MAKALAH S. PENCERNAAN TUGAS UROTILIASIS.docx

37
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Urolithiasis adalah adanya batu atau kalkulus dalam sistem urinarius. Urolithiasis mengacu pada adanya batu (kalkuli) ditraktus urinarius. Batu terbentuk dari traktus urinarius ketika konsentrasi subtansi tertentu seperti kalsium oksalat, kalsium fosfat, dan asam urat meningkat sedangkan nefrolitiasis adalah adanya batu pada atau kalkulus dalam velvis renal. Batu ginjal merupakan batu saluran kemih, sudah dikenal sejak zaman Babilonia dan Mesir kuno dengan diketemukannya batu pada kandung kemih mummi. Batu saluran kemih dapat diketemukan sepanjang saluran kemih mulai dari sistem kaliks ginjal, pielum, ureter, buli-buli dan uretra. Batu ini mungkin terbentuk di di ginjal kemudian turun ke saluran kemih bagian bawah atau memang terbentuk di saluran kemih bagian bawah karena adanya stasis urine seperti pada batu buli-buli karena hiperplasia prostat atau batu uretra yang terbentu di dalam divertikel uretra. Batu ginjal adalah batu yang terbentuk di tubuli ginjal kemudian berada di kaliks, infundibulum, pelvis ginjal dan bahkan bisa mengisi 1

Transcript of MAKALAH S. PENCERNAAN TUGAS UROTILIASIS.docx

Page 1: MAKALAH S. PENCERNAAN TUGAS UROTILIASIS.docx

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Urolithiasis adalah adanya batu atau kalkulus dalam sistem urinarius.

Urolithiasis mengacu pada adanya batu (kalkuli) ditraktus urinarius. Batu

terbentuk dari traktus urinarius ketika konsentrasi subtansi tertentu seperti

kalsium oksalat, kalsium fosfat, dan asam urat meningkat sedangkan

nefrolitiasis adalah adanya batu pada atau kalkulus dalam velvis renal.

Batu ginjal merupakan batu saluran kemih, sudah dikenal sejak zaman

Babilonia dan Mesir kuno dengan diketemukannya batu pada kandung kemih

mummi. Batu saluran kemih dapat diketemukan sepanjang saluran kemih

mulai dari sistem kaliks ginjal, pielum, ureter, buli-buli dan uretra. Batu ini

mungkin terbentuk di di ginjal kemudian turun ke saluran kemih bagian

bawah atau memang terbentuk di saluran kemih bagian bawah karena adanya

stasis urine seperti pada batu buli-buli karena hiperplasia prostat atau batu

uretra yang terbentu di dalam divertikel uretra.

Batu ginjal adalah batu yang terbentuk di tubuli ginjal kemudian

berada di kaliks, infundibulum, pelvis ginjal dan bahkan bisa mengisi pelvis

serta seluruh kaliks ginjal dan merupakan batu slauran kemih yang paling

sering terjadi..

Penyebab terbentuknya batu saluran kemih diduga berhubungan

dengan gangguan aliran urine, gangguan metabolik, infeksi saluran kemih,

dehidrasi dan keadaan-keadaan lain yang masih belum terungkap

(idiopatik).Secara epidemiologis terdapat beberapa faktor yang

mempermudah terjadinya batu saluran kemih yang dibedakan sebagai faktor

intrinsik dan faktor ekstrinsik.

B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan urolithiasis dan nefrolitiasis?

2. Apa klasifikasi dari urolithiasis dan nefrolitiasis?

3. Apa penyebab terjadinya urolithiasis dan nefrolitiasis?

1

Page 2: MAKALAH S. PENCERNAAN TUGAS UROTILIASIS.docx

4. Bagaimana patofisiologi urolithiasis dan nefrolitiasis?

5. Apa manifestasi klinis dari urolithiasis dan nefrolitiasis?

6. Apa komplikasi pada urolithiasis dan nefrolitiasis?

7. Apa saja pemeriksaan penunjang yang dilakukan terhadap pasien

urolithiasis dan nefrolitiasis?

8. Apa saja tindakan dan pencegahan yang harus dilakukan dari

urolithiasis dan nefrolitiasis?

9. Apa prognosis dari urolithiasis dan nefrolitiasis?

10. Bagaimana konsep asuhan keperawatan pada pasien urolithiasis dan

nefrolitiasis?

C. Tujuan Penulisan

Setelah mendapatkan bahan pembelajaraan asuhan keperawatan pada

klien urolithiasis, mahasiswa dapat :

1. Mengetahui definisi urolithiasis dan nefrolitiasis.

2. Mengetahui klasifikasi dari urolithiasis dan nefrolitiasis.

3. Mengetahui etiologi urolithiasis dan nefrolitiasis.

4. Memahami patofisiologi urolithiasis dan nefrolitiasis.

5. Mengetahui manifestasi klinis dari urolithiasis dan nefrolitiasis.

6. Mengetahui komplikasi yang dapat terjadi terhadap pasien

urolithiasis dan nefrolitiasis.

7. Memahami pemeriksaan penunjang urolithiasis dan nefrolitiasis.

8. Mengetahui tata cara penatalaksanaan dan pencegahan yang

dilakukan terhadap pasien urolithiasis dan nefrolitiasis.

9. Mengetahui prognosis dari urolithiasis dan nefrolitiasis.

10. Memahami dan mengetahui konsep asuhan keperawatan pada pasien

urolithiasis dan

2

Page 3: MAKALAH S. PENCERNAAN TUGAS UROTILIASIS.docx

BAB II

PENDAHULUAN

A. Konsep Dasar Penyakit

1. Definisi

Urolithiasis mengacu pada

adanya batu (kalkuli) di traktus urinarius.

Batu terbentuk di traktus ketika

konsentrasi substansi tertentu seperti

kalsium oksalat, kalsium fosfat, dan

asam urat meningkat. Selain itu juga

dapat terbentuk oleh defisiensi substansi

sitrat yang secara normal mencegah kristalisasi dalam urine. Kondisi lain

yang mempengaruhi laju pembentukan batu mencakup pH urine dan

status cairan seseorang (batu cenderung terjadi pada pasien dehidrasi).

(Brunner&Suddarth's, 2002)

Batu dapat ditemukan di setiap bagian ginjal sampai ke kandung

kemih dan ukurannya bervariasi dari deposit granuler yang kecil, yang

disebut pasir atau kerikil, sampai batu sebesar kandung kemih yang

berwarna orange. (Brunner&Suddarth's, 2002)

Dapat disimpulkan, urolihtiasis adalah suatu keadaan penyakit

pembetukan batu (kalkuli) pada traktus urinarius yang dapat ditemukan

di setiap bagian ginjal hingga kandung kemih yang terjadi akibat

peningkatan kalsium oksalat, kalsium fosfat, dan asam urat, defisiensi

substansi sitrat, perubahan pH urine dan status cairan yang kurang

sehingga menyebabkan terganggunya sistem perkemihan.

Nefrolitiasis adalah adanya batu pada atau kalkulus dalam velvis

renal, sedangkan urolitiasis adalah adanya batu atau kalkulus dalam

sistem urinarius. Urolithiasis mengacu pada adanya batu (kalkuli)

ditraktus urinarius. Batu terbentuk dari traktus urinarius ketika

3

Page 4: MAKALAH S. PENCERNAAN TUGAS UROTILIASIS.docx

konsentrasi subtansi tertentu seperti kalsium oksalat, kalsium

fosfat, dan asam urat meningkat seperti yang telah dijelaskan diatas.

Nefrolitiasis adalah adanya batu atau kalkulus dalam pelvis renal

batu-batu tersebut dibentuk oleh kristalisasi larutan urin (kalsium oksolat

asam urat, kalium fosfat, struvit dan sistin). Ukuran batu tersebut

bervareasi dari yang granular (pasir dan krikil) sampai sebesar buah

jeruk. Batu sebesar krikil biasanya dikeluarkan secara spontan, pria lebih

sering terkena penyakit ini dari pada wanita dan kekambuhan merupakan

hal yang mungkin terjadi.

Nefrolitiasis adalah Pembentukan deposit mineral yang

kebanyakan adalah kalsium oksalat dan kalsium phospat meskipun juga

yang lain urid acid dan kristal, juga membentuk kalkulus (batu ginjal).

2. Klasifikasi

Adapun menurut Muttaqini (2008), pembentukan batu saluran

kemih atau uretet dapat diklasifikasikan menjadi sebagai berikut:

a. Batu kalsium

Paling sering terjadi (90%), dalam bentuk kalsium oksalat

atau kalsium fosfat. Mulai dari ukuran pasir sampai memenuhi pelvis

renal (batu stoghorn). Hiperkalsiuria dapat disebabkan oleh beberapa

hal:

1) Kecepatan reabsorpsi tulang yang tinggi yang melepas

kalsium,seperti pada hiperparatiroid, immobilias, dan cushing

disease. 

2) Absorpsi kalsium di perut dalam jumlah besar, seperti:

sarcoidosis atau milk-alkali sindrom.

3) Gangguan absorpsi tubulus ginjal.

4) Abnormalitas struktur traktur urinarius, seperti: sponge kidney.

4

Page 5: MAKALAH S. PENCERNAAN TUGAS UROTILIASIS.docx

b. Batu oksalat

Paling sering terjadi di daerah yang makanan utamanyasereal,

dan jarang terjadi di daerah peternakan. Meningkatnya oksalat

disebabkan oleh:

1) Hiperabsorpsi oksalat pada inflamasi bowel disease dan intake

tinggimakanan berbahan kecap. 

2) Post ileal resection atau post operasi bypass usus kecil.

3) Overdosis vitamin C atau asam askorbat.

4) Malabsorpsi lemak, yang menyebabkan calcium binding dan

oksalat dilepas untuk diabsorpsi.

c. Batu struvit

Disebut juga triple fosfat: carbonat, magnesium, dan

ammonium fosfat. Pada urin tinggi ammonia karena infeksi oleh

bakteri yang mengandung enzim urease, seperti proteus,

pseudomonas, klebsiella, stapilococcus,yang memecah urea menjadi

2 molekul ammonia, sehingga pH urin menjadi alkali. Biasa

membentuk batu staghorn, sering membuat abses,dan sulit

dieliminasi karena batu mengelilingi bakteri sehingga terlindung dari

antibiotic.

d. Batu asam urat

Disebabkan karena peningkatan ekskresi asam urat, kurang

cairan,atau pH urin rendah. Orang dengan gout primer/sekunder

berisikomengalami batu asam urat

e. Batu sistin

Merupakan hasil dari gangguan metabolic asam amino

congenital dari gangguan autosom resesif, yang mengakibatkan

terbentuknya Kristalcistin di urin yang terutama terjadi pada anak-

anak dan remaja, sedangkan pada dewasa jarang terjadi.

f. Batu xantin

Berssifat herediter, akibat defisiensi xantin oksidase. Kristal

dipicu pada urin yang asam.

5

Page 6: MAKALAH S. PENCERNAAN TUGAS UROTILIASIS.docx

3. Etiologi

Penyebab terbentuknya batu saluran kemih diduga berhubungan

dengan gangguan aliran urine, gangguan metabolik, infeksi saluran

kemih, dehidrasi dan keadaan-keadaan lain yang masih belum terungkap

(idiopatik) Secara epidemiologis terdapat beberapa faktor yang

mempermudah terjadinya batu saluran kemih yang dibedakan sebagai

faktor intrinsik dan faktor ekstrinsik;

a. Faktor intrinsik, meliputi:

1. Herediter; diduga dapat diturunkan dari generasi ke generasi.

2. Umur; paling sering didapatkan pada usia 30-50 tahun karena

terjadinya penurunan kerja oragan sistem perkemihan

3. Jenis kelamin; jumlah pasien pria 3 kali lebih banyak dibanding

pasien wanita dapat dikatakan karena perbedaan aktivitas.

b. Faktor ekstrinsik, meliputi:

1. Geografi; pada beberapa daerah menunjukkan angka kejadian yang

lebih tinggi daripada daerah lain sehingga dikenal sebagai daerah

stone belt (sabuk batu)

2. Iklim dan temperatur

3. Tempat yang bersuhu dingin (ruang AC) menyebabkan kulit kering

dan pemasukan cairan kurang. Tempat yang bersuhu panas

misalnya di daerah tropis, di ruang mesin menyebabkan banyak

keluar keringat, akan mengurangi produksi urin.

4. Asupan air

5. Kurangnya asupan air dan tingginya kadar mineral kalsium dapat

meningkatkan insiden batu saluran kemih.

6. Diet

7. Diet tinggi purin, oksalat dan kalsium mempermudah terjadinya

batu saluran kemih. Kebiasaan mengkonsumsi makanan tinggi

kalsium seperti susu, keju, kacang polong, kacang tanah dan

coklat. Tinggi purin seperti : ikan, ayam, daging, jeroan. Tinggi

oksalat seperti : bayam, seledri, kopi, teh, dan vitamin D

8. Pekerjaan

6

Page 7: MAKALAH S. PENCERNAAN TUGAS UROTILIASIS.docx

9. Penyakit ini sering dijumpai pada orang yang pekerjaannya banyak

duduk atau kurang aktivitas fisik (sedentary life). Pekerjaan dengan

banyak duduk lebih memungkinkan terjadinya pembentukan batu

dibandingkan pekerjaan seorang buruh atau petani.

10. Infeksi

11. I

nfeksisalurankemihdapatmenyebabkannekrosisjaringanginjaldanm

enjadiintipembentukanbatu.

4. Patofisiologi

Mekanisme terbentuknya batu pada saluran kemih atau dikenal

dengan urolithiasis belum diketahui secara pasti. Namun sesuai

berdasrkan beberapa faktor predisposisi terjadinya batu yang telah

disebutkan diatas antara lain : peningkatan konsentrasi larutan urin akibat

dari intake cairan yang kurang dan juga peningkatan bahan-bahan

organik akibat infeksi saluran kemih atau stasis urin menyajikan sarang

untuk pembentukan batu.

Supersaturasi elemen urin seperti kalsium, fosfat, oksalat, dan

faktor lain mendukung pembentukan batu meliputi : pH urin yang

berubah menjadi asam, jumlah solute dalam urin dan jumlah cairan urin.

Masalah-masalah dengan metabolisme purin mempengaruhi

pembentukan batu asam urat. pH urin juga mendukung pembentukan

batu. Batu asam urat dan batu sistine dapat mengendap dalam urin yang

asam. Batu kalsium fosfat dan batu struvite biasa terdapat dalam urin

yang alkalin. Batu oxalat tidak dipengaruhi oleh pH urin.

Imobilisasi yang lama akan menyebabkan pergerakan kalsium

menuju tulang akan terhambat. Peningkatan serum kalsium akan

menambah cairan yang akan diekskresikan. Jika cairan masuk tidak

adekuat maka penumpukan atau pengendapan semakin bertambah dan

pengendapan ini semakin kompleks sehingga terjadi batu.

Batu yang terbentuk dalam saluran kemih sangat bervariasi, ada

batu yang kecil dan batu yang besar. Batu yang kecil dapat keluar lewat

urin dan akan menimbulkan rasa nyeri, trauma pada saluran kemih dan

7

Page 8: MAKALAH S. PENCERNAAN TUGAS UROTILIASIS.docx

akan tampak darah dalam urin. Sedangkan batu yang besar dapat

menyebabkan obstruksi saluran kemih yang menimbulkan dilatasi

struktur, akibat dari dilatasi akan terjadi refluks urin dan akibat yang fatal

dapat timbul hidronefrosis karena dilatasi ginjal.

Kerusakan pada struktur ginjal yang lama akan mengakibatkan

kerusakan pada organ-organ dalam ginjal sehingga terjadi gagal ginjal

kronis karena ginjal tidak mampu melakukan fungsinya secara normal.

Maka dapat terjadi penyakit ginjal kronis yang dapat

menyebabkan kematian.

Selain itu, Dari beberapa referensi disebutkan terdapat teori

terbentuknya batu ginjal yaitu:

a. Teori inti matriks

Terbentuknya batu saluran kencing memerlukan adanya

substansia organik sebagai inti. Substansia organik ini terutama

terdiri dari mukopolisakarida dan mukoprotein A yang akan

mempermudah kristalisasi dan agregasi substansi pembentuk batu.

b. Teori supersaturasi

Terjadi kejenuhan substansi pembentuk batu dalam urine

seperti sistin, santin, asam urat, kalsium oksalat akan mempermudah

terbentuknya batu.

c. Teori presipitasi-kristalisasi

Perubahan pH urine akan mempengaruhi substansi dalam

urine. Pada urine yang bersifat asam akan mengendapkan sistin,

santin, asam dan garam urat, sedangkan pada urine yang bersifat

alkali akan mengendap garam-garam fosfat.

5. Manifestasi klinis

Secara umum pasien urolithiasis datang ke pelayanan kesehatan

dengan keluhan utama nyeri pada pinggang dan hematuria.

Keluhan yang disampaikan oleh pasien tergantung pada posisi

atau letak batu, besar batu, dan penyulit yang telah terjadi. Keluhan yang

paling dirasakan oleh pasien adalah nyeri pada pinggang. Nyeri ini

mungkin bisa berupa nyeri kolik maupun bukan kolik. Nyeri kolik terjadi

8

Page 9: MAKALAH S. PENCERNAAN TUGAS UROTILIASIS.docx

karena aktivitas peristaltik otot polos sistem kalises ataupun ureter

meningkat dalam usaha untuk mengeluarkan batu dari saluran kemih.

Peningkatan peristaltik ini menyebabkan tekanan intraluminalnya

meningkat sehingga terjadi peregangan dari terminal saraf yang

memberikan sensasi nyeri. Nyeri non kolik terjadi akibat peregangan

kapsul ginjal karena terjadi hidonefrosis atau infeksi pada ginjal. Batu

yang terletak di sebelah distal ureter dirasakan oleh pasien sebagai nyeri

pada saat kencing atau sering kencing. Batu dengan ukuran kecil

mungkin dapat keluar spontan setelah melalui hambatan pada perbatasan

uretero-pelvik, saat ureter menyilang vasa iliaka, dan saat ureter masuk

ke dalam buli-buli.

Hematuria sering kali dikeluhkan oleh pasien akibat trauma pada

mukosa saluran kemih yang disebabkan oleh batu. Kadang-kadang

hematuria didapatkan dari pemeriksaan urinalisis berupa hematuria

mikroskopik. Jika didapatkan demam harus dicurigai suatu urosepsis dan

ini merupakan kedaruratan di bidang urologi. Dalam hal ini harus

secepatnya ditentukan letak kelainan anatomik pada saluran kemih yang

mendasari timbulnya urosepsis dan segera dilakukan terapi berupa

drainase dan pemberian antibiotika

Selain itu, manifestasi klinis adanya batu dalam ureter bergantung

pada adanya obstruksi, infeksi dan edema. Ketika batu menghambat

aliran urin, terjadi obstruksi, menyebabkan peningkatan tekanan

hidrostatik dan distensi piala ginjal serta ureter proksimal.

Infeksi (pielonefritis dan sistitis yang disertai menggigil, demam

dan disuria) dapat terjadi dari iritasi batu yang terus menerus. Beberapa

batu menyebabkan sedikit gejala namun secara perlahan merusak unit

fungsional (nefron) ginjal.

Adapun manifestasi klinis berdasarkan setiap letak batu yang

berbeda yaitu:

a. Batu di ginjal

1. Nyeri dalam dan terus-menerus di area kastovertebral.

2. Hematuri dan piuria.

9

Page 10: MAKALAH S. PENCERNAAN TUGAS UROTILIASIS.docx

3. Nyeri berasal dari area renal menyebar secara anterior dan pada

wanita nyeri ke bawah mendekati kandung kemih sedangkan

pada pria mendekati testis.

4. Mual dan muntah.

5. Diare.

b. Batu di ureter

1. Nyeri menyebar ke paha dan genitalia.

2. Rasa ingin berkemih namun hanya sedikit urine yang keluar.

3. Hematuri akibat aksi abrasi batu.

4. Biasanya batu bisa keluar secara spontan dengan diametr batu

0,5-1 cm.

c. Batu di kandung kemih

1. Biasanya menyebabkan gejala iritasi dan berhubungan dengan

infeksi traktus urinarius dan hematuri.

2. Jika batu menyebabkan obstruksi pada leher kandung kemih

akan terjadi retensi urine.

6. Komplikasi

a. ObstruksiGinjal

b. Perdarahan

c. Infeksi

d. Hidronefrosis

7. Pemeriksaan penunjang

a. Urinalisa

Warna normal adalah kekuning-kuningan, sedangkan warna

abnormal dalah coklat gelap, merah, berdarah yang menunjukkan

hematuri (kemungkinan obstruksi urine, kalkulus renalis,

tumor,kegagalan ginjal). Secara umum menunjukkan adanya sel

darah merah, sel darah putih dan kristal serta serpihan, mineral,

bakteri, pus, pH urine asam (asam meningkatkan sistin dan batu

asam urat). Pada Urine 24 jam didapatkan kreatinin, asam urat,

kalsium, fosfat, oksalat atau sistin meningkat.

10

Page 11: MAKALAH S. PENCERNAAN TUGAS UROTILIASIS.docx

b. Kultur urine

Didapatkan adanya infeksi saluran kemih.

c. Survei biokimia

Didapatkan peningkatan kadar magnesium, kalsium, asam

urat, fosfat, protein dan elektrolit.

d. Kadar klorida dan bikarbonat serum

Didapatkan peningkatan kadar klorida dan penurunan kadar

bikarbonat menunjukkan terjadinya asidosis tubulus ginjal.

e. Darah lengkap :

1) Sel darah putih : meningkat menunjukkan adanya infeksi.

2) Sel darah merah : biasanya normal.

3) Hb, Ht : abnormal bila pasien dehidrasi berat atau polisitemia.

f. Foto rontgen

Menunjukkan adanya kalkuli atau perubahan anatomik pada

area ginjal dan sepanj

g. Pielografi Intra Vena (PIV)

Memberikan konfirmasi cepat urolithiasis, seperti penyebab

nyeri abdominal atau panggul. Menunjukkan abnormalitas pada

struktur anatomik (distensi ureter).

h. USG Ginjal

Untuk menentukan perubahan obstruksi, lokasi batu.

i. Hormon Paratyroid

Mungkin meningkat bila ada gagal ginjal (PTH merangsang

reabsorbsi kalsium dari tulang, meningkatkan sirkulasi serum dan

kalsium urine.

j. Sistoureteroskopi

Visualisasi kandung kemih dan ureter dapat menunjukkan

batu atau efek obstruksi.

11

Page 12: MAKALAH S. PENCERNAAN TUGAS UROTILIASIS.docx

8. Penatalaksanaan

Tujuan dasar penatalaksanaan adalah untuk menghilangkan batu,

menentukan jenis batu, mencegah kerusakan nefron, mengendalikan

infeksi dan mengurangi obstruksi yang terjadi. Untuk Indikasi

pengeluaran batu saluran kemih sebagai berikut:

Obstruksi jalan kemih

Infeksi

Nyeri menetap atau nyeri berulang-ulang

Batu yang agaknya menyebabkan infeksi atau obstruksi

Batu metabolic yang tumbuh cepat.

a. Diet

Diet atau pengaturan makanan sesuai jenis batu yang ditemukan :

1) Batu kalsium oksalat

Makanan yang harus dikurangi adalah jenis makanan

yang mengandung kalsium oksalat seperti bayam, daun seledri,

kacang-kacangan, kopi, teh, dan coklat serta mengurangi

makanan yang mengandung kalsium tinggi seperti : ikan laut,

kerang, daging, sarden, keju dan sari buah.

2) Batu asam urat

Makanan yang dikurangi adalah daging, kerang, gandum,

kentang, tepung-tepungan, saus dan lain-lain.

3) Batu struvite

Makanan yang dikurangi adalah keju, telur, buah murbai,

susu dan daging.

4) Batu cystin

Makanan yang dikurangi adalah sari buah, susu, kentang.

Serta menganjurkan pasien banyak minum yaitu 3-4 liter/hari dan

olahraga yang teratur.

12

Page 13: MAKALAH S. PENCERNAAN TUGAS UROTILIASIS.docx

b. Pengurangan nyeri

Tujuan segera dari penanganan kolik renal atau ureteral

adalah untuk mengurangi nyeri sampai penyebabnya dapat

dihilangkan; morfin atau meperidin diberikan untuk mencegah syok

dan sinkop akibat nyeri yang luar biasa. Mandi air hangat diarea

panggul dapat bermanfaat. Cairan diberikan, kecuali pasien

mengalami muntah atau menderita gagal jantung kongestif atau

kondisi lain yang memerlukan pembatasan cairan. Ini meningkatkan

tekanan hidrostatik pada ruang di belakang batu sehingga mendorong

pasase batu tersebut ke bawah. Masukan cairan sepanjang hari

mengurangi konsentrasi kristaloid urin, mengencerkan urin dan

menjamin haluaran urin yang besar.

c. Kolaborasi pemmberian antibiotik untuk mengatasi infeksi.

d. Pengangkatan batu

Pemeriksaan sitoskopik dan pasase kateter ureteral kecil

untuk menghilangkan batu yang menyebabkan obstruksi (jika

mungkin), akan segera mengurangi tekanan-belakang pada ginjal dan

mengurangi nyeri.

e. Metode Endourologi Pengangkatan Batu

Mengangkat batu renal tanpa pembedahan mayor. Nefrostomi

perkutan (atau nefrolitotomi perkutan) dilakukan dan nefroskop

dimasukkan ke traktus perkutan yang sudah dilebarkan ke dalam

parenkim ginjal.

f. Ureteroskopi

Mencakup visualisasi dan aksis ureter dengan memasukkan

suatu alat ureteroskop melalui sistoskop. Batu dapat dihancurkan

dengan menggunakan laser, lithotripsy elektrohidraulik atau

ultrasound kemudian diangkat.

g. Pelarutan batu

Infus cairan kemolitik (misal: agen pembuat asam dan basa)

untuk melarutkan batu dapat dilakukan sebagai alternative

penanganan untuk pasien kurang beresiko terhadap terapi lain dan

13

Page 14: MAKALAH S. PENCERNAAN TUGAS UROTILIASIS.docx

menolak metode lain, atau mereka yang memiliki batu yang mudah

larut (struvit).

9. Pencegahan

Pada pencegahan batu ginjal terdapat makanan dan minuman

yang harus dibatasi:

a. Makanan kaya vitamin D harus dihindari (vitamin D meningkatkan

reabsorpsi kalsium).

b. Garam meja dan makanan tinggi natrium harus dikurangi (Na

bersaing dengan Ca dalam reabsorpsinya diginjal).

c. Daftar makanan berikut harus dihindari :

- Produk susu: semua keju (kecuali keju yang lembut dan keju

batangan); susu dan produk susu (lebih dari ½ cangkir per hari);

krim asam (yoghurt).

- Daging, ikan, unggas: otak, jantung, hati, ginjal, sardine,

sweetbread, telur.

- Sayuran: bit hijau, lobak, mustard hijau, bayam, lobak cina,

buncis kering, kedelai, seledri.

- Buah: kelembak, semua jenis beri, kismis, buah ara, anggur.

- Roti, sereal, pasta: roti murni, sereal, keripik, roti gandum, semua

roti yang dicampur pengembang roti, oatmeal, beras merah,

sekam, benih gandum, jagung giling, seluruh sereal kering

(kecuali keripik nasi, com flakes).

d. Minuman: teh, coklat, minuman berkarbonat, bir, semua minuman

yang dibuat dari susu atau produk susu.

e. Lain-lain: kacang, mentega kacang, coklat, sup yang dicampur susu,

semua krim, makanan pencuci mulut yang dicampur susu atau

produk susu (kue basah, kue kering, pie).

14

Page 15: MAKALAH S. PENCERNAAN TUGAS UROTILIASIS.docx

B. Konsep Asuhan Keperawatan

1. Pengkajian

Pengkajan adalah data dasar utama proses keperawatan yang

tujuannya adalah untuk memberikan gambaran secara terus menerus

mengenai keadaan kesehatan klien yang memungkinkan perawat asuhan

keperawatan kepada klien.

a. Identitas pasien yaitu: mencakup nama, umur, agama, alamat, jenis

kelamin, pendidikan, perkerjaan, suku, tanggal masuk, no. MR,

identitas keluarga, dll. 

b. Riwayat Kesehatan

- Riwayat Penyakit Sekarang

Biasanya klien mengeluh nyeri pinggang kiri hilang

timbul, nyeri muncul dari pinggang sebelah kiri dan menjalar ke

depan sampai ke penis. Penyebab nyeri tidak di ketahui.

- Riwayat Penyakit Dahulu

Kemungkinan klien sering mengkonsumsi makanan yang

kaya vit D, klien suka mengkonsumsi garam meja berlebihan,

dan mengkonsumsi berbagai macam makanan atau minuman

dibuat dari susu/ produk susu. 

- Riwayat Penyakit Keluarga

Dikaji apakah keluarga klien mengalami batu ginjal atau

penyakit lainnya. 

2. Pemeriksaan fisik

Berdasarkan klasifikasi Doenges dkk. (2000) riwayat

keperawatan yang perlu dikaji adalah:

a. Aktivitas/istirahat:

- Gejala:

Riwayat pekerjaan monoton, aktivitas fisik rendah, lebih banyak

duduk

Riwayat bekerja pada lingkungan bersuhu tinggi

Keterbatasan mobilitas fisik akibat penyakit sistemik lainnya

(cedera serebrovaskuler, tirah baring lama)

15

Page 16: MAKALAH S. PENCERNAAN TUGAS UROTILIASIS.docx

b. Sirkulasi

- Tanda:

Peningkatan TD, HR (nyeri, ansietas, gagal ginjal)

Kulit hangat dan kemerahan atau pucat

c. Eliminasi

- Gejala:

Riwayat ISK kronis, obstruksi sebelumnya

Penrunan volume urine

Rasa terbakar, dorongan berkemih

Diare

- Tanda:

Oliguria, hematuria, piouria

Perubahan pola berkemih

d. Makanan dan cairan:

- Gejala:

Mual/muntah, nyeri tekan abdomen

Riwayat diet tinggi purin, kalsium oksalat dan atau fosfat

Hidrasi yang tidak adekuat, tidak minum air dengan cukup

- Tanda:

Distensi abdomen, penurunan/tidak ada bising usus

Muntah

e. Nyeri dan kenyamanan:

- Gejala:

Nyeri hebat pada fase akut (nyeri kolik), lokasi nyeri

tergantung lokasi batu (batu ginjal menimbulkan nyeri dangkal

konstan)

- Tanda:

Perilaku berhati-hati, perilaku distraksi

Nyeri tekan pada area ginjal yang sakit

16

Page 17: MAKALAH S. PENCERNAAN TUGAS UROTILIASIS.docx

f. Keamanan:

- Gejala:

Penggunaan alkohol

Demam/menggigil

g. Penyuluhan/pembelajaran:

- Gejala:

Riwayat batu saluran kemih dalam keluarga, penyakit ginjal,

hipertensi, gout, ISK kronis

Riwayat penyakit usus halus, bedah abdomen sebelumnya,

hiperparatiroidisme

Penggunaan antibiotika, antihipertensi, natrium bikarbonat,

alopurinul, fosfat, tiazid, pemasukan berlebihan kalsium atau

vitamin.

3. Diagnosa Keperawatan

a. Pre-operasi

1) Nyeri (akut) berhubungan dengan peningkatan

frekuensi/dorongan kontraksi ureteral

2) Perubahan eliminasi urine berhubungan dengan stimulasi

kandung kemih oleh batu, iritasi ginjal dan ureter, obstruksi

mekanik dan peradangan.

3) Risiko  tinggi terhadap kekurangan volume cairan berhubungan

dengan mual/muntah (iritasi saraf abdominal dan pelvis ginjal

atau kolik ureter, diuresis pasca obstruksi.

4) Kurang pengetahuan tentang kondisi, prognosis dan kebutuhan

terapi berhubungan dengan kurang terpajan atau salah

interpretasi terhadap informasi, keterbatasan kognitif, kurang

akurat/lengkapnya informasi yang ada.

b. Post-operasi

1) Nyeri akut berhubungan dengan terputusnya kontinuitas jaringan

2) Resiko infeksi berhubungan dengan tindakan invasif

17

Page 18: MAKALAH S. PENCERNAAN TUGAS UROTILIASIS.docx

4. Intervensi Keperawatan

a. Pre-operasi

1) Nyeri (akut) berhubungan dengan peningkatan

frekuensi/dorongan kontraksi ureteral.

Tujuan :

- Klien melaporkan nyeri hilang dengan spasme yang terkontrol.

- Tampak rileks, mampu tidur/istirahat dengan tepat

Intervensi Rasional1.      Mandiri 1.      Catat lokasi,lamanya intensitas

(skala 0-10) dan penyebaran. Perhatikan tanda Non-verbal, contoh peninggian TD dan nadi, gelisah, merintih, menggelapar.

2.      Jelaskan penyebab nyeri dan pentingnya melaporkan kestaf terhadap perubahan kejadian karakteristik nyeri.

3.      Berikan  tindakan nyaman, contoh pijatan punggung, lingkungan istirahat.

4.      Bantu dorong penggunaan napas berfokus ,bimbingan imajinasi dan aktivitas terapeutik.

5.      Dorong/bantu dengan ambulasi sering sesuai indikasi dan tingkatkan pemasukan cairan sedikitnya 3-4 L/hari dalam toleransi jantung.

6.      Perhatikan keluhan peningkatan/menetapnya nyeri abdomen.

1.      Membantu  klien mengevaluasi tempat obstruksi dan kemajuan gerakan kalkulus. Nyeri panggul sering menyebar kepunggung, lipat paha, genitalia sehubungan dengan proksimitas saraf pleksus dan pembuluh darah yang menyuplai area lain. Nyeri tiba-tiba dan hebat dapat mencetuskan ketakutan,gelisah,ansietas berat.

2.      Memberikan kesempatan untuk pemberian analgesi sesuai waktu (membantu dalam meningkatkan kemampuan koping pasien dan dapat menurunkan ansietas) dan mewaspadakan staf akan kemungkinan lewatnya batu/terjadi komplikasi.pennghentian tiba-tiba nyeri biasnya menunjukkan lewatnya batu.

3.      Meningkatkan relaksasi, menurunkan tegangan otot dan meningkatkan koping.

4.      Mengarahkan kembali perhatian dan membantu dalam relaksasi otot.

5.      Hidrasi kuat meningkatkan lewatnya batu, mencegah statis urine, dan membantu mencegah pembentukan batu selanjutnya.

6.      Obstruksi lengkap ureter dapat menyebabkan perforasi dan ekstravasasi urine kedalam area perirenal. Ini membutuhkan

18

Page 19: MAKALAH S. PENCERNAAN TUGAS UROTILIASIS.docx

         Kolaborasi1.      Narkotik, contoh meperidin

(Demerol), morfin;2.      Antispasmodic,contoh flavoksat

(Uripas); Oksibutin (Ditropan);3.      Kortikosteroid4.      Berikan kompres hangat pada

punggung.5.      Pertahankan patensi kateter bila

digunakan

kedaruratan bedah akut.

1.      Biasanya diberikan selama episode akut untuk menurunkan kolik uretralDan meningkatkan relaksasi otot/mental.

2.      Menurunkan refleks spasme dapat menurunkan kolik dan nyeri

3.      Mungkin digunakan untuk menurunkan edema jaringan  untuk membantu gerakan batu.

4.      Menghilangkan tegangan otot dan dapat menurunkan  refleks spasme.

5.      Mencegah statis/ritensi urine, menurunkan risiko peningkatan tekanan ginjal dan infeksi.

2) Perubahan Pola Eliminasi urine berhubungan dengan stimulasi

kandung kemih oleh batu,iritasi ginjal dan ureteral, obstruksi

mekanik dan peradangan

Tujuan :

- Klien berkemih dengan jumlah normal dan pola biasanya

- Tidak mengalami tanda-tanda obstruksi

Intervensi Rasional

         Mandiri1.      Awasi pemasukan dan pengeluaran dan

karakteristik urine.

2.      Tentukan pola berkemih normal pada pasien dan perhatikan variasi.

3.      Dorong meningkatkan masukan cairan.

4.      Periksa semua urine. Catat adanya batu

1.      Memberikan informasi tentang fungsi ginjal dan adanya komplikasi,contoh infeksi dan perdarahan. Perdarahan dapat mengindikasikan peningkatan obstruksi atau iritasi ureter. Catatan : Perdarahan sehubungan dengan ulserasi ureter jarang.

2.      Kalkulus dapat menyebabkan eksitabilitas saraf,yang menyebabkan sensasi kebutuhan berkemih segera biasanya frekuensi dan urgensi meningkat bila kalkulus mendekati pertemuan uretrovesikal.

3.      Peningkatan hidrasi membilas bakteri, darh dan debris dan dapat membantu lewatnya batu.

4.      Penemuan batu memungkinkan identifikasi tipe batu dan mempengaruhi pilihan terapi.

19

Page 20: MAKALAH S. PENCERNAAN TUGAS UROTILIASIS.docx

dan kirim ke laboratorium untuk analisa.5.      Selidiki keluhan kandung kemih penuh;

palpasi untuk distensi suprepubik. Perhatikan penurunan keluaran urine,adanya edeme periorbital / tergantung.

6.      Observasi perubahan status mental, perilaku atau tingkat kesadaran.

         Kolaborasi 1.      Awasi pemeriksaan laboratorium,contoh

BUN,kreatinin.2.      Ambil urine untuk kultur dan sensitivitas3.      Berikan obat sesuai indikasi, contoh:          Asetazolamid (Diamox), saluprinol 

(ziloprim);          Hidroklorotiazid (esidrix, hidoiuril),

klortalidon (Higroton)

         Ammonium klorida : kalium atau natrium fosfat (salhepatika);

         Agen antigout,contoh alopurinol (Ziloprim);

         Antibiotik

         Natrium bikarbonat;

         Asam askorbat;

4.      Pertahakan patensi kateter tak menetap (ureteral,uretral,atau nefrostomi) bila menggunakan.

5.      Irigasi dengan asam atau larutan alkalin sesuai indikasi.

5.      Retensi urine dapat terjadi, menyebabkan distensi jaringan(kandung kemih/ginjal) dan potensial risiko infeksi,gagal ginjal.

6.      Akumulasi sisa uremik dan ketidakseimbangan elektrolit dapat menjadi toksik pada SSP.

1.      Peningkatan BUN, kreatinin dan elektrolit mengindikasikan disfungsi ginjal.

2.      Menentukan adanya ISK, yang penyebab/gejala komplikasi.

3.      Pemberian obat dilakukan untuk:         Meningkatkan pH urine

(alkalinitas)untuk menurunkan pembentukan batu asam.

         Mungkin digunakan untuk mencegah statis urine dan menurunkan pembentukan batu kalsium bila tidak berhubungan dengan proses penyakit dasar seperti hipertiroidisme primer atau abnormalitas vitamin D.

         Menurunkan pembentukan batu fosfat.         Menurunkan produksi asam

urat/potensial pembentukan  batu.         Adanya ISK/alkalin urine potensial

pembentukan batu.         Mengganti kehilangan yang tak dapat

teratasi selama pembuangan bikarbonat dan/atau alkalinisasi urine dapat menurunkan/mencegah pembentukan beberapa kalkuli.

         Mengasamkan urine untuk mencegah berulangnya pembentukan batu alkalin.

4.      Mungkin diperlukan untuk membantu  aliran urine/mencegah retensi dan komplikasi. Catatan: selang mungkin terhambat oleh fragmenbatu.

5.      Mengubah pH urine dapat membantu pelarutan batu dan mencegah pembentukan batu selanjutnya.

6.      Kolaborasi ini dilakukan untuk:         Kalkulus pada ureter distal dan tengah

mungkin digerakkan oleh sistoskop endoskopi dengan penangkapan batu

20

Page 21: MAKALAH S. PENCERNAAN TUGAS UROTILIASIS.docx

6.      Siapkan pasien/bantu untuk prosedur endoskopi, contoh:

         Prosedur basket         Stens ureteral;         Pielolitotomi terbuka atau perkutaneus,

nefrolitotomi,ureterolitotomi.         Litotripsi ultrasonik perkuteneus.

         Litotripsi gelombang syok ekstakorporeal (extracorporeal shockwave lithotripsi “ESWL”).

dalam kantung kateter.         Kateter diposisikan diatas batu untuk

meningkatkan dilatasi uretra/lewatnya batu. Irigari kontinuatau intermiten dapat dilakukanuntuk membilas ureter dn mempertahankan pH urine.

         Pembedahan mungkin perlu untuk membuang batu yang terlalu besar untuk melewati ureter.

         Tindakan gelombang syok invasive untuk batu pelvik/kaliks ginjal atau ureter.

         Prosedur non-invasif dimana batu ginjal dihancurkan dengaan syok,gelombang dari luar t ubuh.

3) Risiko  tinggi terhadap kekurangan volume cairan b/d

mual/muntah (iritasi saraf abdominal dan pelvis ginjal atau kolik

ureter, diuresis pasca obstruksi.

Tujuan :

- Mempertahankan keseimbangan cairan adekuat dibuktikan oleh

tanda-tanda vital stabil dan berat badan dalam rentang normal,

nadi perifer normal, membran mokusa lembab, turgor kulit

kembali dalam 2-3 detik.

21

Page 22: MAKALAH S. PENCERNAAN TUGAS UROTILIASIS.docx

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Urolithiasis adalah adanya batu atau kalkulus dalam sistem urinarius.

Urolithiasis mengacu pada adanya batu (kalkuli) ditraktus urinarius. Batu

terbentuk dari traktus urinarius ketika konsentrasi subtansi tertentu seperti

kalsium oksalat, kalsium fosfat, dan asam urat meningkat sedangkan

nefrolitiasis adalah adanya batu pada atau kalkulus dalam velvis renal.

Batu dapat ditemukan di setiap bagian ginjal sampai ke kandung

kemih dan ukurannya bervariasi dari deposit granuler yang kecil, yang

disebut pasir atau kerikil, sampai batu sebesar kandung kemih yang berwarna

orange.

Penderita urolithiasis dan nefrolitiasis biasanya datang ke pelayanan

kesehatan dengan keluhan nyeri pada pinggang (kolik maupun bukan kolik).

Sehingga untuk memastikan dilakukan pemeriksaan penunjang untuk

memastikan diagnosa yang tepat. Dan melaksanakan penatalaksanaan yang

bertujuan untuk menghilangkan batu, menentukan jenis batu, mencegah

kerusakan nefron, mengendalikan infeksi dan mengurangi obstruksi yang

terjadi.

B. Saran

Dalam hal urolithiasis dan nefrolitiasis bagi individu yang mempunyai

faktor penyebab pembentukan maka segeralah untuk melakukan pencegahan

seperti pola makan dan jenis-jenis makanan yang dibatasi. Namun pada

pasien yang sudah mengalami penyakit urolithiasis dan nefrolitiasis, maka

perawat dan tim tenaga kesehatan lain harus memperhatikan intervensi apa

yang tepat dan sesuai sehingga tidak terjadi komplikasi dan tujuan intervensi

dapat tercapai dengan baik. Untuk para mahasiswa sebaiknya menambah ilmu

dalam hal urolithiasis dan nefrolitiasis karena dalam makalah ini terdapat

keterbatasan referensi yang lengkap.

22

Page 23: MAKALAH S. PENCERNAAN TUGAS UROTILIASIS.docx

DAFTAR PUSTAKA

Alda, Gino. Asuhan Keperawatan Nefrolitiasi. 20 Desember 2012. http://m3ygi.blogspot.com/2012/12/asuhan-keperawatan-nefrolitiasis.html

Anonim. Urolithiasi (batu Saluran Kemih). 22 Mei 2014. http://www.scribd.com/doc/140623672/isi-askep-urolithiasis-docx

Brunner & Suddarth's. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Edisi 8 vol.2. Penerbit Buku Kedokteran EGC: Jakarta

Doenges, Marilynn E. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan Pedoman untuk Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien Edisi 3. Penerbit Buku Kedokteran EGC: Jakarta

Mansjoer, Arif. 2000. Kapita Selekta Kedokteran Edisi Ketiga. Medikal Aesculapius FKUI: Jakarta

Muttaqin, A. 2008. Pengantar Asuhan Keperawatan Klien Dengan Gangguan Sistem Perkemihan. Penerbit Salemba Medika: Jakarta

HealthyEnthusiast. Urolithiasis. 4 Mei 2012. http://healthyenthusiast.com/urolithiasis.html

Ni Made Maria Sari. Asuhan Keperawatan Pada Penderita Urolithiasis. 21 Maret 2011. http://bkp2011.blogspot.com/2011/03/asuhan-keperawatan-pada-penderita.html

Salim, Agus. Askep Urolithiasis. 22 Mei 2012. http://agusvanveoten.blogspot.com/2012/05/askep-urolithiasis.html

Sarjunipadang, Ali. Asuhan Keperawatan Medikal Bedah Dengan Nefrolitiasis. 22 Mei 2014. http://alisarjunipadan.blogspot.com/2013/03/asuhan-keperawatan-medikal-bedah-dengan.html

Diposkanolehandizulkiplidi 19.10

23

Page 24: MAKALAH S. PENCERNAAN TUGAS UROTILIASIS.docx

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................................................................i

DAFTAR ISI......................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang........................................................................................................1

B. Rumusan Masalah..................................................................................................1

C. Tujuan Penulisan....................................................................................................2

BAB II PENDAHULUAN

A. Konsep Dasar Penyakit...........................................................................................3

B. Konsep Asuhan Keperawatan...............................................................................15

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan...........................................................................................................22

B. Saran....................................................................................................................22

DAFTAR PUSTAKA

24ii