oklusi tuba

21
BAB I PENDAHULUAN Rinitis alergi merupakan reaksi hipersensitivitas tipe I yang diperantarai oleh IgE dengan mukosa hidung sebagai organ sasaran utama setelah terpapar de ng an aeroalergen (Dhing ra, 2007 ; Bou suet, et al ., 2 00! "# Rin itis ale rgi merupakan masalah kesehatan global yang memberi dampak $0%20& populasi# 'revalensi rinitis alergi di merika )tara men*apai $0%20&, di Eropa sekitar $0% $+&, di hailand sekitar 20& dan -epang $0& (.adiadipoera, 200/"# 'revalensi riniti s aler gi di Ind one sia* men *apa i $,+ %$2 ,& dan *ender ung mengal ami  peningkatan setiap tahunnya (1ur*ahyo dan Eko, 200/"# Dis ungsi tub a Eus ta*h ius adal ah ada nya gangguan pembuk aan tub a sehing ga ungsi tuba terganggu# 3ering 4uga disebut oklusi tuba dimana udara tidak dapat mas uk ke teli nga tengah, sehin gga teka nan udar a dil uar lebih besar dari pada tekanan di dalam telinga tengah# erdapat beberapa penelitian yang menyebutkan  bah5a terdapat hubungan yang signiikan terhadap ke4adian oklusi tuba pada rhinitis alergi# BAB II LAPORAN KASUS 1; IDENTITAS  1ama 6 1y# R -enis elamin 6 'erempuan )mur 6 8$ tahun 'eker4aan 6 Buruh 'endidikan 6 3. 3uku 6 -a5a lamat 6 -l# 9okomoti, ota 'ekan Baru, 9ampung gama 6 Islam  1o# R. 6 8/72 anggal 'emeriksaan 6 2$ Desember 20$+

description

xcvbnm,

Transcript of oklusi tuba

Page 1: oklusi tuba

7/21/2019 oklusi tuba

http://slidepdf.com/reader/full/oklusi-tuba-56e0d239afa82 1/21

BAB I

PENDAHULUAN

Rinitis alergi merupakan reaksi hipersensitivitas tipe I yang diperantaraioleh IgE dengan mukosa hidung sebagai organ sasaran utama setelah terpapar 

dengan aeroalergen  (Dhingra, 2007; Bousuet, et al., 200!"# Rinitis alergi

merupakan masalah kesehatan global yang memberi dampak $0%20& populasi#

'revalensi rinitis alergi di merika )tara men*apai $0%20&, di Eropa sekitar $0%

$+&, di hailand sekitar 20& dan -epang $0& (.adiadipoera, 200/"# 'revalensi

rinitis alergi di Indonesia*men*apai $,+%$2,& dan *enderung mengalami

 peningkatan setiap tahunnya (1ur*ahyo dan Eko, 200/"#

Disungsi tuba Eusta*hius adalah adanya gangguan pembukaan tuba sehingga

ungsi tuba terganggu# 3ering 4uga disebut oklusi tuba dimana udara tidak dapat

masuk ke telinga tengah, sehingga tekanan udara diluar lebih besar dari padatekanan di dalam telinga tengah# erdapat beberapa penelitian yang menyebutkan

 bah5a terdapat hubungan yang signiikan terhadap ke4adian oklusi tuba pada

rhinitis alergi#

BAB II

LAPORAN KASUS

1; IDENTITAS

 1ama 6 1y# R 

-enis elamin 6 'erempuan

)mur 6 8$ tahun

'eker4aan 6 Buruh

'endidikan 6 3.

3uku 6 -a5a

lamat 6 -l# 9okomoti, ota 'ekan Baru, 9ampunggama 6 Islam

 1o# R. 6 8/72

anggal 'emeriksaan 6 2$ Desember 20$+

Page 2: oklusi tuba

7/21/2019 oklusi tuba

http://slidepdf.com/reader/full/oklusi-tuba-56e0d239afa82 2/21

2; PEMERIKSAAN SUBYEKTIF

Autoanamnesis dan Alloanamnesis

Dilakukan se*ara utoanamnesa dengan pasien pada hari 3enin tanggal 2$

Desember 20$+ pukul $0#00 :IB di poli R3)D bdul .oeloek#

Keluhan Utama

urang pendengaran pada telinga kiri#

Ria!at Pen!a"it Se"a#an$

'asien datang ke R3)D bdoel .oeloek dengan keluhan telin$a "i#i "u#an$

menden$a#% yang dirasakan se4ak hari yang lalu# <e4ala ini dirasakan hilang timbul

dan terasa seperti penuh pada telinga# eluhan 4uga dirasakan pada telinga kanan

 pasien, namun tidak seberat telinga kiri#

Pasien &u$a men$eluh"an adan!a telin$a 'e#den$un$ (ada telin$a "i#i) eluhantersebut 4uga dirasakan hilang timbul# Se&a" * 'ulan se'elumn!a pasien men$alami

(ile" !an$ te#us+mene#us, dan hidun$ te#sum'at namun saat ini sudah mulai

membaik# eluhan sering dirasakan saat pasien beker4a dan terkena debu sehari = 

hari#

eluhan keluarnya *airan dari telinga disangkal oleh pasien# eluhan adanya trauma

telinga atau di kepala disangkal pasien# eluhan hidung meler dan batuk disangkal

 pasien#

Ria!at Pen!a"it Dahulu

- Ri5ayat I3' berulang 6 se4ak 2 bulan lalu

-Ri5ayat alergi makanan>obat 6 disangkal

- Ri5ayat asma 6 disangkal

- Ri5ayat 6 disangkal

- Ri5ayat D. 6 disangkal

Ria!at Pen!a"it Kelua#$a

- Ri5ayat I3' 6 disangkal

- Ri5ayat alergi 6 disangkal

- Ri5ayat asma 6 disangkal

- Ri5ayat 6 disangkal

- Ri5ayat D. 6 disangkal

Ria!at Ke'iasaan

'asien beker4a sebagai buruh pabrik yang terpapar debu

Ria!at Sosial E"onomi

'asien tinggal dilingkungan yang baik 

3; PEMERIKSAAN OBYEKTIF

Status ,ene#alis

eadaan umum 6 Baik  

Page 3: oklusi tuba

7/21/2019 oklusi tuba

http://slidepdf.com/reader/full/oklusi-tuba-56e0d239afa82 3/21

esadaran 6 ?ompos mentis

 1adi 6 !0 @> menit

ensi 6 $$0>!0 mmg

RR 6 20 @> menit3uhu 6 8A,2 ?

Ke(ala Dan Lehe#

epala .eso*ephal

:a4ah

9eher anterior 

3imetris

'embesaran <B (%"

9eher posterior 'embesaran <B (%"

Status Lo"alis

Telin$a

Peme#i"saan Rutin Umum Telin$a

De@tra 3inistra

urikula Bentuk normal

 1yeri tarik (%"

Cedem (%"

Bentuk normal

 1yeri tarik (%"

Cedem (%"

'reaurikula 1yeri tragus (%"

Cedem (%"

 1yeri tragus (%"

Cedem (%"

Retroaurikula 1yeri tekan (%"

Cedem (%"

 1yeri tekan (%"

Cedem (%"

.astoid 1yeri tekan (%"

Cedem (%"

 1yeri tekan (%"

Cedem (%"

?E Cedem (%"

iperemis (%"

Dis*harge (%"

3erumen (%"

?orpus alienum (%"

Cedem (%"

iperemis (%"

Dis*harge (%"

3erumen (%"

?orpus alienum (%"

.embran impani

Page 4: oklusi tuba

7/21/2019 oklusi tuba

http://slidepdf.com/reader/full/oklusi-tuba-56e0d239afa82 4/21

De@tra 3inistra

eutuhan Intak Intak

:arna 'utih keabu%abuan

mengkilat seperti mutiara

'utih keabu%abuan

mengkilat seperti mutiara

Bentuk Retraksi (" Retraksi ("

?one o light (" arah 4am + (" arah 4am 7

E3 'E1DE1<R1 11 IRI

E3 RI11E

idak dilakukanE3 :EBER 

E3 3:B?

E3 )1<3I )B 11 IRI

'ER3 CF1BEE idak dilakukan idak dilakukan

'ER3 G93G eling terasa terbuka elinga masih terasa tertutup

idung

'emeriksaan Rutin )mum idung

?avum De@tra ?avum 3inistra

idung Bentuk normal

3ekret

.ukosa

3eromukus

9ivid

3eromukus

9ivid

onka

  .edia .erah muda

ipertroi ("

.erah muda

ipertroi ("

  Inerior .erah muda

ipertroi ("

.erah muda

ipertroi ("

.eatus

  .edia .erah muda

3ekret (%"

.erah muda

3ekret (%"

  Inerior .erah muda

3ekret (%"

.erah muda

3ekret (%"

3eptum Deviasi (%"

.assa (%" (%"

Page 5: oklusi tuba

7/21/2019 oklusi tuba

http://slidepdf.com/reader/full/oklusi-tuba-56e0d239afa82 5/21

enggorok 

'emeriksaan Rutin )mum enggorok 

.ukosa bu**al

<ingiva

.erah muda

.erah muda

<igi geligi <angren (%", aries (%" .olar $ kanan ba5ah

'alatum durum H molle .erah muda

9idah 2>8 anterior .erah muda

4; 'E.ERI31 'E1)1-1<

%

5; RE3).E

A; Peme#i"saan Su'&e"ti- 

a; eluhan utama6 telinga kiri kurang mendengar

b; Ri5ayat penyakit sekarang 6

; elinga kiri berdengung; ?ommon *old ("

; Ctalgia (%"

; ?anina pain (%"

; iposmia (%"

; ebris (%"

c; Ri5ayat penyakit dahulu6

Ri5ayat lergi makanan>obat 6 disangkal

Ri5ayat I3' 6 se4ak 2 bulan yang lalu

Ri5ayat sma 6 disangkal

d; Ri5ayat penyakit keluarga6

Ri5ayat lergi 6 disangkal

Ri5ayat I3' 6 disangkal

Ri5ayat sma 6 disangkal

B; Peme#i"saan O'&e"ti- 

a; epala = leher 6 Dalam batas normal

b; elinga

'emerksaan Rutin )mum elinga 6 membran timpani retraksi (>"

'emeriksaan Rutin husus 6 idak dilakukan

Page 6: oklusi tuba

7/21/2019 oklusi tuba

http://slidepdf.com/reader/full/oklusi-tuba-56e0d239afa82 6/21

c; idung 6

o 'emeriksaan Rutin )mum idung 6 konka inerior dan media hipertroi (>

", mukosa livid (>"

o enggorok6

'emeriksaan rutin umum 6 Dalam batas normal

'emeriksaan rutin khusus 6 idak dilakukan

DI<1C3I3 3E.E1R

Cklusi uba e#*# Rhinitis lergi

DI<1C3I3 B1DI1<

; C. stadium oklusi tuba

; Ctitis .edia serosa

; uli konduksi

'E19311

.enghindari stimulus > aktor pen*etus

.edikamentosa 6

B13 @8 pu 1D

Iliadin 1asal spray 2@2 pu

'RC<1C3I3

uo ad vitam 6 ad bonam

uo ad sanationam 6 ad bonam

uo ad ungtionam 6 ad bonam

Page 7: oklusi tuba

7/21/2019 oklusi tuba

http://slidepdf.com/reader/full/oklusi-tuba-56e0d239afa82 7/21

BB 2

I1-)1 ')3

2#$ Rinitis lergi

2#$#$ natomi idung

; idung bagian luar

idung luar berbentuk piramid dengan pangkal hidung dibagian atas dan

 pun*aknya berada diba5ah# idung bagian luar dibentuk oleh kerangka tulang

dan tulang ra5an yang dilapisi oleh kulit , 4aringan ikat# erangka tulang

terdiri dari; sepasang os nasal, prosesus rontalis os maksila dan prosesus

nasalis os rontal, sedangkan kerangka tulang ra5an terdiri dari beberapa

 pasang tulang ra5an yang terdiri dari; sepasang kartilago nasalis lateralis

superior, sepasang kartilago lateralis inerior (kartilago ala mayor" dan tepi

anterior kartilago septum nasi# Ctot%otot ala nasi terdiri dari dua kelompok,

yaitu kelompok dilator, terdiri dari muskulus dilator nares (anterior dan

 posterior", muskulus proserus, kaput angular muskulus kuadratus labii superior 

dan kelompok konstriktor yang terdiri dari muskulus nasalis dan muskulus

depressor septi (Dhingra, 2007"#

<ambar 2#$# natomi hidung bagian luar 

 

; idung bagian dalam

idung bagian dalam dipisahkan oleh septum nasi di bagian tengahnya

men4adi kavum nasi kanan dan kavum nasi kiri yang tidak sama ukurannya#

9ubang hidung bagian depan disebut nares anterior dan lubang hidung bagian

 belakang disebut nares posterior atau disebut choana# Bagian dari rongga

hidung yang letaknya sesuai dengan ala nasi disebut vestibulum yang dilapisi

oleh kulit yang empunyai kelen4ar keringat, kelen4ar sebasea dan rambut%

rambut yang disebut vibrisae# Rongga hidung dilapisi oleh membran mukosa

yang melekat erat pada periosteum dan perikondrium, sebagian besar mukosa

ini mengandung banyak pembuluh darah, kelen4ar mukosa dan kelen4ar serous

dan ditutupi oleh epitel torak berlapis semu mempunyai silia (Dhingra, 2007"#

avum nasi terdiri dari 6

1; Dasar hidung 6 dibentuk oleh prosesus palatina os maksila dan prosesus

horiJontal os palatum#

2; tap hidung 6 terdiri dari kartilago lateralis superior dan inerior, os nasal prosesus rontalis, os maksila, korpus os etmoid dan korpus os senoid#

Page 8: oklusi tuba

7/21/2019 oklusi tuba

http://slidepdf.com/reader/full/oklusi-tuba-56e0d239afa82 8/21

3ebagian besar atap hidung dibentuk oleh lamina kribrosa#

3; Dinding lateral 6 dinding lateral dibentuk oleh permukaan dalam prosesus

rontalis os maksila, os lakrimalis, konka superior, konka media, konka

inerior, lamina perpendikularis os palatum dan lamina pterigoideus

medial#

4; onka 6 pada dinding lateral terdapat empat buah konka yaitu konkainerior, konka media, konka superior dan konka suprema# onka suprema

 biasanya rudimenter# onka inerior merupakan konka yang terbesar dan

merupakan tulang tersendiri yang melekat pada os maksila# 3edangkan

konka media, superior dan suprema merupakan bagian dari etmoid#

5; .eatus nasi 6 diantara konka dan dinding lateral hidung terdapat rongga

sempit yang disebut meatus# .eatus inerior terletak diantara konka

inerior dengan dasar hidung dan dinding lateral rongga hidung# 'ada

meatus inerior terdapat muara duktus nasolakrimalis# .eatus media

terletak diantara konka media dan dinding lateral rongga hidung# 'ada

meatus superior yang merupakan ruang antara konka superior dan konka

media terdapat muara sinus etmoid posterior dan sinus senoid#6; Dinding medial6 dinding medial hidung adalah septum nasi#

.ukosa hidung

Rongga hidung dilapisi oleh selaput lendir# Epitel organ pernapasan yang

 biasanya berupa epitel kolumnar bersilia, bertingkat palsu, berbeda% beda pada

 bagian hidung#pada u4ung anterior konka dan septum sedikit melampaui os

internum masih dilapisi oleh epitel berlapis gepeng tanpa silia, lan4utan epitel

kulit vestibulum nasi# 3epan4ang 4alur utama arus inspirasi epitel men4adi

kolumnar; silia pendek agak irreguler# 3el = sel meatus media dan inerior 

yang terutama menangani arus ekspirasi memiliki silia yang pan4ang yang

tersusun rapi (Dhingra, 2007"#

<ambar 2#2 natomi hidung bagian dalam

2#$#2 Deinisi

Rinitis alergi merupakan reaksi hipersensitivitas tipe I yang diperantarai oleh IgE

dengan mukosa hidung sebagai organ sasaran utama setelah terpapar dengan

aeroalergen (Dhingra, 2007; Bousuet, et al., 200!"

2#$#8 Epidemiologi

Rinitis alergi merupakan masalah kesehatan global yang memberi dampak 

$0%20& populasi# 'revalensi rinitis alergi di merika )tara men*apai $0%20&, di

Eropa sekitar $0%$+&, di hailand sekitar 20& dan -epang $0& (.adiadipoera,200/"# 'revalensi rinitis alergi di Indonesia men*apai $,+%$2,& dan *enderung

Page 9: oklusi tuba

7/21/2019 oklusi tuba

http://slidepdf.com/reader/full/oklusi-tuba-56e0d239afa82 9/21

mengalami peningkatan setiap tahunnya (1ur*ahyo dan Eko, 200/"#

9aJo 3aenJ, et al., (200+" melaporkan penelitian mengenai disungsi tuba

Eusta*hius pada sub4ek rinitis alergi pada !0 orang sub4ek rinitis alergi dan +0

orang normal dilakukan pemeriksaan skin prick test  dan timpanometri, dilaporkan

hasil timpanometri yang signiikan pada sub4ek rinitis alergi ('K0#0+" terutama

 pada anak umur di ba5ah $$ tahun, di kelompok rinitis alergi didapatkan $A&timpanogram abnormal ($8& tipe ? dan 8& tipe B" sedangkan di kelompok 

kontrol seluruhnya dengan timpanogram tipe #

arya,  et al., (2007" dalam studi mengenai pengaruh rinitis alergi sesuai

klasiikasi RI%:C 200$ terhadap ungsi ventilasi tuba Eusta*hius pada 80

orang sub4ek rinitis alergi dan 80 orang normal yang dilakukan pemeriksaan

timpanometri menemukan rinitis alergi terdiri atas rinitis alergi intermitten ringan

orang ($8,8&", rinitis alergi persisten ringan $$ orang (8A,7&", rinitis alergi

intermitten sedang%berat $ orang (8,8&", rinitis alergi persisten sedang% berat $

orang (A,7&"# Dari sub4ek rinitis alergi ada $ orang (8,8&" timpanogram tipe B,

8 orang ($0&" timpanogram tipe ? dan sisanya 2A orang (!A,7&" tipe # Darisemua sub4ek yang ada kelainan timpanometri, semuanya adalah dengan persisten

sedang%berat# 'ada kelompok kontrol semuanya normal#

2#$# 'atoisiologi

lergi merupakan reaksi hipersensitivitas tipe I, alergen yang masuk kedalam

tubuh menimbulkan respon imun dengan dibentuknya IgE# Reaksi ini dia5ali

dengan tahap sensitisasi dan diikuti dengan reaksi alergi# Reaksi alergi yang

ditimbulkan terdiri dari dua ase, yaitu reaksi alergi ase *epat (R?" dan reaksi

alergi ase lambat (R9"# Reaksi ase *epat berlangsung sampai satu 4am setelah

kontak dengan alergen, dan men*apai pun*aknya pada $+%20 menit pas*a pa4anan

alergen, sedangkan R9 berlangsung 2% 4am kemudian, dengan pun*ak reaksi

 pada A%! 4am setelah pa4anan dan dapat berlangsung 2%! 4am#

ahap 3ensitisasi# Reaksi alergi dimulai dengan respons pengenalan alergen oleh

sel darah putih, yaitu sel makroag, monosit atau sel dendritik# 3el%sel tersebut

 berperan sebagai antigen presenting sel ('?" atau sel penya4i dan berada di

mukosa saluran napas# 3el penya4i akan menangkap alergen yang menempel pada

 permukaan mukosa, yang kemudian setelah diproses akan dibentuk ragmen

 pendek peptida imunogenik# ragmen ini akan bergabung dengan molekul%

molekul 9%kelas II membentuk kompleks peptid%.? (.a4or 

isto*ompatibility ?omple@"%kelas II yang kemudian akan dipresentasikan padalimosit yaitu helper *ell (sel h0"# 3elan4utnya sel '? akan melepaskan

sitokin yang salah satunya adalah interleukin $ (I9 $"# 3itokin ini mengaktikan

h0 untuk berprolierasi men4adi sel h$ dan h2# 3el h$ dan h2 ini akan

memproduksi I9%8, I9%, I9%+ dan I9%$8# 3itokin I9% dan I9%$8 akan ditangkap

reseptornya pada permukaan sel B%istirahat (resting B *ell", sehingga sel B

teraktivasi dan memproduksi immunoglobulin E (IgE"# IgE disirkulasi darah akan

masuk ke 4aringan dan diikat oleh reseptor IgE dipermukaan sel mastosit atau

 basoil (sel mediator" sehingga kedua sel ini men4adi akti# Individu yang

mengandung kompleks tersebut dianggap tersensitisasi, dan setiap saat akan

mudah masuk ke reaksi hipersensitivitas tipe $ ('ar5ati, 200/"#

Reaksi lergi ase ?epat (R?"# .olekul IgE dalam sirkulasi darah akanmemasuki 4aringan dan ditangkap oleh reseptor IgE yang berada pada permukaan

Page 10: oklusi tuba

7/21/2019 oklusi tuba

http://slidepdf.com/reader/full/oklusi-tuba-56e0d239afa82 10/21

mastosit>basoil, sehingga akan teraktiasi# Bila ada 2 light *hain IgE berkontak 

dengan alergen spesiiknya, maka akan ter4adi degranulasi sel yang berakibat

terlepasnya mediator%mediator alergi yang terbentuk ('reormed .ediators",

terutama histamin# istamin yang terlepas akan menyebabkan hipersekresi

kelen4ar mukosa# Eek lain adalah vasodilatasi dan penurunan permeabilitas

 pembuluh darah dengan akibat pembengkakan mukosa# 3elain histamin 4uga akandikeluarkan  Newly Formed Mediators, antara lain prostaglandin D2 ('<D2",

9eukotrien ? (9 ?", bradikinin,  Platelet Activating Faktor   ('", serta

 berbagai sitokin seperti I98, I9, I9+, I9A, Granulocyte Macrophage Colony

timulating Faktor  (<.%?3", dan lain%lain# 3el mastosit 4uga akan melepaskan

molekul%molekul kemotaktik# .olekul%molekul tersebut terdiri

dari E? (Eosinophil ?hemota*ti* aktor o naphyla*ti*" akan menyebabkan

 penumpukan sel eosinoil dan neutroil di organ sasaran#

Reaksi lergi tipe 9ambat (R9"# Reaksi alergi ase *epat dapat berlan4ut terus

sebagai R9 dengan tanda khas, yaitu terlihatnya penambahan 4enis dan 4umlah

sel inlamasi yang berakumulasi di 4aringan sasaran, seperti eosinoil, limosit,

 basoil dan mastosit# al tersebut 4uga disertai dengan peningkatan sitokin sepertiI98, I9, I9+, dan <.%?3 dan I?.%$ ('ar5ati, 200/"#

idung dan telinga tengah sama%sama dilapisi oleh mukosa respiratorik dan

se*ara anatomi terdapat struktur yang menghubungkan rongga hidung dengan

telinga tengah, yaitu tuba Eusta*hius (Bousuet et al , 200!"#

2#$#+ lasiikasi

Rinitis dibagi dua menurut 5aktu terpa4an, yaitu rinitis  perennial   (ter4adi

sepan4ang tahun" yang berhubungan erat dengan 4enis antigen bulu> serpihan kulit

 binatang, tungau, ke*oa dan tungau debu rumah sedangkan rinitis  seasonal 

(musiman" yang berhubungan dengan 4enis antigen serbuk sari dan 4amur (Bousuet et al , 200$; arya, JiJ, Rahard4o, H D4uri, 2007"#

Bousuet, et al (200!" dalam Allergic !initis and "ts "mpact on Asthma (RI

 = :C" membagi rinitis alergi berdasarkan lamanya serangan men4adi rinitis

alergi intermiten dan rinitis alergi persisten sedangkan berat ringannya ge4ala

 berdasarkan pada kualitas hidup sub4ek diklasiikasikan ringan (mild" dan

sedang=berat (moderate = severe"

Page 11: oklusi tuba

7/21/2019 oklusi tuba

http://slidepdf.com/reader/full/oklusi-tuba-56e0d239afa82 11/21

abel#$#$ lasiikasi rinitis alergi menurut RI%:C 6

2#$#A <e4ala dan anda

<e4ala utama rinitis alergi adalah bersin, ingus en*er dan hidung tersumbat#

<e4ala alergi lainnya, antara lain hidung gatal, pen*iuman berkurang, batuk 

kronis dan gangguan pendengaran# <e4ala dan tanda tersebut dapat disertai ge4ala

lain apabila melibatkan organ sasaran lain seperti palatum, aring, laring, telinga,

kulit,mata dan paru (Dhingra, 2007"#

'ada pemeriksaan di hidung sering tampak mukosa nasal pu*at dan

udematous, konka membengkak, ingus en*er seperti air# 3edangkan pada telinga

sering di 4umpai retraksi pada membran timpani dan otitis media eusi sebagai

akibat dari sumbatan pada tuba Eusta*hius (Dhingra, 2007"#

<atal%gatal pada hidung sehingga hidung sering diusap%usap keatas dapat ter4adi

allergic salute# al ini karena men*oba untuk mengurangi rasa gatal dan

sumbatan dari hidung# :arna kehitaman pada daerah inraorbita disertai dengan

 pembengkakan disebut  Allergic hinners. 'erubahan ini mungkin karena adanya

statis dari vena yang disebabkan udema dari mukosa hidung dan sinus# arena bernaas melalui mulut, mulut menganga dan mungkin disertai dengan maloklusi

dari gigi disebut Adenoid Facies#ad $ooking Face# al ini disebabkan obstruksi

karena udema yang disebabkan alergi dan pembesaran tonsil>adenoid#

ahun $/! Dr# -hon Boyles pada makalahnya dalam kongres Ctologi in ?hi*ago

menyatakan bah5a dari 800 sub4ek alergi didapatkan di%%iness +/&, tinitus 2+&,

otalgia $+&, otitis media serosa $0&, gangguan pendengaran $0&, ineksi telinga

tengah +&, gatal%gatal pada kanalis akustikus e@ternus +&# 'eradangan telinga

tengah sering 4uga disebabkan karena alergi# 3ebagai organ sasaran adalah tuba

Eusta*hius# -ika terdapat ineksi telinga tengah yang persisten adanya aktor 

alergi 4angan diabaikan# 3hambough dalam penelitian pada anak%anak, 7+& dari

otitis media serosa disebabkan karena alergi (.adiadipoera, 200/"#

?lassii*ation o allergi* rhinitis a**ording to RI

1; Intermittent means that the symptoms are present K days a

5eek Cr or K *onse*utive 5eeks

2; 'ersistent means that the symptoms are present .ore than

days a 5eek nd or more than *onse*utive 5eeks

3; .ild means that none o the ollo5ing items are present6

1 L 3leep disturban*e

2 L 

Impairment o daily a*tivities, leisure and>or sport

3 L Impairment o s*hool or 5ork

4 L 

3ymptoms present but not troublesome

4; .oderate>severe means that one or more o the ollo5ing items

are present6

1 L 

3leep disturban*e

2 L Impairment o daily a*tivities, leisure and>or sport

3 L 

Impairment o s*hool or 5ork

4 L roublesome symptoms

Page 12: oklusi tuba

7/21/2019 oklusi tuba

http://slidepdf.com/reader/full/oklusi-tuba-56e0d239afa82 12/21

2#$#7 Diagnosis

)ntuk diagnosis tidak hanya ditegakkan dengan anamnesis ri5ayat adanya

alergi, tetapi perlu pemeriksaan%pemeriksaan khusus, yaitu pemeriksaan dengan

*ara in%vivo dan in%vitro# Dengan *ara pemeriksaan in%vivo dan in%vitro diagnosis

alergi dapat ditegakkan lebih akurat, 5alaupun dalam hal ini tidak semua bentuk tes bisa dilakukan karena pemeriksaan mahal#

namnesis adanya ri5ayat alergi seperti adalah bersin, beringus dan hidung

tersumbat# <e4ala alergi lainnya, antara lain hidung gatal, pen*iuman berkurang,

 batuk kronis dan gangguan pendengaran# 'emeriksaan isik, gambaran klasik 

status lokalis pada hidung, konka hidung udema dan pu*at, sekret en*er, 4ernih#

Diagnosis in%vitro, dapat dilakukan pemeriksaan morologi apus dari sekresi

hidung# 3ub4ek dengan eosinophilia pada sekresi hidung memperlihatkan /$#7&

tes kulit positi !0#$& IgE R3 positi dan tes provokasi hidung 78#8&# Dapat

 4uga dilakukan pemeriksaan IgE R3 (Radioallergergosorbent test",

 pemeriksaan ini dapat 4uga dimanaatkan untuk memonitor imunoterapi#

ntingen yang diu4ikan pada tes kulit menimbulkan reaksi kulit berupa wheal indurasi dan eritema, $0%20 menit setelah alergen diu4ikan akan menimbulkan

reaksi kulit yang ter4adi# da 2 ma*am tes kulit 6 es ulit Epidermal (es kulit

gores dan es *ukit kulit", es ulit Intradermal

(ingle dilution >penge*eran tunggal, .ultiple dilution >pengen*eran berganda"#

es *ukit kulit (kin prick test  "

kin prick test  adalah salah satu 4enis tes kulit sebagai alat diagnosis yang

 banyak digunakan untuk membuktikan adanya IgE spesiik yang terikat pada sel

mastosit kulit# erikatnya IgE pada mastosit ini menyebabkan keluarnya histamin

dan mediator lainnya yang dapat menyebabkan vasodilatasi dan peningkatan

 permeabilitas pembuluh darah akibatnya timbul &lare>kemerahan dan wheal >bintul

 pada kulit tersebut ('ar5ati, 200/"#

es ini sangat populer, *epat, simpel, tidak menyakitkan, relati aman, 4arang

menimbulkan reaksi anailaktik dan tanda%tanda reaksi sistemik, dapat dilakukan

 banyak tes pada satu sisi, mempunyai korelasi baik dengan IgE spesiik# es kulit

dilakukan dengan 4alan meneteskan antigen pada kulit kemudian ditusukkan

 4arum no#2A,+ dengan sudut + dera4at dan epidermis diangkat sehingga dengan

tusukan yang ke*il beberapa mikroliter *airan akan masuk ke epidermis bagian

luar# 3e4ak hasil reaksi kulit dari tiap%tiap orang de5asa berbeda, suatu kontrol

yang positi atau negati harus ada untuk evaluasi# Reaksi diba*a dalam $+%20

menit, dan hasilnya ditulis dalam gradasi dari negati (%" sampai ("#

.etode yang dilakukan dalam menginterpretasikan hasil tes *ukit kulit dikenaldengan metode 'epys# .embandingkan bintul yang ter4adi pada masing%masing

ekstrak alergen yang diberikan dengan menggunakan kontrol positi (histamin"

dan kontrol negati (saline"#

'enilaiannya adalah sebagai berikut6

$ (ringan" 6 bila bintul (5heal" lebih besar dari kontrol negati dan atau terdapat

daerah eritema#

2 (sedang" 6 bila bintul lebih ke*il dari kontrol positi, tetapi 2 mm lebih besar 

dari kontrol negati#

8 (kuat" 6 bila bintul sama besar dengan kontrol positi#

(sangat kuat" 6 bila bintul lebih besar dari kontrol positi

da beberapa obat%obatan yang mempengaruhi tes kulit antara lainantihistamin, kortikosteroid sehingga obat ini harus dihentikan sebelum tes

Page 13: oklusi tuba

7/21/2019 oklusi tuba

http://slidepdf.com/reader/full/oklusi-tuba-56e0d239afa82 13/21

dimulai# 'ada saat ini berhubung metabolisme antihistamin banyak yang lambat

dan berbeda%beda satu dengan yang lain, beberapa pendapat menyarankan puasa

 bebas obat antihistamin 8 hari sebelum tes kulit dilakukan, sedangkan untuk 

aJetamiJol $ bulan, ada 4uga kortikosteroid dihentikan selama A minggu

(Bousuet, et al., 200$"#

2#$#! 'enatalaksanaan

'enatalaksanaan rinitis alergi men*akup pen*egahan kontak dengan alergen,

obat%obatan, imunoterapi, penatalaksanaan komplikasi atau aktor%aktor yang

memperburuk dan terapi bedah

'en*egahan kontak dengan allergen

)ntuk pen*egahan ini, diperlukan identiikasi alergen dan menghindari

alergen penyebab 'avoidance(. Dalam pengelolaan alergi inhalan, mengan4urkan

 penderita untuk menghindari alergen penyebab tidaklah mudah# erdapat banyak 

sekali alergen yang berhubungan dengan rinitis alergi, yang paling banyak hasil

 penelitian adalah tungau debu rumah#

RI :C (200$" menyarankan beberapa hal berkaitan dengan mengurangi paparan alergen tungau debu rumah diantaranya menyarungi kasur, bantal dengan

 bahan yang mudah di*u*i# ?u*ilah dengan air panas (++%A00" seminggu sekali#

<antilah karpet dengan bahan linoleum atau lantai kayu# 'akailah perabot dengan

 bahan lapisan kulit, dan selalu membersihkan debu pada perabot dengan vacuum

cleaner  atau kain lap yang basah# <antilah gorden se*ara teratur dan gunakan

 bahan yang yang mudah di *u*i (Bousuet, et al., 200$"#

'engobatan simptomatis#

Diberikan bila pen*egahan terhadap alergen penyebab tidak memberikan hasil

yang memuaskan# da golongan obat yang dapat di berikan, yaitu golonganantihistamin, simpatomimetik, kortikosteroid dan stabilisator mastosit#

Imunoterapi

'emberian imunoterapi dapat dipertimbangkan bila *ara%*ara konservati tidak 

 berhasil# Dasar dari imunoterapi adalah menyuntikkan alergen penyebab se*ara

 bertahap dengan dosis ke*il yang makin meningkat untuk menginduksi toleransi

 pada penderita alergi# Dari berbagai penelitian menun4ukkan sekitar A0%/0&

kasus memberikan respons dengan imunoterapi konvensional# 3e*ara umum hasil

imunoterapi dapat digolongkan ke dalam 8 kelompok, yaitu 6 $" 'enderita

mengalami perbaikan klinik sampai imunoterapi dihentikan# 2" 'enderitamengalami perbaikan klinik selama imunoterapi, tetapi kadang%kadang timbul

ge4ala yang dapat diatasi dengan terapi medikamentosa# 8" ilangnya keluhan

selama imunoterapi tidak berbeda dengan keadaan sebelumnya# da beberapa hal

yang dapat menyebabkan kegagalan imunoterapi, yaitu tindakan menghindari

alergen yang kurang adekuat, pemilihan 4enis alergen yang tidak tepat, dosis yang

diberikan kurang *ukup dan diagnosis yang salah#

ontra indikasi pemberian desensitisasi ialah golongan penyakit kolagen dan

glomeruloneritis karena dapat menyebabkan penyakit bertambah akti# 'ada

kehamilan pemberian imunoterapi harus lebih hati%hati# Beberapa penulis

menyatakan sebaiknya tidak diberikan, karena dapat menyebabkan malormasi

 pada bayi yang dilahirkan# 3ebaliknya ada yang menyatakan bah5a antigen yangdiberikan tidak dapat melalui sa5ar (barier" plasenta (Bousuet, et al., 200!"#

Page 14: oklusi tuba

7/21/2019 oklusi tuba

http://slidepdf.com/reader/full/oklusi-tuba-56e0d239afa82 14/21

'enatalaksanaan komplikasi atau aktor%aktor yang memperburuk#

elemahan, stress emosi, perubahan suhu yang mendadak, ineksi yang

menyertai, deviasi septum dan paparan terhadap polutan udara lainnya yang dapat

men*etuskan, memperhebat dan mempertahankan ge4ala %ge4ala yang menyertai

rinitis alergi# 'enanganan aktor%aktor ini sama pentingnya dengan pengobatan

yang ditu4ukan terhadap alerginya#

erapi bedah

'engobatan operati baru dilakukan bila pengobatan medikamantosa gagal#

indakan ini memungkinkan ventilasi dan drainase hidung serta mengupayakan

aliran hidung dan sinus yang memadai (Dhingra, 2007"#

2#2 uba )ustachius 

2#2#$ natomi uba )ustachius 

uba Eusta*hius adalah saluran yang menghubungkan rongga telinga tengah

dengan nasoaring# uba Eusta*hius pada orang de5asa pan4angnya berkisar 8A

mm dan terletak ineroanterior di medial telinga tengah# erdiri dari dua bagian,$>8 lateral (sekitar $2 mm" yang merupakan pars osseus, berada pada dinding

anterior kavum timpani, 2>8 medial sekitar 2 mmm adalah pars

ibrokartilagineus yang masuk ke dalam nasoaring# Cstium tuba terletak sekitar 

$,2+ *m di belakang dan agak di ba5ah u4ung posterior konka inerior# 9umen

tuba berbentuk segitiga dengan ukuran vertikal 2%8 mm dan horiJontal 8% mm#

'ars osseus selalu terbuka, pars kartilagineus pada saat istirahat akan tertutup dan

akan terbuka pada saat menelan, menguap atau meniup keras# .ukosa tuba

Eusta*hius dilapisi oleh epitel respiratorius berupa sel%sel kolumnar bersilia, sel

goblet dan kelen4ar mukus# Epitel ini bergabung dengan mukosa telinga tengah di

 pars osseus tuba#

<ambar 2## natomi telinga

'ada daerah inerolateral tuba Eusta*hius terdapat bantalan lemak Ctsmann yang

mempunyai peranan penting dalam penutupan tuba dan proteksi tuba Eusta*hius

dan telinga tengah dari arus retrograde sekresi nasoaring# Ctot%otot yang

 berhubungan dengan tuba Eusta*hius yang berperan penting dalam penutupan

dan pembukaan tuba Eusta*hius adalah m#tensor velli palatine, m#levator veli

 palatine, m#salpingopharyngeus dan m#tensor timpani#

Page 15: oklusi tuba

7/21/2019 oklusi tuba

http://slidepdf.com/reader/full/oklusi-tuba-56e0d239afa82 15/21

1

2#2#2 isiologi

uba Eusta*hius mempunyai 8 ungsi isiologik terhadap telinga tengah antara

lain 6

1; ungsi ventilasi telinga tengah untuk menyeimbangkan tekanan udara telinga

tengah dengan tekanan udara atmosir#2; ungsi drainase dan clearance  ke nasoaring dari sekret yang diproduksi

dalam telinga tengah

3; ungsi proteksi dari tekanan bunyi dan sekret di nasoaring#

ungsi Gentilasi

ungsi ventilasi merupakan ungsi yang paling penting untuk menyeimbangkan

tekanan antara telinga tengah dengan udara luar# uba Eusta*hius yang normal

akan tertutup se*ara normal saat istirahat, dengan sedikit tekanan negati pada

telinga tengah# 'embukaan tuba

Eusta*hius pada saat menelan atau menguap akan ter4adi pertukaran gas dan

 penyeimbangan tekanan antara udara luar dengan telinga tengah#

ungsi drainase dan proteksiuba Eusta*hius mengalirkan sekresi normal telinga tengah melalui sistem

transport mukosilier dengan penutupan dan pembukaan tuba yang berulang

sehingga memungkinkan sekresi mengalir ke nasoaring# Bila ter4adi gangguan

drainase mengakibatkan sekresi tertahan dan *airan akan menumpuk di telinga

telinga tengah# ungsi proteksi dimungkinkan karena se*ara ungsional tuba

tertutup pada keadaan istirahat sehingga bunyi%bunyi yang timbul di nasoaring

tidak akan masuk ke telinga tengah#

2#2#8 Deinisi

Disungsi tuba Eusta*hius adalah adanya gangguan pembukaan tuba sehingga

ungsi tuba terganggu# 3ering 4uga disebut oklusi tuba dimana udara tidak dapat

masuk ke telinga tengah, sehingga tekanan udara diluar lebih besar dari pada

tekanan di dalam telinga tengah#

1

2#2# 'atoisiologi

uba Eusta*hius dalam keadaan normal adalah tertutup dan terbuka saat

menelan, menguap dan bersin akibat kontraksi akti m#tensor veli palatini# )dara di

telinga tengah mengandung oksigen, karbondioksida, nitrogen dan uap air# 3aat

ter4adi oklusi tuba, yang pertama diabsorbsi adalah oksigen, baru kemudian gas

lainnya ?C2 dan nitrogen 4uga terdiusi ke dalam darah# al ini menyebabkan

tekanan negati pada telinga tengah dan menyebabkan retraksi membran timpani#-ika tekanan negati terus meningkat akan menyebabkan tuba Mterkun*iN dan dapat

menyebabkan ter4adinya penumpukan transudat selan4utnya eksudat bahkan

hemoragik# Cbstruksi tuba Eusta*hius dapat ter4adi se*ara mekanik, ungsional

ataupun keduanya# Cbstruksi mekanik dapat disebabkan oleh (a" aktor instrinsik 

seperti inlamasi atau alergi atau (b" aktor ekstrinsik seperti tumor di nasoaring

atau adenoid# Cbstruksi ungsional dapat disebabkan oleh kolapsnya tuba oleh

karena meningkatnya compliance tulang ra5an yang menghambat terbukanya

tuba atau gagalnya mekanisme akti pembukaan tuba  )ustachius akibatnya

 buruknya ungsi m#tensor veli palatine# Eek lamanya oklusi tuba dapat dilihat pada

tabel berikut 6

Page 16: oklusi tuba

7/21/2019 oklusi tuba

http://slidepdf.com/reader/full/oklusi-tuba-56e0d239afa82 16/21

abel 2#2#$ Eek yang ter4adi pada oklusi tuba (Dhingra, 2007"

<angguan ungsi tuba menyebabkan mekanisme aerasi ke rongga telinga tengah

terganggu, drainase dari rongga telinga ke nasoaring terganggu, dan gangguan

mekanisme proteksi rongga telinga tengah terhadap reluks dari rongga nasoaring#

Begitu pula dari ungsi mukosilia tuba Eusta*hius akan terganggu# 'embersihan

sekret telinga tengah dilakukan oleh sistem mukosiliar tuba Eusta*hius dan telinga

tengah# ertutupnya tuba Eusta*hius oleh beberapa sebab akan membuat ruang

telinga tengah terisolasi dari lingkungan luar# )dara yang ter4ebak akan terabsorbsi

dan menyebabkan tekanan intratimpanik atau kavum telinga tengah menurun atau

negati, sehingga menyebabkan membran timpani retraksi# Bila keadaan ini ter4adi,

dapat menimbulkan keluhan rasa nyeri pada telinga, rasa tertekan atau tertutup dan

gangguan pendengaran# Cbstruksi atau tertutupnya tuba Eusta*hius yang kronik 

disebut gangguan ungsi tuba Eusta*hius.

2#2#+ <e4ala dan anda

<e4ala oklusi tuba antara lain otalgia bisa ringan sampai berat, gangguan

 pendengaran, sensasi telinga terasa penuh,telinga berdengung hingga gangguan

keseimbangan#

anda oklusi tuba Eusta*hius  sangat bervariasi tergantung lamanya dan

keparahan kondisi oklusinya, antara lain retraksi membran timpani, kongesti padadaerah prosessus maleus dan pars tensa, adanya transudat di belakang membran

timpani yang merubah 5arna membran timpani men4adi buram dan terkadang

tampak air &luid level yang disertai tuli kondukti# 'ada kasus yang berat seperti

 barotrauma, membran timpani sangat retraksi dan disertai hemoragik di

subepitelial, dapat ter4adi hemotimpanum bahkan perorasi#

2#2#A ubungan Rinitis lergi dan Disungsi uba Eusta*hius#

Dengan melihat konsep M  global airway allergy * mediator dan respon

inlamasi alergi dapat 4uga ter4adi pada telinga tengah# 'enelitian oleh do5ns dkk 

200$ menyatakan bah5a pa4anan histamin intratimpanik mengakibatkan disungsi

tuba pada tikus# al ini men4adi dasar bah5a suatu rinitis alergi berakibatter4adinya suatu reaksi inlamasi yang mempengaruhi tidak hanya mukosa hidung,

Page 17: oklusi tuba

7/21/2019 oklusi tuba

http://slidepdf.com/reader/full/oklusi-tuba-56e0d239afa82 17/21

tapi hingga ke telinga tengah yang berakibat ter4adinya perubahan pada telinga

tengah, sehingga ter4adi disungsi tuba# 'erubahan tekanan pada telinga tengah ini

umumnya dirasakan sub4ek sebagai sensasi rasa tidak enak, rasa penuh, rasa

tertutup atau kurang mendengar (Bousuet, et al., 200$"#

3ub4ek rinitis alergi mempunyai resiko tinggi ter4adinya disungsi tuba

Eusta*hius pada gambaran timpanometri dibandingkan pada subyek non alergi#'ada individu dengan rinitis alergi, dengan memberikan provokasi nasal dengan

tungau, akan menyebabkan obstruksi hidung dan disungsi tuba# Dengan adanya

alergen inhalan pada hidung akan menyebabkan deposit alergen pada tuba yang

disebabkan induksi alergen lokal atau repons imun sistemik yang melibatkan

mukosa saluran naas pada tuba Eusta*hius# edua mekanisme ini akan

men*etuskan inlamasi alergi dan

 pembengkakan dari tuba yang pada akhirnya akan merupakan predisposisi

ter4adinya otitis media eusi (Bousuet, et al., 200!"#

uba Eusta*hius sangat besar peranannya pada ungsi telinga tengah yaitu

men4aga haemostasis melalui perannya pada ungsi ventilasi, proteksi dan

transport mukosiliar telinga tengah# 3elain itu mukosa yang melapisi tubaEusta*hius adalah merupakan mukosa respiratorik sehingga alergen yang masuk ke

saluran naas dapat 4uga menyebabkan respon pada mukosa tuba (Dhingra, 2007"#

  Inlamasi hidung yang disebabkan oleh provokasi alergen akan menghasilkan

tanda dan ge4ala rinitis alergi dan disungsi tuba# Disungsi tuba Eusta*hius akan

menyebabkan peningkatan tekanan negati pada telinga tengah dan ungsi ventilasi

terganggu# Reaksi alergi dalam rongga hidung akan menyebabkan inlamasi nasal,

disungsi tuba dan peningkatan transudasi protein serta hipersekresi yang

di*etuskan oleh pengeluaran mediator%mediator dan sitokin (ireman, $//7"#

<e4ala hidung yang berhubungan erat dengan adanya disungsi tuba adalah

sumbatan hidung (rouse, 2002"#

2#2#A 'emeriksaan ungsi uba )ustachius 

1; Ctoskopi

'enampakan membran timpani yang normal, mengindikasikan ungsi tuba

Eusta*hius yang normal# -ika ditemukan retraksi membran timpani atau

mengetahui besar adanya *airan ditelinga tengah mengindikasikan adanya

disungsi tuba tapi tidak membedakan antara penyebab ungsional atau mekanik 

dari tuba# .obilitas membran timpani yang normal pada pneomotoskopi 3iegel

menun4ukkan patensi tuba Eusta*hius yang baik#

2;  1asoaringoskopi

 1asoaringoskopi dengan pemeriksaan rinoskopi posterior atau denganendoskopi dapat membantu visualisasi adanya massa (polip, adenoid dan tumor 

di nasoaring" yang mungkin dapat menyumbat ostium tuba Eusta*hius#

3; impanometri

impanometri adalah pemeriksaan obyekti yang digunakan untuk mengetahui

kondisi telinga tengah dan mobilitas selaput gendang telinga dan tulang%tulang

 pendengaran dengan memberikan tekanan udara pada liang telinga luar#

.ekanisme ker4a timpanometri adalah dengan memberikan tekanan berubah%

rubah dengan rentang 200mm2

C sampai dengan %00mm2C pada kanalis

auditorius ekternus, kemudian menilai perubahan compliance membrane

timpani, tekanan telinga tengah  ' .ean Ear 'ressure"  dan  ear canal volume,

digambarkan dalam bentuk graik (atJ, et al., $//"

Dengan alat timpanometri dapat 4uga dilakukan tes ungsi tuba Eusta*hius#

Page 18: oklusi tuba

7/21/2019 oklusi tuba

http://slidepdf.com/reader/full/oklusi-tuba-56e0d239afa82 18/21

ekanan telinga tengah diukur saat istirahat, segera setelah perasat oynbee dan

setelah perasat Galsava# edua prosedur ini memberikan gambaran

semikuantitati kemampuan tuba Eusta*hius menyeimbangkan tekanan yang

lebih tinggi atau lebih rendah pada telinga tengah# 'rinsip tes oynbee adalah

memberikan tekanan negati, lebih isiologis dari tes lain# es ini dilakukan

dengan menelan ludah dibarengi dengan hidung dipen*et dan mulut di tutup#al ini menarik udara dari telinga tengah keluar ke nasoaring dan

menyebabkan membran timpani tertarik ke medial# 3edangkan tes Galsava, tuba

Eusta*hius dan telinga tengah diberi tekanan positi dengan memen*et hidung

sambil menghembus dari mulut# -ika udara memasuki telinga tengah, membran

timpani akan bergerak ke lateral# -ika terdapat perorasi membran timpani

terdengar suara berdesis atau 4ika terdapat *airan di telinga tengah akan

terdengar suara seperti sesuatu pe*ah# es ini harus dihindari pada kondisi atropi

membran timpani karena akan menyebabkan ruptur membran timpani dan pada

kondisi ineksi pada hidung dan nasoaring yang yang menyebabkan sekret

dapat terdorong ke telinga tengah sehingga dapat menyebabkan otitis media# O

4; es 'olitJer

es ini diker4akan dengan memberikan pada satu lubang hidung selang karet

yang dihubungkan dengan kantung udara sedangkan lubang hidung lainnya

ditekan dengan 4ari# 'asien diminta untuk menelan atau mengatakan se*ara

 berulang huru MN untuk menutup pintu veloaringeal# Bila tes ini positi 

tekanan yang berlebihan di nasoaring dihantarkan ke telinga tengah sehingga

membuat tekanan positi dalam telinga tengah dan menggerakkan membran

timpani ke lateral (Dhingra, 2007"#

BB III

'E.B31

asil anamnesis yang di dapatkan, pasien datang dengan keluhan telin$a "i#i "u#an$

menden$a#% yang dirasakan se4ak hari yang lalu# <e4ala ini dirasakan hilang timbul

dan terasa seperti penuh pada telinga# eluhan 4uga dirasakan pada telinga kanan

 pasien, namun tidak seberat telinga kiri# Pasien &u$a men$eluh"an adan!a "eluhan

'e#den$un$ (ada telin$a "i#i yang dirasakan hilang timbul# Se&a" * 'ulan

se'elumn!a pasien men$alami (ile" !an$ te#us+mene#us, dan hidun$ te#sum'at

keluhan sering dirasakan saat pasien beker4a dan terkena debu sehari = hari# 'ada

 pemeriksaan isik rutin umum pada telinga didapatkan mem'#an tim(ani !an$#et#a"si (ada telin$a "anan dan "i#i# 'ada pemeriksaan rutin umum hidung

didapatkan "on"a in-e#io# dan media (asien men$alami (em'esa#an  pada hidung

kanan dan kiri#

'asien di diagnosa sebagai oklusi tuba e#*# rhinitis alergi berdasarkan pada teori yang

diuraikan  sebelumnya, ge4ala utama rinitis alergi adalah bersin, ingus en*er dan

hidung tersumbat# <e4ala alergi lainnya, antara lain hidung gatal, pen*iuman

 berkurang, batuk kronis dan gangguan pendengaran# <e4ala dan tanda tersebut dapat

disertai ge4ala lain apabila melibatkan organ sasaran lain seperti palatum, aring,

laring, telinga, kulit,mata dan paru# 'ada pemeriksaan di hidung sering tampak 

mukosa nasal pu*at dan udematous, konka membengkak, ingus en*er seperti air#

3edangkan pada telinga sering di 4umpai retraksi pada membran timpani dan otitis

Page 19: oklusi tuba

7/21/2019 oklusi tuba

http://slidepdf.com/reader/full/oklusi-tuba-56e0d239afa82 19/21

media eusi sebagai akibat dari sumbatan pada tuba Eusta*hius (Dhingra, 2007"#

 1amun diagnosa pasti pasien tidak hanya ditegakkan berdasarkan anamnesis dan

 pemeriksaan isik sa4a, terdapat beberapa pemeriksaan yang dapat dilakukan untuk 

membuktikan benar tidak adanya alergi pada pasien, baik se*ara in vivo atau in vitro#

kin prick test  adalah salah satu 4enis tes kulit sebagai alat diagnosis yang banyak 

digunakan untuk membuktikan adanya IgE spesiik yang terikat pada sel mastositkulit# 'emeriksaa penun4ang yang dapat dian4urkan pada pasien dapat berupa skin

 pri*k test# es ini sangat populer, *epat, simpel, tidak menyakitkan, relati aman,

 4arang menimbulkan reaksi anailaktik dan tanda%tanda reaksi sistemik, dapat

dilakukan banyak tes pada satu sisi, mempunyai korelasi baik dengan IgE spesiik#

Berdasarkan teori yang diuraikan mengenai hubungan oklusi tuba denga rhintis alergi,

adanya pa4anan histamin intratimpanik mengakibatkan disungsi tuba yang  berakibat

ter4adinya suatu reaksi inlamasi yang mempengaruhi tidak hanya mukosa hidung,

tapi hingga ke telinga tengah yang berakibat ter4adinya perubahan pada telinga

tengah, sehingga ter4adi disungsi tuba# 'erubahan tekanan pada telinga tengah ini

menyebabkan retraksi membran timpani yang keluhan umumnya dirasakan sub4ek 

sebagai sensasi rasa tidak enak, rasa penuh, rasa tertutup atau kurang mendengar 

(Bousuet, et al., 200$"#

ata laksana yang diberikan pada pasien ini adalah pemberian obat semprot hidung

atau dekongestan yang topikal# Cbat = obatan ini menyebabkan venokonstriksi dalam

mukosa hidung melalui reseptor P$ sehingga mengurangi voleume mukosa dan dengan

demikian, maka mengurangi penyumbatan hidung# erapi paling ideal adalah dengan

menghindari kontak dengan alergen penyebabnya (avoidan*e" dan eliminasi#

DR ')3

1; Bousuet, -# et al #, 200!# Allergic !hinitis and its "mpact on Asthma 'A!"A(

+- pdate '"n collaboration with the /01(. In 6 -ournal allergy A8# (3uppl

!A " 6 ! = $A0

2; Bousuet, -# et al., 200$# Allergic !hinitis and its "mpact on Asthma 'A!"A(

+2 pdate '"n collaboration with the /01(. In 6 -ournal allergy 6 vol $0!

no#+#1ov 200$

3; Dhingra, '9#, 2007a# )ustachian 3ube and "ts 4isorder. 4iseases o& )ar, Nose

and 3hroat. ourth Edition# Elsevier# India# +A%A0

4; Dhingra, '9#, 2007b#  Anatomy o& Nose. 4isiases o& )ar, Nose and 3hroat #

ourth Edition# Elsevier# India# $2/%82

5; Doyle, :-#, Boehm, 3# dan 3koner D'#, $//0#  Physiologic !esponses to

 "ntranasal 4ose5 !esponse Challenge /ith 0istamine, Metacholine,

 6radykinin and Prostaglandin in Adult 7olunteers with and without Nasal 

 Alergy# - llergy ?lin Immunol !A;/2%/8+

Page 20: oklusi tuba

7/21/2019 oklusi tuba

http://slidepdf.com/reader/full/oklusi-tuba-56e0d239afa82 20/21

6; Dykemi*J, .3# dan amilos, D9#, 20$0#  !hinitis and inusitis. "n8 +2

 Primer on Allergic and "mmunologic 4isease# 3upplemen to he -ournal o 

llergy and ?lini*al Immunology# Golume $2+#number2# Denver# ?olorado# p6

$08%$+

7;ireman, '# et al., $//7# 1titis Media and )ustachian 3ube 4ys&unction8Connection to Allergic !hinitis. In6-ournal o llergy and ?lini*al Immunology

// (2"6 37!7%/7

8; Ira5ati, et al., 200$# !hinitis alergi. 4i dalam oepardi et al 'eds( 6uku A9ar 

 :esehatan 3elinga 0idung 3enggorok :epala dan $eher. -akarta6 Balai

'enerbit )I# $08%$0

9; arya, I:# et al #, 2007# Pengaruh !hinitis Alergi 'A!"A /01 +2( terhadap

Gangguan Fungsi 7entilasi 3uba )ustachius# esis, )niversitas assanuddin,

.akassar#

10; atJ, -# et al #,$//# 0andbook o& Clinical Audiology, thEd, Baltimore, :illiam

H :ilkins, 2!8%

11; rouse, -#, 200A#  Allergic and nonallergic !hinitis. "n8 6ailey et al 'eds(,

head and Neck urgery 1tolaryngology. 'hiladelphia6 9ippin*ot :illiams H

:ilkins# p#8+A%+7

12; rause, #, 2008#  Allergy and Chronic !hinosinusitis# In Ctolaryngology

ead and 1e*k 3urgery# )niversitas 'ittsburgh# 'ennsylvania#

13; Ctolaryngol 'ol#+/($"6/7%$00# udelska, .R# et al., 200+# Assessment 1& 3he

 0earing 1rgan "n 3he Patients /ith Allergic Perennial And easonal Allergic

 !hinitis.

14; 9aJo%3aenJ, -<#, et al., 200+#  )ustachian 3ube 4ys&unction "n Allergic

 !hinitis. Ctolaryngol ead 1e*k 3urg# $82(";A2A%/#

15; .adiadipoera a#, 200/#  4iagnosis !initis alergi# Di dalam 3eminar dan

:orkshop lergi dan Imunologi# 'arapat .edan#

16; .adiadipoera b#, 200/#  Allergic March "n Allergic "n&lammation# Di dalam

3eminar dan :orkshop lergi dan Imunologi# 'arapat .edan#

17; .ikolai, et al., 200A# A Guide For 3ympanometry For creening 0earing.

http6>>555#mai*odiagnosti*s#*om>eprise>main>do5nloads>*omQen>Do*umentat

ion><uide#ymp#pd

18; 1ur*ahyo # dan Eko G#, 200/#  !hinitis Alergi ebagai alah atu Faktor 

 !isiko !inosinusitis Maksilaris :ronik. esis, )niversitas <a4ah .ada#

19; 'ar5ati DR#, 200/# Peranan :ortikosteroid "ntranasal pada "n&lamasi 0idung.

 4i dalam eminar dan /orkshop Alergi dan "munologi# 'arapat .edan#

20; 'ar5ati DR#, 200# 3es :ulit dalam 4iagnosis !hinitis Alergi, .edia 'erhati#

Golume $0 Gol $0 no 8 6$!%28#

21; 3umarman I#, 200$# Pato&isiologi 4an Prosedur 4iagnostik !hinitis Alergi# Di

dalam umpulan .akalah 3imposium ?urrent and uture pproa*h in thereatment o llergi* Rhinitis# -akarta# al# $%$!#

Page 21: oklusi tuba

7/21/2019 oklusi tuba

http://slidepdf.com/reader/full/oklusi-tuba-56e0d239afa82 21/21