Budidaya ikan patin(pangasius)

23
BUDIDAYA IKAN PATIN SIAM (Pangasius hypopthalmus) Disusun: 1. Handy Agung Tresnadi 2. Komang Oktari Ariyani 3. Muhammad Fajar Kurniawan 4. Ni Nyoman Dwi Anjani Putri 5. Riska Priyani

Transcript of Budidaya ikan patin(pangasius)

Page 1: Budidaya ikan patin(pangasius)

BUDIDAYA IKAN PATIN SIAM (Pangasius hypopthalmus)

Disusun:1. Handy Agung Tresnadi2. Komang Oktari Ariyani

3. Muhammad Fajar Kurniawan4. Ni Nyoman Dwi Anjani Putri

5. Riska Priyani

Page 2: Budidaya ikan patin(pangasius)

Ikan patin (Pangasius  hypopthalmus) merupakan salah satu dari 14 spesies pangasius yang sudah cukup lama di Indonesia. Pangasius hypopthalmus berasal dariThailand dan menjadi salah satu ikan populer yang dibudidayakan di Indonesia.Dalam budidaya ikan patin ada beberapa yang harus di perhatikan agar hasil yang didapat lebih maksimal,yaitu.

Page 3: Budidaya ikan patin(pangasius)

• Tanah yang baik untuk kolam pemeliharaan dan budi daya ikan patin adalah jenis tanah liat/lempung, tidak berporos. Jenis tanah tersebut dapat menahan massa air yang besar dan tidak bocor sehingga dapat dibuat pematang/dinding kolam.• Kemiringan tanah yang baik untuk pembuatan kolam berkisar antara 3-

5% untuk memudahkan pengairan kolam secara gravitasi.• Apabila pembesaran patin dilakukan dengan jala apung yang dipasang

disungai maka lokasi yang tepat yaitu sungai yang berarus lambat.• Kualitas air untuk pemeliharaan ikan patin harus bersih, tidak terlalu

keruh dan tidak tercemar bahan-bahan kimia beracun, dan minyak/limbah pabrik.• Suhu air yang baik pada saat penetasan telur menjadi larva di akuarium

adalah antara 26–28 derajat C. Pada daerah-daerah yang suhu airnya relatif rendah diperlukan heater (pemanas) untuk mencapai suhu optimal yang relatif stabil.• PH air berkisar antara: 6,5–7

Page 4: Budidaya ikan patin(pangasius)

Budidaya ikan patin meliputi beberapa kegiatan. Secara garis besar kegiatan ini dibagi menjadi dua, yaitu:

1. kegiatan pembenihan dan,2. kegiatan pembesaran.

Page 5: Budidaya ikan patin(pangasius)

A.PembenihanKegiatan pembenihan merupakan upaya untuk menghasilkan benih pada ukuran tertentu.  Kegiatan pembenihan umumnya masih dilakukan di Balai benih ikan milik pemerintah dan jarang dilakukan oleh masyarakat.Tahap pembenihan:

1.Persiapan lahan2.Pemilihan Induk3.Pemijahan4.Pembesaran

larva5.Pemanenan

Page 6: Budidaya ikan patin(pangasius)

A.1 Persiapa lahanSetidaknya ada 3 jenis kolam yang perlu disiapkan untuk memulai pembenihan ikan patin.

Kolam Pemijahan Kolam Penetasan Telur Kolam Pendederan

Dapat berupa kolam tanah atau bak tembok atau akuarium, jumlah induk yang hendak dipijahkan memengaruhi besarnya ukuran kolam. Misalnya untuk 1 ekor induk yang mempunyai berat 3 kilogram sebaiknya ditempatkan pada kolam dengan luas 18 m2 yang sudah dilengkapi dengan kira-kira 18 buah ijuk.

Biasanya dari akuarium, semakin banyak indukan maka semakin banyak akuarium yang harus disediakan.

sebaiknya dibuatkan kolam berbentuk 4 persegi, buatkanlah saluran (kemalir) pada dasar kolam dan buatkan juga kubangan di daerah saluran pengeluaran. Saluran kemalir dan kubangan dibuat dengan tujuan untuk mengumpulkan benih pada saat panen tiba.

Page 7: Budidaya ikan patin(pangasius)

A.2 Pemilihan IndukKriteria Induk Betina• Induk sudah mempunyai usia diatas 2 tahun.• Induk sudah mempunyai berat antara 1,5 sampai

dengan 2 kilogram.• Secara visual induk sudah mempunyai perut yang

membesar pada daerah anus.• Bila diraba perut induk patin akan terasa empuk,

lembek dan tipis.• Ada pembengkakan dan timbul warna merah di

daerah kloaka.• Akan keluar beberapa butir telur jika daerah kloaka

ditekan.Kriteria Induk Betina• Induk sudah mempunyai usia diatas 2 tahun.•  Induk sudah mempunyai berat antara 1,5 sampai

dengan 2 kilogram• Seperti halnya pada induk betina, bila diraba induk

jantan mempunyai perut yang lembek dan tipis.• Jika diurut sambil ditekan induk jantan akan

mengeluarkan cairan berupa sperma yang berwarna putih.

• Pada bagian kelamin Induk jantan ada pembengkakan dan mempunyai warna merah tua sebagai tanda bahwa induk siap dikawinkan.

JANTAN BETINA

Page 8: Budidaya ikan patin(pangasius)

A.3 Pemijahan

Sebelum Pemijahan Induk yang di pilih akan dikarantina guna memilih induk yang terbaik.

Induk jantan di kolam karantina

Pemijahan ikan patin biasanya dilakukan dengan teknik kawin suntik karena induk patin sulit terangsang untuk memijah bila dengan perlakuan secara alami. Teknik pemijahan induksi (induce breeding) dengan menyuntikkan larutan hipofisa dicampur dengan ovaprim.

Setalah di peroleh hasil pemijahan suntik yang berikutnya yaitu penetasan telur. Lama penetasan telur ikan setelah ditebar didalam bak fiber yang di lengkapi hapa yaitu selama 35 - 40 jam setelah pembuahan. Pada keesokan paginya dihitung jumlah telur yang terbuahi untuk mendapatkan nilai dari Fertility Rate (% FR). Pada sore harinya dilakukan penghitungan terhadap telur-telur yang sudah menetas untuk mengetahui daya tetas telur (% HR). Selanjutnya itu dilakukan pemeliharaan larva.

Page 9: Budidaya ikan patin(pangasius)

A.4 Pembesaran LarvaDilakukan pada hapa penetasan telur yang dialiri air dan dilengkapi dengan aerasi yang tidak terlalu kencang agar larva tidak teraduk. Pemeliharaan larva dalam happa dilakukan selama 1 hari tanpa diberi pakan, karena larva pada saat itu masih memanfaatkan kuning telur yang ada dalam tubuh larva itu sendiri.Larva yang berumur 2 hari diberi pakan berupa artemia sampai berumur 7 hari kemudian dilanjutkan dengan pemberian cacing sutera hingga berumur 14 hari. Pada perkembangan larva membutuhkan lingkungan yang kaya oksigen. Fluktuasi suhu yang besar perlu dihindari selama stadia larva untuk mencegah terjadinya stress. Perubahan suhu yang besar dapat mematikan larva.Secara morfologi, benih telah memiliki kelengkapan organ tubuh meskipun dalam ukuran yang sangat kecil dan berwarna agak putih.Setelah larva berumur 3 hari selanjutnya benih ditebar pada bak pemeliharaan. Benih yang ditebar dalam kondisi sehat, hal ini dapat diketahui dari gerakannya yang lincah dan bersifat agresif  terhadap makanan

Page 10: Budidaya ikan patin(pangasius)

A.5 PemanenanKegiatan pemanenan dilakukan pada pagi hari,  pada saat  larva ikan sudah berumur 14 hari. Larva Ikan yang berada didalam bak fiber diambil dengan menggunakan scopnet kemudian dimasukkan kedalam plastik. Sebagian dijual kepada para petani ikan dan sisanya dibesarkan di kolam pendederan.Proses pemanenan larva Patin menggunakan alat bantu seperti  tabung ukur, ember, baskom, plastik dan scopnet.Sebelum dilakukan panen, air terlebih dahulu dikurangi sebanyak 80% untuk mempermudah proses pemanenan. Kemudian larva ditangkap dengan menggunakan scopnet dan dimasukkan kedalam baskom dan dilakukan penghitungan dengan menggunakan tabung ukur untuk selanjutnya dipindahkan kedalam bak pemeliharaan yang telah disiapkan atau dijual kepada para pembeli.Harga Benih Patin1 ekor indukan bisa menghasilkan 100.000 s.d 150.000 telur setiap masa bertelur (1,5 s.d 2 bulan sekali)Harga di Kolam Pembenihan untuk benih yang berumur 1 bulan (2,5 cm) adalah : Rp. 120,- s.d Rp. 140,-Sedangkan di pemasar (agen) bisa mencapai Rp. 170,- s.d Rp. 190,-

Page 11: Budidaya ikan patin(pangasius)

B. PEMBESARAN

Pemeliharaan Pembesaran ditujukan untuk pemenuhan Ikan Patin konsumsi. Ikan Patin dikonsumsi dalam berbagai ukuran, antara lain 200 gram sampai 1 kg. Masa panen menyesuaikan dengan permintaan pasar. Ada sebagian yang lebih senang ukuran kecil sekitar 200 gram ada yang lebih dari itu. Pada Usia 6 bulan ikan patin sudah mencapai bobot 600-700 gram.Ikan Patin akan tumbuh lebih baik di kolam lumpur dengan aliran air yang mengalir cukup baik, meski demikian bisa juga dipeihara pada kolam semen yang tidak mengalir, tetapi perlu diperhatikan kualitas air agar tetap dalam konsisi yang baik.

Page 12: Budidaya ikan patin(pangasius)

Secara umum kegiatan pembesaran terdiri dari beberapa bagian, yaitu:

1. Persiapan Lahan berupa pempukan.2. Pemberian pakan.3. Penanganan Hama Dan Penyakit4. Pemanenan Ikan Patin

Page 13: Budidaya ikan patin(pangasius)

B.1 Persiapan Lahan berupa Pemupukan

Pada kolam lumpur idealnya perlu dilakukan pemupukan sebelum ikan patin ditebarkan. Pemupukan kolam bertujuan untuk meningkatkan makanan alami dan produktivitas kolam, yaitu dengan cara merangsang pertumbuhan makanan alami sebanyak-banyaknya.Pupuk yang biasa digunakan adalah pupuk kandang atau pupuk hijau dengan dosis 50-700 gram/m 2.

Page 14: Budidaya ikan patin(pangasius)

B.2 Pemberian Pakan

Faktor makanan yang berpengaruh terhadap keberhasilan budi daya ikan patin adalah dari aspek kandungan gizinya, jumlah dan frekuensi pemberin makanan. Pemberian makan dilakukan 2 kali sehari (pagi dan sore). Jumlah makanan yang diberikan per hari sebanyak 3-5% dari jumlah berat badan ikan peliharaan. Jumlah makanan selalu berubah setiap bulan, sesuai dengan kenaikan berat badan ikan. Hal ini dapat diketahui dengan cara menimbangnya 5-10 ekor ikan contoh yang diambil dari ikan yang dipelihara (sampel). Pakan yang diberikan adalah Pelet dan bisa ditambahkan makanan alami lainnya seperti kerang, keong emas,bekicot, ikan sisa, sisa dapur dan lain-lain. Makanan alami yang diperoleh dari lingkungan selain mengandung protein tinggi juga menghemat biaya pemeliharaan.

PELET

Page 15: Budidaya ikan patin(pangasius)

B.3 Penanganan Hama dan Penyakit

Salah satu kendala dan masalah Budi daya ikan patin adalah hama dan penyakit. Pada pembesaran ikan patin di jaring terapung dan kolam hama yang mungkin menyerang antara lain lingsang, kura-kura, biawak, ular air, dan burung. Cegah akses masuk hama tersebut ke kolam atau dengan memasang lampu penerangan si sekitar kolam. Hama tersebut biasanya enggan masuk jika ada sinar lampu. Penyakit ikan patin ada yang disebabkan infeksi dan non-infeksi. Penyakit non-infeksi adalah penyakit yang timbul akibatadanya gangguan faktor yang bukan patogen. Penyakit non-infeksi ini tidak menular. Sedangkan penyakit akibat infeksi biasanya timbul karena gangguan organisme patogen.

Page 16: Budidaya ikan patin(pangasius)

B.4 Pemanenan Ikan Patin

Pemanenan adalah saat yang ditunggu pada budi daya ikan patin. Meski terlihat sederhana pemanenan juga perlu memperhatikan beberapa aspek agar ikan tidak mengalami kerusakan,kematian, atau cacat saat dipanen. Penangkapan ikan dengan menggunakan jala apung akan mengakibatkan ikan mengalami luka-luka. Sebaiknya penangkapan ikan dimulai dibagian hilir kemudian bergerak kebagian hulu. Jadi bila ikan didorong dengan kere maka ikan patin akan terpojok pada bagian hulu. Pemanenan seperti ini menguntungkan karena ikan tetap mendapatkan air yang segar sehingga kematian ikan dapat dihindari. Pemasaran Ikan Patin dalam bentuk segar dan hidup lebih diminati oleh konsumen, karena itu diusahakann menjual dalam bentuk ini. Harga Ikan Patin Per kilogram kurang lebih Rp 15.000.

Page 17: Budidaya ikan patin(pangasius)

Desain Produk (Olahan) Ikan Patin

Page 18: Budidaya ikan patin(pangasius)

Baso Ikan PatinBahan:• 500 gr daging ikan Patin• 2 siung bawang putih, potong tipis, goreng garing dan ditumbuk halus.• ½ sdt garam ( atau sesuai selera )• ¼ sdt merica bubuk• 6 sdm tepung kanji

Cara membuat:1. Cincang atau blender daging ikan.2. Tambahkan bawang putih, garam dan merica, remas -remas sampai tercampur rata. Masukkan tepung kanji, aduk lagi pelan2 sampe rata3. Bentuk adonan menjadi bulatan dengan menggunakan 2 sendok. Rebus dalam air mendidih sampai baso mengapung, angkat, tiriskan 

Page 19: Budidaya ikan patin(pangasius)

Patinky (Patin-Kentucky) Bahan Bahan :

1. 1 ekor patin 2. 250 gr tepung terigu 3. 1 butir telur kocok 4. Lada bubuk, kaldu bubuk, garam secukupnya.

Cara Memasak :•Bumbui patin dengan lada dan garam. Biarkan beberapa saat supaya meresap dengan sempurna.•Bumbui tepung terigu dengan lada dan kaldu bubuk, kocok telur di wadah terpisah.•Guling dan remas-remas patin kedalam tepung, lalu telur dan tepung lagi. Sebelum digoreng kibaskan terlebih dahulu. Terakhir goreng sampai kecoklatan tanda sudah matang.•Tiriskan dan Patinky sudah siap disajikan.

Page 20: Budidaya ikan patin(pangasius)

TERIMA KASIH

Page 22: Budidaya ikan patin(pangasius)

Pemijahan ikan Patin siam (Pangasius hypopthalamus) dilakukan dengan cara pemijahan buatan yaitu dengan menyuntikan hormon perangsang yang berasal dari kelenjar hipofisa LH-RH-A atau hCG atau hormon sintetis dengan merk dagang ovaprim. Penyuntikkan dilakukan dengan tujuan untuk merangsang pemijahan yang sudah matang gonad, ikan patin sulit dipijahkan secara alami karena keadaan lingkungan yang tidak sesuai. Pemijahan ikan patin mengalami kesulitan pada musim kemarau karena ikan patin memiliki kebiasaan memijah pada musim penghujan. Untuk mengatasi hal tersebut maka dilakukan penyuntikan dengan menggunakan hormon yang berbeda. Penyuntikan dengan menggunakan hormon bertujuan untuk merangsang perkembangan gonad dan ovulasi secara lebih cepat pada musim kemarau. Hormon yang biasa digunakan adalah hCG menurut penyuntikan pada induk betina, hCG digunakan pada penyuntikan pertama dengan dosis 500 IU/kg

Induce breeding

Page 23: Budidaya ikan patin(pangasius)

Penyuntikan kedua dengan menggunakan ovaprim 0,6 ml/kg. Penyuntikan induk jantan cukup menggunakan ovaprim dengan satu kali penyuntikan menggunakan dosis 0,2 ml/kg. Keesokan harinya ikan patin siap untuk dipijahkan atau dilakukan fertilisasi dengan cara pencampuran sperma dengan telur. Alat - alat yang dibutuhkan berupa peralatan pemijahan (baskom plastik), kain lap, tisu gulung.Sebelum dilakukan striping pada induk betina, terlebih dahulu dilakukan pengambilan sperma dari induk jantan dengan cara melakukan pemijatan dari perut ke bawah. Usahakan sperma tidak terkena air dengan terlebih dahulu dilakukan pengeringan dengan menggunakan tisu. Sedangkan induk betina distriping untuk mendapatkan telur kemudian telur yang didapatkan dimasukkan kedalam mangkok plastik. Setelah itu telur yang didapat ditambah dengan sperma dan encerkan dengan menggunakan larutan fisiologis (NaCl). Tujuan dari pengenceran ini adalah untuk mempertahankan daya hidup spermatozoa dalam waktu yang relatif lama. Telur dan sperma harus diletakkan di tempat yang tidak terkena sinar matahari. Selanjutnya telur dan sperma segera dibawa ke tempat penetasan, dan diaduk dengan menggunakan bulu ayam kemudian menggoyang - goyangkan wadah secara perlahan kemudian dicuci dengan air sebanyak dua kali, banyak dan lamanya pencucian dilakukan tergantung dari kondisi telur tersebut, semakin lengket telur maka semakin banyak dan lama pencucian. Kemudian telur ditebarkan pada bak fiber berukuran 4 x 2 x 0,5 m3 yang dilengkapi hapa didalamnya dengan ukuran 2 x 1 x 0,3 m3 secara merata agar tidak terjadi penumpukan telur.