PBL BLOK 26 08 h

download PBL BLOK 26 08 h

of 32

Transcript of PBL BLOK 26 08 h

  • 8/10/2019 PBL BLOK 26 08 h

    1/32

    Page | 1

    Administrasi Puskesmas

    Rachellia Agustina

    Mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana

    Jl. Arjuna Utara No. 6

    Jakarta Barat

    [email protected]

    Pendahuluan

    Secara teori, sebuah negara dibentuk oleh masyarakat di suatu wilayah yang

    tidak lain bertujuan untuk memenuhi kebutuhan hidup bersama setiap anggotanya

    dalam koridor kebersamaan. Dalam angan setiap anggota masyarakat, negara yang

    dibentuk oleh mereka ini akan melaksanakan fungsinya menyediakan kebutuhan

    hidup anggota berkaitan dengan konstelasi hidup berdampingan dengan orang lain di

    sekelilingnya. Di kehidupan sehari-hari, kebutuhan bersama itu sering kita artikansebagai kebutuhan publik. Salah satu contoh kebutuhan publik yang mendasar adalah

    kesehatan.

    Kesehatan adalah pelayanan publik yang bersifat mutlak dan erat kaitannya

    dengan kesejahteraan masyarakat. Untuk semua pelayanan yang bersifat mutlak,

    negara dan aparaturnya berkewajiban untuk menyediakan layanan yang bermutu dan

    mudah didapatkan setiap saat. Salah satu wujud nyata penyediaan layanan publik di

    bidang kesehatan adalah adanya Puskesmas. Tujuan utama dari adanya Puskesmas

    adalah menyediakan layanan kesehatan yang bermutu namun dengan biaya yanng

    relatif terjangkau untuk masyarakat, terutama masyarakat dengan kelas ekonomi

    menengah ke bawah.

    Tujuan terselenggarakannya pembangunan kesehatan adalah meningkatkan

    kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud

    derajat kesehatan masyarakat yang optimal. Keberhasilan pembangunan kesehatan

    berperan penting dalam peningkatan mutu dan daya saing sumber daya manusia

    Indonesia. Untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan tersebut

    mailto:[email protected]:[email protected]:[email protected]
  • 8/10/2019 PBL BLOK 26 08 h

    2/32

    Page | 2

    diselenggarakan berbagai upaya kesehatan secara menyeluruh, berjenjang dan

    terpadu. Puskesmas adalah penanggung jawab penyelenggara upaya kesehatan untuk

    jenjang tingkat pertama

    ISI

    1. DEFENISI dan FUNGSI PUSKESMAS

    Puskesmas atau Pusat Kesehatan Masyarakat adalah suatu organisasi fungsional

    yang menyelenggarakan upaya kesehatan yang bersifat menyeluruh, terpadu, merata,

    dapat diterima dan terjangkau oleh masyarakat, serta biaya yang dapat dipikul oleh

    pemerintah dan masyarakat.1 Menurut Ilham Akhsanu, puskesmas adalah Suatu unit

    organisasi yang bergerak dalam bidang pelayanan kesehatan yang berada di garda

    terdepan dan mempunyai misi sebagai pusat pengembangan pelayanan kesehatan, yang

    melaksanakan pembinaan dan pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan terpadu

    untuk masyarakat di suatu wilayah kerja tertentu yang telah ditentukan secara mandiri

    dalam menentukan kegiatan pelayanan namun tidak mencakup aspek pembiayaan.

    Fungsi Puskesmas adalah mengembangkan pelayanan kesehatan yang

    menyeluruh seiring dengan misinya. Pelayanan kesehatan tersebut harus bersifat

    menyeluruh atau yang disebut dengan Comprehensive Health Care Service yang

    meliputi aspek promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif. Prioritas yang harus

    dikembangkan oleh Puskesmas harus diarahkan ke bentuk pelayanan kesehatan dasar

    (basic health care services) yang lebih mengedepankan upaya promosi dan pencegahan

    (public health service).

    Sebagai organisasi pelayanan mandiri, kewenangan yang dimiliki Puskesmas

    juga meliputi kewenangan merencanakan kegiatan sesuai masalah kesehatan di

    wilayahnya, kewenangan menentukan kegiatan yang termasuk public goods atau

    private goods serta kewenangan menentukan target kegiatan sesuai kondisi geografi

    Puskesmas. Jumlah kegiatan pokok Puskesmas diserahkan pada tiap Puskesmas sesuai

    kebutuhan masyarakat dan kemampuan sumber daya yang dimiliki, namun Puskesmas

    tetap melaksanakan kegiatan pelayanan dasar yang menjadi kesepakatan nasional.

  • 8/10/2019 PBL BLOK 26 08 h

    3/32

    Page | 3

    Gambar 1: Level Pelayanan Kesehatan

    Adapun penjabaran fungsi puskesmas sebagai penyelenggara pelayanankesehatan primer antara lain: 1,2,3

    1. Sebagai Pusat Pembangunan Kesehatan Masyarakat di wilayah kerjanya.

    2. Membina peran serta masyarakat di wilayah kerjanya dalam rangka

    meningkatkan kemampuan untuk hidup sehat

    3. Memberikan pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan terpadu kepada

    masyarakat di wilayah kerjanya.

    Proses dalam melaksanakan fungsinya, dilaksanakan dengan cara: 2,3,8

    a. Merangsang masyarakat termasuk swasta untuk melaksanakan kegiatan dalam

    rangka menolong dirinya sendiri.

    b. Memberikan petunjuk kepada masyarakat tentang bagaimana menggali dan

    menggunakan sumberdaya yang ada secara efektif dan efisien.

    c. Memberikan bantuan yang bersifat bimbingan teknis materi dan rujukan medis

    maupun rujukan kesehatan kepada masyarakat dengan ketentuan bantuan tersebut

    tidak menimbulkan ketergantungan.

    d. Memberikan pelayanan kesehatan langsung kepada masyarakat.

    e. Bekerja sama dengan sektor-sektor yang bersangkutan dalam melaksanakan

    program

    RS Provinsi

    RS Kabu aten

    PKM kecamatan

    PKM kelurahan

    Pos andu

  • 8/10/2019 PBL BLOK 26 08 h

    4/32

    Page | 4

    2. ORGANISASI2,3,4,8

    2.1. Struktur Organisasi

    Struktur organisasi puskesmas tergantung dari kegiatan dan beban tugas

    masing-masing puskesmas. Penyusunan struktur organisasi puskesmas di satu

    kabupaten/kota dilakukan oleh dinas kesehatan kab/kota, sedangkan

    penetapannya dilakukan dengan peraturan daerah. Sebagai acuan dapat

    dipergunakan pola struktur organisasi puskesmas sebagai berikut:

    a. Kepala Puskesmas

    b. Unit Tata Usaha, bertanggung jawab membantu kepala Puskesmas

    dalam mengelola data dan informasi, perencanaan dan penilaian,

    keuangan, umum dan kepegawaian

    c. Unit pelaksana teknis fungsional

    2.2.Kriteria Personalia

    Kriteria personalia yang mengisi struktur organisasi puskesmas disesuaikan

    dengan tugas dan tanggungjawab masing-masing unit puskesmas. Khusus

    untuk kepala puskesmas kriteria tersebut disyaratkan harus seorang sarjana

    dibidang kesehatan yang kurikulum pendidikannya mencakup kesehatan

    masyarakat

    2.3. Eselon Kepala Puskesmas

    Kepala puskesmas adalah penanggungjawab pembangunan kesehatan ditingkat

    kecamatan. Sesuai dengan tanggung jawab tersebut dan besarnya peran

    kepala puskesmas dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan ditingkat

    kecamatan maka jabatan kepala puskesmas setingkat eselon III-B. Dalam

    keadaan tidak tersedia tenaga yang memenuhi syarat untuk menjabat jabatan

    eselon III-B ditunjuk pejabat sementara yang sesuai dengan kriteria kepala

    puskesmas yakni sarjana dibidang kesehatan yang kurikulum pendidikannya

    mencakup bidang kesehatan masyarakat, dengan kewenangan yang setara

    dengan pejabat tetap.

    Struktur Organisasi Puskesmas

    Unsur pimpinan : Kepala Puskesmas

    Unsur pembantu pimpinan : Tata usaha

    Unsur pelaksana : Unit I, II, III, IV, V, VI, VII.

  • 8/10/2019 PBL BLOK 26 08 h

    5/32

    Page | 5

    Tugas Pokok

    Kepala Puskesmas: bertugas memimpin, mengawasi dan

    mengkoordinasikan kegiatan puskesmas yang dapat dilakukan dalam

    jabatan struktural dan jabatan fungsional.

    Kepala urusan tata usaha: bertugas dibidang kepegawaian, keuangan,

    perlengkapan dan surat menyurat serta pencatatan dan pelaporan.

    Unit I: bertugas melaksanakan kegiatan kesejahteraan ibu dan anak,

    keluargaberencana dan perbaikan gizi

    Unit II: Melaksanakan kegiatan pencegahan dan pemberantasan

    penyakit menular khususnya imunisasi, kesehatan lingkungan dan

    laboratorium sederhana

    Unit III: Melaksanakan kegiatan kesehatan gigi dan mulut, kesehatan

    tenagakerja dan manula

    Unit IV: Melaksanakan kegiatan perawatan kesehatan masyarakat,

    kesehatan sekolah dan olahraga, kesehatan jiwa, kesehatan mata dan

    kesehatan khusus lainnya

    Unit V: Melaksanakan kegiatan pembinaan dan pengembangan upaya

    masyarakat dan penyuluhan kesehatan masyarakat, kesehatan remaja

    dan dana sehat

    Unit VI : Melaksanakan kegiatan pengobatan rawat jalan dan rawat

    inap

    Unit VII : Melaksanakan kegiatan kefarmasian.

    3. TATA KERJA 2,3,4,8

    3.1. Dengan Kantor Kecamatan

    Dalam melaksanakan fungsinya puskesmas berkoordinasi dengan kantor

    kecamatan melalui pertemuan berkala yang diselenggarakan di tingkat

    kecamatan. Koordinasi tersebut mencakup perencanaan, penggerakan,

    pengendalian, pengawasan serta penilaian. Dalam hal pelaksanaan fungsi

  • 8/10/2019 PBL BLOK 26 08 h

    6/32

    Page | 6

    penggalian sumber daya masyarakat oleh puskesmas, koordinasi dengan kantor

    kecamatan mencakup pula kegiatan fasilitas kesehatan.2,3,4,8

    3.2. Dengan Dinas Kesehatan Kab/Kota

    Puskesmas adalah unit pelaksana teknis Dinas Kesehatan Kabupaten/kota.

    Dengan demikian, secara teknis dan administratif puskesmas bertanggung

    jawab kepada Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota. Sebaliknya, Dinas Kesehatan

    Kabupaten/Kota bertanggung jawab membina serta memberikan bantuan

    administratif dan teknis kepada puskesmas. Sedangkan sebagai pembina upaya

    kesehatan bersumber daya masyarakat, puskesmas melaksanakan bimbingan

    teknis, pemberdayaan dan rujukan sesuai kebutuhan. 2,3,4,8

    3.3. Dengan Jaringan Pelayanan Kesehatan Rujukan

    Dalam penyelenggaraan upaya kesehatan perorangan dan upaya kesehatan

    masyarakat, puskesmas menjalin kerja sama yang erat dengan berbagai

    pelayanan kesehatan rujukan. Untuk upaya kesehatan perorangan jalinan

    kerjasama tersebut diselenggarakan dengan berbagai sarana pelayanan

    kesehatan perorangan seperti rumah sakit dan berbagai balai kesehatan

    masyarakat. Sedangkan untuk upaya kesehatan masyarakat jalinan

    ker jasama diselenggarakan dengan berbagai sarana pelayanan kesehatan

    masyarakat rujukan seperti Dinas Kesehatan Kab/Kota. Kerjasama tersebut

    diselenggarakan melalui penerapan konsep rujukan yang menyeluruh dalam

    koordinasi dengan Dinas Kesehatan Kab/Kota. 2,3,4,8

    3.4. Dengan Lintas Sektor

    Tanggung jawab puskesmas sebagai unit pelaksana teknis adalah

    menyelenggarakan sebagian tugas pembangunan kesehatan yang dibebankan

    oleh Dinas KesehatanKab/Kota. Untuk hasil yang optimal penyelenggaraan

    pembangunan kesehatan tersebut harus dapat dikoordinasikan dengan berbagai

    lintas sektor terkait yang ada di tingkat kecamatan. Diharapkan disatu pihak

    penyelenggaraan pembangunan kes eh atan di kecamatan tersebut mendapat

    dukungan dari berbagai sektor terkait, sedangkan dipihak lain pembangunan

    yang diselenggarakan oleh sektor lain di tingkat kecamatan berdampak positif

    terhadap kesehatan. 2,3,4,8

    3.5. Dengan Masyarakat

    Sebagai penanggung jawab penyelenggaraan pembangunan kesehatan

    diwilayah kerjanya, puskesmas memerlukan dukungan aktif dari masyarakat

  • 8/10/2019 PBL BLOK 26 08 h

    7/32

    Page | 7

    sebagai objek dan subjek pembangunan. Dukungan aktif tersebut diwujudkan

    melalui pembentukan Badan Penyantun Puskesmas (BPP) yang menghimpun

    berbagai potensi masyarakat. BPP berperan sebagai mitra puskesmas dalam

    menyelenggarakan pembangunankesehatan. 2,3,4,8

    3.6. Badan Penyantun Puskesmas

    Badan Penyantun Puskesmas adalah suatu organisasi yang menghimpun tokoh-

    tokoh masyarakat peduli kesehatan yang berperan sebagai mitra kerja

    puskesmas dalam menyelenggarakan upaya pembangunan kesehatan di wilayah

    kerja puskesmas. Fungsi dari Badan Penyantun Puskesmas adalah:

    Melayani pemenuhan kebutuhan penyelenggaraan pembangunan kesehatan

    oleh Puskesmas

    Memperjuangkan kepentingan kesehatan dan keberhasilan

    pembangunankesehatan oleh puskesmas

    Melaksanakan tinjauan kritis dan memberikan masukan tentang

    kinerja puskesmas

    4. PENYELENGGARAAN PROGRAM PUSKESMAS

    Visi dan misi Puskesmas di Indonesia merujuk pada program Indonesia Sehat

    2010. Hal ini dapat kita lihat pula dalam SPM (Standar Pelayanan Minimal). Standar

    Pelayanan Minimal adalah suatu standar dengan batas-batas tertentu untuk mengukur

    kinerja penyelenggaraan kewenangan wajib daerah yang berkaitan dengan pelayanan

    dasar kepada masyarakat yang mencakup jenis pelayanan, indikator, dan nilai

    (benchmark). Pelaksanaan Urusan Wajib dan Standar Pelayanan Minimal (UW-SPM)

    diatur dalam Surat Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.

    1457/MENKES/SK/X/2003 dibedakan atas UW-SPM yang wajib diselenggarakanoleh seluruh kabupaten-kota di seluruh Indonesia dan UW-SPM spesifik yang hanya

    diselenggarakan oleh kabupaten-kota tertentu sesuai keadaan setempat. UW-SPM

    wajib meliputi penyelenggaraan pelayanan kesehatan dasar, penyelenggaraan

    perbaikan gizi masyarakat, penyelenggaraan pemberantasan penyakit menular,

    penyelenggaraan promosi kesehatan, dan lain-lain. Sedangkan UW-SPM spesifik

    meliputi pelayanan kesehatan kerja, pencegahan dan pemberantasan penyakit malaria.

    Hal ini diperkuat dengan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 65 Tahun 2005

    tentang Pedoman Penyusunan dan Penerapan Standard Pelayanan Minimal. 8,9

  • 8/10/2019 PBL BLOK 26 08 h

    8/32

    Page | 8

    Visi dan Misi Indonesia Sehat 2010

    Visi Pembangunan Kesehatan di Indonesia adalah Indonesia Sehat 2010.

    Dalam Indonesia Sehat 2010, Lingkungan yang diharapkan adalah yang kondusif bagi

    terwujudnya lingkungan sehat yaitu:

    1. Lingkungan yang bebas dari polusi

    2. Tersedianya sumber air bersih

    3. Sanitasi lingkungan yang memadai

    4. Perumahan dan pemukiman yang sehat

    5. Terwujudnya kehidupan masyarakat yang saling tolong menolong dengan

    memelihara nilai-nilai budaya bangsa

    Perilaku Masyarakat Indonesia sehat yang diharapkan adalah:

    1. Yang bersifat proaktif untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan

    2. Mencegah resiko terjadinya penyakit

    3. Melindungi diri dari ancaman sakit

    4. Berpartisipasi aktif dalam gerakan kesehatan masyarakat

    Untuk mencapai visi tersebut, maka disusunlah misi pembangunan

    kesehatan sebagai berikut:

    1. Menggerakkan pembangunan nasional berwawasan kesehatan.

    2. Mendorong kemandirian masyarakat untuk hidup sehat

    3. Memelihara dan meningkatkan pelayanan kesehatan yang bermutu, merata dan

    terjangkau

    4. Memelihara dan meningkatkan kesehatan individual, keluarga dan masyarakat

    beserta lingkungannya.

  • 8/10/2019 PBL BLOK 26 08 h

    9/32

    Page | 9

    RANCANGAN KEWENANGAN WAJIB DAN STANDARD PELAYANAN MINIMAL

    Kewenangan Wajib Jenis Pelayanan

    1. Penyelenggaraan

    Pelayanan Kesehatan

    Dasar

    Pelayanan kesehatan ibu dan bayi baru lahir

    Pelayanan kesehatan bayi dan anak pra

    sekolah

    Pelayanan kesehatan anak usia sekolah dan

    remaja

    Pelayanan kesehatan usia subur

    Pelayanan kesehatan usia lanjut

    Pelayanan imunisasi

    Pelayanan kesehatan jiwa masyarakat

    Pelayanan pengobatan / perawatan

    2. Penyelenggaraan

    pelayanan kesehatan

    rujukan dan penunjang

    Pelayanan kesehatan dengan 4 kompetensi

    dasar (kebidanan, bedah, penyakit dalam,

    anak)

    Pelayanan kesehatan darurat

    Pelayanan laboratorium kesehatan yang

    mendukung upaya kesehatan perorangan dan

    kesehatan masyarakat

    Penyediaan pembiayaan dan jaminan

    kesehatan

    3. Penyelenggaraan

    pemberantasan penyakit

    menular

    Penyelenggaraan penyelidikan epidemiologi

    dan penanggulangan Kejadian Luar Biasa

    (KLB)

    Pencegahan dan pemberantasan penyakit

    polio

    Pencegahan dan pemberantasan penyakit TB

    paru

    Pencegahan dan pemberantasan penyakit

    malaria

    Pencegahan dan pemberantasan penyakit

    kusta

    Pencegahan dan pemberantasan penyakit

  • 8/10/2019 PBL BLOK 26 08 h

    10/32

    Page | 10

    ISPA

    Pencegahan dan pemberantasan penyakit

    HIV-AIDS

    Pencegahan dan pemberantasan penyakit

    DBD

    Pencegahan dan pemberantasan penyakit

    diare

    Pencegahan dan pemberantasan penyakit

    fliariasis

    4. Penyelenggaraan

    perbaikan gizi masyarakat

    Pemantauan pertumbuhan balita

    Pemberian suplemen gizi

    Pelayanan gizi

    Penyuluhan gizi seimbang

    Penyelenggaraan kewaspadaan gizi

    5. Penyelenggaraan promosi

    kesehatan

    Penyuluhan prilaku sehat

    Penyuluhan pemberdayaan masyarakat dalam

    upaya kesehatan

    6. Penyelenggaraan

    kesehatan lingkungan dan

    sanitasi dasar

    Pemeliharaan kualitas lingkungan fisik,

    kimia, biologi

    Pengendalian vektor

    Pelayanan hygiene sanitasi di tempat umum

    7. Pencegahan dan

    penanggulangan

    penyalahgunaan

    narkotika, psikotropika

    dan zat adiktif lain

    Penyuluhan P3 NAPZA (Pencegahan dan

    Penanggulangan Penyalahgunaan NAPZA)

    yang berbasis masyarakat

    8. Penyelenggaraan

    pelayanan kefarmasian

    dan pengamanan sediaan

    farmasi, alat kesehatan

    serta makanan dan

    minuman

    Penyediaan obat dan perbekalan kesehatan

    untuk pelayanan kesehatan dasar

    Penyediaan dan pemerataan pelayanan

    kefarmasian di saranan pelayanan kesehatan

    Pelayanan pengamanan farmasi alat

    kesehatan

  • 8/10/2019 PBL BLOK 26 08 h

    11/32

    Page | 11

    Program Pokok Puskesmas

    Kegiatan pokok Puskesmas dilaksanakan sesuai kemampuan tenaga maupun fasilitasnya,

    karenanya kegiatan pokok di setiap Puskesmas dapat berbeda-beda. Namun demikian

    kegiatan pokok Puskesmas yang lazim dan seharusnya dilaksanakan adalah sebagai

    berikut:1-10

    1. Kesejahteraan ibu dan Anak ( KIA )

    2. Keluarga Berencana

    3. Usaha Peningkatan Gizi

    4. Kesehatan Lingkungan

    5. Pemberantasan Penyakit Menular

    6. Upaya Pengobatan termasuk

    Pelayanan Darurat Kecelakaan

    7. Penyuluhan Kesehatan Masyarakat

    8. Usaha Kesehatan Sekolah

    9. Kesehatan Olah Raga

    10. Perawatan Kesehatan Masyarakat

    11. Usaha Kesehatan Kerja

    12. Usaha Kesehatan Gigi dan Mulut

    13. Usaha Kesehatan Jiwa

    14. Kesehatan Mata

    15. Laboratorium ( diupayakan tidak lagi

    sederhana )

    16. Pencatatan dan Pelaporan Sistem

    Informasi Kesehatan

    17. Kesehatan Usia Lanjut

    18. Pembinaan Pengobatan Tradisional

    Pelaksanaan kegiatan pokok Puskesmas diarahkan kepada keluarga sebagai satuan

    masyarakat terkecil. Karenanya, kegiatan pokok Puskesmas ditujukan untuk kepentingan

    kesehatan keluarga sebagai bagian dari masyarakat di wilayah kerjanya. Setiap kegiatan

    pokok Puskesmas dilaksanakan dengan pendekatan Pembangunan Kesehatan Masyarakat

    Desa (PKMD). Disamping penyelenggaraan usaha-usaha kegiatan pokok Puskesmas

    seperti tersebut di atas, Puskesmas sewaktu-waktu dapat diminta untuk melaksanakan

    program kesehatan tertentu oleh Pemerintah Pusat (contoh: Pekan Imunisasi

    Nasional).2,3,4,8,9Dalam hal demikian, baik petunjuk pelaksanaan maupun perbekalan akan

    diberikan oleh Pemerintah Pusat bersama Pemerintah Daerah. Keadaan darurat mengenai

    kesehatan dapat terjadi, misalnya karena timbulnya wabah penyakit menular atau bencana

    alam. Untuk mengatasi kejadian darurat seperti di atas bisa mengurangi atau menunda

    kegiatan lain.

  • 8/10/2019 PBL BLOK 26 08 h

    12/32

    Page | 12

    Upaya dan Azas Penyelenggaraan Puskesmas Menurut Kepmenkes No 128 Tahun 2004

    Untuk tercapainya visi pembangunan kesehatan melalui puskesmas yakni

    terwujudnya kecamatan sehat menuju Indonesia sehat, maka puskesmas

    bertanggung jawab menyelenggarakan upaya kesehatan perorangan dan upaya kesehatan

    masyarakat yang keduanya jika ditinjau dari sistem kesehatan nasional

    merupakan pelayanan kesehatan tingkat pertama. Upaya kesehatan tersebut dikelompokan

    menjadi dua yakni:

    Upaya kesehatan wajib

    Upaya kesehatan wajib puskesmas adalah upaya yang ditetapkan

    berdasarkankomitmen nasional, regional dan global serta yang mempunyai daya

    ungkit tinggi untuk peningkatan derajat kesehatan masyarakat. Upaya kesehatan

    wajib ini harus diselenggarakan oleh setiap puskesmas yang ada di wilayah

    Indonesia, meliputi: Upaya promosi kesehatan, upaya kesehatan lingkungan, upaya

    kesehatan ibu dan anak serta keluarga berencana, upaya perbaikan gizi masyarakat,

    upaya pencegahan dan pemberantasan penyakit menular, upaya pengobatan

    Upaya kesehatan pengembangan

    Upaya kesehatan pengembangan puskesmas adalah upaya yang

    ditetapkan berdasarkan permasalahan kesehatan yang ditemukan di masyarakat

    serta yangdisesuaikan dengan kemampuan puskesmas. Upaya kesehatan

    pengembangan dipilih dari daftar upaya kesehatan pokok puskesmas yang telah ada

    yakni: upaya kesehatan sekolah, upaya kesehatan olah raga, dan program lainnya.

    1.Azas pertanggungjawaban wilayah1

    a. Puskesmas bertanggung jawab meningkatkan derajat kesehatan masyarakat

    yang bertempat tinggal di wilayah kerjanya.

    b.Dilakukan kegiatan dalam gedung dan luar gedung

    c. Ditunjang dengan puskesmas pembantu, Bidan di desa, puskesmas keliling

    2. Azas pemberdayaan masyarakat1

    a. Puskesmas harus memberdayakan perorangan, keluarga dan masyarakat agar

    berperan aktif dalam menyelenggarakan setiap upaya Puskesmas

    b.Potensi masyarakat perlu dihimpun

  • 8/10/2019 PBL BLOK 26 08 h

    13/32

    Page | 13

    3.Azas keterpaduan1

    Untuk mengatasi keterbatasan sumberun daya serta diperolehnya hasil yang

    optimal penyelenggaraan setiap upaya puskesmas harus diselenggarakan secara

    terpadu. Jika mungkin sejak dari tahap perencanaan. Ada dua macam keterpaduan

    yang perlu diperhatikan:

    Keterpaduan lintas program

    UKS : keterpaduan Promosi kesehatan, Pengobatan, Kesehatan Gigi,

    Kesehatan reproduksi, Remaja, Kesehatan Jiwa

    Keterpaduan lintassektoral

    Upaya Perbaikan Gizi : keterpaduan sektor kesehatan dengan camat,

    lurah/kades, pertanian, pendidikan, agama, dunia usaha, koperasi, PKK

    Upaya Promosi Kesehatan : keterpaduan sektor kesehatan dengan camat,

    lurah/kades, pertanian, pendidikan, agama

    4.Azas rujukan1

    Sebagai sarana pelayanan kesehatan tingkat pertama, kemampuan yang dimiliki

    oleh puskesmas terbatas. Padahal puskesmas berhadapan langsung

    dengan masyarakat dengan berbagai permasalahan kesehatannya.

    Untuk membantu puskesmas menyelesaikan berbagai permasalahan tersebut

    dan juga untuk meningkatkan efisiensi, maka penyelenggaraan setiap upaya

    puskesmas harus ditopang oleh azas rujukan. Rujukan adalah pelimpahan

    wewenang dan tanggung jawab atas kasus penyakit atau masalah kesehatan yang

    diselenggarakan secara timbal balik. Baik secara vertikal maupun secara

    horizontal dalam arti antar strata sarana pelayanan kesehatan yang sama. Sesuai

    dengan jenis upaya kesehatan yang diselenggarakan oleh puskesmas ada dua

    macam rujukan yang dikenal yakni:

    Rujukan medis/upaya kesehatan perorangan

    rujukan kasus

    bahan pemeriksaan

    ilmu pengetahuan

    Rujukan upaya kesehatan masyarakat

    rujukan sarana dan logistik

    rujukan tenaga

  • 8/10/2019 PBL BLOK 26 08 h

    14/32

    Page | 14

    rujukan operasional

    5. PEMANTAUAN

    Penyelenggaraan kegiatan harus diikuti dengan kegiatan pemantauan yang

    dilakukan secara berkala. Kegiatan pemantauan mencakup hal-hal sebagai berikut:

    1,2,3,4

    Telaahan internal yakni telaahan bulanan terhadap penyelenggaraan kegiatan dan

    hasil yang dicapai oleh puskesmas, dibandingkan dengan rencana dan standar

    pelayanan. Kesimpulan dirumuskan dalam dua bentuk pertama kinerja puskesmas

    yang terdiri dari cakupan, mutu, dan biaya kegiatan puskesmas.

    Telaahan eksternal yakni telaahan triwulan terhadap hasil yangdicapai oleh sarana

    pelayanan kesehatan tingkat pertama lainnya sektor lain terkait yang ada

    diwilayah kerja puskesmas. Telaahan triwulan ini dilakukan dalam lokakarya mini

    triwulan puskesmas secara lintas sektor.

    6. PENILAIAN

    Kegiatan penilaian dilakukan pada akhir tahun anggaran. Kegiatan yang

    dilakukan mencakup hal-hal sebagai berikut:1,2,3,4

    a. Melakukan penilaian terhadap penyelenggaraan kegiatan dan hasil yang dicapai,

    dibandingkan dengan rencana tahunan dan standar pelayanan.Sumber data yang

    digunakan pada penilaian adalah data primer dan data sekunder

    b. Menyusun saran peningkatan penyelenggaraan kegiatan sesuai dengan pencapaian

    serta masalah dan hambatan yang ditemukan untuk rencanatahunan berikutnya.

    7. PENGAWASAN dan PERTANGGUNGJAWABAN

    Pengawasan dan pertanggungjawaban adalah proses memperoleh kepastian atas

    kesesuaian penyelenggaraan dan pencapaian tujuan puskesmas terhadap rencana

    dan peraturan perundang-undangan serta berbagai kewajiban yang berlaku.

    Untuk terselenggaranya pengawasan dan pertanggungjawaban dilakukan kegiatan

    sebagai berikut:

    a. Pengawasan

    Pengawasan dibedakan atas dua macam yakni pengawasan internal

    dan pengawasan eksternal. Pengawasan internal dilakukan secara melekat oleh

  • 8/10/2019 PBL BLOK 26 08 h

    15/32

    Page | 15

    atasan langsung. Pengawasan eksternal dilakukan oleh masyarakat, Dinas

    Kesehatan Kab/Kota serta berbagai institusi pemerintah terkait. Pengawasan

    mencakup administrasi, keuangan, dan teknis pelayanan. Apabila

    dalam pengawasan terdapat suatu penyimpangan akan dilakukan pembinaan.

    b. Pertanggungjawaban

    Pada setiap akhir tahun anggaran, kepala puskesmas harus membuat

    laporan pertanggung jawaban tahunan yang mencakup pelaksanaan kegiatan,

    serta perolehan dan penggunaan berbagai sumber daya termasuk keuangan.

    Laporan tersebut disampaikan kepada Dinas Kesehatan Kab/Kota serta pihak-pihak

    terkait lainnya.

    8. PEMBIAYAAN

    Untuk terselenggaranya berbagai upaya kesehatan perorangan dan upaya

    kesehatan masyarakat yang menjadi tanggungjawab puskesmas, perlu ditunjang

    dengan tersedianya pembiayaan yang cukup. Pada saat ini ada beberapa sumber

    pembiayaan puskesmas yaitu: 1,2,3,4,8,9

    Pemerintah

    Sumber biaya berasal dari Pemerintah Kabupaten yang dibedakan atas dana

    pembangunan dan dana anggaran rutin. Dana ini diturunkan secara bertahap ke

    Puskesmas melalui Dinas Kesehatan Kabupaten.

    Retribusi

    Retribusi merupakan salah satu sumber pendapatan Puskesmas yang membiayai

    upaya kesehatan perorangan yang pemanfaatanya dan besarnya ditentukan oleh

    Pemerintah Daerah.

    PT. ASKES

    Puskesmas menerima dana dari PT. ASKES yang peruntukannya sebagai imbal

    jasa kepada peserta ASKES yaitu Pegawai Negeri Sipil (PNS)

    PT. JAMSOSTEK

    Puskesmas menerima dana dari PT. JAMSOSTEK yang peruntukannya sebagai

    imbal jasa kepada peserta JAMSOSTEK yaitu Pegawai / karyawan yang berada

    dibawah naungan Dinas Tenaga Kerja.

  • 8/10/2019 PBL BLOK 26 08 h

    16/32

    Page | 16

    BPP (Badan Penyantun Puskesmas)

    Dengan memberdayakan potensi yang dimiliki masyarakat dalam rangka

    meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.

    9. FAKTOR-FAKTOR PENGHAMBAT PELAYANAN PUSKESMAS

    Dalam realitanya pelayanan Puskesmas sekarang banyak memiliki masalah-

    masalah. Adapun masalah-masalah yang terjadi sehubungan dengan kasus

    administrasi kesehatan antara lain:8

    Faktor Internal

    Sarana dan Prasarana

    Sarana dan prasarana merupakan suatu aspek terpenting dalam mencapai

    target dari program-program Puskesmas. Tetapi apa yang terjadi pada

    Puskesmas di Indonesia terkesan tidak diperhatian oleh pemerintah dengan

    alasan wilayah geografis yang sulit untuk dijangkau, sehingga sarana dan

    prasarana yang ada di dalam Puskesmas sangat terbatas, baik berupa alat

    medis maupun obat-obatan. Hal ini terjadi akibat dari sumber keuangan

    yang dimiliki Puskesmas terbatas sehingga mutu pelayanan puskesmas pun

    menjadi rendah karena tidak sesuai dengan standart kesehatan.

    Tenaga medis

    Jumlah tenaga medis yang sangat sedikit mengakibatkan

    ketidakmampuannya melaksanakan program dari Dinas Kesehatan.

    Misalanya program Posyandu yang tidak tepat sasaran. Jumlah tenaga

    medis sedikit karena insentif dari pemerintah daerah. Faktor kesejahteraan

    pegawai memang hal penting karena berkaitan dengan satu-satunya

    pendapatan resmi mereka adalah gaji. Untuk mencapai penyelenggaraan

    pelayanan kesehatan di Puskesmas di perlukan pimpinan yang mau

    memotivasi pegawainya dengan cara memenuhi kebutuhan hidupnya.

    Sumber keuangan Puskesmas

    Sumber keuangan dari pemerintah pusat maupun daerah yang didapat tidak

    sebanding dengan pengeluaran operasional Puskesmas sehingga biaya

    pelayanan Puskesmas pun mahal padahal sarana yang terdapat di sana tidak

    sebanding dengan apa yang harus dibayar sehingga hal ini berdampak

  • 8/10/2019 PBL BLOK 26 08 h

    17/32

    Page | 17

    kepada masyarakat untuk beralih pergi ke Rumah Sakit saja yang fasilitas

    lebih baik daripada Puskesmas.

    Program Puskesmas tidak berjalan dengan baik

    Dalam kasus 4 masalah kesehatan yang terjadi sehubungan dengan

    program puskesmas adalah cakupan imunisasi dasar, peserta Keluarga

    Berencana, peserta antenatal care tidak sesuai dengan tujuan yang ingin

    dicapai. Hal ini bias saja terjadi karena kurangnya kesadaran masyarakat,

    tidak cukupnya tenaga medis, atau mungkin saja disebabkan karena

    perangkat medis tidak terlalu menguasai apa yang harus dilakukan.

    Faktor Eksternal

    Kondisi Geografis

    Kondisi geografis Puskesmas umumnya terletak pada daerah pelosok atau

    setingkat dengan kecamatan. Dimana kecamatan tiap-tiap daerah memilki

    keadaan yang berbeda-beda dalam memenuhi kebutuhan pelayanan

    kesehatan puskesmas. Memang ada kecamatan-kecamatan yang hanya

    dengan satu Puskesmas sudah dapat menjangkau seluruh penduduk. Tetapi

    ada juga puskesmas yang hanya dapat dijangkau oleh penduduk yang

    bermukim di dekatnya karena penduduk yang lain bertempat tinggal jauh

    dari Puskesmas. Hal ini terkait pada dana yang tidak cukup untuk

    menggunakan alat-alat transportasi atau memang tempat tinggalnya

    terpencil sehingga penduduknya lebih senang tinggal di rumahnya daripada

    pergi ke Puskesmas.

    Keadaan Ekonomi Penduduk

    Keadaan ekonomi penduduk memberikan andil dalam sulitnya

    mengupayakan pelayanan kesehatan pada masyarakat. Jumlah warga negara

    Indonesia mayoritas bermata pencarian petani dan nelayan yang mana

    kondisi ekonominya kurang memadai. Walaupun ada ketentuan yang

    memperbolehkan mereka yang tidak mampu untuk tidak usah membayar

    retribusi di Puskesmas, namun kenyataannya orang-orang yang demikian

    justru enggan datang ke Puskesmas.

    Kondisi Pendidikan Penduduk

    Masalah pendidikan penduduk juga berperan dalam menghambat pelayanan

    yang dihadapi oleh Puskesmas sebagai pusat pelayanan kesehatan pada

  • 8/10/2019 PBL BLOK 26 08 h

    18/32

    Page | 18

    tingkat pertama, karena pada umumnya pendidikan masyarakat desa masih

    rendah, maka pola pikir mereka sangat sederhana dan kurang atau bahkan

    belum paham akan arti kesehatan. Mereka cenderung mengikuti sifat-sifat

    tradisional yang sejak dulu dipegang oleh masyarakat dan lingkungannya.

    Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat Indonesia memiliki tingkat

    pendidikan yang rendah yang mana sebagian besar penduduk Indonesia

    lulusan SD terutama di daerah pelosok-pelosok Indonesia, sehingga hal

    berdampak pada rendahnya partisipasi masyarakat dalam mewujudkan

    masyarakat Indonesia sehat terutama pada lembaga Puskesmas yang

    letaknya dekat dengan masyarakat tersebut. Selain itu juga disebabkan

    Rumah Sakit lebih baik sarana dan prasarananya, padahal Puskesmas

    merupakan pelayanan kesehatan yang paling dasar dalam lingkungan

    masyarakat setempat.

    10.SOLUSI MENGATASI MASALAH YANG MUNCUL DI LINGKUP

    PUSKESMAS

    Puskesmas sebagai unit pelayanan kesehatan yang terinstitusionalisasi

    mempunyai kewenangan yang besar dalam menciptakan inovasi model pelayanan

    kesehatan di daerah. Untuk itu dibutuhkan komitmen dan kemauan untuk

    meningkatkan/meratakan kualitas dan kuantitas pelayanan kesehatan dengan

    melakukan revitalisasi sistem kesehatan dasar dengan memperluas jaringan yang

    efektif dan efisien di Puskesmas, peningkatan jumlah dan kualitas tenaga

    kesehatan/revitalisasi kader PKK, pembentukan standar pelayanan kesehatan minimum

    untuk kinerja sistem kesehatan yang komprehensif, serta memperbaiki sistem

    informasi pada semua tingkatan pemerintah. Dari banyak kasus yang terjadi dibanyak

    daerah, jelas bahwa Puskesmas memiliki pencitraan yang rendah pada saat sekarang,

    terutama jika dilihat dari sarana, Puskesmas tidak memiliki fasilitas yang lengkap

    walaupun sudah mendapat dana dari Dinas Kesehatan.

    11.1. Imunisasi dasar

    Imunisasi adalah suatu cara untuk meningkatkan kekebalan seseorang secara

    aktif terhadap suatu penyakit, sehingga bila kelak ia terpapar dengan penyakit

    tersebut tidak akan menderita penyakit tersebut. Tujuan Umum program

    imunisasi adalah turunnya angka kesakitan, kecacatan dan kematian bayi akibat

  • 8/10/2019 PBL BLOK 26 08 h

    19/32

    Page | 19

    penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I). sedangkan tujuan

    khususnya adalah tercapainya target Universal Child Immunization yaitu

    cakupan imunisasi lengkap minimal 80% secara merata pada bayi di 100%

    desa/kelurahan pada tahun 2010, tercapainya eliminasi tetanus maternal dan

    neonatal (insiden dibawah 1 per 1.000 kelahiran hidup dalam satu tahun),

    tercapainya pemutusan rantai penularan Poliomyelitis pada tahun 2004-

    2005, serta sertifikasi bebas polio pada tahun 2008, tercapainya reduksi campak

    (RECAM) pada tahun 2005.5,8

    Masukan (input)

    Masukan merupakan suatu struktur yang berupa sumber daya manusia (man),

    dana (money), sarana fisik perlengkapan dan peralatan (material), organisasi

    dan manajemen (method).

    Proses/administrasi

    Dalam usaha melaksanakan program-program harus dimulai dengan

    manajemen atau administrasi. Administrasi ialah

    proses penyelenggaraan kerja yang dilakukan bersama-sama untuk mencapai

    tujuan yang telah ditetapkan. Administrasi, baik dalam pengertian luas maupun

    sempit di dalam penyelenggaraannya diwujudkan melalui fungsi-fungsi

    manajemen, yang terdiri dari perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan

    pengawasan. Jadi administrasi adalah penyelenggaraannya, dan manajemen

    adalah orang-orang yang menyelenggarakan kerja.

    Imunisasi merupakan upaya pencegahan terhadap penyakit tertentu

    pada diri seseorang dengan pemberian vaksin. Vaksin adalah antigen yang

    dapat bersifat aktif maupun inaktif yang berasal dari mikroorganisme ataupun

    racun yang dilemahkan. Pemberian vaksin bisa melalui injeksi, misalnya vaksin

    BCG, DPT, DT, TT, Campak, dan Hepatitis B. Sedangkan yang diberikan

    secara oral yaitu vaksin polio. Pemberian vaksin secara dini dan rutin pada bayi

    dan balita diketahui mampu memunculkan kekebalan tubuh secara alamiah.

    Penyebab

    Semua jenis hambatan atau penyebab timbulnya masalah dalam sesuatu

  • 8/10/2019 PBL BLOK 26 08 h

    20/32

    Page | 20

    program dapat dirumuskan pada saat melakukan analisis situasi (sistem) yang

    lebih difokuskan pada sumber daya dan proses (input dan proses).

    Input

    Man: jumlah staf kurang, keterampilan, pengetahuan, dan motivasi kerja yang

    rendah. Tingkat partisipasi masyarakat juga rendah.

    Money: jumlah dana untuk pengembangan program sangat terbatas dan

    turunnya dana terlambat.

    Material: jumlah peralatan medis yang kurang memadai dan jenis obat yang

    tersedia tidak sesuai dengan masalah kesehatan yang potensial berkembang di

    wilayah kerja Puskesmas. Harga peralatan yang mahal.

    Method: pelaksanaan program yang kurang efektif dan efisien. Waktu yang

    dimiliki oleh staf tidak cukup untuk menyusun rencana atau untuk mengadakan

    supervisi. Informasi juga dapat menjadi hambatan program karena datanya

    yang tersedia kurang dapat dipercaya, kurang akurat, pemanfaatan data jarang

    dilakukan untuk perencanaan kegiatan program sehingga staf terperangkap

    pada rutinisme, dan laporannya belum dibuat.

    Proses (POAC)

    Planning: kurang jelasnya tujuan atau rumusan masalah program

    sehingga rencana kerja operasional tidak relevans dengan upaya

    pemecahan masalah.

    Organizing: pembagian tugas untuk staf tidak jelas bahkan sering tidak

    ada.

    Actuating: koordinasi dan motivasi staf kurang atau kepimpinan kepala

    Puskesmas tidak disenangi staf.

    Controlling: pengawasan (supervise) lemah dan jarang dilakukan serta

    pencatatan data untuk monitoring program kurang akurat dan jarang

    dimanfaatkan.

  • 8/10/2019 PBL BLOK 26 08 h

    21/32

    Page | 21

    Lingkungan

    Pengaruh lingkungan misalnya hambatan geografis (jalan rusak), iklim atau

    musim yang kurang menguntungkan, masalah tingkat pendidikan yang

    rendah, sikap dan budaya masyarakat yang tidak kondusif (tabu, salah

    persepsi, mitos)

    Dampak

    Dampak (impact) adalah akibat yang ditimbulkan oleh output. Untuk

    manajemen kesehatan dampak yang diharapkan adalah meningkatkan

    derajat kesehatan. Peningkatan derajat kesehatan dapat tercapai jika

    kebutuhan (needs) dan tuntutan (demands) perseorangan/masyarakat dapat

    dipenuhi.

    Penyelesaian

    Pada kasus kita di dapatkan satu dokter umum, satu dokter gigi, tiga

    perawat, satu sanitarian,

    Input

    Man: tenaga, transportasi, alat-alat

    Money: tidak diketahui

    Material: alat suntik, vaksin

    Method: mengadakan penyuluhan tentang imunisasi, pelaksanaan

    program imunisasi

    Proses

    Planning. Faktor yang mempengaruhi: data dasar penyusunan

    anggaran tidak akurat.

    Organizing. Terdapat kekurangan personil/tenaga kesehatan,

    penyusunan staf tidak efektif

    Actuating. Mengusulkan kepada Dinas kesehatan untuk meminta

    tenaga tambahan, mengadakan penyuluhan kepada masyarakat

    tentang pentingnya imunisasi

  • 8/10/2019 PBL BLOK 26 08 h

    22/32

    Page | 22

    Controlling. Meliputi pelaporan kegiatan setelah imunisasi selesai

    dilaksanakan.

    Output: cakupan imunisasi dasar tercapai, 80% bayi dan balita

    dalam wilayah kerja Puskesmas telah mendapat imunisasi dasar

    Sasaran: bayi dan balita

    Dampak: diharapkan cakupan imunisasi dasar akan mencapai hasil

    dimana detidaknya 80% bayi dan balita mendapatkan seluruh

    imunisasi dasar.

    Langkah-Langkah Kegiatan

    a. Petugas Imunisasi menerima kunjungan bayi sasaran Imunisasi

    yang telah membawa Buku KIA/KMS di Ruang Imunisasi setelah

    mendaftar di loket pendaftaran.

    b. Petugas memriksa status Imunisasi dalam buku KIA / KMS dan

    menentukan jenis imunisasi yang akan diberikan.

    c. Petugas menanyakan keadaan bayi kepada orang tuanya

    (keadaan bayi yang memungkinkan untuk diberikan imunisasi atau bila

    tidak akan dirujuk ke ruang pengobatan).

    d. Petugas menyiapkan alat dan vaksin.

    e. Petugas menyiapkan sasaran.

    f. Petugas memberikan Imunisasi.

    g. Petugas melakukan KIE tentang efek samping pasca imunisasi

    kepada orang tua bayi sasaran imunisasi.

    h. Petugas memberitahukan kepada orang tua bayi mengenai jadwal

    imunisasi berikutnya.

    i. Mencatat hasil imunisasi dalam Buku KIA/KMS dan buku catatan

    imunisasi

    serta rekapitulasi setiap akhir bulannya.

  • 8/10/2019 PBL BLOK 26 08 h

    23/32

    Page | 23

    11.2. Antenatal care

    Antenatal care adalah layanan kesehatan yang ditujan untuk ibu hamil,

    tujuannya adalah menghindari komplikasi yang mungkin terjadi pada

    kehamilan, sehingga angka kematian bayi dapat ditekan serendah mungkin.

    Input

    Man: jumlah staf/ bidan kurang, keterampilan, pengetahuan, dan motivasi

    kerja yang rendah. Tingkat partisipasi masyarakat rendah, kecendrungan

    ibu hamil untuk melahirkan dengan pertolongan dukun beranak masih

    tinggi, khususnya di saerah pedesaan.

    Money: jumlah dana untuk pengembangan program sangat terbatas dan

    turunnya dana terlambat.

    Material: jumlah peralatan medis yang kurang memadai

    Method: pelaksanaan program yang kurang efektif dan efisien. Wilayah

    gografis tidak mendukung, jarak yang jauh antara puskesmas dengan jarak

    desa-desa, adat dan budaya dimana ibu hamil di pedesaan lebih senang

    untuk melahirkan dengan pertolongan dukun.

    Penyelesaian5

    Pada kasus kita di dapatkan satu dokter umum, satu dokter gigi, tiga perawat, satu

    sanitarian,. Tidak disebutkan adanya tenaga bidan.

    Input

    Man: diperlukan adanya bidan, atau perawat yang telah mendapat pelatihan

    Money: tidak diketahui

    Material: alat-alat obstetric dan ginekologi untuk melakukan persalinan,

    adanya ambulans untuk membawa ibu hamil ke puskesmas/rumah bersalin.

    Method: mendata bumil, memberikan penyuluhan dan kursus kepada dukun

    beranak

    Proses

    Planning. Faktor yang mempengaruhi: data dasar penyusunan anggaran tidak

    akurat, perlu melakukan penyuluhan dengan melatih kader-kader untuk

    memberi pengetahuan kepada ibu hamil.

  • 8/10/2019 PBL BLOK 26 08 h

    24/32

    Page | 24

    Organizing. Terdapat kekurangan personil/tenaga kesehatan (bidan).

    Actuating. Mengusulkan kepada Dinas kesehatan untuk meminta tenaga

    kesehatan tambahan, mengadakan pelatihan untuk kader, member kursus

    kepada dukun beranak agar setidaknya bias menolong persalinan dengan

    bersih, memberikan penyuluhan kepada dukun beranak agar segera merujuk

    ibu yang melahirkan dengan perdarahan ke puskesma, bekerja sama dengan

    pemerintah desa untuk mendata siapa saja ibu hamil di desa tersebut.

    Controlling. Meliputi pelaporan kegiatan setelah Kegiatan antenatal care

    selesai dilaksanakan. Bisa dilakukan saat program berjalan atau saat akhir

    tahun.

    Output: seluruh ibu hamil diharapkan mempunyai kehamilan yang sehat

    sehingga memperkecil komplikasi saat melahirkan.

    Sasaran: seluruh ibu hamil maupun wanita yang berencana hamil, serta

    dukun beranak.

    Dampak: diharapkan dengan adanya program ante natal care angka kematian

    ibu dan bayi dapat ditekan.

    Langkah-Langkah Kegiatan

    a. Petugas kesehatan mendata ibu hamil (bumil) di wilayah tersebut.

    b. Petugas melakukan penyuluhan kepada bumil tentang antenatal care.

    c. Petugas mengadakan pelatiahan kepada dukun beranak tentang persalinan

    yang steril dan mengajarkan dukun untuk segera membawa pasien ke

    puskesmas jika terjadi perdarahan saat persalian.

    d. Petugas mengadakan kegiatan untuk bumil, meliputi pemeriksaan

    kehamilan, penyuluhan tentang makanan bergizi, melakukan pengobatan jika

    terdapat resiko penyakit selama kehamilan, seperti eklampsia-preeklampsia,

    hipertensi, ataupun penyakit-penyakit lainnya .

    e. Melakukan pencatatan/evaluasi setiap bulannya.

    11.3. Pemberantarasan dengue haemorrhagic fever (DBD)7

    Demam berdarah dengue (DBD) masih merupakan masalah kesehatan di

    Indonesia karena tinginya angka kesakitan. Penyakit ini disebabkan oleh virus

    yang dibawa oleh nyamuk Aedes aegypti.

  • 8/10/2019 PBL BLOK 26 08 h

    25/32

    Page | 25

    Input

    Man: jumlah staf kurang, keterampilan, pengetahuan, rendah. Tingkat

    kesadaran masyarakat dalam menjaga kebersihan dan sanitasi masih rendah.

    Money: jumlah dana untuk pengembangan program sangat terbatas dan

    turunnya dana terlambat.

    Material: jumlah peralatan medis yang kurang memadai (fogging)

    Method: pelaksanaan program yang kurang efektif dan efisien.

    Penyelesaian

    Input

    Man: penambahan tenaga kesehatan, petugas lapangan untuk melakukan

    pengasapan, perlu kader untuk memberi penyuluhan pada masyarakat

    tentang bahaya DBD

    Money: tidak diketahui

    Material: alat-alat yang berkaitan dengan dengan pengasapan, perlu

    pembagian bubuk abate untuk membasmi jentik nyamuk

    Method: memberikan penyuluhan, mengadakan fogging

    Proses

    Planning. Perlunya perencanaan berkaitan dengan kapan biasanya terjadi

    DBD, metode apa yang ingin dipakai, semua perencanaan yang berkaitan

    dengan pemberantasan DBD.

    Organizing. Terdapat kekurangan personil/tenaga kesehatan, sehingga perlu

    pembagian yang lebih baik, perlu penambahan tenaga

    Actuating. Mengusulkan kepada Dinas kesehatan untuk meminta tenaga

    kesehatan tambahan, mengadakan penyuluhan tentang DBD, bagaimana

    cara penularan, mengajarkan masyarakat untuk melakukan kegiatan 3M

    (menutup tempat penampungan air, mengubur kaleng-kaleng bekas,

    menguras tempat penampungan air), memberantas vector dengan

    pengasapan.

    Controlling. Meliputi pelaporan kegiatan setelah Kegiatan selesai

    dilaksanakan. Bisa dilakukan saat program berjalan atau saat akhir tahun.

  • 8/10/2019 PBL BLOK 26 08 h

    26/32

    Page | 26

    Output: diharapkan tidak ada kejadian DBD lagi, atau menekan insiden

    serendah mungkin

    Sasaran: seluruh masyarakat

    Dampak: diharapkan dengan adanya pemberantasan vektor insidenterjadinya DBD dapat ditekan sehingga tidak menjadi kejadian luar biasa.

    Langkah-Langkah Kegiatan

    a. Petugas kesehatan mengadakan penyuluhan tentang semua kegiatan dalam

    rangka memberantas vector DBD.

    b. Melakukan fogging/pengasapan diseluruh wilayah kerja.

    c. Melakukan pengobatan pada pasien dengan DBD, merujuk pasien jika

    keadaan tidak dapat ditangani di puskesmas.

    d. Melakukan pencatatan/evaluasi setelah akhir program.

    11.4. Tenaga kerja8

    Tenaga kerja merupakan factor yang penting dalam terselenggaranya kegiatan

    pelayanan kesehatan yang efektif dan efisien. Kekurangan tenaga kerja dapat

    berakibat tidak tercapainya kegiatan puskesmas. Dalam kasus, dalam 30.000

    populasi jiwa hanya terdapat satu orang dokter gigi, tiga orang

    perawat, satu orang sanitarian dan tiga orang administrator. Sedangkan

    setidaknya untuk satu puskesmas mempunyai satu orang dokter umum, satu

    orang dokter gigi yang bekerja di tiga puskesmas, lima orang perawat, tiga

    orang bidan, satu orang sanitarian, satu orang nutrisionis, satu orang tenaga

    kesehatan masyarakat, satu orang laboratories, dan tiga orang administrator.

    Dalam pelaksanaannya, sesuai dengan keputusan menteri kesehatan tahun

    2004, bahwa pada tahun 2010 ke atas, semua desa di Indonesia menjadi desa

    siaga, dengan fasilitas 1 desa mempunyai 1 pustu atau polindes yang dilayani

    oleh satu rang perawat dan satu orang bidan.

    Penyelesaian

  • 8/10/2019 PBL BLOK 26 08 h

    27/32

    Page | 27

    Input

    Man: penambahan tenaga kesehatan

    Money: perlu dana tambahan untuk menggaji tenaga tambahan

    Material: tidak diketahui

    Method: mengusulkan kepada Dinas Kesehatan untuk memberi tenaga

    Proses

    Planning. Perlunya perencanaan berkaitan dengan berapa tenaga yang

    diperlukan dengan mempertimbangkan luas wilayah kerja, meliputi tenaga

    apa saja, dan darimana sumber dana untuk menggaji tenaga.

    Organizing. Pengorganisasian tenaga apa saja yang diperlukan sehingga

    tenaga yang diusulkan sesuai dengan kebutuhan puskesmas

    Actuating. Mengusulkan kepada Dinas kesehatan untuk meminta tenaga

    kesehatan tambahan

    Controlling. Melaporkan bagaimana hasil yang dicapai puskesmas setelah

    mendapatkan tenaga tambahan

    Output: pelayanan puskesmas menjadi maksimal, seluruh kegiatan

    terlaksana dengan baik, masyarakat mendapat pelayanan kesehatan yang

    memadai

    Sasaran: terselenggaranya kegiatan puskesmas yang efektif

    Dampak: diharapkan pelayanan puskesmas dapat terselenggara dengan

    maksimal, masyarakat mendapat peleyanan

    11.5. Sarana dan prasarana8

    Sarana dan prasarana juga memegang peranan penting dalam terselenggaranya

    pelayanan kesehatan yang efektif. Dengan kondisi geografis yang terpencil

    yang hanya bisa ditempuh dengan sepeda motor, perahu bermotor dan berjalan

    kaki, serta tenaga yang tidak mencukupi, tentulah ini merupakan salah satu

    masalah yang cukup serius. Dalam hal kasus dr.Tr yang mengurus 30.000

    populasi jiwa, tenaga yang kurang dan kondisi daerah yang terpencil, maka hal

    yang diperlukan adalah penambahan tenaga seperti yang telah dijelaskan diatas,

    perlunya pembangunan puskesmas pembantu (Pustu) ataupun pusat bersalin

    desa (Polindes), perlu prasarana lain seperti pengusulan ambulans atau perahu

    bermotor untuk program puskesmas keliling, perlu bekerja sama dengan sector

  • 8/10/2019 PBL BLOK 26 08 h

    28/32

  • 8/10/2019 PBL BLOK 26 08 h

    29/32

    Page | 29

    Dampak: diharapkan dengan adanya pustu/polindes tiap desa, masyarakat

    bisa mendapat pelayanan yang optimal sehingga visi Indonesia sehat 2010

    bisa tercapai dengan baik.

    11.PERAN DOKTER

    Peranan dokter Puskesmas

    1. Dokter Kepala Puskesmas sebagai seorang dokter

    Pendapat umum mengenai seorang dokter biasanya ialah seorang yang berilmu untuk

    menyembuhkan orang sakit. Demikian pula masyarakat mengharapkan seorang dokter

    Kepala Puskesmas untuk melakukan pemeriksaan dan pengobatan orang sakit. Namun

    demikian, dalam kenyataan tanggung jawab seorang dokter Kepala Puskesmas tidak

    hanya mengobati orang sakit saja akan tetapi jauh lebih besar, yaitu memelihara dan

    meningkatkan kesehatan dari masyarakat di dalam wilayah kerjanya. Disamping itu, ia

    berfungsi juga sebagai seorang pemimpin dan seorang manager pula.

    Penting kiranya seorang dokter puskesmas dalam melakukan pemeriksaan dan

    pengobatan penderita, pandangan dan cara berfikir dalam menentukan diagnosa dan

    pengobatan tidak semata mata ditujukan kepada penderita sebagai individu, akan

    tetapi pandangan ditujukan kepada keluarga penderita dan dihubungkan pula dengan

    masyarakat lingkungan penderita tersebut. Dalam melaksanakan pemeriksaan dan

    tindakan pengobatan pergunakanlah semua fasilitas yang ada dan kemampuan yang

    dimiliki sebaik baiknya. Hal ini sangat penting untuk memupuk kepercayaan

    masyarakat dan para pejabat di lingkungan kecamatan kepada dokter puskesmas yang

    bersangkutan.

    2. Dokter Kepala Puskesmas sebagai seorang manager

    a. Organisasi dan tatalaksana

    Puskesmas mempunyai wilayah kerja satu kecamatan atau sebagian dari kecamatan

    yang langsung bertanggung jawab dalam bidang teknis kesehatan maupun

    administratif kepada Kepala Dinas Kesehatan Tingkat II (Dokabu). Puskesmas

    Pembantu dan bidan di desa di dalam wilayah kerja puskesmas merupakan bagian

    integral dari puskesmas. Puskesmas Pembantu melaksanakan sebagian tugas

    tugas puskesmas sesuai dengan kemampuan tenaga dan fasilitas yang ada dalam

  • 8/10/2019 PBL BLOK 26 08 h

    30/32

    Page | 30

    wilayah kerja tertentu merupakan sebagian dari wilayah kerja puskesmas. Jenis dan

    jumlah tenaga puskesmas yang sebenarnya tidak perlu sama untuk setiap

    puskesmas, tetapi disesuaikan dengan jumlah penduduk dan luas daerah yang

    dicakup serta keadaan geografis dan perhubungan di wilayah kerjanya.

    Kepala puskesmas perlu melakukan pembagian tugas bersama sama stafnya

    disesuaikan dengan jenis dan jumlah tenaga serta kegiatan yang perlu dilakukan.

    Dalam hal ini perlu dipertimbangkan pula lokasi peerjaan dan waktu pekerjaan,

    sehingga bisa diadakan pembangian tugas dan giliran kerja yang merata di antara

    tenaga tenaga puskesmas yang ada dan pekerjaan dapat dilaksanakan dengan

    baik. Walupun pekerjaan yang dilakukan berbeda beda akan tetapi semuanya

    dengan satu tujuan, ialah meningkatkan kesejahteraan dari masyarakat di wilayah

    kerja puskesmas dan di bawah satu pimpinan, ialah Kepala Puskesmas. Tidak ada

    pengkotakan struktur dalam puskesmas.

    Pertemuan berkala antara Kepala Puskesmas dengan segenap stafnya (termasuk

    Puskesmas Pembantu dan bidan di desa) perlu dilakukan secara teratur paling

    sedikit sebulan sekali. Buku Pedoman Mini Lokakarya Puskesmas dengan

    lampirannya merupakan pedoman untuk penyelenggaraan pertemuan berkala

    tersebut.

    Tujuan pertemuan berkala itu antara laina adalah :

    - Menampung masalah/hambatan yang dihadapi dalam melaksanakan pekerjaan

    seharihari untuk dipecahkan bersama

    - Merencanakan bersama kegiatan yang perlu dilakukan dalam bulan berikutnya

    atau minggu yang akan datang

    - Menilai hasilhasil pekerjaan yang telah dilakukan dalam bulan yang lalu

    - Meneruskan informasi/instruksi/petunjuk dari atasan untuk diketahui dan

    dilaksanakan bersama.

    b. Bimbingan teknis dan supervisi

    Selain pertemuan berkala dengan segenap staf puskesmas yang dilakukan di

    puskesmas, Kepala puskesmas perlu juga datang untuk melihat dan memberi

    bimbingan kepada staf puskesmas secara berkala di tempat mereka bekerja, di

    puskesmas, di Puskesmas Pembantu, di lapangan maupun di rumah penduduk

    dalam rangka kunjungan rumah. Hal ini penting sekali dilakukan secara teratur

    untuk memelihara disiplin kerja staf puskesmas.

  • 8/10/2019 PBL BLOK 26 08 h

    31/32

    Page | 31

    c. Dokter Kepala Puskesmas sebagai penggerak pembangunan di wilayah kerjanya

    Disamping hubungan langsung antara dokter Kepala Puskesmas dan staf dengan

    anggota masyarakat sebagai pengunjung puskesmas dalam rangka pemeriksaan,

    pengobatan dan penyuuhan kesehatan, perlu pula dilakukan hubungan kerjasama

    dengan masyarakat dalam rangka membantu masyarakat menolong mereka sendiri

    dalam bidang kesehatan. Khususnya dengan para pemuka masyarakat dalam

    rangka memperbaiki nasib mereka baik dalam ruang lingkup kesehatan maupun

    dalam hal hal yang berhubungan dengan kesehatan sesuai dengan kebutuhan

    masyarakat.

    KESIMPULAN

    Puskesmas merupakan suatu organisasi fungsional yang menyelenggarakan upaya

    kesehatan yang bersifat menyeluruh, terpadu, merata, dapat diterima dan terjangkau oleh

    masyarakat, serta biaya yang dapat dipikul oleh pemerintah dan masyarakat. Tujuan

    pembangunan kesehatan yang diselenggarakan oleh puskesmas adalah untuk mendukung

    tercapainya tujuan pembangunan kesehatan nasional, yakni meningkatkan kesadaran serta

    kemauan dan kemampuan hidup sehat agar terwujudnya derajat kesehatan yang

    setinggi-tingginya dalam rangka mewujudkan Indonesia Sehat 2010. Upaya kesehatantersebut diselenggarakan dengan menitikberatkan kepada pelayanan untuk perorangan dan

    masyarakat luas bagi mencapai derajat kesehatan yang optimal.

    Pelayanan di Puskesmas mencakup pelayanan preventif, promotif, kuratif sampai

    dengan rehabilitative. Upaya pelayanan kesehatan masyarakat mencakup upaya promosi

    kesehatan, kesehatan ibu dan anak, program imunisasi, konsultasi gizi, upaya kesehatan

    sekolah dan sebagainya. Namun dalam usaha merealisasi setiap upaya kesehatan tersebut

    harus mendapat kerjasama semua pihak termasuk individu, keluarga, masyarakat dan

    pemerintah.

    DAFTAR PUSTAKA

  • 8/10/2019 PBL BLOK 26 08 h

    32/32

    1. Departemen Kesehatan RI. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor

    128/MENKES/SK/II/2004 tentang Kebijakan Dasar Pusat Kesehatan Masyarakat.

    2004; hal. 13-33.

    2. Muninjaya, a.a Gde. Manajemen Kesehatan. 1999; hal. 15-102.

    3. Kanwil Departemen Kesehatan DKI Jakarta. Stratafikasi Puskesmas. Jakarta, 2003

    4. Departemen Kesehatan RI. Kesehatan Ibu dan Anak dalam Pedoman Kerja

    Puskesmas Jilid II. 1990-1991; hal C2-4.

    5. Departemen Kesehatan RI. Keluarga Berencana dalam Pedoman Kerja Puskesmas

    Jilid II. 1990-1991; hal C2-4.

    6. Departemen Kesehatan RI. Pemberantasan Penyakit Menular dalam Pedoman Kerja

    Puskesmas Jilid II. 1990-1991; hal C2-4.

    7. Ridlo IA. Model Puskesmas Era Desentralisasi. September 2008. Diunduh dari

    http://www.kebijakankesehatan.co.cc/2008/09/model-puskesmas-era-

    desentralisasi.html, 16 Juni 2012.

    8. Rima Amelia. Visi dan Misi Indonesia sehat 2010. April 2010. Di unduh dari

    http://id.shvoong.com/medicine-and-health/2136859-visi-dan-misi-indonesia-

    sehat/#ixzz1RoLfubNF.16 Juni 2012

    9. Feni Wahyuningsih. Evaluasi Program Imunisasi Dasar di Puskesmas Kelurahan

    Grogol III. 2007; 2-23.

    http://www.kebijakankesehatan.co.cc/2008/09/model-puskesmashttp://id.shvoong.com/medicine-and-health/2136859-visi-dan-misi-indonesia-sehat/#ixzz1RoLfubNFhttp://id.shvoong.com/medicine-and-health/2136859-visi-dan-misi-indonesia-sehat/#ixzz1RoLfubNFhttp://id.shvoong.com/medicine-and-health/2136859-visi-dan-misi-indonesia-sehat/#ixzz1RoLfubNFhttp://id.shvoong.com/medicine-and-health/2136859-visi-dan-misi-indonesia-sehat/#ixzz1RoLfubNFhttp://www.kebijakankesehatan.co.cc/2008/09/model-puskesmas