Makalah Sim Ali

26
Makalah Sistem Informasi Manajemen INFORMASI TENTANG MANAJEMEN KESEHATAN DAN KESELAMATAN DI TEMPAT KERJA DISUSUN OLEH : ALI ANGKATAN 14B Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi SAILENDRA

description

sistem informasi manajemen

Transcript of Makalah Sim Ali

Page 1: Makalah Sim Ali

Makalah Sistem Informasi Manajemen

INFORMASI TENTANG MANAJEMEN KESEHATAN DAN

KESELAMATAN DI TEMPAT KERJA

DISUSUN OLEH : ALI

ANGKATAN 14B

Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi SAILENDRA

Page 2: Makalah Sim Ali

Daftar Isi

Page 3: Makalah Sim Ali

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Kegagalan (risk off ailures) pada setiap proses atau aktifitas pekerjaan,

dan  saat    kecelakaan   kerja seberapapun kecilnya,  akan  mengakibatkan  efek

kerugian (loss). Secara umum penyebab kecelakaan di tempat kerja adalah

sebagai berikut:

Kelelahan (fatigue)

Kondisi kerja dan pekerjaan yang tidak aman (unsafe working condition)

Kurangnya penguasaan pekerja terhadap pekerjaan, ditengarai penyebab

awalnya (pre-cause) adalah kurangnya training

Karakteristik pekerjaan itu sendiri.

Di dunia industri, penggunaan tenaga kerja mencapai puncaknya dan

terkonsentrasi di tempat atau lokasi proyek yang relatif sempit. Ditambah sifat

pekerjaan yang mudah menjadi penyebab kecelakaan (elevasi, temperatur, arus

listrik, mengangkut benda-benda berat dan lain-lain), sudah sewajarnya bila

pengelola proyek atau industri mencantumkan masalah keselamatan kerja pada

prioritas pertama. Dengan menyadari pentingnya aspek keselamatan dan

kesehatan kerja dalam penyelenggaraan proyek, terutama pada implementasi

fisik, maka perusahan/industri/proyek umumnya memiliki organisasi atau bidang

dengan tugas khusus menangani maslah keselamatan kerja. Lingkup kerjanya

mulai dari menyusun program, membuat prosedur dan mengawasi, serta

membuat laporan penerapan di lapangan. Dalam rangka Pengembangan Program

Kesehatan Kerja yang efektif dan efisien, diperlukan informasi yang akurat, dan

tepat waktu untuk mendukung proses perencanaan serta menentukan langkah

kebijakan selanjutnya.

Penyusunan progrma, membuat prosedur, pencatatan dan mengawasi serta

membuat laporan penerapan di lapangan yang berkaitan dengan keselamatan

1

Page 4: Makalah Sim Ali

kerja bagi para pekerja kesemuanya merupakan kegiatan dari manajemen

keselamatan dan kesehatan kerja.

  Dalam rangka menghadapi era industrialisasi dan era globalisasi serta

pasar bebas (AFTA) kesehatan dan keselamatan kerja merupakan salah satu

prasyarat yang ditetapkan dalam hubungan ekonomi antar negara yang harus

dipenuhi oleh seluruh negara anggota termasuk Indonesia. Beberapa komitmen

global baik yang berskala bilateral maupun multilateral telah mengikat bangsa

Indonesia untuk memenuhi standar. Standart acuan terhadap berbagai hal

terhadap industri seperti kualitas, manajemen kualitas, manajemen lingkungan,

serta keselamatan dan kesehatan kerja. Apabila saat ini industri pengekspor telah

dituntut untuk menerapkan Manajemen Kualitas (ISO-9000, QS-9000) serta

Manajemen Lingkungan (ISO-14000) maka bukan tidak mungkin tuntutan

terhadap penerapan Manajemen Keselamatan dan Kesehatan kerja juga menjadi

tuntutan pasar internasional.

Untuk menjawab tantangan tersebut Pemerintah yang diwakili oleh Departemen

Tenaga Kerja dan Transmigrasi telah menetapkan sebuah peraturan perundangan

mengenai Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) yang

tertuang dalam Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomuor : PER.05/MEN/1996.

Tujuan dan sasaran sistem Manajemen K3 adalah terciptanya sistem K3

di tempat kerja yang melibatkan segala pihak sehingga dapat mencegah dan

mengurangi kecelakaan dan penyakit akibat kerja dan terciptanya tempat kerja

yang aman, efisien, dan produktif.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Seperti apakah Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja itu?

2. Apa manfaat Sistim Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja?

2

Page 5: Makalah Sim Ali

C. TUJUAN PENULISAN

1. Mengetahui Sistem informasi dalam Manajemen Keselamatan dan

Kesehatan Kerja

2. Mengetahui Manfaat dari Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan

Kerja

3. Memenuhi tugas dari Mata kuliah Sistem Informasi Manajemen

4. Dapat menambah wawasan bagi penulis dan pembaca mengenai Sistem

Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja

3

Page 6: Makalah Sim Ali

BAB II

PEMBAHASAN

1. SISTIM MANAJEMEN K3 DI INDONESIA

       Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) secara

normatif sebagaimana terdapat pada PER.05/MEN/1996 pasal 1, adalah bagian

dari sistem manajemen keseluruhan  yang meliputi struktur organisasi,

perencanaan, tanggungjawab, pelaksanaan, prosedur, proses dan sumber daya

yang dibutuhkan bagi pengembangan, penerapan, pencapaian, pengkajian dan

pemeliharaan kebijakan Keselamatan dan kesehatan kerja dalam rangka

pengendalian risiko yang berkaitan dengan kegiatan kerja guna terciptanya

tempat kerja yang aman, efisien dan produktif. Karena SMK3 bukan hanya

tanggung jawab pemerintah, masyarakat, pasar, atau dunia internasional saja

tetapi juga tanggung jawab pengusaha untuk menyediakan tempat kerja yang

aman bagi pekerjanya. Selain itu penerapan SMK3 juga mempunyai banyak

manfaat bagi industri kita antara lain :

1. Mengurangi jam kerja yang hilang akibat kecelakaan kerja.

2. Menghindari kerugian material dan jiwa akibat kecelakaan kerja.

3. Menciptakan tempat kerja yang efisien dan produktif karena tenaga kerja

merasa aman dalam bekerja.

4. Meningkatkan image market terhadap perusahaan.

5. Menciptakan hubungan yang harmonis bagi karyawan dan perusahaan.

Perawatan terhadap mesin dan peralatan semakin baik, sehingga membuat

umur alat semakin lama.

         

Sebagai mana terdapat pada lampiran I PERMENAKER NO:PER.05/

MEN/1996 sebagai berikut:  

1. Komitmen dan Kebijakan

Kepemimpinan dan Komitmen

Tinjauan Awal K3

4

Page 7: Makalah Sim Ali

Kebijakan K3

2.   Perencanaan

Perencanaan Identifikasi Bahaya, Penilaian dan Pengendalian Resiko

Peraturan Perundangan dan Persyaratan Lainnya

Tujuan dan Sasaran

Indikator Kinerja

Perencanaan Awal dan Perencanaan Kegiatan yang Sedang Berlangsung

3.   Penerapan

a. Jaminan Kemampuan SDM Sarana dan Dana

Integrasi

Tanggungjawab dan Tanggung Gugat

Konsultasi, Motyivasi dan Kesadaran

Pelatihan dan Kompetensi

b. Jaminan Kemampuan SDM Sarana dan Dana

Komunikasi

Pelaporan

Pendokumentasian

Pengendalian Dokumen

Pencatatan dan Manajemen Informasi

c. Identifikasi Sumber Bahaya, Penilaian dan Pengendalian Resiko

Identifikasi Sumber Bahaya

Penilaian Resiko

Tindakan Pengendalian

Perancangan dan Rekayasa

Pengendalian Administratif

Tinjauan Ulang Kontrak

Pembelian

Prosedur Menghadapi keadaan darurat dan Bencana

Prosedur Menghadapi Insiden

Prosedur Rencana Pemulihan Keadaan Darurat

5

Page 8: Makalah Sim Ali

4. Pengukuran dan Evaluasi

a. Inspeksi dan Pengujian

b. Audit SMK3

c. Tindakan Perbaikan dan Pencegahan

5. Tinjauan Ulang dan Peningkatan oleh Pihak Manajemen

             Kekurangan yang paling dasar adalah peraturan pendukung mengenai K3

yang masih terbatas dibandingkan dengan organisasi internasional. Tapi hal ini

masih dapat dimaklumi karena masalah yang sama juga dirasakan oleh negara-

negara di Asia dibandingkan negara Eropa atau Amerika, karena memang masih

dalam tahap awal. Selain itu sertifikasi SMK3 yang hanya dapat dikeluarkan oleh

Menteri Tenaga Kerja (Pemerintah) dirasakan kurang membantu promosi

terhadap SMK3 dibandingkan dengan sertifikasi ISO series, OHSAS, KOHSA

(korea), yang juga menggunakan badan sertifikasi swasta.

         Dengan banyaknya keuntungan dalam penerapan SMK3 serta standarisasi

SMK3 di Indonesia yang cukup representatif  bukankah saatnya bagi Industri

Indonesia untuk melaksanakan SMK3 sesuai PER.05/MEN/1996 baik industri

skala kecil, menengah, hingga besar ? Sehingga bersama-sama menjadi industri

yang kompetitif, aman, dan Efisien dalam menghadapi pasar terbuka.

2. TUJUAN PEMBENTUKAN K3 DAN PELAKSANAAN P2K3

        Usaha keselamatan dan kesehatan kerja pada dasarnya mempunyai tujuan

umum dan tujuan khusus.

Tujuan umum yaitu :

Perlindungan terhadap tenaga kerja yang berada ditempat kerja agar selalu

terjamin keselamatan dan kesehatannya sehingga dapat diwujudkan

peningkatkan produksi dan produktivitas kerja.

Perlindungan setiap orang lainnya yang berada ditempat kerja agar selalu

dalam keadaan selamat dan sehat.

Perlindungan terhadap bahan dan peralatan produksi agar dapat dipakai dan

digunakan secara aman dan efisien.

6

Page 9: Makalah Sim Ali

Sedangkan secara khusus antara lain :

Mencegah dan atau mengurangi kecelakaan, kebakaran, peledakan dan

penyakit akibat kerja.

Mengamankan mesin, instalasi, pesawat, alat kerja, bahan baku dan bahan

hasil produksi.

Menciptakan lingkungan dan tempat kerja yang aman, nyaman, sehat dan

penyesuaian antara pekerja dengan manuasi atau manusia dengan pekerjaan.

3. DASAR HUKUM

   Sebagai dasar hukum pembentukan, susunan, dan tugas Panitia Pembina

Keselamatan dan Kesehatan Kerja  (K3)  ialah Undang-undang    No. 1 tahun

1970 tentang Keselamatan Kerja pasal 10 ayat (1), (2) dengan peraturan

pelaksanaannya yaitu :

Keputusan Menteri Tenaga kerja No. KEP-125/MEN/82 tentang Dewan

Keselamatan dan Kesehatan Kerja Nasional, Dewan Keselamatan dan

Kesehatan Kerja Wilayah dan Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan

Kerja, yang disempurnakan dengan Keputusan Menteri Tenaga Kerja No.

KEP-155/MEN/84.

Keputusan  Menteri Tenaga Kerja No. KEP-04/MEN/87 tentang Panitia

Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja serta Tata Cara Penunjukan Ahli

Keselamatan Kerja.

4. PEMBENTUKAN 

a. Syarat Pembentukan

Setiap tempat kerja dengan kriteria tertentu, pengusaha atau pengurus wajib

membentuk P2K3.

b. Syarat Keanggotaan

1. Keanggotaan Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja terdiri

atas unsur pengusaha dan tenaga kerja yang susunannya terdiri dari atas

ketua, sekretaris dan anggota.

7

Page 10: Makalah Sim Ali

2. Sekretaris Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja ialah Ahli

Keselamatan dan Kesehatan Kerja atau Petugas Keselamatan dan

Kesehatan Kerja  di perusahaan.

3. Ketua P2K3 ialah Pimpinan Perusahaan atau salah satu Pimpinan

Perusahaan yang ditunjuk (khusus untuk kelompok perusahaan/centra

industri).

4. Jumlah dan susunan Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja

adalah sebagai berikut :

a. Perusahaan yang mempunyai tenaga kerja 100 (seratus) orang atau

lebih, jumlah anggota sekurang-kurangnya 12 (dua belas) orang terdiri

dari 6 (enam) orang mewakili pengusaha/pimpinan perusahaan dan 6

(enam) orang mewakili tenaga kerja.

b. Pengusaha yang mempunyai tenaga kerja 50 (lima puluh) orang

sampai 100 (seratus) orang, jumlah anggota sekurang-kurangnya 6

(enam) orang terdiri dari 3 (tiga) orang mewakili pengusaha/pimpinan

perusahaan dan 3 (tiga) orang mewakili tenaga kerja.

c. Perusahaan yang mempunyai tenaga kerja 50 (lima puluh), dengan

tingkat risiko bahaya sangat berat jumlah anggota sekurang-kurangnya

6 (enam) orang terdiri dari 3 (tiga) orang mewakili

pengusaha/pimpinan perusahaan dan 3 (tiga) orang mewakili tenaga

kerja.

d. Kelompok perrusahaan yang mempunyai tenaga kerja kurang 50 (lima

puluh) untuk setiap anggota kelompok, jumlah anggota sekurang-

kurangnya 6 (enam) orang terdiri dari 3 (tiga) orang mewakili

pengusaha/pimpinan perusahaan dan 3 (tiga) orang mewakili tenaga

kerja.

c. Struktur Organisasi

1.    Bentuk organisasi dan kepengurusan

Suatu organisasi P2K3 dapat mempunyai banyak variasi tergantung pada

besarnya, jenisnya bidang, bentuknya kegiatan dari perusahaan dan

8

Page 11: Makalah Sim Ali

sebagainya. Kepengurusan dari pada organisasi P2K3 terdiri dari seorang

Ketua, Wakil Ketua, seorang atau lebih Sekretaris dan beberapa anggota yang

terdiri dari unsur pengusaha dan pekerja.  

a. Ketua dijabat oleh salah seorang Pimpinan Perusahaan yang

mempunyai kewenangan dalam menetapkan kebijaksanaan di

perusahaan.

b. Sekretaris dapat dijabat oleh ahli K3/Petugas K3 (Safety Officer) atau

calon yang dipersiapkan untuk menjadi Petugas K3.

c. Para anggota terdiri dari wakil unit-unit kerja yang ada dalam

perusahaan dan telah memahami permasalahan K3. 

d. Program Kerja Panitia Keselamatan dan Kesehatan Kerja (P2K3)

1. Identifikasi masalah Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).

2. Pendidikan dan pelatihan.

3. Sidang-sidang.

4. Rekomendasi.

5. Audit.

e. Peran dan Fungsi Panitia Keselamatan dan Kesehatan Kerja (P2K3)

1. Peran pokok Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja

(P2K3) sebagai badan pertimbangan di tempat kerja ialah memberikan

saran dan pertimbangan baik diminta maupun tidak kepada

pengusaha/pengurus tempat kerja yang bersangkutan mengenai

masalah-masalah keselamatan dan kesehatan kerja.

2. Fungsi Panitia Keselamatan dan Kesehatan Kerja (P2K3) ialah

menghimpun dan mengolah segala data dan atau permasalahan

Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) di tempat kerja yang

bersangkutan, serta mendorong ditingkatkannya penyuluhan,

pengawasan, latihan dan penelitian Keselamatan dan Kesehatan

Kerja. 

9

Page 12: Makalah Sim Ali

5. PROMOSI KESEHATAN DI TEMPAT KERJA

  Adalah upaya memberdayakan masyarakat untuk memelihara,

meningkatkan dan melindungi kesehatan diri serta lingkungannya. (The process

of enabling people to increase control over, and to improve their health-Ottawa

charter 1986.)

Memberdayakan adalah upaya untuk membangun daya, yang berarti

mengembangkan kemandirian, yang dilakukan dengan menimbulkan kesadaran,

kemauan dan kemampuan, serta dengan mengembangkan iklim yang mendukung

pengembangan kemandirian tersebut.

      Tujuan Promosi Kesehatan di Tempat Kerja adalah :

Mengembangkan perilaku hidup bersih dan sehat di tempat kerja.

Menurunkan angka absensi tenaga kerja.

Menurunkan angka penyakit akibat kerja dan lingkungan kerja.

Menciptakan lingkungan kerja yang sehat, medukung dan aman.

Membantu berkembangnya gaya kerja dan gaya hidup yang sehat.

Memberikan dampak yang positif terhadap lingkungan kerja dan

masayarakat.

Dua konsep yang sangat penting untuk meningkatkan kesehatan

pekerja dan lingkungannya adalah pencegahan dan peningkatan

kesehatan.Secara mendasar Promosi Kesehatan Di Tempat Kerja

adalah perlu melindungi individu (pekerja), lingkungan didalam dan

diluar tempat kerja dari bahan-bahan berbahaya, stress atau

lingkungan kerja yang jelek. Gaya kerja yang memperhatikan

kesehatan dan menggunakan pelayanan kesehatan yang ada dapat

mendukung terlaksananya promosi kesehatan di tempat kerja.

10

Page 13: Makalah Sim Ali

       Keuntungan Promosi Kesehatan Di Tempat Kerja, secara umum :

Bagi Perusahaan

• Meningkatnyalingkungan tempat kerja yang sehat dan aman serta nyaman

• Citra Perusahaan Positif

• Meningkatkan moral staf

• Menurunnya angka absensi

• Meningkatnya produktifitas

• Menurunnya biaya kesehatan atau biaya asuransi.

• Pencegahan terhadap penyakit.

Bagi Pekerja

• Lingkungan tempat kerja menjadi lebih sehat

• Meningkatnya percaya diri

• Menurunnya stress

• Meningkatnya semangat kerja

• Meningkatnya kemampuan

• Meningkatnya kesehatan.

• Lebih sehatnya keluarga dan masyarakat

11

Page 14: Makalah Sim Ali

a. Monitoring dan Evaluasi.

Monitoring dan Evaluasi merupakan hal yang sangat penting

untuk melihat seberapa baiknya program tersebut terlaksana, untuk

mengidentifikasi kesuksesan dan masalah-masalah yang ditemui dan

umpan balik (feedback) untuk perbaikan.

b. Revisi dan perbaikan program.

          Setelah mendapatkan hasil dari evaluasi tentunya ada

kekurangan dan masukan yang perlu untuk pertimbangan dalam

melakukan perbaikan program, sekaligus merevisi hal yang sudah ada.

6.   SISTIM MANAJEMEN KESELAMATAN TRANSPORTASI  DARAT

    Sektor Transportasi Darat  memiliki peranan yangb sangat penting dalam

masyarakat karena turut  menggerakkan roda perekonomian dan mobilitas

masyarakat. Melalui jasa transportasi,  diselenggfarakan kegiatan angkiutan

barang, penumpang dan jassa lainnya dari suatu daerah kedaerah lainnya.

       Untuk itu, dikembangkan Sistim Manajemen Keselamatan dan

Kesehatan Kerja  Transportasi Darat  (SMK3  Transportasi) yang memberikan

persyaratan untuk sistim manajemen K3 untuk membantu perusahaan dalam

mengendalikan bahaya kecelakaan dan meningkatkan kinerja K3 sekaligus

produktivitas perusahaan. Sistim Manajemen K3  Transportasi ini berlaku bagi

perusahaan jasa  angkutan darat untuk :

Ø   Membangun sistim Manajamen K3 untuk mencegah terjadinya kecelakaan lalu

lintas atau kejadian lainnyan yang tidak diinginkan.

Ø   Menerapkan , memelihara dan meningkatkan SMK3 secara terus menerus.

Ø   Memastikan bahwa perusahaan telah memenuhi norma keselamatan yang

ditentukan.

a.  Elemen Sistim Manajemen K3 Transportasi

Sistim Manajemen Keselamatan Transportasi merupakan sistim

manajemen berkelanjutan yang terdiri atas elemen sebagai berikut :

12

Page 15: Makalah Sim Ali

Persyaratan Umum

Ø  Perusahaan harus menetapkan dan memelihara  Sistim Manajemen K3 yang

terintegrasi dengan sistim manajemen perusahaan sebagaImana disyaratkan

dalam elemen 5 ini

           

            Kebijakan K3

Ø  Perusahaan harus menetapkan dan memelihara kebijakan K3 yang menunjukkan

komitmen perusahaan terhadap keselamatan dalam operasi angkutan.

Perencanaan K3

1.  Pemeriksaan Dan Tindakan Koreksi

Ø  Pemantauan dan Pengukuran Kinerja

Ø  Perusahaan harus menetapkan dan memelihara prosedur mengenai pemantauan

dan pengukuran Kinerja K3 perusahaan yang mencakup :

Ø  Inspeksi dan Pengujian

Ø  Perusahaan harus menetapkan prosedur mengenai inspeksi dan pengujian yang

menfcakup :

2.  Tinjauan Manajemen

Perusahaan harus melakukan tinjau ulang oleh manajemen secara berkala

untuk menilai dan mengetahui pelaksanaan SMK3 dalam perusahaan serta

permasalahan yang dihadapi untuk peningkatan berkelanjutan

b.  Process Safety Management

1.  Proses Safety Management.

Terdapat tiga kriteria pokok Proses Safety Management dengan 13

elemen-elemen.

a.  Kriteria Teknologi dan Proses, meliputi elemen-elemen :

Ø  informasi keselamatan proses

Ø  analisa bahaya proses

Ø  keterpaduan mekanik

Ø  penelaahan KK awal operasi

13

Page 16: Makalah Sim Ali

b.    Kriteria Keselamatan Kerja, meliputi elemen-elemen :

Ø  penanganan keselamatan kerja kontraktor

Ø  cara kerja aman

Ø  prosedur operasi

Ø  pelatihan karyawan

Ø  partisipasi karyawan

c.    Kriteria Manajemen, meliputi elemen-elemen :

Ø  manajemen perubahan

Ø  rencana tanggap darurat

Ø  audit manajemen keselamatan proses dan penyelidikan kecelakaan

d.    Kriteria Teknologi dan Proses.                    

Informasi Keselamatan Proses.              

Analisa Bahaya Proses.

Manajemen

Review Keselamatan Pra Start-Up.

Kriteria Manajeman          

 Manajemen Perubahan

 Penyelidikan Kejadian

Penanggulangan Darurat

Keterpaduan Mekanis

Audit

e.    Kriteria Keselamatan Kerja.

Keselamatan Kerja Kontraktor.

Cara & Ijin Kerja Aman.

Prosedur Operasi.

Pelatihan/Training.

Partisipasi Karyawan.

14

Page 17: Makalah Sim Ali

c.  Reliability Centred Maintenance

1.    Basic Principles :

Tujuh prinsip dasar tentang RCM :

a)Fungsi dan standard unjuk kerja (Functions and performance standards).

b)Cara kegagalan memenuhi fungsi (Functional failures).

c)    Penyebab kegagalan fungsional (Failure modes).

d)Kejadian-kejadian pada setiap kegagalan (Failure effects).

e)Akibat terjadinya kegagalan (Failure consequences).

f)  Pencegahan kegagalan (Preventive tasks).

g)Tindakan alternatif didalam mencegah kegagalan (Default tasks).

2.  Persiapan RCM.

a.    Langkah awal penerapan RCM meliputi :

Ø  Plant register.

Ø  Maintenance priority list.

Ø  Technical history data.

Ø  Decision support tools development.

Ø  Inherrent Reliability vs. Desired performance.

Ø  Hidden functions, Failure pattern survey

Ø   Preventive task selection and DefinePotential-Failure interval.

15

Page 18: Makalah Sim Ali

BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN

A.           KESIMPULAN

Dari uraian diatas dapat disimpulkan ;

1.    Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) secara normatif

sebagaimana terdapat pada PER.05/MEN/1996 pasal 1, adalah bagian dari sistem

manajemen keseluruhan  yang meliputi struktur organisasi, perencanaan,

tanggungjaeab, pelaksanaan, prosedur, proses dan sumberdaya yang dibutuhkan

bagi pengembangan, penerapan, pencapaian, pengkajian dan pemeliharaan

kebijakan.

2.    Sistem manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja mempunyai manfaat

langsung maupun tidak langsung.

3.    Promosi K3 adalah salah satu cara untuk meningkatkan K3

B.   S A R A N

1.    Untuk meningkatkan Keselamatan dan Kesehatan Kerja diperlukan adanya

manajemen K3.

2.    Belum maximalnya pelaksanaan Managemen K3 disebabkan oleh kurangnya

pengetahuan dan informasi tentatang manajemen K3, untuk itu kepada Menteri

terkait dan Dunia Industri agar diadakan sosialisasi secaras terus menerus.

3.    Perlu peningkatan Promosi Keselamatan Kerja pada setiap Dunia Kerja agar

semua orang mementingkan Keselamtan kerja itu sendiri.

4.    Sekolah secara khusus SMK yang dipersiapkan untuk tenaga kerja menengah

kebawah hendaknya dibekali dengan Manajemen K3.

16

Page 19: Makalah Sim Ali

DAFTAR RUJUKAN

Joko Kustono, 2005, CD, Universitas Negeri Malang

Peraturan Pemerintah, 1982, Undang-undang dan Peraturan Keselamatan dan

Kesehatan Kerja. Jakarta, Menteri Tenaga Kerja

Peraturan Pemerintah, 1984, Undang-undang dan Peraturan Keselamatan dan

Kesehatan Kerja. Jakarta, Menteri Tenaga Kerja

Peraturan Pemerintah, 1987, Undang-undang dan Peraturan Keselamatan dan

Kesehatan Kerja. Jakarta, Menteri Tenaga Kerja

Peraturan Pemerintah, 1996, Undang-undang dan Peraturan Keselamatan dan

Kesehatan Kerja. Jakarta, Menteri Tenaga Kerja

Suharto, Imam. 1997. Manajemen Proyek dari Konseptual Sampai

Oprasional. Erlangga.

17