Makalah SIM Pendekatan Sistem
-
Upload
ricky-anggara-yudha -
Category
Documents
-
view
426 -
download
17
Transcript of Makalah SIM Pendekatan Sistem
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Baik manajer maupun para pengembang sistem dapat menerapkan pendekatan sistem
ketika memecahkan masalah. Pendekatan sistem terdiri atas tiga tahapan kerja:
Persiapan, definisi, dan solusi. Ketika diterapkan pada masalah pengembangan sistem,
pendekatan sistem ini disebut siklus hidup pengembangan sistem (System Development
Life Cycle—SDLC). Pendekaan SDLC tradisional terdiri atas lima tahap yang terjadi
satu demi satu.
Prototyping adalah penyempurnaan dari pendekatan tradisional. Pendekatan ini
menyadari adanya keuntungan dari meminta permohonan umpan balik dari pengguna
berulang kali dan meresponnya dengan perbaikan sistem dan tetap meneruskan siklus
sampai Sistem memenuhi kebutuhan para pengguna. Satu pendekatan filosofi
prototyping bagi pengembangan sistem-sistem berskala besar adalah Rapid Application
Development (RAD) atau pengembangan aplikasi cepat. Selain dari menerapkan
prototyping, RAD juga mendorong penggunaan pendekatan-pendekatan lain, seperti
penggunaan alat-alat pemodelan komputer dan tim-tim khusus, yang dimaksudkan untuk
mempercepat proses pengembangan.
Satu pendekaan SDLC yang saat ini populer adalah pengembangan berfase (phase
development). Pendekatan ini didasarkan atas pemikiran bahwa suatu proyek akan dibagi
menjadi modul-modul dan analisis, perancangan dan pekerjaan-pekerjaan konstruksi
awal yang ditujukan untuk setiap modul. Modul-modul ini kemudian diintegrasikan
dalam suatu pekerjaan konstruksi akhir.
Ketika terdapat kebutuhan untuk mengambil pendekatan yang sama sekali baru untuk
memperbaiki suatu sistem yang sudah ada, metodologi desain ulang proses bisnis
(Business Process Redesign) sering kali dipergunakan. Istilah rekayasa ulang
(reengineering) juga dipergunakan, meskipun itu hanyalah salah satu aspek dari desain
ulang proses bisnis. Aspek yang lainnya adalah rekayasa terbalik (reverse engineering).
Diagram arus data atau Data Flow Diagram (DFD), telah menjadi alat pemodelan yang
paling populer selama kurang lebih 20 tahun terakhir. DFD adalah cara yang sangat
alamiah untuk mendokumentasikan proses dan dapat dibuat dalam suatu hierarki untuk
menyajikan berbagai rincian. Meskipun DFD adalah alat yang baik untuk
1
menggambarkan tinjauan pemrosesan, DFD gagal memberikan hasil yang baik dalam
menampilkan detail pemrosesan. Alat-alat lainnya, seperti kasus-kasus penggunaan (use
case) dapat digunakan untuk menunjukan detail.
1.2 Rumusan Masalah
Beberapa ruusan masalah yang akan dibahas dalam makalah Sistem Informasi
“Pendekatan Untuk Membangun Sistem” adalah:
1. Bagaimana menilai alternatif membangun sistem?
2. Apakah kekuatan dan kelemahan tentang pendekatan yang dipakai?
3. Bagaimana solusi ke permasalahan yang diciptakan oleh pendekatan?
4. Apa saja alat yang digunakan dalam metodologi pengembangan sistem?
1.3 Tujuan
Adapun tujuan yang diharapkan dalam pembahasan rumusan masalah di atas antara lain:
1. Mengenal pendekatan sistem sebagai kerangka kerja dasar pemecahan
2. Mengetahui bagaimana cara menerapkan pendekatan sistem untuk memecahkan
masalah-masalah sistem.
3. Memahami bahwa siklus hidup pengembangan sistem (system development life cycle
—SDLC) merupakan sebuah metodologi-suatu cara yang direkomendasikan untuk
mengembangkan sistem.
4. Mengenal pendekatan-pendekatan SDLC yang utama—siklus air terjun tradisional.
Prototyping, rapid application development, pengembangan berfase, dan desain ulang
proses bisnis.
5. Mengetahui dasar-dasar proses pemodelan dengan diagram arus data (data flow
diagram) dan kasus-kasus penggunaan (fase case).
6. Memahami bagaimana proyek-proyek pengembangan sistem dikelola dengan cara dari
atas ke bawah.
2
7. Mengenal proses-proses dasar pengestimasian biaya proyek.
3
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pendekatan Sistem
Pencarian asal muasal proses pemecahan masalah secara sistematis mengarah pada jhon Dewey, seorang profesor ilmu filosofi di Columbia University tahun 1910.
3 Rangkaian pertimbangan yang terlibat dalam pemecahan sebuah kontrovesi secara memadai
Mengenali kontrovesi
Mempertimbangkan klaim-klaim alternative
Membentuk satu pertimbangan
Urutan – Urutan Langkah
Upaya Persiapan
Langkah 1. Melihat perusahaan sebagai suatu sistem
Langkah 2. Mengenal sistem lingkungan
Langkah 3. Mengidentifikasikan subsistem-subsistem perusahaan
Upaya Definisi
Langkah 4. Melanjutkan dari tingkat sistem ke tingkat subsistem
Langkah 5. Menganalisis bagian-bagian sistem dalam suatu urutan-urutan tertentu
Upaya Solusi
Langkah 6. Mengidentifikasikan solusi-solusi alternatif
Langkah 7. Mengevaluasi solusi-solusi alternatif
Langkah 8. Memilih solusi yang terbaik
Langkah 9. Mengimplementasikan solusi
Langkah 10. Menindaklanjuti untuk memastikan bahwa solusi tersebut efektif
4
2.2. Siklus Hidup Pengembangan Sistem
Pendekatan sistem merupakan sebuah metodologi. Metologi adalah suatu cara yang
direkomendasikan dalam melakukan sesuatu. Pendekatan sistem adalah metodologi dasar
dalam memecahkan segala jenis masalah. Siklus hidup pengembangan sistem (system
development life cycle)—SDLC) adalah aplikasi dari pendekatan sistem bagi
pengembangan suatu sistem informasi.
2.2.1. SDLC Tradisional
Jika suatu proyek ingin memiliki kemungkinan berhasil yang paling besar.
Tahapan-tahapan yang perlu dilakukuan yaitu:
• Perencanaan
• Analisis
• Desain
• Implementasi
• Penggunaan
Proyek direncanakan dan sumber-sumber daya yang dibutuhkan untuk melakukan
pekerjaankemudian disatukan. Sistem yang ada juga dianalisis untuk memahami
masalah dan menentukan persyaratan fungsional dari sistem yang baru. Sistem
baru ini kemudian dirancang dan diimplementasikan. Setelah implementasi, sistem
kemudian digunakan—idealnya untuk jangka waktu yang lama.
Mudah bagi kita untuk melihat bagaimana SDLC tradisional dapat dikatakan
sebagai suatu aplikasi dari pendekatan sistem. Masalah akan didefinisikan dalam
tahap-tahap perencanaan dan analisis. Solusi-solusi alternatif diidentifikasi dan
dievaluasi dalam tahap desain. Lalu, solusi yang terbaik diimplementasikandan
digunakan. Selama tahap penggunaan, umpan balik dikumpulkan untuk melihat
seberapa baik sistem mampu memecahkan masalah yang telah ditentukan.
2.3. Prototyping
Dalam penerapannya pada pengembangan sistem, prototipe adalah satu versi dari
sebuah sistem potensial yang memberikan ide bagi para pengembang dan juga calon
5
pengguna, bagaimana sistem akan berfungsi dalam bentuk yang telah selesai. Proses
pembuatan prototipe ini disebut prototyping. Dasar pemikirannya adalah membuat
prototipe secepat mungkin, bahkan dalam waktu semalam, lalu memperoleh umpan balik
dari pengguna yang akan memungkinkan prototipe tersebut diperbaiki kembali dengan
cepat.
Jenis-jenis Prototipe
Terdapat dua jenis prototipe: evolusioner dan persyaratan. Prototipe evolusioner
(evolutionary prototype) terus-menerus disempurnakan sampai memiliki selurunh
fungsionalitas yang dibutuhkan pengguna dati sistem yang baru. Prototipe ini kemudian
dilanjutkan ke produksi. Jadi, satu prototipe evolusioner akan menjadi sistem aktual.
Akan tetapi, prototipe persyaratan (requirements prototype) dikembangkan sebagai
satu cara untuk mendefinisikan persyaratan-persyaratan fungsional dari sistem baru
ketika pengguna tidak mampu mengungkapkan dengan jelas apa yang mereka inginkan.
Dengan meninjau prototipe persyaratan seiring dengan ditambahkannya fitur-fitur,
pengguna akan mampu mendefinisikan pemrosesan yang dibutuhkan dari sistem yang
baru. Ketika persyaratan ditentukan, prototipe persyaratan telah mencapai tujuannya dan
proyek lain akan dimulai untuk pengembangan sistem baru. Oleh karena itu, Suatu
prototipe persyaratan tidak selalu menjadi sistem aktual.
2.4. Pengembangan Aplikasi Cepat
Istilah RAD, dari Rapid application Development atau pengembangan aplikasi capat
diperkenalkan oleh konsultan komputer dan penulis James Martin, dan istilah ini
mengacu pada suatu pengembangan siklus hidup yang dimaksudakan untuk
memproduksi sistem dengan cepat tanpa mengorbankan mutunya.
RAD adalah kumpulan strategi, metodologi, dan alat terintegerasi yang terdapat di dalam
suatu kerangka kerja yang disebut rekayasa informasi. Rekayasa informasi
(Information Engineering—IE) adalah nama yang diberikan martin kepada keseluruhan
pendekatan pengembangan sistemnya, yang ia perlakukan suatu aktivitas perusahaan
secara menyeluruh.
Unsur-unsur Penting RAD
6
Manajemen. Manajemen, Khususnya manajemen puncak, hendaknya menjadi penguji
coba (experimenter) yang suka melakukan hal-hal dengan cara baru atau pengadaptasi
awal (early adapter) yang dengan cepat mempelajari bagaimana cara menggunakan
metodologi-metodologi baru.
Orang. Daripada hanya memanfaatkan satu tim untuk melakukan seluruh aktivitas
SDLC, RAD menyadari adanya efisiensi yang dapat dicapai melalui penggunaan tim-tim
khusus. Anggota dari tim ini adalah para ahli dalam metodologi dan alat yang dibutuhkan
untuk melakukan tugas-tugas khusus mereka masing-masing. Martin menggunakan
istilah tim SWAT, di mana SWAT merupakan singkatan dari “skilled with advances
tools” (ahli dengan alat-alat canggih).
Metodologi. Metodologi dasar RAD adalah siklus hidup RAD.
Alat-alat. Alat-alat RAD terutama terdiri atas bahasa-bahasa generasi keempat dari alat-
alat rekayasa peranti lunak dengan bantuan komputer (computer-aided software
engineering—CASE) yang memfasilitasi prototyping dan penciptaan kode. Alat-alat
CASE menggunakan komputer untuk membuat dokumentasi yang dapat diubah menjadi
peranti lunak dan basis data operasional.
2.5. Pengembangan Berfrase
Pengembangan berfase (phased development) adalah suatu pendekatan bagi
pengembangan sistem informasi yang terdiri atas enam tahap—investigasi awal, analisis,
desain, konstruksi awal, konstruksi akhir, serta pengujian dan pemasangan sistem.
Tahap-tahap analisis, desain, dan konstruksi awal dilaksanakan untuk setiap modul
sistem
Tahap-tahap Pengembangan berfase
• Investigasi awal
• Analisis
• Desain
• Konstruksi awal
• Konstruksi akhir
7
• Pengujian dan pemasangan sistem
2.6. Desain Ulang Proses Bisnis
Rekayasa ulang (reengineering) yaitu proses pengerjaan ulang sistem atau disebut juga
dengan istilah desain ulang proses bisnis (business process redesign—BPR). BPR
mempengaruhi operasi TI perusahaan dalam dua hal. Pertama, TI dapat menerapkan
BPR untuk mendesain ulang sistem-sistem informasi yang hidupnya tidak dapat
dipertahankan lagi dengan pemeliharaan biasa. Sistem-sistem seperti ini disebut sistem
warisan (legacy systems), karena mereka terlalu berharga untuk dihapuskan namun
menghisap sumber-sumber daya yang dimiliki oleh IS. Kedua, ketika sebuah perusahaan
menerapkan BPR pada operasi-operasi utamanya, usaha ini akan selalu memberikan efek
gelombang yang menyebabkan perancangan ulang sistem informasi.
Rekayasa Terbalik
Rekayasa terbalik adalah proses menganalisis sistem yang sudah ada untuk
mengidentifikasi unsur-unsur dan saling keterhubungan di antara unsur-unsur tersebut
sekaligus untuk membuat dokumentasi pada tingkat abstraksi yang lebih tinggi daripada
yang telah ada saat ini.
Titik awal dalam rekayasa terbalik sebuah sistem adalah kode komputernya, yang diubah
menjadi dokumentasi. Dokumentasi ini kemudian dapat diubah ke dalam uraian-uraian
yang lebih abstrak, seperti diagram arus data, kasus-kasus penggunaan, dan diagram
relasi entitas. Pengubahan ini dapat dilakukan secara manual atau dengan menggunakan
peranti lunak BPR.
Rekayasa Ulang
Rekayasa ulang (reengineering) adalah merancang ulang sebuah sistem seluruhnya
dengan tujuan mengubah fungsionalitasnya. Akan tetapi, ini bukanlah pendekatan yang
“bersih,” karena pengetahuan dari sistem yang ada saat ini tidak sepenuhnya diabaikan.
Pengetahuan tersebut diperoleh pertama kali dengan melakukan rekayasa terbalik. Lalu
sistem yang baru kemudian dikembangkan dengan cara yang normal. Nama rekayasa ke
depan (forward engineering) diberikan untuk proses mengikuti SDLC dengan crara
yang normalsambil sekaligus menjalankan BPR.
8
2.7. Pemodelan Proses
Pemodelan proses pertama kali dilakukan dengan diagram alur (flowchart). Diagram ini
mengilustrasikan aliran data melalui sistem dan program.Internasional Organization for
Standardization (ISO) menciptakan standar untuk bentuk-bentuk simbol flowchart,
memastikan seluruh penggunaannya di seluruh dunia.
Diagram arus data sangat baik untuk membuat model proses pada tingkat ringkasan.
Akan tetapi, diagram arus data kurang baik dalam menangkap detail-detail pemerosesan.
Karena alasan ini, diagram arus data pada umumnya dilengkapi oleh alat-alat lain yang
lebih berorientasi pada detail, seperti menggunakan diagram kasus penggunaan (use case
diagram).
Diagram Arus Data
Diagram arus data (flowchart) adalah penyajian grafis dari sebuah sistem yang
mempergunakan empat bentuk simbol untuk mengilustrasikan bagaimana data mengalir
melalui proses-proses yang saling tersambung. Simbol-simbol tersebut mencerminkan
1) unsur-unsur lingkungan dengan mana sistem berinteraksi,
2) proses
3) arus data
4) penyimpana data.
1. Unsur-unsur lingkungan, berada di luar batas sistem. Unsur-unsur ini memberikan
input data kepada sistem dan menerima output data dari sistem. Istilah terminator
sering kali dipergunakan untuk menyatakan unsur-unsur lingkungan dan bentuknya
persegi panjang, karena menunjukkan titik-titik di mana sistem berakhir.
2. Proses, adalah sesuatu yang mengubah input menjadi output. Bentuknya lingkaran,
persegi panjang horizontal, atau sebuah persegi panjang tegak bersudut melingkar. Ini
harus menggunakan teknik pemberian label, dan yang paling umum digunakan adalah
dengan menggunakan kata kerja dan objek, tetapi dapat juga menggunakan nama dari
suatu sistem atau program komputer.
9
3. Arus data, terdiri dari sekumpulan unsur –unsur data yang berhubungan secara logis
(mulai dari satu unsur data tunggal hingga satu file atau lebih) yang bergerak dari satu
titik atua proses ke titik atau proses yang lain. Simbol panah digunakan untuk
menggambarkan arus ini dan dapat digambar dengan menggunaka garis lurus maupun
melingkar.
4. Penyimpanan Data Ketika kita perlu menyimpan data karena suatu alasan tertentu,
maka kita akan menggunakan pnyimpanan data. Penyimpanan data adalah suatu
gudang data. Bayangkanlah penyimpanan data sebagai “data yang beristirahat”.
Peyimpanan data dapat ditunjukkan oleh sekumpulan garis-garis sejajar, sebuah kotak
dengan ujung terbuka atau bentuk oval.
2.8. Manajemen Proyek
Proyek-proyek pengembangan sistem yang pertama dikelola oleh manajer unit TI, dengan
dibantu oleh manajer dari analisis sitem, pemrograman, dan operasi. Melalui percobaan,
tanggung jawab manaemen secara bertahap telah mencapai tingkat manajemen yang lebih
tinggi—yaitu tingkat strategis dalam kebanyakan kasus.
Ketika sistem memiliki nilai strategis atau pengaruhnya meliputi keseluruhan organisasi,
direktur utama atau komite eksekutif perusahaan dapat memutuskan untuk mengawasi sendiri
proyek pengembangan tersebut. Banyak perusahaan membentuk komite khusus di bawah
tingkat komite eksekutif yang menerima tanggung jawab untuk mengawasi seluruh proyek
sistem. Ketika tujuan dari dibentuknya sebuah komite adalah untuk memberikan panduan,
arah, dan kendali secara terus-menerus, maka ia disebut sebagai streering committee (komite
pengarah).
Steering Committee SIM
Steering committee menjalankan tiga fungsi utama yaitu:
• Menciptakan kebijakan yang memastikan dukungan komputer untuk mencapai
sasaran strategis perusahaan.
• Melakukan pengendalian fiskal dengan bertindak sebagai yang berwenang dalam
memberikan persetujuan untuk seluruh permintaan akan pendanaan yang
berhubungan dengan komputer.
10
• Menyelesaikan perselisihan yang terjasi sehubungan dengan prioritas penggunaan
komputer.
Jika secara tidak langsung, tugas steering committee SIM adalah melaksanakan seluruh
strategi yang dibuat oleh komite eksekutif maupun rencana strategis untuk sumber daya
informasi.
Dengan memusatakan manajemen siklus hidup sistem dalam steering committee, maka akan
didapatkan dua keuntungan utama yaitu:
• Komputer akan digunakan untuk mendukung pengguna di seluruh perusahaan.
• Proyek-proyek komputer akan memiliki ciri-ciri perencanaan dan pengendalian yang
baik.
Kepemimpinan Proyek
Steering committee SIM jarang ikut terlibat langsung dengan detail pekerjaan. Tanggung
jawab itu jatuh ke tangan tim proyek. Tim proyek meliputi semua orang yang ikut
berpartisipasi dalam pengembangan sistem informasi. Satu tim dapat terdiri dari beberapa
orang yang terdiri dari pengguna, spesialis informasi, dan mungkin auditor internal.
Aktivitas tim akan diarahkan oleh seorang ketua tim atau pimpinan proyek yang
memberikan arahan di sepanjang masa proyek.
2.9. Mengestimasi Biaya Proyek
Banyak metode yang dapat digunakan untuk mengestimasi biaya dan jadwal proyek.
Semua metode ini kurang lebih mengandalkan pada tiga komponen yaitu:
1. Informasi mengenai sistem tertentu yang sedang dibuat dan orang yang akan
melakukan pengembangan.
2. Pengalaman historis.
3. Pengetahuan mengenai proses pengembangan peranti lunak dan alat-alat serta teknik
estimasi.
11
Input Pengestimasian Biaya
Sebuah work breakdown Structure (WBS) mengidentifikasikan aktivitas-aktivitas
proyek yang akan membutuhkan sumber daya. Contoh WBS adalah grafik gantt dan
diagram jaringan. Kebutuhan sumber daya (resource requirement) mencantumkan
sumber daya tertentu yang akan dibutuhkan dan berapa jumlahnya. Tarif sumber daya
(resource rates) adalah biaya perunit untuk setiap jenis sumber daya. Estimasi durasi
aktivitas (activity duration estimates) menybutkan periode pekerjaan yang dibutuhkan
untuk menyelesaikan aktivitas. Informasi historis (historical information) terdiri atas file-
file dari data proyek masa lalu, basis data pengestimasian biaya komersial, dan
pengetahuan tim proyek.
12
BAB III
PENTUTUP
3.1. Penutup
Sistem informasi manajemen adalah suatu suatu sistem yang berbasis komputer yang
dipergunakan oleh suatu kelompok organisasi atau suatu perkumpulan formal untuk
menyediakan informasi-informasi guna membantu manajer ataupun non manajer untuk
mengambil keputusan. Di era saat ini masih banyak perusahaan tau organisasi yang masih
belum bisa memaksimalkan penggunaan sistem informasi. Oleh sebab itu perlu adanya
analisi pendekatan sistem kembali untuk menyesuaikan dengan kebutuhan organisasi
tersebut.
Terdapat 3 jenis metode siklus hidup sistem yang paling banyak digunakan,
yakni: siklus hidup sistem tradisional (traditional system life cycle), siklus hidup
menggunakan protoyping (life cycle using prototyping), dan siklus hidup sistem orientasi
objek (object-oriented system life cycle). SDLC (Software Development Life Cycle)
berarti sebuah siklus hidup pemngembangan perangkat lunak yang terdiri dari beberapa
tahapan-tahapan yang sangat penting dalam keberadaan perangkat lunak yang dilihat dari
segi pengembangannya.
SDLC juga merupakan pola yang diambil untuk mengembangkan sistem perangkat
lunak, yang terdiri dari tahap-tahap: rencana(planning),analisa (analysis), desain (design),
implementasi (implementation), uji coba (testing) dan pengelolaan (maintenance). Dalam
rekayasa perangkat lunak, konsep SDLC mendasari berbagai jenis metodologi
pengembangan perangkat lunak. Metodologi-metodologi ini membentuk suatu kerangka
kerja untuk perencanaan dan pengendalian pembuatan sistem informasi, yaitu proses
pengembangan perangkat lunak.
Dalam suatu metodologi pengembangan sistem dibutuhkan alat dan teknik. Alat yang
biasanya digunakan untuk metodologi sistem adalah gambar, grafik, kamus data, struktur
inggris, pseudocode atau formulir-formulir untuk mencatat atau menyajikan data.
3.2. Saran
Dengan adanya analisi desin baru suatu sistem perusahaan atau organisasi diharapkan
sistem baru tersebut dapat membantu tugas manjer dalam membuat keputusan. Selain
13
sistem dirancang dengan desain baru, SDM yang mengelola sistem juga harus memilki
kemampuan yang mumpuni.
14
DAFTAR PUSTAKA
Mcleod, Raymond, Jr dan George P.Schell, 2008. Sistem Informasi Manajemen Edisi 10. Salemba Empat, Jakarta.
15