Makalah Perekonomian Indonesia

26
MAKALAH APBN DAN ULN i MAKALAH “ ANGGARAN PENDAPATAN BELANJA NEGARA DI AJUKAN UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH PEREKONOMIAN INDONESIA Kelompok : 7 1. EENG ALI SAPUTRA 2. TUTI ALAWIYAH 3. INDAH 4. HAPIDIN Dosen : Drs. BAMBANG SUHERMAN, S.E., M.M. SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI KALPATARU JURUSAN MANAJEMEN 2015

description

manajemen

Transcript of Makalah Perekonomian Indonesia

  • MAKALAH APBN DAN ULN i

    MAKALAH

    ANGGARAN PENDAPATAN BELANJA NEGARA

    DI AJUKAN UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA

    KULIAH PEREKONOMIAN INDONESIA

    Kelompok : 7

    1. EENG ALI SAPUTRA

    2. TUTI ALAWIYAH

    3. INDAH

    4. HAPIDIN

    Dosen : Drs. BAMBANG SUHERMAN, S.E., M.M.

    SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI KALPATARU

    JURUSAN MANAJEMEN 2015

  • MAKALAH APBN DAN ULN i

    KATA PENGANTAR

    Segala puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah Swt, shalawat serta salam

    kepada Rassulullah. Berkat limpahan limpahan rakhmat nya, Kami mampu

    menyelesaikan tugas makalah perekonomian indonesia ini

    Penyusun juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang ikut terlibat

    dalam penulisan Makalah ini. Makalah ini dibuat dengan tujuan untuk

    mempelejari mengenai perekonomian di indonesia khusunya mengenai Anggaran

    dan Pendapatan Belanja Negara.

    Kami menyadari Makalah ini masih jauh dari kata sempurna, jadi penyusun

    mengucapkan mohon maaf atas kesalahan yang penyusun lakukan, penyusun juga

    mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari semua pihak demi

    kesempurnaan Makalah ini.

    Semoga makalah ini bisa memberikan manfaat kepada kita semua. Dan tentunya

    makalah ini masih jauh dari kata sempurna, dan untuk itu kepada dosen

    pembimbing penulis minta masukannya demi perbaikan pembuatan makalah ini di

    masa yang akan datang.

    Cileungsi, Februari 2015

    Penyusun ,

    Kelompok 7

  • MAKALAH APBN DAN ULN i

    DAFTAR ISI

    Halaman

    HALAMAN JUDUL ...............................................................................................i

    KATA PENGANTAR ............................................................................................ii

    DAFTAR ISI ..........................................................................................................iii

    BAB I PENDAHULUAN

    1.1. Latar belakang...................................................................................................1

    1.2 Rumusan Masalah.............................................................................................2

    1.3 Manfaat Penulisan.............................................................................................2

    BAB II PEMBAHASAN

    2.1. Pengertian APBN..............................................................................................3

    2.2. Struktur APBN..................................................................................................4

    2.3. Penyusunan dan Penetapan APBN..................................................................10

    2.4. Fungsi APBN..................................................................................................11

    2.5 Pertumbuhan Ekonomi....................................................................................14

    2.6 Hubungan antara APBN dengan Pertumbuhan ekonomi................................15

    BAB III PENUTUP

    3.1. Kesimpulan ....................................................................................................20

    3.2 Saran............................................................................................................... 21

    DAFTAR PUSTAKA............................................................................................22

  • MAKALAH APBN DAN ULN 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 LATAR BELAKANG

    Anggaran pendapatan dan belanja Negara (APBN ), bila kita simak secara

    seksama bukanlah sekedar instrument untuk mencapai stabilitasi suatu

    pemerintahan dalam jangka waktu yang relatif pendek namun pada esensinya

    sebuah APBN sebagaimana fungsinya yakni ,

    1. Sebagai mobilisasi dana investasi yang merupakan instrument untuk

    mengatur pengeluaran dan pendapatan Negara dalam rangka menbiayai

    pelaksanaan kegiatan pemerintahan berupa pembangunan.

    2. Mencapai pertumbuhan ekonomi guna meningkatkan pendapatan

    nasional.

    3. mencapai stabilitas perekonomian dan menentukanarah serta prioritas

    pembangunan secara umum.

    4. Dalam konteks yang lebih spesifik anggaran suatu Negara secara

    sederhana biasa pula kita ibaratkan dengan anggaran rumah tangga

    ataupun anggaran perusahaan yang memiliki 2(dua) sisi, yakni:

    a. sisi penerimaan/pemasukan dan pengeluaran/pemakaian.

    b. Penyusunan anggaran senantiasa dihadapkan padaketidakpastian antara

    kedua sisi tersebut, misalnya:

    1) sisi penerimaan anggaran rumah tangga akan sangat tergantung

    pada ada/tidaknya perubahan upah/gaji.

    Demikian pula sisi pengeluaran anggaran rumah tangga banyak dipengaruhi

    perubahan harga barang dan jasa yang di konsumsi. Jadi, anggaran

    pendapatandan belanja Negara dalam suatu pemerintahan merupakan salah satu

    structural yang berperan sebagai tulang punggung dalam menopang kehidupan

    Negara baik itu dalam hal kemakmuran, kesejahteraan, bahkan berlangsungnya

    perkembangan suatu Negara untuk mencapai sebuah kemajuan.

  • MAKALAH APBN DAN ULN 2

    Jangankan sebuah Negara, sebagaimana yang kita singgung diatas sebuah rumah

    tangga saja harus dianggarkan berapa pengeluaran dan berapa pulapemasukannya.

    Mungkin tidak terlalu jadi masalah manakala disuatu Negara pengeluaran lebih

    sedikit dari pendapatannya tapi akan jadi masalah yang cukup besar apabila

    pengeluaran jauh lebih banyak daripada pendapatannya.

    1.2 RUMUSAN MASALAH

    Adapun Rumusan masalah dari makalah yang kami susun adalah sebagai berikut :

    Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, maka permasalahan yang akan di

    bahas dalam makalah ini adalah:

    1. Bagaimana pengertian dan tujuan penyusunan APBN ?

    2. Bagaimana struktur APBN saat ini ?

    3. Bagaimana fungsi APBN ?

    4. Apakah yang dimaksud dengan pertumbuhan ekonomi ?

    5. Bagaimana hubungan antara APBN dengan pertumbuhan ekonomi ?

    1.3 MANFAAT PENULISAN

    Selain sebagai tugas dari mata kuliah Perekonomian indonesia , penulisan

    makalah ini diharapkan dapat memberikan ilmu pengetahua bagi kita terutama

    tentang APBN yang sedang berlangsung di indonesia.

  • MAKALAH APBN DAN ULN 3

    BAB II

    PEMBAHASAN

    2.1 PENGERTIAN APBN

    APBN adalah rencana keuangan tahunan pemerintahan negara Indonesia yang

    disetujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat. APBN berisi daftar sistematis dan

    terperinci yang memuat rencana penerimaan dan pengeluaran negara selama satu

    tahun anggaran (1 Januari - 31 Desember). APBN, Perubahan APBN, dan

    Pertanggungjawaban APBN setiap tahun ditetapkan dengan Undang-Undang.

    Setiap tahun pemerintah menyusun APBN. Landasan hukum serta tata cara

    penyusunan APBN terdapat di dalam UUD 1945 Pasal 23 ayat 1, 2 dan 3. Pada

    pasal 23 ayat 1 UUD 1945 disebutkan bahwa Anggaran Pendapatan dan Belanja

    Negara (APBN)sebagai wujud dari pengelolaan keuangan Negara ditetapkan

    setiap tahun dengan undang-undang dan dilaksanakan secara terbuka dan

    bertanggung jawab untuk sebesar-besanya kemakmuran rakyat. Pada pasal 23

    ayat 2 disebutkan bahwa Rancangan undang-undang anggaran pendapatan dan

    belanja Negara diajukan oleh Presiden untuk dibahas bersama DPR dengan

    memperhatikan pertimbangan Dewan Perwakilan Daerah. Pada pasal 23 ayat 3

    disebutkan apabila DPR tidak menyetujui RAPBN yang diusulkan Presiden,

    pemerintah menjalankan APBN tahun lalu.

    Setelah APBN ditetapkan dengan Undang-Undang, pelaksanaan APBN

    dituangkan lebih lanjut dengan Peraturan Presiden. Berdasarkan perkembangan, di

    tengah-tengah berjalannya tahun anggaran, APBN dapat mengalami

    revisi/perubahan. Untuk melakukan revisi APBN, Pemerintah harus mengajukan

    RUU Perubahan APBN untuk mendapatkan persetujuan DPR. Dalam keadaan

    darurat (misalnya terjadi bencana alam), Pemerintah dapat melakukan

    pengeluaran yang belum tersedia anggarannya. Selambatnya 6 bulan setelah tahun

    anggaran berakhir, Presiden menyampaikan RUU tentang Pertanggungjawaban

    Pelaksanaan APBN kepada DPR berupa Laporan keuangan yang telah diperiksa

    oleh Badan Pemeriksa Keuangan.

    Tujuan penyusunan APBN adalah sebagai pedoman pengeluaran dan penerim

  • MAKALAH APBN DAN ULN 4

    aan negara agar terjadi keseimbangan yang dinamis dalam rangka melaksanakan

    kegiatan-kegiatan kenegaraan demi tercapainya peningkatan produksi,

    peningkatan kesempatan kerja, pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi serta

    pada akhirnya ditujukan untuk tercapainya masyarakat adil dan makmur material

    maupun spiritual berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.

    Kebijakan ekonomi makro Indonesia pada dasarnya merupakan

    kesinambungan dari tahun-tahun sebelumnya. Hal ini mengingat bahwa

    konsistensi kebijakan sangat diperlukan dalam mencapai sasaran pembangunan,

    baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Oleh karena itu kebijakan

    ekonomi makro tersebut ditujukan untuk memperkuat fundamental ekonomi yang

    sudah membaik dan mengantisipasi berbagai tantangan baru yang mungkin

    timbul. Tantangan dan sasaran kebijakan ekonomi makro tersebut adalah menjaga

    stabilitas ekonomi dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang didasarkan atas

    peningkatan kualitas dan kinerja perekonomian.

    Stabilitas perekonomian merupakan prasyarat yang sangat mendasari bagi

    para pelaku ekonomi. Oleh karena itu diperlukan pertumbuhan dengan kualitas

    yang lebih baik. Pertumbuhan ekonomi yang baik dapat menyerap lebih banyak

    tenaga kerja sehingga dapat mengurangi penduduk miskin. Sementara itu

    pertumbuhan ekonomi yang dicapai dalam tahun sebelumnya dipandang masih

    moderat dibandingan dengan masa-masa sebelum krisis. Pertumbuhan tersebut

    masih didukung oleh relatif tingginya kontribusi konsumsi, sedangkan dukungan

    sumber-sumber ekonomi produktif seperti investasi dan ekspor masih harus

    dioptimalkan.

    2.2. STRUKUTUR APBN

    Mulai tahun 2005, Pemerintah telah mengusulkan penyusunan RAPBN

    dengan menggunakan format baru, yakni anggaran belanja terpadu (unified

    budget). Ini merupakan reformasi besar-besaran di bidang anggaran negara

    dengan tujuan agar ada penghematan belanja negara dan memberantas KKN.

    Selama lebih dari 32 tahun, Pemerintah melaksanakan sistem anggaran yang

    dikenal dengan dual budgeting, dimana anggaran belanja negara dipisahkan

  • MAKALAH APBN DAN ULN 5

    antara anggaran belanja rutin dan anggaran pembangunan. Pemisahan anggaran

    rutin dan anggaran pembangunan tersebut semula dimaksudkan untuk

    menekankan arti pentingnya pembangunan, namun dalam pelaksanaannya telah

    menunjukan banyak kelemahan (Anggito Abimanyu - 4 Juli 2005) yaitu :

    1. Duplikasi antara belanja rutin dan belanja pembangunan oleh

    karena kurang tegasnya pemisahan antara kegiatan operasional

    organisasi dan proyek, khususnya proyek-proyek non-fisik.

    Dengan demikian, kinerja sulit diukur karena alokasi dana yang

    ada tidak mencerminkan kondisi yang sesungguhnya.

    2. Penggunaan dual budgeting mendorong dualisme dalam

    penyusunan daftar perkiraan mata anggaran keluaran (MAK)

    karena untuk satu jenis belanja, ada MAK yang diciptakan untuk

    belanja rutin dan ada MAK lain yang ditetapkan untuk belanja

    pembangunan.

    3. Analisis belanja dan biaya program sulit dilakukan karena

    anggaran belanja rutin tidak dibatasi pada pengeluaran untuk

    operasional dan belanja anggaran pembangunan tidak dibatasi pada

    pengeluaran untuk investasi.

    4. Proyek yang menerima anggaran pembangunan diperlakukan sama

    dengan satuan kerja, yaitu sebagai entitas akuntansi, walaupun

    proyek hanya bersifat sementara. Jika proyek sudah selesai atau

    dihentikan tidak ada kesinambungan dalam pertanggungjawaban

    terhadap asset dan kewajiban yang dimiliki proyek tersebut. Hal ini

    selain menimbulkan ketidakefisienan dalam pembiayaan kegiatan

    pemerintahan, juga menyebabkan ketidakjelasan keterkaitan antara

    output/outcome yang dicapai dengan penganggaran organisasi.

    Sebelum tahun 2001, prinsip APBN adalah anggaran berimbang dinamis,

    dimana jumlah penerimaan negara selalu sama dengan pengeluaran negara, dan

    jumlahnya diupayakan meningkat dari tahun ke tahun. Sejak tahun 2001 hingga

    sekarang, prinsip anggaran yang digunakan adalah anggaran surplus/defisit.

    Sejalan dengan itu, format dan struktur APBN berubah dari T-Account menjadi I-

  • MAKALAH APBN DAN ULN 6

    Account. Format dan struktur I-account yang berlaku saat ini terdiri atas (i)

    pendapatan negara dan hibah, (ii) belanja negara, dan (iii) pembiayaan.

    Pendapatan negara dan hibah menampung seluruh pendapatan negara yang

    bersumber dari (1) penerimaan perpajakan, (2) penerimaan negara bukan pajak

    (PNBP), dan (3) hibah. Sedangkan belanja negara menampung seluruh

    pengeluaran negara, yang terdiri dari (1) belanja pemerintah pusat, yang meliputi

    pengeluaran rutin dan pengeluaran pembangunan, dan (2) belanja untuk daerah,

    yang meliputi dana perimbangan dan dana otonomi khusus dan

    penyeimbang/penyesuaian. Selisih antara pendapatan negara dan hibah dengan

    belanja negara akan berupa surplus/defisit anggaran. Guna menutup defisit

    anggaran maka diperlukan pembiayaan yang bersumber dari luar pendapatan

    negara dan hibah, yang antara lain bersumber dari (1) pembiayaan dalam negeri,

    dan (2) pembiayaan luar negeri.

    Dalam sistem dual budgeting, pengeluaran rutin dimaksudkan sebagai

    pengeluaran-pengeluaran pemerintah yang dialokasikan untuk membiayai

    kegiatan rutin pemerintahan, yang terdiri dari (i) belanja pegawai, (ii) belanja

    barang, (iii) pembayaran bunga utang, (iv) subsidi, dan (v) pengeluaran rutin

    lainnya. Sementara itu, pengeluaran pembangunan merupakan pengeluaran negara

    yang dialokasikan untuk membiayai proyek-proyek pembangunan yang

    dibebankan pada anggaran belanja pemerintah pusat dalam rangka pelaksanaan

    sasaran pembangunan nasional, baik berupa sasaran fisik maupun nonfisik. Dalam

    hal ini, pengeluaran pembangunan terdiri dari (i) pengeluaran pembangunan

    dalam bentuk pembiayaan rupiah, yang pendanaannya bersumber dari dalam

    negeri dan dari luar negeri dalam bentuk pinjaman program, dan (ii) pengeluaran

    pembangunan dalam bentuk pembiayaan proyek, yang pendanaannya bersumber

    dari luar negeri dalam bentuk pinjaman proyek.

    Selanjutnya, sebagaimana diamanatkan oleh UU No.17 Tahun 2003 tentang

    Keuangan Negara, maka sistem penganggaran mengacu pada praktek-praktek

    yang berlaku secara internasional. Menurut GFS (Government Financial

    Statistics) Manual 2001, sistem penganggaran belanja negara secara implisit

  • MAKALAH APBN DAN ULN 7

    menggunakan sistem unified budget (anggaran terpadu), dimana tidak ada

    pemisahan antara pengeluaran rutin dan pembangunan, sehingga klasifikasi

    menurut ekonomi akan berbeda dari klasifikasi sebelumnya. Dalam hal ini,

    belanja negara menurut klasifikasi ekonomi dikelompokkan ke dalam (1)

    kompensasi untuk pegawai; (2) penggunaan barang dan jasa; (3) kompensasi dari

    modal tetap berkaitan dengan biaya produksi yang dilaksanakan sendiri oleh unit

    organisasi pemerintah; (4) bunga hutang; (5) subsidi; (6) hibah; (7) tunjangan

    sosial (social benefits); dan (8) pengeluaran-pengeluaran lain dalam rangka

    transfer dalam bentuk uang atau barang, dan pembelian barang dan jasa dari pihak

    ketiga untuk dikirim kepada unit lainnya.

    Dalam melaksanakan perubahan format dan struktur belanja negara telah

    dilakukan dengan melakukan penyesuaian-penyesuaian, namun tetap mengacu

    GFS Manual 2001 dan UU No. 17 Tahun 2003.

    Beberapa catatan penting berkaitan dengan perubahan dan penyesuaian

    format dan struktur belanja negara yang baru antara lain :

    1. Dalam format dan struktur I-account yang baru, belanja negara tetap dipisahkan

    antara belanja pemerintah pusat dan belanja untuk daerah, karena pos belanja

    untuk daerah yang berlaku selama ini tidak dapat diklasifikasikan ke dalam salah

    satu pos belanja negara sebagaimana diatur dalam UU No.17 Tahun 2003.

    2. Semua pengeluaran negara yang sifatnya bantuan/subsidi dalam format dan

    struktur baru diklasifikasikan sebagai subsidi.

    3. Semua pengeluaran negara yang selama ini mengandung nama lain-lain yang

    tersebar di hampir semua pos belanja negara, dalam format dan struktur baru

    diklasifikasikan sebagai belanja lain-lain.

    Tumpang Tindih Belanja Dengan berbagai perubahan dan penyesuaian

    tersebut, belanja negara menurut klasifikasi ekonomi (jenis belanja) terdiri dari (i)

    belanja pegawai, (ii) belanja barang, (iii) belanja modal, (iv) pembayaran bunga

    utang, (v) subsidi, (vi) hibah, (vii) bantuan sosial, dan (viii) belanja lain-lain.

    Sedangkan belanja untuk daerah, sebagaimana yang berlaku selama ini terdiri dari

    (i) dana perimbangan, dan (ii) dana otonomi khusus dan penyesuaian. Dengan

  • MAKALAH APBN DAN ULN 8

    adanya perubahan format dan struktur belanja negara menurut jenis belanja maka

    secara otomatis tidak ada lagi pemisahan antara belanja rutin dan belanja

    pembangunan (unified budget).

    Beberapa pengertian dasar terhadap komponen-komponen penting dalam

    belanja tersebut, antara lain :

    Belanja pegawai menampung seluruh pengeluaran negara yang digunakan

    untuk membayar gaji pegawai, termasuk berbagai tunjangan yang menjadi

    haknya, dan membayar honorarium, lembur, vakasi, tunjangan khusus dan belanja

    pegawai transito, serta membayar pensiun dan asuransi kesehatan (kontribusi

    sosial). Dalam klasifikasi tersebut termasuk pula belanja gaji/upah proyek yang

    selama ini diklasifikasikan sebagai pengeluaran pembangunan. Dengan format ini,

    maka akan terlihat pos yang tumpang tindih antara belanja pegawai yang

    diklasifikasikan sebagai rutin dan pembangunan. Disinilah nantinya efisiensi akan

    bisa diraih. Demikian juga dengan belanja barang yang seharusnya digunakan

    untuk membiayai kegiatan operasional pemerintahan untuk pengadaan barang dan

    jasa, dan biaya pemeliharaan aset negara. Demikian juga sebaliknya sering

    diklasifikasikan sebagai pengeluaran pembangunan.

    Belanja modal menampung seluruh pengeluaran negara yang dialokasikan

    untuk pembelian barang-barang kebutuhan investasi (dalam bentuk aset tetap dan

    aset lainnya). Pos belanja modal dirinci atas (i) belanja modal aset tetap/fisik, dan

    (ii) belanja modal aset lainnya/non-fisik. Dalam prakteknya selama ini belanja

    lainnya non-fisik secara mayoritas terdiri dari belanja pegawai, bunga dan

    perjalanan yang tidak terkait langsung dengan investasi untuk pembangunan.

    Subsidi menampung seluruh pengeluaran negara yang dialokasikan untuk

    membayar beban subsidi atas komoditas vital dan strategis tertentu yang

    menguasai hajat hidup orang banyak, dalam rangka menjaga stabilitas harga agar

    dapat terjangkau oleh sebagian besar golongan masyarakat. Subsidi tersebut

    dialokasikan melalui perusahaan negara dan perusahaan swasta. Sementara itu,

    selama ini ada jenis subsidi yang sebetulnya tidak ada unsur subsidinya, maka

    belanja tersebut akan dikelompokkan sebagai bantuan sosial. Bantuan sosial

  • MAKALAH APBN DAN ULN 9

    menampung seluruh pengeluaran negara yang dialokasikan sebagai transfer

    uang/barang yang diberikan kepada penduduk, guna melindungi dari

    kemungkinan terjadinya resiko sosial, misalnya transfer untuk pembayaran dana

    kompensasi sosial.

    Sementara itu, belanja untuk daerah menampung seluruh pengeluaran

    pemerintah pusat yang dialokasikan ke daerah, yang pemanfaatannya diserahkan

    sepenuhnya kepada daerah.

    Secara sederhana, maka struktur APBN dapat ditunjukkan sebagai berikut :

    Pendapatan Negara dan Hibah terdiri atas:

    1. Penerimaan Dalam Negeri, terdiri atas:

    a. Penerimaan Perpajakan, terdiri atas

    1) Pajak Dalam Negeri, terdiri atas Pajak Penghasilan (PPh), Pajak Pertambahan

    Nilai (PPN), Pajak Bumi dan Bangunan (PBB), Bea Perolehan Hak atas Tanah

    dan Bangunan (BPHTB), Cukai, dan pajak lainnya.

    2) Pajak Perdagangan Internasional, terdiri atas Bea Masuk dan Tarif Ekspor.

    3) Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP), terdiri atas:

    a) Penerimaan SDA (Migas dan Non Migas)

    b) Bagian Laba BUMN

    c) PNBP lainnya

    2. Hibah yaitu bantuan yang berasal dari swasta, baik dalam negeri maupun luar

    negeri, dan pemerintah luar negeri

    a. Belanja terdiri atas dua jenis:

    1) Belanja Pemerintah Pusat, adalah belanja yang digunakan untuk membiayai

    kegiatan pembangunan Pemerintah Pusat, baik yang dilaksanakan di pusat

    maupun di daerah (dekonsentrasi dan tugas pembantuan). Belanja Pemerintah

    Pusat dapat dikelompokkan menjadi: Belanja Pegawai, Belanja Barang, Belanja

    Modal, Pembiayaan Bunga Utang, Subsidi BBM dan Subsidi Non-BBM, Belanja

    Hibah, Belanja Sosial (termasuk Penanggulangan Bencana), dan Belanja Lainnya.

  • MAKALAH APBN DAN ULN 10

    2) Belanja Daerah, adalah belanja yang dibagi-bagi ke Pemerintah Daerah, untuk

    kemudian masuk dalam pendapatan APBD daerah yang bersangkutan. Belanja

    Daerah meliputi:

    a) Dana Bagi Hasil

    b) Dana Alokasi Umum

    c) Dana Alokasi Khusus

    d) Dana Otonomi Khusus.

    b. Pembiayaan meliputi:

    1) Pembiayaan Dalam Negeri, meliputi Pembiayaan Perbankan, Privatisasi, Surat

    Utang Negara, serta penyertaan modal negara.

    2) Pembiayaan Luar Negeri, meliputi:

    a) Penarikan Pinjaman Luar Negeri, terdiri atas Pinjaman Program dan Pinjaman

    Proyek

    b) Pembayaran Cicilan Pokok Utang Luar Negeri, terdiri atas Jatuh Tempo dan

    Moratorium.

    2.3 PENYUSUNAN DAN PENETAPAN APBN

    1. APBN merupakan wujud pengelolaan keuangan negara yang ditetapkan tiap

    tahun dengan Undang-Undang

    2. APBN terdiri atas anggaran pendapatan, anggaran belanja, dan pembiayaan

    3. Pendapatan Negara terdiri atas penerimaan pajak, penerimaan bukan pajak, dan

    hibah

    4. Belanja negara dipergunakan untuk keperluan penyelenggaraan tugas

    pemerintahan pusat dan pelaksanaan perimbangan keuangan antara pemerintah

    pusat dan daerah

    5. Belanja negara dirinci menurut organisasi, fungsi, dan jenis belanja

    6. Pemerintah Pusat mengajukan Rancangan Undang-undang tentang APBN,

    disertai nota keuangan dan dokumen-dokumen pendukungnya kepada DPR pada

    bulan Agustus tahun sebelumnya.

    7. Pembahasan Rancangan Undang-undang tentang APBN dilakukan sesuai dengan

    undang-undang yang mengatur susunan dan kedudukan DPR.

  • MAKALAH APBN DAN ULN 11

    8. DPR dapat mengajukan usul yang mengakibatkan perubahan jumlah

    penerimaan dan pengeluaran dalam Rancangan Undang-undang tentang APBN.

    9. Pengambilan keputusan oleh DPR mengenai Rancangan Undang-undang tentang

    APBN dilakukan selambat-lambatnya 2 (dua) bulan sebelum tahun anggaran yang

    bersangkutan dilaksanakan.

    10. APBN yang disetujui DPR terinci sampai dengan unit organisasi, fungsi, program,

    kegiatan, dan jenis belanja.

    11. Apabila DPR tidak menyetujui Rancangan Undang-undang tentang APBN,

    Pemerintah Pusat dapat melakukan pengeluaran setinggi-tingginya sebesar angka

    APBN tahun anggaran sebelumnya.

    2.4 FUNGSI APBN

    APBN merupakan instrumen untuk mengatur pengeluaran dan pendapatan

    negara dalam rangka membiayai pelaksanaan kegiatan pemerintahan dan

    pembangunan, mencapai pertumbuhan ekonomi, meningkatkan pendapatan

    nasional, mencapai stabitas perekonomian, dan menentukan arah serta prioritas

    pembangunan secara umum.

    APBN mempunyai fungsi otorisasi, perencanaan, pengawasan, alokasi,

    distribusi, dan stabilisasi. Semua penerimaan yang menjadi hak dan pengeluaran

    yang menjadi kewajiban negara dalam suatu tahun anggaran harus dimasukkan

    dalam APBN. Surplus penerimaan negara dapat digunakan untuk membiayai

    pengeluaran negara tahun anggaran berikutnya.

    1. Fungsi otorisasi, mengandung arti bahwa anggaran negara menjadi dasar untuk

    melaksanakan pendapatan dan belanja pada tahun yang bersangkutan, Dengan

    demikian, pembelanjaan atau pendapatan dapat dipertanggungjawabkan kepada

    rakyat.

    2. Fungsi perencanaan, mengandung arti bahwa anggaran negara dapat menjadi

    pedoman bagi negara untuk merencanakan kegiatan pada tahun tersebut. Bila

    suatu pembelanjaan telah direncanakan sebelumnya, maka negara dapat membuat

    rencana-rencana untuk medukung pembelanjaan tersebut. Misalnya, telah

    direncanakan dan dianggarkan akan membangun proyek pembangunan jalan

  • MAKALAH APBN DAN ULN 12

    dengan nilai sekian miliar. Maka, pemerintah dapat mengambil tindakan untuk

    mempersiapkan proyek tersebut agar bisa berjalan dengan lancar.

    3. Fungsi pengawasan, berarti anggaran negara harus menjadi pedoman untuk

    menilai apakah kegiatan penyelenggaraan pemerintah negara sesuai dengan

    ketentuan yang telah ditetapkan. Dengan demikian akan mudah bagi rakyat untuk

    menilai apakah tindakan pemerintah menggunakan uang negara untuk keperluan

    tertentu itu dibenarkan atau tidak.

    4. Fungsi alokasi, berarti bahwa anggaran negara harus diarahkan untuk mengurangi

    pengangguran dan pemborosan sumber daya serta meningkatkan efesiensi dan

    efektivitas perekonomian.

    5. Fungsi distribusi, berarti bahwa kebijakan anggaran negara harus memperhatikan

    rasa keadilan dan kepatutan

    6. Fungsi stabilisasi, memiliki makna bahwa anggaran pemerintah menjadi alat

    untuk memelihara dan mengupayakan keseimbangan fundamental perekonomian.

    Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) merupakan instrument

    utama kebijakan fiskal yang sangat mempengaruhi jalannya perekonomian dan

    keputusan-keputusan investasi yang dilakukan para pelaku pasar. Hal ini

    disebabkan APBN secara umum menjabarkan rencana kerja dan kebijakan yang

    akan diambil pemerintah dalam penyelenggaraan pemerintahan, alokasi sumber-

    sumber ekonomi yang dimiliki, distribusi pendapatan dan kekayaan melalui

    intervensi kebijakan dalam rangka mempengaruhi permintaan dan penawaran

    faktor produksi serta stabilisasi ekonomi makro. Dengan demikian strategi dan

    pengelolaan APBN menjadi isu yang sangat sentral dan penting dalam

    perekonomian suatu negara.

    Pada saat APBN disusun, setidaknya terdapat tujuh sumber ketidakpastian

    yang berpengaruh besar dalam penentuan volume APBN baik sisi pendapatan

    maupun belanja. Sumber ketidakpastian itu menjadi asumsi dasar yang digunakan

    sebagai pedoman dalam menyusun APBN.

  • MAKALAH APBN DAN ULN 13

    Asumsi dasar tersebut adalah sebagai berikut :

    NO ASUMSI APBN FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

    1 Pertumbuhan ekonomi

    tahunan (%)

    Pertumbuhan ekonomi tahun sebelumnya

    Perkembangan ekonomi global dan tahun

    berjalan

    Kondisi sosial, politik dan keamanan dalam

    negeri tahun berjalan

    Kebijakan restrukturisasi di berbagai bidang

    yang akan dilaksanakan dalam tahun berjalan

    Kebijakan ekonomi makro yang dilaksanakan

    pada tahun berjalan

    Pertumbuhan ekonomi : konsumsi swasta,

    investasi, ekspor

    2 Produk Domestik Bruto

    (PDB) dalam rupiah

    3 Inflasi (%) Kenaikan TDL

    Menguatnya rupiah

    Lancarnya distribusi barang

    Kebijakan fiskal dan moneter yang hati-hati

    4 Nilai tukar rupiah per

    USD

    Koreksi undervalued, membaiknya konsisi

    keamanan, social, politik

    5 Suku bunga SBI 3 bulan

    (%)

    Menguat atau melemahnya nilai tukar rupiah

    6 Harga minyak indonesia

    (USD/barel)

    Permintaan dan penawaran minyak dunia

  • MAKALAH APBN DAN ULN 14

    7 Produksi minyak

    Indonesia (barel/hari)

    Kuota OPEC, kapasitas sumur yang semakin

    menurun sementara penemuan sumur baru

    relatif kecil, gangguan keamanan

    2.5 PERTUMBUHAN EKONOMI

    Pertumbuhan ekonomi adalah proses kenaikan kapasitas produksi suatu

    perekonomian yang diwujudkan dalam bentuk kenaikan pendapatan nasional.

    Suatu negara dikatakan mengalami pertumbuhan ekonomi apabila terjadi

    peningkatan GNP riil di negara tersebut. Adanya pertumbuhan ekonomi

    merupakan indikasi keberhasilan pembangunan ekonomi. Pembangunan ekonomi

    adalah suatu proses kenaikan pendapatan total dan pendapatan perkapita dengan

    memperhitungkan adanya pertambahan penduduk dan disertai dengan perubahan

    fundamental dalam struktur ekonomi suatu negara. Pembangunan ekonomi tak

    dapat lepas dari pertumbuhan ekonomi (economic growth), pembangunan

    ekonomi mendorong pertumbuhan ekonomi, dan sebaliknya pertumbuhan

    ekonomi memperlancar proses pembangunan ekonomi.

    Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator keberhasilan

    pembangunan ekonomi. Akan terjadi pertumbuhan ekonomi bila ada

    pembangunan ekonomi karena pembangunan ekonomi mengakibatkan perubahan

    pada sektor ekonomi. Pendirian pabrik-pabrik baru dan meningkatnya kegiatan

    ekspor dan impor akan membawa perubahan dalam sector industri dan

    perdagangan. Sektor pertanian juga akan berubah melalui pembangunan di bidang

    sarana dan prasarana seperti penambahan ruas jalan. Perubahan-perubahan pada

    berbagai sector ekonomi tersebut akan mengakibatkan terjadinya pertumbuhan

    ekonomi yang ditandai dengan naiknya produksi nasional, pendapatan nasional

    dan pendapatan perkapita.

    Perbedaan antara keduanya adalah pertumbuhan ekonomi keberhasilannya

    lebih bersifat kuantitatif, yaitu adanya kenaikan dalam standar pendapatan dan

    tingkat output produksi yang dihasilkan, sedangkan pembangunan ekonomi lebih

    bersifat kualitatif, bukan hanya pertambahan produksi, tetapi juga terdapat

  • MAKALAH APBN DAN ULN 15

    perubahan-perubahan dalam struktur produksi dan alokasi input pada berbagai

    sektor perekonomian seperti dalam lembaga, pengetahuan, dan teknik.

    Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan pembangunan ekonomi:

    Ada beberapa faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan pembangunan

    ekonomi, namun pada hakikatnya faktor-faktor tersebut dapat dikelompokan

    menjadi dua, yaitu faktor ekonomi dan faktor nonekonomi.

    1. Faktor ekonomi yang mempengaruhi pertumbuhan dan pembangunan ekonomi

    diantaranya adalah sumber daya alam, sumber daya manusia, sumber daya modal,

    dan keahlian atau kewirausahaan.

    Sumber daya alam, yang meliputi tanah dan kekayaan alam seperti kesuburan

    tanah, keadaan iklim/cuaca, hasil hutan, tambang, dan hasil laut, sangat

    mempengaruhi pertumbuhan industri suatu negara, terutama dalam hal

    penyediaan bahan baku produksi. Sementara itu, keahlian dan kewirausahaan

    dibutuhkan untuk mengolah bahan mentah dari alam, menjadi sesuatu yang

    memiliki nilai lebih tinggi (disebut juga sebagai proses produksi).

    Sumber daya manusia juga menentukan keberhasilan pembangunan nasional

    melalui jumlah dan kualitas penduduk. Jumlah penduduk yang besar merupakan

    pasar potensial untuk memasarkan hasil-hasil produksi, sementara kualitas

    penduduk menentukan seberapa besar produktivitas yang ada.

    Sementara itu, sumber daya modal dibutuhkan manusia untuk mengolah bahan

    mentah tersebut. Pembentukan modal dan investasi ditujukan untuk menggali dan

    mengolah kekayaan. Sumber daya modal berupa barang-barang modal sangat

    penting bagi perkembangan dan kelancaran pembangunan ekonomi karena

    barang-barang modal juga dapat meningkatkan produktivitas.

    2. Faktor nonekonomi mencakup kondisi sosial kultur yang ada di masyarakat,

    keadaan politik, dan sistem yang berkembang dan berlaku.

    2.6. HUBUNGAN ANTARA APBN DENGAN PERTUMBUHAN EKONOMI

    APBN dan pertumbuhan ekonomi merupakan dua hal yang tidak bisa

    dipisahkan. Alokasi dana yang terdapat di dalam APBN digunakan untuk

    pembangunan. Dengan adanya pembangunan ekonomi akan tercipta pertumbuhan

  • MAKALAH APBN DAN ULN 16

    ekonomi. APBN dan pertumbuhan ekonomi merupakan dua indikator yang

    penting dalam menentukan tingkat kemakmuran rakyat. Indikator-indikator yang

    menjadi asumsi di dalam penyusunan APBN adalah indikator makro ekonomi

    yang menjadi indikator dalam proses pertumbuhan ekonomi.

    Beberapa kebijakan dalam pengelolaan APBN senantiasa diarahkan kepada

    terciptanya pertumbuhan ekonomi, walaupun pertumbuhan ekonomi itu sendiri

    tidak bisa dipaksakan. Ada berapa contoh pandangan ekonom yang menganalisa

    hubungan antara APBN dengan pertumbuhan ekonomi. Seperti yang ditulis oleh

    M. Sadli dalam Kliping Berita Ekonomi dan Opini Ekonomi pada tahun 2007

    yang berjudul : Pertumbuhan Ekonomi Tidak Bisa Dipaksakan

    Ada beberapa alasan yang mengakibatkan pertumbuhan ekonomi bergerak

    lambat walaupaun stabilitas ekonomi makro sudah tercapai :

    1. Masih tingginya pengangguran dan kerentanan pasar tenaga kerja. Pengangguran

    yang tinggi terkait kepada pertambahan penduduk dan kualitas pendidikan dan

    skill sebagian terbesar SDM kita. Di lain fihak pasar tenaga kerja juga kurang

    fleksibel, artinya, amat mahal bagi perusahaan untuk mengurangi tenaga kerjanya

    kalau pasarnya menciut. Biaya pesangon untuk pemutusan hubungan kerja amat

    tingginya. Karena hubungan industrial di Indonesia kurang menguntungkan

    perusahaan maka banyak bakal investor internasional memilih lokasi Cina dan

    Vietnam ketimbang Indonesia.

    2. Lemahnya kegiatan investasi dan permasalahan fundamental terkait.Lemahnya

    kegiatan investasi baru juga oleh karena bagi pengusaha kepastian hukum sejak

    reformasi telah berkurang. Pelaksanaan otonomi daerah menambah ketidak

    pastian. Indonesia sekarang terkenal sebagai high-cost economy. Salah suatu

    sumber ekonomi biaya tinggi adalah kurang memadainya infra-struktur, karena

    sejak 1998 praktis tidak ada investasi pemerintah di bidang infra-struktur ini.

    Sebetulnya masih ada suatu rintangan fundamental, yakni intermediasi sistim

    perbankan belum bisa bekerja secara normal, karena ketatnya prudential rules

    yang baru dan masih ada trauma kredit macet.

    Pemerintah sendiri harus memaksimalkan investasi lewat anggaran belanjanya,

    misalnya untuk membangun infra-struktur yang tidak menguntungkan bagi

  • MAKALAH APBN DAN ULN 17

    investor swasta. Tetapi, pengelolaan APBN ini masih mengandung permasalahan

    sendiri, yang juga terkait dengan prinsip kehati-hatian (prudence).

    3. Tingginya potensi tekanan inflasi secara struktural.

    Di level teknis sudah ada kesepakatan antara Pemerintah dan Bank Indonesia

    untuk membawa tingkat inflasi jangka panjang ke kisaran 3% setahun. Untuk

    tahun 2005 sasaran BI adalah 6% plus-minus 1%, untuk tahun 2006 5,5% plus-

    minus 1% dan untuk tahun 2007 5% plus-minus 1%. Begitu juga untuk tahun

    2008 dan 2009. Pengendalian inflasi masih menghadapi resiko intern dan ekstern

    yang cukup besar.

    Sasaran Presiden SBY yang dikumandangkan di masa kampanye tahun 2004

    sebetulnya terlalu ambisius (misalnya mencapai laju pertumbuhan rata-rata 6,6%

    dalam lima tahun). Laju pertumbuhan di tahun pertama (2005) mungkin sekali

    (baru) 5,5%. Apa laju pertumbuhan tahun 2009 bisa mencapai 7,6%? Potensinya

    ada, akan tetapi apakah bisa dipaksakan? Ada yang mau memaksakan dengan

    memperbesar defisit APBN (menjadi lebih besar dari 1% PDB). Masalahnya

    adalah bagaimana membiayainya ? Dengan menambah utang luar negeri ? Bisa

    dengan menambah utang dalam negeri akan tetapi harus dijaga jangan crowding

    out pasar kredit bagi sektor swasta. Sebetulnya, (mantan) Menteri Koordinator

    Bidang Perekonomian Boediono sudah mulai menempuh jalan itu. Ada yang

    menganjurkan jangan takut inflasi naik walaupun diibaratkan sebagai main

    dengan api. Sekali inflasi tertiup maka masyarakat ingat zaman yang lalu,

    sedangkan BI mau mengusahakan agar expectations ini forward looking.

    Sementara itu, Ekonom Senior dari Advisory Group in Economics, Industry,

    and Trade (Econit), Rizal Ramli memprediksi pertumbuhan ekonomi pada 2009

    merosot menjadi 3,5 persen dari tahun sebelumnya sebesar 6 persen.

    Hal ini dikarenakan adanya potensi pemutusan hubungan kerja di tahun 2009

    juga sangat terbuka sebagai akibat dampak krisis global. Untuk mengatasinya,

    pemerintah harus mengaloksikan dana yang lebih besar terhadap pengeluaran

    langsung, diantaranya untuk sektor industri dan infrastruktur. Soalnya, kedua

    sektor itu banyak menyerap jumlah tenaga kerja. Ada pemutusan hubungan kerja

  • MAKALAH APBN DAN ULN 18

    (PHK) baru yang mencapai sekitar 2 juta orang yang akan memperparah daya beli

    masyarakat, katanya.

    Sementara, Menkeu meramalkan pertumbuhan ekonomi hanya melorot 4,7

    persen. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memperkirakan pertumbuhan

    ekonomi di tahun 2009 akan kembali menurun dari 6 persen menjadi 4,7 persen.

    Namun, besaran tersebut masih dalam kisaran proyeksi pemerintah yaitu 4,5

    sampai 5,5 persen. Pemerintah melihat perkembangan krisis dunia dan

    pengaruhnya bagi kita, kami juga monitor terus bagaimana pengaruh kepada

    indikator-indikator makro, kata Menkeu.

    Untuk saat ini pemerintah telah mengalokasikan dana stimulus fiskal pada

    APBN 2009 sebesar Rp71,3 triliun. Jumlah itu setara 1,4 persen dari Produk

    Domestik Bruto (PDB). Insentif itu digunakan untuk penghematan pajak sebesar

    Rp43 triliun, subsidi pajak Rp13,3 triliun dan subsidi serta belanja negara untuk

    dunia usaha sebesar Rp15 triliun. Dengan struktur pengalokasian dana seperti itu,

    sekitar 80 persen dari total dana diperuntukkan dalam bentuk keringanan pajak.

    Sisanya yang 20 persen dalam bentuk insentif non pajak termasuk di dalamnya

    sektor infrastruktur.

    Dana untuk insentif keringanan pajak yang sekitar 80 persen sangat tidak

    masuk akal karena akan mubazir dan tidak tepat sasaran. Begitu juga dengan tidak

    adanya ketentuan yang mendorong pemakaian produk dalam negeri, terangnya.

    Oleh karena itu, kata Rizal, pemerintah seharusnya membalikkan porsi alokasi

    dana stimulus. Untuk keringanan pajak sebesar 20 persen, sedangkan subsidi

    nonpajak menjadi 80 persen, tambahnya.

    Selain itu Rizal menilai pemerintah telah gagal mengoreksi manajemen fiskal.

    Buktinya, kata dia, realisasi APBN tahun 2008 untuk pos belanja modal hingga

    Oktober, baru terealisasi 56 persen. Bahkan, pada akhir tahun terdapat sisa

    anggaran yang tidak bisa direalisasikan sekitar Rp50 triliun. Pemerintah

    mengklaim bahwa sisa anggaran 2008 adalah sebuah stimulus yang diberikan

    pemerintah. Padahal, sisa anggaran itu diperoleh dari tidak terserapnya anggaran,

    katanya.

  • MAKALAH APBN DAN ULN 19

    Di bidang lain, pada 2008 pertumbuhan ekspor dinilai cukup signifikan, yakni

    sekitar 20 persen. Namun dengan adanya krisis global, pada 2009 ekspor

    diperkirakan anjlok sehingga pertumbuhannya hanya sekitar 5 persen. Untuk

    konsumsi swasta, diperkirakan pada 2009 hanya mencapai 3,5 persen, padahal

    tahun lalu mencapai 5,1 persen. Menurunnya konsumsi swasta ini, jelas Rizal,

    dipengaruhi oleh daya beli masyarakat yang menurun.

    Dari sisi investasi juga tidak jauh berbeda. Rizal meprediksi, pada tahun

    kerbau ini akan banyak modal asing yang pulang kampung. Jadi jangan

    berharap akan banyak investasi portofolio di tahun ini selagi krisis global masih

    membelit, imbuhnya.

  • MAKALAH APBN DAN ULN 20

    BAB III

    PENUTUP

    1.1 KESIMPULAN

    1. APBN adalah daftar sistematis dan terperinci yang memuat rencana

    penerimaan dan pengeluaran negara selama satu tahun anggaran. Tujuan

    penyusunan APBN adalah sebagai pedoman pengeluaran dan penerimaan

    negara agar terjadi keseimbangan yang dinamis dalam rangka

    melaksanakan kegiatan-kegiatan kenegaraan demi tercapainya

    peningkatan produksi, peningkatan kesempatan kerja, pertumbuhan

    ekonomi yang cukup tinggi serta pada akhirnya ditujukan untuk

    tercapainya masyarakat adil dan makmur material maupun spiritual

    berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.

    2. Mulai tahun 2005, Pemerintah telah mengusulkan penyusunan RAPBN

    dengan menggunakan format baru, yakni anggaran belanja terpadu

    (unified budget). Sejalan dengan itu, format dan struktur APBN berubah

    dari T-Account menjadi I-Account. Format dan struktur I-account yang

    berlaku saat ini terdiri atas (i) pendapatan negara dan hibah, (ii) belanja

    negara, dan (iii) pembiayaan.

    3. APBN mempunyai fungsi otorisasi, perencanaan, pengawasan, alokasi,

    distribusi, dan stabilisasi.

    4. Pertumbuhan ekonomi adalah proses kenaikan kapasitas produksi suatu

    perekonomian yang diwujudkan dalam bentuk kenaikan pendapatan

    nasional. Suatu negara dikatakan mengalami pertumbuhan ekonomi

    apabila terjadi peningkatan GNP riil di negara tersebut. Adanya

    pertumbuhan ekonomi merupakan indikasi keberhasilan pembangunan

    ekonomi.

  • MAKALAH APBN DAN ULN 21

    5. APBN dan pertumbuhan ekonomi merupakan dua hal yang tidak bisa

    dipisahkan. Alokasi dana yang terdapat di dalam APBN digunakan untuk

    pembangunan. Dengan adanya pembangunan ekonomi akan tercipta

    pertumbuhan ekonomi.

    3.2 SARAN

    Bagi para penyelenggara negara sebagai pengelola anggaran negara

    hendaknya menghindarkan diri dari praktek-praktek KKN karena KKN

    secara materi akan sangat merugikan warga masyarakat.

  • MAKALAH APBN DAN ULN 22

    DAFTAR PUSTAKA

    1. http://bos.kemdiknas.go.id 2. http://id.wikipedia.org/ 3. JAKARTA POS NATIONAL NETWORK.COM

    4. Purnastuti, Losina, 2003. Ekonomi untuk kelas XI SMA/MA. Jakarta : Idah Mustikawati

  • MAKALAH APBN DAN ULN 23