MAKALAH PENYAMAKAN KULIT

download MAKALAH PENYAMAKAN KULIT

of 17

Transcript of MAKALAH PENYAMAKAN KULIT

  • 8/12/2019 MAKALAH PENYAMAKAN KULIT

    1/17

    MAKALAH

    TEKNIK PENGELOLAAN DAN PENGOLAHAN HASIL PERTANIAN

    PENYAMAKAN KULIT SAPI

    Disusun untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah TPPHP

    Disusun Oleh:

    Sonna Cahyadi Nugraha

    125009005

    FAKULTAS PERTANIAN

    PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

    UNIVERSITAS SILIWANGI

    2014

  • 8/12/2019 MAKALAH PENYAMAKAN KULIT

    2/17

    i

    KATA PENGANTAR

    Bismillahirrahmaaniraahiim

    AssalamualaikumWr.Wb

    Dengan mengucapkan puji dan syukur kekhadirat Allah SWT yang telah

    memberikan Rahmat dan Karunia-Nya, akhirnya saya dapat menyelesaikan

    penyusunan makalah yang berjudul Penyamakan Kulit Sapi. Makalah ini disusun

    untuk memenuhi tugas mata kuliah Teknik Pengelolaan dan Pengolahan Hasil

    Pertanian.

    Dalam penyusunan makalah ini, saya menyadari sepenuhnya bahwa makalah

    ini masih jauh dari kesempurnaan, karena keterbatasan pengetahuan, kemampuan

    dan waktu. Namun demikian, penyusun berharap bahwa makalah ini dapat

    bermanfaat. Maka dari itu diharapkan saran dan kritik yang membangun guna

    memperbaiki dalam penyusunan makalah di masa yang datang.

    Dengan segala kerendahan hati, saya ingin mengucapkan terima kasih kepada

    semua pihak yang telah membimbing, membantu mengarahkan dan memotivasi saya

    dalam penyusunan makalah ini.

    Wassalamualaikum Wr. Wb.

    Tasikmalaya, 14 Januari 2014

    Penyusun,

  • 8/12/2019 MAKALAH PENYAMAKAN KULIT

    3/17

    ii

    DAFTAR ISI

    KATA PENGANTAR i

    DAFTAR ISI ii

    BAB I PENDAHULUAN

    A. LATAR BELAKANG 1B. RUMUSAN MASALAH 2C. TUJUAN 2

    BAB II PEMBAHASAN

    A. KULIT 3B. PENGAWETAN 4C. PENYAMAKAN 5

    BAB III PENUTUP

    A. KESIMPULAN 13B. SARAN 13

    DAFTAR ISI

  • 8/12/2019 MAKALAH PENYAMAKAN KULIT

    4/17

    1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. LATAR BELAKANGKulit sapi ialah bagian paling luardagingsapi. Kulit sapi biasanya

    dikeringkan dan digoreng menjadirambak.Kulit merupakan organ tunggal tubuh

    paling berat, pada sapi sekitar 6-8%, dan domba 8-12%, dengan demikian kulit

    juga merupakan hasil ikutan ternak yang paling tinggi nilai ekonominya yaitu

    sekitar 59% dari nilai keseluruhan by-product yang dihasilkan oleh seekor ternak.

    Epidermis merupakan bagian kulit paling atas tersusun dari sel epitel pipih

    kompleks, pada lapisan ini juga terdapat asesori epidermis seperti rambut,

    kelenjar minyak, kelenjar keringat, dan otot penegak rambut. Di bawahnya

    terletak lapisan dermis atau kulit jangat yang tersusun dari jaringan ikat padat.

    Pada lapisan paling bawah terdapat hipodermis yang tersusun dari jaringan ikat

    longgar, jaringan adiposa, dan sisa daging.

    Pada proses penyamakan, kulit jangat inilah yang akan disamak dan diubah

    menjadi kulit samak yang bersifat lentur, fleksibel, kuat dan tahan terhadap

    pengaruh cuaca dan serangan mikroba. Lapisan epidermis tersusun dari jaringan

    ikat keratin yang relatif tahan terhadap serangan bahan kimia maupun

    agenbiologi (mikroba dan ensim). Pada kulit terdapat dua jenis keratin yaitu

    keratin lunak yang menyusun akar rambut dan lapisan epidermis bawah, dan

    keratin keras menyusun batang rambut. Keratin lunak mudah larut dan mudah

    diserang oleh ensim (misal alkalin protease), sedangkan keratin keras sangat

    tahan terhadap bahan kimia dan ensim kecuali sulfida dan keratinase.

    Kulit samak adalah kulit hewan yang telah diubah secara kimia guna

    menghasilkan bahan yang kuat, lentur, dan ntahan terhadap pembusukan. Hampir

    semua kulit samak diproduksi dari kulit sapi, domba dan kambing. Kadang-

    kadang kulit samak juga dihasilkan dari

    kulitkuda,babi,kangguru,rusa,reptil,lumba-lumba dansinga laut. Akhir-akhir

    ini kulit ikan kakap, kulit ikanpari dan ikantunajuga telah disamak.

    http://id.wikipedia.org/wiki/Daginghttp://id.wikipedia.org/wiki/Sapihttp://id.wikipedia.org/wiki/Rambakhttp://id.wikipedia.org/wiki/Biologihttp://id.wikipedia.org/wiki/Kudahttp://id.wikipedia.org/wiki/Babihttp://id.wikipedia.org/wiki/Kangguruhttp://id.wikipedia.org/wiki/Rusahttp://id.wikipedia.org/wiki/Reptilhttp://id.wikipedia.org/wiki/Lumba-lumbahttp://id.wikipedia.org/wiki/Singa_lauthttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Pari&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Tunahttp://id.wikipedia.org/wiki/Tunahttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Pari&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Singa_lauthttp://id.wikipedia.org/wiki/Lumba-lumbahttp://id.wikipedia.org/wiki/Reptilhttp://id.wikipedia.org/wiki/Rusahttp://id.wikipedia.org/wiki/Kangguruhttp://id.wikipedia.org/wiki/Babihttp://id.wikipedia.org/wiki/Kudahttp://id.wikipedia.org/wiki/Biologihttp://id.wikipedia.org/wiki/Rambakhttp://id.wikipedia.org/wiki/Sapihttp://id.wikipedia.org/wiki/Daging
  • 8/12/2019 MAKALAH PENYAMAKAN KULIT

    5/17

    2

    Kulit samak digunakan untuk menghasilkan berbagai macam barang

    sepertisepatu,sendal,tas,ikat pinggang,koper,jaket,topi, jok mobil,

    sarungHP,dompet dan cindera mata seperti gantungan kunci. Barang kerajinan

    lain yang dihasilkan dari kulit mentah misalnyawayang kulit, hiasan

    dinding,kaligrafi,beduk,genderang,kendang, dankipas.

    Industri penyamakan kulit adalah industri yang mengolah kulit mentah

    menjadi kulit jadi. Industri penyamakan kulit merupakan salah satu industri

    yang didorong perkembangannya sebagai penghasil devisa non migas. Industri

    Penyamakan kulit sebagai salah satu industri yang berpotensi menghasilkan

    limbah, terutama tanin, kromium, suspensi solid, BOD, COD dan klorida.

    Ditinjau dari pentingnya proses penyamakan kulit dalam industri kerajinan

    kulit, maka saya mengangkat judul Penyamakan Kulit Sapi, proses ini

    merupakan pra pengolahan kulit sapi sebelum dijadikan produk kerajinan seperti

    sepatu, sabuk, jaket, dll.

    B. RUMUSAN MASALAH1.

    Apa itu penyamakan kulit sapi?

    2. Bagaimana proses penyamakan kulit sapi?3. Apa tujuan proses penyamakan kulit sapi?4. Apa hasil dari penyamakan kulit sapi?

    C. TUJUANAdapun tujuan dari makalah ini adalah :

    1. Mengetahui pengertian penyamakan kulit itu sendiri2. Mengetahui proses penyamakan kulit sapi3. Mengetahui kegunaan dari penyamakan kulit dalam industry4. Mengetahui apa yang didapat dari hasil penyamakan.

    http://id.wikipedia.org/wiki/Sepatuhttp://id.wikipedia.org/wiki/Sendalhttp://id.wikipedia.org/wiki/Tashttp://id.wikipedia.org/wiki/Koperhttp://id.wikipedia.org/wiki/Topihttp://id.wikipedia.org/wiki/HPhttp://id.wikipedia.org/wiki/Dompethttp://id.wikipedia.org/wiki/Wayang_kulithttp://id.wikipedia.org/wiki/Kaligrafihttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Beduk&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Genderanghttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Kipas&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Kipas&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Genderanghttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Beduk&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Kaligrafihttp://id.wikipedia.org/wiki/Wayang_kulithttp://id.wikipedia.org/wiki/Dompethttp://id.wikipedia.org/wiki/HPhttp://id.wikipedia.org/wiki/Topihttp://id.wikipedia.org/wiki/Koperhttp://id.wikipedia.org/wiki/Tashttp://id.wikipedia.org/wiki/Sendalhttp://id.wikipedia.org/wiki/Sepatu
  • 8/12/2019 MAKALAH PENYAMAKAN KULIT

    6/17

    3

    BAB II

    PEMBAHASAN

    A. KULITKomoditas kulit digolongkan menjadi kulit mentah dan kulit samak

    (Purnomo, 1985). Menurut Judoamidjojo (1974), kulit mentah adalah bahan

    baku kulit yang baru ditanggalkan dari tubuh hewan sampai kulit yang

    mengalami proses-proses pengawetan atau siap samak. Kulit mentah

    dibedakan atas kulit hewan besar (hides) seperti sapi, kerbau, steer, dan

    kuda, serta kelompok kulit yang berasal dari hean kecil (skins) seperti

    kambing, domba, calf, dan kelinci (Purnomo, 1985) termasuk di dalamnya

    kulit hewan besar yang belum dewasa seperti kulit anak sapi dan kuda.

    Menurut Judoamidjojo (1974), secara topografis kulit dibagi menjadi 3

    bagian. Gambar 1 menunjukkan topografi kulit hewan secara umum.

    a. Daerah krupon, merupakan daerah terpenting yang meliputi kira-kira 55% dari seluruh kulit dan memiliki jaringan kuat dan rapat

    serta merata dan padat.

    b. Daerah leher dan kepala meliputi 3% bagian dari seluruh kulit.Ukurannya lebih tebal dari daerah krupon dan jaringannya bersifat

    longgar serta sangat kuat.

    c. Daerah perut, paha, dan ekor meliputi 22% dari seluruh luas kulit.Bagian tersebut paling tipis dan longgar.

    Komposisi kimia kulit terdiri atas air, protein, lemak, garam mineral,dan zat lainnya (Fahidin, 1977). Kandungan air pada tiap bagian kulit

    tidaklah sama. Bagian yang paling sedikit mengandung air adalah krupon

    (bagian punggung), selanjutnya berturut-turut adalah bagian leher dan perut

    (Purnomo, 1985). Kadar air berbanding terbalik terhadap kadar lemak. Jika

    kadar lemaknya tinggi maka kadar airnya rendah (Purnomo, 1985). Tabel 1

    menunjukkan komposisi kimia kulit mentah segar. Terlihat dalam Tabel 1

    bahwa kandungan protein pada kulit memiliki presentasi yang tinggi sehingga

  • 8/12/2019 MAKALAH PENYAMAKAN KULIT

    7/17

    4

    harus segera dilakukan proses pengawetan dan penyamakan agar kulit tahan

    lama.

    Komposisi substansi kimia kulit domba mentah segar

    Komponen Presentase (%)

    Air 64

    Protein

    Protein fibrous

    -elastin

    -kolagen

    33

    0.3

    29

    Lemak 2

    Garam mineral 0.5

    Zat lain 0.5

    Sumber: Sharephouse (1978)

    B. PENGAWETANProses pengawetan dilakukan paling lambat lima jam setelah proses

    pengulitan menjadi kulit mentah segar. Proses pengawetan meliputi proses

    penggaraman dan pengeringan bertujuan untuk mencegah serta membatasi

    pertumbuhan bakteri pembusuk Proses pengawetan dapat dilakukan dengan

    beberapa cara:

    1. PementanganKulit mentah yang sudah dibersihkan pada suatu bingkai segi empat

    yang terbuat dari kayu, bambu atau papan, kemudian dijemur dengan

    kemiringan 60o dari tanah dan permukaan daging mengarah ke atas.

    Lama penjemuran untuk kulit sapi antara 2 sampai 4 hari, sedang

  • 8/12/2019 MAKALAH PENYAMAKAN KULIT

    8/17

    5

    kulit kambing dan domba cukup 1 sampai 2 hari.

    2. PickleYaitu cairan yang terdiri dari larutan garam dapur (NaCl) denganasam sulfat (H2SO4) atau asam formit (H3COOH) dengan

    perbandingan tertentu. Pengerjaan dengan pickle harus melalui proses

    siap samak, sehingga telah bersih dari segala kotoran. Kulit siap

    samak tersebut dimasukkan ke dalam asam, diaduk perlahan-lahan dan

    kemudian didiamkan selama satu malam. Menurut Aten (1966),

    pengawetan dengan cara penggaraman terbagi menjadi

    penggaraman kering (dry salting) dan penggaraman basah (wet salting).Stanley (1993), menambahkan bahwa penggaraman merupakan metode

    pengawetan yang paling mudah dan efektif. Reaksi osmosis dari garam

    mendesak air keluar dari kulit hingga tingkat kondisi yang

    tidak memungkinkan pertumbuhan bakteri.

    Menurut Fahidin dan Muslich (1999), garam yang digunakan dalam

    pengawetan kulit memiliki beberapa fungsi yaitu: 1) mengambil air

    dari kulit sehingga menghalangi pertumbuhan bakteri busuk; 2)membentuk reaksi plasmolisis mikroorganisme; dan 3) meracuni

    mikroorganisme. Garam yang biasa dipakai adalah garam dapur

    (NaCl) dan garam khari (NaCl 50% dan Na2SO4

    50%) (Judoamidjojo, 1974). Fahidin dan Muslich (1999)

    menambahkan bahwa syarat-syarat garam yang digunakan sebagai

    berikut: butiran garam 1 mm, kadar Ca dan Mg tidak boleh lebih dari

    2%, serta bebas dari besi.

    C. PENYAMAKANKulit mentah segar bersifat mudah busuk karena merupakan media

    yang baik untuk tumbuh dan berkembangbiaknya organisme. Kulit

    mentah tersusun dari unsur kimiawi seperti: protein, karbohidrat, lemak,

    dan mineral. Oleh sebab itu, perlu dilakukan proses pengwetan kulit

  • 8/12/2019 MAKALAH PENYAMAKAN KULIT

    9/17

    6

    sebelum kulit diolah lebih lanjut.

    Teknik mengolah kulit mentah menjadi kulit samak disebut penyamakan.

    Dengan demikian, kulit hewan yang mudah busuk dapat menjadi tahan

    terhadap serangan mikroorganisme (Judoamdjojo, 1981). Prinsip mekanisme

    penyamakan kulit adalah memasukkan bahan penyamak ke dalam anyaman

    atau jaringan serat kulit sehingga menjadi ikatan kimia antara bahan

    penyamak dan serat kulit (Purnomo, 1991).

    Menurut Fahidin dan Muslich (1999), teknik penyamakan kulit

    dikelompokkan menjadi 3 tahapan, yaitu proses pra penyamakan,

    penyamakan, dan pasca penyamakan.

    1. Prapenyamakan

    Proses pra-penyamakan (Beam Open House Operation) meliputi

    perendaman, pengapuran, pembuatan daging, pembuangan kapur, pengikatan

    proten, pemucatan dan pengasaman (Purnomo, 1992).

    a. Perendaman (soaking) merupakan tahapan pertama dari proses

    penyamakan yang bertujuan mengembalikan kadar air kulit yang hilang

    selama proses pengawetan sehingga kadar airnya mendekati kadar air

    kulit segar. Bienkiewicz (1983) menambahkan bahwa tujuan

    perendaman adalah membuang zat padat seperti pasir, kerikil, parasit,

    sisa darah, urin, dan kotoran. Pencegahan proses pembusukan

    dalam perendaman dapat dilakukan dengan cara: 1) mengusahakan

    agar air perendaman tetap dingin, terutama di musim panas perlu

    digunakan thermometer; 2) penambahan sedikit bakterisida (Mann,

    1980).

    b. Tujuan pengapuran adalah menghilangkan epidermis dan bulu,

    kelenjar keringat dan lemak, dan menghilangkan semua zat-zat yang

    bukan collagen yang aktif menghadapi zat-zat penyamak. Oleh karena

    semua proses penyamakan dapat dikatakan berlangsung dalam

    lingkungan asam maka kapur di dalam kulit harus dibersihkan

    sama sekali. Kapur yang masih ketinggalan akan mengganggu proses

    penyamakan. Proses ini menggunakan enzim protese untuk

  • 8/12/2019 MAKALAH PENYAMAKAN KULIT

    10/17

    7

    melanjutkan pembuangan semua zat- zat bukan collagen yang belum

    terhilangkan dalam proses pengapuran antara lain:

    1) Sisa- sisa akar bulu dan pigmen

    2) Sisa- sisa lemak yang tak tersabunkan

    3) Sedikit atau banyak zat- zat kulit yang tidak diperlukan artinya

    untuk kulit atasan yang lebih lemas membutuhkan waktu proses

    bating yang lebih lama Sisa kapur yang masih ketinggalan

    (Purnomo, 1992).

    c. Proses buang daging (fleshing) bertujuan menghilangkan sisa-sisa

    daging (subcutis) dan lemak yang masih melekat pada kulit. Proses

    buang bulu (scudding) bertujuan menghilangkan sisa-sisa bulu

    beserta akarnya yang masih tertinggal pada kulit (Fahidin dan Muslich,

    1999).

    d. Pembuangan kapur (deliming) bertujuan untuk menurunkan pH

    yang disebabkan sisa kapur yang masuk masih terdapat pada kulit

    (Purnomo,

    1992). Proses buang kapur biasanya menggunakan garam ammonium

    sulfat (ZA). Garam itu memudahkan proses pembuangan kapur karena

    tidak ada pengendapan-pengendapan dan tidak terjadi pembengkakan

    kulit (Fahidin dan Muslich, 1999).

    Ca(OH)2+(NH)2SO4 CaSO4+2NH4OH

    e. Pelumatan (bating) bertujuan untuk membuka atau melemaskan kulitlebih sempurna secara enzimatik. Bahan yang digunakan adalah

    oropon/enzilen, yaitu bahan paten yang dibuat dari pankreas dan

    garam-garam ammonium sebagai aktivator (Judoamidjojo et al.,

    1979). Menurut Purnomo (1985), tujuan dari proses bating adalah

    menghilangkan sisa-sisa akar bulu dan pigmen, sisa lemak yang

    tidak tersambungkan, dan menghilangkan sisa kapur yang masih

    tertinggal. Proses bating diperlukan terutama untuk pembuatan kulit

  • 8/12/2019 MAKALAH PENYAMAKAN KULIT

    11/17

    8

    halus dan lemas, misalnya kulit box, pakaian, dan sarung tangan

    (Fahidin dan Muslich, 1999).

    Menurut Mann (1980), waktu bating yang berlebihan dapat

    menyebabkan kulit menjadi lepas dan menipis karena banyak protein

    yang terhidrolisis sehingga mengakibatkan kekuatan tarik menjadi

    rendah. O Flaherty (1956) menyatakan bahwa waktu bating yang

    terlalu singkat menyebabkan terjadinya pemisahan serat-serat fibril

    yang tidak sempurna, penetrasi bahan penyamak kurang merata,

    permukaan terluar dari serabut lebih tersamak sehingga kulit menjadi

    mudah patah, kaku, dan keras.

    f. Pengasaman (pikling) berfungsi untuk mengasamkan kulit sampai

    pH tertentu sebelum proses penyamakan krom, jadi dilakukan

    penurunan pH kulit menjadi 3 (Jayusman, 1990). Selain itu,

    pengasaman juga dilakukan untuk menghilangkan noda hitam pada

    kulit akibat proses sebelumnya atau unsur besi pada kulit, serta

    hilangnya noda putih karena pengendapan CaCO3 yang menyebabkan

    cat dasar tidak merata (Purnomo, 1992).

    2. Penyamakan

    Penyamakan adalah seni atau teknik dalam mengubah kulit mentah

    yang bersifat labil menjadi kulit samak yang lebih permanen

    (Judoamidjojo, 1984; Brotomulyono et al., 1986). Penyamakan bertujuan

    mengubah kulit mentah yang memiliki sifat tidak stabil menjadi kulit

    tersamak yang mempunyai sifat stabil dan bahan pokok dari proses ini

    adalah kulit siap samak dan bahan samak (Purnomo,

    1992). Fahidin dan Muslich (1999) juga menyebutkan bahwa bahan mineral

    yang digunakan pada proses penyamakan adalah garam yang berasal dari

    logam alumunium, zirkanium, ferum, cobalt, dan kromium. Keuntungan

    penggunaan krom adalah penyamakan lebih cepat, murah, serta mudah

    diwarnai.

  • 8/12/2019 MAKALAH PENYAMAKAN KULIT

    12/17

    9

    Penyamakan kulit dapat dikelompokkan berdasarkan bahan penyamak

    yang digunakan, yaitu: 1) samak nabati, menggunakan bahan penyamak asal

    tumbuhan; 2) samak mineral, menggunakan bahan penyamak mineral seperti

    Al, Cr, atau Zn; 3) samak sintesis, menggunakan bahan penyamak sintetik

    seperti aromatic syntans, resin, dan apiphatic syntans; 4) samak aldehid,

    menggunakan bahan penyamak aldehid seperti minyak ikan, gluteraldehid,

    formaldehid (Shapouse, 1983).

    Cara penyamakan dengan bahan penyamakan mineral dengan

    menggunakan bahan penyamak krom, yaitu zat penyamak krom yang biasa

    digunakan adalah bentuk kromium sulfat basa. Basisitas dari garam krom

    dalam larutan menunjukkan berapa banyak total velensi kroom diikat

    oleh hidriksil sangat penting dalam penyamakan kulit. Pada basisitas total

    antara 0-33,33%, molekul krom terdispersi dalam ukuran partikel yang

    kecil (partikel optimun u ntuk penyamakan). Zat penyamak komersial yang

    paling banyak digunakan memunyai basisitas 33,33%. Jika zat penyamak

    krom ini ingin difiksasikan didalam substansi kulit, maka basisitas dari cairan

    krom harus dinaikkan sehingga mengakibatkan bertambah besarnya ukuran

    partikel zat penyamak krom. Dalam penyamakan diperlukan 2,5- 3,0%

    Cr2O3 hanya 25 %, maka dalam pemakainnya diperlukan 100/25 x 2,5 %

    Cromosol B= 10% Cromosol B. Obat ini dilarutkan dengan 2-3 kali cair,

    dan direndam selama 1 malam. Kulit yang telah diasamkan diputar

    dalam drum dengan 80- 100%air, 3-4 % garam dapur (NaCl), selma 10-15

    menit kemudian bahan penyamak krom dimasukkan sbb:

    1/3 bagian dengan basisitas 33,3 % putar selama 1 jam

    1/3 bagian dengan basisitas 40-45 % putar selama 1 jam

    1/3 bagian dengan basisitas 50 % putar selama 3 jam.

    Cara penyamakan dengan bahan penyamak aluminium (tawas putih),

    yaitu kulit yang telah diasamkan diputar dengan:

    40- 50 % air

    10% tawas putih

  • 8/12/2019 MAKALAH PENYAMAKAN KULIT

    13/17

    10

    1- 2% garam, putar selama 2-3 jam lu ditumpuk selama 1 malam

    Esok harinya kulit diputar lagi selama 1 jam, lalu digantungdan dikeringkan pada udara yang lembab selama 2-3 hari. Kulit diregang

    dengan tangan atau mesin sampai cukup lemas (Shapouse, 1983).

    Penyamakan kulit dapat juga dilakukan dengan kombinasi bahan

    penyamak misalnya menggunakan alumunium pada tahap pendahuluan

    kemudian dilanjutkan dengan bahan nabati seperti mimosa-puder (Oetojo et al.,

    1987).

    3. Pasca Penyamakan

    Pasca penyamakan bertujuan membentuk sifat-sifat tertentu pada kulit

    terutama berhubungan dengan kelemasan, kepadatan, dan warna kulit. Proses

    tersebut terdiri dari netralisasi, pewarnaan, perminyakan, pengecatan,

    pengerinngan dan peregangan (Fahidin dan Muslich, 1999).

    a. Penetralan (neutralization) bertujuan mengurangi kadar asam dari kulit

    wet blue agar tidak menghambat proses pengecatan dasar dan

    perminyakan (Purnomo, 1992). Menurut Judoamidjojo (1974),

    penetralan bertujuan memperlambat reaksi pengikatan zat warna pada

    substansi kulit sehingga zat warna dapat meresap ke dalam substansi

    kulit sebelum berikatan.

    b. Pewarnaan dasar memiliki fungsi sebagai pemberian warna dasar pada

    kulit tersamak seperti yang diinginkan (Purnomo, 1992). Pemberian

    warna disesuaikan dengan bentuk produk akhir yang direncanakan.Warna coklat sering digunakan pada tahap pengecatan dasar.

    c. Perminyakan (fat liquoring) bertujuan melicinkan serat kulit sehingga

    lebih tahan terhadap gaya tarikan, menjaga serat kulit agar tidak lengket

    sehingga lebih lunak dan lemas, dan memperkecil daya serap.

    Selain itu, dimaksudkan agar kulit menjadi lebih fleksibel atau lebih

    mudah dilekuk- lekukan dan tidak mudah sobek. Caranya dapat

    dilakukan dengan meminyaki permukaan dengan mengulas, pelemasan

  • 8/12/2019 MAKALAH PENYAMAKAN KULIT

    14/17

    11

    dengan tong berputar atau pencelupan dalam lemak panas (Purnomo,

    1992). Hal itu penting untuk menarik konsumen saat pemasaran produk.

    Menurut Thorstensen (1985), jenis minyak yang umum digunakan

    dalam proses peminyakan adalah trigliserida yang diperoleh dari

    tumbuh-tumbuhan, ikan laut, dan hewan.

    d. Pengecetan bertujuan untuk memenuhi selera konsumen. Pengecatan

    zat warna hanya melekat di permukaan dalam media bahan perekat

    yang fungsinya melekatkan warna dan memperbaiki permukaan kulit.

    e. Pengeringan bertujuan untuk menghentikan semua reaksi kimia di

    dalam kulit. Biasanya dilakukan selama 1-3 hari pada udara biasa agar

    kulit menyesuaikan kelembaban udara sekitarnya.

    f. Peregangan dilakukan dengan tujuan untuk menarik kulit sampai

    mendekati batas kemulurannya, agar jika dibuat barang kerajinan tidak

    terlalu mulur, tidak merubah bentuk ukuran.

    Mutu kulit samak (leather) selain dipengaruhi oleh proses yang

    dilakukan di industri penyamakan kulit, juga sangat bergantung pada

    mutu kulit mentah sebagai bahan dasarnya. Sementara itu, mutu kulit

    mentah dipengaruhi oleh kerusakan kulit yang terjadi pada saat hewan hidup,

    pemotongan, dan pengawetan (Willamson dan Payne, 1993). Tancous et al.

    (1981) membagi kerusahan kulit mentah menjadi:

    a. Kerusakan antemoterm, yaitu kerusakan yang terjadi pada hewan hidup.

    b. Kerusakanpostmortem, yaitu kerusakan yang terjadi pada waktu

    pengulitan, pengawetan, penyimpanan, dan transportasi.

    Selain kerusakan tersebut, mutu kulit juga dipengaruhi oleh bangsa,

    jenis kelamin, dan umur ternak waktu dipotong (Tancous et al., 1981).

    Menurut Mann (1966), bangsa sapi untuk produksi susu atau domba untuk

    produksi wool mempunyai kulit yang tipis karena nutrisi makanan yang

    diserap tubuh digunakan untuk memproduksi susu/wool. Tingginya kadar

    lemak dalam kroium maupunsubcutis merupakan faktor penurunan kualitas

    lainnya yang dipengaruhi bangsa domba (Tancous et al., 1981). Kulit seperti

  • 8/12/2019 MAKALAH PENYAMAKAN KULIT

    15/17

    12

    itu juga dapat mempengaruhi kualitas kulit samak karena kekuatan tarik dan

    kemuluran kulit samak menjadi rendah.

    Dikatakan pula pada setiap spesies terapat perbedaan antara kulit

    hewan jaantan dan betina. Perbedaan pokoknya adalah kulit hewan betina

    mempunyai rajah yang lebih halus daripada kulit hewan jantan. Pada

    umumnya, kulit hewan betina mempunyai bobot rata-rata lebih ringan dari

    kulit hewan jantan tetapi mempunyai daya tahan renggang yang lebih besar.

    Namun demikian, karena permintaan kulit di pasar sangat besar maka

    perbedaan kedua jenis kelamin dapat diabaikan dan tidak dianggap sebagai

    suatu defek.

    Perbedaan yang dipengaruhi oleh umur hewan dapat menurunkan mutu

    setelah menjadi kulit samak. Kulit yang berasal dari hewan muda pada

    umumnya mempunyai struktur yang halus tetapi kompak, berajah sangat

    halus tetapi kurang tahan terhadap pengaruh dari luar dibandingkan kulit

    hewan yang lebih tua. Sebaliknya bila hewan semakin tua, lapisan rajah

    makin kuat dan kasar. Disamping itu, akan semakin banyak yang

    mengalami luka-luka sehingga makin banyak tenunan parutnya, bekas luka

    oleh penyakit parasit, guratan, cap bakar, dan lainnya.

  • 8/12/2019 MAKALAH PENYAMAKAN KULIT

    16/17

    13

    BAB III

    PENUTUP

    A. KESIMPULANBerdasarkan pembahasan mengenai penyamakan kulit di atas dapat kita

    ketahui bahwa proses penyamakan kulit terdiri dari beberapa proses, yaitu

    pengawetan, pengurangan kadar garam, perontokan bulu, pencucian,

    pembuangan daging, pembuangan kapur, pencucian, pengasaman (pikel),

    penyamakkan (tanning),penipisan atau penyerutan, pewarnaan dasar, pencucian,

    pengeringan, perenggangan, spraying, penyetrikaan, serta pengukuran dan

    penyortiran. Pada proses produksi industri ini menghasilkan beberapa

    jenis limbah yang digolongkan berdasarkan bentuk yaitu limbah padat dan

    limbah cair. Limbah padat diantaranya adalah garam yang berwarna

    kemerahan, daging sisa, dan serbuk kulit. Sedangkan limbah cair adalah air

    sisa pencucian, larutan kapur, larutan asam, dan larutan chrom.

    B. SARANHal yang perlu diperhatikan dalam proses penyamakan adalah pengolahan

    limbah dari proses penyamakan kulit, karena sisa-sisa bahan yang terbuang dari

    proses penyamakan akan menjadi limbah yang akan menimbulkan dampak

    lingkungan, baik dari segi kesehatan maupun secara sosial. hal ini diperhatikan

    mengingat selain dari sisi ekonomi suatu uasa perlu juga diperhatikan dari sisi

    kesehatan dan dampaknya terhadap lingkungan. Dalam suatu system pebangunan

    yang baik tentunya akan mempertimbangkan dampak yang akan timbul dari

    suatu usaha tersebut. Apakah layak dan aman untuk dijalankan atau tidak.

  • 8/12/2019 MAKALAH PENYAMAKAN KULIT

    17/17

    14

    DAFTAR ISI

    Aten ARF. 1966. Flying and Curing of Hide and Skin as A Rural Industry.FAO

    Fahidin dan Mislich. 1999.Ilmu dan Teknologi Kulit. Fateta. IPB. Bogor.

    Judoamidjojo M. 1974. Dasar Teknologi dan Kimia Kulit. Departemen

    eknologi Hasil Pertanian. Fateta. IPB. Bogor.

    Mann I. 1980. Rural Tanning Techniques. Food and Agriculture

    Organization of The United Nations. Rome

    Oetojo B. 1996. Penggunaan Campuran Kuning Telur dan Putih Telur

    untuk Peminyakan Kuit. Majalah Barang Kulit, Karet, dan Plastik. 12

    (24):47-53.

    OFlaheri, Reddy FOT, Lollar MR. 1956. The Cemicals and Technology

    of Leather. Reinhold Publishing Corporation. New York.

    Purnomo E. 1985. Pengetahuan Dasar Teknologi Penyamakan Kulit.

    Akademi Teknologi Kulit. Departemen Perindustrian. Yogyakarta.