Perekonomian Indonesia

13
BAB I PENDAHULUAN Indonesia dihadapkan pada era ekonomi kreatif seiring dengan diberlakukannya ASEAN Economic Community (AEC) pada akhir Desember 2015. Hal ini menyebabkan seluruh wilayah di Indonesia harus berperilaku dinamis dalam menghadapi gejolak persaingan yang ada. Setiap wilayah di Indonesia diberi kebebasan dalam mengelola sumber daya wilayahnya untuk mencapai sebesar-besarnya kemakmuran rakyat, sesuai dengan UU No. 32 Tahun 2004 tentang otonomi daerah. Kabupaten Wonogiri merupakan salah satu kabupaten yang terus melakukan perbaikan dalam menghadapi gejolak perekonomian saat ini. Wonogiri dengan luas wilayah 182.236,02 Hektar atau 5,59% luas wilayah Propinsi Jawa Tengah merupakan salah satu kabupaten yang bercorak agraris. Wonogiri memiliki potensi unggulan selain di bidang agraris juga kuliner dan wisata. Potensi agraris unggulan salah satunya adalah singkong. Produksi singkong atau ubi kayu di Wonogiri bisa mencapai lebih dari 1 juta ton dalam setahun. Tingginya produksi tersebut membuat Wonogiri mendapat julukan Kota Gaplek (http://www.solopos.com ). Dari sektor pariwisata, potensi pengunungan yang masih asri dan alami banyak ditemukan di tempat ini. Kuliner pun berpotensi untuk dikembangkan di Wonogiri. Kuliner yang cukup terkenal seperti kacang mede, bakso wonogiri, dan jamu Wonogiri.

description

Perekonomian Indonesia (Akuntansi)

Transcript of Perekonomian Indonesia

Page 1: Perekonomian Indonesia

BAB IPENDAHULUAN

Indonesia dihadapkan pada era ekonomi kreatif seiring dengan diberlakukannya ASEAN Economic Community (AEC) pada akhir Desember 2015. Hal ini menyebabkan seluruh wilayah di Indonesia harus berperilaku dinamis dalam menghadapi gejolak persaingan yang ada. Setiap wilayah di Indonesia diberi kebebasan dalam mengelola sumber daya wilayahnya untuk mencapai sebesar-besarnya kemakmuran rakyat, sesuai dengan UU No. 32 Tahun 2004 tentang otonomi daerah. Kabupaten Wonogiri merupakan salah satu kabupaten yang terus melakukan perbaikan dalam menghadapi gejolak perekonomian saat ini.

Wonogiri dengan luas wilayah 182.236,02 Hektar atau 5,59% luas wilayah Propinsi Jawa Tengah merupakan salah satu kabupaten yang bercorak agraris. Wonogiri memiliki potensi unggulan selain di bidang agraris juga kuliner dan wisata. Potensi agraris unggulan salah satunya adalah singkong. Produksi singkong atau ubi kayu di Wonogiri bisa mencapai lebih dari 1 juta ton dalam setahun. Tingginya produksi tersebut membuat Wonogiri mendapat julukan Kota Gaplek (http://www.solopos.com). Dari sektor pariwisata, potensi pengunungan yang masih asri dan alami banyak ditemukan di tempat ini. Kuliner pun berpotensi untuk dikembangkan di Wonogiri. Kuliner yang cukup terkenal seperti kacang mede, bakso wonogiri, dan jamu Wonogiri.

Gambar 1. Makanan Khas Wonogiri “Gatot”

Akan tetapi potensi tersebut nyatanya belum dapat dimanfaatkan secara maksimal oleh penduduk. Wonogiri merupakan salah satu daerah yang pertumbuhan ekonominya tergolong rendah, dengan tingkat kemiskinan nomor 5 di Jawa Tengah (http://www.solopos.com). Jumlah rumah tak layak huni di Wonogiri masih di atas 100.000 rumah. Sedangkan jumlah penerima bantuan

Page 2: Perekonomian Indonesia

sosial beras untuk warga miskin (raskin) mencapai 79.000 keluarga. Selain itu ada sekitar 9.000 keluarga penerima bantuan program keluarga harapan (PKH) (http://www. wonogiri kab. bps .go.id ).

Mandeknya perkembangan potensi wisata dan kuliner salah satunya disebabkan kurangnya inovasi dan kreatifitas dalam pengolahan dan pemasaran. Sektor kuliner tidak dapat dipisahkan dengan pariwisata. Oleh karena itu diperlukan suatu upaya strategis untuk mensinergikan kedua sektor tersebut dalam mencapai pertumbuhan ekonomi Kabupaten Wonogiri.

Dari uraian tersebut, muncul sebuah kebutuhan untuk mengkaji lebih jauh potensi kuliner yang disinergikan dengan pemasaran wisata guna meningkatkan daya saing Wonogiri. Dalam makalah ini penulis mengangkat judul “How Culinary Tourism Improving PDRB to Achieving Wonogiri Sukses”. Wisata dapat dikembangkan dengan mengoptimalkan industri kreatif karena pariwisata sendiri memerlukan proses-proses kreatif dalam pengembangannya (Supangkat, 2008).

Page 3: Perekonomian Indonesia

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Kondisi Ekonomi Kabupaten Wonogiri

Pertumbuhan ekonomi Wonogiri melambat dalam beberapa bulan terakhir. Bulan Februari 2016, Kabupaten Wonogiri mengalami deflasi sebesar 0,28 persen. Great Deflasi yang terjadi dan secara signifikan memperburuk prospek yang sudah lemah bagi perekonomian Wonogiri. Setelah mencatat inflasi pada bulan Januari, IHK kemudian melemah di bulan Februari. IHK bergerak turun dari 120,43 menjadi 120,09 di bulan Februari. Laju inflasi Kabupaten Wonogiri disajikan dalam gambar berikut.

Gambar 2. Laju Inflasi Kabupaten Wonogiri (2015-2016)Sumber: BPS Wonogiri 2016

Keadaan ekonomi dilihat menurut kelompok pengeluaran, bulan Februari didominasi terjadinya deflasi pada 4 (empat) kelompok pengeluaran. Deflasi tertinggi terjadi pada kelompok bahan makanan )-1,07%), disusul kelompok transportasi, komunikasi dan jasa keuangan yang deflasi 0,58 persen. Kelompok pengeluaran ketiga adalah kesehatan sebesar 0,04 persen. Terakhir kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau sebesar 0,23 persen. Sedangkan inflasi terjadi pada 3 (tiga) kelompok pengeluaran yang lain. Inflasi tertinggi terjadi pada kelompok sandang sebesar 0,81 persen. Kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga inflasi 0,12 persen dan terakhir kelompok perumahan, air, listrik dan bahan bakar yang mencatat inflasi 0,04 persen.

Jumlah penduduk miskin per September 2013 mencapai 132.200 jiwa, sehingga menempatkan Wonogiri sebagai Kabupaten termiskin kelima di Jawa Tengah (http://www.solopos.com/). Dilihat dari sisi ketenagakerjaan, Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di Wonogiri pada Agustus 2013 mencapai 3,65%. Tingkat pengangguran yang tinggi inilah sebagai dampak dari kemiskinan di Wonogiri. Hal lain yang memperngaruhi adalah, 55,09% penduduk masih bekerja

Page 4: Perekonomian Indonesia

di sektor pertanian. Hal tersebut tidak dapat disalahkan mengingat potensi agraris memang yang terbesar di Wonogiri.

Akan tetapi dewasa ini pemerintah daerah Wonogiri mulai terbuka terhadap investasi yang masuk. Sekretaris Daerah Wonogiri, Suharno, menyatakan bahwa realisasi investasi Wonogiri meningkat dari 211 miliar rupiah pada 2011, menjadi 674 miliar rupiah pada 2014 (http://www.satuharapan.com). Kenaikan angka realisasi investasi tersebut juga diimbangi dengan peningkatan rasio daya serap tenaga kerja, di mana satu kegiatan usaha dapat menyerap 15 ribu tenaga kerja pada tahun 2014, dari sebelumnya 2 ribu tenaga kerja tahun 2011.

Berkembanganya investasi di sektor industri dapat meningkatkan serapan tenaga kerja sehingga mengurangi pengangguran. Industri sebagai tahapan kedua proses pembangunan ekonomi perlu didukung sepenuhnya oleh pemerintah, disamping ekonomi informasi dan ekonomi kreatif yang saat ini sedang diupayakan oleh Indonesia pada umumnya.

2.2 Potensi Wisata Wonogiri

Secara geografis Wonogiri berlokasi di bagian tenggara Provinsi Jawa Tengah. Wonogiri memiliki posisi yang startegis karena bagian utara berbatasan dengan Kabupaten Karanganyar dan Kabupaten Sukoharjo, bagian selatan langsung di bibir Pantai Selatan, bagian barat berbatasan dengan Gunung Kidul di Provinsi Yogyakarta, Bagian timur berbatasan langsung dengan Provinsi Jawa Timur, yaitu Kabupaten Ponorogo, Kabupaten Magetan dan Kabupaten Pacitan. Hal ini menjadikan Wonogiri sangat strategis dalam upaya mengembangkan potensi wisata, karena berbatsan langsung dengan daerah yang sudah terkenal potensi wisatanya seperti Pacitan “Kota Seribu Pantai dan Goa”.

Kabupaten Wonogiri memiliki banyak tempat wisata yang bisa dikunjungi. Baik wisata spiritual, petualangan, wisata alam dan lain sebagainya. Di antaranya obyek wisata Waduk Gajah Mungkur, wisata Gantole. Objek wisata sebagian besar adalah yang berhubungan dengan alam, karena nama Wonogiri sendiri artinya “Hutan di Gunung”. Nama tersebut cukup mewakili Wonogiri, karena keindahan alamnya yang berkaitan langsung dengan gunung, waduk, air terjun dan lainnya.

Salah satu objek wisata yang unik dan bersejarah adalah "Kahyangan" di Dusun Dlepih, Tirtomoyo, yang jaraknya sekitar 47 km dari ibu kota Kabupaten Wonogiri. Kahyangan merupakan tempat wisata yang “mistis”, karena pengunjung akan mendapati goa yang terletak di atas kedung. Konon, tempat itu sebagai tempat bersemedinya Danang Suto Wijoyo, atau yang dikenal dengan Panembahan Senopati, raja pertama Kerajaan Mataram Islam. Selain itu, terdapat pula air terjun, dan puncak Kahyangan yang konon merupakan tempat di mana

Page 5: Perekonomian Indonesia

Sutowijoyo menemuai Kanjeng Ratu Kidul, sehingga bagi yang mempercayai hal tersebut, dilarang memakai baju yang berwarna hijau. Akan tetapi predikat tersebut tidak membuat Kahyangan sepi pengunjung. Tempat itu sangat ramai di malam menjelang pergantian tahun Jawa (Bulan Suro). Banyak pendatang dari luar daerah (www. wonogiri kab.go.id ).

Gambar 3. Objek Wisata Kahyangan

Potensi wisata yang juga sudah diakui oleh Ketua Association of The Indonesian Tours And Travel Agencies (Asita) Surakarta, Daryono adalah wisata air. Wonogiri memiliki objek wisata Waduk Gajah Mungkur (WGM) serta menjadi satu-satunya wilayah di Soloraya yang memiliki garis pantai. Saat ini sudah banyak upaya dilakukan oleh Pemerintah Daerah Wonogiri dalam mengembangkan WGM, termasuk pembangunan “Taman Tombo Galau” di sekitar WGM. Taman ini berhasil menggaet pengunjung sebanyak 31.000 orang pada tahun baru 2016 (http://www.solopos.com). Wisata air lain yang tidak kalah menarik adalah Pantai yang ada di Kecamatan Paranggupito yaitu Pantai Sembukan dan Pantai Nampu. Pantai Nampu memiliki keindahan pasir putih dan tebing yang dipenuhi dengan tumbuhan pandan, pantai Sembukan yang indah dan sering digunakan sebagai tempat upacara tradisional Jawa, yaitu larung pantai.

Page 6: Perekonomian Indonesia

Gambar 4. Gambar Objek Wisata Terbaru Wonogiri (solopos)

Wisata pendidikan juga berusaha dikembangkan di Wonogiri. Keberadaaan Museum Karst Indonesia di Kecamatan Pracimantoro menjadi salah satu tujuan yang menarik didatangi untuk menambah pengetahuan tentang karst. Di sisi lain juga keberadaan Pegunungan Sewu yang telah ditetapkan sebagai kawasan geopark menjadi potensi wisata pendidikan unggulan di Wonogiri. Potensi pantai yang ada di daerah kecamatan Paranggupito dapat menjadi daya tarik sendiri bagi masyarakat umum. Karena dengan ciri khas dari kebanyakan pantai selatan yang berpasir putih, merupakan keindahan sendiri di pantai-pantai yang ada di Paranggupito. Serta dengan keberadaannya yang jauh dari pusat kota, akan menambah kenyamanan bagi pengunjungnya.

Arena wisata yang tidak kalah menarik adalah tempat paralayang “Gantole”. Wisata ini menawarkan pemandangan dari atas menara untuk melihat kota Wonogiri dari ketinggian dan Waduk Gajah Mungkur. Selain itu pada musim kemarau, pengunjung dapat melihat sunset maupun sunrise. Bukit-bukit batu yang diselimuti tumbuhan juga menjadi bagian dari pemandangan di bukit dengan ketinggian 400 meter di atas permukaan air laut itu. Sejak tahun 1980-an daerah ini dikenal sebagai lokasi gantole. Tak heran jika berbagai event kejuaraan tingkat nasional dan internasional kerap diadakan di sini

2.3 Potensi Kuliner Wonogiri

Kabupaten Wonogiri terkenal dengan sebutan Kota Gaplek, karena kekayaan olahan singkongnya. Kuliner khas Wonogiri dengan cita rasa yang tak akan terlupakan, menjadi daya tarik tersendiri untuk disinergikan dengan potensi wisatanya.

1. Olahan Singkong

Page 7: Perekonomian Indonesia

Olahan khas Wonogiri kebanyakan berasal dari singkong, seperti nasi tiwul, yaitu makanan ini khas-nya Wonogiri yang terbuat dari “gaplek” atau singkong yang dikeringkan lalu ditumbuk.  Tiwul memiliki rasa yang sedikit manis dan memiliki aroma alami dari singkong, sehingga memiliki cita rasa yang khas pada makanan ini. Selain itu teksturnya yang pulen dan menggumpal memberikan sensasi tersendiri saat kita menyantapnya. Singkong juga banyak diolah menjadi tepung tapioka, banyak pabrik pengolahan tepung tapioka berdiri di Wonogiri.

Olahan gaplek menjadi yang paling terkenal di Wonogiri, Gaplek adalah bahan makanan yang diolah dari umbi ketela pohon atau singkong. Proses pembuatannya sangat mudah dan sederhana; umbi singkong yang telah dipanen kemudian dikupas dan dijemur sekarang. Ada dua jenis gaplek, yaitu gaplek putih yang biasa ditepungkan atau dibuat tiwul dan gaplek hitam yang disebut gatot.

Gatot merupakan makanan tradisional asli wilayah bagian Gunungkidul termasuk kota Wonogiri, biasanya dimakan dengan sayuran sebagai pengganti nasi. Makanan ini menjadi makan yang sangat favorit di masyarakat Gunungkidul karena rasanya manis, lezat, dan gurih. Nama Gatot diambil dari singkatan Gagal Total karena sulitnya menghasilkan panen pada atau gagal panen, makanan ini dibuat untuk menggantikan beras yang berbahan dasar Gaplek (ketela yang dikeringkan) karena gagal panen pada waktu itu.

2. Kacang Mete

Produk unggulan kuliner Wonogiri juga banyak yang menembus pasar ekspor, salah satunya adalah kacang mete. Sentra tanaman mete dalam ukuran besar terdapat di 10 provinsi yakni, Jawa Tengah, Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, dan Maluku. dengan sentra utama adalah Propinsi Jawa Tengah. Propinsi ini memiliki luas 27.881 hektar tanaman Kacang mete dan menghasilkan 8706 ton kacang mete per tahunnya. 78 persen jumlah tersebut dihasilkan dari kabupaten Wonogiri. Perkebunan kacang mete di kabupaten ini mencapai 21.658 hektar dan menghasilkan 7259 ton setiap tahunnya. (Perum Perhutani: 2003).

Tanaman jambu mete menghasilkan komoditas ekspor yang memiliki nilai jual yang cukup tinggi dan relatif stabil dibanding komoditas ekspor Indonesia lainnya. Selain gelondong dan kacang mete tanaman tersebut menghasilkan pula minyak laka dan produk lain yang diolah dari buah semu (Karmawati, 2008 : 201). Kabupaten Wonogiri sebagai salah satu daerah yang memiliki berbagai industri pengolahan pangan khususnya mete. Berdasarkan data Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Wonogiri (2014 : 7 ) keberadaan

Page 8: Perekonomian Indonesia

industri pengolahan mete memiliki potensi sebagai penopang perekonomian daerah dan penyerapan tenaga kerja. Hal tersebut dapat dilihat pada Tabel 1 sebagai berikut :

Berdasarkan Tabel 1. dapat diketahui bahwa ada beberapa komoditas perkebunan terdapat di Kabupaten Wonogiri. Salah satu komoditas yang masih berkembang di Kabupaten Wonogiri adalah komoditas mete. Jumlah areal mete di Kabupaten Wonogiri berjumlah 20.515 Ha dengan produksi 10.983 Ton/Tahun. Produksi tersebut terus meningkat mengingat pemerintah daerah maupun pemerintah provinsi terus menerus berupaya meningkatkan produksi mete melalui peremajaan tanaman maupun perluasan areal tanam mete di kabupaten Wonogiri.

Besarnya potensi bahan baku mete mendorong semakin banyak tumbuhnya industri pengolahan mete. Industri mete di Kabupaten Wonogiri sebagian besar merupakan agroindustri mete. Agroindustri mete berperan dalam penyerapan tenaga kerja yang cukup besar. Penyerapan tenaga kerja tersebut terdapat pada tenaga kerja pengacip. Dalam satu agroindustri mete terdapat ± 50 tenaga pengacip. Namun demikian, semakin banyaknya agroindustri mete yang ada juga meningkatkan kebutuhan bahan baku mete yang cukup banyak. Bahan baku mete lokal sekarang tidak mencukupi sehingga untuk memenuhi kebutuhan produksi pengusaha mendatangkan bahan baku mete dari Nusa Tenggara Timur mengingat permintaan yang tinggi.

Kualitas menjadi kata kunci dalam agroindustri mete. Pengembangan agroindustri mete di Kabupaten Wonogiri memerlukan sinergi dari Pemerintah, APMI, pengusaha mete. Strategi pengembangan akan berpengaruh besar dalam menjaga kelangsungan hidup dan mengatasi kendala-kendala yang ada pada usaha industri mete.

Page 9: Perekonomian Indonesia

Kabupaten Wonogiri dengan geografis pegunungannya, pohon jambu mete dapat tumbuh dengan baik. Membawa manfaat yang begitu nyata bagi masyarakat Wonogiri pada khususnya juga bagi semua pada umumnya. Pohon jambu mete yang unggul menghasilkan biji mete berkualitas, dengan olahan tradisional tanpa bahan pengawet juga cita rasa yang khas, menghadirkan kacang mete asli Wonogiri mampu bersaing di pasar Nasional maupun Manca Negara. Iklim yang mendukung sehingga hasil produksi melimpah

Kacang Mete merupakan produk unggulan dari Kabupaten Wonogiri. Pada tahun 2002 luas lahan tanaman jambu mete ini adalah sebesar 20.056 ha terbesar di Propinsi Jawa Tengah. Terutama jika dibandingkan dengan kabupaten lain yang mempunyai luas lahan relatif luas di bawah Kabupaten Wonogiri yakni masing-masing Kabupaten Blora (1.828 ha); Kabupaten Sragen (1.760 ha); Kabupaten Karanganyar (1.074 ha). Dengan luas lahan yang sedemikian luasnya, produksi Kacang Mete Kabupaten Wonogiri mencapai 3.456,5 ton atau rata-rata 287 kg/ha. Kendatipun dari sudut produksi ini masih kalah dari Kabupaten Karanganyar sebesar 551kg/ha dan Kabupaten Blora mencapai 335kg/ha. Sentra Kacang Mete di Kabupaten Wonogiri berada di Kecamatan Jatisrono, Jatiroto, Ngadirojo dan Kismantoro. (Sumber: Dinas Perkebunan Propinsi Jawa Tengah, 2003)

Salah satu daerah sebagai penghasil pohon mete adalah: Kecamatan Jatiroto yang terletak di sebelah timur kabupaten Wonogiri, Kecamatan Jatiroto memiliki 15 Desa. Kecamatan ini memiliki luas 62,77 km2 dengan jumlah penduduk 43.312 orang pada tahun 2009. Wilayah kecamatan Jatiroto ini didominasi oleh hutan. Sebagian besar masyarakatnya bekerja sebagai petani. (Kabupaten Wonogiri: 2007)

3. Bakso Wonogiri

Dari semua jenis bakso yang ada di berbagai daerah di indonesia, bakso wonogiri mempunyai popularitas yang tinggi dibanding bakso sejenisnya. Sekilas kuliner bakso ini semua memang sama, bahan maupun bentuknya sama namun bakso wonogiri mempunyai ciri khas cita rasa yang berbeda dari bakso pada umumnya. Hal tersebut membuat usaha usaha bakso di wonogiri berkembang sangat pesat dan dikenal oleh masyarakat luas. Karena ke khas an rasa itulah banyak pengusaha bakso asal wonogiri yang sukses menyebar di berbagai kota seperti jakarta, bandung, medan lampung, bali, semarang dan kota kota besar lainya. Bakso bakso yang telah menasional seperti Bakso Lapangan Tembak dan Bakso Titoti adalah sebagian kecil contoh bakso sentuhan warga wonogiri.