UJI HISTOPATOLOGI USUS IKAN KOI (Cyprinus carpio L) YANG...

67
UJI HISTOPATOLOGI USUS IKAN KOI (Cyprinus carpio L) YANG TERINFEKSI KHV (Koi Herpes Virus) DI WILAYAH BLITAR SKRIPSI PROGRAM STUDI BUDIDAYA PERAIRAN JURUSAN MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN Oleh: QORI FAROZEKIAH NIM. 135080507111011 FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2017

Transcript of UJI HISTOPATOLOGI USUS IKAN KOI (Cyprinus carpio L) YANG...

Page 1: UJI HISTOPATOLOGI USUS IKAN KOI (Cyprinus carpio L) YANG ...repository.ub.ac.id/6965/1/Qori%C2%A0Farozekiah.pdf · KHV (Koi Herpes Virus) DI WILAYAH BLITAR SKRIPSI PROGRAM STUDI BUDIDAYA

UJI HISTOPATOLOGI USUS IKAN KOI (Cyprinus carpio L) YANG TERINFEKSI KHV (Koi Herpes Virus) DI WILAYAH BLITAR

SKRIPSI PROGRAM STUDI BUDIDAYA PERAIRAN

JURUSAN MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN

Oleh:

QORI FAROZEKIAH NIM. 135080507111011

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG 2017

Page 2: UJI HISTOPATOLOGI USUS IKAN KOI (Cyprinus carpio L) YANG ...repository.ub.ac.id/6965/1/Qori%C2%A0Farozekiah.pdf · KHV (Koi Herpes Virus) DI WILAYAH BLITAR SKRIPSI PROGRAM STUDI BUDIDAYA

UJI HISTOPATOLOGI USUS IKAN KOI (Cyprinus carpio L) YANG TERINFEKSI KHV (Koi Herpes Virus) DI WILAYAH BLITAR

SKRIPSI PROGRAM STUDI BUDIDAYA PERAIRAN

JURUSAN MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Meraih Gelar Sarjana Perikanan Di Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan

Universitas Brawijaya

Oleh:

QORI FAROZEKIAH NIM. 135080507111011

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG 2017

Page 3: UJI HISTOPATOLOGI USUS IKAN KOI (Cyprinus carpio L) YANG ...repository.ub.ac.id/6965/1/Qori%C2%A0Farozekiah.pdf · KHV (Koi Herpes Virus) DI WILAYAH BLITAR SKRIPSI PROGRAM STUDI BUDIDAYA

UCAPAN TERIMAKASIH

Dalam penyelesaian Skripsi ini penulis banyak mendapat bantuan dan

bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu dalam kesempatan yang baik ini

perkenankan penulis untuk mengucapkan rasa terimakasih yang sebesar-besarnya

kepada yang terhormat:

1. Dr. Ir. Maftuch, M.Si selaku dosen pembimbing 1 yang telah memberi dorongan,

motivasi, bimbingan, serta arahan kepada penulis untuk menyelesaikan laporan

hasil penelitian.

2. Ir. Ellana Sanoesi, MP selaku dosen pembimbing 2 yang telah memberikan

motivasi, bimbingan dan arahan kepada penulis dalam menyelesaikan laporan

hasil penelitian.

3. Ir. M. Rasyid Fadholi, MP dan Ating Yuniarti, S.Pi, M.Aq selaku dosen penguji

yang telah memberikan masukan dan bimbingan untuk menyelesaikan laporan

hasil penelitian.

4. Prof. Dr. Ir. Diana Arfiati, MS selaku Dekan Fakultas Perikanan dan Ilmu

Kelautan, Universitas Brawijaya.

5. Ibu Dr. Ir. Arning Wilujeng Ekawati, MS selaku Ketua Jurusan Manajemen

Sumberdaya Perairan yang telah memberi dorongan, bimbingan, arahan

kepada penulis untuk menyelesaikan Skripsi ini.

6. Dr. Ir. M. Fadjar, M.Sc selaku ketua program studi Budidaya Perairan yang telah

membantu dalam hal administrasi dan pengarahan dalam melakukan penelitian

serta pemberian semangat juang untuk meraih cita-cita masa depan.

Page 4: UJI HISTOPATOLOGI USUS IKAN KOI (Cyprinus carpio L) YANG ...repository.ub.ac.id/6965/1/Qori%C2%A0Farozekiah.pdf · KHV (Koi Herpes Virus) DI WILAYAH BLITAR SKRIPSI PROGRAM STUDI BUDIDAYA

7. Kedua orang tua dan adik saya serta keluarga tercinta yang selalu memberikan

doa, cinta dan kasih sayang, serta kerja kerasnya yang menjadikan sebuah

motivasi.

8. Fendi Agus Winata yang selalu ada untuk memberikan dorongan dan motivasi

penulis dalam menyelesaikan laporan hasil penelitian.

9. Putri Lailus Sa’idah, Candra Adi Nugroho, Radela Rehanara, Damang Prasetya

teman satu tim dalam melaksanakan penelitian dan yang senantiasa

bekerjasama dalam menyelesaikan penelitian.

10. Teman-teman Program Studi Budidaya Perairan angkatan 2013 yang

membantu dalam proses administrasi agar dapat melaksanakan penelitian dan

memberikan motivasi sehingga laporan hasil penelitian ini selesai.

11. Putri Juwairiyah, Yessy Maria Soedibyo, Lisa Fauziyah Rizky, Dea Kusuma

Putri, Nevy Fitriah selaku teman dan sahabat yang selalu ada dan memberikan

motivasi kepada penulis dalam menyelesaikan laporan hasil penelitian.

Akhirnya penulis memanjatkan doa semoga Allah SWT memberikan pahala

yang setimpal atas segala bantuan semua pihak yang telah ikhlas membantu penulis

dalam menyusun dan menyelesaikan laporan Skripsi ini. Amin.

Malang, 31 Juli 2017

Penulis

Page 5: UJI HISTOPATOLOGI USUS IKAN KOI (Cyprinus carpio L) YANG ...repository.ub.ac.id/6965/1/Qori%C2%A0Farozekiah.pdf · KHV (Koi Herpes Virus) DI WILAYAH BLITAR SKRIPSI PROGRAM STUDI BUDIDAYA

RINGKASAN

Qori Farozekiah. Uji Histopatologi Usus Ikan Koi (Cyprinus carpio L.) yang Terinfeksi KHV (Koi Herpes Virus) di Wilayah Blitar. Dr. Ir. Maftuch, M.Si. dan Ir. Ellana Sanoesi, MP.

Wabah KHV telah menyebabkan kerugian yang sangat besar pada industri akuakultur mengingat dua jenis ikan yang diserang merupakan komoditas utama ikan konsumsi dan ikan hias. Di Israel, penyakit ini telah menyebar ke 90% budidaya ikan mas di semua bagian negara. Hal serupa juga terjadi di Indonesia, di mana penyebaran penyakit ini telah melintasi hampir semua daerah budidaya ikan mas baik di pulau Jawa, Sumatera, dan pulau-pulau lain.

Salah satu kendala yang sangat berpengaruh terhadap peningkatan produksi perikanan adalah penyakit pada ikan antara lain oleh infeksi Koi Herpes Virus (KHV). Koi Herpes Virus (KHV) adalah penyakit virus yang menginfeksi ikan koi (Cyprinus carpio). Penyakit ini sering disebut sebagai penyakit herpes pada ikan. Penyakit ini diartikan sebagai salah satu penyakit ikan yang hanya menginfeksi dan dapat menyebabkan kematian massal pada ikan. Penyakit ini sangat menular dan dapat menyebabkan kematian hingga 85-100%. Penyakit KHV juga disebut a cold virus atau virus yang menyerang saat dingin karena pemicu sakit ini adalah penurunan suhu lingkungan.

Tujuan penelitian Uji Histopatologi pada usus ikan koi (Cyprinus Carpio L.) yang terinfeksi Koi Herpes Virus (KHV) adalah untuk mengetahui kerusakan yang muncul pada ikan koi (Cyprinus Carpio L.) akibat terinfeksi Koi Herpes Virus (KHV).

Metode yang digunakan pada penelitian ini adala deskriptif. dengan teknik pengambilan data dengan observasi lapangan, wawancara, partisipasi langsung dari studi pustaka. Penelitian ini terdiri dari dua tahapan yaitu yang pertama tahapan pengujian Polymerase Chain Reaction (PCR) untuk mengetahui positif tidaknya KHV dan yang kedua yaitu pengujian histopatologi usus ikan koi untuk mengetahui gambaran kerusakan pada jaringan usus.

Hasil uji PCR menunjukkan organ yang positif KHV tidak hanya pada insang tetapi juga pada usus. Sedangkan hasil uji histopatologi menunjukkan ada beberapa kerusakan jaringan usus yang disebabkan oleh KHV yaitu Nekrosis, Inflamasi, Degenerasi hidropik, dan Hemoragi. Hasil rerata sampel yang didapatkan dari skoring kerusakan organ usus ikan koi (Cyprinus carpio L.) yaitu nekrosis 2,53 ; Hemoragi 2,06 ; Degenerasi Hidropik 2,6 ; dan Inflamasi 2,53.

Page 6: UJI HISTOPATOLOGI USUS IKAN KOI (Cyprinus carpio L) YANG ...repository.ub.ac.id/6965/1/Qori%C2%A0Farozekiah.pdf · KHV (Koi Herpes Virus) DI WILAYAH BLITAR SKRIPSI PROGRAM STUDI BUDIDAYA

KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayah-Nya. Shalawat serta

salam selalu dihantarkan kepada Rasulullah SAW, sehingga penulis dapat

menyajikan skripsi dengan judul “Uji Histopatologi Usus Ikan Koi (Cyprinus carpio)

yang terinfeksi Koi Herpes Virus (KHV) Di Wilayah Blitar”. Skripsi ini merupakan

salah satu syarat untuk menyelesaikan program strata satu (S1), program studi

Budidaya Perairan, Jurusan Manajemen Sumberdaya Perairan Fakultas Perikanan

dan Ilmu Kelautan Universitas Brawijaya, Malang.

Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh

karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran demi kesempurnaan skripsi ini.

Semoga skripsi ini bermanfaat bagi yang membutuhkan untuk menambah

pengetahuan dan memberikan informasi bagi pihak-pihak yang membutuhkannya.

Malang, 28 April 2017

Penulis

Page 7: UJI HISTOPATOLOGI USUS IKAN KOI (Cyprinus carpio L) YANG ...repository.ub.ac.id/6965/1/Qori%C2%A0Farozekiah.pdf · KHV (Koi Herpes Virus) DI WILAYAH BLITAR SKRIPSI PROGRAM STUDI BUDIDAYA

DAFTAR ISI

Halaman

RINGKASAN ................................................................................................ iv

KATA PENGANTAR .................................................................................... v

DAFTAR ISI ................................................................................................. vi

DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... viii

DAFTAR TABEL .......................................................................................... ix

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... x

1. PENDAHULUAN ...................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang .................................................................................. 1

1.2 Rumusan Masalah ............................................................................ 2

1.3 Tujuan ............................................................................................... 3 1.4 Kegunan Penelitian ........................................................................... 3 1.5 Tempat dan Waktu ............................................................................ 3

2. TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................ 4

2.1 Biologi Ikan Koi (C. Carpio) ............................................................... 4

2.1.1 Klasifikasi dan Morfologi Ikan Koi (C. Carpio) ........................ 5

2.1.2 Habitat dan Penyebaran ........................................................ 5

2.1.3 Makanan dan Kebiasaan Makan ........................................... 6

2.1.4 Kualitas Air ............................................................................ 7

2.2 Koi Herpesvirus (KHV) .................................................................... 7

2.2.1 Pengertian Koi Herpesvirus (KHV)............................................ 7

2.2.2 Mekanisme Penyerangan ......................................................... 8

2.2.3 Gejala Klinis Ikan yang Terinfeksi Koi Herpesvirus (KHV) ........ 9

2.3 Pengertian Polymerase Chain Reaction ........................................... 10

2.4 Pengertian Histologi dan Histopatologi ............................................. 11

2.5 Usus ................................................................................................ 11

2.5.1 Pengertian usus........................................................................ 11

2.5.2 Fungsi Usus ............................................................................. 12

2.5.3 Kerusakan Usus ....................................................................... 13

3. MATERI DAN METODE PENELITIAN ..................................................... 14

3.1 Materi Penelitian .............................................................................. 14

Page 8: UJI HISTOPATOLOGI USUS IKAN KOI (Cyprinus carpio L) YANG ...repository.ub.ac.id/6965/1/Qori%C2%A0Farozekiah.pdf · KHV (Koi Herpes Virus) DI WILAYAH BLITAR SKRIPSI PROGRAM STUDI BUDIDAYA

3.1.1 Alat Penelitian .......................................................................... 14

3.1.2 Bahan Penelitian ........................................................................... 15

3.2 Metode Penelitian .......................................................................... .. 16

3.3 Lokasi Pengambilan Sampel ............................................................ 17

3.4 Prosedur Penelitian .......................................................................... 17

3.4.1 Persiapan Penelitian ................................................................. 17

3.4.2 Pelaksanaan Penelitian ............................................................ 17

3.5 Parameter Uji ................................................................................... 26

3.5.1 Parameter Utama ..................................................................... 25

3.5.2 Parameter Penunjang ............................................................... 28

3.6 Analisis Data .................................................................................... 28

4. HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................................... 29

4.1 Uji Polymerase Chain Reaction pada Usus Ikan Koi ........................ 29

4.2 Hasil Pengamatan Histopatologi Usus Ikan Koi ............................... 30

4.2.1 Gambaran usus Ikan Koi yang Terinfeksi KHV ......................... 30

4.2.2 Kerusakan Usus Ikan Koi yang Terinfeksi KHV ........................ 31

4.3 Gejala Klinis Ikan Koi yang Terinfeksi KHV ...................................... 33

4.4 Kualitas Air Pada Kolam Pemeliharaan ............................................ 36

4.4.1 Suhu ......................................................................................... 36

4.4.2 pH ............................................................................................ 37

4.4.3 Dissolved Oksigen .................................................................... 37

5. KESIMPULAN DAN SARAN .................................................................... 38

5.1 Kesimpulan ...................................................................................... 38

5.2 Saran ............................................................................................... 38

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 39

LAMPIRAN ................................................................................................... 44

Page 9: UJI HISTOPATOLOGI USUS IKAN KOI (Cyprinus carpio L) YANG ...repository.ub.ac.id/6965/1/Qori%C2%A0Farozekiah.pdf · KHV (Koi Herpes Virus) DI WILAYAH BLITAR SKRIPSI PROGRAM STUDI BUDIDAYA

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Ikan Koi (C. Carpio L.) .................................................................... .. 5

2. Alur Perhitungan Skoring ............................................................... .. 27

3. Hasil UV Transiluminator virus KHV ............................................... .. 29

4. Gambaran Morfologi dan Jaringan Usus Ikan Normal dan Ikan yang

Mengalami Kerusakan dengan Perbesaran 400x ........................... .. 30

5. Gejala Klinis Ikan Koi (C. Carpio L.) yang Terinfeksi KHV .............. .. 35

Page 10: UJI HISTOPATOLOGI USUS IKAN KOI (Cyprinus carpio L) YANG ...repository.ub.ac.id/6965/1/Qori%C2%A0Farozekiah.pdf · KHV (Koi Herpes Virus) DI WILAYAH BLITAR SKRIPSI PROGRAM STUDI BUDIDAYA

DAFTAR TABEL

Tabel .. Halaman

1. Alat yang Digunakan pada Penelitian ................................................ 14

2. Bahan yang Digunakan pada Penelitian ............................................ 15

3. Bahan yang digunakan untuk Deteksi virus KHV ............................... 20

4. Primer yang digunakan dalam Proses Amplifikasi virus KHV ............ 20

5. Setting alat thermocycle untuk virus KHV .......................................... 21

6. Persentase nilai scoring .................................................................... 28

7. Skoring Kerusakan Usus Ikan Koi ..................................................... 31

Page 11: UJI HISTOPATOLOGI USUS IKAN KOI (Cyprinus carpio L) YANG ...repository.ub.ac.id/6965/1/Qori%C2%A0Farozekiah.pdf · KHV (Koi Herpes Virus) DI WILAYAH BLITAR SKRIPSI PROGRAM STUDI BUDIDAYA

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Alat dan Bahan yang Digunakan pada Penelitian ............................ 44

2. Ukuran Marker dari DNA Ladder Kapa Biosystem ........................... 50

3. Peta Lokasi Pengambilan Sampel di Kabupaten Blitar .................... 51

4. Perhitungan Rerata Lapang Pandang, Rerata Sampel, dan Persentase Kerusakan Organ ............................................................................ 53

Page 12: UJI HISTOPATOLOGI USUS IKAN KOI (Cyprinus carpio L) YANG ...repository.ub.ac.id/6965/1/Qori%C2%A0Farozekiah.pdf · KHV (Koi Herpes Virus) DI WILAYAH BLITAR SKRIPSI PROGRAM STUDI BUDIDAYA

1.PENDAHULUAN

1.1 Latar Bealakang

Ikan Koi merupakan salah satu jenis ikan hias air tawar yang terkenal di

kalangan masyarakat pembudidaya. Komoditas ikan koi memiliki prospek usaha

yang dapat dikembangkan melalui kegiatan budidaya di kolam, namun dalam

budidaya sering ditemukan kendala-kendala yang dihadapi dan sulit untuk

dikendalikan serta munculnya berbagai penyakit (Saselah et. al., 2012).

Wabah KHV telah menyebabkan kerugian yang sangat besar pada industri

akuakultur mengingat dua jenis ikan yang diserang merupakan komoditas utama

ikan konsumsi dan ikan hias. Di Israel, penyakit ini telah menyebar ke 90%

budidaya ikan mas di semua bagian negara. Hal serupa juga terjadi di Indonesia,

di mana penyebaran penyakit ini telah melintasi hampir semua daerah budidaya

ikan mas baik di pulau Jawa, Sumatera, dan pulau-pulau lain (Novita, 2009).

Salah satu kendala yang sangat berpengaruh terhadap peningkatan

produksi perikanan adalah penyakit pada ikan antara lain oleh infeksi Koi Herpes

Virus (KHV). Koi Herpes Virus (KHV) adalah penyakit virus yang menginfeksi

ikan koi (Cyprinus carpio). Penyakit ini sering disebut sebagai penyakit herpes

pada ikan. Penyakit ini diartikan sebagai salah satu penyakit ikan yang hanya

menginfeksi dan dapat menyebabkan kematian massal pada ikan. Penyakit ini

sangat menular dan dapat menyebabkan kematian hingga 85-100%. Penyakit

KHV juga disebut a cold virus atau virus yang menyerang saat dingin karena

pemicu sakit ini adalah penurunan suhu lingkungan (Taukhid, 2010).

Usus adalah organ utama penyerapan makanan dan penyerapan nutrisi.

Menurut Roberts (1978), sebagian besar usus ikan berbentuk tabung sederhana

yang tidak dapat bertambah diameternya untuk membentuk seperti kolon (usus

besar) di bagian belakangnya. Usus bisa lurus, melengkung, atau bergulung-

Page 13: UJI HISTOPATOLOGI USUS IKAN KOI (Cyprinus carpio L) YANG ...repository.ub.ac.id/6965/1/Qori%C2%A0Farozekiah.pdf · KHV (Koi Herpes Virus) DI WILAYAH BLITAR SKRIPSI PROGRAM STUDI BUDIDAYA

gulung sesuai bentuk dari rongga perut ikan. Lapisan mukosa usus tersusun oleh

selapis sel epitelium dengan bentuk perismatik.

Pada lapisan ini terdapat tonjolan-tonjolan membentuk seperti sarang

tawon pada usus bagian depan dan lebih beraturan pada bagian belakang.

Berbagai bakteri dan parasit yang ditemukan di usus memberikan lingkungan

yang sesuai dimana infeksi primer yang berasal dari usus jauh lebih sering dari

pada di bagian perut. Akibatnya terjadi perubahan pada bagian usus. Beberapa

perubahan yang sering ditemukan pada usus ikan antara lain yaitu nekrosa sel

epitel usus dan pendarahan (Susanto, 2008).

Pemeriksaan histopatologi pada ikan dapat memberikan gambaran

perubahan jaringan ikan yang terinfeksi penyakit. Dalam penentuan penyakit

pada ikan, diagnosa penyakit merupakan langkah awal yang perlu diterapkan.

Pada proses diagnosa penyakit infeksi pada ikan, terdapat beberapa hal yang

perlu diperhatikan yaitu, tanda-tanda klinis yang meliputi tingkah laku, ciri-ciri

eksternal maupun internal serta perubahan patologi. Untuk mengetahui

perubahan patologi pada ikan yang terserang penyakit, perlu dilakukan

pemeriksaan histologi untuk mendeteksi adanya komponen-komponen patogen

yang bersifat infektif melalui pengamatan secara mikro anatomi terhadap

perubahan abnormal pada tingkat jaringan (Asniatih et al., 2013).

1.2 Rumusan Masalah

Salah satu penyakit yang menginfeksi ikan koi (Cyprinus carpio L.) adalah

Koi Herpes VirusI (KHV). Penyakit ini merupakan penyakit yang menular dan

menyebabkan kematian pada semua umur dan ukuran ikan. Target infeksi Koi

Herpes Virus (KHV) ini pada permukaan kulit, insang, dan ginjal ikan.

Berdasarkan uraian diatas maka dapat disusun rumusan masalah sebagai

berikut :

Page 14: UJI HISTOPATOLOGI USUS IKAN KOI (Cyprinus carpio L) YANG ...repository.ub.ac.id/6965/1/Qori%C2%A0Farozekiah.pdf · KHV (Koi Herpes Virus) DI WILAYAH BLITAR SKRIPSI PROGRAM STUDI BUDIDAYA

Apakah benar pada usus ikan koi (Cyprinus Carpio L.) terinfeksi Koi Herpes Virus

(KHV) yang ditandai dengan gejala klinis yang muncul pada ikan koi tersebut?

1.3 Tujuan

Tujuan penelitian Uji Histopatologi pada usus ikan koi (Cyprinus Carpio L.)

yang terinfeksi Koi Herpes Virus (KHV) adalah untuk mengetahui kerusakan yang

muncul pada ikan koi (Cyprinus Carpio L.) akibat terinfeksi Koi Herpes Virus

(KHV) pada histopatologi usus.

1.4 Kegunaan Penelitian

Hasil Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai

pengujian PCR pada organ ikan koi yang terinfeksi Koi Herpes Virus (KHV) serta

gambaran histopatologi organ yang terinfeksi. Selain itu, diharapkam hasil

penelitian ini juga dapat bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan

khususnya di bidang penyakit dan kesehatan ikan.

1.5 Tempat dan Waktu

Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Histopatologi Balai Karantina

Ikan Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan Kelas I Surabaya I

pada bulan 3 April – 19 Mei 2017.

Page 15: UJI HISTOPATOLOGI USUS IKAN KOI (Cyprinus carpio L) YANG ...repository.ub.ac.id/6965/1/Qori%C2%A0Farozekiah.pdf · KHV (Koi Herpes Virus) DI WILAYAH BLITAR SKRIPSI PROGRAM STUDI BUDIDAYA

2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Biologi Ikan Koi

2.1.1 Klasifikasi dan Morfologi Ikan Koi (Cyprinus carpio L.)

Menurut Bachtiar (2002), nenek moyang koi adalah ikan karper hitam,

sehingga secara sistematik koi dapat diklasifikasikan sebagai berikut :

Filum : Chordata

Subfilum : Vertebrata

Superkelas : Gnathostomata

Kelas : Osteichthyes

Superordo : Teleostei

Ordo : Ostariophysi

Famili : Cyprinidae

Genus : Cyprinus

Spesies : Cyprinus carpio L.

Menurut wibowo, et al. (2006), ciri-ciri khusus ikan koi (Gambar 1) adalah

tubuh koi berbentuk bulat lonjong memanjang dan agak sedikit pipih ke samping

(Compressed). Ada pula yang menyebut ikan ini mirip torpedo atau kapal selam

dan ada pula mengindentikkan seperti zepelin-pesawat berbahan gas (Gambar

1). Pada sisi badannya, dari ujung kepala hingga badan ekor memiliki gurat sisi

(linea lateralis) yang berfungsi untuk merasakan getaran suara. Tubuh terbagi

menjadi tiga bagian, yakni kepala, badan, dan ekor. Di bagian kepala terdapat

mulut yang ukurannya cukup besar terletak di ujung tengah (terminal). Pada

bagian mulut terdapat sepasang sungut. Dengan alat ini koi bisa mengenali

pakannya, bahkan mencari diantara tumpukan lumpur. Menurut Prasetya, et al.

(2013), ikan koi mempunyai badan yang berbentuk torpedo dengan alat gerak

berupa sirip.

Page 16: UJI HISTOPATOLOGI USUS IKAN KOI (Cyprinus carpio L) YANG ...repository.ub.ac.id/6965/1/Qori%C2%A0Farozekiah.pdf · KHV (Koi Herpes Virus) DI WILAYAH BLITAR SKRIPSI PROGRAM STUDI BUDIDAYA

Gambar 1. Ikan Koi (C. Carpio) (Udin dan Sitanggang, 2010)

Menurut Esther dan Sipayung (2010), secara umum, hampir seluruh tubuh

ikan karper ditutupi sisik dan hanya sebagian kecil saja yang tubuhnya tidak

ditutupi sisik. Sisik ikan koi berukuran relatif besar dan digolongkan dalam tipe

sisik sikloid berwarna hijau, biru, merah, kuning keemasan, atau kombinasi dari

warna-warna tersebut sesuai dengan rasnya. Koi jantan umumnya bertubuh

langsing, sedangkan betina membulat. Sampai umur 2 tahun, jantan tumbuh

lebih pesat dibandingkan betina. Namun setelah itu, betina tumbuh lebih pesat

dari pada jantan.

2.1.2 Habitat dan Penyebaran

Menurut Udin dan Sitanggang (2010), Koi aslinya merupakan ikan air

tawar, tetapi masih bertahan hidup dalam air yang agak asin, yakni sekitar 10

ppm. Koi merupakan hewan yang hidup di daerah yang beriklim sedang dengan

suhu 17-320 C. Seperti pada ikan hias umumnya, koi tidak tahan jika mengalami

perubahan suhu yang drastis. Jika hidup pada suhu yang terlalu rendah, dalam

tempo singkat koi tidak akan bertahan hidup. Jika tubuhnya diselimuti dengan

lapisan berwarna putih, itu menandakan ikan koi sakit akibat suhu yang terlalu

rendah. Jika air suhu turun hingga 70 C< biasanya koi akan beristirahat di dasar

kolam dan berlaku statis.

Menurut Alex (2011), ikan koi secara alami hidup di air deras sehingga

membutuhkan air jernih dan berkadar oksigen tinggi. Pemeliharaan ikan koi

Page 17: UJI HISTOPATOLOGI USUS IKAN KOI (Cyprinus carpio L) YANG ...repository.ub.ac.id/6965/1/Qori%C2%A0Farozekiah.pdf · KHV (Koi Herpes Virus) DI WILAYAH BLITAR SKRIPSI PROGRAM STUDI BUDIDAYA

terbaik adalah di kolam sehingga mudah mendapatkan makanan alami dan sinar

matahari yang terlalu banyak menyebabkan suhu air kolam meningkat dan air

kolam menjadi keruh akibat blooming fitoplankton.

Menurut Esther dan Sipayung (2010), koi memiliki nama latin Cyprinus

carpio dan memiliki kerabat dengan ikan mas. Konon, ikan mas merupakan

nenek moyang ikan koi. Bahkan, konon koi adalah hasil mutasi genetik yang

berlangsung ratusan tahun dari sejenis ikan mas atau karper (Cyprinus carpio).

Orang jepang menyebut ikan koi dengan sebutan Nishikigoi, berasal dari kata

“Nishiki” yang artinya kain berwarna-warni dan “Goi” yang artinya ikan karper

mempunyai usia yang panjang. Kata “Koi” sendiri berasal dari bahasa cina

karena orang cinalah yang pertama kali menternakkan ikan ini sejak tahun 1300

an. Orang jepang mendapatkan karper warna-warni pertama kali di Ojiya,

Niigata.

2.2 Makanan dan Kebiasaan Makan

Menurut Udin dan Sitanggang (2010), di alam bebas, saat masih kecil ikan

koi senang sekali memakan udang-udangan renik, seperti Dhapnia. Sejalan

dengan pertumbuhan badannya, koi memakan serangga air, jentik nyamuk, atau

lumut yang menempel pada tanaman. Sebagai hewan omnivora, koi akan

memburu sepotong makanan yang dibutuhkan. Karena tidak memiliki gigi di

bagian rahangnya, koi menyantap makanannya dengan gigi-gigi faring yang ada

di rongga mulut.

Koi memiliki kecenderungan makan secara terus-menerus, kadang-kadang

melebihi batas kemampuannya. Mengenal makanan, pada dasarnya ikan koi

tidak terlalu rewel dan cenderung mau makan apa saja yang kita berikan. Koi

mau menerima berbagai jenis makanan baik berasal dari hewan ataupun bahan

nabati (tumbuh-tumbuhan). Koi mau menerima daging, ikan dan sayur-sayuran.

Bahkan roti pun mau, asal tidak melebihi ukuran mulutnya dan tidak tidak terlalu

Page 18: UJI HISTOPATOLOGI USUS IKAN KOI (Cyprinus carpio L) YANG ...repository.ub.ac.id/6965/1/Qori%C2%A0Farozekiah.pdf · KHV (Koi Herpes Virus) DI WILAYAH BLITAR SKRIPSI PROGRAM STUDI BUDIDAYA

keras. Pemberian makanan buatan maupun makanan alami berpengaruh

terhadap pertumbuhan ikan koi dan juga pertumbuhan warna badannya (Esther

dan Sipayung, 2010).

2.3 Kualitas Air

Menurut Alex (2011), air merupakan media hidup dan mempengaruhi

kualitas tampilan ikan koi sehingga perlu mendapatkan perhatian. Meskipun koi

dapat hidup dan berkembang pada air yang berkualitas buruk tetapi akan rentan

terhadap serangan penyakit dan warna menjadi pudar dan tidak indah lagi. Untuk

menjaga kualitas koi yang tinggi dan sehat faktor pertama yang harus

diperhatikan adalah kualitas air kolam yang prima. Untuk mengoptimalkan

perkembangan dan meningkatkan kualitas koi, kualitas air harus tetap terjaga

dan tetap seperti itu seterusnya. Ini adalah konsep yang sulit untuk dicapai

sepenuhnya, karena air dalam kolam koi biasanya tidak berganti dan jika pada

air yang berganti harus dipastikan selalu bersih dan bebas dari zat-zat

berbahaya.

Faktor kualitas air juga memegang peranan penting dalam peningkatan

kecerahan warna ikan. Suhu perairan yang optimal bagi pertumbuhan koi

berkisar antara 15o – 25o C dengan pH berkisar antara 6,5 – 8,5. Kadar oksigen

yang menunjang pertumbuhan dan proses pemeliharaan ikan koi yaitu > 3 ppm.

Setiap jenis ikan mempunyai toleransi tetrtentu terhadap kulitas air dan

perubahan yang terjadi akan langsung mempengaruhi kehidupan ikan koi dan

organisme yang ada (Kartamihardja, 2008)

2.4 Koi Herpesvirus (KHV)

2.4.1 Pengertian Koi Herpesvirus (KHV)

Koi Herpesvirus (KHV) adalah penyakit virus yang menginfeksi ikan koi dan

ikan mas. Penyakit khv ini sering disebut sebagai penyakit herpes pada ikan.

Penyakit ini dapat diartikan sebagai salah satu penyakit ikan yang hanya

Page 19: UJI HISTOPATOLOGI USUS IKAN KOI (Cyprinus carpio L) YANG ...repository.ub.ac.id/6965/1/Qori%C2%A0Farozekiah.pdf · KHV (Koi Herpes Virus) DI WILAYAH BLITAR SKRIPSI PROGRAM STUDI BUDIDAYA

menginfeksi dan dapat menyebabkan kematian massal pada ikan koi dan ikan

mas. Penyakit ini sangat menular dan dapat menyebabkan kematian hingga

85 % – 100% pada semua umur atau ukuran ikan. Individu yang bertahan hidup

pada saat terjadinya wabah umumnya akan menjadi resistant terhadap infeksi

berikutnya. Namun ketahanan tersebut tidak menunjukkan adanya transfer

kepada keturunannya (Taukhid, 2010).

Koi Herpesvirus (KHV) merupakan penyakit viral yang menginfeksi ikan koi

dan ikan mas dan bersifat sangat menular. Penyakit ini dipicu oleh penurunan

suhu lingkungan sehingga disebut sebagai virus yang menginfeksi saat dingin (a

cold virus). Koi Herpesvirus dapat menginfeksi pada semua umur inang dan

semua sistem budidaya. Infeksi ini bisa menyebabkan kematian yang tinggi

mencapai 100% dalam waktu singkat (Nuryati, 2008).

2.4.2 Mekanisme Infeksi Koi Herpes Virus (KHV) terhadap Ikan Koi

Mekanisme penginfeksian KHV tahapan pertama terjadinya infeksi yaitu

dimana reseptor mulai mengenali virus tersebut pada lapisan membran plasma.

Proses berikutnya adalah penetrasi yaitu masuknya partikel virus kedalam sel

inang (Host) kemudian virus akan melepas bagian luar yang melapisi tubuhnya

untuk masuk kedalam membran plasma. Berikutnya terjadi proses transcription

yaitu virus mulai membuat rekaman untuk mRNA yang selanjutnya akan

diterjemahkan sebagai protein. Proses selanjutnya DNA virus akan

memperbanyak diri keluar dari sel dan menginfeksi sel lain (Setyorini et al.,

2008).

Virus KHV masuk kedalam tubuh hospesnya melalui insang, kulit yang

ditutupi sirip dan melalui tubuh ikan. Virus yang berhasil masuk kedalam tubuh ini

kemudian akan menyebar secara sistemik dari kulit ataupun insang ke dalam

organ internal hospes seperti pada organ ginjal, limfa, hati, usus, dan jaringan.

Pada pemeriksaan ultra dari eksperimen ikan yang terinfeksi telah memberikan

Page 20: UJI HISTOPATOLOGI USUS IKAN KOI (Cyprinus carpio L) YANG ...repository.ub.ac.id/6965/1/Qori%C2%A0Farozekiah.pdf · KHV (Koi Herpes Virus) DI WILAYAH BLITAR SKRIPSI PROGRAM STUDI BUDIDAYA

bukti pematangan atau perkembangan virion virus ini terjadi pada inti sel yaitu

pada sitoplasma.

Pada awal infeksi akan terjadi sekresi lendir yang berlebihan hal ini

dikarenakan adanya keterlibatan aktif dari kulit hospes dalam patogenesis virus

ini. Setelah virus kini menginfeksi daerah lainnya dan mengakibatkan terjadinya

kerusakan maka virus ini sebagian ada yang keluar dari tubuh hospes dan ada

yang dorman tetap berada di dalam tubuh hospesnya. Pengeluaran virus khv

pada hospes melalui urin dan feses. Urin dan feses yang dikeluarkan oleh ikan

yang sudah terinfeksi ini dapat menular pada ikan lain disekitarnya / pada satu

kolam tersebut (Adkison et al., 2005).

2.4.3 Gejala Klinis ikan yang terinfeksi Koi Herpesvirus (KHV)

Adapun gejala yang ditimbulkan akibat infeksi khv yaitu produksi lendir

berlebih sebagai respon fisiologis terhadap kehadiran patogen, selanjutnya

produksi lendir menurun drastis sehingga tubuh ikan terasa kasat, insang

berwarna pucat dan terdapat bercak putih atau coklat yang sebenarnya kematian

sel-sel insang atau “gill necrosis”, selanjutnya menjadi rusak, geripis pada ujung

tepi insang dan akhirnya membusuk. Secara mikroskopis menunjukkan adanya

kerusakan jaringan yang serius serta kematian sel yang berat, pendarahan

(hemmorraghe) di sekitar pangkal dan ujung sirip serta permukaan tubuh lainnya,

sering pula ditemukan adanya kulit yang melepuh atau bahkan luka yang diikuti

dengan infeksi sekunder oleh bakteri, jamur, dan parasit. Hati berwarna pucat,

selanjutnya menjadi rusak, ginjal (anterior dan posterior) berwarna pucat.

Kematian terjadi antara 1 – 5 hari setelah gejala awal dan kematian mencapai

100% dalam waktu singkat yaitu 5 – 7 hari pada suhu air 22 – 27o C (Setyorini et

al., 2008).

Menurut Chairunnisa et al., (2013), Gejala klinis yang ditunjukkan oleh ikan

koi yang terinfeksi Koi Herpesvirus (KHV) yaitu penurunan nafsu makan

Page 21: UJI HISTOPATOLOGI USUS IKAN KOI (Cyprinus carpio L) YANG ...repository.ub.ac.id/6965/1/Qori%C2%A0Farozekiah.pdf · KHV (Koi Herpes Virus) DI WILAYAH BLITAR SKRIPSI PROGRAM STUDI BUDIDAYA

sehingga ikan terlihat lesu, terjadi perubahan warna tubuh, respon tanggap

berkurang dan kehilangan keseimbangan berenang, menunjukkan gerakan tidak

terkontrol, kadang aktif dan kadang diam, ikan terlihat megap-megap karena

terjadi kerusakan insang. Sehingga akan mengganggu respirasi di insang. Pada

bagian matanya terlihat cekung dan ditutupi selaput putih, sering diikuti inveksi

sekunder oleh bakteri, parasit, dan jamur.

Ikan yang terinfeksi khv mengalami disfungsi hati dan sistem osmoregulasi.

Hipoprotein, serta imunosupresif sehingga rentan terhadap infeksi patogen

sekunder. Hemoragi pada operkulum dan sirip. Necrosis pada insang ditandai

dengan insang pucat, terdapat bercak putih akhirnya rusak dan membusuk

(Chairunnisa et al., 2013)

2.5 Pengertian Polymerase Chain Reaction

Menurut Novita et al., (2012) menjelaskan bahwa PCR adalah salah satu

teknik yang sudah banyak diaplikasikan untuk deteksi penyakit pada ikan dan

udang dengan alat yang dinamakan thermocycle. Pengujian PCR dengan

menggunakan thermocycle masih termasuk dalam pengujian secara

konvensional dan pada saat ini juga telah dikembangkan teknik yang lebih

modern yaitu real time PCR. Pada dasarnya teknik real time PCR adalah dengan

mengintegrasikan teknik PCR dengan komputer dan perangkat lunak sehingga

mampu mengevaluasi dan melakukan kuantifikasi DNA target secara langsung

selama proses identifikasi berjalan. Sedangkan hasil amplifikasi dengan

thermocycle masih harus memasuki tahapan elektroforesis.

Polymerase Chain Reaction (PCR) pertama kali dikembangkan pada tahun

1984 oleh ilmuwan biokimia Amerika, kary mulis. PCR mempunyai tiga tahapan

yaitu ekstraksi, amplifikasi, dan elektroforesis. Prinsip dasar dari teknik PCR

adalah menggandakan DNA target dengan bantuan primer sebagai

pasangannya. PCR mempunyai cara kerja yang sangat efektif dan efisien dalam

Page 22: UJI HISTOPATOLOGI USUS IKAN KOI (Cyprinus carpio L) YANG ...repository.ub.ac.id/6965/1/Qori%C2%A0Farozekiah.pdf · KHV (Koi Herpes Virus) DI WILAYAH BLITAR SKRIPSI PROGRAM STUDI BUDIDAYA

pengujian biologi molekuler. Hal ini dikarenakan dengan bantuan primer satu

DNA target yang cocok dengan primer akan menjadi dua DNA target, kemudian

menjadi empat, delapan dan seterusnya. Pada saat tahap amplifikasi terdapat

tiga proses penting dengan manggunakan perlakuan suhu yaitu denaturation,

annealing, dan extension (Joshi dan deshpande, 2010).

2.6 Pengertian Histologi dan Histopatologi

Menurut Harjana (2011), histologi mempelajari jaringan penyusun tubuh,

kimia jaringan dan sel yang dipelajari dengan metode analitik mikroskopik dan

kimia. Zat-zat kimia di dalam jaringan dan sel dapat dikenali dengan reaksi kimia

yang menghasilkan senyawa berwarna tak dapat larut, diamati dengan

mikroskop cahaya. Jaringan adalah kumpulan dari sel-sel sejenis atau berlainan

jenis matrik antar selnya yang mendukung fungsi organ atau sistem tertentu.

Histopatologi merupakan penelusuran penyakit secara mikroskopik dimana

dalam pengamatan histopatologi informasi yang diperoleh dalam bentuk

gambaran perubahan organ/jaringan. Informasi yang diperoleh juga dapat

digunakan sebagai data untuk mengetahui ada atau tidaknya infeksi penyakit

serta untuk meramalkan proses kejadian penyakit dan tingkat epidemik suatu

penyakit. Infeksi suatu penyakit baik yang infeksius maupun non infeksius dapat

didiagnosa dengan beberapa cara, diantaranya dengan diagnosa secara

histopatologi yang bertujuan untuk mendapatkan berbagai informasi berbagai

penyakit (Pazra, 2008).

2.7 Usus

2.7.1 Pengertian usus

Menurut Fujaya (2004), usus merupakan segmen yang terpanjang dari

saluran pencernaan. Pada bagian depan usus terdapat dua saluran yang masuk

saluran pencernaan. Pada bagian depan usus terdapat dua saluran yang masuk

ke dalamnya, yaitu saluran yang berasal dari kantung empedu (ductus

Page 23: UJI HISTOPATOLOGI USUS IKAN KOI (Cyprinus carpio L) YANG ...repository.ub.ac.id/6965/1/Qori%C2%A0Farozekiah.pdf · KHV (Koi Herpes Virus) DI WILAYAH BLITAR SKRIPSI PROGRAM STUDI BUDIDAYA

choledochus) dan yang berasal dari pankreas. Pada ikan-ikan yang pankreasnya

menyebar pada organ hati (hepatopankreas) hanya terdapat satu saluran yaitu

ductus choledochus. Lapisan mukosa usus tersusun oleh selapis sel epitelium

dengan bentuk prismatik. Pada lapisan ini terdapat tonjolan-tonjolan (villi)

membentuk seperti sarang tawon pada usus bagian depan dan lebih beraturan

pada usus bagian belakang, terutama pada ikan lele. Bentuk sel yang umum

ditemukan pada epitelium usus adalah enterosit dan mukosit. Enterosit

merupakan sel yang paling dominan dan diantara enterosit terdapat mukosit.

Jumlah mukosit semakin meningkat ke arah bagian belakang usus.

Usus berada diantara pilorik dan rektum. Seperti halnya pada

kerongkongan dan lambung, usus terdiri atas beberapa lapisan yakni lapisan

mukosa, submukosa, muskulus dan serosa. Pada lapisan mukosa terdapat sel

goblet (mucocyte) yang memiliki mikrovilli pada bagian permukaannya.

Penyerapan zat makanan pada ikan terjadi di bagian usus dan mungkin

sebagian di rektum (Rahardjo et al., 2011). Pada ikan, dinding usus terdiri dari

epitel internal lamina propria, lapisan compactum, lapisan granulosum, lapisan

otot melingkar dan longitudinal dan serosa eksternal, sedangkan lipatan usus

dibuat dari epitel kolumnar dan inti dari lamina propria (Mc Donough & Gleason

1981 dalam Ahmadmoradi et al., 2013).

2.7.2 Fungsi Usus

Saluran empedu dan saluran pankreas yang bermuara ke bagian usus

depan menunjukkan bahwa di segmen usus depan masih terjadi proses

pencernaan makanan. Sedangkan keadaan usus yang panjang, villi-villi yang

ukurannya cukup tinggi serta adanya pelipat gandaan luas permukaan usus.

Ditunjang oleh kenyataan bahwa sel dominan di segmen usus adalah enterosit

yang berfungsi untuk menyerap zat makanan, amat jelaslah bahwa usus

merupakan tempat terjadinya proses penyerapan makanan.

Page 24: UJI HISTOPATOLOGI USUS IKAN KOI (Cyprinus carpio L) YANG ...repository.ub.ac.id/6965/1/Qori%C2%A0Farozekiah.pdf · KHV (Koi Herpes Virus) DI WILAYAH BLITAR SKRIPSI PROGRAM STUDI BUDIDAYA

Menurut Rahardjo et al., (2011), fungsi usus sebagai organ untuk

mencerna makanan, juga sebagai tempat penyerapan makanan. Efektifitas

penyerapan meningkat dengan semakin luasnya area penyerapan. Pada usus

luas daerah penyerapan ini berkaitan dengan panjang usus, banyak lipatan usus,

jumlah mikrovilli, dan keberadaan pilorik kaeka.Panjang usus seringkali berkaitan

dengan makanannya. Ikan-ikan herbivora umumnya memounyai panjang usus

beberapa kali lebih besar dari pada panjang tubuhnya.

2.7.3 Kerusakan Usus

Pada kondisi pembudidayaan yang intensif, peluang untuk terinfeksi berat

oleh parasit dan perubahan patologi usus ikan dapat terjadi sebagai contoh

penyakit protozoa seperti koksidiosis. Oranisme berkembang di dlaam epithelum

dan adakalanya di dlaam lamina propria. Parasit ini menyebabkan atropi usus

dan pengaruh patologis terbatas pada kehancuran sel-sel epitelia yang

terinfeksi. Perubahan lain yang juga ditemukan berupa atropi villi dan nekrosis

dari sel epitelium mukosa. Menurut Taraschewski (1998) dalam Ahmadmoradi et

al., (2012), pada umumnya kerusakan serius pada lipatan usus secara intensif

akan mengurangi daerah serap yang berfungsi sebagai tempat pencernaan dan

penyerapan pada ikan.

Menurut Robert (2001), pada kondisi toksik akut yang disebabkan oleh

toksin bakteri, virus, parasit, zat kimia atau alga, mukosa usus dapat terangkat

seluruhnya. Sel-sel epitel mukosa usus individu dapat menggulung yang disertai

penebalan kromatin dan sitoplasma eosinofil yang dapat terjadi akibat kelaparan

dan kondisi kaheksia. Pada bentuk khusus lebih seperti apoptosis atau

pelepasan mukosa kedalam lumen, kadang-kadang disertai hemoragi dan

edema submukosa.

Page 25: UJI HISTOPATOLOGI USUS IKAN KOI (Cyprinus carpio L) YANG ...repository.ub.ac.id/6965/1/Qori%C2%A0Farozekiah.pdf · KHV (Koi Herpes Virus) DI WILAYAH BLITAR SKRIPSI PROGRAM STUDI BUDIDAYA

3. MATERI DAN METODE PENELITIAN

3.1 Materi Penelitian

3.1.1 Alat Penelitian

Alat - alat yang digunakan dalam penelitian tentang “Uji Histopatologi Hati

Ikan Koi (Cyprinus carpio L) yang terinfeksi Koi Herpes Virus (KHV) di wilayah

Blitar” tersaji pada Tabel 1. Sementara beberapa dokumentasi gambar terdapat

pada Lampiran 1.

Tabel 1. Alat yang digunakan pada Penelitian

Alat Fungsi

Mikropipet Untuk mengambil larutan dalam skala mikro

Vortex Mixer Untuk menghomogenkan sampel dan larutan

Micro Sentrifuge Untuk mengendapkan substansi yang terlarut

Inkubator Untuk menginkubasi sampel pada proses ektraksi

Rak Mikotube Untuk wadah Mikrotube saat pengujian

UV Cleaner Box Untuk tempat meracik resep pada saat amplifikasi agar tidak terjadi kontaminasi

Spin Down Untuk menurunkan larutan yang menempel di dinding mikrotube dan menghilangkan gelembung

Thermocycle Untuk proses penggandaan RNA atau DNA dengan perlakuan suhu (Pengujian secara konvensional)

Pastel Penggerus Untuk menggerus sampel di mikrotube

Laptop Untuk menjalankan dan membaca data Real Time PCR

Botol Sprayer Untuk wadah 1lcohol 70 %

Elektroforesis Set Untuk proses mengalirkan listrik pada agarose

UV Transiluminator Untuk membaca hasil uji

Lemari Es Untuk menyimpan sampel, bahan ekstraksi, dan amplicon

Freezer Untuk menyimpan bahan amplifikasi

Dissecting sets Untuk mengambil organ target uji

Saringan Untuk mengambil sampel

Spatula Untuk mengaduk pada saat pembuatan agarose

Gelas ukur Untuk mengukur volume TAE 1x

Beaker Glass Untuk wadah saat membuat agarose

Timbangan Analitik Untuk menimbang agarose

Kompor Listrik Untuk pemanas pada saat membuat agarose

Block Besi Untuk temapt mikrotube saat meracik resep amplifikasi

Sisir Untuk pembentuk well agar saat mencetak agar

Wadah Agar Untuk mencetak agar

Air Conditioner Untuk menjaga suhu ruang agar selalu sesuai dengan suhu pengondisian alat dan bahan

Page 26: UJI HISTOPATOLOGI USUS IKAN KOI (Cyprinus carpio L) YANG ...repository.ub.ac.id/6965/1/Qori%C2%A0Farozekiah.pdf · KHV (Koi Herpes Virus) DI WILAYAH BLITAR SKRIPSI PROGRAM STUDI BUDIDAYA

Sectio Set Untuk membedah sampel ikan

Nampan Untuk wadah alat dan bahan

Automatic Tissue Processor

Untuk proses pengolahan jaringan sampel

Wax Dispenser Untuk proses pembentukan paraffin

Microtome Untuk proses pemotongan jaringan sampel

Waterbath Untuk menghilangkan kadar air pada sampel

Mikroskop Untuk pengamatan hasil

3.1.2 Bahan Penelitian

Bahan - bahan yang digunakan dalam penelitian tentang “Uji Histopatologi

Hati Ikan Koi (Cyprinus carpio L) yang terinfeksi Koi Herpes Virus (KHV) di

wilayah Blitar” tersaji pada Tabel 2. Sementara beberapa dokumentasi gambar

terdapat pada Lampiran 1.

Tabel 2. Bahan yang digunakan pada Penelitian

Bahan Fungsi

Mikrotube Untuk wadah sampel

GT Buffer Untuk memecah dinding sel

Silica Untuk mengikat DNA

Alkohol 70 % Untuk pencucian pada tahap ekstraksi

DEPC ddH2O Untuk pelarut dan pengikat DNA

Plastik Untuk wadah hasil ektraksi

Master Mix Sebagai larutan pendukung untuk template DNA pada saat proses amplifikasi

Primer Sebagai komponen untuk penggandaan DNA

NFW (Nuclease Free Water)

Sebagai pengencer untuk template DNA pada saat proses amlifikasi

Alumunium Foil Untuk alas saat menimbang agarose

Microtips Untuk wadah larutan saat mengambil larutan dengan mikropipet

Agarose Sebagai bahan pembuatan agar

TAE 1x Sebagai bahan pembuat agar dan larutan elektrforesis

Red Safety Sebagai pemendar saat UV Dokumentasi

DNA Ladder Untuk marker atau penggaris saat elektroforesis

Aquades Untuk pengenceran

Aquades Untuk mencuci larutan yang menempel diluar area objek

Alkohol absolute Untuk larutan fiksasi dan pewarnaan HE

Alkohol bertingkat Untuk larutan fiksasi dan pewarnaan HE

Xylene Untuk menarik alkohol dari dalam jaringan agar dapat digantikan oleh parafin

Termometer Ruang Untuk mengukur suhu ruang

Page 27: UJI HISTOPATOLOGI USUS IKAN KOI (Cyprinus carpio L) YANG ...repository.ub.ac.id/6965/1/Qori%C2%A0Farozekiah.pdf · KHV (Koi Herpes Virus) DI WILAYAH BLITAR SKRIPSI PROGRAM STUDI BUDIDAYA

Paraplast Untuk membentuk block parafin

Mayers Hematoxylin Sebagai zat pewarna ungu dalam teknik pewarnaan

Eosin Sebagai zat pewarna pink dalam teknik pewarnaan

Object glass Sebagai tempat meletakkan sampel pengamatan

Cover glass Untuk menutup object glass

3.2 Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif.

Metode deskriptif merupakan metode yang berusaha menggambarkan dan

menginterpretasikan objek sesuai dengan apa adanya. Metode ini juga sering

disebut non eksperimen, karena pada metode ini tidak melakukan kontrol dan

manipulasi variable penelitian. Dengan metode deskriptif, memungkinkan untuk

melakukan hubungan antar variabel, menguji hipotesis, mengembangkan

generalisasi, dan mengembangkan teori yang memiliki validitas universal.

Metode deskriptif pada umumnya dilakukan dengan tujuan utama, yaitu

menggambarkan secara sistematis fakta dan karakteristik objek dan subjek yang

diteliti secara tepat (Hartoto, 2009).

Menurut Danim (2003), penelitian deskriptif dimaksudkan untuk

mendeskripsikan secara sistematis dan akurat suatu situasi atau area populasi

tertentu yang bersifat faktual. Penelitian deskriptif juga berarti penelitian yang

dimaksudkan untuk menjelaskan fenomena atau karakteristik individual, situasi,

atau kelompok tertentu secara akurat. Sedangkan menurut Hamdi dan Bahrudin

(2014), penelitian deskriptif adalah suatu metode yang ditujukan untuk

menggambarkan fenomena-fenomena yang ada, yang berlangsung pada saat ini

atau saat yang lampau.

Page 28: UJI HISTOPATOLOGI USUS IKAN KOI (Cyprinus carpio L) YANG ...repository.ub.ac.id/6965/1/Qori%C2%A0Farozekiah.pdf · KHV (Koi Herpes Virus) DI WILAYAH BLITAR SKRIPSI PROGRAM STUDI BUDIDAYA

3.3 Lokasi Pengambilan Sampel

Lokasi pengambilan sampel didasarkan pada tempat awal virus KHV di

temukan di Indonesia yaitu di wilayah Blitar, Jawa Timur. Pemilihan lokasi

dilakukan dengan pencarian informasi ke Balai Peternakan dan Perikanan

Kabupaten Blitar terkait lokasi pembudidaya yang pernah terserang wabah KHV.

Berdasarkan informasi yang di dapatkan, lokasi yang terpilih berada di Desa

Nglegok, Blitar, Jawa Timur. Peta lokasi pengambilan sampel dapat dilihat pada

Lampiran 3.

3.4 Prosedur Penelitian

3.4.1 Persiapan Penelitian

a) Persiapan Ikan Koi (Cyprinus carpio)

Pengambilan sampel dilakukan dengan mencari informasi ke petani

budidaya koi tepatnya di Desa nglegok Kabupaten Blitar mengenai petakan

kolam yang pernah terinfeksi penyakit koi herpes virus (KHV). Kemudian diamati

gejala klinis yang ada pada ikan koi, disesuaikan dengan gejala koi herpes virus

(KHV). Biasanya ikan koi tidak menampakkan adanya gejala klinis seperti

adanya luka pada kulit ikan. Hal ini dikarenakan sistem imun ikan koi yang

resisten terhadap virus KHV. Karena sebelumnya pada saat kondisi lingkungan

dingin sekitar bulan desember 2016 di kolam yang sama pernah terinfeksi KHV,

maka tidak menutup kemungkinan ikan-ikan yang menampakkan kondisi tampak

sehat tetapi dalam kondisi carrier.

3.4.2 Pelaksanaan Penelitian

a) Pengujian Polymerase Chain Reaction (PCR)

Pengujian PCR dilakukan untuk menentukan positif tidaknya ikan terinfeksi

KHV. Preparasi sampel dilakukan dengan mengambil organ target KHV yaitu

insang, dan dilakukan juga preparasi organ bukan target yang akan diuji PCR

yaitu usus. Setelah ikan dinyatakan positif KHV pada bagian insang dengan

Page 29: UJI HISTOPATOLOGI USUS IKAN KOI (Cyprinus carpio L) YANG ...repository.ub.ac.id/6965/1/Qori%C2%A0Farozekiah.pdf · KHV (Koi Herpes Virus) DI WILAYAH BLITAR SKRIPSI PROGRAM STUDI BUDIDAYA

pengujian PCR makan selanjutnya dilakukan pengujian PCR organ lain salah

satunya yaitu usus. Pengujian PCR dilakukan pada bagian insang merupakan

organ target dari infeksi KHV, tetapi tidak menutup kemungkinan pada organ lain

juga terdapat infeksi KHV untuk itu dilakukan pengujian untuk membuktikan

positif tidaknya KHV pada organ yang lainnya. Terdapat tiga tahap dalam

pengujian PCR yaitu

Ekstraksi

Surfianti et al. (2010) menyatakan bahwa ekstrasi merupakan tahap awal

dari proses PCR guna untuk mendapatkan genom RNA dan DNA. Di BKIPM

Kelas I Surabaya I, metode ekstraksinya menggunkan Silica Extraction Kit.

Metode silica ini mempunyai kelebihan yaitu dalam satu proses ekstraksi dapat

menghasilkan genom RNA dan DNA sekaligus. Tahap proses ekstraksi adalah :

Dihaluskan organ target dengan menggunakan tusuk sate yang telah

dimasukan kedalam mikrotube ukuran 1,5 ml

Ditambahkan 900 µl GT Buffer dan kemudian dihomogenkan menggunakan

Vortex Mixer

Disentrifus 12.000 rpm selama 3 menit

Dipindahkan 600 µl larutan atas pada mikrotube baru

Ditambahkan 40 µl silica

Dihomogenkan dengan menggunakan Vortex Mixer

Disentrifus 12.000 rpm, selama 15 detik yang bertujuan agar terbentuk pellet

silica yang mengendap didasar mikrotube

Dibuang semua larutan dan cuci pellet dengan 500 µl GT Buffer

Dihomogenkan dengan menggunakan Vortex Mixer

Disentrifus 12.000 rpm, selama 15 detik

Dibuang semua larutan dan cuci pellet dengan 1 ml Ethanol 70 %

Page 30: UJI HISTOPATOLOGI USUS IKAN KOI (Cyprinus carpio L) YANG ...repository.ub.ac.id/6965/1/Qori%C2%A0Farozekiah.pdf · KHV (Koi Herpes Virus) DI WILAYAH BLITAR SKRIPSI PROGRAM STUDI BUDIDAYA

Dihomogenkan dengan menggunakan Vortex Mixer

Disentrifus 12.000 rpm, selama 15 detik

Dibuang semua larutan dan pastikan ethanol terbuang dengan sempurna

sehingga di dalam mikrotube hanya tersisa pellet

Ditambahkan DEPC ddH2O

Dihomogenkan dengan menggunakan Vortex Mixer

Diinkubasi pada suhu 550 C selama 10 menit

Dihomogenkan dengan menggunakan Vortex Mixer

Disentrifus 12.000 rpm, selama 2 menit

Disiapkan mikrotube baru

Dipindahkan 200 µl larutan atas (template) kedalam mikrotube baru

Dimasukan tube hasil ekstraksi (template) pada satu plastic yang sama

Diberi label tanggal pengerjaan ektraksi

Disimpan di dalam Freezer

Template siap untuk digunakan pada proses selanjutnya.

Amplifikasi

Pranawati et al. (2012) menjelaskan bahwa amplifikasi adalah proses

penggandaan materi genetik atau genom berupa DNA target dengan

menggunakan bahan tertentu dan tiga perlakuan suhu berbeda yang masing -

masing berfungsi untuk proses Denaturation (pelepasan), Annealing

(penempelan), dan Elongation (pemanjangan). Inti proses amplifikasi ini adalah

primer akan menempel pada target uji. Apabila di dalam template tidak terdapat

target uji maka primer tidak akan bekerja dan tidak akan terjadi penggandaan

DNA. Hal ini dikarenakan sifat primer yang bekerja secara spesifik terhadap

target uji.

Page 31: UJI HISTOPATOLOGI USUS IKAN KOI (Cyprinus carpio L) YANG ...repository.ub.ac.id/6965/1/Qori%C2%A0Farozekiah.pdf · KHV (Koi Herpes Virus) DI WILAYAH BLITAR SKRIPSI PROGRAM STUDI BUDIDAYA

Proses amplifikasi ini mempunyai dua tahap yaitu pembuatan bahan yang

digunakan pada proses amplifikasi dan proses PCR. Proses pembuatan bahan

untuk amplifikasi (Tabel 3), jenis primer yang digunakan (Tabel 4), dan setting

alat thermocycle (Tabel 5). Setelah proses amplifikasi selesai akan didapat hasil

yang dinamakan amplikon. Amplikon ini nanti yang akan masuk ke proses

selanjutnya yaitu proses elektroforesis.

Tabel 3. Bahan yang digunakan untuk Deteksi Virus KHV

No Bahan Volume (µl)

1 Master Mix 12,5

2 Primer Forward 0,75

3 Primer Reverse 0,75

4 NFW 7

5 Template 4

Proses persiapan bahan – bahan dalam tahap amplifikasi dalam laminar

yang sebelumnya telah di sterilisasi menggunakan sinar ultraviolet (UV). Master

mix, Primer Forward, Primer Reverse, NFWI dengan volume yang sudah

ditentukan tersebut masing – masing dikalikan dengan jumlah sampel yang akan

diuji kemudian dimasukkan ke dalam satu mikrotube. Selanjutnya jumlah total

volume larutan yang sudah tercampur didalam satu mikrotube tadi dibagi dengan

jumlah sampel dan akan menghasilkan nilai sebanyak 21 µl per mikrotube.

Kemudian diambil campuran larutan dari mikrotube awal sebanyak 21 µl dengan

menggunakan mikropipet dan dimasukkan kedalam mikrotube baru dimana

masing – masing mikrotube baru ini sudah diberi label. Kemudian diambil

template sebanyak 4 µl dan dimasukkan kedalam masing – masing mikrotube

sesuai dengan label.

Tabel 4. Primer yang digunakan dalam Proses Amplifikasi untuk Deteksi Virus KHV

No Primer Name Sequences Length (bp)

1 KHV F GACACCACATCTGCAAGGAG 292

2 KHV R GACACATGTTACAATGGTCGC

Page 32: UJI HISTOPATOLOGI USUS IKAN KOI (Cyprinus carpio L) YANG ...repository.ub.ac.id/6965/1/Qori%C2%A0Farozekiah.pdf · KHV (Koi Herpes Virus) DI WILAYAH BLITAR SKRIPSI PROGRAM STUDI BUDIDAYA

Primer adalah bahan yang bekerja secara spesifik yang digunakan untuk

proses penggandaan DNA, apabila terdapat KHV di dalam hasil ekstraksi

(template) maka pada saat tahap amplifikasi selesai akan didapatkan amplikon

yang banyak mengandung DNA KHV. Primer yang digunakan dalam proses

amplifikasi ini akan menghasilkan DNA target KHV sepanjang 292 pasangan

basa (bp). Maka pada saat dilakukan pembacaan hasil dengan UV

Transiluminator amplikon yang positif akan berpendar di 292 bp.

Tabel 5. Setting Alat thermocycle untuk Virus KHV

Setelah didapatkan mikrotube dari pencampuran bahan – bahan untuk

proses amplifikasi kemudian langkah selanjutnya adalah memasukkan mikrotube

tersebut kedalam Thermocycle. Thermocycle adalah alat yang didesain khusus

untuk proses penggandaan DNA dengan menggunakan perlakuan suhu. Dari

Tabel 5 dapat dijelaskan bahwa proses awal dari penggandaan DNA adalah

Denaturation 1 yang dilakukan selama 30 detik. Kemudian masuk pada proses

yang kedua yaitu Denaturation 2 yang dilakukan selama 30 detik. Setelah itu

akan masuk ke proses yang ketiga yaitu Annealing selama 30 detik. Setelah

proses Annealing selesai maka akan masuk pada proses yang keempat yaitu

Elongation selama 30 detik. Kemudian setelah proses Elongation selesai alat

yang sebelumnya sudah di setting ini secara otomatis akan kembali melakukan

pengulangan dari proses kedua (Denaturation 2), ketiga (Annealing), dan

keempat (Elongation) sebanyak 35 kali pengulangan. Setelah pengulangan

selesai maka proses yang terakhir adalah pendinginan selama 120 detik. Setelah

No Tahapan Suhu (oC) Waktu (detik)

1 Denaturation 1 94 30

2 Denaturation 2 94 30

3 Annealing 60 30

4 Elongation 72 30

5 Pendinginan 12 120

Page 33: UJI HISTOPATOLOGI USUS IKAN KOI (Cyprinus carpio L) YANG ...repository.ub.ac.id/6965/1/Qori%C2%A0Farozekiah.pdf · KHV (Koi Herpes Virus) DI WILAYAH BLITAR SKRIPSI PROGRAM STUDI BUDIDAYA

semua rangkaian proses didalam Thermocycle selesai maka Thermocycle dibuka

dan diambil mikrotube hasil dari proses amplifikasi yang dinamakan amplikon.

Kemudian amplikon dimasukkan ke dalam Freezer sebelum dilakukan tahap

selanjutnya yaitu elektroforesis.

Elektroforesis

Pranawaty et al. (2012) menjelaskan bahwa hasil dari proses amplifikasi

tidak dapat langsung dilihat dengan mata telanjang perlu dilakukan proses

selanjutnya yaitu proses elektroforesis. Proses elektroforesis hanya dilakukan

pada pengujian konvensional karena pengujian dengan Real Time PCR tidak

memerlukan proses ini. Elektroforesis adalah teknik pemisahan molekul DNA

berdasarkan pada berat molekulnya dengan menggunakan medan listrik dari

kutub negatif ke kutub positif. Tahap awal pada proses elektroforesis adalah

pembuatan agarose. Presentase konsentrasi agarose adalah 1,5 % dari total

volume TAE 1x. Berikut adalah prosedur pembuatan agarose :

Disiapkan alat dan bahan

Diambil larutan TAE 1x sebanyak 60 ml

Ditimbang Agarose sebanyak 0,9 gram

Dicampur TAE 1x dan agarose kedalam beaker glass dan panaskan dengan

menggunkan kompor listrik hingga mendidih

Dituang ke cetakan agarose pada elektroforesis set dan tambahkan red safety

sebanyak 1,5 µl

Ditunggu hingga agarose mengeras dan siap untuk digunakan.

Setelah Agarose mengeras tahap selanjutnya tarik sisir pada cetakan

agarose sehingga terbentuk well, tambahkan TAE 1x pada cetakan agar sampai

agarose terendam. Kemudian dilakukan load amplikon yaitu memasukan

Page 34: UJI HISTOPATOLOGI USUS IKAN KOI (Cyprinus carpio L) YANG ...repository.ub.ac.id/6965/1/Qori%C2%A0Farozekiah.pdf · KHV (Koi Herpes Virus) DI WILAYAH BLITAR SKRIPSI PROGRAM STUDI BUDIDAYA

amplikon ke dalam well yang telah tercetak di agarose. Amplikon virus KHV yang

dimasukan kedalam well adalah sebanyak 10 µl.

Setelah load amplikon selesai kemudian dilakukan proses elektroforesis.

Elektroforesis set dipasang dan diatur pada tegangan 120 Volt. Kemudian

elektroforesis set dinyalakan (running) untuk mengalirkan listrik dan ditunggu

sampai amplikon berjalan mengalir dari kutub negatif ke kutub positif sampai

lebih kurang 3 / 4 dari bagian agarose. Setelah selesai elektroforesis set

dimatikan. Kemudian agarose diambil dan dimasukan kedalam UV

transiluminator untuk pembacaan hasil.

Pembacaan Hasil

Pembacaan hasil dilakukan dengan menggunakan UV Transiluminator.

Apabila sampel positif mengandung virus KHV maka primer akan bekerja dalam

proses penggandaan DNA, sehingga di dalam amplikon terdapat banyak molekul

DNA virus KHV. Dengan adanya penambahan red safety pada agarose maka

pada saat dilakukan pembacaan hasil amplikon yang banyak mengandung DNA

virus KHV akan berpendar. DNA Ladder yang digunakan adalah merek Kapa

Biosystems dengan ukuran marker yang disajikan pada Lampiran 2.

b) Pembuatan Histopatologi Usus Ikan Koi

Ikan koi yang telah diperoleh kemudian diambil sampel usus, insang, ginjal,

hati, otot untuk diamati histopatologinya. Kemudian sampel dimasukkan ke dalam

botol film dan diberi larutan fiksasi dan larutan formalin, dilanjutkan dengan

pembuatan preparat untuk histopatologi dan pengamatan preparat hasil

histopatologi. Pengujian histopatologi bertujuan untuk menentukan ada atau

tidaknya kerusakan pada masing-masing organ akibat infeksi KHV. Tahapan

pembuatan histopatologi pada usus yaitu :

Pembuatan Blok Jaringan (Histologi)

Page 35: UJI HISTOPATOLOGI USUS IKAN KOI (Cyprinus carpio L) YANG ...repository.ub.ac.id/6965/1/Qori%C2%A0Farozekiah.pdf · KHV (Koi Herpes Virus) DI WILAYAH BLITAR SKRIPSI PROGRAM STUDI BUDIDAYA

1) Spesimen difiksasi menggunakan larutan 10% formalin minimal selama 24

jam. Specimen yang mengandung chitin difiksasi menggunakan larutan

Davidson maksimal 24 jam kemudian dipindahkan kedalam larutan buffer

formalin 10%.

2) Spesimen dicatat pada buku agenda sesuai nomor sampel, kemudian sampel

dipotong menjadi bagian kecil berukuran ± 1 cm. Sampel dimasukkan dalam

cassette atau wadah spesimen dan diberi label sesuai dengan nomor sampel.

3) Dimasukkan sampel kedalam wadah tissue processor dan set program pada

alat tersebut sesuai kebutuhan kita.

4) Proses dehidrasi menggunakan larutan alkohol bertingkat mulai dari alkohol

70 %, 80% (2x ulangan),85% masing-masing selama 2 (dua) jam. Selanjutnya

pindah ke alkohol absolut sebanyak 3x ulangan masing-masing 2 (dua) jam.

5) Clearing menggunakan xylol sebanyak 3x ulangan, masing-masing selama 0.5

(setengah) jam.

6) Embeding menggunakan parafin cair dalam dengan suhu 58o C sebanyak 2 x

ulangan, masing-masing selama 2 jam.

7) Pencetakan (blocking) dengan mengeluarkan spesimen dari casete untuk

dicetak menggunakan cetakan parafin (mould), selanjutnya hasil block

dimasukkan dalam freezer selama 5 menit. Keluarkan blok jaringan dari

cetakan dan rapikan dengan membentuk bujur sangkar ukuran 1,5 cm.

8) Dengan menggunakan microtome, jaringan dipotong dengan ketebalan 3-5µ,

potongan jaringan segera diapungkan dalam waterbath yang telah berisi

akuades yang dipanaskan hingga suhu 500 C. Kemudian angkat pita parafin

tersebut menggunakan obyek glass, kering anginkan dan diberi label.

Page 36: UJI HISTOPATOLOGI USUS IKAN KOI (Cyprinus carpio L) YANG ...repository.ub.ac.id/6965/1/Qori%C2%A0Farozekiah.pdf · KHV (Koi Herpes Virus) DI WILAYAH BLITAR SKRIPSI PROGRAM STUDI BUDIDAYA

Pewarnaan Jaringan

1) Potongan jaringan yang telah menempel pada obyek glass disusun dalam

staining jar kemudian dimasukan kedalam inkubator dengan suhu 370C

selama 1 jam selanjutnya obyek glass tersebut dikeringkan.

2) Dilakukan proses deparafinasi menggunakan larutan xylol sebanyak 2 kali

ulangan masing-masing selama 5 menit.

3) Rehidrasi, menggunakan alkohol mulai dari alkohol absolut, alkohol 95%

sebanyak 2x ulangan masing-masing 10 kali celupan atau ± 1.

4) Masukkan kedalam akuades 10 kali celupan

5) Dilanjutkan proses pewarnaan menggunakan pewarna Hematoxylin selama 2

menit kemudian dicuci dengan air mengalir selama 5 menit, dan dilanjutkan

dengan pewarnaan eosin selama 10 menit.

6) Dehidrasi menggunakan alkohol mulai dari alkohol absolut, alkohol 95%

7) Clearing menggunakan xylol sebanyak 2x ulangan masing-masing selama 10

kali celupan atau ± 1 menit.

8) Mounting, slide-slide yang berisi potongan jaringan dikeluarkan dari staining

jar satu persatu, kemudian ditutup dengan cover glass yang telah diberi

entelan.

9) Preparat jaringan kemudian diamati dibawah mikroskop dengan perbesaran

40x untuk dianalisa.

10) Amati kelainan jaringan yang ada, kemudian bandingkan dengan jaringan

normal.

Menurut Mahasri (2007), tahapan histopatologi adalah sebagi berikut :

tahap pertama adalah fiksasi, dimana organ ikan dipotong kecil – kecil dan

difiksasi ke dalam larutan 10% formalin selama 24 jam. Selanjutnya dehidrasi

dan clearing, yaitu organ yang telah difiksasi dimasukkan kedalam cassete dan di

Page 37: UJI HISTOPATOLOGI USUS IKAN KOI (Cyprinus carpio L) YANG ...repository.ub.ac.id/6965/1/Qori%C2%A0Farozekiah.pdf · KHV (Koi Herpes Virus) DI WILAYAH BLITAR SKRIPSI PROGRAM STUDI BUDIDAYA

dehidrasi dengan menggunakan alkohol bertingkat 70%, 80%, 85%, 90%, 95%,

alkohol absolute I dan II masing – masing selama 2 jam. Clearing dengan

menggunakan xylene I, II, dan III masing – masing 30 menit.

Selanjutnya tahap embedding, organ dimasukkan kedalam cetakan –

cetakan besi (base mold yang telah dipanaskan diatas hot plate dan sudah diisi

dengan paraffin cair, biarkan hingga parafin mengeras kemudian tahap

sectioning yaitu blok parafin yang telah mengeras dipotong menggunakan

microtome dengan ketebalan 3-5 µ, hasil irisan dicelupkan pada air hangat

dengan suhu 42-45o C sampai jaringan mengembang. Kemudian diletakkan

diatas obyek glas dan dikeringkan. Selanjutnya tahap staining, jaringan yang

telah tertempel pada obyek glas dimasukkan ke dalam xylene I dan II masing –

masing selama 5 menit, alkohol absolute I, II dan 95% selama 1 menit. Kemudian

diwarnai dengan hematoxylin selama 10 menit, kedalam aquades 4 celupan, acid

alkohol 4 celupan dan air mengalir 10 menit. Kemudian diwarnai dengan eosin

selama 2 menit, dimasukkan kedalam alkohol 95% I dan II masing – masing 2

kali celupan, alkohol absolute I dan II masing – masing I, II, dan III masing-

masing 2 menit.

Selanjutnya tahap pengamatan menggunakan mikroskop cahaya dengan

perbesaran 100x dan 400x. Pemeriksaan histopatologi insang, usus, dan otak

pengamatan secara mikroskopis preparat irisan histologi insang dan usus diamati

dengan menggunakan mikroskop dengan perbsesaran 100x dan 400x dan

diamati porubahan dan kerusakan jaringan dengan dibandingkan dengan

jaringan normal.

3.5 Parameter Uji

3.5.1 Parameter Utama

Parameter utama pada penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh

KHV terhadap organ usus ikan koi (C. carpio L.) melalui uji Polymerase Chain

Page 38: UJI HISTOPATOLOGI USUS IKAN KOI (Cyprinus carpio L) YANG ...repository.ub.ac.id/6965/1/Qori%C2%A0Farozekiah.pdf · KHV (Koi Herpes Virus) DI WILAYAH BLITAR SKRIPSI PROGRAM STUDI BUDIDAYA

Reaction dan histopatologi. Pengujian Polymerase Chain Reaction berfungsi

untuk menentukan apakah terdapat infeksi Koi Herpes Virus pada ikan koi yang

diuji. Sedangkan pengujian histopatologi berfungsi untuk mengamati, dan

menganalisa dampak infeksi Koi Herpes Virus pada organ usus ikan koi secara

histopatologi.

Hasil uji histopatologi hati ikan koi, untuk mengetahui tingkat kerusakannya

dilakukan analisis statistik pemberian metode semi kuantitatif untuk menghitung

jumlah area yang terwarnai dan dilakukan secara manual dengan menghitung

presentasinya. Pembacaan dimulai dari tepi kiri (sesuai dengan posisi ekor

preparat) kearah kepala kemudian turun ke bawah dan bergeser ke arah ekor

kembali (gerak zig zag) dapat dilihat pada Gambar 2.

Gambar 2. Alur Perhitungan Skoring (Gerak zig zag)

Pada metode kuantitatif, menggunakan lima luas bidang pandang untuk

menunjukkan kerusakan jaringan secara maksimal dengan kriteria nekrosis,

degenerasi, pyknosis, hyalinasi, dan edema (meningkatnya jumlah cairan antar

jaringan). Presentase setiap kerusakan pada masing – masing luas bidang

pandang dihitung berdasarkan jumlah sel yang mengalami kerusakan dengan

rumus persentase kerusakan yang didapat dari nilai skoring (Tabel 9). Menurut

Lubis et. al., (2014) menyebutkan bahwa rumus perhitungan presentase

kerusakan pada setiap luas bidang pandang sebagai berikut :

Page 39: UJI HISTOPATOLOGI USUS IKAN KOI (Cyprinus carpio L) YANG ...repository.ub.ac.id/6965/1/Qori%C2%A0Farozekiah.pdf · KHV (Koi Herpes Virus) DI WILAYAH BLITAR SKRIPSI PROGRAM STUDI BUDIDAYA

Tabel 6. Presentase Nilai Skoring

Tingkat Kerusakan

Presentase Kerusakan (%)

Nilai Skoring Kategori Kerusakan

Tingkat I 1 – 25 1 Ringan

Tingkat II 26 – 50 2 Sedang

Tingkat III 50 -75 3 Parah

Tingkat IV 76 – 100 4 Sangat parah

Pada Tabel 6 dapat dilihat presentase nilai skoring yang digunakan untuk

menentukan tingkat kerusakan jaringan usus nilai persentase kerusakan 1 – 25%

masuk dalam kategori ringan, 26 – 50% masuk dalam kategori sedang, 50 – 75%

kategori parah, dan presentase 76 – 100% merupakan kategori sangat parah.

3.4.2 Parameter Penunjang

Parameter penunjang pada penelitian ini adalah pengamatan gejala klinis

ikan koi (C. carpio L.) yang terinfeksi KHV dan pengukuran kualitas air seperti

suhu, pH, dan oksigen terlarut.

3.6 Analisis Data

Analisis data dalam penelitian ini dilakukan secara deskriptif. Data yang

telah didapat dari pengujian PCR ditunjang dengan hasil pengujian histopatologi

untuk menentukan kerusakan usus akibat infeksi KHV. Untuk penunjang hasil

penelitian digunakan teori-teori penelitian KHV yang pernah dilakukan.

Page 40: UJI HISTOPATOLOGI USUS IKAN KOI (Cyprinus carpio L) YANG ...repository.ub.ac.id/6965/1/Qori%C2%A0Farozekiah.pdf · KHV (Koi Herpes Virus) DI WILAYAH BLITAR SKRIPSI PROGRAM STUDI BUDIDAYA

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Uji Polymerase Chain Reaction Pada Usus Ikan Koi

Berdasarkan hasil tentang Uji Histopatologi Usus ikan Koi yang Terinfeksi

KHV dilakukan pengujian PCR pada organ target yaitu insang. Kemudian

dilakukan juga pengujian PCR pada organ lainnya yaitu ginjal, hati, usus, dan

otot untuk mengetahui apakah DNA KHV dapat menginfeksi organ dalam lainnya

atau tidak. Adapun hasil uji PCR dapat dilihat pada Gambar 3.

Gambar 3. Hasil UV Transiluminator virus KHV 292 bp. Well 1 Amplikon Insang, Well 2 Amplikon Ginjal, Well 3 Amplikon Hati, Well 4 Amplikon Usus, Well 5 Amplikon Otot, Well 6 Kontrol Negatif, Well 7 Kontrol Negatif,Well 8 Kontrol Positif, dan Well 9 DNA Ladder

Pada hasil PCR (Gambar 3) dildapatkan hasil pengujian PCR pada seluruh

organ dan menunjukkan bahwa di dalam organ insang ikan koi terinfeksi Koi

Herpes Virus (KHV). Hasil PCR menunjukkan bahwa positif KHV pada 292 bp.

Pengukuran menggunakan marker DNA lamda 100 – 1000 bp yang kemudian

dibandingkan dengan kontrol positif KHV yang berasal dari kit komersial. Hasil

isolasi dari koi herpes virus yang tertahan pada gel sesuai dengan ukurannya

yaitu pada 292 bp. Hal ini sesuai dengan pernyataan Saselah et al., (2012),

sampel yang diidentifikasi sebagai infeksi positif sedang KHV adalah sampel

yang secara morfologi memperlihatkan kondisi ikan mengalami hemoragik pada

bagian kulit berupa lunturnya zat warna kulit, dan pada hasil pengujian PCR

292 bp

Page 41: UJI HISTOPATOLOGI USUS IKAN KOI (Cyprinus carpio L) YANG ...repository.ub.ac.id/6965/1/Qori%C2%A0Farozekiah.pdf · KHV (Koi Herpes Virus) DI WILAYAH BLITAR SKRIPSI PROGRAM STUDI BUDIDAYA

memperlihatkan pita 290 bp dan 440 bp. Terbentuknya band tersebut

menandakan bahwa terdapatnya virion dalam jumlah yang sangat banyak

menyerang sampel tersebut dan kemudian teramplifikasi.

Menurut Masri (2013), terbentuknya pita pada posisi 290 bp

mengindikasikan bahwa adanya virion yang terdapat di sampel dan adanya

kesesuaian basa oligonukleotida yang dihasilkan berdasarkan primer yang

digunakan dan sequencing DNA virus yang terdapat pada ikan yang terinfeksi,

hanya saja virion tersebut dalam jumlah yang sedikit sehingga tidak terlalu

memperlihatkan ciri infeksi.

4.2 Hasil Pengamatan Histopatologi Usus Ikan Koi (Cyprinus carpio L.)

4.2.1 Gambaran Usus Ikan Koi yang Terinfeksi KHV

Berdasarkan hasil penelitian mengenai uji histopatologi usus ikan koi,

ditemukan adanya beberapa kerusakan yang ditimbulkan oleh infeksi KHV.

Setelah dilakukan pengamatan histopatologi pada perbesaran 400x didapatkan

hasil bahwa usus ikan koi mengalami kerusakan yaitu inflamasi (A), nekrosis (B),

degenerasi hidropik (C), dan hemoragi (D). Adapun gambaran hasil penelitian

histopatologi organ usus ikan koi disajikan pada Gambar 4.

Gambar 4. (A) Usus Ikan Normal dengan Perbesaran 400x, (B) Usus ikan yang Mengalami Inflamasi (1); Nekrosis (2); Degenerasi hidropik (3); dan Hemoragi (4) dengan Perbesaran 400x.

A B B

Page 42: UJI HISTOPATOLOGI USUS IKAN KOI (Cyprinus carpio L) YANG ...repository.ub.ac.id/6965/1/Qori%C2%A0Farozekiah.pdf · KHV (Koi Herpes Virus) DI WILAYAH BLITAR SKRIPSI PROGRAM STUDI BUDIDAYA

Pada Gambar 4A terlihat struktur jaringan usus ikan yang normal dapat

terwarnai seluruhnya karena tidak terdapat sel – sel yang mengalami kematian.

Usus ikan yang normal masih terlihat jelas struktur vili, sel epitel mukosa, sel

goblet, dan lamina propria. Menurut Hibiya (1995), lapisan saluran pencernaan

ikan terdiri dari epitel, lamina basalis, lamina propria, dan mukosa muskularis.

Lapisan submukosa terdiri dari stratum kompaktum dan stratum granulosum.

Lapisan muskularismerupakan lapisan otot yang terdiri dari otot sirkuler dan otot

memanjang.

4.2.2 Kerusakan Usus Ikan Koi yang Terinfeksi KHV

Berdasarkan pengamatan hasil penelitian mengenai kerusakan yang

ditimbulkan KHV yang menginfeksi usus ikan koi didapatkan hasil adanya

beberapa kerusakan yang terjadi yaitu berupa nekrosis, hemorhagic, imflasi, dan

degenerasi pada organ usus. Adapun nilai rerata skoring yang didapatkan untuk

menentukan tingkat kerusakan yang diakibatkan infeksi KHV tersaji pada Tabel

Tabel 7. Skoring Kerusakan Usus Ikan Koi

Kelainan Patologi

Ulangan Area Lapang Pandang Rerata

LP Rerata Sampel LP 1 LP 2 LP 3 LP 4 LP 5

Nekrosis

1 1 2 1 2 2 1,6

2,53 2 3 4 3 4 3 3,4

3 3 2 3 3 2 2,6

Hemorhagi

1 1 2 1 1 2 1,4

2,06 2 2 3 2 2 2 2,2

3 2 3 3 3 2 2,6

Degenerasi Hidropik

1 1 2 2 1 2 1,6

2,6 2 3 4 4 3 4 3,6

3 2 3 3 2 3 2,6

Inflamasi

1 1 2 1 1 2 1,4

2,53 2 2 3 3 3 2 2,6

3 4 3 4 4 3 3,6

Page 43: UJI HISTOPATOLOGI USUS IKAN KOI (Cyprinus carpio L) YANG ...repository.ub.ac.id/6965/1/Qori%C2%A0Farozekiah.pdf · KHV (Koi Herpes Virus) DI WILAYAH BLITAR SKRIPSI PROGRAM STUDI BUDIDAYA

Berdasarkan rerata sampel pada Tabel 8 skoring usus ikan koi didapatkan

masing – masing nilai untuk Nekrosis 2,53 ; Hemoragi 2,06 ; Degenerasi Hidropik

2,6 ; dan Inflamasi 2,53.

a. Nekrosis

Nekrosis hasil pengamatan selama penelitian yang disebabkan infeksi Koi

Herpes Virus (KHV) terdapat adanya penurunan aktivitas jaringan yang ditandai

dengan hilangnya beberapa bagian sel satu demi satu dari satu jaringan

sehingga akan mengalami kematian. Didapatkan hasil rerata sampel yaitu 2,53

sehingga dapat diketahui persentase kerusakan nekrosis sebesar 37,1 % dari

keseluruhan organ sehingga dapat dikategorikan kerusakan sedang.

Sel yang mengalami kerusakan nekrosis dalam waktu yang tidak lama

akan mengalami kematian. Hal ini sesuai dengan pendapat Maulana (2008),

nekrosis adalah kematian sel-sel atau jaringan yang menyertai degenerasi sel

pada setiap kehidupan hewan dan merupakan tahap akhir degenerasi yang

irreversibel. Karakterisitik dari jaringan nekrotik, yaitu memiliki warna yang lebih

pucat dari warna normal, hilangnya daya rentang (jaringan menjadi rapuh dan

mudah terkoyak), atau memiliki konsistensi yang buruk atau pucat, dan kadang-

kadang menimbulkan bau yang tidak enak.

Menurut Sipahutar (2013), nekrosis adalah pelepasan sel – sel dari

jaringan penyokongnya (membran sel) disebabkan sel mengalami kematian

akibat kadar oksigen yang berkurang pada lingkungannya sehingga merangsang

terjadinya stres. Sel yang mengalami nekrosis akan mengalami penurunan

aktifitas jaringan yang diikuti dengan hilangnya bagian sel satu demi satu dan

mengalami kematian.

b. Hemoragi

Hemoragi hasil pengamatan selama penelitian yang disebabkan infeksi Koi

Herpes Virus (KHV) terdapat adanya pendarahan pada bagian pembuluh darah.

Page 44: UJI HISTOPATOLOGI USUS IKAN KOI (Cyprinus carpio L) YANG ...repository.ub.ac.id/6965/1/Qori%C2%A0Farozekiah.pdf · KHV (Koi Herpes Virus) DI WILAYAH BLITAR SKRIPSI PROGRAM STUDI BUDIDAYA

Hemoragi ini dapat disebabkan oleh trauma, infeksi bakteri, virus atau bahan

toksik. Tetapi pengaruh dari proses hemoragi bersifat ringan jika terjadi proses

pembentukan darah dengan cepat. Didapatkan hasil rerata sampel yaitu 2,06

sehingga didapatkan hasil persentase kerusakan hemoragi sebesar 26,4 % dari

keseluruhan organ sehingga dapat dikategorikan berat.

Hemoragi menunjukkan adanya pendarahan pada bagian pembuluh darah.

Pendarahan ini terjadi pada bagian rongga – rongga diantara sel – sel jaringan.

Hal ini sesuai dengan pendapat Maulana (2008), Hemoragi adalah keluarnya

darah dari pembuluh darah dan banyak terdapat di kulit, membran mukosa, di

dalam rongga – rongga yang mengandung serous atau diantara sel – sel

jaringan atau organ. Darah keluar dari pembuluh darah karena adanya lubang

pada dinding atau darah menerobos yang utuh karena peningkatan porositas

dari pembuluh darah tersebut.

Menurut Pazra (2008), hemoragi adalah kondisi yang ditandai dengan

keluarnya darah dari dalam vaskula akibat dari kerusakan dinding vaskula.

Kebocoran dinding ada dua macam melalui kerobekan dan melalui

perenggangan jarak antara sel – sel endotel dinding vaskula. Hemoragi

perdiadisis umumnya terjadi pada pembuluh kapiler. Hemoragi per reksis dapat

terjadi pada vaskuler apa saja, bahkan dapat terjadi bila dinding jantung robek

atau bocor.

c. Inflamasi

Inflamasi hasil pengamatan selama penelitian yang disebabkan infeksi Koi

Herpes Virus (KHV) ditandai oleh kehadiran dari sejumlah besar eritrosit dan

komponen-komponen darah lain pada permukaan organ. Inflamasi hemoragi

secara umum tersebar pada membran-membran yang mengandung atau

mengeluarkan serum atau mukus. Didapatkan hasil rerata sampel yaitu 2,53

Page 45: UJI HISTOPATOLOGI USUS IKAN KOI (Cyprinus carpio L) YANG ...repository.ub.ac.id/6965/1/Qori%C2%A0Farozekiah.pdf · KHV (Koi Herpes Virus) DI WILAYAH BLITAR SKRIPSI PROGRAM STUDI BUDIDAYA

sehingga dapat diketahui persentase kerusakan inflamasi sebesar 37,1 % dari

keseluruhan organ sehingga dapat dikategorikan kerusakan sedang.

Kerusakan inflamasi yang ditandai adanya sejumlah besar komponen –

komponen darah pada jaringan. Hal ini sesuai pendapat Maulana (2008), bahwa

inflamasi adalah suatu respon agresif dari pembuluh darah dan seluler dari

jaringan hewan hidup terhadap suatu luka yang subletal dan salah satu reaksi

pertahanan yang paling penting yang dimiliki hewan. Ketika luka masuk dalam

tubuh, respon utama terhadap luka berupa suatu akumulasi cairan dari sistem

pembuluh darah dan migrasi limfosit, neutrofil, makrofag, dan komponen-

komponen darah yang lain menuju daerah yang terluka. Inflamasi dapat

disebabkan oleh virus, bakteri, parasit, trauma, panas, dan bahan toksik.

Inflamasi dapat mengakibatkan pembatasan area yang terluka dari jaringan

yang tidak mengalami inflamasi. Ruang jaringan dan cairan limfatik dalam daerah

yang meradang dihalangi oleh bekuan fibrinogen, sehingga sedikit saja cairan

yang melintasi ruang. Proses pembatasan akan menunda penyebaran bakteri

atau produk toksik (Pazra, 2008)

d. Degenerasi Hidropik

Hasil pengamatan selama penelitian terhadap histopatologi usus

kerusakan degenerasi hidropik terdapat adanya perubahan ukuran sel menjadi

lebih besar karena masuknya air kedalam vakuola. Persentase kerusakan

menunjukkan hasil rerata sampel yaitu 2,6 sehingga dapat diketahui persentase

kerusakan degenerasi hidropik sebesar 38,6 % dari keseluruhan organ sehingga

dapat dikategorikan kerusakan berat. Menurut Maulana (2008), Degenerasi

dapat disebabkan oleh kekurangan material essensial (misalnya oksigen atau

nutrisi). Kekurangan sumber energi yang mengganggu metabolisme. Akumulasi

substansi yang abnormal didalam sel – sel yang disebabkan oleh virus, bakteri,

Page 46: UJI HISTOPATOLOGI USUS IKAN KOI (Cyprinus carpio L) YANG ...repository.ub.ac.id/6965/1/Qori%C2%A0Farozekiah.pdf · KHV (Koi Herpes Virus) DI WILAYAH BLITAR SKRIPSI PROGRAM STUDI BUDIDAYA

atau patogen – patogen seperti parasit dan toksin yang dihasilkan oleh bahan

kimia beracun, ketidakseimbangan nutrisi dan zat – zat iritan.

Degenerasi hidropik merupakan jejas sel yang reversible dengan

penimbunan intraselular yang lebih parah jika dengan degenerasi albumin.

Etiologinya sama dengan pembengkakan sel hanya intensitas rangsangan

patologik lebih berat dan jangka waktu terpapar rangsangan patologik lebih lama.

Secara mikroskopik organ yang mengalami degenerasi hidropik menjadi lebih

besar dan lebih berat daripada normal dan juga nampak lebih pucat. Nampak

juga vakuola – vakuola kecil sampai besar dalam sitoplasma (Sudiono, 2003).

4.3 Gejala Klinis Ikan Koi yang Terinfeksi KHV

Berdasarkan pengamatan yang dilakukan saat penelitian tentang Uji

Histopatologi Usus Ikan Koi yang Terinfeksi Koi Herpes Virus (KHV) terdapat

adanya gejala – gejala klinis yang tampak pada ikan koi seperti yang ditunjukkan

pada (Gambar 5) yaitu sirip geripis, insang pucat, gerakan tidak stabil, hemoragi,

dan produksi lender berlebih. Kerusakan insang dan organ – organ lain hampir

tidak nampak karena system imun ikan koi tersebut mulai resisten terhadap virus

KHV.

Gambar 5. Gejala Klinis Ikan Koi yang Terinfeksi KHV

Berdasarkan pada Gambar 5A gejala klinis yang nampak pada ikan koi yang

terinfeksi KHV ditemukan pada ikan koi ukuran 16 cm yaitu produksi lendir yang

berlebih pada bagian tubuh ikan, dan hemoragi. Sedangkan pada Gambar 5B

A B Hemoragi

Lendir berlebih Bercak putih

Page 47: UJI HISTOPATOLOGI USUS IKAN KOI (Cyprinus carpio L) YANG ...repository.ub.ac.id/6965/1/Qori%C2%A0Farozekiah.pdf · KHV (Koi Herpes Virus) DI WILAYAH BLITAR SKRIPSI PROGRAM STUDI BUDIDAYA

tampak adanya bercak putih pada insang yang merupakan kematian sel – sel

insang. Hal ini sesuai dengan pendapat Sunarto et al. (2005) menyatakan bahwa

ikan mas yang terinfeksi Koi Herpes Virus (KHV) akan menunjukkan gejala –

gejala seperti respon ikan yang lemah, kehilangan keseimbangan, kulit melepuh,

produksi lender berlebih, terjadi pendarahan, baik pada operkulum, sirip, ekor,

dan perut serta terjadi kerusakan pada filamen insang.

4.4 Kualitas Air Pada Kolam Pemeliharaan

Dalam penelitian tentang Uji Histopatologi Usus Ikan Koi yang Terinfeksi

Koi Herpes Virus (KHV) dilakukan pengukuran kualitas air sebagai parameter

penunjang. Untuk parameter kualitas air pada kolam pemeliharaan meliputi suhu,

pH dan oksigen terlarut (DO).

4.4.1 Suhu

Suhu air sangat berpenaruh terhadap pertumbuhan dan sistem

metabolisme ikan koi. Suhu juga mempengaruhi oksigen terlarut yang terdapat

dalam suatu perairan. Hasil pengukuran suhu pada perairan kolam didapatkan

nilai suhu sebesar 27,5 oc. Hasil ini menunjukkan kondisi suhu air kolam stabil.

Menurut Alex (2011), Suhu stabil untuk media pemeliharaan ikan koi di Blitar

berkisar antara 24 – 27oC. Akan tetapi kisaran suhu pada air kolam tersebut

tetap berada pada kisaran suhu yang normal pada kolam pemeliharaan untuk

ikan koi.

Hal ini sesuai dengan pendapat Ariyana (2015) bahwa suhu yang optimal

untuk pertumbuhan ikan koi adalah 25 – 27o C. Menurut Kelabora (2010) suhu air

yang tinggi dapat mengakibatkan sebagian besar energi yang tersimpan dalam

tubuh ikan digunakan untuk penyesuaian diri terhadap lingkungan yang kurang

mendukung, sehingga dapat merusak sistem metabolisme. Selain itu, pada suhu

optimum bagi ikan akan meningkatkan pertumbuhan ikan yang baik.

Page 48: UJI HISTOPATOLOGI USUS IKAN KOI (Cyprinus carpio L) YANG ...repository.ub.ac.id/6965/1/Qori%C2%A0Farozekiah.pdf · KHV (Koi Herpes Virus) DI WILAYAH BLITAR SKRIPSI PROGRAM STUDI BUDIDAYA

Kualitas lingkungan yang buruk merupakan salah satu penyebab kehadiran

KHV pada ikan koi. Perubahan lingkungan dapat menyebabkan munculnya suatu

penyakit. Perubahan lingkungan dapat dilihat ketika terjadi perubahan cuaca dari

panas ke musim hujan dan sebaliknya dapat mempengaruhi suhu perairan.

Menurut Wedemeyer (1996) dalam Saselah (2012), bahwa suhu merupakan

faktor penting yang sangat berpengaruh pada perkembangan dan tingkat

keganasan dari penyakit Koi Herpes Virus (KHV).

Menurut Hendrick et al., (2000) suhu optimal perkembangan KHV yang

dapat menyebabkan kematian adalah 18 – 27o C. Sebagian besar mortalitas

terjadi pada suhu 18 – 27o C, dan tidak ada kasus pada suhu 30o C. Kematian

akan berhenti bila suhu berada dibawah atau diatas kisaran normal . Jadi

walupun dengan suhu perairan yang normal tapi jika terjadi perubahan cuaca

memberi dampak perubahan suhu perairan yang besar antara 18 – 27o C dapat

memicu terjadinya serangan KHV. Menurut Gilad et al., (2003), perubahan suhu

air dari 13o C menjadi 25o C telah mengakibatkan kematian massal dalam waktu

singkat dari ikan.

4.4.2 pH (Derajat Keasaman)

Pada pengukuran pH pada kolam ikan koi didapatkan nilai pH sebesar 7.

Hal ini menunjukkan bahwa nilai pH pada kolam masih dalam kondisi optimal.

Sesuai denga pernyataan Effendi (1993) ikan koi merupakan ikan air tawar, akan

tetapi ikan koi masih dapat hidup pada air yang agak asin. Kisaran pH yang

dibutuhkan aikan koi agar tumbuh sehat yaitu pada kisaran 6,5 – 8,5.

4.4.3 Oksigen Terlarut / Dissolved Oxygen (DO)

Oksigen merupakan salah satu hal yang sangat penting bagi kehidupan

berbagai organisme. Hasil pengukuran oksigen terlarut yang didapatkan pada air

kolam yaitu. 4,85 mg/l. Hal ini menunjukkan bahwa perairan tersebut masih

berada pada kisaran yang tidak optimal untuk budidaya ikan koi. Hal ini

Page 49: UJI HISTOPATOLOGI USUS IKAN KOI (Cyprinus carpio L) YANG ...repository.ub.ac.id/6965/1/Qori%C2%A0Farozekiah.pdf · KHV (Koi Herpes Virus) DI WILAYAH BLITAR SKRIPSI PROGRAM STUDI BUDIDAYA

sependapat dengan pendapat Effendi (2003), bila oksigen terlarut berada pada

kisaran 1,0 – 5,0 mg/l, ikan koi akan mengalami pertumbuhan yang lambat tetapi

pada DO > 5 mg/l maka ikan koi akan tumbuh secara optimal.

Oksigen dimanfaatkan oleh oranisme perairan untuk proses respirasi dan

menggunakan zat organik oleh mikroorganisme. Oksigen terlarut dalam air

berasal dari difusi udaran dan hasil fotosintesis oleh organisme berklorofil yang

hidup didalam suatu perairan dan dibutuhkan oleh organisme untuk

mengoksidasi zat hara yang masuk ke dalam tubuhnya (Nybakken, 1988).

Page 50: UJI HISTOPATOLOGI USUS IKAN KOI (Cyprinus carpio L) YANG ...repository.ub.ac.id/6965/1/Qori%C2%A0Farozekiah.pdf · KHV (Koi Herpes Virus) DI WILAYAH BLITAR SKRIPSI PROGRAM STUDI BUDIDAYA

5. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian mengenai Uji Histopatologi Usus Ikan Koi

(Cyprinus carpio) yang Terinfeksi Koi Herpes Virus (KHV) didapatkan kesimpulan

sebagai berikut :

Usus ikan koi yang positif koi herpes virus KHV mengakibatkan beberapa

kerusakan pada usus ikan yaitu berupa imflamasi, nekrosis usus,

degenerasi hidropik, dan hemoragi. Dari masing – masing kerusakan

didapatkan hasil persentase skoring yaitu nekrosis 37,1% (kategori

sedang), Hemoragi 26,4% (kategori berat) , Degenerasi hidropik

38,7%(kategori sedang) dan inflamasi 37,1% (kategori berat).

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian Uji Histopatologi Usus ikan Koi (Cyprinus carpio

L.) yang Terinfeksi Koi Herpes Virus (KHV) dapat disarankan yaitu perlunya

dilakuan penelitian lebih lanjut mengenai pencegahan dan pengobatan yang tepa

Perlunya dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai pencegahan dan pengobatan

yang tepat untuk mencegah penularan dan penyebaran virus KHV.

Page 51: UJI HISTOPATOLOGI USUS IKAN KOI (Cyprinus carpio L) YANG ...repository.ub.ac.id/6965/1/Qori%C2%A0Farozekiah.pdf · KHV (Koi Herpes Virus) DI WILAYAH BLITAR SKRIPSI PROGRAM STUDI BUDIDAYA

DAFTAR PUSTAKA

Adkison. 2005. An enzyme linked immunosorbent assay (ELISA) for detection ofantibodies to the koi herpesvirus (KHV) in the serum of koi Cyprinus carpio. Fish Pathol.

Ahmadmoradi, Ebtesam; A. Rezaei dan S. M. Mousavi. 2012. Histopathological

Study of The Kidney, Liver and Intestine Tissues in Goldfish (Carrasius auratus) and Angelfish (Pterophyllum sp.). AACL Bioflux. 5 (4).

Alex, S. 2011. Budidaya Ikan Koi. Pustaka Baru Press. Yogyakarta. 38 hlm. Ariyana. 2015. Pertumbuhan dan Efisiensi Pakan Pada Ikan Koi (Cyprinus

carpio) yang diberi Tipe Berbagai Pakan Gel yang Berbeda. Skripsi. Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan. Universitas Hasanuddin. Makassar. 78hlm. Tidak dipublikasikan

Asniatih, M. Idris dan A. Sabilu. Studi Histopatoogi pada Ikan Lele Dumbo

(Clarias gariepinus) yang Terinfeksi Bakteri Aeromonas hydrophila. Jurnal Mina Laut Indonesia. 3 (12) : 13 -21. ISSN : 2303 – 3959.

Bachtiar, Y. Dan Tim Lentera. 2002. Mencemerlangkan Warna Koi. PT.

Agromedia Pustaka. Tangerang. 144 hlm. Chairunnisa S.A., S.B. Prayitno., Sarjito., A. Santika dan S. Nuryati.

2013. Aplikasi Vaksin Dna Koi Herpes Virus (Khv) Melalui Metode Perendaman Dengan Dosis Yang Berbeda Dalam Upaya Pencegahan Penyakit Pada Ikan Mas (Cyprinus Carpio). Journal of Aquaculture Management and Technology. 2 (2): 20 -25.

Danim, S. 2003. Riset Keperawatan : Sejarah dan Metodologi. EGC. Jakarta. 297

hlm. Effendi, H. 1993. Telaah Kualitas Air Bagi Pengelolaan Sumberdaya Perairan,

Kanisius. Yogyakarta Esther, F. Dan H. Sipayung. 2010. Panduan Praktis Memelihara Koi. Kanisius.

Yogyakarta. 196 hlm. Fujaya, Y. 2004. Fisiologi Ikan. Rineka Cipta. Jakarta. 120 hlm. Gilad O., M.A. Adkison, K. Way, N.H. Willits, H. Bercovier and R.P. Hedrick.

2003. Molecular Comparison of Isolates of an Emerging Fish Pathogen, Koi Herpes Virus, and The effect of Water Temperature on Mortality of Experimentally Infected Koi. 48 : 101 – 108.

Hamdi, A.S dan E. Bacharuddin. 2014. Metode Penelitian Kuantitatif Aplikasi

Dalam Pendidikan . Deepublis. Sleman. 5 hlm.

Page 52: UJI HISTOPATOLOGI USUS IKAN KOI (Cyprinus carpio L) YANG ...repository.ub.ac.id/6965/1/Qori%C2%A0Farozekiah.pdf · KHV (Koi Herpes Virus) DI WILAYAH BLITAR SKRIPSI PROGRAM STUDI BUDIDAYA

Harjana, T. 2011. Buku Ajar Histologi. Jurusan Pendidikan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Negeri Yogyakarta. 49 hlm.

Hartoto. 2009. Penelitian Deskriptif. Lembaga Penelitian Mahasiswa Penalaran

Universitas Negri Makassar. skripsi. Universitas Negri Makassar. Makassar. 43 hlm. Tidak di Publikasikan.

Hibiya, T dan Fumio T. 1995. An Atlas of Fish Histology : Normal and Pathological Features. Edisi Kedua. Japan. Kodansha Ltd.

Irianto, A. 2005. Patologi Ikan Teleostei. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.

Joshi, M. dan J.D. Deshpande. 2010. Polymerase Chain Reaction : Methods, Principles and Aplication. International Journalof Biodemical Research. 1(5): 81-97.

Kartamihardja, E.S. 2008. Perubahan Sisi Komunitas Ikan dan Faktor – Faktor Penting yang Mempengaruhi Selama 40 Tahun Umur Waduk Juanda. Jurnal Iktiologi Indonesia. 8 : 67 – 68.

Kelabora, D.M. 2010. Pengaruh Suhu Terhadap Kelangsungan Hidup dan Pertumbuhan Larva Ikan Mas (Cyprinus carpio). Jurnal Berkala Perikanan Terubuk. 38(1): 71 – 78.

Lubis, U. M., N. Marusin dan I. J. Zakaria. 2014. Analisis Histopatologi Hati Ikan Asang (Osteochilus hassetii C. V) di Danau Maninjau dan Danau Singkarak Sumatra Barat. Jurnal Biologi Universitas Andalas. 3(2): 162-167.

Mahasri, G. 2007. Protein Membran Imunogenik Zoothamnium penaei Sebagai Bahan Pengembangan Imunostimulan pada Udang Windu terhadap Zoothamniosis. Disertasi Program Pascasarjana. Universitas Airlangga. 284 hlm. Tidak dipublikasikan.

Masri, M. 2013. Deteksi Koi Herpes Virus (KHV) Pada Ikan Mas Koi (Cyprinus carpio L.) Dengan Menggunakan Metode Aplikasi Polymerase Chain Reaction (PCR).Jurnal Teknosains. 7(2):189-200

Maulana, E.I 2008. Gambaran Histopatologi Insang, Usus, dan Otot Pada Ikan Mujair (Oreochromis mossambicus) Di Daerah Ciampea Bogor. Skripsi. Fakultas Kedokteran Hewan. Institut Pertanian Bogor. 66 hlm. Tidak dipublikasikan.

Novita H., Koesharyani I. 2009. Diagnosa Koi Herpes Virus (KHV) Dengan

Teknik Polymerase Chain Reaction Pada ikan Mas (Cyprinus carpio) Dengan Nested Timide Kinase. Jurnal Riset Akuakultur. 4 (2) : 233 – 240.

Nuryati S., D. Puspitaningtyas dan W. Wahjuningrum. 2007. Potensi Ekstrak

Bawang Putih Allium sativum untuk menginaktivasi Koi Herpes Virus (KHV) Pada Ikan Mas (Cyprinus carpio). Jurnal Akuakultur Indonesia. 6 (2) 147 – 154. 8 hlm.

Page 53: UJI HISTOPATOLOGI USUS IKAN KOI (Cyprinus carpio L) YANG ...repository.ub.ac.id/6965/1/Qori%C2%A0Farozekiah.pdf · KHV (Koi Herpes Virus) DI WILAYAH BLITAR SKRIPSI PROGRAM STUDI BUDIDAYA

Nybakken, J.W. 1988. Biologi Laut : Suatu Pendekatan Ekologi. PT. Gramedia. Jakarta.459 hlm.

Pazra, D. F. 2008. Gambaran Histopatologi Insang, Otot, dan Usus Pada Ikan

Lele (Clarias sp.) Asal dari Daerah Bogor. Skripsi. Fakultas Kedokteran Hewan. Institut Pertanian Bogor. 64hlm. Tidak dipublikasikan.

Pranawaty, R.N., I.D. Buwono, dan E. Liviawaty. 2012. Aplikasi Polymerase Chain Reaction (PCR) Konvensional dan Real Time PCR Untuk Deteksi White Spot Syndrome Virus Pada Kepiting. Jurnal Perikanan dan Kelautan. 3(4): 61-74.

Prasetya, N. S. Subekti dan Kismiyati. 2013. Prevalensi Ektoparasit yang Menyerang Benih Ikan Koi (Cyprinus carpio) Di Bursa Ikan Hias Surabaya. Jurnal Ilmiah Perikanan dan Kelautan. 5(1): 1-4.

Rahardjo, M.F; D.S. Sjafek; Ridwan Affandi dan Sulistiono. 2011. Iktiology. CV. Lubuk Agung. Bandung. 100 hlm.

Robert, RJ. 2001. Fish Pathology. Third Edition. W.B. Saunders, London,

Edinburgh, Philadelphia, St Louls, Sydney, Toronto. 472 hlm. Saselah, J. T., Tumbol, R. A., dan Manoppo, H. 2012. Determinasi Molekuler Koi

Herpes Virus (KHV) yang Diisolasi dari Ikan Koi (Cyprinus carpio L.). Jurnal Perikanan dan Kelautan Tropis. 8 (3).

Sudiono, J., K. Budi. A. Hendrawan dan B. Djimantoro. 2003. Ilmu Patologi.

Jakarta : EGC. 213 hlm. Sunarto, A., A. Rukyani, dan T. Itami. 2005. Indonesian Experience On The

Outbreak of Koi Herpesvirus in Koi and Carp (Cyprinus carpio). Bull Fish. Res. Agency of Japan, Supplement. 2 : 15 – 21.

Surfianti, Oktarina., Soewarno dan G. Mahasri. 2016. Identivikasi KHV dengan uji immunofluorescence dan immunocytochemistry berdasarkan uji Polymerase Chain Reaction positif KHV pada ikan koi (Cyprinus carpio). Jurnal Biosains Pascasarjana. 18(3): 1-17.

Susanto, D. 2008. Gambaran Histopatologi Organ Insang, Otot dan Usus Ikan Mas (Cyprinus carpio) Di Desa Cibanteng. Skripsi. Fakultas Kedokteran Hewan. Institut Pertanian Bogor. 49 hlm. Tidak dipublikasikan

Setyorini, N., A. Khusnah dan L. Widajatiningrum. 2008. Kelangsungan Hidup

Ikan Koi (Cyprinus carpio) yang Terinfeksi Koi Herpes Virus (KHV) . Berkala Ilmiah Perikanan. 3 (1) : 55-63.

Sipahutar, L.W., D. Aliza, Winaruddin dan Nazaruddin. 2013. Gambaran

Histopatologi Insang Ikan Nila (Oreochromis niloticus) Yang Dipelihara Dalam Temperatur Di Atas Normal. Jurnal Medika Veterinaria. 7(1) ; ISSN : 0853-1943.

Taukhid, A., A.m. Lusiastuti, W. Andiyani, Rosidah, dan Sriati. 2010. Induksi

Kekebalan Spesifik Pada Ikan Mas (C. Carpio) terhadap Infeksi Koi

Page 54: UJI HISTOPATOLOGI USUS IKAN KOI (Cyprinus carpio L) YANG ...repository.ub.ac.id/6965/1/Qori%C2%A0Farozekiah.pdf · KHV (Koi Herpes Virus) DI WILAYAH BLITAR SKRIPSI PROGRAM STUDI BUDIDAYA

Herpes Virus (KHV) melalui Teknik Kohabitasi Terkontrol. Jurnal Riset Akuakultur. 5 : 15-21.

Udin dan M. Sitanggang. 2010. Merawat dan menangkarkan Koi. Agromedia

Pustaka. Jakarta. 168 hlm. Wibowo, A; P. Surip; W. Titut; J. Sri dan NS Budiana. 2008. Koi Panduan

Pemeliharaan, Galeri Foto, dan Tips Tampil Cantik. Penebar Swadaya. Jakarta. 58 hlm.

Page 55: UJI HISTOPATOLOGI USUS IKAN KOI (Cyprinus carpio L) YANG ...repository.ub.ac.id/6965/1/Qori%C2%A0Farozekiah.pdf · KHV (Koi Herpes Virus) DI WILAYAH BLITAR SKRIPSI PROGRAM STUDI BUDIDAYA

LAMPIRAN

Lampiran 1. Alat dan Bahan yang Digunakan pada Penelitian

Alat yang digunakan pada penelitian

Mikropipet Vortex Mixer Micro Sentrifuge

Inkubator Spin Down Pastel Penggerus

Laptop Elektroforesis Set UV Transiluminator

Page 56: UJI HISTOPATOLOGI USUS IKAN KOI (Cyprinus carpio L) YANG ...repository.ub.ac.id/6965/1/Qori%C2%A0Farozekiah.pdf · KHV (Koi Herpes Virus) DI WILAYAH BLITAR SKRIPSI PROGRAM STUDI BUDIDAYA

Lampiran 1. (Lanjutan)

Lemari Es Freezer Saringan

Gelas Ukur Beaker Glass Timbangan Analitik

Kompor Listrik Termometer Ruang Wax Dispenser

Rak Mikrotube UV Cleaner Box

Page 57: UJI HISTOPATOLOGI USUS IKAN KOI (Cyprinus carpio L) YANG ...repository.ub.ac.id/6965/1/Qori%C2%A0Farozekiah.pdf · KHV (Koi Herpes Virus) DI WILAYAH BLITAR SKRIPSI PROGRAM STUDI BUDIDAYA

Lampiran 1. (Lanjutan)

Microtome Rotary Mikroskop Hot Plate

DO Meter Pisau Microtome Penggaris

Thermocycle Dissecting sets

Sisir Wadah Agar

Page 58: UJI HISTOPATOLOGI USUS IKAN KOI (Cyprinus carpio L) YANG ...repository.ub.ac.id/6965/1/Qori%C2%A0Farozekiah.pdf · KHV (Koi Herpes Virus) DI WILAYAH BLITAR SKRIPSI PROGRAM STUDI BUDIDAYA

Lampiran 1. (Lanjutan)

Bahan yang digunakan pada Penelitian

Air Conditioner Nampan

Automatic Tissue Processor

Mikrotube GT Buffer Silica

Alkohol 70 % DEPC ddH2O NFW

Page 59: UJI HISTOPATOLOGI USUS IKAN KOI (Cyprinus carpio L) YANG ...repository.ub.ac.id/6965/1/Qori%C2%A0Farozekiah.pdf · KHV (Koi Herpes Virus) DI WILAYAH BLITAR SKRIPSI PROGRAM STUDI BUDIDAYA

Lampiran 1. (Lanjutan)

Agarose TAE 1x Red Safety

Aquades Xylene Paraplast

Mayers Hematoxylin Eosin pH Papper

Plastik Master Mix

Page 60: UJI HISTOPATOLOGI USUS IKAN KOI (Cyprinus carpio L) YANG ...repository.ub.ac.id/6965/1/Qori%C2%A0Farozekiah.pdf · KHV (Koi Herpes Virus) DI WILAYAH BLITAR SKRIPSI PROGRAM STUDI BUDIDAYA

Lampiran 1. (Lanjutan)

Alumunium Foil Microtips

DNA Ladder Object Glass

Cover Glass

Page 61: UJI HISTOPATOLOGI USUS IKAN KOI (Cyprinus carpio L) YANG ...repository.ub.ac.id/6965/1/Qori%C2%A0Farozekiah.pdf · KHV (Koi Herpes Virus) DI WILAYAH BLITAR SKRIPSI PROGRAM STUDI BUDIDAYA

Lampiran 2. Ukuran Marker dari DNA Ladder Kapa Biosystems

Sumber : (Kapa Biosystems, 2016)

Page 62: UJI HISTOPATOLOGI USUS IKAN KOI (Cyprinus carpio L) YANG ...repository.ub.ac.id/6965/1/Qori%C2%A0Farozekiah.pdf · KHV (Koi Herpes Virus) DI WILAYAH BLITAR SKRIPSI PROGRAM STUDI BUDIDAYA

Lampiran 3. Peta Lokasi Pengambilan Sampel di Kabupaten Blitar

Lokasi Pengambilan Sampel Ikan Koi

Page 63: UJI HISTOPATOLOGI USUS IKAN KOI (Cyprinus carpio L) YANG ...repository.ub.ac.id/6965/1/Qori%C2%A0Farozekiah.pdf · KHV (Koi Herpes Virus) DI WILAYAH BLITAR SKRIPSI PROGRAM STUDI BUDIDAYA

Lampiran 4. Perhitungan Rerata Lapang Pandang, Rerata Sampel, dan Presentase Kerusakan Organ

Rerata Lapang Pandang

Rerata Lapang Pandang =

A. Nekrosis

Ulangan ke-1 =

=

= 1,6

Ulangan ke-2 =

=

= 3,4

Ulangan ke-3 =

=

= 2,6

B. Hemorhagi

Ulangan ke-1 =

=

= 1,4

Page 64: UJI HISTOPATOLOGI USUS IKAN KOI (Cyprinus carpio L) YANG ...repository.ub.ac.id/6965/1/Qori%C2%A0Farozekiah.pdf · KHV (Koi Herpes Virus) DI WILAYAH BLITAR SKRIPSI PROGRAM STUDI BUDIDAYA

Lampiran 4. (Lanjutan)

Ulangan ke-2 =

=

= 2,2

Ulangan ke-3 =

=

= 2,6

C. Degenerasi Hidropik

Ulangan ke-1 =

=

= 1,6

Ulangan ke-2 =

=

= 3,6

Ulangan ke-3 =

=

= 2,6

Page 65: UJI HISTOPATOLOGI USUS IKAN KOI (Cyprinus carpio L) YANG ...repository.ub.ac.id/6965/1/Qori%C2%A0Farozekiah.pdf · KHV (Koi Herpes Virus) DI WILAYAH BLITAR SKRIPSI PROGRAM STUDI BUDIDAYA

D. Inflamasi

Ulangan ke-1 =

=

= 1,4

Ulangan ke-2 =

=

= 2,6

Ulangan ke-3 =

=

= 3,6

Rerata Sampel

Rerata Sampel =

A. Nekrosis

Rerata Sampel =

=

= 2,53

B. Hemorhagi

Page 66: UJI HISTOPATOLOGI USUS IKAN KOI (Cyprinus carpio L) YANG ...repository.ub.ac.id/6965/1/Qori%C2%A0Farozekiah.pdf · KHV (Koi Herpes Virus) DI WILAYAH BLITAR SKRIPSI PROGRAM STUDI BUDIDAYA

Lampiran 4. (Lanjutan)

Rerata Sampel =

=

= 2,06

C. Degenerasi Hidropik

Rerata Sampel =

=

= 2,6

D. Inflamasi

Rerata Sampel =

=

= 2,53

Presentase Kerusakan Organ

Presentase Kerusakan = ( (X ÷ Y) + Z) %

Keterangan:

X = Nilai rerata total diambil dua angka di belakang koma

Y = 1 / 26 = 0,038

Z = Jika angka didepan koma adalah 1 maka z = 0

Jika angka didepan koma adalah 2 maka z = 25

Jika angka didepan koma adalah 3 maka z = 50

Jika angka didepan koma adalah 4 maka z = 75

A. Nekrosis

Page 67: UJI HISTOPATOLOGI USUS IKAN KOI (Cyprinus carpio L) YANG ...repository.ub.ac.id/6965/1/Qori%C2%A0Farozekiah.pdf · KHV (Koi Herpes Virus) DI WILAYAH BLITAR SKRIPSI PROGRAM STUDI BUDIDAYA

Lampiran 4. (Lanjutan)

Diket : Rerata Sampel = 2,53

Presentase = ((0,53 ÷ 0,038) + 25) %

= 38,95 %

B. Hemorhagi

Diket : Rerata Sampel = 2,06

Presentase = ((0,6 ÷ 0,038) + 25) %

= 26,58 %

C. Degenerasi Hidropik

Diket : Rerata Sampel = 2,6

Presentase = ((0,6 ÷ 0,038) + 25) %

= 31,38 %

D. Inflamasi

Diket : Rerata Sampel = 2,53

Presentase = ((0,53 ÷ 0,038) + 25) %

= 38,94 %