1. Makalah pkn

22
BAB I PENDAHULUAN Agama dan negara merupakan suatu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Namun kedua hal tersebut selalu mengundang perdebatan yang cukup hangat dalam sejarah dan kancah politik di Indonesia. Polemik memperlihatkan adanya suatu perbedaan pendapat tentang hubungan negara dan agama di Indonesia. Perbedaan ini mengakibatkan terjadinya ketegangan-ketegangan politik ideologi. Hubungan negara dan agama telah menjadi perdebatan panjang untuk menentukan apakah negara merupakan konsep yang include dalam suatu agama atau negara adalah satu konsep yang terpisah dari agama dan sekedar memiliki hubungan negara sebagai pengatur urusan agama dalam batasan-batasan tertentu yang kemudian menjadi perbincangan lagi mengenai dalam hal apa negara dapat ikut campur dalam urusan agama. Perdebatan tentang hubungan negara dan agama juga melahirkan pemikiran atau teori yang dapat menerangkan hubungan negara dan agama dalam pemikiran politik modern. Masalah tipe negara (state type) merupakan suatu hal yang penting dalam hubungan negara dan agama di Indonesia. Hal ini karena kaitannya dalam perjalanan sejarah bangsa (nation state).

Transcript of 1. Makalah pkn

Page 1: 1. Makalah pkn

BAB I

PENDAHULUAN

Agama dan negara merupakan suatu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan.

Namun kedua hal tersebut selalu mengundang perdebatan yang cukup hangat dalam

sejarah dan kancah politik di Indonesia. Polemik memperlihatkan adanya suatu

perbedaan pendapat tentang hubungan negara dan agama di Indonesia. Perbedaan ini

mengakibatkan terjadinya ketegangan-ketegangan politik ideologi.

Hubungan negara dan agama telah menjadi perdebatan panjang untuk

menentukan apakah negara merupakan konsep yang include dalam suatu agama atau

negara adalah satu konsep yang terpisah dari agama dan sekedar memiliki hubungan

negara sebagai pengatur urusan agama dalam batasan-batasan tertentu yang kemudian

menjadi perbincangan lagi mengenai dalam hal apa negara dapat ikut campur dalam

urusan agama. Perdebatan tentang hubungan negara dan agama juga melahirkan

pemikiran atau teori yang dapat menerangkan hubungan negara dan agama dalam

pemikiran politik modern. Masalah tipe negara (state type) merupakan suatu hal yang

penting dalam hubungan negara dan agama di Indonesia. Hal ini karena kaitannya

dalam perjalanan sejarah bangsa (nation state).

Indonesia merupakan negara dengan komposisi masyarakat paling majemuk

didunia. Hampir 17% dari jumlah etnik dunia bermukim dikepulauan Nusantara ini.

Keberagaman hidup dalam beragama juga menjadi permasalahan penting bagi

keberagaman hidup bernegara. Agama islam merupakan agama mayoritas di

Indonesia, namun format hubungan negara dan agama di Indonesia dirumuskan

dalam tipe negara (state type) yang berlandaskan dalam filosofi kenegaraan

Indonesia yaitu pancasila.

Dan menjadi perdebatan lagi ketika ternyata sebagian umat muslim sebagai

rakyat mayoritas di Indonesia begitu gencar mengusulkan ide konsep negara yang

mereka yakini sebagai sebuah konsep yang datang dari Islam, hal ini menarik untuk

dikaji karena tidak ada umat agama lain yang menunjukan hal yang sama seperti yang

Page 2: 1. Makalah pkn

dilakukan umat muslim bahkan umat muslim tersebut menyatakan pemahaman

mereka bahwa agama yang memiliki konsep negara di dalamnya adalah hanya Islam.

Inilah sebabnya perbincangan mengenai agama dan negara merupakan hal

yang selalu menarik untuk didiskusikan.

Page 3: 1. Makalah pkn

BAB II

PEMBAHASAN

A. Manusia Membutuhkan Agama dan Negara

Menurut kodratnya, manusia dalam hidupnya selalu mengakui adanya

kekuatan yang maha dahsyat di luar dirinya yang tak mungkin dibandingi oleh

kekuatan manusia maupun alam sekitarnya, inilah yang disebut dengan naluri

beragama. Agama dapat dikategorikan menjadi dua yaitu :

1. Agama Samawi yaitu agama yang diyakini sebagai agama yang

diwahyukan Tuhan kepada Nabi atau Rasulnya untuk disampaikan

kepada umatnya.

2. Agama Ardli yaitu agama yang tidak diturunkan dari langit tapi timbul

dari pemikiran manusia dari hasil perenungan yang mendalam.

Dengan kata lain agama Ardli adalah agama yang diciptakan manusia.1

Manusia perlu beragama karena mereka memerlukan sesuatu dari agama itu.

Manusia memerlukan petunjuk-petunjuk untuk kebahagiaan hidupnya di dunia dan di

akherat. Dengan agama, manusia bisa mendapatkan kepuasan akal dan ketentraman

hati dan memang beragama merupakan sebuah kesesuaian terhadap fitrah manusia.2

Manusia juga perlu bernegara karena dalam sejarahnya dahulu manusia tidak

bisa hidup teratur dan tertib dalam upaya mereka memenuhi hajat hidup dan

menyalurkan naluru-naluri yang dimiliki sehingga kondisi tersebut menjadikan

manusia mutlak memerlukan adanya negara yang merupakan institusi yang akan

dapat menerapkan aturan-aturan yang diperlukan untuk menertibkan manusia dalam

berkehidupan. Oleh Karena itu muncullah negara yang bertugas untuk

mengkoordinasi manusia agar kehidupan berjalan lebih teratur dan tertib.

B. Relasi Agama dan Negara

1 Pokja Akademik UIN Sunan Kalijaga, Pendidikan Kewarganegaraan, (Jakarta: UIN Sunan Kalijaga, 2005). Hlm. 48

2 Ibid. Hlm. 50

Page 4: 1. Makalah pkn

Eksistensi negara adalah suatu keniscayaan bagi berlangsungnya kehidupan

bermasyarakat artinya negara diperlukan sebagai institusi yang akan menerapkan

aturan-aturan yang memang diperlukan manusia dalam bermasyarakat (berinteraksi

untuk saling memenuhi kebutuhan/hajat hidup dan naluri-naluri yang mereka miliki).

Negara memiliki otoritas untuk mengatur hubungan yang diperlukan antar masyaraka

sedangkan agama merupakan satu hal yang pasti keberadaannya dalam kehidupan

manusia yang bermasyarakat karena merupakan fitrah.

Keyakinan manusia sangat mempengaruhi konsep hubungan agama dan

negara dalam kehidupan. Ada beberapa paham tentang konsep hubungan negara dan

agama yaitu :

a. Paham Teokrasi

Paham teokrasi, hubungan agama dan negara digambarkan sebagai dua hal

yang tidak dapat dipisahkan. Negara menyatu dengan agama, karena

pemerintahan menurut paham ini dijalankan berdasarkan firman. Tuhan.

Segala tata kehidupan dalam masyarakat, bangsa dan negara dilakukan

atas titah Tuhan. Dengan demikian urusan kenegaraan ataupun

pemerintahan, dalam paham teokrasi diyakini sebagai manifestasi firman

Tuhan. Dalam paham teokrasi pemerintahan diyakini sebagai otoritas

Tuhan secara langsung. Adanya negara dipandang sebagai kehendak

Tuhan. Dalam teokrasi lansung yang memimpin adalah kepala negara atau

raja yang diyakini sebagai representasi kepemimpinan Tuhan.

Sistem Teokrasi inilah yang dalam catatan sejarah pernah dipraktikan di

wilayah Eropa oleh umat Kristen pada abad pertengahan yang fakta

sejarahnya menunjukan bahwa negara teokrasi telah menimbulkan trauma

sejarah, karena pada kenyataannya dalam agama Kristen ajarannya tidak

mengandung konsep sempurna sebuah negara, sehingga yang terjadi

dalam sistem pemerintahan teokrasi tersebut sebenarnya adalah

pemerintahan yang disetiri raja yang bekerjasama (berkompromi) dengan

elit gerejawan dalam memerintah negara dengan mengatasnamakan setiap

peraturan yang diperlakukan dinyatakan datang dari Tuhan yang harus

Page 5: 1. Makalah pkn

diyakini (seperti apapun) peraturan yang ditetapkan oleh raja tersebut

tidak mungkin salah walaupun seringkali rakyat kecil tertindas dengan

penetapan peraturan raja sehingga pada puncaknya muncul protes

terutama dari kaum cendikiawan (ilmuwan/para pemikir) terhadap sistem

pemerintahan teokrasi tersebut. Itulah persoalan yang dialami oleh bangsa

Eropa ketika mereka hidup dalam sejarah kekaisaran/teokrasi. Agama

mereka yang dijadikan landasan dalam kehidupan berbangsa dan

bernegara ternyata tidak mampu mengsuplai seluruh kebutuhan Negara

akan pemahaman, standarisasi dan keyakinan yang akan dijalankan oleh

Negara.

b. Paham Sekuler

Paham sekuler memisahkan dan membedakan antara agama dan negara.

Dalam paham ini urusan negara adalah urusan manusia dengan manusia

lain (urusan dunia). Sedangkan agama mengatur tentang urusan manusia

dengan Tuhannya.

Negara sekuler memisahkan antara system, hukum, norma negara dengan

system, hukum dan norma-norma agama.

Dalam catatan sejarah sekularisme muncul sebagai sistem Negara

alternative yang lahir sebagai hasil pemikiran kompromistik yang

merupakan sebuah kesepakatan antara kaum raja dengan kaum

cendikiawan yang mewakili rakyat yang protes terhadap sistem teokrasi.

Sekulerisme inilah paham yang secara fakta diterapkan oleh negara-negara

yang ada di dunia sekarang ini. Dalam sekulerisme Negara berperan

sebagai pengontrol kebebasan yang dinyatakan sebagai hak pada setiap

individu/rakyat. Dalam sekulerisme kebebasan individu adalah nilai yang

diagungkan, agama juga dianggap sebagai urusan individu yang sekedar

mencakup hubungan manusia dengan Tuhannya , agama dilarang

mencampuri urusan hubungan manusia dengan manusia yang dianggap

sebagai urusan keduniaan yang hanya berhak ditatur oleh Negara,

Page 6: 1. Makalah pkn

sehingga sekulerisme adalah memisahkan agama dari urusan kehidupan

manusia.

Paradigma sekularistik mengajukan pemisahan (disparitas) agama atas

negara dan pemisahan negara atas agama. (Marzuki Wahid dan Rumadi,

2001: 28). Negara dan Agama merupakan dua bentuk yang berbeda dan

satu sama lain memiliki garapan bidangnya masing-masing, sehingga

keberadaannya harus dipisahkan dan tidak boleh satu sama lain melakukan

intervensi. Berdasar pada pemahaman yang dikotomis ini, maka hukum

positif yang berlaku adalah hukum yang betul-betul berasal dari

kesepakatan manusia melalui social contract dan tidak ada kaitannya

dengan hukum Agama.3

c. Paham Komunis

Paham komunis memandang hubungan negara dengan agama berdasarkan

pada filosofi materialisme. Paham ini menimbulkan paham atheis, yang

berarti tidak bertuhan. Menurut Karl Marx manusia ditentukan oleh

dirinya sendiri. Manusia adalah dunia manusia itu sendiri. Sedang, agama

dianggap merupakan keluhan mahluk tertindas. Komunisme kemudian

mengingkari adanya agama secara mutlak bahkan menentang pengakuan

akan adanya agama Oleh karena itu, menurut paham ini, agama harus

ditekan bahkan dilarang. Nilai tertinggi negara adalah materi, karena pada

hakikatnya, manusia adalah materi. Komunisme memandang masyarakat

sebagai kumpulan unsure yang terdiri atas tanah, alat-alat produksi, alam

dan manusia. Semua itu merupakan satu kesatuan, yaitu materi. Tatkala

alam dan segala sesuatu yang ada di dalamnya berkembang, manusia pun

turut berkembang yang akhirnya mendorong perkembangan masyarakat

secara keseluruhan sehingga masyarakat tunduk pada dialektika

materialism. Materi adalah hal yang mendahului segalanya. Komunisme

3 Agus, Thohir, Relasi Agama dan Negara. Makalah Diskusi Kajian Spiritual yang diselenggarakan oleh HMI Komisariat FPBS IKIP PGRI,(Semarang,2009). Hlm. 4

Page 7: 1. Makalah pkn

mengajarkan bahwa Negara adalah satu-satunya institusi yang berhak

menerapkan peraturan melalui kekuatan militer dan undang-undang.

Negaralah yang mengatur seluruh urusan individu dan urusan kelompok

masyarakat.

d. Negara dalam Islam

Menurut Munawir Sjadzali, ada 3 kelompok dalam umat islam dalam

memahami konsep Negara dalam islam

1. Menganggap bahwa Islam adalah agama yang paripurna, yang

mencakup segalanya. termasuk masalah negara.

2. Menganggap bahwa Islam tidak ada hubungannya dengan negara.

Karena Islam dianggap tidak mengatur kehidupan negara.

3. Menganggap bahwa Islam tidak mencakup segalanya tentang negara,

namun memiliki prinsip dan nilai etika kehidupan bernegara.4

Sedangkan menurut Hussain Muhammmad, menyebutkan ada 2 model

hubungan agama dan negara.

1. Hubungan integralistik. Yaitu hubungan totalitas dimana agama dan

negara merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan.

2. Hubungan simbiosis mutualistik. Yaitu antara agama dan negara

terdapat hubungan yang saling membutuhkan.5

Pemikir politik islam seperti Ibnu Taimiyah, Alghozali, Al mawardi

dan yang lainnya menyatakan bahwa agama dan Negara adalah

integralistik. Tanpa kekuasaan Negara agama berada dalam bahaya.

Sementara Negara tanpa disiplin hukum wahyu akan menjadi sebuah

institusi yang tiranik. Menurut Al Ghazali Negara dan agama adalah dua

anak kembar. Agama adalah dasar dan kekuasaan Negara adalah penjaga.

4 Pokja Akademik UIN Sunan Kalijaga, Pendidikan Kewarganegaraan, (Jakarta: UIN Sunan Kalijaga, 2005). Hlm. 53-54

5 Ibid. Hlm. 55-56

Page 8: 1. Makalah pkn

Segala sesuatu yang tidak memiliki dasar akan hancur, dan segala sesuatu

yang tidak memiliki penjaga akan sia-sia *. Sistem kehidupan dunia

adalah keniscayaan dalam sistem agama. Maka adanya pemimpin Negara

merupakan keharusan agama (Islam) yang harus diadakan. Oleh karena itu

Negara adalah satu hal yang format/konsep/sistemnya telah dimiliki dalam

islam.6

Kenegaraan Islam (Khilafah Islamiyah)

Sistem kenegaraan islam pernah eksis dalam rentangan sejarah yang

panjang sampai 13 abad. Sejarah mencatat runtuhnya Negara islam adalah

pada tahun 1924 M yang pusat kekuasaannya berada di Turki yang dikenal

dengan kekhilafahan turki usmani. Sedangkan awal masa berdirinya

Negara ini adalah pada saat diutusnya seorang rosul di jazirah arab yaitu

Rosulullah Muhammad SAW.

Kenegaraan islam disebut dengan istilah Khilafah. Istilah khilafah

secara bahasa merupakan bentuk kata kerja yang dibendakan, dari bahasa

arab yaitu khalafa-yakhlufu-khilafah artinya mengganti dan pergantian.

Istilah ini kemudian memiliki definisi tersendiri. Para pemikir islam

diantaranya menyatakan definisi khilafah sebagai berikut :

>Ibn Khaldun dalam bukunya “Muqaddimah”, khilafah adalah pengganti

dari pemilik, syariah untuk menjaga agama dan mengurus dunia dengan

agama.

>Al-Mawardi; Khilafah ditetapkan untuk mengganti kenabian

dalammenjaga agama dan mengurus dunia..

>Taqiyuddin An-Nabhani; Khilafah adalah kepemimpinan umum bagi

seluruh kaum muslim di seluruh dunia untuk menegakan hukum-hukum

syariah dan mengemban dakwah islam ke seluruh dunia.7

6 An-Nabhani, Daulah Islam, (Jakarta : HTI Press, 2007), Hlm. 457 Anonim, Khilafah is The Answer, (Bogor: Pustaka Thariqul Izzah, 2003), Hlm. 34

Page 9: 1. Makalah pkn

Dengan keterangan-keterangan tersebut menunjukan bahwa kalangan

pemikir islam meyakini bahwa konsep hubungan Negara dengan agama

dalam islam menyatakan negara sebagai konsep yang termasuk dimiliki

dalam agama islam karena islam diyakini sebagai agama yang sempurna

dan paripurna, sebagaimana disebutkan oleh Munawir Sjazali mereka

adaah kelompok yang meyakini bahwa agama dan Negara adalah

integralistik.

Keberadaan Negara dalam agama islam ini secara jujur juga diakui

oleh kalangan pemikir yang berasal dari ,luar agama islam. Will Durrant

dalam bukunya berjudul The Story of Civilization menulis “Para

khalifah(pemimin Negara islam) telah memberikan keamanan pada

manusia hingga batas yang luar biasa besarnya bagi kehidupan dan

usaha keras mereka. Para khalifah telah menyediakan berbagai peluang

bagi siapapun yang memerlukannya dan memberikan kesejahteraan

selama berabad-abad dalam keluasan wilayah yang belum pernah

tercatat lagi fenomena sepertiitu setelah masa mereka.Kegigihan dan

kerja keras mereka menjadikan pendidikan menyebar luas sehingga

berbagai ilmu, sastra, falsafah dan seni mengalami kejayaan luar

biasa…”.8

Relasi Negara dan Agama Menurut Konstitusi Indonesia

Persoalan relasi antara negara dan agama juga ada di dalam kehidupan

bernegara di Indonesia. Relasi negara dan agama di Indonesia selalu

mengalami pasang surut karena relasi antar keduanya tidak berdiri sendiri

melainkan dipengaruhi oleh persoalan-persoalan lain seperti politik,

ekonomi, dan budaya.

Pembahasan mengenai relasi negara dan agama yang berlaku di

Indonesia sudah dimulai oleh sejak awal berdirinya negara Indonesia. Saat

8 Ibid. Hlm. 67

Page 10: 1. Makalah pkn

itu terjadi perdebatan tentang dasar filosofi dan ideologi negara Indonesia

karena Indonesia terdiri atas beraneka ragam etnis, ras, agama serta

golongan politik. Perdebatan tentang dasar filsafat negara dimulai tatkala

Sidang BPUPKI pertama, yang pada saat itu tampillah tiga pembicara, yaitu

Yamin pada tanggal 29 Mei 1945, Soepomo pada tanggal 31 Mei, dan

Soekarno pada tanggal 1 Juni, tahun 1945. Berdasarkan pidato dari ketiga

tokoh pendiri negara tersebut, persoalan dasar filsafat negara  (Pancasila)

menjadi pusat perdebatan antara golongan Nasionalis dan Golongan Islam.

Pada awalnya Syari’at Islam diusulkan sebagai dasar negara oleh sebagian

tokoh, namun golongan nasionalis tidak setuju dengan usulan tersebut. Pada

akhirnya ditandatanganilah Piagam Jakarta yang dimaksudkan sebagai

rancangan Pembukaan UUD Negara Indonesia pada tanggal 22 Juni 1945.

(Kaelan, 2009: 11-12)

Dalam perkembangan berikutnya, Hatta mengusulkan pengubahan

rancangan Pembukaan UUD dan isinya karena menerima keberatan dari

sebagian kalangan tentang rumusan kalimat dalam Piagam Jakarta “dengan

kewajiban menjalankan syari’at Islam bagi para pemeluknya” yang akhirnya

kalimat tersebut dihapuskan. (Kaelan, 2009: 13-14)

Pancasila sila pertama, ”Ketuhanan yang Maha Esa”, dianggap sebagai

paradigma relasi negara dan agama yang ada di Indonesia dengan

memandang kekhasan unsur-unsur rakyat dan bangsa Indonesia yang terdiri

atas berbagai macam etnis, suku, ras dan agama (Kaelan, 2009: 24)

Bangsa Indonesia pada dasarnya meyakini bahwa kemerdekaan yang

dikumandangkan pada tanggal 17 Agustus 1945 bukan semata-mata

perjuangan rakyat, namun semua itu tidak akan pernah terwujud tanpa

kehendak Tuhan. Jadi sejak negara Indonesia lahir, didasari oleh nilai-nilai

Ketuhanan. Dengan prinsip “Negara berdasar atas Ketuhanan Yang Maha

Page 11: 1. Makalah pkn

Esa” maka agama-agama di Indonesia merupakan roh atau spirit yang

diyakini oleh masing-masing rakyatnya.

BAB III

PENUTUP

Negara dipahami sebagai entitas pelaksana atas akumulasi

pemahaman,standarisasi, dan keyakinan yang diterima/dimiliki oleh manusia,

sedangkan agama dipahami sebagai akumulasi dari ajaran kehidupan yang berisi

Page 12: 1. Makalah pkn

pemahaman, standarisasi,dan keyakinan.Dengan demikian hubungan antara agama

dan Negara dapat dipertemukan, bahkan disatukan.

Sebagai entitas pelaksana, Negara memiliki infrastruktur dan suprastruktur.

Infrastruktur Negara adalah perangkat keras yang menjalankan fungsi-fungsi

operasional yang menjelma dalam bentuk manusia dengan perangkat keras lain yang

digunakannya. Suprastruktur Negara adalah perangkat lunak yang termanifestasikan

dalam konstitusi dan perundang-undangan.Konstitusi dan perundang-undangan

tersebut merupakan akumulasi dari pemahaman, standarisasi, dan keyakinan yang

boleh jadi digali dari agama tertentu.

Pada faktanya, Negara yang berlandaskan agama, yaitu Negara yang

konsepnya berasal dari suatu agama pernah ada dalam catatan sejarah yaitu berasal

dari agama islam. Bahkan eksistensi Negara tersebut diketahui telah mampu

mengsejahterakaan manusia dalam tata hubungan/interaksi kemasyarakatan manusia

yang dalam rangka menyalurkan potensi kehidupannya berupa hajat hidup dan naluri-

naluri alamiah manusia. Sehingga islam, selain sebagai agama yang mengajarkan

aspek spiritual/ruhiyyah, islam juga adalah agama yang memiliki ajaran ideologi yang

mampu mengsuplai seluruh pemahaman,standarisasi,dan keyakinan yang merupakan

kebutuhan Negara. Inilah diantara perbedaan islam dengan agama lainnya, baik

agama samawi maupun agama ardii.

Di Indonesia dalam hal relasinya dengan agama sebagian kalangan

menganggap bahwa Indonesia memiliki paradigm yang tersendiri(unik) yaitu

paradigma pancasila dimana negara pancasila dinilai sebagi sebuah religions nation

state yakni didefinisikan sebagai sebuah negara kebangsaan yang religious, namun

ketika dikaji lebih dalam lagi sebenarnya Indonesia juga mengarah pada paham

sekulerisme dalam memandang hubungan negara dan agama karena ternyata

karakteristik paham sekuler Nampak dalam kebernegaraan di Indonesia, bahkan

hampir di semua negara di dunia.

Page 13: 1. Makalah pkn

DAFTAR PUSTAKA

Tim Pokja , 2005, Pancasila dan Kewarganegaraaan, Yogyakarta : Penerbit Pokja

Akademik UIN Sunan Kalijaga

An-Nabhani, 2007, Daulah Islam, Jakarta : HTI Press

Anonim, 2003, Khilafah is The Answer, Bogor: Pustaka Thariqul Izzah

Anonim,2002, Menegakan syariat islam, Jakarta : HTI Press

Page 14: 1. Makalah pkn

Peradaban Emas Khilafah, Jakarta : Al-Waie,2011

Agus, Thohir. 2009. ”Relasi Agama dan Negara”. Makalah Diskusi Kajian Spiritual

yang diselenggarakan oleh HMI Komisariat FPBS IKIP PGRI, Semarang, tanggal 4

November 2009.

Kaelan. 2009. ”Relasi Negara dan Agama Dalam Perspektif Filsafat

Pancasila”. Makalah. Yogyakarta, tanggal 1 Juni 2009.

MAKALAH

HUBUNGAN NEGARA DENGAN AGAMA

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah PKn

Diampu oleh : Bpk. Novella Parchiano

Page 15: 1. Makalah pkn

Disusun oleh :

Nova Ika (10680025)

Dwi Rohmiyati (10680026)

Anida Fitri (10680027)

Haswinta Primasari Putri (10680028)

Tarminingsih (10680029)

Umi Hani (10680030)

PRODI PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA

YOGYAKARTA

2011