Makalah Pencegahan Infeksi Sofa

download Makalah Pencegahan Infeksi Sofa

of 16

description

Makalah Pencegahan Infeksi Sofa

Transcript of Makalah Pencegahan Infeksi Sofa

Pencegahan Infeksi

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Pelayanan Keluarga Berencana

Disusun Oleh:Kelompok 2

Devi Damayanti Malau (2110072) Eneng Viah (2110074) Kakay Harlina (2110084) Sofa Marwah H (2110110)

PROGRAM STUDI DIII KEBIDANANSEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN RAJAWALIBANDUNG2012KATA PENGANTAR

Pertama kami panjatkan Puji dan syukur kehadirat Allah SWT , Karena berkat rahmat dan karunia-Nya dapat menyelesaikan makalah kami yang berjudul PENCEGAHAN INFEKSI.Kami menyadari, bahwa dalam pembuatan makalah ini masih terdapat banyak kekurangan. Oleh karena itu, kepada dosen dan para pembaca makalah ini, kami selaku penyusun mengharapkan kritik dan saran demi kesempurnaan makalah ini.Kami pun tidak lupa untuk mengucapkan terima kasih kepada dosen dan teman teman yang telah membantu serta mendukung kami dalam pembuatan makalah ini.Semoga makalah ini dapat bermanfaat khususnya bagi kami dan umumnya bagi para pembaca.

Bandung, 20 Februari 2012

Penyusun

BAB IPENDAHULUAN1.1 Latar BelakangPencegahan infeksi diperlukan kepada setiap pasien, agar tidak terjangkit suatu penyakit. Berarti, para bidan mampu membantu pasien dalam bertindak untuk mecegah terjadinya infeksi.Kebidanan yang ada di Indonesia sebagai suatu profesi yang sedang dalam proses memperjuangkan penerimaan Profesi Mandiri. Oleh Masyarakat membutuhkan upaya aktualisasi diri dalam memberikan pelayanan profesional. Semua ini dapat dicapai apabila perawat/bidan mampu menunjukan kemampuannya, baik dalam bidang pengetahuan, sikap dan keterampilan yang didasari oleh ilmu yang jelas, serta dokumentasi. Semua hasil kerja yang telah dilaksanakan secara baik dan benar.1.2 Rumusan MasalahUntuk mengetahui cara pencegahan infeksi1.3 Tujuan1. Apa pengertian dari Pencegahan Infeksi?2. Apa tujuan dari pencegahan infeksi?3. Bagaimana cara mencegah infeksi?4. Mengetahui cara meproses alat agar tidak terkena infeksi.1.4 Manfaat MakalahAdapun manfaat dari makalah ini adalah untuk memperluas wawasan bagi masyarakat agar dapat mencegah infeksi, juga memproses alat alat agar dapat mencegah infeksi itu berlangsung..

BAB IIPEMBAHASAN

2.1 Pengertian pencegahan infeksiAdapun definisi dari pencegahan infeksi adalah mencegah masuknya mikroorganisme patogen atau kuman ke dalam tubuh dan jaringan yang terjadi pada individu, yang menyebabkan berkurangnya daya tahan tubuh sehingga menyebabkan terjangkitnya suatu penyakit.2.2 Tujuan pencegahan infeksi1. Memenuhi prasyarat pelaayanan Keluarga Berencana (KB) yang bermutu.2. Mencegah infeksi silang dalam prosedur KB, terutama pada pelayanan kontrasepsi metode AKDR, suntik, susuk, dan kontrasepsi mantap.3. Menurunkan resiko transmisi penyakit menular seperti Hepatitis B dan HIV/AIDS.2.3 Cara pencegahan infeksiPerlindungan infeksi di kalangan para petugasPelayanan KB membutuhkan kepatuhan melaksanakan tindakan sesuai dengan kewaspadaan standar (standar precaution) diruang pemeriksaan dan labolaturium. Petugas harus memperlakukan semua specimen darah, jaringan, dan duh tubuh sebagai pembawa infeksi.Unsur-unsur penting kewaspadaan standard dan penggunaannya dijelaskan pada table n mikroorganisme dan petugas kesehatan merupakan cara yang sangat efektif untuk mencegah penularan infeksi (misalnya, pelindung diri berfungsi memutuskan siklus penularan penyakit).Beberapa hal berikut merupakan cara pelaksanaan kewaspadaan standar :1. Anggap setiap orang (klien maupun staf) dapat menularkan infeksi.2. Cuci tangan upaya yang paling penting untuk mencegah kontaminasi silang.3. Gunakan (sepasang) sarung tangan sebelum menyentuh apapun yang basah sebelum terkelupas, membran mukosa, darah atau duh tubuh lain, serta alat-alat yang telah dipakai dan bahan-bahan lain yang telah terkontaminasi, atau sebelum melakukan tindakan invasif. 4. Gunakan pelindung fisik (misalnya: kacamata pelindung (googles), masker, dan celemek) untuk mengantisifasi percikan duh tubuh (sekresi maupun ekskresi), contohnya ketika membersihkan alat-alat maupun bahan lainnya.5. Gunakan bahan antiseptik untuk membersihkan kulit maupun membran mukosa sebelum melakukan operasi, membersihkan luka, atau menggosok tangan sebelum operasi dengan bahan antiseptik berbahan dasar alkohol. 6. Lakukan upaya kerja yang aman, seperti tidak memasang tutup jarum suntik (recapping), memberikan alat-alat tajam dengan cara aman untuk melindungi petugas pembuangan dan untuk mencegah cidera maupun penularan infeksi kepada masyarakat.Terakhir, lakukan pemrosesan terhadap instrumen, sarung tangan dan bahan lain setelah dipakai dengan cara mendekontaminasi dalam larutan klorin 0,5% dan dicuci bersih, kemudian disterilisasi atau diDisinfeksi Tingkat Tinggi (DTT) dengan cara-cara yang dianjurkan.

Tabel 3-1: Upaya Kewaspadaan Standar

Mencuci tangan Setelah menyentuh darah, duh tubuh, sekrsi, ekskresi dan benda-benda yang terkontaminasi. Segera setelah melepas sarung tangan. Sebelum dan setelah memeriksa pasien satu ke pasien lain.Sarung tangan Untuk kontak dengan darah, duh tubuh, sekresi, bahan-bahan yang terkontaminasi. Untuk kontak dengan membran mukosa dan kulit yang tak utuh (non-intact skin) (koyak, terkelupas, dan lain-lain).Masker, kacamata, pelindung wajah Melindungi membrane mukosa mata, hidung, dan mulut ketika terjadi kontak dengan ddarah dan duh tubuh.Gaun operasi Melindungi kulit dari percikan darrah maupun duh tubuh lain. Memcegah agar pakaian tidak terkontaminasi darah maupun duh tubuh selama melakukan tindakan.Kain linen Tangani linen yang telah terkontaminasi sedemikian rupa agar tidak menyentuh kulit maupun membran mukosa. Jangan lakukan pembilasan awal untuk kain linen yang telah terkontaminasi.Peralatan untuk perawatan pasien Tangani alat yang telah terkontaminasi sedemikian rupa sehingga tidak menyentuh kulit atau membran mukosa dan untuk mencegah agar baju maupun lingkungan tidak terkontaminasi. Bersihkan peralatan pakai ulang (reusable) sebelum digunakan kembali.Membersihkan lingkungan Perawatan rutin, membersihkan dan disifeksi perlengkapan dan perabotan di ruang asuhan pasien.Benda-benda tajam Jangan memasang kembali tutup jarum suntik yang telah digunakan. Jangan melepas jarum dari alat suntik/semprit sekali pakai (disposable). Jangan membengkokkan atau mematahkan jarum bekas pakai dengan tangan. Letakkan benda-benda tajam yang telah digunakan kedalam wadah anti tusukan.Resisusitasi pasien Gunakan pelindung mulut, kantung resusutasi, atau alat pernafasan lainnya untuk menghindari pemberian resusitasi dari mulut ke mulut.

Penempatan pasien Tempatkan pasien yang dapat mengkontaminasi lingkungan maupun yang tidak terjamin kebersihannya pada ruang khusu/terpisah.

Mencuci tangan :1. Sebelum dan setelah memeriksa klien.2. Sebelum memakai dan setelah melepas sarung tangan.3. Setelah terpapar oleh darah atau duh tubuh lain.4. Cuci tangan dengan sabun dan air bersih yang mengalir selama 10-15 detik, lalu keringkan dengan handuk pribadi atau dianginkan.5. Sebagai pengganti cuci tangan dengan air, gunakan larutan alkohol (100 ml alkohol 60-90% + 2 ml gliserin) untuk mencuci tangan.Sarung tangan digunakan1. Ketika melakukan tindakan di klinik/OK, misalnya ketika memeriksa panggul.2. Ketika menangani alat-alat/bahan linen yang terkontaminasi.3. Ketika membuang bahan-bahan/limbah yang terkontaminasi.Ganti sarung tangan setiap kali memeriksa pasien yang berbeda. Sarung tangan bedah dapat di pakai ulang apabila telah di dekontaminasi dalam larutan klorin 0,5%, kemudian :Persyaratan sarung tangan (ST) untuk prosedur bedah dan medis umumTUGAS ATAUAKTIVITAS

PERLUKAH MEMAKAI SARUNG TANGANSARUNG TANGAN YANGDIANJURKANSARUNG TANGAN YANG BOLEH DIPAKAI

Memeriksa tekanan darahMemeriksa suhu tubuhMemberikan suntikanMengambil darahMemeriksa panggulMemasang AKDR (dalam paketSteril dan dimasukan denganTekniktanda sentuh)Melepas AKDR (menggunakanTeknik tanpa sentuh)Memasang dan mencabut susukAtau implantTindakan vaginalOperasi cesar atau laparotomiVasektomo atau laparoskopiMenangani dan membersihkanPeralatanMenangani limbah yangTerkontaminasiMembersihkan percikan darahmaupun duh tubuhTidak perlu

Tidak perluTidak perluPerluPerluPerlu

Perlu

Perlu

PerluPerlu

Perlu

Perlu

Perlu

Perlu

Periksa bPeriksaPeriksa

Periksa

Bedah steril c

Bedah steril cBedah steril c

Bedah steril c

Rumah tangga

Rumah tangga

Rumah tangga

Bedah DTTBedah DTTBedah DTT

Bedah DTT

Bedah DTT

Bedah DTTdBedah DTTd

Bedah DTTd

Periksa atau bedahd

Periksa atau bedahd

Periksa atau bedahd

Keterangan :a. Meskipun sarung tangan steril dapat digunakan untuk semua tindakan operasi, namun tidak selalu diperlukan. Dalam beberapa kasus, sarung tangan pemeriksaan atau sarung tangan bedah yang telah di DTT cukup aman dan tidak mahalb. Termasuk sarung tangan baru, belum pernah dipakai baik satuan maupun dalam kotak kemasan (selama kotak disimpan dengan benar)c. Apabila alat sterilisasi (Otoklaf) tidak tersedia, alternatif yang diperbolehkan hanya Disinfeksi Tingkat Tinggid. Sarung tangan bedah yang diproses ulangMencegah Luka Tusuk JarumDi Kamar Operasi (OK)1. Gunakan wadah zona aman (seperti kidney basin) untuk membawa atau memeberikan alat-alat tajam, seperti scalpel, jarum.2. Jangan memberikan alat-alat tajam selain menggunakan wadah zona aman.3. Beri tahu provider atau petugas lain sebelum memberikan alat-alat tajam dalam wadah zona aman.

Menggunakan jarum dan alat suntik dengan benar1. Gunakan jarum dan suntik sekali pakai.2. Jangan melepaskan jarum dari alat suntik setelah digunakan.3. Jangan memasang tutup jarum, membengkokkan, atau mematahkan jarum sebelum dibuang.4. Lakukan dekontaminasi terhadap jarum dan alat suntik sebelum dibuang(untuk alat suntik disposable) atau sebelum diproses (untuk alat suntik pakai ulang - reusable).5. Buang jarum dan alat suntik ke dalam wadah tahan tusuk.6. Hancurkan jarum dan alat suntik dengan dibakar (incinerated).

Prosedur Antisepsis1. Prisedur ini mencegah infeksi dengan mematikan atau menghambat pertumbuhan mikroorganisme pada kulit atau jaringan tubuh lain.2. Persiapan kulit dan serviks merupakan langkah penting dalam melakukan tindakan untuk metode keluarga berencana seperti suntik, pemasangan atau pencabutan AKDR dan implant.2.4 Cara Pemrosesan AlatDekontaminasi :1. Masih memakai sarung tangan.2. Rendam alat-alat selama 10 menit dalam larutan klorin 0,5% (didapatkan dengan mencampur 1 bagian pemutih deterjen dengan 9 bagian air).3. Permukaan (terutama meja tindakan) yang mungkin terkena duh tubuh harus didekontaminasi. Lap dengan disinfektan misalnya dengan klorin 0,5% sebelum dipakai kembali, atau jika tampak terkontaminasi, atau sekurang-kurangnya setiap hari merupakan cara dekontaminasi yang tidak mahal.

DEKONTAMINASIRendam 10 menit dalam larutan klorin 0,5%

CUCI dan BILASPakai sarung tanganHati-hati tertusuk instrumen tajam

Metode terbaikMetode alternatifSTERILISASIDESINFEKSI TINGKAT TINGGI

Otoklaf tanpa Oven 170oC (340o-F)rebus selama KimiawiBungkus 20 menit selama 60 menit 160oC20 menit rendam jika terbungkus 30 (320oF)selama 120 menit selamamenit 20 menitDIINGINKAN(siap pakai)

-. Otoklaf : 106 kPa ( 15 lbs/in ) 121oC (250oF).-. Instrument yang terbungkus dalam steril dapat disimpan dalam wadah steril atau DTT dengan tutup rapat. Atau segera dipakai.

Petunjuk Pembuatan larutan Klorin

1. Rumusan untuk membuat Larutan yang diencerkan dari larutan konsentrat:% KonsentratBagian Air = - 1% Pengenceran

Contoh untuk membuat larutan 0,1% dari konsentrat 5%:5%Bagian Air = -1 = 50 1 = 490,1% Pada 1 bagian larutan konsentrat tambahkan 49 bagian air matang (jika perlu yang difiltrasi).2. Rumus untuk membuat larutan yang mengandung klorin dari bubuk kering:% PengenceranBubuk (Gram/liter) = x 1000% Konsentrat Contoh untuk membuat larutan yang mengandung klorin 0,5% dari bubuk konsentrat Kaporit 35%:0,5%Bubuk (Gram/liter) = x 1000 = 14,2 g/l35% Pada 14,2 g bubuk tambahkan air 1 liter.

Pencucian dan Pembilasan:a. Pakai sarung tangan tebal ( sarung tangan rumah tangga ).b. Cuci semua instrument dengan air, deterjen dan sikat yang lembut.c. Sikat semua geligi, sambungan dan permukaan alat.d. Bilas bersih hingga deterjen hilang karena beberapa deterjen dapat menghambat kerja disinfektan kimiawi.e. Keringkan instrument.Sterilisasi1) Steriisasi Uap 121oC, 106kpa, waktu yang diperlukan: 20 menit untuk alat yang tidak dibungkus, 30 menit untuk alat yang dibungkus. Jangan memuat alat terlalu banyak. Diamkan semua alat sampai kering sebelum diangkat.2) Sterilisasi Panas Kering (Oven) 170oC selama 1 jam (total waktu keseluruhan proses), waktu penghitungan dimulai setelah suhu yang diinginkan tercapai. Untuk alat-alat tajam (gunting, jarum)sterilisasi dilakukan dengan suhu 160oC selama 2 jam (total waktu keseluruhan proses).3) Sterilisasi Kimia Glutaraldehid (Cyidex): direndam selama 8-10 jam. Formaldehid 8%, direndam selama 24 jam. Bilas dengan air steril sebelum digunakan kembali atau sebelum disimpan.Disinfeksi Tingkat Tinggi (DTT)I. DTT dengan merebusPetunjuk merebus: Seluruh alat harus terendam. Mulai menghitung waktu saat air mulai mendidih. Selalu merebus selama 20 menit dalam panci tertutup. Jangan menambah apa punke dalam air mendidih. Pakai alat tersebut sesegera mungkin atau simpan dalam wadah tertutup dan kering yang telah diDTT. Simpan selama satu minggu.II. DTT dengan mengukus Selalu kukus selama 20 menit dalm kukusan. Kecilkan api sehingga air tetap mendidih. Waktu dihitung mulai saat keluarnya uap. Jangan pakai lebih dari tiga panci uap Keringkan dalam panci tertutup atau container DTT sebelum dipakai atau disimpanIII. DTT dengan KimiaSejumlah disinfektan kimia untuk disinfeksi tingkat tinggi: Klorin formaldehid (formalin) glutaraldehid

Langkah-langkah untuk DTT dengan kimia1. setelah didekontaminasi, cuci dan bilas alat-alat hingga bersih, kemudian keringkan.2. Rendam semua alat dalam larutan disinfektan selama 20 menit.3. Bilas dengan air yang telah direbus dan keringkan dengan dianginkan.4. Dapat disimpan selama satu minggu dalam wadah kering dan tertutup yang telah diDTT.5. Untuk melakukan DTT pada wadah, rebus wadah tersebut (bila kecil) dengan larutan klorin 0,5% dan rendam selama 20 menit. Bilas sisi dalam wadah dengan air yang telah direbus. Keringkan dengan dianginkan sebelum digunakan.

PEMBUANGAN LIMBAHTujuan pembuangan limbah dengan cara yang aman adalah: Untuk mencega penularan infeksi kepada petugas yang menangani limbah. Untuk mencegah penularan infeksi kepada masyarakat disekitar. Untuk melindungi petugas yang menangani limbah dari luka tusuk.

Limbah medis dapat berupa limbah terkontaminasi maupun tidak terkontaminasi. Limbah yang tak terkontaminasi (seperti kertas dari kantor)tidak menimbulkan resiko infeksi dapat dibuang ketempat sampah umum. Limbah terkontaminasi (darah atau alat/bahan terkontaminasi darah) memerlukan penanganan yang besar untuk mengurangi penularan infeksi kepada petugas klinik maupun kepada masyarakat setempat.

Cara-cara penanganan limbah yang benar:1. Menggunakan sarung tangan rumah tangga (utility gloves).2. Memindahkan limbah terkontaminasi ketempat pembuangan dalam wadah tertutup.3. Membuang alat/benda tajam ke dalam wadah tahan tusuk.4. Menuangkan limbah cair secara hati-hati kedalam saluran pembuangan.5. Membakar atau mengubur limbah padat yang terkontaminasi.6. Mencuci tangan, sarung tangan, dan wadah yang telah digunakan untuk membuang limbah yang dapat menginfeksi.

BAB IIIPENUTUP

3.1 KesimpulanDari makalah ini dapat diambil kesimpulan bahwa pencegahan infeksi adalah Adapun definisi dari pencegahan infeksi adalah mencegah masuknya mikroorganisme patogen atau kuman ke dalam tubuh dan jaringan yang terjadi pada individu, yang menyebabkan berkurangnya daya tahan tubuh sehingga menyebabkan terjangkitnya suatu penyakit.Adapun beberapa langkah untuk mencegah terjadinya infeksi adalah mencuci tangan dengan benar, lalu memproses alat dengan benar dan steril, dan terakhir melakukan setiap tindakan dengan benar tidak keluar dari prosedur yang ada.Setiap individu dapat terjangkit infeksi, oleh karena itu mari kita cegah, agar dalam dunia kerja yang sebenarnya nanti, setiap pasien kita akan jauh terjangkit oleh infeksi.

DAFTAR PUSTAKA

Saifuddin Abdul bari. 2006. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo