Makalah Mekanisme Sistem Pencernaan

33
Mekanisme Sistem Pencernaan pada Manusia Disusun Oleh: Roswita Arliani Da Marli 102012049 / B 9 Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana Kampus II Jalan Terusan Arjuna No. 6, Jakarta 11510 Email: [email protected] Pendahuluan Dalam kehidupan sehari-hari manusia membutuhkan makanan untuk mendapatkan energy sehingga dapat beraktivitas. Energi yang digunakan itu berasal dari makanan yang telah melalui berbagai proses yang pada akhirnya didapatilah energy tersebut. Makanan yang kita makan akan dipecah menjadi molekul-molekul kecil sehingga dapat diserap oleh tubuh. Proses tersebut yang kita kenal sebagai proses pencernaan makanan. Pencernaan makanan ini melibatkan organ-organ tubuh yang membentuk suatu system yaitu system digestivus, yang dimulai dari

description

digestive

Transcript of Makalah Mekanisme Sistem Pencernaan

Page 1: Makalah Mekanisme Sistem Pencernaan

Mekanisme Sistem Pencernaan

pada Manusia

Disusun Oleh:

Roswita Arliani Da Marli

102012049 / B 9

Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana

Kampus II Jalan Terusan Arjuna No. 6, Jakarta 11510

Email: [email protected]

Pendahuluan

Dalam kehidupan sehari-hari manusia membutuhkan makanan untuk mendapatkan

energy sehingga dapat beraktivitas. Energi yang digunakan itu berasal dari makanan yang telah

melalui berbagai proses yang pada akhirnya didapatilah energy tersebut. Makanan yang kita

makan akan dipecah menjadi molekul-molekul kecil sehingga dapat diserap oleh tubuh. Proses

tersebut yang kita kenal sebagai proses pencernaan makanan.

Pencernaan makanan ini melibatkan organ-organ tubuh yang membentuk suatu system

yaitu system digestivus, yang dimulai dari mulut yaitu tempat penerimaan makanan sampai anus.

Makanan tersebut akan diasimilasi sehingga menghasilkan energy yang dapat kita gunakan untuk

beraktivitas.

Page 2: Makalah Mekanisme Sistem Pencernaan

Struktur Makroskopis Vesica vellea

Vesica vellea atau kantong empedu adalah suatu kantong berbentuk terong dan

merupakan membrane berotot. Panjangnya delapan sampai dua belas sentimeter dan dapat berisi

kira-kira 60 ccm. Kantung empedu terletak pada perpotongan batas lateral m. rectus abdominus

dan arcuss costa dextra.1

Batas depannya adalah hepar, fundus vesica fellea berbatasan dengan dinding depan

rongga perut. Sedangkan bagian belakang berbatasan dengan flexura coli dextra/colon

transversum serta collum vesica vellea berbatasan dengan pars superior duodeni. 1

Bagian vesica fellea ada fundus, corpus, collum vesica vellea yang terdiri atas tiga

pembungkus yaitu sebelah luar pembungkus serosa peritoneal, disebelah tengah terdapat jaringan

otot tak begaris dan sebelah dalam membrane mukosa bersambung dengan lapisan saluran

empedu. Fundus vesica vellea bentuknya bulat, ujung buntu dari kandung empedu yang sedikit

memanjang di atas tepi hati, dan sebagian besar tersusun atas otot polos dan jaringan elastik

merupakan tempat penampungan empedu. Korpus vesica vellea bentuknya terbesar dari kandung

empedu dan ujungnya membentuk leher dari kandung empedu. Leher kandung empedu

merupakan leher dari kandung empedu yaitu saluran yang pertama masuknya getah empedu ke

badan kandung empedu lalu menjadi pekat berkumpul dalam kandung empedu.1

Saluran empedu adalah ductus cysticus yang panjangnya kira-kira setengah sentimeter.

Mukosa ductus cysticus mempunyai lipatan berbentuk spiral yaitu valvula spiralis heisteri.

Ductus cysticus berjalan dari leher kandung empedu dan bersambung dengan duktus hepaticus

sambil membentuk saluran empedu keduodenum yaitu ductus choledochus. Ductus choledochus

berjalan dalam ligamentum hepatoduadenale bersama-sama vena porta dan arteri hepatica

propria. Pendarahan vesica vellea oleh arteri cystica yang merupakan cabang dari hepatica

dextra.1

Page 3: Makalah Mekanisme Sistem Pencernaan

Gambar 1. Vesica Vellea

Struktur Mikroskopis Vesica Vellea

Vesica vellea pada lapisan mukosanya dilapisi oleh epitel silindris yang biasanya tidak

mempunyai sel piala. Epitel bersama lamina propria membentuk lipatan mirip villus intestinalis.

Didalam lamina propria terdapat bangunan-bangunan bulat atau lonjong yang dilapisi epitel

sama dengan epitel mukosa. Ini sebenarnya potongan lipatan mukosa yang disebut sinus

rokitansky ashoff.

Vesica vellea tidak mempunyai lapisan otot mukosa. Terdiri atas berkas-berkas otot polos

yang tidak beraturan pada dinding usus. Lapisan serosanya terdiri atas jaringan penyambung

jarang. Pada daerah yang berhadapan dengan jaringan hati kadang-kadang dapat dijumpai sisa-

sisa saluran keluar empedu yang rudimenter dan disebut duktus aberans luschka.

Lapisan penyusun dari dalam ke luar terdiri atas lapisan mukosa (lamina propia dan epitel

silindris), lapisan ini membentuk lipatan (mirip vili usus halus) dan hilang saat diregangkan.

Lamina propia tersusun atas jaringan ikat longgar dan beberapa limfoid difus. Lapisan

fibromuskular, terdiri dari serat otot polos.

Page 4: Makalah Mekanisme Sistem Pencernaan

Diantara serat otot polos juga terdapat lapisan jaringan ikat longgar kaya elastin. Lapisan

jaringan ikat perimuskular banyak mengandung pembuluh darah, pembuluh limfe, dan saraf.

Serosa, lapisan terluar dan menutupi semua bangunan ini. Kecuali fundus yang tertutupi

adventisia karena langsung menempel pada hepar.2

Fisiologi Kandung Empedu

Empedu diproduksi oleh sel hepatosis sebanyak 500-1500 ml per hari. Di luar waktu

makan, empedu disimpan sementara di dalam kandung empedu. Dan disini mengalami

pemekatan sekitar 50 persen. Pengaliran cairan empedu di atur tiga faktor, yaitu sekresi empedu

oleh hati, kontraksi kandung empedu dan tahanan sfingter koledukus. 2

Cairan empedu merupakan cairan yang kental yang berwarna kuning keemasan kehijauan

yang dihasilkan secara terus menerus oleh sel hepar + 500-1000 ml sehari. Empedu merupakan

zat esensial yang diperlukan dalam pencernaan dan penyerapan lemak. Cairan empedu

merupakan suatu media untuk menyekresi zat tertentu yang tidak dapat disekresi oleh ginjal.2

Unsur-unsur cairan empedu yaitu garam-garam empedu yang disintesis oleh hepar,

berasal dari kolesterol, suatu alcohol steroid yang banyak dihasilkan hati dan berfungsi

membantu pencernaan lemak dan mengemulsi lemak dengan kelenjar lipase dari pancreas.

Sirkulasi antero hepatic garam empedu (pigmen) diabsorpsi oleh usus halus masuk ke dalam

vena porta di alirkan ke hati untuk digunakan ulang. Pigmen empedu merupakan hasil utama dari

pemecahan haemoglobin dari plasma mensekresinya ke dalam empedu. Bakteri dalam usus halus

mengubah billirubin menjadi urobilin yaitu satu zat yang direabsorpsi dari usus dan di ubah

menjadi sterkobilin yang disekresi dalam feses sehingga berwarna kuning.2

Fungsi kandung empedu adalah sebagai persediaan getah empedu, membuat getah

empedu menjadi kental, getah empedu adalah cairan yang dihasilkan oleh sel hati jumlah setiap

hari dari setiap orang dikeluarkan 500-1000 cc yang digunakan untuk mencerna lemak, memberi

warna feses dan sebagian diabsorpsi kembali oleh darah dan membuat warna pada urin yang

disebut urobilin.2

Page 5: Makalah Mekanisme Sistem Pencernaan

Organ Pencernaan

Sistem pencernaan pada manusia terdiri atas beberapa organ. Organ tersebut mencerna

makanan melalui proses mekanik maupun kimiawi.

Mulut

Mulut adalah rongga lonjong pada permulaan saluran pencernaan. Terdiri dari dua bagian

yaitu bagian luar yang sempit disebut vestibula yaitu ruang diantara gusi serta gigi dengan bibir

dan pipi, bagian dalam yang disebut rongga mulut. Atap mulut dibentuk oleh palatum, lidah

terletak didasarnya dan terikat pada tulang hyoid.3

Mulut merupakan organ pencernaan yang pertama bertugas dalam proses pencernaan

makanan. Fungsi utama mulut adalah untuk menghancurkan makanan sehingga ukurannya cukup

kecil untuk dapat ditelan ke dalam perut. Mulut dapat menghaluskan makanan karena di dalam

mulut terdapat gigi dan lidah.3

Gambar 2. Rongga mulut

Page 6: Makalah Mekanisme Sistem Pencernaan

Bibir

Bibir terdiri atas dua lipatan daging yang membentuk gerbang mulut. Disebelah luar

ditutupi oleh kulit dan sebelah dalam ditutupi oleh selaput lendir atau mukosa. Otot orbicularis

oris menutupi bibir, levator anguli oris untuk mengangkat, dan depressor anguli oris menekan

ujung mulut. Tempat bibir atas dan bawah bertemu membentuk sudut mulut.3

Palatum

Palatum terdiri dari dua bagian yaitu palatum keras yang tersusun atas tajuk-tajuk

palatum dari sebelah depan tulang maxilaris dan lebih kebelakang terdiri atas dua tulang

palatum. Dibelakangnya terdapat palatum lunak yang merupakan lipatan yang menggantung

yang dapat bergerak dan terdiri atas jaringan fibrus dan selaput lender. Gerakan dikendalikan

oleh ototnya sendiri. Ditengah palatum lunak menggantung keluar sebuah prosesus berbentuk

kerucut yaitu uvula. Dari sini tiang-tiang lengkungan melengkung kebawah, kesamping kiri dan

kanan, dan diantara tiang-tiang ini terdapat lipatan rangkap otot dan selaput lender yang

disebelah kanan dan kiri memuat tonsil.3

Gigi

Gigi manusia berfungsi untuk memotong dan menghaluskan makanan. Bila gigi dipotong

memanjang, maka akan tampak bagian-bagian seperti lapisan email yang merupakan bagian

yang paling luar dan paling keras dari gigi, ada juga tulang gigi yang tersusun atas zat dentin

serta pulpa yang merupakan rongga dalam gigi yang berisi serabut saraf dan pembuluh-

pembuluh darah. Selain itu ada akar gigi yang tertanam di dalam gusi.3

Lidah

Seluruh permukaan dorsal lidah merupakan papil-papil lidah yang epitelnya berlapis

gepeng bertanduk atau tidak. Papila lidah ini terdiri atas papilla filiformis, papilla fungiformis,

dan papilla circumvalata serta papilla foliate. Selain sebagai alat pengecap, dalam pencernaan

Page 7: Makalah Mekanisme Sistem Pencernaan

makanan lidah berfungsi untuk membantu mengaduk makanan di dalam rongga mulut,

membantu membersihkan mulut, membantu bersuara dan bicara, membantu mendorong

makanan dalam proses penelanan. 3

Kelenjar ludah (glandula saliva)

Pada rongga mulut bermuara tiga pasang saluran dari kelenjar ludah. glandula parotis, di

dekat telinga menghasilkan ludah yang berbentuk cair, glandula submaksilaris atau kelenjar

ludah bawah rahang atas, glandula sublingualis atau kelenjar ludah bawah lidah.3

Kelenjar parotis itu yag terbesar dan menghasilkan serous. Satu disebelah kiri dan

satunya disebelah kanan terletak dekat didepan agak kebawah telinga. Sekretnya dituangkan

kedalam mulut melalui saluran parotis atau saluran stensen, yang bermuara dipipi sebelah dalam,

berhadapan dengan geraham kedua atas. Kelenjar submandibular terletak dibawah kedua sisi

tulang rahang, dan berukuran kira-kira sebesar buah kenari. Sekretnya dituangkan melalui

saluran mandibular atau saluran Wharton, yang bermuara dekat mulut. Kelenjar sublingualis

adalah yang terkecil. Letaknya dibawah lidah kanan dan kiri, menuangkan sekretnya kedalam

dasar mulut melalui beberapa muara kecil.3

Fungsi air ludah adalah untuk memudahkan menelan, pencernaan, serta sebagai

pelindung selaput mulut dari panas, dingin, asam maupun basa. 3

Faring dan Esofagus

Setelah dikunyah di mulut, makanan ditelan agar masuk ke lambung melalui suatu

saluran yang disebut kerongkongan. Kerongkongan atau esofagus berfungsi menyalurkan

makanan dari mulut ke lambung. Di dalam leher sesungguhnya terdapat dua saluran, yaitu

kerongkongan (letaknya di belakang) dan tenggorokan atau trakea (letaknya di depan).

Kerongkongan merupakan saluran pencernaan Yang menghubungkan antara mulut dengan

lambung. 3

Page 8: Makalah Mekanisme Sistem Pencernaan

Tenggorokan merupakan saluran pernapasan yang menghubungkan antara rongga mulut

dengan paru-paru. Oleh karena itu, di bagian dalam mulut terdapat persimpangan dua saluran

yang dijaga oleh sebuah klep yang disebut epiglotis. Pada waktu bernapas, klep tersebut

membuka sehingga udara dapat masuk ke tenggorokan. Sewaktu menelan makanan, klep

tersebut akan menutup tenggorokan sehingga makanan tidak masuk ke tenggorokan. Jadi, klep

tersebut berfungsi menjaga kerja antara kerongkongan dan tenggorokan agar proses pencernaan

dan pernapasan dapat berjalan dengan lancar.3

Pada saat melewati kerongkongan, makanan didorong masuk ke lambung oleh adanya

gerak peristaltik otot-otot kerongkongan. Hal ini dikarenakan dinding kerongkongan tersusun

atas otot polos yang melingkar dan memanjang serta berkontraksi secara bergantian. Akibatnya,

makanan berangsur-angsur terdorong masuk ke lambung. Di kerongkongan makanan hanya

lewat saja dan tidak mengalami pencernaan. 3

Gambar 3. Faring dan Esofagus

Page 9: Makalah Mekanisme Sistem Pencernaan

Lambung

Lambung merupakan alat pencernaan yang berbentuk kantung. Dinding lambung

tersusun dari otot-otot yang memanjang, melingkar, dan menyerong. Hal ini memungkinkan

makanan yang masuk ke dalam lambung dibolak-balik dan diremas lagi sehingga menjadi lebih

halus. Lambung terdiri dari bagian atas yaitu fundus yang berdekatan dengan esophagus, pada

bagian tengahnya adalah korpus dan bagian bawahnya adalah antrum mempunyai otot lebih

tebal.3

Lambung menerima makanan dari esophagus dan bekerja sebagai penimbun sementara,

sedangkan kontraksi otos sementara mencampur makanan dengan getah lambung. Gelombang

peristaltic dimulai tinggi difundus, berjalan berulang-ulang, setiap menit tiga kali dan merayap

perlahan-lahan ke pylorus.3

Perjalanan makanan masuk lambunng praktis berjalan lancer pada waktu orang sedang

makan, tetapi perjalanan makan keluar lambung tidak dimulai segera. Mula-mula makanan

dibuat cair, jumlah kecil kira-kira 70 cc, berjalan melalui lubang pilorik masuk ke duodenum. Isi

lambung sangat asam dan ketika jumlah kecil itu masuk duodenum, sfingter pilorik menutup

sampai isi asam itu sebagaian di netralkan oleh kerja getah duodenum, pancreas dan empedu

yang alkalis. Bila sfingter pylorus mengendor lagi, duodenum menerima kiriman lain dari isi

lambung.3

Kelenjar dalam lapisan mukosa lambung mengeluarkan secret, yaitu cairan pencerna

penting, getah lambung. Getah ini adalah cairan asam bening tak berwarna, mengandung 0,4

persen asam hidroklorida, yang mengasamkan semua makanan dan bekerja untuk mematikan

organisme yang masuk bersama makanan serta menyediakan lingkungan untuk pencernaan

protein. Beberapa enzim pencerna juga terdapat dalam getah lambung yaitu enzim renin, pepsin,

dan juga lipase lambung. Pada lambung pencernaan untuk karbohidrat dan protein belum

sempurna serta lemak pencernaanya belum dimulai.3

Page 10: Makalah Mekanisme Sistem Pencernaan

Gambar 4. Lambung

Usus Halus

Setelah dicerna di lambung makanan akan masuk ke usus halus. Usus halus terdiri atas

tiga bagian, yaitu usus dua belas jari (duodenum), usus kosong (jejunum), dan usus penyerapan

(ileum).3

Duadenum adalah bagian pertama dengan panjang 25 cm. Usus dua belas jari dan usus

kosong berperan penting dalam pencernaan makanan secara kimiawi. Di usus dua belas jari ini

kantong empedu dan pankreas mengeluarkan cairan pencernaannya. Empedu yang dihasilkan

oleh kantong empedu akan berperan dalam pencernaan lemak dengan cara mengemulsikan

lemak sehingga dapat dicerna lebih lanjut.Jejunum menempati dua perlima bagian atas dari usus

halus yang selebihnya. Ilium menempati tiga per lima bagian akhirnya.3

Fungsi usus halus adalah mencerna dan mengabsorbsi kime dari lambung. Isi dari

duodenum ialah alkali. Isinya yang cair atau kime dijlankan oleh serangkaian gerakan peristaltic

yang cepat. Setiap gerakan lamanya satu sekon dan antara dua gerakan ada istirahat beberapa

sekon. Terdapat dua jenis gerakan yaitu segmental dan pendulum.3

Page 11: Makalah Mekanisme Sistem Pencernaan

Gerakan segmental ialahh gerakan yang memisahkan beberapa segmen usus Karena

diikat gerakan konstriksi serabut sirkuler. Hal ini memungkinkan isi yang cair ini sementara

bersentuhan dinding usus untuk digesti dan absorbsi. Gerakan pendulum menyebabkan isi usus

bercampur. Dua cairan pencerna masuk duodenum melalui saluran-salurannya yaitu empedu

melalui hati dan getah pancreas dari pancreas. 3

Empedu diperlukan untuk pencernaan lemak yang diemulsikan, dengan demikian

membantu lipase. Sifatnya alkali dan membantu membuat makanan yang keluar dari lambung

yang asam menjadi netral. Getah pancreas berisi tiga jenis enzim pencerna yaitu amylase, lipase,

dan tripsin. Ketiganya bersifat alkali.3

Karena kerja berbagai getah pencernaan, yaitu ludah, getah lambung, getah pancreas dan

sukus enterikus, berbagai bahan makanan sekarang disederhanakan samapi keadaannya terakhir

siap untuk absorbsi. Protein dipecah menjadi pepton oleh enzyme lambung dan pancreas, dan

menjadi polipeptida dan asam amino oleh kerja sukus enterikus. Lemak disederhanakan jadi

asam lemak dan gliserol. Karbohidrat akhirnya dipecah menjadi monosakarida dan satu yang

utama, yaitu glukosa, yang sangat mudah diabsorpsi. Makanan yang telah dicerna mencapai usus

kecil kira-kira empat jam.3

Absorbsi makanan yang telah dicernakan seluruhnya berlangsung didalam usus halus

melalui dua saluran, yaitu pembuluh kapiler darah dan saluran limfe di vili sebelah dalam

permukaan usus halus. Lemak yang telah diabsorbsi kemudian berjalan melalui banyak

pembuluh limfe ke reseptakulum kili, dan dari saluran toraksika ke aliran darah. Semua makanan

yang telah dicerna langsung masuk kedalam pembuluh kapiler darah di vili, dan oleh vena portal

dibawah ke hati untuk mengalami beberapa perubahan.3

Usus Besar

Page 12: Makalah Mekanisme Sistem Pencernaan

Usus besar tidak ikut dalam pencernaan atau bsorbsi makanan. Zat-zat yang tidak diserap

usus halus selanjutnya akan masuk ke usus besar atau kolon. Di usus besar ini terjadi penyerapan

air dan pembusukan sisa-sisa makanan oleh bakteri pembusuk. Pembusukan dilakukan oleh

bakteri yang hidup di usus. Akhirnya sisa makanan akan dikeluarkan dalam bentuk kotoran

(feces) melalui anus. Peristaltik di dalam kolon sangat lamban. Diperluakn waktu kira-kira

enambelas sampi dua puluh jam bagi isinya untuk mencapai fleksura sigmoid. 3

Selain sebagai absorbsi air, garam, dan mineral kolon juga berfungsi untuk sekresi musin

oleh kelenjar di lapisan dalam, penyiapan selulosa berupa hidrat karbon didalam tumbuh-

tumbuhan, buah-buahan dan sayuran hijau, dan penyiapan sisa protein yang belum dicernakan

oleh kerja bakteri guna ekskresi.3

Pada usus besar terdapat bagian yang disebut usus buntu. Pada manusia, fungsi usus

buntu tidak jelas. Pada hewan-hewan pemakan tumbuhan, seperti kelinci dan marmot, usus buntu

membantu mencerna selulosa.3

Gambar 4. Usus besar

Anus

Anus adalah lubang akhir dari saluran pencernaan sebagai jalan pembuangan faeces.

Getah Pencernaan

Page 13: Makalah Mekanisme Sistem Pencernaan

Pencernaan adalah proses pemecahan molekul organic besar yang berasal dari makanan

menjadi molekul yang kecil sehingga dapat diabsorbsi oleh dinding usus halus. Proses tersebut

dibantu oleh enzyme hydrolase saluran pencernaan.

Pencernaan dalam mulut

Salah satu sekresi dalam mulut adalah saliva yang disekresikan oleh kelenjar parotis,

submaksilaris dan kelenjar sublingualis. Liur mengandung 99,5 % air dan 0,5 % elektrolit dan

protein. Protein liur yang terpenting adalah amylase, mucus, dan lisozim.4

Protein ini berfungsi dalam saliva seperti liur memulai pencernaan karbohidrat dimulut

melalui kerja amylase liur suatu enzym yang menguraikan polisakarida menjadi maltose, liur

mempermudah proses menelan dengan membasahi partikel makanan serta menghasilkan

pelumasan oleh adanya mucus yang kental dan licin. Liur memiliki sifat antibakteri melalui efek

rangkap pertama dengan lisozim, suatu enzyme yang melisiskan atau menghancurkan bakteri

tertentu dengan merusak dinding sel dan yang kedua membilas bahan makanan yang mungkin

berfungsi sebagai sumber makanan untuk bakteri.4

Liur berfungsi sebagai pelarut yang merangsang kuncup kecap. Liur membantu berbicara

dengan mempermudah gerakan bibir dan lidah. Liur juga berperan penting dalam hygiene mulut

dengan membantu menjaga gigi dan mulut bersih. Liur kaya akan biarbonat yang menetralkan

asam dalam makanan serta asam yang dihasilkan oleh bakteri di mulut sehingga karies dentis

dapat dicegah.4

Sekresi air liur rata-rata satu sampai dua liter per hari, berkisar dari laju basal spontan

terus menerus sebesar 0,5 ml/mnt sebagai respon terhadap rangsangan kuat misalnya menghisap

jeruk. Sekresi ini berlangsung terus menerus tanpa rangsangan yang jelas ditimbulkan oleh

stimulasi konstan tingkat rendah oleh ujung-ujung saraf parasimpatis yang berakhir pada kelenjar

liur. Selain sekresi terus menerus tingkat rendah ini, sekresi liur dapat ditingkatkan oleh dua jenis

refleks liur sederhana dan terkondisi.4

Esofagus

Page 14: Makalah Mekanisme Sistem Pencernaan

Sekresi esophagus seluruhnya terdiri dari mucus. Pada kenyataanya, mucus disekresikan

disepanjang saluran cerna oleh sel kelenjar penghasil mucus di mukosa. Dengan menghasilkan

pelumasan, mucus esophagus mengurangi kemungkinan kerusakan esophagus oleh tepi-tepi

tajam makanan yang baru masuk. Selain itu mucus melindungi dinding esophagus dari asam dan

enzyme digetah lambung jika terjadi refuks lambung. Keseluruhan waktu transit difaring dan

esophagus hanya sekitar 6 sampai 10 detik, terlalu singkat untuk terjadinya penyerapan atau

pencernaan pada bagian ini.4

Lambung

Sekresi kedalam lumen lambung mencakup HCL dari sel parietal yang berfungsi untuk

mengaktifkan pepsinogen, mendenaturasi protein, dan mematikan bakteri. Pepsinogen dari chief

cell yang setelah diaktifkan akan memulai pencernaan ;protein. Mukus yang membentuk lapisan

protektif yang berperan dalam sawar mukosa lambung, memungkinkan lambung menampung isi

lumennya yang keras tanpa ia sendiri yang tercerna. Dan sekresi yang terakhir adalah factor

intrinsic yang berperan penting dalam penyerapan vitamin B12, suatu konstituen yang esensial

bagi produksi sel darah merah.4

Lambung juga mengeluarkan factor regulatorik parakrin dan endokrin seperti hormone

gastrin dari sel G yang berperan besar dalam sekresi lambung. Serta histamine parakrin dari sel

ECL yang merupakan suatu perangsang kuat sekresi asam oleh sel parietal dan somatostatin

parakrin dari sel D yang menghambat sekresi lambung.4

Sekresi lambung berada dibawah mekanisme control yang kompleks. Sekresi lambung

meningkat selama fase sefalik dan fase lambung sekresi lambung, sebelum dan selama makan

oleh mekanisme yang melibatkan respons saraf vagus eksitatorik dan saraf intrinsic bersama

dengan efek stimulatorik gastrin dan histamine. Setelah makanan keluar dari lambung, sekresi

lambung berkurang karena hilangnya factor stimulatorik, pelepasan stomatostatin yang bersifat

menghambat, dan efek inhibitorik reflex enterogastik dan enterogastron selama fase usus sekresi

lambung.4

Sekresi Pankreas dan Empedu

Page 15: Makalah Mekanisme Sistem Pencernaan

Sekresi pancreas eksokrin dan empedu dari hati mengalir ke lumen duodenum. Sekresi

pancreas mencakup enzim pencernaan protein dari sel asinus, yang mencerna kategori ketiga

makanan dan sekresi larutan NaHCO3 cair dari sel duktus yang menetralkan kimus asam yang

masuk keduadenum dari lambung. Netralisasi ini untuk melindungi duodenum dari cedera asam

dan memungkinkan enzim pancreas yang diinaktifkan oleh asam, melakukan fungsi pencernaan

yang penting.4

Enzym pencernaan pancreas mencakup enzim proteolitik tripsinogen, kimotripsinogen,

dan prokarboksipeptidase, yang disekresikan dalam bentuk inaktif dan diaktifkan dilumen

duodenum ketika terpajan ke enterokinase dan tripsin aktif. Amilase pancreas yang melanjutkan

pencernaan karbohidrat dan lipase yang melaksanakan pencernaan lemak.4

Sekresi pancreas terutama berada dibawah control hormone yang memadankan

komposisi getah pancreas dengan kebutuhan di lumen duodenum. Sekretin merangsang sel

duktus pankreatikus, dan kolesistokinin merangsang sel asinus.4

Hati merupakan organ metabolic terbesar dan terpenting ditubuh, karena melakukan

berbagi fungsi. Kontribusinya dalam pencernaan adalah sekresi empedu yang mengandung

garam-garam empedu. Garam empedu membantu pencernaan lemak melalui efek detergen dan

mempermudah penyerapan lemak dengan membentukan misel larut air yang dapat mengangkut

produk tak larut pada pencernaan lemak ketempat penyerapannya. Empedu juga mengandung

bilirubin, suatu turunan penguraian hemoglobin, yaitu produk ekskretorik utama tinja.4

Usus Halus dan Usus Besar

Getah yang dihasilkan tidak mengandung enzyme pencernaan apapun. Enzym yang

disintesis oleh usus halus bekerja didalam membrane brush border sel epitel. Pada usus besar

sekresi mucus basa usus besar terutama berfungsi sebagai pelindung.4

Pencernaan Karbohidrat

Page 16: Makalah Mekanisme Sistem Pencernaan

Tujuan akhir pencernaan dan absorpsi karbohidrat adalah mengubah karbohidrat menjadi

ikatan-ikatan lebih kecil, terutama berupa glukosa dan fruktosa, sehingga dapat diserap oleh

pembuluh darah melalui dinding usus halus. Pencernaan karbohidrat kompleks dimulai di mulut

dan berakhir di usus halus.5

Mulut

Pencernaan karbohidrat dimulai di mulut. Bola makanan yang diperoleh setelah makanan

dikunyah bercampur dengan ludah yang mengandung enzim amilase (sebelumnya dikenal

sebagai ptialin). Amilase menghidrolisis pati atau amilum menjadi bentuk karbohidrat lebih

sederhana, yaitu dekstrin. Bila berada di mulut cukup lama, sebagian diubah menjadi disakarida

maltosa. Enzim amilase ludah bekerja paling baik pada pH ludah yang bersifat netral. Bolus yang

ditelan masuk ke dalam lambung.5

Esofagus

Tidak ada proses khusus pencernaan makanan di sini. Makanan melewati saluran dalam

esofagus dengan sangat mudah dalam hitungan detik. Dinding saluran esofagus sangat licin

karena mengandung cairan mucus yang dihasilkan sel-sel yang terdapat di dindingnya. 5

Lambung

Proses yang sangat penting di lambung adalah bercampurnya makanan dengan getah

lambung yang bersifat asam. Di sini juga terjadi proses pencampuran makanan oleh gerakan

konstraksi lambung. Proses pencampuran dengan asam lambung mengakibatkan makanan

menjadi lebih cair dan hancur yang disebut chymus. Di dalam cairan sekresi lambung tidak ada

enzim yang memecah karbohidrat. Kalau makanan hanya mengandung karbohidrat saja, akan

tinggal di dalam gaster dan diteruskan ke dalam doudenum. Karena itu, hidangan karbohidrat

akan lebih cepat menimbulkan rasa lapar kembali.5

Usus Halus

Di dalam duodenum chymus dicampur dengan sekresi pankreas dan sekresi duodenum.

Keduanya mengandung enzim yang dapat memecah karbohidrat lebih lanjut. Pencernaan

Page 17: Makalah Mekanisme Sistem Pencernaan

karbohidrat dilakukan oleh enzim-enzim disakarida yang dikeluarkan oleh sel-sel mukosa usus

halus berupa maltase, sukrase, dan laktase. Hidrolisis disakarida oleh enzim-enzim ini terjadi di

dalam mikrovili dan monosakarida yang dihasilkan adalah sebagai berikut maltase akan

memecah maltosa menjadi 2 mol glukosa, sukrase akan memecah sakarosa

menjadi 1 mol glukosa dan 1 mol fruktosa, lactase akan memecah laktosa

menjadi 1 mol glukosa dan 1 mol galaktosa.5

Monosakarida glukosa, fruktosa, dan galaktosa kemudian diabsorpsi melalui sel epitel

usus halus dan diangkut oleh sistem sirkulasi darah melalui vena porta. Bila konsentrasi

monosakarida di dalam usus halus atau pada mukosa sel cukup tinggi, absorpsi dilakukan secara

pasif atau fasilitatif. Tapi, bila konsentrasi turun, absorpsi dilakukan secara aktif melawan

gradien konsentrasi dengan menggunakan energi dari ATP dan ion natrium.5

Usus Besar

Dalam waktu 1-4 jam setelah selesai makan, pati nonkarbohidrat atau serat makanan dan

sebagian kecil pati yang tidak dicernakan masuk ke dalam usus besar. Sisa-sisa pencernaan ini

merupakan substrat potensial untuk difermentasi oleh mikroorganisma di dalam usus besar.

Substrat potensial lain yang difermentasi adalah fruktosa, sorbitol, dan monomer lain yang susah

dicernakan, laktosa pada mereka yang kekurangan laktase, serta rafinosa, stakiosa, verbaskosa,

dan fruktan.5

Produk utama fermentasi karbohidrat di dalam usus besar adalah karbondioksida,

hidrogen, metan dan asam-asam lemak rantai pendek yang mudah menguap, seperti asam asetat,

asam propionat dan asam butirat. Fermentasi yang meningkat di dalam kolon menghasilkan

banyak gas karbondioksida yang kemudian keluar sebagai flatus (kentut). Sisa karbohidrat yang

masih ada dibuang sebagai tinja.5

Penyerapan Karbohidrat

Page 18: Makalah Mekanisme Sistem Pencernaan

Penyerapan karbohidrat berlangsung di sepanjang usus, dan terutama di bagian

duodenum, setelah terbentuk hasil pencernaan monosakarida. Monosakarida yang dihasilkan

adalah glukosa, fruktosa, dan galaktosa yang semuanya termasuk molekul yang mengandung

enam buah atom karbon (heksosa). Monosakarida tersebut kemudian diabsorpsi melalui sel epitel

usus halus dan diangkut oleh sistem sirkulasi darah melalui vena porta. Bila konsentrasi

monosakarida di dalam usus halus atau pada mukosa sel cukup tinggi, absorpsi dilakukan secara

pasif atau fasilitatif. Tapi, bila konsentrasi turun, absorpsi dilakukan secara aktif (selektif).

Adapun ciri-ciri penyerapan aktif sebagai berikut aliran zat yang diserap dapat melawan gradien

konsentrasi dengan menggunakan energi dari ATP dan ion natrium, proses penyerapan

memerlukan enersi, menunjukkan phenomena jenuh pada konsentrasi tertentu, terdapat

kompetensi antara berbagai monosakarida kalau dicampurkan.5

Pencernaan Protein

Pemecahan protein menjadi bentuk yang sederhana (asam amino) tidak lain agar dapat

diserap melalui dinding usus, masuk ke peredaran darah dan disampaikan ke jaringan tubuh.

Sama halnya dengan karbohidrat dan lemak, zat ini baru akan bisa diserap ketika sudah dipecah

menjadi zat-zat yang lebih sederhana.6

Enzim pengubah protein, menurut penelitian para pakar, ternyata tidak terkandung dalam

saliva, dengan demikian perombakan terhadap protein (ikatan peptida) tidak terjadi didalam

mulut melainkan untuk pertama kalinya dirombak dalam lambung. Dalam lambung, media atau

cairan lambung yang asam sangat membantu dan mempermudah pepsin (protease lambung)

bekerja melakukan perombakan rantaian khusus ikatan peptide dari asam amino yang rantainya

pendek yang disebut pepton. Selanjutnya sebagian protein yang sudah dicerna masuk kedalam

usus, disini ditemukan bahwa media yang asam dari cairan lambung telah dinetralisasi menjadi

sedikit alkalis dan disini pula diketahui bahwa cairan pancreas mengandung dua macam enzim

pengubah protein, yaitu protease pankreatik (tripsin dan chimotripsin) sekitar 30 % protein

dirombak menjadi asam amino sederhana yang langsung dapat diserap oleh usus.6

Pencernaan protein berlanjut di usus halus atau duodenum. Enzim-enzim pankreas yaitu

tripsin, kimotripsin, dan karbosipeptidase disekresi dalam bentuk tidak aktif. Enzim enterokinase

Page 19: Makalah Mekanisme Sistem Pencernaan

akan mengubah tripsinogen menjadi tripsin. Selanjutnya, tripsin akan mengubah enzim-enzim

lain ke bentuk aktif. Enzim-enzim tersebut akan mencerna polipeptida menjadi peptide.6

Enzim brush border seperti karbosipeptidase, aminopeptidase, dan dipeptidase memecah

peptide dan dipeptida menjadi asam amino. Setiap harinya sekitar 50 g asam amino harus

diabsorpsi untuk mempertahankan keseimbangan nitrogen positif yaitu sintesis protein (nitrogen)

melebihi kecepatan pemecahan dan pembuangannya. Keseimbangan nitrogen negatif berarti

pemecahan protein melebihi sintesisnya, hal ini terhadi pada waktu sakit, misalnya infeksi atau

luka bakar. Asam amino kemudian diabsorpsi ke dalam kapiler darah usus halus. Protein yang

tidak dapat terurai bersamaan dengan yang lainnya akan bercampur dengan air dan akan masuk

ke dalam kolon atau usus besar.6

Pencernaan Lemak

Mulut dan lambung

Belum terjadi proses pencernaan lemak yang signifikan pada mulut dan lambung. Namun

enzim lipase lingual yang dihasilkan pada kelenjar ludah bawah lidah memasuki lambung

(menjadi disebut enzim lipase lambung) memiliki fungsi meminimalkan ukuran lemak. Dalam

esophagus lemak pun hanya selintas melewatinya saja.7

Usus halus

Pencernaan lemak yang utama terjadi di usus halus. Proses pencernaan tentunya selalu

melibatkan air. Seperti yang diketahui secara umum bahwa lemak sukar bercampur dengan air.

Maka dari itu, perlu proses emulsifikasi lemak terlebih dahulu agar selanjutnya lemak dapat

dicerna dan di absorbsi.7

Proses emulsifikasi diawali ketika lemak mulai memasuki usus halus, suatu hormon yang

disebut hormon kolesitokinin kemudian memberi kode pada kantung empedu untuk

menghasilkan cairan empedu. Cairan empedu inilah yang mengemulsi lemak menjadi bentuk

yang lebih kecil (hingga 300 kali lebih kecil). Kemudian dengan bantuan enzim lipase pankreas,

Page 20: Makalah Mekanisme Sistem Pencernaan

lemak dihidrolisis menjadi gliserol dan asam lemak. Hasil hidrolisis ini menjadi micel (butir-

butir lemak) dengan bantuan garam empedu.7

Absorpsi

Hasil pencernaan dari lemak akan diserap kembali ke dalam membran mukosa usus halus

dengan cara difusi pasif. Absorbsi ini paling banyak terjadi di jejenum. Untuk bentuk gliserol,

asam lemak rantai pendek (C4-C6), dan asam lemak rantai panjang (C8-C10) dapat langsung

diserap menuju aliran darah. Sedangkan bagi asam lemak dengan rantai panjang, monogliserida

harus diubah menjadi trigliserida dahulu. Trigliserida dan lipida besar lainnya (kolestrol,

fosfolipida) kemudian diabsorbsi secara aktif dan menghasilkan kilomikron (jenis lipoprotein—

alat angkut lipida). Kilomikron membawa lipida ke jaringan – jaringan adiposa melewati limfe

menuju ke darah.7

Ekskresi

Sebagian besar orang dewasa dapat mencerna dan mengabsorbsi lemak hingga 95%,

sisanya, akan dikeluarkan dari tubuh melalui feses. Garam empedu yang sususannya terdiri dari

kolestrol di dalam usus halus dapat diserap oleh jenis serat tertentu yang selanjutnya akan ikut

dikeluarkan melalui feses. Hal ini dapat menurunkan kadar kolestrol darah.7

Kelainan

Berbagai kesalahan dan kelainan dapat terjadi dalam proses metabolisme lemak. Seorang

yang obesitas atau kelebihan berat badan akibat penumpukan lemak pada tubuh atau

penumpukan kolestrol berarti metabolisme dan ekskresi lemaknya berjalan lambat ditambah

dengan intake yang terlalu berlebihan.

Jumlah lipoprotein berupa LDL, VLDL yang lebih banyak dibanding jumlah HDL membuat

pengangkutan lemak ke sel-sel tubuh berjalan lambat. Kurangnya jumlah HDL juga

mengindikasikan individu tersebut kurang berolahraga.

Page 21: Makalah Mekanisme Sistem Pencernaan

Istilah lain adalah steatore. Metabolisme lemak yang tidak sempurna akan menghasilkan

lemak pada feses berwarna putih yang disebut steatore. Steatore biasanya menjadi indikasi

terjadinya malabsorbsi dan terkadang diare.7

Penyakit degeneratif merupakan penyakit yang mengiringi proses penuaan. Penyakit

degenaratif di antaranya stroke, hipertensi, vertigo, jantung, kanker, asam urat, diabetes,

osteoporosis, dan sebagainya. Penyakit ini ibaratnya bola salju, semakin lama semakin

membesar jika tidak terdeteksi sejak dini. Penyakit degeneratif kebanyakan disebabkan oleh

makanan yang mengandung kolesterol. Kolesterol yang berlebihan dalam darah akan mudah

melekat pada dinding sebelah dalam pembuluh darah. Selanjutnya, LDL akan menembus dinding

pembuluh darah melalui lapisan sel endotel, masuk ke lapisan dinding pembuluh darah yang

lebih dalam yaitu intima.

Aterosklerosis adalah suatu kondisi berupa pengumpulan lemak (lipid) di sepanjang

dinding arteri. Lemak ini kemudian mengental, mengeras (membentuk deposit kalsium), dan

akhirnya mempersempit saluran arteri sehingga mengurangi suplai oksigen maupun darah ke

organ-organ tubuh. Timbunan lemak yang mengeras di dinding arteri ini disebut plak. Bila plak

menutupi saluran arteri sepenuhnya, jaringan yang disuplai oleh arteri akan mati. Bila arteri

jantung (arteri koroner) yang tersumbat, Anda akan terkena angina, serangan jantung, gagal

jantung kongestif, atau irama jantung abnormal. Bila arteri otak (arteri serebral) yang tersumbat,

Anda akan terkena stroke, baik stroke ringan ataupun stroke berat.

Kesimpulan

Proses pencernaan merupakan proses untuk memindahkan zat gizi atau nutrient, air dan

elektrolit, dari makanan ke lingkungan internal tubuh. Proses ini melibatkan organ pencernaan

Page 22: Makalah Mekanisme Sistem Pencernaan

dari mulut sampai anus dan juga membutuhkan getah pencernaan yang disekresikan oleh alat

pencernaan untuk mempermudah proses pencernaan sehingga makanan yang dicerna tersebut

dapat diabsorbsi dari saluran pencernaan kedalam sistem sirkulasi darah untuk didistribusikan ke

sel-sel.

Daftar Pustaka

Page 23: Makalah Mekanisme Sistem Pencernaan

1. Winami W, Kindangen K, Ingriani Y. Buku ajar traktus digestivus. Jakarta: Bagian

Anatomi FK UKRIDA; 2010. h. 73-4

2. Ali I. Mengatasi gangguan pada pencernaan dengan ramuan tradisional. Jakarta: Agro

Media; 2005.h. 11-2

3. Pearce EC. Anatomi dan fisiologis untuk paramedis. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka

Utama; 2010. h. 214 – 36

4. Sherwood L. Fisiologi manusia. Jakarta: EGC; 2011. h. 695-6

5. Campbell, Reece, Mitchell. Biologi. Jakarta: Erlangga; 2004. h. 33

6. Corwin, Elisabeth J. Buku saku patofisiologi. Jakarta: EGC; 20097. Merks DB, Marks AD, Smith CM. Biokimia Kedokteran dasar. Jakarta: EGC; 2000.h.

478