Makalah Oklusi Karotis

28
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sehubungan dengan berkembangnya zaman, banyak faktor yang menyebabkan bertambah banyaknya pasien dengan gangguan pada pembuluh darah. Pembuluh darah merupakan bagian vital pada tubuh manusia, karena merupakan saluran tempat darah mengalir membawa O 2 yang diperlukan organ vital untuk tetap hidup. Apabila saluran tersebut mengalami hambatan secara sebagian atau total, maka organ vital yang akan tertuju tersebut akan mengalami gangguan. Gangguan pada pembuluh dapat terjadi dimana saja, termasuk pada arteri carotis. Arteri carotis merupakan pembuluh darah tempat menyalurkan darah dari jantung menuju pembuluh darah yang berada di kepala. Apabila saluran tersebut mengalami hambatan, maka aliran darah ke kepala juga akan berkurang dan akan timbul berbagai keluhan di kepala. Apabila pada arteri carotis mengalami hambatan total, hal itu sangat berbahaya karena akan timbul Transient Ischemic Attacks (TIA), stroke, kerusakan pada otak, dan bahkan akan mengalami kematian. Hambatan itu disebabkan oleh darah yang menumpuk sehingga dapat mengganggu aliran darah. Penumpukan darah itu biasa disebut plaque yg penyebab utamanya adalah LDL. 1

description

Makalah Oklusi Karotis

Transcript of Makalah Oklusi Karotis

Page 1: Makalah Oklusi Karotis

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sehubungan dengan berkembangnya zaman, banyak faktor yang menyebabkan

bertambah banyaknya pasien dengan gangguan pada pembuluh darah. Pembuluh

darah merupakan bagian vital pada tubuh manusia, karena merupakan saluran tempat

darah mengalir membawa O2 yang diperlukan organ vital untuk tetap hidup. Apabila

saluran tersebut mengalami hambatan secara sebagian atau total, maka organ vital

yang akan tertuju tersebut akan mengalami gangguan.

Gangguan pada pembuluh dapat terjadi dimana saja, termasuk pada arteri

carotis. Arteri carotis merupakan pembuluh darah tempat menyalurkan darah dari

jantung menuju pembuluh darah yang berada di kepala. Apabila saluran tersebut

mengalami hambatan, maka aliran darah ke kepala juga akan berkurang dan akan

timbul berbagai keluhan di kepala.

Apabila pada arteri carotis mengalami hambatan total, hal itu sangat berbahaya

karena akan timbul Transient Ischemic Attacks (TIA), stroke, kerusakan pada otak,

dan bahkan akan mengalami kematian.

Hambatan itu disebabkan oleh darah yang menumpuk sehingga dapat

mengganggu aliran darah. Penumpukan darah itu biasa disebut plaque yg penyebab

utamanya adalah LDL. Untuk mengetahui ada atau tidak hambatan pada pembuluh

darah, dapat dilakukan Ultra Sonography Vasculer.

Pada pemeriksaan Ultra Sonography Vasculer peran teknisi kardiovaskuler

sangat dibutuhkan untuk melakukan Diagnosis Non Invasif ini. Keahlian khusus

diperlukan untuk melakukan pemeriksaan secara tepat dan benar.

1

Page 2: Makalah Oklusi Karotis

1.2 Rumusan Masalah

Oklusi karotis adalah penyumbatan secara total pada arteri karotis, sehingga

aliran darah ke kepala menjadi berkurang atau tidak ada. Hal ini menyebabkan

berbagai penyakit yang dapat terjadi di kepala.

1.3 Tujuan

1.3.1 Tujuan Khusus

Mengetahui cara pemeriksaan pembuluh darah dengan diagnosa Oklusi

Karotis dengan menggunakan mesin dupleks sonography.

1.3.2 Tujuan Umum

- Mengetahui Penyebab Oklusi Karotis

- Mengetahui Gambaran B-mode, Kurva Doppler serta Colour pada pasien

Oklusi Karotis

2

Page 3: Makalah Oklusi Karotis

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Sistem Kardiovaskular

Sistem kardiovaskular adalah suatu sistem organ yang bertugas untuk

menyampaikan nutrien (seperti asam amino dan elektrolit), hormon, sel darah dll dari

dan menuju sel-sel tubuh manusia, yang bertujuan untuk menjaga keseimbangan

homeostasis tubuh. Sistem ini terdiri atas organ jantung dan pembuluh-pembuluh

darah.

Jantung merupakan organ yang terdiri dari empat ruangan, yaitu atrium kanan,

ventrikel kanan, atrium kiri dan ventrikel kiri. Sistem ini bekerja dengan mengikuti

pola sebagai berikut:

Gambar 1 : Sistem Sirkulasi

3

Page 4: Makalah Oklusi Karotis

Darah yang rendah kandungan oksigen dan tinggi CO2 yang berasal dari

sirkulasi sistemik dihantarkan melalui vena kava superior dan inferior menuju atrium

kanan, masuk ke ventrikel kanan lalu dihantarkan melalui arteri pulmonalis menuju ke

paru untuk di-oksigenasi kembali. Selanjutnya darah yang telah kaya akan oksigen

akan masuk melalui vena pulmonalis  menuju atrium kiri, lalu masuk ke ventrikel kiri

untuk dihantarkan menuju sirkulasi sistemik melalui pembuluh aorta,demikian

seterusnya.

Secara umum, pembuluh darah yang ada di dalam tubuh dapat dibagi menjadi:

pembuluh yang membawa darah menjauhi jantung (arteri) dan menuju jantung (vena).

2.1.1 Arteri

Arteri merupakan pembuluh yang bertugas membawa darah menjauhi jantung.

Tujuannya adalah sistemik tubuh, kecuali arteri pulmonalis yang membawa darah

menuju paru untuk dibersihkan dan mengikatkan oksigen. Arteri terbesar yang ada

dalam tubuh adalah aorta,  yang keluar langsung dari ventrikel kiri jantung. Arteri

bercabang-cabang membentuk cabang lebih kecil yang disebut arteriole. Arteriole ini

membentuk cabang-cabang lebih kecil dan ujung-ujungnya berhubungan langsung

dengan sel-sel tubuh. Cabang-cabang ini disebut kapiler.

2.1.2 Vena

Vena merupakan pembuluh yang mengalirkan darah dari sistemik kembali ke

jantung (atrium kanan), kecuali vena pulmonalis yang berasal dari paru menuju atrium

kiri. Semua vena-vena sistemik akan bermuara pada vena cava superior dan vena

cava inferior.

Vena mengandung banyak darah kaya karbon dioksida, kecuali vena

pulmonalis mengandung banyak oksigen. Vena merupakan pembuluh berdinding

lebih tipis, kurang elastis, dan lubang pembuluh lebih besar daripada arteri. Pembuluh

ini mempunyai beberapa katup untuk mencegah agar darah tidak berbalik arah.

4

Page 5: Makalah Oklusi Karotis

2.1.3 Kapiler

Kapiler merupakan pembuluh darah berukuran kecil sebagai perpanjangan

arteri dan vena. Dinding sel pembuluh ini bersifat permeabel sehingga cairan tubuh

zat-zat terlarut dapat keluar masuk melalui dinding selnya. Selain itu, juga pertukaran

oksigen, karbon dioksida, zat-zat makanan, serta hasil-hasil ekskresi dengan jaringan

yang ada di sekeliling kapiler. Beberapa pembuluh darah kapiler mempunyai lubang

berukuran sempit sehingga sel darah dapat rusak jika melewatinya. Diameter

pembuluh darah ini dapat berubah-ubah . kapiler dapat menyempit karena pengaruh

temperatur lingkungan yang rendah dan membesar bila ada pengaruh temperatur

lingkungan yang tinggi serta bahan kimia, sererti bahan histamin. Meskipun ukuran

arteriole dan kapiler lebih kecil dibandingkan dengan arteri dan vena, tetapi jumlah

volume darah secara keseluruhan lebih besar di areriole dan kapiler. Volume darah di

dalam kapiler 800 kali volume darah di dalam arteri dan vena.

2.2 Lapisan Pembuluh Darah Arteri

Secara umum pembuluh darah terdiri dari 3 lapisan yaitu tunika adventisia,

tunika media dan tunika intima.

Gambar 2 : Lapisan Arteri dan Vena

5

Page 6: Makalah Oklusi Karotis

1. Tunika Intima

Adalah lapisan pembuluh darah paling dalam yang bersentuhan langsung

dengan darah terdiri dari sel-sel endotel.

2. Tunika Media

Adalah lapisan pemuluh darah tengah yang terdiri dari otot polos dan

jaringan elastis.

3. Tunika Adventitia

Adalah lapisan pemuluh darah paling terluar berupa jaringan kolagen dan

elastis. Lapisan ini berfungsi melindungi dan menguatkan pembuluh darah

dengan jaringan sekitarnya.

2.3 Anatomi Arteri Karotis

Arteri karotis terdiri dari beberapa bagian yaitu:

1. Arteri Karotis Komunis (Common Carotid Artery/CCA)

Arteri karotis komunis berjalan ke superior mediastinum superior, di

anterolateral leher dan letaknya di sebelah medial vena jugularis. Ujung dari

CCA adalah bifurkasio karotis, yang merupakan asal dari atau percabangan

arteri karotis interna (ICA) dan arteri karotis eksterna (ECA). Diameter CCA

berkisar 5-7 mm.

Gambar 3 : Arteri Karotis

6

Page 7: Makalah Oklusi Karotis

2. Arteri Karotis Interna (Interna Carotid Artery / ICA )

Interna Carotid Arteri ( ICA ) merupakan cabang CCA yang lebih

besar, dimulai dari bifurcasio CCA dan berjalan ke basis kranii. Di bagian

pangkal ICA normalnya memiliki suatu pelebaran yang disebut Bulbus

Carotid dan kembali berukuran normal setelah bulbus. Diameter dari

pertengahan ICA hampir setengah diameter bulbus. Diameter ICA adalah 4

mm.

3. Arteri Karotis Eksterna (External Carotid Artery/ ECA)

Externa Carotid Artery ( ECA ) adalah cabang kembar dari ICA pada

bifurcasio dan biasanya berukuran lebih kecil dari ICA. ECA terletak di

anteromedial ICA, tapi setelah berjalan ke cranial, ECA terletak di sebelah

posterolateral ICA. Diameter ECA adalah 3 mm. ECA mempunyai 8 cabang

pembuluh yaitu :

arteri tiroidalis superior

faringealis asendens

lingualis

fasialis

oksipitalis

auricularis posterior dan cabang terminalnya

temporalis

arteri maxilaris interna

2.4 Definisi Oklusi Arteri Karotis

Oklusi Arteri Karotis adalah penyempitan yang terjadi pada arteri karotis

secara total. Hal ini biasanya disebabkan oleh penumpukan zat lemak dan kolesterol

yang disebut plaque. Lokasi Oklusi pada Arteri Karotis dapat terjadi di CCA, ICA dan

ECA.

2.4.1 Faktor Resiko

Beberapa faktor resiko telah diidentifikasikan, dikategorikan sebagai faktor

resiko yang tidak dapat diubah dan faktor resiko yang bisa diubah/dikontrol.

7

Page 8: Makalah Oklusi Karotis

Faktor resiko yang tidak dapat diubah :

1. Usia (resiko meningkat dengan meningkatnya usia)

2. Jenis Kelamin

3. Ras (orang kulit hitam memiliki faktor resiko yang lebih tinggi)

Faktor resiko yang dapat diubah :

1. Hipertensi

2. Kolesterol tinggi

3. Merokok

4. Gaya Hidup

2.4.2 Tanda dan Gejala

Tanda dan gejala pada pasien dengan Oklusi Karotis :

o Pingsan (sinkop)

o Pusing

o Kepala ringan

o Kebingungan

o Sakit kepala atau mual

o Mati rasa

o Kelemahan (hemiparesis) atau kelumpuhan sementara atau permanen

pada satu sisi tubuh (hemiplegia) juga dapat terjadi.

Keluhan tambahan mungkin termasuk penglihatan kabur, kesulitan

berkomunikasi (afasia), atau penurunan kesadaran.

2.4.3 Pemeriksaan Penunjang

Beberapa pemeriksaan penunjang Oklusi Karotis :

Ultra Sonography Vasculer

Magnetic resonance angiography (MRA)

Computerisasi tomography angiography (CTA)

Cerebral angiography (Carotid angiogram)

8

Page 9: Makalah Oklusi Karotis

2.5 Pengertian Dupleks Sonografi Arteri Karotis

Dupleks Sonografi arteri karotis adalah suatu prosedur pemeriksaan diagnostik

yang bersifat non invasif untuk menilai struktur dan fungsi arteri karotis dengan suara

ultra (ultrasound), digunakan metode B-Mode, Doppler warna, dan Spektrum

Doppler.

2.5.1 Tiga Modalitas Dupleks Sonografi Pada Pasien Oklusi Karotis

1. B-Mode

Untuk melihat dan menilai seluruh CCA, bifurkasio, ICA, ECA sampai ke

distal mungkin. Ini merupakan langkah pertama dalam pemeriksaan Dupleks

Sonografi Karotis, untuk mengukur ketebalan intima dan melihat plaque.

Gambar 4 : Arteri Karotis Normal Gambar 5: Oklusi pada ICA

2. Colour Doppler ( Warna )

9

Page 10: Makalah Oklusi Karotis

Doppler Warna digunakan untuk mengidentivikasi aliran darah pada

pembuluh darah, apakah lumen pembuluh darah terisi penuh oleh warna pada

arteri. Pada daerah yang terjadi oklusi, tidak akan terisi oleh warna.

Gambar 6: Arteri Karotis Normal Gambar 7: Oklusi pada ICA

3. Spektrum Doppler ( Kurva Aliran )

Kecepatan aliran merupakan parameter utama untuk menilai morfologi kurva

spektrum doppler pada pembuluh darah arteri karotis. Gambaran Sepektrum

doppler pada arteri karotis adalah monophasik end diastolik tinggi, karena

menghadapi resisten yang rendah

Gambar 8 : Spektrum Doppler ICA Gambar 9 : Spektrum Doppler

Normal terdapat Oklusi

Perkiraan Kecepatan Spektrum Doppler dan Plak dihubungkan dengan derajat

stenosis ICA

10

Page 11: Makalah Oklusi Karotis

% stenosis PSV ICA (cm/det)Perkiraan %

Plak

Rasio PSV

ICA/CCA

EDV ICA

(cm/det)

Normal <125 Tidak Ada <2 <40

<50 <125 <50 <2 <40

50-69 125-230 >50 3-4 40-110

70, hampir

Oklusi>230 >50 >4 >110

Hampir

Oklusi

Tinggi/rendah/tidak

terdeteksiKelihatan Variabel Variabel

Oklusi Total Tidak ada

Kelihatan,

tidak

terdeteksi

lumen

Tidak ada Tidak Ada

2.5.2 Komponen Utama Mesin Dupleks Sonografi

Komponen utama sebuah mesin dupleks sonografi yaitu; tranduser, monitor,

papan kontrol, perekam video dan printer.

1. Layar Monitor

Monitor berguna untuk memantau semua kegiatan pada saat melakukan pemeriksaan.

Pada layar monitor ini pula kita dapat melihat objek yang akan kita lihat baik secara

B– mode, spektrum doppler, dan warna.

2. Papan Kontrol

Papan control adalah instrument yang paling penting untuk dipahami oleh teknisi.

Karena pada papan control ini terletak tombol–tombol untuk mengatur fungsi mesin.

11

Page 12: Makalah Oklusi Karotis

Gambar 10 : Seperangkat alat Ultrasound

3. Tranduser

Merupakan sebuah prangkat komponaen mesin dupleks sonografi. Selain seperangkat

elemen piezoelektrik, tranduser terdiri atas elektrode arus listrik untuk memacu

elemen piezoelektrik dan merekan tegangan pada arah yeng berlawanan. Pada

prinsipnya tranduser menghasilkan gelombang suara ultra (ultrasound) untuk

keperluan pemeriksa medik walaupun gelombang ultra sound yang di ahsilkan oleh

tranduser berjalan seperti garis halus. Berkas gelombang cinderung menyebar pada

saat gelombang ultra sound berpenetrasi ke dalam jaringan.

Tingkat penyebaran berkas gelombang ultra sound ditentukan oleh besarnya ukuran

tranduser dan frekuensinya. Semakin luas daerah permukaan kepala tranduser, berkas

gelombang cenderung brsatu untuk untuk jarak yang lebih panjang sedangkan semain

tinggi frekuensi tranduser (panjang gelombang semakin pendek) berkas gelombang

cenderung tetep pada ukuran sebelum menyebar.

4. Perekam Video

Setiap mesin dupleks sonografi di lengkapi dengan video untuk menyimpan data guna

penilaian ulang, pengambilan gambar dan sebagai arsip.

5. Printer berwarna dan hitam putih ( BW )

Selain disimpan dalam bentuk video, hasil pemeriksaan juga di simpan dalam foto

yang di print dalam kertas berwarna dan kertas hitam putih.

12

Page 13: Makalah Oklusi Karotis

BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Study Kasus

Nama Pasien : DLS. TN

Usia : 60 TAHUN

No. Med Rec : 2012.33.3x.xx

Diagnosa : HHD, UAP , Old Ant MCI

Pengirim : dr. Xxx , SpJP

3.1.1 Prosedure Pemeriksaan Pada pasien Arteri Karotis

a. Persiapan Mesin

Pastikan Mesin sudah dalam posisi ON

Periksa isi dari kertas printer baik pada printer color dan printer black

and white

Periksa juga ribon atau tinta printer dari printer color

13

Page 14: Makalah Oklusi Karotis

Check kembali kelengkapan dan fungsi alat sebelum pameriksaan

dimulai

b. Persiapan Penunjang

Tranduser linear

Jelly

Handuk

Tempat tidur dan perlengkapannya bantal dan selimut

c. Persiapan Pasien

o Pasien membawa kelengkaan administrasi dan surat konsul dari dokter

untuk dilakukan pemeriksaan carotis

o Memanggil pasien sesuai nomor urut

o Mengecek ulang identitas pasien (nama, umur dan medical record)

o Menjelaskan kepada pasien tujuan pemeriksaan dan area yang akan

diperiksa

o Menganjurkan pasien untuk membuka kacamata, serta kalung (apabila

memakai)

o Menganjurkan pasien untuk membuka kancing baju/ melonggarkan

pakaiannya

o Menyarankan pasien untuk berbaring di atas tempat tidur dan

memposisikan pasien dengan kepala sedikit ekstensi

o Meletakkan handuk/ tissue pada daerah yang akan diperiksa

d. Prosedure Pemeriksaan

Menjelaskan kepada pasien tentang daerah mana saja yang akan

diperiksa.

Memberitahu pasien bahwa pemeriksaan akan dimulai

Menganjurkan pasien menengok ke arah yang berlawanan dengan

daerah yang akan diperiksa

Memilih transduser linier yang mempunyai frekuensi 9-12 MHz

14

Page 15: Makalah Oklusi Karotis

Memberi jelly pada transduser

Pemeriksaan segera dimulai

Menilai pembuluh darah karotis secara Short Axis (untuk melihat

apakah terdapat plaque atau tidak ada pada pembuluh darah.

• Transduser diletakkan secara melintang di atas klavikula

sehingga tergambar pembuluh darah CCA

• Kemudian dorong transduser ke atas agar terlihat gambar bulatan

yang lebih besar (bifurkasio)

• Transduser tetap didorong ke atas sehingga terlihat bulatan pecah

menjadi 2 yaitu pembuluh darah ICA dan ECA.

Mengambil gambar secara Long Axis arteri karotis komunis (CCA)

• Rotasi (putar) transduser secara memanjang di atas klavikula

• Kemudian ambil gambar Doppler Warna dengan menekan Flow

dan Doppler CCA dengan menekan tombol PW

• Atur sample volume dengan mengatur angle antara “45o - 60o”

• Posisikan sample volume di bagian tengah pembuluh darah CCA.

15

Page 16: Makalah Oklusi Karotis

• Apabila sudah terlihat gambaran spectrum doppler pada

pembuluh darah CCA tekan tombol Freeze dan kemudian ukur

IMT, PSV, EDV gambaran tersebut

• Beri nama pada gambar lokasi pemeriksaan (RT CCA)

Gambar 11 : CCA

• Kembalikan gambar ke posisi B Mode (tekan B) untuk memulai

pemeriksaan yang lainnya.

Mengambil gambar Long Axis arteri karotis interna (ICA)

• Dari posisi B-mode CCA, transduser diarahkan ke atas sehingga

terlihat bifurkasio

• Arahkan kembali transduser ke arah telinga agar terlihat gambar

pembuluh darah ICA dan akan tampak Oklusi pada RT ICA

• Beri colour (atur colour box sesuai arah aliran darah) untuk

memastikan terdapat oklusi

Gambar 12: RT ICA terdapat Oklusi

16

Page 17: Makalah Oklusi Karotis

• Kemudian ambil gambar Spectrum Doppler dan akan timbul

gambaran doppler yang disebut No Flow

Gambar 13: Spektrum Doppler pada Oklusi

• Beri nama pada gambar lokasi pemeriksaan

• Kembalikan gambar ke posisi B Mode (tekan B) untuk memulai

pemeriksaan yang lainnya

Mengambil gambar Long Axis arteri karotis eksterna (ECA)

• Dari posisi B-mode CCA, transduser diarahkan ke atas sehingga

terlihat bifurkasio

• Arahkan kembali transduser ke arah wajah agar terlihat gambar

pembuluh darah ECA

• Kemudian ambil gambar Spectrum Doppler dan Colour ECA dan

ukur IMT, PSV, EDV (dengan cara seperti pemeriksaan CCA)

• Beri nama pada gambar lokasi pemeriksaan

• Kembalikan gambar ke posisi B Mode (tekan B) untuk memulai

pemeriksaan selanjutnya

Mengambil gambar arteri vertebralis

• Dari posisi CCA, arahkan transduser ke leher luar daerah lateral

sehingga terlihat gundukan hitam

• Diantara gundukan hitam itu, terdapat pembuluh darah arteri

vertebralis

17

Page 18: Makalah Oklusi Karotis

• Kemudian ambil gambar Doppler dari pembuluh darah A.

vertebralis dan ukur PSV, EDV serta diameter lumen pembuluh

darah tersebut

• Beri nama pada gambar lokasi pemeriksaan

• Kembalikan gambar ke posisi B Mode (tekan B) untuk memulai

pemeriksaan yang lainnya.

3.1.2 Hasil Pemeriksaan

Pada Pemeriksaan DUPLEX SONOGRAPHY CAROTIS didapatkan:

Lokasi IMC PSV EDV Plaque

Rt CCA 0,8 46,0 10,7 -

Rt ICA - - - -

Rt Bifurcatio - - - -

Lt CCA 0,6 81,6 31,4 -

Lt ICA 0,7 83,0 35,00 -

Lt Bifurcatio - - - -

Arteri Vertebralis Diameter PSV Current Flow

18

Page 19: Makalah Oklusi Karotis

Rt Vertebralis 4,6 52,6 Cephalad

Lt Vertebralis 3,7 56,8 Cephalad

Kesimpulan :

Oklusi pada arteri carotis interna kanan

Normal flow pada arteri carotis kiri

Normal diameter dan flow pada arteri vertebralis kanan dan kiri

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan

Setelah penulisan makalah tentang Oklusi Karotis dan Peranan Dupleks

Sonografi untuk memgetahui Oklusi yang terjadi pada Arteri Karotis. Maka penulis

menarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Pemeriksaan Dupleks sonografi merupakan tindakan non invasif .

2. Pemeriksaan duplex sonografi sangat berguna untuk mendiagnosa kelainan-

kelainan yang terdapat pada pembuluh darah

3. Pemeriksaan Dupleks sonografi merupakan pemeriksaan sangat akurat dan

tepat dengan angka sensitifitas dan spesifisitasnya mendekati 100% dalam

menegakan diagnosa.

19

Page 20: Makalah Oklusi Karotis

4. Oklusi Arteri Karotis adalah penyumbatan yang terjadi pada arteri karotis

secara total.

5. Lokasi Oklusi pada Arteri Karotis dapat terjadi di CCA, ICA dan ECA.

6. Penyebab terjadinya oklusi adalah plaque menutup seluruh lumen.

7. Terdapat 3 modalitas dalam Dupleks Sonografi yaitu B-Mode, Doppler Colour

dan Doppler Spektrum

8. Dalam Dupleks Sonografi pada pemeriksaan Oklusi Karotis, Karotis hanya

dapat terlihat pada Doppler Colour dan Doppler Spektrum.

9. Pada Oklusi Karotis, morfologi Doppler Spektrum disebut No Flow

4.2 Saran

Setelah penulis membuat suatu kesimpulan maka dapat dirumuskan saran- saran

sebagai berikut :

1. Sebelum melakukan pemeriksaan seorang tekhnisi kardiovaskuler harus

menguasai peran dupleks sonografi, anatomi - fisiologi pembuluh darah dan

tekhnik pemeriksaan vaskuler terutama arteri carotis

2. Dalam menegakan diagnosa terutama pada pemeriksaan Oklusi pada arteri

karotis, sebagai tekhnisi kardiovaskuler harus melakukan pemeriksaan

berdasarkan tiga modalitas yaitu; B-mode, spektrum doppler dan doppler

colour.

3. Perbanyak melakukan latihan pemeriksaan agar dalam melakukan teknik

pemeriksaan dapat lancar sehingga mendapatkan hasil yang optimal.

4. Dalam melakukan pemeriksaan, kenyamanan pasien juga harus diperhatikan

20

Page 21: Makalah Oklusi Karotis

DAFTAR PUSTAKA

Lars Norgren and William R Hiatt, John A Dormandy and Mark R Nehler,

Kenneth A Harris and F Gerry R Fowkes, Robert B Rutherford. TASC II

GUIDLINE

W.Schberle. ULTRASONOGRAPHY IN VASCULAR DEASES.

Germany 2005.

Abigail Thrust, Tim Hartshorne. PERIPHERAL VASCULAR

ULTRASOUND. China 2005

Mark A.Creager, MD John A.Kaufan,MD, Micheal s,Conte,MD. THE

NEW ENGLAND JOURNAL OF MEDICINE.

http://www.livestrong.com/CarotidArteryOcclusionSymptoms.htm

http://www.ultrasoundcases.info/Slide-View.aspx?cat=218&case=2236

21