Makalah kelompok Perekonomian Indonesia
-
Upload
dila-hapsari -
Category
Education
-
view
8.367 -
download
10
description
Transcript of Makalah kelompok Perekonomian Indonesia
MakalahDiajukan untuk memenuhi Tugas dari Mata Kuliah
Perekonomian Indonesia
“Pertumbuhan Ekonomi yang Berkualitas (Inclusive Growth) “
Semester / Kelompok : III/ III B
Anggota kelompok:
1. Ayu Hardiyanti (1111084000033)2. Aldila Hapsari (1111084000037) 3. Revi Kurniasari (1111084000048)
Ilmu Ekonomi dan Studi pembangunan
Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta
2012
i
Pengantar
Puji syukur kehadirat Tuhan yang maha esa, yang telah memberikan
rahmat dan karunia-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga tercurah kepada Nabi
Muhammad SAW. beserta keluarganya, sahabatnya, dan kita sebagai umatnya
hingga akhir zaman.
Makalah ini diajukan untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Perekonomian
Indonesia kepada Bapak Fahmi Wibawa,M.BA selaku dosen kami.
Kami menyadari bahwa penulisan makalah ini, tentu masih
banyak kelemahan dan kekurangan. Oleh karena itu, segala kritik, dan saran akan
kami terima dan hargai demi perbaikan dan pembenahannya makalah ini di masa
mendatang.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada
semua pihak yang telah memberikan dorongan dan bantuan dalam penyusunan
makalah ini. Secara khusus, ucapan terima kasih penulis tujukan kepada Bapak
Fahmi Wibawa,M.BA selaku dosen mata kuliah Peekonomian Indonesia yang
telah membimbing dalam penyusunan makalah ini. Semoga Tuhan
melipatgandakan balasan yang setimpal.
Akhirnya, Penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat
bagi semua pihak.
Jakarta, November 2012
ii
DAFTAR ISI
Pengantar.......................................................... i
Daftar Isi.......................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang........................................... 1
1.2. Identifikasi Masalah.................................... 1
1.3. Ruang lingkup Masalah.............................. 1
1.4. Rumusan Masalah...................................... 2
1.5. Metode Penulisan...................................... 2
1.6. Tujuan Penulisan....................................... 2
BAB II Kajian Teori
2.1 Pengertian Pertumbuhan Ekonomi ....................... 3
2.2 Faktor – faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan
Ekonomi.............. 3
2.3 Teori – Teori dan Model Pertumbuhan
Ekonomi................... 4
2.4 Analisa yang Mempengaruhi
Faktor Perekonomian Indonesia...................... 6
2.5 Pengertian Pertumbuhan Ekonomi
yang berkualitas.......... 10
2.6 Strategi Pembagunan Berkelanjutan
untuk Menunjang Pertumbuhan yang Berkualitas..... 13
2.7 Karakteristik Pertumbuhan Ekonomi yang
Berkualitas................. 16
2.8 Manfaat Pertumbuhan Ekonomi yang
Berkualitas................. 16
iii
2.9 Hambatan dalam Menciptakan
Pertumbuhan Ekonomi yang Berkualitas......... 16
2.10 Dampak Pertumbuhan Ekonomi yang
Kurang Berkualitas............... 17
2.11 Perbedaan Pertumbuhan Ekonomi yang Berkualitas di
Negara Maju dengan Negara Berkembang................. 18
2.12 Indonesia : Pertumbuhan Ekonomi
sudah berkualitaskah................................... 19
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan........................................ 21
3.2 Saran................................................ 21
DAFTAR PUSTAKA
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia membutuhkan pertumbuhan ekonomi berkualitas atau
inklusif growth yang banyak menyerap tenaga kerja, bukan sekadar besaran
angka1. Dari wacana tersebut bahwa Indonesia sangat berpotensi besar dalam
membuat beberapa kebijakan untuk bisa meninjau kembai analisa yang
mempengaruhi pertumbuhan ekonomi yang berkualitas.
Pembangunan dan pertumbuhan adalah dua hal yang tidak dapat
dipidahkan tetapi diantara dua hal tersebut terdapat Trade – off atau pertukaran
untuk bisa memilih suatu keputusan pemerataan masyarakat di Indonesia atau
menunjang pertumbuhannya,
Oleh sebab itu banyak sekali faktor – faktor, analisa, dan hal – hal
yang mempengaruhi untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang berkualitas.
1.2 Identifikasi Masalah
Permasalahan yang muncul dari Latar belakang diatas adalah sebagai berikut:
1.2.1 Faktor analisa Pertumbuhan Ekonomi
1.2.2 Indonesia berpotensi tapi kurang bisa menunjang Pertumbuhan
Ekonomi yang berkualitas
1.2.3 Hal – Hal yang dapat menunjang pertumbuhan ekonomi yag berkualitas
1.3 Ruang Lingkup masalah
1http://www.imq21.com/ekonomiyangberkualitas
1
Berbagai permasalahan yang ada penulis memberi ruang lingkup berupa ;
pengertian pertumbuhan, ciri – ciri pertumbuhan, yang berkualitas, analisa faktor,
dan sumber daya penunjang pertumbuhan ekonomi yang berkualitas.
1.4 Rumusan Masalah
Dari Identifikasi masalah tersebut, rumusan masalah yang dapat diambil
adalah sebagai berikut :
1.4.1 Faktor – Faktor yang mempengaruhi Pertumbuhan ekonomi
1.4.2 Teori – teori yang memperkuat pertumbuhan ekonomi
1.4.3 Strategi pertumbuhan ekonomi yang berkualitas
1.4.4 Pertumbuhan ekonomi jangka pendek dan jangka panjang
1.4.5 data – data yang mengukur tingkat pertumbuhan perekonomian
1.5 Metode Penulisan
Metode yang dipilih penulis untuk menyusun makalah ini yaitu dari berbagai
sumber buku, internet dan diskusi dari para penulis.
1.6 Tujuan penulisan
Tujuan penulis untuk menulis makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dari
mata kuliah Perekonomian Indonesia, dan dapat menyalurkan sebagian kecil
pengetahuan untuk dunia ilmu pengetahuan, sebagai generasi penerus bangsa.
2
BAB II
KAJIAN TEORI
2.1 Pengertian Pertumbuhan Ekonomi
Pertumbuhan ekonomi adalah proses perubahan kondisi
perekonomian suatu negara secara berkesinambungan menuju keadaan yang
lebih baik selama periode tertentu. Tolak ukur pertumbuhan ekonomi adalah
peningkatan hasil produksi (output) dalam tingkat nyata ekonomi dan diukur
melalui perubahan hasil produksi setiap tahunnya dalam jangka panjang.
Pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan berkelanjutan merupakan kondisi
utama atas suatu keharusan bagi kelangsungan pembangunan ekonomi dan
peningkatan kesejahteraan.
Oleh karena itu semakin bertambahnya pendapatan masyarakat
setiap tahunnya, maka akan pertambah pula kebutuhan konsumsi setiap
tahunnya. Selain dari sisi permintaan (konsumsi), dari segi penawaran,
pertumbuhan penduduk juga membutuhkan pertumbuhan kesempatan kerja
(sumber pendapatan).
2.2 Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan
1. Sumber Daya Alam
Sumber daya alam merupakan faktor input yang akan diubah menjadi
output. Sumber daya alam yang beraneka ragam menjadikan kekayaan akan
bahan baku untuk dijadikan beraneka jenis produk tanpa harus mengimpor
dari negara lain.
2. Akumulasi Modal
Akumulasi modal merupakan pendapatan yang ditabung untuk
diinvestasikan ke produksi dalam bentuk bahan baku peralatan, pabrik baru
dan infrastruktur.
3
3. Pertambahan Penduduk dan Angkatan Kerja
Pertambahan penduduk merupakan penambahan jumlah tenaga kerja
produktif untuk mengerjakan proses produksi.
4. Kemajuan Teknologi
Kemajuan teknologi merupakan kemajuan hasil riset akan mendapatkan
penemuan-penemuan baru dengan teknologi baru, sehingga dapat
meningkatkan produktifitas lebih cepat.
5. Sistem Sosial dan Adat Istiadat
Sistem sosial dan sikap masyarakat memegang peranan yang penting
dalam menciptakan pertumbuhan ekonomi. Hasil identifikasi di negara-
negara berkembang menunjukan bahwa sistem sosial dan sikap masyarakat
menjadi penghambat dalam pertumbuhan ekonomi. Adat istiadat yang kental
pada masyarakat tradisional berupa upacara untuk berbagai kegiatan dan
acara dianggap memperlambat pertumbuhan ekonomi.
2.3 Teori – Teori dan Model pertumbuhan
1. Teori Klasik
Ada dua aliran utama pemikiran mengenai pertumbuhan ekonomi
(dilihat dari sisi AS/ produksi), yakni teori klasik dan teori modern dan
diantara, yakni teori klasik dan teori modern diantara kedua ini, teori Neo
Keynes dan Teori Neo – Klasik. Dasar pemikiran dari teori klasik ini adalah
pembangunan ekonomi yang diandasi oleh sistem liberal, yang mana
pertumbuhan ekonomi dipacu oleh semangat untuk mendapatkan keuntungan
maksimal.
Jika keuntungan meningkat, tabungan akan meningkat, dan investasi
juga akan bertambah. Hal ini akan menigkat stok modal yang ada. Skala produksi
4
meningkat dan meningkatkan permintaan terhadap tenaga kerja sehingga tingkat
upah juga meningkat. Beberapa teori klasik antara lain sebagai berikut :
1. Teori Pertumbuhan Adam Smith
Ada tiga faktor penentu proses produksi / pertumbuhan,
yaitu ;SDA, SDM, dan barang modal.
2. Teori Pertumbuhan David Ricardo
Dalam teori ini pertumbuhan ditentukan oleh SDA (dalam arti
tanah), yang terbatas jumlahnya, dan jumlah penduduk yang
menghasilkan jumlah tenaga kerja yang menyesuaikan diri engan
tingkat upah, di atas atau di bawah tingkat upah alamiah.
3. Teori Pertumbuhan dari Thomas Robert Malthus
Ukuran keberhasilan suatu perekonomian adalah kesejahteraan
negara, yaitu jika PNB potensial meningkat. Sektor dominan
adalah pertanian dan industri.ada dua penentu yang menjadi tolak
ukur yaitu faktor - faktor ekonomi (Tanah, tenaga kerja, modal)
dan faktor – faktor non ekonomi seperi Organisasi (keamanan atas
kekayaan, konstitusi dan hukum yang pasti, etos kerja dan disiplin
yang tinggi).
4. Teori Marx
Lima tahapan perkembangan perekonomian, yaitu : perekonomian
komunal primitif, perekonomian perbudakan, perekonomian
feodal, perekonomian kapitalis, perekonomian sosialis. Teori –
teori yang muncul setelah itu adalah; faktor produksi utama
(tenaga kerja, tanah, dan modal), dan peran teknologi dan ilmu
pengetahuan.
2. Teori Neo – Keynes
Model Pertumbuhan yan masuk di dalam Teori Keynes adalah modal dari
Harrod dan Domar yang mencoba memperluas teori Keynes mengenai
keseimbangan Teori Ekonomi.
5
Di dalam model nya lebih memfokuskan : Investasi (I), s (Marginal
Propensity to Save).
3. Teori Neo – Klasik
Beberapa model Neo – Klasik adalah :
1. Model Pertumbuhan A. Lewis
2. Model pertumbuhan Paul A. Baran
3. Teori Ketergantungan Neo – Kolonial
4. Model Pertumbuhan WW. Rostow
5. Model Pertumbuhan Solow
4. Teori Modern
Penjelasan pada teori perekonomian diatas hanya dapat menjelaskan
faktor – faktor produksi saat negara tersebut dapat maju dengan pesat, tapi
dari hasil analisis yang ada faktor produksi tidak sepenuhnya dapat
memperbaiki negara tersebut dapat maju, contohnya adalah Korea Selatan
yang pesat dari hasil industri tetapi tidak tergantung dari akumulasi modal
dan penambaha jumlah tenaga kerja tetapi faktor lainnya adalah adanya
produktifitas kerja yang tinggi sehinnga membuat kinerja mereka benar –
benar menghasilkan kinerja ekonomi yang baik.
Jadi dapat disimpulkan bahwa kualitas tenaga kerja lebih penting
dibanding kuantitasnya.
2.4 Analisa Faktor – faktor yang mempengaruhi pertumbuhan
Ekonomi Indonesia
Fluktuasi Perekonomian Indonesia sangat terkait dengan fluktuasi
stabilitas sosial, politik dan keamanan. Pertumbuhan ekonomi dapat dilihat secara
relatif maupun absolut. Secara absolut berarti perubahan PDB tahun lalu denga
tahun sekarang. Misalnya PDB tahun 2004 tumbuh 3 trilitun dari PDB 2003.
6
Pada masa orde baru menerapkan sistem Planned Economy, yang dianut
oleh Indonesia diujuk oleh beberapa tahapan diataranya adalah sebagai berikut :
1. Tahap I, PJPT I dan PJPT II. Pembangunan jangka panjang
dimasyarakatkan dengan nama Repelita, program ini
mengalami keberhasilan, terutama dilihat dari stabilitas
makro, kestabilan nilai tukar rupiah, dan mengurangnya
tingkat pengangguran. Jadi dapat dismpulkan bahwa tahap
pertama, yaitu mengubah pola atau basis tradisonal menjadi
pola perekonomian modern.
2. Tahap II, precondition (tinggal landas) yang memiliki
beberapa indikator. Sektor pertanian masih sektor yang
dominan dan penting, kegiatan perekonomian bergerak
secara dinamis, sektor industri, jasa, dan lembaga keuangan
Mulai berkembang. Persyaratan tinggal landas yang
dimaksud adalah sebagai berikut : pertama, perbaikan
infrastruktur, seperti jalan raya, rel kereta dan lain – lain.
3. Dan tahap yang selanjutnya adalah initiating take off
mengurangnya peran pemerintah dan terus mempertahankan
tahapan dari awal yang telah dibangun dalam Planned
Economy. Porsi pembangunan mulai diserahkan kepada
swasta. Pemerintah lebih bersifat pendorong melalui
peraturan dan kestabilan politik. Peran penanaman modal
asing dalam pembangunan semakin tinggi, bahkan jauh lebih
tinggi peran swasta maupun domestik negara. Selanjutnya
Growth Model bertumpu pada akumulasi kapital melalui
pasar modal.
4. Tahap keempat adalah tahap yang paling menentukan
pertumbuhan ekonomi. tinggal landas menurut Kuncoro
dibagi menjadi 3 yaitu : 1. Kenaikan laju investasi produktif
antara 5 – 10 persen dari pendapatan nasional, 2.
Perkembangan salah satu dari beberapa manufaktur yang
7
sangat tinggi, 3. Adanya kerangka poitik, kerangka, dan
institusinya jelas, dapat mendorong ekspansi di sektor
modern. Pada peran ini pemerintah hanya sebagai fasilitator
bukan inisiator, peran swasta sangat tinggi dalam
pembangunan, mekanisme pasar mulai diperkenalkan dalam
Local Currency dalam perdagangan internasional.
5. Tahap kelima adalah tahap konsumsi tinggi. Pada akhir
pembangunan ini mulai terjadi adanya migrasi besar –
besaran di pinggiran kota. Sehingga saat itu pula mulai
menyadarkan masyarakat bahwa kesejahteraan individu
tidak hanya dapat diselesaikan dengan masalah konsumsi,
tetapi nyatanya masih banyak kemiskinan melanda, dan
pertumbuhan ekonomi yang dicerminkan pada pendapatan
nasional hanya dapat dinikmati oleh golongan masyarakat
tertentu saja. Dan dari situlah mulai adanya kerapuhan pada
perekonomian selanjutnya akan adanya krisis moneter pada
saat itu.
Dan berikut ini adalah faktor faktor analisa yang mempengaruhi
pertumbuhan ekonomi :
1. Kredit Perbankan
Kredit dalam hal ini menjadi intermediasi , berperan dalam
mendorong perluasan kesempatan kerja dengan penyediaan dana
untuk membuka ladang usaha. Khusus untuk dana tersebut dana yag
diberikan dari Bank berbentuk kredit.
2. Tingkat Konsumsi
Tingkat konsumsi dapat menyesuaikan pertumbuhan ekonomi,
apabila masyarakat dapat banyak mengkonsumsi produk – produk
dalam negeri, maka dinyatakan bahwa negara tersebut dapat
dominan memenuhi kebutuhan suatu negaranya.
8
Dan apabila masyarakat dapat mengkonsumsi dalam intensitas yang
banyak dari produk – produk luar negeri maka pertumbuhan
ekonomi suatu negara tersebut berkurang karena selalu
mengkonsumsi produk impor dapat dikatakan pola konsumtif.
3. Tenaga Kerja
Pengaruh tenaga kerja yang signifikan mengugkapkan karena posisi
tenaga kerja dapat menggerakkan perekonomian suatu daerah.
Tenaga kerja produktif merupakan sember penerimaan daerah dan
merupakan sektor pjak dari konsumen.
4. Pengeluaran Pemerintah
Pembelanjaan atas barag – barang dan jasa yang dilakukan
pemerintah dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan rutin dan
pembangunan, dihitung, dalam rupiah.
5. Volume Ekspor
Semakin tinggi ekspor yang dikeluarkan suatu negara, semakin
tinggi produktifitas kerja dan semakin tingkat pertumbuhan ekonomi
suatu negara. Ekspor yang sangat tinggi akan memperbesar
kapasitas konsumsi untuk dapat memperbesar output dan mengakses
sumber daya – sumber daya yang langka ke asar internasional.
Ekspor juga dapat membantu negara untuk dapat membantu negara –
negara untuk menjalankan usaha – usaha dalam menjalankan
perdagangan komparatifnya. Dan dari hasil beberapa tesis
menyatakan bahwa tingkat pendapatan nasional konstan terhadap
fungsi konsumsi hal tersebut telah diteliti oleh John Maryard
Keynes.
6. Indeks Pembangunan Indonesia
Indeks Pembangunan Manusia (IPM) / Human Development
Index (HDI) adalah pengukuran perbandingan dari harapan
hidup, melek huruf, pendidikan dan standar hidup untuk semua
negara seluruh dunia. IPM digunakan untuk mengklasifikasikan
9
apakah sebuah negara adalah negara maju, negara
berkembang atau negara terbelakangdan juga untuk mengukur
pengaruh dari kebijaksanaan ekonomi terhadap kualitas hidup.
2.5 Pengertian Pertumbuhan yang berkualitas
Pertumbuhan ekonomi yang berkualitas adalah pertumbuhan ekonomi yang
memiliki tolak ukur dalam mengurangi masalah masalah dalam perekonomian,
terdapat beberapa strategi yaitu yang disebut Triple Track Strategy, yaitu : Pro –
Poor, Pro Job, dan Pro Growth. Basis pertama yaitu meningkatkan ekspor dan
investasi, basisi kedua menggerakkan sektor Riil guna meningkatkan lahan tenaga
kerja, basis ketiga yaitu merevitalisasi pertanian, kehutanan, dan ekonomi
pedesaan untuk mengurangi kemiskinan.
Beberapa strategi utama adalah meningkatkan pemerataan distribusi
pendapatan nasional. Sehingga dalam hal ini pemerintah tidak hanya
memprioritaskan pertumbuhan ekonomi semata melainkan juga memikirkan
kesejahteraan masyarakat, dengan pemerataan distribusi pendapatan, untuk
mencegah adanya kesenjagan sosial.
Distribusi pendapatan nasional adalah konsep yang lebih luas
dibandingkan kemiskinan karena cakupannya tidak hanya menganalisa
populasi yang berada dibawah garis kemiskinan.Kebanyakan dari ukuran
dan indikator yang mengukur tingkat distribusi pendapatan tidak tergantung pada
rata-rata distribusi, dan karenanya membuat ukuran distribusi
pendapatandipertimbangkan lemah dalam menggambarkan tingkat
kesejahteraan.M a s a l a h u t a m a d a l a m d i s t r i b u s i p e n d a p a t a n s e b u a h
d a e r a h a d a l a h k e t i d a k m e r a t a a n pendapatan antar kelompok
10
masyarakat dalam daerah tersebut,olehkarenanya
sering j u g a d i s e b u t t i n g k a t k e t i d a k m e r a t a a n a t a u k e s e n j a n g a n
( inequality). Ketidakmerataan distribusi pendapatan tersebut diakibatkan
banyak hal terutama : 1 . P e r b e d a a n d a l a m h a l k e p e m i l i k a n f a k t o r -
f a k t o r p r o d u k s i t e r u t a m a s t o k m o d a l (capital stock ) antar kelompok
masyarakat. Teori Neo-Klasik menjelaskan bahwaketidakmerataan distribusi
pendapatan yang diakibatkan oleh kepemilikan faktor c a p i t a l s t o c k i n i
s e c a r a o t o m a t i s d a p a t d i p e r b a i k i o l e h u p a y a p e l i m p a h a n
d a r i pendapatan pemilik modal yang berlebih kepada pihak yang
kekurangan. Bilamekanisme otomatis tidak dapat berjalan maka teori
Keynesian mengandalkan peranan pemerintah dalam melakukan
subsidi pada pihak yang kekurangan dantentunya mutlak diperlukan
pula kebijakan pemerintah dalam upaya redistribusi pendapatan
2 . K e t i d a k s e m p u r n a a n M e k a n i s m e P a s a r ( Market Failure) yang
menyebabkan
tidak t e r j a d i n y a m e k a n i s m e p e r s a i n g a n s e m p u r n a . T i d a k
b e r j a l a n n y a m e k a n i s m e persaingan ini karena: (i) perbedaan
kepemilikan faktor produksi (sebagaimana telah
dijelaskan); (ii) timpangnya akses
informasi; (iii) intervensi pemerintah;s e r t a ( i v ) k e t e r k a i t a n a n t a r a
p e l a k u e k o n o m i d e n g a n p i h a k p e m e r i n t a h y a n g kemudian
mendistorsi pasar (biasanya kebijakan pemerintah dalam satu kebijakantentang
perlindungan industri tertentu misalnya).
Jenis – jenis pendapatan terdiri dari :
1. Labor income, meliputi upah (wages) dan gaji (salaries),
benefit serta berbagai jenis labor income lainnya
2. Property Income, meliputi sewa (rent), bunga tabungan
(interest paid on saving account), laba perusahaan (corporate
11
profit), dan proprietors income atau disebut juga sebagai laba
perusahaan perseorangan.
Biasanya dalam pendistribusian nasional terdapat sumber – sumber
ketimpangan – ketimpangan yang terdiri dari :
1. Kepemilikan kekayaan
2. Labor Income, karena: kemampuan dan keahlian, intensitas kerja, bidang
pekerjaan, dan faktor lainnya(lingkungan,gizi buruk, tingkat pendidikan,
dsb).
3. Property Income, karena: life cycle saving, kewirausahaan
(entrepreneurship), warisan dan lain-lain.
Dan hal tersebut telah diukur dalam Koefisien Gini (KG) dalam menunjukkan
ketimpangan yang semakin ringan ataupun semakin berat.
Garis diagonal merupakan garis yang menunjukkan keadaan pemerataan
pendapatan yang sempurna( Perfect
equality) d a l a m d i s t r i b u s i p e n d a p a t a n . D i l a i n p i h a k , k u r v a
L o r e n z
m e n u n j u k k a n d e v i a s i d a r i s u a t u k o n d i s i
p e m e r a t a a n s e m p u r n a k e p a d a a r a h k e t i d a k m e r a t
a a n . S e m a k i n j a u h j a r a k k u r v a l o r e n z d a r i g a r i s d i a g o n a l , m
a k a t i n g k a t pemerataan pendapatan semakin timpang (tidak merata distribusi
pendapatannya). Kasuse k s t r i m d i m a n a a p a b i l a h a n y a a d a s a t u
12
o r a n g s a j a y a n g m e n e r i m a s e l u r u h
d i s t r i b u s i p e n d a p a t a n , s e m e n t a r a o r a n g - o r a n g l a i n n y a s a m a
s e k a l i t i d a k m e n e r i m a p e n d a p a t a n t e r s e b u t a k a n d i p e r l i h a t k a
n o l e h t i t i k k u r v a L o r e n z y a n g b e r h i m p i t a n d e n g a n s u m b u
h o r i z o n t a l s e b e l a h k i r i b a w a h a t a u k a n a n a t a s .
2.6 Strategi Pembangunan Berkelanjutan Untuk Menunjang
Pertumbuhan yang Berkualitas
1. Menggalakan aksi Pro Job, Pro Poor, dan Pro Growth dengan cara
menjamin pendidikan, kesehatan, jaminan sosial, dan pemerataan pada
tenaga kerja.
Pengelolaan ekonomi yang pro job lebih ditekankan pada
percepatan perluasan lapangan pekerjaan. Dengan pertumbuhan
ekonomi yang tinggi dan berkualitas mamp u mencerminkan adanya
peningkatan aktivitas dunia usaha dan ekonomi yang pada gilirannya
akan memberikan peluang besar kepada angkatan kerja di pasar. Karena
itu, pertum - buhan ekonomi yang tinggi dan berkualitas baru dapat
dicapai jika disertai dengan peningkatan ke sem patan kerja dan
penurunan tingkat pengangguran di masyarakat. Peningkatan jumlah
partisipasi angkatan kerja dan penurunan pengangguran
merupakan diskripsi kemampuan masyarakat untuk mengambil manfaat
dari pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan menikmati bagian dari
peningkatan pendapatan. Dengan demikian, kondisi pengang- guran di
negara ini harus terus ditekan seminimal mungkin. Karena itu,
kebijakan pemerintah harus mampu mendorong sektor riil yang banyak
menyerap tenaga kerja.
Selanjutnya, pengelolaan ekonomi yang pro poor diarahkan
untuk mengurangi kemiskinan. Menurunnya jumlah penduduk miskin
merupakan indikator keharusan yang secara loangsung dapat menunjukkan
13
peningkatan kesejahteraan rakyat. Karena itu, berbagai kebijakan
pemerintah dan program pemerintah secara langsung maupun tidak
langsung harus mampu menyentuh masyarakat di lapisan bawah.
Karena itu, sasaran pembangunan menjadi tidak hanya untuk peningkatan
pendapatan, melainkan juga harus mampu untuk memberikan akses
yang lebih luas kepada masyarakat seperti dalam bidang pendidikan,
kesehatan, air bersih dan sebagainya. Upaya-upaya tersebut harus
dilaksana- kan sejalan dengan komitmen pemerintah dalam
menjalankan tujuan pembangunan millenium development goals
(MDGs). Berdasrkan target-target tersebut diharapkan dapat
terciptanya distribusi pendapatan yang lebih merata (growth with
equality).
2. Merealisasikan Green economy (economi hijau)
Green economy (ekonomi hijau) adalah konsep pembangunan ekonomi
berkelanjutan yang berorientasi mengelola sumber daya alam untuk
kepentingan jangka panjang. (Kompas, senin 29 okt.2012)
3. Pemerataan distribusi pendapatan
4. Penguasaan Teknologi
Model Solow yang ini telah menjelaskan variabel teknologi sebagai
variabel eksogeneous, namun determinan teknologi belum dijelaskan
secara lebih detail. Kemudian, perkembangan pemikiran pertumbuhan
ekonomi setelah model Solow telah berupaya menjadikan variabel
teknologi sebagai variabel endogeneous.
5. Investasi human Capital sebagai stabilitas secara makro.
Model teoritis peran human capital dan tekno logi sebagai pemacu
pertumbuhan ekonomi yang
tinggi dan berkualitas dapat ditelusuri mulai dari model Solow,
(Romer, 1996). Pemikiran Robert M Solow sejak 1956 telah
memasukan unsur human capital dan teknologi sebagai faktor
penentu atau pertumbuhan ekonomi. Sumbangan pemikiran Solow ini
kemudian dikembangkan oleh Romer dan telah membawa revolusi
14
besar dalam teori pertumbuhan ekonomi yang kini sering dikenal
dengan “The New Growth Theory. David Romer, (1996) telah membuat
model stok human capital dan pengaruhnya terhadap pertumbuhan
ekonomi sebagai berikut. Asumsi pertama model ini mengikuti
Mankiw dan David Romer sendiri
15
2.7 Karakteristik pertumbuhan ekonomi yang berkualitas
a. Pertumbuhan ekonomi yang terus menerus meningkat dan berkelanjutan.
b. Adanya pertumbuhan yang dibarengi dengan pemerataan.
c. Banyaknya lapangan pekerjaan.
d. Adanya kesejahteraan masyarakat.
2.8 Manfaat Pertumbuhan Ekonomi yang Berkualitas
a. Terbukanya lapangan pekerjaan dan mengurangi pengangguran.
b. Meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
c. Memperbaiki ekonomi masyarakat.
d. Mengurangi risiko gejolak sosial dan meningkatkan stabilitas sosial
politik.
2.9 Hambatan dalam menciptakan pertumbuhan ekonomi yang
berkualitas
a. kemiskinan (poverty),
Selama ini, gemuruh pertumbuhan ekonomi memang telah
mendongkrak proporsi kelas menengah. Namun, juga masih menyisakan
kelompok miskin dan rentan. Sepanjang tahun 2003-2010, jumlah
penduduk kelas menengah, yakni mereka yang memiliki pengeluaran
sebesar 360 ribu – 3,6 juta rupiah per bulan, memang telah bertambah dari
80,8 juta orang (37,6 persen) pada tahun 2003 menjadi 133,4 juta orang
pada tahun 2010. Namun, pada Maret 2012, jumlah penduduk miskin
mencapai 29,13 juta orang (11,96 persen), sementara penduduk rentan
miskin (hampir miskin) mencapai 26,39 juta orang (10,83 persen).
Dalam satu dekade terakhir, penurunan tingkat kemiskinan berjalan
lambat. Bahkan, ada kecenderungan semakin jauh dari target Rencana
16
Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) tahun 2004-2014.
Celakanya, ini juga dibarengi dengan ketimpangan pendapatan yang kian
melebar. Indek Gini, yang merupakan indikator untuk mengukur
ketimpangan pendatan, bahkan telah menembus rekor tertinggi, yakni
mencapai 0,41 di tahun 2011. Artinya, ketimpangan pendatan telah
memasuki skala medium.
Di antara penyebab penurunan kemiskinan berjalan lambat adalah
dua hal berikut: kebijakan penanggulangan kemiskinan yang kurang tepat
karena kurang memperhatikan karakteristik kemiskinan, dan pertumbuhan
ekonomi kurang berkualitas.
Sementara itu, pertumbuhan ekonomi yang tidak berkualitas
ditunjukkan oleh sensifitasnya yang lemah terhadap penurunan
kemiskinan. Hasil exercises Suhariyanto (2012) menunjukkan, sepanjang
tahun 2000-2011, elastisitas pertumbuhan ekonomi terhadap perubahan
tingkat kemiskinan hanya sebebar -0.3990. Artinya, penurunan jumlah
penduduk miskin untuk setiap satu persen pertumbuhan ekonomi hanya
sebesar 143.050 orang.
b. ketimpangan (inequality).
Tidak mengherankan kalau pendapatan per kapita terus meningkat,
sementara pada saat yang sama ketimpangan pendapatan juga terus
melebar karena rata-rata pengeluaran/pendapatan penduduk golongan
bawah tumbuh lebih lambat dibanding kelompok kelas menengah dan
kaya.
2.10 Dampak Pertumbuhan Ekonomi yang Kurang Berkualitas
Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang dirasa sekarang belumlah
berkualitas. Soalnya, dampaknya hanya kepada masyarakat tertentu, tidak
secara umum sifatnya.
a. Adanya ketimpangan dalam masyarakat.
17
b. Tidak meratanya pendapatan per kapita masyarakat.
c. Bertambahnya penduduk miskin.
2.11 Perbedaan Pertumbuhan Ekonomi yang Berkualitas di
Negara Maju dan Negara Berkembang
a. Negara maju
Berkualitasnya pertumbuhan ekonomi dibutuhkan oleh negara maju.
Sejumlah penelitian menunjukkan negara maju lebih memiliki ketahanan
untuk meredam isu inequality. Hal ini dikarenakan, sistem hukum dan
aturan kelembagaan di negara maju lebih baik dibandingkan kelompok
negara berkembang dan miskin. Namun, beberapa waktu lalu gelombang
demonstrasi Occupy Wall Street (OWS) yang terjadi di Amerika Serikat
dan merembet ke sejumlah negara di Eropa menunjukkan negara maju
juga rentan terhadap isu inequality.
Peran dan potensi investasi human capital dan teknologi, memacu
pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan berkualitas yang selama ini pernah
dicapai oleh beberapa negara maju.
b. Negara berkembang
Berkualitasnya pertumbuhan ekonomi dibutuhkan juga oleh negara
berkembang terlebih lagi bagi negara miskin. Sejumlah penelitian
menunjukkan negara berkembang dan miskin kurang mempunyai
ketahanan untuk meredam isu inequality.
Kenyataan beberapa negara seperti China, India,Brasil dan
Indonesia mampu menjadi penopang pertumbuhan ekonomi
dunia.Pertumbuhan ekonomi di negara tersebut tidak hanya ditopang oleh
perusahaan- perusahaan besartetapijuga peran UMKM (Usaha Mikro Kecil
dan Menengah) menjadi semakin penting. Pelibatan kelompok usaha ini
18
dalam sistem ekonomi yang lebih besar dan kompleks ternyata tidak hanya
mampu menciptakan pertumbuhan yang tinggi tetapi juga berkelanjutan.
2.12 Indonesia : pertumbuhan ekonomi sudah berkualitaskah?
Pertumbuhan ekonomi di Indonesia selama ini cukup tinggi, tetapi belum
berkualitas, karena secara riil pertumbuhan ekonomi tersebut belum mampu
mengurangi tingkat pengangguran dan kemiskinan. Dengan adanya
pertumbuhan ekonomi yang berkualitas diharapkan mampu mengurangi
pengangguran dan kemiskinan seperti yang diharapkan. Harapan besar
pemerintah bagi terwujudnya pertumbuhan ekonomi yang berkualitas dapat
mensejahterakan rakyat melalui (growth with equality), seharusnya berawal
dari kesiapan pra-kondisi yang menuntut kemampuan atau kinerja stabilitas
ekonomi makro yang kondusif sebagai prasyaratnya. Hasilnya harus dapat
berimplikasi yang positip pada tumbuh dan berkembangnya aktivitas riil di
semua sektor ekonomi terutama UMKM.
Karena, aktivitas di sektor UMKM pada dasarnya lebih mampu menyerap
tenaga kerja dalam jumlah besar sebagai salah satu indikator keberhasilan dari
pertumbuhan ekonomi yang berkualitas tersebut. Untuk mencapai
pertumbuhan ekonomi yang berkualitas hendaknya lebih diletakkan pada
kemampuan dari pengeluaran sektor investasi yang sangat fundamental,
khususnya investasi di bidang human capital, capital social, infrastruktur dan
teknologi khususnya teknologi informasi. Penguatan investasi pada semua
sektor melalui bidang tersebut sangat jelas lebih mampu menciptakan efek
ganda (multiplier effect) yang lebih tinggi dalam pertumbuhan dan
pembangunan ekonomi suatu bangsa (Indonesia). Dengan adanya
pertumbuhan ekonomi yang berkualitas secara berkelanjutan akan berdampak
positip pada semakin maju dan sejahteranya rakyat suatu negara yang
bersangkutan, atau dengan daya kreativitas dan inovatifnya akan lebih mampu
merubah dirinya dari kondisi keterbelakangan (vicious circle) menuju ke
dalam kondisi masyarakat yang lebih maju dan mandiri (virtuous circle).
19
BAB III
PENUTUP
3.1Saran
Negara – negara yang sedang berkembang khususnya Indonesia dapat
membuat strategi dan penambahan kualitas efektifitas kerja, serta investasi
sumber daya manusia untuk dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi
yang berkualitas.
3.2Kesimpulan
1. Pertumbuhan ekonomi adalah proses perubahan kondisi perekonomian
suatu negara secara berkesinambungan menuju keadaan yang lebih baik
selama periode tertentu.
2. Pertumbuhan ekonomi yang berkualitas adalah pertumbuhan ekonomi
yang memiliki tolak ukur dalam mengurangi masalah masalah dalam
perekonomian, terdapat beberapa strategi yaitu yang disebut Triple
Track Strategy, yaitu : Pro – Poor, Pro Job, dan Pro Growth.
3. Manfaat dari pertumbuhan ekonomi yang berkualitas
a. Terbukanya lapangan pekerjaan dan mengurangi pengangguran.
b. Meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
c. Memperbaiki ekonomi masyarakat.
d. Mengurangi risiko gejolak sosial dan meningkatkan stabilitas sosial
politik.
20
DAFTAR PUSTAKA
Kuncoro,Mudrajad. Ekonomi Pembangunan.2010. Erlangga- Jakarta.
Tambunan, Tulus. 2009. Perekonomia Indonesia. Jakarta- Ghalia Indonesia.
Jurnas Universitas Sumatera Utara, “Analisa Faktor – Faktor yang mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi”. tahun 2009.
Jurnas universitas Negeri Semarang, “The Quality of Growth”.tahun 2008 (JEJAK,
Volume 1, Nomor 1, September, 2008)
21