Laporan Oklusi Stomatognati 1

32
KATA PENGANTAR Puji dan syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat dan ridho-Nya, akhirnya kami dapat menyelesaikan tugas laporan yang berjudul “Laporan Fisiologi Oklusi Gigi Geligi” ini tepat pada waktunya. Adapun tujuan penyusunan laporan ini adalah sebagai laporan hasil praktikum fisiologi Blok Sistem Stomatognati 1. Dalam tugas yang telah diberikan, kami menyadari bahwa laporan ini masih banyak kekurangan dan kesalahan dari apa yang diharapkan. Untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran dari pembaca yang sifatnya membangun bagi perbaikan laporan ini. Akhir kata kami mengucapkan terima kasih. Jember, 14 Maret 2015 Penulis 1

description

Laporan Fisiologi Oklusi Sistem Stomatognati 1

Transcript of Laporan Oklusi Stomatognati 1

Page 1: Laporan Oklusi Stomatognati 1

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat

rahmat dan ridho-Nya, akhirnya kami dapat menyelesaikan tugas laporan yang

berjudul “Laporan Fisiologi Oklusi Gigi Geligi” ini tepat pada waktunya. Adapun

tujuan penyusunan laporan ini adalah sebagai laporan hasil praktikum fisiologi

Blok Sistem Stomatognati 1.

Dalam tugas yang telah diberikan, kami menyadari bahwa laporan ini masih

banyak kekurangan dan kesalahan dari apa yang diharapkan. Untuk itu kami

mengharapkan kritik dan saran dari pembaca yang sifatnya membangun bagi

perbaikan laporan ini. Akhir kata kami mengucapkan terima kasih.

Jember, 14 Maret 2015

Penulis

1

Page 2: Laporan Oklusi Stomatognati 1

DAFTAR ISI

Kata Pengantar ……….……….……….……….……….……… 1

Daftar Isi ……….……….……….……….……….……… 2

Bab I Dasar Teori ……….……….……….……….……….……… 3

Bab II Hasil Percobaan ……….……….……….……….………. 9

Bab III Pembahasan ……….……….……….……….……….……… 15

Bab IV Kesimpulan ……….……….……….……….……….……… 22

Daftar Pustaka ……….……….……….……….……….……… 23

2

Page 3: Laporan Oklusi Stomatognati 1

BAB I

DASAR TEORI

1.1 Definisi Oklusi

Oklusi adalah kontak antara gigi-gigi yang berantagonis dan

mengacu pada peristiwa (momen) dan tempat terjadinya kontak bukan pada gigi-

giginya sendiri. Hal ini terlihat jika mandibula dalam keadaan diam dan ini bukan

merupakan fungsi alami. Semua posisi oklusi adalah peristiwa berkontaknya gigi

dari satu rangkaian (seri) gerakan mandibula. Pentingnya oklusi yang baik tidak

dapat dikatakan berlebihan. Oklusi penting baik untuk kesehatan gigi maupuan

kesehatan umum, dan untuk jenyamanan pasien serta kemampuan berbicara,

kemampuan mengunyah, dan menikmati makanan. Memahami oklusi

memerlukan tidak hanya pengetahuan tentang hubungan atas bawah, tetapi juga

sistem mastikasinya.

Sistem mastikasi berfungsi antara lain dalam menyelenggarakan

oklusi dan artikulasi agar gigi-gigi dapat melakukan proses pemotongan,

pengunyahan dan proses menelan oleh karena kerja yang terkoordinasi antara

sistem saraf, otot-otot kunyah rahang atas dan bawah, jaringan lunak rongga

mulut dan bibir serta gigi-gigi.

Oklusi antara gigi-gigi rahang atas dan bawah dapat terjadi oleh

karena aktifitas otot-otot kunyah. Semua otot-otot mastikasi atau kunyah

berfungsi pada semua pergerakan mandibula, baik untuk fase kontraksi maupun

relaksasi. Adapun otot-otot yang berperan di dalam proses mastikasi adalah : M.

Temporalis (elevator), M. Masseter (elevator), M. Disgastric (ant.Belly)

(depressor), M. Pterygoideus Eksternus (depressor), M Pterygoedeus Internus

(elevator), M. Mylohyoideus (depressor), M. Geniohyoid (depressor).

3

Page 4: Laporan Oklusi Stomatognati 1

Adanya otot-otot mastikasi tersebut yang di dalam kerjanya yang

kompleks akan menyebabkan timbulnya daya tarikan pada rahang atas maupun

bawah, sehingga pada kasus-kasus trauma yang menyebebkan terjadinya fraktur

di daerah sepertiga wajah maupun mandibula, maka dengan segera akan terjadi

tarikan pada fragmen-fragmenyang mengalami fraktur, sehingga maloklusi dapat

terjadi.

Beberapa otot yang dalam kerjanya dapat menimbulkan daya

tarikan pada mandibula dan maksila adalah : M. Maseter, M. Temporalis, M

Pterygoideus eksternus, M. Pterygoideus internus, M. Genioglossus, M.

Geneiohyoid, M. Mylohioid dan M. Digastricus.

Beberapa jenis otot yang dalam kerjanya akan menyebabkan

tarikan-tarikan di beberapa daerah di rahang adalah : M. Stylopharyngeus, M

Constrictor Pharyngis Superior, Ligamentum Stylohyoid, M. Glassopharyngeus,

M. Hyoglossus, M. Genioglossus, M. Longitudinal inferior dan M. Geniohyoid.

Beberapa jenis otot yang dalam bekerjanya akan

menyebabkan tarikan di beberapa daerah rahang : M. Pterygoedeus eksternus, M.

Masseter, M. Pterygoedeus Internus, M. Mylohyoid dan M. Geniohyoid.

4

Page 5: Laporan Oklusi Stomatognati 1

1.2 Konsep Dasar Oklusi

a. Oklusi seimbang

Oklusi seimbang (balanced occlusion) yang menyatakan suatu oklusi baik

atau normal, bila hubungan antara kontak geligi bawah dan geligi atas

memberikan tekanan yang seimbang pada kedua rahang, baik dalam

kedudukan sentrik maupun eksentrik.

b. Oklusi morfologis

Oklusi morfologik (morphologic occlusion) yang penganutnya menilai

baik-buruknya oklusi melalui hubungan antar geligi bawah dengan lawannya

dirahang atas pada saat geligi tersebut berkontak.

c. Oklusi dinamis

Oklusi dinamik / individual / fungsional (dinamic / individual /functional

occlusion). Oklusi yang baik atau normal harus dilihat dari segi keserasian

antara komponen-komponen yang berperan dalam proses terjadinya kontak

antar geligi tadi. Komponen-komponen ini antara lain ialah geligi dan jaringan

ini antara lain ialah geligi dan jaringan penyangganya, otot-otot mastikasi dan

sistem neuromuskularnya, serta sendi temporo mandibula. Bila semua struktur

tersebut berada dalam keadaan sehat dan mampu menjalankan fungsinya

dengan baik, maka oklusi tersebut dikatakan normal.

1.1 Jenis-jenis Oklusi

a. Oklusi Ideal merupakan konsep teoretis dari struktur oklusal dan

hubungan fungsional yang mencakup prinsip dan karakteristik ideal yang

harus dimiliki suatu keadaan oklusi. Menurut Kamus Kedokteran Gigi, oklusi

ideal adalah keadaan beroklusinya semua gigi, kecuali insisivus central bawah

dan molar tiga atas, beroklusi dengan dua gigi di lengkung antagonisnya dan

didasarkan pada bentuk gigi yang tidak mengalami keausan.

b. Oklusi Normal, menurut Leory Johnson menggambarkan oklusi

normal sebagai suatu kondisi oklusi yang berfungsi secara harmonis dengan

5

Page 6: Laporan Oklusi Stomatognati 1

proses metabolic untuk mempertahankan struktur penyangga gigi dan rahang

berada dalam keadaan sehat.   

Oklusi gigi-geligi secara normal dapat dikelompokkan dalam 2 jenis, yaitu:

1. Oklusi statik merupakan hubungan gigi geligi rahang atas (RA) dan

rahang bawah (RB) dalam keadaan tertutup atau hubungan daerah kunyah gigi-

geligi dalam keadaan tidak berfungsi (statik). Pada oklusi statik, hubungan cusp

fungsional gigi geligi posterior (premolar) berada pada posisi cusp to marginal

ridge dan cusp fungsional gigi molar pada posisi cusp to fossa. Sedang pada

hubungan gigi anterior dapat ditentukan jarak gigit (overjet) dan tinggi gigit

(overbite) dalam satuan milimeter (mm). Jarak gigit (overjet) adalah jarak

horizontal antara incisal edge gigi incisivus RA terhadap bidang labial gigi

insisivus pertama RB. Dan tinggi gigit (overbite) adalah jarak vertikal antara

incisal edge RB sampai incisal edge RA.

2. Oklusi dinamik merupakan hubungan antara gigi geligi RA dan RB pada

saat seseorang melakukan gerakan mandibula ke arah lateral (samping) ataupun

kedepan (antero-posterior). Oklusi dinamik timbul akibat gerakan mandibula ke

lateral, kedepan (anterior) dan kebelakang (posterior). Oklusi yang terjadi karena

pergerakan mandibula ini sering disebut artikulasi. Pada gerakan ke lateral akan

ditemukan sisi kerja (working side) yang ditunjukan dengan adanya kontak antara

cusp bukal RA dan cusp molar RB; dan sisi keseimbangan (balancing side).

Working side dalam oklusi dinamik digunakan sebagai panduan oklusi (oklusal

guidance), bukan pada balancing side.

6

Page 7: Laporan Oklusi Stomatognati 1

c. Oklusi sentrik adalah posisi kontak maksimal dari gigi geligi pada waktu

mandibula dalam keadaan sentrik, yaitu kedua kondisi berada dalam posisi

bilateral simetris di dalam fossanya. Sentris atau tidaknya posisi mandibula ini

sangat ditentukan oleh panduan yang diberikan oleh kontak antara gigi pada saat

pertama berkontak. Keadaan ini akan mudah berubah bila terdapat gigi supra

posisi ataupun overhanging restoration.

Kontak gigi geligi karena gerakan mandibula dapat diklasifikasikan

sebagai berikut:

1. Intercupal Contact Position (ICP), adalah kontak maksimal antara gigi

geligi dengan antagonisnya

2. Retruded Contact Position (RCP), adalah kontak maksimal antara gigi

geligi pada saat mandibula bergerak lebih ke posterior dari ICP, namun RB

masih mampu bergerak secara terbatas ke lateral.

3. Protrusif Contact Position (PCP) adalah kontak gigi geligi anterior pada

saat RB digerakkan ke anterior

4. Working Side Contact Position (WSCP) adalah kontak gigi geligi pada

saat RB digerakkan ke lateral.

Selain klasifikasi diatas, secara umum pola oklusi akibat gerakan

RB dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

1. Bilateral balanced occlusion, bila gigi geligi posterior pada kerja dan sisi

keseimbangan, keduanya dalam keadaan kontak

2. Unilateral balanced occlusion, bila gigi geligi posterior pada sisi kerja

kontak dan sisi keseimbangan tidak kontak

3. Mutually protected occlusion, dijupai kontak ringan pada gigi geligi

anterior, sedang pada gigi posterior

4. Tidak dapat ditetapkan, bila tidak dikelompokkan dalamklasifikasi

diatas.

7

Page 8: Laporan Oklusi Stomatognati 1

1.2 Hubungan Mandibula Terhadap Maksila

Relasi sentrik merupakan hubungan mandibula terhadap maksila, yang

menunjukkan posisi mandibula terletak 1-2 mm lebih kebelakang dari oklusi

sentris (mandibula terletak paling posterior dari maksila) atau kondil terletak

paling distal dari fossa glenoid, tetapi masih dimungkinkan adanya gerakan dalam

arah lateral. Pada keadaan kontak ini gigi-geligi dalam keadaan Intercuspal

Contact Position (ICP) atau dapat dikatakan bahwa ICP berada pada posisi RCP.

Jarak Inter-Oklusal (Psycological Rest Position) yaitu jarak antara

oklusal premolar RA dan RB dalam keadaan istirahat, rileks dan posisi tegak

lurus. Pada keadaan ini otot-otot pengunyahan dalam keadaan istirahat, hal ini

menunjukkan otot-otot kelompok elevator dan depressor tonus adan kontraksinya

dalam keadaan seimbang, dam kondil dalam keadaan netral atau tidak tegang.

Posisi ini dianggap konstan untuk setiap individu.

8

Page 9: Laporan Oklusi Stomatognati 1

BAB II

HASIL PERCOBAAN

1. PEMERIKSAAN OKLUSI SENTRIK

Orang coba / Jenis kelamin : Umil / Perempuan

RELASI

GIGINOMOR GIGI

Rahang

Atas

27 26 25 24 14 15 16 17

Rahang

Bawah

37 36 35 34 44 45 46 47

2. PEMERIKSAAN RELASI SENTRIK

Orang coba / Jenis kelamin : Umil / Perempuan

REAKSI MANDIBULA

TERHADAP MAKSILAOverjet (mm)

OKLUSI SENTRIK 3 mm

RELASI SENTRIK 6 mm

3. PEMERIKSAAN PHSYCOLOGICAL REST POSITION

Orang coba / Jenis kelamin : Umil / Perempuan

RELASI MANDIBULA

TERHADAP MAKSILAFree way space (mm)

9

Page 10: Laporan Oklusi Stomatognati 1

Phsycological Rest Position 2 mm

4. PEMERIKSAAN OKLUSI STATIK

Orang coba / Jenis kelamin : Umil / Perempuan

RELASI GIGI

ANTERIORJarak (mm)

OVERJET 3 mm

OVERBITE 4 mm

Cusp to marginal

ridge14 15 24 25

44 45 34 35

Cusp to fossa17 27

27 37

5. PEMERIKSAAN OKLUSI DINAMIK

Orang coba / Jenis kelamin : Umil / Perempuan

Tipe Oklusi Dinamik pada pada orang coba

Bilateral Balanced Occlusion

Unilateral Balanced Occlusion

Mutually Protected Occlusion

10

Page 11: Laporan Oklusi Stomatognati 1

Tidak dapat didefinisikan

6. PEMERIKSAAN OKLUSI YANG IDEAL

Orang coba / Jenis kelamin : Umil / Perempuan

NO INDIKATOR Ya Tidak

1 Saat melakukan oklusi sentris,

apakah hubungan kedua rahang

stabil.

2 Saat melakukan oklusi sentris,

apakah mengalami hambatan.

3 Saat melakukan pergerakan relasi

sentris ke oklusi senstris apakah

mengalami hambatan.

4 Saat melakukan pergerakan

mandibula ke anterior, apakah

mengalami hambatan.

5 Apakah ada kontak premature pada

saat Intercuspal Contact Position

(ICP)

6 Apakah ada kontak premature pada

saat Retruded Contact Position

(RCP)

7 Apakah ada kontak premature pada

saat Protrusif Contact Position (PCP)√

11

Page 12: Laporan Oklusi Stomatognati 1

Jika ada kontak prematur, catat pada tabel berikut:

No Relasi

Gigi

Gigi yang Mengalami Kontak Prematur

1 ICP11 21

41 31

2 RCP14 15 16 17 24 26 27

44 45 46 47 34 36 37

3 PCP11 21

41 31

Kesimpulan : Oklusi Gigi normal / tidak normal

7. PEMERIKSAAN GERAKAN MANDIBULA

Orang coba / Jenis kelamin : Arwinda / Perempuan

NO KEGIATAN HASIL PENGAMATAN

1 Gerakan Mandibula

Membuka-Menutup

Mulut

Pada saat orang coba mandibula bergerak baik

membuka maupun menutup mulut, prosesus

kondilus memiliki posisi tonjolan simetris.

2 Gerakan Mandibula

ke Arah Anterior-

Posterior

Pada saat orang mandibula bergerak ke arah

anterior, prosesus kondilus lebih menonjol

pada bagian sebelah kiri. Prosesus kondilus

bergerak ke depan saat mandibular bergerak ke

anterior sehingga lebih terasa tonjolan

12

Page 13: Laporan Oklusi Stomatognati 1

prosesus kondilus sebelah kiri dan bergerak ke

belakang menuju posisi semula saat

mandibular bergerak ke posterior.

3 Pemeriksaan

Gerakan Mandibula

ke Arah Lateral

Pada saat orang coba menggerakkan

mandibula ke arah kiri, maka bagian yang

menonjol adalah prosesus kondilus sebalah

kiri. Sedangkan pada saat orang coba

menggerakkan mandibula ke arah kanan,

bagian yang menonjol adalah prosesus

kondilus sebalah kanan.

4 Koordinasi Gerakan

Mandibula

Pada saat orang coba melakukan koordinasi

gerakan mandibula, prosesus kondilus

menonjol simetris.

5 Gerakan

Mandibula:

a. Saat

menunduk

Mandibular lebih maju ke depan dari pada saat

posisi normal dan condyle juga lebih maju ke

depan.

b. Saat

menengadah

Mandibula tertarik sehingga lebih mundur ke

belakang dari pada saat posisi normal dan

condyle juga lebih mundur ke belakang.

c. Saat tidur

terlentang

Mandibula lebih mundur ke belakang tetapi tidak semundur saat menengadah sehingga condyle juga hanya bergeser mundur sedikit ke belakang.

13

Page 14: Laporan Oklusi Stomatognati 1

d. Saat tidur

miring ke

samping

Mandibula dan condyle sedikit lebih menonjol

ke arah lateral sesuai dengan arah miring dan

posisi tidur.

e. Saat duduk

istirahat

Mandibula berada pada posisi normal dan

condyle dalam keadaan simetris.

14

Page 15: Laporan Oklusi Stomatognati 1

BAB III

PEMBAHASAN

3. 1 Pemeriksaan Oklusi Sentrik

Pada percobaan ini orang coba dalam posisi duduk dengan bidang oklusal

sejajar dengan lantai. Selanjutnya instruksikan untuk membuka kemudian

menutup mulut sampai gigi geligi kedua rahang bersentuhan. Selanjutnya

meletakkan articulating paper pada permukaan oklusal gigi posterior,

instryksikan orang coba menutup mulut sampai gigi geligi kedua rahang

menyentuh, lakukan 3-5 kali.

Berdasarkan hasil pemeriksaan yang dilakukan pada orang coba yang

berjenis kelamin perempuan didapatkan data oklusi sentrik menyebabkan

terjadinya hubungan oklusi yang seimbang pada regio kiri, yaitu gigi 27 kontak

dengan gigi 37, gigi 26 kontak dengan gigi 36 dan 37, gigi 25 kontak dengan 35,

dan gigi 24 kontak dengan 34. Hubungan oklusi juga seimbang pada region

kanan, yaitu gigi 14 dengan gigi 44, gigi 15 dengan gigi 45, gigi 16 dengan gigi

46, dan gigi 17 dengan gigi 47.

3. 2 Pemeriksaan Relasi Sentrik

Relasi sentrik merupakan hubungan mandibula terhadap maksila, yang

menunjukkan posisi mandibula terletak 1-2 mm lebih ke belakang dari oklusi

sentris atau kondili terletak paling distal dari fossa glenoid, tetapi masih

dimungkinkan adanya gerakan dalam arah lateral. Pada keadaan kontak ini gigi

geligi dalam keadaan intercsupal contact position ( ICP ) atau dapat dikatakan

bahwa ICP berada pada posisi RCP.

Berdasarkan hasil pemeriksaan hubungan mandibula terhadap maksila

( pemeriksaan relasi sentrik ) pada orang coba perempuan ditemukan jarak gigi

( overjet ) saat oklusi sentris adalah sebesar 3 mm pada gigi insisiv.

15

Page 16: Laporan Oklusi Stomatognati 1

Selain itu, juga ditemukan data jarak pergeseran dari posisi ICP (

Intercuspal Contact Position) ke RCP ( Retuded Contact Position ) adalah sebesar

2 mm.

3.3 Pemeriksaan Physiological Rest Position

Orang coba melakukan posisi istirahat dan mandibula dalam keadaan

rileks dan posisi tegak lurus, dalam posisi non oklusal mandibula yaitu posisi

physiological rest position, selanjutnya perhatikan otot-otot harus dalam keadaan

istirahat. Usahakan untuk membuka kedua bibir orang coba tanpa menimbulkan

gerakan pada rahangnya. Kemudian mulai mengukur jarak oklusal sebagai free

way space. Selisih antara dimensi vertical saat gigi geligi beroklusi dan saat

mandibula istirahat disebut freeway space. Gunanya adalah untuk menentukan

jarak vertical antara permukaan gigi geligi yang beroklusi pada galangan gigit

oklusal atau puncak sisa prosesus alveolaris (residual ridge). Dimensi vertical

oklusi adalah jarak vertical antara 2 titik pada maksila dan mandibula yang telah

ditentukan saat otot- otot rahang dalam keadaan kontraksi dan gigi geligi

beroklusi.

Syarat- syarat Physiological Rest Position :

1) Adanya free way space / ruang bebas, ini tergantung pada umur; pada

kanak- kanak lebih besar dan pada orang yang lebih lanjut usianya lebih

kecil ( tidak statis ).

a. Free Way Space pada anak-anak umumnya adalah sebesar 2-6 mm.

b. Free Way Space pada orang dewasa pada umumnya besar free way

space adalah sebesar 3 mm pada posisi kepala tegak.

2) Bibir atas dan bawah berkontak dalam keadaan nonaktif ( tidak kaku ), dan

3) Posisi istirahat dari ujung lidah pada permukaan palatal dari gigi insisivus

pertama atas.

16

Page 17: Laporan Oklusi Stomatognati 1

Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan pada orang coba berjenis

perempuan ditemukan free way space sepanjang 2 mm, ini menunjukkan bahwa

free way space orang coba normal

3. 4 Pemeriksaan Oklusi Statik

Pada oklusi statik, hubungan cusp fungsional gigi geligi posterior

(premolar) berada pada posisi cusp to marginal ridge dan cusp fungsional gigi

molar pada posisi cusp to fossa. Sedang pada hubungan gigi anterior dapat

ditentukan jarak gigit (overjet) dan tinggi gigit (overbite) dalam satuan milimeter

(mm). Jarak gigit (overjet) adalah jarak horizontal antara incisal edge gigi

incisivus RA terhadap bidang labial gigi insisivus pertama RB. Dan tinggi gigit

(overbite) adalah jarak vertikal antara incisal edge RB sampai incisal edge RA.

Pada percobaan ini dilakukan pengukuran overjet dan overbite. Overjet

atau jarak gigit adalah jarak horizontal antara incisal gigi incisivus RA terhadap

bidang labial gigi incisivus pertama RB. Sedangkan Overbite atau tinggi gigit

adalah jarak vertical antara incisal edge RB sampai incisal edge RA. Overbite dan

overjet normal yaitu sekitar 2 – 4 mm. Berdasarkan percobaan didapatkan overjet

pada orang coba berjenis kelamin perempuan dikatakan normal karena berjarak 3

mm. Sedangkan untuk overbite orang coba yang sama, berjarak 4 mm. Hal ini

dikarenakan perawatan orthodontic. Berdasarkan pemeriksaan yang dilakukan

17

Page 18: Laporan Oklusi Stomatognati 1

pada orang itu lengkung rahang antar RA dan RB juga dapat mempengaruhi

keaadan oklusi static pada orang coba.

3.5 Pemeriksaan Oklusi Dinamik

Oklusi dinamik merupakan hubungan antara gigi geligi RA dan RB pada

saat seseorang melakukan gerakan mandibula ke arah lateral (samping) ataupun

kedepan (antero-posterior). Pada oklusi statik, hubungan cusp fungsional gigi

geligi posterior (premolar) berada pada posisi cusp to marginal ridge dan cusp

fungsional gigi molar pada posisi cusp to fossa. Sedang pada hubungan gigi

anterior dapat ditentukan jarak gigit (overjet) dan tinggi gigit (overbite) dalam

satuan milimeter (mm). Jarak gigit (overjet) adalah jarak horizontal antara incisal

edge gigi incisivus RA terhadap bidang labial gigi insisivus pertama RB. Dan

tinggi gigit (overbite) adalah jarak vertikal antara incisal edge RB sampai incisal

edge RA.

Oklusi dinamik timbul akibat gerakan mandibula ke lateral, kedepan

(anterior) dan kebelakang (posterior). Oklusi yang terjadi karena pergerakan

mandibula ini sering disebut artikulasi. Pada gerakan ke lateral akan ditemukan

sisi kerja (working side) yang ditunjukan dengan adanya kontak antara cusp bukal

RA dan cusp molar RB; dan sisi keseimbangan (balancing side). Working side

dalam oklusi dinamik digunakan sebagai panduan oklusi (oklusal guidance),

bukan pada balancing side.

Kontak gigi geligi karena gerakan mandibula dapat diklasifikasikan

sebagai berikut :

18

Page 19: Laporan Oklusi Stomatognati 1

1) Intercupal Contact Position (ICP), adalah kontak maksimal antara gigi

geligi dengan antagonisnya.

2) Retruded Contract Position (RCP), adalah kontak maksimal gigi geligi

pada saat mandibula bergerak lebih ke posterior dari ICP, namun RB

masih mampu bergerak secara terbatas ke lateral.

3) Protrusif Contact Position (PCP) adalah kontak gigi geligi anterior pada

saat RB digerakkan ke anterior.

4) Working Side Contact Position (WSCP) adalah kontak gigi geligi pada

saat RB digerakan ke lateral

Selain klasifikasi diatas, secara umum pola oklusi akibat gerakan RB dapat

diklasifikasikan sebagai berikut :

1. Bilateral balanced occlusion, bila gigi geligi posterior pada kerja dan sisi

keseimbangn, keduanya dalam keadaan kontak;

2. Unilateral balanced occlusion. Bila gigi geligi posterior pada sisi kerja kontak

dan sisi keseimbangan tidak kontak;

3. Mutually protected occlusion. Dijumpai kontak ringan pada gigi geligi anterior,

sedang pada gigi posterior tidak kontak;

4. Tidak dapat ditetapkan, bila tidak dapat dikelompokkan dalam klasifikasi diatas

Berdasarkan pengamatan yang kami amati, tipe oklusi dinamik orang coba

adalah Mutually Protected Occlusion yaitu dijumpai kontak ringan pada gigi

geligi anterior (Caninus), sedang pada gigi posterior tidak kontak.

3.6 Pemeriksaan Oklusal Ideal

Andrew ( 1972 ) menyebutkan enam kunci oklusi normal, yang berasal

dari hasil penelitian yang dilakukannya terhadap 120 subyek yang oklusi idealnya

mempunyai enam ciri yaitu :

1. Hubungan yang tepat dari gigi- gigi molar pertama tetap pada bidang

sagital

19

Page 20: Laporan Oklusi Stomatognati 1

2. Angulasi mahkota gigi- gigi insisivus yang tepat pada bidang transversal

3. Inklinasi mahkota gigi- gigi insisivus yang tepat pada bidang sagital

4. Tidak adanya rotasi gigi- gigi individual

5. Kontak yang akurat dari gigi-gigi individual dalam masing-masing

lengkung gigi, tanpa celah maupun berjejal- jejal.

6. Bidang oklusal yang datar atau sedikit melengkung.

Berdasarkan hasil pemeriksaan oklusi ideal karena ketika melakukan

oklusi sentries, hubungan rahang atas dan rahang bawah seimbang dan tidak

terjadi hambatan oklusi sentrik dan relasi sentrik pada orang coba.

Pemeriksaan ini dilakukan pada orang coba pada saat gerakan oklusi

Interkuspal Contact Position ( ICP ) ditemukan adanya gigi geligi yang

mengalami kontak prematur yaitu pada gigi insisiv pertama RA dan RB pada

kanan dan kiri. Pada gerakan oklusi Retruded Contact Position ( RCP ) ditemukan

adanya gigi geligi yang mengalami kontak prematur yaitu pada gigi premolar

pertama RA dan RB kanan dan kiri, gigi premolar kedua RA dan RB kanan, gigi

molar pertama RA dan RB pada kanan dan kiri, dan molar kedua RA dan RB

kanan dan kiri. Pada Protrusif Contact Position ( PCP ) ditemukan adanya gigi

geligi yang mengalami kontak prematur yaitu pada gigi insisiv pertama RA dan

RB kanan dan kiri.

3.7 Pemeriksaan Gerakan Mandibula

Pada saat orang coba melakukan gerakan mandibula membuka dan

menutup, tonjolan prosesus kondilus menonjol simetris. Prosesus kondilus

meluncur ke depan bawah saat mandibular membuka, lalu saat mandibular

menutup condyle kembali ke posisi awal.

Pada saat orang coba melakukan gerakan mandibula ke arah anterior dan

ke arah posterior, ketika operator menyentuh prosesus kondilus 1 cm di depan

meatus acusticus externus, prosesus kondilus terasa lebih menonjol pada bagian

20

Page 21: Laporan Oklusi Stomatognati 1

sebelah kiri. Namun faktanya, prosesus kondilus bergerak ke depan saat

mandibular bergerak ke anterior dan bergerak ke belakang menuju posisi semula

saat mandibular bergerak ke posterior.

Pada saat orang coba menggerakkan mandibula ke arah kiri, maka bagian

yang menonjol adalah prosesus kondilus sebelah kiri. Begitu pula ketika orang

coba menggerakkan mandibula ke arah kanan, maka bagian yang menonjol adlaah

prosesus kondilus sebelah kanan. Dengan kata lain, prosesus kondilus menonjol

ke arah lateral yang dituju.

Pada saat orang coba mengkoordinasikan mandibula dengan cara

membuka mulut dan dilanjutkan dengan menutup mulut sampai gigi geligi kedua

rahang menyentuh, gerasakan kedua prosesus kondilus dirasakan menonjol

dengan simtetris.

Pengaruh posisi tubuh orang coba terhadap gerakan mandibula tersebut

memberikan hasil pemeriksaan bahwa perubahan gerakan mandibula orang

tersebut adalah normal dan simetris. Pada saat orang coba menunduk, mandibular

lebih maju ke depan dari pada saat posisi normal dan condyle juga lebih maju ke

depan. Pada saat orang coba menengadah, mandibula tertarik sehingga lebih

mundur ke belakang dari pada saat posisi normal dan condyle juga lebih mundur

ke belakang. Pada saat orang coba tidur telentang, mandibula lebih mundur ke

belakang tetapi tidak semundur saat menengadah sehingga condyle juga hanya

bergeser mundur sedikit ke belakang. Pada saat orang coba tidur miring ke

samping, posisi mandibula dan condyle sedikit lebih menonjol ke arah lateral

sesuai dengan arah miring dan posisi tidur Dan ketika orang coba duduk istirahat,

mandibula berada pada posisi normal dan condyle dalam keadaan simetris.

21

Page 22: Laporan Oklusi Stomatognati 1

BAB IV

KESIMPULAN

Dari percobaan yang telah kita lakukan, dapat disimpulkan bahwa :

1. Oklusi adalah kontak antara gigi-gigi yang berantagonis dan mengacu

pada peristiwa (momen) dan tempat terjadinya kontak bukan pada gigi-

giginya sendiri.

2. Oklusi yang baik atau normal harus dilihat dari segi keserasian antara

komponen-komponen yang berperan dalam proses terjadinya kontak antar

geligi tadi. Komponen-komponen ini antara lain ialah geligi dan jaringan

ini antara lain ialah geligi dan jaringan penyangganya, otot-otot mastikasi

dan sistem neuromuskularnya, serta sendi temporo mandibula.

3. Oklusi normal dikelompokan dalam dua jenis yaitu oklusi statik dan

dinamik.

4. Oklusi dikatakan normal jika:

Ketika gigi berada dalam kontak oklusal, terdapat maksimal

interdigitasi dan minimal overbite dan overjet

Cusp mesio-bukal molar 1 maksila berada di groove mesio-bukal

molar 1 mandibula dan cusp disto-bukal molar 1 maksila berada di

embrasure antara molar 1 dan 2 mandibula dan seluruh jaringan

periodontal secara harmonis dengan kepala dan wajah.

5. Faktor-faktor yang mempengaruhi oklusi gigi manusia antara lain:

Variasi genetik

Perkembangan gigi-geligi secara acak

Adanya gigi-gigi supernumerary

Otot-otot dan jaringan sekitar rongga mulut

   Trauma

22

Page 23: Laporan Oklusi Stomatognati 1

DAFTAR PUSTAKA

.

Foster, T. D. 1997. Buku Ajar Ortodonsi, edisi ke 3. Jakarta: EGC.

Gros, Martin D; Mahtews, J.D. 1991. Oklusi Dalam Kedokteran Gigi

Restoratif. Surabaya: Airlangga University Press.

Gunadi, Haryanto A; dkk. 1994. Buku Ajar Ilmu Geligi Tiruan Sebagian Lepasan

Jilid 2. Jakarta : Hipokrates.

Hamzah, Zahreni. Indriana, Tecky. Nugroho, Raditya. Rahardyan, R. Suhartini.

2015. Modul Fisiologi Oklusi Gigi dan Sendi Temporo Mandibula Edisi II.

Jember: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Jember.

Scheid, C. Rickne. Weiss, Gabriella. 2013. Anatomi Gigi Edisi 8. Jakarta: EGC.

Thomson, Hamish. 2007. Oklusi Edisi 2. Jakarta: EGC.

23