makalah phbs

10
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat dalam Tatanan Rumah Tangga Kelly 102012078 D 8 Mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana Jalan Arjuna Utara No. 6 Jakarta Barat 11510 kelly [email protected] Pendahuluan Istilah PHBS tidak jarang terdengar di masyarakat. Jika dilihat dari kepanjangannya yakni Perilaku Hidup Bersih dan Sehat, tentu kita langsung mengetahui apa itu PHBS. Singkatnya mengenai perilaku seseorang menyangkut kebersihan yang dapat mempengaruhi kesehatannya. Banyak penyakit dapat dihindari dengan PHBS, seperti diare, DBD, flu burung, dan sebagainya. Salah satu faktor yang mendukung PHBS adalah kesehatan lingkungan. Dua istilah penting tersebut dalam kesehatan lingkungan harus dipahami oleh seluruh tenaga kesehatan yang terlibat agar kegiatan yang dilakukan dapat berhasil dengan baik. 1

description

phbs

Transcript of makalah phbs

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat dalam Tatanan Rumah TanggaKelly 102012078 D 8Mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida WacanaJalan Arjuna Utara No. 6 Jakarta Barat [email protected]

PendahuluanIstilah PHBS tidak jarang terdengar di masyarakat. Jika dilihat dari kepanjangannya yakni Perilaku Hidup Bersih dan Sehat, tentu kita langsung mengetahui apa itu PHBS. Singkatnya mengenai perilaku seseorang menyangkut kebersihan yang dapat mempengaruhi kesehatannya. Banyak penyakit dapat dihindari dengan PHBS, seperti diare, DBD, flu burung, dan sebagainya. Salah satu faktor yang mendukung PHBS adalah kesehatan lingkungan. Dua istilah penting tersebut dalam kesehatan lingkungan harus dipahami oleh seluruh tenaga kesehatan yang terlibat agar kegiatan yang dilakukan dapat berhasil dengan baik. Lingkungan diartikan sebagai akumulasi dari kondisi fisik, sosial, budaya, ekonomi dan politik yang mempengaruhi kehidupan dari komunitas tersebut. Sedangkan kesehatan dari suatu komunitas bergantung pada integritas lingkungan fisik, nilai kemanusiaan dalam hubungan sosial, ketersediaan sumber yang diperlukan dalam mempertahankan hidup dan penanggulangan penyakit, serta mengatasi gangguan kesehatan secara wajar.Kesehatan lingkungan merupakan suatu hal yang sangat penting dalam pelaksanaan perawatan komunitas.1 Oleh karena itu, guna tercapainya keberhasilan intervensi perawatan komunitas perlu adanya pembahasan khusus mengenai perilaku hidup bersih dan sehat dalam kesehatan lingkungan.Pembahasan1.1Pengertian PHBSYang dimaksud dengan PHBS adalah upaya yang dilakukan oleh Departemen Kesehatan untuk membudayakan perilaku hidup bersih dan sehat di semua bidang kehidupan agar terwujud pribadi dan lingkungan yang sehat demi mencapai derajat kesehatan optimal dan kesejahteraan bangsa sesuai yang diamanatkan dalam Pembukaan UUD 1945.2 Pada prinsipnya PHBS harus ditetapkan di mana saja seperti di rumah tangga, institut kesehatan dan tempat kerja. 1.2PHBS di Rumah TanggaKeluarga sebagai unit terkecil dari masyarakat merupakan tempat paling strategis untuk melaksanakan pendidikan kesehatan. Awal mula hidup sehat dapat dimulai dari individu atau diri sendiri dengan melakukan kebiasaan berperilaku hidup bersih dan sehat. Selanjutnya, kebiasaan baik itu dapat ditularkan kepada anggota keluarga yang lain. Bila dalam suatu keluarga sudah dapat berperilaku hidup bersih dan sehat maka hal itu dapat dijadikan contoh bagi lingkungan sekitarnya baik di sekolah, tempat kerja, dan tempat umum.3 Dalam rangka membangun kesehatan keluarga diperlukan berbagai upaya untuk menumbuhkan kesadaran tentang pentingnya menjaga kesehatan melalui kesadaran pemahaman pengetahuan hidup besih dan sehat yang didukung dengan kelestarian hidup serta perencanaan sehat dalam keluarga.PHBS perlu diterapkan pada tatanan rumah tangga atau keluarga karena beberapa alasan sebagai berikikit: Rumah tangga sehat adalah modal utama pembangunan di masa depan. Di dalam keluargalah pertama kali ditanamkan kebiasaan kesehatan yang baik bagi anak. Terdapat anggota keluarga yang memiliki masa rentan atau rawan terkena gangguan kesehatan atau penyakit. Misalnya anak-anak dan orang yang sudah lanjut usia mudah sekali terkena berbagai macam penyakit. Sistem kekebalan tubuh anak belum terbangun dengan sempurna, sedangkan sistem kekebalan orang lanjut usia mulai mengalami penurunan.PHBS memiliki tujuan dan manfaat. Adapun tujuan diterapkannya PHBS di rumah tangga yaitu dapat meningkatkan pengetahuan, kemauan, dan kemampuan anggota rumah tangga untuk melaksanakan PHBS dan meningkatkan keikutsertaan seluruh anggota keluarga agar berperan aktif dalam gerakan PHBS di masyarakat. Sedangkan manfaatnya adalah :1. Setiap anggota keluarga menjadi sehat dan tidak mudah sakit. 2. Anak tumbuh sehat dan cerdas. 3. Anggota keluarga giat bekerja. 4. Pengeluaran biaya rumah tangga dapat ditujukan untuk memenuhi gizi keluarga, pendidikan dan modal usaha untuk menambah pendapatan keluarga.4PHBS di rumah tangga dilakukan untuk mencapai rumah tangga yang berperilaku hidup bersih dan sehat. Rumah tangga Ber-PHBS adalah rumah tangga yang melakukan 10 PHBS di rumah tangga yaitu: 1. Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatanYang dimaksud tenaga kesehatan disini adalah dokter, bidan dan tenaga paramedis lainnya. Hal ini dikarenakan masih ada beberapa masyarakat yang masih mengandalkan tenaga non medis untuk membantu persalinan, seperti dukun bayi. Selain tidak aman dan penanganannya pun tidak steril, penanganan oleh dukun bayi ini pun dikhawatirkan berisiko besar dapat menyebabkan kematian ibu dan bayi.2. Memberi bayi ASI eksklusif Seorang ibu dapat memberikan ASI Eksklusif kepada bayinya yakni pemberian ASI tanpa makanan dan minuman tambahan lain pada bayi mulai usia nol hingga enam bulan.3. Menimbang Balita setiap bulan Penimbangan bayi dan Balita setiap bulan dimaksudkan untuk memantau pertumbuhan Balita tersebut setiap bulannya. Penimbangan ini dilaksanakan di Posyandu (Pos Pelayanan Terpadu) mulai usia 1 bulan hingga 5 tahun. Setelah dilakukan penimbangan, hasilnya dicatat di KMS (Kartu Menuju Sehat). Dari sinilah akan diketahui perkembangan dari Balita tersebut.4. Menggunakan air bersih Gunakan air bersih dalam kehidupan sehari-hari seperti memasak, mandi, hingga untuk kebutuhan air minum. Air yang tidak bersih banyak mengandung kuman dan bakteri yang dapat menyebabkan berbagai macam penyakit.5. Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun Mencuci tangan di air mengalir dan memakai sabun dapat menghilangkan berbagai macam kuman dan kotoran yang menempel di tangan sehingga tangan bersih dan bebas kuman. Cucilah tangan setiap kali sebelum makan dan melakukan aktifitas yang menggunakan tangan, seperti memegang uang dan hewan, setelah buang air besar, sebelum memegang makanan maupun sebelum menyusui bayi.56. Menggunakan jamban sehatJamban adalah suatu ruangan yang mempunyai fasilitas pembuangan kotoran manusia yang terdiri atas tempat jongkok atau tempat duduk dengan leher angsa atau tanpa leher angsa (cemplung) yang dilengkapi dengan unit penampungan kotoran dan air untuk membersihkannya. Ada beberapa syarat untuk jamban sehat, yakni tidak mencemari sumber air minum, tidak berbau, tidak dapat dijamah oleh serangga dan tikus, tidak mencemari tanah sekitarnya, mudah dibersihkan dan aman digunakan, dilengkapi dinding dan atap pelindung, penerangan dan ventilasi udara yang cukup, lantai kedap air, tersedia air, sabun, dan alat pembersih.7. Memberantas jentik di rumah sekali seminggu Untuk memberantas jentik perlu dilakukan Pemeriksaan Jentik Berkala (PJB) di lingkungan rumah tangga. PJB adalah pemeriksaan tempat perkembangbiakan nyamuk yang ada di dalam rumah, seperti bak mandi, WC, vas bunga, tatakan kulkas, dan di luar rumah seperti talang air yang dilakukan secara teratur setiap minggu. Selain itu, juga dilakukan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dengan cara 3 M (Menguras, Mengubur, Menutup).8. Makan buah dan sayur setiap hari Konsumsi sayur dan buah sangat dianjurkan karena banyak mengandung berbagai macam vitamin, serat dan mineral yang bermanfaat bagi tubuh.9. Melakukan aktivitas fisik setiap hari Aktifitas fisik, baik berupa olahraga maupun kegiatan lain yang mengeluarkan tenaga sangat penting bagi pemeliharaan kesehatan fisik, mental, dan mempertahankan kualitas hidup agar tetap sehat dan bugar sepanjang hari. Jenis aktivitas fisik yang dapat dilakukan dalam kehidupan sehari-hari yakni berjalan kaki, berkebun, mencuci pakaian, dan lain-lain.10. Tidak merokok di dalam rumahDi dalam satu puntung rokok yang diisap, akan dikeluarkan lebih dari 4.000 bahan kimia berbahaya, diantaranya adalah nikotin, tar, dan karbon monoksida (CO). Jika ada anggota keluarga yang merokok (perokok aktif), terlebih di dalam rumah, maka asap yang dihasilkan dari rokok tersebut tidak hanya berbahaya bagi perokok itu sendiri, melainkan juga orang-orang disekitarnya (perokok pasif) yang tentu saja akan berdampak buruk bagi kesehatan. Rumah sebagai tempat berlindung bagi keluarga, termasuk dari asap rokok. Oleh karena itu, perokok pasif harus berani menyuarakan haknya untuk bebas dari asap rokok.4

PenutupPHBS (Perilaku Hidup Bersih Sehat) di rumah tangga adalah semua perilaku kesehatan yang dilakukan atas kesadaran, sehingga keluarga beserta semua yang ada di dalamnya dapat menolong dirinya sendiri di bidang kesehatan dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan kesehatan di masyarakat. Banyak tantangan yang dihadapi dalam menerapkan PHBS di lingkungan keluarga. Oleh karena itu, dibutuhkan adanya dukungan dari berbagai pihak mulai dari diri sendiri, keluarga, lingkungan sekitar hingga pemerintah. Selain itu, upaya penerapan PHBS di rumah tangga dapat berjalan dengan lancar jika ada kesadaran dan peran aktif masyarakat di lingkungan tempat tinggalnya masing-masing. Hal itu disebabkan upaya mewujudkan rumah tangga yang sehat akan mendukung pola perilaku kehidupan masyarakat yang sehat secara kerkesinambungan.

Daftar Pustaka

1. Purba J. Pengelolaan lingkungan sosial. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia; 2005.h.13.2. Sutedjo. Langkah-langkah pemberdayaan dan kesejahteraan keluarga. Jakarta: Penerbit Azka Press; 2008.h.39-41.3. Nadesul H. Sehat itu murah. Jakarta: Penerbit Buku Kompas; 2006.h.67-8.4. Farida N. Bad and good habit. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama; 2009.h.169-171.5. Nadesul H. Membesarkan bayi jadi anak pintar. Jakarta: Penerbit Buku Kompas; 2007.h.101.

1