Makalah protein
-
Upload
operator-warnet-vast-raha -
Category
Documents
-
view
1.379 -
download
14
Transcript of Makalah protein
MAKALAH
PROTEIN
DISUSUN
OLEH :
1. Denny Hartanto (28)
2. Diana La Rose (29)
3. Didi Kurniawan (30)
4. Dodi Prasetya (31)
5. Dwi Andi Prasetya (32)
6. Egi Barban Nugraha (33)
7. Eko Firly Firmansyah (34)
8. Eko Waluyo (35)
9. EkoYudi Anto (36)
3 TPTL 1
SMK WIWOROTOMO PURWOKERTO
2011/2012
Kata Pengantar
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah
memberi rahmat, hidayah, serta karuniaNya kepada kelompok kami
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul PROTEIN
tepat pada waktunya. Makalah ini ditulis untuk memenuhi tugas kelompok
KIMIA yang di berikan pada tanggal 25 juli 2011
Kelompok kami menyadari bahwa makalah ini masih belum
sempurna dan banyak kesalahan, oleh karena itu kelompok kami
mengharapkan saran dan kritik yang membangun demi kesempurnaan
makalah ini.
Purwokerto, Agustus
2011
( team Penulis )
DAFTAR ISI
2
KATA PENGANTAR 1
DAFTAR ISI 2
BAB 1 PENDAHULUAN 3
1.0 LATAR BELAKANG 3
1.1 TUJUAN 3
1.2 METODE PENULISAN 3
BAB 2 PEMBAHASAN 4
2.1.PENGERTIAN 4
2.2.KOMPOSISI PROTEIN 5
2.3.STRUKTUR PROTEIN 25
2.4.KLASIFIKASI PROTEIN 27
2.5.PENCERNAAN PROTEIN 28
2.6.PENYERAPAN PROTEIN 31
2.7.METABOLISME PROTEIN 34
2.8.METODE PENILAIAN KUALITAS PROTEIN 37
2.9.SUMBER- SUMBER PROTEIN TERBAIK 38
2.10.AKIBAT KELEBIHAN DAN KEKURANGAN PROTEIN 42
BAB 3 PENUTUP 46
3.1.KESIMPULAN 46
3.2.SARAN 47
DAFTAR PUSTAKA 48
BAB 1
PENDAHULUAN
3
10 Latar Belakang
Protein merupakan komponen penting atau komponen utama
sel hewan atau manusia. Oleh karena sel itu merupakan pembentuk
tubuh kita, maka protein yang terdapat dalam makanan berfungsi
sebagai zat utama dalam pembentukan dan pertumbuhan tubuh.
Kita memperoleh protein dari makanan yang berasal dari hewan
atau tumbuhan .
1.1 Tujuan
a. Tujuan Umum.
Agar mahasiswa dan pembaca mengerti tentang
pentingnya protein untuk tubuh kita.
b. Tujuan Khusus.
Mengemukakan permasalahan tentang protein
♣ Menjabarkan kadar dan fungsi protein bagi manusia
♣ Memberitahu kepada mahasiswa sumber protein
♣ Menjelaskan akibat dan kekurangan protein
♣ Dl
1.2 Metode Penulisan
Penulis mempergunakan metode observasi dan kepustakaan.
Cara-cara yang digunakan pada penyusunan makalah sendiri
menggunakan :
Studi Pustaka dan browsing dari internet.
Dalam metode ini team penulis membaca buku-buku yang berkaitan
denga penulisan makalah i
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
4
Protein (akar kata protosdari bahasa Yunani yang berarti
"yang paling utama") adalahsenyawa organik kompleks berbobot
molekul tinggi yang merupakan polimer darimonomer-monomer
asam amino yang dihubungkan satu sama lain dengan
ikatanpeptida. Molekul protein mengandung karbon, hidrogen,
oksigen, nitrogen dan beberapasulfur serta fosfor. Protein berperan
penting dalam struktur dan fungsi semua selmakhluk hidup dan
virus.
Protein memiliki berbagai fungsi seperti:
1. Protein merupakan enzim atau subunit enzim, misal
ribonuklease, tripsin
2. Protein berperan dalam fungsi struktural atau mekanis,
misal protein yangmembentuk batang dan sendi
sitoskeleton
3. Protein juga terlibat dalam sistem kekebalan (imun)
sebagai antibodi, misalTrombin
4. Protein sebagai sistem pengendali dalam bentuk hormon,
misal insulin, hormontumbuh (auksin),
5. Protein sebagai komponen penyimpanan/ nutrient, misal
kasein(susu),ovalgumin (telur),gliadin (gandum) dan
transportasi hara di tumbuhan
6. Protein sebagai salah satu sumber gizi dan berperan
sebagai sumber asam aminobagi organisme yang tidak
mampu membentuk asam amino tersebut (heterotrof).
7. Pada organism lain, protein memiliki fungsi lain seperti
Monelin
,pada suatutanaman di Afrika yang mempunyai rasa yang
amat manis ataupun protein antibeku pada ikan.
5
Sebagian besar kimia kehidupan adalah senyawa organik
polifungsional. Gugusfungsional tersebut biasanya mempunyai
interaksi agak kuat, seperti gugus yang ada padakarbohidat dan
antara gugus amino dengan karboksil pada asam amino.
Protein yang merupakan komponen tak berair di dalam sel dan
begitu banyak dijumpai didalam makhluk hidup mempunyai fungsi
yang sangat mengagumkan. Proteinberdasarkan bentuk, dibedakan
menjadi 2 macam yaitu protein serabut dan globular.
Protein apabila dihidrolisis dengan asam atau basa akan menjadi
asam amino. Hal inimembuktikan bahwa molekul penyusun protein
adalah asam amino.
Ciri – ciri utama molekul protein yaitu :
1. Umumnya terjadi atas 20 macam asam amino yang berikatan
secara kovalen dalam variasi urutan yang bermacam – macam,
membentuk suatu rantai polipeptida.
2. Terdapat ikatan kima lain yang menyebabkan terbentuknya
lengkungan – lengkungan rantai polopeptida menjadi struktur
tiga dimensi protein.
3. Strukturnya tidak stabil terhadap beberapa factor seperti pH, dll
4. Umumnya reaktis sangat spesifik hal ini disebabkan karena
adanya gugus samping yang reaktif dan susunan khas struktur
makromolekulnya.
2.2 Komposisi Protein
Protein terdiri dari karbon, hidrogen, oksigen, nitrogen, dan,
dalam beberapa kasus,belerang. Protein adalah satu-satunya
senyawa organic yang mengandung nitrogen,sebuah fakta yang
menjadikannya kedua penting dan berpotensi beracun.
Asam amino merupakan unit dasar struktur protein. Beberapa dari
asam amino ini dapatsynthesized lain dari asam amino (disebut
6
sebagai nonessential asam amino), sementarabeberapa harus
diperoleh dari makanan (disebut sebagai asam amino essensial)
1. Asam Amino .
a. Struktur asam amino dan nama asam amino penyusun protein
Asam amino yang terjadi secara alami sebagai penyusun protein
mempunyaigugus amino (NH2) dan gugus karboksilat (COOH) yang
terikat pada atom yangsama yaitu pada atom karbon alfa. Oleh
karena itu asam amino ini disebut asam-amino dan secara umum
rumus strukturnya dapat digambarkan seperti dibawah ini
Struktur asam amino α
Suatu asam amino- α terdiri atas:
a. Atom C α. Disebut α karena bersebelahan dengan gugus
karboksil (asam)
b. Atom H yang terikat pada atom C α.
c. Gugus karboksil yang terikat pada atom C α.
d. Gugus amino yang terikat pada atom C α.
7
e. Gugus R yang juga terikat pada atom C α
Contoh struktur dari beberapa asam amino
Perbedaan antara asam amino yang satu dengan asam amino
yang lain disebabkanoleh perbedaan gugus R yang disebut
rantai samping.
Ada 20 asam amino yangbertindak sebagai pembangun
molekul protein, rumus strukturnya, nama umumdan
singkatannya diberikan dapat dilihat dibawah ini
N
oNama
Singkat
anSturktur
Sifat gugus
rantai
samping
1 Alanin Ala hidropibik
2
Valin* Val Polar tak
bermuatan
8
3 Leusin* Leu
4Triptofan
*Trp
5 Metionin
*
Met
9
6Isoleusin
*Ile
7 Prolin Pro
8Fenilalan
in*Phe
9 Serin Ser Polar tak
bermuatan
10
10 Glisin Gly
11Threonin
*Thr
12 Sistein Cys
13 Asparagi
n
Asn
11
14 Glutamin Gln
15 Tirosin Tyr
16 Asam
aspartat
Asp Bermuatan
negative
pada PH 7
(asam)
12
17
Asam
glutamat
e
Glu
18 Arginin Arg Bermuatan
positif pada
PH 7 (basa)
13
19 Lisin* Lys
20 Histidin His
Catatan : tanda *) Asam Amino esensial
Terdapat 20 asam amino yang terbagi menjadi dua kelompok,
asam amino non-enensial dan asam amino esensial. 12 jenis
asam amino non-enensial di produksi oleh tubuh. Sedangkan
8 sisanya, berupa asam amino esensial yang harus
didapatkan melalui makanan.
Fungsi Asam Amino antra lain :
1. Penyusun protein, termasuk enzim.
14
2. Kerangka dasar sejumlah senyawa penting dalam
metabolisme (terutama vitamin, hormon, dan asam
nukleat)
3. Pengikat logam penting yang di perlukan dalam reaksi
enzimatik (kofaktor).
Semua asam amino kecuali prolin mempunyai formula struktur
umum L-α asam amino sebagai berikut. Satu dengan yang
lainnya dibedakan dengan gugus samping R.Terdapat 4
golongan asam amino berdasarkan sifat – sifat kandungan
gugus R:
1. Asam amino dengan gugus samping R non polar atau
hidrofobik.
2. Asam amino dengan gugus samping R polar tak bermuatan
3. Asam amino dengan gugus samping R bermuatan positif
4. Asam amino dengan gugus samping R bermuatan negative
Asam amino dengan gugus samping R
non polar atau
hidrofobik
polar tak
bermuatan
bermuatan
positif
bermuatan
negatif
Alanin
Isoleusin
Leusin
Metionin
Fenilalanin
Prolin
Triptofan
Valin
Asparagin
Sistein
Glutamin
Glisin
Serin
Treonin
Tirosin
Arginin
Histidin
Lisin
Asam Aspartat
Asam glutamat
15
a. Asam amino esensial
Dari 20 asam amino pembangun molekul protein, ada delapan
diantaranya yang tidak dapat disintesis oleh manusia dewasa
sehingga diperoleh melalui makanan. Asam amino semacam
ini dikenal dengan asam amino esensial.
Ciri – cirri Asam amino essensial :
1. rantai samping bersifat hidrofobik atau sukar larut
dalam air.
2. mempunyai nama umum (trivial).
3. Biasanya diambil (dipakai) dari sumber (dimana)
pertama kali protein tersebut ditemukan. Sebagai
contoh, asparagin diisolasi pertama kali dari asparagus,
asam glumatat diisolasi dari gandum, glisin berasal dari
bahasa yunani yang artinya manis.
Asam Amino esensial yang tidak di produksi oleh tubuh,
antara lain sebagai berikut:
a. Triptofan: beberapa sumber di dapatkan dari karbohidrat.
Triptofan terdapat pada telur, daging, susu skim, pisang,
susu, dan keju.
b. Treonin: terdapat pada bahan pangan berupa susu, daging,
ikan ,dan biji wijen.
c. Metionin: Sumber utama metionin adalah buah-buahan,
daging (ayam, sapi, ikan,susu (susu murni, beberapa jenis
keju), sayuran (bayam, bawang putih, jagung), serta
kacang-kacangan (kapri, pistacio, kacang mete, kacang
merah, tahu tempe).
d. Lisin: terdapat dalam protein kedelai, biji polong-polongan,
dan ikan. Rata-rata kebutuhan lisin per hari adalah 1-1,5 g.
16
e. Leusin; banyak tersedia pada makanan yang tinggi protein,
seperti daging, susu, beras merah dan kacang kedelai.
Pada produk-produk susu kedelai juga banyak di temui
kandungan leusin.
f. Isoleusin;
g. Fenilalanin: merupakan bahan baku bagi pembentukan
katekolamin. Katekolamin ini di kenal sebagai peningkat
kewaspadaan penting bagi tranmisi impuls saraf.
Fenilalamin terdapat pada daging ayam, sapai, ikan, telur,
dan kedelai.
h. Valin; terdapat pada produk-produk peternakan seperti
daging, telar, susu dan keju. Selain itu, asam amino
esensial ini terdapat pada biji-bijian yang mengandung
minyak seperti kacang tanah, wijen, dan gentil.
a. Asam Amino non-essensial yang diproduksi tubuh antara
lain:
a. Tirosin; pertama kali di temukan dalam keju.
Pembentukannya menggunakan bahan baku fenilalanin
oleh enzim phehidroksilase. Menurut penelitian yang
dilakukan oleh institut penelitian kesehatan Lingkungan
Amerika Serikat tahun 1988, tirosin berfungsi pula sebagia
obat stimulan dan penenang yang eektif untuk
meningkatkan kinerja mental dan fisik di bawah tekanan,
tanpa efek samping. Tirosin terkandung dalam hati ayam,
keju, alpukat, pisang, ragi, ikan dan daging.
b. Sistein: kandungan atom sistein hampir sama dengan
metionin. Sistein juga di temukan pada bahan pangan
17
seperti cabai, bawang putih, bawang bombai, brokoli,
haver, dan inti bulis gandum.
c. Serin
d. Prolin
e. Glisin: glisin banyak terdapat pada kolagen, hamper 2 per
tiga.
f. Asam glutamat: glutamat di manfaatkan dalam industri
penyedap rasa. Dalam keseharian di dapati dalam bentuk
garam turunan yang di sebut sebagai monosodium
glutamat atau MSG.
g. Asam aspartat: Fungsinya di ketahui sebagai pembangkit
neurotransmiter di otak dan saraf otot. Aspartat juga
dimungkinkan berperan dalam daya tahan terhadap
kepenatan.
h. Arginin: sekalipun bersifat non-esensial bagi manusia dan
mamalia lain, tetapi ariginin dapat di katakan sebagai
asam amino setengah esensial karena produksinya sangat
bergantung pada tingkat perkembangan dan kondisi
kesehatan. Pada anak-anak, arginin sangatlah penting.
Pangan sumber utama arginin ditemukan pada produk-
produk peternakan seperti daging, susu, telur, dan
berbagai olahannya. Sedangkan dari produk tumbuhan,
ariginin banyak ditemukan pada cokelat dan biji kacang
tanah.
i. Alanin: ditemukan dalam bahan pangan bentuk lain seperti
daging, ikan, susu, telur, dan kacang-kacangan.
j. Histidin: bagi manusia, histidin merupakan asam amino
yang esensial bagi anak-anak.
k. Glutamin: merupakan asam amino yang dikenal pula
dengan sebutan asam glumatik. Asam amino ini berfungsi
18
OHH2NCH
2CH C
CNHCH2CH
2COHOOCHOCH
2CCH
2OHCH
3
sebagai bahan bakar otak yang mengontrol kelebihan
amonia yang terbentuk dalam tubuh akibat proses
biokimia. Secara alami, glutamin di temukan dalam
gandum dan kedelai.
l. Asparagin: diperlukan oleh sistem saraf untuk menjaga
kesetimbangan dan diperlukan pula dalam transformasi
asam amino. Asparagin di temukan pula pada daging
(segala macam sumber), telur dan susu (serta produk
turunannya).
a. Asam amino non protein
Ada beberapa asam amino yang terjadi secara alami di dalam
makhluk hidup yang bukan merupakan protein dan
strukturnya bukan asam α-amino. Beberapa di antaranya
sering dijumpai dan memainkan peranan penting di dalam
metabolism sel. Sebagai contoh, asam 3-amino propinoat
adalah suatu zat pemula di dalam biosintesis vitamin. Asam
pantotenat dan asam 4-amino butanoat terlibat di dalam
jaringan (transmisi) simpul nervus (saraf).
Asam 3-amino propionate Asam 4-amino butanoat
(β-alanin) (γ-amino butirat)
19
OOHH
2NCH
2CH
2
CH2
O
H
OOHH3CCH
2CH
2NH
2
Asam pentotenat
Homo sisteina dan homo sirena adalah diantara asam-asam α-
amino yang bukan penyusun protein. Senyawa ini merupakan
senyawa di dalam biosintesis metionina
Homosisteina Homosirena
b. Pengaruh gugus samping
Berdasarkan atas struktur rantai samping, asam amino
dibedakan menjadi asam amino asam, asam amino basa dan
asam amino netral.
Beberapa contoh sebagai berikut:
Asam
glutamat
Suatu asam
amino asam
Lisina
Suatu asam
amino basa
Valin
Suatu asam
amino netral
Serina
Suatu asam
amino netral
20
OOHHOCH
2C
H2
NH2
CH C
CH C
Jadi kelebihan gugus –COOH pada suatu asam amino
menjadikan asam amino tersebut termasuk asam amino
asam, sedangkan kelebihan gugus –NH2 menjadikan asam
amino tersebut masuk kelompok asam amino basa. Asam
amino yang tidak mengandung kelebihan keduanya menjadi
asam amino netral. Reaksi-reaksi terhadap protein juga dapat
terjadi pada rantai samping. Misalnya hemoglobin adalah
suatu protein yang mempunyai unit ulang (repeating unit)
terdiri atas 146 unit asam amino. Salah satu dari unit asam
amino itu adalah asam glutamate.
c. Asam amino sebagai ion dipol
Pengukuran pKa dan pKb dari asam amino netral memberikan
data pKb = 12 dan pKa=10. Harga-harga ini adalah sesuai
dengan pKa dari –NH3 dan pKb dari gugus –COO-. Atas dasar
itu asam amino netral digambarkan sebagai dwi kutub
berikut:
21
C
COO-
HH3N
R
ASAM BASABASA ASAM
BASA ASAM ASAM BASA
H2O +
Gambar 1.3 asam amino netral
Pada struktur di atas terlibat adanya satumuatan positif dan
satu muatan negative pada satu molekul ion. Struktur
semacam ini dinamakan ion dipole atau “zwitterions”.
Sebagaimana telah diketahui pada reaksi asam dengan basa,
maka asam kuat akan menghasilkan basa konjugat lemah dan
basa kuat akan menghasilkan asam konjugat lemah.
CH3OH H+ + CH3O-
H2O H+ + OH-
CH3COOH H+ + CH3COO-
H2O + RNH2 OH- + RNH3+
RNH3 + CI- RNH3 + CI-
RNH3+ + H2O RNH2 + H3O+
RNH3+ + H2O RNH3OH + H+
Dua hal yang dapat disimpulkan berdasarkan informasi diatas
yaitu:
22
a. Gugus –COO- adalah kurang bersifat basa bila dibandingkan
dengan gugus –NH2.
b. Gugus –NH3+ bersifat kurang asam apabila dibandingkan
dengan gugus –COOH.
Adanya ion dipole ini menyebabkan asam amino mempunyai
titik leleh yang tinggi dan kelarutan yang rendah di dalam
pelarut organik. Kedua pernyataan di atas dapat dilihat pada
persamaan umum perubahan struktur asam amino akibat
perubahan pH.
Dalam pelarut air, asam amino berupa “Zwiter ion” sehingga
dapat bersifat sebagai asam (proton donor) dan sebagai basa
(proton aseptor)
Sebagai asam : H3N+CH(CH3)COO- ↔ H2NCH(CH3)COO- + H+
Sebagai basa : H+ H3N+CH(CH3)COOH
Senyawa yang terdapat asam dan basa seperti asam amino
disebut senyawa amfplit ( amfoter ekektrolid )
Zwitter-ion
Asam amino dalam bentuk tidak terion (kiri) dan dalam
bentuk zwitter-ion. Karena asam amino memiliki gugus aktif
amina dan karboksil sekaligus, zat ini dapat dianggap sebagai
sekaligus asam dan basa (walaupun pH alaminya biasanya
dipengaruhi oleh gugus-R yang dimiliki). Pada pH tertentu
yang disebut titik isolistrik, gugus amina pada asam amino
menjadi bermuatan positif (terprotonasi, –NH3+), sedangkan
23
gugus karboksilnya menjadi bermuatan negatif
(terdeprotonasi, –COO-). Titik isolistrik ini spesifik bergantung
pada jenis asam aminonya. Dalam keadaan demikian, asam
amino tersebut dikatakan berbentuk zwitter-ion. Zwitter-ion
dapat diekstrak dari larutan asam amino sebagai struktur
kristal putih yang bertitik lebur tinggi karena sifat dipolarnya.
Kebanyakan asam amino bebas berada dalam bentuk zwitter-
ion pada pH netral maupun pH fisiologis yang dekat netral
a. Sifat-sifat asam dan basa amino
Karena asam amino mengikat gugus amino (NH2) dan gugus
karboksil (COOH) di dalam satu molekul, maka asam amino
mempunyai sifat ion ammonium (+NH3) dan sifat ion
karboksilat (COO-), dengan perkataan lain dapat bersifat
amfoter yaitu dapat bersifat asam atau memberikan proton
pada basa kuat dan bersifat basa atau menerima proton pada
asam kuat.
Persamaan keseimbangan secara umum dari asam amino
dapat dilukiskan sebagai berikut;
R CH CO2H R CHCOO- R
CH COO-
Dari persamaan diatas terlihat jelas keamfoteran asam amino.
Dalam suasana asam (pH rendah) struktur (1) mengikat H+
menghasilkan suatu kation (2) sehingga (1) bersifat basa dan
24
+NH3
+ OH-
H+
+NH3
H+
+ OH- OH-
NH2
Asam amino pada pH rendah
(bersifat asam)
Bentuk ion dipole (netral)
(1)
Asam amino pada pH tinggi 9bersifat
basa)
(3)pH makin tinggi
dalam suasana basa (pH tinggi) struktur (1) mengikat OH-
menghasilkan anion (3), sehingga (1) bersifat asam.
Keasaman gugus +NH3 lebih kuat dari pada kebasaan gugus
COO-, maka jumlah anion lebih banyak dari pada kation,
sehingga larutan akan bersifat agak asam dan muatan netto
adalah negative.
b. Stereokimia asam amino
Asam amino protein merupakan senyawa optic aktif dengan
pusat kiral pada atom karbon alfa dan mempunyai konfigurasi
L. secara stereo struktur asam amino tesebut dapat dilukiskan
sebagai berikut:
L-asam amino (S-asam)
Pengertian konfigurasi L didasarkan pada konfigurasi
gliseraldehid, yang dilukiskan mengikuti proyeksi fischer.
Apabila struktur umum asam amino juga dilukiskan menurut
25
N2
H
HCOOHRCNHHCOOHR
atau atauCN2 H
COOH
RProyeksi ficscher
proyeksi fischer, maka konfigurasi L adalah apabila gugus
amina (NH2) terletak disebelah kiri.
L (-) – gliseraldehid L-asam amino
Setiap asam α- amino mempunyai satu atau lebih atom karbon
tak simetris, kecuali glisin, tetapi semuanya mempunyai
konfigurasi L, karena itu disebut asam amino L-alfa. Jumlah
stereo isomer dari asam amino ditentukan oleh jumlah atom
karbon tak simetris yang dimilikinya. Misalnya treonina atau
isoleusina, masing-masing mempunyai dua atom karbon tak
simetris.
c. Reaksi asam amino
Karena asam amino mengandung gugus amino dan gugus
karbosilat, semua asam amino akan memberikan reaksi positif
dari gugus-gugus fungsi ini. Sebagai contoh, gugus amino
dapat diasetilisasi dan gugus karbosilat dapat diesterkan.
Dalam diktat ini tidak akan dibahas semua reaksi-reaksi kimia
dari asam amino, hanya akan dijelaskan dua reaksi yang
26
N2
H
HCOOHR
HO
H
CHO
CH2OH
cukup penting saja, yang bisa dipakai secara luas untuk
identifikasi dan kuantitasi asam amino.
• Reaksi asam amino
Reaksi khas asam amino disebabkan oleh adanya gugus α-
karboksil, α- amino, dan gugus yang terdapat pada rantai
samping (R). Enyawa amida, aster dan asilhalida dapat
terbentuk dari asam amino ini.
• Reaksi ninhidrin
Reaksi nihidrin dapat dipakai untuk penentuan kuantitatif
asam amino. Dengan memanaskan campuran asam amino
dan nihidrin, terjadilah larutan berwarna biru yang
intensitasnya dapat ditentukan dengan cara
spektrofotometri. Semua asam amino dan peptide yang
mengandung, gugus α- amino bebas memberikan reaksi
nihidrin yang positif. Prolina dan hidroksi prolina yang
gugus asam aminonya tersubsitusi, memberikan hasil
reaksi lain yang berwarna kuning.
• Reaksi sanger
Reaksi sanger merupakan reaksi antara gugus α- amino
dengan l-fluoro-2, 4-dinitrobenzena (FDNB). Dalam suasan
basa lemah, FDNB bereaksi dengan α- asam amino
membentuk derivate 2, 4-dinitrofetil, disebut DNP- asam
amino.
Reaksi ini dipakai untuk penentuan asam amino N-ujung
suatu rantai polipedtida.
FDNB juga bereaksi dengan gugus α- amino dan derivate
gugus α- amino yang terjadi, diidentifikasi dengan cara
kromatografi.
• Reaksi dansil klorida
27
Reaksi dansil klorida adalah reaksi antara gugus asam
amino denagn l-dimetil-amino naftalena-5-sulfonil klorida
(dansil klorida).
Karena gugus dansil mempunyai sifat flouresensi yang
tinggi, maka derivate dansil asam amino dapat ditentukan
dengan cara flourometri.
• reaksi edman
reaksi edman merupakan reaksi antar α- asam amino
dengan fenilisotio-sianat, yang menghasilkan derivate
asam amino feniltiokarbamil. Dalam suasana asam dalam
pelarut nitrometana, yang terakhir ini mengalami siklisasi
membentuk senyawa lingkar feniltiohidantoin.
Hasil reaksi yang terjadi dapat dipisahkan dan diidentifikasi
dengan cara kromatografi. Reaksi edman ini juga dipakai
untuk penentuan asam amino N-ujung suatu reaksi rantai
polipeptida.
• reaksi basa Schiff
reaksi basa Schiff adalah reaksi reversible antar gugus α-
amino dengan gugus aldehida. Basa Schiff biasanya terjadi
sebagai senyawa antara dalam reaksi enzima antara α-
asam amino dan substrat.
• reaksi gugus R
gugus SH pada sisteina, hidroksifenol pada tirosina, dan
guanidium pada arginina menunjukkan reaksi khas yang
biasa terjadi pada gugus fungsi tersebut. Gugus sulfihidril
pada sisteina bereaksi dengan ion logam berat, dan
menghasilkan merkaptida. Reaksi oksidasi sisteina dengan
adanya ion besi, memberikan hasil senyawa disuffida, dan
sistina.
• analisia asam amino
28
prinsip kromatografi partisi dan kromatografi ion dapat
dipakai untuk menganalisa tidak hanya asam amino, tetapi
juga peptide, protein, asam nukleat, nukleotida, lipida dan
campuran karbohidrat. Berbagai cara kromatografi dan
elektroforesa asam amino didasarkan pada daya larut dan
sifat-sifatnya.
a. Isomerisme pada asam amino Dua model molekul isomer
optis asam amino alanin
Karena atom C pusat mengikat empat gugus yang berbeda,
maka asam amino—kecuali glisin—memiliki isomer optik: L
dan D. Cara sederhana untuk mengidentifikasi isomeri ini dari
gambaran dua dimensi adalah dengan "mendorong" atom H
ke belakang pembaca (menjauhi pembaca). Jika searah
putaran jarum jam (putaran ke kanan) terjadi urutan
karboksil-residu-amina maka ini adalah tipe D. Jika urutan ini
terjadi dengan arah putaran berlawanan jarum jam, maka itu
adalah tipe L. (Aturan ini dikenal dalam bahasa Inggris dengan
nama CORN, dari singkatan COOH - R - NH2).
Pada umumnya, asam amino alami yang dihasilkan eukariota
merupakan tipe L meskipun beberapa siput laut menghasilkan
tipe D. Dinding sel bakteri banyak mengandung asam amino
tipe D
2.3. Struktur Protein
Ada 4 tingkat struktur protein yaitu struktur primer, struktur
sekunder, struktur tersier dan struktur kuartener.
1. Struktur primer
29
Struktur primer adalah urutan asam-asam amino yang
membentuk rantai polipeptida.
Struktur primer protein
2. Struktur sekunder
Struktur sekunder protein bersifat reguler, pola lipatan berulang
dari rangka protein. Dua pola terbanyak adalah alpha helix dan
beta sheet. Lihat Gambar 2.6.
Gambar 2.6
Alpha helix dan beta sheet sebagai struktur sekunder protein
Berbagai bentuk struktur sekunder misalnya ialah sebagai berikut:
• alpha helix (α-helix, "puntiran-alfa"), berupa pilinan rantai asam-
asam amino berbentuk seperti spiral;
• beta-sheet (β-sheet, "lempeng-beta"), berupa lembaran-
lembaran lebar yang tersusun dari sejumlah rantai asam amino
yang saling terikat melalui ikatan hidrogen atau ikatan tiol (S-
H);
• beta-turn, (β-turn, "lekukan-beta"); dan
30
• gamma-turn, (γ-turn, "lekukan-gamma").
1. Struktur
tersier
Struktur
tersier protein
adalah
lipatan
secara
keseluruhan dari rantai polipeptida sehingga membentuk
struktur 3 dimensi tertentu. Sebagai contoh, struktur tersier
enzim sering padat, berbentuk globuler. Lihat contoh Gambar
2.7.
Struktur tersier dari protein enzim triosa fosfat isomerase (TPI)
2. Struktur kuartener
Beberapa protein tersusun atas lebih dari satu rantai polipeptida.
Struktur kuartener menggambarkan subunit-subunit yang
berbeda dipak bersama-sama membentuk struktur protein.
31
Sebagai contoh adalah molekul hemoglobin manusia yang
tersusun atas 4 subunit, yang dipaparkan pada Gambar 2.8.
Struktur hemoglobin yang merupakan struktur kuartener protein
2.4. Kasifikasi Protein
1. Berdasarkan komposisi protein dibagi menjadi dua kelompok
utama yaitu ;
a. Protein sederhana adalah protein yang pada hidrolisis hanya
menghasilkan asam amino.
b. Protein konjugasi adalah protein yang pada hidrolisis tidak
hanya menghasilkan asam amino.
2. Berdasarkan struktur molekulnya, protein dapat dibagi menjadi 3
golongan utama, yaitu :
1. Protein Bentuk Serabut (fibrous)
Protein bentuk serabut terdiri atas beberapa rantai peptida
berbentuk spiral yang terjalin satu sama lain sehingga
menyerupai batang yang kaku. Karakteristik protein
serabut adalah rendahnya daya larut, mempunyaikekuatan
mekanis yang tinggi dan tahan terhadap enzim
32
pencernaan. Protein ini terdapat dalam unsur-unsur
struktur tubuh (kolagen, elastin, keratin, dan myosin).
2. Protein Globular
Protein globular berbentuk bola, terdapat dalam cairan
jaringan tubuh. Protein ini larut dalam larutan garam dan
asam encer, mudah berubah dibawah pengaruh suhu. Yang
termasuk dalam protein globular adalah (Albumin, Globulin,
Histon, dan Protamin).
3. Protein Konjugasi
Protein konjugasi adalah protein sederhana yang terikat
dengan bahan-bahan non asam asam amino. Yang
termasuk dalam protein globular adalah (Nukleoprotein,
Lipoprotein, Fosfoprotein dan Metaloprotein)
2.5. Pencernaan Protein
Di dalam rongga mulut, protein makanan belum mengalami
proses
pencernaan.Pencernaan protein dimulai di lambung.
1 . Lambung merupakan suatu tempat yang pada berbagai
spesies, protein mula-mula dicerna. Langkah pertama
dalam pencernaan protein terjadi, bila pakan
berhubungan dengan enzim pepsin dari getah lambung.
Pepsin memecah protein menjadi gugusan yang lebih
sederhana, yaitu proteosa dan pepton. Getah pankreas
yang mengandung enzim tripsin, khimotripsin, dan
karboksipeptidase dialirkan ke duodenum. Enzim-enzim
tersebut meneruskan pencernaan protein, yang dalam
33
lambung dimulai oleh pepsin, memecah zat-zat lebih
rumit menjadi peptida dan akhirnya kedalam asam-asam
amino (Anonim, 2007). Asam klorida lambung membuka
gulungan protein (proses denaturasi), sehingga enzim
pencernaan dapat memecah ikatan peptide. Asam klorida
mengubah enzim pepsinogen tidak aktif yang dikeluarkan
oleh mukosa lambung menjadi bentuk aktif pepsin.
Karena makanan hanya sebentar saja tinggal di dalam
lambung, pencernaan protein hanya terjadi hingga
dibentuknya campuran polipeptida, proteose dan pepton
(Almatsier, 2001). Di lambung, Hydrochloric acid (HCL)
menguraikan rangkaian protein (denaturasi protein) dan
mengaktifkan enzim pepsinogen menjadi pepsin. Pepsin
lalu menguraikan protein menjadi polipeptida kecil dan
beberapa asam amino bebas.
2 . Pencernaan protein dilanjutkan di dalam usus halus oleh
campuran enzim protease. Pankreas mengeluarkan cairan
yang bersifat sedikit basa dan mengandung berbagai
prekursorp r o te a s e , sepertitr ip s in o g e n ,
kimotripsinogen, prokarboksipeptidase,d a n proelastase.
Enzim-enzim ini menghidrolisis ikatan peptide tertentu. Di
usus halus, polipeptida diuraikan menjadi asam amino dengan
menggunakan enzim pankreas dan intestinal protease:
a. Trypsin -> menguraikan ikatan peptida menjadi asam amino
lysine dan arginine.
b. Chymotrypsin -> menguraikan ikatan peptoda menjadi
asam amino phenylalanine, tyrosine, tryptophan, methionine,
asparagine, dan histidine.
c. Carboxypeptidase -> menguraikan asam amino dari ujung
karboksil polipeptida.
34
d. Elastase dan collagenase -> menguraikan polipeptida
menjadi polipeptida yang kebih kecil dan tripeptida.
Dan enzim yang ada di permukaan sel dinding usus halus:
a. Intestinal tripeptidase -> menguraikan tripeptida menjadi
dipeptida dan
asam amino.
b. Intestinal dipeptidase -> menguraikan tripeptida menjadi
asam amino.
c. Intestinal aminopeptidase -> menguraikan asam amino dari
ujung
amino polipeptida kecil.
Sentuhan kimus terhadap mukosa usus halus
merangsang dikleuarkannya enzime n t e r o k i n a s e yang
mengubaht r i p s i n o g e n tidak aktif yang berasal dari
pancreas menjadi tripsin aktif. Perubahan ini juga dilakukan
oleh tripsin sendiri secara otokatalik. Disamping itu tripsin
dapat mengaktifkan enzim-enzim proteolitik lain berasal dari
pancreas. Kimotripsinogen diubah menjadi beberapa jenis
kimotripsina k t i f ; prokarboksipeptidased a n proelastase
diubah menjadi karboksipeptidase dan elastase aktif. Enzim-
enzim pankreas ini memecah protein dari polipeptida menjadi
peptide lebih pendek, yaitu tripeptida, dipeptida, dan
sebagian menjadi asam amino. Mukosa usus halus juga
mengeluarkan enzim-enzim protease yang menghidrolisis
ikatan peptide. hanya sedikit senyawa yang peka terhadap
aksi proteinase. Akan tetapi keadaan asam proventrikulus dan
empedal berguna untuk memecah protein sedemikian rupa
sehingga sebagian besar senyawa peptida yang peka terhadap
pepsin menjadi terurai.
Sekali proteolisis telah dimulai oleh pepsin maka akan
terjadi peningkatan yang cepat dalam kepekaan senyawa
35
peptida terhadap hidrolisis oleh enzim-enzim proteolitik usus
halus. Polipeptida hasil pencernaan pepsin dalam
proventrikulus dan empedal kemudian dipecah oleh tripsin,
khimotripsin dan elastase di usus halus. Aksi enzim-enzim
tersebut membebaskan banyak sekali senyawa peptida
terakhir yang dicerna oleh aminopeptidase, karboksipeptidase
dan peptidase khusus lainnya yang terdapat dalam rongga
atau mukosa usus kecil. Setiap enzim harus memainkan
peranannya dalam urutan hidrolisis protein. Dalam banyak hal,
hidrolisa hasil kegiatan satu enzim melengkapi substrat untuk
enzim berikutnya. Jadi hambatan setiap enzim proteolitik,
terutama dari enzim permulaan, pepsin atau tripsin akan
mengakibatkan penurunan yang nyata dalam pencernaan
protein.
2.6 Penyerapan Protein
Di dalam usus halus protein makanan dicerna total
menjadi asam – asam amino, yang kemudian diserap melalui
sel – sel epithelium dinding usus. Semua asam amino larut di
dalam air sehingga dapat berdifusi secara pasif melalui
membran sel. Ternyata bahwa kecepatan dan mudahnya asam
amino menembus membran sel melebihi hasil difusi pasif, dan
untuk berbagai asam amino tidak sama, ada yang lebih mudah
dan cepat, tetapi ada yang lebih lambat penyerapannya.
Bahkan asam – asam amino tersebut dapat diserap menentang
suatu gradient konsentrsi ( concentration gradient), yang tidak
mungkin terjadi pada difusi pasif.
Penyerapan asam – asam amino telah banyak sekali
dipelajari, baik in vivo maupun in vitro, ( metoda cincin usus,
36
kantong intestine bagi penelitian in vitro; intestinal loop,
balance technique bagi in vivo). Penelitian – penelitian
tersebut menunjukkan bahwa asam – asam amino diserap
secara aktif. Ada tanda – tanda bahwa masing – masing
kelompok asam amino (asm amino netral, asam amino basa
dan asam amino asam), diserap secara aktif mempergunakan
satu transport carrier untuk masing – masing kelompok
tersendiri – sendiri.
Akibat adanya kompetisi di antara sesama anggota satu
kelompok, maka penyerapan suatu asam amino murni berbeda
dengan penyerapannya bila di dalam suatu kelompok.
Beberapa sifat terdapat pada suatu mekanisme penyerapan
aktif:
a) Aliran zat yang diserap dapat menentang gradien konsentrasi.
b) Memerlukan energi.
c) Menunjukkan fenomena jenuh pada ketinggian konsentrasi tertentu.d) Menunjukkan gejala persaingan antara para anggota dari satu 2e) Dihambat oleh zat – zat penghambat oksidasi.
Pada umumnya protein dicerna dan diserap secara
sempurna, sehingga di dalam tinja praktis tak tersisa protein
makanan. Memang di dalam tinja ada protein, tetapi bukan
berasal dati makanan, melainkan dari cairan pencernaan, dari
sel – sel epithel usus yang terlepas dan sebagian besar dari
mikroflora usus yang terbawa ke dalam tinja tersebut.
Pada gangguan pencernaan dan penyerapan, protein
makanan dapat terbawa ke dalam colon dan dipecah oleh
mikroflora usus. Pemecahan protein oleh mikroflora usus
37
menimbulkan proses pembusukan (putrefaction); hasil
pemecahan protein dan asam amino di anataranya gas H2S,
indol dan skatol yang berbau busuk. Dekarboksilasi asam –
asam amino menghasilkan berbagai ikatan amino yang toksik.
Kumpulan ikatan – ikatan ini diberi nama ptomaine; dua
anggota ptomaine ialah putrescine dan cadaverine. Zat – zat
toksik ini dapat diserap oleh tubuh dan memeberikan keluhan
– keluhan, seperti demam dan gatal – gatal.
Ada pula polypeptida atau molekul protein dengan berat
molekul rendah yang dapat menenmbus lapisan epitel usus
dan masuk diserap ke dalam cairan tubuh dan aliran darah.
Polypeptida dan protein asing ( bukan asli dibuat dalam
metabolisme tubuh itu sendiri) yang masuk ke dalam milieu
interieur, bersifat antigenik, merangsang alat pertahanan
tubuh untuk menggerakkan upaya – upaya perlawanan,
diantaranya dengan membuat badan – badan anti (antibodies).
Antibody bereaksi melawan antigen, dan reaksi demikian
disebut reaksi allergik, menimbulkan gejala – gejala alergik.
Pada dasarnya gejala – gejala ini menyangkut pembuluh darah
dan otot – otot polos. Manifestasi reaksi allergik dapat berupa
kontraksi otot – otot polos pada saluran pernapasan, sehingga
terjadi serangan asmatik. Dapat pula reaksi tersebut berupa
permeabilitas kapiler darah meningkat, sehingga terjadi
oedema lokal, terutama pada permukaan kulit, sehingga
terjadi urticaria (biduran). Atas dasar – dasar inilah terdapat
orang – orang yang alergi terhadap beberapa jenis makanan
sumber protein, terutama jenis ikan laut, kerang atau udang.
Malah ada pula kasus alergi terhadap air susu.
38
Setelah asam – asam amino diserap ke dalam jaringan
dinding usus, terus dialirkan ke dalam kapiler darah dan
melalui Vena portae ke dalam hati. Postprandial kadar asam
amino di dalam darah arterial meningkat lebih tinggi daripada
di dalam darah vena. Kenaikan kadar asam amino di dalam
plasma darah ini tidak menyolok, karena asam – asam amino
sangat cepat ditangkap oleh sel – sel tubuh, sehingga
kadarnya di dalam aliran darah tidak sampai memuncak
tinggi. Meskipun demikian dengan teknik penentuan yang
cukup sensitif dapat diperlihatkan kadar asam – asam amino
yang berbeda antara darah arterial dan darah vena. Kadar
protein 7% di dalam makanan sudah sanggup menyebabkan
perbedaan kadar asam amino dalam darah, sebelum dan
setelah pemberian dosis.
Di dalam rongga intestine, campuran asam – asam
amino hasil pencernaan protein makanan itu ditambah dengan
asam – asamamino endogen sehingga konsentrasinya menjadi
3-4 kali yang berasalo dari makanan. Penambahan ini
menyebabakan komposisi asam – asam amino menjadi lebih
seimbang, yang meningkatkan penyerapan.
Dalam aliran darah, asam amino ditransport bersama
albumin, tetapi ikatannya sangat longgar, sehingga dianggap
sebagai asam amino bebas. Dengan menambahkan alkohol
kepaa sampel plasma, ikatan asam amino dengan albumin ini
terputus dan terdapat asam amino bebas di dalam plasma
tersebut, yang dapat ditentukan kuantitasnya. Plasma amino
acid pattern dapat ditentukan dengan metoda khormatographi
kertas atau TLC. Khromatogram yang terdapat demikian
39
disebut fingerprinting dari asam amino bebas di dalam
plasma.
Top of Form
Bottom of Form
2.7. Metabolisme Protein
Protein dalam makanan nabati terlindung oleh dinding sel
yang terdiri atas selulosa, yang tidak dapat dicerna oleh cairan
pencernaan kita, sehingga daya cerna sumber protein nabati
pada umumnya lebih rendah dibandingkan dengan sumber
protein hewani. Memasak makanan dengan memanaskannya
akan merusak dan memecahkan dinding sel tersebut, sehingga
protein yang terdapat di dalam sel menjadi terbuka dan dapat
dicapai oleh cairan pencernaan saluran gastrointestinal.
Protein hewani pada umumnya mempunyai kualitas (nilai
gizi) lebih tinggi dibandingkan dengan protein nabati. Namun
demikian, campuran beberapa bahan makanan sumber protein
nabati dapat menghasilkan komposisi asam amino yang secara
keseluruhannya mempunyai kualitas cukup tinggi. Bahan
makanan sumber protein hewani pada umumnya lebih mahal
dibandingkan dengan sumber protein nabati.
Campuran nasi dengan kacang kedelai atau hasil olah
kedelai, memberikan komposisi asam – asam amino yang
bernilai gizi tinggi, karena pengaruh saling suplementasi. Juga
bubur kacang hijau dengan ketan hitam yang banyak dijual di
warung – warung di tepi jalan di kota – kota di pulau Jawa,
adalah komposisi yang baik untuk mendapatkan campuran
40
asam – asam amino bernilai protein tinggi. Juga mie bakso
merupakan makanan rakyat yang bernilai protein tinggi,
karena protein terigu di dalam mie campur dengan protein
daging atau ikan di dalam baksonya. Kedua jenis makanan
tersebut disukai rakyat dan dijual dengan harga yang
terjangkau oleh daya beli masyarakat banyak yang
membutuhkannya. Sebaiknya kedua jenis makanan rakyat itu
digalakkan dan disebrkan lebih meluas lagi ke segala bagian
tanah air kita ini.
a. Penggunaan Protein Untuk Membentuk Protein atau Asam Amino Tidak
Esensial.
Bila sel membutuhkan protein tertentu, sel tersebut akan
membentuknya dari asam amino yang tersedia. Bila sel
membutuhkan asam amino tidak esensial tertentu utnuk
pembentukan protein, sel akan membutanya dengan cara
memecah asam amino lain yang tersedia dan menggabungkan
gugus aminonya dengan unit- unit karbon-karbon fragmen
yang berasal dari glukosa.
b. Penggunaan Asam Amino untuk Membentuk Ikatan-ikatan Lain
Sel juga dapat membentuk ikatan-ikatan lain dari asam
amino. Misalnya, asam aminotirosin merupakan precursor
pengantar saraf neropinefrin dan epinefrin yang mengantarkan
pesan-pesan saraf ke seluruh tubuh. Tirosin juga dapat diubah
menjadi melanin yaitu pigmen tubuh, atau menjadi tiroksin,
hormone yang mnegatur laju metabolisme. Triptofan
41
merupakan prekursor pengantar saraf serotonin dan vitamin
niasin.
c. Penggunaan Asam Amino sebagai Energi
Walaupun fungsi utama protein adalah untuk
pertumbuhan, bilamana tubuh kekurangan zat energy fungsi
protein untuk menghasilkan energy atau untuk membentuk
glukosa akan didahulukan. Bila glukosa atau asam lemak di
dalam tubuh terbatas, sel terpaksa menggunakan protein
untuk membentuk glukosa dan energy. Glukosa dibutuhkan
sebagai sumber energy sel-sel otak dan system saraf.
Pemecahan protein tubuh guna memenuhi kebutuhan energy
dan glukosa pada akhirnya akan menyebabkan melemahnya
otot-otot. Oleh karena itu, dibutuhkan konsumsi karbohidrta
dan lemak yang cukup tiap hari sehingga protein dapat
digunakan sesuai fungsi utamanya. Kelebihan asam amino
dalam tubuh, setelah terlebih dahulu melepas gugus NH2-nya
melalui proses deaminasi, akan memasuki jalur metabolisme
yang sama dengan yang digunakan oleg karbohidrat dan lipida.
a. Deaminase Asam Amino
Deaminasi atau melepasnya gugus amino (NH2) dari
asam amino akan menghasilkan sisa berupa ammonia dalam
sel. Ammonia yang bersifat racun akan masuk dalam
peredaran darah dan dibawa ke hati. Hati akan mengubah
ammonia menjadi ureum yang sifat racunnya lebih rendah,
dan mengembalikannya ke peredaran darah. Ureum
dikeluarkan dari tubuh melalui ginjal dan urine. Ureum
diproduksi dari asam amino bebas di dalam tubuh yang tidak
digunakan dan dari pemecahan protein jaringan tubuh.
e. Penggunaan Kelebihan Protein untuk Pembentukan Lemak
42
Dalam keadaan berlebihan, protein akan mengalami
deaminase. Nitrogen dikeluarkan dari tubuh dan sisa-sisa
ikatan karbon akan diubah menjadi lemak dan disimpan di
dalam tubuh. Dengan demikian, maka protein secara
berlebihan dapat menyebabkan kegemukan.
f. Persediaan Metabolik Asam Amino
Di dalam tubuh tidak ada persediaan besar asam amino.
Kelebihan asam amino untuk keperluan sintesis protein dan
berbagai ikatan nitrogen bukan ikatan protein akan
dimetabolisme. Akan tetapi di dalam protein sel-sel ada
persediaan metabolic asam amino yang berada dalam
keseimbangan dinamis yang dapat setiap waktu digunakan.
Perubahan protein secara terus-menerus pada orang dewasa
diperlukan untuk memelihara persediaan asama amino untuk
memenuhi kebutuhan segera asam amino oleh berbagai sel
dan jaringan guna pembentukan protein. Jaringan yang paling
aktif dalam perubahan protein adalah protein plasma, mukosa
saluran cerna, pankreas, hati, dan ginjal. Jaringan otot dan
kulit biasanya tidak terlalu aktif.
2.8. Metode penilaian kualitas protein
Lima metode yang dijelaskan di bawah ini adalah yang
paling sering digunakan untuk menilai kualitas protein.
1.Protein mudah dicernakan sudah dikoreksi Asam amino Skor
* (PDCAAS):
43
The Skor Asam amino dengan tambahan mudah
dicernakan komponen. PDCAAS yang diterima saat ini adalah
mengukur kualitas protein karena erat determinations
dilakukan untuk membandingkannya dengan hewan.
Sejumlah ahli gizi merasa metode ini perlu dipelajari lebih
lanjut perbaikan dan tambahan perubahan dapat dilihat pada
masa depan.
2.Asam amino Skor (AAS)
Bahan kimia teknik dianggap cepat, konsisten, dan
murah. Alat tersebut yg harus ada asam amino yang hadir
dalam protein dan membandingkannya dengan nilai referensi
protein. Itu protein adalah berdasarkan nilai yang paling
membatasi asam amino yg diperlukan. Nilai lebih besar dari
1,0 untuk kedua AAS dan PCDAAS dianggap menunjukkan
bahwa protein mengandung asam amino esensial yang
melebihi kebutuhan manusia. Oleh karena itu, pada tahun
1990 di FAO / WHO pertemuan itu diputuskan bahwa protein
memiliki nilai lebih tinggi dari 1,0 akan dibulatkan ke bawah
1.0. Jalur ini sedang dalam perdebatan sebagai ahli merasa
bahwa pembulatan bawah berkualitas tinggi protein gagal
untuk mencerminkan kemampuan dari protein untuk
melengkapi nilai gizi yang lebih rendah protein dengan
berkualitas.
3.Efisiensi Protein Ratio (PER)
Ukuran kemampuan protein untuk mendukung
pertumbuhan yang weanling tikus. Ini mewakili rasio berat
untuk mendapatkan jumlah protein yang dikonsumsi. Metode
ini memiliki dua keprihatinan utama. Pertama adalah
44
perhatian yang tidak dapat diaplikasikan untuk pertumbuhan
bayi dan anak-anak sebagai asam amino pertumbuhan
persyaratan untuk bayi kurang dari orang-orang untuk tikus.
Kedua, PER langkah-langkah pertumbuhan tetapi tidak
pemeliharaan sehingga Anda mungkin menggunakan
keterbatasan dalam menentukan kebutuhan protein pada
orang dewasa.
4.Biologi Nilai (BV)
Ukuran jumlah nitrogen tetap dibandingkan dengan
jumlah nitrogen diserap. The BV dan NPU metode keduanya
mencerminkan ketersediaan dan mudah dicernakan dan
mereka memberikan yang akurat kajian kebutuhan
pemeliharaan. 5.Nitrogen Pemanfaatan Protein (NPU): yang
rasio nitrogen yang digunakan untuk pembentukan jaringan
dibandingkan dengan jumlah nitrogen dicerna.
2.9. Sumber – Sumber Protein Terbaik
1. Ayam
Ayam adalah makanan yang
sering kali kita nikmati.
Selain enak ,ayam juga
mengandung protein yang
sangat tinggi tersebar di
berbagai tubuhnya.
- Bagian payudara, 3,5 oz -
30 gram protein
- Bagian paha - 10 gram
protein
- Bagian Sayap - 6 gram
protein
45
- Daging ayam dimasak (4
oz) - 35 gram protein
*(untuk ukuran rata-rata)*
2. Ikan
Ikan adalah binatang
yang memiliki daging
putih seperti ayam.
Selain sehat untuk
tubuh ikan juga
memiliki protein yang
tinggi.
-Kebanyakan ikan fillet
atau steak adalah
sekitar 22 gram protein untuk 100 gram ikan yang dimasak.
-Tuna (6 oz) - 40 gram protein
3. Telur Ayam
Telur mungkin
sudah cukup
sering kita
dengar sebagai
sumber protein
46
yang tinggi.
-1 Telur besar - 6 gram protein
4. Susu
Susu memiliki
protein yang
tinggi selain
telur. Susu juga
bagus untuk
pertumbuhan
tubuh dan juga
untuk kekuatan
tulang dengan
mengandung
kalsium yang
tinggi.
-Susu, 1 cangkir - 8 gram protein
-Susu kedelai, 1 cangkir - 6 -10 gram protein
47
5. Yogurt
Yogurt
adalah
semacam
makanan
buah2an
yang
diolah
menjadi
eskrim
nikmat seperti Sour-Sa**y dan Red M*ngg*. Selain
rasanya yang nikmat, mereka juga mengandung
protein yang cukup tinggi.
1 cangkir yogurt - 8-12 gram protein
6. Keju
Keju banyak disukai orang dan
juga terkenal untuk kalsium
48
dan protein yang dikandungnya.
-Cheddar - 7 atau 8 gram per 28gram protein
-Parmesan - 10 gram per 28gram protein
7. Kacang
Bermacam-macam kacang
yang mengandung protein
tinggi
kacang polong, dimasak ½
cangkir - 8 gram protein
Kacang mentega, 2 sendok
makan - 8 gram protein
Almond, ¼ cangkir - 8 gram
protein
Kacang tanah, ¼ cangkir - 9
gram protein
Mete, ¼ cangkir - 5 gram
protein
Biji bunga matahari, cangkir
¼ - 6 gram protein
49
8. Tahu
Ini dia makanan favorit
orang Indonesia selain
tempe.
-1 ons tahu = 2,3
gram protein.
2.10.Akibat kelebihan dan kekurangan protein
• Akibat kekurangan protein.
Kekurangan protein banyak terdapat pada masyarakat sosial
ekonomi rendah. Kekurangan protein murni pada stadium
berat menyebabkan Kwasiorkor pada anak-anak dibawah lima
tahun (balita). Kekurangan protein sering ditemukan secara
bersamaan dengan kekurangan energi yang menyebabkan
kondisi yang dinamakan Marasmus.
1. Kwasiorkor.
Istilah kwashiorkor pertamakali diperkenalkan
oleh Dr. Cecily Williams pada tahun 1933, ketika ia
menemukan keadaan ini di Ghana, Afrika. Dimana
dalam bahasa Ghana kwashiorkor artinya penyakit yang
50
diperoleh anak pertama,bila anak kedua sedang ditungu
kelahirannya.Kwashiorkor lebh banyak terdapat pada
usia dua hingga tiga tahun yang sering terjadi pada
anak yang terlambatmenyapih, sehingga komposisi gizi
makanan tidak seimbang terutama dalam hal protein.
Kwashiorkor dapat terjadipada konsumsi energi yang
cukup atau lebih.
Gejalanya :
- pertumbuhan terhambat.
- Otot-otot berkurang dan lemah.
- Edema.
- Muka bulat seperti bulan (moonface)
- Gangguan psikimotor.
Ciri khas dari kwashiorkor yaitu terjadinya edema
di perut, kaki dan tangan. Kehadiran kwashiorkor erat
kaitannya dengan albumin serum. Pada kwashiorkor
gambaran klinik anak sangat berbeda.
Berat badan tidak terlalu rendah, bahkan dapat
tertutup oleh adanya udema, sehingga penurunan berat
badan relatif tidak terlalu jauh, tetapi bila pengobatan
odema menghilang, maka berat badan yang rendah
akan mulai menampakkan diri. Biasanya berat badan
tersebut tidak sampai dibawah 60 % dari berat badan
standar bagi umur yang sesuai.
Ciri-ciri:
-Rambut halus, jarang, dan pirang kemerahan kusam.
- Kulit tampak kering (Xerosis) dan memberi kesan kasar
dengan garis-garis permukaan yang jelas.
- Didaerah tungkai dan sikut serta bokong terdapat kulit
yang menunjukkan hyperpigmentasi dan kulit dapat
mengelupas dalam lembar yang besar, meninggalkan
51
dasar yang licin berwarna putih mengkilap.
- Perut anak membuncit karena pembesaran hati.
- Pada pemeriksaan mikroskopik terdapat perlemkan
sel-sel hati.
2.Marasmus.
Marasmus berasal dari kata Yunani yang berarti
wasting merusak. Marasmus umumnya merupakan
penyakit pada bayi (12 bulan pertama), karena
terlambat diberi makanan tambahan. Hal ini dapat
terjadi karena penyapihan mendadak, formula
pengganti ASI terlalu encer dan tidak higienis atau
sering terkena infeksi.
Marasmus berpengaruh dalam waku yang panjang
terhadap mental dan fisik yang sukar diperbaiki.
Marasmus adalah penyakit kelaparan dan terdapat
banyak di antara kelompok sosial ekonomi rendah di
sebagian besar negara sedang berkembang dan lebih
banyak dari kwashiorkor.
Gejalanya :
- Pertumbuhan terhambat.
- Lemak dibawah kulit berkurang.
- Otot-otot berkurang dan melemah.
- Erat badan lebih banyak terpengaruh dari pada ukuran
kerangka, seperti : panjang, lingkar kepala dan lingkar
dada.
- Muka seperti orang tua (oldman’s face).
Pada penderita marasmus biasanya tidak ada
pembesaran hati (hepatomegalia) dan kadar lemak
serta kholesterol didalam darah menurun. Suhu badan
juga lebih rendah dari suhu anak sehat, dan anak
52
tergeletak in-aktif, tidak ada perhatian bagi keadaan
sekitarnya.
• Akibat Kelebihan Protein.
Protein secara berlebihan tidak menguntungkan tubuh.
Makanan yang tinggi proteinnya biasanya tinggi lemak sehingga
dapat menyebabkan obesitas. Diet protein tinggi yang sering
dianjurkan untuk menurunkan berat badan kurang beralasan.
Kelebihan dapat menimbulkan masalah lain, terutama pada bayi.
Kelebihan asam amino memberatkan ginjal dan hati yang
harus memetabolisme dan mengeluarkan kelebihan nitrogen.
Kelebihan protein akan menimbulkan asidosis, dehidrasi, diare,
kenaikan amoniak darah, kenaikan ureum darah, dan demam.
Ini dilihat pada bayi yang diberi susu skim atau formula dengan
konsentrasi tinggi, sehingga konsumsi protein mencapai 6 g/kg
BB. Batas yang dianjurkan untuk konsumsi protein adalah dua
kali angaka kecukupan gizi AKG) untuk protein.
• Upaya Penanggulangan.
Untuk menanggulangi kekurangan / kelebihan protein, maka
dapat dilakukan upaya penanggulangan sebagai berikut :
- pemantauan status gizi (PSG) masyarakat.
- Pemberian makanan tambahan (PMT).
- Pemantauan garam beryodium.
- Pemberian kapsul vit. A
- Pemberian tablet Fe.
- Pengumpulan data KADARZI.
53
BAB 3PENUTUP
1.1KESIMPULAN
1. Protein adalah senyawa organik kompleks berbobot
molekul tinggi yang merupakan polimer dari monomer-monomer
asam amino yang dihubungkan satu sama lain dengan ikatan
peptida.
2. Protein terdiri dari karbon, hidrogen, oksigen, nitrogen,
dan, dalam beberapa kasus, belerang.
3. Struktur protein dapat dilihat sebagai hirarki, yaitu berupa
struktur primer (tingkat satu), sekunder (tingkat dua), tersier
(tingkat tiga), dan kuartener (tingkat empat)
4. Berdasarkan struktur molekulnya, protein dapat dibagi
menjadi 3 golongan utama, yaitu :
a.Protein Bentuk Serabut (fibrous)
b.Protein Globular
c.Protein Konjugasi
5.Fungsi Protein :
• Pertumbuhan (untuk anak) dan pemeliharaan (untuk orang
dewasa)
• Pembentukan ikatan-ikatan essensial tubuh
• Mengatur keseimbangan air
• Memelihara netralitas tubuh
• Pembentukan antibody
• Mengangkut zat-zat gizi
54
• Sumber energy
6.Protein dapat kita bagi menjadi 2 kelas utama, yaitu Protein
Kasar (Crude Protein) dan Protein Sejati (True Protein)
3.2 SARAN
a. Diharapkan kepada seluruh masyarakat untuk dapat
memenuhi asupan protein, agar dapat tumbuh dengn sehat.
b. Agar seluruh ibu-ibu memperhatikan gizi anak, terutama
asupan proteinnya, agar tidak ada lagi penderita gizi buruk.
c. Kepada tenaga kesehatan untuk dapat mengadakan
penyuluhan kepada masyarakat tentang gizi, terutama
tentang protein.
d. Diharapkan masyarakat atau pun pembaca mau ikut serta
menggalakkan program tentang pemberantasan gizi buruk,
untuk mencapai Indonesia sehat 2011
55
DAFTAR PUSTAKA
Lehningger, Albert L. 1982. Dasar-dasar Biokimia (jilid 1). Jakarta: Erlangga
Muhamad Wirahadi Kusumah. 1977. Biokimia (protein, enzim, dan asam nukleat). Bandung: ITB
Purwo Arbianto. 1994. Biokimia (konsep-konsep dasar). Jakarta : Departemen pendidikan dan kebudayaan
Sabirin Matsjeh, dkk. 1994. Kimia Organik II. Yogyakarta :Departemen pendidikan dan kebudayaan
Stryer L, 1996, Biokimia, Edisi IV, Penerjemah: Sadikin dkk (Tim Penerjemah Bagian Biokimia FKUI), Jakarta: EGC
2003, The Biology Project-Biochemistry, Edisi: 28 Januari 2003
Almatsier, S. ”Prinsip Dasar Ilmu Gizi”. Penerbit : PT. Gramedia Pustaka
Utama. Jakarta : 2006. Sediaoetama, Drs. Ahmad Djaeni. ”Ilmu Gizi”.
Penerbit : Dian Rakyat. Jakarta : 2006.
Moehdi, S. ” Ilmu Gizi”. Penerbit : Papasinar Sinanti. Jakarta : 2002.
Kartasapoetra, Drs.G. ”Ilmu Gizi”. Penerbit : Rineka Cipta. Jakarta : 2003.
56
57