oklusi tuba
-
Upload
mariana-ance -
Category
Documents
-
view
54 -
download
1
description
Transcript of oklusi tuba
7/21/2019 oklusi tuba
http://slidepdf.com/reader/full/oklusi-tuba-56e0d239afa82 1/21
BAB I
PENDAHULUAN
Rinitis alergi merupakan reaksi hipersensitivitas tipe I yang diperantaraioleh IgE dengan mukosa hidung sebagai organ sasaran utama setelah terpapar
dengan aeroalergen (Dhingra, 2007; Bousuet, et al., 200!"# Rinitis alergi
merupakan masalah kesehatan global yang memberi dampak $0%20& populasi#
'revalensi rinitis alergi di merika )tara men*apai $0%20&, di Eropa sekitar $0%
$+&, di hailand sekitar 20& dan -epang $0& (.adiadipoera, 200/"# 'revalensi
rinitis alergi di Indonesia*men*apai $,+%$2,& dan *enderung mengalami
peningkatan setiap tahunnya (1ur*ahyo dan Eko, 200/"#
Disungsi tuba Eusta*hius adalah adanya gangguan pembukaan tuba sehingga
ungsi tuba terganggu# 3ering 4uga disebut oklusi tuba dimana udara tidak dapat
masuk ke telinga tengah, sehingga tekanan udara diluar lebih besar dari padatekanan di dalam telinga tengah# erdapat beberapa penelitian yang menyebutkan
bah5a terdapat hubungan yang signiikan terhadap ke4adian oklusi tuba pada
rhinitis alergi#
BAB II
LAPORAN KASUS
1; IDENTITAS
1ama 6 1y# R
-enis elamin 6 'erempuan
)mur 6 8$ tahun
'eker4aan 6 Buruh
'endidikan 6 3.
3uku 6 -a5a
lamat 6 -l# 9okomoti, ota 'ekan Baru, 9ampunggama 6 Islam
1o# R. 6 8/72
anggal 'emeriksaan 6 2$ Desember 20$+
7/21/2019 oklusi tuba
http://slidepdf.com/reader/full/oklusi-tuba-56e0d239afa82 2/21
2; PEMERIKSAAN SUBYEKTIF
Autoanamnesis dan Alloanamnesis
Dilakukan se*ara utoanamnesa dengan pasien pada hari 3enin tanggal 2$
Desember 20$+ pukul $0#00 :IB di poli R3)D bdul .oeloek#
Keluhan Utama
urang pendengaran pada telinga kiri#
Ria!at Pen!a"it Se"a#an$
'asien datang ke R3)D bdoel .oeloek dengan keluhan telin$a "i#i "u#an$
menden$a#% yang dirasakan se4ak hari yang lalu# <e4ala ini dirasakan hilang timbul
dan terasa seperti penuh pada telinga# eluhan 4uga dirasakan pada telinga kanan
pasien, namun tidak seberat telinga kiri#
Pasien &u$a men$eluh"an adan!a telin$a 'e#den$un$ (ada telin$a "i#i) eluhantersebut 4uga dirasakan hilang timbul# Se&a" * 'ulan se'elumn!a pasien men$alami
(ile" !an$ te#us+mene#us, dan hidun$ te#sum'at namun saat ini sudah mulai
membaik# eluhan sering dirasakan saat pasien beker4a dan terkena debu sehari =
hari#
eluhan keluarnya *airan dari telinga disangkal oleh pasien# eluhan adanya trauma
telinga atau di kepala disangkal pasien# eluhan hidung meler dan batuk disangkal
pasien#
Ria!at Pen!a"it Dahulu
- Ri5ayat I3' berulang 6 se4ak 2 bulan lalu
-Ri5ayat alergi makanan>obat 6 disangkal
- Ri5ayat asma 6 disangkal
- Ri5ayat 6 disangkal
- Ri5ayat D. 6 disangkal
Ria!at Pen!a"it Kelua#$a
- Ri5ayat I3' 6 disangkal
- Ri5ayat alergi 6 disangkal
- Ri5ayat asma 6 disangkal
- Ri5ayat 6 disangkal
- Ri5ayat D. 6 disangkal
Ria!at Ke'iasaan
'asien beker4a sebagai buruh pabrik yang terpapar debu
Ria!at Sosial E"onomi
'asien tinggal dilingkungan yang baik
3; PEMERIKSAAN OBYEKTIF
Status ,ene#alis
eadaan umum 6 Baik
7/21/2019 oklusi tuba
http://slidepdf.com/reader/full/oklusi-tuba-56e0d239afa82 3/21
esadaran 6 ?ompos mentis
1adi 6 !0 @> menit
ensi 6 $$0>!0 mmg
RR 6 20 @> menit3uhu 6 8A,2 ?
Ke(ala Dan Lehe#
epala .eso*ephal
:a4ah
9eher anterior
3imetris
'embesaran <B (%"
9eher posterior 'embesaran <B (%"
Status Lo"alis
Telin$a
Peme#i"saan Rutin Umum Telin$a
De@tra 3inistra
urikula Bentuk normal
1yeri tarik (%"
Cedem (%"
Bentuk normal
1yeri tarik (%"
Cedem (%"
'reaurikula 1yeri tragus (%"
Cedem (%"
1yeri tragus (%"
Cedem (%"
Retroaurikula 1yeri tekan (%"
Cedem (%"
1yeri tekan (%"
Cedem (%"
.astoid 1yeri tekan (%"
Cedem (%"
1yeri tekan (%"
Cedem (%"
?E Cedem (%"
iperemis (%"
Dis*harge (%"
3erumen (%"
?orpus alienum (%"
Cedem (%"
iperemis (%"
Dis*harge (%"
3erumen (%"
?orpus alienum (%"
.embran impani
7/21/2019 oklusi tuba
http://slidepdf.com/reader/full/oklusi-tuba-56e0d239afa82 4/21
De@tra 3inistra
eutuhan Intak Intak
:arna 'utih keabu%abuan
mengkilat seperti mutiara
'utih keabu%abuan
mengkilat seperti mutiara
Bentuk Retraksi (" Retraksi ("
?one o light (" arah 4am + (" arah 4am 7
E3 'E1DE1<R1 11 IRI
E3 RI11E
idak dilakukanE3 :EBER
E3 3:B?
E3 )1<3I )B 11 IRI
'ER3 CF1BEE idak dilakukan idak dilakukan
'ER3 G93G eling terasa terbuka elinga masih terasa tertutup
idung
'emeriksaan Rutin )mum idung
?avum De@tra ?avum 3inistra
idung Bentuk normal
3ekret
.ukosa
3eromukus
9ivid
3eromukus
9ivid
onka
.edia .erah muda
ipertroi ("
.erah muda
ipertroi ("
Inerior .erah muda
ipertroi ("
.erah muda
ipertroi ("
.eatus
.edia .erah muda
3ekret (%"
.erah muda
3ekret (%"
Inerior .erah muda
3ekret (%"
.erah muda
3ekret (%"
3eptum Deviasi (%"
.assa (%" (%"
7/21/2019 oklusi tuba
http://slidepdf.com/reader/full/oklusi-tuba-56e0d239afa82 5/21
enggorok
'emeriksaan Rutin )mum enggorok
.ukosa bu**al
<ingiva
.erah muda
.erah muda
<igi geligi <angren (%", aries (%" .olar $ kanan ba5ah
'alatum durum H molle .erah muda
9idah 2>8 anterior .erah muda
4; 'E.ERI31 'E1)1-1<
%
5; RE3).E
A; Peme#i"saan Su'&e"ti-
a; eluhan utama6 telinga kiri kurang mendengar
b; Ri5ayat penyakit sekarang 6
; elinga kiri berdengung; ?ommon *old ("
; Ctalgia (%"
; ?anina pain (%"
; iposmia (%"
; ebris (%"
c; Ri5ayat penyakit dahulu6
Ri5ayat lergi makanan>obat 6 disangkal
Ri5ayat I3' 6 se4ak 2 bulan yang lalu
Ri5ayat sma 6 disangkal
d; Ri5ayat penyakit keluarga6
Ri5ayat lergi 6 disangkal
Ri5ayat I3' 6 disangkal
Ri5ayat sma 6 disangkal
B; Peme#i"saan O'&e"ti-
a; epala = leher 6 Dalam batas normal
b; elinga
'emerksaan Rutin )mum elinga 6 membran timpani retraksi (>"
'emeriksaan Rutin husus 6 idak dilakukan
7/21/2019 oklusi tuba
http://slidepdf.com/reader/full/oklusi-tuba-56e0d239afa82 6/21
c; idung 6
o 'emeriksaan Rutin )mum idung 6 konka inerior dan media hipertroi (>
", mukosa livid (>"
o enggorok6
'emeriksaan rutin umum 6 Dalam batas normal
'emeriksaan rutin khusus 6 idak dilakukan
DI<1C3I3 3E.E1R
Cklusi uba e#*# Rhinitis lergi
DI<1C3I3 B1DI1<
; C. stadium oklusi tuba
; Ctitis .edia serosa
; uli konduksi
'E19311
.enghindari stimulus > aktor pen*etus
.edikamentosa 6
B13 @8 pu 1D
Iliadin 1asal spray 2@2 pu
'RC<1C3I3
uo ad vitam 6 ad bonam
uo ad sanationam 6 ad bonam
uo ad ungtionam 6 ad bonam
7/21/2019 oklusi tuba
http://slidepdf.com/reader/full/oklusi-tuba-56e0d239afa82 7/21
BB 2
I1-)1 ')3
2#$ Rinitis lergi
2#$#$ natomi idung
; idung bagian luar
idung luar berbentuk piramid dengan pangkal hidung dibagian atas dan
pun*aknya berada diba5ah# idung bagian luar dibentuk oleh kerangka tulang
dan tulang ra5an yang dilapisi oleh kulit , 4aringan ikat# erangka tulang
terdiri dari; sepasang os nasal, prosesus rontalis os maksila dan prosesus
nasalis os rontal, sedangkan kerangka tulang ra5an terdiri dari beberapa
pasang tulang ra5an yang terdiri dari; sepasang kartilago nasalis lateralis
superior, sepasang kartilago lateralis inerior (kartilago ala mayor" dan tepi
anterior kartilago septum nasi# Ctot%otot ala nasi terdiri dari dua kelompok,
yaitu kelompok dilator, terdiri dari muskulus dilator nares (anterior dan
posterior", muskulus proserus, kaput angular muskulus kuadratus labii superior
dan kelompok konstriktor yang terdiri dari muskulus nasalis dan muskulus
depressor septi (Dhingra, 2007"#
<ambar 2#$# natomi hidung bagian luar
; idung bagian dalam
idung bagian dalam dipisahkan oleh septum nasi di bagian tengahnya
men4adi kavum nasi kanan dan kavum nasi kiri yang tidak sama ukurannya#
9ubang hidung bagian depan disebut nares anterior dan lubang hidung bagian
belakang disebut nares posterior atau disebut choana# Bagian dari rongga
hidung yang letaknya sesuai dengan ala nasi disebut vestibulum yang dilapisi
oleh kulit yang empunyai kelen4ar keringat, kelen4ar sebasea dan rambut%
rambut yang disebut vibrisae# Rongga hidung dilapisi oleh membran mukosa
yang melekat erat pada periosteum dan perikondrium, sebagian besar mukosa
ini mengandung banyak pembuluh darah, kelen4ar mukosa dan kelen4ar serous
dan ditutupi oleh epitel torak berlapis semu mempunyai silia (Dhingra, 2007"#
avum nasi terdiri dari 6
1; Dasar hidung 6 dibentuk oleh prosesus palatina os maksila dan prosesus
horiJontal os palatum#
2; tap hidung 6 terdiri dari kartilago lateralis superior dan inerior, os nasal prosesus rontalis, os maksila, korpus os etmoid dan korpus os senoid#
7/21/2019 oklusi tuba
http://slidepdf.com/reader/full/oklusi-tuba-56e0d239afa82 8/21
3ebagian besar atap hidung dibentuk oleh lamina kribrosa#
3; Dinding lateral 6 dinding lateral dibentuk oleh permukaan dalam prosesus
rontalis os maksila, os lakrimalis, konka superior, konka media, konka
inerior, lamina perpendikularis os palatum dan lamina pterigoideus
medial#
4; onka 6 pada dinding lateral terdapat empat buah konka yaitu konkainerior, konka media, konka superior dan konka suprema# onka suprema
biasanya rudimenter# onka inerior merupakan konka yang terbesar dan
merupakan tulang tersendiri yang melekat pada os maksila# 3edangkan
konka media, superior dan suprema merupakan bagian dari etmoid#
5; .eatus nasi 6 diantara konka dan dinding lateral hidung terdapat rongga
sempit yang disebut meatus# .eatus inerior terletak diantara konka
inerior dengan dasar hidung dan dinding lateral rongga hidung# 'ada
meatus inerior terdapat muara duktus nasolakrimalis# .eatus media
terletak diantara konka media dan dinding lateral rongga hidung# 'ada
meatus superior yang merupakan ruang antara konka superior dan konka
media terdapat muara sinus etmoid posterior dan sinus senoid#6; Dinding medial6 dinding medial hidung adalah septum nasi#
.ukosa hidung
Rongga hidung dilapisi oleh selaput lendir# Epitel organ pernapasan yang
biasanya berupa epitel kolumnar bersilia, bertingkat palsu, berbeda% beda pada
bagian hidung#pada u4ung anterior konka dan septum sedikit melampaui os
internum masih dilapisi oleh epitel berlapis gepeng tanpa silia, lan4utan epitel
kulit vestibulum nasi# 3epan4ang 4alur utama arus inspirasi epitel men4adi
kolumnar; silia pendek agak irreguler# 3el = sel meatus media dan inerior
yang terutama menangani arus ekspirasi memiliki silia yang pan4ang yang
tersusun rapi (Dhingra, 2007"#
<ambar 2#2 natomi hidung bagian dalam
2#$#2 Deinisi
Rinitis alergi merupakan reaksi hipersensitivitas tipe I yang diperantarai oleh IgE
dengan mukosa hidung sebagai organ sasaran utama setelah terpapar dengan
aeroalergen (Dhingra, 2007; Bousuet, et al., 200!"
2#$#8 Epidemiologi
Rinitis alergi merupakan masalah kesehatan global yang memberi dampak
$0%20& populasi# 'revalensi rinitis alergi di merika )tara men*apai $0%20&, di
Eropa sekitar $0%$+&, di hailand sekitar 20& dan -epang $0& (.adiadipoera,200/"# 'revalensi rinitis alergi di Indonesia men*apai $,+%$2,& dan *enderung
7/21/2019 oklusi tuba
http://slidepdf.com/reader/full/oklusi-tuba-56e0d239afa82 9/21
mengalami peningkatan setiap tahunnya (1ur*ahyo dan Eko, 200/"#
9aJo 3aenJ, et al., (200+" melaporkan penelitian mengenai disungsi tuba
Eusta*hius pada sub4ek rinitis alergi pada !0 orang sub4ek rinitis alergi dan +0
orang normal dilakukan pemeriksaan skin prick test dan timpanometri, dilaporkan
hasil timpanometri yang signiikan pada sub4ek rinitis alergi ('K0#0+" terutama
pada anak umur di ba5ah $$ tahun, di kelompok rinitis alergi didapatkan $A&timpanogram abnormal ($8& tipe ? dan 8& tipe B" sedangkan di kelompok
kontrol seluruhnya dengan timpanogram tipe #
arya, et al., (2007" dalam studi mengenai pengaruh rinitis alergi sesuai
klasiikasi RI%:C 200$ terhadap ungsi ventilasi tuba Eusta*hius pada 80
orang sub4ek rinitis alergi dan 80 orang normal yang dilakukan pemeriksaan
timpanometri menemukan rinitis alergi terdiri atas rinitis alergi intermitten ringan
orang ($8,8&", rinitis alergi persisten ringan $$ orang (8A,7&", rinitis alergi
intermitten sedang%berat $ orang (8,8&", rinitis alergi persisten sedang% berat $
orang (A,7&"# Dari sub4ek rinitis alergi ada $ orang (8,8&" timpanogram tipe B,
8 orang ($0&" timpanogram tipe ? dan sisanya 2A orang (!A,7&" tipe # Darisemua sub4ek yang ada kelainan timpanometri, semuanya adalah dengan persisten
sedang%berat# 'ada kelompok kontrol semuanya normal#
2#$# 'atoisiologi
lergi merupakan reaksi hipersensitivitas tipe I, alergen yang masuk kedalam
tubuh menimbulkan respon imun dengan dibentuknya IgE# Reaksi ini dia5ali
dengan tahap sensitisasi dan diikuti dengan reaksi alergi# Reaksi alergi yang
ditimbulkan terdiri dari dua ase, yaitu reaksi alergi ase *epat (R?" dan reaksi
alergi ase lambat (R9"# Reaksi ase *epat berlangsung sampai satu 4am setelah
kontak dengan alergen, dan men*apai pun*aknya pada $+%20 menit pas*a pa4anan
alergen, sedangkan R9 berlangsung 2% 4am kemudian, dengan pun*ak reaksi
pada A%! 4am setelah pa4anan dan dapat berlangsung 2%! 4am#
ahap 3ensitisasi# Reaksi alergi dimulai dengan respons pengenalan alergen oleh
sel darah putih, yaitu sel makroag, monosit atau sel dendritik# 3el%sel tersebut
berperan sebagai antigen presenting sel ('?" atau sel penya4i dan berada di
mukosa saluran napas# 3el penya4i akan menangkap alergen yang menempel pada
permukaan mukosa, yang kemudian setelah diproses akan dibentuk ragmen
pendek peptida imunogenik# ragmen ini akan bergabung dengan molekul%
molekul 9%kelas II membentuk kompleks peptid%.? (.a4or
isto*ompatibility ?omple@"%kelas II yang kemudian akan dipresentasikan padalimosit yaitu helper *ell (sel h0"# 3elan4utnya sel '? akan melepaskan
sitokin yang salah satunya adalah interleukin $ (I9 $"# 3itokin ini mengaktikan
h0 untuk berprolierasi men4adi sel h$ dan h2# 3el h$ dan h2 ini akan
memproduksi I9%8, I9%, I9%+ dan I9%$8# 3itokin I9% dan I9%$8 akan ditangkap
reseptornya pada permukaan sel B%istirahat (resting B *ell", sehingga sel B
teraktivasi dan memproduksi immunoglobulin E (IgE"# IgE disirkulasi darah akan
masuk ke 4aringan dan diikat oleh reseptor IgE dipermukaan sel mastosit atau
basoil (sel mediator" sehingga kedua sel ini men4adi akti# Individu yang
mengandung kompleks tersebut dianggap tersensitisasi, dan setiap saat akan
mudah masuk ke reaksi hipersensitivitas tipe $ ('ar5ati, 200/"#
Reaksi lergi ase ?epat (R?"# .olekul IgE dalam sirkulasi darah akanmemasuki 4aringan dan ditangkap oleh reseptor IgE yang berada pada permukaan
7/21/2019 oklusi tuba
http://slidepdf.com/reader/full/oklusi-tuba-56e0d239afa82 10/21
mastosit>basoil, sehingga akan teraktiasi# Bila ada 2 light *hain IgE berkontak
dengan alergen spesiiknya, maka akan ter4adi degranulasi sel yang berakibat
terlepasnya mediator%mediator alergi yang terbentuk ('reormed .ediators",
terutama histamin# istamin yang terlepas akan menyebabkan hipersekresi
kelen4ar mukosa# Eek lain adalah vasodilatasi dan penurunan permeabilitas
pembuluh darah dengan akibat pembengkakan mukosa# 3elain histamin 4uga akandikeluarkan Newly Formed Mediators, antara lain prostaglandin D2 ('<D2",
9eukotrien ? (9 ?", bradikinin, Platelet Activating Faktor ('", serta
berbagai sitokin seperti I98, I9, I9+, I9A, Granulocyte Macrophage Colony
timulating Faktor (<.%?3", dan lain%lain# 3el mastosit 4uga akan melepaskan
molekul%molekul kemotaktik# .olekul%molekul tersebut terdiri
dari E? (Eosinophil ?hemota*ti* aktor o naphyla*ti*" akan menyebabkan
penumpukan sel eosinoil dan neutroil di organ sasaran#
Reaksi lergi tipe 9ambat (R9"# Reaksi alergi ase *epat dapat berlan4ut terus
sebagai R9 dengan tanda khas, yaitu terlihatnya penambahan 4enis dan 4umlah
sel inlamasi yang berakumulasi di 4aringan sasaran, seperti eosinoil, limosit,
basoil dan mastosit# al tersebut 4uga disertai dengan peningkatan sitokin sepertiI98, I9, I9+, dan <.%?3 dan I?.%$ ('ar5ati, 200/"#
idung dan telinga tengah sama%sama dilapisi oleh mukosa respiratorik dan
se*ara anatomi terdapat struktur yang menghubungkan rongga hidung dengan
telinga tengah, yaitu tuba Eusta*hius (Bousuet et al , 200!"#
2#$#+ lasiikasi
Rinitis dibagi dua menurut 5aktu terpa4an, yaitu rinitis perennial (ter4adi
sepan4ang tahun" yang berhubungan erat dengan 4enis antigen bulu> serpihan kulit
binatang, tungau, ke*oa dan tungau debu rumah sedangkan rinitis seasonal
(musiman" yang berhubungan dengan 4enis antigen serbuk sari dan 4amur (Bousuet et al , 200$; arya, JiJ, Rahard4o, H D4uri, 2007"#
Bousuet, et al (200!" dalam Allergic !initis and "ts "mpact on Asthma (RI
= :C" membagi rinitis alergi berdasarkan lamanya serangan men4adi rinitis
alergi intermiten dan rinitis alergi persisten sedangkan berat ringannya ge4ala
berdasarkan pada kualitas hidup sub4ek diklasiikasikan ringan (mild" dan
sedang=berat (moderate = severe"
7/21/2019 oklusi tuba
http://slidepdf.com/reader/full/oklusi-tuba-56e0d239afa82 11/21
abel#$#$ lasiikasi rinitis alergi menurut RI%:C 6
2#$#A <e4ala dan anda
<e4ala utama rinitis alergi adalah bersin, ingus en*er dan hidung tersumbat#
<e4ala alergi lainnya, antara lain hidung gatal, pen*iuman berkurang, batuk
kronis dan gangguan pendengaran# <e4ala dan tanda tersebut dapat disertai ge4ala
lain apabila melibatkan organ sasaran lain seperti palatum, aring, laring, telinga,
kulit,mata dan paru (Dhingra, 2007"#
'ada pemeriksaan di hidung sering tampak mukosa nasal pu*at dan
udematous, konka membengkak, ingus en*er seperti air# 3edangkan pada telinga
sering di 4umpai retraksi pada membran timpani dan otitis media eusi sebagai
akibat dari sumbatan pada tuba Eusta*hius (Dhingra, 2007"#
<atal%gatal pada hidung sehingga hidung sering diusap%usap keatas dapat ter4adi
allergic salute# al ini karena men*oba untuk mengurangi rasa gatal dan
sumbatan dari hidung# :arna kehitaman pada daerah inraorbita disertai dengan
pembengkakan disebut Allergic hinners. 'erubahan ini mungkin karena adanya
statis dari vena yang disebabkan udema dari mukosa hidung dan sinus# arena bernaas melalui mulut, mulut menganga dan mungkin disertai dengan maloklusi
dari gigi disebut Adenoid Facies#ad $ooking Face# al ini disebabkan obstruksi
karena udema yang disebabkan alergi dan pembesaran tonsil>adenoid#
ahun $/! Dr# -hon Boyles pada makalahnya dalam kongres Ctologi in ?hi*ago
menyatakan bah5a dari 800 sub4ek alergi didapatkan di%%iness +/&, tinitus 2+&,
otalgia $+&, otitis media serosa $0&, gangguan pendengaran $0&, ineksi telinga
tengah +&, gatal%gatal pada kanalis akustikus e@ternus +&# 'eradangan telinga
tengah sering 4uga disebabkan karena alergi# 3ebagai organ sasaran adalah tuba
Eusta*hius# -ika terdapat ineksi telinga tengah yang persisten adanya aktor
alergi 4angan diabaikan# 3hambough dalam penelitian pada anak%anak, 7+& dari
otitis media serosa disebabkan karena alergi (.adiadipoera, 200/"#
?lassii*ation o allergi* rhinitis a**ording to RI
1; Intermittent means that the symptoms are present K days a
5eek Cr or K *onse*utive 5eeks
2; 'ersistent means that the symptoms are present .ore than
days a 5eek nd or more than *onse*utive 5eeks
3; .ild means that none o the ollo5ing items are present6
1 L 3leep disturban*e
2 L
Impairment o daily a*tivities, leisure and>or sport
3 L Impairment o s*hool or 5ork
4 L
3ymptoms present but not troublesome
4; .oderate>severe means that one or more o the ollo5ing items
are present6
1 L
3leep disturban*e
2 L Impairment o daily a*tivities, leisure and>or sport
3 L
Impairment o s*hool or 5ork
4 L roublesome symptoms
7/21/2019 oklusi tuba
http://slidepdf.com/reader/full/oklusi-tuba-56e0d239afa82 12/21
2#$#7 Diagnosis
)ntuk diagnosis tidak hanya ditegakkan dengan anamnesis ri5ayat adanya
alergi, tetapi perlu pemeriksaan%pemeriksaan khusus, yaitu pemeriksaan dengan
*ara in%vivo dan in%vitro# Dengan *ara pemeriksaan in%vivo dan in%vitro diagnosis
alergi dapat ditegakkan lebih akurat, 5alaupun dalam hal ini tidak semua bentuk tes bisa dilakukan karena pemeriksaan mahal#
namnesis adanya ri5ayat alergi seperti adalah bersin, beringus dan hidung
tersumbat# <e4ala alergi lainnya, antara lain hidung gatal, pen*iuman berkurang,
batuk kronis dan gangguan pendengaran# 'emeriksaan isik, gambaran klasik
status lokalis pada hidung, konka hidung udema dan pu*at, sekret en*er, 4ernih#
Diagnosis in%vitro, dapat dilakukan pemeriksaan morologi apus dari sekresi
hidung# 3ub4ek dengan eosinophilia pada sekresi hidung memperlihatkan /$#7&
tes kulit positi !0#$& IgE R3 positi dan tes provokasi hidung 78#8&# Dapat
4uga dilakukan pemeriksaan IgE R3 (Radioallergergosorbent test",
pemeriksaan ini dapat 4uga dimanaatkan untuk memonitor imunoterapi#
ntingen yang diu4ikan pada tes kulit menimbulkan reaksi kulit berupa wheal indurasi dan eritema, $0%20 menit setelah alergen diu4ikan akan menimbulkan
reaksi kulit yang ter4adi# da 2 ma*am tes kulit 6 es ulit Epidermal (es kulit
gores dan es *ukit kulit", es ulit Intradermal
(ingle dilution >penge*eran tunggal, .ultiple dilution >pengen*eran berganda"#
es *ukit kulit (kin prick test "
kin prick test adalah salah satu 4enis tes kulit sebagai alat diagnosis yang
banyak digunakan untuk membuktikan adanya IgE spesiik yang terikat pada sel
mastosit kulit# erikatnya IgE pada mastosit ini menyebabkan keluarnya histamin
dan mediator lainnya yang dapat menyebabkan vasodilatasi dan peningkatan
permeabilitas pembuluh darah akibatnya timbul &lare>kemerahan dan wheal >bintul
pada kulit tersebut ('ar5ati, 200/"#
es ini sangat populer, *epat, simpel, tidak menyakitkan, relati aman, 4arang
menimbulkan reaksi anailaktik dan tanda%tanda reaksi sistemik, dapat dilakukan
banyak tes pada satu sisi, mempunyai korelasi baik dengan IgE spesiik# es kulit
dilakukan dengan 4alan meneteskan antigen pada kulit kemudian ditusukkan
4arum no#2A,+ dengan sudut + dera4at dan epidermis diangkat sehingga dengan
tusukan yang ke*il beberapa mikroliter *airan akan masuk ke epidermis bagian
luar# 3e4ak hasil reaksi kulit dari tiap%tiap orang de5asa berbeda, suatu kontrol
yang positi atau negati harus ada untuk evaluasi# Reaksi diba*a dalam $+%20
menit, dan hasilnya ditulis dalam gradasi dari negati (%" sampai ("#
.etode yang dilakukan dalam menginterpretasikan hasil tes *ukit kulit dikenaldengan metode 'epys# .embandingkan bintul yang ter4adi pada masing%masing
ekstrak alergen yang diberikan dengan menggunakan kontrol positi (histamin"
dan kontrol negati (saline"#
'enilaiannya adalah sebagai berikut6
$ (ringan" 6 bila bintul (5heal" lebih besar dari kontrol negati dan atau terdapat
daerah eritema#
2 (sedang" 6 bila bintul lebih ke*il dari kontrol positi, tetapi 2 mm lebih besar
dari kontrol negati#
8 (kuat" 6 bila bintul sama besar dengan kontrol positi#
(sangat kuat" 6 bila bintul lebih besar dari kontrol positi
da beberapa obat%obatan yang mempengaruhi tes kulit antara lainantihistamin, kortikosteroid sehingga obat ini harus dihentikan sebelum tes
7/21/2019 oklusi tuba
http://slidepdf.com/reader/full/oklusi-tuba-56e0d239afa82 13/21
dimulai# 'ada saat ini berhubung metabolisme antihistamin banyak yang lambat
dan berbeda%beda satu dengan yang lain, beberapa pendapat menyarankan puasa
bebas obat antihistamin 8 hari sebelum tes kulit dilakukan, sedangkan untuk
aJetamiJol $ bulan, ada 4uga kortikosteroid dihentikan selama A minggu
(Bousuet, et al., 200$"#
2#$#! 'enatalaksanaan
'enatalaksanaan rinitis alergi men*akup pen*egahan kontak dengan alergen,
obat%obatan, imunoterapi, penatalaksanaan komplikasi atau aktor%aktor yang
memperburuk dan terapi bedah
'en*egahan kontak dengan allergen
)ntuk pen*egahan ini, diperlukan identiikasi alergen dan menghindari
alergen penyebab 'avoidance(. Dalam pengelolaan alergi inhalan, mengan4urkan
penderita untuk menghindari alergen penyebab tidaklah mudah# erdapat banyak
sekali alergen yang berhubungan dengan rinitis alergi, yang paling banyak hasil
penelitian adalah tungau debu rumah#
RI :C (200$" menyarankan beberapa hal berkaitan dengan mengurangi paparan alergen tungau debu rumah diantaranya menyarungi kasur, bantal dengan
bahan yang mudah di*u*i# ?u*ilah dengan air panas (++%A00" seminggu sekali#
<antilah karpet dengan bahan linoleum atau lantai kayu# 'akailah perabot dengan
bahan lapisan kulit, dan selalu membersihkan debu pada perabot dengan vacuum
cleaner atau kain lap yang basah# <antilah gorden se*ara teratur dan gunakan
bahan yang yang mudah di *u*i (Bousuet, et al., 200$"#
'engobatan simptomatis#
Diberikan bila pen*egahan terhadap alergen penyebab tidak memberikan hasil
yang memuaskan# da golongan obat yang dapat di berikan, yaitu golonganantihistamin, simpatomimetik, kortikosteroid dan stabilisator mastosit#
Imunoterapi
'emberian imunoterapi dapat dipertimbangkan bila *ara%*ara konservati tidak
berhasil# Dasar dari imunoterapi adalah menyuntikkan alergen penyebab se*ara
bertahap dengan dosis ke*il yang makin meningkat untuk menginduksi toleransi
pada penderita alergi# Dari berbagai penelitian menun4ukkan sekitar A0%/0&
kasus memberikan respons dengan imunoterapi konvensional# 3e*ara umum hasil
imunoterapi dapat digolongkan ke dalam 8 kelompok, yaitu 6 $" 'enderita
mengalami perbaikan klinik sampai imunoterapi dihentikan# 2" 'enderitamengalami perbaikan klinik selama imunoterapi, tetapi kadang%kadang timbul
ge4ala yang dapat diatasi dengan terapi medikamentosa# 8" ilangnya keluhan
selama imunoterapi tidak berbeda dengan keadaan sebelumnya# da beberapa hal
yang dapat menyebabkan kegagalan imunoterapi, yaitu tindakan menghindari
alergen yang kurang adekuat, pemilihan 4enis alergen yang tidak tepat, dosis yang
diberikan kurang *ukup dan diagnosis yang salah#
ontra indikasi pemberian desensitisasi ialah golongan penyakit kolagen dan
glomeruloneritis karena dapat menyebabkan penyakit bertambah akti# 'ada
kehamilan pemberian imunoterapi harus lebih hati%hati# Beberapa penulis
menyatakan sebaiknya tidak diberikan, karena dapat menyebabkan malormasi
pada bayi yang dilahirkan# 3ebaliknya ada yang menyatakan bah5a antigen yangdiberikan tidak dapat melalui sa5ar (barier" plasenta (Bousuet, et al., 200!"#
7/21/2019 oklusi tuba
http://slidepdf.com/reader/full/oklusi-tuba-56e0d239afa82 14/21
'enatalaksanaan komplikasi atau aktor%aktor yang memperburuk#
elemahan, stress emosi, perubahan suhu yang mendadak, ineksi yang
menyertai, deviasi septum dan paparan terhadap polutan udara lainnya yang dapat
men*etuskan, memperhebat dan mempertahankan ge4ala %ge4ala yang menyertai
rinitis alergi# 'enanganan aktor%aktor ini sama pentingnya dengan pengobatan
yang ditu4ukan terhadap alerginya#
erapi bedah
'engobatan operati baru dilakukan bila pengobatan medikamantosa gagal#
indakan ini memungkinkan ventilasi dan drainase hidung serta mengupayakan
aliran hidung dan sinus yang memadai (Dhingra, 2007"#
2#2 uba )ustachius
2#2#$ natomi uba )ustachius
uba Eusta*hius adalah saluran yang menghubungkan rongga telinga tengah
dengan nasoaring# uba Eusta*hius pada orang de5asa pan4angnya berkisar 8A
mm dan terletak ineroanterior di medial telinga tengah# erdiri dari dua bagian,$>8 lateral (sekitar $2 mm" yang merupakan pars osseus, berada pada dinding
anterior kavum timpani, 2>8 medial sekitar 2 mmm adalah pars
ibrokartilagineus yang masuk ke dalam nasoaring# Cstium tuba terletak sekitar
$,2+ *m di belakang dan agak di ba5ah u4ung posterior konka inerior# 9umen
tuba berbentuk segitiga dengan ukuran vertikal 2%8 mm dan horiJontal 8% mm#
'ars osseus selalu terbuka, pars kartilagineus pada saat istirahat akan tertutup dan
akan terbuka pada saat menelan, menguap atau meniup keras# .ukosa tuba
Eusta*hius dilapisi oleh epitel respiratorius berupa sel%sel kolumnar bersilia, sel
goblet dan kelen4ar mukus# Epitel ini bergabung dengan mukosa telinga tengah di
pars osseus tuba#
<ambar 2## natomi telinga
'ada daerah inerolateral tuba Eusta*hius terdapat bantalan lemak Ctsmann yang
mempunyai peranan penting dalam penutupan tuba dan proteksi tuba Eusta*hius
dan telinga tengah dari arus retrograde sekresi nasoaring# Ctot%otot yang
berhubungan dengan tuba Eusta*hius yang berperan penting dalam penutupan
dan pembukaan tuba Eusta*hius adalah m#tensor velli palatine, m#levator veli
palatine, m#salpingopharyngeus dan m#tensor timpani#
7/21/2019 oklusi tuba
http://slidepdf.com/reader/full/oklusi-tuba-56e0d239afa82 15/21
1
2#2#2 isiologi
uba Eusta*hius mempunyai 8 ungsi isiologik terhadap telinga tengah antara
lain 6
1; ungsi ventilasi telinga tengah untuk menyeimbangkan tekanan udara telinga
tengah dengan tekanan udara atmosir#2; ungsi drainase dan clearance ke nasoaring dari sekret yang diproduksi
dalam telinga tengah
3; ungsi proteksi dari tekanan bunyi dan sekret di nasoaring#
ungsi Gentilasi
ungsi ventilasi merupakan ungsi yang paling penting untuk menyeimbangkan
tekanan antara telinga tengah dengan udara luar# uba Eusta*hius yang normal
akan tertutup se*ara normal saat istirahat, dengan sedikit tekanan negati pada
telinga tengah# 'embukaan tuba
Eusta*hius pada saat menelan atau menguap akan ter4adi pertukaran gas dan
penyeimbangan tekanan antara udara luar dengan telinga tengah#
ungsi drainase dan proteksiuba Eusta*hius mengalirkan sekresi normal telinga tengah melalui sistem
transport mukosilier dengan penutupan dan pembukaan tuba yang berulang
sehingga memungkinkan sekresi mengalir ke nasoaring# Bila ter4adi gangguan
drainase mengakibatkan sekresi tertahan dan *airan akan menumpuk di telinga
telinga tengah# ungsi proteksi dimungkinkan karena se*ara ungsional tuba
tertutup pada keadaan istirahat sehingga bunyi%bunyi yang timbul di nasoaring
tidak akan masuk ke telinga tengah#
2#2#8 Deinisi
Disungsi tuba Eusta*hius adalah adanya gangguan pembukaan tuba sehingga
ungsi tuba terganggu# 3ering 4uga disebut oklusi tuba dimana udara tidak dapat
masuk ke telinga tengah, sehingga tekanan udara diluar lebih besar dari pada
tekanan di dalam telinga tengah#
1
2#2# 'atoisiologi
uba Eusta*hius dalam keadaan normal adalah tertutup dan terbuka saat
menelan, menguap dan bersin akibat kontraksi akti m#tensor veli palatini# )dara di
telinga tengah mengandung oksigen, karbondioksida, nitrogen dan uap air# 3aat
ter4adi oklusi tuba, yang pertama diabsorbsi adalah oksigen, baru kemudian gas
lainnya ?C2 dan nitrogen 4uga terdiusi ke dalam darah# al ini menyebabkan
tekanan negati pada telinga tengah dan menyebabkan retraksi membran timpani#-ika tekanan negati terus meningkat akan menyebabkan tuba Mterkun*iN dan dapat
menyebabkan ter4adinya penumpukan transudat selan4utnya eksudat bahkan
hemoragik# Cbstruksi tuba Eusta*hius dapat ter4adi se*ara mekanik, ungsional
ataupun keduanya# Cbstruksi mekanik dapat disebabkan oleh (a" aktor instrinsik
seperti inlamasi atau alergi atau (b" aktor ekstrinsik seperti tumor di nasoaring
atau adenoid# Cbstruksi ungsional dapat disebabkan oleh kolapsnya tuba oleh
karena meningkatnya compliance tulang ra5an yang menghambat terbukanya
tuba atau gagalnya mekanisme akti pembukaan tuba )ustachius akibatnya
buruknya ungsi m#tensor veli palatine# Eek lamanya oklusi tuba dapat dilihat pada
tabel berikut 6
7/21/2019 oklusi tuba
http://slidepdf.com/reader/full/oklusi-tuba-56e0d239afa82 16/21
abel 2#2#$ Eek yang ter4adi pada oklusi tuba (Dhingra, 2007"
<angguan ungsi tuba menyebabkan mekanisme aerasi ke rongga telinga tengah
terganggu, drainase dari rongga telinga ke nasoaring terganggu, dan gangguan
mekanisme proteksi rongga telinga tengah terhadap reluks dari rongga nasoaring#
Begitu pula dari ungsi mukosilia tuba Eusta*hius akan terganggu# 'embersihan
sekret telinga tengah dilakukan oleh sistem mukosiliar tuba Eusta*hius dan telinga
tengah# ertutupnya tuba Eusta*hius oleh beberapa sebab akan membuat ruang
telinga tengah terisolasi dari lingkungan luar# )dara yang ter4ebak akan terabsorbsi
dan menyebabkan tekanan intratimpanik atau kavum telinga tengah menurun atau
negati, sehingga menyebabkan membran timpani retraksi# Bila keadaan ini ter4adi,
dapat menimbulkan keluhan rasa nyeri pada telinga, rasa tertekan atau tertutup dan
gangguan pendengaran# Cbstruksi atau tertutupnya tuba Eusta*hius yang kronik
disebut gangguan ungsi tuba Eusta*hius.
2#2#+ <e4ala dan anda
<e4ala oklusi tuba antara lain otalgia bisa ringan sampai berat, gangguan
pendengaran, sensasi telinga terasa penuh,telinga berdengung hingga gangguan
keseimbangan#
anda oklusi tuba Eusta*hius sangat bervariasi tergantung lamanya dan
keparahan kondisi oklusinya, antara lain retraksi membran timpani, kongesti padadaerah prosessus maleus dan pars tensa, adanya transudat di belakang membran
timpani yang merubah 5arna membran timpani men4adi buram dan terkadang
tampak air &luid level yang disertai tuli kondukti# 'ada kasus yang berat seperti
barotrauma, membran timpani sangat retraksi dan disertai hemoragik di
subepitelial, dapat ter4adi hemotimpanum bahkan perorasi#
2#2#A ubungan Rinitis lergi dan Disungsi uba Eusta*hius#
Dengan melihat konsep M global airway allergy * mediator dan respon
inlamasi alergi dapat 4uga ter4adi pada telinga tengah# 'enelitian oleh do5ns dkk
200$ menyatakan bah5a pa4anan histamin intratimpanik mengakibatkan disungsi
tuba pada tikus# al ini men4adi dasar bah5a suatu rinitis alergi berakibatter4adinya suatu reaksi inlamasi yang mempengaruhi tidak hanya mukosa hidung,
7/21/2019 oklusi tuba
http://slidepdf.com/reader/full/oklusi-tuba-56e0d239afa82 17/21
tapi hingga ke telinga tengah yang berakibat ter4adinya perubahan pada telinga
tengah, sehingga ter4adi disungsi tuba# 'erubahan tekanan pada telinga tengah ini
umumnya dirasakan sub4ek sebagai sensasi rasa tidak enak, rasa penuh, rasa
tertutup atau kurang mendengar (Bousuet, et al., 200$"#
3ub4ek rinitis alergi mempunyai resiko tinggi ter4adinya disungsi tuba
Eusta*hius pada gambaran timpanometri dibandingkan pada subyek non alergi#'ada individu dengan rinitis alergi, dengan memberikan provokasi nasal dengan
tungau, akan menyebabkan obstruksi hidung dan disungsi tuba# Dengan adanya
alergen inhalan pada hidung akan menyebabkan deposit alergen pada tuba yang
disebabkan induksi alergen lokal atau repons imun sistemik yang melibatkan
mukosa saluran naas pada tuba Eusta*hius# edua mekanisme ini akan
men*etuskan inlamasi alergi dan
pembengkakan dari tuba yang pada akhirnya akan merupakan predisposisi
ter4adinya otitis media eusi (Bousuet, et al., 200!"#
uba Eusta*hius sangat besar peranannya pada ungsi telinga tengah yaitu
men4aga haemostasis melalui perannya pada ungsi ventilasi, proteksi dan
transport mukosiliar telinga tengah# 3elain itu mukosa yang melapisi tubaEusta*hius adalah merupakan mukosa respiratorik sehingga alergen yang masuk ke
saluran naas dapat 4uga menyebabkan respon pada mukosa tuba (Dhingra, 2007"#
Inlamasi hidung yang disebabkan oleh provokasi alergen akan menghasilkan
tanda dan ge4ala rinitis alergi dan disungsi tuba# Disungsi tuba Eusta*hius akan
menyebabkan peningkatan tekanan negati pada telinga tengah dan ungsi ventilasi
terganggu# Reaksi alergi dalam rongga hidung akan menyebabkan inlamasi nasal,
disungsi tuba dan peningkatan transudasi protein serta hipersekresi yang
di*etuskan oleh pengeluaran mediator%mediator dan sitokin (ireman, $//7"#
<e4ala hidung yang berhubungan erat dengan adanya disungsi tuba adalah
sumbatan hidung (rouse, 2002"#
2#2#A 'emeriksaan ungsi uba )ustachius
1; Ctoskopi
'enampakan membran timpani yang normal, mengindikasikan ungsi tuba
Eusta*hius yang normal# -ika ditemukan retraksi membran timpani atau
mengetahui besar adanya *airan ditelinga tengah mengindikasikan adanya
disungsi tuba tapi tidak membedakan antara penyebab ungsional atau mekanik
dari tuba# .obilitas membran timpani yang normal pada pneomotoskopi 3iegel
menun4ukkan patensi tuba Eusta*hius yang baik#
2; 1asoaringoskopi
1asoaringoskopi dengan pemeriksaan rinoskopi posterior atau denganendoskopi dapat membantu visualisasi adanya massa (polip, adenoid dan tumor
di nasoaring" yang mungkin dapat menyumbat ostium tuba Eusta*hius#
3; impanometri
impanometri adalah pemeriksaan obyekti yang digunakan untuk mengetahui
kondisi telinga tengah dan mobilitas selaput gendang telinga dan tulang%tulang
pendengaran dengan memberikan tekanan udara pada liang telinga luar#
.ekanisme ker4a timpanometri adalah dengan memberikan tekanan berubah%
rubah dengan rentang 200mm2
C sampai dengan %00mm2C pada kanalis
auditorius ekternus, kemudian menilai perubahan compliance membrane
timpani, tekanan telinga tengah ' .ean Ear 'ressure" dan ear canal volume,
digambarkan dalam bentuk graik (atJ, et al., $//"
Dengan alat timpanometri dapat 4uga dilakukan tes ungsi tuba Eusta*hius#
7/21/2019 oklusi tuba
http://slidepdf.com/reader/full/oklusi-tuba-56e0d239afa82 18/21
ekanan telinga tengah diukur saat istirahat, segera setelah perasat oynbee dan
setelah perasat Galsava# edua prosedur ini memberikan gambaran
semikuantitati kemampuan tuba Eusta*hius menyeimbangkan tekanan yang
lebih tinggi atau lebih rendah pada telinga tengah# 'rinsip tes oynbee adalah
memberikan tekanan negati, lebih isiologis dari tes lain# es ini dilakukan
dengan menelan ludah dibarengi dengan hidung dipen*et dan mulut di tutup#al ini menarik udara dari telinga tengah keluar ke nasoaring dan
menyebabkan membran timpani tertarik ke medial# 3edangkan tes Galsava, tuba
Eusta*hius dan telinga tengah diberi tekanan positi dengan memen*et hidung
sambil menghembus dari mulut# -ika udara memasuki telinga tengah, membran
timpani akan bergerak ke lateral# -ika terdapat perorasi membran timpani
terdengar suara berdesis atau 4ika terdapat *airan di telinga tengah akan
terdengar suara seperti sesuatu pe*ah# es ini harus dihindari pada kondisi atropi
membran timpani karena akan menyebabkan ruptur membran timpani dan pada
kondisi ineksi pada hidung dan nasoaring yang yang menyebabkan sekret
dapat terdorong ke telinga tengah sehingga dapat menyebabkan otitis media# O
4; es 'olitJer
es ini diker4akan dengan memberikan pada satu lubang hidung selang karet
yang dihubungkan dengan kantung udara sedangkan lubang hidung lainnya
ditekan dengan 4ari# 'asien diminta untuk menelan atau mengatakan se*ara
berulang huru MN untuk menutup pintu veloaringeal# Bila tes ini positi
tekanan yang berlebihan di nasoaring dihantarkan ke telinga tengah sehingga
membuat tekanan positi dalam telinga tengah dan menggerakkan membran
timpani ke lateral (Dhingra, 2007"#
BB III
'E.B31
asil anamnesis yang di dapatkan, pasien datang dengan keluhan telin$a "i#i "u#an$
menden$a#% yang dirasakan se4ak hari yang lalu# <e4ala ini dirasakan hilang timbul
dan terasa seperti penuh pada telinga# eluhan 4uga dirasakan pada telinga kanan
pasien, namun tidak seberat telinga kiri# Pasien &u$a men$eluh"an adan!a "eluhan
'e#den$un$ (ada telin$a "i#i yang dirasakan hilang timbul# Se&a" * 'ulan
se'elumn!a pasien men$alami (ile" !an$ te#us+mene#us, dan hidun$ te#sum'at
keluhan sering dirasakan saat pasien beker4a dan terkena debu sehari = hari# 'ada
pemeriksaan isik rutin umum pada telinga didapatkan mem'#an tim(ani !an$#et#a"si (ada telin$a "anan dan "i#i# 'ada pemeriksaan rutin umum hidung
didapatkan "on"a in-e#io# dan media (asien men$alami (em'esa#an pada hidung
kanan dan kiri#
'asien di diagnosa sebagai oklusi tuba e#*# rhinitis alergi berdasarkan pada teori yang
diuraikan sebelumnya, ge4ala utama rinitis alergi adalah bersin, ingus en*er dan
hidung tersumbat# <e4ala alergi lainnya, antara lain hidung gatal, pen*iuman
berkurang, batuk kronis dan gangguan pendengaran# <e4ala dan tanda tersebut dapat
disertai ge4ala lain apabila melibatkan organ sasaran lain seperti palatum, aring,
laring, telinga, kulit,mata dan paru# 'ada pemeriksaan di hidung sering tampak
mukosa nasal pu*at dan udematous, konka membengkak, ingus en*er seperti air#
3edangkan pada telinga sering di 4umpai retraksi pada membran timpani dan otitis
7/21/2019 oklusi tuba
http://slidepdf.com/reader/full/oklusi-tuba-56e0d239afa82 19/21
media eusi sebagai akibat dari sumbatan pada tuba Eusta*hius (Dhingra, 2007"#
1amun diagnosa pasti pasien tidak hanya ditegakkan berdasarkan anamnesis dan
pemeriksaan isik sa4a, terdapat beberapa pemeriksaan yang dapat dilakukan untuk
membuktikan benar tidak adanya alergi pada pasien, baik se*ara in vivo atau in vitro#
kin prick test adalah salah satu 4enis tes kulit sebagai alat diagnosis yang banyak
digunakan untuk membuktikan adanya IgE spesiik yang terikat pada sel mastositkulit# 'emeriksaa penun4ang yang dapat dian4urkan pada pasien dapat berupa skin
pri*k test# es ini sangat populer, *epat, simpel, tidak menyakitkan, relati aman,
4arang menimbulkan reaksi anailaktik dan tanda%tanda reaksi sistemik, dapat
dilakukan banyak tes pada satu sisi, mempunyai korelasi baik dengan IgE spesiik#
Berdasarkan teori yang diuraikan mengenai hubungan oklusi tuba denga rhintis alergi,
adanya pa4anan histamin intratimpanik mengakibatkan disungsi tuba yang berakibat
ter4adinya suatu reaksi inlamasi yang mempengaruhi tidak hanya mukosa hidung,
tapi hingga ke telinga tengah yang berakibat ter4adinya perubahan pada telinga
tengah, sehingga ter4adi disungsi tuba# 'erubahan tekanan pada telinga tengah ini
menyebabkan retraksi membran timpani yang keluhan umumnya dirasakan sub4ek
sebagai sensasi rasa tidak enak, rasa penuh, rasa tertutup atau kurang mendengar
(Bousuet, et al., 200$"#
ata laksana yang diberikan pada pasien ini adalah pemberian obat semprot hidung
atau dekongestan yang topikal# Cbat = obatan ini menyebabkan venokonstriksi dalam
mukosa hidung melalui reseptor P$ sehingga mengurangi voleume mukosa dan dengan
demikian, maka mengurangi penyumbatan hidung# erapi paling ideal adalah dengan
menghindari kontak dengan alergen penyebabnya (avoidan*e" dan eliminasi#
DR ')3
1; Bousuet, -# et al #, 200!# Allergic !hinitis and its "mpact on Asthma 'A!"A(
+- pdate '"n collaboration with the /01(. In 6 -ournal allergy A8# (3uppl
!A " 6 ! = $A0
2; Bousuet, -# et al., 200$# Allergic !hinitis and its "mpact on Asthma 'A!"A(
+2 pdate '"n collaboration with the /01(. In 6 -ournal allergy 6 vol $0!
no#+#1ov 200$
3; Dhingra, '9#, 2007a# )ustachian 3ube and "ts 4isorder. 4iseases o& )ar, Nose
and 3hroat. ourth Edition# Elsevier# India# +A%A0
4; Dhingra, '9#, 2007b# Anatomy o& Nose. 4isiases o& )ar, Nose and 3hroat #
ourth Edition# Elsevier# India# $2/%82
5; Doyle, :-#, Boehm, 3# dan 3koner D'#, $//0# Physiologic !esponses to
"ntranasal 4ose5 !esponse Challenge /ith 0istamine, Metacholine,
6radykinin and Prostaglandin in Adult 7olunteers with and without Nasal
Alergy# - llergy ?lin Immunol !A;/2%/8+
7/21/2019 oklusi tuba
http://slidepdf.com/reader/full/oklusi-tuba-56e0d239afa82 20/21
6; Dykemi*J, .3# dan amilos, D9#, 20$0# !hinitis and inusitis. "n8 +2
Primer on Allergic and "mmunologic 4isease# 3upplemen to he -ournal o
llergy and ?lini*al Immunology# Golume $2+#number2# Denver# ?olorado# p6
$08%$+
7;ireman, '# et al., $//7# 1titis Media and )ustachian 3ube 4ys&unction8Connection to Allergic !hinitis. In6-ournal o llergy and ?lini*al Immunology
// (2"6 37!7%/7
8; Ira5ati, et al., 200$# !hinitis alergi. 4i dalam oepardi et al 'eds( 6uku A9ar
:esehatan 3elinga 0idung 3enggorok :epala dan $eher. -akarta6 Balai
'enerbit )I# $08%$0
9; arya, I:# et al #, 2007# Pengaruh !hinitis Alergi 'A!"A /01 +2( terhadap
Gangguan Fungsi 7entilasi 3uba )ustachius# esis, )niversitas assanuddin,
.akassar#
10; atJ, -# et al #,$//# 0andbook o& Clinical Audiology, thEd, Baltimore, :illiam
H :ilkins, 2!8%
11; rouse, -#, 200A# Allergic and nonallergic !hinitis. "n8 6ailey et al 'eds(,
head and Neck urgery 1tolaryngology. 'hiladelphia6 9ippin*ot :illiams H
:ilkins# p#8+A%+7
12; rause, #, 2008# Allergy and Chronic !hinosinusitis# In Ctolaryngology
ead and 1e*k 3urgery# )niversitas 'ittsburgh# 'ennsylvania#
13; Ctolaryngol 'ol#+/($"6/7%$00# udelska, .R# et al., 200+# Assessment 1& 3he
0earing 1rgan "n 3he Patients /ith Allergic Perennial And easonal Allergic
!hinitis.
14; 9aJo%3aenJ, -<#, et al., 200+# )ustachian 3ube 4ys&unction "n Allergic
!hinitis. Ctolaryngol ead 1e*k 3urg# $82(";A2A%/#
15; .adiadipoera a#, 200/# 4iagnosis !initis alergi# Di dalam 3eminar dan
:orkshop lergi dan Imunologi# 'arapat .edan#
16; .adiadipoera b#, 200/# Allergic March "n Allergic "n&lammation# Di dalam
3eminar dan :orkshop lergi dan Imunologi# 'arapat .edan#
17; .ikolai, et al., 200A# A Guide For 3ympanometry For creening 0earing.
http6>>555#mai*odiagnosti*s#*om>eprise>main>do5nloads>*omQen>Do*umentat
ion><uide#ymp#pd
18; 1ur*ahyo # dan Eko G#, 200/# !hinitis Alergi ebagai alah atu Faktor
!isiko !inosinusitis Maksilaris :ronik. esis, )niversitas <a4ah .ada#
19; 'ar5ati DR#, 200/# Peranan :ortikosteroid "ntranasal pada "n&lamasi 0idung.
4i dalam eminar dan /orkshop Alergi dan "munologi# 'arapat .edan#
20; 'ar5ati DR#, 200# 3es :ulit dalam 4iagnosis !hinitis Alergi, .edia 'erhati#
Golume $0 Gol $0 no 8 6$!%28#
21; 3umarman I#, 200$# Pato&isiologi 4an Prosedur 4iagnostik !hinitis Alergi# Di
dalam umpulan .akalah 3imposium ?urrent and uture pproa*h in thereatment o llergi* Rhinitis# -akarta# al# $%$!#
7/21/2019 oklusi tuba
http://slidepdf.com/reader/full/oklusi-tuba-56e0d239afa82 21/21