Makalah perpajakan
-
Upload
muhammad-jufri -
Category
Documents
-
view
15.074 -
download
3
Transcript of Makalah perpajakan
TUGAS KELOMPOK
MATA KULIAH PERPAJAKAN
“PENGHASILAN TIDAK KENA PAJAK (PTKP)”DOSEN PEMBIMBING
RAZIF, SE
DI SUSUN OLEH
MUHAMMAD JUFRI 090420065
ARDILA FEBRIYANI 090420064
SYAFRIDA 090420051
LIDIA 080420034
FAKULTAS EKONOMI JURUSAN AKUNTANSI
UNIVERSITAS MALIKUSSALEH
BUKIT INDAH
2011
Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP)
Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) adalah adalah pengurangan terhadap Penghasilan Netto untuk mencari Penghasilan Kena Pajak dalam menghitung kewajiban pajak penghasilan yang harus dibayar wajib pajak Orang Pribadi.
Sejak diatur pertama kali dalam Pasal 7 Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983, besaran nilai PTKP telah beberapa kali berubah sampai yang terakhir diatur pada Undang-Undang Nomor 36/2008 berlaku mulai 1 Januari 2009 sedangkan besaran Nilai PTKP untuk tahun 2006 s/d 2008 di atur oleh Peraturan Menteri Keuangan Nomor 137/PMK.03/2005.
Tabel Penghitungan PTKP
KeteranganPMK
No.137/PMK.03/2005Berlaku 1 January 2006
UU No,36 Tahun 2008Berlaku 1 January 2009
Diri Wajib Pajak 13.200.000 15.840.000
Tambahan untuk Wajib pajak yang kawin
1.200.0001.320.000
Tambahan untuk penghasilan istri yang digabung
13.200.00015.840.000
Tanggungan Wajib Pajak (Max 3 orang) 1.200.000 1.320.000
Wajib Pajak Orang Pribadi (WPOP) yang mempunyai anggota keluarga sedarah dan semenda dalam garis keturunan lurus yang menjadi tanggungan sepenuhnya yaitu: Orang tua, mertua, anak kandung, dan anak angkat diberikan tambahan PTKP paling banyak 3 (Tiga) orang.
Yang dimaksud dengan anggota keluarga yang menjadi tanggungan sepenuhnya adalah anggota keluarga yang tidak mempunyai penghasilan dan seluruh biaya hidupnya ditanggung oleh WPOP.
Penghitungan PTKP dengan menggunakan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 137/PMK.03/2005 yang berlaku 1 January 2006:
Penghitungan PTKP untuk Wajib Pajak dengan status belum menikah
- Wajib Pajak belum menikah tanpa tanggungan (TK/0) = Rp 13.200.000,-
- Wajib Pajak belum menikah dengan tanggungan 1 (satu) anggota keluarga (TK/1)
Rp 13.200.000,- + Rp 1.200.000,- = Rp 14.400.000,-
- Wajib Pajak belum menikah dengan tanggungan 2 (dua) anggota keluarga (TK/2)
Rp 13.200.000,- + Rp 2.400.000,- = Rp 15.600.000,-
- Wajib Pajak belum menikah dengan tanggungan 3 (tiga) anggota keluarga (TK/3)
Rp 13.200.000,- + Rp 3.600.000,- = Rp 16.800.000,-
Penghitungan PTKP untuk Wajib Pajak dengan status menikah
Wajib Pajak menikah tanpa tanggungan (K/0)
= Rp 13.200.000,- + Rp 1.200.000 = Rp 14.400.000,-
Wajib Pajak menikah dengan tanggungan 1 (satu) anggota keluarga (K/1)
= Rp 13.200.000,- + Rp 1.200.000,- + Rp 1.200.000,- = Rp 15.600.000,-
Wajib Pajak menikah dengan tanggungan 2 (dua) anggota keluarga (K/2)
= Rp 13.200.000,- + Rp 1.200.000,- + Rp 2.400.000,- = Rp 16.800.000,-
Wajib Pajak menikah dengan tanggungan 3 (tiga) anggota keluarga (K/3)
= Rp 13.200.000,- + Rp 1.200.000,- + Rp 3.600.000,- = Rp 18.000.000,-
Wajib Pajak Orang Pribadi (WPOP) dengan tambahan penghasilan hanya seorang istri yang digabungkan dengan penghasilan suami yang diperoleh dalam hal penghasilan istri :
Bukan sebagai karyawati melainkan penghasilan dari usaha/pekerjaan bebas yang tidak ada hubungannya dengan usaha/pekerjaan bebas suami.
Sebagai karyawati pada lebih dari 1 pemberi kerja Bukan karyawati tetapi bekerja pada pemberi kerja yang bukan sebagai Pemotong Pajak
walaupun tidak mempunyai penghasilan dari usaha/pekerjaan bebas.
Sedangkan penentuan PTKP pada awal tahun pajak untuk status Wajib Pajak Orang Pribadi (WPOP) dengan tambahan penghasilan hanya seorang istri dengan kondisi yang telah disebutkan di atas yang digabungkan dengan penghasilan suami :
Wajib Pajak + Istri tanpa tanggungan (K/I/0)
= Rp 13.200.000,- + Rp 1.200.000 + 13.200.000,- = Rp 27.600.000,-
Wajib Pajak + Istri dengan tanggungan 1 (satu) anggota keluarga (K/I/1)
= Rp 13.200.000,- + Rp 1.200.000,- + 13.200.000,- + Rp 1.200.000,- = Rp 28.800.000,-
Wajib Pajak menikah dengan tanggungan 2 (dua) anggota keluarga (K/2)
= Rp 13.200.000,- + Rp 1.200.000,- + 13.200.000,- + Rp 2.400.000,- = Rp 30.000.000,-
Wajib Pajak menikah dengan tanggungan 3 (tiga) anggota keluarga (K/3)
= Rp 13.200.000,- + Rp 1.200.000,- + 13.200.000,- + Rp 3.600.000,- = Rp 31.200.000,-
Penentuan PTKP di hitung pada keadaan Wajib Pajak di awal tahun pajak (Per1
January ). Perhitungan PTKP untuk pegawai lama (tahun sebelum sudah bekerja di Indonesia)
dilakukan dengan melihat keadaan pada awal tahun takwim (1 januari). Bagi pegawai yang baru
dating dan menetap di Indonesia dalam bagian tahun takwim, besarnya PTKP tersebut
berdasarkan keadaan pada awal bulan dari bagian tahun takwim yang bersangkutan. Misalnya;
Wajib Pajak Menikah pada bulan Mei 2007 maka PTKP dihitung pada keadaan wajib pajak di
awal tahun 2007 (Per 1 Jan 2007) dimana wajib pajak belum menikah sehingga PTKP yang
diperkenankan untuk penghitungan SPT Tahun 2007 adalah status TK. Pada tahun 2008 status
Wajib Pajak barulah menjadi K/02.
PTKP bagi Karyawati
Besarnya PTKP bagi karyawati berlaku ketentuan sebagai berikut:
a. Bagi karyawati kawin, sebesar PTKP untuk dirinya sendiri;
b. Bagi karyawati kawin, suami tidak menerima/memperoleh penghasilan. Dalam hal karyawati kawin dapat menunjukan keterangan tertulis dari pemerintah daerah setempat serendah-rendahnya kecamatan yang menyatakan suaminya tidak menerima atau memperoleh penghasilan, besarnya PTKP adalah PTKP untuk dirinya sendiri ditambah PTKP untuk status kawin dan PTKP untuk keluarga yang menjadi tanggungan sepenuhnya.
c. Bagi karyawati tidak kawin, sebesar PTKP untuk dirinya sendiri ditambah PTKP untuk keluarga yang menjadi tanggungan sepenuhnya (apabila ada). Yang menjadi tanggungan sepenuhnya menurut undang-undang Pajak Penghasilan adalah anggota keluarga yang tinggal bersama wajib pajak, tidak dibantu oleh orang tua atau keluarga lainnya dan tidak memiliki penghasilan.
Contoh soal perhitungan PTKP:
1. seorang Wajib Pajak bernama Ahmad pada tanggal 1 Januari 2006 mempunyai data keluarga sebagai berikut :
seorang istri yang bekerja pada PT Sakti Jaya, seorang anak kandung berumur 10 tahun, seorang adik kandung sebagai pelajar SMU, seorang mertua sebagai pensiunan Pegawai Negeri, seorang anak tiri berumur 12 tahun, dan seorang anak angkat yang menjadi tanggungan sepenuhnya
Bersarnya PTKP untuk Ahmad untuk tahun 2006 adalah sebagai berikut :
No. Jumlah (Rp) Keterangan
1. 13.200.000,00 Untuk Ahmad sendiri
2. 0,00 Tambahan untuk penghasilan istri digabung. Dalam kasus ini penghasilan istri tidak digabung karena semata-mata berasal dari satu pemberi kerja dan sudah dipotong Pajak Penghasilan Pasal 21.
3. 1.200.000,00 Tambahan karena status kawin
4. 3.600.000,00 Tanggungan tiga orang yaitu anak kandung, anak tiri dan anak angkat sebesar Rp1.200.000,00 x 3 orang.
18.000.000,00Jumlah seluruh PTKP
2. Joko sudah menikah dengan mempunyai seorang anak. PTKP joko adalah:
PTKP setahun:
Untuk wajib pajak sendiri Rp. 15.840.000,00
Tambahan WP kawin Rp. 1.320.000,00
Tambahan 1 anak Rp. 1.320.000,00
Jumlah Rp. 18.480.000,00
Pihak Yang Penghasilannya Tidak Terkena Potongan PPh Pasal 21
- Pejabat perwakilan diplomatik dan konsulat atau pejabat lain dari perwakilan negara asing, dan
orang-orang yang diperbantukan kepada mereka yang bekerja pada dan bertempat tinggal
bersama. Syaratnya adalah bukan warga negara Indonesia (WNI) dan selama berada di Indonesia
tidak menerima bentuk penghasilan lain di luar jabatan atau pekerjaannya. Selain itu negara
tempat perwakilan asing tersebut juga memperlakukan yang sama terhadap perwakilan dari
Indonesia berdasarkan asas timbal balik (riciprocitas).
- Pejabat perwakilan organisasi internasional berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan selama
orang tersebut bukan WNI dan tidak menjalankan usaha, pekerjaan atau kegiatan lain untuk
memperoleh penghasilan di Indonesia.
Penghasilan Yang Tidak Kena Potongan Pajak Penghasilan / PPh Pasal 21
1. Pembayaran asuransi pada asuransi kecelakaan, asuransi kesehatan, asuransi jiwa, asuransi bea siswa, dan asuransi dwiguna.
2. Iuran pensiun yang dibayar kepada dana pensiun yang pendiriannya telah disahkan oleh Menteri Keuangan dan Iuran Jaminan Hari Tua kepada badan penyelenggara Jamsostek yang dibayarkan oleh pemberi kerja.
3. Penerimaan dalam bentuk natura dan kenikmatan kecuali bentuk natura yang diatur dalam Keputusan Dirjen Pajak.
4. Penerimaan dalam bentuk natura dan kenikmatan lain dengan nama apapun yang diberikan oleh pemerintah.
5. Pajak yang ditanggung oleh pemberi kerja
6. Zakat yang diterima oleh orang pribadi yang berhak dari lembaga atau badan amil zakat yang dibentuk atau disahkan oleh pemerintah.