Makalah Program Kb Di Indonesia

13
MAKALAH PROGRAM KB DI INDONESIA *BAB I* *PENDAHULUAN* ** *1. **LATAR BELAKANG* Gerakan KB Nasional adalah gerakan masyarakat yang menghimpun dan mengajak segenap potensi masyarakat untuk berpartisipasi aktif dalam melembagakan dan membudayakan Norma Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera (NKKBS) dalam rangka meningkatkan mutu sumber daya manusia. Tujuan gerakan KB Nasional adalah mewujudkan keluarga kecil bahagia sejahtera yang menjadi dasar bagi terwujudnya masyarakat yang sejahtera melalui pengendalian kelahiran dan pertumbuhan penduduk Indonesia. (bahan kuliah dan makalah kesehatan) <http://bahankuliahkesehatan.blogspot.com> Aseptor KB (peserta keluarga berencana/family planning participant) ialah PUS yang mana salah seorang menggunakan salah satu cara/ alat kontrasepsi untuk pencegahan kehamilan, baik melalui program maupun non program Tujuan umum dari program KB adalah menurunkan angka kelahiran dan

description

kesehatan

Transcript of Makalah Program Kb Di Indonesia

MAKALAH PROGRAM KB DI INDONESIA

*BAB I*

*PENDAHULUAN*

**

*1. **LATAR BELAKANG*

Gerakan KB Nasional adalah gerakan masyarakat yang menghimpun dan

mengajak segenap potensi masyarakat untuk berpartisipasi aktif dalam

melembagakan dan membudayakan Norma Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera

(NKKBS) dalam rangka meningkatkan mutu sumber daya manusia. Tujuan

gerakan KB Nasional adalah mewujudkan keluarga kecil bahagia sejahtera

yang menjadi dasar bagi terwujudnya masyarakat yang sejahtera melalui

pengendalian kelahiran dan pertumbuhan penduduk Indonesia.

(bahan kuliah dan makalah kesehatan)

Aseptor KB (peserta keluarga berencana/family planning participant)

ialah PUS yang mana salah seorang menggunakan salah satu cara/ alat

kontrasepsi untuk pencegahan kehamilan, baik melalui program maupun non

program

Tujuan umum dari program KB adalah menurunkan angka kelahiran dan

meningkatkan kesehatan ibu sehingga di dalam keluarganya akan berkembang

Norama Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera (NKKBS). Sasaran dalam program

ini adalah Pasangan Usia Subur (PUS) yang ditetapkan berdasarkan survei

PUS yang dilaksanakan sekali dalam satu tahun dan pelaksanaannya di

koordinasikan oleh Petugas Lapangan KB (PLKB)

*RUMUSAN MASALAH *

Menjelaskan Organisasi-organisasi KB di Indonesia

1. Ruang lingkup program KB

2. Strategi pendekatan dan cara operasional program KB

3. Dampak program KB terhadap pencegahan kelahiran

*2. **TUJUAN*

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas

mata kuliah Pelayanan KB pada jurusan D3 Kebidanan Semester IV

*3. **MANFAAT*

Manfaat dari penulisan makalah ini yaitu untuk mengetahui Program KB di

Indonesia

*BAB II*

*TINJAUAN PUSTAKA**Pengertian KB*

1. Upaya peningkatkan kepedulian masyarakat dalam mewujudkan keluarga

kecil yang bahagia sejahtera (Undang-undang No. 10/1992).

2. Keluarga Berencana (Family Planning, Planned Parenthood) : suatu

usaha untuk menjarangkan atau merencanakan jumlah dan jarak

kehamilan dengan memakai kontrasepsi.

3. WHO (Expert Committe, 1970), tindakan yg membantu individu/ pasutri

untuk: Mendapatkan objektif-obketif tertentu, menghindari kelahiran

yang tidak diinginkan, mendapatkan kelahiran yang diinginkan,

mengatur interval diantara kehamilan dan menentukan jumlah anak

dalam keluarga.

*Tujuan Program KB*

1. Tujuan umum adalah membentuk keluarga kecil sesuai dengan kekutan

sosial ekonomi suatu keluarga dengan cara pengaturan kelahiran anak,

agar diperoleh suatu keluarga bahagia dan sejahtera yang dapat

memenuhi kebutuhan hidupnya.

2. Tujuan lain meliputi pengaturan kelahiran, pendewasaan usia

perkawinan, peningkatan ketahanan dan kesejahteraan keluarga.

3. Kesimpulan dari tujuan program KB adalah: Memperbaiki kesehatan dan

kesejahteraan ibu, anak, keluarga dan bangsa; Mengurangi angka

kelahiran untuk menaikkan taraf hidup rakyat dan bangsa; Memenuhi

permintaan masyarakat akan pelayanan KB dan KR yang berkualitas,

termasuk upaya-upaya menurunkan angka kematian ibu, bayi, dan anak

serta penanggulangan masalah kesehatan reproduksi.

*Tujuan KB**berdasar RENSTRA 2005-2009 meliputi:*

1. Keluarga dengan anak ideal

2. Keluarga sehat

3. Keluarga berpendidikan

4. Keluarga sejahtera

5. Keluarga berketahanan

6. Keluarga yang terpenuhi hak-hak reproduksinya

7. Penduduk tumbuh seimbang (PTS)

*Sasaran Program KB*

Sasaran program KB tertuang dalam RPJMN 2004-2009 yang meliputi:

1. Menurunnya rata-rata laju pertumbuhan penduduk menjadi sekitar 1,14

persen per tahun.

2. Menurunnya angka kelahiran total (TFR) menjadi sekitar 2,2 per

perempuan.

3. Menurunnya PUS yang tidak ingin punya anak lagi dan ingin

menjarangkan kelahiran berikutnya, tetapi tidak memakai alat/cara

kontrasepsi (unmet need) menjadi 6 persen.

4. Meningkatnya pesertaKB laki-laki menjadi 4,5persen.

5. Meningkatnya penggunaan metode kontrasepsi yang rasional, efektif,

dan efisien.

6. Meningkatnya rata-rata usia perkawinan pertama perempuan menjadi 21

tahun.

7. Meningkatnya partisipasi keluarga dalam pembinaan tumbuh kembang anak.

8. Meningkatnya jumlah keluarga prasejahtera dan keluarga sejahtera-1

yang aktif dalam usaha ekonomi produktif.

9. Meningkatnya jumlah institusi masyarakat dalam penyelenggaraan

pelayanan Program KB Nasional.

**

*Ruang Lingkup KB*

Ruang lingkup KB antara lain:

1. Keluarga berencana;

2. Kesehatan reproduksi remaja;

3. Ketahanan dan pemberdayaan keluarga;

4. Penguatan pelembagaan keluarga kecil berkualitas;

5. Keserasian kebijakan kependudukan;

6. Pengelolaan SDM aparatur;

7. Penyelenggaran pimpinan kenegaraan dan kepemerintahan;

8. Peningkatan pengawasan dan akuntabilitas aparatur negara.

9. Mengadakan penyuluhan KB, baik di Puskesmas maupun di masyarakat

(pada saat kunjungan rumah, posyandu, pertemuan dengan kelompok

Pembinaan Kesejahteraan Keluarga, dasawisma dan sebagainya). Termasu ke

dalamnya kegiatan penyuluhan ini adalah konseling untuk PUS.

10. Menyediakan dan pemasangan alat-alat kontrasepsi, memberikan

pelayanan pengobatan efek samping KB.

11. Mengadakan kursus keluarga berencana untuk para dukun bersalin.

Dukun diharapkan dapat bekerjasama dengan Puskesmas dan bersedia menjadi

motivator KB untuk ibu-ibu yang mencari pertolongan pelayanan dukun.

*Strategi Program KB*

Strategi program KB terbagi dalam dua hal yaitu:

1. Strategi dasar

2. Strategi operasional

*/Strategi dasar/*

Lima grand strategi (strategi dasar) yang merupakan program utama dalam

mensukseskan Keluarga Berencana Nasional guna mewujudkan keluarga kecil

bahagia sejahtera.

1. menggerakkan dan memberdayakan seluruh masyarakat dalam program KB,

2. menata kembali pengelolaan KB,

3. memperkuat sumber daya manusia operasional program KB,

4. meningkatkan ketahanan dan kesejahteraan keluarga melalui pelayanan KB

5. meningkatkan pembiayaan program KB.

Untuk menggerakkan dan memberdayakan seluruh masyarakat dalam program KB

haruslah tokoh masyarakat dan tokoh agama aktif pada setiap desa serta

pelayanan KB berkualitas disetiap desa atau kelurahan tertinggal dan

terpencil serta di perbatasan, memberikan promosi dan konseling

kesehatan reproduksi.

Program KB yang terintegrasi dengan outcome yang jelas, sitem informasi

yang up to date, fasilitas, advokasi dan supervise dari Pusat untuk

daerah, jejaring kerja yang aktif dengan mitra kerja serta adanya

dukungan pemda dengan membuat perda ini semua merupakan bentuk menata

kembali pengelolaan KB.

Memperkuat SDM operasinal KB dengan mengelola KB untuk setiap kecamatan

serta petugas KB dengan jumlah yang memadai dengan kompetensi yang baik

dan petugas lapangan KB maupun petugas KB terlatih untuk setiap desa

atau kelurahan.

Meningkatkan ketahanan dan kesejahteraan keluarga melalui KB untuk

seluruh keluarga dengan balita, aktif jadi anggota badab KB, pra

keluarga sejahtera anggota unit pembinaan dan peningkatan keluarga

sejahtera punya usaha ekonomi produktif, kelompok percontohan bina

keluarha remaja untuk setiap kecamatan serta bina lingkungan keluarga

untuk kabupaten/kota.

Sedangkan untuk meningkatkan pembiayaan program KB dengan

memprioritaskan peanggaran dari pusat ke daerah, sistem pembiayaan

terutama bagi rakyat miskin serta alat/obat kontrasepsi dengan harga

terjangkau disetiap kecamatan.

*/Strategi operasional/*

* Peningkatan kapasitas sistem pelayanan Program KB Nasional

* Peningkatan kualitas dan prioritas program

* Penggalangan dan pemantapan komitmen

* Dukungan regulasi dan kebijakan

* Pemantauan, evaluasi, dan akuntabilitas pelayanan

1. Program Keluarga Berencana

a) Pengembangan kebijakan tentang pelayanan KB, KIE peran serta

masyarakat dalam KB dan kespro

b) Peningkatan akses dan pelayanan KB dan kespro

c) Peningkatan penggunaan kontrasepsi yang efektifdan efisien

d) Penyediaan alat, obat dan cara kontrasepsi dengan memprioritaskan

keluarga miskin

e) Penyelenggaraan promosi dan pemenuhan hak-hak kespro termasuk KIE dan

konseling.

2. Program Kesehatan Reproduksi Remaja

a) Pengembangan kebijakan pelayanan KRR bagi remaja

b) Penyelenggaraan promosi KRR, pemahaman dan pencegahan dan bahaya

NAPZA, termasuk KIE dan konseling bagi masyarakat, keluarga dan remaja

c) Penguatan dukungan dan partisipasi masyarakat terhadap

penyelenggaraan program KRR yang mandiri.

3. Program Ketahanan dan Pemberdayaan Keluarga

a) Pengembangan dan memantapkan ketahanan dan pemberdayaan keluarga

b) Penyelenggaraan advokasi, KIE dan konseling bagi keluarga

c) Pengembangan pengetahuan dan keterampilan kewirausahaan melalui

pelatihan teknis

d) Pengembangan cakupan dan kualitas UPPKS

e) Pengembangan cakupan dan kualitas kelompok binakeluarga bagi keluarga

dengan balita, remaja dan lanjutusia

4. Penguatan Pelembagaan Keluarga Kecil Berkualitas

a) Pengembangan sistem pengelolaan dan informasi (personil, sarana dan

prasarana) untuk mendukung keterpaduan program

b) Peningkatan kemampuan tenaga lapangan dan kemandirian kelembagaan KB

yang berbasis masyarakat

c) Pengelolaan data dan informasi keluarga berbasis data mikro

d) Pengkajian dan pengembangan serta pembinaan dan supervise pelaksanaan

program

*Dampak Program KB Terhadap Pencegahan Kelahiran*

Program keluarga berencana memberikan dampak, yaitu :

1. penurunan angka kematian ibu dan anak;

2. Penanggulangan masalah kesehatan reproduksi;

3. Peningkatan kesejahteraan keluarga; Peningkatan derajat kesehatan;

4. Peningkatan mutu dan layanan KB-KR;

5. Peningkatan sistem pengelolaan dan kapasitas SDM;

6. Pelaksanaan tugas pimpinan dan fungsi manajemen dalam penyelenggaraan

kenegaraan dan pemerintahan berjalan lancar.

Selama kurun waktu 1971-1980 jumlah penduduk mengalami pertumbuhan dari

118,0 juta orang pada tahun 1971 menjadi 147,5 juta orang pada tahun

1980. Dengan demikian rata-rata laju pertumbuhan penduduk pada kurun

waktu 1971-1980 adalah sebesar 2,32% per tahun. Sedangkan jumlah

penduduk pada tahun 1990 sebesar 179,9 juta orang. Oleh karena itu,

rata-rata laju pertumbuhan penduduk telah turun menjadi 1,97% per tahun

dalam kurun waktu 1980-1990. Jumlah penduduk pada tahun 1992

diperkirakan berjumlah 186,0 juta orang dengan laju pertumbuhan penduduk

sebesar 1,70%. Laju pertumbuhan penduduk sebesar 1,70% ini masih

diupayakan penurunannya di masa yang. akan. datang sehingga dapat

mendukung peningkatan kesejahteraan penduduk.

Laju pertumbuhan penduduk dipengaruhi .oleh tingkat kelahiran, di

samping tingkat kematian, oleh karena itu salah satu usaha untuk

menurunkan laju pertumbuhan penduduk adalah melalui upaya penurunan

tingkat ,kelahiran. Usaha penurunan angka kelahiran secara langsung

dilakukan melalui program keluarga berencana.

Pada akhir Repelita IV angka kelahiran kasar adalah sebesar 28,7

kelahiran per seribu penduduk dan diperkirakan akan mengalami penurunan

menjadi 24,9 kelahiran per seribu penduduk pada tahun 1992. Seperti

halnya angka kelahiran, maka angka fertilitas total juga mengalami

penurunan. Hal tersebut menunjukkan kecenderungan makin kecilnya jumlah

anak yang dilahirkan oleh seorang wanita selama hidupnya. Pada tahun

1980 angka fertilitas total sebesar 4,6 anak per wanita umur 15-49 tahun

dan diperkirakan mengalami penurunan menjadi 2,9 anak per wanita pada

tahun 1992.

Penurunan angka kelahiran dan angka fertilitas merupakan hasil usaha

pembangunan di berbagai bidang. Pelaksanaan program KB merupakan usaha

yang mempunyai dampak langsung terhadap hasil pencapaian tersebut.

Sementara itu peningkatan taraf hidup masyarakat, tingkat pendidikan

dan pelayanan kesehatan juga mempunyai peranan yang penting. Dari data

yang ada diketahui bahwa wanita yang berstatus kawin dan berumur 15-49

tahun hampir seluruhnya telah mengetahui keluarga berencana. Sedangkan

yang pernah mema-kai alat kontrasepsi telah mencapai 68,4%.

Tingkat kematian terutama untuk bayi dan anak lazim dipakai sebagai

indikator keadaan sosial ekonomi masyarakat atau indikator kesejahteraan

rakyat. Angka kematian bayi menurut hasil Sensus Penduduk 1971 adalah

131,2 kematian per seribu kelahiran. Angka tersebut telah mengalami

penurunan menjadi 60 kematian per seribu kelahiran pada tahun 1992.

Dengan turunnya angka kematian tersebut, rata-rata angka harapan hidup

diperkirakan akan meningkat dari 61,5 tahun pada tahun 1990 menjadi 62,3

tahun pada tahun 1992. Penurunan tingkat kematian dan menaiknya angka

harapan hidup ini terutama disebabkan oleh keberhasilan program

kesehatan dalam meningkatkan derajat kesehatan dan gizi penduduk.

Sementara itu, hasil-hasil pembangunan di berbagai sektor juga

memberikan andil yang berarti dalam usaha penurunan tingkat kematian.

*BAB IV*

*PENUTUP*

*KESIMPULAN*

Dengan adanya program KB yang didukung dengan strategi pendekatan dan

cara operasional program pelayanan KB diharapkan dapat menurunkan angka

kelahiran dan meningkatkan kesehatan ibu sehingga di dalam keluarganya

akan berkembang Norma Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera (NKKBS).