Makalah Sim
-
Upload
nurhy-noahidayah -
Category
Documents
-
view
297 -
download
30
Transcript of Makalah Sim
MAKALAH SISTEM INFORMASI MANAJEMEN
PENERAPAN PAKET SOFTWARE CUSTOMER RELATIONSHIP
MANAGEMENT (CRM) PADA PT. UNILEVER INDONESIA Tbk
OLEH:
KELOMPOK II
NURHIDAYATI (MM12391325)
RAHMATIA (MM12391330)
RIRIN PUDIYATI (MM12391333)
SAIDAH (MM12391338)
PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG
SEMARANG
2013
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan pencipta alam semesta
beserta segala isinya dimana atas segala limpahan rahmat, karunia, dan hidayahNya
jualah sehingga penulisan makalah Sistem Informasi Manajemen yang berjudul
Penerapan Paket Software Customer Relationship Management (CRM) Pada PT.
Unilever Indonesia Tbk dapat kami berhasil rangkaikan dan terselesaikan dengan baik.
Keberhasilan kami dalam membuat makalah ini tidak lepas dari kekompakkan dan
keseriusan kami dalam mencari literatur pengembangan baik dari media internet maupun
dari buku-buku cetak yang menyangkut judul yang diangkat. Selain itu pula dengan
melakukan sharing antar anggota kelompok untuk mendapatkan informasi yang sama dan
tepat dengan saling bertukar pikiran untuk pengembangan wawasan terkait dengan
penerapan Customer Relationship Management (CRM).
Dalam pembuatan makalah ini tidak lepas pula dari sumbangsi pembina mata
kuliah Sistem Informasi Manajemen, kami haturkan ucapan terima kasih kepada Ibu Sri
Ayuni yang senantiasa membimbing dan memberikan motivasi untuk pengembangan
khasanah keilmuan kami.
Dalam penulisan makalah ini kami sadar masih jauh dari kesempurnaan, tak ada
gading yang tak retak, oleh karena itu kami sangat mengharapkan kritik dan dan saran
yang bersifat membangun untuk kesempurnaan penulisan makalah selanjutnya, dan kami
akhiri dengan ucapan wabillahi taufik walhidayah wassalamu alaikum Wr. Wb.
Semarang, Maret 2013
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perekonomian dunia saat ini sangatlah berbeda dengan perekonomian dua
dasawarsa yang lalu. Penyebaran informasi yang cepat merupakan suatu penyebab
ketatnya persaingan antara perusahaan perusahaan dalam bisnisnya. Para pelanggan
dapat dengan mudah mengetahui informasi informasi yang mereka butuhkan tentang
suatu produk tertentu. Selain itu banyaknya segmen pasar menyebabkan perusahaan
haruslah mampu menetapkan segmentasi dan targeting yang benar sehingga lebih
memiliki fokus usaha yang jelas.
Ketatnya persaingan membuat perusahaan untuk lebih berfokus kepada apa yang
diinginkan oleh konsumen. Faktor utama yang perlu dipahami oleh perusahaan adalah
apakah produk yang dibuat telah memenuhi standar keinginan konsumen.Untuk
memenuhi hal ini maka perusahaan harus mampu menyediakan produk dengan mutu
yang baik, harga yang lebih murah, informasi produk yang lebih cepat, dan pelayanan
yang lebih baik dibandingkan dengan para pesaingnya. Dengan berkembangnya e-
bussiness maka perusahaan harus mampu menetapkan solusi aplikasi sistem yang tepat.
Perusahaan mulai mengubah pola pikir dari orientasi keuntungan (profit oriented) kearah
faktor faktor potensial lainnya yang belum diidentifikasi sebelumnya. Kepentingan
pelanggan dan tingkat kepuasan pelanggan menjadi faktor utama yang harus diperhatikan
oleh perusahaan.
Unilever Indonesia merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang makanan,
minuman dan perlengkapan kesehatan. Unilever Indonesia telah dikenal dengan kualitas
produknya yang tinggi. Dengan adanya persaingan saat ini, maka muncul para pesaing
yang membuat produk yang serupa dengan harga yang bersaing. Untuk menciptakan
keunggulan dibandingkan dengan para pesaingnya maka Unilever Indonesia
mengaplikasikan program Customer Relationship Management (CRM) untuk memenangi
persaingan yang ada. Tujuan CRM secara umum adalah menciptakan dan
mempertahankan suatu hubungan yang baik dengan pelanggan dan mengurangi
kemungkinan pelanggan berpindah ke produk pesaing. Dengan pemahaman CRM yang
baik maka akan membawa perusahaan untuk mempertahankan loyalitas pelanggan
terutama para pelanggan yang pada umumnya mengambil produk dalam kuantitas yang
besar.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat di tarik beberapa rumusan masalah
sebagai berikut:
1. Bagaimana pemahaman tentang CRM?
2. Bagaimana kegiatan bisnis pada PT. Unilever Indonesia?
3. Bagaimana implementasi CRM pada PT. Unilever Indonesia?
4. Bagaimana pengaruh CRM pada PT. Unilever Indonesia?
C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah diatas, adapun tujuan dari penulisan makalah ini
sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui pemahaman tentang CRM
2. Untuk mengetahui kegiatan bisnis pada PT. Unilever Indonesia
3. Untuk mengetahui implementasi CRM pada PT. Unilever Indonesia
4. Untuk mengetahui pengaruh CRM pada PT. Unilever Indonesia
D. Ruang Lingkup
Dalam penulisan makalah ini dibatasi dengan ruang lingkup yang memuat
pembahasan sebagai berikut:
1. Penelitian memiliki fokus pada penerapan CRM pada Unilever Indonesia.
2. CRM yang ada dianalisis secara menyeluruh.
3. Menganalisis CRM diikuti dengan perkembangan jaman.
4. Memahami pengaruh CRM terhadap proses bisnis perusahaan.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Konsep Customer Relationship Management
CRM merupakan suatu model bisnis yang memiliki tujuan utama
mengidentifikasikan, mengantisipasi, memahami kebutuhan pelanggan baik pelanggan
saat ini, maupun pihak yang berpotensial untuk menjadi pelanggan dengan cara
mengumpulkan informasi tentang customer, sales, keefektifan pemasaran, dan trend
pasar.
Filosofi bisnis CRM mengandalkan pemahaman terhadap the lifetime value of
customers dan memberikan personalized treatment serta excellent service. Kini CRM
telah menjadi suatu fasilitas untuk mendapatkan pengetahuan serta keseluruhan mengenai
customer, yang akan mempermudah perusahaan untuk memberikan service sesuai
dengan kebutuhan dan perilaku pelanggan. Prinsip CRM terletak pada kemauan bisnis
untuk meningkatkan loyalitas dan kepuasan customer tanpa menambah beban biaya dan
waktu.
CRM merupakan suatu solusi yang tetap relevan untuk investasi IT zaman
sekarang. Karena jika kita tidak memahami siapa customer kita, dan apa yang mereka
butuhkan, maka kita tidak dapat mempertahankan mereka sebagai pelanggan yang setia.
Jika kita tidak mampu mempertahankan pelanggan, maka kita tidak akan bisa bertahan
dan memenangkan persaingan bisnis. CRM sendiri bukan merupakan suatu produk
tunggal melainkan sebuah strategi bisnis yang dilaksanakan dengan menciptakan suatu
kesatuan aplikasi terintegrasi yang mampu menangani berbagai aspek yang dibutuhkan
front office. CRM juga digunakan untuk mempelajari lebih jauh mengenai kebutuhan dan
perilaku pelanggan dalam rangka mengembangkan suatu hubungan yang lebih erat
dengan para pelanggan.
Dalam penerapan CRM, teknologi juga memiliki peranan sangat penting dalam
suatu organisasi untuk mengintegrasikan semua fungsi-fungsi dalam organisasi agar
dapat mencapai tujuan organisasi. Menerapkan strategi CRM tidak hanya berarti
meningkatkan pelayanan kepada pelanggan, melainkan menciptakan interaksi yang
konsisten, dapat diandalkan dan mudah diakses dalam setiap interaksi antara pelanggan
dan perusahaan.
CRM diartikan sebagai satu kesatuan penjualan, pemasaran dan strategi pelayanan
yang mencegah terjadinya aktivitas pekerjaan yang tidak terkoordinasi antar bagian
dengan baik dan itu tergantung pada aksi – aksi perusahaan yang terkoordinasi (Kalakota,
2001). CRM berkonsentrasi pada apa yang dinilai oleh pelanggan, bukan pada apa yang
perusahaan ingin jual. Pelanggan tidak menginginkan diperlakukan secara sama. Akan
tetapi mereka ingin diperlakukan secara individual (Strene, 2000). Martin, Brown,
DeHayes, Hoffer & Perkins (2005, p.194) menambahkan sistem CRM berusaha
menyediakan sebuah pendekatan terintegrasi terhadap semua aspek dalam perusahaan
dalam kaitannya dengan pelanggannya, yang meliputi marketing, sales and support.
Tujuan dari sistem ini adalah dengan penggunaan teknologi diharapkan terjadi
jalinan hubungan yang kuat antara perusahaan dengan pelanggannya. Dengan kata lain,
perusahaan berusaha mengelola kinerja perusahaannya dengan lebih baik. Menurut
O’Brien (2002, p.130), CRM menggunakan teknologi informasi untuk menciptakan
cross-functional enterprise system yang mengintegrasikan dan mengotomatisasi proses
layanan pelanggan dalam bidang penjualan, pemasaran, dan layanan produk atau jasa
berkaitan dengan perusahaan.
Sistem CRM juga menciptakan IT framework yang menghubungkan semua proses
dengan bisnis operasional perusahaan. Selain itu sistem CRM juga meliputi sekumpulan
modul software yang membantu aktivitas bisnis perusahaan, seperti proses kantor depan.
Software CRM adalah sebuah alat yang memungkinkan perusahaan untuk memberikan
layanan yang cepat.
B. Sistem CRM dalam Proses Bisnis
Banyak paket software diciptakan untuk memudahkan customer relationship, tetapi
kebanyakan tergantung dari perolehan, updating dan utilisasi profil individu pelanggan.
Profil-profil pelanggan ini biasanya disimpan dalam data warehouse, dan data mining
digunakan untuk mengekstrasi informasi yang berhubungan dengan perusahaan dari
pelanggan yang bersangkutan. Selanjutnya profil pelanggan ini terhubung secara on line
sehingga mereka yang bekerja dalam perusahaan itu dapat menghubungi pelanggan yang
bersangkutan. Selain itu Web-based front-ends telah diciptakan sehingga pelanggan
dapat menghubungi perusahaan secara online untuk memperoleh informasi mengenai
produk atau jasa yang ditawarkan oleh perusahaan itu, memesan order, mengecek status
order yang ada, memperoleh jawaban atas pertanyaan yang diajukan atau untuk
memperoleh layanan.
Paket software CRM membantu perusahaan untuk memasarkan, menjual, dan
melayani pelanggan melalui multi media, termasuk Web, call centers, field O’Brien
(2002, pp.130-1) menegaskan bahwa CRM memungkinkan perusahaan mengidentifikasi
dan membidik pelanggan terbaiknya, yaitu mereka yang menguntungkan perusahaan,
sehingga mereka dapat dipertahankan menjadi pelanggan yang setia untuk jangka
panjang. Mereka diharapkan akan memberikan keuntungan yang lebih besar bagi
perusahaan. Selain itu, CRM memungkinkan realtime customization and personalization
atas produk dan jasa berdasarkan keinginan, kebutuhan, kebiasaan pembelian dan siklus
kehidupan pelanggannya.
CRM juga memantau data pelanggannya setiap kali dia melakukan kontak dengan
perusahaan. CRM memungkinkan perusahaan untuk menyediakan layanan dan dukungan
yang konsisten dan prima terhadap semua kontak yang diinginkan pelanggannya
sehingga pelanggan memperoleh pengalaman yang menyenangkan. Semua keuntungan
ini memberikan nilai bisnis yang strategis bagi perusahaan sekaligus perceived value bagi
pelanggannya. CRM meliputi sentralisasi semua data pelanggan perusahaan dan
otomatisasi kegiatan mengelola sales, marketing, dan customer service yang
membosankan sehingga para profesional dapat menggunakan waktunya untuk melayani
pelanggannya secara lebih efektif dan efisien terutama dalam melakukan kegiatan
administrasinya.
Tyler (2005,p.50) juga menegaskan hal yang sama bahwa dengan menggunakan
database CRM dalam bisnis akan pembantu perusahaan untuk mengetahui alir seluruh
aktivitas mulai panggilan telpon untuk order penjualan hingga permintaan layanan.
Dengan adanya sentralisasi semua komunikasi yang terjadi dengan pelanggan pada suatu
tempat akan meningkatkan efisiensi. Ketika ada konsistensi maka akan terbentuk
kemampuan untuk mengukur dan mengelola sumber daya manusia dan semua proses
yang terjadi.
C. Keuntungan dan Tujuan Penggunaan CRM
Keuntungan dari penggunaan CRM adalah servis yang lebih cepat, mengurangi harga,
memperbesar keuntungan, mempunyai rasa memiliki, meningkatkan koordinasi tim,
tingkat kepuasan pelanggan menjadi lebih tinggi, meningkatkan loyalitas pelanggan
(Widjaja, 2000). Tujuan CRM yang utama adalah mengelola dan me-manage pelanggan
agar terjadi suatu hubungan yang baik antara perusahaan dan pelanggan. Adapun tujuan
CRM menurut Kalakota, Robinson (2001, p173) :
1. Pelanggan yang sudah ada agar dapat lebih meningkatkan pendapatan perusahaan.
Menyiapkan informasi yang lengkap tentang pelanggan untuk memaksimalkan
hubungan pelanggan dengan perusahaan melalui penjualan secara up-selling dan
cross-selling sehingga pada saat yang bersamaan dapat meningkatkan keuntungan
dengan cara mengidentifikasikan, menarik serta mempertahankan pelanggan yang
paling bagus.
2. Menggunakan informasi yang terintegrasi untuk menghasilkan pelayanan yang
paling memuaskan. Dengan menggunakan informasi yang dibutuhkan oleh
pelanggan, kita dapat menghemat waktu pelanggan dan menghindari pelanggan
dari berbagai macam keluhan masalah. Sebagai contoh, pelanggan seharusnya tidak
perlu memberikan informasi yang berulang-ulang mengenai dirinya di berbagai
departemen, tetapi pelanggan tersebut akan lebih senang jika ternyata telah dikenal
dengan baik oleh perusahaan. Memperkenalkan prosedur dan proses produksi yang
konsisten walaupun telah secara berulang-ulang. Dengan semakin banyaknya
jaringan pelanggan, maka akan banyak karyawan yang terlibat didalam transaksi
penjualan. Tanpa memperhitungkan ukuran atau tingkat kesulitan, perusahaan
harus memperbaiki konsistensi proses dan prosedur dalam hal manajemen dan
penjualan. Faktor keberhasilan CRM yaitu People adalah pelaku dari bisnis
tersebut. Process adalah kegiatan bisnis yang dilakukan oleh organisasi yang
meliputi aktivitas marketing, sales, service. Sedangkan technology adalah pemicu
yang dapat mempercepat kemajuan organisasi jika kedua elemen lainnya memang
telah siap, atau malah akan menjadi sebaliknya jika memaksakan pemanfaatan
teknologi sementara kedua elemen tersebut belum siap.
D. Aplikasi-Aplikasi CRM
Aplikasi-aplikasi pada CRM menurut Patricia Seybold Group (2002), yang
dikutip dalam buku Turban (2004, p153) :
1. Customer Facing Application
Aplikasi ini merupakan aplikasi yang berhubungan langsung dengan
konsumen, dimana sales, field service, dan contact center berinteraksi
langsung dengan konsumen. Contoh: Customer service, phone service.
2. Customer Touching Application
Aplikasi ini lebih baru, aplikasi ini berupa e-commerce, self service
customer support, dan konsumen lebih berinteraksi lagi pada aplikasi
elektronik.Contoh:I-CRM
3. Customer Centric Intelligence Application
Sebuah pendekatan bisnis untuk melakukan bisnis yang memastikan
perusahaan. untuk menjaga dan meningkatkan hubungan dengan pelanggan
terbaik, dan sebagai alat bantu perusahaan agar menjadi lebih customer centric,
yang membantu untuk lebih mengerti pelanggan, sehingga menjadi hubungan
yang lebih menguntungkan. Contoh: e-CRM.
Menurut James G.Barnes (2003, p63), mencapai tingkat kepuasan pelanggan
tertinggi adalah tujuan utama pemasaran. Pada kenyataannya, akhir-akhir ini banyak
perhatian tercurah pada kepuasan “total”, yang implikasinya adalah mencapai kepuasan
sebagian saja tidaklah cukup untuk membuat pelanggan setia dan kembali lagi. Ketika
pelanggan merasa puas akan pelayanan yang didapatkan pada saat proses transaksi dan
juga puas akan barang atau jasa yang mereka dapatkan, besar kemungkinan mereka akan
kembali lagi dan melakukan pembelian-pembelian yang lain dan juga akan
merekomendasikan pada teman-teman dan keluarganya tentang perusahaan tersebut dan
produk-produknya. Juga kecil kemungkinan mereka berpaling ke pesaing-pesaing lain.
Mempertahankan kepuasan pelanggan dari waktu ke waktu akan membina hubungan
yang baik dengan pelanggan. Hal ini dapat meningkatkan keuntungan perusahaan dalam
jangka panjang.
Kepuasan pelanggan menunjukkan bahwa terpenuhinya suatu kebutuhan
menciptakan suatu kenyamanan bagi pelanggan, apa yang memuaskan satu pelanggan
mungkin tidak memuaskan pelanggan yang lainnya. Kenyataannya, apa yang bisa
memuaskan pelanggan di satu situasi mungkin tidak bisa memuaskan pelanggan yang
sama di lain situasi. Dengan demikian, kepuasan pelanggan adalah target yang berubah-
ubah, karena masing-masing pelanggan memiliki serangkaian kebutuhan pada tingkat
yang berbeda-beda. Oleh karena itu, CRM diperlukan untuk menjaga kepuasan
pelanggan tersebut.
Menurut Customer Relationship Management, Kunci utama CRM: Solusi CRM
yang baik harus :
1. Membedakan pelanggan - semua pelanggan tidak sama; kenali dan hargai
pelanggan terbaik dengan tidak sama.
2. Membedakan penawaran - pelanggan menghargai penawaran yang customized pada
dirinya.
3. Pertahankan terus pelanggan yang telah ada - 5 sampai 10 kali lebih murah jika
mempertahankan pelanggan yang ada dibanding mendapatkan pelanggan baru.
4. Maksimumkan nilai transaksi - jelajahi kemungkinan up-selling dan
cross-selling.
5. Tingkatkan loyalitas - pelanggan yang loyal lebih menguntungkan.
Seiring dengan meningkatnya persaingan di zaman globalisasi ini dan besarnya
biaya yang dikeluarkan untuk mendapatkan pelanggan baru serta semakin banyaknya
pilihan yang dihadapkan kepada pelanggan sehingga memudahkan mereka untuk pindah
dari produk yang satu ke produk yang lain merupakan kendala bagi para pemain bisnis
dewasa ini. CRM merupakan jawaban atas berbagai kendala diatas guna meningkatkan
kesetiaan pelanggan terhadap perusahaan dengan menggunakan kombinasi antara proses
bisnis dan Teknologi.
Informasi untuk dapat mengerti ciri-ciri pelanggan pada sebuah perusahaan melalui
perpekstif yang beragam mulai dari siapa mereka, apa yang mereka lakukan, apa yang
mereka butuhkan dan apa yang mereka sukai. Dukungan Teknologi Informasi pada
sebuah arsitektur CRM adalah mutlak diperlukan. Hal baru dari arsitektur sistem
berbasiskan CRM ini adalah perubahanfokus sistem aplikasi yang mulanya berfokus
pada proses penjualan, pemasaran atau fungsi internal lainnya, berubah menjadi aplikasi
yang berorientasi pada pelanggan. Definisi pelanggan disini sangatlah luas bukan hanya
yang menghasilkan uang tetapi juga meliputi agen, karyawan, para eksekutif dari
keseluruhan perusahaan yang menggerakkan proses bisnis perusahaan secara bersama.
Maka dalam aplikasi CRM baru inipun harus mendukung semua pelanggan tersebut.
Dengan berubahnya fokus aplikasi yang berkembang pada CRM ini, infrastruktur
sistem yang dibangun merupakan kesatuan sistem yang terintegrasi dengan pembagian
sistem berdasarkan proses yang berorientasi kepada pelanggan.Integrasi sistem ini
diperlukan untuk memudahkan customer service dalam mendapatkan informasi terbaru
mengenai keadaan pelanggan, barang maupun jasa yang dibeli dari perusahaan dan
kemungkinan adanya kesalahan atau masalah yang dihadapi oleh pelanggan.
Penggabungan basis data menjadi sebuah pusat data atau sering disebut dengan khasanah
data (data warehouse) menjadi sangat penting untuk menghindari data yang terpisah-
pisah sehingga mengakibatkan seorang customer service kehilangan data yang
diinginkan.
Model pengintegrasian sistem yang dilakukan tidaklah mudah. Sistem lama yang
selama ini dipakai dalam perusahaan merupakan sumber data penting yang harus dijaga
kelangsungannya dan harus dapat diintegrasikan dengan teknologi baru melalui aplikasi
yang berbasiskan internet maupun aplikasi help desk yang berbasiskan teknologi
Computer Telephony Integration (CTI). Salah satu model penghubung antara sistem lama
ke teknologi baru yang dapat memberikan kemudahan-kemudahan pada pelanggan dalam
mengakses informasi, adalah dengan membangun khasanah data (data warehouse).
Sebuah khasanah data akan melakukan ekstraksi dari data transaksi yang berada pada
sistem legacy, melakukan agregasi informasi dan menyajikan menjadi informasi yang
dapat dianalisa dengan efektif bagi para pengambil keputusan maupun mendukung para
customer support untuk memberikan pelayanan kepada pelanggannya.
Dengan semakin banyaknya jalur alternatif untuk menyampaikan informasi kepada
pelanggan, hal yang perlu diingat untuk memberikan kepuasan kepada pelanggan adalah
integrasi sistem yang dapat memberikan informasi yang sama dan akurat pada masing-
masing kanal distribusi interaksi (interaction distribution channel). Berbagai kanal
interaksi seperti sistem help desk, sistem aplikasi web yang berbasiskan teknologi
internet melalui situs web, akan semakin memudahkan pelanggan mendapatkan akses ke
sistem CRM perusahaan untuk mendapatkan pelayanan.
E. Profil PT. Unilever Indonesia Tbk
PT Unilever Indonesia Tbk (perusahaan) didirikan pada 5 Desember 1933 sebagai
Zeepfabrieken N.V. Lever dengan akta No. 33 yang dibuat oleh Tn.A.H. van Ophuijsen,
notaris di Batavia. Akta ini disetujui oleh Gubernur Jenderal van Negerlandsch-Indie
dengan surat No. 14 pada tanggal 16 Desember 1933, terdaftar di Raad van Justitie di
Batavia dengan No. 302 pada tanggal 22 Desember 1933 dan diumumkan dalam
Javasche Courant pada tanggal 9 Januari 1934 Tambahan No. 3.
Dengan akta No. 171 yang dibuat oleh notaris Ny. Kartini Mulyadi tertanggal 22
Juli 1980, nama perusahaan diubah menjadi PT Unilever Indonesia. Dengan akta no. 92
yang dibuat oleh notaris Tn. Mudofir Hadi, S.H. tertanggal 30 Juni 1997, nama
perusahaan diubah menjadi PT Unilever Indonesia Tbk. Akta ini disetujui oleh Menteri
Kehakiman dengan keputusan No. C2-1.049HT.01.04TH.98 tertanggal 23 Februari 1998
dan diumumkan di Berita Negara No. 2620 tanggal 15 Mei 1998 Tambahan No. 39.
Perusahaan mendaftarkan 15% dari sahamnya di Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek
Surabaya setelah memperoleh persetujuan dari Ketua Badan Pelaksana Pasar Modal
(Bapepam) No. SI-009/PM/E/1981 pada tanggal 16 November 1981.
Pada Rapat Umum Tahunan perusahaan pada tanggal 24 Juni 2003, para
pemegang saham menyepakati pemecahan saham, dengan mengurangi nilai nominal
saham dari Rp 100 per saham menjadi Rp 10 per saham. Perubahan ini dibuat di hadapan
notaris dengan akta No. 46 yang dibuat oleh notaris Singgih Susilo, S.H. tertanggal 10
Juli 2003 dan disetujui oleh Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia Republik
Indonesia dengan keputusan No. C-17533 HT.01.04-TH.2003.
Perusahaan bergerak dalam bidang produksi sabun, deterjen, margarin, minyak
sayur dan makanan yang terbuat dari susu, es krim, makanan dan minuman dari teh dan
produk-produk kosmetik.
Sebagaimana disetujui dalam Rapat Umum Tahunan Perusahaan pada tanggal 13
Juni, 2000, yang dituangkan dalam akta notaris No. 82 yang dibuat oleh notaris Singgih
Susilo, S.H. tertanggal 14 Juni 2000, perusahaan juga bertindak sebagai distributor utama
dan memberi jasa-jasa penelitian pemasaran. Akta ini disetujui oleh Menteri Hukum dan
Perundang-undangan (dahulu Menteri Kehakiman) Republik Indonesia dengan keputusan
No. C-18482HT.01.04-TH.2000. Perusahaan memulai operasi komersialnya pada tahun
1933.
Perluasan Unilever Indonesia
Pada tanggal 22 November 2000, perusahaan mengadakan perjanjian dengan PT
Anugrah Indah Pelangi, untuk mendirikan perusahaan baru yakni PT Anugrah Lever (PT
AL) yang bergerak di bidang pembuatan, pengembangan, pemasaran dan penjualan
kecap, saus cabe dan saus-saus lain dengan merk dagang Bango, Parkiet dan Sakura dan
merk-merk lain atas dasar lisensi perusahaan kepada PT Al.
Pada tanggal 3 Juli 2002, perusahaan mengadakan perjanjian dengan Texchem
Resources Berhad, untuk mendirikan perusahaan baru yakni PT Technopia Lever yang
bergerak di bidang distribusi, ekspor dan impor barang-barang dengan menggunakan
merek dagang Domestos Nomos. Pada tanggal 7 November 2003, Texchem Resources
Berhad mengadakan perjanjian jual beli saham dengan Technopia Singapore Pte. Ltd,
yang dalam perjanjian tersebut Texchem Resources Berhad sepakat untuk menjual
sahamnya di PT Technopia Lever kepada Technopia Singapore Pte. Ltd.
Dalam Rapat Umum Luar Biasa perusahaan pada tanggal 8 Desember 2003,
perusahaan menerima persetujuan dari pemegang saham minoritasnya untuk
mengakuisisi saham PT Knorr Indonesia (PT KI) dari Unilever Overseas Holdings
Limited (pihak terkait). Akuisisi ini berlaku pada tanggal penandatanganan perjanjian
jual beli saham antara perusahaan dan Unilever Overseas Holdings Limited pada tanggal
21 Januari 2004. Pada tanggal 30 Juli 2004, perusahaan digabung dengan PT KI.
Penggabungan tersebut dilakukan dengan menggunakan metoda yang sama dengan
metoda pengelompokan saham (pooling of interest). Perusahaan merupakan perusahaan
yang menerima penggabungan dan setelah penggabungan tersebut PT KI tidak lagi
menjadi badan hukum yang terpisah. Penggabungan ini sesuai dengan persetujuan Badan
Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) dalam suratnya No. 740/III/PMA/2004
tertanggal 9 Juli 2004.
Pada tahun 2007, PT Unilever Indonesia Tbk. (Unilever) telah menandatangani
perjanjian bersyarat dengan PT Ultrajaya Milk Industry & Trading Company Tbk (Ultra)
sehubungan dengan pengambilalihan industri minuman sari buah melalui pengalihan
merek “Buavita” dan “Gogo” dari Ultra ke Unilever. Perjanjian telah terpenuhi dan
Unilever dan Ultra telah menyelesaikan transaksi pada bulan Januari 2008.
Strategi PT.Unilever Tbk dalam memasarkan produk
Di dalam menghadapi persaingan antar perusahan, PT. UNILEVER tbk memiliki
strategi - strategi dalam menghadapi persaingan-persaingan antar perusahaan, strategi itu
antara lain:
1. Kepemimpinan Harga Rendah
Dengan menjaga harga yang rendah dan rak-rak diisi dengan baik menggunakan
sistim pengisian kembali persediaan yang melegenda, wal-mart menjadi pemimpin bisnis
eceran diamerika serikat. Sistem mili wal-mart mengirimkan pesanan atas barang dagang
baru secara langsung kepada pemasok ketika pelanggan membayar pembelian mereka
pada kasir. terminal titik pejualan mencatat kode barang setiap barang yang melewati
kasir dan mengirimkantransaksi pembelian langsung kepada komputer pusat wal-mart. Komputer
mengumpulkan pesanan dari semua toko wai-mart dan mengirimkannya ke pemasok.
Pemasok juga dapatmengakses daa penjualan dan persediaan wal-mart menggunakan teknologi
web. Sistem inimampu membuat wal-mart mempertahankan biaya rendah sembari
menyesuaikanpersediaannya untuk memenuhi permintaan pelanggan.
2. Diferensiasi Produk
Produk Unilever terus memperkenalkan kemasan-kemasan yang terbaru, tetapi
Unilever tetapmempertahankan kualitas produknya. Baik itu kemasan yang botol
kaca, sachet, botol kecil dan masih banyak lagi kemasannya.
3. Berfokus Pada Peluang Pasar
Produk Unilever menggunakan sistem informasi pelanggan yang beda dengan yang
lain,produk masuk kedalam pasar dengan cara mempromosikan barang-barangnya
dengan caraterjun langsung ke masyarakat dengan bukti-bukti kualitas secara real,
misalnya dengandiadakannya perlombaan-perlombaan kepada masyarakat perbandingan
antara produk Unilever dengan produk-produk pesaing lainnya.
4. Menguatkan Keakraban Pelanggan dan Pemasok
Sistem informasi untuk memfasilitasi akses langsung dari pemasok
terhadapjadwal produksi.dan bahkan mengizinkan pemasok untuk memutuskan
bagaimana dan kapanmengirim pasokan kepada pemasok. Selain itu Unilever juga
melakukan Tanya jawab kepadapara konsumen dan membuat suara konsumen tempat
para konsumen mengeluh.
F. Implementasi CRM dalam perusahaan Unilever Indonesia
Dalam upaya untuk meningkatkan pengalaman konsumen dan mengumpulkan
informasi pelanggan yang lebih baik, Unilever telah mulai menggunakan Astute Solusi
Real Dialog,yaitu alat dalam panggilan pusat. Real Dialog menggunakan mesin linguistik
menganalisis pelanggan di masing-masing kata dan kemudian menyediakan pusat kontak
agen sehingga dengan mudah membaca tanggapan. Real Dialog memungkinkan mereka
untuk mengontrol pesan. Selain itu, kekuatan utama dari sistem adalah simplifies agen
pekerjaan, yang memungkinkan mereka untuk memberikan jawaban lebih cepat dan
fokus dalam membangun hubungan. Real Dialog Unilever juga membantu pelanggan
lainnya, termasuk mengumpulkan data konsumen. Sistem log permintaan dan komentar
mereka, sehingga eksekutif dan manajer dapat mengukur kepuasan konsumen tentang
produk mereka. Ketika kemampuan Real Dialog Unilever digunakan pada situs web pada
tahap selanjutnya dari kerjasama, manajer akan mampu bereaksi terhadap komentar
konsumen online secara real time. Unilever sebelumnya menggunakan database milik
semua produk-produknya di pusat panggilan. Perusahaan menghubungi pusat di Amerika
Serikat dan Kanada menangani lebih dari 90 merek, mencakup 14 kategori barang
konsumen Dan kesulitannya yaitu mencari agen yang tepat untuk membuat tanggapan.
Dengan Real Dialog, konsumen tidak akan berkomentar dalam membeli dan dapat
benar benar mempercayainya, Real Dialog manager ini akan meningkatkan nilai dari
pelanggan dan akhirnya menghasilkan pendapatan karena mereka akan senang dengan
layanan yang mereka rasakan dan mendapatkan informasi produk sedang mereka cari.
Peran software aplikasi CRM
Software/aplikasi CRM ini sudah banyak beredar di pasaran, kebanyakan dibuat
oleh perusahaan Amerika dan Eropa yang lebih dulu mengimplemtasikan aplikasi CRM
pada perusahaan mereka.n Aplikasi CRM berguna bagi perusahaan dalam banyak hal.
Pertama, proses otomatisasi dari seluruh data yang ingin dipakai perusahaan
dalam membangun database pelanggan. Dapat dibayangkan betapa sulitnya
mengumpulkan data-data pelanggan, mencatat berapa kali mereka menghubungi
perusahaan dalam satu bulan, berapa kali menggunakan produk atau layanan perusahaan
dan berbagai data lain jika dilakukan secara manual.
Kedua, aplikasi CRM memberikan laporan-laporan dari data yang dikumpulkan
sehingga dapat menjadi informasi yang berguna bagi manajemen untuk proses
pengambilan keputusan. Aplikasi CRM akan menjadi Decision Support System(DSS)
dimana pihak manajemen tidak lagi direpotkan lagi pada urusan teknis dalam membuat
laporan dan menyusun informasi yang dibutuhkan.
Namun demikian, inisiatif CRM pada perusahaan tidaklah semata hanya berhenti
pada implementasi aplikasi CRM. Aplikasi CRM hanyalah sekedar teknologi yang
menjadi alat ( tool ) bagi perusahaan. Untuk menamin implementasi CRM yang sukses,
banyak faktor yang harus dibenahi terlebih dahulu oleh perusahaan. Ada empat
kemampuan utama dalam strategis CRM yaitu :
1. Technology ( teknologi )
Teknologi yang mendukung CRM
2. People ( Manusia )
Kemampuan manusia serta sifatnya dalam mengelola CRM
3. Process ( Proses )
Proses perusahaan yang digunakan untuk mengakses dan berinteraksi dengan
pelanggan untuk mengetahui kebutuhan serta memenuhi kepuasan pelanggan
4. Kowledge and Insight ( Pengetahuan dan Wawasan )
Memberikan masukan pada perusahaan dalam memberikan nilai pada data pelanggan
sehingga mereka membutuhkan pengetahuan dan wawasan untuk meningkatkan
hubungannya dengan pelanggan
Aspek orang meliputi internalisasi cara berpikir orang tentang bagaimana melayani
konsumen. Visi implementasi CRM harus jelas terlebih dahulu dan dipahami secara
benar oleh semua karyawan dalam perusahaan. Selanjutnya adalah aspek kesiapan dari
sisi pengetahuan dan ketrampilan. Perusahaan perlu mengadakan pelatihan-pelatihan dan
proses belajar yang membuat karyawan lebih siap dalam proses implementasi CRM.
Aspek kedua adalah proses dan prosedur. Perusahaan harus mendefinisikan secara
lebih jelas target market yang akan dibidik dan prosedur perusahaan secara lebih rinci
dalam melayani konsumen. Hal ini penting karena karyawan berhubungan langsung
dengan konsumen memiliki aturan yang jelas tentang bagaimana melayani pelanggan.
Aspek ketiga adalah sistem dan teknologi. Perusahaa perlu membuat cetak biru
tentang teknologi CRM seperti apa yang akan digunakan, bagaimana proses
implementasinya, training dan juga penerapannya yang berhubungan dengan sistem yang
sudah ada sekarang.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
CRM diartikan sebagai satu kesatuan penjualan, pemasaran dan strategi pelayanan
yang mencegah terjadinya aktivitas pekerjaan yang tidak terkoordinasi antar bagian
dengan baik dan itu tergantung pada aksi – aksi perusahaan yang terkoordinasi. CRM
berkonsentrasi pada apa yang dinilai oleh pelanggan, bukan pada apa yang perusahaan
ingin jual. Pelanggan tidak menginginkan diperlakukan secara sama. Akan tetapi
mereka ingin diperlakukan secaraindividual.
Unilever adalah salah satu perusahaan produksi dunia yang terbesar dengan omset
$45 juta per tahun. Unilever beroperasi di 88 negara seluruh dunia dengan jumlah
karyawan 255.000 orang. Dan 2 dari 12 Grup bisnisnya bermarkas di United States.
PT Unilever Indonesia Tbk (perusahaan) didirikan pada 5 Desember 1933 sebagai
Zeepfabrieken N.V. Lever dengan akta No. 33 yang dibuat oleh Tn.A.H. van
Ophuijsen, notaris di Batavia. Perusahaan ini bergerak dalam bidang produksi sabun,
deterjen, margarin, minyak sayur dan makanan yang terbuat dari susu, es krim,
makanan dan minuman dari teh dan produk-produk kosmetik.
Pengembangan CRM yang dilakukan oleh Unilever Indonesia dengan menggunakan
Astute Solusi RealDialog,yaitu alat dalam panggilan pusat. RealDialog menggunakan
mesin linguistik menganalisis pelanggan di masing-masing kata dan kemudian
menyediakan pusat kontak agen sehingga dengan mudah membaca tanggapan.
RealDialog memungkinkan mereka untuk mengontrol pesan.
Penerapan CRM diharapkan dapat meningkatkan loyalitas pelanggan juga
memperbanyak jangkauan pelanggan. Tingkat kepuasan yang tinggi menjadi target
utama penerpan CRM. Pelanggan diharapkan dapat menyalurkan tanggapan dan
penilaian mereka kepada perusahaan. Dengan adanya CRM diharapkan perusahaan
mampu untuk lebih memahami dan mengenal pelanggan beserta kebutuhan para
pelanggan tersebut.
B. Saran
Penerapan CRM yang dilakukan oleh Unilever Indonesia dengan menerapkan
RealDialog diharapkan dapat dikembangkan lebih lanjut lagi. Penerapan CRM masih
memiliki cakupan yang sangat luas tidak sekedar pada penerapan suatu aplikasi layaknya
RealDialog. Perusahaan dapat mengembangkan CRM kedalam suatu sistem web based
sehingga lebih menjangkau para pelanggannya dan dapat dengan mudah berhubungan
secara real time melalui situs yang dikembangkan berdasarkan prinsip CRM. Dengan
penerapan web based CRM diharapkan aplikasi CRM perusahaan jauh lebih matang dan
mendalam.
DAFTAR PUSTAKA
Benson, Alex. Smith, Stephen dan Thearling, Kurt, 2000, Building Data MiningApplication For CRM. McGraw Hill.
Kalakota, Ravi dan Robinson, Marcia,2001,E – Business 2.0 Roadmap For Success.Addison – Wesley , USA
Martin, E.W., Brown, C.V., DeHayes, D.W., Hoffer, J.A., Perkins, W.C., 2005,
Customer Relationship Management”, Managing Information Technology (5th
ed.), Pearson Prentice Hall, pp. 194-196
O’Brien, James A., 2002, “Customer Relationship Management”, ManagementInformation Systems: Managing Information Technology in the E-BusinessEnterprise (5th ed.), McGraw- Hill Higher Education, pp.128-131
O’brien, James A, 2003, Intoduction to Information System Essentials for The E –Bussiness Enterprise. McGraw – Hill
PC Media edisi Mei 2008, Joko Nurjadi
Strene, Jim, 2000, Customer Service on The Internet : Building Relationship,Increasing Loyalty and Staying Competitive, second edition. Wiley ComputerPublishing.
Sutedjo, Budi dan Philip, John. (2003). I-CRM : Membina Relasi Dengan PelangganDot Com. Andi, Yogyakarta.
Turban, E, Rainer Jr, R.K., Porter, R.E. (2001). Information to InformationTechnology. John wiley & sons, USA.
Whitaker, Tyler, 2005, “Streamline customer contact”, Landscape Management,Cleveland: Apr 2005, Vol. 44, lss. 4, p.50
Widjaja, A. Tunggal,2000, Konsep Dasar Customer Relationship Management (CRM).Harvarindo, Jakarta
www.unilever.co.id
www.swa.co.id