MAKALAH 2 PKN

23
BAB I PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang Wilayah perbatasan yang meliputi wilayah daratan dan perairan merupakan manifestasi kedaulatan suatu negara. Letak strategis wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yang berada diantara dua benua yaitu benua Australia dan benua Asia serta diapit oleh dua samudera yaitu samudera Hindia dan Samudera Pasifik merupakan kawasan potensial bagi jalur lalu- lintas antar negara. Disamping itu Indonesia merupakan negara kepulauan (Archipelagic States) yaitu suatu negara yang terdiri dari sekumpulan pulau-pulau, perairan yang saling bersambung (Interconnecting Waters) dengan karakteristik alamiah lainnya dalam pertalian yang erat sehingga membentuk satu kesatuan. Mahasiswa atau pemuda Indonesia diharapkan mengambil peran kepeloporan untuk mengembangkan sains dan teknologi serta industri kemaritiman yang hingga saat ini masih jauh dari ideal. Pengembangan ke arah tersebut kerapkali terkendala oleh perpspektif keliru dalam memandang karakteristik yang 1

Transcript of MAKALAH 2 PKN

Page 1: MAKALAH 2 PKN

BAB I

PENDAHULUAN

1. 1.    Latar Belakang

Wilayah perbatasan yang meliputi wilayah daratan dan perairan merupakan

manifestasi kedaulatan suatu negara. Letak strategis wilayah Negara Kesatuan Republik

Indonesia (NKRI) yang berada diantara dua benua yaitu benua Australia dan benua Asia serta

diapit oleh dua samudera yaitu samudera Hindia dan Samudera Pasifik merupakan kawasan

potensial bagi jalur lalu-lintas antar negara. Disamping itu Indonesia merupakan negara

kepulauan (Archipelagic States) yaitu suatu negara yang terdiri dari sekumpulan pulau-pulau,

perairan yang saling bersambung (Interconnecting Waters) dengan karakteristik alamiah

lainnya dalam pertalian yang erat sehingga membentuk satu kesatuan.

Mahasiswa atau pemuda Indonesia diharapkan mengambil peran kepeloporan untuk

mengembangkan sains dan teknologi serta industri kemaritiman yang hingga saat ini masih

jauh dari ideal. Pengembangan ke arah tersebut kerapkali terkendala oleh perpspektif keliru

dalam memandang karakteristik yang muncul dari kemaritiman Indonesia. Contohnya, laut

dan sungai kerapkali dilihat sebagai penghalang yang harus diatasi, padahal laut dan sungai

merupakan penghubung dan pemersatu antar pulau. Perspektif keliru inilah yang pertama

harus dipecahkan oleh pemuda Indonesia karena telah banyak dianut oleh para pengambil

kebijakan di republik ini.

1

Page 2: MAKALAH 2 PKN

1. 2.    Tujuan

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini berdasarkan permasalahan di atas

adalah sebagai berikut :

Mengetahui kondisi wilayah perbatasan Negara Kesatuan Republik Indonesia

Mengetahui kendaladalam menjaga keutuhan wilayah perbatasan NKRI

Mengetahui makna keutuhan bangsa dan NKRI

Mengetahui peran arsip dalam mengawal keutuhan wilayah NKRI

Mengetahui peran serta pemuda dalam menjaga keutuhan NKRI

2

Page 3: MAKALAH 2 PKN

BAB II

PEMBAHASAN

2.1.  Kondisi Wilayah Perbatasan Negara Kesatuan Republik Indonesia

Indonesia yang terletak di benua Asia bagian Tenggara (Asia Tenggara) pada

koordinat 6°LU - 11°08'LS dan dari 95°'BB - 141°45'BT, melintang di antara benua Asia

dan Australia/Oseani serta antara Samudra Pasifik dan Samudra Hindia (terbentang sepanjang

3.977 mil). Karena letaknya yang berada di antara dua benua, dan dua samudra, ia disebut

juga sebagai Nusantara (Kepulauan Antara).

Sebagai negara kepulauan Indoneia memiliki ±17.505 pulau yang tersebar diseluruh

wilayah Indonesia dengan perbandingan luas daratan dan perairan yaitu 1:3. Dengan jumlah

pulau yang banyak ternyata menimbulkan berbagai pemasalahan seperti kaburnya batas-batas

wilayah negara (sengketa pulau sipadan-ligitan, sengketa blok Ambalat), penyelundupan

barang dan jasa, pembalakan liar (Illegal Logging), Perdagangan manusia (Traffic King),

Terorisme, maraknya kejahatan trans nasional (Transnational Crimes) serta eksplorasi dan

eksploitasi sumber daya alam. Selain permasalahan diatas masih terdapat kekurangsigapan

Pemerintah RI dalam menjaga integritas wilayah kedaulatan Negara Kesatuan Republik

Indonesia (NKRI) indikasinya adalah terhadap +/- 17.505 pulau yang dipublikasikan selama

ini belum didukung oleh data secara resmi mengenai nama dan posisi geografisnya. Terlebih,

informasi tentang data pulau-pulau hingga saat ini berbeda-beda antara satu lembaga dengan

lembaga lainnya. LIPI menyebutkan ada 6.127 nama pulau pada tahun 1972, Pussurta (Pusat

Survey dan Data) ABRI mencatat 5.707 nama pulau pada tahun 1987, dan pada tahun 1992,

Bakosurtanal menerbitkan Gazetteer nama-nama Pulau dan Kepulauan Indonesia sebanyak

6.489 pulau yang bernama. Perbedaan data tersebut mencerminkan bahwa Indonesia masih

lemah dalam pengelolaan wilayah lautnya, karena dari 17.508 pulau yang diklaim Indonesia

hanya beberapa persen saja yang sudah memiliki nama.

Sebagai negara berdaulat, Indonesia harus segera mendepositkan data-data pulau yang

dimiliki sebagai bukti atau arsip negara. Hal ini penting mengingat bahwa, pulau-pulau yang

telah didepositkan akan menjadi salah satu acuan atau landasan Indonesia dalam

menyelesaikan sengketa perbatasan.

3

Page 4: MAKALAH 2 PKN

Luas daratan Indonesia adalah 1.922.570 km² dan luas perairannya 3.257.483 km².

Pulau terpadat penduduknya adalah pulau Jawa, dimana setengah populasi Indonesia hidup.

Indonesia terdiri dari 5 pulau besar, yaitu: Jawa dengan luas 132.107 km², Sumatra dengan

luas 473.606 km², Kalimantan dengan luas 539.460 km², Sulawesi dengan luas 189.216

km², dan Papua dengan luas 421.981 km². Batas wilayah Indonesia searah penjuru mata

angin, yaitu:

Utara: Negara Malaysia, Singapura, Filipina, dan Laut China Selatan

Selatan: Negara Australia, Timor Leste, dan Samudera Hindia

Barat: Samudera Hindia

Timur: Negara Papua Nugini, Timor Leste, dan Samudera Pasifik

2.2. KendalaDalam Menjaga Keutuhan Wilayah Perbatasan NKRI

Wilayah perbatasan suatu negara yang meliputi wilayah daratan dan perairan

merupakan kawasan tertentu yang mempunyai dampak penting serta peran strategis bagi

peningkatan kesejahteraan masyarakat. Wilayah tersebut memiliki keterkaitan yang erat

dengan kegiatan di wilayah negara lain yang berbatasan dengan Indonesia, baik dalam

lingkup nasional, regional (antar negara) maupun internasional. Disamping itu wilayah

perbatasan juga mempunyai dampak politis dan fungsi pertahanan dan keamanan nasional.

Oleh karena peran strategis tersebut, maka penjagaan wilayah perbatasan Indoensia

merupakan prioritas penting pembangunan nasional untuk menjamin keutuhan wilayah

Negara Kesatuan Republik Indonesia. Akan tetapi dalam praktek dilapangan terdapat

hambatan ataupun ancaman yang seringkali merugikan bagi kepentingan bangsa Indonesia.

Permasalahan ini dapat dilihat dari tiga aspek yaitu:

1. Aspek Sosial Ekonomi

Wilayah perbatasan merupakan daerah yang kurang berkembang (terbelakang) yang

disebabkan oleh lokasi yang relatif terisolir/terpencil dengan tingkat aksesibilitas yang

rendah, rendahnya tingkat pendidikan dan kesehatan masyarakat, rendahnya tingkat

kesejahteraan sosial ekonomi masyarakat daerah perbatasan (banyaknya jumlah penduduk

miskin dan desa tertinggal), langkanya informasi tentang pemerintah dan pembangunan yang

diterima oleh masyarakat di daerah perbatasan (blank spots).

4

Page 5: MAKALAH 2 PKN

2. Aspek Pertahanan Keamanan

Kawasan perbatasan merupakan wilayah pembinaan yang luas dengan pola

penyebaran penduduk yang tidak merata. Sehingga, menyebabkan rentang kendali

pemerintahan sulit dilaksanakan, serta pengawasan dan pembinaan teritorial sulit

dilaksanakan dengan sinergis, mantap dan efisien.

3. Aspek Politik

Kehidupan sosial ekonomi masyarakat di kawasan perbatasan umumnya dipengaruhi

oleh kegiatan sosial ekonomi di negara tetangga. Kondisi tersebut berpotensi untuk

mengundang kerawanan di bidang politik. Apabila kehidupan ekonomi masyarakat daerah

perbatasan mempunyai ketergantungan kepada perekonomian negara tetangga, maka selain

dapat menimbulkan kerawanan di bidang politik juga dapat menurunkan harkat dan martabat

bangsa. Oleh sebab itu kawasan perbatasan merupakan salah satu aset negara yang harus

dijaga dan dipertahankan dari segala bentuk ancaman dan tantangan baik yang datang dari

dalam maupun dari luar negeri.

Beberapa permasalahan yang menonjol di daerah perbatasan adalah sebagai berikut:

a. Belum adanya kepastian secara lengkap garis batas laut maupun darat.

b. Kondisi masyarakat di wilayah perbatasan masih tertinggal, baik sumber daya manusia,

ekonomi maupun komunitasnya.

c. Beberapa pelanggaran hukum di wilayah perbatasan seperti penyelundupan kayu /illegal

logging, Illegal fishing, perdagangan manusia (Traffick King), penyelundupan narkoba

dan lain-lain.

d. Pengelolahan perbatasan belum optimal, meliputi kelembagaan, kewenangan maupun

program.

e. Eksploitasi sumber daya alam secara ilegal, terutama hasil hutan dan kekayaan laut.

f. Lemahnya kualitas dan profesionalisme aparatur negara (stake holders) baik di pusat

maupun di daerah.

2.3.  Makna Keutuhan Bangsa dan NKRI

Pertama adalah anasir dari luar yang digambarkan oleh Negara tetangga kita,

Malaysia. Anasir kedua adalah anasir yang muncul dari dalam NKRI sendiri. Anasir itu ada

5

Page 6: MAKALAH 2 PKN

yang sudah berujud gerakan yang secara terang-terangan berani melakukan makar seperti

Gerakan Aceh Merdeka, Republik Maluku Selatan dan Gerakan Papua Merdeka, ada juga

yang berupa kelompok kecil yang belum kelihatan. Kasus-kasus pesengketaan antar warga

atau antar instansi pemerintah patut juga diwaspadai. Sekecil apapun sengketa atau

perselisihan tersebut akan menggangu sendi-sendi kerukunan dan persatuan bangsa jika tidak

disikapi secara bijaksana. Memperhatikan diskripsi dan pengalaman di atas terlihat bahwa

pemahaman tentang keutuhan NKRI mencakup makna keutuhan wilayah, meliputi seluruh

pulau dengan segenap tanah, air dan udara yang terbentang dari Sabang sampai Merauke,

keutuhan khasanah budaya meliputi adat istiadat, karya cipta dan hasil pemikiran Bangsa

Indonesia dan suku-suku di seluruh wilyah NKRI, keutuhan sumber daya alam (SDA),

meliputi seluruh kekayaan alam berupa barang tambang, flora dan fauna beserta seluruh

plasma nutfahnya, keutuhan penduduk atau sumber daya manusia (SDM), meliputi keutuhan

orangnya, statusnya, keselamatan bahkan kesejahteraannya. Menyadari luasnya cakupan

makna keutuhan NKRI maka menjadi berat dan luas pula tugas menjaganya. Penjagaan atau

pembelaan tidak cukup dilakukan dengan menyampaikan nota protes oleh pejabat negara atau

demonstrasi oleh rakyat dan mahasiswa, lebih penting dari itu adalah merenungkan apa

penyebab kasus-kasus ancaman tersebut terjadi, untuk kemudian melakukan langkah-langkah

pencegahannya. Sekurang-kurangnya ada dua penyebab mengapa ancaman terhadap NKRI

terjadi sebagaimana diskripsi peristiwa-peristiwa tersebut di atas:

1. Kurangnya kepedulian terhadap keutuhan NKRI

Salah satu pertimbangan Mahkamah Internasional dalam memutuskan sengketa Pulau

Sipadan dan Ligitan adalah soal kepedulian. Indonesia dinilai lalai dalam megelola kedua

pulau itu sejak tahun 1950. Sementara Malaysia dengan berbagai trik berusaha mengelola

kedua pulau itu. Diantaranya dengan membuka penangkaran penyu dan membangun motel-

motel bahkan mempromosikannya. Mengomentari kekalahan tersebut Mantan Menteri Luar

Negeri RI, Prof. Dr. Muladi mengatakan lepasnya kedua pulau tersebut karena Deplu RI

menganggap persoalan tersebut sepele.

2. Lemahnya Budaya Sadar Arsip

Pengalaman hilangnya hasil penelitian Prof. Muso dari UGM mengindikasikan hal

itu. Kemungkinan pertama penilitian itu tidak dicatat secara tertib dan kemungkinan lainnya

penelitian tersebut dicatat tetapi tidak diarsipkan secara baik. Kejadian sengketa tanah antar

Pemda Kebumen dan Pemda Cilacap juga menunjukkan rendahnya kesadaran kearsipan kita.

6

Page 7: MAKALAH 2 PKN

Andai kedua pemda tersebut memiliki arsip-arsip topografi daerahnya masing-masing tentu

sengketa itu tidak perlu terjadi. Kalupun tetap terjadi maka penyelesaiannya tidak perlu

memakan waktu bertahun-tahun.

2.4. Peran Arsip dalam Mengawal Keutuhan Wilayah NKRI

Indonesia adalah negara besar dilihat dari jumlah penduduk maupun luas wilayahnya

dan jumlah pulaunya. Indonesia mempunyai penduduk lebih dari 210 juta jiwa dan

mempunyai 17 ribu lebih pulau. Betapa sulitnya menjaga dan merawat pulau sebanyak itu.

Jangankan merawat memberi nama saja tidak mudah. Betapapun berat tugas merawat dan

menjaga Indonesia Raya itu Pemerintah dan segenap komponen bangsa harus tetap

berkomitmen untuk melaksanakannya demi keutuhan NKRI.

Sebagai langkah awal perlu diadakan inventarisasi seluruh pulau. Pulau-pulau yang

belum bernama segera diusahakan untuk diberi nama. Selanjutnya diadakan pendataan,

identifikasi dan topografi terhadap masing-masing pulau sekaligus penancapan batu prasasti

atau papan nama yang beridentitas Indonesia. Beberapa pulau yang berbatasan langsung

dengan wilayah negara lain perlu dibangunkan mercu suar. Seluruh kegiatan tersebut pasti

menghasilkan arsip baik berupa tekstual (arsip kertas) maupun nontektual seperti foto, denah,

peta, film dan lain-lain. Arsip-arsip inilah yang harus disimpan oleh lembaga-lembaga terkait

seperti TNI, Dephan, Depkumham, Depdagri dan lain-lain. Sementara demi keamanan dan

keselamatan, arsip-arsip tersebut juga harus disimpan di Arsip Nasional. Arsip inilah yang

akan kita wariskan kepada generasi mendatang sehingga mereka mempunyai bukti otentik

jika sewaktu-waktu wilayah NKRI dipersoalkan. Upaya ini perlu dibarengi dengan patroli

keamanan secara rutin oleh TNI untuk menjaga masuknya pihak lain secara illegal.

Pengakuan internasional atas wilayah berikut seluruh pulaunya juga penting. Oleh karenanya

perlu didaftarkan ke lembaga internasional yang berwenang.

Identifikasi dan topografi perlu dilakukan secara terencana dalam kurun waktu

tertentu untuk mengantisipasi perubahan wilayah karena proses alam. Kegiatan ini juga

sangat baik dilakukan oleh Pemda-pemda di Indonesia supaya kasus Tanah Timbul Sungai

Bodho di Kebumen tidak terjadi di daerah lain. Dulu tanah timbul itu berupa delta yang

terpisah dari wilayah Cilacap. Seiring waktu karena proses alam antara delta sungai itu

menyatu dengan daratan Cilacap sehingga wajar Cilacap mengklaim sebagai wilayahnya.

Padahal menurut peta yang dibuat Belanda tahun 1931 Tanah Timbul tersebut wilayah

7

Page 8: MAKALAH 2 PKN

Kebumen. Untung dokemen peta tersebut disimpan oleh Kodam IV Diponegoro sehingga

sengketa dapat diselesaikan pada Februari 2002.

2.5. Peran serta Mahasiswa dalam Menjaga Keutuhan NKRI

Dalam kosakata bahasa Indonesia, mahasiswa juga dikenal dengan sebutan generasi

muda dan kaum muda yang memiliki terminologi beragam. Untuk menyebut pemuda,

digunakan istilah young human resources sebagai salah satu sumber pembangunan. Mereka

adalah generasi yang ditempatkan sebagai subjek pemberdayaan yang memiliki kualifikasi

efektif dengan kemampuan dan keterampilan yang didukung penguasaan iptek untuk dapat

maju dan berdiri dalam keterlibatannya secara aktif bersama kekuatan efektif lainnya guna

penyelesaian masalah-masalah yang dihadapi bangsa. Meskipun tidak pula dipungkiri bahwa

pemuda sebagai objek pemberdayaan, yaitu mereka yang masih memerlukan bantuan,

dukungan dan pengembangan ke arah pertumbuhan potensi dan kemampuan efektif ke

tingkat yang optimal untuk dapat bersikap mandiri dan melibatkan secara fungsional.

Dalam pendekatan ekosferis, generasi muda atau pemuda berada dalam status yang

sama dalam menghadapi dinamika kehidupan seperti halnya orang tua. Generasi tua sebagai

“generasi yang berlalu” (passsing generation) berkewajiban membimbing generasi muda

sebagai generasi penerus, mempersiapkan generasi muda untuk memikul tanggung jawabnya

yang semakin kompleks. Di pihak lain, generasi muda yang penuh dinamika, berkewajiban

mengisi akumulator generasi tua yang makin melemah, di samping memetik buah

pengalaman generasi tua. Dalam hubungan ini, generasi tua tidak dapat mengklaim bahwa

merekalah satu-satunya penyelamat masyarakat dan negara.

Sebaliknya generasi muda tidak bisa melepaskan diri dari kewajiban untuk

memelihara dan membangun masyarakat dan negara. Mahasiswa memiliki peran yang lebih

berat karena merekalah yang akan hidup dan menikmati masa depan. Sejarah memperlihatkan

kiprah kaum muda selalu mengikuti setiap tapak-tapak penting sejarah. Mahasiswa sering

tampil sebagai kekuatan utama dalam proses modernisasi dan perubahan. Dan biasanya pula

pemuda jenis ini adalah para pemuda yang terdidik yang mempunyai kelebihan dalam

pemikiran ilmiah, selain semangat mudanya, sifat kritisnya, kematangan logikanya dan

‘kebersihan’-nya dari noda orde masanya.

Angkatan 1908 mendapat inspirasi dari asiatic reveil (kebangkitan bangsa-bangsa

Asia) akibat kemenangan Jepang terhadap Rusia pada tahun 1904-1905, sehingga mulai

8

Page 9: MAKALAH 2 PKN

tumbuh kesadaran sebagai bangsa. Melalui Sumpah Pemuda tanggal 28 Oktober 1928, para

pemuda berikrar untuk mengakui satu bangsa Indonesia. Angkatan 1945 menjadi angkatan

yang mendorong lahirnya negara baru bernama Indonesia melalui proklamasi kemerdekaan

17 Agustus 1945. Angkatan 1966 melakukan koreksi terhadap kepemimpinan nasional yang

dipicu oleh pemberontakan PKI. Angkatan 1966 juga dianggap sebagai penyelamat atas

keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Angkatan 1974 menjadi angkatan yang

mengoreksi kebijakan pemerintah Orde Baru hingga Angkatan 1998 sebagai pendobrak

otokrasi yang dilakukan oleh Presiden Soeharto. Lewat gerakan Reformasi, kembali peran

pemuda diharapkan muncul sebagai ‘penyelamat krisis’ bangsa.

Melihat peran pemuda tersebut, posisi mahasiswa sebagai salah satu elemen bangsa

adalah sangat urgen. Krisis ekonomi yang merembet ke krisis multidimensi ini belum

berakhir. Mahasiswa yang menjadi penggerak pada setiap zamannya, kembali dituntut untuk

tampil, meski tantangan yang dihadapi selalu berbeda.

2.5.1. Ketahanan Nasional dan Perlunya Mahasiswa Tampil

Ketahanan Nasional adalah suatu kondisi dinamis suatu bangsa yang terdiri atas

ketangguhan serta keuletan dan kemampuan untuk mengembangkan kekuatan nasional dalam

menghadapi segala macam dan bentuk ancaman, tantangan, hambatan dan gangguan baik

yang datang dari dalam maupun luar, secara langsung maupun yang tidak langsung yang

mengancam dan membahayakan integritas, identitas, kelangsungan hidup bangsa dan negara

serta perjuangan dalam mewujudkan tujuan perjuangan nasional. Bentuk-bentuk ancaman

tersebut menurut doktrin Hankamnas (catur dharma eka karma) adalah [1] ancaman di dalam

negeri, misalnya pemeberontakan dan subversi yang berasal atau terbentuk dari masyarakat

Indonesia. [2] ancaman dari luar negeri, seperti infiltrasi, subversi dan intervensi dari

kekuatan kolonialisme dan imperialisme serta invasi dari darat, udara dan laut oleh musuh

dari luar negeri.

Melihat berbagai tantangan tersebut, seluruh elemen bangsa seperti pemerintah,

masyarakat, generasi tua, wanita, pemuda dan sebagainya, memiliki peranan vital di masing-

masing bidangnya. Namun, mahasiswa yang memiliki batasan produktif dalam berkarya,

memiliki posisi yang penting. Dalam konstruksi mahasiswa, posisi generasi muda lebih

sebagai subjek dibanding sebagai obyek dan pada tingkat tertentu berperan secara lebih aktif,

produktif dalam membangun jati diri secara bertanggung jawab dan efektif. Artinya,

9

Page 10: MAKALAH 2 PKN

kalaupun masih banyak mahasiswa yang berposisi sebagai obyek pembangunan, maka harus

terjadi perubahan paradigma, sehingga posisi mereka sebagai obyek bisa berubah dengan

pemberdayaan diri dan kesadaran berkarya.

Dengan demikian, pemuda tidak hanya memiliki tantangan terhadap dirinya sendiri,

yaitu melihat dirinya sebagai obyek pembangunan, tetapi tantangan luar yang menghampiri

seluruh bangsa. Kesadaran untuk menjadi subyek sangat perlu dihayati bahwa solusi

pengangguran dan berbagai problem pemuda lainnya, bisa diselesaikan oleh mereka sendiri.

Kemampuan menyelesaikan problem obyektif yang ada diharapkan mampu mengantarkan

pemuda untuk tampil menghadapi tantangan yang lebih luas lagi.

2.5.2. Sikap Mahasiswa terhadap Persoalan Bangsa

Potensi yang dimiliki oleh generasi muda diharapkan mampu meningkatkan peran dan

memberikan kontribusi dalam mengatasi persoalan bangsa. Persoalan bangsa, bahkan menuju

pada makin memudarnya atau tereliminasinya jiwa dan semangat bangsa, sebagaimana yang

dimaksudkan Socrates sebagai discovery of the soul . Berbagai gejala sosial dengan mudah

dapat dilihat, mulai dari rapuhnya sendi-sendi kehidupan masyarakat, rendahnya sensitivitas

sosial, memudarnya etika, lemahnya penghargaan nilai-nilai kemanusiaan, kedudukan dan

jabatan bukan lagi sebagai amanah penederitaan rakyat, tak ada lagi jaminan rasa aman,

mahalnya menegakan keadilan dan masih banyak lagi problem sosial yang kita harus

selesaikan.

Hal ini harus menjadi catatan agar mahasiswa lebih memiliki daya sensitivitas, karena

bangsa ini sesungguhnya sedang menghadapi problem multidimensi yang serius, dan harus

dituntaskan secara simultan tidak fragmentasi. Oleh karena itu, rekonstruksi nilai-nilai dasar

bangsa ke depan perlu bberapa langkah strategis dalam mengatasi persoalan bangsa ;

pertama, komitmen untuk meningkatkan kemandirian dan martabat bangsa. Kemandirian dan

martabat bangsa Indonesia di mata dunia adalah terpompanya harga diri bangsa. Seluruh

aktivitas pembangunan sejauh mungkin dijalankan berdasar kemampuan sendiri, misalnya

dengan menegakkan semangat berdikari.

Kedua, harmonisasi kehidupan sosial dan meningkatkan ekspektasi masyarakat

sehingga berkembang mutual social trust yang berawal dari komitmen seluruh komponen

bangsa. Pelaksanaan hukum, sebagai benteng formal untuk mengatasi korupsi, tidak boleh

dipaksa tunduk pada kemauan pribadi pucuk pimpinan negara. Ketiga, penyelenggara negara

10

Page 11: MAKALAH 2 PKN

dan segenap elemen bangsa harus terjalin dalam satu kesatuan jiwa Kata kucinya adalah

segera terwujudnya sistem kepemimpinan nasional yang kuat dan berwibawa di mata rakyat

yang memiliki integritas tinggi (terpercaya, jujur dan adil), adanya kejelasan visi (ke depan)

pemimpin yang jelas dan implementatif, pemimpin yang mampu memberi inspirasi

(inspiring) dan mengarahkan (directing) semangat rakyat secara kolektif, memiliki semangat

jihad, komunikatif terhadap rakyat, mampu membangkitkan semangat solidaritas (solidarity

maker) atau conflict resolutor.

Dan untuk mahasiswa, mereka harus mempu memperjuangkan sistem nilai-nilai yang

merepresentasikan aspirasi, sensitivitas dan integritas para generasi muda terhadap gejala

ketidakadilan yang terjadi di masyarakat.

11

Page 12: MAKALAH 2 PKN

2.5.3. Strategi Mahasiswa dalam Memperkuat Ketahanan Nasional

Strategi yang perlu dilakukan untuk mewujudkan mahasiswa yang berwawasan

kebangsaan, cerdas, terampil, kreatif, memiliki daya saing dan berakhlak mulia adalah:

I. Pemberdayaan generasi muda yang dilaksanakan harus terencana, menyeluruh, terpadu,

terarah, bertahap dan berlanjut untuk memacu tumbuh kembangnya wawasan generasi

muda dalam mewujudkan kehidupan yang sejajar dengan generasi muda bangsa-bangsa

lain. Usaha pengembangan ini merupakan pemerataan serta perluasan dari tahap

sebelumnya dan merupakan rangkaian yang berkelanjutan.

II. Pemberdayaan generasi muda merupakan program pembangunan yang bersifat lintas

bidang dan lintas sektoral, harus dikoordinasikan sedini mungkin dari perumusan

kebijaksanaan, perencanaan, pelaksanaan, pengendalian dan pengawasanserta

melibatkan peran serta masyarakat.

III. Menempatkan posisi generasi muda lebih sebagai subjek dibanding sebagai objek dan

pada tingkat tertentu diharapkan agar generasi muda dapat berperan secara lebih aktif,

produktif dalam membangun jati diri secara bertanggung jawab dan efektif.

Dalam pelaksanaan strtategi ini, perlu dirancang rumusan hak dan kewajiban yang

merupakan proses gradual semenjak kanak-kanak hingga mencapai usia dewasa. Proses

gradual ini secara sosiologis meru¬pakan proses sosialisasi (penanaman) nilai dan norma

masyarakat sesuai dengan tahapan usianya. Proses ini dapat dikelompokkan sesuai usia; 0-6

tahun, 6-18 tahun, 18-21 tahun dan 21-35 tahun. Kelompok 6-18 tahun harus mulai

melakukan interaksi sosial dalam rangka memperoleh keterampilan sosial sebagai bekal

untuk menjadi orang dewasa sehingga ketika mereka mencapai usia kelompok berikutnya

(usia 21-35 tahun), diharapkan mampu mencapai tingkat kematangan pemikiran sekaligus

mampu menerapkannya dalam lingkungannya.

Namun demikian, perlu sarana kondusif untuk mencapai puncak kematangan sebuah

generasi. Pemuda, dan masyarakat umumnya, memerlukan fasilitas untuk mencapai

kemandirian. Pertama, harus diciptakan iklim yang kondusif agar para generasi muda dapat

mengaktualisasikan segenap potensi, bakat, dan minat yang dimilikinya. Dengan pernyataan

ini maka berarti kita memiliki pandangan yang positif dan optimis tentang para generasi

muda, yaitu bahwa setiap generasi muda memiliki potensi, bakat, dan minat masing-masing.

Kedua, pemberdayaan generasi muda membutuhkan suatu strategi kebudayaan, bukan

12

Page 13: MAKALAH 2 PKN

strategi kekuasaan. Dengan strategi kebudayaan berarti kita harus menempatkan generasi

muda bukan lagi sebagai obyek, melainkan sebagai subyek. Para generasi muda harus

diberikan otoritas untuk melakukan proses pembelajaran sendiri agar mereka menjadi lebih

berdaya dan diberdayakan. Ketiga, memberikan kesempatan dan kebebasan kepada para

generasi muda untuk mengorganisasikan dirinya secara bebas dan merdeka. Ini dimaksudkan

agar etos kompetisi tumbuh dan berkembang dengan baik. Kecenderungan untuk

menyeragamkan mereka dalam suatu wadah tunggal seperti kebiasaan lama ternyata justru

menumbuhkan semangat berkompetisi.

13

Page 14: MAKALAH 2 PKN

BAB III

PENUTUP

III.1. Kesimpulan

Mahasiswa memiliki potensi yang besar dalam menyelesaikan persoalan bangsa,

terutama persoalan yang menyangkut ketahanan nasional, meski tidak dimungkiri bahwa

persoalan dalam diri pemuda juga banyak. Yang terpenting adalah kesadaran mahasiswa

untuk mampu merubah dirinya dari obyek pembangunan menjadi subyek pembangunan dan

mampu tampil untuk mendukung ketahanan nasional bangsa ini.

Persoalan bangsa memang tidak dapat segera diselesaikan, tetapi setidaknya dengan

membangun kesadaran bagi mahasiswa, maka peroblem ketahanan nasional memiliki

harapan untuk makin diperkokoh.

Cara untuk menjaga keutuhan negara, antara lain:

bangga sebagai bangsa Indonesia,

menjaga persatuan dan kesatuan wilayah bangsa,

menjaga kekayaan budaya dan keragaman suku bangsa dengan saling menghormati

perbedaan,

menjaga kekayaan alam Indonesia sebagai warisan untuk digunakan generasi bangsa di

masa mendatang,

menghargai jasa-jasa pahlawan yang telah berjuang mempertahankan kemerdekaan

Indonesia.

III.2. Saran

Seorang mahasiswa mempunyai tugas untuk menjaga dan mempertahankan keutuhan

NKRI diperlukan kesadaran yang tinggi. Rasa cinta Tanah Air perlu ditanamkan sejak dini

oleh karena itu pendidikan kewarganegaraan sangat dibutuhkan untuk membentuk karakter

bangsa.

14

Page 15: MAKALAH 2 PKN

DAFTAR PUSTAKA

http://muhamadsudrajat.blogspot.com/2010_05_01_archive.html

http://sttmultimedia.multiply.com/journal/item/30/

Peranan_Warga_Dalam_Mempertahankan_NKRI

http://rachmadrevanz.com/sikap-dan-perilaku-menjaga-kesatuan-negara-ri.html

http://blog.theosambuaga.com/2007/09/28/meneguhkan-ulang-komitmen-kebangsaan-

pemuda-demi-keutuhan-indonesia-dalam-percaturan-global-yang-berubah-cepat/

http://rachmadrevanz.com/pentingnya-persatuan-dan-kesatuan-bangsa-indonesia.html

15

Page 16: MAKALAH 2 PKN

16