Makalah Pengembangan Perangkat Pembelajaran Fix

download Makalah Pengembangan Perangkat Pembelajaran Fix

of 11

description

Bagus

Transcript of Makalah Pengembangan Perangkat Pembelajaran Fix

Prosiding Seminar Nasional Penelitian, Pendidikan dan Penerapan MIPA,

Dwi Utami, Drs. Murtono, M. Si, Joko Purwanto, M. Sc/ Pengembangan Perangkat Pembelajaran

Prosiding Seminar Nasional Penelitian, Pendidikan dan Penerapan MIPA,Fakultas MIPA, Universitas Negeri Yogyakarta, 2 Juni 2012PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN FISIKA BERBASIS MULTIPLE INTELLIGENCES UNTUK MA KELAS X SEMESTER II DI PONDOK PESANTRENDwi Utami, Murtono, Drs, M. Si, Joko Purwanto, M. [email protected] Pendidikan Fisika, Fakultas Sains dan TeknologiUniversitas Islam Negeri Sunan Kalijaga YogyakartaAbstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan perangkat pembelajaran berupa produk silabus dan RPP fisika yang berbasis multiple intelligences khusus untuk Madrasah Aliyah (MA) berbasis Pondok Pesantren (PonPes). Penelitian ini adalah penelitian pengembangan (Research and Development) dengan instrumen yang dikembangkan brupa perangkat pembelajaran fisika yang mencakup silabus dan RPP fisika berbasis multiple intelligences dengan fokus pengembangan pada bagian indikator pembelajaran, variasi kegiatan pembelajaran, dan kreasi penilaian pembelajaran yang dikhususkan untuk Madrasah Aliyah (MA) di Pondok Pesantren dengan mengacu pada ketentuan BSNP. Data penilaian produk yang dikumpulkan melalui pengisian angket sebagai uji publik berupa chek list dari 6 guru fisika dan 42 siswa dari MA berbasis Pondok Pesantren. Hasil penilaian produk dari 6 guru fisika memiliki predikat Sangat Baik dengan penilaian produknya memiliki persentase keidealan produk sebesar 87,5% dan penilaian dari 42 siswa memiliki predikat Baik dengan persentase keidealan sebesar 75,3%. Data ini menunjukkan bahwa produk berupa silabus dan RPP fisika yang dikembangkan baik dari segi indikator, kegiatan pembelajaran, maupun penilaian pembelajaran telah memiliki nilai yang cukup efisien untuk menjadi sebuah terobosan baru dalam meningkatkan kualitas pendidikan terutama untuk sekolah berbasis Pondok Pesantren yang berperan sebagai sekolah Islam yang telah berdiri cukup lama. Selain itu, terdapat tinjauan utama berupa kenyamanan siswa saat melakukan pembelajaran di kelas untuk memahami fisika sesuai dengan gaya belajar mereka masing-masing disertai pengetahuan keterkaiatan fisika dengan al quran, hadits, maupun kaidah dalam agama Islam sebagai penguat karakteristik sekolah berbasis Pondok Pesantren.Kata kunci : silabus dan RPP fisika, multiple intelligences, MA berbasis Pondok Pesantren.

PENDAHULUANA. Latar Belakang MasalahBeberapa data yang terdapat dalam salah satu jurnal nasional terlihat dalam sebuah tabel yang bersumber dari Depdiknas bahwa NEM Fisika SMA di Indonesia tahun ajaran 2001/2002 2003/2004 berada pada peringkat paling rendah. Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa pendidikan Fisika di SMA masih bermasalah.[footnoteRef:2] Disebutkan juga dalam jurnal ini bahwa hasil penelitian menunjukkan potensi guru Fisika SMA dalam implementasi kurikulum masih kurang baik dimana guru Fisika jarang menyusun persiapan program pengajaran.[footnoteRef:3] Dalam sebuah jurnal nasional pendidikan lain juga disebutkan bahwa hasil penelitian dari Suheimi dan Wiratma (2004:43) oleh Freida Nurlita diungkapkan bahwa pada umumnya SMA sudah melaksanakan kurikulum 2004 dengan berbagai interpretasi dan pelaksanaan yang bervariasi. Dijelaskan pula bahwa tidak ada satu guru pun yang merencanakan pembelajaran dengan pendekatan inquiry, pembelajaran berdasarkan masalah atau pembelajaran kooperatif. Salah satu masalah yang dialami oleh guru dalam KBM tersebut karena guru belum banyak mengetahui tentang model pembelajaran inovatif, dan kesulitan mencari strategi yang tepat agar siswa dengan kemampuan rendah dapat aktif belajar, dengan fasilitas dan sumber belajar yang terbatas.[footnoteRef:4] [2: Indrawati. Potensi Guru Fisika SMA dalam Pelaksanaan Kebijakan Pendidikan di Indonesia. Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan No. 067, Tahun Ke-13, Juli 2007. Hal.546.] [3: Ibid, hal. 545] [4: Nurlita, Frieda. 2008. Penggunaan Perangkat Pembelajaran Berdasarkan Masalah untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep dan Mengembangkan Keterampilan Berfikir Kritis. JIPP. Hal. 887.]

Dalam sebuah jurnal internasional[footnoteRef:5] yang telah melakukan penelitian pada analisis silabus Fisika di SMA new Zambian bahwa silabus dan praktek ujian Fisika yang ada masih kurang tegas dalam misi peningkatan kemampuan inquiry (penyelidikan) dan belum dikembangkan aktivitas dan pembelajaran yang mendukung siswa agar lebih kritis. Dalam jurnal ini terlihat bahwa adanya sebuah harapan dari sang peneliti dalam jurnal untuk mengembangkan silabus dan praktek ujian Fisika yang berfungsi untuk meningkatkan kemampuan inquiry dalam diri siswa. [5: Frackson, Analysis of new Zambian High School Physics Syllabus and Practical Examinations for Levels of Inquiry and Inquiry Skills. Eurasia Journal of Mathematics Science and Technology Education 2007, 3(3), hal. 213-220.]

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti melalui perbincangan dan angket yang telah diisi oleh beberapa guru Fisika MA di Pondok Pesantren, ternyata masih terlihat cukup banyak guru Fisika yang belum mengembangkan indikator, kegiatan, dan penilaian pembelajaran yang terdapat dalam silabus dan RPP Fisika secara mandiri. Kebanyakan mereka masih mengcopy silabus dari BSNP, sehingga kegiatan pembelajaran yang dilakukan di kelas masih berjalan satu arah yang membuat siswa sering mengantuk dan bosan dengan efek samping setelah itu, siswa kurang memahami apa yang disampaikan guru di kelas bahkan ada yang tertidur[footnoteRef:6], dan saat peneliti berbincang-bincang dengan beberapa guru Fisika tersebut, ternyata istilah kecerdasan ganda atau multiple intelligences masih terdengar asing bagi mereka. [6: Dari hasil observasi awal peneliti saat mengikuti pembelajaran fisika di sekolah berbasis Pondok Pesantren ]

Teori multiple intelligences (sering juga disebut dengan istilah kecerdasan ganda atau kecerdasan majemuk) oleh Howard Gardner yang akhir-akhir ini sedang marak untuk dikembangkan dalam dunia pendidikan sedini mungkin.[footnoteRef:7] [7: http://www.vilila.com/2010/10/multiple-intelligence-kecerdasan-majemuk.html diunduh pada 12 Juni 2011]

B. Landasan Teori1. Pengembangan Perangkat PembelajaranPerangkat pembelajaran disini mencakup silabus dan RPP fisika untuk kelas X semester II. Secara sederhana silabus dapat diartikan sebagai rencana pembelajaran pada suatu kelompok mata pelajaran dengan tema tertentu, yang mencakup Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar, materi pokok, kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian kompetensi, penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar yang dikembangkan oleh setiap satuan pendidikan, berdasarkan Standar Nasional Pendidikan (SNP). Prinsip pengembangan silabus mencakup beberapa prinsip antara lain: ilmiah, relevan, sistematis, konsisten, memadai, aktual dan kontekstual, fleksibel, menyeluruh.[footnoteRef:8] Terdapat tujuh komponen utama silabus yang perlu difahami dalam menyukseskan implementasi KTSP. Ketujuh komponen tersebut adalah Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar, materi standar, kegiatan pembelajaran, indikator, penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar.[footnoteRef:9] Untuk pengembangan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) mencakup beberapa prinsip penyusunan RPP antara lain:[footnoteRef:10] memperhatikan perbedaan individu peserta didik, mendorong partisipasi aktif peserta didik, mengembangkan budaya membaca dan menulis, memberikan umpan balik dan tindak lanjut, keterkaitan dan keterpaduan, dan menerapkan teknologi informasi dan komunikasi. Komponen RPP meliputi : identitas mata pelajaran, Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar, indikator pencapaian kompetensi, tujuan pembelajaran, materi ajar, alokasi waktu, metode pembelajaran, kegiatan pembelajaran (Kegiatan Pendahuluan mengandung apersepsi dan motivasi, Kegiatan Inti mengandung proses eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi, serta Kegiatan Penutup mengandung rangkuman atau simpulan, penilaian dan refleksi, umpan balik, dan tindak lanjut), penilaian hasil belajar, dan sumber belajar.[footnoteRef:11] [8: Depdiknas, Panduan Umum Pengembangan Silabus. 2008. Hlm. 16- 18. Didownload pada 4 maret 2011, pukul 08.00] [9: Mulyasa, Implementasi KTSP kemandirian guru dan kepala sekolah. (2009, Jakarta: Bumi Aksara). Hlm. 147] [10: Ibid. Hal. 6] [11: Ibid. Hal. 4-6]

2. Teori Multiple IntelligencesMenurut Howard Gardner sebagai tokoh yang mencetuskan tentang teori multiple intelligences, dia mendefinisikan kecerdasan sebagai the ability to solve problems, or to fashion products, that are valued in one or more cultural or community settings,[footnoteRef:12] yaitu kemampuan untuk menyelesaikan masalah-masalah, atau produk mode yang merupakan konsekuensi dalam satu atau lebih latar budaya atau masyarakat tertentu. [12: Howard Gardner, Multiple Intelligences...hal. 7.]

Teori kecerdasan majemuk memandang bahwa manusia itu pada dasarnya memiliki banyak kecerdasan dan memiliki kemampuan untuk mengembangkan kecerdasan-kecerdasan tersebut sampai batas maksimal bila berada pada lingkungan yang mendukung. Minimal ada tujuh kecerdasan yang dimiliki oleh manusia menurut teori kecerdasan majemuk. Adapun ketujuh kecerdasan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu: kecerdasan linguistik (kecerdasan linguistik (linguistic intelligence) adalah kemampuan untuk berpikir dalam bentuk kata-kata dan menggunakan bahasa untuk mengekspresikan dan menghargai makna yang kompleks[footnoteRef:13], kecerdasan logika-matematika (logical-mathematical intelligence) merupakan kemampuan dalam menghitung, mengukur, dan mempertimbangkan proposisi dan hipotesis, serta menyelesaikan operasi-operasi matematis[footnoteRef:14], kecerdasan spasial (spatial intelligence) merupakan kecerdasan yang mampu membangkitkan kapasitas untuk berpikir dalam tiga cara dimensi seperti yang dilakukan oleh pelaut, pilot, pemahat, pelukis, dan arsitek[footnoteRef:15], musical intelligence atau kecerdasan musik merupakan kecerdasan yang dapat terlihat pada seseorang yang memiliki sisi sensitivitas pada pola titinada, melodi, ritme, dan nada[footnoteRef:16], kecerdasan kinestetik (kinestetic intelligences) atau kecerdasan gerakan badan didefinisikan oleh Howard Gardner sebagai sebuah kemampuan menyelesaikan masalah atau produk mode menggunakan seluruh badan seseorang atau sebagian badan.[footnoteRef:17] Kecerdasan ini juga memungkinkan seseorang untuk menggerakkan objek dan keterampilan-keterampilan Fisika yang halus.[footnoteRef:18]Interpersonal intelligence atau kecerdasan interpersonal adalah suatu kemampuan yang berfungsi untuk memahami dan berinteraksi dengan orang lain secara efektif.[footnoteRef:19] Intrapersonal intelligence atau kecerdasan intrapersonal merupakan kemampuan untuk membuat persepsi yang akurat tentang diri sendiri dan menggunakan pengetahuan semacam itu dan merencanakan dan mengarahkan kehidupan seseorang. Beberapa individu yang memiliki kecerdasan ini adalah ahli psikolog, ahli ilmu agama, dan ahli filsafat.[footnoteRef:20] [13: Ibid. Hal. 2] [14: Ibid. Hal. 2] [15: Ibid. Hal. 2] [16: Ibid. Hal. 3] [17: Howard Gardner.2003. Multiple intelligences Kecerdasan Majemuk Teori dan Praktek.interaksara. hlm.24.] [18: Linda, campbell. Metode Praktis Pembelajaran..... hal. 2] [19: Ibid. Hal. 3] [20: Ibid. Hal. 3]

3. Zona Alfa dalam pembelajaran berbasis multiple intelligences Munif Chatib sebagai pakar multiple intelligences di Indonesia, dalam bukunya[footnoteRef:21] menyebutkan bahwa kondisi alfa adalah tahap paling iluminasi (cemerlang) proses aktif seseorang. Kondisi ini dikatakan sebagai kondisi paling baik untuk belajar sebab neuron (sel saraf) sedang berada dalam suatu harmoni (keseimbangan). Seseorang yang sedang dalam kondisi alfa akan mengalami kondisi relaks tapi waspada, seperti sedang melamun tetapi sebenarnya sedang berfikir. Intinya, otak bekerja dengan relaks.[footnoteRef:22] [21: Chatib, Munif. 2011. Gurunya Manusia. Mizan Media Utama: Bandung. Hal. 87] [22: Ibid. Hal. 90]

4. Karakteristik Pendidikan MA di Pondok PesantrenKurikulum yang digunakan Madrasah di pondok pesantren adalah kurikulum terintegrasi yang diasumsikan akan mampu menciptakan keseluruhan aspek lingkungan hidup dan dapat memberikan apa yang paling berharga mengenai pegangan hidup di masa depan serta membantu peserta didik mempersiapkan kebutuhan hidup yang esensial untuk menghadapi dinamika kehidupan.[footnoteRef:23] [23: Ainurrafiq Dawam dan Ahmad Taarifin, Manajemen Madrasah Berbasis Pesantren, Yogyakarta: Listafariska Putra,2005. Hlm. 59]

C. Metode Penelitian

Melakukan Penelitian Pendahuluan:Studi PustakaObservasi awalPenelitian ini merupakan penelitian pengembangan (Research and Development) dengan model pengembangan dalam penelitian ini yaitu procedural artinya penyusunan silabus dan RPP Fisika yang mengikuti alur kerja penyusunan buku. Model pengembangan silabus dan RPP Fisika yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan langkah-langkah yang diadaptasi dari Borg & Gall sebagai berikut:[footnoteRef:24] [24: Ibid]

Pendahuluan (perencanaan)

Menganalisis SK dan KD mata pelajaran Fisika kelas X semester IIMenganalisis materi pokok pembelajaran Fisika kelas X semester IIMengembangkan indikator pencapaian kompetensi berbasis MIMengembangkan kegiatan Pembelajaran Fisika berbasis MIMengembangkan jenis penilaian berbasis MIMenentukan alokasi waktuMenentukan sumber belajarMenyusun instrumen penilaianMembuat instrumen penelitianPengembangan(pengorganisasian)

Uji Ahli Kurikulum dan Ahli Pembelajaran Validasi

Uji kelas Terbatas(pelaksanaan)

Uji Publik

Desain FinalGambar 1. Model pengembangan perangkat pembelajaran berbasis multiple intelligencesPEMBAHASAN1. Implementasi teori multiple intelligences ke dalam silabus dan RPP fisikaa. Kecerdasan matematis-logisSalah satu aplikasi pembelajaran yang mengandung kecerdasan matematis-logis adalah membiarkan siswa untuk menjabarkan sendiri asal muasal rumus perbesaran pada mikroskop, lup, maupun teropong. b. Kecerdasan ruang visualKecerdasan ini tampak pada indikator yang menuntut pencapaian siswa dengan membuat kreasi baik individu maupun berkelompok dengan didukung menggunakan kegiatan pembelajaran yang divariasi salah satunya dengan kegiatan menjodohkan, pembuatan kreasi komik/kartun fisika sederhana, ataupun melengkapi pohon imajinasi.c. Kecerdasan kinestetikKecerdasan kinestetik ini tampak pada indikator yang mengarahkan siswa untuk menggerakkan tubuhnya, baik itu dengan evaluasi yang menggunakan permainan yang menuntut adanya gerak tubuh dan sandiwara sederhana.d. Kecerdasan musikalKecerdasan musikal ini tampak pada indikator yang menunjukkan evaluasi yang fleksibel, dimana siswa diberikan kesempatan untuk mambuat lirik lagu yang sesuai dengan materi saat pembelajaran sebagai evaluasi kelompok. Dibawah ini salah satu hasil karya siswa saat memasukkan konsep teropong dalam sebuah lagu.

Gambar 4.1 Hasil lagu karya siswa secara berkelompok konsep teropong.e. Kecerdasan linguistikKecerdasan linguistik ini muncul dalam beberapa indikator, salah satunya adalah indikator pembelajaran yang bersifat fleksibel, dimana masing-masing kelompok diberi kebebasan untuk membuat karya kelompok dalam bentuk puisi, pantun, cerpen, ataupun cerbung yang berkaitan dengan konsep fisika pada pertemuan tersebut dengan kegiatan pembelajaran siswa yang menyukai puisi dikumpulkan dengan yang suka membuat puisi, siswa yang menyukai pantun, dikumpulkan dengan yang menyukai pantun. Dibawah ini salah satu contoh puisi dan pantun

Gambar 4.2 Puisi karya siswa setelah mempelajari konsep Lup.f. Kecerdasan intrapersonalKecerdasan intrapersonal ini dimunculkan dalam indikator yang berbentuk pengembangan kemampuan individu siswa, contohnya pada indikator yang menguji kemampuan afektif siswa, dimana kemampuan individu siswa tersebut yang menjadi penilaian utamanya dengan kegiatan pembelajaran berupa pengarahan siswa untuk mengungkapkan pendapatnya di kelas dan dengan penilaian berupa penilaian keaktifan siswa dalam mengungkapkan pendapatnya. g. Kecerdasan interpersonalKecerdasan interpersonal siswa merupakan kecerdasan yang menguji sosial siswa, kecerdasan ini muncul pada indikator yang menguji kemampuan siswa dalam bekerjasama dengan teman kelompoknya dengan kegiatan pembelajaran yang mengarahkan siswa untuk saling bekerjasama satu sama lain (kelas dibuat berkelompok-kelompok) dan dengan penilaian secara berkelompok (apapun yang dihasilkan dari kelompok itu, maka nilai itu menjadi nilai kelompok yang artinya nilai itu berlaku untuk satu kelompok). 2. Pemunculan karakteristik Pondok Pesantren dalam silabus dan RPP fisika Dalam produk ini dimunculkan beberapa karakteristik indikator, kegiatan pembelajaran, serta penilaian yang memiliki karakteristik untuk sekolah pondok pesantren yang meliputi indikator yang menuntut siswa untuk lebih memahami fisika dari bentuk sosial keagamaan atau yang sesuai dengan kaidah agama dan ada beberapa juga yang menggunakan dalil al quran sebagai penambaham pembelajaran ilmu agama bagi siswa.3. Kualitas silabus dan RPP fisika berbasis multiple intelligences untuk MA kelas X di Pondok Pesantrena. Kualitas silabus dan RPP fisika berbasis multiple intelligences untuk MA kelas X semester II menurut guru fisikaTabel 4.1 Kualitas silabus dan RPP fisika berbasis multiple intelligences menurut penilaian guru fisika MA NoAspekKriteriaSkor Rata-RataKualitas

1. Indikator pembelajaran1, 2, 3, 4, 5, 625,7SB (Sangat Baik)

2. Kegiatan pembelajaran7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 1644,5SB (Sangat Baik)

3. Penilaian pembelajaran17, 18, 19, 20, 21, 2225,5SB (Sangat Baik)

4. Kebahasaan 23, 248,17SB (Sangat Baik)

5. Sinkronisasi 25, 26, 2713,8SB (Sangat Baik)

Jumlah 116,7SB (Sangat Baik)

Tabel 4.2 Presentase keidealan tiap aspek penilaian silabus dan RPP fisika berbasis multiple intelligences menurut penilaian guru fisika MA No.AspekSkor Hasil PenelitianSkor Maksimal IdealPresentase Keidealan (%)

1. Indikator pembelajaran15418085,6

2. Kegiatan pembelajaran26730089,0

3. Penilaian pembelajaran14718081,7

4. Kebahasaan 496081,7

5. Sinkronisasi 839092,0

Jumlah 70081087,5

Gambar 4.5 Persentase keidealan tiap aspek penilaian kualitas silabus dan RPP fisika menurut penilaian guru fisika di Pondok PesantrenData tersebut menunjukkan bahwa pengembangan silabus dengan RPP ini memiliki memiliki kualitas Sangat Baik (SB). b. Kualitas silabus dan RPP fisika berbasis multiple intelligences untuk MA kelas X semester II menurut siswa MA kelas XBerdasarkan hasil penilaian siswa dalam uji kelas terbatas yang dilakukan sebanyak dua kali pertemuan memiliki nilai 604 dan 775 dari 1000 skor maksimal dengan persentase keidealan masing-masing 60% dan 77,8% dengan kategori Cukup (C) dan Baik (B). Sedangkan berdasarkan hasil penilaian siswa dalam uji kelas luas yang dilakukan sebanyak dua kali memiliki persentase keidealan masing-masing 75,3% dan 75,2% dan sama-sama memiliki kategori Baik (B). Penilaian siswa melalui angket yang berupa chek list ini menunjukkan bahwa kegiatan pembelajaran yang dikembangkan mampu memberikan semangat bagi siswa untuk lebih mendalami fisika dan meningkatkan kemampuan belajar sesuai dengan kecenderungan cara belajar yang disukai siswa disertai dengan penilaian yang memiliki beberapa variasi, artinya menilai siswa sesuai dengan kesukaan dan kemampuan siswa. KESIMPULANKesimpulan yang dapat diambil pada penelitian pengembangan ini mengacu pada tujuan penelitian dan pembahasan adalah sebagai berikut: 1. Produk berupa perangkat pembelajaran yaitu silabus dan RPP fisika berbasis multiple intelligences untuk MA kelas X semester II di Pondok Pesantren telah berhasil dikembangkan melalui penelitian ini dengan prosedur pengembangan yaitu tahap perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, uji coba siswa, dan penilaian. 2. Produk penelitian ini memiliki kualitas Sangat Baik (SB) dengan persentase rata-rata seluruh aspek sebesar 86% menurut penilaian 6 guru fisika di Pondok Pesantren sehingga produk ini telah layak untuk digunakan sebagai referensi bagi guru khususnya dalam mengembangkan silabus dan RPP fisika di sekolah berbasis Pondok Pesantren dengan fokus pada pengembangan indikator, kegiatan pembelajaran, dan penilaian yang berbasis pada teori multiple intelligences dengan batasan pengembangan pada kecerdasan matematis-logis, linguistik, musikal, kinestetik, ruang-visual, interpersonal, dan intrapersonal. 3. Karakteristik untuk sekolah Pondok Pesantren terlihat pada pemunculan keterkaitan fisika dengan al quran, hadist, maupun kaidah agama Islam dalam kehidupan.DAFTAR PUSTAKAAinurrafiq Dawam dan Ahmad Taarifin. 2005. Manajemen Madrasah Berbasis Pesantren. Yogyakarta: Listafariska Putra.Campbell, Linda. et all. 2006. Metode Praktis Pembelajaran Berbasis Multiple Intelligences. Depok: Intuisi Press. Chatib, Munif. 2010. Sekolahnya Manusia. Bandung: Mizan Media Utama._____, _____. 2011. Gurunya Manusia. Bandung: Mizan Media Utama. Depdiknas. 2006. Model Pengembangan Silabus Mata Pelajaran. Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Pusat Kurikulum.Depdiknas. 2008. Petunjuk Teknis Pengembangan Silabus dan Contoh/Model Silabus Mata Pelajaran Fisika. Yogyakarta: BSNP. Frackson, Analysis of new Zambian High School Physics Syllabus and Practical Examinations for Levels of Inquiry and Inquory Skills. Eurasia Journal of Mathematics Science and Technology Education 2007, 3(3)Indrawati. 2007. Potensi Guru Fisika SMA dalam Pelaksanaan Kebijakan Pendidikan di Indonesia. Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan No. 067, Tahun Ke-13 Mulyasa. 2009. Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Kemandirian Guru dan Kepala Sekolah. Jakarta: Bumi Aksara.Mulyasa. 2009. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.Nurlita, Frieda. 2008. Penggunaan Perangkat Pembelajaran Berdasarkan Masalah untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep dan Mengembangkan Keterampilan Berfikir Kritis. JIPP.Salim, Bairus. 2008. Pembelajaran Berbasis Multiple intelligences (Telaah dari Sudut Pandang Pendidikan Islam). Surabaya : Program Pascasarjana, Institut Agama Islam Negeri Sunan Ampel, Konsentrasi Pendidikan Islam.Sudijono, Anas. 1987. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: Rajawali PressSugiharti, Piping. 2005. Penerapan Teori Multiple intelligences dalam Pembelejaran Fisika. Jurnal Pendidikan Penabur-No.05/Th.IV/Desember 2005. Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabetahttp://www.vilila.com/2010/10/multiple-intelligence-kecerdasan-majemuk.html diunduh pada 12 Juni 2011F- 4

F- 5