MAKALAH KB IMPLANT.docx

32
MAKALAH KB IMPLANT OLEH : LENI SILPIA A.12.11.048 DOSEN PEMBIMBING : Ns. SHERLY WIDIANTI, S.Kep SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MITRA ADIGUNA

Transcript of MAKALAH KB IMPLANT.docx

Page 1: MAKALAH KB IMPLANT.docx

MAKALAH KB IMPLANT

OLEH :

LENI SILPIA

A.12.11.048

DOSEN PEMBIMBING : Ns. SHERLY WIDIANTI, S.Kep

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MITRA ADIGUNA

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN

PALEMBANG

2015

Page 2: MAKALAH KB IMPLANT.docx

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. LatarOBelakang

Keluarga Berencana (KB) merupakan salah satu pelayanan kesehatan

preventif yang paling dasar dan utama bagi wanita, meskipun tidak selalu diakui

demikian. Peningkatan dan perluasan pelayanan keluarga berencana merupakan

salah satu usaha untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu yang

sedemikian tinggi akibat kehamilan yang dialami oleh wanita. Banyak wanita

harus menentukan pilihan kontrasepsi yang sulit, tidak hanya karena terbatasnya

jumlah metode yang tersedia tetapi juga karena metode-metode tertentu mungkin

tidak dapat diterima sehubungan dengan kebijakan nasional KB, kesehatan

individual dan seksualitas wanita atau biaya untuk memperoleh kontrasepsi.O

Pelayanan Keluarga Berencana yang merupakan salah satu didalam paket

Pelayanan Kesehatan Reproduksi Esensial perlu mendapatkan perhatian yang

serius, karena dengan mutu pelayanan Keluarga Berencana berkualitas

diharapkan akan dapat meningkatkan tingkat kesehatan dan kesejahteraan.

Dengan telah berubahnya paradigma dalam pengelolaan masalah kependudukan

dan pembangunan dari pendekatan pengendalian populasi dan penurunan

fertilitas menjadi pendekatan yang berfokus pada kesehatan reproduksi serta hak

reproduksi. Maka pelayanan Keluarga Berencana harus menjadi lebih berkualitas

serta memperhatikan hak-hak dari klien/ masyarakat dalam memilih metode

kontrasepsi yang diinginkan.

Sebenarnya ada cara yang baik dalam pemilihan alat kontrasepsi bagi ibu.

Sebelumnya ibu mencari informasi terlebih dahulu tentang cara-cara KB

berdasarkan informasi yang lengkap, akurat dan benar. Untuk itu dalam

memutuskan suatu cara kontrasepsi sebaiknya mempertimbangkan penggunaan

kontrasepsi yang rasional, efektif dan efisien. KB merupakan program yang

berfungsi bagi pasangan untuk menunda kelahiran anak pertama (post poning),

Page 3: MAKALAH KB IMPLANT.docx

menjarangkan anak (spacing) atau membatasi (limiting) jumlah anak yang

diinginkan sesuai dengan keamananOmedis serta kemungkinan kembalinya fase

kesuburan0(ferundity).           

Dalam makalah ini kami akan membahas mengenai salah satu alat yaitu

mengenai KB susuk. Susuk merupakan alat KB yang terdiri dari 6 tube kecil dari

plastik dengan panjang masing-masing 3cm. Susuk disebut alat kontrasepsi

bawah kulit, karena dipasang di bawah kulit pada lengan atas, alat kontrasepsi ini

disusupkan di bawah kulit lengan atas sebelah dalam. Bentuknya semacam

tabung-tabung kecil atau pembungkus plastik berongga dan ukurannya sebesar

batang korek api. Hormon yang dikandung dalam susuk ini adalah progesterone,

yakni hormon yang berfungsi menghentikan suplai hormon estrogen yakni

hormon yang mendorong pembentukan lapisan dinding lemak dan, dengan

demikian menyebabkan terjadinya menstruasi. 

Alat KB yang ditempatkan di bawah kulit ini efektif mencegah kehamilan

dengan cara mengalirkan secara perlahan-lahan hormon yang dibawanya.

Selanjutnya hormon akan mengalir ke dalam tubuh lewat pembuluh-pembuluh

darah. Susuk KB bekerja efektif selama 5 tahun. Jika dalam waktu tersebut si

pemakai menginginkan kehamilan, maka susuk dapat segera diangkat. Tapi jika

tidak, si pemakai tidak perlu repot-repot lagi menggunakan alat KB lain. Hanya

sesekali ia perlu memeriksakan kesehatan ke dokter atau bidan yang

memasangkan susuk tersebut.

Pemakaian susuk dapat diganti setiap 5 tahun, 3 tahun, dan ada juga yang

diganti setiap tahun. Penggunaan kontrasepsi ini biayanya ringan. Pencabutan

bisa dilakukan sebelum waktunya jika memang ingin hamil lagi. Berbentuk

kapsul silastik (lentur), panjangnya sedikit lebih pendek dari pada batang korek

api. Dibandingkan pil atau suntikan KB, hormon yang terkandung dalam susuk

ini lebih sedikit. Namun demikian, efek sampingan yang dibawanya tetap ada.

Oleh karena itu, sebelumnya pemakai harus mengkonsultasikan riwayat dan

kondisi kesehatannya terlebih dulu kepada dokter.

Page 4: MAKALAH KB IMPLANT.docx

1.2. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan implan ?

2. Apa saja indikasi dan kontraindikasi dari Implan

3. Apa saja keuntungan dan kekurangan dari implan ?

4. Bagaimana cara kerja dari implan ?

5. Apa saja efek samping dari implan ?

6. Bagaiman cara pemasangan dan pelepasan implan ?

1.3 Tujuan

1. Untuk  mengetahui definisi dari implan

2. Untuk mengetahui jenis-jenis implan

3. Untuk  mengetahui indikasi dan kontraindikas implan

4. Untuk mengetahui keuntungan dan kekurangan implan

5. Untuk  mengetahui efektifitas implan

6. Untuk mengetahui efek samping penggunaan implan     

7. Untuk mengetahui Cara Pemasangan KB susuk 

Page 5: MAKALAH KB IMPLANT.docx

BAB II

PEMBAHASAN

2.1    Defenisi

Implant/susuk KB adalah kontrasepsi dengan cara memasukkan tabung

kecil di bawah kulit pada bagian tangan yang dilakukan olej dokter Anda.

Tabung kecil berisi hormon tersebut akan terlepas sedikit-sedikit, sehingga

mencegah kehamilan. Keuntungan memakai kontrasepsi ini, Anda tidak harus

minum pil atau suntik KB berkala. Proses pemasangan susuk KB ini cukup 1

kali untuk masa pakai 2-5 tahun. Dan bilamana Anda berenca hamil, cukup

melepas implant ini kembali, efek samping yang ditimbulkan, antara lain

menstruasi tidak teratur       

Sebagian besar masalah yang berkaitan dengan pencabutan disebabkan

oleh pemasangan yang tidak tepat, oleh karena itu ,hanya petugas klinik yang

terlatih (dokter,bidan,dan perawat) yang diperbolehkan memasang maupun

mencabut implan.untuk mengurangi masalah yang timbul setelah

pemasangan,semua tahap proses pemasangan harus dilakukan secara hati-hati

dan lembut,dengan menggunakan upaya pencegahan infeksiyang dianjurkan

(Sarifiddin, 2006).        

2.2.    Jenis-Jenis Implant dan Mekanisme Kerjanya

1. Norplant. Terdiri dari 6 batang silastik lembut berongga dengan panjang

3,4 cm, dengan diameter 2,4 mm, yang diisi dengan 36 mg Levonorgestrel

dan lama kerjanya 5 tahun

2. Implanon. Terdiri dari 1 batang lentur dengan panjang kira-kira 40 mm,

dan diameter 2 mm, yang diisi dengan 68 mg 3-Keto-desogestrel dan lama

kerjanya 3 tahun

3. Jadena dan indoplant. Terdiri dari 2 batang yang diisi dengan 75 mg

Levonorgestrel dengan lama kerja 3 tahun

Page 6: MAKALAH KB IMPLANT.docx

Adapun Mekanisme Kerjanya adalah :

1. Mengentalkan lendir serviks sehingga menyulitkan penetrasi sperma

2. Menimbulkan perubahan-perubahan pada endometrium sehingga tidak

cocok untuk implantasi zygote

3. Pada sebagian kasus dapat pula menghalangi terjadinya ovulasi.

4. Mengurangi transportasi sperma.

2.3 Indikasi dan Kontra Indikasi

Indikasi

1. Pemakaian KB yang jangka waktu lama

2. Masih berkeinginan punya anak lagi, tapi jarak antara kelahirannya tidak

terlalu dekat.

3. Tidak dapat memakai jenis KB yang lain

Kontra Indikasi

1. Hamil atau diduga hamil, Pendarahan Vagina tanpa sebab.

2. Wanita dalam usia reproduksi

3. Telah atau belum memiliki anak

4. Menginginkan kontrasepsi jangka panjang (3 tahun untuk Jadena)

5. Menyusui dan membutuhkan kontrasepsi

6. Pasca persalinan dan tidak menyusui

7. Pasca keguguran

8. Tidak menginginkan anak lagi, tetapi menolak kontrasepsi mantap

9. Riwayat kehamilan ektopik

10.Tekanan darah <180/110 mmHg, dengan masalah pembekuan darah, atau

amenia bulan sabit (sickle cell)

11.Tidak boleh menggunakan kontrasepsi hormonal yang mengandung

estrogen

12. Sering lupa menggunakan pil

13. Perdarahan pervaginan yang belum diketahui penyebabnya

Page 7: MAKALAH KB IMPLANT.docx

14.Benjolan/kanker payudara atau riwayat kanker payudara

15.Tidak dapat menerima perubahan pola haid yang terjadi

16.Miom uterus dan kanker payudara.

17.Gangguan toleransi glukosa.

2.4 Kelebihan dan Kekurangan

Kelebihan

Banyak alasan dapat dikemukakan mengapa implant dikembangkan

dan diperkenalkan sebagai cara KB yang baru. Alasan-alasan tersebut antara

lain :

1. Implant merupakan cara KB yang sangat efektif dalam mencegah

kehamilan dan dapat mengembalikan kesuburan secara sempurna

2. Implant tidak merepotkan. Setelah pemasangan, akseptor tidak perlu

melakukan atau memikirkan apa-apa misalnya pada penggunaan pil

3. Sekali pasang, akseptor akan mendapatkan perlindungan selama 5 tahun

4. Implant cukup memuaskan. Tidak ada yang dimasukkan ke dalam vagina

dan tidak mengganggu kebahagiaan dalam hubungan seksual

5. Implant sangat mudah diangkat kembali. Bila seorang akseptor menginkan

anak lagi, kesuburannya dapat langsung kembali setelah norplant diangkat

6. Implant merupakan cara KB yang ideal bagi ibu yang tidak amau

mempunyai anak lagi, akan tetapi belum siap untuk melakukan sterilisasi.

Keuntungan dari metode ini adalah:

1. Pengembalian tingkat kesuburan yang cepat setelah pencabutan

2. Tidak melakukan pemeriksaan dalam

3. Bebas dari pengaruh estrogen

4. Tidak mengganggu ASI

5. Klien hanya perlu kembali ke klinik jika ada keluhan

6. Perdarahan lebih ringan

7. Tidak menaikkan tekanan darah

Page 8: MAKALAH KB IMPLANT.docx

8. Mengurangi nyeri haid

9. Mengurangi/ memperbaiki anemia

10.Melindungi terjadinya kanker endometrium

11.Menurunkan angka kejadian kelainan jinak payudara

12.Melindungi diri dari beberapa penyakit radang panggul

  Kekurangan pada alat kontrasepsi implant adalah

1. Timbul beberapa keluhan nyeri kepala, peningkatan/ penurunan berat

badan, nyeri payudara, perasaan mual, pusing kepala, perubahan mood

atau kegelisahan.

2. Membutuhkan tindak pembedahan minor untuk insersi dan pencabutan

3. Tidak memberikan efek protektif terhadap infeksi menular seksual,

termasuk HIV/AIDS

4. Efektifitasnya menurun jika menggunakan obat-obat tuberkulosis atau

obat epilepsi.

5. Terjadinya kehamilan ektopik sedikit lebih tinggi (1,3 per 100.000

perempuan per tahun)

2.5    Efek Samping

1. Efek samping paling utama dari implant adalah perubahan pola haid, yang

terjadi pada kira-kira 6 % akseptor terutama selama 3-6 bulan pertama dari

pemakaian.

2. Yang paling sering terjadi:

Bertambahnya hari-hari perdarahan dalam 1 siklus haid

Perdarahan bercak (spotting)

Berkurangnya panjang siklus haid

Amenore, meskipun jarang terjadi dibandingkan perdarahan lama atau

perdarahan bercak.

Page 9: MAKALAH KB IMPLANT.docx

3. Umumnya perubahan-perubahan haid tersebut tidak mempunyai efek yang

membahayakan diri akseptor. Meskipun terjadi perdarahan lebih sering

daripada biasanya, volume darah yang hilang tetap tidak berubah.

4. Pada sebagian akseptor, perdarahan ireguler akan berkurang dengan

berjalannya waktu.

5. Perdarahan hebat jarang terjadi

6. Perubahan dalam periode menstruasi merupakan keadaan yang paling

sering ditemui. Kadang-kadang ada akseptor yang mengalami kenaikan

berat badan

2.6     Pemasangan Implant

1. Pelaksanaan Pelayanan       

Ruangan klinik pasien rawat jalan maupun ruang operasi cocok untuk

pemasangan maupun pencabutan implan.Bila mungkin,ruangan sebaiknya

jauh dari area yang sering digunakan (ramai) di klinik maupun di rumah

sakit,serta harus:

Mamiliki pencahayaan yang cukup

Berlantai keramik atau semen sehingga mudah di bersihkan

Terbebas dari debu dan serangga

Memiliki ventilasi udara yang baik

Selain itu juga perlu ada fasilitas untuk mencuci tangan termasuk air

bersih dan mengalir (air kran dan lain-lain).

2. Pencegahan Infeksi           

Untuk meminimalisasi resiko infeksi pada klien setelah pemasangan

maupun pencabutan implan, petugas klinik harus berupaya untuk menjaga

lingkungan dari bebas infeksi. Untuk itu petugas perlu melakukan hal-hal

sbb:

a. Meminta klien untuk membersihkan dengan sabun seluruh lengan

yang akan dipasang implan dan membilasnya hingga tidak ada sabun

Page 10: MAKALAH KB IMPLANT.docx

yang tertinggal (sisa sabun dapat mengurangi efektifitas beberapa anti

septik). Langkah ini sangat penting khususnya bila kebersihan klien

b. Cuci tangan dengan sabun dan air bersih yang mengalir. Untuk

pemasangan dan pencabutan batang, cuci tangan dengan sabun selama

5-10 detik kemudian bila dengan air bersih yang mengalir sudah cukup

c. Pakai kedua sarung tangan yang telah disterilisasi atau diDTT.

(Gunakan sepasang sarung tangan yang berbeda untuk tindakan guna

menghindari kontaminasi silang

d. Siapkan daerah pemasangan dan pencabutan dengan kapas yang telah

diberi anti septik: gunakan forsep untuk mengusap kapas tersebut pada

daerah pemasangan/pencabutan implan.

e. Setelah selesai pemasangan maupun pencabutan batang implan,dan

sebelum malepas sarung tangan, dekontaminasi instrumen dengan

larutan clorin 0,5%. Sebelum membuang atau merendam jarum dan

alat suntik,isi dahulu dengan larutan clorin. Setelah pemasangan,

pisahkan plunger dari trokar. Darah kering akan menyulitkan waktu

memisahkan plunger dari trokar. Rendam selama 10 menit;kemudian

bilas segera dengan air bersih.

f. Kain operasi (drape) harus dicuci sebelum digunakan kembali. Setelah

dipakai, taruh pada wadah kering dan bertutup

g. Dengan tetap memakai sarung tangan, buang bahan-bahan

terkontaminsi (kassa,kapas,dll) kedalam wadah tertutuprapat atau

kantong plastik yang tidak bocor. Jarum dan alat suntik sekali pakai

(disposable) harus dibuang kedalam wadah yang tahan tusuk.

h. Masukkan kedua tangan yang masih memakai sarung tangan kedalam

larutan clorin 0,5%. Lepaskan sarung tangan dari dalam ke luar.

Page 11: MAKALAH KB IMPLANT.docx

3. Persiapan

a. Persiapan Klien 

Walaupun kulit dan instrumennya sulit untuk disterilisasi, pencucian

dan pemberian antiseptik pada daerah operasi tempat implan akan

dipasang akan mengurangi jumlah mikroorganisme di daerah kulit

klien.kedua tindakan ini pada kenyataannya sangat bermanfaat dalam

mengurangi resiko terjadinya infeksi pada insersi atau pencabutan

implan Norplant

b. Peralatan dan Instrumen untuk Insersi

1) Meja periksa untuk berbaling klien

2) Alat penyangga lengan (tambahan)

3) Batang implan dalam kantong

4) kain penutup steril(disinfeksi tingkat tinggi) serta mangkok untuk

tempat meletakkan implan Norplant.

5) Pasang sarung tangan karet bebas bedak dan yang sudah steril

(atau didisinfeksi tingkat tinggi)

6) Sabun untuk mencuci tangan

7) Larutan anti septik untuk disinfeksi kulit(mis,betadin atau sejenis

gol povidon iodin lainnya), lengkap dengan cawan/mangkok anti

karat.

8) Zat anastesi lokal (konsentrasi 1% tanpa epinefrin)

9) Semprit(5-10ml), dan jarum suntik (22G) ukuran 2,5 sampai 4 cm

(1-1 1/2inch)

10)Trokar 10 dan madrin

11)Skalpel 11 atau 15

12)Kassa pembalut, band aid, atau plester

13)Kassa steril dan pembalut

14)Epinefrin untuk renjatan anafilaktik (harus tersedia untuk

kaperluan darurat)

Page 12: MAKALAH KB IMPLANT.docx

15)Klem penjepit atau forsep mosquito (tambahan)

16)Bak/tempat instrumen (tertutup)

4. Kunci Keberhasilan Pemasangan

a. Untuk tempat pemasangan kapsul,pilihlah lengan klien yang jarang

digunakan

b. Gunakan cara pencegahan infeksi yang dianjurkan

c. Pastikan kapsul-kapsul tersebut ditempatkan sedikitnya 8 cm diatas

lipat siku, didaerah media lengan

d. Insisi untuk pemasangan harus kecil,hanya sekedar menembus kulit.

Gunakan kalpel atau trokar tajam untuk membuat insisi.

e. Masukkan trokar melalui luka insisi dengan sudut yang kecil,

superfisisl tepat dibawah kulit. Waktu memasang trokar jangan

dipaksakan

f. Ttrokar harus dapat mengangkat kulit setiap saat,untuk memastikan

memastikan pemasangan tepat dibawah kulit

g. Pastikan 1 kapsul benar-benar keluar dari trokar sebelum kapsul

berikutnya dipasang (untuk mencegah kerusakan kapsul

sebelumnya,pegang kapsul yangsudah terpasang tersebut dengan jari

tengah dan masuk trokar pelan-pelan disepanjang tepi jari tersebut)

h. Setelah selesai memasang, bila sebuah ujung kapsul menonjol keluar

atau terlalu dekat dengan luka insisi, harus dicabut dengan hati-hati

dan dipasang kembali dalam posisi yang tepat

i. Jangan dicabut ujung trokar dari tempat insisi sebelum semua kapsul

dipasang dan periksa seluruh posisi kapsul. Hal ini untuk memastikan

bahwa keenam kapsul dipasang dalam posisi benar dan pada bidang

yang sama dibawah kulit.

j. Kapsul pertama dan keenam harus membentuk sudut 75 derajat

Page 13: MAKALAH KB IMPLANT.docx

5. Persiapan Pemasangan

Langkah 1                                

Persilahkan klien mencuci seluruh lengan dengan sabun dan air yang

mengalir serta membilasnya. Pastikan tidak terdapat sisa sabun (sisa sabun

menurunkan efektivitas antisetik tertentu). Langkah ini sangat penting bila

klien kurang menjaga kebersihan dirinya untuk menjaga kesehatannya dan

mencegah penularan penyakit. 

Langkah 2                    

Tutup tempat tidur klien (dan penyangga lengan atau meja samping

bila ada) dengan kain bersih.

Langkah 3        

Persilahkan klien berbaring dengan lengan yang lebih jarang

digunakan (misalnya : lengan kiri) diletakkan pada lengan penyangga atau

meja di samping. Lengan harus disangga dengan baik dan dapat

digerakkan lurus atau sedikit bengkok sesuai dengan posisi yang disukai

klinis untuk memudahkan pemasangan. 

Langkah 4         

Tentukan tempat pemasangan yang optimal 8 cm di atas lipatan siku.

Langkah 5         

Siapkan tempat alat-alat dan buka bungkus steril tanpa menyentuh alat-

alat di dalamnya.

Langkah 6                    

Buka dengan hati-hati kemasan steril implan dengan menarik kedua

lapisan pembungkusnya dan jatuhkan seluruh kapsul dalam mangkuk

steril.Bila tidak ada mangkuk steril, kapsul dapat diletakkan dalam

mangkuk yang didisinfeksi tingkat tinggi (DDT) atau pada baki tempat

alat-alat. Pilihan lain adalah dengan membuka sebagian kemasan dan

mengambil kapsul satu demi satu dengan klem steril atau DDT saat

Page 14: MAKALAH KB IMPLANT.docx

melakukan pemasangan. Jangan menyentuh bagian dalam kemasan atau

isinya kecuali dengan alat yang steril atau DDT. 

6. Tindakan Sebelum Pemasanagan

Langkah 1                    

Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir, keringkan dengan kain bersih.

Langkah 2        

Pakai sarung tangan steril atau DDT (ganti sarung tangan untuk setiap

klien guna mencegah kontaminasi silang).

Langkah 3                                

Atur alat dan bahan-bahan sehingga mudah dicapai. Hitung kapsul untuk

memstikan jumlahnya. 

Langkah 4                    

Persiapkan tempat insisi dengan larutan antiseptik. Gunakan klem steril

atau DTT untuk memegang kasa berantiseptik. (bila memegang kasa

berantiseptik hanya dengan tangan, hati-hati jangan sampai

mengkontaminsai sarung tangan dengan menyentuh kulit yang tidak

steril). Mulai mengusap dari tempat yang akan dilakukan insisi ke arah

luar dengan gerakan melingkar sekitar 8-13 cm dan biarkan kering (sekitar

2 menit) sebelum memulai tindakan. Hapus antiseptik yanga berlebihan

hanya bila tanda yang sudah dibuat tidak terlihat. 

Langkah 5                    

Bila ada guanakan kain penutup (doek) yang mempunyai lubang untuk

menutupi lengan. Lubang tersebut harus cukup lebar untuk memaparkan

tempat yang akan dipasang kapsul. Dapat juga dengan menutupi lengan di

bawah tempat pemasangan dengan kain steril.

Langkah 6                    

Setelah memastikan tidak alergi terhadap obat anestesi, isi alat suntik

dengan 3 ml obat anestesi . Dosis ini sudah cukup untuk menghilangkan

rasa sakit selama memasang kapsul implan. 

Page 15: MAKALAH KB IMPLANT.docx

Langkah 7        

Masukkan jarum di bawah kulit pada tempat insisi, kemudian lakukan

aspirasi untuk memastikan jarum tidak masuk ke dalam pembuluh darah.

Suntikkan sedikit obat anestesi untuk membuat gelembung kecil di bawah

kulit. Kemudian tanpa memindahkan jarum, masukkan ke bawah kulit

sekitar 4 cm. Hal ini akan membuat kulit terangkat dari jaringan lunak di

bawahnya. Kemudian tarik jarum pelan-pelan sehingga membentuk jalur

sambil menyuntikkan obat anestesi sebanyak 1 ml di antara tempat untuk

memasang kapsul.

7. Pemasanagan Kapsul          

Sebelum membuat insisi, sentuh tempat insisi dengan jarum atau skalpel

untuk memastikan obat anestesi telah bekerja.

Langkah 1        

Pegang skalpel dengan sudut 45◦, buat insisi dangkal hanya untuk sekedar

menembus kulit. Jangan membuat insisi yang panjang atau dalam. 

Langkah 2        

Ingat kegunaan ke-2 tanda pada trokar. Trokar harus dipegang dengan ujung

yang tajam menghadap ke atas. Ada 2 tanda pada trokar,

1) dekat pangkal menunjukkan batas trokar dimasukkan ke bawah kulit

sebelum memasukkan setiap kapsul.

2) dekat ujung menunjukkan batas trokar yang harus tetap di bawah kulit

setelah memasang setiap kapsul. 

Langkah 3        

Dengan ujung yang tajam menghadap ke atas dan pendorong di dalamnya

masukkan ujung trokar melalui luka insisi dengan sudut kecil. Mulai dari kiri

atau kanan pada pola seperti kipas, gerakkan trokar ke depan dan berhenti saat

ujung tajam seluruhnya berada di bawah kulit. Memasukkan trokar jangan

dengan paksaan. Jika terdapat tahanan coba dari sudut lainnya. 

Page 16: MAKALAH KB IMPLANT.docx

Langkah 4                    

Untuk meletakkan kapsul tepat di bawah kulit angkat trokar ke atas sehingga

kulit terangkat. Masukkan trokar perlahan-lahan dan hati-hati ke arah tanda

(1) dekat pangkal. Trokar harus cukup dangkal sehingga dapat diraba dari luar

dengan jari. Trokar harus selalu terlihat mengangkat kulit selama pemasangan.

Masuknya trokar akan lancar bila berada di bidang yang tepat di bawah kulit.

Langkah 5                    

Saat trokar masuk sampai tanda (1) cabut pendorong dari trokar. 

Langkah 6                                

Masukkan kapsul pertama ke dalam trokar. Gunakan ibu jari dan telunjuk atau

pinset atau klem untuk mengambil kapsul dan memasukkan ke dalam trokar.

Bila kapsul diambil dengan tangan pastikan sarung tangan tersebut bebas dari

bedak atau pertikel lain.

Langkah 7         

Gunakan pendorong untuk mendorong kapsul ke arah ujung trokar sampai

terasa ada tahanan, tapi jangan mendorong dengan paksa. 

Langkah 8                    

Pegang pendorong dengan erat di tempatnya dengan satu tangna untuk

menstabilkan. Terik tabung trokar dengan menggunakan ibu jari dan telunjuk

ke arah luka insisi sampai tanda (2) muncul di tepi luka insisi dan pangkalnya

menyentuh pegangan pendorong. Hal yang penting pada langkah ini adalah

menjaga pendorong tetap di tempatnya dan tidak mendorong kapsul ke

jaringan. 

Langkah 9         

Saat pangkal menyentuh pegangan pendorong tanda (2) harus terlihat di tepi

luka insisi dan kapsul saat itu keluar dari trokar tepat berada di bawah kulit.

Raba ujung kapsul dengan jari untuk memastikan kapsul sudah keluar

seluruhnya dari trokar. Hal yang penting adalah kapsul bebas dari trokar untuk

Page 17: MAKALAH KB IMPLANT.docx

menghindari terpotongnya kapsul saat trokar digerakkan untuk memasang

kapsul berikutnya. 

Langkah 10       

Tanpa mengeluarkan seluruh trokar, putar ujung dari trokar ke arah laterla

kanan dan kembalikkan lagi ke posisi semula untuk memastikan kapsul

pertama bebas. Selanjutnya geser trokar sekitar 15-25 derajat. Untuk

melakukan itu mula-mula fiksasi kapsul pertama dengan jari telunjuk dan

masukkan kembali trokar pelan-pelan sepanjang sisi jari telunjuk tersebut

sampai tanda (1). Hal ini akan memastikan jarak yang tepat antara kapsul dan

mencegah trokar menusuk kapsul yang dipasang sebelumnya. Bila tanda (1)

sudah tercapai masukkan kapsul berikutnya ke dalam trokar dan lakukan

seperti sebelumnya.

Langkah 11      

Pada pemasangan kapsul berikutnya, untuk mengurangi resiko infeksi atau

ekspulsi pastikan bahwa ujung kapsul yang terdekat kurang lebih 5 mm dari

tepi luka insisi. 

Langkah 12      

Sebelum mencabut trokar, raba kapsul untuk memastikan kapsul semuanya

telah terpasang. 

Langkah 13       

Ujung dari semua kapsul harus tidak ada tepi luka insisi. Bila sebuah kapsul

keluar atau terlalu dekat dengan luka insisi, harus dicabut dengan hati-hati dan

dipasang kembali di tempat yang tepat. 

Langkah 14       

Setelah kapsul terpasang semuanya dan posisi setiap kapsul sudah diperiksa,

keluarkan trokar pelan-pelan. Tekan tempat insisi dengan jari menggunakan

kasa selama 1 menit

Page 18: MAKALAH KB IMPLANT.docx

8. Tindakan Setelah Pemasangan Kapsul

a. Menutup luka insisi

1) Temukan tepi kedua insisi dan gunakan band aid atau plester dengan

kassa steril untuk menutup luka insisi. Luka insisi tidfak perlu dijahit

karena dapat menimbulkan jaringan parut

2) Periksa adanya perdarahan. Tutup daerah pemasangan dengan

pembalut untuk hemostasis dan mengurangi memar (perdarahan

subkutan)

b. Perawatan klien

1) Buat catatan pada rekam medik pemasangan kapsul dan kejadiian

tidak umum yang mungkin terjadi selama pemasangan.

2) Amati klien kurang lebih 15-20 menit untuk kemungkinan perdarahan

dari luka insisi atau efek lain sebelum memulangkan klien. Beri

petunjuk untuk perawatan luka insisi setelah pemaasangan, kalau bisa

diberikan secara tertulis.

2.7   Pencabutan Implant

Pengangkatan Norplant dilakukan atas indikasi :

1. Atas permintaan akseptor (seperti ingin hamil lagi)

2. Timbulnya efeksamping yang sangat mengganggu dan tidak dapat diatasi

dengan pengobatan biasa

3. Sudah habis masa pakainya

4. Terjadi kehamilan

Prosedur Pengangkatan

1. Alat-alat yang diperlukan: selain dari alat-alat yang diperlukan sewaktu

pemasangan kapsul Norplant diperlukan pula satu forceps lurus dan satu

furseps bengkok.

2. Tentukan lokasi kapsul Norplant (kapsul 1-6), kalau perlu kapsul di

dorong kearah tempat insisi akan dilakukan.

Page 19: MAKALAH KB IMPLANT.docx

3. Daerah insisi di disinfeksi, kemudian ditutup dengan kain steril yang

berluban

4. Lakukan anastesi lokal 

5. Kemudian lakukan insisi selebar 5-7 mm ditempat yang paling dekat

dengan kapsul Norplant

6. Forceps dimasukan kedalam lubang insisi dan kapsul didorong dengan jari

tangan lain kearah ujung forceps, selanjutnya forceps dibuka lalu kapsul

dijepit dengan ujung forceps.

7. Selanjutnya kapsul yang sudah dijepit kemudian ditarik pelan-pelan. Kalo

perlu dibantu dengan mendorong kapsul dengan jari tangan lain.

Adakalanya kapsul sudah terbungkus dengan jaringan sekitarnya dalm hal

ini dilakukan insisi pada jaringan yang membungkus kapsul tersebut

pelan-pelan sampai kapsul menjadi bebas sehingga mudah menariknya

keluar

8. Lakukan prosedur ini beturut-turut untuk mengeuarkan kapsul kedua

sampai keenam. Jika sewaktu mengeluarkan kapsul terjadi perdarahan

maka hentikan terlebih dahulu perdarahannya

9. Setelah semua kapsul dikeluarkan dan tidak terjadi perdarahan tutup luka

dengan kassa steril kemudian di plester

10. Pada umumnya tidak diperlukan jahitan pada kulit

11. 11.  Informasikan kepada pemakai untuk tidak membasahi luka selama 3

hari   .

 

Page 20: MAKALAH KB IMPLANT.docx

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Alat kontrasepsi susuk atau implan berisi lovonorgestrel, terdiri dari 6

kapsul yang diinsersikan di bawah kulit lengan atas bagian dalam, kira-kira 6-

10 cm dari lipat siku. Indikasi penggunaan KB susuk adalah pemakaian KB

yang jangka waktu lama, masih berkeinginan punya anak lagi, tapi jarak

antara kelahirannya tidak terlalu dekat.tidak dapat memakai jenis KB yang

lain. Banyak alasan dapat dikemukakan mengapa implant dikembangkan dan

diperkenalkan sebagai cara KB yang baru. Alasan-alasan tersebut antara lain

implant merupakan cara KB yang sangat efektif dalam mencegah kehamilan

dan dapat mengembalikan kesuburan secara sempurna, tidak merepotkan.

Setelah pemasangan, akseptor tidak perlu melakukan atau memikirkan apa-

apa misalnya pada penggunaan pil. Implant merupakan cara KB yang ideal

bagi ibu yang tidak amau mempunyai anak lagi, akan tetapi belum siap untuk

melakukan sterilisasi

3.2 Saran.

1. Untuk Pasien : Bila Anda ingin menghentikan pemakaian implan, segera

kunjungi pekerja kesehatan yang memasangnya, atau yang terlatih. Jangan

mencoba mencopot sendiri di rumah.

2. Untuk Petugas Kesehatan : Diharapkan agar memberikan Pelayanan

kontrasepsi lebih Kompoten agar tidak terjadi komplikasi-komplikasi

yang merugikan bagi pasien.

Page 21: MAKALAH KB IMPLANT.docx

DAFTAR PUSTAKA

Muhammad. 2008. Alat Kontrasepsi untuk Wanita (Contraseptive for Female).

KB).http://www.klikdokter.com/medisaz/read/2010/07/05/120/keluarga-berencana--

kb-( Diakses hari Jumat, tanggal 17 Desember 2010).

http://eprints.undip.ac.id/17781/1/IMBARWATI.pdf (Diakses hari Jumat, tanggal 17

Desember 2010).

Kusumaningrum, Radita. 2009. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi

Pemilihan Jenis Kontrasepsi yang Digunakan pada Pasangan Usia Subur.