MAKALAH TANAMAN OBAT

61
MAKALAH TANAMAN OBAT : BAGIAN TANAMAN YANG DIGUNAKAN DAUN (FOLIUM)

Transcript of MAKALAH TANAMAN OBAT

Page 1: MAKALAH TANAMAN OBAT

MAKALAH

TANAMAN OBAT :

BAGIAN TANAMAN YANG DIGUNAKAN

DAUN (FOLIUM)

Page 2: MAKALAH TANAMAN OBAT

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan

kenikmatan yang tak terhingga, sehingga tugas yang bertemakan “TANAMAN

OBAT, Bagian Tanaman yang Digunakan Daun (Folium)” ini dapat diselesaikan

tanpa hambatan. Sholawat serta salam tak lupa kami sanjungkan kepada Nabi

Muhammad SAW yang telah menjadikan kita sebagai umat uang lebih baik.

Kami ucapkan terima kasih kepada pihak yang telah bersedia membantu

dalam pembuatan makalah ini. Dan tidak lupa pula kami ucapkan terima kasih

kepada Ibu Solikhatun, S.Farm. selaku dosen pengampu pada mata kuliah Biologi

Farmasi yang telah memberikan dorongan kepada kami untuk membuat makalah ini.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih belum sempurna dan banyak

kekurangannya. Oleh karena itu, saran dan kritik yang membangun semangat kami

dengan harapan untuk memperbaiki kekurangan-kekurangan dalam penilaian

berikutnya. Semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca.

Tegal, Februari 2011

Penulis

ii

Page 3: MAKALAH TANAMAN OBAT

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i

KATA PENGANTAR ..................................................................................... ii

DAFTAR ISI .................................................................................................. iii

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................... 1

1.1..............................................................................................Latar

Belakang Masalah .................................................................. 1

1.2..............................................................................................Rumusa

n Masalah .............................................................................. 2

1.3..............................................................................................Tujuan

Penulisan ............................................................................... 2

BAB II TANAMAN OBAT .......................................................................... 3

Bagian Tanaman yang Digunakan Daun (Folium) ......................... 3

KATUK .......................................................................................... 3

KEJI BELING ................................................................................. 5

KETEPENG CINA ......................................................................... 8

KI TAJAM / DANDANG GENDIS ................................................... 11

LAMPES ........................................................................................ 14

LANDIK ......................................................................................... 17

NONA MAKAN SIRIH .................................................................... 20

PANDAN WANGI .......................................................................... 22

POHON MANGKOK / MANGKOKAN ............................................ 26

RANGGA DIPA ............................................................................. 29

SAMBANG COLOK ....................................................................... 32

SAMBUNG NYAWA ...................................................................... 34

SIRIH ............................................................................................. 37

SIRIH MERAH ............................................................................... 40

SISIK NAGA .................................................................................. 42

TARUM ......................................................................................... 45

TEH ............................................................................................... 48

TEMBAKAU ................................................................................... 50

iii

Page 4: MAKALAH TANAMAN OBAT

WIDOSARI .................................................................................... 52

BAB III ANALISIS ...................................................................................... 55

BAB IV PENUTUP ..................................................................................... 56

4.1..............................................................................................Kesimpu

lan .......................................................................................... 56

4.2..............................................................................................Saran

................................................................................................ 56

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 57

iv

Page 5: MAKALAH TANAMAN OBAT

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Sejak dahulu pengobatan dengan memanfaatkan aneka tanaman yang

terdapat di alam, yang dilakukan secara turun temurun diajarkan oleh generasi

yang terdahulu ke generasi selanjutnya. Di daerah pedesaan, tradisi itu

sebagian besar masih dipertahankan. Namun, masyarakat perkotaan umumnya

sudah melupakannya.

Tanaman obat tidak berarti tumbuhan yang ditanam hanya tanaman hias

yang berkhasiat obat. Tanaman obat yang tergolong rempah-rempah atau

bumbu dapur, tanaman pagar, tanaman buah, tanaman sayur atau bahkan

tanaman liar pun dapat ditata di pekarangan sebagai tanaman obat, dapat

dimanfaatkan untuk mengobati dan aneka keperluan sesuai dengan kegunaan

lainnya.

Tanaman obat menjadi alternatif obat yang paling mudah dicari. Tidak

perlu menghabiskan uang untuk membeli dan hanya cukup dengan memetik

tanaman di pekarangan, lalu meraciknya, tanaman tersebut dapat menjadi obat

yang mujarab.

Penemuan-penemuan kedokteran modern yang berkembang pesat

menyebabkan pengobatan tradisional berkesan kampungan atau ketinggalan

zaman. Banyak obat-obatan modern yang dibuat dari tanaman obat. Hanya saja

peracikannya dilakukan secara klinis laboratories sehingga terkesan modern.

Penemuan kedokteran modern pun ternyata mendukung penggunaan obat

tradisional.

Tren gaya hidup yang mengarah kembali ke alam (back to nature)

membuktikan bahwa hal-hal yang alami bukanlah hal yang kampungan atau

ketinggalan zaman. Dunia kedokteran modern pun banyak kembali mempelajari

obat-obatan tradisional. Tanaman berkhasiat ditelaah dan dipelajari secara

ilmiah, hasilnya ternyata mendukung bahwa tanaman obat memang memiliki

kandungan zat-zat atau senyawa yang secara klinis terbukti bermanfaat bagi

kesehatan.

v

Page 6: MAKALAH TANAMAN OBAT

Meskipun pemakaian obat tradisional sebagai tindakan pengobatan

penyakit, tidak berarti pengobatan medis atau kedokteran modern diabaikan.

Penderita tetap boleh dibawa ke rumah sakit, puskesmas atau dokter, terlebih

lagi jika penyakitnya parah.

1.2 Rumusan Masalah

Bagaimana Tanaman Obat yang Digunakan Bagian Daun (Folium) ?

1.3 Tujuan Penulisan

Untuk mengetahui pemanfaatan tanamanobat terutama pada bagian

Daun (Folium).

vi

Page 7: MAKALAH TANAMAN OBAT

BAB II

TANAMAN OBAT

Bagian Tanaman yang Digunakan Daun (Folium)

KATUK

Sinonim : Sauropaus albicus Wight

1. Nama

Nama Ilmiah : Sauropaus androginus (L.) Merr.

Nama Daerah : memata, mata-mata, cekop manis, simasi (Sumatera); katu,

babing, katukan (Jawa); dan kerakur (Madura).

Nama Asing : -

vii

Page 8: MAKALAH TANAMAN OBAT

2. Klasifikasi

Kingdom : Plantae (Tumbuhan)

Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)

Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)

Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)

Kelas : Magnoliopsida (Berkeping dua / dikotil)

Sub Kelas : Rosidae

Ordo : Euphorbiales

Famili : Euphorbiaceae

Genus : Sauropus

Spesies : Sauropus androgynus (L.) Merr.

3. Uraian Tumbuhan

Sosok tanaman katuk berupa perdu yang tumbuh menahun karena

berkesan ramping, katuk sering ditanam beberapa batang sekaligus sebagai

tanam pagar. Tinggi tanaman sekitar 1 -2 m. Batangnya tumbuh tegak. Saat

masih muda, batang berwarna hijau. Setelah tua, warna batang menjadi kelabu

keputihan. Batang berkayu dengan percabangannya jarang. Daunnya

merupakan daun majemuk yang berjumlah genap. Bunganya berbentuk unik dan

berwarna putih semu kemerahan. Kelopaknya keras, buahnya berbentuk bulat,

berukuran kecil, seperti kancing dan berwarna putih. Bijinya beruang empat.

Tanaman tumbuh di dataran rendah hingga 1.200 m dpl. Katuk menyukai

tempat terbuka atau sedikit terlindung dengan struktur tanah yang ringan.

Tanaman ini banyak ditanam di kebun, ladang atau pekarangan.

viii

Page 9: MAKALAH TANAMAN OBAT

KEJI BELING

Sinonim : Sericocalyx crispus (L.) Bremek

1. Nama

Nama ilmiah : Strobilanthes crispus BI.

Nama daerah : daun picah beling (Jakarta); daun keji beling, enyoh kelo

(Jawa Tengah).

Nama asing : fenugreek.

2. Klasifikasi

Kingdom : Plantae (Tumbuhan)

Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)

Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)

Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)

Kelas : Magnoliopsida (Berkeping dua / dikotil)

Sub Kelas : Asteridae

Ordo : Scrophulariales

Famili : Acanthaceae

Genus : Strobilanthes

Spesies : Strobilanthes crispus BI.

ix

Page 10: MAKALAH TANAMAN OBAT

3. Uraian Tumbuhan

Keji beling tumbuh liar di hutan, tepi sungai, tebing-tebing dan sering

ditanam sebagai tanaman pagar di pekarangan atau taman. Tanaman ini

terdapat dari Madagaskar sampai Indonesia, yang tumbuh pada ketinggian 50 m

sampai 1.200 m dpl.

Tumbuhan semak ini memiliki tinggi 0,5 – 1 m. Batang beruas, berbentuk

bulat bercabang-cabang, berambut kasar dan berwarna hijau. Percabangan

yang menyentuh tanah akan keluar akar sehingga bisa dipisahkan dari tanaman

induk. Daun tunggal, bertangkai pendek dengan letak berhadapan. Helaian daun

lanset memanjang atau hampir jurung, tepi bergeligi atau beringgit, ujung

meruncing, pangkal runcing, kedua permukaan kasar, pertulangan menyirip,

panjang 9 – 18 cm, lebar 3 – 8 cm dan berwarna hijau. Perbungaan majemuk,

berkumpul dalam bulir padat, mahkota bunga berbentuk corong, terbagi 5,

panjang 1,5 – 2 cm, berambut dan berwarna kuning. Buah berbentuk gelondong,

berisi 2 – 4 biji. Biji bulat, pipih, kecil-kecil berwarna coklat.

Perbanyakan dengan biji, stek batang atau cabang yang cukup Na.

4. Kandungan Kimia dan Efek Farmakologis

Bahan kimia yang terkandung dalam keji beling di antaranya kalium

dengan kadar tinggi, natrium, kalsium, asam silikat, dan beberapa senyawa

ya. Efek farmakologis keji beling di antaranya peluruh kencing (diuretic)

pencahar.

5. Perbanyakan dan Perawatan Tumbuhan

Perbanyakan keji beling dapat dilakukan dengan setek batang.

Kejidirawat dengan disiram air yang cukup, dijaga kelembapan tanahnya,

Lipupuk dengan pupuk organik.

6. Bagian Tumbuhan yang Digunakan dan manfaatannya

Daun keji beling dapat digunakan untuk mengobati beberapa penyakit

sebagai berikut :

1. Batu ginjal

x

Page 11: MAKALAH TANAMAN OBAT

Cuci 50 g daun keji beling, 7 batang meniran segar, dan 7 lembar

daun sampai bersih, lalu rebus dengan 4 gelas air sampai menjadi

2 gelas. Setelah dingin, saring air rebusan dan minum tiga kali sehari

masing-masing 2/3 gelas.

Cara lainnya, cuci 5 lembar daun keji beling, 5 lembar daun

tempuyung dan 6 buah tongkol jagung, lalu rebus dengan 5 gelas air

bersih sampai tersisa 2 ¼ gelas. Setelah dingin, Baring air rebusan dan

minum tiga kali sehari masing-masing ¾ gelas. Lakukan setiap hari

sampai rasa sakit menghilang.

2. Batu kandung empedu

Cuci 5lembar daun keji beling segar, 7 lembar daun ungu segar

bersih, lalu rebus dengan 3 gelas air sampai tersisa 2 gelas. Air rebusan

diminum seperti teh.

3. Batu kandung kencing

Cuci segenggam daun keji beling dan 1 tongkol jagung muda, lalu

rebus dengan 2 liter air bersih sampai tersisa 1 liter. Setelah dingin,

saring air rebusan dan minum pada pagi dan sore hari masing-masing ½

gelas.

4. Kencing kurang lancar

Cuci 25 g daun keji beling segar sampai bersih kemudian direbus

dengan 2 gelas air selama 15 menit. Setelah dingin, saring air rebusan

lalu minum sekaligus. Lakukan pada pagi atau siang hari.

5. Kencing manis

Rebus 40 g daun keji beling segar, dengan 6 gelas air sampai air

tersisa 3 gelas (untuk 3 hari). Setelah dingin, saring air rebusan dan

minum tiga kali masing-masing 1 gelas sehari.

6. Sembelit

Cuci setengah genggam daun keji beling segar sampai bersih, lalu

rebus dengan 2 gelas air sampai tersisa 1 gelas. Setelah dingin, saring

air rebusan dan minum dua kali sehari masing-masing 1/2 gelas.

7. Wasir

Rebus 40 g daun keji beling segar dengan 6 gelas air sampai

tersisa 3 gelas (untuk 3 hari). Setelah dingin, saring air rebusan dan

minum tiga kali sehari masing-masing 1 gelas per hari.

xi

Page 12: MAKALAH TANAMAN OBAT

KETEPENG CINA

Sinonim : Smilax macrocarpa B1.

1. Nama

Nama ilmiah : Cassida alata L.

Nama daerah : daun kupang (Melayu), ki manila (Sunda), ketepeng cina

(Jawa Tengah), acong-acong (Madura), tabakum

(Tidore),kupang-kupang (Ternate).

Nama asing : seven golden candlestick (Inggris), dui ye dou (Cina) .

2. Klasifikasi

Kingdom : Plantae (Tumbuhan)

Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)

Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)

Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)

Kelas : Magnoliopsida (Berkeping dua / dikotil)

Sub Kelas : Rosidae

xii

Page 13: MAKALAH TANAMAN OBAT

Ordo : Fabales

Famili : Fabaceae (suku polong-polongan)

Genus : Cassia

Spesies : Cassia alata L.

3. Uraian Tumbuhan

Ketepeng cina (Cassia alata) merupakan jenis perdu yang besar dan

banyak tumbuh secara liar di tempat-tempat yang lembab. Kini tumbuhan ini

sering dipelihara sebagai perindang halaman rumah/gedung. Ketepeng Cina

atau sering disebut sebagai ketepeng kerbau mempunyai ukuran daun besar-

besar dengan bentuk bulat telur yang letaknya berhadap-hadapan satu sama

lain dan terurai lewat ranting daun (bersirip genap). Bunga ketepeng cina

mempunyai mahkota yang pada bagian bawahnya berwarna kuning dan ujung

kuncup pada tandan berwarna coklat muda. Buahnya berupa buah polong yang

bersayap dan pipih berwarna hitam. Ketepeng Cina tumbuh subur pada dataran

rendah sampai ketinggian 1400 meter di atas permukaan laut.

4. Kandungan Kimia dan Efek Farmakologis

Ketepeng cina memiliki rasa pedas dan bersifat hangat. Beberapa

bahan kimia yang terkandung dalam tanaman ini diantaranya tannin, rein

aloe-emodina, rein aloe-emodina-diantron, rein aloe-emodina, dan asam

krisofanat.

Efek farmakologis yang dimiliki olehketepeng cina diantaranya sebagai

pencahar, obat cacing, penghilang gatal-gatal, dan obat kelainan kulit yang

disebabkan oleh parasit kulit.

5. Perbanyakan dan Perawatan Tumbuhan

Perbanyakan ketepeng cina dapat dilakukan dengan biji. Ketepeng

cina dirawat dengan disiram air yang cukup, dijaga kelembapan tanahnya d

an dipupuk dengan pupuk organik.

xiii

Page 14: MAKALAH TANAMAN OBAT

6. Bagian Tumbuhan yang Digunakan dan Pemanfaatannya

Daun ketepeng cina dapat dimanfaatkan untuk mengobati beberapa

penyakit sebagai berikut :

1. Cacing kremi pada anak

Rebus 7 lembar daun ketepeng cina, asam secukupnya (untuk

menghilangkan bau), dan 2 sendok teh bubuk akar kelembak (Rheum

officinale Baill) dalam 2 gelas air sampai airnya tersisa 1 gelas. Saring

hasil rebusan, lalu minum saat masih hangat.

2. Panu, kurap dan eksim

Lumatkan satu genggam daun ketepeng cina segar, lalu

tambahkan sedikit tawas (atau 1 sendok makan kapur sirih). Gosokkan

campuran ini dengan kuat pada kulit yang sakit dua kali sehari.

3. Sariawan

Cuci bersih 4 lembar daun ketepeng cina, lalu kunyah dengan

garam secukupnya (seperti mengunyah sirih) selama beberapa menit. Air

daun ketepeng cina ditelan, sedangkan ampasnya dibuang.

4. Sembelit

Rebus 7 lembar daun ketepeng cina muda segar dengan 2 gelas

air sampai tersisa 1 gelas. Minum hasil rebusan sekaligus.

xiv

Page 15: MAKALAH TANAMAN OBAT

Ki Tajam / Dandang Gendis

Sinonim : Clinacanthus burmani Nees

1. Nama

Nama ilmiah : Clinacanthus nutans Lindau.

Nama daerah : ki tajam (Sunda), dandang gendis (Jawa), gendis (Jawa

Tengah).

Nama asing : -

2. Klasifikasi

Famili : Achantaceae

xv

Page 16: MAKALAH TANAMAN OBAT

3. Uraian Tumbuhan

Tanaman perdu tahunan, tinggi lebih kurang 2,5 meter. Batang berkayu,

tegak, beruas dan berwarna hijau. Daun tunggal, berhadapan, bentuk lanset,

panjang 8-12 mm, lebar 4-6 mm, bertulang menyirip, berwarna hijau. Bunga

majemuk, bentuk malai, di ketiak daun dan di ujung batang, mahkota bunga

berbentuk tabung, panjang 2-3 cm berwarna merah muda. Buah kotak, bulat

memanjang berwarna coklat. Bagian yang digunakan daun.

4. Kandungan Kimia dan Efek Farmakologis

Beberapa bahan kimia yang terkandung dalam ki tajam diantaranya

saponin dan polifenol. Efek farmakologis yang dimiliki oleh ki tajam diantaranya

mengefektifkan fungsi kelenjar tubuh, meningkatkan sirkulasi diuretic,

antidemam dan antidiare.

5. Perbanyakan dan Perawatan Tumbuhan

Perbanyakan ki tajam dapat dilakukan dengan setek batang. Ki tajam

dirawat dengan disiram air yang cukup, dijaga kelembapan tanahnya dan

dipupuk dengan pupuk organik. Tumbuhan ini memerlukan cukup sinar matahari.

xvi

Page 17: MAKALAH TANAMAN OBAT

6. Bagian Tumbuhan yang Digunakan dan Pemanfaatannya

Daun segar ki tajam dapat dimanfaatkan untuk mengobati beberapa

penyakit sebagai berikut :

1. Disentri

Rebus segenggam daun segar ki tajam dalam 5 gelas air sampai

tersisa 3 gelas. Minum air rebusan tiga kali sehari masing-masing 1 gelas.

2. Kencing manis

Rebus 7 lembar (untuk sakit ringan/gejala awal) atau 21 lembar (untuk

sakit berat) daun segar ki tajam dalam 2 gelas air sampai tersisa 1 gelas.

Setelah dingin, minum air rebusan dua kali sehari.

3. Susah kencing

Rebus 1,5 g daun ki tajam segar dalam air 1 gelas selama 15 menit.

Setelah dingin, saring air rebusannya, lalu minum sekaligus satu kali sehari.

xvii

Page 18: MAKALAH TANAMAN OBAT

LAMPES

Sinonim : Acimi sancti Folium

1. Nama

Nama ilmiah : Ocimum sanctum L.

Nama daerah : lampes (Jawa Tengah), lampes (Sunda), kemanghi

(Madura), uku-uku (Bali), lufe-lufe (Ternate).

Nama asing : -

2. Klasifikasi

Kingdom : Plantae (Tumbuhan)

Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)

Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)

Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)

Kelas : Magnoliopsida (Berkeping dua / dikotil)

xviii

Page 19: MAKALAH TANAMAN OBAT

Sub Kelas : Asteridae

Ordo : Lamiales

Famili : Lamiaceae

Genus : Ocimum

Spesies : Ocimum sanctum L.

3. Kandungan Kimia dan Efek Farmakologis

Lampes memiliki rasa agak pahit dan bersifat dingin. Beberapa bahan

kimia yang terkandung dalam daun lampes diantaranya minyak asiri, saponin,

flavonoid dan tannin. Sementara bijinya mengandung saponin, flavonoid dan

polifenaol. Efek farmakologis lampes diantaranya untuk diaforetikum.

4. Perbanyakan dan Perawatan Tumbuhan

Perbanyakan tumbuhan lampes dengan menggunakan biji. Biji dirawat

dengan disiram air yang cukup, dijaga kelembapan tanahnya, dan dipupuk

dengan pupuk organik. Tumbuhan ini memerlukan tempat yang terbuka atau

sedikit terlindung.

5. Bagian Tumbuhan yang Digunakan dan Pemanfaatannya

Lampes dapat dimanfaatkan untuk mengobati beberapa penyakit sebagai

berikut.

1. Peluruh air susu ibu (ASI)

Cuci bersih 25 g daun lampes segar, lalu makan sebagai lalap setiap

hari.

2. Rematik

Cuci 25 g daun lampes, lalu blender. Tambahkan sedikit cuka, lalu

saring air jusnya dan minum. Lakukan pengobatan dua kali sehari dengan

dosis sama.

3. Sariawan

Lumatkan daun lampes, lalu tempelkan atau peras airnya terlebih

dahulu sebelum ditempelkan di bagian yang sakit.

4. Tegang saraf

xix

Page 20: MAKALAH TANAMAN OBAT

Cuci 25 g daun lampes, lalu blender. Tambahkan sedikit cuka, lalu

saring air jusnya dan minum. Lakukan pengobatan dua kali sehari dengan

dosis sama.

xx

Page 21: MAKALAH TANAMAN OBAT

LANDIK

Sinonim : Balreria lupulina Lind.

1. Nama

Nama ilmiah : Balreria lupulina Lindl.

Nama daerah : landak, sujen trus (Jawa)

Nama asing : hua ye jia du juan (Cina)

2. Klasifikasi

Bangsa : Solanales

Suku : Acanthaceae

Marga : Balreria

Jenis : Balreria lupulina Lindl.

xxi

Page 22: MAKALAH TANAMAN OBAT

3. Uraian Tumbuhan

Tumbuhan ini berasal dari Madagaskar dan dapat ditemukan sampai

ketinggian 100 m dpl. Tumbuh liar di hutan dan di ladang/di tanam di halaman

tanaman hias, tanaman pagi dan sebagai tumbuhan obat.

Perdu bercabang banyak, tinggi 1-2 m, berduri, batang berkayu, warna

coklat tua. Daun tunggal, letak berhadapan, bertangkai pendek, pada pangkal

tangkai terdapat sepasang duri yang kuat dan tajam berwarna merah ungu. Helai

daun lanset, panjang 4-8 cm, lebar 1-2 cm, ujung runcing, pangkal menyempit,

tepi rata, berambut halus berwarna putih, warna daun hijau mengkilap,

pertulangan sejajar dengan ibu tulang daun di tengah berwarna kuning. Bunga

berwarna kuning emas, berkumpul dalam rangkaian berbentuk bulir yang keluar

di ujung batang. Buahnya buah kotak bulat hijau. Biji bulat pipih, coklat

kehitaman. Perbanyakan dengan stek batang. Nama Simplisia : Barleriae

lupulinae Folium (daun landak).

4. Kandungan Kimia dan Efek Farmakologis

Landak memiliki rasa pedas, pahit dan bersifat hangat. Beberapa bahan

kimia yang terkandung dalam batang dan akar landak diantaranya polifenol,

sapoin dan flavonoid. Sementara daunnya mengandung polifenol.

Efek farmakologis landak diantaranya untuk melancarkan aliran meridian.

Daun landak digunakan untuk mengobati gigitan ular berbisa dan anjing,

bengkak terpukul atau terjatuh, bisul, luka berdarah, koreng dan rematik.

5. Perbanyakan dan Perawatan Tumbuhan

Perbanyakan tumbuhan landik dengan menggunakan setek. Landik

dirawat dengan disiram air yang cukup, dijaga kelembapan tanahnya, dan

dipupuk dengan pupuk organik.

xxii

Page 23: MAKALAH TANAMAN OBAT

6. Bagian Tumbuhan yang Digunakan dan Pemanfaatannya

Daun landik dapat digunakan untuk mengobati beberapa penyakit

sebagai berikut :

1. Bisul, luka berdarah, koreng, dan bengkak karena terpukul

atau jatuh

Rebus 9 g daun landik dengan 3 gelas air sampai tersisa 1 gelas.

Saring air rebusan dan minum dua kali sehari masing-masing 1/2 gelas.

2. Digigit ular berbisa

Rebus 9 g daun landik dengan 2 gelas air sampai tersisa 1 gelas.

Minum air rebusannya sekaligus saat hangat. Untuk pemakaian luar,

lumatkan daun landik, lalu tempelkan pada bagian yang terkena gigitan.

3. Rematik dan encok

Cuci bersih 15 g daun landik segar, lalu tumbuk halus dan tambalhkan

1/4 sendok teh kapur sirih. Aduk sampai menjadi adonan dan balurkan pada

bagian tubuh yang sakit.

xxiii

Page 24: MAKALAH TANAMAN OBAT

NONA MAKAN SIRIH

Sinonim : Clerodendrum thomsonae Balf.F

1. Nama

Nama ilmiah : Clerodendrum thomsonae Balf.F.

Nama daerah : nona makan sirih (Sunda)

Nama asing : glory bower (Inggris), long tu zhu (Cina)

2. Klasifikasi

Kingdom : Plantae (Tumbuhan)

Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)

Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)

Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)

Kelas : Magnoliopsida (Berkeping dua / dikotil)

Sub Kelas : Asteridae

Ordo : Lamiales

Famili : Lamiaceae

Genus : Cleorodendrum

Spesies : Clerodendrum thomsonae Balf.F.

xxiv

Page 25: MAKALAH TANAMAN OBAT

3. Uraian Tumbuhan

Tanaman ini biasa di tanam sebagai tanaman hias di halaman atau di

taman-taman, dan dapat ditemukan sampai ketinggian 1,000 m dpl. Asalnya dari

Afrika tropis, dapat ditanam di pot atau di tanah, menyukai lokasi yang sedikit

terlindung atau terkena matahari penuh untuk berbunga bagus. Perdu memanjat

atau merambat, tinggi 2-5 m. Tanaman ini mempunyai ranting muda yang

bentuknya persegi empat. Daun tunggal, bertangkai, bentuknya bulat telur

memanjang, ujung runcing, tepi rata. Bunga keluar dari ujung ranting atau ketiak

daun, dalam rangkaian yang bersifat rasemos, warnanya merah berseludang

putih kekuningan, buah bulat warnanya hijau dengan 2-4 biji, bila masak

warnanya coklat hitam. Perbanyakan dengan biji, stek atau pemecahan akar.

4. Kandungan Kimia dan Efek Farmakologis

Bahan kimia yang terkandung dalam nona makan sirih masih belum

banyak diketahui. Sementara efek farmakologis nona makan sirih di antaranya

menghilangkan pangs dan racun (toksin).

5. Perbanyakan dan Perawatan Tumbuhan

Perbanyakan tumbuhan nona makan sirih dengan menggunakan setek

batang. Nona makan sirih dirawat dengan disiram air yang cukup, dijaga

kelembapan tanahnya, dan dipupuk dengan pupuk organik.

6. Bagian Tumbuhan yang Digunakan dan Pemanfaatannya

Daun nona makan sirih dapat digunakan untuk mengobati beberapa

penyakit berikut :

1. Radang kronis selaput gendang telinga (pada anak-anak)

Cuci bersih 10-15 g daun nona makan sirih, lalu rebus dengan 3 gelas

air hingga tersisa 1 gelas. Saring air rebusannya, lalu minum dua kali sehari

masing-masing 1/2 gelas.

2. Kencing batu dan pelancar air seni

Cuci bersih 15 g daun nona makan sirih segar, lalu rebus dengan 3

gelas air selama 15 menit. Setelah dingin, saring air rebusan, lalu bagi dug

untuk diminum 2 kali pada waktu pagi dan sore hari.

xxv

Page 26: MAKALAH TANAMAN OBAT

PANDAN WANGI

Sinonim : Pandanus amaryllifolius Roxb.

1. Nama

Nama ilmiah : Pandanus amaryllifolius Roxb

Nama daerah : pandan wangi (Jawa); seuke musan (Aceh); pandan

musang (Sumbar); pamdam jau (Batak); pandan bunga

(Sumbar); pandan rempai, pandan wangi (Jakarta); pandan

rampe, pandan seungit wangi (Sunda); pondang (Minahasa).

Nama asing : glory bower (Inggris), long tu zhu (Cina)

2. Klasifikasi

Kingdom : Plantae (Tumbuhan)

Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)

Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)

Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)

Kelas : Liliopsida (Berkeping satu / Monokotil)

Sub Kelas : Arecidae

xxvi

Page 27: MAKALAH TANAMAN OBAT

Ordo : Pandanales

Famili : Pandanaceae

Genus : Pandanus

Spesies : Pandanus amaryllifolius Roxb.

3. Uraian Tumbuhan

Pandan wangi tumbuh di daerah tropis dan banyak di tanam di halaman

atau di kebun. Pandan kadang tumbuh liar di tepi sungai, tepi rawa, dan di

tempat-tempat yang agak lembap, tumbuh subur dari daerah pantai sampai

daerah dengan ketinggian 500 m dpl. Perdu tahunan, tinggi 1-2 m, batang bulat

dengan bekas duduk daun, bercabang, menjalar, akar tunjang keluar di sekitar

pangkal batang dan cabang. Daun tunggal, duduk, dengan pangkal memeluk

batang, tersusun berbaris tiga dalam garis spiral. Helai daun berbentuk pita, tipis,

licin, ujung runcing, tepi rata, bertulang sejajar, panjang 40-80 cm, lebar 3-5 cm,

berduri tempel pada ibu tulang daun permukaan bawah bagian ujung-ujungnya,

warna hijau. Bunga majemuk, bentuk bongkol, warnanya putih. Buahnya buah

batu, menggantung, bentuk bola, diameter 4-7,5 cm, dinding buah berambut,

warnanya jingga. Pandan wangi selain sebagai rempah-rempah juga digunakan

sebagai bahan baku pembuatan minyak wangi. Daunnya harum kalau diremas

atau diiris-iris, sering digunakan sebagai bahan penyedap, pewangi dan pemberi

warna hijau pada masakan atau penganan. Irisan daun pandan muda dicampur

bunga mawar, melati, cempaka dan kenanga,, sering diselipkan di sanggul

supaya rambut menjadi harum, atau diletakkan diantara pakaian dalam lemari.

Daun pandan yang diiris kecil-kecil juga digunakan untuk campuran bunga

rampai atau bunga tujuh rupa. Perbanyakan dengan pemisahan tunas-tunas

muda, yang tumbuh diantara akar-akarnya.

4. Kandungan Kimia dan Efek Farmakologis

Pandan wangi mempunyai bau yang harum (aromatik) dan bersifat sejuk.

Beberapa bahan kimia yang terkandung dalam pandan wangi di antaranya

alkaloida, saponin, flavonoid, tanin, polifenol, dan zat warna.

Efek farmakologis pandan wangi di antaranya menguatkan saraf

(tonikum), menambah nafsu makan (stomachica) dan penenang (sedative),

lemah saraf (neurastenia), tidak nafsu makan, sakit disertai gelisah, tekanan

xxvii

Page 28: MAKALAH TANAMAN OBAT

darah tinggi (hipertensi), rematik, pegal linu, menghitamkan rambut, rambut

rontok, dan ketombe.

5. Perbanyakan dan Perawatan Tumbuhan

Perbanyakan tumbuhan pandan wangi dengan menggunakan anakan

atau setek batang. Pandan wangi dirawat dengan disiram air yang cukup, dijaga

kelembapan tanahnya, dan dipupuk dengan pupuk dasar. Tumbuhan ini

memerlukan cukup sinar matahari.

6. Bagian Tumbuhan yang Digunakan dan Pemanfaatannya

Daun segar pandan wangi dapat digunakan untuk mengobati beberapa

penyakit berikut :

1. Ketombe

Cuci bersih 7 lembar daun pandan wangi segar, lalu tumbuk sampai

halus. Tambahkan 100 ml air, aduk rata, lalu saring. Oleskan campuran

tersebut pada kulit kepala sampai merata. Diamkan selama 30 menit, lalu

bilas rambut dengan air. Lakukan secara teratur.

2. Lemah saraf (neurastenia)

Cuci bersih 5 lembar daun pandan wangi segar, lalu potong kecil-

kecil. Rebus dengan 60o ml air sampai tersisa 400 ml. Setelah dingin, saring

air rebusannya lalu minum dua kali sehari (pagi dan sore hari) masing-

masing 200 ml.

3. Menghitamkan rambut

Cuci bersih 7 lembar daun pandan wangi segar dan 5 lembar daun

mangkokan (Nothopanax scutellarium). Potong kecil-kecil semua bahan,

tambahkan 1 liter air, lalu rebus sampai air berwarna hijau. Dinginkan dan

embunkan air rebusan selama semalam. Gunakan air rebusan tersebut untuk

mencuci rambut. Lakukan 3 kali dalam seminggu sampai terlihat hasilnya.

4. Rambut rontok

Cuci bersih 2 lembar daun pandan wangi segar, 5 lembar daun

mangkokan (Nothopanax scutellarium), 10 lembar daun waru muda (Hibiscus

tiliaceus), 10 kuntum bunga melati (Jasminum sambac A.), 1 kuntum bunga

mawar (Rosa chinensis Jasq.), 60 g daun orang-aring (Eclipta alba L.), loo ml

minyak wijen (Sesanum indicum), 100 ml minyak kemiri (Aleurites molumlana

Willd.), dan loo ml minyak kelapa (Cocos nucifera). Campur semua bahan,

xxviii

Page 29: MAKALAH TANAMAN OBAT

lalu rebus sampai mendidih dengan menggunakan panci email. Setelah

dingin, saring air rebusan, lalu oleskan pada kulit kepala sambil dipijat-pijat.

5. Rematik dan pegal linu

Cuci bersih 5 lembar daun pandan wangi segar dan batang sereh

(Cymbopogon nardus L.) secukupnya, lalu tumbuk halus. Tambahkan iinyak

kayu putih (Mellaleuca leucadendron L.) dan minyak gandapura

(Abelmoschus moschatus Medik.) secukupnya. Aduk sampai merata, lalu

eskan atau gosokkan pada bagian tubuh yang sakit.

6. Tekanan darah tinggi (hipertensi)

Cuci bersih daun pandan wangi segar, lalu potong kecil-kecil. Rebus

tongan daun pandan dengan 400 ml air sampai tersisa 200 ml. Setelah ton,

saring air rebusannya, lalu minum sekaligus satu kali sehari.

7. Tidak nafsu makan

Cuci bersih lo g daun pandan wangi segar, lalu potong kecil-kecil.

Seduh Dngan daun pandan dengan 1/2 gelas air panas. Setelah dingin,

saring, minum dua kali sehari pada pagi dan sore masing-masing 1/4 gelas.

xxix

Page 30: MAKALAH TANAMAN OBAT

POHON MANGKOK / MANGKOKAN

Sinonim : N. cochleatum, (Lamk.), Miq = Polyscias scutellaria, (Burm.f.), Fosb.

= Panax cocheatum. DC.

1. Nama

Nama ilmiah : Nothopanax scutellarium Merr.

Nama daerah : godong mangkokan (Jawa); daunkoin, daun mangkok, daun

papeda (Melayu); puring (Madura); mamanukan (Sunda).

Nama asing : saucer leaf, shell leaf (Inggris)

2. Klasifikasi

Famili : Araliaceac

xxx

Page 31: MAKALAH TANAMAN OBAT

3. Uraian Tumbuhan

Tumbuhan ini sering ditanam sebagai tanaman hias atau tanaman pagar,

walaupun dapat ditemukan tumbuh liar di ladang dan tepi sungai. Mangkokan di

sini jarang atau tidak pernah berbunga, menyukai tempat terbuka yang terkena

sinar matahari atau sedikit terlindung dan dapat tumbuh pada ketinggian 1 – 200

m dpl. Perdu tahunan, tumbuh tegak, tinggi 1-3 m. Batang berkayu, bercabang,

bentuknya bulat,panjang dan lurus. Daun tunggal, bertangkai, agak tebal,

bentuknya bulat berlekuk seperti mangkok, pangkal berbentuk jantung, tepi

bergerigi, diameter 6-12 cm, pertualangan menyirip, warnanya hijau tua. Bunga

majemuk, bentuk payung, warnanya hijau. Buahnya buah buni, pipih, hijau. Bijih

kecil, keras dan berwarna coklat. Zaman dahulu, dalam keadaan darurat

daunnya digunakan sebagai piring atau mangkok untuk makan bubur sagu

sehingga dinamakan daun mangkok. Daun muda dapat dimakan sebagai lalap,

urapan mentah, atau rebus dan dibuat sayur. Daunnya juga dapat dimanfaatkan

untuk makanan ternak. Perbanyakan dengan setek batang.

4. Kandungan Kimia dan Efek Farmakologis

Beberapa bahan kimia yang terkandung dalam pohon mangkok di

antaranya alkaloid, saponin, flavonoid, polifenol, lemak, kalsium, fosfor, besi,

serta vitamin (A, B, dan C).

Efek farmakologis pohon mangkok di antaranya anti-inflamasi,

antiradang, peluruh air seni, dan antirambut rontok.

5. Perbanyakan dan Perawatan Tumbuhan

Perbanyakan tumbuhan pohon mangkok dengan menggunakan setek.

Setek dapat ditanam langsung atau disemaikan. Pohon mangkok dirawat

dengan disiram air yang cukup, dijaga kelembapan tanahnya, dan dipupuk

dengan pupuk dasar.

6. Bagian Tumbuhan yang Digunakan dan Pemanfaatannya

Daun segar pohon mangkok dapat digunakan untuk mengobati beberapa

penyakit berikut :

xxxi

Page 32: MAKALAH TANAMAN OBAT

1. Bau keringat

Rebus 13 g daun mangkokan dengan 3 gelas air sampai tersisa 2 gelas.

Setelah dingin, minum air rebusannya dua kali pada pagi dan sore hari

masing-masing 1 gelas. Cara lainnya, makan daun mangkokan muda

secukupnya sebagai lalap.

2. Luka

Cuci bersih daun mangkokan segar secukupnya, lalu giling sampai

halus. Balurkan campuran ini pada bagian yang luka, lalu balut. Lakukan

pengobatan tiga kali sehari.

3. Rambut rontok

Cuci bersih 25 g daun mangkokan segar, potong kecil-kecil, lalu

tambahkan loo ml minyak kelapa. Remas-remas daun mangkokan dan peras

airnya. Oleskan air perasan pada kulit kepala seperti menggunakan minyak

rambut sambil dipijat-pijat.

xxxii

Page 33: MAKALAH TANAMAN OBAT

RANGGA DIPA

Sinonim : Clerodendron fortunatum B1

1. Nama

Nama ilmiah : Clerodendron indicum (L.) O. Ktje

Nama daerah : daun apium,s ekar petak (Jawa), biduyuk, mamadatan

(Jakarta), genje (Sunda)

Nama asing : cang guan jia mo li (Cina)

2. Klasifikasi

Bangsa : Verbenales

Suku : Verbenaceae

Marga : Clerodendron

Jenis : Clerondendron indicum (L.) O. the.

xxxiii

Page 34: MAKALAH TANAMAN OBAT

3. Uraian Tumbuhan

Rangga dipa tumbuh liar di hutan, ladang dan kadang ditanam di

halaman dekat pagar. Tanaman ini bisa ditemukan sampai ketinggian 1.200 m

dpl.

Perdu, tegak, tinggi 1-3 m. Warna batang hijau, retak-retak membujur,

dan berongga di tengah, daun tunggal, bertangkai pendek, letak berkarang,

berbentuk memanjang sampai lanset, ujung panjang, pangkal menyempit, tepi

rata, tulang daun menyirip, panjang 7-15 cm, lebar 1,5-2 cm, berwarna hijau tua

mengkilap. Bunga majemuk, berkumpul dalam bentuk payung yang keluar dari

ketiak daun dan ujung tangkai, berwarna putih kekuningan, buah berbentuk

bulat. Nama simplisia : Clerodendrin indici Folium

4. Kandungan Kimia dan Efek Farmakologis

Kandungan kimia rangga dipa belum banyak diketahui. Namun, anggota

famili Verbenaceae itu memiliki sifat pahit, sejuk, dan deuretik alias peluruh

urine. Akarnya untuk mengatasi asma dan penyakit kulit. Sementara daunnya

untuk mengobati asma dan rematik.

5. Cara Budi Daya

Perbanyakan tanaman dengan biji dan setek. Pemeliharaan mudah, perlu

cukup air untuk menjaga kelembapan dan pemupukan, terutama pupuk dasar.

6. Bagian Tanaman yang Digunakan dan Pemanfaatannya

Hanya daun yang lazim dimanfaatkan sebagai obat untuk beragam

penyakit :

1. Radang saluran kencing dan radang kandung kemih

Rangga dipa digunakan untuk menyembuhkan radang saluran kencing

radang kandung kemih. Caranya dengan merebus rangga dipa dan rumput

lidah ular secukupnya dalam 3 gelas air hingga airnya tersisa 1 gelas. Hasil

rebusan itu kemudian diminum.

xxxiv

Page 35: MAKALAH TANAMAN OBAT

2. Keseleo dan rematik

Sekitar 10-15 gram daun rangga dipa yang telah dicuci bersih direbus

dengan 3 gelas air hingga mendidih. Biarkan ramuan hingga yang tersisa 1

gelas. Setelah dingin, Baring hasil rebusan dan minum. Untuk obat luar, cuci

bersih daun rangga dipa secukupnya. Lalu, lumatkan dengan cara

menumbuk dan tempelkan di bagian tubuh yang keseleo atau rematik.

3. Asma dan sesak napas

Ambil daun rangga dipa dan cucilah sampai bersih. Kemudian, daun

dijemur hingga kering. Setelah itu, gulung daun dan isap seperti rokok.

xxxv

Page 36: MAKALAH TANAMAN OBAT

SAMBANG COLOK

Sinonim : Aerva sanguinolenta B1

1. Nama

Nama ilmiah : Aerva sanguinolenta B1.

Nama daerah : ki sambang (Sunda), gondang kasih, sambang colok (Jawa)

Nama asing : -

2. Klasifikasi

Kingdom : Plantae (Tumbuhan)

Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)

Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)

Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)

Kelas : Magnoliopsida (Berkeping dua / dikotil)

Sub Kelas : Hamamamelidae

Ordo : Caryophyllales

xxxvi

Page 37: MAKALAH TANAMAN OBAT

Famili : Amaranthaceae (suku bayam-bayaman)

Genus : Aerva

Spesies : Aerva sanguinolenta B1.

3. Uraian Tumbuhan

a. Kandungan Kimia dan Efek Farmakologis

Sambang colok kaya kandungan kimia seperti saponin, polifenol,

flavonoid, dan minyak asiri. Anggota famili Amaranthaceae itu memiliki sifat

diuretik, anti-inflamasi, dan antipiretik.

b. Cara Budi Daya

Perbanyakan sambang colok dengan setek batang. Pemeliharaan

mudah, perlu cukup air dengan penyiraman yang memadai, menjaga

kelembapan, dan pemupukan, terutama pupuk dasar. Sambang colok

menghendaki tempat yang cukup sinar matahari. Sebagai tanaman obat,

hindari penggunaan pupuk dan pestisida kimia.

c. Bagian Tanaman yang Digunakan dan Pemanfaatannya

Bahan tanaman yang digunakan sebagai bahan baku obat tradisional

adalah daun untuk mengatasi beragam penyakit seperti berikut ini :

1. Nyeri haid

Cuci bersih 10 gram daun segar. Rebus bahan dalam 1 gelas air

selama 15 menit. Setelah dingin, saring hasil rebusan dan minum

sekaligus.

2. Sulit berurine

Cuci bersih 10 gram daun segar. Rebus bahan dalam 1 gelas air

selama 15 menit Setelah dingin, saring hasil rebusan dan minum

sekaligus.

3. Radang rahim

Ambil 20 gram daun segar, lalu cuci bersih. Rebus dengan 3 gelas

air selama 15 menit. Saring hasil rebusan setelah dingin. Minum ramuan

sekaligus.

xxxvii

Page 38: MAKALAH TANAMAN OBAT

SAMBUNG NYAWA

Sinonim : Gynura procumbens (Lour.) MErr.

1. Nama

Nama ilmiah : Gynura procumbens (Lour.) Back

Nama daerah : daun dewa, ngokilo (Jawa), daun dewa (Mekayu).

Nama asing : she juan jao atau fujung jao (Cina)

2. Klasifikasi

Kingdom : Plantae (Tumbuhan)

Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)

Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)

Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)

Kelas : Magnoliopsida (Berkeping dua / dikotil)

Sub Kelas : Asteridae

Ordo : Asterales

Famili : Asteraceae

Genus : Gynura

Spesies : Gynura procumbens (Lour.) Merr

xxxviii

Page 39: MAKALAH TANAMAN OBAT

3. Uraian Tumbuhan

Sambung nyawa umumnya ditanam di pekarangan sebagai tanaman

obat. Tumbuhan asli Myanmar dan China. Di jawa bisa ditemukan dari 1-500 m

dpl.

Terna, batang tegak/bagian pangkalnya rebah di atas tanah dan keluar

akar, berbatang basah, bercabang, berwarna keunguan, panjang sampai 6 m,

berbau harum. Daun tunggal, agak tebal, mudah dipatahkan, bertangkai, letak

berseling. Helaian daun berbatang bulat telur sampai memanjang, ujung dan

pangkal runcing, tepi bergerigi, pertulangan menyirip, berwarna hijau muda.

Sambung nyawa jarang berbunga, kalau pun ada, warna bunga jingga kuning,

berkelamin ganda.

Sambung nyawa biasa di makan sebagai lalap mentah. Mudah

diperbanyak dengan stek. Nama simplisia : Gynurae procumbens Folium (daun

sambung nyawa).

4. Kandungan Kimia dan Efek Farmakologis

Kandungan kimia daun dewa antara lain alkaloid, saponin, flavonoid dan

tannin. Tumbuhan ini bersifat dingin dan netral. Khasitanya antara lain

antineoplastik dan penurun tekanan darah.

5. Cara Budi Daya

Daun dewa diperbanyak dengan setek. Pemeliharaan tanaman mudah,

perlu cukup air dengan cara penyiraman yang memadai, menjaga kelembapan,

dan pemupukan, terutama pupuk dasar. Sambung nyawa menghendaki tempat

yang sedikit terlindung atau terbuka.

6. Bagian Tanaman yang Digunakan dan Pemanfaatannya

Bagian tanaman yang digunakan untuk pengobatan adalah daun untuk

mengatasi berbagai penyakit seperti berikut ini :

1. Tekanan darah tinggi

Ambi14 daun segar (untuk anak-anak) atau 7 lembar (dewasa), lalu

cuci bersih. Konsumsi daun mentah sebagai lalap. Daun itu juga dapat dijus,

ditumis, atau dikukus sebentar sebelum dikonsumsi.

xxxix

Page 40: MAKALAH TANAMAN OBAT

2. Kolesterol tinggi

Cuci bersih 3 daun segar, lalu konsumsi sebagai lalapan setiap hari

secara teratur setiap kali makan nasi. Daun juga dapat dijus untuk diminum.

Hindari makanan berlemak bagi penderita penyakit ini.

3. Tumor

Cuci bersih 3 daun segar, lalu dimakan sebagai lalapan setiap hari

secara teratur setiap kali makan nasi. Daun juga dapat dijus untuk diminum.

Bagi penderita, hindari ikan asin, cabai, tauge, sawi putih, kangkung, nanas,

durian, lengkong, nangka, es, alkohol, tapai, limun, dan penyedap masakan.

4. Diabetes melitus, lever, dan wasir

Cuci bersih 3 daun segar, lalu dimakan sebagai lalapan setiap hari

secara teratur setiap kali makan nasi. Daun juga dapat dijus untuk diminum.

Bagi penderita, hindari makanan berlemak. Khusus untuk penderita wasir,

hindari daging kambing dan makanan pedas.

xl

Page 41: MAKALAH TANAMAN OBAT

SIRIH

Sinonim : Piper betle L.

1. Nama

Nama ilmiah : Piper betle L.

Nama daerah : sedah, suruh (Jawa), seureuh (Sunda)

Nama asing : betle vine (Inggris), ju jiang (Cina)

2. Klasifikasi

Kingdom : Plantae (Tumbuhan)

Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)

Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)

Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)

Kelas : Magnoliopsida (Berkeping dua / dikotil)

Sub Kelas : Magnoliidae

Ordo : Piperales

Famili : Piperacea (suku sirih-sirihan)

Genus : Piper

Spesies : Piper betle L.

xli

Page 42: MAKALAH TANAMAN OBAT

3. Kandungan Kimia dan Efek Farmakologis

Sirih mengandung 1-4,2% minyak asiri; hidroksikavicol; 7,2-16,7% kavicol;

2,7-6,2% kavibetol; 0-9,6% allylpyrokatekol; 2,2-5,6% karvakol; 26,8 42,5%

eugenol; eugenol metil eter; 4,2-15,8% eugenol metil eter; 1,2-2,5% p-cymene;

2,4-4,8% cyneole; 3-9,8% caryophyllene; dan 2,4-15,8% cadinene. Selain itu,

kerabat lada ini juga mengandung estragol, terpennena, seskuiterpena, fenil

propana, tanin, diastase, gula, dan pati.

Anggota famili Piperaceae itu bersifat rasa hangat dan pedas. Khasiatnya

antara lain sebagai peluruh kentut, menghentikan batuk, mengurangi

peradangan, dan menghilangkan gatal. Efek zat aktif arecoline (seluruh

tanaman) merangsang saraf pusat dan daya pikir, meningkatkan gerakan

peristaltik, anti kejang, dan meredakan dengkur. Sementara eugenol (daun)

untuk mencegah ejakulasi dini, mematikan cendawan Candida albicans yang

merupakan penyebab keputihan, antikejang, analgesik, anestetik, dan penekan

pengendali gerak. Tanin (daun) berfungsi sebagai astrigen (mengurangi sekresi

cairan pada vagina), pelindung hati, antidiare, dan antimutagenik.

4. Cara Budi Daya

Perbanyakan tanaman dengan setek. Pemeliharaannya mudah, perlu

cukup air dengan penyiraman yang cukup, menjaga kelembapan, dan

pemupukan, terutama pupuk dasar. Sirih bisa ditanam di tempat panas atau

agak terlindung.

5. Bagian Tanaman yang Digunakan dan Pemanfaatannya

Daun segar digunakan untuk mengatasi beragam penyakit sebagai

berikut :

1. Batuk

Cuci bersih 17 lembar daun sirih. Rebus bahan dengan 3 gelas air

hingga Hanya tersisa 2 1/4 gelas. Setelah dingin, saring hasil rebusan.

Minum ramuan 3 kali sehari, masing-masing 3/4 gelas, bersama 1 sendok

makan madu.

2. Bronkitis

Cuci bersih daun sirih sebanyak 7 lembar. Tambahkan 2 gelas air

dan 1 potong gula batu. Rebus bahan hingga mendidih dan airnya tersisa 1

xlii

Page 43: MAKALAH TANAMAN OBAT

gelas. Setelah dingin, saring ramuan. Minum ramuan 3 kali sehari, masing-

masing 13 gelas, bersama 1 sendok makan madu.

3. Bisul

Cuci bersih daun sirih secukupnya, lalu giling halus. Balurkan

ramuan pada bisul dan sekelilingnya, lalu balut dengan kain bersih. Ganti

ramuan sehari 2 kali.

4. Menghilangkan bau badan dan keringat berlebihan

Cuci bersih 17 daun sirih segar. Tambahkan 1 sendok teh garam

dan 4 gelas air. Rebus bahan sampai airnya tersisa 2 gelas. Dinginkan, lalu

saring ramuan. Minum ramuan 2 kali sehari bersama 1 sendok makan madu,

pagi sore hari.

5. Luka bakar

Cuci bersih daun sirih segar secukupnya,lalu tumbuk halus. Peras

hasil tumbukan hingga diperoleh airnya. Tambah sedikit madu pada air

perasan. Oleskan ramuan ke tempat luka bakar.

6. Mimisan

Cuci bersih daun sirih yang agak muda. Remas-remas, lalu gulung

daun. Gunakan daun untuk menyumbat hidung berdarah.

7. Mata gatal dan mata merah

Cuci bersih daun sirih muda segar sebanyak 7 lembar. Rebus daun

dalam 1 gelas air hingga mendidih. Setelah dingin, gunakan air hasil rebusan

untuk cuci mata dengan memakai gelas cuci mata. Lakukan pengobatan

sehari 3 kali sampai sembuh.

xliii

Page 44: MAKALAH TANAMAN OBAT

SIRIH MERAH

Sinonim : Piper crocatum Ruiz & Pav.

1. Nama

Nama ilmiah : Piper decumanum L.

Nama daerah : sirih talan (Maluku), jahe sunti (Jawa)

Nama asing : -

2. Klasifikasi

Kingdom : Plantae (Tumbuhan)

Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)

Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)

Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)

Kelas : Magnoliopsida (Berkeping dua / dikotil)

Sub Kelas : Magnoliidae

Ordo : Piperales

Famili : Piperacea (suku sirih-sirihan)

Genus : Piper

Spesies : Piper crocatum Ruiz & Pav.

xliv

Page 45: MAKALAH TANAMAN OBAT

3. Uraian Tumbuhan

Sirih merah adalah tanaman merambat yang berbatang bulat berwarna

hijau keunguan dan tidak berbunga. Daunnya bertangkai membentuk jantung

hati dan bagian ujung daun meruncing. Daun tumbuh berselang-seling dari

batangnya, dan daun berwarna merah keperakan dengan permukaan daun

mengkilap dan tidak merata. Yang membedakan dengan sirih hijau adalah selain

daunnya berwarna merah keperakan, bila daunnya disobek maka akan berlendir

serta aromanya lebih wangi.

4. Kandungan Kimia dan Efek Farmakologis

Sirih merah mengandung saponin, flavonoid, polifenal, dan minyak asiri.

Anggota famili Piperaceae itu bersifat antipiretik dan anti-inflamasi.

5. Cara Budi Daya

Perbanyakan tanaman dengan setek batang. Pemeliharaannya mudah,

perlu cukup air dengan penyiraman yang cukup, menjaga kelembapan, dan

pemupukan, terutama pupuk dasar berupa pupuk kandang atau kompos.

6. Bagian Tanaman yang Digunakan dan Pemanfaatannya

Daun segar digunakan untuk mengatasi beragam penyakit sebagai

berikut :

1. Bengkak

Cuci bersih daun sirih merah secukupnya, lalu tumbuk halus.

Tambahkan sedikit air dan aduk hingga menjadi adonan. Balurkan ramuan

pada kulit yang bengkak.

2. Mimisan

Cuci bersih daun sebanyak 2 lembar. Gulung, lalu potong ujung daun.

Masukkan daun ke lubang hidung.

3. TBC

Cuci bersih 7 lembar daun, lalu potongkecil-kecil. Rebus bahan dengan

3 gelas air hingga airnya tersisa 1 ½ gelas. Minuman ramuan 3 kali sehari,

masing-masing ½ gelas, bersama 1 sendok makan madu.

xlv

Page 46: MAKALAH TANAMAN OBAT

SISIK NAGA

Sinonim : Drymoglossum heterophyllum C. Chr.

1. Nama

Nama ilmiah : Drymoglossum pilosellloides (L.) Presl.

Nama daerah : picisan, sisik naga, sakat ribu-ribu (Sumatera), pakis duwitan

(Jawa), paku duduwitan (sunda)

Nama asing : dubbeltjesvaren, duiteblad, duitvaren (Belanda) bao shu lian

(Cina)

2. Klasifikasi

Kingdom : Plantae (Tumbuhan)

Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)

Divisi : Pteridophyta (paku-pakuan)

Kelas : Pteridopsida

xlvi

Page 47: MAKALAH TANAMAN OBAT

Sub Kelas : Polypoditae

Ordo : Polypodiales

Famili : Polypodiaceae

Genus : Drymoglossum

Spesies : Drymoglossum pilosellloides (L.) Presl.

3. Uraian Tumbuhan

Sisik naga dapat ditemukan di seluruh daerah Asia Tropik, merupakan

tumbuhan epifit (tumbuhan yang menumpang pada pohon lain) tetapi bukan

parasit karena dapat membuat makanan sendiri. Sisik naga dapat ditemukan

tumbuh lair di hutan, di ladang, dan tempat-tempat lainnya pada daerah yang

agak lembab mulai dari dataran rendah sampai ketinggian 1000 m dpl.

Terna, tumbuh di batang dan dahan pohon, akar rimpang panjang, kecil,

merayap, bersisik, panjang 5-22 cm, akar melekat kuat. Daun yang satu dengan

yang lainnya tumbuh dengan jarak yang pendek. Daun bertangkai pendek, tebal

berdaging, berbentuk jorong atau jorong memanjang, ujung tumpul atau

membundar, pangkal runcing, tepi rata, permukaan daun tua gundul dan

berambut jarang pada permukaan bawah, berwarna hijau kecoklatan. Daunnya

ada yang mandul dan ada yang membawa spora. Daun fertil bertangkai pendek

atau duduk, oval memanjang, panjang 1-5 cm, lebar 1-2 cm.

Ukuran daun yang berbentuk bulat sampai jorong hampir sama dengan

uang logam picisan sehingga tanaman ini dinamakan picisan. Sisik naga dapat

diperbanyak dengan spora dan pemisahan akar.

4. Kandungan Kimia dan Efek farmakologis

Sisik naga mengandung saponin, polifenal, minyak asiri, triterpen/sterol,

fenol, plavonoid, gula dan tannin. Tanaman ini bersifat manis, tawar dan sejuk.

Khasiatnya sebagai antiphloogistik, antitoksik dan peluruh dahak.

5. Bagian Tanaman yang Digunakan dan Pemanfaatannya

Seluruh tanaman sisik naga, baik segar maupun keringkan, dan

digunakan untuk mengatasi beragam penyakit sebagai berikut :

xlvii

Page 48: MAKALAH TANAMAN OBAT

1. Radang gusi

Cuci bersih 5 lembar daun sisik naga, lalu kunyah. Biarkan sisi naga

yang dikunyah agak lama di atas gusi yang meradang, lalu buang ampasnya.

Ulangi pengobatan 3 kali sehari dengan dosis yang sama.

2. Sariawan

Ambil 15 gram daun segar. Cuci bersih, lalu rebus daun dengan 3

gelas air hingga airnya tersisa 2 gelas. Gunakan air rebusan itu untuk kumur-

kumur.

3. Pendarahan

Cuci hingga bersih 30 gram daun, kemudian giling hingga halus. Peras

daun lumat tersebut, lalu minum air perasan itu sekaligus. Lakukan

pengobatan 3 kali sehari dengan dosis yang sama sampai sembuh.

4. Rematik pada jaringan lunak

Cuci bersih 30 gram daun sisik naga segar. Rebus daun dalam 3 gelas

air hingga airnya tersisa 1 gelas. Minum ramuan 2 kali sehari, masing-

masing1/2 gelas.

5. TBC paru-paru disertai batuk darah

Cuci bersih 30 gram daun sisik naga segar. Rebus daun dalam 3 gelas

air hingga airnya tersisa 1 gelas. Minum ramuan 2 kali sehari, masing-

masing1/2 gelas.

6. Kanker payudara

Cuci bersih 50 gram daun sisik naga segar. Rebus daun dalam 3 gelas

air hingga airnya tersisa 1 gelas. Minum ramuan 2 kali sehari, masing-

masing1/2 gelas.

xlviii

Page 49: MAKALAH TANAMAN OBAT

TARUM

1. Nama

Nama ilmiah : Indigofera tinctora Auct. atau Indigofera sumatrana Gaertn

Nama daerah : tom jawa, brendel (Jawa), tarum (Sunda)

Nama asing : -

2. Klasifikasi

Kingdom : Plantae (Tumbuhan)

Divisi : Magnoliophyta

Kelas : Magnoliopsida

Ordo : Fabales

Famili : Fabaceace

Genus : Indigofera

Spesies : I. Tinctoria

xlix

Page 50: MAKALAH TANAMAN OBAT

3. Uraian Tumbuhan

Tarum dari bahasa Sunda, nila atau indigo (Indigofera, suku [olong-

polongan atau Fabaceae. Merupakan tumbuhan penghasil warna biru alami.

Orang Jawa menyebutnya sebagai tom. Penggunaan zat pewarna pakaian ini

terutama dilakukan dalam pembuatan batik atau tenun ikat tradisional dari

Nusantara. Zat pewarna indigo, sebagai produk dari tumbuhan ini, juga

merupakan komoditi dagang yang penting.

Tarum digunakan untuk berbagai jenis tumbuhan penghasil warna biru,

kebanyakan dari marga Indigofera. Tarum yang sejati adalah I. tinctoria. Warna

biru indigo diperoleh dari rendaman daun (dalam jumlah banyak). Akar tarum

atau tarum areuy yang juga sering dipakai orang adalah Marsdenia tinctoria.

Warna biru dihasilkan dari perendaman daun selama semalaman.

Setelah semalaman akan terbentuk lapisan di atas yang berwarna hijau atau

biru. Cairan ini lalu direbus, lalu dijemur hingga kering.

Tumbuhan ini sangat baik karena menyuburkan tanah dan dapat

manahan erosi.

4. Kandungan Kimia dan Efek Farmakologis

Tarum kaya kandungan kimia seperti alkaloid, flavonoid, polifenol dan

saponin pada daun. Senyawa saponin dan tanin terdapat pada bunga. Anggota

famili Fabaceae itu bersifat antisipilis dan antelmintik.

5. Cara Budi Daya

Perbanyakan tanaman dengan biji dan setek batang. Pemeliharaan

tanaman ini mudah antara lain membutuhkan cukup air dengan penyiraman atau

menjaga kelembapan tanah dan pemupukan, terutama pupuk dasar.

l

Page 51: MAKALAH TANAMAN OBAT

6. Bagian Tanaman yang Digunakan dan Pemanfaatannya

Daun tanaman segar atau kering berkhasiat mengatasi beragam berikut

ini :

1. Rajasinga atau sipifis

Cuci bersih daun tarum secukupnya. Rebus daun dalam 3 gelas air

sampai mendidih dan airnya tersisa 1 gelas. Setelah dingin, saring dan

minum ramuan sekaligus.

2. Cacingan, epilepsi, dan mengurangi depresi

Cuci bersih daun tarum secukupnya. Rebus daun dalam 3 gel,as air

sampai mendidih dan airnya tersisa 1 gelas. Setelah dingin, saring dan

minum ramuan sekaligus.

li

Page 52: MAKALAH TANAMAN OBAT

TEH

1. Nama

Nama ilmiah : camellia sinensis (L.) O. Kuntze

Nama daerah : pokok teh (Melayu), enteh (Sunda)

Nama asing : pu erch cha (Cina), tea (Inggris)

2. Kandungan Kimia dan Efek Farmakologis

Teh kaya kandungan kimia seperti kafein 2-3%, theobromin, theofilin,

tanin, xantin, adenine, minyak asiri, kuersetin, naringenin, dan natural fluoride.

Tanin mengandung zat epigallocatechin galat yang mampu mencegah kanker

lambung dan kerongkongan. Polifenol, protein, karbohidrat, kafein, serat, dan

pektin terdapat pada daun teh. Biji mengandung saponin yang beracun dan

mengandung minyak.

Anggota famili Theaceae itu bersifat dingin dan agak sepet. Khasiat daun

teh untuk sakit kepala, diare, penyubur dan penghitam rambut, kolesterol daun

lii

Page 53: MAKALAH TANAMAN OBAT

trigliserida darah tinggi, kencing manis, penyamak, antitoksik, mengurangi

terbentuknya karang gigi, serta infeksi saluran cerna.

3. Cara Budi Daya

Perbanyakan tanaman dengan biji. Pemeliharaan tanaman relatif mudah,

perlu cukup air dengan cara penyiraman teratur untuk menjaga kelembapan.

Berikan pupuk secara berkala. Teh menghendaki tempat terbuka atau sedikit

terlindungi.

4. Bagian Tanaman yang Digunakan dan Pemanfaatannya

Bagian tanaman yang dimanfaatkan sebagai obat adalah daun segar

atau kering yang berkhasiat untuk mengatasi berbagai penyakit :

1. Keracunan logam berat atau alkaloida

Petik pucuk daun, lalu gulung dan fermentasikan. Minum teh hasil

fermentasi.

2. Beruban

Cuci rambut dengan air teh untuk menghambat tumbuhnya uban.

3. kanker lambung dan kerongkongan

minum seduhan daun teh secara teratur.

liii

Page 54: MAKALAH TANAMAN OBAT

TEMBAKAU

1. Nama

Nama ilmiah : Nicotiana tabacum L.

Nama daerah : bako (Bali, Jawa, Sunda) debak (Madura), tembakau

(Melayu)

Nama asing : tobacco (Inggris)

2. Kandungan Kimia dan Efek Farmakologis

Tembakau kaya kandungan kimia seperti alkaloid, flavonoid, saponin,

polifenol, dan minyak terbang. Alkaloid yang terkandung terutama berupa nikotin

yang berkhasiat mengobati luka. Anggota famili Solanaceae itu bersifat anti-

inflamasi dan mencegah pendarahan/mengobati luka.

liv

Page 55: MAKALAH TANAMAN OBAT

3. Cara Budi Daya

Perbanyakan tanaman dengan anakan dan biji. Pemeliharaan tanaman

relatif mudah, perlu cukup air dengan cara penyiraman teratur untuk menjaga

kelembapan. Berikan pupuk secara berkala. Tembakau menghendaki tempat

yang cukup sinar matahari. Hindari memberikan pupuk dan pestisida kimia.

4. Bagian Tanaman yang Digunakan dan Pemanfaatannya

Bagian tanaman yang dimanfaatkan sebagai obat adalah daun segar

untuk mengatasi berbagai penyakit :

1. Luka

Cuci bersih 25 gram daun segar, lalu tumbuk sampai halus.

Tambahkan 25 ml minyak tanah ke dalam tumbuhan. Aduk rata, lalu peras.

Oleskan air perasan itu ke bagian yang luka.

2. Insektisida

Tanaman ini berguna sebagai insektisida. Hama yang diberantas di

antaranya beberapa jenis serangga, ulat dan lintah.

lv

Page 56: MAKALAH TANAMAN OBAT

WIDOSARI

Sinonim : Ipomea digiitata L.

1. Nama

Nama ilmiah : Ipomoea digitata L.

Nama daerah : widosari (Jawa), akar laus (Melayu), kaledek hutan

(Sumatera)

Nama asing : -

2. Klasifikasi

Kingdom : Plantae (Tumbuhan)

Divisi : Spermatophyta

Subdivisi : Angiospermae

Kelas : Dicotyledoneae

Ordo : Solanaes

Famili : Convolaceae

Genus : Ipomea

Spesies : Ipomea digitata L.

lvi

Page 57: MAKALAH TANAMAN OBAT

3. Uraian Tumbuhan

Merupakan tumbuhan liar di pinggir hutan atau dibudidayakan sebagai

tanaman pangan. Tumbuh baik pada berbagai jenis tanah mulai dari ketinggian

100 m sampai 800 m di atas permukaan laut. Berbunga pada bulan Mei –

Desember dan permanen dapat dilakukan sepanjang tahun.

Habitus terna, menahun, memanjat, panjang 3-6 m, bulat, berongga,

membelit, hijau. Daunnya tunggal, bersulur, berseling, tangkai silindris,

berongga, panjang 3-10 cm, hijau muda, helai daun bentuk bulat atau jantung,

berbilang ganjil, ujung runcing pangkal tumpul, panjang 6-20 cm, lebar 5-18 cm,

pertulangan menyirip, menjari, permukaan licin, hijau. Bunganya majemuk,

bentuk malai, diketiak daun, berumah satu, sempurna, kelopak lepas, ujung

runcing, panjang runcing 1-2 cm, hijau mahkota berlekatan, membentuk tabung,

ujung lepas membentuk corong, panjang 5-8 cm, warna ungu. Buahnya tunggal,

bentuk bulat telur, ujung runcing, panjang 0,5-2 cm, hijau. Bijinya bulat, berlekuk,

keras coklat kehitaman. Akarnya serabut, berumbi, putih kekuningan.

4. Kandungan Kimia dan Efek Farmakologis

Widosari mengandung saponin, kardenolin, dan polifenol. Anggota famili

Convolvulaceae itu bersifat antiradang, antibengkak, dan diuretik.

5. Cara Budi Daya

Perbanyakan tanaman dengan biji. Pemeliharaan tanaman relatif mudah,

perlu cukup air dengan cara penyiraman teratur untuk menjaga kelembapan.

selaain itu, tanaman diberikan pupuk secara berkala. Widosari menghendaki

tempat terbuka yang cukup sinar matahari.

lvii

Page 58: MAKALAH TANAMAN OBAT

6. Bagian Tanaman yang Digunakan dan Pemanfaatannya

Bagian tanaman bermanfaat sebagai obat adalah daun segar untuk

mengatasi berbagai penyakit :

1. Radang payudara

Sepuluh gram daun segar dicuci bersih, lalu ditumbuk halus. Tambahkan

anggur secukupnya, lalu bungkus dengan daun pisang. Panaskan ramuan,

lalu tempelkan pada payudara selagi hangat.

2. Bengkak

Cuci bersih 15 gram daun segar, lalu rebus dalam 2 gelas air selama 15

menit. Saring dan minum ramuan sekaligus setelah dingin.

lviii

Page 59: MAKALAH TANAMAN OBAT

BAB III

ANALISIS

Obat tradisional yang berasal dari tanaman memiliki efek samping yang

jauh lebih rendah tingkat bahayanya dibandingkan obat-obatan kimia, selain murah

dan mudah diperoleh. Hal ini disebabkan efek dari tanaman obat bersifat alami, tidak

sekeras efek obat-obatan kimia,. Tubuh manusiapun relatif lebih mudah menerima

obat dari bahan tanaman dibandingkan dengan obat kimiawi.

Pengobatan dengan ilmu kedokteranmodern, memang tidak bisa

menyembuhkan semua penyakit. Perjalanan penyakit kronik degeneratif, seperti

kolesterol tinggi, darah tinggi, diabetes militus, dan rematik artikular cenderung

progresif dan tidak mempan lagi ditekan dengan obat-obat kimia konvensional.

Apalagi penderita kanker. Pengobatan dengan kemoterapi kadang tidak berhasil

menekan pertumbuhan dengan kemoterapi kadang tidak berhasil menekan

pertumbuhan sel kanker karena terjadi kekambuhan.

lix

Page 60: MAKALAH TANAMAN OBAT

BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan masalah yang telah diuraikan, maka diperoleh

kesimpulan sebagai berikut :

• Keberadaan tanaman obat sangatlah menolong masyarakat

pedesaan karena apotek, rumah sakit atau bahkan dokter belum ada atau

jarang terdapat di desa. Dengan demikian, tanaman obat penting untuk

penyembuhan penyakit yang ringan serta untuk pengobatan awal bagi

penderita penyakit berat sebelum dibawa ke dokter atau ke rumah sakit.

• Jenis tanaman obat yang ditanam di pekarangan dapat

diberaneka ragam karena alam Indonesia yang subur memungkinkan banyak

sekali tanaman yang berguna tumbuh di sekitar kita. Ada yang berupa

tanamanliar tumbuh di sembarang tempat tanpa ada yang diperhatikan.

• Dengan keanekeragaman tumbuhan berkhasiat obat yang ada,

terdapat tumbuhan yang mempunyai nama sama walaupun jenisnya

berbeda. Hal ini dikarenakan beberapa tumbuhan belum teridentifikasi

secara lengkap dan belum banyak ragam yang diketahui masyarakat. Oleh

sebab itu,perlu diperkenalkan jenis-jenis tumbuhan obat berikut cara

pemakaiannya supaya dapat digunakan sebagai bagian dari sistem

pengobatan yang murah dan aman. Selain itu, tumbuhan obat merupakan

potensi kekayaan yang perlu dilindungi karena dpaat dimanfaatkan sebagai

pendukung dari perekonomian rakyat Indonesia.

4.2 Saran

Alhamdulillah dengan mengucap rasa syukur dan usaha yang

semaksimalnya, kami telah menyelesaikan tugas ini dengan baik. Semoga apa

yang ditulis bermanfaat bagi pembaca guna meningkatkan kesehatannya.

lx

Page 61: MAKALAH TANAMAN OBAT

DAFTAR PUSTAKA

Hariana, Arief. 2009. Tumbuhan Obat dan Khasitanya Seri 3. Jakarta : Penebar Swadaya.

Hariana. Arif. 2008. Tumbuhan dan Khasiatnya Seri 2. Jakarta : Penebar Swadaya.

Muhlisah, Fauziah. 2008. Tanaman Obat Kelaurga (TOGA). Jakarta : Penebar Swadaya.

Dalimartha, Setiawan, 2009. ATLAS TUMBUHAN OBAT INDONESIA JILID 6. Jakarta : Pustaka Bunda.

Lihat Ringkasan pada :

http://id.shvoong.com/writers/stargoldman/

lxi