Makalah Sejarah

25
SITI FATHURROHMAH (X3-29) UTAMI APRILIANTIKA (X3-30)

Transcript of Makalah Sejarah

Page 1: Makalah Sejarah

SITI FATHURROHMAH (X3-29)

UTAMI APRILIANTIKA (X3-30)

Page 2: Makalah Sejarah

SEJARAH PENDIDIKAN INDONESIA

PADA ZAMAN KOLONIAL BELANDA

Pengesahan

DISAHKAN

Siti Fathurrohmah Bu Wind

Utami Apriliantika

HALAMAN ABSTRAK

Page 3: Makalah Sejarah

KATA PENGANTAR

Page 4: Makalah Sejarah

Pertama dan yang pertama puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan

Yang Maha Esa, karena tanpa pertolongan-Nya, makalah yang berjudul ’Sistem

Pendidikan Sekolah Belanda pada Zaman Kolonial Belanda’ ini tidak dapat kami

selesaikan dengan tepat pada waktunya.

Tak lupa pula ucapan terimakasih yang tulus juga kami haturkan kepada

orang tua kami, karena mereka sangat berperan dalam pembuatan makalah ini,

yaitu sebagai fasilitator kami. Tanpa mereka mungkin pembuatan makalah ini

akan mendapatkan banyak sekali hambatan terutama dalam hal ketepatan waktu

dalam mengumpulkan makalah ini.

Kami juga sangat berterimakasih kepada guru pembimbing kami yang

senantiasa memberikan kami masukan, nasehat, dan saran-saran yang sangat

kami butuhkan dalam pembuatan karya ini. Tanpa masukan dan saran-saran

dari guru pembimbing kami, mungkin kami akan mendapatkan sedikit kendala

dalam proses pembuatan.

Tak ketinggalah ucapan terimakasih kami, kami persembahkan untuk

sahabat-sahabat kami atas dukungan yang telah mereka berikan, juga untuk

seluruh pihak yang telah membantu proses pembuatan makalah ini yang tidak

bisa kami sebutkan satu per satu.

Penulis

BAB I

Page 5: Makalah Sejarah

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Pendidikan adalah merupakan hal yang vital bagi setiap negara di

dunia, termasuk Indonesia. Lebih dari 3 abad bangsa Indonesia di jajah

oleh bangsa kolonial Belanda. Penjajahan tersebut tentu memberikan

pengaruh yang besar bagi kehidupan bangsa Indonesia baik di bidang

politik, ekonomi, sosial, budaya, dan pendidikan tentunya. Seperti yang

sudah dikatakan sebelumnya bahwa pendidikan merupakan hal yang vital

bagi setiap negara. Karena pendidikan merupakan modal utama bagi

suatu negara untuk meninggalkan statusnya sebagai negara terbelakang

menjadi negara berkembang, dan negara berkembang menjadi negara

adidaya layaknya Amerika dan Rusia. Oleh karena itu, kami memilih tema

tentang pendidikan dalam makalah ini.

Kita sebagai bangsa Indonesia hendaknya mengetahui tentang

sejarah pendidikan yang ada di Indonesia. Sangat mengherankan jika kita

pemilik bangsa Indonesia tetapi tidak mengetahui sejarah-sejarah yang

ada di Indonesia, termasuk sejarah pendidikan di Indonesia. Karena

sejarah merupakan salah satu kekayaan yang dimiliki oleh suatu negara,

dan setiap kisah-kisah sejarah tentunya memiliki daya tarik tersendiri yang

tidak dimiliki oleh kisah-kisah lain.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Bagaimana keadaan bangsa Indonesia ketika didirikannya sekolah-

sekolah Belanda di Tanah Air?

2. Apa saja sekolah yang didirikan oleh Belanda?

3. Mengapa Belanda mendirikan sekolah di Indonesia?

Page 6: Makalah Sejarah

C. TUJUAN DAN MANFAAT

Penulisan karya ilmiah ini dilakukan untuk memenuhi tujuan-tujuan

yang diharapkan dapat bermanfaat untuk menambah wawasan dan

pengetahuan mengenai Sejarah Pendidikan Indonesia pada Zaman

Kolonial Belanda.

Tujuan dari penulisan karya tulis ilmiah ini ialah:

1. Mengetahui sejarah pendidikan Indonesia pada zaman

kolonial belanda

2. Dapat mengambil sisi positif dari kegigihan bangsa

Indonesia untuk mendapatkan pendidikan yang setara

seperti murid-murid Belanda yang ada di Indonesia.

3. Dapat mengetahui pengaruh yang diberikan Belanda

terhadap pendidikan di Indonesia pada zaman sekarang.

Manfaat dari penulisan makalah ini adalah:

1. Dapat mengetahui bagaimana sistem pendidikan Belanda

yang diterapkan di Indonesia.

2. Mengetahui dampak-dampak yang diberikan oleh

penjajah Belanda terhadap pendidikan sekarang

3. Menambah wawasan mengenai sejarah pendidikan

Indonesia

D. BATASAN MASALAH

Makalah ini mengacu pada pendidikan pada zaman Belanda

dengan menjelaskan lebih lanjut mengenai sekolah yang didirikan pada

zaman kolonial seperti penjelasan tentang kurikulum, peraturan-peraturan,

dan lain sebagainya.

E. HIPOTESIS

Page 7: Makalah Sejarah

Keadaan bangsa Indonesia ketika didirikannya sekolah-sekolah

Belanda cukup memprihatinkan. Karena walaupun sekolah tersebut

didirikan di negara sendiri, tapi murid-murid Belanda lebih memihak dan

akibatnya hanya orang-orang tertentu saja yang boleh sekolah di sekolah

tersebut.

Sekolah yang didirikan Belanda seperti Budi Utomo namun

sistimnya berbeda.

Belanda mendirikan sekolah di Indonesia karena Belanda ingin

bangsa Indonesia mempunyai kemampuan dan keterampilan untuk

membantu bangsa Belanda dalam menggali SDA yang ada di Bumi

Pertiwi.

BAB II

Page 8: Makalah Sejarah

DASAR TEORI

Sejarah: asal-usul, silsilah, kisah, riwayat, peristiwa pada masa

lampau (Kamus Lengkap Bahasa Indonesia)

Pendidikan: usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia,

serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat.

(id.wikipedia.org)

Indonesia: nama negara kepulauan di Asia Tenggara yang terletak

antara Benua Asia dan Benua Australia; bangsa; budaya; bahasa yang

ada di negara Indonesia. (Kamus Lengkap Bahasa Indonesia)

Zaman: masa (Kamus Lengkap Bahasa Indonesia)

Penjajahan: bentuk paham yg ingin menguasai atau menjajah sesuatu

objek untuk tujuan tertentu.misalnya tujuan ekonomi,politik,menguasai

daerah tertentu. (id.wikipedia.org)

Kolonial: pengembangan kekuasaan sebuah negara atas wilayah dan

manusia di luar batas negaranya, seringkali untuk mencari dominasi

ekonomi dari sumber daya, tenaga kerja, dan pasar wilayah tersebut.

(id.wikipedia.org)

Belanda: negara kerajaan di Eropa Barat yang berbatasan dengan

Belgia dan Jerman Barat. (Kamus Lengkap Bahasa Indonesia)

BAB III

Page 9: Makalah Sejarah

METHODOLOGI PENELITIAN

Page 10: Makalah Sejarah

BAB IV

PEMBAHASAN DAN ANALISIS

A. PENDIDIKAN DI INDONESIA PADA ZAMAN VOC

Kegiatan pendidikan yang dibuat olah VOC dipusatkan di bagian

Indonesia Timur dimana agama Katolik telah berakar di Batavia yang

merupakan pusat administrasi kolonial.

Tahun 1607 didirikan sekolah pertama di Ambon bagi anak-anak

Indonesia. Tujuan VOC mendirikan sekolah tersebut adalah untuk

menghancurkan agama Katolik yang dibawa oleh Portugis di Ambon dengan

menyebarkan agama Protestan, Calvinisme. Pada tahun 1632 jumlah

sekolah di Ambon ada 16 sekolah. Lalu pada tahun 1645 jumlah sekolah

tersebut bertambah menjadi 33 sekolah. Namun pada abad 18

perkembangan pendidikan menurun.

Sekolah pertama di Jakarta yang didirikan oleh VOC pada tahun 1630.

Tujuan dari pendirian sekolah tersebut adalah untuk mendidik anak Jawa

supaya menjadi pekerja yang kompeten di VOC. Sekolah tersebut dibuka

untuk umum tanpa membeda-bedakan bangsa.

Menurut peraturan sekolah pada zaman VOC, tugas dari seorang guru

pada masa itu adalah memupuk rasa takut terhadap Tuhan, mengajarkan

dasar agama Kristen, mengajar anak berdoa, bernyanyi, pergi ke gereja,

mematuhi penguasa, orang tua, dan guru. Dengan kata lain, VOC mendirikan

sekolah untuk menyebarkan agama Kristen di tanah Bumiputra (sebutan

bangsa Belanda untuk Indonesia)

Sekolah pada zaman VOC tidak mempunyai kurikulum. Namun sekolah

VOC biasanya mengajarkan tentang katekismus, agama, membaca,

Page 11: Makalah Sejarah

menulis, dan bernyanyi. Pembagian tingkatan kelas dilakukan pertama kali

pada tahun 1778. Ada 3 tingkat kelas. Kelas paling rendah adalah kelas 3

danpaling tinggi kelas 1. Pada kelas 3 mereka belajar abjad, di kelas 2

mereka di ajarkan menulis, menulis, dan bernyanyi. Sementara itu di kelas

tertinggi yaitu kelas 1, mereka belajar menulis, membaca, bernyanyi,

katekismus, dan berhitung.

Cara mengajar dengan sistem pengajaran individual. Jadi, setiap satu per

satu siswa datang sendiri ke meja guru dan menerima pengajaran. Pada saat

itu belum ada sistem kenaikan kelas yang biasanya ada setiap tahunnya.

Masalah yang rumit dalam pengajaran pada saat itu adalah soal bahasa

pengantar. Guru pertama di Ambon mengajarkan siswa-siswi dengan

menggunakan bahasa pengantar berupa Bahasa Belanda. Tujuannya adalah

untuk mempopulerkan Bahasa Belanda di Indonesia. Namun hal tersebut

gagal. Mereka lebih familier dengan Bahasa Melayu dan Bahasa Portugis.

Akhirnya guru kedua yang mengajar di Ambon menggunakan bahasa Melayu

dan Portugis sebagai bahasa pengantar. Akhirnya sejak saat itu khotbah-

khotbah yang ada di gereja selalu menggunakan Bahasa Melayu. Itu

merupakan hal yang langka seorang guru dari Belanda bisa berbahasa

Portugis dan Melayu. Akhirnya Belanda memutuskan untuk tidak lagi

mengirimkan guru dari Belanda.

A. CIRI-CIRI UMUM PENDIDIKAN DI INDONESIA PADA MASA BELANDA

Gradualisme. Sistem gradualisme menjamin kedudukan bagi orang

Belanda. Membatasi kesempatan belajar untuk orang Indonesia.

Tujuannya adalah untuk membuat anak-anak Belanda bisa lebih

maju. Pendidikan Belanda, khususnya pendidikan menengah bagi

bangsa Indonesia harus dikurangi. Bangsa Belanda khawatir jika

orang Indonesia menguasai Bahasa Belanda akan merasa dirinya

sama dengan Bangsa Belanda dan menentang superioritas bangsa

kulit putih.

Page 12: Makalah Sejarah

Dualisme. Secara harfiah dualisme adalah suatu ajaran bahwa

dua sifat yang berlainan dapat berjalan bersama-sama dan sejalan.

Namun dalam sistem pendidikan pada zaman Belanda,maksud dari

dualisme tersebut adalah perbedaan perlakuan antara murid

Indonesia dengan murid Belanda, atau bisa dikatakan dengan

itsilah ’pilih kasih’. Walaupun sekolah-sekolah tersebut didirikan di

tanah Bumiputra, tapi siswa dengan kewarganegaraan Belanda

juga diizinkan sekolah di sekolahan tersebut. Anak Belanda yang

berasal dari golongan sosial tinggi dapat memasuki sekolah

Belanda kelas satu, sedangkan bagi anak Indonesia hanya boleh

memasuki sekolah kelas 2 atau Sekolahan Desa.

Kontrol Sentral yang kuat. Maksudnya adalah pemerintah Hindia

Belanda berada dibawah kontrol Gubernur Jendral yang

menjalankan pemerintahannya atas nama Raja Belanda.

B. SEKOLAH-SEKOLAH YANG DIDIRIKAN OLEH BELANDA

Berikut akan kami berikan beberapa contoh sekolah yang didirikan pada

zaman Belanda:

EUROPESE LAGERE SCHOOL (ELS)

Kurikulum ELS sebagian besar ditetapkan di Nederland tidak akan

mungkin relevan dengan kebutuhan anak Indonesia. Di ELS, murid-murid

Indonesia maupun Belanda sudah tidak lagi diajarkan bagaimana memupuk

rasa takut terhadap Tuhan, dasar agama Kristen, berdoa, bernyanyi, pergi ke

gereja, mematuhi penguasa, orang tua, dan guru namun tujuan dari ELS

sendiri adalah mendidik siswa-siswa untuk menjadi warga negara yang baik.

Kurikulumnya terdiri dari mata pelajaran membaca, menulis, berhitung,

bahasa Belanda, sejarah, ilmu bumi, bahasa Perancis, bahasa Inggris,

Page 13: Makalah Sejarah

bahasa Jerman, pertanian, menjahit bagi siswa perempuan, dan lain-lain.

Dulu pelajaran agama merupakan alasan utama pendirian sekolah kini sudah

ditiadakan.

Apakah syarat yang harus dipenuhi siswa-siswa agar lulus dari ELS dan

meneruskan ke jenjang selanjutnya? Syarat agar mereka dapat lulus ada 2

macam ujian yang harus mereka tempuh, yakni Ujian Pegawai Rendah (Klein

Ambtenaars Examen) setelah kelas 6 dan ujian yang ke –dua adalah ujian

masuk HBS (Hogere Burgerschool). HBS setara dengan SMP atau SMA di

zaman sekarang. Karena dengan mempunyai ijazah Klein Ambtenaar

(pegawai rendah) belum bisa menjamin mendapat pekerjaan, maka ujian

Pegawai Rendah dihapuskan setelah didirikannya HCS (Hollands Chinese

School) dan HIS (Hollands Inlandse School).

Bagi anak Indonesia sekolah yang bercorak Barat tak mungkin menjadi

sekolah umum bagi seluruh rakyat karena hal tersebut akan menjauhkan

anak Indonesia dari kebudayaannya. Lagi pula mempelajari Bahasa Belanda

sangat sulit dan meguras banyak waktu. Kesadaran akan tidak menguasai

bahasa Belanda sangat mencekam orang Indonesia dengan rasa inferioritas

dalam menghadapi orang Belanda yang pada umumnya menuntut bahasa

Belanda yang murni.

Dalam hal penerimaan murid semua anak orang Eropa dan mereka yang

secara legal dipersamakan dengan orang Eropa berhak untuk memasuki

sekolah ini asal salah satu dari orang tuanya adalah orang Eropa. Walaupun

anak tersebut keturunan Afrika,namun tetap diizinkan memasuki sekolah ini

asalkan dia beragama Kristen. Kelompok lain yang mudah untuk masuk ke

sekolah iniadalah anak-anak serdadu dari Manado, Ambon, Ternate, dan

Tidore asal mereka beragama Kristen dan berada di luar daerahnya. Bahkan

anak serdadu dari golongan rendah dibebaskan dari uang sekolah. Europese

Lagere School (ELS) sedianya diperuntukan bagi orang Eropa dan mereka

yang disamakan statusnya sebagai orang Eropa juga membuka peluang bagi

anak-anak Indonesia untuk memasukinya. Anak-anak bukan Eropa tidak

ditolak. Selama jumlah anak bukan Belanda kecil, jadi tidak ada keberatan

Page 14: Makalah Sejarah

menerima anak Indonesia. Akan tetapi penambahan anak Indonesia diluar

batas dirasakan sebagai ancaman dan ada banyak alasan yang dikemukakan

untuk membatasi penambahan selanjutnya.

Pada tahun 1894 Belanda menentukan peraturan bahwa:

1. batas usia bagi anak Indonesia agar diterima di ELS adalah maksimal

7 tahun (ini tidak berlaku bagi anak Belanda)

2. Anak Belanda harus lebih diutamakan dari pada anak bukan Belanda.

Penerimaan anak bukan Belanda jangan menjadi penyebab ditolaknya

anak Belanda karena kekurangan tempat.

3. Untuk anak Indonesia dikenai uang sekolah yang lebih mahal

4. Anak Indonesia tidak boleh tinggal di kelas yang sama lebih dari dua

tahun (tidak berlaku bagi anak Belanda)

Dari peraturan yang dibuat oleh pemerintah Belanda kita dapat berfikir

bahwa mana mungkin anak usia dibawah 7 tahun sudah bisa menguasai bahasa

Belanda, kecuali jika memang anak tersebut sejak usia dini sudah tinggal

bersama orang Belanda. Peraturan tersebut dibuat memang untuk mempersulit

bangsa Indonesia. Agar penambahan anak-anak Indonesia yang masuk di ELS

dapat ditekan.

HOLLANDS CHINESE SCHOOL (HCS)

HCS mempunyai dasar yang sama seperti ELS Bahsa Perancis yang

biasanya diajarkan pada sore hari seperti halnya bahasa Inggris, yang

sebenarnya tidak diberikan di ELS, namun diajarkan berhubung dengn

kepentingan bagi perdagangan. Kebanyakan HSC mempunyai kelas persiapan

untuk anak-anak berusia 5 tahun agar lebih mudah mengikuti pelajaran di kelas

satu. Fasilitas tersebut tidakpernah ada bagi anak-anak Indonesia.

Usaha untuk mengajarkan bahasa Melayu tidak berhasil karena bahasa

Melayu dianggap bahasa pasar dan digunakan terhadap pembantu. Lagi pula

orang Cina menginginkan kebudayaan Barat dan banyak diantara mereka yang

menggunakan bahasa Belanda dalam rumah tangga dan pergaulan sehari-hari

Page 15: Makalah Sejarah

HCS dibuka ubtuk mereka yang menginginkan pendidikan Barat yang

kebanyakan dikunjungi oleh Cina-Indo yang lahir di Indonesia.

Syarat masuk bagi anak Cina lebih mudah dari pada untuk anak

Indonesia. Syarat usia maksimum (7 tahun) dan penguasaan bahasa Belanda

tidak diberlakukan dengan ketat. Kesempatan belajar bagi anak Cina lebih baik

dari pada untuk anak Indonesia. Kesempatan yang lebih baik ini memberikan

kemungkinan dominasi Cina. Dengan kata lain mereka lebih banyak memasuki

universitas dari pada orang Indonesia.

Pendirian HCS menunjukkan dengan jelas bagaimana sekolah digunakan

sebagai alat politik untuk mencegah orang Cina menjadi tak loyal terhadap

pemerintahan Belanda. Rasa takut akan kehilangan loyalitas Cina mendorong

Belanda untuk menawarkan kesempatan belajar yang paling baik yang ada.

Didirikannya HCS menimbilkan rasa tak puas di kalangna Indonesia yang

menuntuk sekolah yang sama derajatnya. Didirikannya HCS merupakan faktor

penting untuk mempercepat pembukaan HIS yang membuka jalan kepada anak

Indonesia ntuk melanjutkan ke perguruan tinggi.

HOLLANDS INLANDSE SCHOOL (HIS)

Alasan didirikannya HIS adalah keinginan yang sangat kuat dari kalangan

orang Indonesia untuk memperoleh pendidikan khususnya pendidikan Barat.

Ternyata dalam pendirian HIS ini ada pihak Belanda yang masih

keberatan. Mereka berfikir bahwa sekolah ini akan menimbulkan problem

pengangguran di kalangan kaum intelektualyang tidak terserap oleh pemerintah

dan perusahaan swasta. Ada juga yang merasa keberatan atas biaya besar yang

diperlukan untuk penyelenggaraan sekolah serupa inisehingga mengurangi biaya

untuk memberantas buta huruf. Ada pula yang berfikir kalau kelompok nasionalis

yang terdidik akan menyamai orang Belanda.

Page 16: Makalah Sejarah

Kurikulum dalam HIS tidak meliputi sejarah, bernyanyi, dan pendidikan

jasmani. Sejarah dianggap sensitif dari segi politik dan untuk pendidikan

bernyanyi dan jasmani belum ada guru yang kompeten.

Membaca di kelas 1 bertujuan untuk menguasai keterampilan membaca.

Ilmu bumi diberikan sejak kelas 3. Pada umumnya diberikan dalam 3 bahasa,

yakni bahasa daerah, Melayu, dan Belanda.

Namun pelajarn terpenting tetaplah bahasa Belanda. Pelajaran ini meliputi

43.9% jdari seluruh mata pelajaran. Selain intu pelajaran lain juga digunakan

untuk menguasai bahasa ini. Jadi waktu seusungguhnya untuk belajar bahasa

Belanda adalah 66.4%.

Lulusan HIS relatif banyak lulus dalam ujian pegawai rendah (Klein

Ambtenaars examen), suatu bukti akan keberhasilan sekolah ini. Selanjutnya

lulusan diterima di STOVIA (School tot Opleiding van Indische Artsen, Sekolah

”Dokter Djawa”). Selain itu mereka dapat memasuki Sekolah Guru, Sekolah

Normal, Sekolah Teknik, Sekolah Tukang, Sekolah Pertanian, Sekolah Menteri

Ukur, dan lain-lain. Diantaranya tanpa ujian masuk.

Kurikulum HIS, seperti halnya ELS tidak banyak mengalami perubahan

selama eksistensinya. Kurikulum itu tidak disesuaikan dengan kebutuhan anak

Indonesia melainkan senantiasa berorientasi pada Nederland. Buku-buku ditulis

oleh pengarang Belanda yang memandang Indonesia dari segi pandangannya

sendiri. Jiwa kebelandaanya meresapi seluruh pendidikan di HIS.

Page 17: Makalah Sejarah

BAB V

PENUTUP

Telah kita tinjau beberapa motif Belanda untuk memberikan pendidikan

bagi Indonesia.

Pada zaman VOC orang Belanda mendirikan sekolah untuk menyebarkan

agama mereka. Akan tetapi kegiatan misi ini hanya terbatas pada daerah-daerah

yang telah menerima agama Katholik atau usaha orang Portugis. Sebaliknya,

mereka enggan menyebarkan agama Kristen di kalangan umat Islam karena

takut kalau-kalau merugikan perdagangannya. Bangsa Belanda ingin

melenyapkan pengaruh-pengaruh Portugis yang telah melekat di tanah

Bumiputera ini. Pertimbangan motif ekonomi dan politik nampaknya lebih penting

dari pada motif penyebaran agama. Semangat menyebarkan agama langsung

padam setelah agama Katholik lenyap dari kepulauan Bumiputera ini dan

pendidikan mengalami kemerosotan total sewaktu VOC dibubarkan pada tahun

1799.

Pendidikan untuk tujuan sekuler baru timbul sekitar pertengahan abad ke-

19 dengan alasan dan tujuan praktis untuk mendukung kepentingan komersial.

Pendidikan yang diberikan oleh Belanda juga mempunyai akibat-akibat

yang tidak dimaksudkan oleh mereka. Pendidikan tidak selalu

menumpukloyalitas terhadap pemerintahan Belanda. Juga penyebar luasan

bahasa Belanda tidak menjamin tumbuhnya ikatan yang erat antara orang

Indonesia dengan dan Belanda. Sebaliknya perlawanan terhadap Belanda, yang

sering berbentuk organisasi Barat, sering dibawah pimpinan orang yang

berpendidikan Barat.

Akibat lain yang tak terduga sebelumnya ialah timbulnya kesadaran

bersekolah di kalangan Bangsa Bumiputera yang menjelma menjadi sekolah

partikelir, sekolah yang dicap oleh belanda sebagai wilde scolen, sekolah liar.

Diantaranya Taman Siswa didasarkan atas prinsip-prinsip nasional dan

Muhammadiyah berdasarkan Islam. Pemerintah Belanda tak berhasil untuk

mencegah pertumbuhan sekolah liar tersebut, yang semakin lama sekolah liar ini

Page 18: Makalah Sejarah

jumlahnya melebihi sekolah pemerintah. Namun dengan tumbuhnya sekolah liar

ini, pemerintah Belanda tidak dapat lagi mengontrol produksi orang

berpendidikan Barat. Pemerintah Belanda bukan hanya satu-satunya badan

yang menentukan tujuan pendidikan.