Makalah Budidaya Perairan (IKAN PATIN)

download Makalah Budidaya Perairan (IKAN PATIN)

of 17

Transcript of Makalah Budidaya Perairan (IKAN PATIN)

  • 7/26/2019 Makalah Budidaya Perairan (IKAN PATIN)

    1/17

    i

    KATA PENGANTAR

    Bissmillahirrahmaaniraahiim

    AssalamualaikumWr.Wb

    Dengan mengucapkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah

    memberikan Rahmat dan Karunia-Nya, akhirnya penyusun dapat menyelesaikan

    penyusunan makalah yang berjudul Budidaya dan Peluang Usaha Benih Ikan Patin

    (Pangasius Ham. Buch.) . Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah

    budidaya perairan.

    Dalam penyusunan makalh ini, penyusun menyadari sepenuhnya bahwa dalam

    penulisan makalah ini jauh dari kesempurnaan, karena keterbatasan pengetahuan,

    kemampuan dan waktu. Namun demikian, penyusun berharap bahwa makalah ini dapat

    bermanfaat bagi kita semua. Maka dari itu diharapkan saran dan kritik yang

    membangun guna memperbaiki dalam penyusunan makalah di masa yang datang.

    Dengan segala kerendahan hati, penyusun ingin mengucapkan terima kasih

    kepada semua pihak yang telah membimbing, membantu mengarahkan dan memotivasi

    penyusun dalam penyusunan laporan ini.

    Wassalamualaikum Wr. Wb.

    Tasikmalaya, 30 Oktober 2013

    Penyusun,

  • 7/26/2019 Makalah Budidaya Perairan (IKAN PATIN)

    2/17

    ii

    DAFTAR ISI

    KATA PENGANTAR ............................................................................................. i

    DAFTAR ISI ........................................................................................................... ii

    BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1

    A.

    Latar Belakang .............................................................................................. 1

    B.

    Rumusan Masalah ........................................................................................ 2

    C. Tujuan Dan Kegunaan ................................................................................. 2

    BAB II PEMBAHASAN ......................................................................................... 3

    A.

    Aspek Biologis .............................................................................................. 3

    a) Klasifikasi ............................................................................................... 3

    b)

    Ciri-ciri dan Habitat ................................................................................ 3

    B. Aspek Teknik Budidaya ................................................................................ 4

    a) Persiapan ................................................................................................. 4

    b)

    Pemeliharaan ........................................................................................... 5

    c) Panen dan Pascapanen ............................................................................ 8

    C. Aspek Ekonomi ............................................................................................. 10

    a)

    Analisis Usaha ........................................................................................ 10

    b)

    Potensi Pasar dan Pemasaran .................................................................. 11

    c) Peluang Usaha dan Terkait dengan Komoditas ...................................... 11

    D.

    Aspek Sosial Dan Lingkungan ..................................................................... 11

    a) Aspek Sosial ........................................................................................... 12

    b) Aspek Lingkungan .................................................................................. 12

    BAB III SIMPULAN DAN SARAN ...................................................................... 13

    A. Simpulan ....................................................................................................... 13

    B.

    Saran ............................................................................................................. 13

    Daftar Pustaka

  • 7/26/2019 Makalah Budidaya Perairan (IKAN PATIN)

    3/17

    Makalah Budidaya dan Peluang Usaha Benih Ikan Patin

    1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang

    Sektor perikanan termasuk salah satu penyumbang devisa negara non migas

    yang cukup besar selain sektor kehutanan dan perkebunan. Sesuai dengan sasaran

    yang diharapkan dalam Rencana Strategis Pembangunan Kelautan dan Perikanan

    tahun 20052009, kontribusi sektor perikanan terhadap Produk Domestik Bruto

    (PDB) pada tahun 2009 diharapkan mencapai 5,10 persen. Sasaran lain yang ingin

    dicapai adalah total produksi perikanan sebanyak 9,7 juta ton, nilai ekspor

    perikanan US$5 miliar, konsumsi ikan penduduk 32,29 kg/kapita/tahun, dan

    penyediaan kesempatan kerja kumulatif sebanyak 10,24 juta orang.

    Pemenuhan kebutuhan ikan di masa akan datang salah satunya adalah

    melalui budidaya. Budidaya air tawar adalah salah satu subsektor perikanan

    budidaya dan memiliki karakteristik yang cukup beragam dibandingkan dengan

    subsektor perikanan budidaya laut dan budidaya air payau. Budidaya air tawar

    terdiri dari empat jenis yaitu budidaya kolam, budidaya karamba, budidaya jaring

    apung dan budidaya sawah.

    Perkembangan budidaya air tawar terhadap lima komoditas utama yaitu

    gurame, ikan mas, lele, nila dan patin menunjukkan tren positif selama lima tahun

    terakhir. Ikan gurami yang merupakan ikan konsumsi air tawar yang harga jualnya

    cukup tinggi, dengan kenaikan rata-rata per tahun sebesar 16,52 persen. Produksi

    ikan patin meningkat cukup tinggi selama tiga tahun terakhir. Hal ini disebabkan

    karena pasar ikan patin baik di dalam dan luar negeri sudah terbuka serta teknik

    budidaya yang tidak rumit sehingga banyak bermunculan para pembudidaya patin

    diberbagai daerah. Kenaikan rata-rata ikan patin selama lima tahun terakhir

    sebesar 49,62 persen. Lonjakan produksi ikan patin tertinggi terjadi antara tahun

    2007 ke 2008, yaitu dari 36.755 ton menjadi 102.021 ton.

    Patin dan gurame, dua komoditas utama perikanan budidaya juga

    berkembang di provinsi ini walaupun tidak sepesat perkembangan pada budidaya

    ikan mas, ikan nila dan ikan lele. Sentra produksi ikan patin di Jawa Barat ada di

    Kabupaten Purwakarta dan Kabupaten Bandung Barat. Sedangkan sentra untuk

    komoditas gurame, sentranya ada di Kabupaten Ciamis, Kabupaten Cianjur,

    Kabupaten Indramayu dan Kabupaten Bogor. Dengan produksi ikan nila, ikan

  • 7/26/2019 Makalah Budidaya Perairan (IKAN PATIN)

    4/17

    Makalah Budidaya dan Peluang Usaha Benih Ikan Patin

    2

    mas dan ikan lelenya yang cukup besar, memang tidak dipungkiri jika Provinsi

    Jawa Barat dikatakan sebagai jantung perikanan budidaya air tawar Indonesia.

    Kabupaten Bogor merupakan salah satu daerah yang memiliki prospek yang

    cukup potensial untuk mengembangkan produksi perikanan, karena Bogor

    memiliki curah hujan yang cukup tinggi sehingga cepat memicu ikan untuk

    berkembang biak. Berdasarkan data dari Dinas Peternakan dan Perikanan

    Kabupaten Bogor, perkembangan produksi ikan mengalami peningkatan setiap

    tahunnya.

    B. Rumusan Masalah

    1. Bagaimana teknik budidaya ikan patin?

    2.

    Bagaimana potensi pasar ikan patin?

    3. Bagaimana dampak sosial dan lingkungan dari budidaya ikan patin?

    4. Bagaimana kelayakan usaha dari budidaya ikan patin?

    C. Tujuan Dan Kegunaan

    1. Untuk mengetahui teknik budidaya ikan patin

    2.

    Untuk mengetahui potensi pasar ikan patin?

    3.

    Untuk mengetahui dampak sosial dan lingkungan dari budidaya ikan

    patin?

    4.

    Untuk mengetahui kelayakan usaha dari budidaya ikan patin?

  • 7/26/2019 Makalah Budidaya Perairan (IKAN PATIN)

    5/17

    Makalah Budidaya dan Peluang Usaha Benih Ikan Patin

    3

    BAB II

    PEMBAHASAN

    A. Aspek Biologis

    a) Klasifikasi

    Klasifikasi ikan patin adalah sebagai berikut:

    Ordo : Ostarioplaysi.

    Subordo : Siluriodea.

    Famili :Pangasidae.

    Genus :Pangasius.

    Spesies :Pangasius pangasius Ham. Buch.

    Kerabat patin di Indonesia terdapat cukup banyak, diantaranya:

    1. Pangasius polyuranodo(ikan juaro)

    2. Pangasius macronema

    3.

    Pangasius micronemus

    4. Pangasius nasutus

    5. Pangasius nieuwenhuisii

    b) Ciri-Ciri Dan Habitat

    Hardjatmulia (1975) mengemukakan bahwa ikan patin berasal dari

    negara Thailand dan masuk ke wilayah Bogor pada tahun 1975. Ikan patin

    merupakan jenis ikan air tawar yang termasuk ke dalam golongan catfish,

    yaitu ikan yang memiliki kumis dan antena. Ikan patin memiliki sifat

    nocturnal (aktif pada malam hari) dan hidup di sungai-sungai. Di Indonesia

    terdapat beberapa jenis ikan patin yang populer dan banyak dipelihara di

    kolam budidaya, yaitu patin jambal, patin pasopati, dan patin siam. Ikan patin

    siam biasa juga disebut patin Bangkok atau lele Bangkok. Sebutan ini muncul

    tidak hanya ukurannya yang besar, tetapi juga berasal dari Bangkok. Ikan

    patin dapat hidup baik pada derajat keasaman (pH) 5-9, kandungan oksigen

    antara 3-6 ppm, kandungan CO2 9-20 ppm, alkalinitas 80-250 dan suhu

    antara 28-30C (Khairuman dan Sudena D 2002)

    Dalam soal rasa, daging ikan patin memiliki rasa yang khas. Dari

    semua jenis ikan keluarga lele-lelean, rasa daging ikan patin termasuk enak.

    Analisis kandungan gizi, nilai protein daging cukup tinggi yaitu mengandung

    68,6 persen protein, kandungan lemak sekitar 5,85 persen

  • 7/26/2019 Makalah Budidaya Perairan (IKAN PATIN)

    6/17

    Makalah Budidaya dan Peluang Usaha Benih Ikan Patin

    4

    B. Aspek Teknik Budidaya

    a) Persiapan

    Pada pengusahaan pembenihan ikan patin, kegiatan yang dilakukan adalah

    penebaran induk, pemeliharaan dan pemijahan induk untuk menghasilkan

    benih yang berukuran 2 cm. Tahapan kegiatan pembenihan yang dilakukan

    adalah sebagai berikut:

    1. Pemeliharaan Calon Induk

    Pengelolaan induk memegang peranan yang sangat penting dalam

    kegiatan pembenihan. Induk yang baik adalah modal dasar untuk

    mencapai keberhasilan dalam memproduksi benih. Induk patin yang baik

    untuk dipijahkan adalah induk yang telah berumur antara 2,5 5 tahun

    dengan berat antara 3 6 Kg. Induk ukuran ini mudah ditangani,

    memerlukan sedikit hormon dan tingkat ovulasinya lebih tinggi dibanding

    dengan induk yang lebih tua dan berukuran lebih besar. Kualitas air ideal

    untuk induk patin yaitu pada suhu antara 25 30 C, pH 6,0 8,5 dan

    kandungan oksigen terlarut minimal 4 mg/L.

    2. Pengelolaan Pakan Induk

    Waktu pemberian pakan tidak hanya untuk memberi pakan tetapi juga

    waktu untuk mengamati dan mengevaluasi kondisi ikan dan air. Pakan

    yang diberikan jangan terlalu banyak atau sampai tersisa karena akan

    menyebabkan turunnya kualitas air. Pakan yang umum diberikan pada

    induk patin adalah pelet komersial dengan kadar protein 30 35 %.

    Jumlah pemberian pakan maksimum adalah 2 - 3 % dari berat tubuh dan

    diberikan 2 - 3 kali perhari pada pagi, sore dan atau malam hari.

    3. Persiapan Induk

    Sebelum kegiatan pemijahan dilakukan, hal pertama yang

    dipersiapkan adalah jumlah induk yang akan disuntik. Setelah diketahui

    jumlah induk yang akan direncanakan untuk disuntik maka dua hari

    sebelum induk diseleksi induk dipuasakan terlebih dahulu. Jika induk tidak

    di puasakan dan dipaksakan diseleksi maka akan dapat menyebabkan

    induk luka dan stres, yang akhirnya akan menyebabkan gagalnya ovulasi

    telur.

    4. Seleksi Induk

    Seleksi induk merupakan langkah awal dalam usaha pembenihan,

  • 7/26/2019 Makalah Budidaya Perairan (IKAN PATIN)

    7/17

    Makalah Budidaya dan Peluang Usaha Benih Ikan Patin

    5

    langkah ini sangat menentukan keberhasilan pembenihan secara

    keseluruhan sehingga harus dilakukan secara teliti dan akurat berdasarkan

    kriteria yang sudah ditentukan. Pada umumnya, induk betina yang telah

    matang gonad memiliki ciri-ciri yang mudah dibedakan dengan induk

    jantan. Postur tubuh induk betina cenderung melebar dan pendek, perut

    lembek, halus dan membesar kearah anus. Urogenital membengkak dan

    membuka serta berwarna merah tua.

    Kelamin Induk Betina Kelamin Induk Jantan

    Sedangkan postur tubuh induk jantan relatif lebih langsing dan

    panjang, apabila bagian perut dekat lubang kelamin diurut akan

    mengeluarkan cairan putih kental (cairan sperma).

    b)

    Pemeliharaan

    1. Penyuntikan Hormon

    Pemijahan dilakukan secara buatan melalui pemberian rangsangan hormon

    untuk proses pematangan akhir gonad, pengurutan untuk proses pengeluaran

    telur dan pembuahan dengan mencampur sperma dan telur. Bahan yang

    digunakan merangsang ovulasi pada ikan patin yang sudah dikenal seperti

    ovaprim. Standar dosis ovaprim yang diberikan untuk induk betina adalah 0,5

    ml/kg sedangkan untuk induk jantan adalah 0,2 ml/kg. Penyuntikan dilakukan

    sebanyak dua kali pada bagian intramuscular di punggung atas kanan/kiri

    sudut penyuntikan 45, dengan interval waktu penyuntikan pertama dan kedua

    sekitar 6-12 jam. Penyuntikan pertama sebanyak 1/3 bagian dari dosis total dan

    sisanya 2/3 bagian lagi diberikan pada penyuntikan kedua. Setelah penyuntikan

    kedua, 6-8 jam kemudian dilakukan pengecekan ovulasi induk, pengecekan ini

    akan menentukan saat pengeluaran telur untuk proses pembuahan. Bila

    pengeluaran telur dilakukan sebelum ovulasi (terlalu cepat waktu), maka

    pengeluaran telur tidak akan lancar dan biasanya persentase keberhasilan

  • 7/26/2019 Makalah Budidaya Perairan (IKAN PATIN)

    8/17

    Makalah Budidaya dan Peluang Usaha Benih Ikan Patin

    6

    pembuahan akan rendah. Sedangkan bila terlalu lambat, pembuahan biasanya

    juga gagal karena air sudah masuk ke dalam kantung telur yang menyebabkan

    lubang mikrofil pada telur sudah tertutup. Pengecekan ovulasi dilakukan

    dengan cara melakukan pengurutan pada bagian dekat urogenital secara

    perlahan dan hati-hati.

    Penyuntikan

    2. Stripping

    Jika induk siap ovulasi, tahapan selanjutnya adalah stripping, proses

    stripping sampai memasukan telur kedalam corong penetasan harus dilakukan

    dengan cepat dan lembut. Setelah enam jam penyuntikan kedua dilakukan

    pengecekan terhadap induk betina apakah sudah ovulasi atau belum. Langkah

    pertama yang dilakukan adalah pembiusan terhadap induk. Hal ini

    dimaksudkan agar memudahkan dalam proses pengecekan dan mengurangi

    tingkat stres pada ikan. Pembiusan dilakukan dengan menggunakan benzocaine

    dengan dosis 100 ppm. Setelah induk terbius langkah selanjutnya adalah

    pengecekan ovulasi, ovulasi dilakukan dengan cara mengurut perut induk ikan

    dari arah perut ke lubang genital, langkah ini dilakukan dengan hati-hati, waktu

    stripping yang tepat adalah pada saat telur keluar ketika dilakukan pemijatan

    yang lembut pada bagian perut dan jangan melakukan pijatan yang keras atau

    dipaksakan.

    Induk Betina SaatStripping Induk Jantan SaatStripping

  • 7/26/2019 Makalah Budidaya Perairan (IKAN PATIN)

    9/17

    Makalah Budidaya dan Peluang Usaha Benih Ikan Patin

    7

    3. InseminasiBuatan

    Pembuahan buatan dilakukan dengan cara mencampur telur dan sperma

    dengan larutan sodium 0,9 % dan diaduk secara perlahan menggunakan bulu

    ayam. Tujuan pencampuran larutan sodium ini adalah untuk mengencerkan

    sperma agar telur dapat tercampur secara lebih merata. Setelah diaduk secara

    merata dan telur terbungkus oleh sperma, langkah selanjutnya adalah

    pencampuran larutan tanah merah yang berguna untuk menghilangkan daya

    rekat telur kemudian diaduk sempurna hingga telur tidak menempel satu sama

    lain. Untuk menghilangkan larutan tanah merah pada telur dilakukan beberapa

    kali pembilasan menggunakan air bersih hingga telur bersih sempurna. Telur

    yang telah bersih kemudian siap untuk dimasukan dalam corong penetasan.

    Pencampuran Telur dan Sperma

    4. Pemanenan Larva

    Larva mulai menetas setelah kurang lebih 20 jam setelah inseminasi. Larva

    menetas tidak bersamaan tetapi secara bertahap, pemanenan larva dilakukan 24

    28 jam setelah inseminasi. Larva yang menetas didalam corong penetasan

    akan bergerak mengikuti aliran air kedalam bak penampungan dimana dalam

    bak telah dipersiapkan dipasang hapa halus untuk menampung larva kemudian

    larva dipanen dengan cara diambil dengan seser halus secara hati-hati dan

    perlahan.

  • 7/26/2019 Makalah Budidaya Perairan (IKAN PATIN)

    10/17

    Makalah Budidaya dan Peluang Usaha Benih Ikan Patin

    8

    Panen Larva

    5. Perawatan Larva

    Pemeliharaan larva dan benih ikan patin sebaiknya dilakukan dalam

    ruangan tertutup agar dapat dijaga suhu airnya serta menghindari kontaminan

    yang dapat masuk kedalam media pemeliharaan larva. Wadah pemeliharaan

    larva dapat terdiri dari berbagai macam jenis mulai dari akuarium, bak fiber,

    bak semen maupun bak kayu, hal terpenting yang harus diperhatikan adalah

    kebersihan dan ukuran wadah. Padat tebar larva adalah sekitar 60-80 ekor/liter.

    Yang perlu diperhatikan adalah ketinggian air media pemeliharaan larva

    sebaiknya tidak terlalu dalam atau tinggi, idealnya adalah 20-40 cm bila terlalu

    tinggi akan menyulitkan larva dalam mengambil oksigen dari udara, karena

    ikan patin sesekali akan mengambil oksigen dari udara meskipun kandungan

    oksigen terlarut dalam air cukup karena diberikan aerasi.

    Larva dipelihara selama empat hari, dimana larva ikan akan mencapai

    ukuran 2 cm inchi setelah berumur 19 hari, larva ikan diberikan pakan artemia

    dari umur 30 jam hingga empat hari. Frekwensi pemberian pakan berupa

    artemia sebanyak lima kali dengan interval waktu empat jam sekali. Pada hari

    kedua dan ketiga sebaiknya frekwensi pemberian pakan ditingkatkan menjadi

    enam kali dengan interval waktu empat jam sekali, hal ini dikarenakan pada

    umur tersebut tingkat kanibalisme larva tinggi, sedangkan pada hari ke empat

    frekwensi pemberian pakan kembali diturunkan menjadi lima kali dengan

    interval waktu empat jam sekali. Setelah berumur lebih dari lima hari larva

    diberikan pakan pengganti berupa cacing sutera (tubifek), cacing sutera yang

    diberikan harus dicincang terlebih dahulu hal ini karena ukuran mulut larva

    yang masih terlalu kecil.

    Suhu optimal untuk pemeliharaan larva ikan patin adalah antara 29-

    30C, selama pemeliharaan larva dilakukan pembersihan sisa pakan dan feces

    secara rutin, penambahan dan pergantian air dapat dilakukan setelah empat hari

    pemeliharaan dan dilakukan secara rutin minimal setiap dua hari sekali atau

    sesuai dengan kebutuhan.

    c) Panen dan Pascapanen

  • 7/26/2019 Makalah Budidaya Perairan (IKAN PATIN)

    11/17

    Makalah Budidaya dan Peluang Usaha Benih Ikan Patin

    9

    1. Panen

    Panen dilakukan setelah benih berukura 2 cm atau setelah berumur 21

    hari. Kegiatan panen dilakukan dengan menggunakan alat berupa serokan. Ikan

    disortir dan dihitung dengan menggunakan centong. Kemudian benih ikan

    patin tersebut dikemas ke dalam kantong plastik. Benih yang akan dipacking

    harus dipuasakan terlebih dahulu, bila benih tidak dipuasakan kemungkinan

    besar benih akan mengalami stres dan memuntahkan makanan yang telah

    dimakannya, sehingga kotoran dapat menurunkan kualitas air. Benih harus

    dipuasakan sekitar 24 jam sebelum dipacking, benih ikan juga harus dalam

    keadaan baik dan sehat agar tetap hidup sampai ke tempat tujuan.

    Dalam kantong plastik ukuran 40 cm x 50 cm biasanya bisa

    menampung 1.000 ekor benih ikan patin. Kantong tersebut diberi oksigen

    sekitar 25 persen dari isi kantong. Untuk menjaga benih ikan patin tidak

    berkumpul pada salah satu ujung kantong plastik, maka plastik-plastik tersebut

    diikat dengan cara khusus. Kedua ujung plastik tersebut diikat kemudian

    plastik tersebut dibalikkan dan dilapisi kembali dengan plastik yang lain,

    sehingga satu kantong plastik wadah benih ikan patin terdiri dari dua plastik.

    Untuk pengiriman diluar pulau Jawa biasanya menggunakan jasa pengiriman

    kargo yang sebelumnya harus dikemas dengan menggunakan Styrofoampada

    tingkat pemeliharaan.

    Benih Ikan Patin Yang siap Kirim

    Dari beberapa tahapan kegiatan usaha pembenihan ikan patin, yang

    paling banyak menyerap waktu adalah proses perawatan larva. Dimana pada

    fase tersebut terdapat banyak serangan hama dan penyakit yang disebabkan

    oleh mikroba. Hal ini membutuhkan ketelatenan para pekerja dalam pemberian

    obat-obatan dan pergantian air. Tingkat mortalitas pada tingkat pemeliharaan

  • 7/26/2019 Makalah Budidaya Perairan (IKAN PATIN)

    12/17

    Makalah Budidaya dan Peluang Usaha Benih Ikan Patin

    10

    larva yaitu sekitar 20 persen dari total larva yang dipelihara.

    Hasil analisis aspek teknis usaha pembenihan ikan patin Produsen

    adalah layak untuk dijalankan. Dalam hal ini tidak ada masalah yang dapat

    menghambat jalannya kegiatan usaha pembenihan ikan patin tersebut mulai

    dari ketersediaan bahan baku, tenaga kerja, transportasi, ketersediaan listrik, air

    maupun kondisi alam.

    C. Aspek Ekonomi

    a) Analisis Usaha

    Terdapat beberapa aspek yang harus dipertimbangkan dalam

    merencanakan dan menganalisa usaha yang efektif. Aspek-aspek tersebut

    secara bersama-sama menentukan bagaimana keuntungan yang diperoleh

    dari suatu penanaman investasi tertentu yang saling berhubungan satu

    dengan yang lainnya, dan suatu putusan mengenai suatu aspek akan

    mempengaruhi putusan-putusan terhadap aspek-aspek lainnya. Seluruh

    aspek harus dipertimbangkan pada setiap tahap (stage) dalam perencanaan

    usaha (Nurmalina et al. 2009). Aspek-aspek tersebut adalah aspek pasar,

    aspek sosial, aspek lingkungan.

    Analisis kelayakan usaha pembenihan ikan patin menggunakan

    beberapa

    asumsi yaitu :

    1.

    Produk yang dihasilkan hanya satu jenis yaitu benih ikan patin.

    2. Luas lahan yang dimiliki Produsen 500 m.

    3. Umur proyek dari analisis kelayakan finansial usaha pembenihan ikan

    patin adalah lima tahun berdasarkan umur indukan jantan.

    4. Harga yang digunakan dalam penelitian adalah harga konstan, baik harga

    input maupun harga output dari kegiatan pembenihan ikan patin.

    5.

    Kegiatan pembenihan ikan patin dilakukan enam kali dalam satu tahun.

    Jumlah indukan patin yang digunakan 30 ekor betina dan 20 ekor jantan.

    Berat masing-masing indukan sekitar 1,5 kg dan dapat menghasilkan

    telur sebanyak 70000 per ekor induk betina.

    6. Harga jual benih ikan patin per ekor sebesar Rp 100,00 nilai ini

    berdasarkan harga yang berlaku pada saat penelitian.

    7.

    Daya tetas telur ikan patin sebesar 80 persen, tingkat mortalitas benih

    yang baru menetas sekitar 10 persen.

  • 7/26/2019 Makalah Budidaya Perairan (IKAN PATIN)

    13/17

    Makalah Budidaya dan Peluang Usaha Benih Ikan Patin

    11

    8.

    Perhitungan nilai sisa didapatkan dari nilai barang yang masih memiliki

    umur ekonomis sedangkan umur proyek telah berakhir. Untuk harga

    tanah diasumsikan sama dengan harga beli dengan harga jual pada akhir

    umur proyek. Reinvestasi dilakukan ketika umur ekonomis telah habis.

    9. Biaya yang digunakan dalam usaha pembenihan ikan patin terdiri dari

    biaya investasi dan biaya operasional. Biaya investasi dikeluarkan pada

    tahun ke-0. Biaya operasional terdiri dari biaya tetap dan biaya variabel. .

    b) Aspek Pasar

    Menurut Nurmalina et al. 2009 mengemukakan bahwa aspek pasar dan

    pemasaran mencoba mempelajari tentang :

    1.

    Permintaan, baik secara total ataupun diperinci menurut daerah, jenis

    konsumen, perusahaan besar pemakai dan perlu diperkirakan tentang

    proyeksi permintaan tersebut.

    2.

    Penawaran, baik yang berasal dari dalam negeri, maupun juga berasal

    dari impor. Bagaimana perkembangannya dimasa lalu dan bagaimana

    perkembangan dimasa yang akan datang.

    3.

    Harga, dilakukan perbandingan dengan barang-barang impor,

    produksi dalam negeri lainnya.

    4. Program pemasaran, mencakup strategi pemasaran yang akan

    dipergunakan bauran pemasaran (marketing mix). Identifikasi siklus

    kehidupan produk (product life cycle), pada tahap apa produk yang

    akan dibuat.

    5.

    Perkiraan penjualan yang bisa dicapai perusahaan, market shareyang

    bisa dikuasai perusahaan.

    c) Peluang Usaha Dan Terkait Dengan Komoditas

    Peningkatan konsumsi ikan patin akan meningkatkan permintaan benih

    patin. Sehingga usaha pembenihan ikan patin sangat potensial dan

    diperkirakan akan terus berkembang. Harga jual yang cukup tinggi

    menjadikan daya tarik pelaku usaha untuk memasuki usaha pembenihan ikan

    patin dengan harapan memperoleh keuntungan yang sebesar-besarnya.

    D. Dampak Sosial Dan Lingkungan

  • 7/26/2019 Makalah Budidaya Perairan (IKAN PATIN)

    14/17

    Makalah Budidaya dan Peluang Usaha Benih Ikan Patin

    12

    a. Aspek Sosial

    Kegiatan pembenihan memberikan kesempatan kerja bagi penduduk

    sekitar lokasi pembenihan, sehingga dapat mengurangi tingkat pengangguran

    dan meningkatkan taraf pendapatan masyarakat di sekitar lokasi. Penyerapan

    tenaga kerja tidak terlalu mempermasalahkah tingkat pendidikan akan tetapi

    kemauan dari pekerja untuk belajar dan jujur terhadap perusahaan. Dilihat dari

    aspek sosial, pengusahaan ikan patin layak untuk dijalankan karena kegiatan

    usaha ini juga dapat membuka kesempatan kerja bagi masyarakat sekitar.

    b. Aspek Lingkungan

    Usaha ini tidak memberikan dampak buruk bagi masyarakat sekitar. Hal

    ini karena buangan atau limbah dari kegiatan usaha hanya berupa air bekas

    pemijahan atau pemeliharaan benih yang dibuang kedalam selokan sehingga

    air tersebut tidak mencemari lingkungan dan tidak merugikan masyarakat

    sekitar. Dilihat dari aspek Lingkungan usaha pembenihan ikan patin Produsen

    layak untuk dijalankan karena tidak menimbulkan limbah yang dapat

    mengganggu lingkungan sekitar.

  • 7/26/2019 Makalah Budidaya Perairan (IKAN PATIN)

    15/17

    Makalah Budidaya dan Peluang Usaha Benih Ikan Patin

    13

    BAB III

    SIMPULAN DAN SARAN

    A. Simpulan

    Dari paparan dan pembahasan di atas dapat kita simpulkan bahwa usaha benih ikan

    patin sangatprofitableselain itu usaha ini merupakan peluang yang sangat menjanjikan,

    permintaan pasar yang terus meningkat setiap tahunnya akan sangat menguntungkan

    apabila usaha ini dijalankan dalam skala besar.

    Selain itu dilihat dari beberapa aspek, diantaranya Aspek Budidaya, Aspek

    Ekonomi, Aspek Sosial dan Lingkungan, usaha ini memberikan dampak yang sangat

    positif karena selain menguntungkan bagi produsen, usaha ini juga dapat membuka

    lapangan kerja sehingga dapat mengurangi jumlah pengangguran. Dengan demikian

    melalui usaha ini kita dapat membantu pemerintah dalam memberantas kemiskinan dan

    pengangguran di tanah air. Usaha ini juga ramah akan lingkungan karena tidak

    menghasilkan limbah yang merugikan bagi lingkungan.

    Dilihat dari aspek budidaya usaha benih ikan patin sangat mudah dan tidak

    membutuhkan tempat yang terlalu luas, sehingga dapat mempermudah dalam teknis

    budidayanya, dan pemeliharaan dapat efektif. Akurium merupakan media pembenihan

    yang sangat cocok dalam usaha ini, selain akan mempermudah monitoring, kebersihan

    air pun akan dapat mudah dijaga dan diperhatikan.

    B. Saran

    Untuk menjalankan usaha ini kita perlu mencari target pemasaran benih ikan patin

    yang kita produksi, hal ini untuk mempermudah proses pemasaran. Selain itu

    kontinuitas produksi harus dijaga agar kebutuhan benih ikan patin konsumen akan

    selalu terpenuhi. Maka dari itu perlu pengaturan dalam masa pembenihan ikan patin

    tersebut. Perlu adanya kerja sama dengan pengusaha pembesaran ikan patin, hal ini

    untuk mempermudah penjualan benih ikan patin yang di produksi.

  • 7/26/2019 Makalah Budidaya Perairan (IKAN PATIN)

    16/17

    Makalah Budidaya dan Peluang Usaha Benih Ikan Patin

    Daftar Pustaka

    Khairuman dan Susenda, D. 2002. Budi Daya Ikan Patin Secara Intensif. Jakarta :

    Agromedia Pustaka

    Nurmalina R, Sarianti T, dan Karyadi A. 2009. Studi Kelayakan Bisnis. Bogor: Buit

    Design & Printing.

  • 7/26/2019 Makalah Budidaya Perairan (IKAN PATIN)

    17/17

    MAKALAH BUDIDAYA PERAIRAN

    BUDIDAYA DAN PELUANG USAHA BENIHIKAN PATIN

    (Pangasius pangasius Ham. Buch.)

    Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Budidaya Perairan

    Disusun Oleh:

    SONNA CAHYADI N (125009005)

    DESTRY DERIANI (115009002)

    YOGI SADARYADI (115009033)

    M. REZA UZAIRI (115009020)

    IRPAN LUTFI (115009043)

    PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

    FAKULTAS PERTANIAN

    UNIVERSITAS SILIWANGI

    2013