MAKALAH TELAAH KURIKULUM

download MAKALAH TELAAH KURIKULUM

of 21

Transcript of MAKALAH TELAAH KURIKULUM

MAKALAH TELAAH KURIKULUM DAN MATERI FISIKA SEKOLAH MENENGAH MEMAHAMI STANDAR PROSES

Oleh Kelompok V

Anggota: Nining Devitri Sri Hartati Iwan Saputra Noka Hendra Henni Susanti P (16026/2010) (16027/2010) (16028/2010) (05064/2008) (00311/2008)

Dosen Pembina Mata Kuliah : Drs. Masril, M.Si

JURUSAN FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI PADANG 2012

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT, atas rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Memahami Standar Proses ini, guna memenuhi tugas mata kuliah Telaah Kurikulum. Dalam makalah ini akan dibahas mengenai cara memahami standar proses. Poin yang dibahas yaitu penyiapan perencanaan pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran, penilaian hasil belajar dan pengawasan pembelajaran. Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penulisan makalah ini. Semoga makalah ini dapat memberikan sedikit ilmu pengetahuan bagi para pembaca dalam mengetahui proses pembelajaran. Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan, untuk itu, penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca agar bermanfaat bagi kita. Padang, Maret 2012

Penulis

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................. DAFTAR ISI ........................................................................................................... BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... BAB II TEORI 1. 2. 3. 4. Penyiapan Perencanaan Pembelajaran ................................................. Pelaksanaan Proses Pembelajaran ......................................................... Penilaian Hasil Belajar .......................................................................... Pengawasan Pembelajaran .....................................................................

BAB III PENUTUP 1. Kesimpulan ........................................................................................... 2. Saran ..................................................................................................... DAFTAR PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN Dalam rangka pembaharuan sistem pendidikan nasional telah ditetapkan visi, misi dan strategi pembangunan pendidikan nasional. Terkait dengan visi tersebut telah ditetapkan serangkaian prinsip penyelenggaraan pendidikan untuk dijadikan landasan dalam pelaksanaan reformasi pendidikan. Salah satu prinsip tersebut adalah pendidikan diselenggarakan sebagai proses pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat. Dalam proses tersebut diperlukan guru yang memberikan keteladanan, membangun kemauan, dan mengembangkan potensi dan kreativitas peserta didik. Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan guru dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Proses pembelajaran perlu direncanakan, dilaksanakan, dinilai, dan diawasi agar terlaksana secara efektif dan efisien. Sesuai dengan amanat Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan salah satu standar yang harus dikembangkan adalah standar proses. Standar proses adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran pada satuan pendidikan untuk mencapai kompetensi lulusan. Standar proses berisi kriteria minimal proses pembelajaran pada satuan pendidikan dasar dan menengah di seluruh wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia. Standar proses ini berlaku untuk jenjang pendidikan dasar dan menengah pada jalur formal, baik pada sistem paket maupun pada sistem kredit semester. Standar proses meliputi perencanaan proses pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran, penilaian hasil pembelajaran, dan pengawasan proses pembelajaran untuk terlaksananya proses pembelajaran yang efektif dan efisien

BAB II TEORI

1. PENYIAPAN PERENCANAAN PEMBELAJARAN A. Hakikat Perencanaan Rencana pelaksanaan pembelajaran pada hakekatnya merupakan perencanaan jangka pendek untuk memperkirakan atau memproyeksikan apa yang akan dilakukan dalam pembelajaran. Dengan demikian, RPP merupakan upaya untuk memperkirakan tindakan yang akan dilakukan dalam kegiatan pembelajaran. RPP perlu dikembangkam untuk

mengkoordinasikan komponen pembelajaran yakni, kompetensi dasar, materi dasar, indikator hasil belajar, dan penilaian. Kompetensi dasar berfungsi mengembangkan potensi peserta didik, materi dasar berfungsi memberi makna terhadap kompetensi dasar, indikator hasil belajar berfungsi menunjukkan keberhasilan pembentukkan kompetensi peserta didik, sedangkan penilaian berfungsi mengukur pembentukkan kompetensi, dan menentukan tindakan yang harus dilakukan apabila kompetensi dasar belum terbentuk atau belum tercapai. Rencana pelaksanaan pembelajaran KTSP yang akan bermuara pada pelaksanaan pembelajaran, sedikitnya mencakup tiga kegiatan yaitu identifikasi kebutuhan, perumusan kompetensi dasar, dan penyusunan program. 1. Identifikasi Kebutuhan Pada tahap ini, sebaiknya guru melibatkan peserta didik untuk mengenali, menyatakan, dan merumuskan kebutuhan belajar, sumber-sumber yang tersedia dan hambatan yang mungkin dihadapi dalam kegiatan pembelajaran untuk memenuhi kebutuhan belajar. Identifikasi kebutuhan bertujuan antara untuk melibatkan dan memotivasi peserta didik agar kegiatan belajar dirasakan oleh mereka sebagai bagian dari kehidupannya dan mereka merasa memilikinya. Hal ini dapat dilakukan dengan prosedur sebagai berikut: a. Peserta didik didorong untuk menyatakan kebutuhan belajar berupa kompetensi tertentu yang ingin mereka miliki dan diperoleh melalui kegiatan pembelajaran. b. Peserta didik didorong untuk mengenali dan mendayagunakan lingkungan sebagai sumber belajar untuk memenuhi kebutuhan belajar. c. Peserta didik dibantu mengenal dan menyatakan kemungkinan adanya hambatan dalam upaya memenuhi kebutuhan belajarnya, baik yang akan datang dari dalam (internal) maupun dari luar (eksternal).

Ketiga hal tersebut dapat dilakukan baik secara perorangan maupun kelompok. Secara perorangan peserta didik mengekspresikan pendapat masing-masing secara langsung dan guru membantu mereka dalam menyusun kebutuhan belajar beserta hambatan-hambatannya. Secara kelompok peserta didik mendiskusikan kebutuhan belajar sehingga menjadi kesepakatan berkelompok. 2. Identifikasi Kompetensi Kompetensi merupakan sesuatu yang dimiliki oleh peserta didik, dan merupakan komponen utama yang dirumuskan dalam pembelajaran, yang memiliki peran penting dan menentukan arah pembelajaran. Kompetensi yang jelas akan memberi petunjuk yang jelas pula terhadap materi yang harus dipelajari, penetapan metode dan media pembelajaran, serta memberi petunjuk terhadap penilaian. Oleh karena itu, setiap kompetensi harus merupakan perpaduan dari pengetahuan, keterampilan, nilai dan sikap yang direfleksikan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak. Uraian di atas mengisyaratkan bahwa pembentukan kompetensi melibatkan intelegensi quotion (IQ), emosional intelegensi (EI), creativity inteligensi (CI), yang secara keseluruhan harus tertuju pada pembentukkan spiritual intelegensi (SI). Pengembangan KTSP yang efektif menuntut kerja sama yang baik antara sekolah/ satuan pendidikan dengan masyarakat dan dunia usaha, terutama dalam mengindentifikasi dan menganalisis kompetensi yang perlu dan dimiliki oleh peserta didik. 3. Penyusunan Program Pembelajaran Penyusunan program memberikan arah kepada suatu program dan membedakannya dengan tujuan lain. Berdasarkan hal tersebut keputusan dibuat dalam menentukan kegiatan apa yang akan dilakukan dan untuk kelompok sasaran mana, sehingga program itu menjadi pedoman yang konkrit dalam pengembangan program selanjutnya. Penyusunan program pembelajaran akan bermuara pada rencana pelaksanaan pembelajaran, sebagai produk program pembelajaran jangka pendek, yang mencakup komponen program kegiatan belajar dan proses pelaksanaan program. Komponen program mencakup dasar, materi standar, metode dan teknik, media dan sumber belajar, waktu belajar dan daya dukung lainnya. Dengan demikian rencana pelaksanaan pembelajaran pada hakikatnya merupakan suatu sistem, yang terdiri atas komponen-komponen yang saling berhubungan serta berinteraksi satu sama lain, dan memuat langkah-langkah pelaksanaannya, untuk mencapai tujuan atau membentuk kompetensi.

B. Silabus Silabus adalah rencana pembelajaran suatu mata pelajaran tertentu yang mencakup standar kompetensi, kompetensi dasar, materi pokok/pembelajaran, indikator, penilaian, alokasi waktu, dan sumber/bahan/alat belajar. Silabus merupakan penjabaran standar kompetensi dan kompetensi dasar ke dalam materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian kompetensi untuk penilaian. Silabus bermanfaat sebagai pedoman pengembangan pembelajaran lebih lanjut, mulai dari perencanaan, pengelolaan kegiatan pembelajaran dan pengembangan penilaian. Prinsip pengembangan silabus adalah: ilmiah, relevan, sistematis, konsisten, memadai, aktual dan kontekstual, fleksibel, dan menyeluruh. Silabus yang juga merupakan sistem yang membutuhkan komponen sebagai syarat terbentuknya. Komponen silabus adalah: a. Identifikasi b. Standar Kompetensi c. Kompetensi Dasar d. Materi Pokok e. Pengalaman Belajar f. Indikator g. Penilaian h. Alokasi Waktu i. Sumber/Bahan/Alat C. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah rencana yang menggambarkan prosedur dan pengorganisasian pembelajaran untuk mencapai satu kompetensi dasar yang ditetapkan dalam Standar Isi dan dijabarkan dalam silabus. Lingkup Rencana Pembelajaran paling luas mencakup 1 (satu) kompetensi dasar yang terdiri atas 1 (satu) indikator atau beberapa indikator untuk 1 (satu) kali pertemuan atau lebih Pengembangan RPP, harus diawali dengan pemahaman terhadap arti dan tujuannya, serta menguasai secara teoritis dan praktis unsur-unsur yang terdapat di dalamnya. Rencana Pelaksanaan pembelajaran merupakan suatu perkiraan atau proyeksi guru mengenai seluruh kegiatan yang akan dilakukan baik oleh guru maupun peserta didik, terutama dalam kaitannya dengan pembentukkan kompetensi. Dalam RPP harus jelas kompetensi dasar yang akan dimiliki oleh peserta didik, apa yang harus dimiliki, apa yang harus dipelajari,

bagaimana mempelajarinya, serta bagaimana guru mengetahui bahwa peserta didik telah menguasai atau memiliki kompetensui tertentu. Aspek-aspek tersebut merupakan unsur utama yang secara minimal harus ada dalam setiap RPP sebagai pedoman guru dalam melaksanakan pembelajaran, dan membentuk kompetensi peserta didik. D. Fungsi RPP Sedikitnya ada dua fungsi RPP dalam KTSP. Kedua fungsi tersebut adalah fungsi perencanaan dan fungsi pelaksanaan. 1. Fungsi Perencanaan Fungsi perencanaan RPP dalam KTSP adalah bahwa rencana pelaksanaan pembelajaran hendaknya dapat mendorong guru lebih siap melakukan kegiatan pembelajaran dengan perencanaan yang matang. Oleh karena itu, setiap akan melakukan pembelajaran guru wajib memiliki persiapan, baik persiapan tertulis maupun tidak tertulis. Komponenkomponen yang harus dipahami guru dalam pengembangan KTSP antara lain, kompetensi dasar, materi standar, hasil belajar, indikator hasil belajar, penilaian, dan prosedur pembelajaran. 2. Fungsi Pelaksanaan Dalam pengembangan KTSP, rencana pelaksanaan pembelajaran harus disusun secara sistemik dan sistematis, utuh dan menyeluruh, dengan beberapa kemungkinan penyesuaian dalam situasi pembelajaran yang aktual. Dengan demikian, rencana pelaksanaan pembelajaran berfungsi untuk mengefektifkan proses pembelajaran sesuai dengan apa yang direncanakan. Dalam hal ini, materi standar yang dikembangkan dan dijadikan bahan kajian oleh peserta didik harus disesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuannya, mengandung nilai fungsional, praktis, serta disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan lingkungan, sekolah, dan daerah. Oleh karena itu, kegiatan pembelajaran harus terorganisasi melalui serangkaian kegiatan tertentu, dengan strategi yang tepat dan mumpuni. E. Prinsip Pengembangan RPP Pengembangan rencana pelaksanaan pembelajaran harus memperhatikan perhatian dan karakteristik peserta didik terhadap materi standar yang dijadikan bahan kajian. Untuk kepentingan tersebut, terdapat pengembangan rencana pelaksanaan pembelajaran dalam menyukseskan implementasi KTSP, yaitu: a. Kompetensi yang dirumuskan dalam rencana pelaksanaan pembelajaran harus jelas, makin konkrit kompetensi makin mudah diamati, dan makin tepat kegiatan-kegiatan yang harus dilakukan untuk membentuk kompetensi tersebut.

b. Rencana pelaksanaan pembelajaran harus sederhana dan fleksibel, serta dapat dilaksanakan dalam kegiatan pembelajaran, dan pembentukan kompetensi peserta didik. c. Kegiatan yang disusun dan dikembangkan dalam rencana pelaksanaan pembelajaran harus menunjang dan sesuai dengan kompetensi dasar yang akan diwujudkan. d. Rencana pelaksanaan pembelajaran yang dikembangkan harus utuh dan menyeluruh, serta jelas pencapaianya. e. Harus ada koordinasi antarkomponen pelaksana program di sekolah, terutama apabila pembelajaran dilaksanakan secara tim atau dilaksanakan di luar kelas, agar tidak menganggu jam-jam pelajaran yang lain. Oleh karena itu, perlu dilakukan pembagian tugas guru, penyusunan kalender pendidikan dan jadwal pembelajaran, serta pembagian waktu yang digunakan secara proprosional, penetapan penilaian, penetapan norma kenaikan kelas dan kelulusan, pencatatan kemajuan belajar, pembelajaran remedial, program percepatan (akselerasi), peningkatan kualitas pembelajaran, dan pengisian waktu jam kosong. Dalam kaitannya dengan rencana pelaksanaan pembelajaran, terdapat beberapa hal penting yang perlu diperhatikan: a. Persiapan merupakan suatu proses yang diarahkan pada tindakan mendatang mendatang, misalnya untuk pembentukan kompetensi, dan mungkin akan melibatkan orang lain, seperti pengawas, dan komite sekolah, bahkan orang tua peserta didik. b. Persiapan diarahkan pada tindakan di masa mendatang, yang dihadapkan kepada berbagai masalah, tantangan dan hambatan yang tidak jelas, dan tidak pasti. c. Rencana pelaksanaan pembelajaran sebagai bentuk kegiatan perencanaan erat hubungannya dengan bagaimana sesuatu dapat dikerjakan. Guru professional harus mampu mengembangkan RPP yang baik, logis, dan sistematis, karena di samping untuk melaksanakan pembelajaran, RPP mengemban professional accountability, sehingga guru dapat mempertanggungjawabkan apa yang dilakukannya. Oleh karena itu, setiap guru harus memiliki RPP yang matang sebelum melaksanakan pembelajaran, baik persiapan tertulis maupun tidak tertulis. Cynthia (1993: 113), mengemukakan bahwa proses pembelajaran yang dimulai dengan fase perkembangan rencana pelaksanaan pembelajaran, ketika kompetensi dan metodologi telah diidentifikasi, akan membantu guru dalam mengorganisasikan materi standar, serta mengantisipasi peserta didik dan masalah-masalah yang mungkin akan timbul

dalam pembelajaran. Sebaliknya, tanpa rencana pelaksanaan pembelajaran, sesorang guru akan mengalami hambatan dalam proses pembelajaran yang dilakukan. Dengan RPP yang optimal, guru dapat mengorganisasikan kompetensi dasar yang akan dicapai dalam pembelajaran secara lebih terarah. Rencana pelaksanaan pembelajaran merupakan hal penting yang harus dilakukan guru untuk menunjang pembentukan kompetensi pada diri peserta didik. Dalam hal ini, guru harus mengembangkan perencanaan dalam bidangnya untuk jangka waktu satu tahun atau satu semester, beberapa minggu atau beberapa jam saja. Rencana pelaksanaan pembelajaran berisi garis besar apa yang akan dikerjakan oleh guru dan peserta didik selama proses pembelajaran, baik untuk satu kali pertemuan maupun meliputi beberapa kali pertemuan. Guru yang belum berpengalaman pada umumnya memerlukan perencanaan yang lebih rinci dibandingkan dengan guru yang sudah berpengalaman. Identifikasi kompetensi merupakan langkah pertama yang harus dilakukan dalam pengembangan RPP, karena beberapa materi standar mungkin memiliki lebih dari satu kompetensi dasar. Di samping itu, perlu ditetapkan pula fokus kompetensi yang diharapkan dari peserta didik sebagai hasil akhir pembelajaran. Kompetensi ini juga akan menjadi pedoman bagi guru dalam menentukan materi standar yang akan digunakan dan pendekatan pembelajaran yang tepat untuk membentuk kompetensi peserta didik. F. Cara Pengembangan RPP Cara pengembangan RPP dalam garis besarnya dapat mengikuti langkah-langkah sebagai berikut. a) Mengisi kolom identitas b) Menentukan alokasi waktu yang dibutuhkan untuk pertemuan yang telah ditetapkan c) Menentukan standar kompetensi dan kompetensi dasar, serta indicator yang akan digunakan yang terdapat pada silabus yang telah disusun d) Merumuskan tujuan pembelajaran berdasarkan standar kompetensi dan kompetensi dasar, serta indikator yang telah ditetapkan e) Mengidentifikasi materi standar berdasarkan materi pokok/ pembelajaran yang terdapat dalam silabus. Materi standar merupakan uraian dari materi

pokok/pembelajaran. f) Menetukan metode pembelajaran yang akan digunakan. g) Merumuskan langkah-langkah pembelajaran yang akan terdiri dari kegiatan awal, inti, dan akhir.

h) Menentukan sumber belajar yang digunakan i) Menyusun kriteria penilaian, lembar pengamatan, contoh soal, dan teknik penskoran. G. Kinerja Guru dalam Pengembangan RPP Ornstein (1990: 465) merekomendasikan bahwa untuk membuat rencana pelaksanaan pembelajaran yang efektif harus berdasarkan pengetahuan terhadap tujuan umum sekolah, tujuan mata pelajaran, kemampuan, sikap, kebutuhan, dan minat peserta didik, isi kurikulum dan unit-unit pelajaran, serta teknik-teknik pembelajaran jangka pendek. Perencanaan merupakan suatu bentuk dari pengambilan keputusan. Sehubungan dengan itu rencana pelaksanaan pembelajaran yang dikembangkan oleh guru menurut Ornstein (1990: 465-466) keputusannya akan dipengaruhi oleh dua area yaitu, (1) pengetahuan guru terhadap bidang studi yang ditekankan pada organisasi dan penyajian materi, pengetahuan akan pemahaman peserta didik terhadap materi dan pengetahuan tentang bagaimana mengajarkan materi tersebut, dan (2) pengetahuan guru terhadap sistem tindakan yang ditekankan pada aktifitas guru seperti mendiagnosis, mengelompokkan, mengatur dan mengevaluasi peserta didik. Langkah pertama yang ditempuh guru dalam mengembangkan rencana pelaksanaan pembelajaran adalah mengidentifikasi dan mengelompokkan kompetensi yang ingin dicapai setelah proses pembelajaran. Kompetensi yang ingin dikembangakan harus mengandung muatan yang menjadi materi standar, yang dapat diidentifikasi berdasarkan keputusan peserta didik, kebutuhan masyarakat, ilmu pengetahuan, dan filsafat. Terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam mengidentifikasi kompetensi, yaitu, hendaknya mengandung unsure proses dan produk, bersifat spesifik dan dinyatakan dalam bentuk perilaku nyata, mengandung pengalaman belajar yang diperlukan untuk mencapai kompetensi tersebut, pembentukkan kompetensi seringkali membutuhkan waktu relative lama, harus realistis dan dapat dimaknai sebagai kegiatan atau pengalaman belajar tertentu, serta harus komprehensif, artinya berkaitan dengan visi dan misi sekolah. Langkah kedua adalah mengembangkan materi standar. Materi standar merupakan isi kurikulum yang diberikan kepada peserta didik dalam proses pembelajaran dan pembentukkan kompetensi. Secara umum, materi standar mencakup tiga komponen utama yaitu ilmu pengetahuan, proses, dan nilai-nilai, yang dapat dirinci sesuai dengan kompetensi dasar, serta visi dan misi sekolah. Langkah ketiga dalam menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran adalah menentukan metode. Penentuan metode pembelajaran erat kaitannya dengan pemilihan

strategi pembelajaran yang paling efisien dan efektif dalam memberikan pengalaman belajar yang diperlukan untuk membentuk kompetensi dasar. Dalam hal ini, stretegi pembelajaran merupakan kegiatan guru dalam melakukan proses pembelajaran dan pembentukan kompetensi yang dapat memberikan kemudahan kepada peserta didik untuk mencapai tujuan. Langkah terakhir dalam mengembangkan rencana pelaksanaan pembelajaran adalah merencanakan penilaian. Sejalan dengan KTSP yang berbasis kompetensi penilaian hendaknya dilakukan berdasarkan apa yang dilakukan oleh peserta didik selama proses pembelajaran dan pembentukan kompetensi. Oleh karena itu, penilaian hendaknya dilakukan berbasis kelas dan ujian dilakukan berbasis sekolah. Tyler (1986) mengatakan bahwa penilaian pembelajaran dimaksudkan untuk mengetahui tercapai tidaknya pembelajaran yang telah dilaksanakan yang mencakup semua komponen pembelajaran baik proses maupun hasilnya. Guru yang memiliki kinerja tinggi akan berusaha meningkatkan kompetensinya, baik dalam kaitannya dengan perencanaan, pelaksanaan, maupun penilaian pembelajaran, sehingga diperoleh hasil kerja yang optimal. Sedikitnya terdapat sepuluh faktor yang dapat meningkatkan kerja guru yaitu. 1. Dorongan Untuk Bekerja Seseorang akan melakukan sesuatu atau bekerja untuk memenuhi kebutuhan dan merealisasikan keinginan yang menjadi cita-citanya. Maslow (1970) menyusun suatu teori tentang kebutuhan manusia yang bersifat hierarkis dan dikelompokkan menjadi lima tingkat yaitu kebutuhan fisiologis, rasa aman, kasih sayang, harga diri, dan aktualisasi diri. Kecendrungan dan intensitas perbuatan seseorang dalam bekerja kemungkinan besar dipengaruhi oleh jenis kebutuhan yang ada pada diri seseorang. Demikian halnya guru dalam mengembangkan rencana pelaksanaan pembelajaran tentu dipengaruhi oleh keinginankeinginan yang kuat sesuai dengan peranannya, maka akan berusaha melakukan tugas-tugas yang berkaitan dengam upaya penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran secara optimal. 2. Tanggung Jawab Terhadap Tugas Setiap guru memiliki tanggungjawab terhadap sejumlah tugas harus dilakukan sesuai dengan jabatannya. Motivasi kerja guru di sekolah akan ditentukan oleh besar kecilnya tanggung jawab yang diembannya dalam melaksanakan tugas. Tanggung jawab tersebut memberikan kebebasan bagi guru untuk memutuskan apa yang dihadapinya dan bagaimana menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan kepadanya. Tanggung jawab guru dalam mengembangkan rencana pelaksanaan pembelajaran berkaitan dengan budaya kerja dan budaya malu. Kadar motivasi guru dalam

mengembangkan rencana pelaksanaan pembelajaran dipengaruhi oleh beban tugas yang menjadi tanggung jawabnya yang harus dilaksanakan dalam kegiatan sehari-hari. 3. Minat Terhadap Tugas Tugas-tugas yang dikerjakan oleh guru mencerminkan kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan minat terhadap tugas yang dibebankan kepadanya. Nawawi (1989: 129) mengungkapkan bahwa minat dan kemampuan terhadap sesuatu pekerjaan berpengaruh terhadap moral kerja. Dalam kaitannya terhadap minat guru terhadap pengembangan rencana pelaksanaan pembelajaran, berarti dalam diri guru terdapat perasaan suka atau tidak suka untuk mengembangkan atau tidak mengembangkan rencana pelaksanaan pembelajaran dan meningkatkan kualitas pembelajaran. 4. Penghargaan Atas Tugas Penghargaan atas keberhasilan yang dicapai guru dalam bekerja merupakan salah satu motivasi yang memacu dan mendorongnya untuk bekerja dan berprestasi lebih baik. Penghargaan dapat menumbuhkan rasa cinta, bangga, dan tanggung jawab terhadap tugastugas yang diberikan. Dalam kaitannya dengan rencana pelaksanaan pembelajaran, jika guru menghargai tugas tersebut, maka dalam pengembangannya akan diwarnai oleh rasa cinta, bangga, dan tanggung jawab, sehingga mereka dapat menganugerahkan seluruh kemampuannya untuk mencapai hasil yang optimal. 5. Peluang Untuk Berkembang Motivasi kerja seseorang dapat dilihat dari kesempatan yang bersangkutan untuk mengembangkan diri dalam rangka meningkatkan kemampuan dan keterampilan dalam bekerja.Perbaikkan kualitas kompetensi profesional guru dan tenaga kependidikan lainnya dapat dilakukan melalui dua jalur, yaitu pendidikan dalam jabatan dan pendidikan prajabatan. 6. Perhatian dari Kepala Sekolah Perhatian kepala sekolah terhadap guru sangat penting untuk meningkatkan profesionalisme serta kinerja guru dan tenaga kependidikan. Berdasarkan hasil kunjungan kelas, kepala sekolah bersama guru dapat mendiskusikan berbagai masalah yang ditemukan, mencari jalan penyelesaian masalah, dan menyusun program-program untuk masa depan. 7. Hubungan Interpersonal Sesama Guru Hubungan interpersonal sesama guru di sekolah dapat mempengaruhi kualitas kinerja guru, karena memotivasi kerja dapat terbentuk dari interaksi dengan lingkungan sosial di sekitarnya. Melalui kerja sama dan jalinan silaturahmi akan dapat meningkatkan profesionalisme guru secara efektif.

8. MGMP dan KKG Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) dan Kelompok Kerja Guru (KKG) merupakan dua organisasi atau wadah yang dapat meningkatkan profesionalisme dan kinerja guru. Dalam MGMP dan KKG para guru bisa saling bertukar pikiran dan saling membantu menyelesaikan yang dihadapi, bahkan saling membantu memecahkan masalah yang dihadapi, bahkan saling belajar dan membelajarkan. Melalui MGMP dan KKG diharapkan semua kesulitan dan permasalahan yang dihadapi oleh guru dalam pembelajaran dapat diselesaikan dan diharapkan dapat meningkatkan mutu pendidikan di sekolah melalui peningkatan mutu pembelajaran. 9. Kelompok Diskusi Terbimbing Kelompok diskusi terbimbing untuk mengatasi guru yang kurang semangat dalam melakukan tugas-tugas pembelajaran. Dalam kegiatan diskusi bisa melibatkan kepala sekolah, atau orang lain yang dianggap ahli dalam memecahkan masalah yang dihadapi oleh guru sehubungan dengan tugas utamanya membelajarkan dan membentuk kompetensi peserta didik. 10. Layanan Perpustakaan Salah satu sarana peningkatan profesionalisme guru adalah tersedianya buku sumber yang dapat menunjang kegiatan pembelajaran dan pembentukan kompetensi guru. Pengadaan buku pustaka perlu diarahkan untuk mendukung kegiatan pembelajaran. Di samping itu, layanan perpustakaan dapat memperkaya bahan-bahan yang diperlukan guru dalam meningkatkan profesionalismenya secara optimal. H. Format RPP Berbasis KTSP Format RPP KTSP sekurang-kurangnya memuat tujuan pembelajaran, materi ajar, metode pengajaran, sumber belajar, dan penilaian hasil belajar. Contoh Format

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Mata Pelajaran : . Satuan Pendidikan : . Kelas/Semester : . Pertemuan Ke : . Alokasi Waktu : . Kompetensi Dasar : .

1. 2. Indikator : 1.1. 1.2. 2.1. 2.2. Tujuan Pembelajaran : 1. 2. Materi Standar : 1. . 2. Metode Pembelajaran : 1. 2. . Kegiatan Pembelajaran : 1. Kegiatan Awal (pembukaan): a. ... b. ... 2. Kegiatan Inti (pembentukan kompetensi): a. ... b. ... 3. Kegiatan akhir (penutup): a. ... b. ... Sumber Belajar: 1. 2. Penilaian : 1. Tes tulis : 2. Kinerja (performansi): .. 3. Produk :

4. Penugasan/Proyek : .. 5. Portopolio : .

2. PELAKSANAAN PROSES PEMBELAJARAN Pembelajaran pada hakekatnya adalah proses interaksi antara peserta didik dengan lingkungannya, sehingga terjadi perubahan perilaku kearah yang lebih baik. Banyak sekali faktor yang mempengaruhinya, baik faktor internal yang datang dari dalam diri individu maupun faktor eksternal yang datang dari lingkungan. Pada umumnya pelaksanaan pembelajaran yang berbasis KTSP mencakup tiga hal : 1. Pre-Tes (Tes Awal) Pada umumnya pelaksanaan proses pembelajaran dimulai dengan pre-tes. Fungsi pretes ini antara lain dapat dikemukakan sebagai berikut: a. Untuk menyiapkan peserta didik dalam proses belajar. b. Untuk mengetahui tingkat kemajuan peserta didik sehubungan dengan proses pembelajaran yang dilakukan. c. Untuk mengetahui kemampuan awal yang telah dimiliki peserta didik mengenai kompetensi dasar yang akan dijadikan topik dalam proses pembelajaran. d. Untuk mengetahui darimana seharusnya proses pembelajaran dimulai, kompetensi mana yang telah dikuasai pesertadidik, serta kompetensi dasar mana yang perlu mendapat penekanan dan perhatian khusus. Untuk mencapai fungsi yang ketiga dan keempat maka hasil pre-tes harus segera diperiksa, sebelum pelaksanaan proses pembelajaran inti dilaksanakan. Dalam hal ini pre-tes sebaiknya dilakukan secara tertulis, meskipun bisa saja dilaksanakan secara lisan atau perbuatan. 2. Pembentukan Kompetensi Pembentukan kompetensi merupakan kegiatan inti dari pelaksanaan proses pembelajaran, yakni bagaimana kompetensi dibentuk pada peserta didik, dan bagaimana belajar yang direalisasikan. Proses pembentukkan kompetensi dikatakan efektif apabila seluruh peserta didik terlibat secara aktif, baik mental, fisik, maupun sosialnya. Kualitas pembentukan kompetensi dapat dihat dari segi proses dan segi hasil. Dari segi proses, pembentukan kompetensi dapat dikatakan berhasil dan berkualitas apabila seluruhnya atau setidak-tidaknya sebagian besar (75%) peserta didik terlibat secara aktif, baik fisik, mental, maupun sosial dalam proses pembentukan kompetensi dapat menunjukan kegairahan belajar yang tinggi, semangat belajar yang besar, dan rasa percaya diri. Sedangkan segi hasil,

pembentukan kompetensi dapat dikatakan berhasil apabila terjadi perubahan perilaku yang positif pada diri peserta didik seluruhnya atau setidaknya sebagian besar ( 75%) sesuai dengan kompetensi dasar. 3. Post test Pada umumnya pelaksanaan pembelajaran diakhiri dengan post tes. Fungsi post tes antara lain dapat dikemukakan sebagai berikut : a. Untuk mengetahui tingkat penguasaan peserta didik terhadap kompetensi yang telah ditentukan, baik secara individu maupun kelompok. b. Untuk mengetahui kompetensi dan tujuan-tujuan yang dapat dikuasai oleh peserta didik, serta kompetensi dan tujuan-tujuan yang belum dikuasainya. Sehubungan dengan kompetensi dan tujuan yang belum dikuasai ini, apabila sebagian besar belum menguasainya maka perlu dilakukan pembelajaran kembali (remedial teaching). c. Untuk mengetahui peserta didik yang perlu mengikuti kegiatan remedial, dan yang perlu mengikuti kegiatan pengayaan, serta untuk mengetahui tingkat kesulitan belajar yang dihadapi. d. Sebagai bahan acuan untuk melakukan perbaikan terhadap kegiatan pembelajaran dan pembentukan kompetensi yang telah dilaksanakan, baik terhadap perencanaan, pelaksanaan maupun evaluasi.

3. PENILAIAN HASIL BELAJAR Penilaian hasil belajar dalam KTSP dapat dilakukan dengan: Penilaian kelas Tes kemampuan dasar Penilaian akhir satuan pendidikan dan sertifikasi Benchmarking dan Penilaian program

1. Penilaian Kelas Penilaian kelas dilakukan dengan ulangan harian,ulangan umum, dan ujian akhir.Ulangan harian dilakukan setiap selesai proses pembelajaran dalam kompetensi dasar tertentu.Ulangan harian ini terdiri dari seperangkat soal yang harus di jawab para peserta didik,dan tugas-tugas terstruktur yang berkaitan dengan konsep yang sedang di bahas.Ulangan harian ini terutama terutama ditujukan untuk memperbaiki program pembelajaran.

Ulangan umum yang dilaksanakan pada setiap akhir semester,dengan bahan yang diujikan: a. Ulangan umum semester pertama soalnya di ambil dari materi semester pertama. b. Ulangan umum semester kedua merupakan gabungan materi semester pertama dan kedua. Ulangan umum dilaksanakan secara bersama, hal ini dilakukan terutama dimaksudkan untuk meningkatkan pemerataan mutu pendidikan dan untuk menjaga keakuratan soal yang diujikan. Ujian akhir dilakukan pada akhir program pendidikan. Bahan-bahan yang diujikan meliputi seluruh kompetensi dasar yang telah diberikan. Penilaian kelas di lakukan oleh guru untuk mengetahui kemajuan dan hasil belajar peserta didik,mendiagnosa kesulitan belajar,memberikan umpan balik untuk perbaikan proses pembelajaran,dan penentuan kenaikan kelas. 2. Tes Kemampuan Dasar Tes kemampuan dasar dilakukan untuk mengetahui kemampuan membaca ,menulis,dan berhitung yang diperlukan dalam rangka memperbaiki program pembelajaran (program remedial). Tes kemampuan dasar dilakukan pada setiap tahun akhir kelas III. 3. Penilaian Akhir Satuan Pendidikan Dan Sertifikasi Pada setiap akhir semester dan tahun pelajaran diselenggarakan kegiatan penilaian guna mendapatkan gambaran secara utuh dan menyeluruh mengenai ketuntasan belajar peserta didik dalam waktu tertentu. Untuk keperluan sertifikasi, kinerja, dan hasil belajar yang dicantumkan dalam Surat Tanda Tamat Belajar tidak semata mata didasarkan atas hasil penilaian pada akhir jenjang sekolah. 4. Benchmarking Berchmarking merupakan suatu standar untuk mengukur kinerja yang sedang berjalan, proses, dan hasil untuk mencapai suatu keunggulan yang memuaskan. 5. Penilaian Program Penilaian program dilakukan oleh Departemen Pendidikan Nasional dan dinas Pendidikan secara kontinu dan berkesinambungan. Penilaian program dilakukan untuk mengetahui kesesuaian KTSP dengan dasar, fungsi dan tujuan pendidikan nasional, serta kesesuaiannya dengan tuntutan perkembangan masyarakat dan kemajuan zaman.

4. PENGAWASAN PROSES PEMBELAJARAN A. Pemantauan 1. Pemantauan proses pembelajaran dilakukan pada tahap perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian hasil pembelajaran. 2. Pemantauan dilakukan dengan cara diskusi kelompok terfokus, pengamatan, pencatatan, perekaman, wawancara, dan dokumentasi. 3. Kegiatan pemantauan dilaksanakan oleh kepala dan pengawas satuan pendidikan. B. Supervisi 1. Supervisi proses pembelajaran dilakukan pada tahap perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian hasil pembelajaran. 2. Supervisi pembelajaran diselenggarakan dengan cara pemberian contoh, diskusi, pelatihan, dan konsultasi. 3. Kegiatan supervisi dilakukan oleh kepala dan pengawas satuan pendidikan. C. Evaluasi 1. Evaluasi proses pembelajaran dilakukan untuk menentukan kualitas pembelajaran secara keseluruhan, mencakup tahap perencanaan proses pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran, dan penilaian hasil pembelajaran. 2. Evaluasi proses pembelajaran diselenggarakan dengan cara: a. membandingkan proses pembelajaran yang dilaksanakan guru dengan standar proses, b. mengidentifikasi kinerja guru dalam proses pembelajaran sesuai dengan kompetensi guru. 3. Evaluasi proses pembelajaran memusatkan pada keseluruhan kinerja guru dalam proses pembelajaran. D. Pelaporan Hasil kegiatan pemantauan, supervisi, dan evaluasi proses pembelajaran dilaporkan kepada pemangku kepentingan. E. Tindak lanjut 1. Penguatan dan penghargaan diberikan kepada guru yang telah memenuhi standar. 2. Teguran yang bersifat mendidik diberikan kepada guru yang belum memenuhi standar.3. Guru

diberi kesempatan untuk mengikuti pelatihan/penataran lebih lanjut.

BAB III PENUTUP 1. Kesimpulan Dalam proses pembelajaran, perlu disiapkan segala sesuatu yang diperlukan dalam proses pembelajaran tersebut. Untuk itu, seorang guru harus mempersiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran. Rencana pelaksanaan pembelajaran berisi garis besar apa yang akan dikerjakan oleh guru dan peserta didik selama proses pembelajaran, baik untuk satu kali pertemuan maupun meliputi beberapa kali pertemuan.Dengan RPP yang optimal, guru dapat mengorganisasikan kompetensi dasar yang akan dicapai dalam pembelajaran secara lebih terarah. Guru harus mengembangkan perencanaan dalam bidangnya untuk jangka waktu satu tahun atau satu semester, beberapa minggu atau beberapa jam saja. Setelah RPP di buat, maka selanjutnya adalah menjalankan kegiatan pembelajaran tersebut sesuai dengan rencana yang telah dibuat, mulai dari pre-tes, pembentukan kompetensi, dan terakhir dengan melakukan evaluasi terhadap kompetensi yang telah diberikan dalam proses pembelajaran. Selama proses pembelajaran juga perlu pengawasan terhadap proses pembelajaran. Selanjutnya, langkah terakhir adalah menilai hasil belajar siswa tersebut. 2. Saran Penulis berharap agar makalah ini bermanfaat dan menambah pengetahuan bagi pembaca. Jika pembaca ingin mengetahui lebih dalam tentang memahami standar proses, maka penulis sarankan agar pembaca mencari sumber lain agar lebih menambah pengetahuan lagi.

DAFTAR PUSTAKA

Mulyasa,E.2007.Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan.Bandung:Rosdakarya Arikunto, Suharsimi. 2007. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan (Edisi Revisi). Jakarta: PT Bumi Aksara. http:\\www.wikipedia.id.org\\ Draft Model-Model Pengembangan Perencanaan Pengajaran Drs. Masan Hardana http:\\www.uny.ac.id http:\\www.um.ac.id