Makalah Nopi New

19
kelompok 4 Isman rodilah Mia fuji lestari Novi Nuraeni Putri puspawardani

description

fyryfjyyggjg

Transcript of Makalah Nopi New

kelompok 4 Isman rodilah Mia fuji lestari Novi Nuraeni Putri puspawardani

PENGERTIAN Transcultural Nursing adalah suatu

area/wilayah keilmuwan budaya pada proses belajar dan praktek keperawatan yang fokus memandang perbedaan dan kesamaan diantara budaya dengan menghargai asuhan, sehat dan sakit didasarkan pada nilai budaya manusia, kepercayaan dan tindakan, dan ilmu ini digunakan untuk memberikan asuhan keperawatan khususnya budaya atau keutuhan budaya kepada manusia (Leininger, 2002).

Konsep dalam Transcultural Nursing

Budaya adalah norma atau aturan tindakan dari anggota kelompok yang dipelajari, dan dibagi serta memberi petunjuk dalam berfikir, bertindak dan mengambil keputusan.

Etnografi adalah ilmu yang mempelajari budaya. Pendekatan metodologi pada penelitian etnografi memungkinkan perawat untuk mengembangkan kesadaran yang tinggi pada perbedaan budaya setiap individu, menjelaskan dasar observasi untuk mempelajari lingkungan dan orang-orang, dan saling memberikan timbal balik diantara keduanya.

Caring adalah tindakan langsung yang diarahkan untuk membimbing, mendukung dan mengarahkan individu, keluarga atau kelompok pada keadaan yang nyata atau antisipasi kebutuhan untuk meningkatkan kondisi kehidupan manusia.

Kedua istilah tersebut membantu perawat menyadari keperawatan dengan membedakan Emic dan Etic

Generik (emic) Care / Cure berorientasi pada humanistik seseorang didasari dengan praktis dan

keakraban keluarga pendekatan holistik dan terintegrasi

dengan fokus pada sosial hubungan, bahasa, dan jalan hidup

fokus terbesar pada caring sebagian besar rakyat nonteknologi

menggunakan obat dan hubungan pribadi

berfokus pada pencegahan penyakit, ketidakmampuan dan pemeliharaan jalan hidup

menggunakan mode komunikasi konteks tinggi

mempercayaiperawatan dan penyembuhan rakyat tradisional

Professional (Etic) Care / Cure orientasi ilmiah Klien bertindak dengan tekhnik tidak

kekeluargaan dan asing   membedakan dan tidak

menggabungkan pelayanan dengan focus fisik tubuh dan pikiran

Fokus sebagian besar pada menyembuhkan, diagnosis, dan perawatan

  Sebagian besar teknologi dengan

berbagai tes diagnostik dan perawatan ilmiah

  Fokus pada mengobati penyakit, cacat,

dan patologi   menggunakan moe komunikasi rendah Bergantung pada faktor biofisik dan

emosional untuk mengkaji dan bertindak

Konsep kesehatan budaya AcehMasyarakat di aceh di kenal mempunyai

kebudayaan yang mendapatkan pengaruh kuat dari kebudayaan islam. Hal ini bisa tercermin dari penduduk aceh yang mayoritas memeluk agama islam.

Kebudayaan aceh memandang bahwa kesehatan bagi masyarakat aceh harus sesuai dengan cara islam memandang tentang kesehatan, demikian pula dengan cara islam menyampaikan tentang kesehatan.

menurut anggapan atau pandangan orang aceh penyakit dapat di kelompokan kedalam dua bagian, yaitu penyakit biasa dan penyakit dunia.

Penyakit biasa disebabkan oleh penyebab alamiah yang biasa di kenal di dunia medis atau kedokteran.

penyakit dunia, yang disebabkan oleh ulah seseorang ataupun karena setan / makhluk halus.

pada awalnya, ketika Islam sedang berkembang di Aceh, tradisi lama dalam penanggulangan terhadap “penyakit dunia” dalam masyarakat yang dianggap “khurafat” diminimalisasi penggunaannya. Namun sebagian masih ada yang bertahan sampai saat ini.

Pengobatan dan penyakit yang dianggap khurafat sering disebut menggunakan (ilmu hitam)

Penyakit yang tidak dapat dideteksi secara medis dan bersifat supranatural, sehingga penanganannya pun harus ditangani oleh dukun, tabib atau teungku (ulama)

Seperti yang sudah di jelaskan di atas jenis penyakit menurut pandangan masyarakat aceh di kelompokan kedalam dua jenis yaitu penyakit yang disebabkan oleh alamiah, berikut ini beberapa jenis penyakit :

Kudee (kudis)Peulawa caca atau poni atau cacar airTeurijo (borok yang ganas)Batouk (batuk)Sanak (asma)Cireik (diare)

penyakit dunia, yang disebabkan oleh ulah seseorang ataupun karena setan / makhluk halus, berikut ini beberapa jenis penyakit :

Sijundai (Intrance Roh Halus)Teukeunong (Terkena Kiriman Orang)Seureubok (Serbuk)Jipeumalang (Mengirim Kesialan

Kepada Seseorang Gadis)Reuhat (Gatal-Gatal di Kulit)Beusee (Hantu Anjing)

Kebudayaan kesehatan masyarakat aceh masih peduli sekali terhadap penggunaan obat obat tradisonal. Namun untuk daerah-daerah tertentu sudah banyak pula yang mengandalkan obat obat dari kedokteran, hanya saja tingkat kberhasilan penyembuhannya masih tergantung dari individu masyarakat tersebut. namun dengan menggunakan obat-obatan tradisional mampu di sembuhkan secara maksimal, sehingga pada akhirnya masyarkat aceh pada umumnya masih mempercayai penggunaan obat obat tradisonal.

Asuhan keperawatan

KASUS Nama Lengkap : An. G Umur : 4 tahun Tempat dan tanggal lahir : Nangroe Aceh , 02 juni 2010 Jenis kelamin : Perempuan Status : Anak kandung Pengambilan keputusan dalam anggota keluarga : Orang Tua Hubungan klien dengan kepala keluarga : Anak

Faktor Nilai – Nilai Budaya dan Gaya Hidup ( Cultural Values and Lifeways )

Bahasa yang digunakan : Bahasa Melayu Kebiasaan membersihkan diri : Mandi 2x sehari Kebiasaan makan : sulit dan tidak teratur Makan pantang berkaitan dengan kondisi sakit : makanan yang

dikonsumsi kurang mengandung zat gizi , ibu pasien juga mengganti pemberian ASI dengan memberikan air tajin.

Sarana hiburan yang bisa dimanfaatkan dan persepsi sakit berkaitan dengan aktivitas sehari – hari : Menonton TV

Ibu beranggapan bahwa keadaan anaknya gizi buruk saat ini yang ditandai dengan perut anaknya buncit dikarenakan kemasukan roh halus yang berasal dari belakang pekarangan rumahnya.

Faktor Kebijakan dan Peraturan Rumah Sakit yang Berlaku( Pollitical and Legal Factors )

Peraturan dan kebijakan berkenaan dengan jam berkunjung : pukul 16.00-18.00 WIB

Jumlah anggota keluarga yang boleh menunggu : 1 orang

Faktor Ekonomi ( Economical Factors ) Pekerjaan klien : Belum bekerja Sumber biaya pengobatan : JAMKESMAS

Faktor Pendidikan ( Educational Factors ) Latar belakang pendidikan klien, meliputi : Belum Bersekolah Tingkat pendidikan keluarga : Sekolah Menengah Pertama Kemampuan klien belajar secara aktif mandiri tentang

pengalaman sakitnya sehingga tidak terulang kembali : Orang Tua tidak mengizinkan anaknya untuk bermain.

Pemeriksaan fisik pada balita gizi buruka)      Inspeksib) Palpasic) Auskultasi

Pemeriksaan penunjang1. Pemeriksaan darah2. Pemeriksaan urine3. Uji faal hati4. EKG5. X foto paru

Diagnosa Keperawatan

1. Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi berhubungan dengan input yang kurang bergizi ditandai dengan :

Ds : - Ibu klien mangatakan bahwa anaknya sulit makan Do : - Anaknya rewel

- Anak tampak sangat kurus- Makanan 1 porsi tidak habis- Makanan yang dikonsumsi kurang  mengandung zat

gizi - BB = 5 kg, TB = 70 cm ( status nutrisi gizi buruk )-  Perut buncit-Hepatomegali

2. Ketidakpatuhan terhadap pengobatan berhubungan dengan sistem nilai yang diyakini ditandai dengan:

Ds: -  Ibu px mengatakan bahwa sakit anaknya dikarenakan karena kemasukan roh halus

Do : - Perut anaknya yang buncit- Ibu membawa anaknya untuk berobat ke dukun terlebih dahulu

sebelum dibawa ke petugas kesehatan- Kalalu anaknya sakit diberi obat atau ramuan jamu-jamuan

seadanya tanpa segera dibawa ke petugas kesehatan.

3. Kurangnya pengetahuan berhubungan dengan disorientasi sosial yang ditandai dengan :

Ds: - Ibu klien mengatakan bahwa anaknya merasa takut kalau didatangi oleh perawat

Do : - Anaknya tampak bingung- Anak tampak tak kooperatif saat akan dilakukan tindakan

keperawatan- Anak menangis bila melihat petugas kesehatan mendekatinya.

Tujuan :

1. Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 3x 24 jam diharapkan kebutuhan nutrisi klien terpenuhi dengan kriteria hasil :-ibu mengatakan anaknya mau makan- Makanan habis 1 porsi- BB, TB seimbang-  Ibu pasien dapat memberikan makanan yang bergizi- Perut tidak buncit-  Tidak terdapat hepatomegali

2. Diharapkan setelah pemberian asuhan keperawatan selama 2×24 jam ketidakpatuhan terhadap pengobatan dapat berkurang dengan kriteria hasil :- Ibu tidak beranggapan bahwa keadaan perut anaknya yang buncit bukan karena roh halus- Ibu akan membawa anaknya langsung berobat ke petugas kesehatan tanpa dibawa ke dukun terlebih dahulu- Kalau anaknya sakit tidak perlu diberi ramuan jamu-jamuan.

3. Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 1×24 jam pengetahuan ibu berhubungan dengan disorientasi sosial dapat meningkat dengan kriteria hasil :

-  Ibu klien mengatakan kalau anaknya sudah tidak takut lagi jika didatangi oleh perawat .

- Anaknya tidak tampak bingung

-  Anak tampak dapat kooperatif saat akan dilakukan tindakan keperawatan.

INTERVENSI =} Kaji TB, BB, Lingkar kepala.

=} Berikan pendidikan kesehatan tentang makanan yang mengandung zat gizi.=} Berikan porsi sedikit tapi sering.=} Jaga kebersihan gigi dan mulut.=} Berikan makanan yang hangat.=} Kolaborasi dengan tim gizi.

;} Lakukan pendekatan pada pasien dan keluarganya

;} Identifikasi perbedaan konsep antara klien dan perawat

;} Bersikap tenang dan tidak terburu-buru saat berinterkasi dengan klien

;} Mendiskusikan kesenjangan budaya yang dimiliki klien dan perawat

;} Beri kesempatan pada klien untuk memahami informasi yang diberikan dan melaksanakannya.

;} Gunakan pihak ketiga bila perlu.

:} Lakukan pendekatan pada pasien dan keluarganya

:} Terjemahkan terminologi gejala pasien ke dalam bahasa kesehatan yang dapat dipahami oleh klien dan orang tua

:} Berikan informasi pada klien tentang sistem pelayanan kesehatan

:} Libatkan keluarga dalam perencanaan perawatan, Lakukan negosiasi dimana kesepakatan berdasarkan pengetahuan biomedis, pandangan klien dan standar etik apabila konflik tidak terselesaikan

ThanksFor Your

Attention