaruhi Produksi Ikan Koi di Kecamatan Cisaat Kabupaten
Sukabumi oleh Kartika Jayamurti, mahasiswa Departemen Ekonomi
Sumberdaya dan Lingkungan, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut
Pertanian Bogor. Saya Mohon kesediaan Bapak/Ibu/Saudara/i untuk mengisi
kuesioner ini dengan teliti dan lengkap sehingga dapat dijadikan data yang
objektif. Saya akan menjaga kerahasiaan pendapat Bapak/Ibu/Saudara/i. Atas
perhatian anda, saya sampaikan terimakasih.
65
11. Rata-rata pengeluaran anda perbulan adalah Rp..................................................
II. Motif transkasi konsumen dalam pembelian ikan koi
Petunjuk: Beri tanda (X) pada jawaban yang anda pilih
1. Apa alasan utama Anda memilih ikan koi sebagai salah satu ikan hias yang
dibeli ?
a. Ikan Koi memiliki harga yang terjangkau
b. Ikan Koi mempunyai tekstur tubuh dan warna yang indah
c. Ikan Koi membawa keberuntungan
d. Lainnya, yaitu ...............................................................................................
2. Dimana lokasi/tempat pembelian ikan koi yang biasanya Anda datangi?
Jawab:..................................................................................................................
Alasannya............................................................................................................
3. Darimana Anda mengetahui informasi tentang ikan koi?
a. Keluarga c. Media Massa
b. Teman d. Lainnya, yaitu ....................................................
4. Hal apa yang Andaperhatikan dalam pembelian ikan koi?
a. Postur tubuh & warna c. Harga
b. Ukuran d. Lainnya, yaitu ....................................................
5. Apa tujuan Anda dari pembelian ikan koi?
a. Hobi c. Lahan bisnis yang menguntungkan
b. Adanya mitos d. Lainnya, yaitu ....................................................
6. Jenis ikan koi yang bagaimana yang biasanya Anda beli?
a. Kohaku c. Showa
b. Sanke d. Lainnya, yaitu ....................................................
7. Ikan koi ukuran bagaimana yang biasanya Anda beli?
a. Benih c. Besar
b. Anakan d. Lainnya, yaitu ....................................................
8. Berapa harga ikan koi yang biasanya Anda beli?
Jawab: Rp............................................................................................................
9. Berapa jumlah ikan koi yang biasanya Anda beli?
Jawab: ......................ekor
66
10. Berapa bulan sekali anda membeli ikan koi?
a. 1 bulan c. 3 bulan
b. 2 bulan d. Lainnya, yaitu.....................................................
11. Apabila harga ikan koi meningkat, apakah anda tetap memilih membeli ikan
koi?
a. Ya b. Tidak
Alasan:................................................................................................................
12. Apa yang anda lakukan setelah membeli ikan koi?
a. Dipelihara c. Mengikuti kontest
b. Dijual kembali d. Lainnya, yaitu.....................................................
13. Apakah anda puas dengan memelihara ikan koi?
a. Ya b. Tidak
Alasan:................................................................................................................
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Martebing, Sumatera Utara 16 Januari 1993 yang
merupakan anak kedua dari empat bersaudara dari pasangan Bapak Ir. Yanu
Rianto dan Ibu Maisuri Jaya.
Pada tahun 1998 penulis lulus dari taman kanak-kanak di TK F.Tandean
Tebing Tinggi, pada tahun 2004 penulis lulus dari sekolah dasar di SD F. Tandean
Tebing Tinggi, kemudian pada tahun 2007 penulis lulus dari Sekolah Menengah
Pertama di SMP Negeri 1 Tebing Tinggi, dan pada tahun 2010 penulis lulus dari
Sekolah Menengah Atas di SMA Negeri 1 Tebing Tinggi. Pada tahun 2010
penulis diterima di Institut Pertanian Bogor melalui jalur USMI (Undangan
Seleksi Masuk IPB) sebagai salah satu mahasiswi Departemen Ekonomi
Sumberdaya dan Lingkungan, Fakultas Ekonomi dan Manajemen.
Selama masa perkuliahan, penulis aktif dalam beberapa kegiatan
organisasi sebagai penunjang soft skills diantaranya Pasukan Pengibar Bendera
IPB pada tahun 2010, Himpunan Profesi REESA (Resources and Environmental
Economics Student Assosiation) pada divisi Badan Pengurus Harian sebagai
sekretaris pada tahun 2011, IMMAM (Ikatan Mahasiswa Muslim Asal Medan)
sebagai staff informasi dan komunikasi pada tahun 2011, dan Coast Perkusi FEM
pada tahun 2011. Penulis juga aktif mengikuti kepanitian-kepanitian kegiatan intra
dan extra kampus.