makalah post mortem.docx
description
Transcript of makalah post mortem.docx
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan YME atas limpahan rahmat dan
karunia-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“Perubahan post mortem” ini dengan lancar. Penulisan makalah ini bertujuan untuk memenuhi
salah satu tugas yang diberikan oleh dosen mata kuliah Patologi.
Penulis harap, dengan membaca makalah ini dapat memberi manfaat bagi pembaca dan
khususnya untuk penulis, dalam hal ini dapat menambah wawasan kita mengenai patologi.
Makalah ini masih jauh dari kata sempurna, maka itu penulis mengharapkan kritik dan
saran dari pembaca demi perbaikan makalah ini menuju arah yang lebih baik.
Sukabumi, 23 Mei 2012
Penulis
DAFTAR ISI
Kata pengantar ……………………………………………………………………....…………... i
Daftar isi ………………………………………………………………………………………… ii
BAB I Pendahuluan ……………………………………………………………………………... 1
1.1 Latar Belakang ……………………………………………………………………….…….... 1
1.2 Rumus Masalah …………………………………………………........................................... 2
1.3 Maksud dan Tujuan ………………………………………………………………….…….... 2
BAB II PEMBAHASAN ……………….…………………………………….............................. 3
2.1 Pengertian Post Mortem ……………….…………………………………………….…….... 3
2.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perubahan Pada Kematian …………………....……..... 7
BAB III PENUTUP………………………………………………………………………….…. 10
3.1 Kesimpulan………………………………………………………………………………..... 10
3.2 Saran……………………………………………….……………………………………...... 11
Daftar Pustaka…...………………………………………………………………………...…… 12
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Mati merupakan berhentinya kehidupan, seluruh organ vital berhenti bekerja. Ada
beberapa istilah dibakai dalam berbagai keadaan yang mendekati mati. Misalnya: Mati suri yaitu
keadaan seperti (menyerupai) mati, tetapi masih dapat diatasi dengan alat bantu aktifitas prgan
vital yang telah sangat melemah; aktifitas susunan saraf pusat masih tampak walaupun lemah.
Koma adalah keadaan tidak sadar diri, tidak dapat dibangunkan karena ada gangguan susunan
saraf pusat akibat trauma kapatis berat, keracunan, gangguan keseimbangan elektrolit, apopleksia
(yunani: apoplexia = apoplexy = pendarahan interaknial yang berdampak timbulnya gejala
mendadak-serius dari aspek neurologi, seperti kelumpuhan alat gerak sati sisi atau pada kedua
sisi disertai/tanpa disertai gangguan atau sama sekali tidak bisa berbicara); kematian somatic
(somatic dealt), keadaan dimana seluruh aktifitas berhenti.
Visum (tanda pernyataan) dokter (pemeriksaan dengan stetoskop), atas tidak
terdengarnya lagi detak jantung dan suara pernafasan penderita yang dinyatakan mati. Perubahan
post mortem dipengaruhi banyak faktor, seperti: ada tidaknya penyakit infeksi/ sepsis,
ketegangan jiwa saat menjelang kematian, perbedaan suhu badan dengan suhu sekitar.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka rumusan masalah dalam makalah ini dapat diuraikan sebagai berikut :
1. Apakah pengertian Post Mortem?
2. Apa sajakah Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perubahan Pada Kematian ?
3. Bagaimanakah penanganan individu yang mengalami cacat fisik dan mental?
1.3 Maksud dan Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah diatas maka dapat disimpulkan bahwa maksud dan tujuan dari makah ini ialah:
1. Untuk mengetahui pengertian Post Mortem
2. Untuk mengetahui Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perubahan Pada Kematian
3. Untuk mengetahui penanganan individu yang mengalami cacat fisik dan mental
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Perubahan post mortem
Seseorang dikatakan mati apabila jantung tidak berdenyut lagi dan pernafasan juga
berhenti, akhir-akhir ini terutamatama berhubungan dengan kemajuan dalam hal tranplantasi
berbagai alat tubuh timbul pertentangan mengenai saatnya yang tepat seseorang dapat dinyatakan
mati. Beberapa ahli berpendapat bahwa mendatarnya EEG (electroencephalogram), yang berarti
berhentinya fungsi otak, dapat dianggap sebagai saat kematian, tanpa menghiraukan fungsi alat
tubuh lainnya.
Kematian tubuh disebut juga sebagai somatic dealth, suatu kematian yang terjadi umum,
jadi perlu dibedakan dengan kematian sel yang diikuti dengan nekrosis.
Pada saat terjadi kematian umum mungkin masih terdapat sel dan jaringan yang masih
sempat melanjutkan beberapa aktivitas misalnya sel yang sedang bermitosis masih dapat
menyelesaikan pembelahannya. Tetapi kemudian segala kegiatan pada jaringan dan sel akan
terhenti sama sekali.
2.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perubahan Pada Kematian
Pada kematian tubuh terjadi serangkaian perubahan. Perubahan-perubahan ini juga
dipengaruhi oleh bermacam-macam faktor. Diantaranya suhu sekitarnya, suhu tubuh pada saat
terjadinya kematian dan adanya infeksi umum:
1. Algor mortis
Ialah perubahan suhu badan, sehingga suhu badan menjadi kurang lebih sama dengan
suhu sekitarnya, perubahan ini terjadi karena metabolism yang terhenti.
2. Rigor mortis
Sesudah dua sampai tiga jam akan terjadi kaku mayat, yang disebabkan oleh otot-otot
menjadi kaku akibat aglutinasi dan presipitasi protein pada otot-otot. Mula-mula terjadi pada
otot-otot infolunter, diikuti oleh otot-otot volunter disekitar kepala dan leher, dan akhirnya
menjalar ke seluruh tubuh.kaku mayat biasanya menetap sampai 2-3 hari ,dan kemudian
menghilang.
Kaku mayat timbul lebih cepat dan lebih keras dalam keadaan tertentu. Pergerakan yang
banyak sebelum kematian ,misalnya prajurit dalam peperangan ,demam yang tinggi, kecapaian
dan suhu sekeliling yang tinggi,mempercepat terjadi nya kaku mayat.sebaiknya pada penderita
yang sakit lama,cachexia,kaku mayat timbul lebih lambat.
3. Livor mortis
Perubahan warna terjadi karena sel –sel darah mengalami hemolysis dan darah turun
ketempat yang bawah,sehingga mengakibatkan lebam – lebam mayat pada bagian – bagian
terbawah. Karena pembusukan maka terbentuk sulfida. Biasanya sekitar usus.
4. Pembekuan darah
Terjadi segera setelah penderita meninggal. Dafat pula terjadi pada masa agoni (algonial
clots). Beku darah yang terjadi setelah orang meninggal disebut post mortem clots, warna nya
merah,elastic atau seperti agar – agar (cruor clots) dan beku darah ini tidak melekat erat pada
dinding pembuluh darah jantung. Bila beku darah terbentuk nya lambat,maka beku darah
nampak berlapis-lapis ; sel darah merah karena lebih berat merupakan lapis terbawah,
diantaranya leukosit dan paling atas ialah lapis yang berwarna kuning terdiri atas plasma darah
dan sedikit leukosit. Beku darah semacam ini terdapat di dalam jantung dan dapat di temukan
pada bedah mayat. Bagian terbawah yang ,merah dan mengandung eritrosit di sebut cruor clots
dan bagian atas yang kuning karena menyerupai lemak ayam di sebut sebagai “chicken fat clot”.
5. Pembusukan (putrefatiction) dan autolysis
Akibat pengaruh fermen – fermen pada tubuh, jaringan mengalami autodigestion. Pada
jaringan tertentu seperti mukosa lambung, kandung empedu, autolysis cepat terjadi, karena itu
biasanya tidak dapat diperoleh sediaan mikroskopik yang baik.pada umumnya makin tinggi
diferensiasi jaringan,makin cepat autolysis. Sedangkan jaringan penyokong lebih awet.
Pembusukan terjadi akibat masuk nya kuman saprofitik.biasanya kuman ini berasal dari usus.
Akibat pembentukan gas H2S maka jaringan sekitar usus tampak kehijauan.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Mati merupakan berhentinya kehidupan, seluruh organ vital berhenti bekerja.
3.2 kritik dan Saran
Alhmdulillah, akhirnya kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan lancar dan tepat
waktu. Kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam
pembuatan makalah ini. Walaupun di dalamnya msasih banyak kekurangan, karena kami masih
dalam tahap pembelajaran. Untuk itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun dari rekan-rekan klususnya dari dosen pembimbing.
DAFTAR PUSTAKA
● N. Mitchell, Ricard. 2007. Buku Ajar Patologi Robbins, Edisi 7, Volume 1. Jakarta: EGC
● Robbins, dkk. 1999. Buku Saku Robbins Dasar Patologi Penyakit. Jakarta: EGC
● Tambayang, Jan. 2000. PatologiUntukKeperawatan. Jakarta:EGC
MAKALAH
POST MORTEM
Di susun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Patologi
Di susun oleh:
Aditya Rachman Utama
Agung Rahman
Andrea Sunda Wijaya
Annisa Marlina
Anton Lesmana
Astri Sulastri
Beta Yolanda
Chintya Luckita Lestari
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KOTA SUKABUMI
Jl. Karamat No. 36 Sukabumi