Makalah Perkembangan Oklusi

download Makalah Perkembangan Oklusi

of 18

description

winanda

Transcript of Makalah Perkembangan Oklusi

MAKALAH KELOMPOKMAKALAHDISKUSI IORTHODONTI I

Dosen Pembimbing : drg.Yenita Alamsyah,M.Kes , drg. Edrizal,Sp.Ort, Drg. Kornialia

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 1

UNIVERSITAS BAITURRAHMAHFAKULTAS KEDOKTERAN GIGIJURUSAN KEDOKTERAN GIGIPADANG 2013Lamiran Anggota Kelompok 1. M. Taufiq Handani N10 0362. Oka Indra Sakti0023. Dini Fitri0044. Jeffry Kurniawan0065. Muhammad Ridho Saputra0086. Akbar Fitrio0107. Irma Susanti0128. Helni Rahma Yulia0149. Mega Rahmawati01610. Mega Afriyani01811. Muhammar Qadafi02012. Risa Nanda02213. Niwa Hafrina02414. Rezki Alfurqan02615. Sovia Herlina 02816. Fiani Ramayesa03017. Idola Putri Mahlinda03218. Rizki Andarini03419. Abdul Ghani03620. Dilla Putri Annesa03821. Yona Al Izz Iffah Talca04022. Awal Saputra04223. Ade Syaifullah Amin04424. Ellisa Novi Eldon046

KATA PENGANTARPuji syukur kami ucapkan atas kehadirat Allah S.W.T yang telah memberikan kesempatan kepada penulis. Sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah Perkembangan Oklusi , dengan rahmat-Nya kami sebagai penulis bisa menulis makalah ini, apabila tidak ada rahmat-Nya maka penulisan makalah ini tidak bisa terlaksana dengan baik.Shalawat dan salam semoga tetap tercurahkan kepada Nabi Muhammad S.A.W yang telah membawa kita dari alam kebodohan serta bahkan alam kegelapan dan menuju ke alam yang berilmu pengetahuan seperti yang kita rasakan saat ini. Dengan adanya pejuang masa depan ini kita dapat memperoleh ilmu yang memadai pada masa kita sekarang ini.Serta dalam penulisan makalah ini banyak pihak-pihak yang terkait dalam menulis makalah ini serta penulis mengucapkan terima kasih banyak terhadap pihak pihak yang terkait antara lain :1. Dosen pembimbing bidang studi Orthodonti I yang telah memberikan arahan.2. Teman teman yang telah ikut berpartisipasi dalam penyelesaian makalah ini.Suatu karya tulis tidak ada yang sempurna, karena yang sempurna itu adalah Allah SWT, dengan hal itu sebagai penulis meminta maaf apabila ada penulisan nama atau hal-hal yang janggal di telinga atau ucapan penulis yang salah. Semoga makalah yang ditulis ini bisa bermanfaat dengan baik, dan digunakan apabila diperlukan.

Padang, April 2013

Penulis

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR 3DAFTAR ISI 4BAB I. PENDAHULUAN 50. Latar Belakang 50. Batasan Masalah 60. Tujuan Khusus 60. Tujuan Umum 70. Manfaat 7BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 84. Pengertian Oklusi 84. Fungsi Oklusi dan Perkembangan Oklusi 94. Macam Macam Oklusi 10BAB III. PERKEMBANGAN OKLUSI PADA PERIODE GIGI GELIGI, CAMPURAN, PERMANEN 120. Periode Gigi Geligi 120. Periode Gigi Bercampur 130. Periode Gigi Permanen 14 BAB IV. PENUTUP 170. Kesimpulan 170. Saran 17

DAFTAR PUSTAKA 18

BAB IPENDAHULUAN1.1 Latar BelakangOklusi adalah perubahan hubungan permukaan gigi geligi pada maksila dan mandibula, yang terjadi selama pergerakan mandibula dan berakhir dengan kontak penuh dari gigi geligi pada kedua rahang. Oklusi terjadi karena adanya interaksi antara dental system, skeletal system dan muscular system. Oklusi gigi geligi bukanlah merupakan keadaan yang statis selama mandibula bergerak, sehingga ada bermacam-macam bentuk oklusi, misalnya : sentrik, eksentrik, habitual, supra-infra, mesial distal, lingual. dsb. Dikenal dua macam istilah oklusi yaitu :9. Oklusi ideal adalah merupakan suatu konsep teoritis oklusi yang sukar atau bahkan tidak mungkin terdapat pada manusia.9. Oklusi normal adalah suatu hubungan yang dapat diterima oleh gigi geligi pada rahang sama dan rahang yang berlawanan, apabila gigi dikontakan dan kondilus berada dalam fosa glenoidea.Selain itu istilah maloklusi, yaitu yang menyangkut hal-hal diluar oklusi normal. Pada oklusi normal masih memungkinkan adanya beberapa variasi dari oklusi ideal yang secara fungsi maupun estetik masih dapat diterima/memuaskan. Ada 2 tahap oklusi pada manusia :1. Perkembangan gigi geligi susu.1. Perkembangan gigi geligi permanen (rssm.iwarp.com).Oklusi berasal dari kata occludere yang mempunyai arti mendekatkan dua permukaan yang berhadapan sampai kedua pemukaan tersebut saling kontak. Secara teoritis, oklusi didefinisikan sebagai kontak antara gigi-geligi yang saling berhadapan secara langsung (tanpa perantara) dalam suatu hubungan biologis yang dinamis antara semua komponen sistem stomato-gnatik terhadap permukaan gigi-geligi yang berkontak dalam keadaan berfungsi berkontak dalam keadaan berfungsi.Berdasarkan hal tersebut, maka dapat diketahui bahwa oklusi bukanlah merupakan suatu proses statik yang hanya dapat diketahui bila seseorang penutup mulut sampai gigi geliginya dalam keadaan kontak. Tetapi, kita harus pula memahami bahwa selain faktor gigi-geligi masih ada faktor lain yang ikut terlibat dalam proses tersebut. Beberapa ahli menyatakan bahwa oklusi dibentuk oleh suatu sistem struktur yang terintegrasi antara sistem otot-otot mastikasi dan sistem neuromuskuler sendi temporomadibular dan gigi-geligi (Hamzah, Zahseni; dkk).Dari aspek sejarah perkembangannya, dikenal tiga konsep dasar oklusi yang sejauh ini diajarkan dalam pendidikan kedokteran gigi.Pertama, konsep oklusi seimbang (balanced occlusion) yang menyatakan suatu oklusi baik atau normal, bila hubungan antara kontak geligi bawah dan geligi atas memberikan tekanan yang seimbang pada kedua rahang, baik dalam kedudukan sentrik maupun eksentrik.Kedua, konsep oklusi morfologik (morphologic occlusion) yang penganutnya menilai baik-buruknya oklusi melalui hubungan antar geligi bawah dengan lawannya dirahang atas pada saat geligi tersebut berkontak.Ketiga, konsep oklusi dinamik/individual/fungsional (dinamic)/individual/functional occlusion). Oklusi yang baik atau normal harus dilihat dari segi keserasian antara komponen-komponen yang berperan dalam proses terjadinya kontak antar geligi tadi. Komponen-komponen ini antara lain ialah geligi dan jaringan ini antara lain ialah geligi dan jaringan penyangganya, otot-otot mastikasi dan sistem neuromuskularnya, serta sendi temporo mandibula. Bila semua struktur tersebut berada dalam keadaan sehat dan mampu menjalankan fungsinya dengan baik, maka oklusi tersebut dikatakan normal (Gunadi, Haryanto A; dkk).

1.2 Batasan Masalah

Adapun Batasan masalah yang akan di uraikan adalah sebagai berikut :

1. Pengertian Oklusi 2. Bagaimana Perkembangan Oklusi Gigi Geligi dan Gigi Permanen.

1.3 Tujuan UmumDalam makalah ini penulis mempunyai tujuan umum yang ingin dicapai untuk kesempurnaan pembahasan makalah ini, adapun tujuan umum dari makalah ini adalah bagaimana seorang mahasiswa bisa mengetahui secara garis besar tentang perkembangan oklusi.1.4 Tujuan KhususDalam makalah ini, juga mempunyai tujuan khusus antara lain :1. Memberikan wawasan dalam perkembangan oklusi.2. Memberikan pengetahuan tentang ilmu orthodonti tentang bagaimana perkembangan oklusi gigi permanen dan gigi geligi.

1.5 ManfaatAdapun manfaat dari dibuatnya makalah ini adalah sebagai berikut :1. Mahasiswa mengetahui pengertian oklusi.2. Mahasiswa mengetahui bagaimana perkembangan oklusi.

BAB IITINJAUAN PUSTAKA2.1 Pengertian OklusiMenurut Huges dan Meyers (1972), oklusi adalah hubungan permukaan oklusal padasaat geligi rahang atas dan bawah saling bersentuhan termasuk juga adanya persentuhan gigi yang berlawanan pada relasi static.MenurutThomson (1975) dan Muhleman (1976), oklusi adalah adanya persentuhan gigi yang membuat seimbangnya mandibula pada waktu menelan makanan.Menurut Ash dan Ramfjord (1982) , oklusi adalah adanya hubungan oklusi yang meliputi keadaan oklusi fungsional, oklusi parafungsional, dan oklusi disfungsional yang menyatu dengan tatanan (sistem ) pengunyahan, ruas ( komponen) gigi dan jaringan penunjangnya, sendi temporomandibular serta komponentatanan persarafototan (neuromuskular)Jadi, secara umum, oklusi adalahadanya perubahan hubungan permukaan gigi geligi pada maksila dan mandibula, yang terjadi selama pergerakan mandibula dan berakhir dengan kontak penuh dari gigi geligi pada kedua rahang.Oklusi terjadi karena adanya interaksi antara dental system, skeletal system dan muscular system. Oklusi gigi geligi bukanlah merupakan keadaan yang statis selama mandibula bergerak, sehingga ada bermacam-macam bentuk oklusi, misalnya : centrik, excentrik, habitual, supra-infra, mesial, distal, lingual dan sebagainya. Oklusi merupakan fenomena kompleks yang terdiri dari gigi geligi, ligamen periodontal, rahang, sendi temporomandibular, otot dan sistem saraf.Oklusi mempunyai dua aspek dimana aspek yang pertama dalam statis yang mengarah kepada bentuk, susunan, artikulasi gigi geligi serta hubungan antara gigi geligi dengan jaringan penyangga. Aspek yang kedua adalah dinamis yang mengarah kepada fungsi sistem stomatonagtik yang terdiri dari gigi geligi, jaringan penyangga, sendi temporomandibular, sistem neuromuskular dan nutrisi.

2.2 Fungsi Oklusi dan Perkembangan OklusiOklusi berasal dari kata occludere yang mempunyai arti mendekatkan dua permukaan yang berhadapan sampai kedua pemukaan tersebut saling kontak. Secara teoritis, oklusi didefinisikan sebagai kontak antara gigi-geligi yang saling berhadapan secara langsung (tanpa perantara) dalam suatu hubungan biologis yang dinamis antara semua komponen sistem stomato-gnatik terhadap permukaan gigi-geligi yang berkontak dalam keadaan berfungsi berkontak dalam keadaan berfungsi.Berdasarkan hal tersebut, maka dapat diketahui bahwa oklusi bukanlah merupakan suatu proses statik yang hanya dapat diketahui bila seseorang penutup mulut sampai gigi geliginya dalam keadaan kontak. Tetapi, kita harus pula memahami bahwa selain faktor gigi-geligi masih ada faktor lain yang ikut terlibat dalam proses tersebut. Beberapa ahli menyatakan bahwa oklusi dibentuk oleh suatu sistem struktur yang terintegrasi antara sistem otot-otot mastikasi dan sistem neuromuskuler sendi temporomadibular dan gigi-geligi (Hamzah, Zahseni; dkk).Dari aspek sejarah perkembangannya, dikenal tiga konsep dasar oklusi yang sejauh ini diajarkan dalam pendidikan kedokteran gigi.Pertama, konsep oklusi seimbang (balanced occlusion) yang menyatakan suatu oklusi baik atau normal, bila hubungan antara kontak geligi bawah dan geligi atas memberikan tekanan yang seimbang pada kedua rahang, baik dalam kedudukan sentrik maupun eksentrik.Kedua, konsep oklusi morfologik (morphologic occlusion) yang penganutnya menilai baik-buruknya oklusi melalui hubungan antar geligi bawah dengan lawannya dirahang atas pada saat geligi tersebut berkontak.Ketiga, konsep oklusi dinamik/individual/fungsional (dinamic)/individual/functional occlusion). Oklusi yang baik atau normal harus dilihat dari segi keserasian antara komponen-komponen yang berperan dalam proses terjadinya kontak antar geligi tadi. Komponen-komponen ini antara lain ialah geligi dan jaringan ini antara lain ialah geligi dan jaringan penyangganya, otot-otot mastikasi dan sistem neuromuskularnya, serta sendi temporo mandibula. Bila semua struktur tersebut berada dalam keadaan sehat dan mampu menjalankan fungsinya dengan baik, maka oklusi tersebut dikatakan normal (Gunadi, Haryanto A; dkk).2.3 Macam Macam Oklusi

Oklusi ideal : Adalah merupakan suatu konsep teoritis oklusi yang sukar atau bahkan tidak mungkin terjadi pada manusia.Oklusi fungsional gerakan fungsional dari mandibula shg menyebabkan kontak antar gigi geligiOklusi normal : Adalah suatu hubungan yang dapat diterima oleh gigi geligi pada rahang yang sama dan rahang yang berlawanan, apabila gigi geligi dikontakkan dan condylus berada dalam fossa glenoidea.

Oklusi gigi-gigi secara normal dapat dikelompokkan dalam 2 jenis, yaitu1. Oklusi statik merupakan hubungan gigi geligi rahang atas (RA) dan rahang bawah (RB) dalam keadaan tertutup atau hubungan daerah kunyah gigi-geligi dalam keadaan tidak berfungsi (statik), dan.2. Oklusi dinamik merupakan hubungan antara gigi geligi RA dan RB pada saat seseorang melakukan gerakan mandibula ke arah lateral (samping) ataupun kedepan (antero-posterior).Pada oklusi statik, hubungan cusp fungsional gigi geligi posterior (premolar) berada pada posisi cusp to marginal ridge dan cusp fungsional gigi molar pada posisi cusp to fossa. Sedang pada hubungan gigi anterior dapat ditentukan jarak gigit (overjet) dan tinggi gigit (overbite) dalam satuan milimeter (mm). Jarak gigit (overjet) adalah jarak horizontal antara incisal edge gigi incisivus RA terhadap bidang labial gigi insisivus pertama RB. Dan tinggi gigit (overbite) adalah jarak vertikal antara incisal edge RB sampai incisal edge RA.Oklusi dinamik timbul akibat gerakan mandibula ke lateral, kedepan (anterior) dan kebelakang (posterior). Oklusi yang terjadi karena pergerakan mandibula ini sering disebut artikulasi. Pada gerakan ke lateral akan ditemukan sisi kerja (working side) yang ditunjukan dengan adanya kontak antara cusp bukal RA dan cusp molar RB; dan sisi keseimbangan (balancing side). Working side dalam oklusi dinamik digunakan sebagai panduan oklusi (oklusal guidance), bukan pada balancing side.Kontak gigi geligi karena gerakan mandibula dapat diklasifikasikan sebagai berikut :1. Intercupal Contact Position (ICP), adalah kontak maksimal antara gigi geligi dengan antagonisnya.2. Retruded Contract Position (RCP), adalah kontak maksimal gigi geligi pada saat mandibula bergerak lebih ke posterior dari ICP, namun RB masih mampu bergerak secara terbatas ke lateral.3. Protrusif Contact Position (PCP) adalah kontak gigi geligi anterior pada saat RB digerakkan ke anterior.4. Working Side Contact Position (WSCP) adalah kontak gigi geligi pada saat RB digerakan ke lateralSelain klasifikasi diatas, secara umum pola oklusi akibat gerakan RB dapat diklasifikasikan sebagai berikut :1. Bilateral balanced occlusion, bila gigi geligi posterior pada kerja dan sisi keseimbangn, keduanya dalam keadaan kontak;2. Unilateral balanced occlusion. Bila gigi geligi posterior pada sisi kerja kontak dan sisi keseimbangan tidak kontak;3. Mutually protected occlusion. Dijumpai kontak ringan pada gigi geligi anterior, sedang pada gigi posterior tidak kontak;4. Tidak dapat ditetapkan, bila tidak dapat dikelompokkan dalam klasifikasi diatas (Hamzah, Zahreni; dkk).

BAB IIIPERKEMBANGAN OKLUSI PADA PERIODE GIGI GELIGI, CAMPURAN, PERMANEN3.1 Periode Gigi SulungPertumbuhan dan perkembangan dari gigi geligi seperti halnya organ lainnya telah dimulai sejak 4 5 bulan dalam kandungan. Pada waktu lahir, maksila dan mandibwula merupakan tulang yang telah dipenuhi oleh benih-benih gigi dalam berbagai tingkat perkembangan. Tulang alveolar hanya dilapisi oleh mucoperiosteum yang merupakan bantalan dari gusi. Pada saat lahir, tulang maksila dan mandibula terlihat mahkota gigi-gigi sulung telah terbentuk dan mengalami kalsifikasi, sedangkan benih gigi-gigi tetap masih berupa tonjolan epitel. Pada umur 6 7 bulan telah terjadi erupsi dari gigi sulung dan pada umur 12 bulan gigi insisif pada maksila dan mandibula telah erupsi. Pada umur 2 3 tahun semua gigi sulung telah erupsi dan email gigi-gigi sulung telah terbentuk sempuna.

Gigi SulungRahang Gigi Pembentukan Erupsi Akar lengkap Atas Insisif pertama 4 bl inutero 7 bl 1 th Insisif kedua 4 bl inutero 9 bl 2 th Caninus 5 bl inutero 18 bl 3 th Molar pertama 5 bl inutero 14 bl 2 th Molar kedua 6 bl inutero 24 bl 3 th Bawah Insisif pertama 4 bl inutero 7 bl 1 th Insisif kedua 4 bl inutero 7 bl 1 th Caninus 5 bl inutero 16 bl 3 th Molar pertama 3 bl inutero 12 bl 2 th Molar kedua 6 bl inutero 20 bl 3 th

Gigi TetapRahang Gigi Mulai Terbentuk Erupsi Akar lengkap Atas Insisif pertama 3 4 bl 7 8 th 10 tahun Insisif kedua 10 12 bl 8 9 th 11 tahun Caninus 4 5 bl 11 12 th 13 15 th Premolar pertama 18-21 bl 10 12 th 12 14 th Premolar kedua 3033 bl 10 12 th 12 14 th Molar pertama 0 3 bl 6 7 th 9 10 th Molar kedua 27 36 bl 12 13 th 14 16 th Molar ketiga 7 9 th 17 21 th 18 25 th Bawah Insisif pertama 3 4 bl 6 7 th 9 th Insisif kedua 3 4 bl 7 8 th 10 th Caninus 4 6 bl 9 10 th 12 14 th Premolar pertama 18 24 bl 10 12 th 12 13 th Premolar kedua 24 30 bl 11 12 th 13 14 th Molar pertama 0 3 bl 6 7 th 9 10 th Molar kedua 2 3 th 11 13 th 14 15 th Molar ketiga 8 10 th 17 21 th 18 25 th

3.2 Periode Gigi Campuran1. Periode transisional pertamaDitandai oleh kemunculan gigi M permanen dan pergantian insisivus decidui dengan permanen incisor pada usia 6 tahun. M1 merupakan penanda (guided) dental arch dengan permukaan distal m2 sulung. Hubungan antara permukaan distal upper dan louer m2 sulung dapat dibagi menjadi 3 tipe : Flush terminal plane Bagian distal m2 atas dan bawah berada pada satu garis vertical. Ini normal pada gigi sulung, relasi kelas I. Mesial step terminal planeMesial dari m2 atas , paling sering terjadi selama pertumbuhan mandibula. Dapat menjadi relasi kelas IIIjika terlalu ke mesial, jika sedikit dapat termasuk kedalam relasi kelas I. Distal step terminal planeBagian distal m2 bawah lebih lebih kedistal dari m2 atas, oklusi kelas II.2. Periode Inter-transisional Pada periode ini mandibula dan maxilla dari gigi decidui dan permanen.3. Periode transisional keduaDitandai oleh pergantian gigi molar decidui dan caninus oleh premolar dan caninus permanen. Lebar mesio-distal permanen kaninus dan premolar biasanya kurang dari kaninus dan molar decidui.3.3 Periode Gigi TetapDari usia 6 tahun keatas, gigi geligi susu akan mulai digantikan oleh gigi geligi tetap. Insisivus, kaninus, premolar susu akan digantikan oleh insisivus, kaninus, premolar tetap, ditambah molar tetap yang bererupsi sebagai gigi tambahan.Gigi-gigi susu dengan gigi tetap penggantinya berbeda ukurannya. Insisivus tetap dan kaninus biasanya lebih besar daripada gigi susu yang digantikanya,sedangkan premolar biasanya lebih kecil daripada gigi molar susu yang digantikannya. Hasil penelitian yang dilaporkan oleh Van der Linden (1983) menunjukkan bahwa perbedaan ukuran secara keseluruhan antara kedua gigi geligi ini tidaklah terlalu besar, rata-rata adalah 3mm pada gigi atas dan kurang dari 1mm pada gigi bawah. Meskipun demikian, tidak ada korelasi yang erat antara ukuran gigi geligi susu dengan gigi geligi tetap penggantinya, khususnya untuk insisivus bawah dan disini umumnya ada variasi individual yang cukup besar. Disamping itu, ada kebutuhan untuk mengakomodasikan tiga gigi tambahan, yaitu gigi molar tetap, pada masing-masing kuadran kuadran rahang, dan kecenderungan bagi gigi untuk bergerak ke depan untuk menyediakan ruangan agar tidak berjejal.

Pada perkembangan yang ideal, ukuran gigi tetap yang lebih besar bisa diakomodasikan melalui 2 faktor, yaitu:1. Gigi geligi susu bercelahJika gigi-gigi susu bererupsi dengan insisivus yang tersusun renggang-renggang, akan kemungkinan yang lebih baik bahwa gigi-gigi tetap tidak akan berjejal ketimbang jika gigi-gigi susu berurupsi tanpa adanya celah diantara insisivus2. Lengkung gigi membesarHasil-hasil penelitian menunjukkan bahwa pembesaran lengkung gigi berkaitan dengan erupsi gigi. Bertambahnya ukuran semacam itu jelas dengan membesarnya pertumbuhan rahang ke semua dimensi, khusunya ke dimensi lateral dan antero-posterior.

3.4 Perkembangan ideal dari oklusi gigi geligi tetapPerkembang oklusi gigi geligi tetap bisa dianggap melalui 3 tahapan berikut ini.1) Erupsi dari molar pertama dan insisivus tetap2) Erupsi dari kaninus, premolar, dan molar kedua3) Erupsi dari molar ketigaTahap 1Tahap pertama dari perkembangan berhubungan dengan penggantian gigi-gigi insivus susu dan penambahan keempat molar pertama tetap pada susunan gigi geligi. Keadaan ini biasanya berlangsung pada usia 6-8 tahun. Insisivus tetap akan bererupsi sedikit lebih proklinasi daripada insisivus susu, dank arena itu membentuk overbite insisal yang l;ebih kecil bila gigi tersebut berkontak oklusal.proklinasi ini juga berperan dalam menambah ukuran lengkung rahang. Erupsi dari molar pertama tetap berlangsung pada perkembangan oklusi gigi tetap, biasanya pada usia 6 tahun. Gigi ini pada mulanya beroklusi pada posisi dimana permukaan distal dari molar atas berada pada bidang vertikalyang sama dengan permukaan distal molar bawah. Nantinya, dengan tanggalnya gigi molar kedua susu, gigi molar eprtama bawah tetap akan bergeser ke depan lebih jauh pada molar pertama atas tetap, sehingga permukaan molar pertama bawah tetap sedikt lebih anterior daripada molar atas, dan tonjol antero-bikal dari molar atas akan beroklusi dengan groove mio-bukal gigi molar bawah.

Tahap 2Tahap perkembangan oklusi gigi geligi tetap yang keduan berkaitan dengan penggantian molar susu dan kaninus atas oleh premolar dan kaninus atas tetap, dan penambahan molar kedua. Tahap ini biasanya berlangsung pada usia 10-13 tahun.Gigi premolar pertama biasanya merupakan gigi yang pertama kali bererupsi pada tahap ini,dan beroklusi dengan lereng mesial dari permukaan oklusal premolar atas. Gigi premolar kedua selanjutnya akan bererupsi ke hubungan yang sama, dan pada kira-kira waktu yang sama, gigi kaninus akan bererupsi ke hubungan oklusi sehingga ujung tonjolnya berada pada bidang yang sama pada permukaan distal kaninus bawah.Akhirnya, molar kedua akan bererupsi ke oklusi sama seperti molar pertama. Molar kedua atas akan tumbuh tinggi pada prosessus alveolaris, tepat dibawah antrum maksila. Pada awalnya, molar kedua sedikit miring kedistal dan mempunyai jalur erupsi yang lebih panjang daripada molar kedua bawah. Molar kedua bawah biasanya berkembang pada posisi tegak lurus atau sedikit miring ke mesial.

Tahap 3Erupsi dari molar ketiga pada awal kehidupan dewasa melengkapi perkembangan oklusi dari gigi geligi tetap. Usia dari erupsi gigi molar ketiga yang umumnya adalah 18-25 tahun. Meskipun gigi ini bisa saja erupsi lebih cepat atau lebih lambat dari batas usia ini.Gigi molar ketiga berkembang pada posisi yang sama seperti molar kedua dan ketiga atas berkembang, dibawah sudut posterior-inferior dari antrum maksila, dan biasanya dengan sedikit inklinasi ke distal. Molar ketiga bawah mempunyai erupsi yang lebih pendek daripada molar ketiga atas,dan pada awalnya memduduki posisi lebih vertical, atau dengan sedikit inklinasi ke mesial. Kedua gigi ini bererupsi kehubungan oklusi dalam hubungan yang mirip seperti untuk molar pertama dan kedua.

BAB IVPENUTUP4.1 KESIMPULANKarakteristik yang dijumpai pada masa gigi sulung berupa hubungan molar kedua lurus (flush terminal plane), anthropoid spacing (primata), dan spacing insisivus. Pada oklusi gigi campuran terdapat tiga periode, yaitu periode transisional pertama, periode inter-transisional, dan periode transisional kedua. Pada periode transisional pertama terhadap 3 jenis bidang oklusi, yaitu flush terminal plane, distal terminal plane, dan mesial terminal plane. Perkembang oklusi gigi geligi tetap bisa dianggap melalui 3 tahapan, yaitu erupsi dari molar pertama dan insisivus tetap, erupsi dari kaninus, premolar, dan molar kedua, erupsi dari molar ketiga.

4.2 SARAN

Dalam suatu karya tulis tidak ada yang sempurna, karena kesempurnaan adalah milikNya, jadi saran penulis untuk pembaca yang ingin menyadur dari makalah ini bisa dibaca dan memahami terlebih dahulu makalah ini, barulah menyadurnya. Harapan penulis selanjutnya lebih baik dari pada makalah ini.

DAFTAR PUSTAKABhalajhi, S.I, Orthodontic Art in Science. 3rd Ed. 2006. 39-48http://anggatama.wordpress.com/2010/04/03/oklusi-dan-maloklusi/http://damasuryairma.blogspot.com/2012/11/v-behaviorurldefaultvmlo.htmlhttp://ester-surbakti.blogspot.com/2011/10/hidup-di-fkg-di-awal-blok-10.html

2Orthodonti I