makalah pengling 2

download makalah pengling 2

of 13

Transcript of makalah pengling 2

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Pengling merupakan pengetahuan yang mengkaji hubungan makhluk hidup dengan lingkungannya dalam hubungannya dengan dampak kehidupan manusia serta berupaya untuk menjaga kelestarian lingkungan hidup. Sementara ada ahli yang memasukkan pengetahuan lingkungan ini ke dalam lingkup ilmu pengetahuan (science) namun ada pula yang memasukkan ke dalam lingkup pengetahuan (knowledge), masing-masing memiliki alasan tersendiri. Sebagaimana diketahui, ilmu pengetahuan adalah suatu kegiatan mencari kebenaran dengan objek tertentu yang konkret dengan bidang kajian yang khas yang memiliki metod ilmiah yang sistematis, obyektif, konsisten dan berlaku umum/universal. Sedangkan pengetahuan adalah pencarian kebenaran berdasarkan pengalaman dan bidang kajian yang belum jelas serta belum menggunakan metode yang sistematis, cenderung subyektif dan kurang konsisten. Pengetahuan juga dapat melalui intuisi, prasangka dan trial and error. Pada kegiatan yang semula digolongkan pengetahuan dimasukkan ke dalam kegiatan ilmiah. Ruang lingkup pengling meliputi segala permasalahan yang melingkupi umat manusia yang terdiri dari lingkungan biotik, abiotik, sosial, budaya, ekonomi dan sebagainya. Menurut St. Munajat Danu Saputra dalam Darsono, lingkungan adalah semua benda dan kondisi termasuk di dalamnya manusia dan tingkat perbuatannya, yang terdapat dalam ruang dimana manusia berada dan mempengaruhi kelangsungan hidup serta kesejahteraan manusia dan jasad hidup lainnya.

B. Tujuan Umum Tujuan dilaksanakan praktikum ini adalah untuk kepentingan mahasiswa itu sendiri dalam mempelajari ilmu pengetahuan lingkungan. Tujuan ini juga dilaksanakan sebagai latihan untuk memperdalam ilmu, melatih, membina para mahasiswa atau para praktian agar mampu bekerja dengan baik dan bertanggungjawab sehingga nanti memperoleh gambaran tentang masalah yang akan datang sesuai dengan tuntutan tugas yang diberikan kepadanya dan sesuai dengan disiplin ilmu yang dimilikinya.

C. Manfaat Praktikum - Untuk mengetahui kondisi di Pantai Induk - Untuk mengetahui cacing sebagai indikator dalam dekomposisi tanah

BAB II KAJIAN TEORI

A. Acara I (Populasi Dekomposer) Ketergantungan komponen abiotik terhadap biotik Cacing tanah akan membuat sarang berupa liang atau lubang di dalam tanah. Sehingga akan terisi udara yang berguna bagi pernafasan akar. Cacing tanah juga memasukkan daun-daun tumbuhan ke dalam liangnya yang pada akhirnya membusuk dan membentuk humus yang menyuburkan tanah. Kita dapat mencermati pengaruh komponen biotik terhadap komponen abiotik dalam cakupan yang lebih luas dengan mengamati keberadaan air dan iklim di sekitar hutan akar-akar tumbuhan dan dapat menahan air hujan sehingga air tidak terlalu cepat mengalir ke laut. Akar tumbuhan juga mencegah terjadinya erosi dan tanah longsor.

Dekomposer (pengurai) Dekomposer adalah organisasi yang menguraikan sisa-sisa tubuh makhluk hidup yang telah mati ataupun kotoran makhluk hidup menjadi unsur-unsur yang lebih sederhana, pengurai mampu mengubah makhluk hidup menjadi zat-zat anorganik, selanjutnya zat-zat anorganik di dalam tanah yang disebut juga unsur-unsur hara tersebut digunakan oleh tumbuhan untuk membentuk zat-zat makanan. Semua makhluk hidup pada akhirnya akan mati. Bangkai hewan dan sisa-sisa bagian tubuh tumbuhan yang mati akan membentuk sampah, dan sampah-sampah tersebut akan terurai menjadi bagian-bagian yang sangat kecil berupa unsur-unsur sederhana yangmeresap ke dalam tanah dan dapat diserap oleh tumbhan. Proses ini berlangsung karena adanya organisme mengurai. Penguraian atau dekomposer membusukkan atau menguraikan sisa-sisa makhluk hidup lainnya. Aktivitas pengurai menghasilkan bahan-bahan anorganik yaitu mineral-mineral yang sangat dibutuhkan oleh tumbuhan hijau atau produsen saling ketergantungan antara produsen, konsumen dan pengurai dapat digambarkan sebagai berikut:

B. Acara II (Ekosistem) Komponen penyusun ekosistem Ekosistem tersusun atas 2 komponen yaitu biotik dan abiotik. 1. Komponen biotik Yaitu lingkungan yang terdiri dari komponen-komponen hidup/makhluk hidup seperti tumbuhan, hewan, mikroorganisme dan manusia baik yang bersifat parasit ataupun suprofit.

Biotik dibedakan menjadi 3 kelompok yaitu: Produsen Yaitu organism yang mampu mensintesis makanan atau zat organik sendiri dari zat organik/ bersifat autrotof seperti tumbuhan hijau yang memiliki klorofil atau zat hijau daun dengan sinar matahari mampu melakukan fotosintesis. Konsumen, Semua organisme yang termasuk konsumen bersifat heterotrof karena tidak mampu mensitensis zat organik sendiri. Konsumen menggantungkan hidupnya pada zat organik yang dihasilkan oleh produsen. Produsen terdiri atas: a) Herbivora yaitu hewan pemakan tumbuh-tumbuhan contoh sapi dan kerbau. b) Karnivora yaitu hewan pemakan daging contoh harimau dan serigala. c) Omnivora yaitu hean pemakan segala-galanya contoh manusia. Pengurai/ dekomposer, Merupakan organisme yang menguraikan bahan organik yang berasal dari organisme yang telah mati. Organisme mengurai adalah jamur dan bakteri.

2. Komponen abiotik Adalah semua faktor penyusun ekosistem yang terdiri dari benda-benda mati, contoh oksigen, kelembaban, suhu, air, cahaya matahari dan pH tanah dan garam mineral. Oksigen Kelembaban dan suhu, mempengaruhi keberadaan suhu organisme dan berpengaruh terhadap hilangnya air yang terjadi melalui penguapan. Setiap organism memiliki toleransi berbeda-beda terhadap suhu dan kelembaban, suhu terendah yang masih memungkinkan organisme hidup disebut suhu minimum, suhu yang paling sesuai dengan mendukung kehidupan disebut suhu maksimum. Air dan mineral Air merupakan penyusun tubuh setiap makhluk hidup. Sebagian besar tubuh tersusun oleh air, fungsi air dalam tubuh adalah sebagai zat pelarut dalam tubuh serta membantu metabolisme tubuh. Cahaya matahari merupakan sumber energi dari semua makhluk hidup. pH tanah, tumbuhan hanya bisa atau netrat (pH 7) apabila tanah terlalu asam dan basa, pertumbuhan akan terganggu.

Interaksi dalam ekosistem Dalam ekosistem ada interaksi atau hubungan timbal balik antara komponen yang satu dengan lainnya. Jenis-jenis interaksi antara lain: 1. Hubungan interaksi antara individu dalam populasi Hubungan yang terjadi antara individu dalam satu jenis disebut intraspesifik. 2. Hubungan antara individu dalam komunitas Hubungan antara individu yang berbeda jenis dan berbeda populasi disebut hubungan intraspesifik. Interaksi yang terjadi antara lain: Simbiosis mutualisme adalah interaksi antara organisme yang saling menguntungkan seperti kupu-kupu dengan tanaman berbunga. Simbiosis parasitisme adalah interaksi antara organisme yang saling merugikan contoh benda dengan tanaman inangnya. Simbiosis komensiolisme adalah interaksi antara organisme yang satu diuntungkan dan yang satu tidak dirugikan contoh bunga anggrek dengan pohon yang ditumpanginya. Kompetisi adalah jenis interaksi antara organisme yang saling bersaing untuk bisa bertahan hidup contoh tanaman padi dengan gulam. Netralisme adalah interaksi antar individu yang saling lepas atau tidak saling mempengaruhi. Predatorisme adalah interaksi antar organisme dimana yang satu memakan yang lain contoh kucing dan tikus, harimau dan rusa.

Faktor yang mempengaruhi suksesi, yaitu: a) luasnya habitat asal yang mengalami kerusakan jenis b) jenis-jenis tumbuhan yang tumbuh di sekitar ekosistem yang terganggu c) kecepatan pemencaran biji atau benih dalam eksistem d) iklim e) jenis substrak baru yang terbentuk

Ekosistem air tawar Ciri-cirinya suhu tidak menyolok, penetrasi cahaya kurang dan terpengaruh oleh iklim dan cuaca. Tumbuhan terbanyak adalah jenis ganggang hampir semua filum hewan terdapat dalam ekosistem air tawar. a) Danau Daerah dapat ditembus cahaya matahari sehingga terjadi fotosintesis disebut daerah fotik. Dan daerah yang tidak tembus cahaya disebut apotik.

Danau dibagi menjadi empat yaitu:

Danau lokal, komunitas organisme sangat beragam termasuk jenis ganggang, siput dan remis, serangga, crustacea, ikan, ampibi reptilia air, dan semi air seperti kura-kura dan ular, itik, dan angsa dan lainnya. Daerah limnetik dihuni oleh berbagai organisme seperti sitoplankton, ganggang dan sianobakteri, zooplankton yang sebagian besar termasuk retifera dan udang. Daerah profundal, merupakan daerah yang dalam yaitu daerah apotik danau. Danau ini dihuni oleh cacing dan mikroba. Daerah bentik merupakan tempat terdapatnya bentos dan sisa-sisa organisme mati.

b) Sungai

Air sungai yang mengalir deras tidak mendukung kekerabatan komunitas plankton. Komposisi komunitas hewan juga berbeda antara sungai, anak sungai, dan hilir. Organisme sungai dapat bertahan tidak terbawa arus karena mengalami adaptasi evolusioner.

C. Acara III (Vegetasi Pinggir Pantai)

a. Ekosistem air laut

Ekosistem air laut dibedakan menjadi:

Laut, Habitat laut (oseanik) ditandai dengan salinitas (kadar garam) yang tinggi dengan ion cl mencapai 55% terutama di daerah laut tropik, karena suhunya tinggi dan penguapan besar, di daerah tropik, suhu laut sekitar 25%. Pantai, Ekosistem pantai dipengaruhi oleh siklus harian pasang surut air laut. Organisme yang hidup di pantai memiliki adaptasi struktural sehingga dapat melekat erat di substrat kerap.

Daerah ini dihuni oleh ganggang, porfera, anemon laut, remis dan kerang dan sebagainya. Komunitas tumbuhan berturut-turut dari daerah pasang surut ke daerah. Dapat dibedakan sebagai berikut:

Komunitas pas caprap

Tumbuhan yang paling banyak tumbuh di gundukan pasir adalah tumbuhan ipomoe pas caprae yang tahan terhadap hempasan gelombang dan angin, tumbuhan ini menjalar dan berdaun tebal. Tumbuhan lainnya adalah spinifex littorius (rumput laut), crinum asianticum (bakung), pan danus tectorius (pandan).

Formasi baringtonia

Daerah ini didominasi oleh tumbuhan baringtonia, dan termasuk di dalamnya wedelia, thespesia, terminalia, gucttarda, dan erythrina.

Estuari (muara)

Merupakan tempat bersatunya sungai dan laut, sering dipagari oleh lempengan lumpur interdial yang luas atau rawa garam. Komunitas tumbuhan yang hidup di estuari yaitu rumput rawa garam, ganggang dan pitoplankton.

Trumbu karang

Didominiasi oleh karang (coral) merupakan kelompok (lindania) yang mengkresikan kalsium karbonat rangka dari kalsium karbobat ini bermacam-macam bentuknya da menyusun substrat tempat hidup karang lain dan ganggang.

BAB III METODE PRAKTIKUM

A. Jenis Praktikum

Jenis eksplorasi adalah jenis penelitian yang obyek penelitiannya sudah tersedia di alam secara langsung.

B. Instrumen

1. Alat

Untuk acara I : Populasi dekomposer

Pinset Penggaris/meteran Sapu lidi Alat tulis menulis

Ember Cangkul Kantong plastik (untuk koleksi) ukuran 55 x 45 cm Alat timbangan Tali plastik

Untuk acara II : Ekosistem kolam dan sawah

Lokasi kolam atau sawah Kantong plastik (alat koleksi) Alat tulis menulis

Untuk acara III : Analisis vegetasi pinggir pantai

Meteran Tali rapia Gunting Kantong plastik Patokan Kunci identifikasi tumbuhan

2. Bahan

Untuk acara I : Populasi dekomposer Kalium pemangat atau air sabun/deterjen yang pekat

Untuk acara II : Ekosistem kolam dan sawah Petunjuk pengenalan taksonomi yang jelas tumbuhan dan hewan.

Untuk acara III : Analisis vegetasi pinggir pantai

Tali rapia Alat tulis menulis

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pengamatan

1. Acara I

Tabel

Tabel I : Pengamatan Ekosistem Kolam

Tabel II : Pengamatan Ekosistem Kolam

B. Pembahasan

Deskripsi Acara I

Pada cacing (Lumbricus terestis) hidup di dua tempat yaitu di tempat yang kering dan di tempat yang basah. Perbedaan berat antara cacing pada tempat yang basah dengan cacing di tempat yang kering sangatlah berbeda, hal yang mempengaruhi ini adalah unsur hara yang lebih banyak di tempat yang basah daripada tempat yang kering. Perbedaan warna disebaban oleh zat warna hitam yang disebut basah disebabkan karena banyaknya unsur hara pada tempat tersebut.

Reproduksi seksual pada cacing disebabkan oleh masaknya sel telur dan ovum tidak sama memiliki dua aat kelamin/ hemoprodik cacing pada tempat kering. Cacing yang didapatkan memiliki warna merah agak kecoklatan, hal tersebut ini salah satu unsur dekomposisi sedangkan cacing pada tempat basah, cacing yang didapatkan pada tempat basah lebih banyak bentuknya berbeda-beda, yang besar/ gemuk, ada yang kurus/ kecil dan memiliki beberapa jenis warna yang berbeda; ada yang merah, coklat dan hitam.

Deskripsi Acara II

Ekosistem adalah hubungan timbal balik antara organisme dengan lingkungan di sekitar. Dalam pengamatan tersebut terdapat komponen biotik dan abiotik. Adapun komponen biotik misanya padi, rumput, kodok, keong mas, dan lain sebagainya, sedangkan komponen abiotik misalnya batu, tanah, air, udara, dan sebagainya.

Deskripsi Acara III

Vegetasi pinggir pantai didominasi oleh tumbuhan yang menjalar yang termasuk dalam jenis mana dan banyak juga terdapat semak, sedangkan pohon yang tinggi seperti pardu, sangatlah jarang. Bentuk

daunnya kecil-kecil ini disebabkan untuk mengurangi penguapan yang terlalu tinggi, serta struktur tanah yang berpasir. Hal ini dipengaruhi oleh salinitas dan dapat menyebabkan tumbuhan dengan ciri pohon maupun pardu kurang, dan tumbuhan pinggir pantai cenderung pendek.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dari hasil praktikum disini kami dapat menarik kesimpulan sebagai berikut;

Dalam kehidupan di dunia dekomposer atau pengurai sangatlah penting, sebab dekomposer adaah salah satu penyebab kesuburan tanah. Suatu ekosistem disusun oleh komponen yang terdiri dari makhluk hidup atua komponen biotik dan komponen yang terdiri dari benda mati atau komponen abiotik. Semakin jauh dari pantai kadar garamnya semakin sedikit maka semakin banyak tambahan hidup dan semakin dekat hubungan kekerabatannya dengan pantai kadar garamnya semakin tinggi makanan tumbuhan yang hidup semakin sedikit.

B. Saran

Apabila laporan praktikum ini jauh dari kesempurnaan maka mohon kepada dosen dan asisten dapat memberikan bimbingan agar pembuatan yang akan datang bisa lebih baik dan sempurna. Dan praktikan mengucapkan banyak-banyak terima kasih atas segala bimbingan di dalam melaksanakan praktikum.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2002. Biologi X SMA/ MA.

Tim Penyusun. 1994. Gita SMU Biologi. PT Pabelan. Surakarta.

Tim Penyusun. 2007. Rangkuman Kuliah Biologi Umum FPMIPA. IKIP Mataram.

Sunarto dkk. 2002. IPA Biologi I. PT Tiga Serangkai. Solo.

Syamsuri I dan Winarno R. 1993. Pengetahuan Lingkungan. Depdikbud. IKIP Malang.

Darsono V. 1995. Pengantar Ilmu Lingkungan. Universitas Atma Jaya. Yogyakarta.