Perpajakan desa

41
TUPOKSI BENDAHARA DESA TERKAIT PERPAJAKAN Ina Purmini Auditor Madya Inspektorat Kab. Cirebon

Transcript of Perpajakan desa

Page 1: Perpajakan desa

TUPOKSI BENDAHARA DESA

TERKAIT PERPAJAKAN

Ina PurminiAuditor Madya

Inspektorat Kab. Cirebon

Page 2: Perpajakan desa

DASAR HUKUM1. Undang-undang No. 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum

dan Tata Cara Perpajakan Sebagaimana Telah Diubah Dengan Undang-undang Nomor 16 Tahun 2009

2. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 42 Tahun 2009 tentang Perubahan Ketiga atas Undang-undang Nomor 8 Tahun 1983 tentang Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah

3.Undang-undang No. 7 Tahun 1983 Tentang Pajak Penghasilan Sebagaimana Telah Diubah Dengan Undang-undang Nomor 36 Tahun 2008

4.Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2012 Tentang Pelaksanaan Undang-undang Nomor 8 Tahun 1983 Tentang Pajak Pertambahan Nilai Barang Dan Jasa Dan Pajak Penjualan Atas Barang Mewah Sebagaimana Telah Beberapa Kali Diubah Terakhir Dengan Undang-undang Nomor 42 Tahun 2009 Tentang Perubahan Ketiga Atas Undang-undang Nomor 8 Tahun 1983 Tentang Pajak Pertambahan Nilai Barang Dan Jasa Dan Pajak Penjualan Atas Barang Mewah

Page 3: Perpajakan desa

DASAR HUKUM5. PP 80 Tahun 2010 tentang Tarif Pemotongan dan

Pengenaan Pajak Penghasilan Pasal 21 atas Penghasilan yang Menjadi Beban APBN atau APBD.

6. Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor Per - 57/Pj/2009 tentang Perubahan Atas Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor Per 31/Pj/2009 tentang Pedoman Teknis Tata Cara Pemotongan, Penyetoran Dan Pelaporan Pajak Penghasilan Pasal 21 Dan/Atau Pajak Penghasilan Pasal 26 Sehubungan Dengan Pekerjaan, Jasa, dan Kegiatan Orang Pribadi

7. Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 113 Tahun 2014 Tentang Pengelolaan Keuangan Desa

8. KMK Nomor 563/KMK.03/2003 tentang Penunjukkan Bendaharawan Pemerintah untuk Memungut, Menyetor, dan Melaporkan PPN dan PPn BM beserta Tata Cara Pemungutan, Penyetoran dan Pelaporannya.

Page 4: Perpajakan desa

KEWAJIBAN BENDAHARAPermendagri No. 113 Tahun 2014, Pasal 31 :Bendahara desa sebagai wajib pungut pajak penghasilan (PPh) dan pajak lainnya, wajib menyetorkan seluruh penerimaan potongan dan pajak yang dipungutnya ke rekening kas negara sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Page 5: Perpajakan desa

PAJAK PERTAMBAHAN NILAI (PPN)

Pajak Pertambahan Nilai (PPN) adalah pajak yang dikenakan atas :a. penyerahan Barang Kena Pajak di dalam Daerah Pabean

yang dilakukan oleh pengusaha;b. impor Barang Kena Pajak;c. penyerahan Jasa Kena Pajak di dalam Daerah Pabean

yang dilakukan oleh pengusaha;d. pemanfaatan Barang Kena Pajak Tidak Berwujud dari

luar Daerah Pabean di dalam Daerah Pabean;e. pemanfaatan Jasa Kena Pajak dari luar Daerah Pabean

di dalam Daerah Pabean;f. ekspor Barang Kena Pajak Berwujud oleh Pengusaha

Kena Pajak;g. ekspor Barang Kena Pajak Tidak Berwujud oleh

Pengusaha Kena Pajak; danh. ekspor Jasa Kena Pajak oleh Pengusaha Kena Pajak.

Page 6: Perpajakan desa

PAJAK PERTAMBAHAN NILAI (PPN)JENIS BARANG YANG TIDAK DIKENAI PPN1. Barang hasil pertambangan atau hasil pengeboran yang

diambil langsung dari sumbernya meliputi :a. minyak mentah (crude oil);b. gas bumi, tidak termasuk gas bumi seperti elpiji yang siap

dikonsumsi langsung oleh masyarakat;c. panas bumi;d. asbes, batu tulis, batu setengah permata, batu kapur,

batu apung, batu permata, bentonit, dolomit, felspar (feldspar), garam batu (halite), grafit, granit/andesit, gips, kalsit, kaolin, leusit, magnesit, mika, marmer, nitrat, opsidien, oker, pasir dan kerikil, pasir kuarsa, perlit, fosfat (phospat), talk, tanah serap (fullers earth), tanah diatome, tanah liat, tawas (alum), tras, yarosif, zeolit, basal, dan trakkit;

e. batu bara sebelum diproses menjadi briket batu bara; danf. bijih besi, bijih timah, bijih emas, bijih tembaga, bijih nikel,

bijih perak, serta bijih bauksit.

Page 7: Perpajakan desa

PAJAK PERTAMBAHAN NILAI (PPN)2.Barang-barang kebutuhan pokok yang sangat

dibutuhkan oleh rakyat banyak meliputi :a. beras;b. gabah;c. jagung;d. sagu;e. kedelai;f. garam, baik yang beryodium maupun yang tidak

beryodium;g. daging, yaitu daging segar yang tanpa diolah,

tetapi telah melalui proses disembelih, dikuliti, dipotong, didinginkan, dibekukan, dikemas atau tidak dikemas, digarami, dikapur, diasamkan, diawetkan dengan cara lain, dan/atau direbus;

h. telur, yaitu telur yang tidak diolah, termasuk telur yang dibersihkan, diasinkan, atau dikemas

Page 8: Perpajakan desa

PAJAK PERTAMBAHAN NILAI (PPN)

i. susu, yaitu susu perah baik yang telah melalui proses didinginkan maupun dipanaskan, tidak mengandung tambahan gula atau bahan lainnya, dan/atau dikemas atau tidak dikemas;

j. buah-buahan, yaitu buah-buahan segar yang dipetik, baik yang telah melalui proses cuci, disortasi, dikupas, dipotong, diiris, digrading, dan/atau dikemas atau tidak dikemas; dan

k. sayur-sayuran, yaitu sayuran segar yang dipetik, dicuci, ditiriskan, dan/atau disimpan pada suhu rendah, termasuk sayuran segar yang dicacah.

3. Makanan dan minuman yang disajikan di hotel, restoran, rumah makan, warung, dan sejenisnya, meliputi makanan dan minuman baik yang dikonsumsi di tempat maupun tidak, termasuk makanan dan minuman yang diserahkan oleh usaha jasa boga atau katering.

4. Uang, emas batangan, dan surat berharga.

Page 9: Perpajakan desa

PAJAK PERTAMBAHAN NILAI (PPN)JENIS JASA YANG TIDAK DIKENAI PPN1. Jasa pelayanan kesehatan medis, 2. Jasa pelayanan sosial3. Jasa pengiriman surat dengan perangko, meliputi jasa

pengiriman surat dengan menggunakan perangko tempel dan menggunakan cara lain pengganti perangko tempel.

4. Jasa keuangan,5. Jasa asuransi, merupakan jasa pertanggungan yang

meliputi asuransi kerugian, asuransi jiwa, dan reasuransi yang dilakukan oleh perusahaan asuransi kepada pemegang polis asuransi, tidak termasuk jasa penunjang asuransi seperti agen asuransi, penilai kerugian asuransi, dan konsultan asuransi.

6. Jasa keagamaan, 7. Jasa pendidikan,8. Jasa kesenian dan hiburan, meliputi semua jenis jasa

yang dilakukan oleh pekerja seni dan hiburan.

Page 10: Perpajakan desa

PAJAK PERTAMBAHAN NILAI (PPN)9. Jasa penyiaran yang tidak bersifat iklan meliputi jasa penyiaran

radio atau televisi baik yang dilakukan oleh instansi pemerintah atau swasta yang tidak bersifat iklan dan tidak dibiayai oleh sponsor yang bertujuan komersial.

10. Jasa angkutan umum di darat dan di air serta jasa angkutan udara dalam negeri yang menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari jasa angkutan udara luar negeri.

11. Jasa tenaga kerja12. Jasa perhotelan13. Jasa yang disediakan oleh pemerintah dalam rangka menjalankan

pemerintahan secara umum, meliputi jenis-jenis jasa yang dilaksanakan oleh instansi pemerintah seperti pemberian Izin Mendirikan Bangunan (IMB), pemberian Ijin Usaha Perdagangan, pemberian Nomor Pokok Wajib Pajak dan pembuatan Kartu Tanda Penduduk (KTP).

14. Jasa penyediaan tempat parkir yang dilakukan oleh pemilik tempat parkir dan/atau pengusaha kepada pengguna tempat parkir dengan dipungut bayaran.

15. Jasa telepon umum dengan menggunakan uang logam atau koin yang diselenggarakan oleh pemerintah maupun swasta.

16. Jasa pengiriman uang dengan wesel pos.17. Jasa boga atau katering.

Page 11: Perpajakan desa

PAJAK PERTAMBAHAN NILAI (PPN)

Pemungutan Pajak Pertambahan Nilai merupakan pelunasan pajak yang dikenakan atas setiap transaksi pembelian barang atau perolehan jasa dari pihak ketiga, misalnya :a. pembelian alat tulis kantorb. pembelian seragam untuk keperluan dinasc. pembelian komputerd. pembelian bahan/material bangunan e. perolehan jasa pemasangan jaringan komputer, f. perolehan jasa perawatan AC kantor, g. perolehan jasa atas perbaikan peralatan kantorh. Pembayaran atas sewa gedung/kantor/tanah,

dll.

Page 12: Perpajakan desa

PAJAK PERTAMBAHAN NILAI (PPN)

Secara umum atas setiap transaksi pembelian barang dan perolehan jasa dari pihak ketiga/rekanan yang dibayar oleh bendahara harus dipungut PPN.

Namun demikian, terdapat beberapa transaksi pembelian barang dan perolehan jasa dari pihak ketiga yang tidak perlu dipungut PPN oleh bendahara yaitu:a. pembayaran yang jumlahnya paling banyak

Rp1.000.000,00 (satu juta rupiah) dan tidak merupakan pembayaran yang terpecah-pecah;

b. pembayaran untuk pembebasan tanah;c. pembayaran atas penyerahan Barang Kena Pajak

dan/atau Jasa Kena Pajak yang menurut ketentuan perundang-undangan yang berlaku, mendapat fasilitas Pajak Pertambahan Nilai tidak dipungut dan/atau dibebaskan dari pengenaan Pajak Pertambahan Nilai;

Page 13: Perpajakan desa

PAJAK PERTAMBAHAN NILAI (PPN)

d. pembayaran atas penyerahan Bahan Bakar Minyak dan Bukan Bahan Bakar Minyak oleh PT Pertamina (Persero);

e. pembayaran atas rekening telepon;f. pembayaran atas jasa angkutan udara yang

diserahkan oleh perusahaan penerbangan;g. pembayaran lainnya untuk penyerahan barang

atau jasa yang menurut ketentuan perundang-undangan yang berlaku tidak dikenakan Pajak Pertambahan Nilai.

TARIF PPN : 10% dari DPP (dasar pengenaan pajak)

Page 14: Perpajakan desa

PAJAK PERTAMBAHAN NILAI (PPN)Contoh :1. Pembayaran atas pembelian 1 unit laptop sebesar

Rp.6.600.000,- (harga sesuai RAB/sudah termasuk pajak)

Perhitungan :Cara 1.a. Dihitung DPP dulu : 100/110 x harga bruto

DPP = 100/110 x Rp.6.600.000,-= Rp.6.000.000,-

b. PPN = 10% x DPP= 10% x Rp.6.000.000,-= Rp.600.000,-

Page 15: Perpajakan desa

PAJAK PERTAMBAHAN NILAI (PPN)Cara 2. Langsung dihitung pajak PPN dengan rumus sbb. :PPN = 10/110 x harga bruto= 10/110 x Rp.6.600.000,-= Rp.600.000,-

Karena pembelian tersebut >Rp.2.000.000,- maka dikenakan juga PPh ps. 22, dengan perhitungan sbb. :Cara 1.PPh ps. 22 = 1,5% x DPP= 1,5% x Rp.6.000.000,- = Rp.90.000,-Cara 2.PPh ps. 22 = 1,5% x (harga bruto – PPN)= 1,5% x (Rp.6.600.000,- - Rp.600.000,-)= 1,5% x Rp.6.000.000,- = Rp.90.000,-Jika rekanan/toko tidak mempunyai NPWP maka dikenakan tarif PPh ps. 22 100% lebih tinggi, yaitu 3%.Perhitungan :PPh ps 22 = 3% x Rp.6.000.000,-= Rp.180.000,-

Page 16: Perpajakan desa

PAJAK PENGHASILAN PSL21PPh ps. 21 adalah pemotongan pajak atas penghasilan sehubungan dengan pekerjaan, jasa, atau kegiatan dengan nama dan dalam bentuk apa pun (gaji, upah,honor, tunjangan,uang makan dan pembayaran lainnya) yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak orang pribadi dalam negeriPenerima penghasilan yang dipotong PPh Pasal 21 :a. Pegawai (pegawai tetap dan tidak tetap)b. Penerima uang pesangon, pensiun atau uang manfaat

pensiun, tunjangan hari tua, atau jaminan hari tua, termasuk ahli warisnya;.

c. Bukan pegawai yang menerima atau memperoleh penghasilan sehubungan dengan pekerjaan, jasa, atau kegiatan, antara lain meliputi,1. tenaga ahli yang melakukan pekerjaan bebas yang terdiri

dari pengacara, akuntan, arsitek, dokter, konsultan, notaris, penilai dan aktuaris;

2.pemain musik, pembawa acara, penyanyi, pelawak, bintang film, bintang sinetron, bintang iklan, sutradara, kru film, foto model, peragawan/ peragawati,pemain drama, penari, pemahat, pelukis dan seniman lainnya;

3.olahragawan;4.penasihat, pengajar, pelatih, penceramah, penyuluh, dan

moderator,

Page 17: Perpajakan desa

PAJAK PENGHASILAN PSL215. pengarang, peneliti, dan penerjemah;6. pemberi jasa dalam segala bidang, termasuk

teknik, computer dan system aplikasinya, telekomunikasi, elektronika, fotografi serta pemberi jasa kepada suatu kepanitiaan;

7. agen iklan;8. pengawas atau pengelola proyek;9. pembawa pesanan atau yang menemukan

langganan atau yang menjadi perantara;10. petugas penjaja barang dagangan;11. petugas dinas luar asuransi;12. distributor multilevel marketing atau

direct selling;dan kegiatan sejenisnya.

Page 18: Perpajakan desa

PAJAK PENGHASILAN PSL21

d. Peserta kegiatan yang menerima atau memperoleh penghasilan sehubungan dengan keikutsertaanya dalam suatu kegiatan, antara lain meliputi :1. peserta perlombaan dalam segala bidang,

antara lain perlombaan olahraga, seni, ketangkasan, ilmu pengetahuan, teknologi dan perlombaan lainnya;

2. peserta rapat, konferensi, sidang, pertemuan, atau kunjungan kerja;

3. peserta atau anggota dalam suatu kepanitiaan sebagai penyelenggara kegiatan tertentu;

4. peserta pendidikan, pelatihan, dan magang

5. peserta kegiatan lainnya

Page 19: Perpajakan desa

PAJAK PENGHASILAN PSL21Pengurangan1. Penghasilan pegawai tetap atau

pensiunan yang dipotong pajak untuk setiap bulan adalah jumlah penghasilan bruto setelah dikurangi dengan biaya jabatan atau biaya pensiun yang besarnya ditetapkan dengan Peraturan Menteri Keuangan, iuran pensiun, dan PenghasilanTidak Kena Pajak.

2. Penghasilan pegawai harian, mingguan, serta pegawai tidak tetap lainnya yang dipotong pajak adalah jumlah penghasilan bruto setelah dikurangi bagian penghasilan yang tidak dikenakan pemotongan yang besarnya ditetapkan dengan Peraturan Menteri Keuangan.

Page 20: Perpajakan desa

PAJAK PENGHASILAN PSL21Tarif1. Tarif pemotongan adalah tarif pajak sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 17, sbb. :a. s.d Rp.50.000.000,- = 5%b.>Rp.50 juta s.d. Rp.250 juta = 15%c.>Rp.250 juta s.d. Rp.500 juta = 25%d.>Rp.500 juta = 30%

2. Besarnya tarif yang diterapkan terhadap

Wajib Pajak yang tidak memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak lebih tinggi 20% (dua puluh persen) daripada tarif yang diterapkan terhadap Wajib Pajak yang dapat menunjukkan Nomor Pokok Wajib Pajak.

Page 21: Perpajakan desa

PAJAK PENGHASILAN PSL211. Penghasilan tetap (Siltap) Kuwu dan perangkat desa,

dikenakan PPh ps.21 setelah dikurangi PTKP.2. Lapisan PTKP adalah sbb. :

TanggunganPTKP

setahun sebulan

Diri pegawai (TK/0) 36.000.000,- 3.000.000,-

Pegawai yg kawin (K/0)39.000.000,- 3.250.000,-

Pegawai Kawin, tanggungan 1 (K/1)

42.000.000,- 3.500.000,-K/2

45.000.000,- 3.750.000,-K/3

48.000.000,- 4.000.000,-

Page 22: Perpajakan desa

PAJAK PENGHASILAN PSL21Contoh :1. Siltap Kuwu/bulan Rp.3.600.000,-

Kuwu sudah kawin dengan tanggungan 1 (K/1)Perhitungan : (per tahun)Penghasilan per bulan =Rp.3.600.000,- x 12 bln =Rp.43.200.000,-PTKP utk K/1 =Rp.42.000.000,-Penghasilan setahun – PTKP = Rp.43.200.000-Rp.42.000.000 = Rp.1.200.000Penghasilan s.d. Rp.50.000.000,- = tarif 5%PPh ps. 21 = 5% x Rp.1.200.000,-

= Rp.60.000,-Bila Kuwu tidak mempunyai NPWP, dikenakan tarif 20% lebih tinggi = 5% x 120% x Rp.1.200.000,- (6%)

= Rp.72.000

Page 23: Perpajakan desa

PAJAK PENGHASILAN PSL21Contoh :2. Siltap Kuwu/bulan Rp.3.600.000,-

Kuwu sudah kawin dengan tanggungan 1 (K/1)Perhitungan : (per bulan)Penghasilan =Rp.3.600.000,-PTKP utk K/1 =Rp.3.500.000,-Penghasilan/bulan – PTKP = Rp.3.600.000-Rp.3.500.000,- = Rp.100.000,-Penghasilan s.d. Rp.50.000.000,- = tarif 5%PPh ps. 21 = 5% x Rp.100.000,-= Rp.5.000 ,-Bila Kuwu tidak mempunyai NPWP, dikenakan tarif 20% lebih tinggi = 5% x 120% x Rp.100.000,- (6%)= Rp.6.000,-

Page 24: Perpajakan desa

PAJAK PENGHASILAN PSL212. Dibayarkan honor panitia pelaksana kegiatan fisik

(sebagai anggota) M. Rahmat Rp.500.000,-(Untuk penghasilan yang tidak berkesinambungan/tidak diterima secara rutin setiap bulan, dikenakan pajak final PPh. Ps 21 dengan tarif pasal 17.)

Perhitungan :PPh ps. 21 = 5% x jumlah bruto= 5% x Rp.500.000,-= Rp.25.000,-

Bila M. Rahmat tidak mempunyai NPWP, dikenakan tarif 20% lebih tinggi = 5% x 120% x Rp.500.000,-= Rp.30.000

Perhitungan yang sama untuk honor/insentif RT/RW, BPD, MUI, LPMD, TP. PKK, Linmas, KT, dll.

Page 25: Perpajakan desa

PAJAK PENGHASILAN PSL213.Dibayarkan upah tukang untuk mengerjakan

perbaikan kantor desa kepada Sdr. Mahmud sebesar Rp.350.000,- (5 hari x Rp.70.000,-)

Sdr. Mahmud adalah tukang yang dibayar dengan upah harian. Ketentuan perpajaknnya adalah : a.tidak dilakukan pemotongan PPh Pasal 21, dalam

hal penghasilan sehari atau rata-rata penghasilan sehari belum melebihi Rp 200.000,00 (dua ratus ribu rupiah).

b.dilakukan pemotongan PPh Pasal 21, dalam hal penghasilan sehari atau rata-rata penghasilan sehari melebihi Rp 200.000,00 (dua ratus ribu rupiah), dan jumlah sebesar Rp 200.000,00 (dua ratus ribu rupiah) tersebut merupakan jumlah yang dapat dikurangkan dari penghasilan bruto.

Page 26: Perpajakan desa

PAJAK PENGHASILAN PSL214. Dibayarkan honor tenaga ahli/narasumber dan moderartor PNS

untuk kegiatan diklat Pengelolaan Keuangan Desa kepada Sdr. Andi pangkat/gol. Pembina (IV/a) Rp.450.000,- Sdr. Rima pangkat/gol Penata Tk. I (III/d) sebesar Rp.400.000,- dan Sdr. Budi pangkat/gol Pengatur (II/c) Rp.300.000,-Perhitungan :Untuk PNS pengenaan pajak diatur sbb. (PP 80/2010) :- Gol I, II = 0%- Gol III = 5%- Gol IV = 15%Pajak PPh 21 :- Sdr. Andi = 15% x Rp.450.000,- = Rp.67.500,-- Sdr. Rima = 5% x Rp.400.000,- = Rp.20.000,-- Sdr. Budi = tidak dipotong pajak PPh ps.21.Bila Sdr. Andi dan Rima tidak mempunyai NPWP dikenakan tarif 20% lebih tinggi, sbb. :- Sdr. Andi = 15% x 120% x Rp.450.000,- = Rp.81.000,- (18%)- Sdr. Rima = 5% x 120% x Rp.400.000,- = Rp.24.000,- (6%)

Page 27: Perpajakan desa

PAJAK PENGHASILAN PASAL 22

Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 22 adalah PPh yang dipungut oleh:1. Bendahara Pemerintah Pusat/Daerah,

instansi atau lembaga pemerintah dan lembaga-lembaga negara lainnya, berkenaan dengan pembayaran atas penyerahan barang;

2. Badan-badan tertentu, baik badan pemerintah maupun swasta berkenaan dengan kegiatan di bidang impor atau kegiatan usaha di bidang lain.

3. Wajib Pajak Badan yang melakukan penjualan barang yang tergolong sangat mewah.

Page 28: Perpajakan desa

PAJAK PENGHASILAN PASAL 22

Besarnya PPh Pasal 22 yang wajib dipungut adalah:1,5% x harga beli/dpp (tidak termasuk PPN).

Untuk yang tidak ber-NPWP dipotong 100% lebih tinggi dari tarif PPh Pasal 22 atau 3%

Pemungutan PPh Pasal 22 atas belanja barang tidak dilakukan apabila:a. pembelian barang dengan nilai maksimal pembelian

Rp2.000.000,- dengan tidak dipecah-pecah dalam beberapa faktur;

b. pembelian bahan bakar minyak, listrik, gas, pelumas, air minum/PDAM dan benda-benda pos; dan

c. pembayaran untuk pembelian barang sehubungan dengan penggunaan dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS).

Page 29: Perpajakan desa

PAJAK PENGHASILAN PASAL 23Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 23 adalah pajak yang dipotong atas penghasilan yang berasal dari modal, penyerahan jasa, atau hadiah dan penghargaan, selain yang telah dipotong PPh Pasal 21. Tarif dan Objek PPh Pasal 231. 15% dari jumlah bruto atas:

a. dividen kecuali pembagian dividen kepada orang pribadi dikenakan final, bunga, dan royalti;

b. hadiah dan penghargaan selain yang telah dipotong PPh pasal 21.

2. 2% dari jumlah bruto atas sewa dan penghasilan lain sehubungan dengan penggunaan harta kecuali sewa tanah dan/atau bangunan.

3. 2% dari jumlah bruto atas imbalan jasa teknik, jasa manajemen, jasa konstruksi dan jasa konsultan.

4. 2% dari jumlah bruto atas imbalan jasa lainnya, yaitu:a. Jasa penilai;b. Jasa Aktuaris;c. Jasa akuntansi, pembukuan, dan atestasi laporan keuangan;d. Jasa perancang;

Page 30: Perpajakan desa

PAJAK PENGHASILAN PASAL 23q. Jasa sehubungan dengan software komputer, termasuk

perawatan, pemeliharaan dan perbaikan;r. Jasa instalasi/pemasangan mesin, peralatan, listrik,

telepon, air, gas, AC, dan/atau TV kabel, selain yang dilakukan oleh Wajib Pajak yang ruang lingkupnya di bidang konstruksi dan mempunyai izin dan/atau sertifikasi sebagai pengusaha konstruksi

s. Jasa perawatan / pemeliharaan / pemeliharaan mesin, peralatan, listrik, telepon, air, gas, AC, dan/atau TV kabel, selain yang dilakukan oleh Wajib Pajak yang ruang lingkupnya di bidang konstruksi dan mempunyai izin dan/atau sertifikasi sebagai pengusaha konstruksi

z. Jasa kebersihan atau cleaning service;aa. Jasa katering atau tata boga.

Untuk yang tidak ber-NPWP dipotong 100% lebih tinggi dari tarif PPh Pasal 23

Page 31: Perpajakan desa

PAJAK PENGHASILAN PASAL 23Contoh :1. Dibayarkan biaya perbaikan/service komputer sebesar

Rp.500.000,-Perhitungan pajak PPh ps. 23 adalah :PPh ps. 23 = 2% x jumlah bruto= 2% x Rp.500.000,-= Rp.10.000,-PPN tidak dikenakan karena transaksi pembayaran hanya Rp.500.000,- (tidak diatas Rp.1.000.000,-)Jika rekanan tidak mempunyai NPWP dikenakan tarif 100% lebih tinggi (4%) sehingga PPh 23 sbb. :PPh ps. 23 = 4% x Rp.500.000,- = Rp.20.000,-

Jika service komputer berupa pembelian spare part dan jasa servicenya dipisahkan maka dikenakan PPh ps. 23 atas jasa servicenya saja. Untuk pembelian spare part dikenakan PPN dan PPh ps.22 jika pembelian >Rp.1.000.000,- (PPN) atau >Rp.2.000.000,- (PPN dan PPh ps. 22)

Page 32: Perpajakan desa

PAJAK PENGHASILAN PASAL 232. Dibayar ongkos perbaikan mebelair sebesar

Rp.2.200.000,-

Perhitungan :Pembayaran ini dikenakan PPN 10% karena nilai pembayaran >Rp.1.000.000,-PPN 10% = 10/110 x Rp.2.200.000,-

= 200.000,-PPh ps.23 2% = 2% x Rp.2.200.000 – Rp.200.000,-

= Rp.40.000,-

Bila rekanan/toko tidak mempunyai NPWP, tarif pajak PPh ps. 23 100% lebih tinggi atau 4%

Page 33: Perpajakan desa

PAJAK PENGHASILAN PASAL 23

3. Dibayar biaya jasa catering untuk pemesanan mamin rapat musyawarah desa sebesar Rp.1.500.000,-

Perhitungan :Atas transaksi tersebut tidak dikenakan PPN, karena jasa catering merupakan salah satu jenis jasa yang dikecualikan/dibebaskan PPNnya.

PPh ps.23 = 2% x Rp.1.500.000,-= Rp.30.000,-

Bila rekanan/pihak catering tidak mempunyai NPWP maka tarif PPh ps. 23 100% lebih tinggi atau 4%, sehingga pajak PPh ps. 23 yang dipotong 4% x Rp.1.500.000,- = Rp.60.000,-

Page 34: Perpajakan desa

PAJAK PENGHASILAN PASAL 23

4. Dibayar biaya sewa tenda untuk kegiatan pilwu sebesar Rp.1.500.000,-

Perhitungan :Atas transaksi tersebut dikenakan PPN, karena >Rp.1.000.000,-PPN 10% = 10/110 x Rp.1.500.000,-

= Rp.136.363,-PPh ps.23 = 2% x Rp.1.500.000,- - Rp.136.363,-

= Rp.27.273,-

Bila rekanan tidak mempunyai NPWP maka tarif PPh ps. 23 100% lebih tinggi atau 4%, sehingga pajak PPh ps. 23 yang dipotong 4% x Rp.1.363.637,- = Rp.54.546,-

Page 35: Perpajakan desa

PAJAK PENGHASILAN PASAL 4 (2)

1.Atas penghasilan yang diterima atau diperoleh orang pribadi atau badan dari persewaan tanah dan atau bangunan berupa tanah, rumah, rumah susun, apartemen, kondominium, gedung perkantoran, rumah kantor, toko, rumah toko, gudang dan industri, terutang Pajak Penghasilan yang bersifat final.

2.Yang tidak termasuk persewaan tanah dan atau bangunan yang terutang Pajak Penghasilan yang bersifat final apabila persewaan kamar dan ruang rapat di hotel dan sejenisnya.

Page 36: Perpajakan desa

PAJAK PENGHASILAN PASAL 4 (2)

3.Atas penghasilan dari persewaan tanah dan atau bangunan dikenakan PPh final sebesar 10% (sepuluh persen) dari jumlah bruto nilai persewaan tanah dan/atau bangunan.

4. Jumlah bruto nilai persewaan adalah jumlah yang dibayarkan/terutang oleh penyewa termasuk biaya perawatan, pemeliharaan, keamanan, fasilitas lainnya, dan service charge (baik perjanjiannya dibuat secara terpisah maupun disatukan).

Page 37: Perpajakan desa

PAJAK PENGHASILAN PASAL 4 (2)

Contoh :1. Dibayarkan biaya sewa gedung untuk acara pisah

sambut Kuwu lama dengan Kuwu baru sebesar Rp.5.500.000,-

Perhitungan :PPN = 10/110 x Rp.5.500.000,-

= Rp.500.000,-PPh ps.4 (2) = 10% x (Rp.5.500.000,- - Rp.500.000,-)

= Rp.500.000,-

Bila sewa gedung/ruang di hotel tidak dikenakan pajak PPN dan PPh pasal 4 (2).

Page 38: Perpajakan desa

BATAS WAKTU SETOR, LAPORBatas waktu pembayaran/penyetoran pajak yang sudah dipotong dan/atau dipungut oleh bendahara pemerintah serta tanggal pelaporan Surat Pemberitahuan Masa adalah sebagai berikut:

JENIS PAJAK

TANGGAL PENYETORAN

TANGGAL PELAPORAN

PPh Pasal 21 Paling lama tgl 10 bln berikutnya setelah Masa Pajak berakhir

Paling lama 20 hari setelah Masa Pajak berakhir

PPh Pasal 22 pada hari yang sama dengan pelaksanaan pembayaran

Paling lama 14 hari setelah Masa Pajak berakhir

PPh Pasal 23 Paling lama tgl 10 bln berikutnya setelah Masa Pajak berakhir

Paling lama 20 hari setelah Masa Pajak berakhir

PPh Pasal 4 (2) Paling lama tgl 10 bln berikutnya setelah Masa Pajak berakhir

Paling lama 20 hari setelah Masa Pajak berakhir

PPN Bendahara pengeluaransebagai Pemungut PPNpaling lama tanggal 7 (tujuh)bulan berikutnya setelahMasa Pajak berakhir;

Paling lama akhir bulan berikutnya setelah Masa Pajak berakhir;

Page 39: Perpajakan desa

PAJAK DAERAH (PERDA NO. 2/2011)Pajak Restoran (Perbup. No.10/2012)1. Dasar pengenaan Pajak Restoran adalah jumlah

pembayaran yang diterima atau yang seharusnya diterima Restoran.

2. Restoran yang menjadi objek Pajak Restoran adalah Restoran yang nilai penjualannya di atas Rp. 5.000.000,- (lima juta rupiah) setiap bulannya.

3. Restoran adalah fasilitas penyedia makanan dan/atau minuman dengan dipungut bayaran, yang mencakup juga rumah makan, kafetaria, kantin, warung, bar, dan sejenisnya termasuk jasa boga/katering;

4. Tarif Pajak Restoran ditetapkan sebesar 10 % (sepuluh per seratus).

5. Besarnya pajak terutang dihitung dengan cara mengalikan tarif pajak dengan dasar pengenaan pajak.

6. Berdasarkan Surat Edaran Bupati, dalam rangka mengoptimalkan PAD Bendahara diwajibkan melakukan pemungutan atas pajak restoran.

Page 40: Perpajakan desa

PAJAK DAERAH (PERDA NO. 2/2011)

Contoh :1. Dibayarkan pembelian mamin rapat di warung

‘Sederhana’ sebesar Rp.1.100.000,- (sudah termasuk pajak)Perhitungan :Pajak daerah 10% x harga beli (DPP) DPP = 100/110 x Rp.1.100.000,-

= 1.000.000,-Pajak daerah =10% x Rp.1.000.000,-

= Rp.100.000,-Atau cara 2. langsung dicari pajak daerahnyaPajak daerah = 10/110 x Rp.1.100.000,-

= Rp.100.000,-

Page 41: Perpajakan desa

SEKIAN.....TERIMA KASIH....

SEMOGA BERMANFAAT