Makalah analisa perekonomian indonesia pasca krisis ekonomi eropa
-
Upload
irwan-sahaja -
Category
Documents
-
view
26.414 -
download
0
description
Transcript of Makalah analisa perekonomian indonesia pasca krisis ekonomi eropa
1
Analisa Perekonomian Indonesia
Pasca Krisis Ekonomi Eropa
2012
Bab I.
Pendahuluan
A. Latar Belakang
Kondisi global menghadapi tekanan yang berat karena krisis keuangan
Eropa setelah krisis keuangan Amerika Serikat pada tahun 2008. Krisis keuangan
Eropa berawal dari defisit anggaran pemerintah yang semakin besar di negara-
negara kawasan Eropa terutama negara-negara lapisan pertama yaitu Yunani,
Irlandia, dan Portugal. Sementara itu melebarnya defisit anggaran pemerintah
dibarengi dengan rasio hutang per PDB yang menyebabkan kemampuan
memperoleh pembiayaan defisit terbatas. Tidak berfungsinya kebijakan moneter
dalam kawasan Euro, terbatasnya ruang gerak fiskal, serta tidak terlihatnya upaya
pemulihan, mendorong perlambatan bahkan penurunan perekonomian pada
beberapa negara kawasan Eropa akan menyebabkan besar kemungkinan terjadinya
perambatan krisis keuangan di kawasan Eropa bahkan global. Sistem perbankan
yang saling terkait dan kompleks di dalam kawasan Eropa maupun dengan luar
kawasan Eropa seperti Amerika dan Jepang dapat menjadi sumber lajunya proses
perambatan krisis keuangan. Dengan demikian, pada saat satu Negara pada lapisan
pertama (Yunani, Spanyol,Irlandia, Portugal) mengalami default, maka akan
mempengaruhi perbankan negara lain terutama Italia, Jerman dan Perancis.
Di luar negara-negara Eropa, krisis global dan penurunan peringkat utang
Amerika Serikat telah memicu gejolak finansial global antara lain dengan turunnya
indeks bursa saham di banyak Negara dan akan memberi dampak yang besar pada
sektor riil terutama perdagangan berdasarkan hubungan bilateral, ekspor dan
impor. Negara Asia yang rutin mengekspor produk-produknya ke negara Eropa
adalah Cina dan India. Terkait perlambatan perekonomian dunia terutama pada
negara-negara maju, krisis global tidak berpengaruh besar terhadap jalur
perdagangan langsung (direct trade) antara Indonesia dengan Eropa maupun
dengan Amerika Serikat. Namun jalur perdagangan tidak langsung (indirect trade)
Indonesia dengan Eropa dan Amerika akan terpengaruh melalui China dan India.
China yang merupakan importer terbesar barang Indonesia diperkirakan akan
mengurangi impornya disebabkan permintaan negara-negara maju menurun
terhadap barang China. Sehingga kedalaman krisis ekonomi dan krisis keuangan
Eropa yang menjadi krisis global dikhawatirkan akan memberi dampak negatif
yang besar terhadap perekonomian Indonesia.
Dari deskripsi singkat krisis ekonomi eropa di atas, penulis dalam
pembuatan makalah mengangkat tentang bagaimanakah perekonomian Indonesia
pasca krisis ekonomi eropa?
B. Rumusan Masalah
Agar pembahasan mengenai permasalahan umum yang dikemukakan yaitu
bagaimanakah perekonomian Indonesia pasca krisis ekonomi eropa, tidak terlalu
luas dan menjadi focus maka penulis membatasi atau membagi permasalahan
menjadi 3 sub masalah yaitu sebagai berikut:
1. Seperti apakah Kebijakan pemerintah Indonesia dalam menghadapi krisis
ekonomi dan krisis financial Eropa?
2. Bagaimanakah kondisi perekonomian Indonesia di sector Perdagangan
terutama perdagangan internasinal (ekspor dan impor)?
3. Bagaimanakah kondisi perekonomian Indonesia di sector financial seperti,
aliran modal dan perbankan ?
C. Tujuan Makalah
Makalah ini bertujuan secara umum untuk mendeskripsikan perekonomian
Indonesia pasca krisis ekonomi dari negara-negara Eropa dan secara khusus
menggambarkan kebijakan-kebijakan pemerintah dalam mengatasi dampak krisis
ekonomi eropa, baik dari sector perdagangan atau sector financial.
2
D. Kerangka Teori
A. Sistem Ekonomi
1. Pengertian Sistem Ekonomi
Setiap negara mempunyai sistem perekonomian yang berbeda-beda. Hal ini
dipengaruhi selain oleh ideologi suatu bangsa juga dikarenakan perbedaan
budaya dan pandangan politik di setiap negara. Sistem perekonomian yang
dianut bangsa Indonesia berbeda dengan sistem perekonomian yang dianut
negara Malaysia, Thailand, Australia, Inggris, Italia dan negara-negara di
Afrika. Perbedaan-perbedaan sistem ekonomi tersebut, pada dasarnya
mengarah pada tujuan-tujuan yang sama berikut ini.
1. Mencapai tingkat kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat.
2. Meningkatkan pertumbuhan ekonomi.
3. Mencapai kestabilan ekonomi dengan kesempatan kerja yang luas.
4. Mengurangi jumlah pengangguran.
5. Pemerataan pendapatan di antara berbagai golongan dan lapisan
masyarakat.
Sistem perkonomian adalah sistem yang digunakan oleh suatu negara untuk
mengalokasikan sumber daya yang dimilikinya baik kepada individu maupun
organisasi di negara tersebut. Perbedaan mendasar antara sebuah sistem
ekonomi dengan sistem ekonomi lainnya adalah bagaimana cara sistem itu
mengatur faktor produksinya. Dalam beberapa sistem, seorang individu boleh
memiliki semua faktor produksi. Sementara dalam sistem lainnya, semua
faktor tersebut di pegang oleh pemerintah. Kebanyakan sistem ekonomi di
dunia berada di antara dua sistem ekstrim tersebut.
Selain faktor produksi, sistem ekonomi juga dapat dibedakan dari cara sistem
tersebut mengatur produksi dan alokasi. Sebuah perekonomian terencana
(planned economies) memberikan hak kepada pemerintah untuk mengatur
faktor-faktor produksi dan alokasi hasil produksi. Sementara pada
perekonomian pasar (market economic), pasar lah yang mengatur faktor-
3
faktor produksi dan alokasi barang dan jasa melalui penawaran dan
permintaan.
2. Macam-Macam Sistem Ekonomi
Sistem ekonomi yang dianut berbagai negara merupakan hasil perkembangan
sejarah serta tanggapan suatu bangsa atas pergolakan zaman. Secara umum
sistem ekonomi dalam perekonomian suatu negara dapat dibedakan menjadi
tiga macam, yaitu sistem ekonomi liberal, sistem ekonomi sosialis, dan sistem
ekonomi campuran.
a. Sistem Ekonomi Liberal
Sistem ekonomi liberal disebut juga sistem ekonomi pasar bebas
atau sistem ekonomi laissez faire. Sistem ekonomi liberal adalah sistem
perekonomian yang memberikan kebebasan sepenuhnya dalam segala
bidang perekonomian kepada masing-masing individu untuk memperoleh
keuntungan yang sebesar-besarnya. Filsafat atau ideologi yang menjadi
landasan kepada sistem ekonomi liberal adalah bahwa setiap unit pelaku
kegiatan ekonomi diberi kebebasan untuk melakukan kegiatan-kegiatan
yang akan memberikan keuntungan kepada dirinya, maka pada waktu yang
sama masyarakat akan memperoleh keuntungan juga.
b . Sistem Ekonomi Sosialis
Sistem ekonomi sosialis disebut juga sistem ekonomi terpusat.
Mengapa disebut terpusat? Karena segala sesuatunya harus diatur oleh
negara, dan dikomandokan dari pusat. Pemerintahlah yang menguasai
seluruh kegiatan ekonomi. Sistem perekonomian sosialis merupakan sistem
perekonomian yang menghendaki kemakmuran masyarakat secara merata
dan tidak adanya penindasan ekonomi. Untuk mewujudkan kemakmuran
yang merata pemerintah harus ikut campur dalam perekonomian. Oleh
karena itu hal tersebut mengakibatkan potensi dan daya kreasi masyarakat
akan mati dan tidak adanya kebebasan individu dalam melakukan kegiatan
ekonomi.
4
Dasar yang digunakan dalam sistem ekonomi sosialis adalah ajaran
Karl Marx, di mana ia berpendapat bahwa apabila kepemilikan pribadi
dihapuskan maka tidak akan memunculkan masyarakat yang berkelas-kelas
sehingga akan menguntungkan semua pihak. Negara yang menganut sistem
ini seperti Rusia, Kuba, Korea Utara, dan negara komunis lainnya.
c . Sistem Ekonomi Campuran
Sistem ekonomi campuran merupakan campuran atau perpaduan antara
sistem ekonomi liberal dengan sistem ekonomi sosialis. Masalah-masalah
pokok ekonomi mengenai barang apa yang akan diproduksi, bagaimana
barang itu dihasilkan, dan untuk siapa barang itu dihasilkan, akan diatasi
bersama-sama oleh pemerintah dan swasta. Pada sistem ekonomi campuran
pemerintah melakukan pengawasan dan pengendalian dalam perekonomian,
namun pihak swasta (masyarakat) masih diberi kebebasan untuk
menentukan kegiatan-kegiatan ekonomi yang ingin mereka jalankan.
Adanya campur tangan dari pemerintah bertujuan untuk menghindari akibat-
akibat yang kurang menguntungkan dari sistem liberal, antara lain terjadinya
monopoli dari golongan-golongan masyarakat tertentu terhadap sumber
daya ekonomi. Apabila kita cermati sebagian besar negara di dunia tidak ada
lagi yang menggunakan salah satu sistem ekonomi. Mereka kebanyakan
mengombinasikan dari sistem-sistem yang ada sesuai dengan situasi dan
tradisi negara yang bersangkutan. Misalnya saja Amerika Serikat yang
sangat terkenal dengan sistem ekonomi liberalnya.
Meskipun sistem ekonomi yang mereka tetapkan berpaham liberal,
namun pada kenyataannya masih ada campur tangan pemerintah, misalnya
dalam hal pembuatan undang-undang antimonopoli.
B. Sistem Ekonomi Indonesia
`Sistem ekonomi yang dianut oleh setiap bangsa berbeda-beda. Hal ini
sesuai dengan falsafah dan ideologi dari masing-masing negara. Seperti halnya
Indonesia, sistem ekonomi yang dianut oleh bangsa Indonesia akan berbeda
dengan sistem ekonomi yang dianut oleh Amerika Serikat ataupun negara-
5
negara lainnya. Pada awalnya Indonesia menganut sistem ekonomi liberal, di
mana seluruh kegiatan ekonomi diserahkan kepada masyarakat. Akan tetapi
karena ada pengaruh komunisme yang disebarkan oleh Partai Komunis
Indonesia, maka sistem ekonomi di Indonesia berubah dari sistem ekonomi
liberal menjadi sistem ekonomi sosialis.
Pada masa Orde Baru, sistem ekonomi yang dianut oleh bangsa Indonesia
diubah kembali menjadi sistem demokrasi ekonomi. Sistem ini bertahan hingga
masa Reformasi. Setelah masa Reformasi, pemerintah melaksanakan sistem
ekonomi yang berlandaskan ekonomi kerakyatan. Sistem inilah yang masih
berlaku di Indonesia. Berikut ini bentuk sistem ekonomi di Indonesia dari masa
Orde Baru hingga sekarang.
1. Sistem Ekonomi Demokrasi
Indonesia mempunyai landasan idiil yaitu Pancasila dan landasan
konstitusional yaitu UUD 1945. Oleh karena itu, segala bentuk kegiatan
masyarakat dan negara harus berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Sistem
perekonomian yang ada di Indonesia juga harus berdasarkan Pancasila dan
UUD 1945. Sistem perekonomian nasional yang berdasarkan Pancasila dan
UUD 1945 disusun untuk mewujudkan demokrasi ekonomi dan dijadikan dasar
pelaksanaan pembangunan ekonomi. Sistem perekonomian Indonesia yang
berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 disebut sistem ekonomi demokrasi.
Dengan demikian sistem ekonomi demokrasi dapat didefinisikan sebagai suatu
sistem perekonomian nasional yang merupakan perwujudan dari falsafah
Pancasila dan UUD 1945 yang berasaskan kekeluargaan dan
kegotongroyongan dari, oleh, dan untuk rakyat di bawah pimpinan dan
pengawasan pemerintah.
Pada sistem demokrasi ekonomi, pemerintah dan seluruh rakyat baik
golongan ekonomi lemah maupun pengusaha aktif dalam usaha mencapai
kemakmuran bangsa. Selain itu, negara berperan dalam merencanakan,
membimbing, dan mengarahkan kegiatan perekonomian. Dengan demikian
6
terdapat kerja sama dan saling membantu antara pemerintah, swasta, dan
masyarakat.
2. Sistem Ekonomi Kerakyatan
Sistem ekonomi kerakyatan berlaku di Indonesia sejak terjadinya
Reformasi di Indonesia pada tahun 1998. Pemerintah bertekad melaksanakan
sistem ekonomi kerakyatan dengan mengeluarkan ketetapan Majelis
Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia Nomor IV/MPR/1999, tentang
Garis-Garis Besar Haluan Negara yang menyatakan bahwa sistem
perekonomian Indonesia adalah sistem ekonomi kerakyatan. Pada sistem
ekonomi kerakyatan, masyarakat memegang aktif dalam kegiatan ekonomi,
sedangkan pemerintah menciptakan iklim yang sehat bagi pertumbuhan dan
perkembangan dunia usaha.
3. Pelaku Utama dalam Sistem Perekonomian Indonesia
Sistem ekonomi kerakyatan sendi utamanya adalah UUD 1945 pasal 33 ayat
(1), (2), dan (3). Bentuk usaha yang sesuai dengan ayat (1) adalah koperasi,
dan bentuk usaha yang sesuai dengan ayat (2) dan (3) adalah perusahaan
negara. Adapun dalam penjelasan pasal 33 UUD 1945 yang berbunyi “hanya
perusahaan yang tidak menguasai hajat hidup orang banyak boleh di tangan
seorang”. Hal itu berarti perusahaan swasta juga mempunyai andil di dalam
sistem perekonomian Indonesia. Dengan demikian terdapat tiga pelaku utama
yang menjadi kekuatan sistem perekonomian di Indonesia, yaitu perusahaan
negara (pemerintah), perusahaan swasta, dan koperasi.
1. Pemerintah (BUMN)
a. Pemerintah sebagai Pelaku Kegiatan Ekonomi
1 ) Kegiatan produksi
Pemerintah dalam menjalankan perannya sebagai pelaku ekonomi,
mendirikan perusahaan negara atau sering dikenal dengan sebutan Badan
Usaha Milik Negara (BUMN). Sesuai dengan UU No. 19 Tahun 2003,
7
BUMN adalah badan usaha yang seluruh atau sebagian besar modalnya
dimiliki oleh negara melalui penyertaan secara langsung berasal dari
kekayaan negara yang dipisahkan.
2 ) Kegiatan konsumsi
Pemerintah juga membutuhkan barang dan jasa untuk menjalankan
tugasnya. Seperti halnya ketika menjalankan tugasnya dalam rangka
melayani masyarakat, yaitu mengadakan pembangunan gedung-gedung
sekolah, rumah sakit, atau jalan raya. Tentunya pemerintah akan
membutuhkan bahan-bahan bangunan seperti semen, pasir, aspal, dan
sebagainya. Semua barang-barang tersebut harus dikonsumsi pemerintah
untuk menjalankan tugasnya. Contoh-contoh mengenai kegiatan konsumsi
yang dilakukan pemerintah masih banyak, seperti membeli barang-barang
untuk administrasi pemerintahan, menggaji pegawai-pegawai pemerintah,
dan sebagainya.
3 ) Kegiatan distribusi
Selain kegiatan konsumsi dan produksi, pemerintah juga melakukan
kegiatan distribusi. Kegiatan distribusi yang dilakukan pemerintah dalam
rangka menyalurkan barang-barang yang telah diproduksi oleh
perusahaanperusahaan negara kepada masyarakat. Misalnya pemerintah
menyalurkan sembilan bahan pokok kepada masyarakat-masyarakat miskin
melalui BULOG. Penyaluran sembako kepada masyarakat dimaksudkan
untuk membantu masyarakat miskin memenuhi kebutuhan hidupnya.
Kegiatan distribusi yang dilakukan oleh pemerintah harus lancar. Apabila
kegiatan distribusi tidak lancar akan memengaruhi banyak faktor seperti
terjadinya kelangkaan barang, harga barang-barang tinggi, dan pemerataan
pembangunan kurang berhasil. Oleh karena itu, peran kegiatan distribusi
sangat penting.
b . Pemerintah sebagai Pengatur Kegiatan Ekonomi
Pemerintah dalam melaksanakan pembangunan di bidang ekonomi tidak
hanya berperan sebagai salah satu pelaku ekonomi, akan tetapi pemerintah
8
juga berperan dalam merencanakan, membimbing, dan mengarahkan
terhadap jalannya roda perekonomian demi tercapainya tujuan
pembangunan nasional. Dalam rangka melaksanakan peranannya tersebut
pemerintah menempuh kebijaksanaan-kebijaksanaan berikut ini.
1) Kebijaksanaan dalam dunia usaha Usaha untuk mendorong dan
memajukan dunia usaha, pemerintah melakukan kebijaksanaan-
kebijaksanaan
2 ) Kebijaksanaan di bidang perdagangan
Di bidang perdagangan, pemerintah mengeluarkan kebijaksanaan berupa
kebijaksanaan ekspor dan kebijaksanaan impor. Pemerintah menetapkan
kebijakan ekspor dengan tujuan untuk memperluas pasar di luar negeri
dan meningkatkan daya saing terhadap barang-barang luar negeri.
Adapun kebijakan impor dimaksudkan untuk menyediakan barang-
barang yang tidak bisa diproduksi dalam negeri, pengendalian impor,
dan meningkatkan daya saing.
3) Kebijaksanaan dalam mendorong kegiatan masyarakat Kebijaksanaan
pemerintah dalam mendorong kegiatan masyarakat.
2. Swasta (BUMS)
BUMS adalah salah satu kekuatan ekonomi di Indonesia. BUMS merupakan
badan usaha yang didirikan dan dimiliki oleh pihak swasta. Tujuan BUMS
adalah untuk memperoleh laba sebesar-besarnya. BUMS didirikan dalam
rangka ikut mengelola sumber daya alam Indonesia, namun dalam
pelaksanaannya tidak boleh bertentangan dengan peraturan pemerintah dan
UUD 1945. BUMS dalam melakukan perannya mengandalkan kekuatan
pemilikan modal. Perkembangan usaha BUMS terus didorong pemerintah
dengan berbagai kebijaksanaan
3. Koperasi
Keberadaan koperasi di Indonesia berlandaskan pada pasal 33 UUD 1945
dan UU No. 25 Tahun 1992. Pada penjelasan UUD 1945 pasal 33 ayat (1),
9
koperasi berkedudukan sebagai “soko guru perekonomian nasional” dan
menjadi bagian yang tidak terpisahkan dalam sistem perekonomian nasional.
Adapun penjelasan dalam UU No. 25 Tahun 1992, menyebutkan bahwa
koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang seorang atau badan
hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip
koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan atas
asas kekeluargaan. Berdasarkan pada pengertian koperasi di atas,
menunjukkan bahwa koperasi di Indonesia tidak semata-mata dipandang
sebagai bentuk perusahaan yang mempunyai asas dan prinsip yang khas,
namun koperasi juga dipandang sebagai alat untuk membangun sistem
perekonomian Indonesia. Koperasi diharapkan dapat mengembangkan
potensi ekonomi rakyat dan mewujudkan demokrasi ekonomi yang sesuai
dengan yang diamanatkan dalam UUD 1945.
C. Krisis Ekonomi
”Resesi ekonomi terjadi ketika seluruh permintaan melempem, dan output
(pertumbuhan barang dan jasa) gagal meningkat. Secara teknis, kondisi resesi
terjadi saat suatu perekonomian menunjukkan gejala ini selama lebih dari dua
kuartal fiscal secara berturut-turut, dan diikuti dengan kemerosotan dalam
ketenagakerjaan. Resesi adalah kemunduran ekonomi dan dalam situasi yang
keras dan panjang, resesi dapat diperlunak dan dapat dengan mudah dikoreksi
oleh campur tangan bankir-bankir sentral pemerintah dan perusahaan swasta.”
Kecenderungan di suatu ekonomi akan berdampak pada mitra dangangnya
di manapun, karena penurunan daya beli dan kemampuan memproduksi akan
menjalar dari satu Negara ke Negara lain atau kawasan lain. Dalam
menganalisis penyebab terjadinya krisis ekonomi yang terjadi di Uni Eropa,
ada teori yang dapat digunakan sebagai kacamata analisis, yaitu:
1. Teori contagion
Teori ini menjelaskan dampak krisis ekonomi yang menimbulkan adanya
contagion effect yaitu menularnya dengan amat cepat dari satu Negara ke
10
negara lain. Hal ini jelas terlihat pada kasus krisis yang melanda Uni Eropa
yang diawali terlebih dahulu oleh Yunani.
2. Teori business cycle (konjungtur)
Teori ini menjadi salah satu yang bisa digunakan untuk menganalisis krisis
yang melanda di Uni Eropa karena proses ekonomi berdasarkan mekanisme
pasar (ekonomi kapitalis) selalu menunjukkan gelombang pasang surut dalam
bentuk naik turunnya variabel-variabel makro
D. Kebijakan Ekspor-Impor
Perekonomian barat memiliki pendekatan yang agresif baik untuk
ekspor maupun impor berdasarkan prinsip pertumbuhan dapat difasilitasi
dengan baik dengan adanya pertukaran daripada mengakumulasi karakteristik
uang dari perekonomian merkantilis. Mengejar keseimbangan bukan surplus
atau defisit adalah ideal bagi mereka. Adanya pilihan atau tidak adanya pilihan,
atas perdagangan telah sangat mempengaruhi status dari setiap pemain di pasar
global. Ternyata tidak ada ‘tangan ajaib’ Adam Smith yang dapat menentukan
terbentuknya blok kebijakan perdagangan. Hal ini hanya oleh badan
internasional. Strategi kebijakan perdagangan, dipilih oleh sebagian dan
ditinggalkan seluruhnya, ditetapkan oleh pemerintah dengan bantuan formulasi
pemimpin bisnis dan bahkan militer.
Tarif ekspor ditetapkan agar barang dan jasa yang penting tidak
meninggalkan batas Negara. Tarif seperti itu juga ditetapkan dalam pasar
tenaga kerja yang murah untuk menarik pajak atas produser asing yang
mengekspor barang dan jasa bernilai tambah untuk meningkatkan keuntungan.
Hal ini merupakan isu domestik walaupun pengaruhnya dapat berlaku massif
secara global. Denganmemerintahkan atau mengancam untuk memerintahkan
unruk memberlakukan tarif yang lebih besar atau total, maka sebuah Negara
dapat memaksa pesaing ekonominya untuk menurunkan tarif mereka.
11
Pemerintah secara teratur menetapkan tarif impor atas produk asing
yang juga diproduksi di dalam negeri. Disamping menghasilkan pendapatan
pajak, tarif bertujuan untuk mempertahankan pasar ekslusif bagi bisnis
domestik atau menawarkan proteksi kompetitif bagi manufaktur asing yang
efisien atau jasa yang diberikan.
E. Konsep Industri Berdaya Saing
Salah satu indikator ekonomi yang semakin mendapat perhatian dalam
kancah perekonomian global adalah faktor daya saing. Daya saing ekonomi
semakin menjadi barometer bagi setiap negara, baik untuk menjalin kerjasama
antarnegara maupun antarkawasan ekonomi. Oleh karena itu, upaya
peningkatan daya saing harus menjadi salah satu fokus pemerintah dalam
mengelola perekonomian. Di Indonesia daya saing industri sebagian besar
berkaitan dengan iklim usaha. Dari sisi teori, daya saing pada umumnya
didefinisikan sebagai seberapa besar pangsa pasar produk suatu negara dalam
pasar dunia. Tetapi definisi yang lebih tepat mengenai daya saing itu adalah
produktivitas (Pambudhi, 2007). Produktivitas akan mendorong mata uang
suatu negara menjadi lebih kuat sekaligus meningkatkan standar hidup
masyarakat. Produktivitas tergantung dari nilai barang-barang dan jasa yang
dapat diproduksi secara efisien. Daya saing berdasarkan definisi ini meliputi
kondisi makro ekonomi, politik, dan lingkungan hukum yang mendukung
perekonomian yang maju.
Kondisi makro ekonomi yang baik membantu menciptakan
kemakmuran, tetapi perlu dukungan dari kondisi mikro ekonomi suatu negara.
Kemakmuran pada dasarnya dibentuk oleh pondasi mikro ekonomi, kegiatan,
dan strategi perusahaan. Menurut Pambudhi (2007), Strategi perusahaan ini
dipengaruhi oleh kualitas input, kondisi infrastruktur, institusi, peraturan-
peraturan pemerintah, dan kebijakan lainnya yang mengatur lingkungan bisnis
di mana perusahaan tersebut bersaing (OUTLOOK INDUSTRI 2012 hal-22).
12
Ada 2 catatan yang dapat dikedepankan dari survei daya saing versi
WEF tersebut. Pertama, dari ketiga kelompok variabel yang disusun, peringkat
paling buruk adalah kelompok persyaratan dasar (basic requirement). Isi dari
kelompok persyaratan dasar adalah: institusi (kelembagaan), infrastruktur,
stabilitas ekonomi makro, serta kesehatan dan pendidikan dasar. Padahal,
persyaratan dasar ini merupakan fundamen terpenting bagi penguatan daya
saing ekonomi suatu negara. Kedua, setidaknya dalam beberapa tahun terakhir
Indonesia gagal menjaga momentum perbaikan daya saing ini, sehingga
peringkat kompetisi global mengalami kemunduran. Dua alasan ini
rasanyacukup untuk menjadi dasar bagi pentingnya membangun industri yang
berdayasaing, (OUTLOOK INDUSTRI 2012 hal-22).
13
Bab II. Isi
Pembahasan
Sebagai salah satu kawasan yang selama ini menjadi tujuan ekspor Indonesia, Uni
Eropa menjadi perhatian khusus bagi Indonesia untuk meningkatkan ekspornya ke sana,
meskipun sebenarnya Indonesia bukanlah salah satu mitra dagang yang utama bagi Uni
Eropa, seperti Amerika, China, Swiss, Rusia atau Jepang, karena tercatat pada tahun 2004
pangsa impor UE dari Indonesia hanya sebesar 1,0%. Tapi pada tahun itu Indonesia perlu
sedikit bangga, karena indonesia mendapat urutan 3 besar yang memperoleh fasilitas
pengurangan bea masuk melalui skema Generalized System of Preference (GSP) UE yang
diberikan kepada 178 negara berkembang.
Dengan adanya efek domino dari krisis finansial yang merambat ke Negara-negara
lain di Uni Eropa memberikan dampak yang cukup luas terhadap perekonomian dunia.
Namun demikian, pasar Uni Eropa cukup mampu bertahan dibandingkan dengan pasar-
pasar di Asia lainnya.
Berdasarkan teori contagion, krisis yang terjadi di Eropa pasti akan berpengaruh
ke negara-negara lain di dunia. Tidak terlepas Indonesia pasti terkena dampak krisis
ekonomi eropa. Namun krisis yang terjadi di Eropa tidak berdampak secara langsung
tetapi melalui negara yang lain seperti cina yang merupakan negara terbesar yang
mengekspor produknya ke negara-negara eropa dan negara pengimpor barang-barang dari
Indonesia. Hubungan perdagangan terutama ekspor dan impor merupakan jalur
penyebaran krisis ekonomi. dampak yang dapat dirasakan Indonesia terjadi pada bidang
ekspor. Krisis di Eropa akan membuat permintaan barang dari Negara negara tersebut
pada Indonesia menurun. Mereka tidak memiliki cukup dana untuk membeli barang-
barang Indonesia. Akibatnya, produsen dalam negeri akan menurunkan harga barang
ekspor. Walau begitu, porsi perdagangan Indonesia di Eropa hanya 10,4% dan di AS juga
hanya 8.2%. Dampak krisis Eropa tidak akan terlalu besar pada perdagangan di Indonesia
karena pasar ekspor utama Indonesia adalah kawasan Asia.
14
Tidak hanya dari sisi perdagangan, dampak juga terjadi pada fokus aliran dana.
Karena dana besar sulit diraih, maka modal-modal yang masuk akan berukuran kecil.
Modal-modal kecil ini lebih dapat diserap oleh pasar-pasar baru dan sektor riil. Ekonomi
mikro menjadi terangkat namun tidak memberikan banyak sumbangan pada negara.
Kondisi perdagangan saat ini terutama ekspor Indonesia tertekan karena neraca
surplus perdagangan mengalami penurunan yang diakibatkan oleh defisitnya neraca
perdagangan negara mitra dagang seperti Singapura, Korea Selatan dan Jepang. Wakil
menteri perdagangan Bayu Krisnamukti dalam Harian Kompas (4/7), mengatakan bahwa
penurunan surplus perdagangan juga dipicu oleh lonjakan impor. Indonesia kebanjiran
produk impor terutama barang-barang impor yang berasal dari China baik berupa barang
jadi atau barang setengah jadi. Kebutuhan akan beberapa barang impor masih sangat
dibutuhkan oleh industri dalam negeri sehingga tidak memungkinkan untuk membatasi
impor barang secara menyeluruh. Guna menjaga pasar domestik, kementrian perindustrian
mendorong atau menggalakkan kebijakan seperti penerapan wajib standar nasional, bea
masuk antidumping, dan tindakan pengamanan perdagangan (safeguard).
Awal tahun 2012 ekonomi Amerika Serikat mulai menunjukkan perbaikan
terutama dengan semakin membaiknya keyakinan konsumen dan turunnya tingkat
penggangguran menjadi 8,5 persen pada Desember 2011. Harapan juga muncul dari Uni
Eropa seiring dengan semangat untuk melakukan konsolidasi fiskal disertai injeksi
likuiditas dalam bentuk pinjaman dari Bank Sentral Eropa (ECB) kepada perbankan di
Uni Eropa dengan bunga hanya 1 persen dan tenor 3 tahun.
ECB dikabarkan masih akan menambah jumlah pinjaman tersebut hingga
mencapai 1 triliun euro. Saat ini Uni Eropa bersama ECB telah memberikan bantuan
berupa dana talangan ke Spanyol sebesar 4 miliar euro. Tambahan likuiditas dalam
jumlah yang cukup masif ini juga memberi peluang mengalirnya dana Uni Eropa tersebut
ke emerging market Asia, termasuk ke Indonesia. Apalagi disaat yang sama, kondisi
ekonomi Indonesia mempunyai kekuatan pasar domestik yang disertai dengan
peningkatan daya beli masyarakat.
15
Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan kondisi perekonomian Indonesia
hingga kuartal ketiga 2011 memang menggembirakan. BPS mencatat pertumbuhan
ekonomi mencapai 6,5%. Sebagian besar pertumbuhan ini ditopang oleh ekspor barang
dan jasa sebesar 8,3%. Sumbangan terbesar lainnya dari konsumsi rumah tangga sebesar
2,7% dan investasi sebesar 1,7%.
Di penghujung tahun 2012 dikhawatirkan tren penurunan ekspor akan terus terjadi.
Bahkan pertumbuhan ekonomi yang menurun belum dapat berubah secara signifikan
sebagai dampak dari krisis ekonomi Eropa. Untuk menghadapi itu, Sofian yang juga
merupakan Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) mengatakan bahwa satu-
satunya jalan adalah menjaga pasar domestic. Pasar dalam negeri bisa menjadi tempat
bertahan bagi industri karena pertumbuhan ekonomi sampai saat ini sebesar 6,5 persen
dalam negeri. Diversifikasi pasar ekspor hanya dapat diraih untuk jangka panjang
sehingga butuh upaya keras untuk menjaga pasar domestic. Salah satu factor agar pasar
domestic pertumbuhannya meningkat adalah dengan menyelesaikan segala masalah yang
berkenaan dengan pembangunan infrastruktur.
Akhir Juni 2012, anggaran pemerintah defisit Rp. 60 triliun yang disebabkan oleh
realisaasi penyerapan belanja negara yang berjumlah Rp. 629,4 triliun, sementara realisasi
penerimaan sebesar Rp. 593 triliun. Artinya pengeluaran lebih besar dibandingkan
pemasukan. Hasil Rapat Paripurna Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) menyimpulkan
bahwa Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2011 yang merupakan
instrumen fiskal pemerintah mampu memperbaiki kondisi ekonomi makro, namum
kebijakan tersebut belum maksimal dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat yang
disebabkan oleh buruknya kualitas alokasi dan penyerapan anggaran.
Masa depan perekonomian Indonesia diramalkan tetap cerah kendati melamban
ditengah krisis utang Eropa dan lemahnya perekonomian Amerika Serikat. Setidaknya ini
prediksi dari berbagai ekonom dan lembaga keuangan dunia. Bank Pembangunan Asia
(ADB) memperkirakan pertumbuhan ekonomi 2012, pertumbuhan ekonomi Indonesia
mulai melamban menjadi 6,5% akibat meningkatnya risiko krisis utang Eropa dan lesunya
perekonomian Amerika Serikat.
16
Sejumlah ekonom juga optimis prospek ekonomi Indonesia masih cukup cerah
pada 2012. Ekonom Faisal Basri memperkirakan, pertumbuhan ekonomi tahun depan bisa
mencapai lebih dari 6% kendati kondisi perekonomian global terutama di Eropa dan
Amerika Serikat masih suram. Kepala Riset Danareksa Research Institute Purbaya Yudhi
Sadewa juga hakul yakin pertumbuhan ekonomi Indonesia masih bisa melampaui 6% pada
2012 nanti. Namun, Purbaya memperkirakan, pertumbuhan Indonesia 2012 akan
melamban. Dia meramalkan pertumbuhan ekonomi 2012 mencapai 6,3%. Purbaya optimis
pertumbuhan ekonomi bisa lebih tinggi bila pemerintah mampu mengubah dana aliran
dana asing menjadi foreign direct investment (FDI). Dia berharap pemerintah bisa
memperbaiki iklim investasi seperti birokrasi, korupsi dan penyediaan infrastruktur seperti
pelabuhan dan ketersediaan listrik.
Masalah angka pertumbuhan perekonomian tahun 2012, Pemerintah dan DPR
dalam rapat yang membahas Rancangan Undang-Undang Anggaran Pendapatan dan
Belanja Negara tahun 2012 (RUU APBN), sepakat mematok pertumbuhan ekonomi pada
tahun 2012 sebesar 6,8-7,2 % yang pada tahun 2011 pertumbuhan ekonomi meningkat
sebesar 6,5 %, karena ada keyakinan pada sumber-sumber pertumbuhan ekonomi seperti
investasi, pasar domestic dan ekspor. Bank sentral meramalkan pertumbuhan investasi
tahun depan bisa mencapai sekitar 9,7% hingga 10,1%, lebih tinggi dari 2011 yang
diprediksi tumbuh sekitar 7,7% dari tahun 2010.
Untuk itu pemerintah harus konsisten dalam hal pembangunan infrastruktur dan
efisiensi anggaran. Dalam bidang finansial , Bank Indonesia memfokuskan menjaga nilai
tukar Rupiah terhadap Dolar Amerika. Beberapa ahli ekonomi Indonesia juga mengatakan
bahwa untuk mencapai target, pemerintah bersama Bank Indonesia dalam prosesnya harus
mengeluarkan kebijakan fiscal dan kebijakan moneter yang sinergitas atau kebijakan yang
mendukung agar konektivitas lebih baik dan dapat menekan biaya logistic sehingga proses
pertumbuhan perekonomian lebih lancar. Jika tidak Indonesia akan terkena dampak yang
besar dari perlambatan pertumbuhan ekonomi negara-negara Eropa, China dan India dan
Amerika Serikat.
17
Secara makro dan di mata internasional, Indonesia mencatat prestasi pembangunan
meyakinkan. Indonesia menjadi negara demokrasi dan memberikan otonomi daerah lebih
luas, memiliki kekayaan alam yang berlimpah, ekonomi tumbuh di atas 6 % ditengah
melemahnya perekonomian global, dan menjadi anggota kelompok 20 negara dengan
produk domestic bruto terbesar (G-20). Dari sisi pengelolaan fiscal, Indonesia sangat hati-
hati menerapkan deficit anggaran dengan tidak melebihi 3% produk domestic bruto
(PDB). Ekspor sebagai salah satu penyumbang pertumbuhan ekonomi masih didominasi
komoditas mineral, batubara, dan migas. Ditambah hasil pertanian terutama minyak sawit
mentah, ekspor komoditas mencapai lebih 63% dari total nilai ekspor.
Merevitalisasi industri merupakan pilihan untuk menciptakan pertumbuhan dan
lapangan kerja formal. Revitalisasi itu sejumlah syarat yaitu pemerintah harus
memperjelas strategi industri yang mengaitkan hulu dan hilir, industri besar dan kecil,
industri substitusi impor, serra insentif ekspor dengan instrumen lebih canggih. Strategi
industrialisasi harus mengaitkan dengan pendidikan dan pasar tenaga kerja yang sebagian
besar berpendidikan SMP. Kepemilikan industri juga menjadi isu dan untuk mendukung
industrialisasi, bank sentral tidak cukup hanya menjaga stabilitas moneter. Independensi
bank sentral perlu didefinisi ulang agar dapat berperan sebagai agen pembangunan.
18
Bab. III. Penutup
Kesimpulan
Krisis Eropa dan AS dapat memberikan dampak negatif pada
perekonomian Indonesia lewat perdagangan, aliran modal, dan remittance. Dengan
sumber daya alam yang melimpah, pasar konsumen yang besar, dan daya beli
masyarakat yang tinggi, disertai langkah-langkah strategis yang dilakukan
Kementrian Keuangan dan Bank Indonesia, diharapkan krisis Eropa dan AS tidak
akan berdampak besar pada perekonomian Indonesia.
Di tengah kesulitan yang kian mengimpit, pemerintah seharusnya pandai
mengambil hikmah dengan mencermati biang penyebab krisis. Runtuhnya
berbagai konglomerasi ekonomi, misalnya, merupakan hikmah besar yang tak
cukup dimaknai sekadar sebagai akibat lemahnya fundamental perekonomian
Indonesia saat itu. Hikmah yang lebih penting: memberikan perhatian berlebihan
pada kegiatan ekonomi skala besar dan mengabaikan yang kecil, menengah serta
sektor informal, ternyata merupakan kesalahan kebijakan yang harus dibayar
sangat mahal. Nyatanya, selama krisis, usaha ekonomi skala kecil, menengah, dan
sektor informal justru mampu bertahan bahkan menjadi penopang tetap
berlangsungnya kegiatan ekonomi rakyat.
Krisis ekonomi seharusnya juga mampu membuka mata kita bahwa
kebijakan pembangunan ekonomi nasional yang bertumpu pada sumber daya luar
– dan bukan sumber daya lokal – adalah kebijakan keliru. Strategi kebijakan
“footloose industry” yang mengandalkan pada sumber daya luar justru merupakan
penyumbang utama ambruknya perekonomian. Dari fakta ini saja, sudah cukup
alasan bagi pemerintah untuk segera melakukan reorientasi kebijakan. Utamanya,
mengubah strategi kebijakan pembangunan ekonomi menjadi berbasis pada
sumber daya lokal atau domestik (resource-based economy). Saatnya pemerintah
juga agresif di sisi fiskal, memastikan serapan anggaran yang maksimal sehingga
peran pemerintah mendorong pertumbuhan yang bisa mengkompensasi
19
kemungkinan perlambatan dorongan ekonomi dari penerimaan ekspor. Intinya
adalah bagaimana membuat pasar domestik menjadi kekuatan ekonomi Indonesia
ditengah berbagai risiko global saat ini.
20
DAFTAR PUSTAKA
Anhar Wahyu. Kondisi Perekonomian Indonesia. http://www.lintasberita.web.id/kondisi-perekonomian-indonesia/#ixzz1zv6bEP45. di akses 7 Juli 2012
Eeng Ahman. (2008). Membina Kompetensi EkonomiUntuk Kelas X SMA/ MA. Jilid 1. Bandung: Garfindo Media Utama.
Kampekique, 2011, Kerjasama Antara Indonesia dan Uni Eropa, diakses dari http://kampekique.wordpress.com/2011/01/18/kerjasama-antara-indonesia-dan-uni-eropa/
Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia, Kebijaksanaan Umum dan Politik Luar Negeri RI – Uni Eropa (UE), diakses dari http://www.deplu.go.id/Pages/IFPDisplay.aspx?Name=RegionalCooperation&IDP=15&P=Regional&l=id
Kementrian Perindustrian. Outlook Industri 2012. http//: kementrianperindustrian.com
Kominfo.. http://kominfonewscenter.com di akses 7 Juli 2012
Redaksi Harian Kompas. (2012). Harian Kompas, Edisi (4, 6,7,9,10) Juli 2012. Jakarta:
Kompas Press.
Roni. Dampak Krisis Ekonomi Eropa. http://fleepzfloopz.blog.com/2011/05/10/dampak-krisis-ekonomi-uni-eropa-terhadap-ekspor-indonesia/
Ryantono Puji Santoso. Perekonomian Indonesia 2012. http://www.gema-nurani.com/2012/01/perekonomian-indonesia-2012/ di akses 7 Juli 2012
Sadono Sukirno dkk. (2004). Pengantar Bisnis. Edisi Pertama. Jakarta: Prenada Media
21