makalah saripediatri

13
Karakteristik, Indikasi dan Temuan Endoskopi Saluran Cerna Atas pada pasien Anak RSUD Arifin Achmad Pekanbaru Deddy Satriya Putra Bagian Ilmu Kesehatan Anak FK. UNRI / RSUD Arifin Achmad Pekanbaru Latar belakang. Pemeriksaan endoskopi saluran cerna pada anak sudah semakin berkembang dan telah banyak dilakukan di berbagai rumah sakit propinsi termasuk propinsi Riau. Berbagai penyakit saluran cerna pada anak memerlukan pemeriksaan endoskopi guna menemukan kelaianan dan menentukan pengobatan yang tepat sehingga terjadinya penurunan angka kesakitan dan kematian Tujuan. Mengetahui karakteristik, indikasi dan temuan endoskopi saluran cerna atas pada pasien anak RSUD Arifin Achmad Pekanbaru Riau. Metode. Studi prospektif pada pasien pasien yang menjalani pemeriksaan endoskopi saluran cerna atas di rumah sakit Umum Daerah Arifin achmad Pekanbaru dari bulan Agustus 2007 sampai dengan Agustus 2011. Hasil. Didapat sebanyak 87 pasien yang dilakukan pemeriksaan endoskopi saluran cerna atas (Gastroskopi) dengan usia terbanyak 5-10 tahun, indikasi berturut turut muntah darah, sakit perut berulang, muntah persisten dan sakit perut akut, dengan hasil temuan terbanyak berdasarkan indikasi berupa, gastroesofageal refluk, gastritis hiperemis, varises esophagus dan gastritis akut. Dari 45 pasien yang dilakukan biopsy didapatkan 40 (88,89%) pasien positif infeksi helicobacter pylori. Kesimpulan. Indikasi terbanyak dilakukan endoskopi saluran cerna atas (gastroskopi) pada anak adalah muntah darah dengan penyebab tersering berupa varises esophagus dan diantara 45 pasien didapatkan 88,89% adanya infeksi helicobacter pylori. Kata kunci : endoskopi, gastroskopi, helicobacter pylori Alamat korespondensi: Dr. Deddy Satriya Putra, SpA(K). staf Bagian Ilmu Kesehatan Anak FK.UNRI/RSUD Arifin Achmad Pekanbaru. Jalan Diponegoro no 2 Pekanbaru , telp (0761) 858647,E-mail : [email protected]

description

saripediatri

Transcript of makalah saripediatri

Karakteristik, Indikasi dan Temuan Endoskopi Saluran Cerna Atas pada pasien Anak RSUD Arifin Achmad Pekanbaru

Karakteristik, Indikasi dan Temuan Endoskopi Saluran Cerna Atas pada pasien Anak RSUD Arifin Achmad PekanbaruDeddy Satriya PutraBagian Ilmu Kesehatan Anak FK. UNRI / RSUD Arifin Achmad Pekanbaru

Latar belakang. Pemeriksaan endoskopi saluran cerna pada anak sudah semakin berkembang dan telah banyak dilakukan di berbagai rumah sakit propinsi termasuk propinsi Riau. Berbagai penyakit saluran cerna pada anak memerlukan pemeriksaan endoskopi guna menemukan kelaianan dan menentukan pengobatan yang tepat sehingga terjadinya penurunan angka kesakitan dan kematian Tujuan. Mengetahui karakteristik, indikasi dan temuan endoskopi saluran cerna atas pada pasien anak RSUD Arifin Achmad Pekanbaru Riau.Metode. Studi prospektif pada pasien pasien yang menjalani pemeriksaan endoskopi saluran cerna atas di rumah sakit Umum Daerah Arifin achmad Pekanbaru dari bulan Agustus 2007 sampai dengan Agustus 2011. Hasil. Didapat sebanyak 87 pasien yang dilakukan pemeriksaan endoskopi saluran cerna atas (Gastroskopi) dengan usia terbanyak 5-10 tahun, indikasi berturut turut muntah darah, sakit perut berulang, muntah persisten dan sakit perut akut, dengan hasil temuan terbanyak berdasarkan indikasi berupa, gastroesofageal refluk, gastritis hiperemis, varises esophagus dan gastritis akut. Dari 45 pasien yang dilakukan biopsy didapatkan 40 (88,89%) pasien positif infeksi helicobacter pylori. Kesimpulan. Indikasi terbanyak dilakukan endoskopi saluran cerna atas (gastroskopi) pada anak adalah muntah darah dengan penyebab tersering berupa varises esophagus dan diantara 45 pasien didapatkan 88,89% adanya infeksi helicobacter pylori.Kata kunci : endoskopi, gastroskopi, helicobacter pyloriAlamat korespondensi:Dr. Deddy Satriya Putra, SpA(K). staf Bagian Ilmu Kesehatan Anak FK.UNRI/RSUD Arifin Achmad Pekanbaru. Jalan Diponegoro no 2 Pekanbaru , telp (0761) 858647,E-mail : [email protected]

Pada dekade terakhir ini endoskopi saluran cerna merupakan alat diagnostik yang penting pada anak. 1 Peningkatan pemeriksaan endoskopi saluran cerna pada anak telah menyebabkan berkembangnya pemeriksaan ini di banyak rumah sakit propinsi termasuk di Propinsi Riau. Penyakit-penyakit gastrointestinal pada anak seperti sakit perut berulang, muntah darah, muntah persisten, memerlukan pemeriksaan endoskopi guna menemukan penyebab ganguan gastrointestinal sehingga pengobatan lebih tepat dengan harapan terjadinya penurunan angka kesakitan dan angka kematian. 2 Penelitian ini bertujuan untuk melihat karakteristik , indikasi dan temuan endoskopi pada pasien anak yang dilakukan endoskopi saluran cerna atas atau Gastroskopi di RSUD Arifin Achmad PekanbaruMateri dan metode Studi prospektif pada pasien pasien yang menjalani pemeriksaan endoskopi saluran cerna atas di rumah sakit Umum Daerah Arifin achmad Pekanbaru dari bulan Agustus 2007 sampai dengan Agustus 2011. Sebanyak 87 pasien telah dilakukan endoskopi saluran cerna atas berbagai indikasi, dan juga dilakukan biopsy jika diperlukan yang expertisenya diberikan oleh Ahli Patologi Anatomi. Endoskopi saluran cerna dilakukan dengan alat Olympus Evis Exera II CV- 180 tahun 2007 , dengan midazolam 0,2 mg/kgbb intravena sebagai sedasi dan lidokain spray untuk anaestesi lokal pada rongga mulutHasil Pada tabel 1 terlihat karakteristik pasien yang dilakukan endoskopi saluran cerna atas atau gastroskopi dengan usia terbanyak antara 5-10 tahun sebesar 48,27%, dimana laki-laki lebih banyak dari perempuan masing-masing 56,32% dan 43, 68%. dengan suku melayu lebih dominan sebesar 37,93%

Tabel 1. Karakteristik Pasien NoKarakteristikn%

1Umur

0 - 5 tahun1719,54

5 - 10 tahun4248,28

10 - 15 tahun2832.18

Jumlah87

100

2Kelamin

Laki - laki4956,32

Perempuan3843.68

Jumlah87

100

3Suku

Melayu3337.93

Minang212414

Jawa1314.94

Batak1213.79

Nias33.45

Sunda22.30

Banjar22.30

Aceh11.15

Jumlah87100

Indikasi terbanyak dilakukan endoskopi saluran cerna atas pada penelitian ini berupa muntah darah 31,03% diiukuti sakit perut berulang dan muntah persisten dengan masing-masing 26,44% dan 25,29% (tabel2)

Tabel 2 Indikasi endoskopi saluran cerna atasnoIndikasin%

1Muntah persisten2225.29

2Sakit perut berulang2326.44

3Muntah darah2731.03

4Sakit perut akut910.34

5Lain lain

Benda asing33.45

splenomegali22.30

Sakit menelan11.15

Jumlah87100

Berdasarakan pemeriksaan Patologi terdapat Gastroesophageal refluk sebesar 90.90% pada pasien dengan muntah persisten dan hanya 4,55% berupa hiatal hernia. (tabel 3)Tabel 3 Hasil endoskopi pada muntah PersistennoHasil endoskopi

n%

1Gastroesophageal refluk

20190.90

2Hiatal hernia

14.55

3Normal

14.55

Jumlah

22100

Hampir setengah atau 47.83% Gastritis hiperemis temuan endoskopi pada pasien sakit perut berulang. Disamping itu terdapat esophagitis, ulkus gaster dan duodenitis temuan endoskopi lainnya pada pasien sakit perut berulang.(Tabel 4)

Tabel 4 hasil temuan endoskopi pada sakit Perut BerulangnoHasil endoskopin%

1Esophagitis521.74

2Gastritis hiperemis1147.83

3Ulkus Gaster313.04

4Duodenitis313.04

5normal14.35

Jumlah23100

Pada tabel 5 terlihat varises esophagus (37% ) sebagai penyebab terbanyak muntah darah pada penelitian ini kemudian gastritis erosive dan ulkus gaster masing-masing (33%) dan (15%). Pada pasien dengan varises esophagus telah dilakukan ligasi varises dengan band secara berulang melalui tindakan endoskopi saluran cerna atas. Tabel 5 Hasil temuan endoskopi pada muntah darahnoHasil endoskopin%

1Esophagitis27.41

2Gastritis erosive933.33

3Varises esophagus1037.04

4Tumor duodeni13.70

5Ulkus duodeni13.70

6Ulkus gaster414.82

Jumlah27100

Pemeriksaan Patologi anatomi pada pasien dengan tumor duodeni didapatkan hasil berupa Adenoma bulbus duodeni.Tabel 5Sakit perut akut pada penelitian ini 66.67% disebabkan oleh Gasrtitis akut dan sisanya disebab karena duenenitis akut sebesar 22.22% (tabel 6)Tabel 6 Hasil temuan endoskopi pada sakit perut akutnoHasil Endoskopin%

1Gastritis akut666.67

2Duodenitis akut222.22

3normal111.11

jumlah9100

Indikasi lainnya dilakukan endoskopi saluran cerna atas berupa corpus alienum, di tenggorokan, kemudian karena spenomegaly yang tidak diketahui penyebabnya, dan ada satu pasien karena gangguan menelan (tabel 7 )Tabel 7 Hasil endoskopi pada indikasi lainNOIndikasi Hasil endoskopi

1Corpus alienum ( 3)Uang coin (ektraksi) (3)

2Splenomegaly (2)Normal (2)

3Sakit menelan (1)Massa laring (1)

Jumlah6

Pada Pemeriksaan Patologi anatomi pasien dengan masa dilaring didapatkan hasil berupa Papiloma skuamosa Laryng (tabel 7)Dari 87 pasien yang dilakukan pemeriksaan endoskopi saluran cerna atas, telah dilakukan sebanyak 45 biopsy pada saat pemeriksaan dengan hasil 40 (88.89%) diantaranya terdapat kuman helicobacter pylori

Diskusi Indikasi paling banyak dilakukan endoskopi saluran cerna atas pada penelitian ini berupa muntah darah (31.03%) .Berbeda dengan keluhan utama yang sering pada pasien anak berupa sakit perut berulang. 3 Pada penelitian ini sakit perut berulang merupakan indikasi kedua terbanyak (26.44%) dilakukannya endoskopi saluran cerna atas. Insiden perdarahan saluran cerna atas dilaporkan oleh El Mouzan sebesar 5% dengan umur 5-18 tahun. Perbandingan laki-laki dan perempuan sebesar 7 : 1. 4 Penelitian Sabir OME dan Gadour MOEH, di Sudan mendapatkan 40% indikasi pemeriksaan gastroskopi berupa hematemesis, 17,5% berupa muntah berulang dan 10 % berupa sakit perut berulang. 5Penyebab yang utama dari perdarahan usus halus pada anak adalah divertikulum meckel yang berisi mucosa ektopik gaster atau pncreas dan dapat terjadi ulserasi.6 Duplikasi merupakan penyebab kedua tersering perdarahan usus halus pada anak.7 Helicobacter pylori dapat menyebabkan gastroduodenal ulcerasi tetapi gambaran lesi noduler yang difus lebih sering ditemukan pada anak.6 El Mouzan melaporkan dari 15 anak yang dilakukan endoskopi didapatkan 13 diantaranya (87%) positif H. Pylori.8 Esophagistis karena refluks yang berat pada esophagus dapat disebabkan karena penyakit neuromuskuler, trauma mekanik karena benda asing, dan trauma kimia karena tertelan bahan kaustik, obat-obatan dan infeksi. Varises esophagus pada anak disebabkan hipertensi portal baik intrahepatik maupun ekstrahepatik. Trombosis vena splanikus dengan vena portal akan menyebabkan terjadinya varises esophagus.9 Kelainan vaskuler dan duplikasi saluran cerna merupakan penyebab lainya yang jarang ditemukan pada anak.6 Pada penelitian ini helicobacter pillory ditemukan pada 40 sample dari 45 sampel yang dilakukan biopsy atau hampir 89% positif. Tidak berbeda jauh dari penelitian di Sudan di mana dari 200 sampel yang dilakukan biopsy didapatkan helicobacter pillory pada 165 sampel atau hampir 92 %. 5Sedikit studi pada anak yang menggunakan multiband ligator untuk ligasi varises esophagus. 9,10. Kerner dkk mendapatkan bahwa penggunaan multiband ligator terjadi obliterasi atau hilangnya varises pada 26 pasien dari 28 pasien dalam dua kali sesi ligasi dengan komplikasi minimal. Pada studi tersebut penggunaan multiband ligator secara tehnik mudah dan aman pada anak. 9,10.Pemeriksaan endoskopi saluran cerna atas merupakan pemeriksaan non invasive yang lebih sensitif dan spesifik dan direkomendasikan untuk diagnosis infeksi helicobachter pillory pada anak. 11,12. Pada penelitian ini dari 87 pasien yang dilakukan pemeriksaan endoskopi saluran cerna atas hanya 3 pasien yang tidak ditemukan kelainan secara endoskopi yang terdiri 1 pasien pada masing masing indikasi berupa muntah persisten, sakit perut berulang dan sakit perut akut sedangkan 84 pasien lainnya didapati kelainan secara endoskopi saluran cerna atas . Pemeriksaan endoskopi saluran cerna atas merupakan indikasi pada pasien anak secara selektif dengan keluhan muntah persisten, sakit perut berulang dan sakit perut akut, terlebih lagi pada pasien dengan muntah darah dan tertelan benda asing. Dari 27 pasien dengan muntah darah setelah dilalukan pemeriksaan endoskopi saluran cerna atas, didapati kelainan pada keseluruhan pasien. Berbeda dengan penelitian Quak SH, Lam SK dan Low PS, yang mendapatkan dari 29 pasien muntah darah ternyata 8 (27,6%) pasien tidak ditemukan kelainan. 13

KesimpulanEndoskopi saluran cerna atas pada anak merupakan pilihan diagnostik dan terapeutik yang aman bagi pasien anak bila dilakukan secara selektif atas indikasi yang tepat. Kepustakaan1. Laajam MA, Al Mofleh IA, Al FalehFZ, Al Aska AK, Jessen K, Hussain J, UpperGastrointestinal Endoscopy in Saudi Arabia: Analysis of 6386 Procedures Medicine An International Journal Medicine Volume 66, Issue 1Pp. 21-252. Ranjbar SA dan Torabinejad MH, Diagnostic Endoscopy in children of Two Months to 15 Years of age, dalam Am. J. Applied Sci, 6 (10): 2009 , hal 1812-143. Apley J, The child with abdominal pains, London : Blackwell Scientific Publications, 19754. EL Mouzan MI, Assiri AMA, Al Herbish AS, Al Sohaibani MO, Endoscopic duodenal biopsy in children, dalam The Saudi Journal of Gastroenterology 2006; 12 : 31-33 5. Sabir OME, Gadour MOEH, Upper Gastrointestinal Endoscopy in Sudanese Infants and Childtren Sudan JMS volume 2 no 2 june 2007 p 91-956. Hamoui N, Docherty SD, Crookes P F, Gastrointestinal hemorrhage the surgeon absolute? Emerg Med Clin N Am 21;2003:1017-567. Chaibou M, Tucci M, Marc-Andre D, Farrel CA, Prroulx F, Lacroix J, Clinically Significant Upper Gastrointestinal Bleeding Acquired in a Pediatric Intensive Care Unit :A prospective study ,Pediatrics Vol 102, No ; 4 : 933-388. El Mouzan MI, Assiri AMA, Peptic Ulcer Disease in Children and Adolescents, Journal of Tropical pediatrics; Dec 01; 2004; 50 : 328-309. Zargar SA, a javid G, Khan BA, YAttoo GN, Shah Ah, Gulzar GM, dkk, endoscopic ligation sclera compared with scleroterapi for bleeding esophageal, varices in children with extrahpatik portal vemous obstruction, Hepatologi 2002; 36 : 666-67210. Mckiernan PJ, Beatb SV, Davison SM, A prospective study, of ensdocopic esophagealvariceal ligation using a multiband ligator. J Pediatr Gastrointestinal Nutr 2002; 34:207- 21111. Veres G, pehlivanoglu E, Helicobacter pyloriinfection in pediatrics. Helicobacter 2007; 12 (suppl 1 ) : 38-4412. Oderda G, Rapa A, Bona G, Diagnostic tests for childhood helicobacter pylori infection : invasive, non invasive or both ? J Pediatr Gastroenterol Nutr 2004; 39: 482-413. Quak SH, Lam SK, Low PS, Upper gastrointestinal endoscopy in children, Singapura med J 1990; Vol 31: 123-6