MAKALAH NILAI KELUARGA

13
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Pada makalah ini akan di jelaskan tentang nilai-nilai keluarga. Nilai adalah sebuah keyakinan yang abadi terbentuk karena perilaku spesifik.Nilai merupakan cirri sentral dari sistem kepercayaan seorang individu karena kualitas keabadian mereka.Nilai-nilai berfungsi sebagai pedoman bagi tindakan (Rokeach, 1973).Ada 7 kriteria yang digunakan untuk mengartikan nilai yaitu: kehendak lebih pada kemampuan kognitif, proses pendewasaan nilai,  berubah-ubah dan fleksibel, penampilan nilai, p enampilan diri memberikan informasi t entang nilai, secara psikologi kedewasaan orang dewasa karena adanya kepercayaan diri dan kearifan/kebijaksanaan dan proses nilai seseorang dimulai dengan keterbukaan akan kesiapan  penampilan.Kebudayaan keluarga merupakan suatu sumber sistem nilai dan norma-norma utama dari sebuah keluarga. Keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih yang mempunyai hubungan darah yang sama atau tidak, yang terlibat dalam kehidupan terus menerus, yang tinggal dalam satu atap, mempunyai ikatan emosional dan mempunyai kewajiban antara satu orang dengan lainnya (Jhonson’s, 1992).  1.2 Rumusan Masalah Rumusan masalah pada makalah ini adalah hal-hal apa saja yang berkaitan dengan nilai-nilai keluarga. 1.3 Tujuan Penulisan 1.3.1 Tujuan Umum Untuk memenuhi tugas sistem pencernaan yang berupa makalah tentang pada nilai- nilai keluarga. 1.3.2 Tujuan Khusus a. Untuk mengetahui defini nilai  b. Untuk mengetahui definisi keluarga c. Untuk mengetahui ciri-ciri keluarga d. Untuk mengetahui nilai-nilai keluarga

Transcript of MAKALAH NILAI KELUARGA

  • 5/25/2018 MAKALAH NILAI KELUARGA

    1/13

    1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1Latar belakangPada makalah ini akan di jelaskan tentang nilai-nilai keluarga. Nilai adalah sebuah

    keyakinan yang abadi terbentuk karena perilaku spesifik.Nilai merupakan cirri sentral dari

    sistem kepercayaan seorang individu karena kualitas keabadian mereka.Nilai-nilai berfungsi

    sebagai pedoman bagi tindakan (Rokeach, 1973).Ada 7 kriteria yang digunakan untuk

    mengartikan nilai yaitu: kehendak lebih pada kemampuan kognitif, proses pendewasaan nilai,

    berubah-ubah dan fleksibel, penampilan nilai, penampilan diri memberikan informasi tentang

    nilai, secara psikologi kedewasaan orang dewasa karena adanya kepercayaan diri dankearifan/kebijaksanaan dan proses nilai seseorang dimulai dengan keterbukaan akan kesiapan

    penampilan.Kebudayaan keluarga merupakan suatu sumber sistem nilai dan norma-norma

    utama dari sebuah keluarga.

    Keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih yang mempunyai hubungan darah yang

    sama atau tidak, yang terlibat dalam kehidupan terus menerus, yang tinggal dalam satu atap,

    mempunyai ikatan emosional dan mempunyai kewajiban antara satu orang dengan lainnya

    (Jhonsons, 1992).

    1.2Rumusan MasalahRumusan masalah pada makalah ini adalah hal-hal apa saja yang berkaitan dengan nilai-nilai

    keluarga.

    1.3Tujuan Penulisan1.3.1 Tujuan Umum

    Untuk memenuhi tugas sistem pencernaan yang berupa makalah tentang pada nilai-

    nilai keluarga.

    1.3.2Tujuan Khususa. Untuk mengetahui defini nilai

    b. Untuk mengetahui definisi keluargac. Untuk mengetahui ciri-ciri keluargad. Untuk mengetahui nilai-nilai keluarga

  • 5/25/2018 MAKALAH NILAI KELUARGA

    2/13

    2

    e. Untuk mengetahui variable yang mempengaruhi sistem nilai keluargaf. Bagaimana konflik nilai

    1.4Metode PenulisanAdapun metode penulisan yang digunakan dalam pembuatan makalah ini adalah dengan

    menggunakan metode kepustakaan yaitu dengan mencari sumber dari berbagai literature baik

    itu buku maupun dari berbagai media elektronik.

  • 5/25/2018 MAKALAH NILAI KELUARGA

    3/13

    3

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    2.1 Definisi Nilai

    Nilai adalah sebuah keyakinan yang abadi terbentuk karena perilaku spesifik. Nilai

    merupakan ciri sentral dari sistem kepercayaan seorang individu karena kualitas keabadian

    mereka.

    Nilai-nilai berfungsi sebagai pedoman bagi tindakan (Rokeach, 1973). Nilai-nilai

    keluarga di definisikan sebagai suatu sistem ide, sikap, dan kepercayaan tentang nilai suatu

    keseluruhan atau konsep secara sadar dan tidak sadar mengikat bersama-sama seluruh

    anggota keluarga dalam suatu budaya.Nilai merupakan konsep yang dibentuk akibat dari penampilan kehidupan keluarga,

    teman, budaya, pendidikan, pekerjaan dan istirahat. Nilai tergantung individu dalam

    mempersepsikannya. Nilai antara positif dan negatif sangat berbeda. Masyarakat lebih

    cenderung menyukai nilai yang berasal dari keyakinan agama, kedekatan keluarga,

    pandangan seksual, kelompok etnik lainnya, dan keyakinan akan peran jenis kelamin. Ada 7

    kriteria yang digunakan untuk mengartikan nilai yaitu: kehendak lebih pada kemampuan

    kognitif, proses pendewasaan nilai, berubah-ubah dan fleksibel, penampilan nilai, penampilan

    diri memberikan informasi tentang nilai, secara psikologi kedewasaan orang dewasa karena

    adanya kepercayaan diri dan kearifan/kebijaksanaan dan proses nilai seseorang dimulai

    dengan keterbukaan akan kesiapan penampilan.

    Kebudayaan keluarga merupakan suatu sumber sistem nilai dan norma-norma utama

    dari sebuah keluarga.

    Nilai-nilai berfungsi sebagai pedoman umum bagi perilaku dan dalam keluarga nilai-

    nilai tersebut membimbing perkembangan aturan-aturan dan nilai-nilai dari keluarga.

    Misalnya, jika seseorang menilai kesehatan dan merasakannya dalam suatu keadaan atau

    suasana yang menyenangkan,maka jauh lebih mungkin ia ikut dalam upaya perawatan

    kesehatan dan kebiasaan-kebiasaan yang sehat.

    Nilai-nilai bersifat statis.Potensi, keunggulan dari nilai-nilai keluarga berubah-ubah dari

    waktu ke waktu, karena keluarga dan anggotanya terbuka terhadap berbagai subkultur, seperti

    nilai-nilai kemasyarakatan mengalami perubahan yang terus menerus, seperti keluarga

    berubah-ubah dari waktu ke waktu, dan seperti situasi-situasi tertentu yang menuntut suatu

    perubahan prioritas yang dilakukan keluarga.

  • 5/25/2018 MAKALAH NILAI KELUARGA

    4/13

    4

    Keluarga dan individual jarang berperilaku atas dasar pola-pola nilai yang konsisten.

    Nilai-nilai tertentu yang kita anut secara bersamaan, seperti persaingan antara individualism

    dan kebebasan versus familisme (memenuhi kebutuhan-kebutuhan keluarga terlebih dahulu

    sebelum memenuhi kebutuhan-kebutuhan individu).

    Sebuah aturan nilai-nilai yang dimiliki oleh keluarga menggambarkan makna dari

    kejadian-kejadian penting tertentu dan pada saat yang sama hal ini juga memberikan cara-

    cara untuk berespon terhadap situasi-situasi ini.

    Aturan nilai-nilai ini memberikan definisi-definisi dimensi waktu dan mengandung

    konsep-konsep yang berkaitan dengan tanggung jawab dan nilai dari individual anggota

    keluarga.

    Nilai-nilai keluarga tidak hanya merupakan gambaran dari masyarakat itu dimana

    individual atau keluarga sendiri, tapi juga menggambarkan subkultur keluarga yang

    mengidentifikasi.

    2.2 Definisi Keluarga

    Pengertian keluarga sangat variatif sesuai dengan orientasi teori yang menjadi dasar

    pendefinisiannya.

    Keluarga berasal dari bahasa Sansekerta (kula warga). Kulawarga yang berarti anggota

    kelompok kerabat.

    Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari suami, istri, anak atau

    suami istri, atau ayah dan anaknya, atau ibu dan anaknya (UU no.10 tahun 1992).

    Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan

    beberapa orang yang berkumpul dan tinggal disuatu tempat dibawah suatu atap dalam

    keadaan saling ketergantungan (Depkes RI, 1988).

    Keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih yang mempunyai hubungan darah

    yang sama atau tidak, yang terlibat dalam kehidupan terus menerus, yang tinggal dalam satu

    atap, mempunyai ikatan emosional dan mempunyai kewajiban antara satu orang dengan

    lainnya (Jhonsons, 1992).

    Keluarga adalah nilai yang menjadi bagian dari sosialisasi individu dalam keluarga,

    pekerjaan, tempat ibadah, berbagai kelompok sosial lainnya. Ketika anak-anak mengamati

    orang tua, keluarga dan teman, mereka menerima tingkah laku yang akan yang akan

    membentuk dasar sistem nilai mereka. Pembentukan kejujuran merupakan salah satu contoh,

    orang yang mempengaruhi anak kecil umumnya tidak sadar bahwa mereka telah

    mentransmisikan nilai.

  • 5/25/2018 MAKALAH NILAI KELUARGA

    5/13

    5

    Manusia sebagai mahluk individu dan juga sebagai mahluk sosial membutuhkan

    adanya ikatan antara individu dengan individu dan antara individu dengan masyarakat. Dalam

    hubungan keterikatan ini manuisa membanguan sebuah keluarga yang menjalin perbedaan

    karakter dan kepribadian menjadi satu kesepakatan bersama. Keluarga disebut sebagai

    institusi sosial yang di dalamnya terdapat banyak nilai norma yang mengatur kehidupan

    bersama. Kelurga sebagai unit terkecil dari masyarakat, menjadi media yang sangat

    signifikan dalam membudayakan nilai-nilai akhlak dan budi pekerti yang terpuji.

    Kelompok keluarga merupakan sumber utama sistem kepercayaan-kepercayaan, nilai-

    nilai dan norma-norma yang menentukan pemahaman individu-individu terhadap sifat dan

    makna dari dunia, tempat mereka dalam kelompok keluarga dan bagaimana mencapai tujuan-

    tujuan dan aspirasi-aspirasi mereka.Keluarga-keluarga biasanya mempunyai nilai-nilai yang

    tidak disadari. Keperluan yang praktis dapat mengubah nilai-nilai keluarga dalam kehidupan

    sehari-hari sehingga nilai-nilai tersebut tidak dapat diingat (Graedon, 1985).

    Dalam antropologi hal merujuk pada suatu yang nyata (perilaku keluarga yang

    sebenarnya) versus sesuatu yang ideal (nilai-nilai keluarga yang mendukung).Perbedaan

    antara yang nyata dengan ideal secara khusus disebabkan karena keluarga membuat sesuatu

    adaptasi yang penting terhadap konteks sosial. Keluarga etnis minoritas yang miskin sering

    kali harus berkompromi dengan nilai-nilai dan cita-cita mereka karena realita-realita dunia

    mereka yang serba keras.

    Norma-norma merupakan pola-pola prilaku yang dianggap menjadi hak dari sebuah

    masyarakat tertentu, dan pola-pola prilaku semacam itu di dasarkan pada sistem nilai dari

    keluarga.

    Aturan keluarga adalah sesuatu refleksi nilai-nilai keluarga yang lebih spesifik dari

    norma-norma keluarga. Aturan-aturan keluarga merujuk pada pengaturan khusus yang

    kelurga pertahankan yaitu tentang apa yang dapat diterima dan yang tidak. Aturan-aturan

    keluarga diatur oleh nilai-nilai yang lebih abstrak dan memberikan sifat umum serta

    bimbingan yang dibutuhkan oleh keluarga. Tingginya nilai familisme dikalangan keluarga-

    keluarga menerjemahkan norma dan nilai keluarga bahwa anggota keluarga besar adalah

    semua bagian dari familia.

    2.3 Ciri-ciri Keluarga

    1. Keluarga terdiri dari individu-individu yang disatukan oleh ikatan perkawinan darahdan adopsi.

  • 5/25/2018 MAKALAH NILAI KELUARGA

    6/13

    6

    2. Anggota keluarga biasanya hidup bersama dalm satu rumah tangga atau jika merekaterpisah, tetap menganggap rumah tangga tersebut sebagai rumah mereka.

    3. Anggota keluarga berinteraksi dan berkomunikasi satu sama lain dalam peran socialkeluarga seperti suami istri, ayah ibu, anak laki-laki dan anak perempuan dan lain

    sebagainya.

    4. Keluarga menggunakan budaya yang sama yang diambil dari masyarakat dengan cirrisendiri.

    2.4 Nilai-nilai Keluarga

    Sistem nilai keluarga dianggap sangat mempengaruhi nilai-nilai pokok dari masyarakat,

    juga dipengaruhi nilai-nilai subkultural keluarga serta kelompok-kelompok referensi lainn.

    Karena keluarga memiliki fungsi-fungsinya sendiri dalam konteks kemasyarakatan yang

    lebih besar, maka keluarga pun memiliki nilai-nilai yang membimbing kehidupan keluarga.

    Keluarga dalam menciptakan paradigmanya sendiri yaitu sebuah struktur kuat

    menyangkut keyakinan-keyakinan bersama, ketetapan, dan asumsi-asumsi tentang dunia

    sosial. Keyakinan-keyakinan bersama ini semata-mata berdasarkan pengalaman masa lalu

    dari keluarga. Keluarga mengembangkan sendiri paradigm mereka sebagai perluasan dari

    bagaiman mereka menghadapi kesulitan-kesulitan dan krisis. Sistem keyakinan keluarga

    memiliki sebuah nilai Internal control (menguasai alam) dan nilai Eksternal control (situasi

    dipengaruhi oleh faktor-faktor eksternal diluar control keluarga).

    Sebuah nilai dari keluarga dan sistem keyakinan membentuk pola-pola tingkah lakunya

    sendiri dalam menghadapi masalah-masalah yang dihadapi oleh keluarga. Keyakinan-

    keyakinan dan nilai-nilai keluarga membentuk pandangan yang keluarga miliki terhadap

    stressor dan bagaimana mereka harus memberikan respon terhadap stressor. Dengan kata

    lain, keyakinan-keyakinan dan nilai-nilai keluarga menentukan bagaimana sebuah keluarga

    akan mengatasi kesehatan dan stressor-stressor lain. Sebuah keluarga yang memiliki orientasi

    pada penguasaan, boleh percaya bahwa keluarga ini dapat mengontrol dan memecahkan

    setiap masalah yang ia hadapi. Dalam hal ini keluarga akan menggunakan strategi-strategi

    koping yang aktif dan lebih jelas seperti mencari informasi dan sumber-sumber dalam

    komunitas untuk memecahkan atau mengontrol masalah. Sebaliknya sebuah keluarga yang

    kurang berorientasi pada penguasaan dan control dan lebih berorientasi pada penerimaan

    pasif boleh jadi percaya dalam menerima apa saja yang terjadi.

    Mereka menghadapi dengan menyerahan diri mereka kepada kehendak Tuhan.

    Keluarga-keluarga ini sering disebut Fatalistik. Fatalisme adalah keyakinan tentang segala

  • 5/25/2018 MAKALAH NILAI KELUARGA

    7/13

    7

    sesuatu telah ditentukan oleh kekuasaan yang lebih tinggi dann keluarga tidak berdaya untuk

    mengubah apa yang telah ditentukan untuk terjadi. Keluarga-kelurag yang fatalistis adalah

    keluarga-keluarga yang karena alasan kultur dan jaringan, merasa tidak punya kekuatan untuk

    mengubah jalannya kejadian-kejadian.

    Dalam situasi yang tidak punya harapan, dimana kehilangan tidak bias dihindari, dan

    control tidak memungkinkan, keluarga-keluarga yang berorientasi pada penguasaan dan

    berorientasi secara fatalistis bertingkah laku agak berbeda. Keluarga yang berorientasi pada

    penguasaan tidak akan putus asa, bahkan pada saat sakit parah sekalipun, tapi akan

    mengalami stress lebih banyak daripada keluarga yang berorientasi secara fatalistis, yang

    akan menerima keadaan secara pasif.

    2.5 Variable Yang Mempengaruhi Sistem Nilai Keluarga

    Sebuah variable yang paling penting adalah kelas social. Variable-variabel penting

    lainnya meliputi warisan budaya yang dimiliki oleh sebuah keluarga,termasuk latar belakang

    agama, tingkat akulturasi dengan kebudayaan yang dominan, tahap perkembangan dan

    idiosinkrasi keluarga dan pribadi. Latar belakang budaya membuat perbedaan penting dalam

    hal betapa pentingnya setiap nilai bagi keluarga.

    Sebuah keluarga yang bermukim dalam sebuah komunitas pedesaan, kota atau

    pinggiran kota juga memainkan suatu peran yang signifikan dalam membentuk nilai-nilai

    dalam sebuah keluarga. Dalam hubungan dengan permukiman kota dan desa, orang desa

    lebih cenderung lebih tradisional dan konserfativ daripada rekan-rekan yang di kota maupun

    dipinggir kota. Komunitas pinggiean kota adalah orang-orang yang hidup menjadi pemukim

    tetap dan terdiri dari kelas menengah dan biasanya mendukung nilai-nilai dari kelas

    menengah. Sebaliknya populasi kota, pusat kota beraneka ragam, umumnya terdiri dari

    seluruh spectrum kelas social dan keluarga-keluarga dari berbagai etnis dan kelompok-

    kelompok ras. Dengan demikian, keluarga-keluarga perkotaan lebih banyak menampakan

    perbedaan-perbedana nilai, meskipun umumnya cenderung lebih memeganag pandangan-

    pandangan social dan politik.

    Satu variable yang mempengaruhi nilai-nilai dan norma-norma dari sebuah keluarga

    adalah siklus kehidupan keluarga dan usia anggota-anggotanya. Nilai-nilai tertentu lebih

    dominan ketika individunya masih dalam usia dewasa awal. Slatter, 1970 menggambarkan

    perbedaan-perbedaan drastic dalam nilai-nilai, apabila ia membandingkan nilai dari generasi

    muda dengan nilai-nilai lama dari kultur yang dominan (dewasa).

  • 5/25/2018 MAKALAH NILAI KELUARGA

    8/13

    8

    2.6 Konflik Nilai

    Karena begitu banyak faktor yang berfungsi mengubah nilai-nilai dan norma-norma

    keluarga dan individu maka konflik tidak bias dihindari. Isu-isu dan konflik-konflik yang

    tidak dapat dipecahkan karena seperangkat norma tradisional muncul secara bersamaan, baik

    didalam keluarga maupun diluar. Dalam komunitas, kelompok-kelompok tertentu dan

    individu-individu tertentu tahan terhadap norma-norma yang muncul dan pola-pola yang

    lebih tradisional dengan penuh semangat, padahal individu-individu dan kelompok-kelompok

    lain tidak dapat menerima dan lebih setia kepada norma dan nilai-nilai tersebut.

    Akibat dari perubahan social ini adalah muculnya konflik-konflik dalam bidang-bidang

    utama. Meskipun nilai-nilai masyarakat bersifat pluralisme, dimana sistem-sistem nilai

    tradisional dan yang baru muncul hidup berdampingan, perbedaan social yang dimainkan

    dalam keluarga menghasilkan konflik dan kebingungan. Sebuah isu nilai keluarga yang

    paling umum adalah yang berkaiatan dengan makna dari perkawinan. Sementara, pernikahan

    tradisional dipandang suci dan mengikat, perkawinan semakin dianggap sebagai suatu

    perjanjian yang harus dibatalkan apabila kedua pasangan memiliki keluhan-keluhan yang sah

    ( Eshleman, 1971).

    2.7 Hambatan Di Dalam Keluarga

    Komunikasi dalam keluarga seringkali mengalami hambatan bahkan kegagalan antara

    orang tua dan anak. Esensi keluarga (ibu dan ayah) adalah kesatuarahan dan kesatutujuan

    atau keutuhan dalam mengupayakan anak untuk memiliki dan mengembangkan konsep diri

    sebagai manusia komunikan. Keluarga dikatakan utuh, apabila di samping lengkap

    anggotanya, juga dirasakan lengkap oleh anggotanya terutama anak-anaknya. Jika dalam

    keluarga terjadi kesenjangan hubungan, perlu diimbangi dengan kualitas dan intensitas

    hubungan sehingga ketidakadaan ayah dan atau ibu di rumah tetap dirasakan kehadirannya

    dan dihayati secara psikologis.

    Ini diperlukan agar pengaruh, arahan, bimbingan, dan sistem nilai yang direalisasikan

    orang tua senantiasa tetap dihormati, mewarnai sikap dan pola perilaku anak-anaknya. David

    (1992: 33-94) dalam (Sochib 2007: 19-21) mengkategorikan keluarga dalam pengertian

    sebagai keluarga seimbang adalah keluarga yang dtandai oleh keharmonisan hubungan

    (relasi) antara ayah dengan ibu, ayah dengan anak, serta ibu dengan anak. Dalam keluarga ini

    orang tua bertanggung jawab dan dapat dipercaya. Setiap anggota keluarga saling

    menghormati dan saling memberi tanpa harus diminta. Orang tua sebagai koordinator

    keluarga harus berperilaku proaktif. Jika anak menentang otoritas, segera ditertibkan karena

  • 5/25/2018 MAKALAH NILAI KELUARGA

    9/13

    9

    di dalam keluarga terdapat aturan-aturan dan harapan-harapan. Anak-anak merasa aman,

    walaupun tidak selalu disadari. Diantara anggota keluarga saling mendengarkan jika bicara

    bersama, melalui teladan dan dorongan orang tua. Setiap masalah dihadapi dan diupayakan

    untuk dipecahkan bersama. Keluarga kuasa lebih menekankan kekuasaan daripada relasi.

    Pada keluarga ini, anak merasa seakan-akan ayah dan ibu mempunyai buku peraturan,

    ketetapan, ditambah daftar pekerjaan yang tidak pernah habis. Orang tua bertindak sebagai

    bos dan pengawas tertinggi. Anggota keluarga terutama anak-anak tidak memiliki

    kesempatan atau peluang agar dirinya didengarkan.Keluarga protektif lebih menekankan

    pada tugas dan saling menyadari perasaan satu sama lain. Dalam keluarga ini ketidakcocokan

    sangat dihindari karena lebih menyukai suasana kedamaian. Sikap orang tua lebih banyak

    pada upaya memberi dukungan, perhatian, dan garis-garis pedoman sebagai rujukan kegiatan.

    Esensi dinamika keluarga adalah komunikasi dialogis yang didasarkan pada kepekaan dan

    rasa hormat.

    Keluarga kacau adalah keluarga kurang teratur dan selalu mendua. Dalam keluarga ini

    cenderung timbul konflik (masalah) dan kurang peka memenuhi kebutuhan anak-anak. Anak

    sering diabaikan dan diperlakukan secara kejam karena kesenjangan hubungan antara mereka

    dengan orang tua. Keluarga kacau selalu tidak rukun. Orang tua menggambarkan kemarahan

    satu sama lain dan hanya ada sedikit relasi antara orang tua dengan anak-anaknya. Anak

    merasa terancam dan tidak sayang. Hampir sepanjang waktu mereka dimarahi atau ditekan.

    Anak-anak mendapatkan kesan bahwa mereka tidak diinginkan keluarga. Dinamika keluarga

    dalam banyak hal sering menimbulkan kontradiksi karena pada hakikatnya tidak ada

    keluarga. Rumah hanya sebagai terminal dan tempat berteduh oleh individu-individu.

    Keluarga simbiosis dicirikan oleh orientasi dan perhatian keluarga yang kuat bahkan

    hampir seluruhnya terpusat pada anak-anak. Keluarga ini berlebihan dalam melakukan relasi.

    Orang tua sering merasa terancam karena meletakkan diri sepenuhnya pada anak-anak,

    dengan alasan demi keselamatan. Orang tua banyak menghabiskan waktu untuk

    memikirkan dan memenuhi keinginan anak-anaknya. Anak dewasa dalam keluarga ini belum

    memperlihatkan perkembangan sosialnya. Dalam kesehariannya, dinamika keluarga ditandai

    oleh rutinitas kerja. Rumah dan keluarga mendominasi para anggota keluarga. Di antara

    kelima pengertian keluarga dalam kategori bisa dikatakan bahwa komunikasi orang tua dan

    anak mengalami hambatan bahkan kegagalan karena komunikasi keluarga tersebut termasuk

    dalam kategori keluarga kuasa dan keluarga kacau karena di dalamnya dijelaskan bahwa

    orang tua terlalu berkuasa, segala peraturan yang dijalankan dalam keluarga harus sesuai

    dengan apa yang ada dalam buku peraturan dan tanpa mendengarkan apa yang

  • 5/25/2018 MAKALAH NILAI KELUARGA

    10/13

    10

    dikomunikasikan anak atau keinginan anak akan kebutuhannya dan termasuk keluarga kacau

    karena cenderung timbul konflik dan kurang peka dalam memenuhi kebutuhan anak. Dalam

    Ali dan Anshori (2004: 94) ada sejumlah faktor dari dalam keluarga yang sangat dibutuhakan

    oleh anak dalam proses perkembangan sosialnya, yaitu kebutuhan akan rasa aman, dihargai,

    disayangi, diterima, dan kebebasan untuk menyatakan diri.

    Perasaan aman secara material berarti pemenuhan kebutuhan pakaian, makanan, dan

    sarana lain yang diperlukan sejauh tidak berlebihan dan tidak berada di luar kemampuan

    orang tua. Perasaan aman menjauhkan ketegangan, membantu dalam menyelesaikan masalah

    yang sedang dihadapi, dan memberikan bantuan dalam menstabilkan emosinya.

    Hambatan dalam berkomunikasi dengan anak yang telah diungkapkan di atas dapat

    diatasi dengan beberapa solusi adalah sebagai berikut :

    1. Manage waktu kita, jangan tergesa-gesa dalam mengurusi anak.2. Belajar kenali diri kita, lawan bicara kita, sebab tiap pribadi unik.3. Pahami bahwa kebutuhan dan kemauan berbeda, apalagi pada usia tiap anak yang

    berbeda.

    4. Belajar bahasa tubuh anak.5. Jadilah pendengar aktif.6. Jangan biarkan anak merasa tidak percaya diri, mendoktrin anak, pilah setiap masalah

    anak, orang tua, atau masalah bersama.

    7. Teladan lebih baik dari 1000 kata seperti nasehat Luqman pada anaknya jangan jauhdari Al-quran dan Al-Hadist, hidupkan Sunnah sampai ke hal-hal yang kecil.

    Sutan Takdir Alisyahbana (1974:34) dalam Sochib (2000: 24), menyatakan bahwa

    manusia yang mampu merealisasikan kehidupannya berdasarkan nilai-nilai agama,

    erarti dia telah memiliki harkat dan martabat yang tinggi. Ini menunjukkan bahwa

    nilai-nilai agama merupakan sumber nilai pertama dan utama bagi para penganutnya

    untuk dijabarkan dan direalisasikan dalam kehidupan kesehariannya.

    Sayekti (1991:147), dalam disertasinya menyatakan bahwa nilai-nilai agama sangat

    besar pengaruhnya terhadap keberhasilan keluarga. Keluarga yang berakar pada

    ketaatan beragama, perilaku-perilaku anggota keluarganya akan senantiasa

    dikendalikan oleh keyakinan terhadap agamanya.

    Proses komunikasi antara orang tua dengan anak, sangat membantu anak memahami dirinya

    sendiri, perasaannya, pikirannya, pendapatnya dan keinginan-keinginannya. Anak dapat

    mengidentifikaskan perasaannya secara tepat sehingga membantunya untuk mengenali

    perasaan yang sama pada orang lain. Lama-kelamaan, semakin anak terlatih dalam mengenali

  • 5/25/2018 MAKALAH NILAI KELUARGA

    11/13

    11

    emosi, tumbuh keyakinan dan sense of control terhadap perasaannya sendiri (lebih mudah

    mengendalikan sesuatu yang telah diketahui). Dalam pengertiannya bahwa diharapkan tidak

    akan terjadi disharmonis relation atau keterhambatan dan kegagalan komunikasi antara orang

    tua dan anak atau dengan anggota keluarga lain.

  • 5/25/2018 MAKALAH NILAI KELUARGA

    12/13

    12

    BAB III

    PENUTUP

    4.1KesimpulanNilai adalah sebuah keyakinan yang abadi terbentuk karena perilaku spesifik. Nilai

    merupakan cirri sentral dari sistem kepercayaan seorang individu karena kualitas keabadian

    mereka. Keluarga berasal dari bahasa Sansekerta (kula warga). Kulawarga yang berarti

    anggota kelompok kerabat. Sistem nilai keluarga dianggap sangat mempengaruhi nilai-nilai

    pokok dari masyarakat, juga dipengaruhi nilai-nilai subkultural keluarga serta kelompok-

    kelompok referensi lainn. Karena keluarga memiliki fungsi-fungsinya sendiri dalam konteks

    kemasyarakatan yang lebih besar, maka keluarga pun memiliki nilai-nilai yang membimbingkehidupan keluarga.

  • 5/25/2018 MAKALAH NILAI KELUARGA

    13/13

    13

    DAFTAR PUSTAKA

    Friedman, Marilyn M. 1998.Keperawatan Keluarga Teori dan Praktek. Jakarta : EGC

    Padila. 2012.Buku Ajar Keperawatan Keluarga. Yogyakarta : Nuha Medika

    Setiawati, Santun. 2012.Penuntun Praktis Askep Keluarga. Edisi 2. Jakarta : Trans Info