Contoh Tugas ILING Makalah RKL Pengalengan Ikan

42
LAPORAN AKHIR RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN INDUSTRI PENGALENGAN IKAN (STUDI KASUS PT. MAYA FOOD INDUSTRIES PEKALONGAN) Mata Kuliah Ilmu Lingkungan OLEH Afidya Indina H. (0906640715) Farah Fauzia (0906640791) Program Studi Teknologi Bioproses

description

ilmu lingkungan

Transcript of Contoh Tugas ILING Makalah RKL Pengalengan Ikan

Page 1: Contoh Tugas ILING Makalah RKL Pengalengan Ikan

LAPORAN AKHIR

RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN

INDUSTRI PENGALENGAN IKAN (STUDI KASUS PT. MAYA

FOOD INDUSTRIES PEKALONGAN)

Mata Kuliah Ilmu Lingkungan

OLEH

Afidya Indina H. (0906640715)

Farah Fauzia (0906640791)

Program Studi Teknologi Bioproses

Departemen Teknik Kimia

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS INDONESIA

DEPOK 2011

Page 2: Contoh Tugas ILING Makalah RKL Pengalengan Ikan

Teknologi Bioproses DTK FTUI

KATA PENGANTAR

Segala puji selayaknya penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena

atas nikmat, karunia dan kemudahan dari-Nya lah penulis dapat menyelesaikan

makalah berjudul “Rencana Pengelolaan Lingkungan Industri Pengalengan Ikan

(Studi Kasus PT Maya Food Industries Pekalongan)” ini.

Makalah ini berkenaan dengan tugas akhir dalam mata kuliah Ilmu

Lingkungan yaitu dalam pembelajaran rencana pengelolaan lingkungan serta

analisa mengenai dampak lingkungan. Selain sebagai pemenuhan tugas

pembuatan makalah, penulis berharap makalah ini dapat memberikan manfaat

sebagai sumber pengetahuan mengenai pengelolaan lingkungan untuk rencana

industri perikanan.

Tak lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Roekmijati W.

Soematojo selaku dosen pembimbing mata kuliah Ilmu Lingkungan, kepada Desy

Anggarwati, Teknologi Bioproses 2008, selaku asisten mata kuliah, dan kepada

semua pihak yang telah membantu penyusunan makalah ini sehingga dapat

terselesaikan dengan baik.

Namun demikian, makalah ini tentu saja tidak lepas dari kekurangan dan

kesalahan, karenanya penulis menerima kritik dan saran positif yang dapat

membantu memperbaiki makalah ini untuk ke depannya. Terima kasih dan

semoga bermanfaat.

Depok, April 2011

Penulis

ii Ilmu Lingkungan – RKL Industri Pengalengan Ikan

Page 3: Contoh Tugas ILING Makalah RKL Pengalengan Ikan

Teknologi Bioproses DTK FTUI

DAFTAR ISI

Kata Pengantar.....................................................................................................................ii

Daftar Isi iii

BAB I PENDAHULUAN...............................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN..................................................................................................2

2.1 Deskripsi Kegiatan...............................................................................................2

2.2 Rona Lingkungan.................................................................................................3

2.2.1 Komponen Tata Ruang................................................................................3

2.2.2 Komponen Kimia-Fisika..............................................................................3

2.2.2.1Keadaan Geografis dan Topografi....................................................3

2.2.2.2 Iklim................................................................................................4

2.2.3 Komponen Sosial, Ekonomi, dan Budaya..................................................4

2.3 Perkiraan Dampak................................................................................................6

2.3.1 Matriks Perkiraan Dampak..........................................................................6

2.3.2 Perkiraan Dampak pada Tahap Prakonstruksi.............................................8

2.3.3 Perkiraan Dampak pada Tahap Konstruksi..................................................9

2.3.4 Perkiraan Dampak pada Tahap Pascakonstruksi.........................................9

2.3.5 Perkiraan Dampak pada Operasi dan Pascaoperasi...................................10

2.4 Rencana Pengelolaan Lingkungan.....................................................................12

2.4.1 Tahap Prakonstruksi...................................................................................12

2.4.2 Tahap Konstruksi.......................................................................................12

2.4.3 Tahap Pascakonstruksi...............................................................................13

2.4.4 Tahap Operasi dan Pascaoperasi................................................................14

2.5 Rencana Pemantauan Lingkungan.....................................................................16

2.5.1 Tahap Prakonstruksi..................................................................................16

2.5.2 Tahap Konstruksi......................................................................................17

2.5.3 Tahap Pascakonstruksi..............................................................................17

2.5.4 Tahap Operasi dan Pascaoperasi...............................................................18

BAB III PENUTUP.........................................................................................................18

3.1 Kesimpulan........................................................................................................18

3.2 Saran..................................................................................................................19

Daftar Pustaka.....................................................................................................................iv

Lampiran .............................................................................................................................v

iii Ilmu Lingkungan – RKL Industri Pengalengan Ikan

Page 4: Contoh Tugas ILING Makalah RKL Pengalengan Ikan

Teknologi Bioproses DTK FTUI

BAB I

PENDAHULUAN

Indonesia yang tiga perempat wilayahnya berupa laut (5,8 juta km2) dan

merupakan negara kepulauan terbesar di dunia, memiliki potensi lestari (maximum

sustainable yield) ikan laut seluruhnya 6,4 juta ton/tahun atau sekitar 7 % dari

total potensi lestari ikan laut dunia. Artinya jika kita dapat mengendalikan tingkat

penangkapan ikan laut lebih kecil dari 6,4 juta ton/tahun maka kegiatan usaha

perikanan tangkap semestinya dapat berlangsung secara lestari (Dahuri, 2004).

Dalam dua puluh lima tahun terakhir banyak sekali penemuan ilmiah dari

para ahli gizi dan kesehatan dunia yang membuktikan bahwa ikan dan jenis

seafood lainnya sangat baik untuk kesehatan serta kecerdasan manusia (Dahuri,

2004). Ikan (seafood) rata-rata mengandung 20 % protein yang mudah dicerna

dengan komposisi asam amino esensial yang seimbang. Ikan juga mengandung

omega 3 yang sangat penting bagi perkembangan jaringan otak, mencegah

terjadinya penyakit jantung, stroke dan darah tinggi. Lebih dari itu omega 3 juga

dapat mencegah penyakit inflamasi seperti arthritis, asma, colitis, dermatitis serta

psoriasis, beberapa jenis penyakit ginjal dan membantu penyembuhan penyakit

depresi, skizofrenia serta gejala hiperaktif pada anak-anak (Dahuri, 2004 dan

Astawan, 2004).

Namun dalam prakteknya, banyak industri berskala kecil maupun besar

belum dapat mengelola limbah hasil proses produksi pengolahan perikanan sesuai

dengan peraturan yang berlaku. Oleh karena itu, Rencana Pengelolaan

Lingkungan (RKL) diperlukan sebagai upaya untuk menanggulangi dampak

lingkungan yang telah dan akan timbul, sedangkan untuk mendukung sekaligus

mengontrol program pengelolaan lingkungan diperlukan Rencana Pemantauan

Lingkungan (RPL) sehingga kegiatan industri-industri pengolahan perikanan

tetap selaras, seimbang, dengan lingkungan setempat secara timbal balik. Dengan

demikian upaya untuk memanfaatkan sumberdaya alam demi kesejahteraan rakyat

dan pembangunan secara menyeluruh dapat dilakukan dan sementara kelestarian

lingkungan tetap terjaga.

1 Ilmu Lingkungan – RKL Industri Pengalengan Ikan

Page 5: Contoh Tugas ILING Makalah RKL Pengalengan Ikan

Teknologi Bioproses DTK FTUI

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Deskripsi Kegiatan

PT Maya Food Industries merupakan salah satu industri hasil pengolahan

perikanan, khususnya pengalengan ikan di Indonesia. Lokasinya terletak di kota

Pekalongan, Jawa Tengah. Saat baru berdiri pada tahun 1979, bahan baku ikan

untuk kebutuhan produksi masih dapat dipenuhi dari hasil tangkapan nelayan di

sekitar pulau Jawa, karena saat itu orientasi pasarnya masih cenderung ke arah

domestik (dalam negeri) saja. Pada 20 tahun terakhir, adanya pemanfaatan

perikanan secara besar-besaran untuk pemenuhan kebutuhan pangan

menyebabkan beberapa jenis ikan sulit ditemukan lagi sebagai bahan baku. Jenis

ikan seperti mackarel dan sardine sekarang ini cenderung diimpor dari beberapa

negara seperti Australia, Belanda, Cina dan Korea. Sebagai gambaran, bahan baku

ikan yang digunakan oleh PT Maya Food Industries pada rentang tahun 2000

sampai 2004 ditampilkan pada Tabel 1 lampiran. Kegiatan pengalengan ikan

sewajarnya cenderung dilakukan di lokasi yang dekat dengan perairan seperti laut

atau sungai, karena bahan bakunya yang spesifik. Maka, pembangunan suatu

pabrik pengalengan ikan akan mengambil wilayah di dekat perairan.

Dalam prosesnya, alur kegiatan produksi (proses pengalengan) dapat

digambarkan pada Gambar 1 lampiran. Operasi pabrik tersebut akan

menghasilkan limbah berupa bahan sisa produksi. Bahan sisa yang ditimbulkan

dapat dalam bentuk cair dan padat, dalam bentuk cair berupa air buangan dari

proses produksi dan dalam bentuk padat berupa kepala, sirip, sisik dan isi perut

[Purnomo, 2004]. Bahan sisa tersebut jika tidak ditangani dengan baik dapat

menyebabkan masalah pencemaran lingkungan. Limbah padat dapat digunakan

sebagai bahan baku tepung ikan, namun jika tidak dimanfaatkan dan dibiarkan

menumpuk, dapat membusuk. Pembusukan akan terjadi karena adanya penguraian

protein [Waluyo, 2004 dalam Purnomo, 2004]. Dari beberapa bahan baku ikan

yang digunakan pada tahun 2004, data volume limbah di PT Maya Food

Industries digambarkan pada Tabel 2 lampiran.

2 Ilmu Lingkungan – RKL Industri Pengalengan Ikan

Page 6: Contoh Tugas ILING Makalah RKL Pengalengan Ikan

Teknologi Bioproses DTK FTUI

Pada pembahasan rencana pengelolaan lingkungan, akan digunakan

asumsi bahwa pabrik belum berdiri, dengan analisa berdasarkan aspek holistiknya

menuju keadaan pabrik PT Maya Food Industries yang sudah berdiri sekarang.

2.2 Rona Lingkungan

2.2.1 Komponen Tata Ruang

PT Maya Food Industries terletak di daerah Pekalongan, Jawa

Tengah, tepatnya di Jalan Jlamprang, Kelurahan Krapyak Lor, atau secara

administratif berada di wilayah kecamatan Pekalongan Utara. Dari segi

posisi pabrik, sebelah utara berbatasan dengan perusahaan galangan kapal

PT BMW, sebelah barat berbatasan dengan sungai Loji, sebelah timur

berbatasan dengan Kali Banger, dan sebelah selatan berbatasan dengan

stasiun pompa bensin KUD Makaryo Mino. Peta umum dari wilayah yang

dideskripsikan tersebut ditunjukkan pada Gambar 2 lampiran.

Luas lahan yang ditempati adalah sebesar 3 ha, dengan 1 ha

sebagai lahan pabrik dan sisanya belum dimanfaatkan secara optimal.

Ketika masa pembangunannya, di sekitar lahan sepi dan lahan merupakan

tempat terpencil jauh dari pemukiman penduduk karena merupakan lahan

rawa [Purnomo, 2004]. Setelah pembangunan, perlahan daerah sekitar

pabrik merupakan daerah padat penduduk.

2.2.2 Komponen Kimia-Fisika

2.2.2.1 Keadaan Geografis dan Topografi

Kota Pekalongan membentang antara 6º50’42”–6º55’44”

LS dan 109º37’55”–109º42’19” BT. Jarak terjauh dari Utara ke

Selatan mencapai ± 9 Km, sedangkan dari Barat ke Timur

mencapai ± 7 Km. Batas wilayah administrasi Kota Pekalongan

yaitu:

3 Ilmu Lingkungan – RKL Industri Pengalengan Ikan

Page 7: Contoh Tugas ILING Makalah RKL Pengalengan Ikan

Teknologi Bioproses DTK FTUI

Sebelah Utara = Laut Jawa

Sebelah Selatan = Kabupaten Pekalongan dan Kabupaten

Batang

Sebelah Barat = Kabupaten Pekalongan

Sebelah Timur = Kabupaten Batang

Secara Topografis, Kabupaten Pekalongan merupakan perpaduan

antara wilayah datar di wilayah bagian utara dan sebagian

merupakan wilayah dataran tinggi/pegunungan di wilayah bagian

selatan.

2.2.2.2 Iklim

Letak Kabupaten Pekalongan yang membentang sepanjang

pesisir pantai utara Pulau Jawa membuat suhu udara di kabupaten

ini cukup tinggi dan beriklim tropis dengan curah hujan tahunan

rata-rata 2.000 meter, dan suhu rata-rata 21-32oC.

2.2.3 Komponen Sosial, Ekonomi, dan Budaya

Indek gini untuk Kota Pekalongan pada tahun 2000 diketahui

sebesar 0,2285 termasuk dalam kategori distribusi pendapatan

dengan kesenjangan antar kelompok rendah, dengan kata lain

pemerataan pendapatan cukup baik (< 0,35). Indek gini tersebut

lebih rendah daripada rata - rata Propinsi Jawa Tengah sebesar

0,2495. Besarnya pendapatan per kapita diketahui sebesar Rp.

1.663.323,28 dengan sumbangan PDRB terbesar dari perdagangan

dan jasa.

Wisata alam yang ada di Kota Pekalongan berupa pantai dan

keindahan laut di pesisir utara pulau Jawa, antara lain pantai

Slamaran, pantai Pasir kencana dan pelabuhan Perikanan

Nusantara. Wisata budaya yang ditawarkan berupa tradisi dan adat

istiadat serta keunikan khas yang ada di Kota Pekalongan, seperti

4 Ilmu Lingkungan – RKL Industri Pengalengan Ikan

Page 8: Contoh Tugas ILING Makalah RKL Pengalengan Ikan

Teknologi Bioproses DTK FTUI

tradisi Pek Chun, Kesenian Tari Sintren, Syawalan, Simtudurror

dan sedekah laut.

Kota Pekalongan terkenal dengan Kota Batik dan merupakan mata

pencaharian utama penduduk Pekalongan.

5 Ilmu Lingkungan – RKL Industri Pengalengan Ikan

Page 9: Contoh Tugas ILING Makalah RKL Pengalengan Ikan

Teknologi Bioproses DTK FTUI

2.3 Perkiraan Dampak

2.3.1 Matriks Perkiraan Dampak

Berikut adalah matriks perkiraan dampak secara holistik dalam berbagai aspek:

6 Ilmu Lingkungan – RKL Industri Pengalengan Ikan

Page 10: Contoh Tugas ILING Makalah RKL Pengalengan Ikan

Teknologi Bioproses DTK FTUI

Keterangan:

[Kiri] Besaran Dampak:1= kecil2= sedang3 = besar[Kanan] Kepentingan Dampak:1= kurang penting2= penting3 = sangat penting[Contoh] -1/3

7 Ilmu Lingkungan – RKL Industri Pengalengan Ikan

Komponen Lingkungan

Tahap Kegiatan

Prakonstruksi Konstruksi PascakonstruksiOperasi dan

PascaOperasi

A B C A B C A B C A B C

I. Aspek Tata Ruang

I.1. Tata Guna Lahan 2/1 3/3

I.2. Fasilitas Lingkungan 2/2 2/2 2/2

II. Fisika Kimia

II.1. Kualitas Udara -1/1 -1/1 -2/1 -1/1

II.2. Kebisingan -1/1 -2/1 -1/1 -2/1 -1/1

II.3. Kualitas Air (Permukaan) -1/1 -1/1 -1/2 ±1/1 ±3/3

II.4. Kondisi Geologis (lahan) ±2/2 -1/1

II.5. Energi listrik -1/2 -1/2 -1/2 -2/1

III. Biologi

III.1. Flora -3/2 ±1/1

III.2. Fauna -3/2 -1/2 ±2/3

Komponen Lingkungan

Tahap Kegiatan

Prakonstruksi Konstruksi PascakonstruksiOperasi dan

PascaOperasi

A B C A B C A B C A B C

IV. Sosial, Ekonomi, dan Budaya

IV.1. Sosial Ekonomi

IV.1.1. Pendapatan Daerah 1/1 1/1 1/1 1/1

IV.1.2 Struktur Mata Pencahariaan Penduduk 1/2 1/2 1/2 1/2 -1/2 2/2 2/2

IV.1.3. Kesempatan Kerja 1/2 1/2 2/2 2/2 1/2 -1/2 2/3 2/3

IV.1.4. Tingkat Pendapatan 1/2 1/2 1/2 2/2 1/2 2/2 2/2

IV.2. Sosial Budaya

IV.2.1. Sikap Hidup 1/1 1/1 2/2 2/2

IV.2.2. Persepsi Masyarakat 2/2 -1/1±2/

3 ±2/2 ±1/1 ±3/3

IV.2.3. Keamanan dan Ketertiban -1/1 -1/1 -1/1 -1/1 1/1 1/1 1/1

IV.2.4. Kesehatan Masyarakat -1/1 ±2/3

Page 11: Contoh Tugas ILING Makalah RKL Pengalengan Ikan

Teknologi Bioproses DTK FTUI

= Dampak negatif, besaran kecil. Kepentingan dampak sangat penting

Tahap Kegiatan

[I] PrakonstruksiA = Pembuatan jalan kerjaB = Pengangkutan alat beratC = Pengurukan lahan

[II] KonstruksiA = Pengangkutan alat berat/materialB = Mobilisasi tenaga kerjaC = Pembangunan infrastruktur

[III] Pascakonstruksi A = Pembersihan material bekas dan alat beratB = Demobilisasi tenaga kerjaC = Pengaktifan pabrik

[IV] Operasi dan Pasca OperasiA = Penerimaan Bahan BakuB = Proses PengalenganC = Pengelolaan limbah

8 Ilmu Lingkungan – RKL Industri Pengalengan Ikan

Page 12: Contoh Tugas ILING Makalah RKL Pengalengan Ikan

Teknologi Bioproses DTK FTUI

2.3.2 Perkiraan Dampak pada Tahap Prakonstruksi

Pada tahap prakonstruksi, dilakukan tiga kegiatan utama, yaitu

pembuatan jalan kerja, pengangkutan alat berat serta material dan

pengurukan lahan. Tahap pembuatan jalan kerja memberi dampak positif

untuk tata guna lahan, karena munculnya akses ke lahan yang belum

didayagunakan. Kualitas udara dan kebisingan sedikit negatif namun

kepentingannya kecil karena sekitar lahan belum ada penduduk.

Pendapatan daerah bertambah karena retribusi perizinan sedangkan

kesempatan kerja dan tingkat pendapatan terbuka dari tahap ini.

Tahap pengangkutan alat berat secara umum memberi dampak

negatif pada kebisingan, energi listrik dan keamanan/ketertiban, namun

kepentingannya kecil karena di sekitar lahan masih belum ada penduduk.

Pengangkutan alat berat ini adalah alat berat yang akan digunakan untuk

menguruk lahan.

Tahap pengurukan lahan memberi dampak positif yang besar dan

penting pada tata guna lahan karena lahan yang digunakan merupakan

rawa yang tidak digunakan, sehingga pengurukan dan pembangunan akan

meningkatkan daya gunanya. Kondisi geologis lahan akan terkena

dampak, dapat positif maupun negatif bergantung pada proses pengurukan

lahannya. Jika dilakukan dengan kurang baik, kondisi geologis dari lahan

urukan bisa berkurang ketahanannya. Flora dan fauna akan hilang pada

daerah rawa yang diuruk, sehingga nilainya negatif. Besarnya kepentingan

tidak terlalu tinggi karena asumsi bahwa proses perizinan sudah mencakup

analisa kepentingan flora/fauna yang ada di daerah rawa tersebut.

Selanjutnya pendapatan daerah, kesempatan kerja dan tingkat pendapatan

positif seperti pada tahap sebelumnya. Struktur mata pencahariaan positif

akibat kemungkinan adanya pengalihan mata pencahariaan penduduk

sekitar sebagai pekerja penguruk lahan dalam jangka waktu yang cukup

lama. Persepsi masyarakat positif karena adanya perekrutan tenaga kerja

sekitar dan pembukaan lahan untuk pabrik dapat mengangkat

kemungkinan kesempatan kerja lain di daerah tersebut.

9 Ilmu Lingkungan – RKL Industri Pengalengan Ikan

Page 13: Contoh Tugas ILING Makalah RKL Pengalengan Ikan

Teknologi Bioproses DTK FTUI

2.3.3 Perkiraan Dampak pada Tahap Konstruksi

Pada tahap konstruksi, dilakukan tiga kegiatan utama, yaitu

pengangkutan alat berat/material, mobilisasi tenaga kerja, dan

pembagunan infrastruktur. Tahap pengangkutan alat berat/material adalah

yang akan digunakan untuk membangun pabriknya. Tahap ini umumnya

memberi dampak negatif pada kebisingan, kualitas udara, energi dan

keamanan/ketertiban, namun kepentingannya kecil karena dianggap pada

tahap ini masih belum banyak penduduk di sekitar pabrik.

Tahap mobilisasi tenaga kerja memberi dampak cukup besar pada

penambahan fasilitas lingkungan seperti fasilitas umum. Selain itu,

kesempatan kerja, struktur mata pencahariaan, tingkat pendapatan dan

sikap hidup juga akan dikenai dampak. Tenaga kerja ini merupakan tenaga

pembangun infrastruktur pabrik.

Pada tahap pembangungan infrastruktur, dampak negatif dirasakan

pada komponen fisika/kimia dengan nilai kepentingan kecil karena masih

bukan wilayah padat penduduk. Aspek sosial ekonomi positif karena

terbukanya kesempatan kerja bagi masyarakat sekitar, sementara

kesehatan masyarakat dalam hal ini pekerja sedikit negatif namun tidak

terlalu besar. Pada tahap ini, pengembangan fasilitas lingkungan lebih

ditingkatkan karena tenaga kerja yang semakin bertambah selama kegiatan

konstruksi.

2.3.4 Perkiraan Dampak pada Tahap Pascakonstruksi

Pada tahap pascakonstruksi dilakukan pembersihan material bekas

serta alat berat dan demobilisasi tenaga kerja, dan pengaktifan pabrik.

Selain dampak cenderung kurang siginifikan dari komponen kimia/fisika,

pada tahap ini dampak yang signifikan adalah persepsi masyarakat.

Persepsi masyarakat bisa positif maupun negatif bergantung cara pabrik

mengelola komponen kegiatannya. Pembersihan alat konstruksi dan

demobilisasi tenaga kerja mempengaruhi juga aspek sosial ekonomi, sikap

hidup dan persepsi masyarakat.

10 Ilmu Lingkungan – RKL Industri Pengalengan Ikan

Page 14: Contoh Tugas ILING Makalah RKL Pengalengan Ikan

Teknologi Bioproses DTK FTUI

Apabila pabrik memiliki kecenderungan untuk mengembangkan

masyarakat sekitar misalnya dengan membangun fasilitas publik dan

mengizinkan pemakaian serta membuka kesempatan kerja untuk pabrik

sesuai kemampuan, persepsi masyarakat dapat menjadi positif.

Pada tahap pengaktifan pabrik, persepsi masyarakat menjadi sangat

penting dengan besaran yang bergantung pada cara pabrik mengelola

kegiatannya. Dengan memberi gambaran produksi, seperti asal bahan

baku, distribusi produk, sisa bahan yang dihasilkan, persepsi masyarakat

dapat menjadi positif dalam arti masyarakat dapat sampai pada titik

menentukan pilihan untuk mempertimbangkan tinggal di daerah sekitar

pabrik serta memiliki mata pencahariaan dari pabrik tersebut. Selain itu,

aspek sosial ekonomi lain positif akibat pabrik yang membuka kesempatan

kerja bagi masyarakat sekitar sesuai kapasitas, baik sebagai nelayan lokal

pemasok bahan baku maupun sebagai buruh pabrik tersebut.

2.3.5 Perkiraan Dampak pada Operasi dan Pascaoperasi

Pada tahap operasi dan pascaoperasi, diasumsikan tahap ini dapat

berjalan selama bertahun-tahun. Kegiatan pada tahap ini adalah

penerimaan bahan baku, proses pengalengan dan akhirnya pengolahan

limbah. Pada tahap penerimaan bahan baku, komponen fauna dapat

menjadi negatif karena bahan baku diambil dari wilayah perairan di sekitar

pabrik dalam jumlah tertentu sesuai kebutuhan pabrik, yang dapat berarti

pengurangan jumlah fauna ikan tertentu. Selebihnya pada tahap

penerimaan bahan baku, dampak dirasakan pada komponen sosial

ekonomi budaya. Pendapatan daerah bisa bertambah dari retribusi impor

bahan baku dari daerah lain. Sementara kesempatan kerja tergambar dari

struktur mata pencahariaan penduduk yang bisa beralih menjadi nelayan

lokal untuk memenuhi kebutuhan bahan baku pabirk, sehingga

mempengaruhi tingkat pendapatan, sikap hidup dan persepsi. Persepsi

masyarakat bisa bernilai negatif jika pabrik cenderung menerima bahan

baku dari impor daripada dari hasil nelayan lokal.

11 Ilmu Lingkungan – RKL Industri Pengalengan Ikan

Page 15: Contoh Tugas ILING Makalah RKL Pengalengan Ikan

Teknologi Bioproses DTK FTUI

Proses pengalengan memiliki dampak terhadap penggunaan energi

listrik pabrik, yang menjadi cost produksi. Kualitas air permukaan di

sekitar pabrik dipengaruhi oleh proses ini, jika proses ini mengalami

ketidaksempurnaan di bagian tertentu, limbah yang dihasilkan bisa saja

dialihkan ke air permukaan. Persepsi masyarakat juga dapat menjadi

dampak, dengan positif dan negatif yang bergantung dari pengelolaan

pabrik sendiri. Jika pengalengan berlangsung lancar tanpa isu-isu limbah

tertentu, maka masyarakat cenderung tidak memberi dampak negatif.

Terakhir adalah proses pengelolaan limbah. Pada tahap ini,

dampak-dampak yang ada besaran positif negatifnya bergantung pada

keberhasilan pengelolaan limbah. Jika pengelolaan limbah yang dilakukan

kurang baik dan limbahnya terlepas ke lingkungan, maka dampak-dampak

akan bernilai negatif. Komponen yang dipengaruhi adalah kualitas air

permukaan, karena limbah cair pabrik akan mengalir ke air permukaan

(sungai/laut) di sekitar pabrik. Jika komponen limbah cair ini tidak sesuai

ambang batas, maka dapat mempengaruhi aspek kesehatan masyarakat

yang menjadi negatif. Untuk komponen biologi berupa flora dan fauna,

limbah cair yang terbuang ke air permukaan dapat mengganggu kehidupan

flora dan fauna perairan. Fauna memiliki dampak yang lebih besar dan

penting karena yang dipengaruhi adalah ikan yang juga menjadi bahan

baku pabrik. Persepsi masyarakat besar dan kepentingan dampaknya

sangat besar, dan nilainya bergantung dari keseluruhan aspek pengelolaan

limbah. Selain limbah cair, limbah padat yang menimbulkan bau busuk

jika tidak dikelola dengan baik dapat mempengaruhi persepsi masyarakat.

Sebaliknya, jika pengelolaan dapat menghasilkan sesuatu yang dapat

dimanfaatkan masyarakat, nilai dampak pada persepsi ini bisa menjadi

positif.

12 Ilmu Lingkungan – RKL Industri Pengalengan Ikan

Page 16: Contoh Tugas ILING Makalah RKL Pengalengan Ikan

Teknologi Bioproses DTK FTUI

2.4 Rencana Pengelolaan Lingkungan

2.4.1 Tahap Prakonstruksi

Pada tahap prakonstruksi, pusat kegiatan dalam pembangunan PT

Maya Food Industries ini adalah pengurukan rawa menjadi lahan pabrik.

Dalam prosesnya, pembuatan jalan serta pengangkutan alat berat

menunjang kegiatan tersebut. Dampak yang ditimbulkan dari kegiatan ini

adalah dampak positif berupa peningkatan daya guna lahan dan persepsi

masyarakat yang mendukung kegiatan. Pengelolaan yang dilakukan adalah

dengan mengikuti prosedur perizinan yang baik kepada pemerintah daerah

Pekalongan dan melakukan sosialisasi kepada masyarakat sekitar. Untuk

memperoleh persepsi masyarakat yang baik, dilakukan upaya pengelolaan

berupa pembukaan kesempatan kerja dan pembangunan fasilitas

lingkungan di daerah yang tadinya tidak digunakan tersebut.

Untuk dampak negatif berupa penghilangan flora dan fauna yang

berada di rawa yang akan dijadikan lahan pabrik, dapat dilakukan upaya

pengelolaan berupa pemeriksaan sebelumnya bahwa tidak ada flora/fauna

setempat yang dilindungi atau digunakan sebagai mata pencarian

masyarakat. Selain itu, pemberian izin dari pemerintah setempat dinilai

sudah menjadi parameter tidak digunakannya rawa di lahan tersebut

sebagai sumber penting bagi pengelolaan flora/fauna untuk kepentingan

masyarakat atau lingkungan, sehingga penghilangan bisa dikatakan tidak

memberikan dampak panjang yang penting mempengaruhi daerah sekitar.

2.4.2 Tahap Konstruksi

Pada tahap konstruksi, dampak yang ada bersumber dari kegiatan

pembangunan infrastrktur pabrik yang diikuti juga oleh mobilisasi tenaga

kerja dan kegiatan pengangkutan material serta alat berat. Dampak yang

ada terhadap kualitas udara dan kebisingan dapat ditekan melalui upaya

pengelolaan yakni menjadwal intensitas kendaraan yang lewat serta

operasi peralatan secara bersamaan. Penurunan kualitas air permukaan

dapat dikelola dengan pengaturan kelandaian tanah sehingga tidak

menyebabkan banjir.

13 Ilmu Lingkungan – RKL Industri Pengalengan Ikan

Page 17: Contoh Tugas ILING Makalah RKL Pengalengan Ikan

Teknologi Bioproses DTK FTUI

Terhadap aspek sosial ekonomi, perlu dilakukan pengelolaan agar

dapat meningkatkan persepsi masyarakat sekitar terhadap PT Maya Food

Industries. Dampak dari mobilisasi tenaga kerja dan kegiatan konstruksi

dapat mempengaruhi mata pencahariaan, kesempatan kerja dan tingkat

pendapatan masyarakat. Upaya pengelolaan yang perlu dilakukan adalah

membuka kesempatan dan mengutamakan tenaga kerja yang berasal dari

penduduk sekitar, serta dengan mengizinkan masyarakat di sekitar

kawasan menggunakan fasilitas umum yang dibangun selama konstruksi.

Dalam hubungannya dengan kemananan dan ketertiban, perlu dilakukan

upaya penempatan rambu peringatan di wilayah konstruksi serta petugas

keamanan di sekitar wilayah konstruksi untuk mencegah kriminalitas.

2.4.3 Tahap Pascakonstruksi

Pada tahap pascakonstruksi berupa kegiatan demobilisasi tenaga

kerja dan pembersihan sisa material dan alat berat, dampak yang

dihasilkan tidak sesignifikan pada tahap konstruksi sehingga upaya

pengelolaan dilakukan dengan tujuan untuk normalisasi kembali

komponen lingkungan. Untuk mengurangi dampak negatif seperti

penurunan kualitas udara dan kebisingan, dapat dilakukan upaya

pengelolaan berupa proses mobilisasi bertahap dan terjadwal. Selain itu,

untuk dampak perubahan struktur mata pencaharian serta tingkat

pendapatan masyarakat karena selesainya kegiatan konstruksi, dapat

dilakukan upaya pengalihan kesempatan kerja ke bagian operasional

pabrik sesuai kebutuhan dan kemampuan masyarakat.

Untuk tahap operasi berupa pengaktifan pabrik, kegiatan yang

dilakukan umumnya bersifat sosialitatif, yaitu penginformasian mengenai

kegiatan umum pabrik ini, mulai dari manajemen tenaga kerja, asal bahan

baku yang digunakan, proses umum, target distribusi, hingga pengelolaan

limbah. Pengaktifan pabrik perlu dikelola guna mendapatkan persepsi

masyarakat yang positif sehingga dapat mendukung kelancaran operasi

pabrik ke depannya dalam jangka waktu panjang. Hal yang dikelola adalah

informasi pabrik dan targetnya adalah masyarakat.

14 Ilmu Lingkungan – RKL Industri Pengalengan Ikan

Page 18: Contoh Tugas ILING Makalah RKL Pengalengan Ikan

Teknologi Bioproses DTK FTUI

Jika pengelolaan berhasil, masyarakat bisa sampai pada titik

mempertimbangkan untuk tinggal di daerah sekitar pabrik atau

menggantungkan mata pencahariaan dari pabrik tersebut. Tentunya ini

akan mempengaruhi struktur mata pencahariaan, kesempatan kerja, tingkat

pendapatan masyarakat, serta sikap hidup masyarakat sekitar pabrik.

2.4.4 Tahap Operasi dan Pascaoperasi

Pada tahap operasi dan pascaoperasi, kegiatan pabrik diasumsikan

berjalan dalam jangka panjang, hingga bertahun-tahun, dan sudah

memiliki pola konstan dalam operasinya sehingga dampak yang dihasilkan

jelas. Pada tahap ini, kegiatan yang ada yaitu penerimaan bahan baku,

proses pengalengan, dan pengelolaan limbah.

Dalam penerimaan bahan baku, diinginkan suatu persepsi positif

masyarakat dan ketersediaan bahan baku pabrik sesuai kebutuhan. Upaya

pengelolaan yang diusulkan adalah membuka kemungkinan pembelian

bahan baku ikan untuk dikalengkan dari nelayan lokal. Meskipun PT

Maya Food Industries mengambil bahan baku utama dari hasi impor,

namun lebih baik tetap membuka bagian untuk pembelian dari masyarakat

sekitar sehingga bisa mempengaruhi aspek sosial perekonomian daerah

sekitar dan masyarakat memiliki persepsi positif sehingga turut

mendukung keberlangsungan pabrik sampai jangka waktu lama.

Kegiatan proses pengalengan perlu dikelola agar pada hasil

akhirnya, diperoleh produk optimal dengan limbah minimal. Proses

pengalengan ini perlu dilakukan dengan berlandaskan prinsip produksi

bersih. Kementrian Lingkungan Hidup (2003) mendefinisikan produksi

bersih sebagai suatu strategi pengelolaan lingkungan yang bersifat

preventif, terpadu dan diteripkan secara terus menerus pada setiap kegiatan

mulai dari hulu ke hilir yang terkait proses produksi, produk dan jasa

untuk meningkatkan efisiensi penggunaan sumber daya alam, mencegah

terjadinya pencemaran lingkungan dan mengurangi terbentuknya limbah

pada sumbernya sehingga dapat meminimasi resiko terhadap kesehatan

dan keselamatan manusia serta kerusakan lingkungan.

15 Ilmu Lingkungan – RKL Industri Pengalengan Ikan

Page 19: Contoh Tugas ILING Makalah RKL Pengalengan Ikan

Teknologi Bioproses DTK FTUI

Proses perlakuan yang dilakukan untuk bahan baku ikan yang

dikalengkan perlu dilakukan sedemikan hingga menunjang produksi bersih

sehingga nantinya limbah yang dihasilkan minimal. Diambil contoh

pengelolaan dalam pengalengan ikan tuna seperti berikut: (1) melakukan

housekeeping yang baik, yaitu peralatan proses seperti misalnya pipa

dipastikan tidak menimbulkan kebocoran, (2) melakukan modifikasi

proses seperti mengatur posisi pekerja dalam tahap cleaning daging putih

tuna, melapisi kertas pada rak ikan yang digunakan untuk pre-cooking,

mengurangi air bilas pada proses pembersihan ikan dengan tujuan

mengurangi pemborosan air pada akumulasi produksi [Aditama, 2003].

Sebagai gambaran, aliran proses pada pengalengan ikan di PT Maya Food

Industries digambarkan pada Gambar 1 lampiran, yang dapat dijadikan

acuan untuk melakukan produksi bersih sebisa mungkin pada setiap titik

tahapan sehingga dapat meminimalisasi limbah langsung di sumber.

Kemudian, kegiatan terakhir dalam tahap operasi dan pascaoperasi

adalah pengelolaan limbah. Limbah diawali dari muculnya bahan sisa dari

proses produksi. Bahan sisa ini dapat berupa cair, yaitu air buangan dari

proses produksi, dan berupa padatan, yaitu sisa bagian ikan yang tidak

digunakan dalam produksi. Bahan sisa perlu dikelola karena merupakan

bahan organik yang jika dibiarkan dapat membusuk dan menyebabkan bau

menyengat serta pencemaran lingkungan lain. Yang ingin dikelola pada

tahap ini adalah bahan sisa serta limbah, dengan tujuan mendapatkan

efisiensi produksi yang baik serta persepsi positif masyarakat yang diikuti

dengan positifnya komponen-komponen lingkungan sekitar pabrik

sehingga keberlangsungan pabrik dapat lebih panjang. Bagan air proses

pengelolaan limbah padat di PT Maya Food Industries ditunjukkan pada

Gambar 3 lampiran. Dari bagan tersebut, sebisa mungkin bahan sisa padat

diolah hingga menghasilkan bahan baku lain yang dapat dijual kembali,

seperti tepung ikan atau minyak ikan. Selain itu, untuk mencegah bau

busuk yang timbul akibat penguraian protein dari sisa ikan, dimanfaatkan

enzim papain. Enzim papain dapat menjadi katalisator dan memiliki

kemampuan memecah jaringan protein agar minyak ikan mudah keluar.

16 Ilmu Lingkungan – RKL Industri Pengalengan Ikan

Page 20: Contoh Tugas ILING Makalah RKL Pengalengan Ikan

Teknologi Bioproses DTK FTUI

Gambaran umum proses pengelolaan limbah yang dapat dilakukan dengan

menggunakan enzim papain digambarkan pada Gambar 4 lampiran.

Dengan demikian limbah atau bahan sisa dapat diminimalisasi secara

langsung di sumber.

Berikutnya, karena PT. Maya Food Industries Pekalongan terletak

di dekat sungai dan kali yang digunakan masyarakat sekitar sebagai pusat

kehidupan, maka pengelolaan limbah, khususnya limbah cair, menjadi

sesuatu yang esensial dilakukan. Hal-hal yang perlu dilakukan dalam

pengelolaan limbah cair pabrik pengalengan ikan tercantum dalam

Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 6 tahun 2007 tentang Air

Limbah Perikanan. Beberapa hal yang perlu dilakukan adalah: melakukan

pengolahan air limbah, menggunakan sistem saluran air limbah kedap air,

dan melakukan pencatatan jumlah bahan baku, pH, serta kadar parameter

limbah sesuai baku mutu yang ada. Spesifikasi parameter-parameter

ditampilkan pada Tabel 3 lampiran.

Dengan melakukan pengelolaan limbah pabrik secara tepat,

diharapkan pabrik dapat menerima persepsi postif dari masyarakat

sekaligus mengefektifkan proses produksinya sehingga pabrik

pengalengan ikan ini dapat berkelanjutan dan tetap beroperasi di

lingkungan dengan memberikan dampak positif pada aspek-aspeks sosial

ekonomi dan budaya masyarakat sekitarnya. Untuk itu, pengelolaan

lingkungan perlu dirancang sedemikian rupa.

2.5 Rencana Pemantauan Lingkungan

2.5.1 Tahap Prakonstruksi

Dalam tahap prakonstruksi, dampak yang ditimbulkan kegiatan

dalam tahap ini antara lain peningkatan daya guna lahan dan persepsi

masyarakat yang mendukung kegiatan. Sumber dampak dikarenakan

terjadinya pengelolaan secara terstruktur suatu lahan yang semula hanya

rawa. Parameter lingkungan yang dipantau berupa tanah, udara, dan air

yang ada di daerah sekitar industri yang dimanfaatkan oleh masyarakat

setempat. Sementara dampak negatif yang dihasilkan berupa penghilangan

17 Ilmu Lingkungan – RKL Industri Pengalengan Ikan

Page 21: Contoh Tugas ILING Makalah RKL Pengalengan Ikan

Teknologi Bioproses DTK FTUI

flora dan fauna yang berada di rawa yang akan dijadikan lahan pabrik.

Sumber dampak ini akibat lahan rawa yang merupakan habitat yang

krusial bagi flora dan fauna. Parameter yang dipantau berupa flora dan

fauna apakah mengganggu kehidupan mereka. Tujuan rencana

pemantauan lingkungan hidup ini adalah agar proses konstruksi, operasi

dan pasca-operasi dapat berjalan dengan lancar dengan adanya dukungan

baik dari pemerintah daerah.

2.5.2 Tahap Konstruksi

Dalam tahap konstruksi, dampak yang ditimbulkan berupa

dampak positif dimana dapat membuka kesempatan kerja masyarakat

daerah sekitar. Sumber dampak dikarenakan industri yang dibangun

berada pada lingkungan yang perlu dilakukan peningkatan terhadap

sumber daya manusia guna memenuhi kebutuhan hidup dan pembangunan

berkelanjutan di daerah Pekalongan dan sekitarnya. Parameter yang

dipantau berupa kondisi sosial, termasuk di dalamnya aspek ekonomi

(tingkat pendapatan), pendidikan dan budaya masyarakat setempat. Tujuan

rencana pemantauan lingkungan ini adalah agar masyarakat di daerah

Pekalongan dan sekitarnya dapat memaksimalkan peluang yang ada guna

terciptanya daerah yang produktif bagi kesejahteraan penduduk.

2.5.3 Tahap Pascakonstruksi

Dalam tahap ini, dampak yang ditimbulkan berupa persepsi dapat

menjadi positif dan negatif dari masyarakat mengingat pabrik selalu

dikaitkan dengan limbah yang dihasilkan. Sumber dampak dikarenakan

selama kegiatan produksi, limbah yang dihasilkan sebagai produk

sampingan hasil pengolahan pengalengan ikan dapat meresahkan warga

sekitar karena dapat mengganggu kenyamanan. Parameter yang dipantau

berupa lingkungan di daerah sekitar pembangunan industri. Tujuan

rencana pemantauan lingkungan ini adalah agar tidak menyebabkan

terganggunya keseimbangan lingkungan di daerah tersebut.

18 Ilmu Lingkungan – RKL Industri Pengalengan Ikan

Page 22: Contoh Tugas ILING Makalah RKL Pengalengan Ikan

Teknologi Bioproses DTK FTUI

2.5.4 Tahap Operasi dan Pascaoperasi

Dalam tahap ini, dampak yang ditimbulkan berupa persepsi dapat

menjadi positif dan negatif dari masyarakat mengingat pabrik selalu

dikaitkan dengan limbah yang dihasilkan. Sumber dampak dikarenakan

selama kegiatan produksi, limbah yang dihasilkan sebagai produk

sampingan hasil pengolahan pengalengan ikan dapat meresahkan warga

sekitar karena dapat mengganggu kenyamanan. Parameter yang dipantau

berupa lingkungan di daerah sekitar pembangunan industri. Tujuan

rencana pemantauan lingkungan ini adalah agar tidak menyebabkan

terganggunya keseimbangan lingkungan di daerah tersebut.

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup maupun Rencana Pemantauan

Lingkungan Hidup pada suatu kegiatan sangat penting dilakukan untuk

meninjau kegiatan tersebut serta dampaknya terhadap lingkungan untuk

kemudian akan menentukan disetujui atau tidaknya suatu kegiatan itu

berlangsung

19 Ilmu Lingkungan – RKL Industri Pengalengan Ikan

Page 23: Contoh Tugas ILING Makalah RKL Pengalengan Ikan

Teknologi Bioproses DTK FTUI

Pembuatan RKL maupun RPL harus meninjau dari berbagai aspek

kehidupan seperti sosial, ekonomi, budaya, biologis serta komponen

kimia-fisika daerah yang akan diberi kegiatan itu.

Peninjau atau institusi yang berhak menentukan dampak terhadap

lingkungan adalah pemilik perusahaan, pemerintah daerah setempat dan

masyarakat sekitar.

3.2 Saran

Dalam pengelolaan lingkungan hendaknya dilakukan seadil mungkin

Tidak ada pihak yang dirugikan dalam penyusunan RKL maupn RPL

20 Ilmu Lingkungan – RKL Industri Pengalengan Ikan

Page 24: Contoh Tugas ILING Makalah RKL Pengalengan Ikan

Teknologi Bioproses DTK FTUI

DAFTAR PUSTAKA

Aditama, Kiki. 2003. “Studi Kasus Produksi Bersih pada Industri Pengalengan

Ikan Tuna di PT Biak Mina Jaya”. Skripsi. Program Sarjana, Program Studi

Teknologi Industri Pertanian, Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Anonim. “Kondisi Geografis Kabupaten Pekalongan”.

http://www.pekalongankab.go.id/selayang-pandang/deskripsi wilayah/kondisi-

geografis.html

Purnomo, Eddy.2005. “Pemanfaatan Bahan Sisa sebagai Upaya Meminimilisasi

Limbah Padat (Studi Kasus Industri Pengalengan Ikan PT. Maya Food

Industries Pekalongan)”. Tesis. Program Pasca Sarjana, Program Magister

Ilmu Lingkungan, Universitas Diponegoro, Semarang.

Witoelar, Rahmat. 2007. “Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor

06 tahun 2007 tentang Baku Mutu Air Limbah bagi Usaha dan/atau Kegiatan

Pengolahan Hasil Perikanan”.menlh_6_2007_1.pdf

iv Ilmu Lingkungan – RKL Industri Pengalengan Ikan

Page 25: Contoh Tugas ILING Makalah RKL Pengalengan Ikan

Teknologi Bioproses DTK FTUI

LAMPIRAN

Gambar 1. Bagan Alir Proses Pengalengan Ikan dan Timbunan Limbah

v Ilmu Lingkungan – RKL Industri Pengalengan Ikan

Page 26: Contoh Tugas ILING Makalah RKL Pengalengan Ikan

Teknologi Bioproses DTK FTUI

Sumber: Pemanfaatan Bahan Sisa sebagai Upaya Minimalisasi Limbah Padat (Tesis, Program Pasca Sarjana Ilmu Lingkungan Universitas Diponegoro), 2005, halaman I-3

Gambar 2. Peta Kecamatan Pekalongan Utara

Sumber: Pemanfaatan Bahan Sisa sebagai Upaya Minimalisasi Limbah Padat (Tesis, Program Pasca Sarjana Ilmu Lingkungan Universitas Diponegoro), 2005, halaman IV-2

Gambar 3. Bagan Alir Pengelolaan Bahan Sisa PT Maya Food Industries

vi Ilmu Lingkungan – RKL Industri Pengalengan Ikan

Page 27: Contoh Tugas ILING Makalah RKL Pengalengan Ikan

Teknologi Bioproses DTK FTUI

Sumber: Pemanfaatan Bahan Sisa sebagai Upaya Minimalisasi Limbah Padat (Tesis, Program Pasca Sarjana Ilmu Lingkungan Universitas Diponegoro), 2005, halaman I-7

Gambar 4. Bagan Alir Pengelolaan Bahan Sisa Industri Pengalengan Ikan

vii Ilmu Lingkungan – RKL Industri Pengalengan Ikan

Page 28: Contoh Tugas ILING Makalah RKL Pengalengan Ikan

Teknologi Bioproses DTK FTUI

Sumber: Pemanfaatan Bahan Sisa sebagai Upaya Minimalisasi Limbah Padat (Tesis, Program Pasca Sarjana Ilmu Lingkungan Universitas Diponegoro), 2005, halaman III-3

Tabel 1. Rekapitulasi Penggunaan Bahan Baku Ikan PT Maya Food Industries, Tahun 2000-2004

Sumber: Pemanfaatan Bahan Sisa sebagai Upaya Minimalisasi Limbah Padat (Tesis, Program Pasca Sarjana Ilmu Lingkungan Universitas Diponegoro), 2005, halaman I-11

viii Ilmu Lingkungan – RKL Industri Pengalengan Ikan

Page 29: Contoh Tugas ILING Makalah RKL Pengalengan Ikan

Teknologi Bioproses DTK FTUI

Tabel 2. Rekapitulasi Volume Bahan Sisa PT Maya Food Industries Tahun 2004

Sumber: Pemanfaatan Bahan Sisa sebagai Upaya Minimalisasi Limbah Padat (Tesis, Program Pasca Sarjana Ilmu Lingkungan Universitas Diponegoro), 2005, halaman I-12

Tabel 3. Lampiran Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 6 Tahun 2007

ix Ilmu Lingkungan – RKL Industri Pengalengan Ikan

Page 30: Contoh Tugas ILING Makalah RKL Pengalengan Ikan

Teknologi Bioproses DTK FTUI

Sumber : Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 06 tahun 2007 tentang Baku Mutu Air Limbah bagi Usaha dan/atau Kegiatan Pengolahan Hasil Perikanan.2007. menlh_6_2007_1.pdf

x Ilmu Lingkungan – RKL Industri Pengalengan Ikan