Makalah Perekonomian Indonesia

download Makalah Perekonomian Indonesia

of 37

description

STEIN University

Transcript of Makalah Perekonomian Indonesia

MAKALAH PEREKONOMIAN INDONESIA

MAKALAH PEREKONOMIAN INDONESIABANGGA AKAN PEREKONOMIAN INDONESIADiajukan sebagai Tugas Mandiri Mata Kuliah NTM

Semester Ganjil Tahun Akademik 2014 / 2015Angkatan XIII

Disusun Oleh :Andri Irawan Sanjaya

( 2130 402 028 )FAKULTAS MANAGEMENT PERHOTELAN

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI PARIWISATA INTERNASIONAL

S T E I N

JAKARTA

KATA PENGANTAR Dengan mengucapkan puji dan syukur kepada Allah SWT atas berkat rahmat dan karunia Nya yang diberikan kepada kita semua sebagai umatnya. saya dapat menyusun makalah dengan judul Bangga Akan perekonomian Indonesia untuk memenuhi mata kuliah Perekonomian Indonesia yang memiliki suatu muatan soft skill yang membuat kita menjadi diri yang mandiri.Makalah yang disusun untuk mempelajari lebih detail mengenai perkembangan perekonomian Indonesia baik di dalam negeri dan di dunia, saya berharap informasi yang saya dapatkan tidak hanya untuk saya sendiri melainkan untuk para pembaca sebagai ilmu untuk menambah wawasan .Dalam kesempatan ini saya mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing yaitu Ibu Soemarni Gunawan Suradi. Ph.D. ,semoga makalah ini dapat memberikan kontribusi positif dan memberikan manfaat dalam hidup kita nantinya .Dari lubuk hati yang paling dalam, sangat disadari bahwa ,makalah yang saya buat masih jauh dari sempurna . Oleh sebab itulah tidak ada salahnya saya mengharapkan berbagai kritik dan saran yang membangun untuk lebih baik kedepannya. Jakarta, Februari 2015Penulis

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR DAFTAR ISIBAB I . PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masala

1.2 Perumusan Masalah1.3 Tujuan Penulisan1.4 Metode PenulisanBAB II. PEMBAHASAN2.1 Kondisi Ekonomi Indonesia

2.2 Peran dan Posisi Ekonomi Indonesia di Dunia BAB III. PENUTUP 3.1 Kesimpulan

3.2 Saran

DAFTAR PUSTAKA

BAB 1PENDAHULUAN1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Ekonomi merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Seiring perkembangan zaman ,tentu kebutuhan terhadap manusia bertambah oleh karena itu ekonomi secara terus-menerus mengalami pertumbuhan dan perubahan. Perubahan yang secara umum terjadi pada perekonomian yang dialami suatu negara seperti inflasi ,pengangguran , kesempatan kerja, hasil produksi,dan sebagainya. Jika hal ini ditangani dengan tepat maka suatu negara mengalami keadaan ekonomi yang stabil, mempengaruhi kesejahteraan kehidupan penduduk yang ada negara tersebut.Lalu bagaimanakah dengan negara kita yaitu Indonesia ? Indonesia dari segi ekonomi merupakan negara yang sedang dalam tahap pengembangan untuk menjadi negara maju . Memiliki penduduk yang termasuk padat tidak mudah memang menghadapi berbagai persoalan ekonomi yang terjadi, tentu pemerintah terus berupaya mencari solusi untuk menstabilkan perekonomian di Indonesia. Dalam kesempatan ini penulis akan menjelaskan tentang kondisi perokonomian Indonesia serta peran dan posisi ekonomi Indonesia di Dunia. Berdasarkan pengkajian dari berbagai sumber yan penulis cari lewat buku buku ataupun melalui browsing di internet maka penulis menyajikan rumusan dalam bentuk makalah yang berjudul Bangga Akan Perekonomian Indonesia.

Mudah mudahan makalah ini bisa menjadi bahan pelajaran ataupun referensi berikutnya pada makalah makalah yang akan dibuat oleh Angkatan setelah Angkatan Penulis.

1.2 PERUMUSAN MASALAH Berdasarkan latar belakang yang diuraikan maka rumusan masalah yang dikaji dalam penulisan ini difokuskan tentang Aku Bangga Indonesia dari segi ekonomi .Adapun perumusan masalah dalam penulisan ini adalah sebagai berikut:1.Bagaimana perkembangan perokonomian Indonesia hingga saat ini ?2.Bagaimana posisi dan peran ekonomi Indonesia di dunia ?3.Faktor-faktor apa saja yang mendukung dan menghambat perkembangan ekonomi di Indonesia ?1.3 TUJUAN PENULISAN Untuk memberikan suatu wawasan dan pengetahuan mengenai perekonomian Indonesia bagi penulis dan pembaca, agar lebih memahami perkembangan ekonomi di Indonesia secara luas. Selain itu, makalah ini dibuat sebagai bahan penyelesaian tugas makalah mata kuliah Perekonomian Indonesia.1.4 METODE PENULISANA.Pemilihan SubjekMelakukan penulisan dengan cara pengumpulan data dan penelusuran literature tentang perekonomian Indonesia melalui materi pengajaran melalui pihak yang bersangkutan dan internet sebagai materi pendukung .B. Tempat dan Waktu Penelitian1.Tempat:a. Kampus (K) STEIN Kalimalang b. Rumah

c. Perpustakaan

2.Tgl/Bulan : Februari 2015 C. Metode Pengumpulan DataMelakukan pengumpulan data dari berbagai sumber dan pihak yang terkait dengan materi ini, khususnya yang berhubungan dengan ekonomi Indonesia. Metode pengumpulan data yang digunakan dengan cara :Studi KepustakaanSuatu penulisan dilakukan melalui study literature, baik melalui buku buku maupun dari internet dengan membuka situs yang terkait dengan materi tersebut. Sehingga bisa menjadi bahan acuan yang berbobot untuk memenuhi mata pelajaran mata kuliah Perekonomian Indonesia,BAB 2

PEMBAHASAN2.1 KONDISI EKONOMI INDONESIA Indonesia merupakan salah satu negara dengan pemerintah yang mempunyai peran penting untuk menjalankan dan mengatur ekonomi di negaranya tersebut . Indonesia menggunakan sistem ekonomi yang berdasarkan ideologi bangsa yaitu Pancasila dan UUD 1945 sebagai asas dalam menumbuhkan ekonomi Indonesia yang menaruh keadilan , kemanusiaan, kebersamaan untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat yang lebih baik. Oleh sebab itu Indonesia disebutkan sebagai salah satu negara yang termasuk memakai sistem ekonomi campuran . Setelah terjadinya peristiwa krisis moneter yang terjadi pada saat pemerintahan Soeharto , membuat ekonomi Indonesia mengalami penurunan yang drastis , seperti turunnya harga rupiah dan peningkatan inflasi yang semakin tinggi. Pergantian pemerintahan pun dilakukan agar dapat memulihkan krisis ekonomi yang terjadi. Selama beberapa dekade pergantian pemerintahan sampai saat ini, ekonomi di Indonesia sudah menunjukkan peningkatan dan perbaikan yang cukup baik, sedikit demi sedikit Indonesia dapat meninggalkan krisis ekonomi tersebut . Dua periode terakhir bersama Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang membanggakan. Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada masa kepemerintahan SBY mengalami pertumbuhan yang signifikan. Mulai dari pengentasan kemiskinan, pertumbuhan ekonomi nasional, hingga utang pada Dana Moneter internasional (IMF).Berbeda dengan masa akhir pemerintahan Soeharto (1998), yaitu angka kemiskinan pada tahun 1998 mencapai 24,2 persen. Sedangkan pada masa keperintahan Presiden SBY, angka kemiskinan turun menjadi 16,7 persen. Dan angka kemiskinan di Indonesi pada 2008 turun menjadi 15,4 persen dari keseluruhan penduduk Indonesia.

Sedangkan kondisi perekonomian Indonesia pada tahun 1998 minus 13,1 persen saja, berbeda dengan masa kepemrintahan SBY. Pada masa pemerintahan SBY (2004) pertumbuhan ekonomi nasional naik pesat, yaitu 5,1 persen, dan pada tahun 2008 pertumbuhan ekonomi diproyeksikan menjadi 6,4 persen.Dan pada tahun 2006 setelah Indonesia dipimpin oleh SBY utang Indonesia kepada Dana Moneter Internasional (IMF) bisa dilunasi sebesar 7.8 milliar dolar AS, yang pada tahun 1998 utang Indonesia kepada IMF sebesar 9.1 milliar dolar AS.Kinerja SBY pada Negara Indonsia patut diberi apresiasi, karena dengan pemerintahan SBY Indonsia sudah mulai ada kemajuan dibandingkan dengan pemerintahan-pemerintahan sebelumnya, mulai dari pengentasan kemiskinan, pertumbuhan ekonomi, dan hingga pembayaran utang terhadap IMF.Dilihat dari perkembangan ekonomi Indonesia antara tahun 2008 hingga tahun 2010, laju pertumbuhan ekonomi seperti pertumbuhan GDP menunjukkan indikator antara 4-6 %, laju inflasi diperketat dengan indikator pada tahun 2010 berkisar antara 4-5%. Pada tahun 2008 laju pertumbuhan PDB di beberapa sektor seperti sektor transportasi dan komunikasi menunjukkan peningkatan dengan jumlah yang signifikan dibandingkan sektor lainnya dengan persentase sebesar 16,7 % .Angka kemiskinan semakin menurun baik di kota dan di desa ,yang semula pada tahun 2008 sebesar 15,42 %, sedangkan pada tahun 2009 menurun menjadi 14,15%. Lapangan pekerjaan terus diperluas dengan pencapaian angka pengangguran pada tahun 2009 menurun menjadi 8,14% . Indonesia memiliki sumber daya alam yang melimpah di luar Jawa, termasuk minyak mentah, gas alam, timah, tembaga dan emas. Menjadikan Indonesia sebagai eksportir terbesar kedua gas alam,. produk pertanian yang berlaku di Indonesia termasuk beras, teh, kopi, rempah-rempah dan karet. Sumber daya alam ini adalah aset untuk pengembangan ekspor Indonesia. Untuk perkembangan ekspor pada tahun 2009 terjadi peningkatan pada ekspor nonmigas sebesar 85,66 % dibandingkan dengan perkembangan import non migas sebesar 82,10 %. Hal-hal yang telah dijelaskan merupakan suatu rangkaian bahwa Indonesia sebagai negara yang menuju kestabilan ekonomi yang baik di dalam negeri maupun di luar negeri . Yang perlu kita ketahui seberapa jauhkah perkembangan perekonomian Indonesia di Dunia?

Dengan membahas tentang perbandingan perekonomian Indonesia dan dunia maka akan muncul Istilah Globalisasi.

1. Pengertian GlobalisasiGlobalisasi adalah sebuah istilah yang memiliki hubungan dengan peningkatan keterkaitan dan ketergantungan antarbangsa dan antarmanusia di seluruh dunia melalui perdagangan, investasi, perjalanan, budaya populer, dan bentuk-bentuk interaksi yang lain sehingga batas-batas suatu negara menjadi bisa.

Kata globalisasi diambil dari kata global, yang maknanya ialah universal. Globalisasi belum memiliki definisi yang mapan, kecuali sekadar definisi kerja (working definition), sehingga tergantung dari sisi mana orang melihatnya. Globalisasi didefinisikan sebagai semua proses yang merujuk kepada penyatuan seluruh warga dunia menjadi sebuah kelompok masyarakat global. Ada yang memandang bahwa globalisasi itu sebagai suatu proses sosial, atau proses sejarah, atau proses alamiah yang akan membawa seluruh bangsa dan negara di dunia makin terikat satu sama lain, mewujudkan satu tatanan kehidupan baru atau kesatuan ko-eksistensi dengan menyingkirkan batas-batas geografis, ekonomi dan budaya masyarakat.

Globalisasi perekonomian merupakan suatu proses kegiatan ekonomi dan perdagangan, dimana negara-negara di seluruh dunia menjadi satu kekuatan pasar yang semakin terintegrasi dengan tanpa rintangan batas teritorial negara. Globalisasi perekonomian mengharuskan penghapusan seluruh batasan dan hambatan terhadap arus modal, barang dan jasa. Ketika globalisasi ekonomi terjadi, batas-batas suatu negara akan menjadi kabur dan keterkaitan antara ekonomi nasional dengan perekonomian internasional akan semakin erat. Globalisasi perekonomian di satu pihak akan membuka peluang pasar produk dari dalam negeri ke pasar internasional secara kompetitif, sebaliknya juga membuka peluang masuknya produk-produk global ke dalam pasar domestik.

2. Ciri-ciri GlobalisasiBerikut ini beberapa ciri yang menandakan semakin berkembangnya fenomena globalisasi di dunia :A.Perubahan dalam konsep ruang dan waktu. Perkembangan barang-barang seperti telepon genggam, televisi satelit, dan internet menunjukkan bahwa komunikasi global terjadi demikian cepatnya, sementara melalui pergerakan massa semacam turisme memungkinkan kita merasakan banyak hal dari budaya yang berbeda.

B.Pasar dan produksi ekonomi di negara-negara yang berbeda menjadi saling bergantung sebagai akibat dari pertumbuhan perdagangan internasional, peningkatan pengaruh perusahaan multinasional, dan dominasi organisasi semacam World Trade Organization (WTO).

C.Peningkatan interaksi kultural melalui perkembangan media massa (terutama televisi, film, musik, dan transmisi berita dan olah raga internasional). saat ini, kita dapat mengonsumsi dan mengalami gagasan dan pengalaman baru mengenai hal-hal yang melintasi beraneka ragam budaya, misalnya dalam bidang fashion, literatur, dan makanan.

D.Meningkatnya masalah bersama, misalnya pada bidang lingkungan hidup, krisis multinasional, inflasi regional dan lain-lain. Kennedy dan Cohen menyimpulkan bahwa transformasi ini telah membawa kita pada globalisme, sebuah kesadaran dan pemahaman baru bahwa dunia adalah satu. Giddens menegaskan bahwa kebanyakan dari kita sadar bahwa sebenarnya diri kita turut ambil bagian dalam sebuah dunia yang harus berubah tanpa terkendali yang ditandai dengan selera dan rasa ketertarikan akan hal sama, perubahan dan ketidakpastian, serta kenyataan yang mungkin terjadi. Sejalan dengan itu, Peter Drucker menyebutkan globalisasi sebagai zaman transformasi sosial.

3. Kapitalisme GlobalKapitalisme global adalah upaya meraih keuntungan dan mengakumulasi modal tanpa batas atau sekat yang berupa negara. Dalam perkembngannya, kapitalisme global ini telah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari sebagian orang diberbagaibelahan dunia. Sebagai contoh dalam penggunaan teknologi informasi dan komunikasi, seseorang akan merasa ada sesuatu yang hilang bila dalam satu hari tidak melihat TV, membaca koran, ataupun membaca email. Dengan teknologi informasi dan komunikasi tersebut, dengan mudahnya seseorang dapat memindahkan ribuan maupun jutaan dollar melintasi batas Negara dalam hitungan detik dengan hnya menekan tombol Personal Computer. Kapitalisme global ini juga mengubah cara pandang orang terhadap berbagai hal. Cara pandng tentang uang misalnya, bukan lagi hanya sebagai alat tukar melainkan juga sebagai barang dagangan seperti komoditas lainnya. Adanya profesi pedagang valuta asing membuktikan hal tersebut. Lebih lanjut uang yang biasa terlihat sebagai lembaran-lembaran kertas, di tangan lembaga keuangan saat ini berkembang menjadi bentuk yang lebih canggih seperti bonds, stocks, commercial notes, dan lain sebagainya serta transaksi yang dilakukannyapun tidak berdasarkan saat ini (sekarang), tetapi dapat pula transaksi untuk masa nanti. Sehingga dapat dibayangkan betapa rumitnya perputaran uang di dunia ini. Perkembangan kapitalisme yang semakin mengglobal dapat mendorong terjadinya berbagai kondisi baru seperti :A.Terciptanya berbagai inovasi yang memunculkan produk-produk yang ada. Kondisi ini menyebabkan melimpahnya produk dengan harga yang relative lebih murah, sehingga meningkatkan persaingan.

B.Terjadinya relokasi perusahaan multinasional untuk memanfaatkan keunggulan koparatif suatu negara, agar dapat memenangkan persaingan tersebut. Misalnya relokasi atas industri padat karya untuk mendapatkan pekerjaan dengan upah yang lebih murah. Dalam proses ini muncullah berbagai perusahaan multinasional, yaitu perusahaan yang mempunyai cabang di berbagai negara.

C.Terjadinya arus internasionalisasi dan perputaran modal yang sanga cepat yang menembus batas waktu dan ruang. Modal yang berputar tersebut bergerak tidak hanya di sektor yang produktif tetapi juga yang spekulatif.

D.Terbentuknya suatu tatanan dunia baru yang dimotori lembaga-lembaga internsional dan forum internasiona seperti IMF, World Bank, WTO, dan lain sebagainya. Secara serentak lembaga dan forum internasional tersebut mengkampanyekan dan mengarahkan dunia kea rah kerangka kebijakan baru yang mendukung rezim liberal dan perdagangan bebas global. Aturan-aturan liberalisasi, deregulasi, dan privatisasi merebak di segala penjuru dunia.

E.Dari yang berpandangan negatif, menganggap bahwa globalisasi tidak banyak manfaatnya atau bahkan merugikan. Investasi dalam bentuk penanaman modal asing akan menguras sumber daya yang dimiliki oleh suatu bangsa dengan manfaat paling besar justru tidak dinikmati oleh bangsa tersebut.

F.Di samping pandangan yang bersifat negatif dari kapitalisme global, ada pula yang berpandangan positif. Pandangan itu pada intinya menyatakan bahwa penanaman modal asing dianggap dapat memungkinkan akses terhadap teknologi, manajemen, dan pemasaran.Di samping itu, arus modal juga memungkinkan untuk menutup kesenjangan antara tabungan dan investasi, sehingga memungkinkan pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi.

4. Kapitalisme di IndonesiaPaham kapitalisme yang kita harapkan hendaknya disertai persyaratan bahwa semuanya harus berfungsi sosial. Di negara-negara lain yang sangat dan teramat kapitlis, capital memang selalu dibuat berfungsi sosial melalui perpajakan, instrumen-instrumen distribusi kekayaan dan pendapatan, system jaminan sosial, sistem perburuhan dan masih sangat banyak lagi perangkat, peraturan, lembaga dan sebagainya, yang membuat capital berfungsi sosial. Fungsi sosial tidak mengurangi kenyataan bahwa ekonomi kita adalah atas dasar kapitalisme. Hak milik perorangan diakui dan pemanfaatannya tidak boleh bertentangan dengan kepentingan masyarakat. Sehingga pada akhirnya potensi, inisiatif dan kreasi setiap warga Negara dapat berkembang sepenuhnya dalam batas-batas yang tidak merugikan kepentingan umum. Sejauh ini dapat dikatakan bahwa Indonesia telah memasuki kapitalisme global. Dalam masa sebelum krisis peran penanaman modal asing (PMA) cenderung meningkat. Persoalan yang lebih besar dari hadirnya modal asing di Indonesia adalah apakah manfaat seluruhnya yang diperoleh pemodal asing di Indonesia dibagi secara adil antara pemodal asing dan bangsa Indonesia. Selalu dikatakan bahwa modal asing membawa masuk modal, transfer teknlogi, transfer kemampuan manajemen dan membuka lapangan kerja. Berbagai kenyataan di atas memberikan pelajaran bahwa kapitalisme global membuka peluang untuk mengembangkan perekonomian. Namun demikian, kapitalisme global juga dapat merusak perekonomian Indonesia.

5. Dampak GlobalisasiGlobalisasi bagi bangsa Indonesia dimana masyarakatnya memiliki multi etnis dengan multi budaya melahirkn tantangan-tantangn yang tidak ringan yang bisa mengancam keutuhan bangsa dan Negara Indonesia. Tantangan pertama berupa tekanan-teknan yang datang dari luar baik dalam wujud ekonomi, politik maupun budaya. Ketergantungan atas kekuatan ekonomi internasional menyebabkan bangsa Indonesia tidak dapat melepaskan dari kekuatan-kekuatan tersebut, meski pada kenyataannya apap ang diperoleh bangsa Indonesia dari ketergantungan tersebut tidaklah selalu manis. Ketergantungan ekonomi akan merembet pada ketergantungan politik. Tantangan kedua berupa munculnya kecenderungan menguatnya kelompokkelompok berdasarkan etnis atau suku di masyarakat. Menguatnya kelompokkelompok berdasarkan kesukuan ini tidak mustahil akan menjadikan sumpah pemuda satu nusa satu bangsa dan satu bahasatinggal menjadi dokumen sejarah belaka. Ketidakpuasan kelompok-kelompok masyarakat atas kebijakan pemerinah pusat akan dengan mudah dan segera bermuara pada ancaman tuntutan merdeka lepas dari Negara kesatuan Republik Indonesia.

Menurut Tanri Abeng, perwujudan nyata dari globalisasi ekonomi antara lain terjadi dalam bentuk-bentuk berikut:

A.Globalisasi produksi, di mana perusahaan berproduksi di berbagai negara, dengan sasaran agar biaya produksi menajdi lebih rendah. Hal ini dilakukan baik karena upah buruh yang rendah, tarif bea masuk yang murah, infrastruktur yang memadai ataupun karena iklim usaha dan politik yang kondusif. Dunia dalam hal ini menjadi lokasi manufaktur global.

B.Globalisasi pembiayaan. Perusahaan global mempunyai akses untuk memperoleh pinjaman atau melakukan investasi (baik dalam bentuk portofolio ataupun langsung) di semua negara di dunia. Sebagai contoh, PT Telkom dalam memperbanyak satuan sambungan telepon, atau PT Jasa Marga dalam memperluas jaringan jalan tol telah memanfaatkan sistem pembiayaan dengan pola BOT (build-operatetransfer) bersama mitrausaha dari manca negara.

C.Globalisasi tenaga kerja. Perusahaan global akan mampu memanfaatkan tenaga kerja dari seluruh dunia sesuai kelasnya, seperti penggunaan staf profesional diambil dari tenaga kerja yang telah memiliki pengalaman internasional atau buruh kasar yang biasa diperoleh dari negara berkembang. Dengan globalisasi maka human movement akan semakin mudah dan bebas.

D.Globalisasi jaringan informasi. Masyarakat suatu negara dengan mudah dan cepat mendapatkan informasi dari negara-negara di dunia karena kemajuan teknologi, antara lain melalui: TV, radio, media cetak dll. Dengan jaringan komunikasi yang semakin maju telah membantu meluasnya pasar ke berbagai belahan dunia untuk barang yang sama. Sebagai contoh : KFC, celana jeans levis, atau hamburger melanda pasar dimana-mana. Akibatnya selera masyarakat dunia -baik yang berdomisili di kota ataupun di desa- menuju pada selera global.

E.Globalisasi Perdagangan. Hal ini terwujud dalam bentuk penurunan dan penyeragaman tarif serta penghapusan berbagai hambatan nontarif. Dengan demikian kegiatan perdagangan dan persaingan menjadi semakin cepat, ketat, dan fair.

Oleh karena itu semua mempersiapkan SDM agar dapat memanfaatkan peluang yang terbuka. Dalam hal ini termasuk misalnya, dengan mengupayakan sertifikasi keahlian yang diakui secara internasional berikut pelatihan untuk mendapatkan sertifikat tersebut. Dari dampak globalisasi yang ada maka dapat dilakukan kiat dalam menghadapi globalisasi, yaitu: dalam bidang ekonomi bangsa Indonesia perlu melaksanakan pasal 33 UUD 1945 dengan membangun kerja sama pelaku ekonomi yang terdiri dari badan usaha koperasi, badan usaha milik negara, dan badan usaha milik swasta. Daerah harus diberdayakan agar mampu menghasilkan produk-produk unggulan daerah yang dapat diangkat menjadi produk unggulan nasional. Dengan demikian, daya saing bangsa yang sangat diperlukan dalam Era Pasar Bebas dapat tercipta.2.2 PERAN DAN POSISI EKONOMI INDONESIA DI DUNIA Untuk saat ini dan kedepannya Indonesia termasuk negara dengan pertumbuhan ekonomi yang positif bersama dengan negara ASEAN lainnya . Indonesia yang merupakan kekuatan ekonomi terbesar di kawasan ASEAN sudah masuk dalam jajaran 20 kekuatan ekonomi dunia yang tergabung dalam forum G-20 bersama dengan beberapa negara-negara di Dunia. Banyak para investor luar negeri menanamkan investasinya pada pasar modal di Indonesia . Untuk pengembangan ekspor, Indonesia tidak hanya mengembangkannya dalam negara ASEAN saja tetapi sudah merambah sampai Amerika Serikat , Eropa , dan Jepang. Dan Sektor perbankan Indonesia terus menunjukkan peningkatan hingga dijuluki sebagai yang terbaik dibandingkan negara-negara tetangga.Diperkirakan oleh para ahli ekonomi bahwa kedepannya perekonomian Indonesia terus berkembang dan menjadi kekuatan ekonomi yang baru di Dunia setelah negara China dan India . Secara umum , Indonesia sudah menerapkan perekonomian yang sesuai dan mengikuti alur yang benar dengan dibarengi penanganan yang tepat dari pemerintah namun permasalahan yang masih belum lepas dari negara kita adalah KKN, persoalan-persoalan politik atau non ekonomi dan permasalahan ekonomi seperti kemiskinan, pengangguran dan lain sebagainya. Beberapa masalah ini merupakan faktor yang menjadi penghambat kita untuk maju, tapi di lain sisi kita harus tetap optimis bahwa negara Indonesia dapat mengatasi masalah- masalah tersebut dan cepat meninggalkannya, kita harus tetap bangga terhadap Indonesia .Indonesia sejatinya memiliki modal dasar terlengkap untuk menjadi bangsa yang maju, sejahtera, dan berdaulat. Pertama berupa 250 juta orang penduduk, terbesar keempat di dunia setelah China, India, dan AS. Jumlah penduduk usia produktif lebih banyak ketimbang yang berusia tidak produktif (bonus demografi), dengan jumlah kelas menengah yang terus meningkat dari tahun ke tahun. Ini merupakan potensi pasar domestik yang luar biasa besarnya. Kedua adalah kekayaan alam yang melimpah dan beragam, baik yang terdapat di wilayah darat maupun lautan. Ketiga, posisi geoekonominya yang sangat strategis, di jantung pusat perdagangan global. Sekitar 45 persen dari seluruh komoditas dan barang yang diperdagangkan di dunia dengang nilai 1.500 trilyun dolar AS per tahun diangkut melalui laut Indonesia (UNCTAD, 2010).Namun, sudah 69 tahun merdeka, Indonesia masih sebagai negara berkembang (GNP per kapita 5.000 dolar AS) dengan angka pengangguran dan kemiskinan yang tinggi, kesenjangan antara kelompok kaya vs miskin kian melebar, dan daya saing ekonomi yang rendah. Tingkat kemajuan dan kemakmuran Indonesia jauh di bawah negara-negara tetangga yang modal dasar pembangunannya terbatas. Sebut saja, Singapura, Korea Selatan, dan Jepang yang sudah lama menjadi negara maju dengan pendapatan per kapita di atas 30.000 dolar AS. IPM (Indeks Permbangunan Manusia) Indonesia hanya menempati peringkat-6 di kawasan ASEAN di bawah Singapura, Brunei Darussalam, Malaysia, Thailand, dan Pilipina. Yang lebih mencemaskan, hingga saat ini fondasi dan struktur ekonomi Indonesia masih rapuh, sangat bergantung pada eksploitasi SDA yang miskin hilirisasi dan nilai tambah. Pertumbuhan ekonomi dalam sepuluh tahun terakhir lebih dari 70 persen berasal dari konsumsi, ekspor komoditas mentah, aliran masuk uang panas, dan sektor non-tradable seperti properti, hotel, malls, dan jasa angkutan. Sementara itu, kita mengimpor mesin dan peralatan mesin, bahan baku dan bahan penolong untuk memasok industri nasional. Barang-barang konsumsi (consumer goods) buatan luar negeri seperti kulkas, mesin cuci, microwave, oven, kipas angin, AC, komputer, dan HP membanjiri pasar domestik di seluruh wilayah Nusantara. Akhir-akhir ini kita mengimpor pesawat terbang, kapal perang, dan alutsista dalam jumlah yang sangat besar. Bahkan, ironisnya Indonesia kini menjadi bangsa pengimpor pangan terbesar di dunia, mulai dari beras, jagung, gandum, kedelai, gula, buah-buahan, bawang putih, ikan sampai garam.

Strategi industrialisasiDengan fondasi dan struktur ekonomi semacam itu, Indonesia bisa terjebak sebagai negara berpendapatan menengah, alias tidak bisa menjadi negara maju dan makmur. Untuk keluar dari jebakan tersebut, mulai sekarang kita harus membangun perekonomian negara ini berbasis industri yang inovatif, inklusif, dan ramah lingkungan. Suatu sistem perkonomian yang mampu menghasilkan barang dan jasa (goods and services) yang kompetitif untuk memenuhi kebutuhan nasional maupun ekspor secara berkelanjutan. Ciri dari barang dan jasa yang kompetitif adalah kualitasnya unggul, harganya relatif murah, dan volume produksinya teratur serta dapat memenuhi kebutuhan konsumen (pasar) domestik maupun ekspor setiap saat diperlukan. Barang dan jasa dengan tiga ciri semacam itu hanya dapat diproduksi oleh perusahaan (unit usaha) yang memiliki produktivitas dan efisiensi yang tinggi. Yakni perusahaan yang memenuhi skala ekonomi, menggunakan teknologi mutakhir dalam setiap mata rantai sistem bisnisnya, menerapkan manajemen sistem rantai suplai (produksi processing pemasaran) secara terpadu, dan mengikuti prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan yang ramah lingkungan.Dalam jangka pendek dan menengah (1 sampai 5 tahun ke depan), kita mesti memperkuat dan mengembangkan perusahaan-perusahaan nasional berskala besar (korporasi) maupun UMKM yang mampu: (1) menghasilkan barang dan jasa yang kompetitif, (2) membuahkan pertumbuhan ekonomi yang tinggi (di atas 8% per tahun), (3) menyerap banyak tenaga kerja dengan pendapatan rata-rata sedikitnya 7.250 dolar AS (pendapatan minimal untuk negara berpendapatan menengah atas), dan (4) tersebar secara proporsional di seluruh wilayah NKRI. Ini sangat mungkin kita realisasikan dengan meningkatkan efisiensi, produktivitas, dan nilai tambah sektor-sektor ekonomi SDA (pertanian, kelautan dan perikanan, kehutanan, ESDM, dan pariwisata) secara berkeadilan dan ramah lingkungan. Melakukan ekstensifikasi dan diversifikasi sektor ekonomi SDA berbasis inovasi ramah lingkungan, terutama di luar Jawa dan Bali. Selain itu, kita harus merevitalisasi industri-industri yang selama ini menjadi unggulan nasional (seperti tekstil, elektronik, otomotif, makanan dan minuman, dan industri kreatif) supaya lebih produktif dan berdaya saing di pasar domestik maupun global.Secara simultan, mulai sekarang sampai 25 tahun ke depan (jangka panjang), kita harus secara sistematis dan berkesinambungan melakukan transformasi struktur ekonomi nasional. Ini meliputi industrialisasi sektor pertanian, kehutanan dan kelautan-perikanan tradisional dengan menerapkan teknologi mutakhir, skala ekonomi, manajemen sistem rantai suplai terpadu, dan prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan ramah lingkungan. Melakukan hilirisasi sektor ESDM dan pengelolaannya harus sesuai dengan Pasal 33 UUD 1945. Jangan seperti sekarang, lebih dari 85 persen pengelolaan migas dan pertambangan umum (mineral dan batubara) diserahkan kepada korporasi asing.Industri dasar (logam, permesinan, kimia, dan biologi) harus diperkuat dan dikembangkan. Dalam hal industrialisasi, kita bisa belajar dari Korea Selatan. Negara yang di tahun 1960-an, kemajuan dan kemakmuran nya di bawah Indonesia, sejak 1997 sudah menjadi negara industri maju yang makmur. Negeri ginseng ini juga yang paling cepat bangkit dari krisis ekonomi Asia 1998. Sekarang Korsel menjadi salah satu raksasa ekonomi dunia di bidang teknologi informasi, elektronik, otomotif, perkapalan, konstruksi, farmasi, kosmetik, dan industri kreatif. Kuncinya satu, Korea memiliki industri dasar yang kuat dan berdaya saing.Selain itu, transformasi struktur ekonomi juga mencakup peningkatan kapasitas bangsa untuk: (1) mendiversifikasi struktur produksi domestik; (2) mengembangkan sektor-sektor ekonomi baru (seperti kelautan, teknologi informasi, energi baru dan terbarukan, bioteknologi, nanoteknologi, dan new materials); (3) memperkokoh keterkaitan ekonomi (economic linkages) antar sektor pembangunan dan antar wilayah; dan (4) meningkatkan peran Indonesia dalam sistem rantai produksi global agar lebih sebagai bangsa prodsuen, bukan konsumen seperti dalam sepuluh tahun terakhir.Dukungan SDM inovatifUntuk melaksanakan strategi industrialisasi di atas, kita harus meningkatkan kapasitas bangsa dalam menguasai, menghasilkan, dan menerapkan inovasi IPTEKS (Ilmu Pengetahuan Teknologi dan Seni) dalam segenap aspek kehidupan, khususnya di bidang industri dan ekonomi. Pasalnya, fakta empiris menunjukkan bahwa bangsa-bangsa yang maju dan sejahtera, seperti yang tergabung dalam OECD (Organization for Economic Cooperation and Development), Singapura, dan China adalah mereka yang memiliki daya inovasi yang tinggi. Malangnya, saat ini Indonesia tergolong bangsa dengan daya inovasi yang rendah. Dari 142 negara yang disurvei tentang kapasitas inovasi (Global Innovation Index), Indonesia berada pada peringkat-85. Sementara, Singapura di peringkat-8, Malaysia ke-32, China ke-35, Thailand ke-57, Pilipina ke-65, dan Vietnam ke-76. Lima bangsa dengan kapasitas inovasi tertinggi secara berurutan diraih oleh Swis, Swedia, Inggris, Belanda, dan AS (Cornell University, INSEAD dan WIPO, 2013). Supaya kapasitas inovasi bangsa Indonesia bisa sejajar dengan negara-negara industri maju, maka kualitas SDM (Sumber Daya Manusia) mesti terus menerus ditingkatkan, sehingga memiliki pengetahuan, keahlian, daya inovasi, dan etos kerja yang unggul. Ini dapat dilakukan melalui penguatan dan pengembangan sistem pendidikan, R & D (Penelitian dan Pengembangan), pelatihan, dan pelayanan kesehatan prima. Sistem pendidikan mesti dirombak agar mampu menumbuh-kembangkan budaya inovasi. Bukan hanya budaya menghafal seperti sekarang. Pemerintah berkewajiban mengajak perusahaan-perusahaan swasta nasional maupun internasional untuk mengindustrikan hasil-hasil penelitian dari Perguruan Tinggi, BPPT, LIPI, dan lembaga penelitian lain, dari tahap prototipe (skala laboratorium) menjadi produk teknologi komersial yang laku di pasar domestik maupun global. Dengan melaksanakan peta jalan pembangunan ekonomi berbasis inovasi seperti di atas, kita akan mampu mengatasi permasalahaan khronis bangsa seperti pengangguran, kemiskinan, kesenjangan kaya vs miskin, impor pangan dan energi, dan daya saing yang rendah. Lebih dari itu, pada 2019 status ekonomi kita bakal meningkat, dari sekarang sebagai negara berpendapatan-menengah bawah menjadi berpendapatan-menengah atas (rata-rata GNP per kapita diatas 7.250 dolar AS). Kita akan menjadi bangsa produsen, bukan konsumen seperti saat ini. Dan, pada 2030 Indonesia akan menjadi negara maju dan makmur dengan kekuatan ekonomi (PDB) terbesar keenam di dunia dengan rata-rata GNP per kapita lebih besar dari 15.000 dolar AS.

Indonesia sejauh ini sudah memegang peranan penting dalam dunia internasional. Semenjak krisis ekonomi melanda Asia tahun 1997 silam, Indonesia perlahan bangkit dengan kekuatan ekonomi yang relatif stabil dan pertumbuhan positif hingga kini. Peranan Indonesia dalam dunia internasional pun semakin mantap ketika bergabung dalam G-20 tahun 1999, di mana Indonesia menjadi anggota tetapnya.

G-20 terbentuk sebagai forum utama kerjasama ekonomi yang beranggotakan negara maju dan negara berkembang dalam menyusun kebijakan ekonomi global dalam menghadapi krisis yang melanda Asia sebelumnya. G-20 semakin kuat pengaruhnya mulai tahun 2007 ketika pemimpin-pemimpin negara anggota berkumpul dalam KTT yang rutin demi menghadapi tantangan krisis finansial Eropa yang siap menyerang perekonomian global.

Dari tiga KTT G-20, terdapat 93 komitmen yang sudah dirancang. Salah satunya terdapat komitmen makro ekonomi yang menyediakan stimulus fiskal untuk memulihkan perekonomian global. Stimulus fiskal tersebut diharapkan mampu menjadi solusinya. Pertemuan para pemimpin G-20 dan negara-negara utama dari berbagai benua di London (London Summit) mengeluarkan deklarasi atas sejumlah langkah bersama untuk memperbaiki sistem keuangan dan mengatasi krisis ekonomi global. Pada London Summit awal April lalu, yang merupakan kelanjutan dari Washington Summit Nopember tahun lalu, para pemimpin G20 sepakat untuk:

1. Memulihkan kepercayaan, pertumbuhan, dan lapangan kerja;

2. Memperbaiki sistem keuangan dan memulihkan arus pinjaman;

3. Memperkuat regulasi sektor keuangan dalam rangka membangun kepercayaan;

4. Membiayai dan mereformasi lembaga-lembaga keuangan multilateral dalam

rangka mengatasi serta mencegah terulangnya krisis;

5. Melancarkan perdagangan dan investasi dunia serta menolak segala bentuk

proteksionisme; dan

6. Melaksanakan berbagai program pemulihan yang berkesinambungan dan ramah

lingkungan.

Secara konkrit, G-20 berkomitmen untuk melakukan tindakan bersama senilai US$ 5 trillion untuk mengatasi krisis yang mencakup di antaranya tambahan pendanaan kepada lembaga keuangan multilateral (LKM), fiskal stimulus yang disediakan negara-negara G20 untuk mendorong pertumbuhan ekonomi, restrukturisasi perbankan, dan penanganan toxid assets. Khusus tambahan pendanaan terhadap LKM yang mencapai US$ 1,1 trillion, dana tersebut digunakan untuk penyediaan likuiditas jangka pendek, pinjaman siaga, dukungan pembiayaan bagi budget, dan pembiayaan untuk perdagangan internasional. Kesepakatan lainnya yang utama adalah dibentuknya Financial Stability Board (FSB), sebagai pengganti Financial Stability Forum (FSF) dengan mandat yang lebih besar, untuk mengawasi pemenuhan standar dalam sektor keuangan global dan perluasan keanggotaan atas seluruh negara anggota G20 termasuk Indonesia. G20 juga sepakat untuk menghindari proteksionisme perdagangan dan investasi, serta menyuntikkan dana senilai US$ 250 billion bagi pembiayaan perdagangan dan investasi ke negara-negara berkembang.

Semenjak terlepas dari jeratan hutang melalui pinjamanInternational Monetary Fund(IMF) tahun 2007, perlahan Indonesia sudah menunjukkan perkembangan ekonomi yang berarti. Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang tetap positif di tengah terpaan badai krisis finansial Yunani yang kemudian berefek domino bagi negara-negara Eropa, menguatkan posisi G-20 dalam menghadapi ancaman.Emerging economiesIndonesia sangat berpengaruh dalam penstabilan ekonomi global. Dengan keberhasilan Indonesia dalam menjaga kestabilan pertumbuhan ekonomi, perannya pun semakin signifikan sebagai anggota G-20. Bersama G-20, Indonesia mengupayakan rancangan ekonomi global yang baik dan seimbang demi memperbaiki kondisi krisis ekonomi yang sedang melanda Eropa. Kemajuan perekonomian Indonesia membuatnya mampu menguatkan posisi G-20 dalam tujuannya.

Sumbangan Indonesia sangat membantu IMF dalam memberikan pinjaman dengan upaya untuk menstabilkan kembali perekonomian Eropa yang sudah mulai terlihat dampak negatifnya bagi negara lain. Di satu sisi, Indonesia sebagai negara pemberi pinjaman harus bertindak sebagai kreditor yang baik dan tegas. Di sisi lain, Indonesia harus tetap menunjukkan bahwa dirinya berposisi sebagai pendukung aktif dalam segala upaya yang dikerjakan bersama G-20 demi memperbaiki krisis finansial. Indonesia kini bukan lagi negara yang bisanya hanya meminta pinjaman, tetapi sudah menjadi negara pemberi pinjaman. Sebagai anggota tetap G-20 yang dipercaya, sumbangannya kepada IMF merupakan peran signifikannya yang juga efektif. Semoga Indonesia dapat memberikan peran yang lebih signifikan lagi dalam mengatasi krisis Eropa yang mengancam perekonomian global.

Selain G-20 terdapat beberapa forum kerjasama ekonomi internasio0nal lain yang dapat di manfaatkan untuk memperkuat bargaining position Indonesia di ekonomi dunia, yaitu :

Forum ASEAN+3Forum Asean+3 dengan pertemuan terakhir di Pattaya awal April lalu bertujuan untuk meningkatkan kerjasama dan stabilitas keuangan regional di kawasan Asia Tenggara dan Timur. Dua agenda kerjasama yang menjadi fokus Asean+3 adalah Chiang Mai Initiative Multilateralization (CMIM) dan Credit Guarantee and Investment Mechanism (CGIM). CMIM sebagai sumber dana alternatif untuk memperkuat likuiditas jangka pendek menjadi relevan sebagai alternatif dana siaga yang tersedia dengan segera bagi negara anggota yang membutuhkan mana kala krisis keuangan terus berlanjut. Mayoritas elemen kunci untuk implementasi CMIM hingga Pertemuan Pattaya telah dapat diselesaikan seperti total dana yang disediakan (pooling fund) sebesar US$ 120 billion, dan diharapkan beberapa elemen kunci yang belum disepakati secara konsensus dapat diselesaikan sebelum Pertemuan Para Menteri Keuangan ASEAN+3 (AFMM+3) mendatang.

2.Peningkatan Peran ADB

ADB dituntut untuk meningkatkan perannya dalam penanganan krisis ekonomi global khususnya terhadap para anggota yang berpendapatan rendah. Untuk mencapai strategi tahun 2020, yaitu Asia Pasifik yang bebas dari kemiskinan, target tersebut dapat dicapai dengan mempertahankan tingkat pertumbuhan yang tinggi di kawasan, dan tersedianya dana pembiayaan yang cukup. Target tersebut akan terkendala bila rencana ADB meningkatkan modalnya (general capital increase atau GCI)sebesar 200% tidak terealisasi pada tahun 2009. Indonesia sebagai pemilik 5,4% saham ADB mendorong terealisasinya GCI sebesar 200%, dan aktif mengajak pemegang saham lainnya menyetujui kenaikan GCI tersebut. Dengan kenaikan GCI, maka Indonesia dapat mengoptimalkan kebutuhan pembiayaan ADB baik berupa dana siaga ataupun dukungan budget. Kontribusi Indonesia berupa penyediaan dana bagi GCI tidak memberatkan budget Pemerintah mengingat kontribusi dapat diangsur selama 5 tahun.

Kedua forum di atas memberikan berbagai manfaat bagi Indonesia tidak semata dari tersedianya likuiditas bagi penanganan krisis ekonomi global, namun juga mendukung ketersediaan dana untuk mendukung budget, pembiayaan infrastruktur, dan investasi oleh pihak swasta. Secara spesifik, manfaat dari Forum G20 di antaranya adalah: (1) Dengan diterimanya komitmen bantuan keuangan G-20 ke IMF sebesar US$ 750 miliar diharapkan dapat meningkatkan peran IMF dalam mengantisipasi krisis dan membantu negara anggota yang memiliki permasalahan dengan cadangan devisa; (2) Disepakatinya trade financing sebesar US$ 250 miliar dapat memperlancar arus perdagangan dunia; (3) Tersedianya Global expenditure support fund diharapkan dapat digunakan untuk kebutuhan pendanaan pembangunan di negara yang memiliki track record baik, namun terkena dampak krisis keuangan global, seperti halnya Indonesia: (4) Sebagai anggota FSB, Indonesia mempunyai kesempatan untuk ikut andil secara aktif dalam menentukan arah pembentukan arsitektur keuangan internasional di masa depan.

Pada Forum Asean+3, Indonesia mendapatkan manfaat di antaranya dari: (1) tersedianya dana likuiditas jangka pendek yang dapat ditarik segera untuk mendukung cadangan devisa dalam hal krisis keuangan berlanjut; dan (2) peluang bagi pihak swasta dalam negeri dalam mendapatkan pendanaan bagi investasi perusahaan dengan biaya rendah. Pada AFMM+3 yang dilaksanakan bersamaan dengan Sidang Tahunan Asian Development Bank (ADB) diharapkan akan diputuskan implementasi dari CMIM dan pengumuman dari pembentukan CIGM. Melalui peningkatan hubungan kerjasama bilateral, Indonesia dan negara-negara mitra utama memiliki ketahanan ekonomi yang lebih kuat dalam menangani krisis, peningkatan arus perdagangan, dan diperolehnya alternatif sumber pendanaan berbiaya rendah. Dengan disepakatinya kenaikan GCI ADB sebesar 200% secara formal pada Sidang Tahunan ADB ke 42 di Bali, Indonesia memiliki alternatif jenis dan tambahan sumber pendanaan yang dapat digunakan bagi pencapaian target pembangunan.

Selain hal hal diatas banyak juga faktor yang membuat kita semakin bangga akan Perekonomian Indonesia yang melibatkan beberapa aspek yang sentimentil, aspek tersebut dijelaskan sebagai berikut :

A. Keadaan dan Letak Geografis IndonesiaSecara astronomis Indonesia Terletak pada 6oLU 11oLS dan 95oBT 141oBT. Berdasarkan letak geografisnya, kepulauan Indonesia berada di antara Benua Asia dan Benua Australia, serta di antara Samudera Hindia dan Samudera Pasifik. Dengan demikian, wilayah Indonesia berada pada posisi silang, yang mempunyai arti penting dalam kaitannya dengan iklim dan perekonomian dunia.Indonesia merupakan negara kepulauan, dengan luas keseluruhan lebih kurang 195.000.000 sampai dengan 200.000.000 juta Ha. Keadaan demikian dapat menjadi suatu kekuatan dan kesempatan bagi perkembangan perekonomian kita, dan sebaliknya dapat menjadi kelemahan bagi perekonomian kita.Banyaknya pulau di Indonesia akan menjadi kekuatan dan kesempatan, jika pulau-pulau yang sebagian besar merupakan kepulauan yang subur dan kaya akan hasil-hasil bumi dan tambang, dapat diolah dangan prinsip dari, oleh dan untuk masyarakat banyak. Dengan kemampuan menggali dan memanfaatkan kekayaan alam yang ada Indonesia akan banyak memiliki pilihan produk yang dapat dikembangnya sebagai komoditi perdagangan, baik untuk pasar lokal maupun untuk pasar internasional. Dan dengan keindahan dan keanekaragaman budaya kepulauan tersebut dapat menjadi sumber penerimaan negara andalan melalui industri pariwisata. Namun kenyataan itu juga dapat menjadi kelemahan dan ancaman bagi perekonomian Indonesia, jika sumber daya yang ada di setiap pulau hanya dinikmati oleh sebagian masyarakat saja. Demikian pula juga jika masih banyak pihak luar yang secara ilegal mengambil kekayaan alam Indonesia di berbagai kepulauan, yang secara geografis memang sulit untuk dilakukan pengawasan seperti biasa. Di pihak lain, banyak dan luasnya pulau menuntut suatu bentuk perencanaan dan strategi pembangunan yang cocok dengan keadaan geografis Indonesia tersebut. Strategi berwawasan ruang yang diterapkan pemerintah tampaknya sudah cukup tepat untuk mengatasi masalah ini.Indonesia hanya mengenal dua musim, yaitu musim hujan dan musim kemarau. Dengan kondisi iklim yang demikian itu menyebabkan beberapa produk hasil bumi dan indusri menjadi sangat spesifik sifatnya. Dengan demikian diperlukan usaha untuk memanfaatkan keunikan produk Indonesia tersebut untuk memenangkan persaingan di pasar lokal maupun dunia.Negara Indonesia kaya akan bahan tambang, yakni minyak bumi pernah menjadikan negara Indonesia memperoleh dana pembangunan yang sangat besar, sehingga pada saat itu target pertumbuhan ekonomi kita 'berani' ditetapkan sebesar 7,5% (masa Repelita II). Meskipun saat ini minyak bumi tidak lagi menjadi primadona dan andalan komoditi ekspor Indonesia, namun Indonesia masih banyak memiliki hasil tambang yang dapat menggantikan peran minyak bumi sebagai salah satu sumber devisa negara.Wilayah Indonesia menempati posisis yang sangat strategis, terletak diantara dua benua dan benua samudra dengan segala perkembangannya. Sejak sebelum kemerdekaan -pun Indonesia telah menjadi tempat singgah dan transaksi antar kedua benua dan benua-benua lainnya. Dengan letak yang sangat strategis tersebut kita harus dapat memanfaatkannya, sedemikian rupa sehingga lalu lintas ekonomi yang terjadi, akan singgah dan membawa dampak positif bagi kebaikan perekonomian Indonesia. Yang perlu dilakukan tentunya mempersiapkan segala sesuatu, seperti sarana telekomunikasi, perdagangan, pelabuhan laut, udara serta infrastruktur lainnya.B. Mata PencaharianMata pencaharian penduduk Indonesia sebagian besar masih dalam sektor pertanian, peternakan, perikanan, dan sejenisnya pada penduduk yang tinggal di pedesaan. Kontribusi pertanian pada GDP(Gross Domestic Product)secara absolut masih dominan namun jika dibanding dengan sektor-sektor diluar pertanian menampakkan adanya penurunan dalam presentase. Yang perlu diwaspadai dalam sektor pertanian ini adalah bahwa komoditi yang dihasilkan sektor ini relatif tidak memiliki nilai yang tinggi, sehingga tidak dapat bersaing dengan komoditi yang dihasilkan sektor lain (industri).Langkah-langkah yang ditempuh untuk mengatasinya adalah, memperbaiki kehidupan petani dengan pola pembinaan dan pembangunan sarana dan prasarananya dibidang pertanian, meningkatkan nilai tambah komoditi pertanian, mencoba mengembangkan kegiatan agribisnis, menunjang kegiatan transmigrasi dan perlunya diadakan penyuluhan tentang bagaimana cara membuat pertanian kita menjadi kualitas yang tinggi.C. Sumber Daya ManusiaUntuk Sumber Daya Manusia Indonesia memang masih menghadapi berbagai macam masalah,diantaranya pertumbuhan penduduk yang masih tinggi, penyebaran yang kurang merata, kurang seimbangnya struktur dan komposisi penduduk yang ditandai dengan besarnya jumlah penduduk yang berusia muda serta mutu penduduk yang masih relatif rendah.Untuk pertumbuhan penduduk memang Indonesia dikatakan masih tinggi, hal ini tentu akan menimbulkan masalah untuk negara terlebih lagi jika tidak diiringi dengan pertumbuhan produksi dan efisiensi diberbagai bidang lainnya, hal yang dapat dilakukan oleh pemerintah adalah dengan menjalankan program KB, meningkatkan mutu SDM dengan memberikan program pendidikan formal dan informal sehingga mampu mendukung produktifitas guna menyeimbangkan pertumbuhan yang tinggi tersebut.Untuk persebaran penduduknya indonesia masih memiliki persebaran yang tidak merata, sehingga menimbulkan ketidak seimbangan pertumbuhan perekonomian dan menimbulkan ketimpangan antara daerah miskin dan kaya, hal yang dapat dilakukan oleh pemerintah adalah dengan mengadakan transmigrasi, dan dengan membuka lapangan pekerjaan di daerah-daerah lain diluar daerah yang berpenduduk padat.Sedangkan untuk komposisi penduduk yang tidak seimbang dapat menimbulkan proses regenerasi kegiatan produksi menjadi tidak lancar.tindakan-tindakan yang dapat dan telah dilakukan pemerintah untuk mengatasinya adalah meninjau kembali sistem pendidikan di Indonesia yang masih bersifat umum untuk dapat lebih disesuaikan dengan tuntutan pembangunan, menciptakan sarana dan prasarana pendidikan yang lebih mendukung langkah awal.Berikut ini adalah sasaran kebijaksanaan tenaga kerja di indonesia:Memperluas lapangan kerja untuk dapat menyerap pertambahan angkatan kerja baru dan mengurangi tingkat pengangguran.Membina angkatan kerja baru yang memasuki pasar melalui latihan keterampilan untuk berusaha sendiri maupun untuk mengisi lapangan kerja yang tersedia.Membina dan melindungi para pekerja melalui mekanisme hubungan kerja yang dijiwai oleh pancasila dan UUD 1945, memperbaiki kondisi-kondisi dan lingkungan kerja agar sehat dan aman serta meningkatkan kesejahteraan pekerja.Meningkatkan peranan pasar kerja, agar penyaluran, penyebaran dan pemanfaatan tenaga kerja dapat menunjang kegiatan pembangunan.Memperlambat lajunya pertumbuhan penduduk dan meningkatkan mutu tenaga kerja melalui usaha pembinaan dan pengembangan SDM sebagai bagian dari perencanaan tenaga kerja terpadu.D. InvestasiDalam kondisi tertentu masih sulit untuk mengharapkan dana investasi dari masyarakat. untuk itulah pemerintah memerlukan dana yang besar dari selisih penerimaan dan pengeluaran rutin pemerintah. namun sayangnya pemerintah tidak dapat terus menerus mengandalkan tabungan pemerintah. perlu dilakukan upaya-upaya tambahan guna membantu memenuhi kebutuhan dana investasi pembangunan. upaya-upaya tersebut adalah :Lebih mengembangkan ekspor komoditi non migas, sehingga secara absolut dapat meningkatkan penerimaan pemerintah dari sektor luar negeri.Menusahakan adanya pinjaman luar negeri yang memiliki syarat lunak serta menggunakannya untuk investasi yang menganut prinsip prioritas.Menciptakan iklim investasi yang menarik dan aman bagi para penanam modal asing, sehingga makin banyak PMA yang masuk ke Indonesia.Lebih menggiatkna dan menyempurnakan sistem perpajakkan dan perkreditan terutama kredit untuk golongan ekonomi lemah agar mereka secepatnya dapat berjalan bersama dengan para pengusaha besar dalam rangka peningkatan produktifitas.Semakin jelas dan detail bukan ? Bahwa kita sebagai bangsa Indonesia pada umumnya dan sebagai penerus bangsa pada khususnya bisa melihat bahwa negara kita merupakan negara yang kaya akan SDA dan SDM.

Dengan pengelolaan yang baik, bersih, dan jujur maka bangsa kita bisa tumbuh dan berkembang tanpa harus mempunyai ketergantungan khusus dengan negara lain dan tidak perlu mengimpor bahan bahan pangan, sandang dan papan dari negara tetangga.

Inilah tujuan penulis agar para generasi penerus bisa bangga akan Indonesia, dan mempunyai visi dan misi mengubah Perekonomian Indonesia menjadi lebih baik yang berdampak meningkatkan kesejahteraan penduduk dan bangsa pada umumnya.

Semoga hal hal yang telah dibahas dan dirincikan oleh penulis bisa menjadi bahan inspirasi bagi para penerus bangsa khususnya untuk penulis sendiri untuk bisa lebih berkreasi dalam Perekonomian Indonesia dengan usaha kretaif, apalagi mengingat kita sudah memasuki Era Pasar Bebas dimana semua aspek ekonomi bisa secara langsung masuk dan keluar secara lebih kooperatif dalam Perekonomian Bangsa.

BAB 3PENUTUP3.1 KESIMPULAN 1.Indonesia merupakan negara dimana pemerintah mempunyai peranan penting untuk memajukan perekonomian.2.Kondisi perekonomian Indonesia untuk kedepannya diperkirakan terus membaik namun aktor-faktor penghambat masih terus ada. 3.Peran dan posisi perekonomian Indonesia di dunia diharapkan terus meningkat . 3.2 SARAN

Dari hasil pembahasan diatas, dapat dilakukan beberapa tindakan, yaitu :1.Pemerintah perlu mengkaji ulang perturan-peraturan yang dapat menyebabkan

pergeseran ekonomi.2.Masyarakat harus mencintai produk dari bangsa kita sendiri.3.Pemerintah harus meningkatkan kemampuan bangsa dan negara untuk

berkompetisi secara internasional.4.Pemerintah harus mampu meningkatkan kualitas produksi dalam negeri agar dapat bersaing di pasar internasional 5.Pemerintah juga harus mampu meningkatkan pendapatan perkapita masyarakatDAFTAR PUSTAKA www. Google.comwww. Wikipedia.com

Sukirno, Sadono.2011.Makroekonomi Teori Pengantar edisi ketiga .Jakarta: PT RajaGrafindo Persada

Sovie Nilam, Buku materi pokok Sistem Ekonomi Indonesia; 1-9; ADNI4310/3 SKS/oleh nilam Sovie, Jakarta, Penerbit Karunika Universitas Terbuka, 1986.

Biro Perancangan Negara, Garis-garis Besar Perencanaan Lima Tahun, 1955-1960, Jakarta, 1956.

Soemitro Djojohadikusumo : Pembangunan Ekonomi Indonesia, Kuliah Perdana Universitas Terbuka, PT Sinar Agafies Press, Cetakan Pertama, 1985.

Djamin Zulkarnain, Perekonomian Indonesia, Jakarta, Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 1989.

_1234567890.wmf