Makalah SIM Pendekatan Sistem

20
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Baik manajer maupun para pengembang sistem dapat menerapkan pendekatan sistem ketika memecahkan masalah. Pendekatan sistem terdiri atas tiga tahapan kerja: Persiapan, definisi, dan solusi. Ketika diterapkan pada masalah pengembangan sistem, pendekatan sistem ini disebut siklus hidup pengembangan sistem (System Development Life CycleSDLC). Pendekaan SDLC tradisional terdiri atas lima tahap yang terjadi satu demi satu. Prototyping adalah penyempurnaan dari pendekatan tradisional. Pendekatan ini menyadari adanya keuntungan dari meminta permohonan umpan balik dari pengguna berulang kali dan meresponnya dengan perbaikan sistem dan tetap meneruskan siklus sampai Sistem memenuhi kebutuhan para pengguna. Satu pendekatan filosofi prototyping bagi pengembangan sistem- sistem berskala besar adalah Rapid Application Development (RAD) atau pengembangan aplikasi cepat. Selain dari menerapkan prototyping, RAD juga mendorong penggunaan pendekatan- pendekatan lain, seperti penggunaan alat-alat pemodelan komputer dan tim-tim khusus, yang dimaksudkan untuk mempercepat proses pengembangan. Satu pendekaan SDLC yang saat ini populer adalah pengembangan berfase (phase development). Pendekatan ini didasarkan atas pemikiran bahwa suatu proyek akan dibagi menjadi modul-modul dan analisis, perancangan dan 1

Transcript of Makalah SIM Pendekatan Sistem

Page 1: Makalah SIM Pendekatan Sistem

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Baik manajer maupun para pengembang sistem dapat menerapkan pendekatan sistem

ketika memecahkan masalah. Pendekatan sistem terdiri atas tiga tahapan kerja:

Persiapan, definisi, dan solusi. Ketika diterapkan pada masalah pengembangan sistem,

pendekatan sistem ini disebut siklus hidup pengembangan sistem (System Development

Life Cycle—SDLC). Pendekaan SDLC tradisional terdiri atas lima tahap yang terjadi

satu demi satu.

Prototyping adalah penyempurnaan dari pendekatan tradisional. Pendekatan ini

menyadari adanya keuntungan dari meminta permohonan umpan balik dari pengguna

berulang kali dan meresponnya dengan perbaikan sistem dan tetap meneruskan siklus

sampai Sistem memenuhi kebutuhan para pengguna. Satu pendekatan filosofi

prototyping bagi pengembangan sistem-sistem berskala besar adalah Rapid Application

Development (RAD) atau pengembangan aplikasi cepat. Selain dari menerapkan

prototyping, RAD juga mendorong penggunaan pendekatan-pendekatan lain, seperti

penggunaan alat-alat pemodelan komputer dan tim-tim khusus, yang dimaksudkan untuk

mempercepat proses pengembangan.

Satu pendekaan SDLC yang saat ini populer adalah pengembangan berfase (phase

development). Pendekatan ini didasarkan atas pemikiran bahwa suatu proyek akan dibagi

menjadi modul-modul dan analisis, perancangan dan pekerjaan-pekerjaan konstruksi

awal yang ditujukan untuk setiap modul. Modul-modul ini kemudian diintegrasikan

dalam suatu pekerjaan konstruksi akhir.

Ketika terdapat kebutuhan untuk mengambil pendekatan yang sama sekali baru untuk

memperbaiki suatu sistem yang sudah ada, metodologi desain ulang proses bisnis

(Business Process Redesign) sering kali dipergunakan. Istilah rekayasa ulang

(reengineering) juga dipergunakan, meskipun itu hanyalah salah satu aspek dari desain

ulang proses bisnis. Aspek yang lainnya adalah rekayasa terbalik (reverse engineering).

Diagram arus data atau Data Flow Diagram (DFD), telah menjadi alat pemodelan yang

paling populer selama kurang lebih 20 tahun terakhir. DFD adalah cara yang sangat

alamiah untuk mendokumentasikan proses dan dapat dibuat dalam suatu hierarki untuk

menyajikan berbagai rincian. Meskipun DFD adalah alat yang baik untuk

1

Page 2: Makalah SIM Pendekatan Sistem

menggambarkan tinjauan pemrosesan, DFD gagal memberikan hasil yang baik dalam

menampilkan detail pemrosesan. Alat-alat lainnya, seperti kasus-kasus penggunaan (use

case) dapat digunakan untuk menunjukan detail.

1.2 Rumusan Masalah

Beberapa ruusan masalah yang akan dibahas dalam makalah Sistem Informasi

“Pendekatan Untuk Membangun Sistem” adalah:

1. Bagaimana menilai alternatif membangun sistem?

2. Apakah kekuatan dan kelemahan tentang pendekatan yang dipakai?

3. Bagaimana solusi ke permasalahan yang diciptakan oleh pendekatan?

4. Apa saja alat yang digunakan dalam metodologi pengembangan sistem?

1.3 Tujuan

Adapun tujuan yang diharapkan dalam pembahasan rumusan masalah di atas antara lain:

1. Mengenal pendekatan sistem sebagai kerangka kerja dasar pemecahan

2. Mengetahui bagaimana cara menerapkan pendekatan sistem untuk memecahkan

masalah-masalah sistem.

3. Memahami bahwa siklus hidup pengembangan sistem (system development life cycle

—SDLC) merupakan sebuah metodologi-suatu cara yang direkomendasikan untuk

mengembangkan sistem.

4. Mengenal pendekatan-pendekatan SDLC yang utama—siklus air terjun tradisional.

Prototyping, rapid application development, pengembangan berfase, dan desain ulang

proses bisnis.

5. Mengetahui dasar-dasar proses pemodelan dengan diagram arus data (data flow

diagram) dan kasus-kasus penggunaan (fase case).

6. Memahami bagaimana proyek-proyek pengembangan sistem dikelola dengan cara dari

atas ke bawah.

2

Page 3: Makalah SIM Pendekatan Sistem

7. Mengenal proses-proses dasar pengestimasian biaya proyek.

3

Page 4: Makalah SIM Pendekatan Sistem

BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Pendekatan Sistem

Pencarian asal muasal proses pemecahan masalah secara sistematis mengarah pada jhon Dewey, seorang profesor ilmu filosofi di Columbia University tahun 1910.

3 Rangkaian pertimbangan yang terlibat dalam pemecahan sebuah kontrovesi secara memadai

Mengenali kontrovesi

Mempertimbangkan klaim-klaim alternative

Membentuk satu pertimbangan

Urutan – Urutan Langkah

Upaya Persiapan

Langkah 1. Melihat perusahaan sebagai suatu sistem

Langkah 2. Mengenal sistem lingkungan

Langkah 3. Mengidentifikasikan subsistem-subsistem perusahaan

Upaya Definisi

Langkah 4. Melanjutkan dari tingkat sistem ke tingkat subsistem

Langkah 5. Menganalisis bagian-bagian sistem dalam suatu urutan-urutan tertentu

Upaya Solusi

Langkah 6. Mengidentifikasikan solusi-solusi alternatif

Langkah 7. Mengevaluasi solusi-solusi alternatif

Langkah 8. Memilih solusi yang terbaik

Langkah 9. Mengimplementasikan solusi

Langkah 10. Menindaklanjuti untuk memastikan bahwa solusi tersebut efektif

4

Page 5: Makalah SIM Pendekatan Sistem

2.2. Siklus Hidup Pengembangan Sistem

Pendekatan sistem merupakan sebuah metodologi. Metologi adalah suatu cara yang

direkomendasikan dalam melakukan sesuatu. Pendekatan sistem adalah metodologi dasar

dalam memecahkan segala jenis masalah. Siklus hidup pengembangan sistem (system

development life cycle)—SDLC) adalah aplikasi dari pendekatan sistem bagi

pengembangan suatu sistem informasi.

2.2.1. SDLC Tradisional

Jika suatu proyek ingin memiliki kemungkinan berhasil yang paling besar.

Tahapan-tahapan yang perlu dilakukuan yaitu:

• Perencanaan

• Analisis

• Desain

• Implementasi

• Penggunaan

Proyek direncanakan dan sumber-sumber daya yang dibutuhkan untuk melakukan

pekerjaankemudian disatukan. Sistem yang ada juga dianalisis untuk memahami

masalah dan menentukan persyaratan fungsional dari sistem yang baru. Sistem

baru ini kemudian dirancang dan diimplementasikan. Setelah implementasi, sistem

kemudian digunakan—idealnya untuk jangka waktu yang lama.

Mudah bagi kita untuk melihat bagaimana SDLC tradisional dapat dikatakan

sebagai suatu aplikasi dari pendekatan sistem. Masalah akan didefinisikan dalam

tahap-tahap perencanaan dan analisis. Solusi-solusi alternatif diidentifikasi dan

dievaluasi dalam tahap desain. Lalu, solusi yang terbaik diimplementasikandan

digunakan. Selama tahap penggunaan, umpan balik dikumpulkan untuk melihat

seberapa baik sistem mampu memecahkan masalah yang telah ditentukan.

2.3. Prototyping

Dalam penerapannya pada pengembangan sistem, prototipe adalah satu versi dari

sebuah sistem potensial yang memberikan ide bagi para pengembang dan juga calon

5

Page 6: Makalah SIM Pendekatan Sistem

pengguna, bagaimana sistem akan berfungsi dalam bentuk yang telah selesai. Proses

pembuatan prototipe ini disebut prototyping. Dasar pemikirannya adalah membuat

prototipe secepat mungkin, bahkan dalam waktu semalam, lalu memperoleh umpan balik

dari pengguna yang akan memungkinkan prototipe tersebut diperbaiki kembali dengan

cepat.

Jenis-jenis Prototipe

Terdapat dua jenis prototipe: evolusioner dan persyaratan. Prototipe evolusioner

(evolutionary prototype) terus-menerus disempurnakan sampai memiliki selurunh

fungsionalitas yang dibutuhkan pengguna dati sistem yang baru. Prototipe ini kemudian

dilanjutkan ke produksi. Jadi, satu prototipe evolusioner akan menjadi sistem aktual.

Akan tetapi, prototipe persyaratan (requirements prototype) dikembangkan sebagai

satu cara untuk mendefinisikan persyaratan-persyaratan fungsional dari sistem baru

ketika pengguna tidak mampu mengungkapkan dengan jelas apa yang mereka inginkan.

Dengan meninjau prototipe persyaratan seiring dengan ditambahkannya fitur-fitur,

pengguna akan mampu mendefinisikan pemrosesan yang dibutuhkan dari sistem yang

baru. Ketika persyaratan ditentukan, prototipe persyaratan telah mencapai tujuannya dan

proyek lain akan dimulai untuk pengembangan sistem baru. Oleh karena itu, Suatu

prototipe persyaratan tidak selalu menjadi sistem aktual.

2.4. Pengembangan Aplikasi Cepat

Istilah RAD, dari Rapid application Development atau pengembangan aplikasi capat

diperkenalkan oleh konsultan komputer dan penulis James Martin, dan istilah ini

mengacu pada suatu pengembangan siklus hidup yang dimaksudakan untuk

memproduksi sistem dengan cepat tanpa mengorbankan mutunya.

RAD adalah kumpulan strategi, metodologi, dan alat terintegerasi yang terdapat di dalam

suatu kerangka kerja yang disebut rekayasa informasi. Rekayasa informasi

(Information Engineering—IE) adalah nama yang diberikan martin kepada keseluruhan

pendekatan pengembangan sistemnya, yang ia perlakukan suatu aktivitas perusahaan

secara menyeluruh.

Unsur-unsur Penting RAD

6

Page 7: Makalah SIM Pendekatan Sistem

Manajemen. Manajemen, Khususnya manajemen puncak, hendaknya menjadi penguji

coba (experimenter) yang suka melakukan hal-hal dengan cara baru atau pengadaptasi

awal (early adapter) yang dengan cepat mempelajari bagaimana cara menggunakan

metodologi-metodologi baru.

Orang. Daripada hanya memanfaatkan satu tim untuk melakukan seluruh aktivitas

SDLC, RAD menyadari adanya efisiensi yang dapat dicapai melalui penggunaan tim-tim

khusus. Anggota dari tim ini adalah para ahli dalam metodologi dan alat yang dibutuhkan

untuk melakukan tugas-tugas khusus mereka masing-masing. Martin menggunakan

istilah tim SWAT, di mana SWAT merupakan singkatan dari “skilled with advances

tools” (ahli dengan alat-alat canggih).

Metodologi. Metodologi dasar RAD adalah siklus hidup RAD.

Alat-alat. Alat-alat RAD terutama terdiri atas bahasa-bahasa generasi keempat dari alat-

alat rekayasa peranti lunak dengan bantuan komputer (computer-aided software

engineering—CASE) yang memfasilitasi prototyping dan penciptaan kode. Alat-alat

CASE menggunakan komputer untuk membuat dokumentasi yang dapat diubah menjadi

peranti lunak dan basis data operasional.

2.5. Pengembangan Berfrase

Pengembangan berfase (phased development) adalah suatu pendekatan bagi

pengembangan sistem informasi yang terdiri atas enam tahap—investigasi awal, analisis,

desain, konstruksi awal, konstruksi akhir, serta pengujian dan pemasangan sistem.

Tahap-tahap analisis, desain, dan konstruksi awal dilaksanakan untuk setiap modul

sistem

Tahap-tahap Pengembangan berfase

• Investigasi awal

• Analisis

• Desain

• Konstruksi awal

• Konstruksi akhir

7

Page 8: Makalah SIM Pendekatan Sistem

• Pengujian dan pemasangan sistem

2.6. Desain Ulang Proses Bisnis

Rekayasa ulang (reengineering) yaitu proses pengerjaan ulang sistem atau disebut juga

dengan istilah desain ulang proses bisnis (business process redesign—BPR). BPR

mempengaruhi operasi TI perusahaan dalam dua hal. Pertama, TI dapat menerapkan

BPR untuk mendesain ulang sistem-sistem informasi yang hidupnya tidak dapat

dipertahankan lagi dengan pemeliharaan biasa. Sistem-sistem seperti ini disebut sistem

warisan (legacy systems), karena mereka terlalu berharga untuk dihapuskan namun

menghisap sumber-sumber daya yang dimiliki oleh IS. Kedua, ketika sebuah perusahaan

menerapkan BPR pada operasi-operasi utamanya, usaha ini akan selalu memberikan efek

gelombang yang menyebabkan perancangan ulang sistem informasi.

Rekayasa Terbalik

Rekayasa terbalik adalah proses menganalisis sistem yang sudah ada untuk

mengidentifikasi unsur-unsur dan saling keterhubungan di antara unsur-unsur tersebut

sekaligus untuk membuat dokumentasi pada tingkat abstraksi yang lebih tinggi daripada

yang telah ada saat ini.

Titik awal dalam rekayasa terbalik sebuah sistem adalah kode komputernya, yang diubah

menjadi dokumentasi. Dokumentasi ini kemudian dapat diubah ke dalam uraian-uraian

yang lebih abstrak, seperti diagram arus data, kasus-kasus penggunaan, dan diagram

relasi entitas. Pengubahan ini dapat dilakukan secara manual atau dengan menggunakan

peranti lunak BPR.

Rekayasa Ulang

Rekayasa ulang (reengineering) adalah merancang ulang sebuah sistem seluruhnya

dengan tujuan mengubah fungsionalitasnya. Akan tetapi, ini bukanlah pendekatan yang

“bersih,” karena pengetahuan dari sistem yang ada saat ini tidak sepenuhnya diabaikan.

Pengetahuan tersebut diperoleh pertama kali dengan melakukan rekayasa terbalik. Lalu

sistem yang baru kemudian dikembangkan dengan cara yang normal. Nama rekayasa ke

depan (forward engineering) diberikan untuk proses mengikuti SDLC dengan crara

yang normalsambil sekaligus menjalankan BPR.

8

Page 9: Makalah SIM Pendekatan Sistem

2.7. Pemodelan Proses

Pemodelan proses pertama kali dilakukan dengan diagram alur (flowchart). Diagram ini

mengilustrasikan aliran data melalui sistem dan program.Internasional Organization for

Standardization (ISO) menciptakan standar untuk bentuk-bentuk simbol flowchart,

memastikan seluruh penggunaannya di seluruh dunia.

Diagram arus data sangat baik untuk membuat model proses pada tingkat ringkasan.

Akan tetapi, diagram arus data kurang baik dalam menangkap detail-detail pemerosesan.

Karena alasan ini, diagram arus data pada umumnya dilengkapi oleh alat-alat lain yang

lebih berorientasi pada detail, seperti menggunakan diagram kasus penggunaan (use case

diagram).

Diagram Arus Data

Diagram arus data (flowchart) adalah penyajian grafis dari sebuah sistem yang

mempergunakan empat bentuk simbol untuk mengilustrasikan bagaimana data mengalir

melalui proses-proses yang saling tersambung. Simbol-simbol tersebut mencerminkan

1) unsur-unsur lingkungan dengan mana sistem berinteraksi,

2) proses

3) arus data

4) penyimpana data.

1. Unsur-unsur lingkungan, berada di luar batas sistem. Unsur-unsur ini memberikan

input data kepada sistem dan menerima output data dari sistem. Istilah terminator

sering kali dipergunakan untuk menyatakan unsur-unsur lingkungan dan bentuknya

persegi panjang, karena menunjukkan titik-titik di mana sistem berakhir.

2. Proses, adalah sesuatu yang mengubah input menjadi output. Bentuknya lingkaran,

persegi panjang horizontal, atau sebuah persegi panjang tegak bersudut melingkar. Ini

harus menggunakan teknik pemberian label, dan yang paling umum digunakan adalah

dengan menggunakan kata kerja dan objek, tetapi dapat juga menggunakan nama dari

suatu sistem atau program komputer.

9

Page 10: Makalah SIM Pendekatan Sistem

3. Arus data, terdiri dari sekumpulan unsur –unsur data yang berhubungan secara logis

(mulai dari satu unsur data tunggal hingga satu file atau lebih) yang bergerak dari satu

titik atua proses ke titik atau proses yang lain. Simbol panah digunakan untuk

menggambarkan arus ini dan dapat digambar dengan menggunaka garis lurus maupun

melingkar.

4. Penyimpanan Data Ketika kita perlu menyimpan data karena suatu alasan tertentu,

maka kita akan menggunakan pnyimpanan data. Penyimpanan data adalah suatu

gudang data. Bayangkanlah penyimpanan data sebagai “data yang beristirahat”.

Peyimpanan data dapat ditunjukkan oleh sekumpulan garis-garis sejajar, sebuah kotak

dengan ujung terbuka atau bentuk oval.

2.8. Manajemen Proyek

Proyek-proyek pengembangan sistem yang pertama dikelola oleh manajer unit TI, dengan

dibantu oleh manajer dari analisis sitem, pemrograman, dan operasi. Melalui percobaan,

tanggung jawab manaemen secara bertahap telah mencapai tingkat manajemen yang lebih

tinggi—yaitu tingkat strategis dalam kebanyakan kasus.

Ketika sistem memiliki nilai strategis atau pengaruhnya meliputi keseluruhan organisasi,

direktur utama atau komite eksekutif perusahaan dapat memutuskan untuk mengawasi sendiri

proyek pengembangan tersebut. Banyak perusahaan membentuk komite khusus di bawah

tingkat komite eksekutif yang menerima tanggung jawab untuk mengawasi seluruh proyek

sistem. Ketika tujuan dari dibentuknya sebuah komite adalah untuk memberikan panduan,

arah, dan kendali secara terus-menerus, maka ia disebut sebagai streering committee (komite

pengarah).

Steering Committee SIM

Steering committee menjalankan tiga fungsi utama yaitu:

• Menciptakan kebijakan yang memastikan dukungan komputer untuk mencapai

sasaran strategis perusahaan.

• Melakukan pengendalian fiskal dengan bertindak sebagai yang berwenang dalam

memberikan persetujuan untuk seluruh permintaan akan pendanaan yang

berhubungan dengan komputer.

10

Page 11: Makalah SIM Pendekatan Sistem

• Menyelesaikan perselisihan yang terjasi sehubungan dengan prioritas penggunaan

komputer.

Jika secara tidak langsung, tugas steering committee SIM adalah melaksanakan seluruh

strategi yang dibuat oleh komite eksekutif maupun rencana strategis untuk sumber daya

informasi.

Dengan memusatakan manajemen siklus hidup sistem dalam steering committee, maka akan

didapatkan dua keuntungan utama yaitu:

• Komputer akan digunakan untuk mendukung pengguna di seluruh perusahaan.

• Proyek-proyek komputer akan memiliki ciri-ciri perencanaan dan pengendalian yang

baik.

Kepemimpinan Proyek

Steering committee SIM jarang ikut terlibat langsung dengan detail pekerjaan. Tanggung

jawab itu jatuh ke tangan tim proyek. Tim proyek meliputi semua orang yang ikut

berpartisipasi dalam pengembangan sistem informasi. Satu tim dapat terdiri dari beberapa

orang yang terdiri dari pengguna, spesialis informasi, dan mungkin auditor internal.

Aktivitas tim akan diarahkan oleh seorang ketua tim atau pimpinan proyek yang

memberikan arahan di sepanjang masa proyek.

2.9. Mengestimasi Biaya Proyek

Banyak metode yang dapat digunakan untuk mengestimasi biaya dan jadwal proyek.

Semua metode ini kurang lebih mengandalkan pada tiga komponen yaitu:

1. Informasi mengenai sistem tertentu yang sedang dibuat dan orang yang akan

melakukan pengembangan.

2. Pengalaman historis.

3. Pengetahuan mengenai proses pengembangan peranti lunak dan alat-alat serta teknik

estimasi.

11

Page 12: Makalah SIM Pendekatan Sistem

Input Pengestimasian Biaya

Sebuah work breakdown Structure (WBS) mengidentifikasikan aktivitas-aktivitas

proyek yang akan membutuhkan sumber daya. Contoh WBS adalah grafik gantt dan

diagram jaringan. Kebutuhan sumber daya (resource requirement) mencantumkan

sumber daya tertentu yang akan dibutuhkan dan berapa jumlahnya. Tarif sumber daya

(resource rates) adalah biaya perunit untuk setiap jenis sumber daya. Estimasi durasi

aktivitas (activity duration estimates) menybutkan periode pekerjaan yang dibutuhkan

untuk menyelesaikan aktivitas. Informasi historis (historical information) terdiri atas file-

file dari data proyek masa lalu, basis data pengestimasian biaya komersial, dan

pengetahuan tim proyek.

12

Page 13: Makalah SIM Pendekatan Sistem

BAB III

PENTUTUP

3.1. Penutup

Sistem informasi manajemen adalah suatu suatu sistem yang berbasis komputer yang

dipergunakan oleh suatu kelompok organisasi atau suatu perkumpulan formal untuk

menyediakan informasi-informasi guna membantu manajer ataupun non manajer untuk

mengambil keputusan. Di era saat ini masih banyak perusahaan tau organisasi yang masih

belum bisa memaksimalkan penggunaan sistem informasi. Oleh sebab itu perlu adanya

analisi pendekatan sistem kembali untuk menyesuaikan dengan kebutuhan organisasi

tersebut.

Terdapat 3 jenis metode siklus hidup sistem yang paling banyak digunakan,

yakni: siklus hidup sistem tradisional (traditional system life cycle), siklus hidup

menggunakan protoyping (life cycle using prototyping), dan siklus hidup sistem orientasi

objek (object-oriented system life cycle). SDLC (Software Development Life Cycle)

berarti sebuah siklus hidup pemngembangan perangkat lunak yang terdiri dari beberapa

tahapan-tahapan yang sangat penting dalam keberadaan perangkat lunak yang dilihat dari

segi pengembangannya.

SDLC juga merupakan pola yang diambil untuk mengembangkan sistem perangkat

lunak, yang terdiri dari tahap-tahap: rencana(planning),analisa (analysis), desain (design),

implementasi (implementation), uji coba (testing) dan pengelolaan (maintenance). Dalam

rekayasa perangkat lunak, konsep SDLC mendasari berbagai jenis metodologi

pengembangan perangkat lunak. Metodologi-metodologi ini membentuk suatu kerangka

kerja untuk perencanaan dan pengendalian pembuatan sistem informasi, yaitu proses

pengembangan perangkat lunak.

Dalam suatu metodologi pengembangan sistem dibutuhkan alat dan teknik. Alat yang

biasanya digunakan untuk metodologi sistem adalah gambar, grafik, kamus data, struktur

inggris, pseudocode atau formulir-formulir untuk mencatat atau menyajikan data.

3.2. Saran

Dengan adanya analisi desin baru suatu sistem perusahaan atau organisasi diharapkan

sistem baru tersebut dapat membantu tugas manjer dalam membuat keputusan. Selain

13

Page 14: Makalah SIM Pendekatan Sistem

sistem dirancang dengan desain baru, SDM yang mengelola sistem juga harus memilki

kemampuan yang mumpuni.

14

Page 15: Makalah SIM Pendekatan Sistem

DAFTAR PUSTAKA

Mcleod, Raymond, Jr dan George P.Schell, 2008. Sistem Informasi Manajemen Edisi 10. Salemba Empat, Jakarta.

15