Makalah Askep Kasus Keluarga

download Makalah Askep Kasus Keluarga

of 30

description

KEP KELUARGA

Transcript of Makalah Askep Kasus Keluarga

MAKALAH KEPERAWATAN KELUARGAASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA USIA PERTENGAHAN

DISUSUN OLEH :Thesa UtariWella Bili fitriWidya Eka Destriyana

Dosen pembimbing : Ns. Hermansyah, S.Kep, M.Kep

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIAPOLITEKNIK KESEHATAN BENGKULUJURUSAN KEPERAWATANT.A 2015/2016KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kepada Tuhan, karena berkat rahmat dan hidayah-Nya kami bisa menyelesaikan tugas Asuhan Keperawatan pada Keluarga pada mata kuliah Keperawatan Keluarga dengan sebaik-baiknya. Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih kepada orang tua kami, teman-teman kelompok yang telah membantu dalam pembuatan tugas ini. Dan tidak lupa juga kami berterima kasih kepada Dosen yang telah memberikan tugas ini agar kami bisa menjadi manusia yang kaya akan ilmu pengetahuan.Tujuan pembuatan ini agar kita semua mengetahui tentang asuhan keperawatan pada keluarga. Kami menyadari dalam pembuatan masih banyak kekurangan di dalamnya. Maka dari itu kami meminta maaf jika terdapat banyak kesalahan. Akhir kata kami ucapkan terima kasih. Semoga bermanfaat.

Bengkulu, Maret 2015

Penulis

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN1.1 Latar Belakang.1.2 Tujuan..1.3 Manfaat1.4 Sistematika penulisan...

BAB II TINJAUAN TEORITIS2.1 Konsep Dasar keluarga usia pertengahan2.2 Konsep dasar Asuhan Keperawatan usia pertengahanBAB III3.1 Asuhan Keperawatan pada keluarga Tn.NBAB IV PENUTUP4.1 kesimpulan.4.2 saran..DAFTAR PUSTAKA.

BAB IPENDAHULUANA. LATAR BELAKANGKeluarga merupakan bagian dari manusia yang setiap hari selalu berhubungan dengan individu manusia. Keadaan yang harus disadari adalah setiap individu merupakan bagian dari keluarga dan dikeluarga juga semua dapat diekspresikan. Asuhan keperawatan keluarga yaitu suatu rangkaian kegitatan yang diberi via praktek keperawatan pada keluarga.Asuhan keperawatan keluarga digunakan untuk membantu menyelesaikan masalah kesehatan keluarga dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan. Agar pelayanan kesehatan yang diberikan dapat diterima oleh keluarga, maka perawat harus mengerti, memahami tipe dan struktur keluarga, tahu tingkat pencapaian keluarga dalam melakukan fungsinya dan perlu paham setiap tahap perkembangan keluarga dan tugas perkembangannya.Status sehat atau sakit dalam keluarga saling mempengaruhi satu sama lain. Suatu penyakit dalam keluarga mempengaruhi seluruh keluarga dan sebaliknya mempengaruhi jalanya suatu penyakit dan status kesehatan anggota keluarga. Keluarga cenderung dalam pembuatan keputusan dan proses terapeutik pada setiap tahap sehat dan sakit pada para anggota keluarga. Keluarga merupakan para anggota sebuah keluarga baiasanya hidup bersama-sama dalam satu rumah tangga, atau jika mereka hidup secara terpisah, mereka tetap menganggap rumah tangga tersebut sebagai rumah tangga mereka.Keluarga usia pertengahan ini dimulai pada saat anak yang terakhir meninggalkan rumah dan berakhir pada saat dia pensiunan atau salah satu pasangan meninggal. Pada beberapa pasangan fase ini dirasakan sulit Karena masalah lanjut usia, perpisahan dengan anak dan perasaan gagal sebagai orang tua.

B. TUJUANa) Tujuan umumUntuk memahami aplikasi konsep dasar asuhan keperawatan keluarga dewasa pertengahan.b) Tujuan khusus1) Mahasiswa dapat menjelaskan konsep dasar keluarga.2) Mahasiswa dapat menjelaskan konsep keluarga usia pertengahan.3) Mahasiswa dapat menerapkan asuhan keperawatan keluarga usia Pertengahan.

C. MANFAATUntuk mengetahui asuhan keperawatan pada keluarga dengan usia pertengahan

D. SISTEMATIKA PENULISANMakalah ini disusun berdasarkan sistematika penulisan dalam IV BAB, yaitu :BAB I : Pendahuluan yang berisi dari latar belakang, tujuan, manfaat penulisan, dan sistematika penulisan makalahBAB II : Tinjauan teoritis yang berisi dari konsep teori tentang keluarga usia pertengahanBAB III : Asuhan Keperawatan pada keluarga usia pertengahanBAB IV : Penutup yang berisi dari kesimpulan dan saran

BAB IITINJAUAN TEORITIS

Konsep Dasar Keluarga Usia PertengahanA. PENGERTIANKeluarga adalah sebuah sistem sosial dan kumpulan dari beberapa komponen yang saling berinteraksi satu dengan lainnya (Logans, 2004). Keluarga adalah sebagaimana sebuah kesatuan yang komplek dengan atribut yang dimiliki tetapi terdiri dari beberapa komponen yang masing-masing mempunyai sebagaimana individu ( Illis, 2004 ). Keluarga adalah sebuah kelompok yang terdiri dari dua orang atau lebih masing-masing mempunyai hubungan kekerabatan yang terdiri dari bapak, ibu, adik, kakak, dan nenek. (Raisner, 2009). Duvall (1986, dalam Ali, 2009 ), menguraikan bahwa keluarga adalah sekumpulan orang dengan ikatan perkawinan, kelahiran dan adopsi yang bertujuan untuk menciptakan, mempertahankan budaya dan meningkatkan perkembangan fisik, mental, emosional, serta sosial dari setiap anggota keluraga. Dewasa pertengahan merupakan usia sekitar 35-40 tahun & berakhir sekitar 60-65 tahun (Schaie & Willis,1996 dlm Psikologi Perkembangan). Dewasa Pertengahan adalah masa menyesuaikan diri & kesedaran bahawa ia bukan lagi muda & masa depannya tidak lagi dipenuhi dengan kemungkinan-kemungkinan yg tidak terhadapi, hasilnya membawa satu masa krisis, (Craig, 1976). Usia dewasa tengah (Middle adulthood) disebut sebagai periode perkembangan yang dimulai kira-kira 35-45 tahun hingga memasuki usia 60an tahun. (Santrock, 1995).Keluarga merupakan bagian dari manusia yang setiap hari selalu berhubungan dengan individu manusia. Keadaan yang harus disadari adalah setiap individu merupakan bagian dari keluarga dan dikeluarga juga semua dapat diekspresikan. Asuhan keperawatan keluarga yaitu suatu rangkaian kegitatan yang diberi via praktek keperawatan pada keluarga.Keluarga usia pertengahan merupakan salah satu tahap usia pertengahan bagi orang tua, dimulai ketika anak terakhir meninggalkan rumah dan berakhir pada saat pensiun atau kematian salah satu pasangan. Tahap ini biasanya dimulai ketika orang tua memasuki usia 45-55 tahun dan berakhir pada saat seorang pasangan pensiun, biasanya 16-18 tahun kemudian. Biasanya pasangan suami istri dalam usia pertengahan merupakan sebuah keluarga inti meskipun masih berinteraksi dengan orangtua mereka yang lanjut usia dan anggota keluarga lain dari keluarga asal mereka dan juga anggota keluarga dari hasil perkawinan keturunannya.Dari definisi tentang keluarga usia pertengahan diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa keluarga usia pertengahan adalah keluarga yang usianya 40-60 tahun, dimulai ketika anak terakhir meninggalkan rumah dan berakhir pada saat pensiun atau kematian salah satu pasangan didalam keluarga.

B. KARAKTERISTIK KELUARGA USIA PERTENGAHANTahun pertengahan meliputi perubahan-perubahan pada penyesuaian perkawinan (seringkali lebih baik), pada distribusi kekuasaan antara suami dan istri (lebih merata), dan pada peran (diferensi peran perkawinan meningkat) (Leslie dan Korman, 1989, dalam Friedman 1988, hal 130).Pada tahun-tahun ini umumnya sulit dan berat, karena masalah-masalah penuaan, hilangnya anak, dan adanya suatu perasaan dalam diri mereka bahwa mereka gagal menjadi membesarkan anak dan usaha kerja. Selanjutnya, tidak jelas apa yang terjadi dengan kepuasan perkawinan dan keluarga melewati siklus-siklus kehidupan berkeluarga. Beberapa studi tentang kepuasan perkawinan memperlihatkan bahwa kepuasan perkawinan menurun tajam setelah perkawinan berlangsung dan terus menurun hingga tahun pertengahan (Leslie dan Korman, 1989, dalam Friedman 1988, hal 130).

C. UPAYA MENINGKATKAN KELUARGA BAHAGIA PADA USIA PERTENGAHANSangat diperlukan pasangan suami istri agar mampu menjalani salah satu periode perkawinan tersebut dengan sukses untuk kemudian menuju usia lanjut, Cukup banyak pasangan yang merasakan ganjalan atau konflik, baik pada usia dewasa maupun periode menjelang usia lanjut. Bila konflik itu dibiarkan, katanya, kemungkinan besar pasangan itu menderita.Konflik itu juga dapat mengakibatkan mereka stres hingga akhirnya meninggal tanpa kebahagiaan. Dan di usia pertengahan ini juga, sebagian pasangan akan terus berjuang untuk mengatasi konflik mereka, tetapi sebagian nya lagi akan tetap membiarkan terbengkalai tanpa penyelesaian hingga meninggal. Inilah alasannya sehingga kita perlu mempelajari lebih mendalam dan meluas mengenai perkembangan perkawinan, khususnya ditinjau dari seksologi. Kita harapkan suami istri akan mampu menjalani periode ini dengan sukses untuk menuju usia lanjut."Ada banyak faktor yang diperlukan pasangan suami istri untuk mendapatkan kebahagiaan pada usia pertengahan, salah satunya adalah faktor fisik. Karena itu, tiap pasangan disarankan untuk memeriksakan kesehatannya kepada dokter secara teratur sehingga ada keyakinan bahwa mereka tidak mengalami gangguan penyakit, seperti jantung koroner, hipertensi, dan diabetes melitus.Pola hidup yang baik sesuai dengan aturan kesehatan dan kebahagiaan dan penting untuk dilakukan. Psikoseksual, juga salah satu faktor penting untuk mereka perhatikan karena pada usia menjelang lanjut, mereka sering jenuh dalam hubungan suami istri."Ketertarikan yang dulu dirasakan besar belakangan menjadi dingin. Ini penting dicari penyebabnya, apakah fisik, psikologis, atau seksual, hingga kehangatan antara mereka berdua dapat dipulihkan,"

D. MASALAH YANG BIASA DITEMUKAN OLEH KELUARGA USIA PERTENGAHANMenurut fridman (1998, hal 132) pada fase ini, masalah kesehatan yang dapat terjadi pada keluarga dewasa pertengahan yaitu :1. Kebutuhan promosi kesehatan, istirahat yang tidak cukup, kegiatan waktu luang dan tidur yang kurang, nutrisi yang tidak baik, program olahraga yang tidak teratur, pengurangan berat badan hingga berat badan yang optimum, berhenti merokok, berhenti atau mengurangi penggunaan alkohol, pemeriksaan skrining kesehatan preventif.2. Masalah-masalah hubungan perkawinan.3. Komunikasi dan hubungan dengan anak-anak, ipar, dan cucu, dan orang tua yang berusian lanjut.4. Masalah yang berhubungan dengan perawatan : membantu perawatan orang tua yang lanjut usia atau tidak mampu merawat diri.5. Tugas PerkembanganUsia pertengahan yang merupakan usia rata-rata dimana para orang tua melepaskan anak mereka yang terakhir ditandai sebagai masa kehidupan yang terperangkap yaitu terperangkap antara tuntutan kaum kaum muda dan terperangkap antara dunia kerja dan tuntutan yang bersaing dan keterlibatan keluarga, dimana seringkali tampaknya tidak mungkin memenuhi tuntutan-tuntutan dari kedua bidang tersebut.

E. TUGAS PERKEMBANGAN USIA PERTENGAHANa) Pertahankan kesehatan Individu dan Pasangan Usia PertengahanDalam masa ini upaya untuk melaksanakan gaya hidup sehat menjadi lebih menonjol bagi pasangan, meskipun kenyataanya bahwa mungkin mereka telah melakukan kebiasaan-kebiasaan yang sifatnya merusak diri selama 45-64 tahun. Meskipun dapat dianjurkan sekarang, karena lebih baik sekarang dari pada tidak pernah adalah selalu benar, agaknya terlalu terlambat untuk mengembalikan begitu banyak perubahan-perubahan fisiologis yang telah terjadi, seperti tekanan darah tinggi akibat kurangnya olahraga, stress yang berkepanjangan, menurunnya kapasitas vital akibat merokok.Motivasi utama orang usia pertengahan untuk memperbaiki gaya hidup mereka adalah karena adanya perasaan rentan terhadap penyakit yang dibangkitkan bila seorang teman atau anggota keluarga mengalami serangan jantung, stroke, atau kanker. Selain takut, keyakinan bahwa pemeriksaan yang teratur dan kebiasaan hidup yang sehat merupakan cara-cara yang efektif untuk mengurangi kerentanan terhadap berbagai penyakit juga merupakan kekuatan pendorong yang ampuh. Penyakit hati, kanker dan stroke merupakan dua pertiga dari semua penyebab kematian antara usia 46 hingga 64 tahun dan sebagai penyebab kamatian urutan ke empat.b) Hubungan Serasi Dan Memuaskan Dengan Anak- Anaknya Dan SebayanyaDengan menerima dan menyambut cucu-cucu mereka kedalam keluarga dan meningkatkan hubungan antar generasi, tugas perkembangan ini mendatangkan penghargaan yang tinggi (Duvall, 1977 dalam friedman , 1988, hal 131). Tugas perkembangan ini memungkinkan pasangan usia pertengahan terus merasa seperti sebuah keluarga dan mendatangkan kebahagiaan yang berasal dari posisi sebagai kakek-nenek tanpa tanggung jawab sebagai orang tua selama 24 jam. Karena umur harapan hidup meningkat, menjadi seorang kakek-nenek secara khusus terjadi pada tahap siklus kehidupan ini (Sprey dan Matthews, 1982, dalam Friedman, 1988, hal 132). Kakek nenek memberikan dukungan besar kepada anak dan cucu mereka pada saat-saat krisis dan membantu anak-anak mereka melalui pemberian dorongan dan dukungan(Bengston dan Robertson, 1985, dalam Friendman, 1988, hal 132).Peran yang lebih probelamatik adalah yang berhubungan dengan dan membantu orang tua lansia dan kadang-kadang anggota keluarga besar lain yang lebih tua. Delapan puluh enam persen pasangan usia pertengahan minimal memiliki satu orang tua masih hidup(hagestad, 1988, dalam Friedman, 1988, hal 132). Jadi, tanggung jawab memberi perawatan bagi orang tua lansia yang lemah dan sakit-sakitan merupakan pengalaman yang tidak asing. Banyak wanita yang merasa berada dalam himpitan generasi dalam upaya mereka mengimbangi kebutuhan-kebutuhan orang tua mereka yang berusia lanju, anak-anak, dan cucu-cucu mereka. Berbagai peran antar generasi kelihatannya lebih bersifat ekslusif dikalangan minoritas seperti keluarga-keluarga Asia dan Amerika Latin.c) Meningkatkan Keakraban Pasangan Atau Hubungan PerkawinanSekarang perkembangan tersebut benar-benar sendirian setelah bertahun-bertahun dikelilingi oleh anggota keluarga dan hubungan-hubungan. Meskipun muncul sebagai sambutan kelegahan, bagi kebanyak pasangan merupakan pengalaman yang menyulitkan untuk berhubungan satu sama lain sebagai pasangan menikah dari pada sebagai orang tua. Wright dan Leahey (1984, dalam Friedman, 1988, hal 132) melukiskan tugas perkembangan ini sebagai reinvestasi identitas pasangan dengan perkembangan keinginan independen yang terjadi secara bersamaan. Keseimbangan dependensi-indepedensi antara pasangan perlu diuji kembali, seperti keinginan independen lebih besar dan juga perhatian satu sama lain yang penuh arti.Bagi pasangan yang mengalami masalah, tekanan hidup yang menurun dalam tahun-tahun postparental tidak mendatangkan kebahagiaan perkawinan, melainkan menimbulkan kebohongan. Menurut Kerckhoff (1976, dalam Friedman, 1988, hal 132), para konselor perkawinan telah lama mengamati bahwa ketika timbul perselisihan dalam perkawinan selama tahun-tahun pertengahan, seringkali berkaitan dengan jemunya ikatan, bukan karena kualitas traumatiknya. Karakteristik umum dari masa ini, berkaitan dengan kepuasan diri sendiri dan berada dalam kebahagiaan yang membosankan.Tugas tugas perkembagan itu tadi pada dasarnya merupakan tuntutan atau harapan sosio kultural dimana manusia itu hidup dalam masyarakat kita sejak dulu hingga kini tetap memiliki harapan sesuai diatas bagian penentu sebagai orang dewasa pertengahan. Khusus mengenai hidup berkeluarga dalam masa usia pertengahan terdapat dua hal pokok yang mendorong terciptanya hubungan hidup berkeluarga. kebutuhan individu pada suatu pihak dan tugas perkembangan pada lain pihak. Pemanduan antara keduanya menimbulkan energi yang membangkitkan gerak bagi individu orang dewasa untuk bersatu dalam satu jalinan hubungan berkeluarga.d) Memantapkan pengalaman nilai-nilai agama e) Mencapai tanggung jawab sosial sebagai warga negaraf) Menerima dan menyesuaikan diri dengan perubahan perubahan yang terjadi pada aspek fisik (penurunan kemampuan atau fungsi)g) Memantapkan keharmonisan hidup berkeluargah) Mencapai dan mempertahankan prestasi yang memuaskan

Konsep Dasar Asuhan Keperawatan Keluarga Usia PertengahanA. PENGKAJIAN1. Indentitas umum keluarga2. Riwayat dan tahap perkembangan keluarga3. Pengkajian lingkungan4. Struktur keluarga5. Fungsi keluarga6. Stress dan koping keluarga7. Keadaaan gizi keluarga8. Harapan keluarga9. Pemeriksaan fisik

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN1. Gangguan Pola Nafas b.d Kurang mengenal masalah2. Keefektifan Manejemen Diri b.d kurang pengetahuan3. Resiko Kesepian b.d Kurang mengetahui tugas perkembangan usia pertengahan

C. RENCANA KEPERAWATANNoDx keperawatanIntervensi Keperawatan

Tujuan dan kriteria hasilTindakan keperawatanRasional

1.Gangguan Pola Nafas b.d kurang mengenal masalah Gangguan yang terjadi berkurang kuyrun waktunya setelah dilakukan tindakan selama 1 X 30 menit.Dengan KH :1. klien dapat melakukan apa yang telah disarankan.2. klien mengerti, olaharaga yang baik untuk dia.1. Mengecek atau mengkaji keadaan umum klien.2. Melakukan PENKES berhubungan dengan penyakit klien.3. Ajarkan klien hal hal yang tepat untuk klien.4. Minta klien untuk memeriksaa diri kerumah sakit.1. untuk mengetahui keadaan umum klien.2. Untuk memberi wawasan kepada klien dan kelurga tentang kondisi atau keadaan klien.3. Agar klien dapat melakukan hal hal yang tepat bagi kesehatan diurinya.4. Untuk mengetahui kondisi klien.

2.Keefektifan Manejemen Diri b.d kurang pengetahuanKlien mengerti setelah dilakukan tindakan selama 3 X 45 menit.Dengan KH:1. klien mengatakan bahwa sudah mengerti dengan hal hal yang harus dilakukan2. klien mengerti hal hal yang harus dihindari1.Kaji kemampuan klien.2. Melakukan penkes kesehatan.3. Ajarkan klien cara manejemen diri.4. Evaluasi kemampuam klien.1. Untuk mengetahui kemampuan klien2. Agar klien memahami manejemen diri yang tepat.3. Agar klien makin mengerti dengan hal hal yang harus dilakukan dan dihindari.4. Agar untuk memahami kemampuan klien.

3.Resiko Kesepian b.d Kurang mengetahui tugas perkembangan usia pertengahanKesepian tidak terlalalu larut setelah dilakukan tindakan selama 3 X 45 menit.Dengan KH :1. Klien mengatakan tidak terlalu sepi lagi.2. keluarga mengatakan bahwa dirinya sudah mengerti tugas perkembangannya1. kaji faktor penyebab keluarga merasa kesepian.2. beri informasi kepada keluarga tentang tugas perkembangan.3. ajarkan klien cara cara mengatasi kesepian.4. ajak pasien untuk mengevaluasi kembali.1. untuk memastikan faktor penyebab kesepian.2. agar klien makin memahami tentang tugas perkembangan.3. agar klien mampu mengatasi kesepian secara wajar.4. untuk mengetahui kemampuan keluarga dalam mengatasi masalah kesepian.

BAB IIIASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGAA. PENGKAJIAN (TANGGAL 20 MARET 2015)I. Data Umum1. Nama KK: Tn. N2. Alamatdan telepon: jl.Hibrida X RT 17 No.38 3. Pekerjaan KK: Petani4. Pendidikan KK: SD5. Komposisi KeluargaNoNamaJenis KelaminHubungan dengan keluargaUmurPendidikanPekerjaan

1Ny. JPIstri 58 tahunIbu Rumah Tangga

2Nn. TPAnak Kandung21 tahunSMAMahasiswa

Genogram :

XXXX

Keterangan :: tinggal serumah: klien: klien

6. Tipe Keluarga: keluarga inti7. Suku Bangsa: Indonesia8. Agama: islam9. Status Sosial Ekonomi:Penghasilan Keluarga cukup untuk memenuhi kebutuhan keluarga mereka, penghasilan dari hasil kerja Tn.N, usaha warung Ny.J, dan menyewakan kos-kosan di dekat rumahnya. 10. Aktivitas rekreasi keluarga :Keluarga jarang berekreasi bersama-sama dengan keluarga, tetapi sering menonton tv dirumah bersama-sama.II. Riwayat tahap perkembangan keluarga1. Tahap perkembangan keluarga saat ini :Keluarga dengan usia pertengahan2. Tahap perkembangan keluarga belum terpenuhi :Tidak ada tahap perkembangan keluarga sampai saat ini yang belum terpenuhi.3. Riwayat kesehatan keluarga inti :Tn.N mengatakan tidak memiliki penyakit keturunan dan mengalami pusing, mudah capek karena hipertensi. Sejak 6 bulan yang laluTn.N di diagnosa hipertensi oleh dokter.Sedangkan Ny.J dalam kondisi baik-baik saja. Sedangkan anak bungsunya sering merasa pusing ketika mulai terlambat makan.4. Riwayat kesehatan keluarga sebelumnyaIbu Ny.J meninggal dunia 4 tahun yang lalu, sedangkan Bapak dari Tn.N meninggal 19 tahun yang lalu.

III. Keadaan Lingkungan1. Karakteristik rumahLuas rumah yang ditempati 48 m2 ( lebar 4 panjang 12 cm). terdiri dari 3 kamar tidur, 2 kamar mandi, 1 dapur dan ruang tamu. Tipe bangunan rumah adalah permanen. Keadaan lantai terbuat dari keramik, jumlah jendela 7 buah, setiap kamar memiliki jendela. Sumber air minum yang digunakan dari PAM. Wc yang dimiliki memiliki septic tank. Kebiasaan memasaknya menggunakan kompor gas.Denah rumah :

Kamar mandi

Kamar mandiDapur

Kamar tidurKamar tidur

Ruang tv Ruang tamuKamar tidur

warungTeras

2. Karakteristik tetangga dan komunitas RwTetangga rumah baik kepada keluarga Tn. N. karena Tn. N. sudah lama tinggal disana dan tetangga juga segan kepada keluarga ini.

3. Mobilitas keluargaKeluarga ini tidak pernah pindah tempat tinggal sejak menikah, Tn. N bekerja dari pagi sampai sore, istrinya menjaga warung dan menjual gorengan.4. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakatKeluarga ini sangat suka kegiatan keagamaan, Tn. A sering sholat di masjid dekat rumah5. Sistem pendukung keluargaYang merawat Tn. N istrinya dan anak-anaknya dan ketika sakit anggota keluarga dibawa ke fasilitas kesehatan dengan kartu BPJS.IV. Struktur Keluarga1. Pola komunikasi keluargaKeluarga mengatakan komunikasi dilakukan secara musyawarah untuk menyelesaikan masalah. 2. Struktur peran keluargaTn. A sebagai kepala keluarga yang harus bertanggung jawab terhadap kehidupan keluarganya. Tn.A bekerja sebagai, istrinya sebagai ibu rumah tangga dan jualan di warung.3. Nilai dan norma keluargaNilai dan norma yang berlaku di keluarga menyesuaikan dengan nilai agama yang dianut dan norma yang berlaku dilingkungannya.V. Fungsi Keluarga1. Fungsi afeksiTn.A sering memberikan teguran apabila anak-anaknya telah diperingatkan oleh ibunya tetap tidak mau. Keluarga mengajarkan anaknya untuk saling menyangi dan saling menghormati.2. Fungsi socialKeluarga selalu mengajarkan dan menekankan bagaimana berperilaku sesuai dengan ajaran agama yang dianutnya dalam kehidupan sehari-hari dirumah dan dilingkungan tempat tinggalnya.3. Fungsi perawatan kesehatanKeluarga selalu memperhatikan dan berupaya untuk mencari bantuan pelayanan kesehatan bila ada anggota keluarga yang sakit.4. Fungsi reproduksiKeluarga mengatakan tidak ingin punya anak lagi karena sudah tua.5. Fungsi ekonomiPenghasilan keluarga tidak mengalami penurunan dan mampu memenuhi kebutuhan keluarga.VI. Stress dan koping keluarga1. Stressor yang dimilikiTerlalu sering mengasuh cucu-cucunya2. Kemampuan keluarga berespons terhadap stressorMenerima keadaan yang ada karena tidak ada pilihan lain3. Strategi koping yang diguanakanKeluarga menerima keadaan ini apa adanya, dan berusaha untuk lebih sabar lagi dalam mengasuh cucunya.4. Strategi adaptasi yang disfungsiTidak ada.

VII. Pemeriksaan FisikAyah :TD : 180/120 mmHgN : 89 X/menitP : 16X /menita. Kepala leher Rambut : Kuantitas : rambut jarang, Distribusi : tidak merata, warna rambut : putih(uban) tapi tidak terlalu banyak, kebersihan : rambut bersih Kulit kepala : tidak ada lesi, bersih, tidak ada hematom Wajah : simetris antara kiri dan kanan, warna kulit sawo matang. Mata : alis mata : simetris anatara kiri dan kanan, kelopak mata : tidak ada edema Konjungtiva : anemis, skelera : an ikterik. Hidung : Bentuk : simetris Pernafasan cuping hidung : tidak ada Telinga : bentuk : simetris antara kiri dan kanan, warna : sawo matang, lesi : tidak ada membrane timpani : utuh. Mulut : Bibir : lembab, bersih, ,tidak ada lesi gigi geligi : tidak lengkap, ada karies, bau mulut : tidak ada bau khas, lidah : tidak ada ulkus, warna merah mudah Leher : Warna: sawo matang, Lesi: tidak ada Deviasi : tidak ada Kelenjar thyroid : tidak ada pembesaranb. Thorak Bentuk dada : normo chest Gerakan dada : simetris antara kiri dan kanan Pola pernafasan : normal Irama pernafasan : teratur, tidak ada dispneu Otot bantu pernafasan : tidak ada Suara nafas : vesikuler Payujaka : -c. Abdomen Bentuk : simetris antara kiri dan kanan Warna : sama dg permukaan lain Bising usus : 7x/md. Punggung Postur tulang belakang : tidak ada kelainan Palpasi tulang belakang : tidak ada penyimpangane. Genetalia : -f. Kulit dan ekstremitas Kelengkapan ekstremitas : lengkap ekstremitas atas dan bawah, Warna kulit : sawo matang Kelembaban : kering Tekstur : kasar Kebersihan kulit : bersih Edema : tidak ada Kapilarry reill : > 3 detik

ibu :TD : 120/90 mmHgN : 85 X/menitP : 18X /menit

a. Kepala leher Rambut : Kuantitas : rambut lebat Distribusi : merata warna rambut : hitam kebersihan : rambut bersih Kulit kepala : tidak ada lesi, bersih, tidak ada hematom

Wajah : simetris antara kiri dan kanan, warna kulit sawo matang Mata : alis mata : simetris antara kiri dan kanan, kelopak mata : tidak ada edema, Konjungtiva : an anemis, skelera : an ikterik. Hidung : Bentuk : simetris Pernafasan cuping hidung : tidak ada Telinga : bentuk : simetris antara kiri dan kanan, warna : sawo matang lesi : tidak ada membrane timpani : utuh. Mulut : Bibir : lembab, bersih, ,tidak ada lesi gigi geligi : lengkap, tidak ada karies bau mulut : tidak ada bau khas, lidah : tidak ada ulkus, warna merah mudah Leher : Warna: putih Lesi: tidak ada Deviasi : tidak ada Kelenjar thyroid : tidak ada pembesaranb. Thorak Bentuk dada : normo chest Gerakan dada : simetris antara kiri dan kanan Pola pernafasan : normal Irama pernafasan : teratur, tidak ada dispneu Otot bantu pernafasan : tidak ada Suara nafas : vesikuler Payujaka : -c. Abdomen Bentuk : simetris antara kiri dan kanan Warna : sama dg permukaan lain Bising usus : 9x/md. Punggung Postur tulang belakang : tidak ada kelainan Palpasi tulang belakang : tidak ada penyimpangane. Genetalia : -f. Kulit dan ekstremitas Kelengkapan ekstremitas : lengkap ekstremitas atas dan bawah, Warna kulit : putih Kelembaban : kulit lembab Tekstur : halus Kebersihan kulit : bersih Edema : tidak ada Kapilarry reill :