Makalah Pelayanan Informasi Obat

10
MAKALAH PELAYANAN INFORMASI OBAT “ANALISIS JURNAL DENGAN METODE PENELITIAN CASE CONTROL (HUBUNGAN PEMBERIAN IMUNISASI BCG DENGAN KEJADIAN TUBERKULOSIS PARU PADA ANAK BALITA DI BALAI PENGOBATAN PENYAKIT PARU-PARU AMBARAWA TAHUN 2007)” DISUSUN OLEH: Zaenita S. Anneswary 1008010157 LiaAfrida 1108010006 LeginaRatnaAyu 1108010007 Rihan Basyiruddin Ahmad 1108010008 DiniRisqianti 1108010010 Nur Indah Riskiani 1108010015 Sulastri 1108010018 MirnaAnnasyaPutri 1108010022 Gita Pradiana 1108010024 NurmayaSiwi 1108010028 Yeny Indah R. 1108010033

description

makalah

Transcript of Makalah Pelayanan Informasi Obat

Page 1: Makalah Pelayanan Informasi Obat

MAKALAH PELAYANAN INFORMASI OBAT

“ANALISIS JURNAL DENGAN METODE PENELITIAN CASE CONTROL (HUBUNGAN PEMBERIAN IMUNISASI BCG DENGAN KEJADIAN TUBERKULOSIS

PARU PADA ANAK BALITA DI BALAI PENGOBATAN PENYAKIT PARU-PARU AMBARAWA TAHUN 2007)”

DISUSUN OLEH:

Zaenita S. Anneswary 1008010157

LiaAfrida 1108010006

LeginaRatnaAyu 1108010007

Rihan Basyiruddin Ahmad 1108010008

DiniRisqianti 1108010010

Nur Indah Riskiani 1108010015

Sulastri 1108010018

MirnaAnnasyaPutri 1108010022

Gita Pradiana 1108010024

NurmayaSiwi 1108010028

Yeny Indah R. 1108010033

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO

2014

Page 2: Makalah Pelayanan Informasi Obat

BAB I

PENDAHULUAN

Jurnal yang akan dianalisis pada makalah ini berjudul “Hubungan Pemberian Imunisasi BCG dengan

Kejadian Tuberkolosis Paru pada Anak Balita di Balai Pengobatan Penyakit Paru-paru Ambarawa Tahun

2007 “yang merupakan penelitian non eksperimen dengan design penelitian studi komparatif yang

bersifat case control (retrospektif). Case control (retrospektif) yaitu penelitian yang berusaha melihat

kebelakang, artinya pengumpulan data dimulai dari efek atau akibat yang telah terjadi. Desain Case

control sering digunakan untuk penyakit yang jarang, case control merupakan satu-satunya penelitian

yang mungkin dilaksanakan untuk mengindentifikasi factor resiko. Kelebihan rancangan case control

diantaranya, adanya kesamaan ukuran waktu antara kelompok kasus dengan kelompok control, adanya

pambatasan atau pengndalian factor resiko sehingga hasil penilitian lebih tajam dibanding dengan hasil

rancangan cross sectional, dan tidak menghadapi kendala etik seperti pada penelitian eksperimen atau

cohort, tidak memerlukan waktu lama (lebih ekonomis). Kekurangan rancangan case control yaitu,

pengukuran variable yang retrospektif (objektifitas dan reliabilitasnya kurang karena subjek penelitian

harus mengingat kembali factor-faktor risikonya), tidak dapat diketahui efek variable luar karena secara

teknis tidak dapat dikendalikan, dan kadang-kadang sulit memilih control yang benar-benar sesuai dengan

kelompok kasus karena banyaknya factor resiko yang harus dikendalikan.

Tahap-tahap penelitian case control ini adalah sebagai berikut :

a.       Identifikasi variable-variabel penelitian (factor risiko dan efek)

b.      Menetapkan objek penelitian (populasi dan sampel)

c.       Identifikasi kasus.

d.      Pemilihan subjek sebagai control.

e.      Melakukan pengukuran “retrospektif” (melihat ke belakang) untuk melihat factor resiko

f.      Melakukan analisis dengan membandingkan proporsi abtara variable-variabel objek penelitian

dengan variable control.

Skema Rancangan Metode Penelitian Case Control

Page 3: Makalah Pelayanan Informasi Obat

BAB II

PEMBAHASAN

1.1. ISI JURNAL

A. LATAR BELAKANG

Jurnal yang dianalisis berjudul “Hubungan Pemberian Imunisasi BCG dengan Kejadian Tuberkolosis

Paru pada Anak Balita di Balai Pengobatan Penyakit Paru-paru Ambarawa Tahun 2007 “. Penelitian ini

merupakan penelitian non eksperimen dengan design penelitian studi komparatif yang bersifat case

control (retrospektif) yang bertujuan untuk mengetahui adanya hubungan antara pemberian imunisasi

BCG dengan kejadian TB Paru pada anak balita di Balai Pengobatan Penyakit Paru Ambarawa.

Penyakit TB paru sampai saat ini masih menjadi masalah kesehatan masyarakat. Prevalensi TB paru

dari tahun ke tahun di kabupaten Semarang tetap tinggi meskipun strategi penanganan yang diterapkan

relatif sama, yaitu pencegahan dengan imunisasi. Pencegahan dengan imunisasi merupakan tindakan

mengakibatkan seseorang mempunyai ketahanan tubuh yang lebih baik, sehingga mampu

mempertahankan diri terhadap penyakit atau masuknya kuman dari luar. Imunisasi terhadap penyakit TB

adalah imunisasi Bacillus Calmette Guerin (BCG) yang telah diwajibkan di beberapa negara dan

direkomendasikan di beberapa negara lainnya. Penyakit TB banyak terjadi pada anak balita di kabupaten

Semarang padahal anak balita tersebut sebagian besar sudah divaksinasi BCG.Infeksi TB banyak terjadi

pada anak–anak yang sejak semula menghasilkan uji Mantoux positif tetapi tetap divaksinasi BCG,

sehingga kemungkinan diantara mereka sudah menderita TB sebelum divaksinasi. Kini diakui vaksinasi

BCG setidaknya dapat menghindarkan terjadinya TB paru berat pada anak, tuberkulosis milier yang

menyebar keseluruh tubuh dan meningitis tuberkulosis yang menyerang otak, yang keduanya bisa

menyebabkan kematian pada anak (Depkes RI, 2001,2002b). Berdasarkan hal tersebut peneliti melakukan

penelitian ini dengan tujuan mengetahui hubungan antara pemberian imunisasi BCG dengan kejadian TB

Paru pada anak balita di Balai Pengobatan Penyakit Paru Ambarawa. Penelitian ini dilaksanakan tanggla

14 Mei-12 Juni 2007.

Penelitian ini bersifat case control (retrospektif) dengan penentuan sampel secara non random

sampling jenis sampling jenuh. Subyek penelitian (responden) pada semua anak balita yang sedang

menjalani pengobatan di Balai Pengobatan Penyakit Paru Ambarawa. Jumlah sampel sebanyak 94

responden (47 kasus dan 47 kontrol). Pengumpulan data dilakukan dengan mengisi kuisioner yang

berbentuk pertanyaan tertutup yang diberikan kepada orang tua balita yang memenuhi sampel.

B. PERUMUSAN MASALAH

Secara khusus masalah penelitian ini dirumuskan ke dalam sub-sub masalah sebagai berikut ini :

- Apakah ada hubungan pemberian imunisasi BCG dengan kejadian tuberkulosis paru pada anak balita di

Balai Pengobatan Penyakit Paru-paru Ambarawa?

Page 4: Makalah Pelayanan Informasi Obat

- Berapa jumlah rata-rata anak balita yang mendapatkan imunisasi BCG di Balai Pengobatan Penyakit

Paru-paru Ambarawa ?

- Berapa jumlah kejadian tuberkulosis paru pada anak balita di Balai Pengobatan Penyakit Paru-paru

Ambarawa?

C. TUJUAN PENELITIAN

Penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui hubungan pemberian Imunisasi BCG dengan kejadian tuberkulosis paru pada

anak balita di Balai Pengobatan Penyakit Paru-paru Ambarawa.

2. Untuk mendapatkan data yang riil mengenai jumlah anak balita yang mendapatkan Imunisasi

BCG di Balai Pengobatan Penyakit Paru-paru Ambarawa.

3. Untuk mengetahui jumlah kejadian tuberkulosis paru pada anak balita di Balai Pengobatan

Penyakit Paru-paru Ambarawa.

D. METODE PENELITIAN

Penelitian ini merupakan penelitian Non Eksperimen dengan design penelitian studi komparatif yang

bersifat Case Kontrol (Retrospektif), adalah suatu penelitian analitik yang menyangkut bagaimana factor

risiko dipelajari dengan menggunakan pendekatan “retrospective” atau penelitian yang berusaha melihat

kebelakang, artinya pengumpulan data dimulai dari efek atau akibat yang telah terjadi. Case Control dapat

dipergunakan untuk mencari hubungan seberapa jauh factor risiko mempengaruhi terjadinya penyakit.

E. PEMBAHASAN

Gambaran Umum Responden Penelitian ini dilakukan di Balai Pengobatan Penyakit Paru-paru

Ambarawa pada tanggal 14 Mei–12 Juni 2007, dengan jumlah responden 94 yang terdiri dari 47

responden sebagai kasus dan 47 responden sebagai kontrol.

Adapun karakteristik responden berdasarkan umur dan jenis kelamin dapat dijelaskan sebagai berikut:

Penderita Tuberkulosis paru pada anak balita yang menjadi subyek penelitian di Balai Pengobatan

Penyakit Paru-paru Ambarawa sebagian besar berumur ≤ 3 tahun (68%). Penderita Tuberkulosis paru

pada anak balita yang menjadi subyek penelitian di Balai Pengobatan Penyakit Paru-paru Ambarawa

sebagian besar berjenis kelamin laki-laki (60%). Berdasarkan hasil tabulasi untuk pemberian imunisasi

BCG dari 94 responden (47 kasus dan 47 kontrol), dapat dijelaskan bahwa sebanyak 91 responden

(96,8%) dan yang tidak mendapat imunisasi BCG sebanyak 3 responden (3,2%). Responden yang

menderita Tuberkulosis Paru sebanyak 47 responden (50%) dan responden yang tidak menderita

Tuberkulosis Paru sebanyak 47 responden (50%).

Page 5: Makalah Pelayanan Informasi Obat

Analisis Bivariat dengan melihat nilai Rasio Odds (OR) dengan interval kepercayaan (CI) 95% yang

dilakukan dengan tabulasi silang (crosstab) dalam Descriptive Statistik. Hasil uji statistik ditunjukkan

dengan nilai OR < 1 yaitu, OR= 0,489 pada variabel pemberian imunisasi BCG dengan interval

kepercayaan batas bawah 0,043 dan batas atas 5,586.Hal ini berarti adanya hubungan antara pemberian

imunisasi BCG dengan kejadian TB Paru.Dengan demikian pemberian imunisasi BCG dapat mengurangi

resiko terjadinya TB Paru pada anak balita.

F. KESIMPULAN

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan hasil yang diperoleh adalah

sebagai berikut :Pertama, Anak balita yang berobat di Balai Pengobatan Penyakit Paru-paru Ambarawa,

sebagian besar responden diberikan imunisasi BCG. Kedua, Kejadian Tuberkulosis paru sebagian besar

terjadi pada anak yang tidak diberikan imunisasi BCG. Ketiga,Ada hubungan yang bermakna secara

statistik antara pemberian imunisasi BCG dengan kejadian Tuberkulosis Paru pada anak balita.

1.2. ANALISIS JURNAL

Jurnal ini menggunakan design penelitian case control karena beberapa alasan, yaitu :

1. Penelitian dilakukan dengan cara membandingkan antara kelompok kasus dan kelompok kontrol

berdasarkan status paparannya. Hal tersebut bergerak dari akibat ( penyakit ) ke sebab ( paparan ).

2. Penelitian dilakukan dengan membandingkan suatu golongan pasien yang menderita penyakit

tertentu dengan pasien yang tidak menderita penyakit tersebut.

3. Penelitian digunakan untuk mencari hubungan seberapa jauh faktor resiko mempengaruhi

terjadinya suatu penyakit.

4. Kriteria pemilihan kasus berasal dari populasi masyarakat dan kriteria inklusi dibuat jelas.

5. Kriteria pemilihan kontrol mempunyai potensi oleh faktor resiko yang sama dengan kelompok

kasus dan tidak menderita penyakit yang di teliti.

BAB III

Page 6: Makalah Pelayanan Informasi Obat

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Jurnal yang dianalisis pada makalah ini menggunakan metode penelitian case control (retrospektif)

yaitu penelitian yang berusaha melihat kebelakang, artinya pengumpulan data dimulai dari efek atau

akibat yang telah terjadi. Jurnal ini disebut menggunakan design penelitian case control karena penelitian

dilakukan dengan cara membandingkan antara kelompok kasus dan kelompok kontrol berdasarkan status

paparannya, penelitian dilakukan dengan membandingkan suatu golongan pasien yang menderita

penyakit tertentu dengan pasien yang tidak menderita penyakit tersebut, penelitian digunakan untuk

mencari hubungan seberapa jauh faktor resiko mempengaruhi terjadinya suatu penyakit, kriteria

pemilihan kasus berasal dari populasi masyarakat dan kriteria inklusi dibuat jelas, dan kriteria pemilihan

kontrol mempunyai potensi oleh faktor resiko yang sama dengan kelompok kasus dan tidak menderita

penyakit yang di teliti.Desain Case control sering digunakan oleh para peneliti karena dibandingkan

dengan kohort, ia lebih murah, lebih cepat memberikan hasil dan tidak memerlukan sampel yang besar.

Bahkan untuk penyakit yang jarang, case control merupakan satu-satunya penelitian yang mungkin

dilaksanakan untuk mengindentifikasi factor resiko. Tetapi metode penelitian case control juga

mempunyai kerugian diantaranya pengukuran variable yang retrospektif, tidak dapat diketahui efek

variable luar karena secara teknis tidak dapat dikendalikan, dan kadang-kadang sulit memilih control

yang benar-benar sesuai dengan kelompok kasus karena banyaknya factor resiko yang harus

dikendalikan.

DAFTAR PUSTAKA

Page 7: Makalah Pelayanan Informasi Obat

Departemen Kesehatan RI. 2002a. Pedoman Nasional Penanggulangan Tuberkulosis,cetakan ke-8.

Jakarta.

Departemen Kesehatan RI. 2002b. Pedoman Nasional Program Imunisasi. Jakarta.

Murniasih,Erni, dan Livana.2007.Hubungan Pemberian Imunisasi BCG dengan

KejadianTuberkolosisParupadaAnakBalita di BalaiPengobatanPenyakitParu-paruAmbarawaTahun

2007.Yogyakarta : Jurnal Kesehatan Surya Medika.

Murti, Bisma. 2011. Desain Studi. Fakultas Kedokteran Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas

Sebelas Maret.

Nursalam. 2003.Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan: Pedoman Skripsi,

Tesis dan Instrumen Penelitian Keperawatan, Edisi 1. Jakarta : Salemba Medika.