Makalah terumbu karang

27
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagian besar wilayah Indonesia adalah lautan, sehingga secara alamiah bangsa Indonesia merupakan bangsa bahari. Hal ini ditambah lagi dengan letak wilayah Indonesia yang strategis diwilayah tropis. Hamparan laut yang luas merupakan suatu potensi bagi bangsa Indonesia untuk mengembangkan sumberdaya laut yang memiliki keragaman, baik sumberdaya hayati maupun sumberdaya lainnya. Sebagai suatu bangsa bahari yang memiliki wilayah laut yang luas dan dengan ribuan pulau besar dan kecil yang tersebar didalamnya, maka derajat keberhasilan bangsa Indonesia juga ditentukan dalam memanfaatkan dan mengelola wilayah laut yang luas tersebut. Keunikan dan keindahan serta keanekaragaman kehidupan bawah laut dari kepulauan Indonesia yang membentang luas di cakrawala khatulistiwa masih banyak menyimpan misteri dan tantangan terhadap potensinya. Salah satu dari potensi tersebut atau sumber daya hayati yang tak ternilai harganya dari segi ekonomi atau ekologinya adalah sumberdaya terumbu karang, apabila sumber daya terumbu karang ini dikaitakan Makalah Pengantar Ilmu Lingkungan”Pencemaran Terumbu Karang” 1

Transcript of Makalah terumbu karang

Page 1: Makalah terumbu karang

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sebagian besar wilayah Indonesia adalah lautan, sehingga secara alamiah bangsa

Indonesia merupakan bangsa bahari. Hal ini ditambah lagi dengan letak wilayah

Indonesia yang strategis diwilayah tropis. Hamparan laut yang luas merupakan suatu

potensi bagi bangsa Indonesia untuk mengembangkan sumberdaya laut yang memiliki

keragaman, baik sumberdaya hayati maupun sumberdaya lainnya. Sebagai suatu bangsa

bahari yang memiliki wilayah laut yang luas dan dengan ribuan pulau besar dan kecil

yang tersebar didalamnya, maka derajat keberhasilan bangsa Indonesia juga ditentukan

dalam memanfaatkan dan mengelola wilayah laut yang luas tersebut.

Keunikan dan keindahan serta keanekaragaman kehidupan bawah laut dari

kepulauan Indonesia yang membentang luas di cakrawala khatulistiwa masih banyak

menyimpan misteri dan tantangan terhadap potensinya. Salah satu dari potensi tersebut

atau sumber daya hayati yang tak ternilai harganya dari segi ekonomi atau ekologinya

adalah sumberdaya terumbu karang, apabila sumber daya terumbu karang ini dikaitakan

dengan pengembangan wisata bahari mempunyai andil yang sangat besar. Karena

keberadaan terumbu karang tersebut sangat penting dalam pengembangan berbagai sektor

termasuk sektor pariwisata.

2.1 Tujuan penulisan

a) Memenuhi salah satu tugas mata kuliah Pengantar Ilmu Lingkungan

b) Mengetahui arti penting terumbu karang bagi aspek kehidupan

c) Menganalisis penyebab, akibat yang ditimbulkan, cara mengatasi, dan cara mencegah

pencemaran Terumbu Karang khususnya di wilayah Indonesia

Makalah Pengantar Ilmu Lingkungan”Pencemaran Terumbu Karang” 1

Page 2: Makalah terumbu karang

3.1 Rumusan masalaha) Apa fungsi dari Terumbu Karang bagi kehidupan?

b) Apa yang menjadi faktor penyebab kerusakan Terumbu Karang ?

c) Apa akibat yang ditimbulkan oleh terjadinya pencemaran lingkungan terhadap

terumbu karang ?

d) Bagaimana cara mengatasi pencemaran pada terumbu karang ?

e) Bagaimana cara mencegah terjadinya pencemaran terumbu karang ?

4.1 Manfaat penulisan

a) Memperluas pengetahuan mengenai topic yang dibahas

b) Melatih untuk peduli terhadap lingkungan dalam bentuk tulisan yang persuasive

c) Memberikan informasi kepada pembaca mengenai topic yang dibahas dalam makalah

ini

Makalah Pengantar Ilmu Lingkungan”Pencemaran Terumbu Karang” 2

Page 3: Makalah terumbu karang

BAB II

I S I

2.1 Pengertian, Cara Reproduksi dan Cara Hidup Terumbu Karang

Terumbu karang adalah sekumpulan hewan karang yang bersimbiosis dengan sejenis

tumbuhan alga yang disebut zooxanthellae. Terumbu karang termasuk dalam jenis

filum Cnidaria kelas Anthozoa yang memiliki tentakel. Kelas Anthozoa tersebut terdiri dari dua

Subkelas yaitu Hexacorallia (atau Zoantharia) dan Octocorallia, yang keduanya dibedakan secara

asal-usul, Morfologi dan Fisiologi.

Koloni karang dibentuk oleh ribuan hewan kecil yang

disebut Polip. Polip karang bentuknya seperti sebuah karung dan

memiliki tangan-tangan yang dinamakan tentakel. Polip menyerap

kalsium karbonat dari air laut untuk membangun rangka luar zat

kapur yang dapat melindungi tubuh polip yang sangat

lembut.Dalam bentuk sederhananya, karang terdiri dari satu polip

saja yang mempunyai bentuk tubuh seperti tabung dengan mulut

yang terletak di bagian atas dan dikelilingi oleh Tentakel. Namun pada kebanyakan Spesies, satu

individu polip karang akan berkembang menjadi banyak individu yang disebut koloni. Hewan ini

memiliki bentuk unik dan warna beraneka rupa serta dapat menghasilkan CaCO3. Terumbu

karang merupakan habitat bagi berbagai spesies tumbuhan laut, hewan laut,

dan mikroorganisme laut lainnya yang belum diketahui.

Karang berkembang biak secara sexual dan asexual. Sexual reproduction terjadi saat sel

telur dan sperma dikeluarkan oleh karang ke kolom perairan. Sel telur dan sperma dari jenis yang

sama kemudian bergabung menghasilkan larva planula. Planula akan tumbuh sebagai polip

karang. Asexual reproduction terjadi saat planula tumbuh menjadi polip karang kemudian

membelah memperbanyak diri.

Makalah Pengantar Ilmu Lingkungan”Pencemaran Terumbu Karang” 3

Page 4: Makalah terumbu karang

Selama satu tahun rata-rata karang hanya dapat

menghasilkan batu karang setinggi 1 cm saja. Jadi selama 100 tahun karang batu itu hanya

tumbuh 100 cm. Kalau begitu, jika karang yang tingginya 5 meter dirusak, diperlukan 500 tahun

agar kembali seperti semula. Terumbu karang termasuk ekosistem yang paling tua di bumi ini.

Tahap pertama evolusi terumbu karang terjadi kira-kira 500 juta tahun yang lalu. Terumbu

karang modern ada sejak lebih dari 50 juta tahun yang lalu. Waktu yang dibutuhkan terumbu

karang untuk tumbuh adalah antara 5000 sampai 10.000 tahun . Jadi terumbu yang kita lihat

sekarang ini telah berumur lebih dari 10.000.

Karang yang hidup di laut, tampak terlihat seperti batuan atau tanaman. Tetapi mereka

sebenarnya adalah sekumpulan hewan-hewan kecil yang dinamakan polip. Ada dua macam

karang, yaitu karang batu (hard corals) dan karang lunak (soft corals). Karang batu merupakan

karang pembentuk terumbu karena tubuhnya yang keras seperti batu. Kerangkanya terbuat dari

kalsium karbonat atau zat kapur. Karang baru bekerja sama dengan alga yang disebut

Zooxanthellae. Karang batu hanya hidup di perairan dangkal dimana sinar matahari masih

didapatkan. Karang lunak bentuknya seperti tanaman dan tidak bekerja sama dengan alga.

Karang lunak dapat hidup baik di perairan dangkal maupun di perairan dalam yang gelap.

Terumbu karang dapat tumbuh dengan baik di perairan laut dengan suhu 21° – 29° C.

Masih dapat tumbuh pada suhu diatas dan dibawah kisaran suhu tersebut, tetapi pertumbuhannya

akan sangat lambat. Itulah sebabnya terumbu karang banyak ditemukan di perairan tropis seperti

Indonesia dan juga di daerah sub tropis yang dilewari aliran arus hangat dari daerah tropis seperti

Florida, Amerika Serikat dan bagian selatan Jepang. Karang membutuhkan perairan dangkal dan

bersih yang dapat ditembus cahaya matahari yang digunakan oleh zooxanthellae untuk

berfotosintesis. Pertumbuhan karang pembentuk terumbu pada kedalaman 18 – 29 m sangat

lambat tetapi masih ditemukan hingga kedalaman iebih dari 90 m. Karang memerlukan salinitas

yang tinggi untuk tumbuh, oleh karena itu, di sekitar mulut sungai atau pantai atau sekitar

Makalah Pengantar Ilmu Lingkungan”Pencemaran Terumbu Karang” 4

Page 5: Makalah terumbu karang

pemukiman penduduk akan lambat karena karang membutuhkan perairan yang kadar garamnya

sesuai untuk hidup. Sebagian besar terumbu karang dunia (55%) terdapat Indonesia, Pilipina,

Australia Utara dan Kepulauan Pasifik, 30% di Lautan Hindia dan Laut Merah. 14% di Karibia

dan 1% di Atlantik Utara. Terumbu karang Indonesia yang mencapai 60.000 km2 luasnya,

sebagian besar berada di Indonesia bagian tengah, Sulawesi, Bali dan Lombok, Papua, Pulau

Jawa, Kepulauan Riau dan pantai Barat serta ujung barat daya Pulau Sumatera.

2.3 Fungsi Terumbu Karang

Setelah mengenali, maka cintai dan peliharalah terumbu karang, karena terumbu karang

mempunyai fungsi dan manfaat serta arti yang amat penting bagi kehidupan manusia baik segi

ekonomi maupun sebagai penunjang kegiatan pariwisata, beberapa manfaat terumbu karang

adalah:

Sumberdaya laut yang mempunyai nilai potensi ekonomi yang sangat tinggi.

Terumbu karang merupakan sumber perikanan yang tinggi. Dari 132 jenis ikan yang

bernilai ekonomi di Indonesia, 32 jenis diantaranya hidup di terumbu karang, berbagai

jenis ikan karang menjadi komoditi ekspor. Terumbu karang yang sehat menghasilkan 3 -

10 ton ikan per kilometer persegi pertahun.

Pelindung ekosistem pantai dari segi fisik. Terumbu karang berfungsi sebagai pelindung

pantai dari erosi dan abrasi, struktur karang yang keras dapat menahan gelombang dan

arus sehingga mengurangi abrasi pantai dan mencegah rusaknya ekosistim pantai lain

seperti padang lamun dan mangrove.

Rumah bagi banyak jenis mahluk hidup di laut. Terumbu karang bagaikan oase di padang

pasir untuk lautan. Karenanya banyak hewan dan tanaman yang berkumpul di sini untuk

mencari makan, memijah, membesarkan anaknya, dan berlindung. Bagi manusia, ini

artinya terumbu karng mempunyai potensial perikanan yang sangat besar, baik untuk

sumber makanan maupun mata pencaharian mereka. Diperkirakan, terumbu karang yang

sehat dapat menghasilkan 25 ton ikan per tahunnya. Sekitar 500 juta orang di dunia

menggantungkan nafkahnya pada terumbu karang, termasuk didalamnya 30 juta yang

bergantung secara total pada terumbu karang sebagai penghidupan.

Makalah Pengantar Ilmu Lingkungan”Pencemaran Terumbu Karang” 5

Page 6: Makalah terumbu karang

Sumber obat-obatan. Pada terumbu karang banyak terdapat bahan-bahan kimia yang

diperkirakan bisa menjadi obat bagi manusia. Saat ini banyak penelitian mengenai bahan-

bahan kimia tersebut untuk dipergunakan untuk mengobati berbagai manusia.

Objek wisata. Terumbu karang yang bagus akan menarik minat wisatawan sehingga

meyediakan alternatif pendapatan bagi masyarakat sekitar. Diperkirakan sekitra 20 juta

penyelam, menyelam dan menikmati terumbu karang per tahun.

Daerah Penelitian. Penelitian akan menghasilkan informasi penting dan akurat sebagai

dasar pengelolaan yang lebih baik. Selain itu, masih banyak jenis ikan dan organisme laut

serta zat-zat yang terdapat di kawasan terumbu karang yang belum pernah diketahui

manusia sehingga perlu penelitian yang lebih intensif untuk mengetahui ‘misteri’ laut

tersebut.

Mempunyai nilai spiritual. Bagi banyak masyarakat, laut adalah daerah spiritual yang

sangat penting, laut yang terjaga karena terumbu karang yang baik tentunya mendukung

kekayaan spiritual ini.

Sumber mata pencarian. Banyak orang yang menggantungkan hidupnya pada terumbu

karang. Tentu saja mnjadikan terumbu karang sebagai sumber mata pencarian harus di

ikuti dengan rasa tanggung jawab sehingga tidak terjadi eksploitasi yang terlalu

berlebihan. Selain itu terumbu karang juga dapat menjadi objek wisata yang tentunya

dapat menambah pundi-pundi rupiah dari wisatawan.

2.4 Keadaan Terumbu Karang di Indonesia

Di perairan indonesia yang notabene merupakan perairan tropis, karang dapat tumbuh

subur karena suhu perairannya berkisar antara 21 – 29 derajat celcius, sementara bila di perairan

yang suhunya lebih rendah pertumbuhan karang akan lebih lambat. Selain di perairan tropis,

karang pun dapat tumbuh subur di perairan subtropis contohnya di jepang selatan dan florida

amerika.

Sebagai negara maritim, indonesia memiliki kekayaan biota laut yang sangat beragam.

salah satu kekayaan biota laut yang terdapat di indonesia adalah terumbu karang. Bahkan

indonesia merupakan negara yang memiliki terumbu karang terkaya di dunia. Sekitar 85.200

km2 atau 18% dari seluruh terumbu karang di dunia yang jumlahnya 284.300 km2 berada di

hamparan dalam samudra di indonesia. Negara kita ini memiliki 93 ribu km2 wilayah perairan

Makalah Pengantar Ilmu Lingkungan”Pencemaran Terumbu Karang” 6

Page 7: Makalah terumbu karang

yang di dalamnya terdapat 4000 jenis hewan laut (ikan dan udang-udangan), 600 jenis batu

karang, dan 2500 jenis moluska. Kita sebagai warga negara indonesia patut berbangga karena

indonesia juga termasuk wilayah Coral triangel atau segitiga karang dunia yang menjadi pusat

ekosistem keragaman laut di dunia. Raja ampat, papua barat merupakan kawasan penyumbang

terumbu karang terbesar di indonesia dan sekaligus menjadi kepulawan dengan jenis terumbu

karang terbanyak di dunia, yang memiliki hampir 500 lebih jenis karang dan 100 spesies ikan

laut. Selain itu masih ada wilayah yang memiliki jenis terumbu karang yang banyak antara lain,

Kepulawan derawan, kalimantan timur; Kep.wakatobi, Sultra; nusa penida,bali; yang masing-

masing memiliki kekayaan terumbu karang yang tidak kalah bagus.

Sayangnya, keberadaan terumbu karang di dunia khususnya di indonesia mulai terancam.

Di indonesia saja persentase perusakan terumbu karang tiap tahunnya menunjukan kenaikan

yang signifikan, dalam kurun waktu 4 tahun (2004-2008) 34% terumbu karang di indonesia

berkondisi sangat buruk, dan ironisnya hanya 3 % terumbu karang yang dalam keadaan sangat

baik. Data yang muncul mengisyaratkan apabila tidak diambil langkah-langkah progresif, dapat

dipastikan laju degradasi terumbu karang di negara kita akan semakin menghawatirkan, bila

tidak ingin dikatakan mengarah punah. Artinya, harus ada upaya nasional untuk mengentikan

laju kerusakannya. Jika tidak, degradasi terumbu karang dikuatirkan akan semakin luas dan besar

yang konsekuensinya juga akan berdampak secara ekologis maupun ekonomis bagi Indonesia

sendiri tentunya.

Karenanya seluruh elemen harus menyadari bahwa menjaga kelestarian sumber daya

kelautan berarti merupakan suatu upaya penting dalam menjamin produktivitas sumber daya

perikanan. Sekali lagi harus disadari, manfaat terumbu karang bagi manusia amat menakjubkan.

Selain merupakan aset wisata bahari, juga berfungsi benteng alami pantai dari gempuran ombak,

bahkan sumber makanan dan obat-obatan. Tak heran, jika ratusan juta orang hidupnya sangat

bergantung pada terumbu karang di coral triangle. Di Indonesia saja, nilai ekonomis terumbu

karang tak bergeser dari angka US$1,6 miliar per tahun. Memang, angka ini masih rendah

ketimbang nilai ekonomis terumbu karang di dunia sebesar US$29,8 miliar dari makanan,

perikanan, keanekaragaman, dan wisata bahari. Namun, angka ekonomis terumbu karang di

Indonesia lebih besar dibandingkan di Hawai yang sebesar US$361 juta bagi nonekstratif dan

sebanyak US$3 juta bagi perikanan pesisir. Jadi, bisa dibayangkan berapa kerugian material yang

timbul akibat rusaknya terumbu karang yang merupakan tempat vital bagi ekosistem perikanan,

Makalah Pengantar Ilmu Lingkungan”Pencemaran Terumbu Karang” 7

Page 8: Makalah terumbu karang

begitu juga kerugian non material berupa rusaknya ekosistem laut yang tentunya amat

berdampak bagi kehidupan kita.

2.5 Penyebab Pencemaran Terumbu Karang

Secara umum penyebab kerusakan terhadap terumbu karang dapat dikelompokkan

menjadi dua, yaitu kerusakan yang disebabkan oleh kegiatan manusia (anthropogenic causes)

dan permasalahan yang disebabkan oleh alam (natural causes).

*Kerusakan akibat manusia

Apabila dikelompokkan dari berbagi kegiatan manusia yang berakibat kerusakan

ekosistem terumbu karang baik secara langsung maupun tidak langsung dibagi menjadi empat,

yaitu :

1. Penambangan dan pengambilan karang. Penambangan dan pengambilan karang

merupakan kegiatan merusak terumbu karang yang banyak dilakukan oleh masyarakat

pesisir pada umumnya. Penyebab utama penambangan karang adalah tidak tersedianya

bahan bangunan, terutama batu pada suatu daerah, sehingga alternatif termudah adalah

mengambil dari terumbu karang. Jenis yang umum diambil adalah karang batu (stony

coral; Porites spp) dan tidak jarang karang yang diambil tersebut masih hidup. Karang

yang diambil dipergunakan untuk membuat bangunan/rumah, jalan, lapangan bola,

(banyak kasus di Maluku, Kalimantan Timur). Di Sulawesi Selatan, ribuan meter kubik

karang batu dan sebagian besar merupakan karang hidup dipakai untuk membuat tanggul-

tanggul tambak yang diambil dari terumbu karang pada bagian depan tambak. Di

Lombok (Mataram), karang yang ditambang digunakan sebagai bahan baku dalam

pembuatan kapur. Pada daerah-daerah yang tidak memiliki bahan galian seperti batu yang

dapat dipakai dalam pembuatan bangunan atau untuk memperoleh bahan-bahan

bangunan tersebut sangat jauh, maka penambangan karang merupakan alternatif yang

terbaik dan termudah yang dapat dilakukan, walaupun banyak sekali masyarakat yang

sadar bahwa kegiatan mereka dapat merusak ekosistim terumbu karang.

2. Penangkapan ikan dengan alat dan bahan yang merusak. Kasus kerusakan terumbu

karang akibat dari penangkapan ikan dengan menggunakan alat dan bahan yang merusak

Makalah Pengantar Ilmu Lingkungan”Pencemaran Terumbu Karang” 8

Page 9: Makalah terumbu karang

banyak terjadi di hampir periaran Indonesia. Kegiatan tersebut antara lain : penangkapan

ikan dengan menggunakan bahan peledak, muroami, bubu, jangkar, tokang dan aktivitas

penancangan tiang budidaya rumput laut. Penggunaan bahan peledak dalam usaha

penangkapan ikan ini banyak dilakukan oleh masyarakat. Hal ini dilakukan karena

kegiatan ini dianggap oleh sebagian masyarakaat sangat efektif dan tidak tergantung pada

musim. Salah satu alasan masyarakat melakukan kegiatan tersebut adalah karena kegiatan

tersebut dapat dilakukan setiap saat dengan mudahnya dan hasil yang diperoleh relatif

besar. Selain itu, waktu yang diperlukan untuk melakukan kegiatan ini relatif lebih

singkat dibandingkan dengan kegiatan penangkapan ikan dengan menggunakan peralatan

lainnya seperti jaring, pancing dn sebagainya. Pada umumnya kegiatan pengeboman

dilakukan di tempat-tempat yang ikannya relatif banyak, seperti di taket-taket (patch reef)

yaitu suatu tempat dimana terdapat banyak terumbu karang. Ledakan yang ditimbulkan

oleh pengeboman inilah yang menyebabkan terjadinya kerusakan ekosistem terumbu

karang. Penangkapan ikan dengan menggunakan jaring muroami biasanya dilakukan di

perairan kawasan Barat Indonesia. Jaring Muroami merupakan suatu teknik penangkapan

ikan yang dilakukan secara berkelompok (melibatkan 30-35 orang) dengan menggunakan

jaring khusus yang disebut muroami, biasanya menggunakan perahu sebanyak tiga buah.

Kasus pemasangan bubu banyak terjadi Kawasan Indonesai bagian Timur terutama di P.

Ambon dan Pulau-pulau sekitarnya. Di daerah tersebut bubu yang terbuat dari Bambu,

biasanya dipasang di tubir pada tempat-tempat yang diduga sebagai jalur lalu lintasnya

ikan. Pada alat tangkap bubu diikatkan seutas tali ke darat, kemudian bubu ditarik ke

darat pada saat tertentu (2-3 hari setelah dipasang). Peristiwa rusaknya ekosistem

terumbu karang pada aktivitas ini adalah pada saat penarikan bubu ke darat. Pada saat

penarikan tersebut biasanya turut tersarut pula karang-karang hidup. Adapula bubu yang

dipasang, dimana pada bagian atasnya ditutupi oleh patahan karang hidup (Acropora

table), sehingga bubu tidak tampak. Jika ada banyak bubu semacam ini dipasang, maka

dapat dibayangkan betapa besar kerusakan yang diderita karang hidup.

3. Pencemaran dan sedimentasi. Tingkat pencemaran di beberapa kawasan pesisir dan

lautan Indonesia pada saat ini telah berada pada kondisi yang sangat memprihatinkan.

Berbagai kegiataan industri yang tumbuh seiring dengan pertumbuhan ekonomi pada

masa orde baru banyak memberikan potensi dampak negatif berupa pencemaran dan

Makalah Pengantar Ilmu Lingkungan”Pencemaran Terumbu Karang” 9

Page 10: Makalah terumbu karang

sedimentasi baik secara langsung maupun tidak langsung dapat menurunkan kualitas dan

kuantitas lingkungan. Ekosistem terumbu karang yang merupakan ekosistem utama di

kawasan pesisir dan lautan mempunyai potensi yang sangat besar untuk terkena dampak

tersebut. Banyak kegiatan-kegiatan industri yang berpotensi menimbulkan pencemaran,

antara lain : buangan minyak (sumur-sumur minyak, tanker, dan kapal lainnya), buangan

yang berasal dari industri, buangan rumahtangga.

4. Pembangunan. Pantai/Pesisir Perencanaan pembangunan kawasan pesisir yang tidak

tepat dan tidak adanya tata ruang yang baik di wilayah pesisir mempunyai dampak sangat

serius terhadap lingkungan sekitarnya. Seperti halnya juga kegiatan industri, kegiatan

pembangunan pantai juga berkontribusi terhadap kerusakan terumbu karang, seperti

pembangunan pelabuhan/dermaga; penyediaan fasilitas wisata seperti pontoon;

pembangunan pemukiman di wilayah pantai; beragam penambangan seperti pasir, coral,

dan sebagainya; pembangunan pelabuhan udara dan pangkalan militer, pembangunan

kota-kota pantai seperti reklamasi. Macam dampak yang ditimbulkan berupa sedimentasi,

pencemaran bahan-bahan kimia, sampah penduduk, dan sebagainya. Dampak inilah yang

kemudian terbawa ke laut dan menyebabkan terjadinya kerusakan ekosistem terumbu

karang.

5. Pembangunan di darat selain pembangunan pantai, pembangunan di darat secara tidak

langsung memberikan kontribusi sebagai penyebab kerusakan terumbu karang. Kegiatan

pembangunan di darat tersebut diantaranya konversi lahan, pembabatan hutan,

pengkonversian fungsi hutan untuk kegunaan lainnya, dan pemukiman. Dampak yang

ditimbulkan berupa erosi dan sedimentasi (bahan organik dan an-organik) yang dibawa

melalui arus sungai yang pada akhirnya bermuara di laut dan dampak ini pulalah yang

juga menyebabkan terjadinya kerusakan kosistem yang berasosiasi dengan lautan,

termasuk di dalamnya terumbu karang.

6. Aktivitas kegiatan industri di lepas pantai. Berbagai aktivitas industri yang terdapat di

lepas pantai juga banyak berdampak bagi kerusakan ekosistem terumbu karang

Indonesia. Berbagai kegiatan tersebut antara lain: 1. Penambangan MIGAS lepas pantai,

dimana dampak yang ditimbulkan oleh kegiatan ini adalah: kerusakan secara fisik,

sedimentasi, dan pencemaran bahan-bahan kimia. 2. Penambangan Pasir, dimana dampak

Makalah Pengantar Ilmu Lingkungan”Pencemaran Terumbu Karang” 10

Page 11: Makalah terumbu karang

yang ditimbulkan oleh kegiatan ini adalah sedimentasi. 3. Kecelakaan tumpahan minyak,

dimana dampak yang ditimbulkannya adalah sedimentasi dan pencemaran bahan-bahan

kimia. 4. Penggalangan kapal, dimana dampak yang ditimbulkan oleh kegiatan ini adalah

kerusakan secara fisik. 5. Pembuangan limbah padat, dimana dampak yang ditimbulkan

oleh kegiatan ini adalah pencemaran bahan kimia.

7. Permintaan jenis ikan hias/ karang meningkat. Faktor penyebab meningkatnya

eksploitasi sumberdaya ikan hias/karang salah satunya adalah karena adanya permintaan

jenis-jenis ikan tertentu, baik di pasaran dalam negeri maupun di pasaran dunia, yang

cenderung meningkat, seperti contoh permintaan ikan maming/kerapu hidup yang tinggi

di pasaran (Hongkong), permintaan ikan Napoleon Wrase di pasaran internasional.

Kecenderungan berakibat pada penangkapan berlebih (over-eksploitasi).

*Kerusakan Akibat Alam

Selain secara fisik, kerusakan ekosistem terumbu karang juga dapat digolongkan sebagai

kerusakan akibat oleh proses-proses alam.  Kerusakan biologi/alami dapat berupa kerusakan

yang disebabkan oleh hewan predator atau karena benar-benar merupakan keajaiban alam seperti

bencana El-Nino, Pemanasan Global (global warming), La-Nina, Topan (storm), gempa (earth

quake) dan banjir (floods).  Secara umum, kerusakan biologis/alami ekosistem terumbu adalah

sebagai berikut :

Torn of CrownSea Star (Acanthaster Plancii). Bintang laut berduri merupakan hewan

pemangsa karang yang cukup ganas. Beberapa ratus ekor bintang laut ini dapat

mematikan berhektar-hektar terumbu karang dalam kurun waktu yang cepat. Di perairan

Maluku, hewan ini biasanya blooming (dalam kepadatan yang sangat tinggi : 25-50

ekor/m2) setelah musim hujan. Penyebab blooming dari hewan ini belum diketahui

dengan jelas. Kerusakan terumbu yang disebabkan hewan ini perlu mendapat perhatian

yang serius pada program Coremap, dengan melakukan pemantauan jumlah, terutama

pada masa-masa blooming.

El-Nino. Kerusakan karang akibat gejala alam ini bersifat global, dan diduga akibat

terjadi perubahan suhu yang cukup tinggi, sehingga menyebabkan karang mati dan

Makalah Pengantar Ilmu Lingkungan”Pencemaran Terumbu Karang” 11

Page 12: Makalah terumbu karang

menjadi putih yang dikenal dengan proses “Bleeching”. Kerusakan karang yang cukup

luas akibat bleeching di perairan Indonesia terjadi pada tahun 1997,  namun gejala ini

tidak terlihat di perairan Maluku.

2.6 Akibat Pencemaran Terumbu Karang

Ancaman utama yang tercatat akibat pencemaran terumbu karang adalah: pembangunan

daerah pesisir, polusi laut, sedimentasi dan pencemaran dari darat, overfishing (penangkapan

sumberdaya berlebih), destruktif fishing (penangkapan ikan dengan cara merusak), dan

pemutihan karang ( coral bleaching ) akibat pemanasan global. Dalam beberapa tahun terakhir

tekanan terhadap terumbu karang semakin bervariasi dan juga semakin meningkat secara

kuantitas maupun kualitas. Kejadian gempa bumi yang melanda lautan Indonesia pada 2004 juga

mengakibatkan kerusakan pada terumbu namun tidak dapat dibandingkan dengan kerusakan

yang disebabkan oleh manusia. Dampak langsung dari perubahan iklim juga semakin banyak

terjadi pada banyak terumbu karang. Dari analisis diperkirakan pada 2015, sekitar 50% populasi

dunia hidup di sepanjang pesisir, sebuah bahaya yang sangat besar terhadap masa depan terumbu

karang. Peningkatan kebutuhan pangan, komersialisasi aktifitas perikanan, dan krisis ekonomi

global akan berujung pada penangkapan berlebih dan penurunan stok perikanan terutama di

negara-negara miskin.

2.7 Cara Mengatasi Pencemaran Terumbu Karang

Cara untuk bisa membantu mengkonservasi terumbu karang dengan sederhana:

Terapkan prinsip 3 R (reduce-reuse-recycle) dan hemat energi. Terumbu karang adalah

ekosistem yang sangat peka terhadap perubahan iklim. Kenaikan suhu sedikit saja dapat

memicu pemutihan karang (coral bleaching). Mass coral bleaching dapat diikuti oleh

kematian massal terumbu karang, seperti yang terjadi di hampir seluruh kawasan tropis

97-98, di Australia, 2002, dan di Karibia, 2006. Jadi apapun yang dapat kita lakukan

untuk mengurangi dampak global warming, akan sangat membantu terumbu karang.

Buang sampah pada tempatnya. Hewan laut sering terkait pada sampah-sampah sehingga

mengganggu gerakannya. Sampah plastik yang transparan banyak dibuktikan termakan

oleh penyu karena tampak seperti ubur-ubur. Sampah plastik ini akan mengganggu

Makalah Pengantar Ilmu Lingkungan”Pencemaran Terumbu Karang” 12

Page 13: Makalah terumbu karang

pencernaanya. Dibanyak lokasi terumbu juga dijumpai karang dan biota laut lainnya yang

bersifat bentik, sessile (tidak dapat berpindah) yang mati akibat tertutup lembaran-

lembaran plastik.

Apabila berlibur, pilih dan pastikan operator/agen/tour menerapkan prinsip ramah

lingkungan.

Bergabung dengan jejaring informasi , milist-milist lingkungan, berbagi ilmu, informasi,

pendapat, dan saling berdiskusi, ajak orang lain untuk terlibat, membangun trend dan

gerakan, gaya hidup yang ramah lingkungan.

Bergabung dengan gerakan-gerakan sukarelawan, atau terlibat aktif dalam kegiatan

pelestarian lingkungan. Ada berbagai kegiatan yang bisa rekan-rekan ikuti, seperti

jaringan sukarelawan survei terumbu karang (JKRI), trip-trip penelitian, reboisasi,

magang di lembaga pelestarian lingkungan dan lain-lainnya.

2.8 Peraturan Pemerintah Mengenai Terumbu Karang

Pengrusakan terumbu karang tersebut khususnya yang disebabkan oleh aktivitas manusia,

merupakan tindakan inkonstitusional atau melanggar hukum. Dalam UU 1945 pasal 33 ayat 3

dinayatakan, “Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung didalamnya dikuasai oleh

negara dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya demi kemakmuran rakyat.”

Pasal 33 ayat 3 ini merupakan landasarn yuridis dan sekaligus merupakan arah bagi

pengaturan terhadap hal yang berkaitan dengan sumberdaya terumbu karang. Selain itu salah

satu tujuan dari Strategi Konservasi Dunia 1980 adalah menetapkan terumbu karang sebagai

sistem ekologi dan penyangga kehidupan yang penting untuk kelangsungan hidup manusia dan

pembangunan berkelanjutan. Karena itu, terumbu karang di sebagai salah satu sumberdaya alam

yang ada di Indonesia, pengelolaannya harus di dasarkan pada peraturan - peraturan,di antaranya:

1. UU RI No. 4/1982, tentang ketentuan-ketentuan pokok pengelolaan lingkungan hidup.

2. UU RI No. 9/1985. Tentang perikanan.

3. UU RI No. 5/1990 tentang konservasi sumberdaya alam hayati dan ekosistem.

4. UU RI No. 9/1990 Tentang Kepariwisataan.

Makalah Pengantar Ilmu Lingkungan”Pencemaran Terumbu Karang” 13

Page 14: Makalah terumbu karang

5. Peraturan pemerintah No. 29/1986 tentang analisa dampak lingkungan.

6. Keputusan menteri kehutanan No. 687/Kpts.II/1989 tanggal 15 Nopember 1989 tentang

pengusaha hutan wisata, Taman Nasional, Taman Hutan Raya dan Taman Hutan Laut.

7. Surat edaran Menteri PPLH No. 408/MNPPLH/4/1979, tentang larangan pengambilan

batu karang yang dapat merusak lingkungan ekosistem laut, situjukan kepada Gubenur

Kapala Daerah, Tingkat I di seluruh Indonesia.

8. Surat Edaran Direktur Jenderal Perikanan No. IK.220/D4.T44/91, tentang penangkapan

ikan dengan bahan/alat terlarang - ditujukan kepada Kepala Dinas Perikanan Propinsi

Daerah Tingkat I di seluruh Indonesia.

BAB III

PENUTUP

Makalah Pengantar Ilmu Lingkungan”Pencemaran Terumbu Karang” 14

Page 15: Makalah terumbu karang

3.1 Kesimpulan

Terumbu karang bisa dikatakan sebagai hutan tropis ekosistem laut. Ekosistem ini

terdapat di laut dangkal yang hangat dan bersih dan merupakan ekosistem yang sangat penting

dan memiliki keanekaragaman hayati yang sangat tinggi. Ekosistem terumbu karang adalah

tempat tinggal bagi ribuan binatang dan tumbuhan yang banyak diantaranya memiliki nilai

ekonomi tinggi. Berbagai jenis binatang mencari makan dan berlindung di ekosistem ini.

Ekosistem terumbu karang adalah ekosistem yang mengandung sumber daya alam yang dapat

memberi manfaat besar bagi manusia. Dari itu diperlukan kearifan manusia untuk mengelolanya,

yang bisa menjadikan sumber daya alam ini menjamin kesejahteraan manusia sepanjang zaman.

Tanpa menghiraukan masa depan dan terus-menerus merusak, ekosistem terumbu karang akan

menjadi semacam padang gurun tandus di dalam laut yang hanya dipenuhi oleh patahan-patahan

karang dan benda mati lainnya. Karena itu pengelolaan sangat diperlukan untuk mengatur

aktivitas manusia serta mengurangi dan memantau cara-cara pemanfaatan yang merusak.

Pengelolaan terumbu karang harus berbasis pada keterlibatan masyarakat, sebagai pengguna

langsung sumber daya laut ini. Keterlibatan masyarakat dalam pengelolaan sumber daya terumbu

karang sangat penting mulai dalam tahap perencanaan, pelaksanaan, pemantauan sampai pada

tahap evaluasi dari suatu cara pengeloaan.Penanggulangan kerusakan terumbu karang di laut

perlu dilakukan secara hati-hati agar tujuan dari upaya dapat dicapai.

Ancaman utama terhadap terumbu karang adalah pembangunan daerah pesisir, polusi

laut, sedimentasi dan pencemaran dari darat, overfishing (penangkapan sumberdaya berlebih),

destruktif fishing (penangkapan ikan dengan cara merusak), dan pemutihan karang ( coral

bleaching ) akibat pemanasan global. Sayangnya, keberadaan terumbu karang di dunia

khususnya di indonesia mulai terancam. Di indonesia saja persentase perusakan terumbu karang

tiap tahunnya menunjukan kenaikan yang signifikan, dalam kurun waktu 4 tahun (2004-2008)

34% terumbu karang di indonesia berkondisi sangat buruk, dan ironisnya hanya 3 % terumbu

karang yang dalam keadaan sangat baik.

3.2 Saran

Makalah Pengantar Ilmu Lingkungan”Pencemaran Terumbu Karang” 15

Page 16: Makalah terumbu karang

Untuk mengatasi tantangan ini, kita semua perlu bekerja bersama dan terlibat dalam

konservasi yang bisa dimulai dari hal yang sangat mudah. Mulai dari hal-hal sederhana yang bisa

kita lakukan sendiri, bergabung dengan gerakan-gerakan sukarela, atau dengan terlibat langsung

di kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan konservasi. Banyak juga sebenarnya inisiatif dan

upaya-upaya yang cukup komprehensif untuk konservasi, yang sudah dilakukan banyak pihak

yang bisa menginspirasi kita semua. Selain itu kita pun harus menerapkan prinsip ramah

lingkungan. Tapi intinya, kita harus berkerja sama untuk terumbu karang dan masa depan yang

lebih baik.

PENDAPAT

Makalah Pengantar Ilmu Lingkungan”Pencemaran Terumbu Karang” 16

Page 17: Makalah terumbu karang

Sebagai makhluk ciptaan-Nya yang diberikan akal, rasa, pikiran dan karsa sudah

seharusnya kita dapat memperhatikan keadaan lingkungan yang akhir-akhir ini sudah sangat

memprihatinkan, salah satunya adalah pencemaran terhadap lingkungan sekitar terumbu karang.

Sudah kita ketahui bahwa terumbu karang merupakan

Dalam beberapa tahun terakhir tekanan terhadap terumbu karang semakin bervariasi dan

juga semakin meningkat secara kuantitas maupun kualitas. Kejadian gempa bumi yang melanda

lautan Indonesia pada 2004 juga mengakibatkan kerusakan pada terumbu namun tidak dapat

dibandingkan dengan kerusakan yang disebabkan oleh manusia. Dampak langsung dari

perubahan iklim juga semakin banyak terjadi pada banyak terumbu karang. Dari analisis

diperkirakan pada 2015, sekitar 50% populasi dunia hidup di sepanjang pesisir, sebuah bahaya

yang sangat besar terhadap masa depan terumbu karang. Peningkatan kebutuhan pangan,

komersialisasi aktifitas perikanan, dan krisis ekonomi global akan berujung pada penangkapan

berlebih dan penurunan stok perikanan terutama di negara-negara miskin.

Menurut kami, ada beberapa penyebab kerusakan terumbu karang, yakni

pencemaran industri, minyak, penambangan karang dan penangkapan ikan dengan bahan peledak

dan racun sianida. Saat ini penggunaan racun sianida meningkat bukan hanya untuk

penangkapan skala besar tetapi juga untuk pengumpulan ikan akuarium atau ikan hias.

Diperkirakan penggunaan racun ini mencapai 640 ton setiap tahun. Efek yang ditimbulkan

sangat beragam, dari matinya larva dan ikan kecil, koral (bleach) juga mati terkena racun ini.

Akibat kerusakan terumbu karang yang paling dirugikan adalah nelayan. Kerusakan terumbu

karang itu diikuti hutan mangrove, menjadikan tangkapan ikan nelayan semakin berkurang. Hal

ini disebabkan kemampuan nelayan Indonesia untuk mencari ikan di wilayah tangkapan baru

sangat terbatas karena teknologinya sangat terbatas pula. Kerusakan hutan yang sering

dituduhkan kepada pesanggem (petani hutan). Kerusakan terumbu karang juga sering

menjadikan nelayan kecil sebagai tertuduh. Budaya asal tuduh terhadap masyarakat kecil yang

"tidak sakti'' hukum ternyata berlanjut sampai sekarang. Seperti kasus yang terjadi di Himpunan

Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Sumatera Utara. Melalui wakilnya membeberkan fakta,

bahwa selama ini nelayan kecil diperalat untuk menghancurkan terumbu karang oleh nelayan

besar. Termasuk nelayan asing dari Thailand untuk menguras isi laut pantai Sumatera Utara

DAFTAR PUSTAKA

Makalah Pengantar Ilmu Lingkungan”Pencemaran Terumbu Karang” 17

Page 18: Makalah terumbu karang

http://www.goblue.or.id/tentang-terumbu-karang

http://dinatropika.wordpress.com/2011/01/17/pengaruh-pencemaran-lingkungan-terhadapterumbu-karang/

http://id.wikibooks.org/wiki/Melibatkan_Masyarakat_dalam_Penanggulangan_Kerusakan_ Lingkungan_Pesisir_dan_Laut

http://www.suaramerdeka.com/harian/0012/01/dar19.htm

http://sipla.pksplipb.or.id/terumbukarang.html

Makalah Pengantar Ilmu Lingkungan”Pencemaran Terumbu Karang” 18