Makalah Obat Batuk

21
 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Lata r Bela kang Mas alah Sistem pernafasan berperan penting dalam pertukaran oksigen (O 2 ) dengan karbondioksida (O 2) . Secara fungsion al sistem pencernaa n terdiri dari trakea,  bronkus, bronkiolus, alveolus, dan paru-paru. Alveolus dikelilingi oleh pipa-  pipa kapiler, baik alveolus maupun kapiler tersusun oleh satu lapis sel yang memungkinkan teradinya pertukaran antara O 2  dengan !O 2 . Oksigen dari udara masuk melalui bronkus, bronkiolus, alveolus dan teradi inspirasi lalu masuk ke sirulasi sistematik (darah) dan secara bersamaan !O 2  didifusikan keluar dari pipa-pipa kapiler masuk ke alveolus yang selanutnya dikeluarkan dari tubuh melalui pernapasan. Secara umum fungsi sistem pernapas an untuk tuuan menyediakan oksigen  bagi semua sel tubuh, membuang !O 2  dar i selu ruh tub uh, memban tu  pertahankan tubuh mela"an senya"a asing, dan menghasilkan suara untuk  berbicara. #anyak sekali golongan dan enis obat yang bekera di saluran  pernapasan untuk menaga fungsinya. #atuk merupakan refleks fisiologis kompleks yang melindungi paru dari tra uma mekani k, ki mi a dan suhu. #atuk ug a merupa kan meka nis me  pertahanan paru yang alamiah untuk menaga agar alan nafas tetap bersih dan terbuka dengan alan $ %. &encegah mas ukn ya be nda asi ng ke sal ura n nafa s. 2. &engelu ar kan be nda asi ng atau sekr et ya ng abnormal da ri dalam saluran nafas. #atuk menadi tidak fisiologis bila dirasakan sebagai gangguan. #atuk semacam itu sering kali merupakan tanda suatu penyakit di dalam atau diluar  paru dan kadang-kadang merupakan geala dini suatu penyakit. #atuk 1

description

obat batuk adalah

Transcript of Makalah Obat Batuk

BAB IPENDAHULUAN1.1 Latar Belakang Masalah Sistem pernafasan berperan penting dalam pertukaran oksigen (O2) dengan karbondioksida (O2). Secara fungsional sistem pencernaan terdiri dari trakea, bronkus, bronkiolus, alveolus, dan paru-paru. Alveolus dikelilingi oleh pipa-pipa kapiler, baik alveolus maupun kapiler tersusun oleh satu lapis sel yang memungkinkan terjadinya pertukaran antara O2 dengan CO2. Oksigen dari udara masuk melalui bronkus, bronkiolus, alveolus dan terjadi inspirasi lalu masuk ke sirulasi sistematik (darah) dan secara bersamaan CO2 didifusikan keluar dari pipa-pipa kapiler masuk ke alveolus yang selanjutnya dikeluarkan dari tubuh melalui pernapasan.Secara umum fungsi sistem pernapasan untuk tujuan menyediakan oksigen bagi semua sel tubuh, membuang CO2 dari seluruh tubuh, membantu pertahankan tubuh melawan senyawa asing, dan menghasilkan suara untuk berbicara. Banyak sekali golongan dan jenis obat yang bekerja di saluran pernapasan untuk menjaga fungsinya.Batuk merupakan refleks fisiologis kompleks yang melindungi paru dari trauma mekanik, kimia dan suhu. Batuk juga merupakan mekanisme pertahanan paru yang alamiah untuk menjaga agar jalan nafas tetap bersih dan terbuka dengan jalan :1. Mencegah masuknya benda asing ke saluran nafas.2. Mengeluarkan benda asing atau sekret yang abnormal dari dalam saluran nafas.Batuk menjadi tidak fisiologis bila dirasakan sebagai gangguan. Batuk semacam itu sering kali merupakan tanda suatu penyakit di dalam atau diluar paru dan kadang-kadang merupakan gejala dini suatu penyakit. Batuk mungkin sangat berarti pada penularan penyakit melalui udara ( air borne infection ). Batuk merupakan salah satu gejala penyakit saluran nafas disamping sesak, mengi, dan sakit dada. Sering kali batuk merupakan masalah yang dihadapi para dokter dalam pekerjaannya sehari-hari. Penyebabnya amat beragam dan pengenalan patofisiologi batuk akan sangat membantu dalam menegakkan diagnosis dan penanggulangan penderita batuk.Berdasarkan pembahasan di atas maka penulis tertarik untuk mengambil judul karya tulis ini OBAT BATUK.1.2 Rumusan Masalah1. Apa yang dimaksud dengan batuk?2. Apa penyebab terjadinya batuk?3. Bagaimana mekanisme batuk?4. Apa saja golongan obat batuk?5. Apa saja contoh dari obat batuk yang beredar serta dosis, indikasi, kontra indikasi, dan efek samping yang dimiliki obat tersebut?

1.3 Tujuan Penulisan1. Untuk mengetahui definisi batuk serta patofisiologinya.2. Mengetahui dan memahami penggolongan obat batuk.3. Untuk mengetahui contoh obat yang beredar dipasaran beserta mengetahui dosis, indikasi, kontra indikasi, dan efek samping yang ditimbulkan suatu obat tersebut.1.4 Manfaat Penulisan 1. Penulisan ini dapat digunakan sebagai sarana untuk mengembangkan wawasan tentang bagaimana terjadinya batuk serta penggolongan obat batuk.2. Untuk menambah kajian ilmu pengetahuan tentang obat- obagt yang beredar dipasaran serta mengetahui dosis, indikasi, kontra indikasi, efek samping dan mekanisme kerja obat tersebut dalam mengurangi batuk.

BAB IIHASIL dan PEMBAHASAN2.1 Definisi BatukBatuk dalam bahasa latin disebut tussis adalah refleks yang dapat terjadi secara tiba-tiba dan sering berulang-ulang yang bertujuan untuk membantu membersihkan saluran pernapasan dari lendir besar, iritasi, partikel asing dan mikroba. Batuk dapat terjadi secara sukarela maupun tanpa disengaja.Batuk adalah suatu refleks fisiologi pada keadaan sehat maupun sakit dan dapat ditimbulkan oleh berbagai sebab. Refleks batuk umumnya diakibatkan oleh rangsangan dari selaput lendir saluran pernapasan, yang terletak di beberapa bagian di tenggorokan. Bagian ini sangat peka terhadap berbagai zat perangsang yang dapat mencetuskan batuk. Karena rangsangan saluran pernapasan, maka terjadilah pengeluaran napas secara tiba-tiba dengan kekuatan besar, otot dalam dinding perut dan sekat rongga badan ditekan dengan tiba-tiba ke atas, sehingga angin yang dikeluarkan menggetarkan selaput suara, maka terjadilah batuk. Maka dari itu Batuk bermanfaat untuk mengeluarkan dan membersihkan saluran pernapasan dari dahak, zat-zat perangsang asing, dan unsur infeksi. Dengan demikian batuk merupakan suatu mekanisme perlindungan. Batuk juga merupakan suatu penyakit yang dapat menyebabkan gejala yang serius di dalam paru-paru. Batuk yang tidak berat biasanya akan sembuh tanpa menimbulkan kerusakan yang permanen, tetapipenyakit tersebut tetap harus dicegah atau diatasi sedini mungkin. Pencegahan dan penyembuhan yang tepat sangat diperlukan, terutama pada anak-anak karena mungkin adanya komplikasi dengan penyakit lain.Batuk merupakan sebuah gejala penyakit yang paling umum dimana prevalensinya dijumpai pada sekitar 15 % pada anak-anak dan 20% pada orang dewasa. Satu dari sepuluh pasien yang berkunjung ke praktek dokter setiap tahunnya memiliki keluhan utama batuk. Batuk dapat menyebabkan perasaan tidak enak, gangguan tidur, mempengaruhi aktivitas sehari-hari dan menurunkan kwalitas hidup. Batuk dapat juga menimbulkan berbagai macam komplikasi seperti pneumotoraks, pneumomediastinum, sakit kepala, pingsan, herniasi diskus, hernia inguinalis, patah tulang iga, perdarahan subkonjungtiva, dan inkontinensia urin.

2.2 Gejala dan Penyebab BatukA. Gejala Batuk1. Demam yang tinggi disertai otot tubuh yang kaku2. Bersin-bersin dan hidung tersumbat3. Sakit tenggorokan

B. Penyebab Batuk1. Umumnya disebabkan oleh infeksi di saluran pernapasan bagian atas yang merupakan gejala flu.2. Infeksi saluran pernapasan bagian atas (ISPA).3. Alergi4. Asma atau tuberculosis5. Benda asing yang masuk kedalam saluran napas6. Tersedak akibat minum susu7. Menghirup asap rokok dari orang sekitar8. Masalah emosi dan psikologis (untuk batuk psikogenik)2.3 Patofisiologi BatukRefleks batuk terdiri dari 5 komponen utama; yaitu reseptor batuk, serabut saraf aferen, pusat batuk, susunan saraf eferen dan efektor. Batuk bermula dari suatu rangsang pada reseptor batuk. Reseptor ini berupa serabut saraf non mielin halus yang terletak baik di dalam maupun di luar rongga toraks. Yang terletak di dalam rongga toraks antara lain terdapat di laring, trakea, bronkus dan di pleura. Jumlah reseptor akan semakin berkurang pada cabang-cabang bronkus yang kecil, dan sejumlah besar reseptor didapat di laring, trakea, karina dan daerah percabangan bronkus. Reseptor bahkan juga ditemui di saluran telinga, lambung, hilus, sinus paranasalis, perikardial dan diafragma.Serabut aferen terpenting ada pada cabang nervus vagus, yang mengalirkan rangsang dari laring, trakea, bronkus, pleura, lambung dan juga rangsang dari telinga melalui cabang Arnold dari n. Vagus. Nervus trigeminus menyalurkan rangsang dari sinus paranasalis, nervus glosofaringeus menyalurkan rangsang dari faring dan nervus frenikus menyalurkan rangsang dari perikardium dan diafragma. Pada dasarnya mekanisme batuk dapat dibagi menjadi empat fase yaitu: :

1. Fase iritasiIritasi dari salah satu saraf sensoris nervus vagus di laring, trakea, bronkus besar, atau serat afferen cabang faring dari nervus glosofaringeus dapat menimbulkan batuk. Batuk juga timbul bila reseptor batuk di lapisan faring dan esofagus, rongga pleura dan saluran telinga luar dirangsang.

2. Fase inspirasiPada fase inspirasi glotis secara refleks terbuka lebar akibat kontraksi otot abduktor kartilago aritenoidea. Inspirasi terjadi secara dalam dan cepat, sehingga udara dengan cepat dan dalam jumlah banyak masuk ke dalam paru. Hal ini disertai terfiksirnya iga bawah akibat kontraksi otot toraks, perut dan diafragma, sehingga dimensi lateral dada membesar mengakibatkan peningkatan volume paru. Masuknya udara ke dalam paru dengan jumlah banyak memberikan keuntungan yaitu akan memperkuat fase ekspirasi sehingga lebih cepat dan kuat serta memperkecil rongga udara yang tertutup sehingga menghasilkan mekanisme pembersihan yang potensial.

3. Fase kompresiFase ini dimulai dengan tertutupnya glotis akibat kontraksi otot adduktor kartilago aritenoidea, glotis tertutup selama 0,2 detik. Pada fase ini tekanan intratoraks meninggi sampai 300 cmH2O agar terjadi batuk yang efektif. Tekanan pleura tetap meninggi selama 0,5 detik setelah glotis terbuka . Batuk dapat terjadi tanpa penutupan glotis karena otot-otot ekspirasi mampu meningkatkan tekanan intratoraks walaupun glotis tetap terbuka.

4. Fase ekspirasi/ ekspulsiPada fase ini glotis terbuka secara tiba-tiba akibat kontraksi aktif otot ekspirasi, sehingga terjadilah pengeluaran udara dalam jumlah besar dengan kecepatan yang tinggi disertai dengan pengeluaran benda-benda asing dan bahan-bahan lain. Gerakan glotis, otot-otot pernafasan dan cabang-cabang bronkus merupakan hal yang penting dalam fase mekanisme batuk dan disinilah terjadi fase batuk yang sebenarnya. Suara batuk sangat bervariasi akibat getaran sekret yang ada dalam saluran nafas atau getaran pita suara.

2.4 Jenis-Jenis BatukA. Batuk berdasarkan ProduktivitasnyaBerdasarkan produktivitasnya, batuk dapat dibedakan menjadi menjadi 2 jenis, yaitu batuk berdahak (batuk produktif) dan batuk kering (batuk non produktif).1. Batuk berdahak (batuk produktif)Batuk berdahak ditandai dengan adanya dahak pada tenggorokan. Batuk berdahak dapat terjadi karena adanya infeksi pada saluran nafas, seperti influenza, bronchitis, radang paru, dan sebagainya. Selain itu batuk berdahak terjadi karena saluran nafas peka terhadap paparan debu, polusi udara, asap rokok, lembab yang berlebihan dan sebagainya.2. Batuk kering (batuk non produktif)Batuk yang ditandai dengan tidak adanya sekresi dahak dalam saluran nafas, suaranya nyaring dan menyebabkan timbulnya rasa sakit pada tenggorokan. Batuk kering dapat disebabkan karena adanya infeksi virus pada saluran nafas, adanya faktor-faktor alergi (seperti debu, asap rokok dan perubahan suhu) dan efek samping dari obat (misalnya penggunaan obat antihipertensi kaptopril).B. Batuk berdasarkan waktu berlangsungnyaBerdasarkan waktu berlangsungnya, batuk dapat dibedakan menjadi 3, yaitu batuk akut, batuk sub akut dan batuk kronis.

1. Batuk AkutBatuk akut adalah batuk yang gejala terjadinya kurang dari 3 minggu. Penyebab batuk ini umumnya adalah iritasi, adanya penyempitan saluran nafas akut dan adanya infeksi virus atau bakteri.2. Batuk SubakutBatuk akut adalah batuk yang gejala terjadinya antara 3 8 minggu. Batuk ini biasanya disebabkan karena adanya infeksi akut saluran pernafasan oleh virus yang mengakibatkan adanya kerusakan epitel pada saluran nafas.3. Batuk KronisBatuk kronis adalah batuk yang gejala batuk yang terjadi lebih dari 8 minggu. Batuk ini biasanya menjadi pertanda atau gejala adanya penyakit lain yang lebih berat seperti asma, tuberculosis, bronchitis dan sebagainya.

2.5 Penggolongan Obat BatukObat batuk dapat dibagi menurut titik kerjanya dalam dua golongan besar, yaitu : 1. Zat-zat Sentral (Antitusif)Obat-obat ini menekan rangsangan batuk di pusat batuk yang terletak di sumsum lanjutan dan mungkin bekerja terhadap pusat saraf lebih tinggi di otak dengan efek menenangkan (sedatif). Zat-zat ini dibedakan antara zat-zat yang menimbulkan adiksi dan non-adiksi. a. Zat-zat adiktif Yang termasuk zat-zat ini adalah candu dan kodein, zat ini termasuk kelompok obat opioid, yaitu zat yang memiliki sebagian sifat farmakologi dari opium atau morfin. Berhubungan obat ini mempunyai efek ketagihan (adiksi) maka penggunaanya harus hati-hati dan untuk jangka waktu yang singkat. b. Zat-zat non-adiktif Yang termasuk zat-zat ini adalah noskapin, dekstrometorfan, pentoksiverin. Antihistamin juga termasuk, misalnya prometazin dan difenhidramin. 2. Zat-zat Perifer Obat-obat ini bekerja di perifer dan terbagi dalam beberapa kelompok yaitu : a. Ekspektoran Ekspektoran ialah obat yang dapat merangsang pengeluaran dahak dari saluran pernapasan. Obat ini bekerja melalui suatu refleks dari lambung yang menstimulasi batuk. Sekresi dahak yang bersifat cair diperbanyak secara reflektoris atau dengan jalan efek langsung terhadap sel-sel kelenjar. Obat yang termasuk golongan ini adalah ammonium klorida, gliceryl guaiacolat, ipeka, dan minyak terbang. b. Mukolitik Mukolitk ialah obat yang dapat mengencerkan sekret saluran pernapasan dengan jalan memecah benang-benang mukoprotein dan mukopolisakarida dari sputum. Mukolitik memiliki gugus sulfhydryl bebas dan berdaya mengurangi kekentalan dahak dan mengeluarkannya. Mukolitik digunakan dengan efektif pada batuk dengan dahak yang kental sekali. Zat-zat ini mempermudah pengeluaran dahak yang telah menjadi lebih encer melalui proses batuk atau dengan bantuan gerakan cilia dari epitel. Tetapi pada umumnya zat ini tidak berguna bila gerakan silia terganggu, misalnya pada perokok atau akibat infeksi. Obat-obat yang termasuk kelompok ini adalahasetilkarbosistein, mesna, bromheksin, danambroxol.

c. Emoliensia Memperlunak rangsangan batuk dan memperlicin tenggorokan agar tidak kering, serta memperlunak selaput lendir yang teriritasi. Zat-zat yang sering digunakan adalah sirup (thymi dan altheae), zat-zat lendir (infus carrageen), dan gula-gula, seperti drop (akar manis), permen, pastilles isap, dan sebagainya.

2.6 Contoh-contoh Obat Batuk

A. Zat-zat pereda sental (Antitusif)1. Keodein (F.I): metilmorfin, *CodiprontAlkaloida candu ini memiliki sifat menyerupai morfin, tetapi efek analgetis dan meredakan batuknya jauh lebih lemah, begitu pula efek depresinya terhadap pernapasan. Obat ini banyak digunakan sebagai pereda batuk dan penghilang rasa sakit, biasanya dikombinasi dengan asetosal yang memberikan efek potensiasi. Dosis analgetis yang efektif terletak di anatara 15 60 mg. Sama dengan morfin, kodein juga dapat membebaskan histamine (histamine-liberator).Efek sampingnya jarang terjadi pada dosis biasa dan terbatas pada obstipasi, mual dan muntah, pusing, dan termangu-mangu. Pada anak kecil dapat terjadi konvulsi dan depresi pernapasan. Dalam dosis tinggi dapat menimbulkan efek sentral tersebut. Walaupun kurang hebat dan lebih jarang daripada morfin, obat ini dapat pula mengakibatkan ketagihan.Dosis: oral sebagai aalgetikum dan pereda batuk 3-5 dd 10-40 mg dan maksimum 200 mg sehari. Pada diare 3-4 dd 25-40 mg.

2. NoskapinAlkaloida candu alamiah ini tidak memiliki rumus fenantren, seperti kodein dan morfin, melainkan termasuk dalam kelompok benzilisokinolin seperti alkaloda candu lainnya (papaverin dan tebain). Efek meredakan batuknya tidak sekuat kodein, tetapi tidak mengakibatkan depresi pernapasan atau obstipasi, sedangkan efk sedatifnya dapat diabaikan. Risiko adiksinya ringan sekali. Berkat sifat baik ini, kini obat ini banyak digunakan dalam berbagai sediaan obat batuk popular.Noskapin tidak bersifat analgetis dan merupakan pembebas histamine yang kuat dengan efek bronchokonstriksi dan hipotensi (selewat) pada dosis besar.Efek sampingnya jarang terjad dan berupa nyeri kepala, reaksi kulit, dan perasaan lelah letih tidak bersemangat.Dosis: oral 3-4 kali sehari 15-50 mg, maksimal 250 mg sehari.

3. Dekstrometofan: methoxylevorphanol, Detusif, *Romilar/exp, *Benadryl DMPDerivat-fenantren ini (1953) berkhasiat menekan batuk, yang sama kuatnya dengan kodein, tetapi bertahan lebih lama dan tidak bersifat analgetis, sedative, sembelit, atau adiktif. Mekanisme kerjanya berdasarkan peningkatan ambang pusat batuk di otak. Pada peyalahgunaan dengan dosis tinggi dapat terjadi efek stimulasi SP.Efek sampingnya hanya ringan dan terbatas pada rasa mengantuk, termangu-mangu, pusing, nyeri kepala, dan gangguan lambung-usus.Dosis: oral 3-4 dd 10-20 mg (bromide) p.c., anak-anak 2-6 tahun 3-4 dd 8 mg, 6-12 tahun 3-4 dd 15 mg.

B. Antihistamin1. Prometazin: (phenargen exp)Sebagai antihistaminikum berdaya meredakan rangsangan batuk berkat sifat sedative dan antikolinergik yang kuat.Efek samping antikolinergiknya dapat menyebabkan gangguan buang air kecil dan akomodasi pada manula.Dosis : 3 dd 25-50 mg (garam HCl) d.c., anak-anak diatas 1 tahun 2-4 dd 0,2 mg/kg.2. OksomemazinAdalah derivat dengan khasiat dan penggunaan sama, daya antikolinergiknya lemah.Dosis : 2-3 dd 15 mg, anak-anak 1-2 tahun 2,5-10 mg sehari, 2-5 tahun 10-20 mg sehari, 5-10 tahun 2-3 dd 10 mg.3. Difenhidramin (Benadryl)Sebagai zat antihistamin (H-Blocker), senyawa ini bersifat hipnotis-sedatif dan dengan demikian meredakan rangsangan batuk. Pada bayi dapat menimbulkan perangsangan paradoksal, misalnya mengeringnya selaput lender karena efek antikolinergiknya.Dosis : 3-4 dd 25-50 mgC. Muskolitik 1. Asetilsistein (Fluimucil)Mekanisme aksinya yakni Mengurangi kekentalan / viskositas sekret dengan memecah ikatan disulfida pada mukoprotein, memfasilitasi pengeluaran sekret melalui batuk. Mekanisme ini paling baik pada pH 7-9, sehingga pH sediaan diadjust dengan NaOH. Efek Samping: Reaksi hipersensitivitas (bronkospasme, angioedema, kemerahan, gatal), hipotensi / hipertensi (kadang-kadang), mual, muntah, demam, syncope, berkeringat, arthralgia, pandangan kabur, gangguan fungsi hati, asidosis, kejang, ;cardiac / respiratory arrest.Dosis : Oral 3-6 dd 200 mg atau 1-2 dd 600 mg granulat, anak-anak n2-7 tahun 2 dd 200 mg, dibawah 2 tahun 2 dd 100 mg, Sebagai antidotum keracunan paracetamool , oral 150 mg/kg berat badan dan larutan 5 %, disusul dengan 75 mg/kg setiap 4 jam.

2. BromheksinMekanisme aksinya yakni Bromheksin merupakan secretolytic agent, yang bekerja dengan cara memecah mukoprotein dan mukopolisakarida pada sputum sehingga mukus yang kental pada saluran bronkial menjadi lebih encer, kemudian memfasilitasi ekspektorasi.Efek Samping : Pusing, sakit kepala, berkeringat, kulit kemerahan. Batuk atau bronkospasme pada inhalasi (kadang-kadang). Mual, muntah, diare dan efek samping pada saluran cerna.Dosis : Oral 3-4 dd 8-16 mg (Klorida), Anak-anak 3 dd 1,6 8 mg. Tergantung dari usia.

D. Ekspektoran1. KaliumiodidaIodida menstimulasi sekresi mucus di cabang tenggorokan dan mencairkannya, tetapi sebagai obat batuk (Hampir) tidak efektif.Efek Samping : gangguan tiroid , Struma, Ucticaria dan iod-acne, juga hiperkaliemia( pada fungsi ginjal buruk).Dosis: Pada batuk oral 3 dd 0,5-1 g, maks. 6 g sehari. 2. AmoniumkloridaBerdaya diuretic lemah yang menyebabkan acidosis, yakni kelebihan asam dalam darah. Keasaman darah merangsang pusat pernapasan sehingga frekuensi napas meningkat dan gerakkan bulu getar (cilia) disaluran napas distimulasi. Sekresi dahak juga meningkat. Maka senyawa ini banyak digunakan dalam sediaaan sirop batuk, misalnya obat batuk hitam.Efek Sampingnya : Acidosis ( khusus pada anak-anak dan pasien ginjal) dan gangguan lambung (mual, muntah), berhubung sifatnya yang merangsang mukosa.Dosis : oral 3-4 dd 100-150 mg, maks. 3 g seharinya.

3. Guaifenesin ( Gliserilguaiakolat, Toplexil)Digunakan sebagai ekspektorans dalam berbagai jenis sediaan bentuk popular. Pada dosis tinggi bekerja merelaksasi otot seperti mefenesin.Efek Samping : Iritasi Lambung (mual,muntah) yang dapat dikurangi bila diminum dengan segelas air.Dosis: Oral 4-6 dd 100-200 mg.E. Emolliensia1. Succus Liquiritiae Obat ini banyak digunakan sebagai salah satu komponen dari sediaan obat batuk guna mempermudah pengeluaran dahak dan sebagai bahan untuk memperbaiki rasa.Efek Samping : Pada doosis Tinggidari 3 g sehari berupa nyeri kepala, udema, dan terganggunya keseimbangan elektrolit, akibat efek mineralalokortikoid dan hipernatriema dari asam glycyrrizinat. Dosis : oral 1-3 g sehari.

Tabel-1 berikut bisa Anda jadikan sebagai panduan ringkas dalam memilih obat batuk.Jika batuk AndaPilihlah yang mengandung Contoh obat

Kering (tanpa disertai dahak)AntitusifDekstrometorfan, atau noskapin

Disertai dahakEkspektoranBromheksin, gliseril guajakolat (GG, atau guaifenesin), ambroksol, karbosistein, atau ammonium klorida

Akibat alergi dan disertai dengan hidung melerAntihistaminDifenhidramin, klorfeniramin (CTM), doksilamin, feniramin, atau tripolidin

Disertai dengan napas yang tidak legaDekongestanFenil propanol amin, efedrin, pseudoefedrin, etilefedrin, atau fenilefrin

Beberapa Contoh Sediaan Obat Batuk

1. Benadryl DMP

Kandungan:Difenhidramin (antihistamin, antitusif) Dektrometorfan (antitusif)Fenilefrin (dekongestan)Ammonium klorida (ekspektoran)Natrium sitrat (ekspektoran) Indikasi : Mengurangi batuk yang parah dan membandel serta gangguan saluran pernafasan yang disebabkan oleh pilek, alergi, atau bronkitis Kontra Indikasi Gangguan fungsi hati atau ginjal. Efek Samping Mengantuk, pusing, mulut kering, gangguan saluran pencernaan. Dosis Dewasa : 3-4 kali sehari 1-2 sendok teh. Anak-anak : 3-4 kali sehari -1 sendok teh .

2. Vicks Formula 44

Kandungan:Dekstrometorfan (antitusif) Doksilamin (antihistamin, antitusif) Indikasi:Meredakan batuk yang tidak berdahak atau yang menimbulkan rasa sakit. Kontra Indikasi:Penderita hipersensitif, terhadap obat ini. Efek Samping:Jarang menyebabkan kantul. Mual, pusing, konstipasi. Aturan Pakai:Dewasa: 12 tahun ke atas: 1 sendok takar 3 kali sehari.Anak-anak: 6 - 11 tahun: sendok takar 3 kali sehari.Atau gunakan sesuai petunjuk dokter.1 sendok takar = 5 mL 3. Wood Ekspektoran

Kandungan : Bromhexin (ekspektoran) Guaifenesin (ekspektoran) Indikasi:Meredakan gejala batuk produktif , bronchitis atau emfisema. Kontra indikasi:Ulkus Gi, Hamil, menyusui Efek Samping:Gangguan Pencernaan Dosis:Dewasa dan Anak >12 tahun sehari 3x10 ml.Anak 6-12 thn sehari 3-5 ml

BAB IIIPENUTUP3.1 KesimpulanBatuk adalah suatu refleks fisiologi pada keadaan sehat maupun sakit dan dapat ditimbulkan oleh berbagai sebab. Refleks batuk umumnya diakibatkan oleh rangsangan dari selaput lendir saluran pernapasan, yang terletak di beberapa bagian di tenggorokan. Pada dasarnya mekanisme batuk dapat dibagi menjadi empat fase yaitu: :1. Fase iritasi2. Fase inspirasi3. Fase kompresi4. Fase ekspirasi/ ekspulsi Jenis-Jenis BatukA. Batuk berdasarkan Produktivitasnya1. Batuk berdahak (batuk produktif)2. Batuk kering (batuk non produktif)B. Berdasarkan waktu berlangsungnya1. Batuk Akut2. Batuk Subakut3. Batuk Kronis Penggolongan Obat Batuk 1. Zat-zat Sentral (Antitusif)Zat-zat ini dibedakan antara zat-zat yang menimbulkan adiksi dan non-adiksi. a. Zat-zat adiktif b. Zat-zat non-adiktif 2. Zat-zat Perifer Obat-obat ini bekerja di perifer dan terbagi dalam beberapa kelompok yaitu : a. Ekspektoran b. Mukolitik c. Emoliensia .

DAFTAR PUSTAKA

Aditama T Y, Patofisiologi Batuk, dalam Cermin Dunia Kedokteran no.84,1993,5-7.Hoan Tjay, Drs. Tan dan Raharja., Drs. Kirana.2002. Obat-obat penting edisi keenam.Jakarta. PT.Elex Media KomputindoKatzung, Bertram G.1998. Farmakologi Dasar dan Klinik. Edisi VI. Jakarta: EGCYunus F, Penatalaksanaan Batuk Dalam Praktek Sehari-hari, dalam Cermin Dunia Kedokteran no 84,1993,13-18.http://purwaisontheway.wordpress.com/2010/02/08/tugas-farmol-macam-macam-obat-sistem-pernafasan/Diakses Jumat, 09 Januari 2015 http://medicastore.com/apotik_online/obat_saluran_nafas/dekongestan_dan_obat_hidung_lainnya.htm.Diakses Sabtu 10 Januari 2015http://berbagi-sehat.com/article/12254/peran-perawat-dalam-pemberian-obat.htmlDiakses Sabtu, 110 Januari 201522