Makalah MTHT

51
Seorang Anak Perempuan dengan Keluhan Keluar Cairan dari Telinganya KELOMPOK 9 Putri Maulia 030.10.224 Putri Sarah 030.10.225 R. Ifan Arief Fahrurozi 030.10.226 Rachel S Aritonang 030.10.227 Rachma Tia Wasril 030.10.228 Radian Savani 030.10.229 Ramayani Batjun 030.10.231 Ratu Suci Anggraini 030.10.232 Raysa Angraini 030.10.233 Reynatta Audralia 030.10.234 Riana Rahmadhany 030.10.235 Ricky Julianto 030.10.236 Riza Ernaldy 030.10.237

description

telinga hidung dan tenggorokan

Transcript of Makalah MTHT

Page 1: Makalah MTHT

Seorang Anak Perempuan dengan Keluhan Keluar Cairan dari Telinganya

KELOMPOK 9

Putri Maulia 030.10.224

Putri Sarah 030.10.225

R. Ifan Arief Fahrurozi 030.10.226

Rachel S Aritonang 030.10.227

Rachma Tia Wasril 030.10.228

Radian Savani 030.10.229

Ramayani Batjun 030.10.231

Ratu Suci Anggraini 030.10.232

Raysa Angraini 030.10.233

Reynatta Audralia 030.10.234

Riana Rahmadhany 030.10.235

Ricky Julianto 030.10.236

Riza Ernaldy 030.10.237

Riza Tafson 030.10.238

Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti

Tahun ajaran 2012/2013

Page 2: Makalah MTHT

BAB I

PENDAHULUAN

Keluarnya cairan dari liang telinga atau otorrhea merupakan gejala klinis yang sering

ditemukan pada kasus penyakit telinga. Bisa ditemukan pada orang dewasa maupun

anak kecil.

Cairan yang keluar dari telinga harus diperhatikan sifat-sifatnya karena dapat

mendukung diagnosis, misal jernih atau purulen, mengandung darah atau tidak,

berbaukah, pulasatil atau non-pulsasi. Gejala penyerta yang lain juga harus di

perhatikan, seperti adanya ganguan pendengaran, tinitus dan otalgia (nyeri telinga).

Sekret yang keluar dapat purulen, mukoid atau mukopurulen, sekres seperti ini

menandai adanya infeksi pada telinga. sekret dapat pula jernih yang bisa disebabkan

oleh berbagai jenis dermatosis meatus akustikus externa atau mungkin sekret yang

jernih itu berasal dari cairan otak (serebrospinalis). semua tipe otore ini dapat

mengandung darah, bisa masif karena trauma dan berbagai neoplasma. sekret dapat

tidak berbau dan berbau sangat busuk (biasanya pada kolesteatoma). Biasanya sekret

ini non-pulsatil, tetapi bila berada di bawah tekanan hebat di celah ruang telinga

tengah, maka ia akan berpulsasi.

2

Page 3: Makalah MTHT

BAB II

LAPORAN KASUS

Kasus :

Lembar 1

Seorang anak perempuan umur 10 tahun diantar orangtuanya dengan

keluhan keluar cairan kental dari telinga kirinya.

Lembar 2

Lima hari sebelum masuk RS, anak tersebut menderita batuk pilek disertai

demam tinggi yang diikuti dengan keluar cairan kental dari telinga kirinya. Pada usia

6 tahun, ia pernah beberapa kali keluar cairan dari telinga kiri terutama jika batuk

pilek atau sehabis berenang.

Oleh orangtua pasien selama ini diberikan obat tetes telinga yang dibeli

bebas, namun tidak terdapat perubahan.

Menurut orangtuanya, akhir-akhir ini jika dipanggil atau diajak bicara sering kurang

dengar dan minta diulang perkataanya.

Lembar 3

Pada saat pemeriksaan didapatkan pasien demam 380C. pada pemeriksaanTHT telinga

kanan didapatkan liang telinga lapang dan membran timpani hiperemis. Pada liang

telinga kiri berisi lender mukourulen. Membran timpani belum dapat dinilai. Setelah

secret dibersihkan tampak perforasi subtotal membrane timpani. Retroaurikuler kanan

tenang dan retroaurikuler kiri didapatkan nyeri pada penekanan.

Pemeriksaan hidung cavum nasi sempit terisi lender mukopurulen konka inferior

edema dan hiperemis dan tidak terdapat deviasi septum.

3

Page 4: Makalah MTHT

Pemeriksaan rongga mulut tidak terdapat trismus. Arkus faring simetris tepi

hiperemis. Uvula terletak ditengah. Tonsil T3-T3 hiperemis, terdapat detritus dan

kripta melebar. Dinding posterior faring hiperemis namun tidak menonjol. Kelenjar

getah bening leher tidak membesar.

Lembar 4

Pemeriksaan radiologi mastoid

Kesan : mastoid kanan diploik

mastoid kiri sklerotik

Pemeriksaan Audiometri

4

Page 5: Makalah MTHT

BAB III

PEMBAHASAN

MASALAH DAN HIPOTESIS

Masalah Dasar Masalah Hipotesis

1. Keluar cairan

kental dari telinga

kiri (otore)

Keluarnya cairan kental dari telinga

pasien diduga adanya kelainan pada

telinga yang lebih mengarah pada

telingah tengah. Cairan tersebut dapat

mencapai liang telinga bisa akibat

rupture pada membrane timpani atau

efusi cairan dengan membrane

timpani yang masih utuh. Bisa terjadi

juga karena terjadi oklusi dari tuba

euschtasius yang harusnya

mengalirkan sebagian cairan ke

nasofaring, namun tidak terjadi karena

adanya oklusi sehingga cairan dapat

menumpuk ditelinga dalam yang

dapat merobek mambran timpani.

Otitis media

supuratif

kronis

Otitis media

non supuratif

Otitis media

stadium

perforasi

Ruptur

membrane

timpani

Kolesteatom

2. Lima hari

sebelum masuk

rumah sakit,

pasien

mengalami

demam tinggi,

Demam tinggi menandakan infeksi,

sementara keluarnya secret hidung

bisa disebabkan karena infeksi hidung

bila bilateral, secret jernih hingga

purulen. Bila secret kuning kehijauan

biasanya berasal dari sinusitis hidung.

Rhinitis

Otitis media

stadium

perforasi

5

Page 6: Makalah MTHT

pilek dan keluar

cairan kental dari

telinga kiri.

Pada anak-anak bila secret hanya pada

satu sisi dan berbau, kemungkinan

terdapat benda asing di hidung.

3. Pada usia 6

tahun, pernah

beberapa kali

keluar cairan dari

telinga kiri

terutama jika

batuk pilek atau

habis berenang.

Cairan yang keluar dari telinga sakit

pernah terjadi 4 tahun yang lalu. Bila

telah terjadi rupture akibat otitis

media, maka pada kasus ini

membrane timpani kemungkinan

belum menutup kembali dengan

sempurna sehingga infeksi yang

terulang kembali akan menyebabkan

keluarnya cairan secret. Berenang

juga merupakan factor resiko untuk

kembali terjadinya infeksi akibat air

masuk ke telingaanya.

Otitis media

supuratif

kronis

Otitis media

non supuratif

Rupture

membrane

timpani

4. Oleh orang tua

diberikan obat

tetes telinga

namun tidak ada

perubahan.

Obat tetes telinga dipasaran

sebenarnya tidak boleh dibeli secara

bebas tanpa indikasi yang sesuai.

Karena kebanyakan obat tetes telinga

merupakan antibiotika untuk

mengatasi kuman penyebab infeksi

telinga bagian luar. Antibiotika

golongan aminoglikosida terutama

banyak digunakan sebagai obat tetes

telinga untuk mengatasi resistensi

Tuli akibat

ototoksik

6

Page 7: Makalah MTHT

pseudomonas aeroginosa yang

merupakan kuman pathogen yang bisa

menginfeksi otitis eksterna maligna

membrane timpani sehingga dapat

terjadi rupture. (1)

5. Menurut orang

tuanya, akhir-

akhir ini jika

dipanggil atau

diajak bicara

sering kurang

dengar dan minta

diulang

perkataannya.

Penurunan pendengaran pada pasien

ini bisa diakibatkan karena kerusakan

pada membrane timpani, tulang

pendengaran, maupun saraf-syaraf

pendengaran. Untuk mengetahui jenis

tuli dan derajatnya, bisa dilakukan

pemeriksaan audiometri.

Otitis media

stadium

perforasi

Rupture

membrane

timpani

Secret yang keluar dari liang telinga disebut otore. Secret yang sedikit biasanya

berasal dari infeksi telinga luar dan secret yang banyak dan bersifat mukoid umumnya

berasal dari telinga tengah. Bila berbau busuk menandakan adanya kolesteatom. Bila

bercampur dengan darah harus dicurigai adanya infeksi akut yang berat atau tumor.

Bila cairan yang keluar seperti air jernih, harus waspada adanya cairan likuor

serebrospinal.

Anamnesis :

Riwayat penyakit sekarang :

1. Keluhan dirasakan sejak kapan?

7

Page 8: Makalah MTHT

2. Apakah ada keluhan lain seperi nyeri?

3. Nyeri yang dirasakan hebat ataukah ada pencetus baru merasakan nyeri?

4. Bagaimana sifat serta konsistensinya sekretnya?

5. Apakah secret keluar terusa menerus atau intermiten?

6. Selain nyeri apakah ada gejala lain seperti demam, gelisah, gangguan tidur,

sakit tenggorokan?

7. Apakah ada gangguan pendengaran?

8. Apakah ada kebiasaan sering mengkorek telinga?

Riwayat penyakit dahulu :

1. Apakah pernah mengalami infeksi saluran nafas atas?

2. Apakah pernah mengalami trauma?

3. Apakah ada riwayat alergi?

4. Bagaimana riwayat pengobatannya?

PEMERIKSAAN FISIK

Pada saat pemeriksaan didapatkan:

Keadaan Umum

Suhu = 380C menandakan pasien febris (n=36,5-37,2 0C)

Status Lokalis

Telinga

Telinga kanan Telinga kiri Keterangan

Liang telinga lapang berisi lender

mukopurulen

Lendir yang

mukopurulen berasal

dari cairan telinga

tengah yang

8

Page 9: Makalah MTHT

mengalami efusi atau

keluar akibat rupture

membrane timpani

Retroaurikuler tenang

nyeri pada

penekanan

Nyeri menunjukan

adanya peradangan

yaitu mastoiditis

Membrane timpani hiperemis

Setelah secret

dibersihkan

tampak

perforasi

subtotal

membrane

timpani

Hiperemis

menandakan adanya

pelebaran pembuluh

dara setempat akibat

reaksi inflamasi.

Hidung dan Paranasal

Cavum nasi dekstra Cavum nasi sinistra

Cavum nasi Sempit dan berisi lender mukopurulen

Konka inferior Edema dan hiperemis

Deviasi septum (-)

Cavum nasi sempit dikarena reaksi radang yang menyebabkan udem. Secret hidung

yang bilateral dan bersifat mukopurulen biasanya disebabkan oleh infeksi hidung.

Konka inferior yang edema dan hiperemis juga disebabkan oleh radang yang bisa

disebabkan oleh alergi maupun bakteri.

9

Page 10: Makalah MTHT

Tengorokan

Rongga mulut : tidak terdapat trismus (saraf tidak mengalami gangguan)

Arkus faring : simetris tepi hiperemis (terdapat faringitis)

Uvula : terletak ditengah (normal)

Tonsil : T3-T3 hiperemis, terdapat detritus dan kripta melebar

T3 menunjukan pembesaran tonsil telah melebihi garis khayal (garis khayal

merupakan garis yang dibetuk dari setengah lebar molar ke-3 dengan uvula) dan

merupakan indikasi untuk tonsilektomi. Hiperemis adanya peradangan. Detritus

adalah kumpulan leukosit, bakteri yang mati, dan epitel yang terlepas. Kriptus yang

melebar adalah akibat proses radang berulang yang menyebabkan epitel mukosa juga

jaringan limfoid terkikis, sehingga pada proses penyembuhan jaringan limfoid diganti

oleh jaringan parut yang akan mengalami pengerutan sehingga kripti melebar. Hal ini

merupakan gejala dari tinsilitis kronik.

Dinding posterior faring : hiperemis namun tidak menonjol

Kelenjar getah bening leher : tidak membesar

PEMERIKSAAN PENUNJANG

Gambaran diploik pada telinga kanan bila pneumatisasi mastoid terganggu oleh

proses infeksi, maka hanya beberapa kelompok sel-sel yang besar. sedangkan

gambaran sklerotik pada telinga kiri diduga akibat aktivitas osteoblas yang dirangsang

10

Page 11: Makalah MTHT

oleh infeksi kronik atau berulang. Derajat perkembangan mastoid dijelaskan secara

radiologik sebagai pneumatik, diploik, sklerotik dan tidak berkembang. Bila

pneumatisasi mastoid normal terjadi tanpa adanya hambatan akibat infeksi berulang di

masa kanak-kanak ataupun anomali perkembangan lainnya, maka rongga-rongga

udara mastoid yang terbentuk sempurna tersebut dikenal sebagai tipe pneumatik.(4)

Hasil audiometri menunjukkan bahwa

Telinga kanan : BC normal atau kurang dari 25 dB

AC lebih dari 25 dB

(Tuli konduktif ringan)

Telinga kiri : BC lebih dari 25 dB

AC lebih besar dari BC

(Tuli campuran berat)

Derajat ketulian dan nilai ambang pendengaran menurut ISO 1964 dan ANSI 1969.

Derajat ketulian Nilai ambang pendengaran

Normal : -10 dB sampai 26 dB

Tuli ringan : 27 dB sampai 40 dB

Tuli sedang : 41 dB sampai 55 dB

Tuli sedang berat : 56 dB sampai 70 dB

Tuli berat : 71 dB sampai 90 dB

Tuli total : lebih dari 90 dB.

Tuli konduktif pada pasien adalah akibat kerusakan rangkaian tulang-tulang

pendengaran yang disertai perforasi serta kemungkinan ada diskontinuitas rangkaian

tulang pendengaran dibelakang membran, karena nilai AC > 50 dB.

11

Page 12: Makalah MTHT

Tuli sensorineural yang dihubungkan dengan difusi produk toksin ke dalam skala

timpani melalui membran fenstra rotundum, sehingga menyebabkan penurunan

ambang hantaran tulang secara temporer/permanen yang pada fase awal terbatas pada

lengkung basal kohlea tapi dapat meluas kebagian apek kohlea.

Untuk melengkapi pemeriksaan, dapat dilakukan pemeriksaan penunjang sebagai

berikut :

1. Darah lengkap

Untuk melihat hitung jenis (menentukan penyebab radang), melihat adanya

infeksi kronis atau akut, dan kemungkinan anemia sebagai factor predisposisi

infeksi berulang pada pasien.

2. Bakteriologi

Walapun perkembangan dari OMSK merupakan lanjutan dari

mulainya infeksi akut, bakteriologi yang ditemukan pada sekret yang kronis

berbeda dengan yang ditemukan pada otitis media supuratif akut. Namun bila

pengambilan secret dari liang telinga sulit dilakukan karena sakit yang dialami

pasien maka secret dari tonsil yang meradang dapat dikultur dan dilakukan uji

resistensi.

DIAGNOSIS

Otitis Media Supuratif Kronik sinistra dan Otitis Media Akut dekstra

stadium hiperemis dengan Tonsillitis Kronis.

Otitis media adalah salah satu infeksi tersering pada anak-anak. Suatu peneliatian oleh

Howie menunjukkan bahwa suatu episode infeksi S. pneumoniae dalam tahun

12

Page 13: Makalah MTHT

pertama kehidupan telah dihubungkan dengan berlanjutnya insidens episode otitis

akut berulang. Keadaan ini lebih sering ditemukan pada anak laki-laki.

DIAGNOSIS BANDING

OTITIS MEDIA SEROSA / NON-SUPURATIF

Otitis media serosa disebabkan oleh transudasi plasma dari pembuluh darah ke dalam

rongga telinga tengah yang terutama disebabkan perbedaan tekanan hidrostatisk,

sementara otitis media mukoid merupakan akibat sekresi aktif kelenjar dan kista pada

lapisan epitel celah telinga tengah.

PENATALAKSANAAN

Non Medikamentosa

Meningkatkan kebersihan daerah telinga dan mulut agar tidak terjadi infeksi

berulang

Tidak boleh berenang sampai kondisi membrane timpani sembuh total.

Medikamentosa

Pembersihan telinga dengan menggunakan H2O2 3% selama 3-5 hari, karena

peroksida dapat membunuh bakteri anaerob penyebab infeksi.

Antibiotika : ampisilin atau eritromisin (bila resisten ampisilin) oral dan

topical.

Meringoplasti jika dalam waktu 2 bulan tidak terjadi penutupan dari

membrane timpani yang mengalami rupture

Timpanoplasti

Operasi ini dilakukan pada OMSK tipe aman dengan kerusakan yang lebih

berat atau OMSK tipe aman yang tidak bisa ditenangkan dengan pengobatan

13

Page 14: Makalah MTHT

medikamentosa. Tujuan operasi ini adalah untuk menyembuhkan penyakit

serta memperbaiki pendengaran.

Tonsilektomi dengan indikasi pembesaran tonsil mencapai T3 karena

ditakutkan komplikasi berupa sumbatan saluran nafas.

KOMPLIKASI

Sinusitis

Abses parafaring

Bronchitis

Obstruksi saluran nafas

PROGNOSIS

1. Ad Vitam :  ad Bonam

2. Ad Functionam :  Dubia ad Bonam.

3. Ad Sanationam : Dubia ad malam

14

Page 15: Makalah MTHT

BAB IV

TINJAUAN PUSTAKA

FISIOLOGI PENDENGARAN

Proses mendengar diawali dengan ditangkapnya energi bunyi oleh daun

telinga dalam bentuk gelombang yang dialirkan melalui udara atau tulang ke koklea.

Getaran tersebut menggetarkan membrane timpani diteruskan ke telinga tengah

melalui rangkaian tulang pendengaran yang akan mengamplifikasi getaran melalui

daya ungkit tulang pendengaran dan perkalian perbandingan luas membran timpani

dan tingkap lonjong. Energi getar yang telah diamplifikasi ini akan diteruskan ke

stapes yang menggerakan tingkap lonjong sehingga perilimfa pada skala vestibuli

bergerak. Getaran diteruskan melalui membrana Reissner yang mendorong endolimfa,

sehingga akan menimbulkan gerak relatif antara membran basilaris dan membran

tektoria. Proses ini merupakan rangsan mekanik yang menyebabkan terjadinya

defleksi stereosilia sel-sel rambut, sehingga kanal ion terbuka dan terjadi penglepasan

ion bermuatan listrik dari badan sel. Keadaan ini menimbulkan proses depolarisasi sel

rambut, sehingga melepaskan neurotransmitter ke dalam sinapsis yang akan

menimbulkan potensial aksi pada saraf auditorius, lalu dilanjutkan ke nucleus

auditorius sampai ke korteks pendengaran (area 39-40) di lobus temporalis.(2)

Gelombang suara

Getaran membran timpani

Getaran tulang telinga tengah

Getaran jendela oval

Gerakan cairan di dalam koklea

Getaran membran basilaris

Menekuknya rambut di reseptor sel rambut dalam organ corti sewaktu

getaran membran basilaris menggeser rambut-rambut ini

secara relatif terhadap membran tektorium di atasnya yang berkontak

dengan rambut tersebut

Perubahan potensial berjenjang (potensial reseptor) di sel reseptor

Perubahan frekuensi potensial aksi yang dihasilkan di saraf auditorius

Perambatan potensial aksi ke korteks auditorius di lobus temporalis otak untuk

persepsi suara

15

Page 16: Makalah MTHT

Getaran jendela bundar

Pembuyaran energi (tidak ada persepsi

suara)

ANATOMI TELINGA

16

Page 17: Makalah MTHT

1. Telinga Luar

Telinga luar, yang terdiri dari aurikula (atau pinna) dan kanalis

auditorius eksternus, dipisahkan dari telinga tengah oleh struktur seperti

cakram yang dinamakan membrana timpani (gendang telinga). Telinga

terletak pada kedua sisi kepala kurang lebih setinggi mata. Aurikulus melekat

ke sisi kepala oleh kulit dan tersusun terutama oleh kartilago, kecuali lemak

dan jaringan bawah kulit pada lobus telinga. Aurikulus membantu

pengumpulan gelombang suara dan perjalanannya sepanjang kanalis

auditorius eksternus. Tepat di depan meatus auditorius eksternus adalah sendi

temporal mandibular. Kaput mandibula dapat dirasakan dengan meletakkan

ujung jari di meatus auditorius eksternus ketika membuka dan menutup mulut.

Kanalis auditorius eksternus panjangnya sekitar 2,5 sentimeter. Sepertiga

lateral mempunyai kerangka kartilago dan fibrosa padat di mana kulit terlekat.

Dua pertiga medial tersusun atas tulang yang dilapisi kulit tipis. Kanalis

auditorius eksternus berakhir pada membrana timpani. Kulit dalam kanal

mengandung kelenjar khusus, glandula seruminosa, yang mensekresi substansi

seperti lilin yang disebut serumen. Mekanisme pembersihan diri telinga

mendorong sel kulit tua dan serumen ke bagian luar tetinga. Serumen

17

Page 18: Makalah MTHT

nampaknya mempunyai sifat antibakteri dan memberikan perlindungan bagi

kulit.

2. Telinga Tengah

Telinga tengah tersusun atas membran timpani (gendang telinga) di

sebelah lateral dan kapsul otik di sebelah medial, celah telinga tengah terletak

di antara keduanya. Membrana timpani terletak pada akhiran kanalis aurius

eksternus dan menandai batas lateral telinga, membran ini sekitar 1 cm dan

selaput tipis normalnya berwarna kelabu mutiara dan translulen. Telinga

tengah merupakan rongga berisi udara merupakan rumah bagi osikuli (tulang

telinga tengah) dihubungkan dengan tuba eustachii ke nasofaring berhubungan

dengan beberapa sel berisi udara di bagian mastoid tulang temporal.

Telinga tengah mengandung tulang terkecil (osikuli) yaitu malleus, inkus,

stapes. Osikuli dipertahankan pada tempatnya oleh persendian, otot, dan

ligamen, yang membantu hantaran suara. Ada dua jendela kecil (jendela oval

dan dinding medial telinga tengah) yang memisahkan telinga tengah dengan

telinga dalam. Bagian dataran kaki menjejak pada jendela oval, di mana suara

dihantar telinga tengah. Jendela bulat memberikan jalan ke getaran suara.

Jendela bulat ditutupi oleh membrana sangat tipis, dan dataran kaki stapes

ditahan oleh yang agak tipis, atau struktur berbentuk cincin. Anulus jendela

bulat maupun jendela oval mudah mengalami robekan. Bila ini terjadi, cairan

dari dalam dapat mengalami kebocoran ke telinga tengah kondisi ini

dinamakan fistula perilimfe.

Tuba eustachii yang lebarnya sekitar 1 mm panjangnya sekitar 35 mm,

menghubungkan telinga tengah ke nasofaring. Normalnya, tuba eustachii

tertutup, namun dapat terbuka akibat kontraksi otot palatum ketika melakukan

18

Page 19: Makalah MTHT

manuver Valsalva atau menguap atau menelan. Tuba berfungsi sebagai

drainase untuk sekresi dan menyeimbangkan tekanan dalam telinga tengah

dengan tekanan atmosfer.

3. Telinga Dalam

Telinga dalam tertanam jauh di dalam bagian tulang temporal. Organ

untuk pendengaran (koklea) dan keseimbangan (kanalis semisirkularis), begitu

juga kranial VII (nervus fasialis) dan VIII (nervus koklea vestibularis),

semuanya merupakan bagian dari komplek anatomi. Koklea dan kanalis

semisirkularis bersama menyusun tulang labirin. Ketiga kanalis semisirkularis;

posterior, superior dan lateral, terletak membentuk sudut 90 derajat satu sama

lain (saling tegak lurus) dan mengandung organ yang berhubungan dengan

keseimbangan.

Koklea berbentuk seperti rumah siput dengan panjang sekitar 3,5 cm

dengan dua setengah lingkaran spiral, dan mengandung organ akhir untuk

pendengaran, dinamakan organ Corti. Labirin membranosa terendam dalam

cairan yang dinamakan perilimfe, yang berhubungan langsung dengan cairan

serebrospinal dalam otak melalui aquaduktus koklearis. Labirin membranosa

tersusun atas utrikulus, sakulus, dan kanalis semisirkularis, duktus koklearis,

dan organ Corti. Labirin membranosa memegang cairan yang dinamakan

endolimfe. Terdapat keseimbangan yang sangat tepat antara perilimfe dan

endolimfe dalam telinga dalam. Banyak kelainan pada telinga dalam yang

terjadi apabila keseimbangan ini terganggu. Percepatan angular menyebabkan

gerakan dalam cairan telinga dalam di dalam kanalis dan merangsang sel-sel

rambut labirin membranosa. Akibatnya terjadi aktivitas elektris yang berjalan

sepanjang cabang vesti-bular nervus kranialis VIII ke otak. Perubahan posisi

19

Page 20: Makalah MTHT

kepala dan percepatan linear merangsang sel-sel rambut utrikulus. Hal ini

mengakibatkan aktivitas elektris yang akan dihantarkan ke otak oleh nervus

kranialis VIII. Di dalam kanalis auditorius internus, nervus koklearis (yang

muncul dari koklea) bergabung dengan nervus vestibularis (yang muncul dari

kanalis semisirkularis, utrikulus, dan sakulus) menjadi nervus koklearis

(nervus kranialis VIII). Yang bergabung dengan nervus ini di dalam kanalis

auditorius internus adalah nervus fasialis (nervus kranialis VII). Kanalis

auditorius internus membawa nervus tersebut dan asupan darah ke batang

otak..(4)

OTITIS MEDIA (5,6,7)

Definisi

Otitis media ialah peradangan sebagian atau seluruh mukosa telinga bagian

tengah, tuba Eustachius, antrum mastoid dan sel-sel mastoid. Otitis media terbagi atas

otitis media supuratif dan otitis media non supuratif (= otitis media serosa , otitis

media skretoria ,otitis media musinosa ,otitis media efusi/OME ). Masing-masing

mempunyai bentuk akut dan kronis. Pada beberapa penelitian, diperkirakan terjadinya

otitis media yaitu 25% pada anak-anak. Infeksi umumnya terjadi dua tahun pertama

kehidupan dan puncaknya pada tahun pertama masa sekolah .

Otitis media supuratif kronis (OMSK) adalah infeksi kronis pada

telinga tengahdengan perforasi membran tympani dan sekret keluar dari

telinga terus menerusatau hilang timbul, sekret dapat encer atau kental, bening atau

berupa nanah. Otitis media supuratisf kronis selian merusak jaringan lunak pada

telinga tengah dapat juga merusak tulang dikarenakan terbentuknya jaringan patologik

sehingga sedikit sekali / tidak pernah terjadi resolusi spontan.

20

Page 21: Makalah MTHT

Beberapa faktor yang dapat menyebabkan otitis media akut menjadi otitis

media kronis yaitu terapi yang terlambat diberikan, terapi tidak adekuat, virulensi

kuman yang tinggi, daya tahan tubuh yang rendah (gizi buruk) atau hygiene buruk.

Gejala otitis media supuratif kronis antara lain otorrhoe yang bersifat purulen atau

mokoid, terjadi gangguan pendengaran, otalgia, tinitus, rasa penuh di telinga dan

vertigo .1

Epidemiologi

Prevalensi OMSK pada beberapa negara antara lain dipengaruhi, kondisi

sosial, ekonomi, suku, tempat tinggal yang padat, hygiene dan nutrisi yang jelek.

Kebanyakan melaporkan prevalensi OMSK pada anak termasuk anak yang

mempunyai kolesteatom .

Etiologi dan Patogenesis

• Streptococcus pneumoniae

• Haemophilus influenzae

• Moraxellacataralis

• Staphylococcus aureus

• Pseudomonas aeruginosa

21

Page 22: Makalah MTHT

22

Page 23: Makalah MTHT

OMSK adalah stadium dari penyakit telinga tengah dimana terjadi peradangan

kronis dari telinga tengah dan mastoid dan membran timpani tidak intak ( perforasi )

dan ditemukan sekret (otorea), purulen yang hilang timbul. Sekret mungkin encer atau

kental, bening atau berupa nanah dan berlangsung lebih dari 2 bulan.

Terjadi OMSK hampir selalu dimulai dengan otitis media berulang pada anak,

jarang dimulai setelah dewasa. Faktor infeksi biasanya berasal dari nasofaring

(adenoiditis, tonsilitis, rinitis, sinusitis), mencapai telinga tengah melalui tuba

Eustachius . Organisme-organisme dari meatus auditoris eksternal termasuk

staphylococcus, pseudomonas aeruginosa, B.proteus, B.coli dan aspergillus.

23

Page 24: Makalah MTHT

Organisme dari nasofaring diantaranya streptococcus viridans ( streptococcus A

hemolitikus, streptococcus B hemolitikus dan pneumococcus .

Beberapa faktor-faktor yang menyebabkan perforasi membran timpani

menetap pada OMSK:

Infeksi yang menetap pada telinga tengah mastoid yang mengakibatkan

produksi sekret telinga purulen berlanjut.·

Berlanjutnya obstruksi tuba eustachius yang mengurangi penutupan spontan

pada perforasi.·

Beberapa perforasi yang besar mengalami penutupan spontan melalui

mekanisme migrasi epitel.·

Pada pinggir perforasi dari epitel skuamous dapat mengalami pertumbuhan

yang cepat diatas sisi medial dari membran timpani. Proses ini juga

mencegah penutupan spontan dari perforasi.

Patogensis OMSK belum diketahui secara lengkap, tetapi dalam hal ini

merupakan stadium kronis dari otitis media akut (OMA) yang sudah terjadi lebih dari

2 bulan dengan perforasi yang sudah terbentuk diikuti dengan keluarnya sekret yang

terus menerus .  

Letak perforasi

Letak perforasi di membrane timpani penting untuk menentukan

tipe/jenisOMSK. Perforasi membrane timpani dapat ditemukan di daerah

sentral, marginalatau atik .

1 . P e r f o r a s i s e n t r a l

24

Page 25: Makalah MTHT

Perforasi terdapat di pars tensa, sedangkan diseluruh tepi perforasi

masihada sisa membrane timpani

2. P e r f o r a s i m a r g i n a l

P a d a p e r f o r a s i m a r g i n a l i n i m a k a s e b a g i a n t e p i

p e r f o r a s i l a n g s u n g berhubungan dengan annulus atau sulkus timpanikum .

3. P e r f o r a s i a t i k

Perforasi ini adalah perforasi yang terletak di pars flaksida

Jenis Otitis Media Supuratif Kronis (OMSK)

OMSK dapat dibedakan atas 2 jenis yaitu:

1.OMSK tipe aman = tipe tubotimpani (tipe mukosa/benigna)

Proses peradangan pada OMSK tipe aman terbatas pada mukosa saja

danb i a s a n y a t i d a k m e n g e n a i t u l a n g d a n p e r f o r a s i n y a

t e r l e t a k d i s e n t r a l . Umumnya OMSK tipe aman jarang menimbulkan

komplikasi yang berbahaya.Pada OMSK tipe aman tidak terdapat kolesteatoma.

Secara klinis penyakit tubotimpani terbagi atas :

1.1 Penyakit aktif

Pada jenis ini terdapat sekret pada telinga dan tuli. Biasanya didahului oleh perluasan

infeksi saluran nafas atas melalui tuba eutachius, atau setelah berenang dimana kuman

masuk melalui liang telinga luar. Sekret bervariasi dari mukoid sampai mukopurulen.

1.2.  Penyakit tidak aktif

25

Page 26: Makalah MTHT

Pada pemeriksaan telinga dijumpai perforasi total yang kering dengan mukosa telinga

tengah yang pucat. Gejala yang dijumpai berupa tuli konduktif ringan. Gejala lain

yang dijumpai seperti vertigo, tinitus,atau suatu rasa penuh dalam telinga.

2.OMSK tipe bahaya (tipe tulang/maligna) 

Yang dimaksud dengan OMSK tipe maligna yaitu OMSK yang disertai dengan

kolesteatoma. Perforasi pada OMSK tipe ini terletak di marginal atau di atik,kadang-

kadang juga terdapat kolesteatoma pada OMSK dengan perforasisubtotal.

Sebagian besar komplikasi timbul pada OMSK tipe ini

Table perbedaan Otitis media supuratif kronis tipe benigna dan maligna :

OMSK Benigna OMSK Maligna

Proses peradangan berbatas pada mukosa Proses peradangan tidak terbatas pada

mukosa

Proses peradangan tidak mengenai tulang Proses peradangan mengenai tulang

Perforasi timpani tipe sentral Perforasi timpani paling sering tipe

marginal dan atik .kadang tipe subtotal

(sentral) dengan kolesteatoma.

Jarang terjadi komplikasi berbahaya Sering terjadi komplikasi berbahaya

Kolesteatoma tidak ada Kolesteatoma ada

Gejala klinis :

1.  Telinga Berair (Otorrhoe)

Sekret bersifat purulen atau mukoid tergantung stadium peradangan. Pada OMSK tipe

jinak, cairan yang keluar mukopus yang tidak berbau busuk yang sering kali sebagai

26

Page 27: Makalah MTHT

reaksi iritasi mukosa telinga tengah oleh perforasi membran timpani dan infeksi.

Keluarnya sekret biasanya hilang timbul. Pada OMSK stadium inaktif tidak dijumpai

adannya sekret telinga. Pada OMSK tipe ganas unsur mukoid dan sekret telinga

tengah berkurang atau hilang karena rusaknya lapisan mukosa secara luas. Sekret

yang bercampur darah berhubungan dengan adanya jaringan granulasi dan polip

telinga dan merupakan tanda adanya kolesteatom yang mendasarinya. Suatu sekret

yang encer berair tanpa nyeri mengarah kemungkinan tuberkulosis.

2. Gangguan Pendengaran

Biasanya dijumpai tuli konduktif namun dapat pula bersifat campuran. Beratnya

ketulian tergantung dari besar dan letak perforasi membran timpani serta keutuhan

dan mobilitas sistem pengantaran suara ke telinga tengah. Pada OMSK tipe maligna

biasanya didapat tuli konduktif berat.

3. Otalgia (Nyeri Telinga)

Pada OMSK keluhan nyeri dapat karena terbendungnya drainase pus. Nyeri dapat

berarti adanya ancaman komplikasi akibat hambatan pengaliran sekret, terpaparnya

durameter atau dinding sinus lateralis, atau ancaman pembentukan abses otak. Nyeri

merupakan tanda berkembang komplikasi OMSK seperti Petrositis, subperiosteal

abses atau trombosis sinus lateralis.

4. Vertigo

Keluhan vertigo seringkali merupakan tanda telah terjadinya fistel labirin akibat erosi

dinding labirin oleh kolesteatom. Vertigo yang timbul biasanya akibat perubahan

tekanan udara yang mendadak atau pada panderita yang sensitif keluhan vertigo dapat

27

Page 28: Makalah MTHT

terjadi hanya karena perforasi besar membran timpani yang akan menyebabkan labirin

lebih mudah terangsang oleh perbedaan suhu. Penyebaran infeksi ke dalam labirin

juga akan meyebabkan keluhan vertigo. Vertigo juga bisa terjadi akibat komplikasi

serebelum.

Pemeriksaan Klinis

Untuk melengkapi pemeriksaan, dapat dilakukan pemeriksaan klinik sebagai

berikut :

Pemeriksaan Audiometri

Pada pemeriksaan audiometri penderita OMSK biasanya didapati tuli

konduktif. Tapi dapat pula dijumpai adanya tuli sensotineural, beratnya ketulian

tergantung besar dan letak perforasi membran timpani serta keutuhan dan mobilitas

Pemeriksaan Radiologi.

1. Proyeksi Schuller

Memperlihatkan luasnya pneumatisasi mastoid dari arah lateral dan atas. Foto

ini berguna untuk pembedahan karena memperlihatkan posisi sinus lateral dan

tegmen.

2. Proyeksi Mayer atau Owen,

Diambil dari arah dan anterior telinga tengah. Akan tampak gambaran tulang-

tulang pendengaran dan atik sehingga dapat diketahui apakah kerusakan tulang telah

mengenai struktur-struktur.

28

Page 29: Makalah MTHT

3. Proyeksi Stenver

Memperlihatkan gambaran sepanjang piramid petrosus dan yang lebih jelas

memperlihatkan kanalis auditorius interna, vestibulum dan kanalis semisirkularis.

Proyeksi ini menempatkan antrum dalam potongan melintang sehingga dapat

menunjukan adanya pembesaran akibat

4. Proyeksi Chause III

Memberi gambaran atik secara longitudinal sehingga dapat memperlihatkan

kerusakan dini dinding lateral atik. Politomografi dan atau CT scan dapat

menggambarkan kerusakan tulang oleh karena kolesteatom.2

Bakteriologi

1. Bakteri spesifik

Misalnya Tuberkulosis. Dimana Otitis tuberkulosa sangat jarang ( kurang dari

1% menurut Shambaugh). Pada orang dewasa biasanya disebabkan oleh infeksi paru

yang lanjut. Infeksi ini masuk ke telinga tengah melalui tuba. Otitis media tuberkulosa

dapat terjadi pada anak yang relatif sehat sebagai akibat minum susu yang tidak

dipateurisasi3.

2. Bakteri non spesifik baik aerob dan anaerob.

Bakteri aerob yang sering dijumpai adalah Pseudomonas aeruginosa,

stafilokokus aureus dan Proteus sp. Antibiotik yang sensitif untuk Pseudomonas

aeruginosa adalah ceftazidime dan ciprofloksasin, dan resisten pada penisilin,

sefalosporin dan makrolid. Sedangkan Proteus mirabilis sensitif untuk antibiotik

29

Page 30: Makalah MTHT

kecuali makrolid. Stafilokokus aureus resisten terhadap sulfonamid dan trimethoprim

dan sensitif untuk sefalosforin generasi I dan gentamisin.

Penatalaksanaan

Prinsip pengobatan tergantung dari jenis penyakit dan luasnya infeksi, dimana

pengobatan dapat dibagi atas :

1. Konservatif

2. Operasi

OMSK Benigna tenang

Keadaan ini tidak memerlukan pengobatan, dan dinasehatkan untuk jangan

mengorek telinga, air jangan masuk ke telinga sewaktu mandi, dilarang berenang dan

segera berobat bila menderita infeksi saluran nafas atas. Bila fasilitas memungkinkan

sebaiknya dilakukan operasi rekonstruksi (miringoplasti, timpanoplasti) untuk

mencegah infeksi berulang serta gangguan pendengaran.

OMSK Benigna aktif

Prinsip pengobatan OMSK adalah3 :

1.Membersihkan liang telinga dan kavum timpani.

2.Pemberian antibiotika : – topikal antibiotik ( antimikroba)

- sistemik.

30

Page 31: Makalah MTHT

Pemberian antibiotik topikal

Pemberian antibiotik secara topikal pada telinga dan sekret yang banyak tanpa

dibersihkan dulu, adalah tidak efektif. Bila sekret berkurang/tidak progresif lagi

diberikan obat tetes yang mengandung antibiotik dan kortikosteroid.4 Mengingat

pemberian obat topikal dimaksudkan agar masuk sampai telinga tengah, maka tidak

dianjurkan antibiotik yang ototoksik misalnya neomisin dan lamanya tidak lebih dari

1 minggu .

Bubuk telinga yang digunakan seperti:

a. Acidum boricum dengan atau tanpa iodine

b. Terramycin.

c. Asidum borikum 2,5 gram dicampur dengan khloromicetin 250 mg

Pengobatan antibiotik topikal dapat digunakan secara luas untuk OMSK aktif yang

dikombinasi dengan pembersihan telinga.

Antibiotika topikal yang dapat dipakai pada otitis media kronik adalah3 :

1. Polimiksin B atau polimiksin E

Obat ini bersifat bakterisid terhadap kuman gram negatif, Pseudomonas, E.

Koli Klebeilla, Enterobakter, tetapi resisten terhadap gram positif, Proteus, B.

fragilis Toksik terhadap ginjal dan susunan saraf.

2. Neomisin

31

Page 32: Makalah MTHT

Obat bakterisid pada kuma gram positif dan negatif, misalnya :

Stafilokokus aureus, Proteus sp. Resisten pada semua anaerob dan Pseudomonas.

Toksik terhadap ginjal dan telinga.

3. Kloramfenikol

Obat ini bersifat bakterisid

OMSK Maligna

Pengobatan untuk OMSK maligna adalah operasi. Pengobatan konservatif

dengan medikamentosa hanyalah merupakan terapi sementara sebelum dilakukan

pembedahan. Bila terdapat abses subperiosteal, maka insisi abses sebaiknya dilakukan

tersendiri sebelum kemudian dilakukan mastoidektomi.

Tujuan operasi adalah menghentikan infeksi secara permanen, memperbaiki

membran timpani yang perforasi, mencegah terjadinya komplikasi atau kerusakan

pendengaran yang lebih berat, serta memperbaiki pendengaran. Pedoman umum

pengobatan penderita OMSK adalah Algoritma beriku

KOMPLIKASI

Tendensi otitis media mendapat komplikasi tergantung pada kelainan

patologik yang menyebabkan otore. Walaupun demikian organisme yang resisten dan

kurang efektifnya pengobatan, akan menimbulkan komplikasi. biasanya komplikasi

didapatkan pada pasien OMSK tipe maligna, tetapi suatu otitis media akut atau suatu

eksaserbasi akut oleh kuman yang virulen pada OMSK tipe benigna pun dapat

menyebabkan komplikasi1,2.

32

Page 33: Makalah MTHT

Komplikasi intra kranial yang serius lebih sering terlihat pada eksaserbasi

akut dari OMSK berhubungan dengan kolesteatom

A. Komplikasi ditelinga tengah :

1. Perforasi persisten

2. Erosi tulang pendengaran

3. Paralisis nervus fasial

B. Komplikasi telinga dalam

1. Fistel labirin

2. Labirinitis supuratif

3. Tuli saraf ( sensorineural)

C. Komplikasi ekstradural

1. Abses ekstradural

2. Trombosis sinus lateralis

3. Petrositis

D. Komplikasi ke susunan saraf pusat

1. Meningitis

2. Abses otak

3. Hindrosefalus otitis

33

Page 34: Makalah MTHT

BAB V

KESIMPULAN

Pada pasien ini telah terjadi kompikasi perforasi membrane timpani dari otitis

media akut yang di deritanya saat berumur 6 tahun. Diduga otitis media pada psaien

diawali oleh rhinitis dan tonsillitis. Dengan pengobatan dan terapi yang adekuat

diharapkan kondisi pasien dapat kembali baik dan tidak terulang lagi.

34

Page 35: Makalah MTHT

DAFTAR PUSTAKA

1. Soetirto I, Hendarmin H, Bashiruddin J. Gangguan Pendengaran dan Kelainan

Telinga. In: Soepardi EA, Iskandar N, Bashiruddin, J, Restuti RD, Editors. Buku

Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Kepala dan Leher. 6th ed.

Jakarta: Balai Penerbit FKUI; 2010. p. 13;55

2. Soetirto I, Hendarmin H, Bashiruddin J. Gangguan Pendengaran dan Kelainan

Telinga. In: Soepardi EA, Iskandar N, Bashiruddin, J, Restuti RD, Editors. Buku

Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Kepala dan Leher. 6th ed.

Jakarta: Balai Penerbit FKUI; 2010. p. 13;16

3. Sherwood L. Fisiologi Manusia: Dari Sel ke Sistem. Jakarta: EGC; 2011. p. 184

4. Higler AB. Boies Buku Ajar Penyakit THT. Jakarta: EGC; 1997. p. 30-5

5. Djaafar ZA. Kelainan telinga tengah. Dalam: Soepardi EA, Iskandar N, Ed. Buku

ajar ilmu kesehatan telinga hidung tenggorok kepala leher. Edisi kelima. Jakarta:

FKUI, 2001.

6. Helmi. Komplikasi otitis media supuratif kronis dan mastoiditis. Dalam: Soepardi

EA, Iskandar N, Ed. Buku ajar ilmu kesehatan telinga hidung tenggorok kepala

leher. Edisi kelima. Jakarta: FKUI, 2001.

7. Mansjoer, A., Triyanti, K., Savitri, R., Wardhani, W.I., Setiowulan, W. Kapita

Selekta Kedokteran Jilid 1. Edisi 3. Jakarta : Media Aesculapius. 2000.

35