Makalah prinsip diet pada ibu hamil dengan anemia 3

22
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Anemia atau kurang darah sering dikaitkan dengan kondisi lemah, letih, dan lesu akibat kurangnya kandungan zat besi di dalam darah. Tak hanya pada orang dewasa, anak-anak bahkan balita pun bisa terkena anemia. Indonesia jumlah penderita anemia yang berasal dari kelompok anak usia sekolah (6–18 tahun) mencapai 65 juta jiwa. Bahkan, jika digabung dengan penderita anemia usia balita,remaja putri,ibu hamil, wanita usia subur, dan lansia, jumlah total mencapai 100 juta jiwa! ”Artinya, secara kasar bisa dikatakan bahwa satu di antara dua penduduk Indonesia menderita anemia. Dalam survei KRT juga terlihat angka kejadian anemia lebih tinggi pada perempuan dibandingkan laki-laki. Jika anemia terjadi pada anak perempuan, dampaknya tidak hanya bagi anak tersebut melainkan juga generasi selanjutnya. Ini mengingat anak perempuan tersebut kelak akan mengandung dan melahirkan. Anemia bisa disebabkan kondisi tubuh memerlukan zat besi dalam jumlah tinggi, seperti saat hamil,menyusui, masa pertumbuhan anak dan balita, serta masa puber. Atau ketika tubuh banyak kehilangan darah seperti saat menstruasi dan pada penderita wasir dan cacing tambang. Mereka yang menjalankan diet miskin zat besi atau pola makan yang kurang baik juga rentan anemia. Sebab lainnya adalah terjadinya gangguan penyerapan zat besi dalam tubuh. 1

Transcript of Makalah prinsip diet pada ibu hamil dengan anemia 3

Page 1: Makalah prinsip diet pada ibu hamil dengan anemia 3

BAB I

PENDAHULUAN

A.     LATAR BELAKANG

Anemia atau kurang darah sering dikaitkan dengan kondisi lemah, letih, dan

lesu akibat kurangnya kandungan zat besi di dalam darah. Tak hanya pada orang

dewasa, anak-anak bahkan balita pun bisa terkena anemia. Indonesia jumlah penderita

anemia yang berasal dari kelompok anak usia sekolah (6–18 tahun) mencapai 65 juta

jiwa. Bahkan, jika digabung dengan penderita anemia usia balita,remaja putri,ibu

hamil, wanita usia subur, dan lansia, jumlah total mencapai 100 juta jiwa! ”Artinya,

secara kasar bisa dikatakan bahwa satu di antara dua penduduk Indonesia menderita

anemia.

Dalam survei KRT juga terlihat angka kejadian anemia lebih tinggi pada

perempuan dibandingkan laki-laki. Jika anemia terjadi pada anak perempuan,

dampaknya tidak hanya bagi anak tersebut melainkan juga generasi selanjutnya. Ini

mengingat anak perempuan tersebut kelak akan mengandung dan melahirkan.

Anemia bisa disebabkan kondisi tubuh memerlukan zat besi dalam jumlah

tinggi, seperti saat hamil,menyusui, masa pertumbuhan anak dan balita, serta masa

puber. Atau ketika tubuh banyak kehilangan darah seperti saat menstruasi dan pada

penderita wasir dan cacing tambang. Mereka yang menjalankan diet miskin zat besi

atau pola makan yang kurang baik juga rentan anemia. Sebab lainnya adalah

terjadinya gangguan penyerapan zat besi dalam tubuh.

Sebenarnya, anemia dapat dicegah dengan mudah. Namun karena masyarakat

terlalu menggampangkan, dan menganggap hal itu hanya lemah, letih, dan lesu saja.

Padahal, dampak dari anemia ini sangat fatal bahkan menyebabkan kematian bagi ibu

hamil

B.     RUMUSAN MASALAH

Anemia merupakan suatu keadaan dimana terjadi penurunan jumlah sel darah

merah. Menurut WHO, anemia didefinisikan sebagai Hb (hemoglobin) kurang 13 g/dl

untuk laki-laki dan kurang 12 g/dl untuk wanita. Definisi sangat tergantung pada usia

dan jenis kelamin. Definisi yang paling sering dipakai adalah definisi anemia menurut

WHO dan CDC (Centers for Disease Control and Prevention).

Anemia dapat memperburuk kondisi wanita dalam masa kehamilan,

persalinan, nifas dan masa selanjutnya. Pengaruhnya bisa menyebabkan abortus

1

Page 2: Makalah prinsip diet pada ibu hamil dengan anemia 3

(keguguran), kelahiran prematur (lahir sebelum waktu-nya), persalinan yang lama

karena rahim tidak berkontraksi, perdarahan pasca melahirkan, syok serta infeksi pada

saat persalinan atau setelahnya.

Perdarahan antepartum (perdarahan dalam kehamilan) yang disebabkan karena

lokasi implantasi plasenta (ari-ari) yang abnormal atau lepasnya plasenta dari tempat

implantasinya yang dapat disertai gangguan pembekuan darah (DIC : Disseminated

Intravascular Coagulation) dapat memperberat kondisi anemia saat kehamilan. Dan

efeknya akan memberi pengaruh buruk pada bayi, seperti lahir dengan berat lahir

rendah sampai kematian perinatal.Selain itu, anemia juga dapat menyebabkan gagal

jantung.

Gagal jantung baru akan terjadi pada seorang wanita jika Hbnya berada pada

ukuran kurang dari 4 gr/dl. Hal ini menyebabkan angka kematian ibu masih sangat

besar. Diperkirakan dalam 1 jam, 2 ibu meninggal akibat perdarahan, preeklampsia

(penyakit pada wanita hamil dimana terjadi bengkak pada kaki, hipertensi dan adanya

protein dalam air seni), infeksi, abortus dan persalinan yang macet.

C.     TUJUAN

1. Ingin mengetahui definisi anemia pada ibu hamil secara jelas.

2. Ingin mengetahui penyebab anemia pada ibu hamil.

3. Ingin mengetahui gejala anemia pada ibu hamil.

4. Ingin mengetahui dampak anemia pada ibu hamil.

5. Ingin mengetahui cara pencegahan anemia pada ibu hamil.

2

Page 3: Makalah prinsip diet pada ibu hamil dengan anemia 3

BAB II

PEMBAHASAN

A. DEFINISI ANEMIA

Anemia pada wanita tidak hamil didefinisikan sebagai konsentrasi hemoglobin

yang kurang dari 12 g/dl dan kurang dari 10 g/dl selama kehamilan atau masa nifas.

Konsentrasi hemoglobin lebih rendah pada pertengahan kehamilan, pada awal

kehamilan dan kembali menjelang aterm, kadar hemoglobin pada sebagian besar

wanita sehat yang memiliki cadangan besi adalah 11g/dl atau lebih. Atas alasan

tersebut, Centers for disease control (1990) mendefinisikan anemia sebagai kadar

hemoglobin kurang dari 11 g/dl pada trimester pertama dan ketiga, dan kurang dari

10,5 g/dl pada trimester kedua (Suheimi, 2007).

Anemia defisiensi besi adalah anemia yang disebabkan oleh kurangnya zat

besi dalam tubuh, sehingga kebutuhan zat besi (Fe) untuk eritropoesis tidak cukup,

yang ditandai dengan gambaran sel darah merah hipokrom-mikrositer, kadar besi

serum (Serum Iron = SI) dan jenuh transferin menurun, kapasitas ikat besi total (Total

Iron Binding Capacity/TIBC) meninggi dan cadangan besi dalam sumsum tulang serta

ditempat yang lain sangat kurang atau tidak ada sama sekali.

Banyak faktor yang dapat menyebabkan timbulnya anemia defisiensi besi,

antara lain, kurangnya asupan zat besi dan protein dari makanan, adanya gangguan

absorbsi diusus, perdarahan akut maupun kronis, dan meningkatnya kebutuhan zat

besi seperti pada wanita hamil, masa pertumbuhan, dan masa penyembuhan dari

penyakit.

Pembagian anemia dalam kehamilan

1. Anemia defisiensi besi

Terjadi sekitar 62,3 % pada kehamilan. Merupakan anemia yang paling sering

dijumpaipada kehamilan. Hal ini disebabkan oleh kurang masuknya unsure besi dan

makanan, karena gangguan resorpsi, ganguan penggunaan atau karena terlampaui

banyaknya besi keluar dari badan, misalnya pada perdarahan. Keperluan besi

bertambah dalam kehamilan terutama pada trimester terakhir. Keperluan zat besi

untuk wanita tidak hamil 12 mg, wanita hamil 17 mg dan wanita menyusui 17 mg.

3

Page 4: Makalah prinsip diet pada ibu hamil dengan anemia 3

Tanda dan gejala:

Memiliki rambut yang rapuh dan halus serta kuku tipis,rata, dan mudah patah

Lidah tampak pucat, licin dan mengkilat, berwarna merah daging, stomatitis

angularis, pecah-pecah disertai kemerahan dan nyeri sudut mulut

Ciri-ciri anemia defisiensi besi

mikrositosis

hipokromasia

anemia ringan tidak selalu menimbulkan ciri khas bahkan banyak yang

bersifat normositer dan normokrom

kadar besi serum rendah

daya ikat besi serum meningkat

protoporfirin meningkat

tidak dtemukan hemosiderin dalam sumsum tulang.

2. Anemia megaloblastik

Terjadi pada sekitar 29 % pada kehamilan. disebabkan oleh defisiensi asam

folat, jarang sekali karena defisensi vitamin B12. Hal itu erat hubungannya dengan

defisensi makanan.

Gejala-gejalanya:

Malnutrisi

Glositis berat(Lidah meradang, nyeri)

Diare

Kehilangan nafsu makan

Ciri-ciri anemia megaloblastik

megaloblast

promegaloblast dalam darah atau sumsum tulang

anemia makrositer dan hipokrom dijumpai bila anemianya sudah berat. Hal itu

disebabkan oleh defisiensi asam folat sering berdampingan ndenagn defisiensi

besi dalam kehamilan

3. Anemia hipoplastik

Terjadi pada sekitar 8 % kehamilan. Disebabkan oleh sumsum tulang kurang

mampu membuat sel-sel darah baru. Etiologi anemia hipoplastik karena kehamilan

4

Page 5: Makalah prinsip diet pada ibu hamil dengan anemia 3

belum diketahui dengan pasti. Biasanya anemia hipoplstik karena kehamilan, apabila

wanita tsb telah selesai masa nifas akan sembuh dengan sendirinya. Dalam kehamilan

berikutnya biasanya wanita mengalami anemia hipoplastik lagi.

Ciri-ciri

pada darah tepi terdapat gambaran normositer dan normokrom, tidak

ditemukan ciri-ciri defisiensi besi, asam folat atau vitamin B12.

Sumsum tulang bersifat normoblastik dengan hipoplasia eritropoesis yang

nyata

4. Anemia hemolitik

Terjadi pada sekitar 0,7 % kehamilan. Disebabkan oleh pengancuran sel darah

merah berlangsung lebih cepat daripada pembuatannya. Wanita dengan anemia

hemolitik sukar menjadi hamil, apabila hamil maka biasanya anemia menjadi berat.

Sebaliknya mungkin pula kehamilan menyebabkan krisis hemolitik pada wanita yang

sebelumnay tidak menderita anemia. Anemia hemolitk dibagi menjadi 2 golongan

besar:

1. disebabkan oleh faktor intrakorpuskuler seperti thalassaemia, anemia sel sabit,

sferositosis, eliptositosis, dll.

2. disebabkan olehfaktor ekstrakorpuskuler seperti defisiensi G-6 Fosfat

dehidrogenase, leukemia, limfosarkoma, penyakit hati dll.

Gejala proses hemolitik

anemia

hemoglobinemia

hemoglobinuria

hiperbilirubinuria

hiperurobilirubinuria

kadar sterkobilin dalam feses tinggi, dll

Klasifikasi anemia yang lain adalah :

a. Hb 11 gr% : Tidak anemia

b. Hb 9-10 gr% : Anemia ringan

c. Hb 7 – 8 gr%: Anemia sedang

d. Hb < 7 gr% : Anemia berat.

5

Page 6: Makalah prinsip diet pada ibu hamil dengan anemia 3

B. PENYEBAB ANEMIA PADA KEHAMILAN

Penyebab umum dari anemia:

1. Perdarahan hebat

2. Akut (mendadak)

3. Kecelakaan

4. Pembedahan

5. Persalinan

6. Pecah pembuluh darah

7. Kronik (menahun)

8. Perdarahan hidung

9. Wasir (hemoroid)

10. Ulkus peptikum

11. Kanker atau polip di saluran

pencernaan

12. Tumor ginjal atau kandung

kemih

13. Perdarahan menstruasi yang

sangat banyak

14. Berkurangnya pembentukan sel

darah merah

15. Kekurangan zat besi

16. Kekurangan vitamin B12

17. Kekurangan asam folat

18. Kekurangan vitamin C

19. Penyakit kronik

20. Meningkatnya penghancuran sel

darah merah

21. Pembesaran limpa

22. Kerusakan mekanik pada sel

darah merah

23. Reaksi autoimun terhadap sel

darah merah:

Hemoglobinuria

nokturnal paroksismal

Sferositosis herediter

Elliptositosis herediter

24. Kekurangan G6PD

25. Penyakit sel sabit

26. Penyakit hemoglobin C

27. Penyakit hemoglobin S-C

28. Penyakit hemoglobin E

29. Thalasemia

6

Page 7: Makalah prinsip diet pada ibu hamil dengan anemia 3

Selain itu anemia juga disebabkan oleh:

1. Kekurangan zat besi

2. vitamin B12 atau asam folat

3. Kerusakan pada sumsum tulang atau ginjal

4. Kehilangan darah akibat pendarahan dalam atau siklus haid perempuan

5. Penghancuran sel darah merah (anemia hemolitik)

6. Infeksi HIV

7. Kekurangan zat besi

8. Perdarahan

9. Genetik

10. Kekurangan vitamin B12

11. Kekurangan asam folat

12. Pecahnya dinding sel darah merah

13. Gangguan sumsum tulang

PATOFISIOLOGI ANEMIA PADA KEHAMILAN

Perubahan hematologi sehubungan dengan kehamilan adalah oleh karena

perubahan sirkulasi yang makin meningkat terhadap plasenta dari pertumbuhan

payudara. Volume plasma meningkat 45-65% dimulai pada trimester ke II kehamilan,

dan maksimum terjadi pada bulan ke 9 dan meningkatnya sekitar 1000 ml, menurun

sedikit menjelang aterem serta kembali normal 3 bulan setelah partus. Stimulasi yang

meningkatkan volume plasma seperti laktogen plasenta, yang menyebabkan

peningkatan sekresi aldesteron.

ETIOLOGI ANEMIA PADA KEHAMILAN

Etiologi anemia defisiensi besi pada kehamilan, yaitu:

a. Hipervolemia, menyebabkan terjadinya pengenceran darah.

b. Pertambahan darah tidak sebanding dengan pertambahan plasma.

c. Kurangnya zat besi dalam makanan.

d. Kebutuhan zat besi meningkat.

e. Gangguan pencernaan dan absorbsi.

C. GEJALA KLINIS

Wintrobe mengemukakan bahwa manifestasi klinis dari anemia defisiensi besi

sangat bervariasi, bisa hampir tanpa gejala, bisa juga gejala-gejala penyakit dasarnya

yang menonjol, ataupun bisa ditemukan gejala anemia bersama-sama dengan gejala

penyakit dasarnya. Gejala-gejala dapat berupa kepala pusing, palpitasi, berkunang-

kunang, perubahan jaringan epitel kuku, gangguan sistem neurumuskular, lesu, lemah,

Page 8: Makalah prinsip diet pada ibu hamil dengan anemia 3

lelah, disphagia dan pembesaran kelenjar limpa. Pada umumnya sudah disepakati

bahwa bila kadar hemoglobin < 7 gr/dl maka gejala-gejala dan tanda-tanda anemia

akan jelas.

DERAJAT ANEMIA

Nilai ambang batas yang digunakan untuk menentukan status anemia ibu

hamil, didasarkan pada criteria WHO tahun 1972 yang ditetapkan dalam 3 kategori,

yaitu normal (≥11 gr/dl), anemia ringan (8-11 g/dl), dan anemia berat (kurang dari 8

g/dl). Berdasarkan hasil pemeriksaan darah ternyata rata-rata kadar hemoglobin ibu

hamil adalah sebesar 11.28 mg/dl, kadar hemoglobin terendah 7.63 mg/dl dan

tertinggi 14.00 mg/dl.

Kecukupan gizi yang dianjurkan bagi wanita hamil

Zat Gizi Tidak Hamil Hamil

Energi (Kal) 1900 ± 285

Protein (g) 44 ± 12

Vitamin A (RE) 500 ± 200

Vitamin C (mg) 30 ± 10

Asam folat (mcg) 150 ± 50

Niasin (mg) 8,4 ± 1,3

Riboflavin (mg) 1,0 ± 0,2

Tiamin (mg) 0,9 ± 0,2

Vitamin B12 (mcg) 1,0 ± 0,3

Kalsium 600 ± 400

Fosfor 450 ± 200

Iodium 150 ± 25

Besi 25 ± 20

Zinc 15 ± 5

D. DAMPAK ANEMIA DEFISIENSI ZAT BESI PADA KEHAMILAN

Anemia juga menyebabkan rendahnya kemampuan jasmani karena sel-sel

tubuh tidak cukup mendapat pasokan oksigen. Pada wanita hamil, anemia

meningkatkan frekuensi komplikasi pada kehamilan dan persalinan. Risiko kematian

maternal, angka prematuritas, berat badan bayi lahir rendah, dan angka kematian

perinatal meningkat. Di samping itu, perdarahan antepartum dan postpartum lebih

sering dijumpai pada wanita yang anemis dan lebih sering berakibat fatal, sebab

wanita yang anemis tidak dapat mentolerir kehilangan darah.

Page 9: Makalah prinsip diet pada ibu hamil dengan anemia 3

Dampak anemia pada kehamilan bervariasi dari keluhan yang sangat ringan

hingga terjadinya gangguan kelangsungan kehamilan abortus, partus

imatur/prematur), gangguan proses persalinan (inertia, atonia, partus lama, perdarahan

atonis), gangguan pada masa nifas (subinvolusi rahim, daya tahan terhadap infek¬si

dan stress kurang, produksi ASI rendah), dan gangguan pada janin (abortus,

dismaturitas, mikrosomi, BBLR, kematian perinatal, dan lain-lain).

E. PENCEGAHAN ANEMIA

Anemia dapat dicegah dengan mengonsumsi makanan bergizi seimbang

dengan asupan zat besi yang cukup untuk memenuhi kebutuhan tubuh. Zat besi dapat

diperoleh dengan cara mengonsumsi daging (terutama daging merah) seperti sapi. Zat

besi juga dapat ditemukan pada sayuran berwarna hijau gelap seperti bayam dan

kangkung, buncis, kacang polong, serta kacang-kacangan. Perlu diperhatikan bahwa

zat besi yang terdapat pada daging lebih mudah diserap tubuh daripada zat besi pada

sayuran atau pada makanan olahan seperti sereal yang diperkuat dengan zat besi.

Upaya pencegahan dapat dilakukan dengan pemberian suplemen Fe dosis

rendah 30 mg pada trimester ketiga ibu hamil non anemik (Hb lebih/=11g/dl),

sedangkan untuk ibu hamil dengan anemia defisiensi besi dapat diberikan suplemen

Fe sulfat 325 mg  60-65 mg, 1-2 kali sehari. Untuk yang disebabkan oleh defisiensi

asam folat dapat diberikan asam folat 1 mg/hari atau untuk dosis pencegahan dapat

diberikan 0,4 mg/hari. Dan bisa juga diberi vitamin B12 100-200 mcg/hari

TIPS PENCEGAHAN DAN PERAWATAN IBU HAMIL DENGAN ANEMIA

Kondisi anemia adalah suatu kondisi yang mudah dikendalikan dan diperbaiki

bila penyebabnya adalah kekurangan nutrisi atau bahan baku pembentukan

hemoglobin. Bila kondisi anemia yang terjadi pada ibu adalah akibat perdarahan,

penyakit darah atau kelainan tubuh lainnya, maka kondisi anemia membutuhkan

perhatian lebih lanjut dan advis dokter.

Berikut ini ada beberapa tips hal yang dapat ibu lakukan untuk menghindari,

mengurangi dan menghadapi kondisi anemia.

1. Tentukan Apakah ibu mengalami Kondisi Anemia atau tidak

a. Ibu dapat mengetahuinya dengan cara memperhatikan petunjuk penting dalam

dirinya. Bila ibu merasa lebih cepat lelah, letih, lesu, tidak bergairah dan

mudah pusing atau pingsan, maka hal ini dapat menjadi tanda kondisi anemia.

Untuk memastikannya ibu dapat melakukan pemeriksaan sederhana berikut

ini.

Page 10: Makalah prinsip diet pada ibu hamil dengan anemia 3

b. Berdirilah di depan cermin dan tarik kelopak mata bagian bawah. Perhatikan

tingkat warna kemerahan kelopak mata tersebut. Bila pucat atau merah muda

maka kemungkinan anda mengalami anemia.

c. Bandingkan telapak tangan ibu dengan telapak tangan suami atau orang lain

yang dianggap normal. Bila telapak tangan tampak lebih putih atau lebih pucat

maka mungkin anda sedang dalam kondisi anemia.

d. Julurkan dan perhatikan warna lidah anda. Bila tepi lidah anda menjadi lebih

pucat dari warna permukaan dalam pipi maka kondisi anemia mungkin telah

terjadi.

Untuk memastikan kondisi anemia ini, ibu dapat memeriksakan darah untuk

kadar hemoglobin, hematokrit dan jumlah sel darah merah. Bila hemoglobin kurang

dari 10gr% maka sebaiknya ibu segera pergi ke dokter untuk memeriksakan diri.

2. Perbaikan diet/pola makan

Penyebab anemia terbanyak pada ibu hamil adalah diet yang buruk. Perbaikan

pola makan dan kebiasaan makan yang sehat dan baik selama kehamilan akan

membantu ibu untuk mendapatkan asupan nutrisi yang cukup sehingga dapat

mencegah dan mengurani kondisi anemia.

3. Konsumsilah bahan kaya protein, zat besi dan Asam folat

Bahan kaya protein dapat diperoleh dari hewan maupun tanaman. Daging,

hati, dan telur adalah sumber protein yang baik bagi tubuh. Hati juga banyak

mengandung zat besi, vitamin A dan berbagai mineral lainnya. Kacang-kacangan,

gandum/beras yang masih ada kulit arinya, beras merah, dan sereal merupakan bahan

tanaman yang kaya protein nabati dan kandungan asam folat atau vitamin B lainnya.

Sayuran hijau, bayam, kangkung, jeruk dan berbagai buah-buahan kaya akan mineral

baik zat besi maupun zat lain yang dibutuhkan tubuh untuk membentuk sel darah

merah dan hemoglobin.

4. Batasi penggunaan antasida

Antasida atau obat maag yang berfungsi menetralkan asam lambung ini

umumnya mengandung mineral, atau logam lain yang dapat menganggu penyerapan

zat besi dalam tubuh. Oleh karena itu batasi penggunaannya dan gunakan sesuai

aturan pemakaian.

Page 11: Makalah prinsip diet pada ibu hamil dengan anemia 3

5. Ikuti saran dokter

Beberapa penyebab kondisi anemia adalah penyakit serius tertentu. Oleh

karena itu jangan meremehkan kondisi anemia yang anda hadapi. Konsultasikan lebih

lanjut kondisi yang anda hadapi dan ikutilah nasehat dokter anda.

Pedoman menu

Berikut ini pedoman untuk menyusun menu bagi ibu hamil:

1. Makan dua kali lebih dari biasanya, bukan hanya dalam jumlah porsi, namun

lebih ditekankan pada mutu zat-zat gizi yang terkandung dalam makanan yang

dikonsumsi.

2. Makanan dapat diberikan 4 - 6 kali waktu makan sesuai dengan kemampuan

ibu. Jangan memaksa untuk menghabiskan makanan yang tersaji jika merasa

mual, pusing, dan ingin muntah.

3. Batasi konsumsi makanan berlemak tinggi dan yang merangsang seperti cabe,

makanan bergas seperti nangka, nanas dan durian, serta yang beralkohol

semacam tape.

4. Usahakan mengkonsumsi makanan dalam komposisi seimbang, dengan

susunan yang meliputi 2 piring nasi @ 250 g, 90 g daging atau ikan, sebutir

telur, 60 g kacang-kacangan, 3 porsi sayur @ 100 g, 2 porsi buah-buahan @

100 g, segelas susu atau yoghurt, atau seiris keju sebagai ganti serta 1 sdm

minyak atau lemak.

5. Berikan minum 1/2 jam sehabis makan. Perbanyak minum air putih, sari buah

seperti air jeruk, air tomat, sari wortel, air rebusan kacang hijau sebagai

pengganti cairan yang keluar, karena ibu hamil lebih banyak berkeringat dan

sering buang air kecil karena kandung kemih yang terdesak oleh pertumbuhan

janin. Penting untuk menghindari minuman berkafein seperti kopi, coklat, dan

soft drink (minuman ringan) pemicu hipertensi.

6. Hindari konsumsi bahan makanan olahan pabrik yang diberi pengawet dan

pewarna yang dimasukkan ke dalam bahan pangan, karena dapat

membahayakan kesehatan dan pertumbuhan janin, yang sering dihubungkan

dengan cacat bawaaan dan kelainan bayi saat lahir. Waspadai tulisan pada

kemasan seperti amaranth, potassium nitrit, sodium nitrit, sodium nitrat,

formalin, boraks, sianida, rodhamin B, dsb.

Page 12: Makalah prinsip diet pada ibu hamil dengan anemia 3

7. Hindari makanan berkalori tinggi dan banyak mengandung gula serta lemak

namun rendah kandungan zat gizi, makanan siap saji, makanan kecil, coklat,

karena akan mengakibatkan mual dan muntah.

8. Bagi ibu yang hamil muda, konsumsilah makanan dalam bentuk kering, porsi

kecil dan frekuensi sering, misalnya biskuit marie dan jenis-jenis biskuit yang

lain, karena biasanya mereka tidak berselera makan.

9. Hindari konsumsi makanan laut dan daging yang pengolahannya tidak

sempurna karena besar risikonya tercemar kuman dan bakteri yang

membahayakan. Untuk menghindarinya, masaklah makanan sampai matang

benar, dan cuci makanan untuk menjaga kebersihan, terutama buah dan

sayuran sampai bersih sebelum dikonsumsi.

10. Tetap beraktivitas dan bergerak, misalnya dengan jalan santai di pagi hari.

Zat-zat gizi penting

Zat-zat gizi yang perlu mendapat perhatian dalam konsumsi ibu hamil adalah

sebagai berikut:

1. Sumber tenaga, digunakan untuk tumbuh kembang janin dan proses

perubahan biologis yang terjadi dalam tubuh yang meliputi, pembentukan sel-

sel baru, pemberian makanan dari ibu ke bayi melalui plasenta, serta

pembentukan enzim dan hormon penunjang pertumbuhan janin. Kekurangan

energi dalam asupan makanan yang dikonsumsi menyebabkan tidak

tercapainya penambahan berat badan ideal dari ibu hamil yaitu sekitar 11 - 14

kg. Kekurangan itu akan diambil dari persediaan protein yang dipecah menjadi

energi.

2. Protein, diperlukan sebagai pembentuk jaringan baru janin. Kekurangan

asupan protein dapat berpengaruh terhadap pertumbuhan janin, keguguran,

bayi lahir dengan berat badan kurang, serta tidak optimalnya pertumbuhan

jaringan tubuh dan jaringan pembentuk otak.

3. Vitamin, dibutuhkan untuk memperlancar proses biologis yang berlangsung

dalam tubuh ibu dan janin. Misalnya, vitamin A diperlukan untuk

pertumbuhan, vitamin B1 dan B2 sebagai penghasil energi, vitamin B6 sebagai

pengatur pemakaian protein tubuh, vitamin B12 membantu kelancaran

pembentukan sel-sel darah merah. Vitamin C membantu penyerapan zat besi

guna mencegah anemia, dan vitamin D untuk membantu penyerapan kalsium.

4. Mineral, antara lain :

1. Kalsium, digunakan untuk menunjang pembentukan tulang dan gigi

serta persendian janin. Jika ibu hamil kekurangan kalsium, maka

Page 13: Makalah prinsip diet pada ibu hamil dengan anemia 3

kebutuhan kalsium akan diambilkan dari cadangan kalsium pada tulang

ibu. Ini akan mengakibatkan tulang keropos atau osteoporosis. Untuk

itu, si ibu perlu mengkonsumsi susu, telur, keju, kacang-kacangan, atau

tablet kalsium yang dapat diperoleh saat periksa ke Puskesmas atau

klinik.

2. Zat besi, erat berkaitan dengan anemia atau kekurangan sel darah

merah sebagai adaptasi adanya perubahan fisiologis selama kehamilan,

yang disebabkan oleh :

o Meningkatnya kebutuhan zat besi untuk pertumbuhan janin.

o Kurangnya asupan zat besi pada makanan yang dikonsumsi sehari-hari.

o Adanya kecenderungan rendahnya cadangan zat besi pada wanita,

sehingga tidak mampu menyuplai kebutuhan zat besi dan

mengembalikan persediaan darah yang hilang akibat persalinan

sebelumnya.

Wanita hamil cenderung terkena anemia pada tiga bulan terakhir

kehamilannya karena pada masa ini, janin menimbun cadangan zat besi untuk dirinya

sendiri sebagai persediaan bulan pertama sesudah lahir. Penanganannya, pertama,

menggunakan terapi obat dengan memberikan tablet zat besi (ferosulfat) 30 - 60 mg

per hari, tergantung pada berat ringannya anemia. Kedua, terapi diet dengan

meningkatkan konsumsi bahan makanan tinggi besi seperti susu, daging, dan sayuran

hijau.

F. PENGOBATAN ANEMIA

Pengobatan anemia biasanya dengan pemberian tambahan zat besi. Sebagian

besar tablet zat besi mengandung ferosulfat, besi glukonat atau suatu polisakarida.

Tablet besi akan diserap dengan maksimal jika diminum 30 menit sebelum makan.

Biasanya cukup diberikan 1 tablet/hari, kadang diperlukan 2 tablet. Kemampuan usus

untuk menyerap zat besi adalah terbatas, karena itu pemberian zat besi dalam dosis

yang lebih besar adalah sia-sia dan kemungkinan akan menyebabkan gangguan

pencernaan dan sembelit. Zat besi hampir selalu menyebabkan tinja menjadi berwarna

hitam, dan ini adalah efek samping yang normal dan tidak berbahaya.

Page 14: Makalah prinsip diet pada ibu hamil dengan anemia 3

BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Kejadian anemia pada ibu hamil harus selalu diwaspadai mengingat anemia

dapat meningkatkan risiko kematian ibu, angka prematuritas, BBLR dan angka

kematian bayi. Untuk mengenali kejadian anemia pada kehamilan, seorang ibu harus

mengetahui gejala anemia pada ibu hamil, yaitu cepat lelah, sering pusing, mata

berkunang-kunang, malaise, lidah luka, nafsu makan turun (anoreksia), konsentrasi

hilang, napas pendek (pada anemia parah) dan keluhan mual muntah lebih hebat pada

kehamilan muda.

B. Saran

Untuk menyempurnakan makalah yang kami buat,kami sangat mengharapkan

saran dari anda

1.

2.

3.

Page 15: Makalah prinsip diet pada ibu hamil dengan anemia 3

DAFTAR PUSTAKA

- Mother And Baby Sat, 26 May 2007 Sumber: Tabloid Ibu

Anak

- http://www.skripsi-tesis.com

- http://www.womenshealth.gov/faq/anemia.cfm

- Mochtar, R. 1998 . Sinopsis Obstetri. Edisi 2. Jakarta: EGC

- Saifudin, A.B. 2002. Buku Acuan Nasional Pelayanan

Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta: YBP-SP

- (Trisno Haryanto, ahli gizi dan dietetik, lulusan Akademi

Gizi, Malang)

- http://www.google.co.id/