makalah psikiatri 2
-
Upload
liberti-dwi-putri -
Category
Documents
-
view
103 -
download
4
description
Transcript of makalah psikiatri 2
MAKALAH PSIKIATRI
GANGGUAN KEPRIBADIAN OBSESIF-KOMPULSIF
Di Susun Oleh :
Liberti dwi Putri : 080100103
Pembimbing:
dr. Irina Kemala Nasution Sp,S
DEPARTEMEN ILMU KEDOKTERAN JIWA
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2013
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat-Nya, makalah psikiatri ini dapat
diselesaikan tepat waktu.
Ucapan terima kasih dan penghargaan penyusun ucapkan kepada dr.Irina Sp,S sebagai
pembimbing di Departemen Ilmu Kedokteran Jiwa Universitas Sumatera Utara yang telah
memberikan waktunya dalam membimbing dan membantu selama pelaksanaan laporan kasus
ini.
Penyusun menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, segala
kritik dan saran yang membangun atas makalah ini dengan senang hati penyusun terima.
Penyusun memohon maaf atas segala kekurangan yang diperbuat dan semoga penyusun dapat
membuat makalah lain yang lebih baik di kemudian hari.
Akhir kata, penyusun berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.
Medan, Januari 2013
Penyusun
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI ............................................................................................... i
KATA PENGANTAR................................................................................ ii
BAB 1 PENDAHULUAN.......................................................................... 1
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Gangguan kepribadian Obsesif Kompulsif
2.1.1. Definisi..................................................................................2
2.1.2. Epidemiologi.........................................................................2
2.1.3. Etiologi..................................................................................3
2.1.4. Gambaran Klinis...................................................................3
2.1.5. Diagnosis...............................................................................4
2.1.6. Diagnosis Banding................................................................6
2.1.7. Penatalaksanaan....................................................................6
2.1.8. Perjalanan Penyakit dan Prognosis.......................................7
BAB 3 PENUTUP
3.1. Kesimpulan.............................................................................8
3.2. Saran........................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 9
BAB I
PENDAHULUAN
Menurut Davison & Neale, gangguan obsesif kompulsif adalah gangguan cemas, dimana
pikiran seseorang dipenuhi oleh gagasan-gagasan yang menetap dan tidak terkontrol, dan ia
dipaksa untuk melakukan tindakan tertentu berulang-ulang, sehingga menimbulkan stress dan
mengganggu fungsinya dalam kehidupan sehari-hari (Fausiah & Widury, 2007).
Obsesi adalah pikiran-pikiran, bayangan-bayangan atau dorongan-dorongan intrusive dan
kebanyakan tidak masuk akal yang dicoba ditolak atau dieliminasi oleh individu. Sedangkan
kompulsi adalah pikiran-pikiran atau tindakan-tindakan yang digunakan untuk menekan obsesi
dan membuat individu merasa lega. Gangguan obsesif kompulsif dapat dianggap sebagai gangguan yang
menyebabkan ketidakberdayaan, karena obsesi dapat menghabiskan waktu dan mengganggu
rutinitas normal seseorang, fungsi pekerjaan, aktivitas sosial yang biasanya, atau hubungan
dengan teman atau anggota keluarga. (Durand & Barlow,2005)
Menurut APA & Taylor, gangguan obsesif-kompulsif dialami 2 % sampai 3%
masyarakat umum pada suatu saat dalam kehidupan mereka (Nevid, dkk.2005). Menurut Skoog,
suatu studi di Swedia menemukan bahwa meskipun kebanyakan pasien OCD menunjukkan perbaikan,
banyak juga yang terus berlanjut mempunyai simtom gangguan hidup ini sepanjang hidup mereka
(Nevid,et all.,2005). DSM IV membuat diagnosis gangguan obsesif kompulsif bila orang
terganggu oleh obsesi atau kompulsi yang berulang, atau keduanya sedemikian rupa sehingga
menyebabkan distress yang nyata, memakan waktu lebih dari satu jam dalam sehari, atau secara
signifikan mengganggu hal-hal rutin yang normal, mengganggu fungsi kerja atau sosial.
Gangguan obsesif kompulsif menduduki peringkat keempat dari gangguan jiwa setelah fobia,
gangguan penyalahgunaan zat dan gangguan depresi berat.
Makalah ini disusun untuk menambah pengetahuan tentang apa yang dimaksud dengan
gangguan obsesif kompulsif, bagaimana mendiagnosisnya dan terapi apa yang harus diberikan kepada
pasien.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Gangguan kepribadian Obsesif Kompulsif
2.1.1 Definisi
Gangguan kepribadian obsesif kompulsif atau anankastik adalah pola perilaku berupa
preokupasi dengan keteraturan, peraturan, perfeksionisme, kontrol mental, dan hubungan
interpersonal dengan mengenyampingkan fleksibilitas, keterbukaan, efisiensi, bersifat pervasif,
awitan sejak dewasa muda nyata dalam pelbagai konteks.1 Tidak seperti banyak gangguan
kesehatan mental lainnya, orang dengan gangguan kepribadian tidak menyadari bahwa pikiran
dan pola perilaku mereka terdapat kelainan. Gangguan kepribadian obsesif kompulsif berbeda
dengan gangguan obsesif kompulsif dan tidak berhubungan dengan pikiran berulang yang tidak
diinginkan dan perilaku karakteristik pada gangguan obsesif kompulsif. 2
Terdapat beberapa persamaan antara obsesi dan kompulsi : (catatan ilmu kedokteran jiwa)
1. Suatu pikiran atau dorongan mendesak ke alam sadar secara gigih dan terus menerus
2. Timbul perasaan takut yang hebat dan penderita berusaha untuk menghilangkan pikiran
atau dorongan itu.
3. Obsesi dan kompulsi itu dirasakan sebagai asing, tidak disukai, tidak dapat diterima,
tetapi tidak dapat ditekan.
4. Pasien tetap sadar akan gangguan ini, ia tetap mengenal bahwa hal ini tidak wajar dan
tidak rasional, biarpun obsesi atau kompulsi itu sangat hebat.
5. Pasien merasakan suatu kebutuhan yang besar untuk melawan obsesi dan kompulsif itu.
2.1.2 Epidemiologi
Prevalensi gangguan kepribadian obsesif kompulsif adalah tidak diketahui. Keadaan ini
lebih sering pada laki-laki dibandingkan wanita dan didiagnosis paling sering pada anak yang
tertua. Gangguan juga lebih sering terjadi pada sanak saudara biologis derajat pertama dari orang
dengan gangguan tersebut dibandingkan populasi umum. Pasien sering kali memiliki latar
belakang yang ditandai oleh disiplin yang keras.
2.1.3 Etiologi
Penyebab gangguan kepribadian obsesif kompulsif tidak jelas, tetapi kemungkinan
kombinasi genetik (diwariskan) dan faktor lingkungan. 3
Ada beberapa penyebab yang diidentifikasi : 4
Beberapa teori menunjukkan bahwa orang dengan gangguan kepribadian obsesif
kompulsif dibesarkan oleh orangtua yang terlalu mengontrol atau terlalu protektif. Juga
sebagai anak-anak mereka mungkin telah dihukum keras. Ciri-ciri gangguan kepribadian
obsesif kompulsif mungkin telah dikembangkan sejenis mekanisme koping untuk
menghindari hukuman, dalam upaya untuk menjadi “sempurna” dan patuh.
Genetika mungkin memainkan peran, tetapi hal ini belum dipelajari dengan baik.
Faktor budaya juga berperan. Masyarakat atau agama yang sangat otoriter dan terikat
oleh aturan ketat dapat mempengaruhi perkembangan anak usia dini yang mempengaruhi
ekspresi kepribadian.
Freud menghipotesiskan bahwa gangguan ini adalah berhubungan dengan kesulitan pada
stadium anal dari perkembangan psikoseksual, biasanya disekitar usia 2 tahun. Tetapi,
pada berbagai penelitian teori tersebut belum disahkan.
2.1.4 Gambaran Klinis
Orang dengan gangguan kepribadian obsesif kompulsif memiliki keasyikan dengan
aturan, ketertiban, kebersihan, perincian, dan pencapaian kesempurnaan. Sifat tersebut
menyebabkan penyempitan umum pada kepribadian keseluruhan. Orang tersebut adalah resmi
dan serius serta sering kali tidak memiliki rasa humor. Mereka memaksakan aturan supaya
diikuti secara kaku dan tidak mampu untuk mentoleransi apa yang dirasakannya sebagai
pelanggaran. Dengan demikian, mereka tidak memiliki fleksibilitas dan intoleran. Mereka
mampu bekerja lama, asalkan dilakukan secara rutin dan tidak memerlukan perubahan yang
tidak dapat diadaptasi oleh mereka. 1
Keterampilan interpersonal pasien gangguan kepribadian obsesif kompulsif adalah
terbatas. Mereka mengasingkan orang lain, tidak mampu untuk berkompromi, dan memaksakan
supaya orang lain tunduk pada kebutuhan mereka. Tetapi, mereka mudah memaafkan mereka
yang dipandangnya sebagai lebih berkuasa dibandingkan dirinya dan memenuhi keinginan
mereka dalam cara penguasa. Karena mereka takut melakukan kesalahan, mereka mengalami
kebimbangan dan berpikir lama dalam mengambil keputusan. Walaupun perkawinan yang stabil
dan pekerjaan yang adekuat adalah sering, pasien gangguan kepribadian obsesif kompulsif
memiliki sedikit teman. Segala sesuatu yang mengancam merusak rutinitas kehidupan pasien
atau stabilitas mereka dapat mencetuskan kecemasan yang berat yang terjalin dalam ritual yang
mereka tetapkan pada kehidupan mereka sendiri dan dicoba untuk ditetapkan pada orang lain. 1
2.1.5 Diagnosis
Dalam wawancara, pasien gangguan kepribadian obsesif kompulsif mungkin memiliki
kelakuan yang kaku, resmi, dan dingin. Afek mereka tidak tumpul atau datar tetapi dapat
digambarkan sebagai yang terkonstriksi. Mereka tidak memiliki spontanitas. Mood mereka
biasanya serius. Pasien tersebut mungkin ketakutan tentang tidak dalam pengendalian
wawancara. Jawaban mereka terhadap pertanyaan biasanya terinci. Mekanisme pertahanan yang
digunakan adalah rasionalisasi, isolasi, intelektualisasi, pembentukan reaksi, dan meruntuhkan
(undoing). 1
Kriteria diagnostik untuk gangguan kepribadian obsesif-kompulsif 1
Pola pervasif preokupasi dengan urutan, perfeksionisme, dan pengendalian mental dan
interpersonal, dengan mengorbankan fleksibilitas, keterbukaan, dan efisiensi, dimulai pada masa
dewasa awal dan tampak dalam berbagai konteks, seperti yang ditunjukkan oleh empat (utau
lebih) berikut :
1) Terpreokupasi dengan perincian, aturan, daftar, urutan, susunan, atau jadwal sampai
tingkat dimana aktifitas utama hilang
2) Menunjukkan perfeksionisme yang menggangu penyelesaian tugas (misalnya, tidak
mampu menyelesaikan suatu proyek karena tidak memenuhi standarnya sendiri yang
terlalu ketat)
3) Secara berlebihan setia kepada pekerjaan dan produktivitas sampai mengabaikan aktivitas
waktu luang dan persahabatan (tidak disebabkan oleh kebutuhan ekonomi yang besar)
4) Terlalu berhati-hati, teliti, dan tidak fleksibel tentang masalah moralitas, etika, atau nilai-
nilai (tidak disebabkan oleh identifikasi cultural atau religius)
5) Tidak mampu membuang benda-benda yang usang atau tidak berguna walaupun tidak
memiliki nilai sentimental
6) Enggan untuk mendelegasikan tugas atau untuk bekerja dengan orang lain kecuali
mereka tunduk dengan tepat caranya mengerjakan hal.
7) Memiliki gaya belanja yang kikir baik untuk dirinya sendiri maupun orang lain, uang
dipandang sebagai sesuatu harus ditimbun untuk bencana di masa depan
8) Menunjukkan kekauan dan keras kepala
Tabel dari DSM-IV, Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorder, edisi 4. Hak
cipta American Psychiatric Association, Washington, 1994.
Kriteria Diagnosis gangguan kepribadian obsesif kompulsif atau gangguan kepribadian
anankastik berdasarkan PPDGJ III adalah : 5
Gangguan kepribadian dengan ciri-ciri :
a) Perasaan ragu-ragu dan hati-hati yang berlebihan
b) Preokupasi dengan hal-hal yang rinci (details), peraturan, daftar, urutan, organisasi atau
jadwal
c) Perfeksionisme yang mempengaruhi penyelesaian tugas
d) Ketelitian yang berlebihan, terlalu hati-hati, dan keterikatan yang tidak semestinya pada
produktifitas sampai mengabaikan kepuasan dan hubungan interpersonal
e) Keterpakuan dan keterikatan yang berlebihan pada kebiasaan social
f) Kaku dan keras kepala
g) Pemaksaan yang tak beralasan agar orang lain mengikuti persis caranya mengerjakan
sesuatu, atau keengganan yang tak beralasan untuk mengizinkan orang lain mengerjakan
sesuatu
h) Mencampur adukkan pikiran atau dorongan yang memaksa dan yang enggan
Untuk diagnosis dibutuhkan paling sedikit 3 dari di atas.
2.1.6 Diagnosis Banding
Jika ditemukan obsesi atau kompulsif yang rekuren, gangguan obsesif kompulsif harus
ditulis dalam aksis 1. Kemungkinan pembedaan yang paling sukar adalah antara paisen rawat
jalan dengan sifat obsesif kompulsif dan pasien dengan gangguan kepribadian obsesif kompulsif.
Diagnosis gangguan kepribadian diberikan pada pasien dengan gangguan bermakna dalam
efektivitas pekerjaan atau sosialnya. Pada beberapa kasus, gangguan delusional terjadi bersama-
sama dengan gangguan kepribadian dan harus dicatat. 1
Gangguan obsesif kompulsif adalah gangguan kepribadian kronis seumur hidup yang
ditandai dengan obsesi (pikiran berulang dan mengganggu) dan dorongan ( perilaku yang
berulang-ulang dan yang tidak diinginkan) berputar di sekitar tema utama seperti bahaya dan
ketidakpastian. Meskipun DSM-IV berusaha untuk membedakan antara gangguan kepribadian
obsesif kompulsif dan gangguan obsesif kompulsif dengan berfokus pada tidak adanya obsesi
dan dorongan dalam gangguan kepribadian obsesif kompulsif , ciri-ciri kepribadian obsesif
kompulsif mudah keliru untuk kognisi normal atau nilai dianggap mendukung gangguan obsesif
kompulsif. Aspek perfeksionisme, seperti percaya solusi ketidaknyamanan jika hal-hal yang
mereka lakukan tidak sepenuhnya, dan meragukan tindakan yang dilakukan dengan benar, juga
telah diusulkan sebagai fitur abadi gangguan obsesif kompulsif dan dapat mewakili faktor
kerentanan khusus untuk gangguan obsesif kompulsif onset awal.
Faktor klinis yang berdisosiasi terbaik untuk kedua gangguan adalah ketidaknyamanan
mental (kecemasan) lebih terkait dengan gangguan obsesif kompulsif dibandingkan dengan
gangguan kepribadian obsesif kompulsif. Untuk banyak kasus, gangguan kepribadian obsesif
kompulsif menyebabkan penurunan dalam fungsi sosial dan pekerjaan. 6
2.1.7 Penatalaksanaan
1. Psikoterapi
Terapi kelompok dan terapi perilaku biasanya bermanfaat. Pada kedua konteks adalah
mudah untuk memutuskan pasien ditengah-tengah interaksi atau penjelasan maladaptive
mereka. Melengkapi perilaku kebiasaan mereka mencegah meningkatkan kecemasan
pasien dan menyebabkan mereka mudah mempelajari strategi mengatasi yang baru.
Pasien juga dapat menerima penghargaan langsung karena berubah di dalam terapi
kelompok, sesuatu yang kurang dimungkinkan pada psikoterapi individual.
2. Farmakoterapi
Clonazepam (klonopin) adalah suatu benzodiazepine dengan antikonvulsan, pemakaian
obat ini telah menurunkan gejala pada pasien dengan gangguan kepribadian obsesif-
kompulsif parah. Clomipramine (anafranil) dan obat serotonergik tertentu seperti
fluoxetine mungkin berguna jika tanda dan gejala obsesif-kompulsif timbul.1
3. Relaksani
Teknik pernafasan khusus dan teknik relaksasi dapat menurunkan stress pada orang
dengan gangguan kepribadian obsesif kompulsif. 2
2.1.8 Perjalanan penyakit dan prognosis
Perjalanan gangguan kepribadian obsesif kompulsif adalah bervariasi dan tidak dapat
diramalkan. Dari waktu ke waktu, obsesi atau kompulsi dapat berkembang dalam perjalanan
gangguan kepribadian. Beberapa remaja dengan gangguan kepribadian obsesif-kompulsif
berkembang menjadi orang dewasa yang hangat, terbuk, dan ramah ; tetapi orang lain, gangguan
dapat mengawali skizofrenia atau beberapa puluh tahun kemudian dan dieksaserbasi oleh proses
ketuaan-gangguan depresif berat.1
Orang dengan gangguan kepribadian obsesif-kompulsif dapat bekerja dengan baik dalam
posisi yang membutuhkan pekerjaan metodologis, deduktif, atau terperinci, tetapi mereka rentan
terhadap perubahan yang tidak diharapkan, dan kehidupan pribadi mereka masih tetap tandus.
Gangguan depresif, khususnya dengan onset lambat, adalah sering ditemukan. 1
BAB 3
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Gangguan kepribadian obsesif kompulsif atau anankastik adalah pola perilaku berupa
preokupasi dengan keteraturan, peraturan, perfeksionisme, kontrol mental, dan hubungan
interpersonal dengan mengenyampingkan fleksibilitas, keterbukaan, efisiensi, bersifat pervasif,
awitan sejak dewasa muda nyata dalam pelbagai konteks. Gangguan kepribadian obsesif
kompulsif berbeda dengan gangguan obsesif kompulsif dan tidak berhubungan dengan pikiran
berulang yang tidak diinginkan dan perilaku karakteristik pada gangguan obsesif kompulsif.
Penatalaksanaan pada gangguan kepribadian obsesif kompulsif antara lain psikoterapi,
farmakoterapi (klonazepam), dan relaksasi.
3.2. Saran
DAFTAR PUSTAKA