Ra Dengan Oklusi Tuba

13
HUBUNGAN RINITIS ALERGI DAN DISFUNGSI TUBA EUSTACHIUS DENGAN MENGGUNAKAN TIMPANOMETRI Tesis Oleh: dr. Fadhlia PROGRAM PENDIDIKAN DOKTER SPESIALIS ILMU KESEHATAN TELINGA HIDUNG TENGGOROK BEDAH KEPALA LEHER FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2012 Universitas Sumatera Utara

description

Oklusi tuba

Transcript of Ra Dengan Oklusi Tuba

Page 1: Ra Dengan Oklusi Tuba

HUBUNGAN RINITIS ALERGI DAN DISFUNGSI TUBA EUSTACHIUS DENGAN MENGGUNAKAN TIMPANOMETRI

Tesis

Oleh:

dr. Fadhlia

PROGRAM PENDIDIKAN DOKTER SPESIALIS ILMU KESEHATAN TELINGA HIDUNG TENGGOROK BEDAH KEPALA

LEHER FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

2012

Universitas Sumatera Utara

Page 2: Ra Dengan Oklusi Tuba

HUBUNGAN RINITIS ALERGI DAN DISFUNGSI TUBA EUSTACHIUS DENGAN MENGGUNAKAN TIMPANOMETRI

Tesis

Diajukan untuk Melengkapi Tugas dan Memenuhi Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar Spesialis dalam Bidang Ilmu Kesehatan Telinga Hidung

Tenggorok Bedah Kepala Leher

Oleh:

dr. Fadhlia

PROGRAM PENDIDIKAN DOKTER SPESIALIS ILMU KESEHATAN TELINGA HIDUNG TENGGOROK BEDAH KEPALA LEHER FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2012

Universitas Sumatera Utara

Page 3: Ra Dengan Oklusi Tuba

KATA PENGANTAR

Dengan mengucap Bismillahirrahmannirrahim, saya panjatkan puji

syukur kehadirat Illahi Rabbi karena dengan rahmat dan karuniaNya, saya

dapat menyelesaikan tulisan karya ilmiah dalam bentuk tesis yang

berjudul HUBUNGAN RINITIS ALERGI DENGAN DISFUNGSI TUBA

EUSTACHIUS DENGAN MENGGUNAKAN TIMPANOMETRI.

Tulisan ini sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Spesialisasi dalam bidang Kedokteran Ilmu Kesehatan Telinga Hidung

Tenggorok Bedah Kepala Leher Fakultas Kedokteran Universitas

Sumatera Utara/ Rumah Sakit Umum Pusat H. Adam Malik Medan.

Saya sangat menyadari bahwa tulisan ini mungkin masih jauh dari

sempurna baik isi maupun bahasannya, dengan semua keterbatasan

tersebut, saya berharap mendapat masukan yang bermanfaat demi

kebaikan kita semua.

Dengan berakhirnya masa Program Pendidikan Dokter Spesialis saya,

maka pada kesempatan yang berbahagia ini perkenankanlah saya

menyampaikan penghargaan dan rasa terima kasih yang sebesar-

besarnya kepada :

Suamiku tercinta Yudi Syukran S.Si serta anak-anak kami tersayang

Muhammad Daffa Ghifari Syukran dan Raisa Kamila Putri Syukran, tiada

kata yang lebih indah yang dapat diucapkan selain ucapan terima kasih

yang setulus-tulusnya atas pengorbanan, kesabaran, ketabahan dan

dorongan semangat yang tiada henti-hentinya sehingga dengan ridho

Allah SWT akhirnya saya sampai pada saat yang berbahagia ini. Yang

Mulia Ayahanda H.Mahyiddin, HB.SH dan Ibunda Dra.Hj. Sufni Yusuf

dengan segala daya upaya telah mengasuh, membesarkan dan

membimbing dengan penuh kasih sayang semenjak kecil sehingga saya

dewasa agar menjadi anak yang berbakti kepada kedua orang tua,

agama, bangsa dan negara. Dengan memanjatkan do’a kehadirat Allah

SWT, ampunilah dosa kedua orang tua saya serta sayangilah mereka

Universitas Sumatera Utara

Page 4: Ra Dengan Oklusi Tuba

sebagaimana mereka menyayangi saya sewaktu kecil. Terimakasih juga

saya tujukan kepada kakak saya, Kurniati Mahyiddin M.Env.Sci, dan adik-

adik saya Alfi Mushaitir S.TP,SHi, dr.Desi Maghfirah, yang telah

memberikan dorongan semangat selama saya menjalani pendidikan ini.

Yang terhormat kedua mertua saya Alm.H.Ridwan Rani,S.H dan Dra.Hj.

Yulidar Mahmud yang telah memberikan dorongan semangat kepada

saya sehingga pendidikan ini dapat selesai.

Yang terhormat Bapak Rektor Universitas Sumatera Utara, yang telah

memberikan kesempatan kepada saya untuk mengikuti Program

Pendidikan Dokter Spesialis di bidang Ilmu Kesehatan Telinga Hidung

Tenggorok Bedah Kepala Leher di Fakultas Kedokteran Universitas

Sumatera Utara Medan.

Yang terhormat Bapak Dekan Fakultas Kedokteran Universitas

Sumatera Utara yang telah memberikan kesempatan kepada saya untuk

mengikuti Program Pendidikan Dokter Spesialis di Bidang Ilmu Kesehatan

Telinga Hidung Tenggorok Bedah Kepala Leher di Fakultas Kedokteran

Universitas Sumatera Utara Medan.

Yang terhormat Bapak Direktur Rumah Sakit Umum Pusat H. Adam

Malik Medan, yang telah mengizinkan dan memberikan kesempatan

kepada saya untuk belajar dan bekerja dilingkungan Rumah Sakit ini.

Yang terhormat Prof.dr.Abdul Rachman Saragih,Sp.THT-KL(K),

Sebagai Kepala Departemen THT-KL FK USU/ RSUP H. Adam Malik

yang telah banyak memberi petunjuk, pengarahan serta nasehat baik

sebagai Kepala Departemen dan sebagai guru selama saya mengikuti

pendidikan di Departemen THT-KL FK USU/ RSUP H. Adam Malik

Medan.

Yang terhormat, dr.T.Siti Hajar Haryuna,Sp.THT-KL sebagai Ketua

Program Studi Pendidikan Dokter Spesialis di Departemen THT-KL FK

USU/ RSUP H. Adam Malik Medan, atas bimbingan dan dorongan

semangat yang diberikan sehingga menimbulkan rasa percaya diri, baik

dalam bidang keahlian maupun pengetahuan umum lainnya.

Universitas Sumatera Utara

Page 5: Ra Dengan Oklusi Tuba

Yang terhormat Prof.Dr.dr.Delfitri Munir,Sp.THT-KL(K) sebagai ketua

pembimbing Tesis saya, dr. Andrina YM. Rambe, Sp.THT-KL dan dr. T.Siti

Hajar Haryuna, Sp.THT-KL sebagai anggota pembimbing tesis, yang telah

banyak memberikan petunjuk perhatian serta bimbingan sehingga saya

dapat menyelesaikan tesis Spesialis ini. Saya mengucapkan terimakasih

dan penghargaan yang setinggi-tingginya atas waktu dan bimbingan yang

telah diberikan selama dalam penelitian dan penulisan tesis ini.

Yang terhormat Guru Saya dijajaran THT-KL FK USU/RSUP H. Adam

Malik Medan, Prof.dr.Ramsi Lutan Sp.THT-KL (K), dr. Yuritna Haryono,

Sp.THT-KL (K), Prof.dr.Askaroellah Aboet, Sp.THT-KL(K), dr T.Sofia

Hanum,Sp.THT-KL (K), dr. Muzakkir Zamzam, Sp.THT-KL(K), dr.Mangain

Hasibuan Sp.THT-KL, Ida Sjailandrawati Harahap, Sp.THT-KL , dr.

Rizalina A. Asnir, Sp.THT-KL(K), dr. Adlin Adnan, Sp. THT-KL, dr. Siti

Nursiah, Sp. THT-KL, dr. Linda Irwani Adenin, Sp.THT-KL, dr.Harry A.

Asroel,Sp.THT-KL, dr.Farhat, Sp.THT-KL(K), dr. Aliandri,Sp.THT-KL, dr.

Ashri Yudhistira,Sp.THT-KL, dr.Devira Zahara,Sp. THT-KL, dr. H.R.Yusa

Herwanto,Sp.THT-KL, dr.Ferryan Sofyan,Sp.THT-KL yang telah banyak

memberikan bimbingan dalam ilmu dan pengetahuan dibidang THT-KL,

baik secara teori maupun keterampilan yang kiranya sangat bermanfaat

bagi saya dikemudian hari.

Yang terhormat dr. Putri C.Eyanoer,MS. Epid. Ph.D, yang yang telah

banyak memberikan petunjuk perhatian serta bimbingan di bidang

Metodologi Penelitian, sehingga saya dapat menyelesaikan tesis Spesialis

ini. Saya mengucapkan terimakasih dan penghargaan yang setinggi-

tingginya atas waktu dan bimbingannya.

Yang tercinta teman-teman sejawat peserta Program Pendidikan

Dokter Spesialis Ilmu Kesehatan THT-Bedah Kepala dan Leher yang telah

bersama-sama, baik dalam suka maupun dalam duka, saling membantu

sehingga terjalin persaudaraan yang erat, dengan harapan teman-teman

lebih giat lagi sehingga dapat menyelesaikan studi ini. Semoga Allah

selalu memberkahi kita semua.

Universitas Sumatera Utara

Page 6: Ra Dengan Oklusi Tuba

Akhirnya izinkan saya mohon maaf yang setulus-tulusnya atas

kesalahan dan kekurangan selama mengikuti pendidikan ini, semoga

segala bantuan, dorongan, petunjuk yang diberikan kepada saya selama

mengikuti pendidikan kiranya mendapat balasan yang berlipat ganda dari

Allah SWT, yang Maha Pengasih, Maha Pemurah dan Maha Penyayang,

Amiin, Amiin Ya Robbal’alamin.

Medan, 22 September 2012

Dr. Fadhlia

Universitas Sumatera Utara

Page 7: Ra Dengan Oklusi Tuba

Abstrak

Pendahuluan: Rinitis alergi merupakan masalah kesehatan global dengan prevalensi yang terus meningkat serta dapat berdampak pada penurunan kualitas hidup penderitanya. Ko-morbiditas rinitis alergi salah satunya adalah otitis media yang sangat erat hubungannya dengan gangguan fungsi tuba Eustachius yang berkaitan dengan tekanan telinga tengah Tujuan: Mengetahui hubungan rinitis alergi dengan disfungsi tuba Eustachius dengan menggunakan timpanometri. Metode: Studi kasus-kontrol (case-control). Disfungsi tuba ditentukan dengan pemeriksaan timpanometri (MEP negatif/<-25 daPa) dan hasil tes fungsi tuba yang tidak baik. Analisis hasil dengan uji Chi-square dan Analisis regresi logistik. Hasil: Didapatkan 60 sampel dengan jumlah perempuan 73.3% dengan kelompok umur terbanyak adalah usia 21-30 tahun (50% ) dengan rerata umur 29.33 tahun. Klasifikasi ARIA-WHO yang paling banyak yaitu rinitis alergi persisten sedang berat 36.7% dan yang paling sedikit adalah rinitis alergi intermitten ringan 16.7%. Jenis alergen inhalan terbanyak yaitu tungau 96.6% dan tungau debu rumah 90.0%. Tipe timpanogram yang terbanyak pada kedua kelompok yaitu tipe A, dimana kelompok kasus dengan tipe A 73.3% (rerata MEP -40.8 daPa), tipe As 10%, tipe Ad dan tipe B masing-masing 3.3%, tipe C 10.0% dan kelompok kontrol tipe A 93.3% dan tipe As

6.7%. Pada kelompok kasus 83.3% hasil tes fungsi tuba abnormal dan 16.7% normal, sedangkan kelompok kontrol yaitu 93.3% normal dan 6.7% abnormal. Uji chi-square menunjukkan perbedaan yang signifikan antara tipe rinitis alergi intermitten dan persisten dengan disfungsi tuba Eustachius (p=0.006) dan perbedaan yang signifikan antara jenis alergen indoor dan outdoor dengan disfungsi tuba Eustachius (p=0.041). Hasil uji multivariat terdapat bahwa tipe rinitis alergi berpengaruh tiga kali lebih besar terhadap disfungsi tuba Eustachius (OR 2.9; 95% IK: 1.52-241.90 dan nilai p=0.022) sedangkan jenis alergen dua kali lebih berpengaruh terhadap disfungsi tuba dengan OR 2.2; 95% IK: 0.01-7.31 dan nilai p=0.295. Kesimpulan: Rinitis alergi, 3 kali lebih sering mengalami disfungsi tuba Eustachius dari pada non rinitis alergi. OR:2.5 (95% CI 2.36-2.99) P=0.000.

Kata kunci: rinitis alergi, disfungsi tuba Eustachius, Mean Ear Pressure

Universitas Sumatera Utara

Page 8: Ra Dengan Oklusi Tuba

Abstract

Background: Allergic rhinitis is a global health problem with increasing prevalence and can impact on the quality of life of sufferers. One of co-morbidity of allergic rhinitis is otitis media which closely related to Eustachian tube dysfunction associated with middle ear pressure. Objective: To determine the relationship of allergic rhinitis with Eustachian tube dysfunction using tympanometry. Methods: Case-control studies, Tubal dysfunction determined with tympanometry (MEP negative / <-25 Dapa) and tubal function test results were not good (≤15 daPa) . Chi-square test and logistic regression analysis used for data analysis. Results: There were 60 samples with 73.3% of women with the highest age group is 21-30 years of age (50%) with a mean age of 29.33 years. The most commonest of classification ARIA-WHO was moderate-severe persistent allergic rhinitis were 36.7% followed by mild intermittent allergic rhinitis was 16.7%. The most types of aero-allergens are mites 96.6% and house dust mites 90.0%. The most tympanogram type in both groups were type A, which case group was 73.3% (mean -40.8 daPa MEP), type As 10%, type ad and type B respectively 3.3%, type C 10.0% and control groups type A 93.3%, type As 6.7%. At case group of 83.3% of the tubal function test abnormal and normal 16.7%, while the control group is 93.3% normal and 6.7% abnormal. Chi-square test showed a significant difference between the type of intermittent and persistent allergic rhinitis with Eustachian tube dysfunction (p = 0.006) and also allergens types with Eustachian tube (p= 0.0041). Multivariate test revealed allergic rhinitis type contributed Eustachian tube dysfunction OR:2.9 (95% CI 1.52-241.90) p=0.022, neither allergen type with Eustachian tube dysfunction OR:2.2 (95% CI 0.01-7.31) p=0.295. Conclusion: Allergic rhinitis, more common which three times contributes a dysfunctional Eustachian tubes than the non-allergic rhinitis. OR: 2.5 (95% CI 2.36-2.99) P

= 0.000

Keywords: Allergic rhinitis, Eustachian tube dysfunction, Mean Ear Pressure

Universitas Sumatera Utara

Page 9: Ra Dengan Oklusi Tuba

DAFTAR ISI

Lembar Pengesahan i

Kata Pengantar ii

Abstrak v

Daftar Isi vii

Daftar Tabel x

Daftar Gambar xi

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang 1

1.2 Perumusan masalah 2

1.3 Tujuan penelitian 3

1.3.1 Tujuan Umum 3

1.3.2 Tujuan Khusus 3

1.4 Manfaat penelitian 3

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Rinitis Alergi 5

2.1.1 Anatomi Hidung 5

2.1.2 Definisi 7

2.1.3 Epidemiologi 8

2.1.4 Patofisiologi 9

2.1.5 Klasifikasi 11

2.1.6 Gejala dan Tanda 12

2.1.7 Diagnosis 13

Universitas Sumatera Utara

Page 10: Ra Dengan Oklusi Tuba

2.1.8 Penatalaksanaan 15

2.2 Tuba Eustachius 17

2.2.1 Anatomi Tuba Eustachius 17

2.2.2 Fisiologi 18

2.2.3 Definisi 19

2.2.4 Patofisiologi 19

2.2.5 Gejala dan Tanda 20

2.2.6 Hubungan Rinitis Alergi dan Disfungsi Tuba

Eustachius.

20

2.2.7 Pemeriksaan Fungsi Tuba Eustachius 22

2.3 Kerangka Konsep 27

BAB 3

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Rancangan Penelitian

28

3.2 Lokasi Dan Waktu Penelitian 28

3.2.1 Lokasi Penelitian 28

3.2.2 Waktu Penelitian 28

3.3 Populasi, Sampel, Besar Sampel dan Teknik

pengambilan sampel

28

3.3.1 Populasi 28

3.3.2 Sampel Penelitian 28

3.3.3 Besar Sampel 29

3.3.4 Teknik pengambilan sampel 29

3.4 Variabel Penelitian 30

3.5 Definisi Operasional 30

Universitas Sumatera Utara

Page 11: Ra Dengan Oklusi Tuba

3.6 Alat dan Bahan Penelitian 31

3.6.1 Alat 31

3.6.2 Bahan 31

3.7 Cara Kerja 31

3.8 Kerangka Kerja 34

3.9 Hipotesa Penelitian 34

3.10 Analisa Data 34

3.11 Jadwal Penelitian

35

BAB 4

HASIL PENELITIAN 36

BAB 5

PEMBAHASAN 40

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN 46

6.1 Kesimpulan 46

6.2 Saran 47

KEPUSTAKAAN

Lampiran 1

48

55

Lampiran 2

Lampiran 3

60

62

Lampiran 4

Lampiran 5

63

64

Lampiran 6

Lampiran 7

67

75

Lampiran 8 78

Universitas Sumatera Utara

Page 12: Ra Dengan Oklusi Tuba

DAFTAR TABEL

Tabel.1.1 Klasifikasi rinitis alergi menurut ARIA-WHO 11

Tabel

2.2.1

Efek yang terjadi pada oklusi tuba 19

Tabel 3.1 Jadwal penelitian 34

Tabel 4.1 Karakteristik subjek penelitian 35

Tabel 4.2 Distribusi rinitis alergi menurut klasifikasi

ARIA-WHO

35

Tabel 4.3 Distribusi Alergen (pada kasus) 36

Tabel 4.4 Distribusi tipe timpanogram telinga pada

kelompok kasus dan kontrol

36

Tabel 4.5 Distribusi hasil tes fungsi tuba pada kelompok

kasus dan kontrol

37

Universitas Sumatera Utara

Page 13: Ra Dengan Oklusi Tuba

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Anatomi hidung bagian luar 4

Gambar 2.2 Anatomi hidung bagian dalam 6

Gambar 2.3 Terapi rinitis alergi 15

Gambar 2.4. Anatomi telinga 17

Gambar 2.5 Gambaran timpanogram 24

Gambar 2.6 A. stick duotip test B. stick duotip test dalam

wadah alergen. C. Contoh reaksi hasil positif pada

tes cukit

32

Universitas Sumatera Utara