Makalah PBL 26 Sep

10
Nama : Lili Susanti NIM : 102011091 Kaidah Dasar Bioetika 1. Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Dewasa ini dengan semakin berkembangnya Ilmu Pengetahuan dan Teknologi atau yang biasa disingkat IPTEK, semakin berkembang juga masalah-masalah yang ada. Masalah-masalah tersebut seolah-olah bertambah kompleks setiap harinya. Ada diantaranya masalah sosial, ekonomi, budaya, politik, hukum, moral, dan lain sebagainya. Dengan semakin pintarnya manusia semakin banyak pula masalah yang diciptakannya. Semakin hari manusia semakin menjadi manusia yang tidak bermoral bahkan dalam profesinya sendiri. Mereka bekerja hanya demi keuntungan dan kenikmatan pribadi tanpa memperhatikan orang-orang yang di sekitarnya. Walaupun profesinya menuntut untuk memperhatikan orang lain. Yang lebih parah lagi ketika manusia bekerja dengan tidak memperhatikan hukum lagi. Dalam kemajuan teknologi saat ini masalah-masalah yang menjadi perhatian kita adalah hubungan moral dan 1 Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana Jalan Arjuna Utara No.6 Jakarta 11510

description

tq

Transcript of Makalah PBL 26 Sep

Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida WacanaJalan Arjuna Utara No.6 Jakarta 11510

Nama: Lili SusantiNIM: 102011091

Kaidah Dasar Bioetika1. Pendahuluan1.1 Latar BelakangDewasa ini dengan semakin berkembangnya Ilmu Pengetahuan dan Teknologi atau yang biasa disingkat IPTEK, semakin berkembang juga masalah-masalah yang ada. Masalah-masalah tersebut seolah-olah bertambah kompleks setiap harinya. Ada diantaranya masalah sosial, ekonomi, budaya, politik, hukum, moral, dan lain sebagainya. Dengan semakin pintarnya manusia semakin banyak pula masalah yang diciptakannya. Semakin hari manusia semakin menjadi manusia yang tidak bermoral bahkan dalam profesinya sendiri. Mereka bekerja hanya demi keuntungan dan kenikmatan pribadi tanpa memperhatikan orang-orang yang di sekitarnya. Walaupun profesinya menuntut untuk memperhatikan orang lain. Yang lebih parah lagi ketika manusia bekerja dengan tidak memperhatikan hukum lagi.Dalam kemajuan teknologi saat ini masalah-masalah yang menjadi perhatian kita adalah hubungan moral dan perilaku yang sudah saling tidak berkesinambungan lagi. Masyarakat mulai menghiraukan hubungan tersebut. Karena fokus masyarakat dalam profesinya masing-masing saat ini hanya mengenai dirinya sendiri. Salah satu diantaranya dalam profesi dokter.Sebagai dokter yang profesional, seorang dokter dalam bekerja harus berpedoman pada etika kedokteran, moral, dan juga hukum. Dengan berpedoman dengan hal-hal tersebut maka seorang dokter baru bisa bekerja dengan benar dan berada di jalur yang benar. Selain itu ada juga disiplin kedokteran dan kaidah dasar bioetik yang harus dijalankan oleh seorang dokter. Dalam makalah ini kita akan banyak membahas tentang kaidah dasar bioetik dimana akan diberikan suatu kasus juga.Menurut kaidah dasar bioetik, seorang dokter dalam membuat/mengambil keputusan selalu membuat pertimbangan dari beberapa alternatif dimana nantinya alternatif ini akan diberikan pada pasiennya. Kaidah dasar bioetik ini sendiri memiliki empat prinsip dasar, yaitu beneficence, non maleficence, autonomy, dan justice. Beneficence adalah sikap/berbuat baik tanpa pamrih dengan mengutamakan pasien. Non maleficence adalah tidak memperburuk pasien ataupun melakukan kesalahan. Di sini Dokter harus menghindari bahaya yang mungkin dapat terjadi pada pasien dan subjek uji. Autonomy adalah memberikan otoritas sepenuhnya kepada pasien, dan yang terakhir justice adalah bersikap adil atau memperlakukan pasien secara universal. Itu adalah pengertian singkat dari masing-masing prinsip. Dengan empat kaidah dasar ini diharapkan para dokter dapat menerapkannya pada pasien-pasiennya sehingga memberikan kenyamanan tersendiri bagi pasien. Dalam makalah ini kita akan membahas salah satu contoh kasus seorang dokter dalam menerapkan keempat prinsip dasar tersebut.

1.2 Rumusan Masalah1. Pasien 1: Batuk pilek2. Pasien 2: Buang-buang air besar, balita tampak lemah, dan tidak mempunyai uang untuk berobat.3. Pasien 3: Menderita keganasan stadium lanjut, tidak mampu membeli obat-obatan kemoterapeutik, pasien telah timbul asites dan tampak sesak, kondisi kurang baik, serta kemungkinan sembuh kecil.4. Pasien Emergensi: Tidak sadarkan diri, telapak tangan tampak bengkak, dan tulang-tulang di telapak tangan tampak hancur.5. Pasien 5: Nyeri pada ulu hati, terasa berat pada dada dan punggungnya, tekanan darah 150/90 dan nadi cepat tidak teratur, serta dugaan penyakit jantung.2. IsiDalam skenario yang diberikan, diceritakan bahwa ada seorang dokter yang bernama dr. Bagus yang bertugas di Puskesmas di suatu desa terpencil. Suatu hari ia menerima pasien-pasien dengan masalah-masalah yang terdapat pada rumusan masalah di atas. Dalam kasus ini yang akan kita bahas adalah bagaimana dokter Bagus menerapkan keempat prinsip dasar dalam kaidah dasar bioetik terhadap pasien-pasiennya tersebut.Sebelum membahas masalah dr. Bagus, di sini saya akan menjelaskan sedikit tentang kaidah dasar bioetik. Menurut Ensiklopedia Bebas Bahasa Indonesia, Bioetikaadalahbiologidanilmu kedokteranyang menyangkut masalah di bidang kehidupan, tidak hanya memperhatikan masalah-masalah yang terjadi pada masa sekarang, tetapi juga memperhitungkan kemungkinan timbulnya pada masa yang akan datang. Seperti yang telah disebutkan di atas kaidah dasar bioetik ini mempunyai empat prinsip yaitu beneficence, non maleficence, autonomy, dan justice.Beneficence ini merupakan suatu sikap dimana seorang dokter mampu memberi manfaat dan mampu menyeimbangkan antara manfaat dan kerugian. Ciri-ciri beneficence ini adalah mengutamakan altruisme, menjamin nilai pokok harkat dan martabat manusia, memandang pasien/keluarga/sesuatu tidak hanya sejauh menguntungkan dokter, maksimalisasi akibat baik lebih dari akibat buruk, dan minimalisasi akibat buruk.Sedangkan dalam Non maleficence ini yang terutama adalah tidak menyakiti pasien. Hal-hal yang termasuk ke dalam non maleficence ini adalah tidak boleh menyakiti atau berbuat jahat pada pasien, sisi komplementer beneficence, minimalisasi akibat buruk, dokter sanggup mencegah bahaya atau kehilangan tersebut, serta manfaat bagi pasien lebih besar dari kerugian dokter.Kemudian prinsip autonomy. Autonomy ini memusatkan pada kebebasan bertindak, memutuskan dan menentukan diri sendiri/ kesadaran terbaik bagi dirinya, menghendaki, menyetujui, membenarkan, mendukung, membela, membiarkan pasien demi diri sendiri sebagai makhluk bermartabat, serta tanpa hambatan, paksaan, atau campur tangan pihak luar.Yang terakhir adalah justice. Justice ini berarti memberikan perlakuan sama kepada pasien untuk kebahagiaan pasien dan umat manusia, memberi sumbangan relatif sama sesuai kebutuhan pasien, menuntut pengorbanan mereka secara relatif sama sesuai kemampuan mereka, serta memberikan hak pasien yang semestinya/ harus diterima/ mencapai kesejahteraan umum.Dari penjelasan di atas kita akan melihat bagaimana dr.Bagus menangani pasien-pasiennya dengan menerapkan kaidah dasar bioetik.

1. Pasien pertamaPasien pertama ini datang dengan keluhan batuk pilek kemudian dr. Bagus memberikan beberapa macam obat dan vitamin serta nasehat agar istirahat yang cukup. Dari sini kita dapat melihat dr. Bagus menerapkan prinsip Beneficence dan Justice. Prinsip beneficence ini terlihat dari dr. Bagus mengusahakan kebaikan / manfaatnya lebih banyak daripada keburukannya dengan cara memberi obat dan vitamin. Kemudian prinsip justice terlihat dari sang dokter memberikan kontribusi yang relatif sama dengan kebutuhan pasien. Pasien mengalami batuk pilek maka dari itu dr. Bagus hanya memberikan obat dan vitamin saja kepada pasien tersebut sesuai kebutuhannya. Dari pasien yang pertama ini dr. Bagus telah menerapkan 2 prinsip kaidah dasar bioetik secara bersamaan.2. Pasien keduaPasien kedua ini adalah seorang balita yang telah 2 hari buang-buang air besar. Setelah diperiksa, dr. Bagus menyarankan agar di bawa ke rumah sakit yang ada di kota. Karena tidak mempunyai biaya sang ibu menolak. Akhirnya dr. Bagus memberikan obat dan oralit serta menjelaskan secara jelas tentang obat dan oralit tersebut. Berdasarkan kasus pasien kedua ini dr. Bagus telah menerapkan prinsip beneficence, non maleficence, autonomy, dan justice. Prinsip beneficence ini terlihat dari sang dokter mengusahakan agar kebaikan lebih banyak dibandingkan keburukannya dan minimalisasi akibat buruk dengan cara memberikan obat dan oralit yang berkhasiat namun murah, serta paternalisme bertanggung jawab/ berkasih sayang dan mengutamakan altruisme dimana dr. Bagus merelakan waktunya untuk mampir melihat kondisi pasien lagi. Sedangkan prinsip non maleficence terlihat dari sang dokter mampu mencegah pasien dari bahaya dengan memberikan obat dan larutan oralit kepada pasien. Kemudian prinsip autonomy terlihat dari dr. Bagus menghargai keputusan sang ibu untuk tidak membawa anaknya ke rumah sakit di kota dan yang terakhir justice terlihat dari dokter menghargai hak sehat pasien dan hak hukum pasien dengan tetap memberikan pelayanan yang terbaik walaupun sang ibu tidak memiliki banyak biaya.3. Pasien ketigaPasien ketiga adalah seorang anak laki-laki yang menderita keganasan stadium lanjut. Sebelumnya dia pernah melakukan pembedahan di rumah sakit namun karena biaya akhirnya pengobatan dihentikan. Kondisi anak ini sudah sangat parah dan kemungkinan untuk sembuh sangat kecil akhirnya dr. Bagus memberitahukan yang sebenarnya kepada orang tua pasien sambil tetap memberikan obat penunjang bagi pasien. Dari kasus pasien di atas, dr. Bagus telah menerapkan prinsip Beneficence, Autonomy, dan Justice. Prinsip beneficence ini terlihat dari dokter mengusahakan kebaikan lebih banyak dibandingkan keburukannya dengan cara menjelaskan dan memberikan obat penunjang bagi pasien. Sedangkan autonomy terlihat dari sang dokter berterus terang tentang penyakit yang diderita sang anak atau tidak berbohong. Kemudian menghargai hak menentukan nasib sendiri apakah tetap mau dilakukan pengobatan atau tidak dan justice terlihat dari dr. Bagus tetap memberikan pelayanan terbaik tanpa melihat status pasien. Beliau tetap menjelaskan dengan sabar dan melakukan apa yang bisa diperbuatnya.4. Pasien emergensiPasien ini mengalami kecelakaan dimana tangannya masuk ke dalam mesin penggilingan sehingga telapak tangannya tampak bengkak dan tulang-tulang di telapak tangannya hancur. Satu-satu cara yang bisa dilakukan adalah melakukan amputasi. Kemudian dr. Bagus menanyakan persetujuan istri pasien tersebut. Setelah mendapatkan persetujuan akhirnya dokter melakukan amputasi. Dari kasus pasien emergensi ini, dr. Bagus telah menerapkan 3 prinsip kaidah dasar bioetik. Pertama, prinsip beneficence yang tampak dari sang dokter mengusahakan kebaikannya lebih banyak dibandingkan kerugiannya, minimalisasi akibat buruk dengan melakukan amputasi, serta menolong pasien gawat darurat. Kemudian yang kedua prinsip non maleficence tampak dari dr. Bagus menolong pasien emergensi, dokter juga mampu mencegah pasien dari bahaya yaitu dengan melakukan tindakan yang efektif, mengobati pasien yang luka secara proporsional serta manfaat bagi pasien lebih banyak daripada kerugian dokter serta yang terakhir adalah Autonomy yang terlihat dari sang dokter terlebih dahulu menanyakan istri pasien mengenai kesediaannya melakukan amputasi terhadap suaminya atau dengan kata lain melakukan informed consent.5. Pasien keempatPasien ini adalah seorang bapak berusia 55tahun datang dengan keluhan nyeri di ulu hati dan terasa berat pada dada serta punggungnya. Dr. Bagus curiga pasien tersebut menderita penyakit jantung sehingga ia membuat surat rujukan ke rumah sakit yang berada di kota. Kemudian sang pasien pun pulang dengan membawa surat rujukan tersebut. Dari kasus tersebut dr. Bagus telah menerapkan prinsip beneficence yang terlihat dari sang dokter berusaha meminimalisasi akibat buruk dengan membuat surat rujukan ke rumah sakit. Selain itu dr. Bagus juga menerapkan prinsip autonomy dimana sang dokter tidak berbohong kepada pasiennya mengenai dugaan penyakitnya serta melaksanakan informed concent. Yang terakhir adalah prinsip justice yang terlihat dari sang dokter menghargai hak sehat pasien dengan membuat surat rujukan ke rumah sakit di kota.

3. Penutup Kaidah-kaidah dasar bioetik sangat penting untuk diterapkan dalam profesi kedokteran. Kaidah-kaidah inilah yang nantinya akan menuntun seorang dokter bagaimana harus memperlakukan pasiennya. Dengan adanya kaidah dasar bioetik ini seorang dokter diharapkan mampu mengambil keputusan yang baik bagi pasiennya. Selain itu juga mampu bersikap baik dan tetap berada di jalur yang benar. Bila seorang dokter mampu menerapkan semua kaidah tersebut tentu saja kepercayaan pasien akan meningkat kepada dokter. Selain itu pasien juga merasa nyaman dan aman dengan sang dokter. Melalui ini seorang dokter juga belajar bagaimana mengambil keputusan berdasarkan data ilmiah dan keinginan pasien. Maka dari itu diharapkan dengan makalah ini kita semua dapat belajar menjadi dokter yang baik dan bertanggungjawab dengan menerapkan kaidah dasar bioetik.Kesimpulan: Dari kasus yang kita bahas di atas, kita dapat menyimpulkan bahwa dr.Bagus telah melakukan/ menerapkan keempat prinsip dasar kaidah dasar bioetik mulai dari beneficence, non maleficence, autonomy, dan justice.

4. Daftar PustakaHanafiah, M. Jusuf & Amir Amri.2009.Etika Kedokteran & Hukum Kesehatan.Jakarta: Penerbit Buku kedokteran EGC.

Hartono, Budiman & Darminto Salim.2011.Modul 1 Who am I? Bioetika, Humaniora dan profesionalisme dalam Profesi Dokter. Jakarta:Universitas Kristen Krida Wacana.

Sachrowardi, Qomariyah & Ferryal Basbeth.2011.Bioetik Isu & Dilema.Jakarta: Pensil-324.

Williams, Prof. John R. 2005.Paduan Etika Medis.Yogyakarta: Ethics Unit of the World Medical Association.

http://melaticitra.blogspot.com/2010/06/kaidah-dasar-bioetik.html1