makalah perkembangan kognitif.doc

28
MAKALAH PERKEMBANGAN KOGNITIF ANAK USIA DINI DISUSUN UNTUK MEMENUHI TUGAS PENGEMBANGAN KEMAMPUAN DASAR ANAK USIA DINI Oleh: Nama : Afif Nurokhma NIM : 0103514107 Prodi : Pendidikan Dasar Konsentrasi PAUD S2 (Kelas Khusus)

Transcript of makalah perkembangan kognitif.doc

Page 1: makalah perkembangan kognitif.doc

MAKALAH

PERKEMBANGAN KOGNITIFANAK USIA DINI

DISUSUN UNTUK MEMENUHI TUGAS PENGEMBANGAN KEMAMPUAN DASAR ANAK USIA DINI

Oleh:

Nama : Afif Nurokhma NIM : 0103514107 Prodi : Pendidikan Dasar Konsentrasi

PAUD S2 (Kelas Khusus)

PROGRAM PASCA SARJANAUNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

(UNNES)

Page 2: makalah perkembangan kognitif.doc

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Manusia merupakan salah satu makhluk yang selalu bertumbuh dan

berkembang. Anak usia dini adalah bagian dari manusia yang juga selalu

bertumbuh dan berkembang bahkan lebih pesat dan fundamental pada awal-

awal tahun kehidupannya. Kualitas perkembangan anak di masa depanya,

sangat ditentukan oleh stimulasi yang diperolehnya sejak dini.

Pemberian stimulasi pendidikan untuk anak usia dini adalah hal

sangat penting mengingat 80% pertumbuhan otak berkembang pada anak

sejak usia dini. Elastisitas perkembangan otak anak usia dini lebih besar pada

usia lahir hingga sebelum 8 tahun kehidupannya, 20% siasanya ditentukan

selama sisa kehidupannya setelah masa kanak-kanak. Dan tentu saja bentuk

stimulasi yang diberikan harusnya dengan cara yang tepat sesuai dengan

tingkat perkembangan anak usia dini.

Perkembangan Anak Usia Dini meliputi beberapa aspek diantaranya

aspek pertumbuhan fisik dan perkembangan motorik, aspek perkembangan

kognitif, aspek perkembangan sosio emosional, aspek perkembangan bahasa,

serta aspek perkembangan moral agama. Pengembangan seluruh aspek-aspek

tersebut secara menyeluruh dan berkesinambungan menjadi suatu hal yang

sangat berarti. Dalam memberikan stimulasi untuk mengembangkan aspek-

aspek tersebut, tentunlah pemahaman akan konsep dasar berkaitan dengan hal

tersebut sangat diperlukan. Untuk itulah makalah ini mengupas berbagai hal

berkaitan dengan konsep dan teori serta strategi yang dapat digunakan untuk

mengembangan kemampuan dasar anak usia dini terutama pada

perkembangan kemampuan kognitif.\

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka pertanyaan-pertanyaan

penting yang dirumuskan dalam makalah ini antara lain:

1. Apakah definisi perkembangan kognitif anak usia dini?

1

Page 3: makalah perkembangan kognitif.doc

2. Apakah urgensi pengembangan kemampuan kognitif anak usia dini?

3. Apa saja faktor yang mempengaruhi perkembangan kognitif anak usia

dini?

4. Bagaimana proses-proses kognitif pada anak usia dini?

5. Bagaimanakah tahap perkembangan kognitif anak usia dini?

6. Bagaimana klasifikasi perkembangan anak usia dini?

7. Apa strategi Pengembangan Kemampuan Kognitif untuk Anak Usia Dini?

C. Tujuan

Berdasarkan latar belakang di atas, maka pertanyaan-pertanyaan

penting yang dirumuskan dalam makalah ini antara lain:

1. Menjelaskan definisi perkembangan kognitif anak usia dini

2. Menyebutkan pentingnya pengembangan kemampuan kognitif anak usia

dini

3. Menyebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan kognitif

anak usia dini

4. Menjelaskan proses-proses kognitif pada anak usia dini

5. Menjelaskan tahap perkembangan kognitif anak usia dini

6. Menjelaskan klasifikasi perkembangan anak usia dini

7. Menyebutkan strategi Pengembangan Kemampuan Kognitif untuk Anak

Usia Dini

2

Page 4: makalah perkembangan kognitif.doc

BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi Perkembangan Kognitif Anak Usia Dini

Menurut Werner yang dikutip oleh Monks, dkk , pengertian

perkembangan menunjuk pada suatu proses ke arah yang lebih sempurna dan

tidak begitu saja dapat diulang kembali. Perkembangan menunjuk pada

perubahan yang bersifat tetap dan tidak dapat diputar kembali. Dalam

pertumbuhan, ahli psikologi tidak membedakan antara perkembangan dan

pertumbuhan, bahkan ada yang lebih memgutamakan pertumbuhan.

Sebenarnya, istilah pertumbuhan dimaksudkan untuk menujukkan bertambah

besarnya ukuran badan dan fungsi fisik murni. Menurut banyak ahli psikologi,

istilah perkembangan lebih dapat mencerminkan sifat yang khas mengenai

gejala psikologis yang muncul.

Perkembangan adalah kontekstual. Individu secara tegrus menerus

merespons dan bertindak berdasarkan konteks, yang meliputi make up

biologis, lingkungan lingkungan fisik, serta konteks sosial, kesejarahan, dan

kebudayaan seseorang. Dalam pandangan kobtekstual, individu dilihat sebagai

makhluk yang sedang berubah di dalam dunia yang sedang berubah.

Menurut Myrnawati , kognitif adalah proses yang terjadi secara internal

didalam otak pada waktu manusia sedang berpikir atau proses pengolahan

informasi.

Istilah cognitive berasal dari kata cognition yang padanannya

knowing, berarti mengetahui. Dalam arti yang luas, cognition (kognisi) ialah

perolehan, penataan,dan penggunaan pengetahuan . Kognitif adalah proses

yang terjadi secara internal di dalam pusat susunan syaraf pada waktu manusia

sedang berpikir. Kemampuan kognitif ini berkembang secara bertahap, sejalan

dengan perkembangan fisik dan syaraf-syaraf yang berada di pusat susunan

syaraf. Kognitif adalah suatu proses berpikir, yaitu kemampuan individu untuk

menghubungkan, menilai, dan mempertimbangkan suatu kejadian atau

peristiwa. Proses kognitif berhubungan dengan tingkat kecerdasan

3

Page 5: makalah perkembangan kognitif.doc

(intelegensi) yang menandai seseorang dengan berbagai minat terutama sekali

ditujukan kepada ide-ide dan belajar .

Perkembangan Kognitif adalah perkembangan dari pikiran. Pikiran

adalah bagian dari berpikir dari otak, bagian yang digunakan yaitu untuk

pemahaman, penalaran, pengetahuan, dan pengertian. Pikiran anak mulai aktif

sejak lahir, dari hari ke hari sepanjang pertumbuhannya. Perkembangan

pikirannya, seperti: (1) belajar tentang orang, (2) belajar tentang sesuatu, (3)

belajar tentang kemampun-kemampuan baru, (4) memperoleh banyak ingatan,

dan (5) menambah banyak pengalaman. Sepanjang perkembangannya pikran

anak, maka anak akan menjadi lebih cerdas.

Sedangkan anak usia dini disarikan menurut Undang-undang Nomor

20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional disebutkan bahwa mereka

adalah anak yang berada pada rentang usia sejak lahir sampai dengan enam

tahun. Dan jika disesuaikan dengan pendapat internasional, maka anak usia

dini di Indonesia adalah mereka yang sejak lahir ( usia 0 tahun) hingga

memasuki jenjang SD awal.

Berdasarkan pengertian-pengertian di atas, maka dapat ditarik suatu

pengertian bahwa perkembangan kognitif anak usia dini adalah sesuatu yang

merujuk pada perubahan-perubahan pada proses berpikir sepanjang siklus

kehidupan anak sejak konsepsi hingga usia delapan tahun.

B. Urgensi Pengembangan Kemampuan Kognitif Anak Usia Dini

Menurut Sunaryo Kartadinata dakan jurnal pendidikan Pedagogia

Vol. 1 April 2003 yang telah dikutip oleh Ahmad Susanto menyebutkan

bahwa perkembangan otak, struktur otak anak tumbuh terus setelah lahir.

Sejumlah riset menunjukkan bahwa pengalaman usia dini, imajinasi yang

terjadi, bahasa yang didengar, buku yang ditunjukkan, akan turut membentuk

jaringan otak.

Dengan demikian, melalui pengembangan kognitif, fungsi pikir dapat

digunakan dengan cepat dan tepat untuk mengatasi suatu situasi untuk

memecahkan suatu masalah.

4

Page 6: makalah perkembangan kognitif.doc

C. Faktor yang Memengaruhi Perkembangan Kognitif

Banyak faktor yang dapat memengaruhi perkembangan kognitif,

namun sedikitnya faktor yang memengaruhi perkembangan kognitif dijelaskan

sebagai berikut (Susanto, 2011: 59-60):

1. Faktor hereditas/keturunan

Teori hereditas atau nativisme yang dipelopori oleh seorang ahli filsafat

Schopenhauer, berpendapat bahwa manusia lahir sudah membawa potensi-

potensi tertentu yang tidak dapat dipengaruhi oleh lingkungan. Dikatakan

pula bahwa taraf inteligensi sudah ditentukan sejak anak dilahirkan. Para

ahli psikologi Lehrin, Lindzey, dan Spuhier berpendapat bahwa taraf

inteligensi 75-80% merupakan warisan atau faktor keturunan.

2. Faktor lingkungan

Menurut John Locke, perkembangan manusia sangatlah ditentukan oleh

lingkungannya. Berdasarkan pendapat Locke, taraf inteligensi sangatlah

ditentukan oleh pengalaman dan pengetahuan yang diperolehnya dari

lingkungan hidupnya. Lebih lanjut, Ki Hajar Dewantoro melengkapi

pendapat ini dengan menyebutkan bahwa seseorang dibentuk oleh

perpaduan dari dasar dan ajar. Artinya bahwa seorang anak yang sudah

memiliki dasar potensi bawaaan akan menjadi siapa dan seperti apakah dia

juga dipengaruhi oleh faktor ekternal berupa ajar atau penagajaran yang

diperolehnya dari lingkungan.

3. Faktor kematangan

Tiap organ (fisik maupun psikis) dapat dikatakan matang jika telah

mencapai kesanggupan menjalankan fungsinya masing-masing.

Kematangan berhubungan erat dengan usia kronologis (usia kalender).

4. Faktor pembentukan

Pembentukan ialah segala keadaan di luar diri seseorang yang

memengaruhi perkembangan inteligensi. Pembentukan dapat dibedakan

menjadi pembentukan sengaja (sekolah formal) dan pembentukan tidak

sengaja (pengaruh alam sekitar). Sehingga manusia berbuat inteligen

5

Page 7: makalah perkembangan kognitif.doc

karena untuk mempertahankan hidup ataupun dalam bentuk poenyesuaian

diri.

5. Faktor minat dan bakat

Minat mengarahkan oerbuatan kepada suatu tujuan dan merupakan

dorongan utnuk berbuat lebih giat dan lebih baik lagi. Adapun bakat

diartikan sebagai kemampuan bawaan, sebagai potensi yang masih perlu

dikembangkan dan dilatih agar dapat terwujud. Bakat seseorang akan

memengaruhi tingkat kecerdasaannya. Artinya seseorang akan memiliki

bakat tertentu, maka akan semakin mudah dana cepat memperlajarinya.

6. Faktor kebebasan

Kebebasan yaitu keleluasaan manusia untuk berpikir divergen (menyebar)

yang berarti bahwa manusia memilih metode-metode tertentu dalam

menyelesaikan masalah-masalah, juga bebas dalam memiilih masalah

sesuai kebutuhannya.

D. Proses-proses Kognitif Anak Usia Dini

Piaget seperti yang dikutip oleh Santrock yakin bahwa seorang anak

melalui serangkaian tahap pemikiran dari masa bayi hingga masa dewasa.

Kemampuan bayi melalui tahap-tahap tersebut berasal dari tekanan biologis

untuk menyesuaikan diri (adapt) dengan lingkungan (melalui asimilasi dan

akomodasi) dan adanya pengorganisasian struktur berpikir. Tahap-tahap

pemikiran ini secara kualitatif berbeda dari setiap individu. Cara anak-anak

berpikir pada satu tahap tertentu sangat berbeda dari cara mereka berpikir pada

tahap lain.

Anggapan ini dijelaskan lebih terperinci oleh Piaget seperti yang

dikutip oleh F.J. Monks,dkk. bahwa setiap organisme hidup dilahirkan dengan

dua kecenderungan fundamental, yaitu kecenderungan untuk (a) adaptasi dan

kecenderungan untuk (b) berorganisasi.

1. Adaptasi dapat dilukiskan sebagai kecendurungan bawaan setiap

organisme untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan. Kecenderungan

adaptasi ini mempunyai dua komponen atau dua proses yang

komplementer, yaitu asimilasi dan akomodasi. Asimilasi yaitu

6

Page 8: makalah perkembangan kognitif.doc

kecenderungan organisme untuk mengubah lingkungan guna

menyesuaikan dengan dirinya. Sedangkan, akomodasi yaitu

kecenderungan organisme untuk merubah dirinya sendiri guna

menyesuaikan diri dengan kelilingnya.

2. Kecenderungan organisasi

Hal ini dapat dilukiskan sebagai kecenderungan bawaan setiap

organisme untuk mengintegrasi proses-proses sendiri menjadi sistem-

sistem yang koheren. Contoh pada bayi, yang pada mulanya mempunyai

dua struktur tingkah laku yang terpisah: ia dapat meraih dan ia dapat

mengamati sesuatu. Semula anak belum mampu untuk mengintegrasi

kedua struktur tingkah laku ini. Baru kemudian kedua struktur ini

dikoordinasi menjadi satu struktur dalam tingkatan yang lebih tinggi, yaitu

dalam apa yang disebut koordinasi mata, tangan atau koordinasi visio-

motorik.

Hubungan antara adaptasi dan organisasi juga bersifat

komplementer. Bila seorang anak melakukan organisasi aktivitasnya,

maka ia akan mengasimilasi kejadian baru pada struktur yang sudah ada

dan mengakomodasi struktur yang sudah ada pada situasi baru. Piaget

menamakan kedua proses tadi sebagai faktor biologis.

Ekuilibrium (keseimbangan) juga menduduki tempat yang penting dalam

teori Piaget. Prinsip ekuilibrium yang bersifat biologis ini menjaga agar

perkembangan tidak menjadi hal yang tak karuan, melainkan suatu proses

yang teratur. Proses asimilasi dan akomodasi yang komplementer

menyebabkan seseorang selalu berusaha mencapai keadaan yang seimbang

lagi.

Hal ini hanya dapat dilakukan dengan menggabungkan asimilasi

dan akomodasi ebagimana disebutkan di atas. Sebagai contoh, anak –anak

pada usia 5- 6 tahun telah terampil mengendarai sepeda roda tiga. Dalam

kemampuannya itu , anak telah mampu merangkai beberapa ide, sperti

kaki mengayuh pedal, tangan memegang setir, mata menatap ke depan,

dan seringkali keala anak tersebut menoleh ke kanan dan ke kiri untuk

7

Page 9: makalah perkembangan kognitif.doc

menjaga keselamatan. Inilah yang disebut dengan organisasi dalam bahasa

tendensi biologis.

E. Tahap Perkembangan Kognitif Anak Usia Dini

Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Pendidikannya juga telah

menetapkan kebijakan berkaitan dengan tahapan perkembangan anak yang

dapat digunakan sebagai acuan dalam mengembangkan kurikulum. Kurikulum

yang disusun untuk memberikan stimulasi pada Anak Usia Dini sesuai dengan

capaian perkembangannya. Berikut ini standar tingkat pencapaian

perkembangan kognitif pada Anak Usia Dini sesuai Peraturan Menteri nomor

58 tahun 2009 tentang standar Pendidikan Anak Usia Dini:

1. Perkembangan Usia 0 – 12 bulan

a. Mengenali apa yang diinginkan Membedakan apa yang diinginkan

(ASI atau DOT) Memperhatikan permainan yang diinginkan

Mengamati benda yang bergerak Mulai memahami perintah sederhana.

b. Menunjukkan reaksi atas rangsangan Berhenti menangis saat

keiingannya terpenuhi (setelah digendong atau diberi susu)

Mengulurkan kedua tangan untuk digendong

2. Perkembangan Usia 12 – 24 bulan

a. Mengenali Pengetahuan Umum:

1) Menyebut beberapa nama benda

2) Menanyakan nama benda yang belum dikenal

3) Mengenal beberapa warna primer (merah, kuning, biru)

4) Menyebut nama sendiri dan orang-orang yang dikenal 1.

Mempergunakan alat permainan dengan semaunya seperti

memukul-mukul balok

5) Mulai memahami gambar wajah orang

6) Mulai memahami prinsip milik orang lain (milik saya, milik kamu)

b. Mengenal konsep ukuran dan bilangan Membedakan ukuran benda

(besar-kecil) Membilang sampai lima

3. Perkembangan Usia 2 – 4 tahun

a. Mengenali Pengetahuan Umum

8

Page 10: makalah perkembangan kognitif.doc

1) Menyebut bagian-bagian suatu gambar seperti gambar wajah

orang, mobil, binatang, dsb.

2) Mengenal bagian-bagian tubuh (lima bagian)

3) Menemukan atau mengenali bagian yang hilang dari suatu pola

gambar seperti wajah orang, mobil, binatang, dsb.

4) Menyebutkan berbagai nama makanan dan rasanya (garam, gula,

dan cabai)

5) Memahami perbedaan antara dua hal dari jenis yang sama seperti

membedakan antara buah rambutan dan pisang, perbedaan antara

ayam dan kucing

4. Mengenal konsep ukuran, bentuk, dan pola

a. Mengenal konsep ukuran (besar-kecil, panjang-pendek)

b. Mengenal tiga macam bentuk

c. Mulai mengenal pola

d. Menempatkan benda dalam urutan ukuran (paling kecil-paling besar).

e. Mulai mengikuti pola tepuk tangan.

f. Mengenal konsep banyak dan sedikit.

5. Perkembangan Usia 4 – 6 tahun

Lingkup Perkembangan Kognitif Tingkat Pencapaian Perkembangan

4 – 5 tahun 5- 6 tahun:

a. Pengetahuan umum dan sains

1) Mengenal benda berdasarkan fungsi (pisau untuk memotong,

pensil untuk menulis)

2) Menggunakan benda-benda sebagai permainan simbolik (kursi

sebagai mobil)

3) Mengenal gejala sebab-akibat yang terkait dengan dirinya

4) Mengenal konsep sederhana dalam kehidupan sehari-hari (gerimis,

hujan, gelap, terang, temaram, dsb)

5) Mengkreasikan sesuatu sesuai dengan idenya sendiri

6) Mengklasifikasikan benda berdasarkan fungsi

9

Page 11: makalah perkembangan kognitif.doc

7) Menunjukkan aktivitas yang bersifat eksploratif dan menyelidik

(seperti: apa yang terjadi ketika air ditumpahkan)

8) Menyusun perencanaan kegiatan apa yang akan dilakukan

9) Mengenal sebab-akibat tentang lingkungannya(angin bertiup

menyebabkan daun bergerak, air dapat menyebabkan sesuatu

menjadi basah)

10) Menunjukkan inisiatif dalam memilih tema permainan (seperti: ayo

kita bermain pura-pura seperti burung)

11) Memecahkan masalh sederhana dalam kehidupan sehari-hari

b. Konsep bentuk, dan pola

1) Mengklasifikasikan bentuk atau warna atau ukuran

2) Mengklasifikasikan benda ke dalam kelompok yang sama atau

kelompok yang sejenis atau kelompok yang berpasangan dengan 2

variasi

3) Mengenal pola AB-AB dan ABC-ABC

4) Mengurutkan benda berdasarkan 5 seriasi ukuran atau warna

5) Mengenal perbedaan ukuran: “lebih dari”; “kurang dari”;

“paling/ter”

6) Mengklasifikasikan benda berdasarkan warna, bentuk, dan ukuran

(3 variasi)

7) Mengklasifikasikan benda yang lebih banyak kedalam kelompok

yang sama atau kelompok yang sejenis, atau kelompok

berpasangan yang lebih dari 2 variasi

8) Mengenal pola ABCD-ABCD

9) Mengurutkan benda berdasarkan ukuran dari paling kecil ke paling

besar atau sebaliknya

c. Konsep bilangan, lambang bilangan dan huruf

1) Mengetahui konsep banyak dan sedikit

2) Membilang banyak benda satu sampai sepuluh

3) Mengenal konsep bilangan

4) Mengenal lambang bilangan

10

Page 12: makalah perkembangan kognitif.doc

5) Mengenal lambang huruf 1. Menyebutkan lambing bilangan 1-10

6) Mencocokkan bilangan dengan lambing bilangan

7) Mengenal berbagai macam lambing huruf vocal dan konsonan

F. Klasifikasi Pengembangan Kognitif Anak Usia Dini

Dengan pengetahuan pengembangna kognitif akan lebih mudah bagi

orang dewasa lainnya dalam menstimulasi kemampuan kognitif anak,

sehingga akan tercapau optimalisasi potensial pada masing-masing anak.

Adapun tujuan pengembangan kognitif diarahkan pada pengembangan

kemampuan auditory, visual, taktik, kinestetik, aritmetika, geometri, dan sains

permulaan. Uraian masing-masing bidang pengembangan ini sebagai berikut:

1. Pengembangan auditory

Kemampuan ini berhubungan dengan bunyi atau indra pendengaran anak,

seperti : (a) mendengarkan atau menirukan bunyi yang didengar sehari-

hari, (b) mendengarkan nyanyian atau syair dengan baik, (c) mengikuti

perintah lisan sederhana, (d) mendengarkan cerita dengan baik, (e)

mengungkapkan kembali cerita sederhana, (f) menebak lagu atau apresiasi

musik, (g) mengikuti ritmis dengan bertepuk, (h) menyebutkan nama-

nama hari dan bulan, (i) mengetahui asal suara, (j) mengetahui nama benda

yang dibunyikan.

2. Pengembangan visual

Kemampuan ini berhubungan dengan penglihatan, pengamatan, perhatian,

tanggapan, dan persepsi anak terhadap lingkungan sekitarnya. Adapun

kemampuan yang dikembangkan, yaitu: (a) mengenali benda-benda

sehari-hari, (b) membandingkan benda-benda dari yang sederhana menuju

ke yang lebih kompleks, (c) mengetahui benda dalam ukuran, bentuk, atau

dari warnanya, (d) mengetahui adanya benda yang hilang apabila

ditunjukkan sebuah yang belum sempurna atau janggal, (e) menjawab

pertanyaan tentang sebuah gambar dari seri lainnya, (f) menyusun

potongan teka-teki mulai dari yang sederhana sampai pada yang lebih

rumit, (g) mengenali namanya sendiri bila tertulis, (h) mengenali huruf dan

angka.

11

Page 13: makalah perkembangan kognitif.doc

3. Pengembangan taktik

Kemampuan ini berhubungn dengan pengembangan tekstur (indera

peraba). Adapun kemampuan yang akan dikembangkan yaitu: (a)

mengembangkan indera sentuhan, (b) mengembangkan kesadaran akan

berbagai tekstur, (c) mengembangkan kosakata untuk mengembangkan

berbagai tekstur seperti tebal, tipis, halus-kasar, panas-dingin, dan tekstur

kontras lainnya, (d) mengembangkan kosakata untuk menggambarkan

berbagai tekstur, (e) bermain di bak pasir, (f) bermain air, (g) dengan

plastisin, (h) menebak dengan meraba tubuh teman, meraba dengan kertas

amplas, (i) meremas kertas koran, (j) meraup biji-bijian.

4. Pengembangan kinestetik

Kemampuan yang berhubungan dengan kelancaran gerak

tangan/keterampilan tangan atau motorik halus yang memengaruhi

perkembangan kognitif. Kemampuan yang berhubungan dengan

keterampilan tangan dapat dikembangkan dengan permainan-permainan,

yaitu: (a) finger painting dengan tepung kanji, (b) menjiplak huruf-huruf

geometri, (c) melukis dengan cat air, (d) mewarnai dengan sederhana, (e)

menjahit dengan sederhana, (f) merobek kertas koran, (g) menciptakan

bentuk-bentuk dengan balok, (h) mewarnai gambar, (i) membuat gambar

sendiri dengan berbagai media, (j) menjiplak bentuk lingkaran, bujur

sangkar, segitiga, atau empat persegi panjang, (k) memegang dan

menguasai sebatang pensil, (l) menyusun atau menggabungkan potongan

gambar atau teka-teki dalam bentuk sederhana, (m) mampu menggunakan

gunting dengan baik, (n) mampu menulis.

5. Pengembangan aritmetika

Kemampuan yang diarahkan untuk penguasaan berhitung atau konsep

berhitung permulaan. Adapun kemampuan yang akan dikembangkan,

yaitu: (a) mengenali atau membilang angka, (b) menyebut urutan bilangan,

(c) menghitung benda, (d) mengenali himpunan dengan nilai bilangan

berbeda, (e) memberi nilai bilangan pada suatu bilangan himpunan benda,

(f) mengerjakan atau menyelesaikan operasi penjumlahan, pengurangan,

12

Page 14: makalah perkembangan kognitif.doc

perkalian, dan pembagian dengan menggunakan konsep dari konkret ke

abstrak, (g) menghubungkan konsep bilangan dengan lambang bilangan,

(h) menggunakan konsep waktu misalnya hari ini, (i) menyatakan waktu

dengan jam, (j) mengurutkan lima hingga sepuluh benda berdasarkan

urutan tinggi besar, (k) mengenai penambahan dan pengurangan.

6. Pengembangan geometri

Kemampuan ini berhubungan dengan pengembangan konsep bentuk dan

ukuran. Adapun kemampuan yang akan dikembangkan, yaitu: (a) memilih

benda menurut warna, bentuk, dan ukurannya, (b) mencocokkan benda

menurut warna, bentuk, dan ukurannya, (c) membandingkan benda

menurut ukurannya (besar, kecil, panjang, lebar, tinggi, dan rendah), (d)

mengukur benda secara sederhana, (e) mengerti dan menggunakan bahasa

ukuran, seperti besar-kecil, tinggi-rendah, dan panjang-pendek, (f)

menciptakan bentuk dari kepingan geometri, (g) menyebut benda-benda

yang ada di kelas sesuai dengan bentuk geometri, (h) mencontoh bentuk-

bentuk geometri, (i) menyebut, menunjukkan, dan mengelompokkan segi

empat, (j) menyusun menara dari delapan kubus, (k) mengenal ukuran

panjang, berat, dan isi, (l) meniru pola dengan empat kubus.

7. Pengembangan sains permulaan

Kemampuan ini berhubungan dengan berbagai percobaan atau demonstrasi

sebagai suatu pendekatan secara saintifik atau logis, tetapi tetap dengan

mempertimbangkan tahapan berpikir anak. Adapun kemampuan yang akan

dikembangkan, yaitu: (a) mengeksplorasi berbagai benda yang ada di

sekitarnya, (b) mengadakann berbagai percobaan sederhana, (c)

mengomunikasikan apa yang telah diaamti dan diteliti. Contoh kegiatan

yang dapat dikembangkan melalui permainan, sebagai berikut: proses

merebus atau membakar jagung, membuat jus, warna dicampur, mengenal

asal mula sesuatu, balon ditiup lalu dilepas, benda kecil dilihat dengan

kaca pembesar, besi berani didekatkan dengan macam-macam benda, biji

ditanam, benda-benda dimasukkan ke dalam air, mengenal sebab akibat

mengapa sakit gigi, dan mengapa lapar.

13

Page 15: makalah perkembangan kognitif.doc

G. Strategi Pengembangan Kemampuan Kognitif untuk Anak Usia Dini

Hal yang terpenting adalah cara menigkatkan perkembangan kognitif

anak usia dini. Secara sederhana, Suryadi menyebutkan perkembangan

kognitif terdiri atas dua bidang: yakni logika-matematika dan sains. Oleh

karena itu, cara meningkatkan perkembangan kognitif pada anak usia dini juga

berkutat seputar dua bidang pelajaran tersebut, yakni logika-matematika dan

sains.

Beberapa langkah berikut ini bisa dilakukan untuk meningkatkan

perkembangan anak usia dini.

1. Meningkatkan kemampuan berpikir logis

Berfikir logis sangat dibutuhkan anak-anak, karena kemampuan

ini dapat mendidik kedisiplinan yang sangat kuat. Logika berperan besar

dalam menjadikan anak-anak semakin dewasa dengan keputusan-

keputusan matangnya.

2. Menemukan hubungan sebab akibat

Dalam pengertian yang lebih luas, menemukan hukum sebab

akibat dapat ditempuh dengan membuat hubungan anatara dua variabel

atau lebih. Dari dua hubungan tersebut, dapat diketahui, bahwa akibat dari

suatu peristiwa ada sebabnya. Misalnya, penyebab kematian adalah sakit,

penyebab rumah terbakar adalah hubungan arus pendek, penyebab mesin

mogok adalah kerusakan dan lain sebagainya.

3. Meningkatkan pengertian pada bilangan

Pernahkan anda menemukan orang yang sangat cepat dalam

menghitung. Bukan menghitung dengan kalkulator atau komputer,

melainkan berhitung secara awangan atau mencongak.jika pernah, maka

ketahuilah bahwa orang tersebut mempunyai kepekaan terhadap bilangan

sangat tinggi. Dengan bekal kepekaan terhadap angka dan bilangan inilah

anak menjadi lebih mengerti dan cepat dalam memahami hubungan sebab-

akibat. Secara sederhana, berbagai elemen yang dapat meningkatkan

perkembangan kognitifanak usia dini dapat dibagi ke dalam dua konsep,

yakni logika matematka dan sains.

14

Page 16: makalah perkembangan kognitif.doc

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Perkembangan Kognitif Anak Usia Dini adalah sesuatu yang merujuk pada

perubahan-perubahan pada proses berpikir sepanjang siklus kehidupan

anak sejak konsepsi hingga usia 8 tahun.

2. Urgensi perkembangan kemampuan kognitif anak usia dini yaitu dimana

melalui pengembangan kognitif fungsi berpikir dapat digunakan dengan

cepat dan tepat untuk mengatasi suatu situasi dan untuk memecahkan

suatu masalah

3. Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan kognitif yaitu: (1)

Hereditas/ Keturunan, (2) Lingkungan, (3) Kemantangan, (4)

Pembentukan, (5) Minat dan Bakat, dan (6) kebebasan

4. Proses Kogntif pada Anak Usia Dini yaitu:

Adaptasi, disini adabtasi mempunyai 2 proses komplementer yaitu

asimilasi dan akomodasi. Proses yang berikut yaitu kecenderungan

organisasi.

5. Tahap perkembangan kognitif AUD berarti tahap perkembangan kognitif

anak dari sejak lahir sampai pada usia ± 8 tahun. Piaget membaginya

dalam tahap sensori motorik untuk usia ± 0-24 bln dan tahap pra

operasioanal ± 18 – ± 7 tahun.

6. Klasifikasi Pengembangan Kognitif Anak Usia Dini yaitu: (1)

Pengembangan Auditory, (2) pengembangan visual, (3) Pengembangan

taktik, (4) Pengembangan kinestetik, (5) Pengemabangan Arimatika, (6)

Pengembangan Geometri, (7) Pengemabangan Sains Permulaan.

7. Strategi pengembagan kemampuan kognitif anak usia dini yaitu untuk: (1)

meningkatkan kemampuan berpikir logis, (2) menemukan hubungan sebab

akibat, (3) Meningkatkan pengertian pada bilangan.

15

Page 17: makalah perkembangan kognitif.doc

B. Saran

Sebagai pendidik dan calon pendidik anak usia dini, bahkan bagi

orang tua dan calon orangtua sebaiknya memahami perkembangan kognitif

anak usia dini dan bisa mengembangkannya sejak dari masa konsepsi agar

dapat memberikan stimulasi yang tepat pada anak sesuai dengan hakikat anak

 usia dini dan tahap perkembangannya.

16

Page 18: makalah perkembangan kognitif.doc

DAFTAR PUSTAKA

Aisyah, Siti. 2012. Perkembangan dan Konsep Dasar Pengembangan Anak Usia Dini. Tangerang Selatan: Universitas Terbuka.

Gredler, Margaret E. 2011. Learning and Instruction: Teori dan aplikasi. Jakarta: Kencana Perdana Media Group.

Jahja, Yudrik. 2011. Psikologi Perkembangan. Jakarta: Kencana.

Monks F.J., Knoers A.M.P., & Hadintono Siti R.. 2006. Psikologi Perkembangan: Pengantar dalam Berbagai Bagiannya. Yogyakarta: Gajah Mada University Press

Myrnawati, C.H. 2012. Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini Volume 6 No. 2. Jakarta: Program Studi Pendidikan Anak Usia Dini Program Program Pascasarjana Universitas Negeri Jakarta.

Santrock, John W.. 2002. Life Span Development-Perkembangan Masa Hidup. Jakarta: Erlangga

Santrock, John W. 2009. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Salemba Humanika

Susanto, Ahmad. 2011. Perkembangan Anak Usia Dini. Jakarta: Kencana

Suyadi. 2010. Psikologi Belajar Paud. Yogyakarta

http://www.naeyc.org

17